Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam rangka menunjang aspek keahlian profesional Program Studi Kimia
telah menyediakan sarana dan prasarana penunjang pendidikan dengan lengkap,
namun sarana dan prasarana tersebut hanya menunjang aspek keahlian
professional secara teori saja. Dalam dunia kerja nantinya dibutuhkan keterpaduan
antara pengetahuan akan teori yang telah didapatkan dari bangku perkuliahan dan
pelatihan praktik di lapang guna memberikan gambaran tentang dunia kerja yang
sebenarnya.
Magang merupakan kegiatan akademik intrakurikuler yang bertujuan
untuk meningkatkan profesionalisme mahasiswa dengan apa yang didapatkan
selama perkuliahan. Selama perkuliahan mahasiswa dibekali dengan berbagai
macam mata kuliah, setelah menyelesaikan mata kuliah selama enam (6)
semester, dan sebelum memasuki dunia kerja mahasiswa diharapkan bisa
mengaplikasikan teori-teori yang telah didapatkan, salah satunya adalah melalui
program mata kuliah magang atau praktek kerja lapangan (PKL) tersebut.
Diharapkan melalui program ini nantinya akan melatih, membina, dan
mengarahkan mahasiswa agar terampil didunia kerja.
Kegiatan magang adalah mengikuti kerja magang di instansi atau
perusahaan tertentu. Dengan adanya kegiatan magang ini, maka diharapkan
mahasiswa dapat mengetahui secara nyata dan gambling mengenai gambaran dari
dunia kerja yang sebenarnya. Kegiatan ini juga diharapkan untuk menambah
pengalaman dan keterampilan bagi mahasiswa sebelum mereka benar-benar terjun
dan bersaing di dunia kerja. Dengan demikian maka akan terbentuk secara dini
etos kerja, kedisiplinan, dan kejujuran dalam diri mahasiswa sebelum mereka
benar-benar bekerja.
Pemilihan lokasi magang di BKP kelas II Gorontalo ini dengan alasan
karena BKP kelas II Gorontalo merupakan sebuah instansi di Provinsi Gorontalo
yang memiliki labolatorium pengujian. Olehnya dengan pemilihan instansi

1
tersebut maka penulis berharap mendapatkan ilmu pengetahuan dari instansi
tersebut.
Pelaksanaan kegiatan magang ini dilaksanakan di Balai Karantina
Pertanian Kelas II Gorontalo dengan jangka waktu selama empat puluh lima (45)
hari. Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo terbentuk berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 3
April 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPT Karantina Pertanian dengan
wilayah kerja yaitu Bandar Udara Djalaluddin Gorontalo, Pelabuhan Laut
Gorontalo, Pelabuhan Laut Kwandang, Pelabuhan Laut Anggrek, Pelabuhan Laut
Boalemo, dan Kantor Pos Gorontalo.
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo merupakan salah satu UPT
yang berperan sebagai perpanjangan tangan Badan Karantina Pertanian yang
berdasarkan pada peraturan perundangan yang berlaku, berkewajiban untuk
menangkal segala kemungkinan masuk dan tersebarnya HPHK/OPTK dari dan ke
dalam wilayah Republik Indonesia khususnya Provinsi Gorontalo.
1.2 Tujuan
1. Sebagai sarana pelatihan mahasiswa untuk mempraktekkan ilmu yang
telah diperoleh dibangku perkuliahan dan membandingkan serta
menerapkan pengetahuan akademis yang didapat.
2. Sebagai tolak ukur dan pembuktian akan kualitas dan kuantitas dari
intelegensi mahasiswa.
3. Lebih dapat memahami konsep-konsep non akademis didunia kerja nyata.
4. Dapat memperoleh wawasan tentang dunia kerja dan dapat
membandingkan antara teori dan praktek lapangan.
1.3 Manfaat
1. Mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman di dunia
pekerjaan.
2. Dapat membandingkan bagaimana penerapan ilmu dengan teori yang
diperoleh dibangku perkuliahan dengan penerapan secara nyata dalam
dunia kerja.

