LAPORAN PENGAWASAN
TINDAKAN PENYEHATAN KAPAL (FUMIGASI)
1. PENDAHULUAN
Undang-Undang Nomor 6 tahun 2018 tentang Karantina Kesehatan dan
International Health Regulation (IHR) tahun 2005, mempersyaratkan pihak yang
berwenang di pelabuhan untuk memastikan lingkungan yang aman bagi para
penggunanya. Termasuk bertanggungjawab terhadap pengawasan pengendalian
vektor dan binatang pembawa penyakit. Pengendalian vektor dan binatang pembawa
penyakit di pelabuhan serta pada alat angkut yang dilakukan Kantor Kesehatan
Pelabuhan (KKP) bertujuan menjamin agar para pengguna pelabuhan terhindar dari
dampak negatif akibat penyakit yang ditularkan melalui vektor dan binatang pembawa
penyakit. Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 34 tahun 2013
tentang penyelenggaraan tindakan hapus tikus dan hapus serangga pada alat angkut
di pelabuhan, bandar udara, dan pos lintas batas darat bahwa hapus tikus dan hapus
serangga adalah prosedur untuk memberantas, membunuh atau mengendalikan
tikus/serangga yang terdapat pada bagasi, kargo, peti kemas, ruangan, barang dan
paket pos pada alat angkut di pelabuhan, Bandar udara dan pos lintas darat.
Kegiatan hapus tikus atau fumigasi kapal merupakan salah satu bentuk tindakan
penyehatan terhadap alat angkut. Tindakan ini merupakan salah satu bentuk upaya
kekarantinaan dalam rangka pengendalian faktor risiko penyakit bersumber vektor
dan reservoir penyakit. Kegiatan fumigasi kapal ditujukan untuk memberantas hospes
perantaranya yaitu tikus dengan menggunakan fumigant yang merupakan bahan
kimia (gas) beracun seperti fumigant Methyl Bromide (CH3Br). Pelaksanaan fumigasi
kapal berguna untuk menurunkan atau menghilangkan faktor risiko penularan
penyakit tular vektor dan reservoir penyakit pada alat angkut yang pengawasan
berada dibawah Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), sedang penyelenggaraaannya
dilakukan oleh sektor swasta. Pelaksanaan fumigasi memiliki risiko atau berbahaya,
sehingga harus dilakukan oleh tenaga yang memiliki pengetahuan dan keterampilan
khusus tentang prosedur pelaksanaan fumigasi kapal.
2. Tujuan Kegiatan
a) Melakukan penemuan dan penanganan faktor risiko penyakit di kapal.
b) Melakukan pengawasan peralatan fumigasi yang digunakan.
c) Melakukan pengawasan fumigasi kapal sesuai SOP.
d) Melakukan pencegahan dan penanganan keracunan fumigant di kapal.
3. Landasan Hukum
a) Undang undang Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Kekarantinaan Kesehatan
b) Undang undang Nomor 4 Tahun 1984 Tentang Wabah Penyakit Menular
c) Permenkes Nomor 2348 Tahun 2012 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kantor
Kesehatan Pelabuhan.
d) Permenkes No. 34 tahun 2013 Tentang Penyelenggaran Hapus Tikus dan Hapus
Serangga Pada Alat Angkut di Pelabuhan, Bandar Udara dan Pos Lintas Batas
Darat
e) International Health Regulation (IHR) 2005
6. Kesimpulan
a) Pelaksanaan fumigasi KM. Sabuk Nusantara 87 dilakukan pada tanggal 07
Oktober 2020 di dermaga nusantara pelabuhan laut tenau Kupang.
b) Pelaksanaan fumigasi KM. Sabuk Nusantara 87 menggunakan bahan atau gas
Methyl Bromide (CH3br).
c) Ditemukan adanya tikus, kecoa dan serangga lainnya yang mati dari hasil
pelaksanaan fumigasi
d) Tidak adannya peristiwa kejadian keracunan, kebocoran gas serta orang tidak
berkepentingan naik ke kapal saat pelaksanaan fumigasi berlangsung.
e) Kapal dinyatakan bebas gas dan selesai dilakukan fumigasi pada tanggal 08
oktober 2020 jam 11.00 wita.