2
3. Memberikan evaluasi untuk mengukur kemampuan diri sendiri
terhadap teori serta pengaplikasiannya di dunia kerja, dan sebagai
persiapan dasar untuk menghadapi lingkungan kerja yang sebenarnya.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Karantina
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.16 Tahun 1992 tentang
Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan, Karantina adalah tindakan sebagai upaya
pencegahan masuk dan tersebarnya hama dan penyakit hewan, ikan atau
organisme pengganggu tumbuhan dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain
di dalam negeri, atau keluarnya dari dalam wilayah Negara Republik Indonesia.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.82 Tahun 2000,
Karantina Hewan adalah tindakan sebagai upaya pencegahan masuk dan
tersebarnya Hama Penyakit Hewan Karantina dari Luar Negeri dan dari suatu
Area ke Area lain didalam negeri atau keluarnya dari dalam wilayah Negara
Republik Indonesia.
2.2 Tujuan Karantina
Menurut UU No.16 Tahun 1992. Tujuan penyelenggaran tindakan karantina
adalah sebagai berikut :
a. Mencegah masuknya Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan
Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) dari luar negeri ke
dalam wilayah negara Republik Indonesia
b. Mencegah tersebarnya HPHK dan OPTK dari suatu area ke area lain didalam
wilayah Negara Republik Indonesia
c. Mencegah keluarnya HPHK dan OPTK dari wilayah Negara Republik
Indonesia
2.3 Dasar Hukum Tindakan Karantina
Tindakan Karantina Hewan memiliki landasan hukum yang terdiri dari :
a. Undang – Undang Nomor 16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan
Tumbuhan
b. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan C.PP
No.14 tahun 2002 tentang KT
c. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2016 tentang Jenis Tarif Atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementrian Pertanian

4
d. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor
31/Pemerintah/KR.010/ /2018 tentang Jenis OPTK.
e. Peraturan Menteri Pertanian Republic Indonesia Nomor
11/Permentan/Ot.140/2/2009 Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Tindakan
Karantina Tumbuhan Terhadap Pengeluaran Dan Pemasukan Media Pembawa
Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina dari Suatu Area Ke Area Lain Di
Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia.
2.4 Persyaratan Karantina Antar Area
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor:11/Permentan/Ot.140/2/200
9 Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap
Pengeluaran Dan Pemasukan Media Pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan
Karantina Dari Suatu Area Ke Area Lain Di Dalam Wilayah Negara Republik
Indonesia, persyaratan Karantina Tumbuhan yang harus dipenuhi Pengguna jasa
adalah sebagai berikut :
Setiap media pembawa yang dibawa atau dikirim dari suatu area ke area
lain di dalam wilayah negara Republik Indonesia, wajib:
a. Dilengkapi sertifikat kesehatan tumbuhan dari area asal bagi tumbuhan dan
bagian-bagiannya, kecuali media pembawa yang tergolong benda lain
b. Melalui tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan dan
c. Dilaporkan dan diserahkan kepada Petugas Karantina Tumbuhan ditempat-
tempat pemasukan dan pengeluaran untuk keperluan tindakan karantina.
Kewajiban tersebut dikenakan terhadap media pembawa yang dibawa atau
dikirim dari suatu area yang tidak bebas ke area lain yang bebas dari OPTK.
2.5 Tindakan Karantina
Tindakan Karantina merupakan tindakan yang dilaksanakan terhadap
setiap pemasukan dana tau pengeluaran media pembawa dari wilayah Negara
Republik Indonesia. Tindakan karantina tumbuhan dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 14 Tahun 2002 mencakup kegiatan 8P, yaitu:sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 dilakukan oleh Petugas Karantina Tumbuhan berupa pemeriksaan,
pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan dan
pembebasan.

5
a. Pemeriksaan terhadap media pembawa meliputi pemeriksaan administratif dan
kesehatan. Pemeriksaan administratif untuk mengetahui kelengkapan,
kebenaran isi, dan keabsahan dokumen persyaratan dan pemeriksaan kesehatan
untuk mendeteksi kemungkinan adanya Organisme Pengganggu Tumbuhan
dan/atau Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina. Pemeriksaan kesehatan
dapat dilakukan secara visual dan/atau laboratoris.
b. Pengasingan dan pengamatan dimaksudkan untuk mendeteksi kemungkinan
adanya Organisme Pengganggu Tumbuhan dan/atau Organisme Pengganggu
Tumbuhan Karantina yang karena sifatnya memerlukan waktu lama, sarana
khusus dan kondisi khusus. Pengasingan dan pengamatan dilakukan di suatu
tempat yang terisolasi selama waktu tertentu sesuai dengan masa inkubasi
Organisme Pengganggu Tumbuhan dan/atau Organisme Pengganggu
Tumbuhan Karantina yang bersangkutan.
c. Perlakuan dilakukan untuk membebaskan Media Pembawa, orang, alat angkut,
peralatan, dan pembungkus dari Organisme Pengganggu Tumbuhan dan/atau
Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina Golongan II. Perlakuan dapat
dilakukan secara fisik maupun kimiawi.
d. Penahanan dimaksudkan untuk mengamankan Media Pembawa dengan cara
menempatkannya di bawah penguasaan dan pengawasan petugas Karantina
Tumbuhan dalam waktu tertentu karena persyaratan karantina belum
sepenuhnya dipenuhi.
e. Penolakan dimaksudkan agar Media Pembawa yang bersangkutan segera
dibawa ke Negara atau Area asal atau Area lain untuk menghindari
kemungkinan terjadinya penyebaran Organisme Pengganggu Tumbuhan
dan/atau Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina dari Media Pembawa
tersebut ke lingkungan sekitarnya.
f. Pemusnahan dilakukan dengan cara membakar, menghancurkan, mengubur,
dan cara-cara pemusnahan lainnya yang sesuai sehingga Media Pembawa tidak
mungkin lagi menjadi sumber penyebaran Organisme Pengganggu Tumbuhan
Karantina. Pelaksanaan pemusnahan menjadi tanggung jawab Pemilik dan
dilakukan di bawah pengawasan petugas Karantina Tumbuhan

6
g. Pembebasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dilakukan apabila Media
Pembawa yang bersangkutan :
 Bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan dan/atau Organisme
Pengganggu Tumbuhan Karantina; dan
 Semua persyaratan yang ditetapkan bagi pemasukan atau pengeluaran
Media Pembawa tersebut telah dipenuhi

7
BAB III
INFORMASI UMUM BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II
GORONTALO

3.1 Struktur Organisasi Instansi

KEPALA BALAI

drh. INDRA DEWA

KASUB BAG. TATA USAHA

SAWAL, S.Sos

KASI KARANTINA HEWAN KASI KARANTINA TUMBUHAN

drh. M. TAUFIK KURNIAWAN, M.Sc DWI RACHMANTO, SP, M.Sc

KELOMPOK

JABATAN FUNGSIONAL

(Gambar 1. Struktur Organisasi)

8
3.2Tinjauan Umum Instansi
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo beralamat di Jl. Drs. Achmad
Najamuddin No. 21 Dulalowo, Kota Tengah, Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo.
Unit Pelaksana Teknis Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo adalah unit
pelaksana teknis yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian. Balai Karantina Pertanian
Kelas II Gorontalo dipimpin oleh seorang Kepala Balai.
Secara umum sarana dan prasarana yang telah dimiliki oleh Balai
Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo berupa Gedung Kantor, Laboratorium
Karantina Tumbuhan dan Laboratorium Karantina Hewan, Green House yang
terletak dilingkungan wilayah kerja Bandara Djalaluddin, Gedung Kantor
Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Gorontalo, Gedung Kantor Wilayah Kerja Bandara
Djalaluddin, Gedung Kantor Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Anggrek dan Gedung
Kantor Pelabuhan Kwandang.
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo merupakan instansi yang
bergerak pada pelayanan publik yaitu melaksanakan sertifikasi terhadap
komoditas pertanian baik hewan maupun tumbuhan dan segala bentuk
pembayarannya termasuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sesuai dengan
PP No. 35 Tahun 2016 tentang Jenis dan Tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak
yang berlaku pada Kementerian Pertanian. Balai Karantina Pertanian Kelas II
Gorontalo mempunyai wilayah kerja yaitu :
1. Bandar UdaraDjalaluddin
2. Pelabuhan Laut Gorontalo
3. Pelabuhan Laut Kwandang
4. Pelabuhan Laut Anggrek
5. Pelabuhan Laut Boalemo
6. Kantor Pos Gorontalo
Personil fungsional Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo terdiri
dari tenaga teknis Karantina Tumbuhan/ POPT ahli terampil maupun tenaga
teknis Karantina Hewan/Medik dan Paramedik Veteriner.