7. Saran
a) Lebih ditingkatkan lagi koordinasi yang baik dalam pelaksanaan fumigasi KM.
Sabuk Nusantara 87 agar pelaksanan dapat berjalan sesuai SOP.
b) Pelepasan gas sebaiknya dilakukan sebelum jam 18.00 wita agar lebih maksimal
hasil yang dicapai.
c) Pihak kapal dapat lebih memastikan waktu pelaksanaan fumigasi kapal
dilaksanakan.
8. Penutup
Demikian Laporan Pengawasan ini dibuat untuk diketahui dan dapat dipergunakan
untuk semestinya.
KONDISI * REKOMEND
NO ITEM PENGAWASAN
YA TIDAK ASI
5. Menghitung volume kapal dan jumlah fumigan yang akan V
digunakan
6. Seluruh bagian kapal dipastikan sudah aman dan siap untuk V
difumigasi
7. Penandatanganan surat pernyataan aman dan siap di V
fumigasi oleh nahkoda/perwira jaga
8. Kapal di Black out waktu di fumigasi V
9. Hapus tikus dilaksanakan dibawah pimpinan pengawas V
penyelenggara
III Penggasan / Pelepasan Gas :
1. Memeriksa kembali fumigator, penggunaan APD, V
Penggunaan antidot dan Kesiagaan saat melepas gas
2. Pelepasan gas sesuai dengan strategi yang telah V
direncanakan
3. Gas yang dilepas telah sesuai dengan perhitungan V
4. Fumigator meletakan fumigan pada tempat yang aman V
5. Tidak ada kebocoran gas dan orang naik ke kapal selama
V
pelepasan gas
IV Pembebasan gas :
1. Pembebasan dilaksanakan sesuai dengan waktu yang V
direncanakan
2. Pengawas penyelenggara dan fumigator dengan memakai V
masker dan canester membuka pintu utama, cerobong dan
lubang ventilasi (dari luar)
3. Membiarkan keadaan kapal sedikitnya 1 jam setelah semua V
pintu dibuka
4.Pengawas penyelenggara dan fumigator dengan memakai V
masker dan canester membuka ventilasi lain yang tidak dapat
dibuka dari luar
5. Bila ruangan mesin sudah aman dari gas, pengawas KKP V
dan pengawas penyelenggara meminta perwira mesin dan
stafnya dengan memakai masker/canester menghidupkan
mesin untuk menghidupkan blower
6. Setelah blower hidup semua orang turun dari kapal V
7. Satu jam kemudian, pengawas KKP, pengawas
penyelenggara dan nahkoda/perwira jaga dengan memakai
V
masker melakukan pengukuran konsentrasi gas dengan tube
detector/lakmus yang menyatakan ruangan bebas gas
Keterangan : * Beri tanda (V) pada kolom sesuai dengan kondisi
KONDISI * REKOMEND
NO ITEM PENGAWASAN ASI
YA TIDAK
V Penilaian :
1. Melakukan perhitungan pemakaian gas V
2. Menghitung jumlah tikus yang ditemukan mati V
3. Melakukan identifikasi tikus V
4. Memeriksa apakah ada hewan peliharaan serta serangga
V
yang mati
5. Mencatat peristiwa kejadian keracunan, kebocoran gas,
orang tidak berkepentingan naik ke kapal, ketaatan dan V
kepatuhan semua pihak
Keterangan : * Beri tanda (V) pada kolom sesuai dengan kondisi
Catatan :
Ditemukan Banyak kecoa yang mati terutama di Dapur, Ruang Makan dan Kamar Tidur
Penumpang.
Ditemukan 5 (lima) ekor tikus yang mati.