9
3.2.1 Visi Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
“Menjadi Instansi Yang Tangguh dan Terpercaya”
3.2.2 Misi Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
1. Melindungi kelestarian sumber daya alam hayati hewani dan nabati.
2. Mendukung keberhasilan program pengembangan agribisnis dan
peningkatan ketahanan pangan nasional.
3. Memfasilitasi kelancaran perdagangan / pemasaran produk agribisnis.
4. Mewujudkan pelayanan yang prima kepada masyarakat.
5. Mendorong partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan
perkarantinaan.
3.2.3 Tugas Pokok Dan Fungsi Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
1. Tugas Pokok
Melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan
tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati.
2. Fungsi
a. Penyusunan rencana, evaluasi, dan laporan.
b. Pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan,
penahanan, penolakan, pemusnahan, dan pembebasan media
pembawa hama penyakit hewan karantina (HPHK) dan organisme
pengganggu tumbuhan karantina (OPTK).
c. Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK.
d. Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK
e. Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati.
f. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan
karantina tumbuhan.
g. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan
keamanan hayati hewani dan nabati.
h. Pengelolaan system informasi, dokumentasi dan sarana teknik
karantina hewan dan tumbuhan.
i. Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan
perundang-undangan dibidang karantina hewan, karantina tumbuhan
dan keamanan hayati hewani dan nabati.

10
j. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
3.3 Hal lain yang berkaitan dengan bidang instansi
Balai Pertanian Kelas II Gorontalo telah terakreditasi Sistem Manajemen
Mutu (SMM) 9001:2015. Sistem manajemen mutu (SMM) 9001:2015 adalah
suatu sistem yang dapat membantu organisasi untuk meningkatkan kinerjanya
secara keseluruhan. Selain itu, Laboratorium yang dimiliki oleh Balai Karantina
Pertanian Kelas II Gorontalo telah terakreditasi SNI ISO/IEC 17025:2008.
Adapun ruang lingkup akreditasi Laboratorium Balai Karantina Pertanian Kelas II
Gorontalo untuk Laboratorium Karantina hewan ruang lingkupnya yaitu Rose
Bengal Test (RBT) dan Laboratorium Karantina Tumbuhan ruang lingkupnya
yaitu Sitophilus zeamais,Tribolium castaneum dan Sitophilus oryzae.
3.4 Proses
Setiap komoditi hewan maupun tumbuhan yang dilalulintaskan harus
sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) Karantina Pertanian, hal ini
dikarenakan karantina pertanian mempunyai persyaratan pelayanan
perkarantinaan.
3.4.1 Persyaratan Pelayanan Karantina Hewan
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000, persyaratan
Karantina Hewan adalah sebagai berikut.
1. Media pembawa yang dimasukkan ke dalam wilayah Negara Republik
Indonesia, wajib:
a. Dilengkapi sertifikat kesehatan yang diterbitkan oleh pejabat yang
berwenang di negara asal dan negara transit.
b. Dilengkapi surat keterangan asal dari tempat asalnya bagi media pembawa
yang tergolong benda lain.
c. Melalui tempat-tempat pemasukan yang telah ditetapkan dan
d. Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina di tempat pemasukan
sebagaimana dimaksud dalam huruf (c) untuk keperluan tindakan
karantina.
2. Media pembawa yang dibawa atau dikirim dari suatu area ke area lain di
dalam wilayah negara Republik Indonesia, wajib :

11
a. Dilengkapi sertifikat kesehatan yang diterbitkan oleh dokter hewan
karantina dari tempat pengeluaran dan tempat transit;
b. Dilengkapi surat keterangan asal dari tempat asalnya bagi media pembawa
yang tergolong benda lain;
c. Melalui tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan
dan;
d. Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina di tempat pemasukan
dan pengeluaran sebagaimana dimaksud dalam huruf (c) untuk keperluan
tindakan karantina.
3. Media pembawa yang akan dikeluarkan dari wilayah negara Republik
Indonesia, wajib :
a. Dilengkapi sertifikat kesehatan yang diterbitkan oleh dokter hewan
karantina di tempat pengeluaran;
b. Dilengkapi surat keterangan asal dari tempat asalnya bagi media pembawa
yang tergolong benda lain;
c. Melalui tempat-tempat pengeluaran yang telah ditetapkan dan;
d. Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina di tempat
pengeluaran sebagaimana dimaksud dalam huruf (c) untuk keperluan
tindakan karantina.
Sertifikat kesehatan berbentuk sertifikat kesehatan hewan yang
diperuntukkan bagi jenis hewan atau sertifikat sanitasi yang diperuntukkan bagi
jenis bahan asal hewan dan hasil bahan asal hewan.
Sertifikat kesehatan hewan sekurang - kurangnya memuat keterangan tentang :
a. Asal negara, area, atau tempat yang dalam kurun waktu tertentu tidak
berjangkit hama penyakit hewan karantina yang dapat ditularkan melalui
jenis hewan tersebut dan
b. Saat pemberangkatan tidak menunjukan gejala hama penyakit hewan
menular, bebas ektoparasit, dalam keadaan sehat dan layak diberangkatkan

12
Sertifikat sanitasi sekurang-kurangnya memuat keterangan tentang :
a. Asal negara, area, atau tempat yang dalam kurun waktu tertentu tidak
berjangkit hama penyakit hewan karantina
b. Berasal dari jenis hewan yang sehat
c. Bebas dari hama dan penyakit yang dapat ditularkan melalui jenis bahan
asal hewan atau hasil bahan asal hewan tersebut dan
d. Khusus bagi keperluan konsumsi manusia telah sesuai dengan ketentuan
teknis mengenai kesehatan masyarakat veteriner serta ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Surat keterangan asal diperuntukkan bagi benda lain, yang sekurang-
kurangnya memuat keterangan tentang : produk, negara, area, atau tempat asal
dan perlakuan sanitasi. Kurun waktu tertentu tidak berjangkitnya hama penyakit
hewan karantina pada negara, area, atau tempat asal media pembawa yang harus
dicantumkan pada sertifikat kesehatan dan ditetapkan dengan Keputusan Menteri.
Laporan bagi hewan disampaikan paling singkat 2 (dua) hari sebelum
pemasukan atau pengeluaran, sedangkan bagi bahan asal hewan, hasil bahan asal
hewan dan benda lain disampaikan paling singkat 1(satu) hari sebelum pemasukan
atau pengeluaran. Khusus bagi pemasukan media pembawa yang dibawa oleh
penumpang, jangka waktu penyampaian laporan dilakukan pada saat pemasukan.
Pemilik media pembawa yang tidak mengikuti ketentuan waktu pelaporan,
atas pertimbangan teknis pemeriksaan, kesiapan petugas, dan atau sarana
prasarana yang diperlukan, dokter hewan karantina dapat menunda pemeriksaan.
Media pembawa yang tidak dilaporkan kepada petugas karantina pada saat
pemasukan atau pengeluaran, dilakukan penahanan. Selain persyaratan yang
diwajibkan, dalam hal tertentu Pemerintah dapat menetapkan kewajiban
tambahan.Kewajiban tambahan berupa persyaratan teknis dan atau manajemen
penyakit berdasarkan disiplin ilmu kedokteran hewan. Kewajiban tambahan diatur
lebih lanjut dengan Keputusan Menteri.

13
 Alur Pelayanan Sertifikasi Karantina Hewan

PERMOHONAN
PPK Online / Manual/Si Cermat

TINDAKAN KARANTINA MP HPHK


Pemeriksaan
Pengasingan
Pengamatan
Perlakuan
Penahanan
Penolakan
Pemusnahan
Pembebasan

PEMBAYARAN JASA KARANTINA


(PP No. 35 Tahun 2016 tentangJenis dan Tarif
Penerimaan Negara BukanPajak yang berlaku
pada KementrianPertanian)

SERTIFIKASI
(KH-11, KH-12, KH-13, KH-14)

(Gambar 2. Alur Pelayanan Sertifikasi Karantina Hewan)

14
3.4.2 Persyaratan Pelayanan karantina Tumbuhan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002, persyaratan
karantina tumbuhan adalah sebagai berikut :
Pasal 2
Setiap Media Pembawa yang dimasukkan ke dalam wilayah Negara Republik
Indonesia, wajib :
a. Dilengkapi Sertifikat Kesehatan Tumbuhan dari negara asal dan negara
transit bagi tumbuhan dan bagian-bagiannya, kecuali Media Pembawa
yang tergolong benda lain
b. Melalui tempat-tempat pemasukan yang telah ditetapkan
c. Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas Karantina Tumbuhan di
tempat-tempat pemasukan untuk keperluan tindakan Karantina Tumbuhan.
Pasal 3
(1) Setiap Media Pembawa yang dibawa atau dikirim dari suatu Area ke Area lain
di dalam wilayah Negara Republik Indonesia, wajib :
a. Dilengkapi Sertifikat Kesehatan Tumbuhan dari Area asal bagi tumbuhan
dan bagian-bagiannya, kecuali Media Pembawa yang tergolong benda lain
b. Melalui tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan
c. Dilaporkandan diserahkan kepada petugas Karantina Tumbuhan di tempat-
tempat pemasukan dan pengeluaran untuk keperluan tindakan Karantina
Tumbuhan.
(2) Kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dikenakan terhadap setiap
Media Pembawa yang dibawa atau dikirim dari suatu Area yang tidak bebas ke
Area lain yang bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina.
(3) Penetapan Area sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilakukan oleh Menteri
berdasarkan hasil survei dan pemantauan daerah sebar serta dengan
mempertimbangkan hasil analisis resiko Organisme Pengganggu Tumbuhan
Karantina.
Pasal 4
Setiap Media Pembawa yang akan dikeluarkan dari dalam wilayah Negara
Republik Indonesia, apabiladisyaratkan oleh negara tujuan wajib :

15
a. Dilengkapi Sertifikat Kesehatan Tumbuhan dari tempat pengeluaran bagi
tumbuhan dan bagian-bagiannya, kecuali Media Pembawa yang tergolong
benda lain
b. Melalui tempat-tempat pengeluaran yang telah ditetapkan
c. Dilaporkan dandiserahkan kepada petugas Karantina Tumbuhan di tempat-
tempat pengeluaran untukkeperluan tindakan Karantina Tumbuhan.
Pasal 5
(1) Selain persyaratan yang diwajibkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2,
Pasal 3, dan Pasal 4, dalam hal tertentu Menteri dapat menetapkan kewajiban
tambahan.
(2) Kewajiban tambahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berupa
persyaratan teknis dan/atau kelengkapan dokumen yang ditetapkan berdasarkan
analisis Organisme Pengganggu Tumbuhan.
(3) Ketentuan lebih lanjut tentang kewajibantambahan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) diatur dengan Keputusan Menteri.

16
 Alur Pelayanan Sertifikasi Karantina Tumbuhan

PERMOHONAN
PPK Online / Manual/Si Cermat

TINDAKAN KARANTINA MP HPHK


Pemeriksaan
Pengasingan
Pengamatan
Perlakuan
Penahanan
Penolakan
Pemusnahan
Pembebasan

PEMBAYARAN JASA KARANTINA


(PP No. 35 Tahun 2016 tentangJenis dan Tarif
Penerimaan Negara BukanPajak yang berlaku
pada KementrianPertanian)

SERTIFIKASI
(KT-9, KT-10, KT-12)

(Gambar 3. Alur Pelayanan Sertifikasi Karantina Tumbuhan)

17
BAB VI
PELAKSANAAN KEGIATAN
4.1 Lokasi dan Waktu Kegiatan Magang
Kegiatan magang dilaksanakan di Balai Karantina Pertanian Kelas II
Gorontalo, Provinsi Gorontalo, selama 40 hari yang terhitung sejak 22Juli s/d
30Agustus 2019.
4.2 Program Kerja Magang di BKP Kelas II Gorontalo
Program kerja ini disusun dengan tujuan agar mahasiswa yang melakukan
kegiatan magang di BKP Kelas II Gorontalo mempunyai tujuan yang dapat di
capai selama 40 hari yakni mendapat ilmu dan pengalaman pada dunia kerja
selain di Laboratorium. Dimana 3 minggu berturut-turut berada di Laboratorium
dan 2 minggu setelahnya berada di lokasi wilayah kerja yaitu Pelabuhan Laut
Gorontalo.
Tabel 1. Program Kerja Magang

No. Waktu Pelaksanaan Kegiatan yang dilakukan Keterangan


Orientasi Laboratorium BKP Kelas II
Minggu Pertama
1. Gorontalo dan Pemahaman Sistem
(22-27 Juli 2019)
Manajemen Mutu Laboratorium
1. Membantu dalam pelaksanaan pengujian
di Laboratorium Karantina Tumbuhan
Minggu Kedua
(KT) dan Laboratorium Karantina
2. (28 Juli-3 Agust
Hewan (KH)
2019)
2. Membantu dalam penerapan Sistem
Manajemen Mutu Laboratorium
Membantu dalam persiapan transisi Sistem
Minggu Ketiga Manajemen Mutu Laboratorium SNI
3.
(4-10 Agust 2019) ISO/IEC 17025:2018 ke ISO/IEC
17025:2017

Minggu Keempat
4. Orientasi BKP Kelas II Gorontalo
(11-17 Agust 2019)

Minggu Kelima Ikut serta dalam Pengawasan di Wilayah


5.
(18-24 Agust 2019) Kerja Pelabuhan Laut Gorontalo

Minggu Keenam
6. Penyusunan Laporan Magang
(25-31 Agust)

18
4.3 Data dan Informasi Instansi
Adapun data dan informasi yang diperoleh selama kegiatan magang yaitu:
4.3.1 Data
Tabel 2. Tabel Rekaman Sampel Masuk Karantina Hewan

No. Tanggal Nama/ Jumlah Target Metode Hasil Ket.


Penerimaan Jenis Sampel Pengujian Pengujian Pengujian
Sampel Sampel
1 26 Juli 2019 Serum 2 Titer HAHI AI Semua
Darah Sampel Antibody Sampel
Ayam AI Negatif
2 05 Agustus Serum 3 Titer HAHI AI Semua
2019
Darah Sampel Antibody Sampel
Ayam AI Negatif
3 08 Agustus Serum 4 Titer HAHI AI Semua
2019
Darah Sampel Antibody Sampel
Ayam AI Negatif
4 09 Agustus Serum 3 Titer HAHI AI Semua
2019
Darah Sampel Antibody Sampel
Ayam AI Negatif
5 12 Agustus Serum 3 Titer HAHI AI Semua
2019
Darah Sampel Antibody Sampel
Ayam AI Negatif
6 19 Agustus Serum 3 Titer HAHI AI Semua
2019
Darah Sampel Antibody Sampel
Ayam AI Negatif
7 19 Agustus Serum 8 Titer HAHI AI Semua
2019
Darah Sampel Antibody Sampel
Ayam AI Negatif
8 21 Agustus Serum 1 Titer HAHI AI Semua
2019
Darah Sampel Antibody Sampel
Ayam AI Negatif
9 22 Agustus Serum 2 Titer HAHI AI Semua
2019
Darah Sampel Antibody Sampel
Ayam AI Negatif

19
10 22 Agustus Serum 5 Titer HAHI AI Semua
2019
Darah Sampel Antibody Sampel
Ayam AI Negatif
11 26 Agustus Serum 1 Titer HAHI AI Semua
2019
Darah Sampel Antibody Sampel
Ayam AI Negatif

Tabel 3. Tabel Rekaman Sampel Masuk Karantina Tumbuhan

Metod
Tanggal Nama/
Jumlah Target e Hasil
No. Penerimaan Jenis Ket
Sampel Pengujian Penguj Pengujian
Sampel Sampel
ian
1 23/07/2019 Daun 1 Sampel Raoiella indica Mikros Negatif
Woka kopis

2 23/07/2019 Kubis 1 Sampel Plutella Mikros Negatif


xylostella kopis

3 23/07/2019 Kangkun 1 Sampel Euscepes Mikros Negatif


g postfasciatus kopis

4 25/07/2019 Sawi 1 Sampel Plutella Mikros Negatif


xylostella kopis

5 25/07/2019 Sawi 1 Sampel Plutella Mikros Negatif


xylostella kopis
6 25/07/2019 Kubis 1 Sampel Plutella Mikros Negatif
xylostella kopis

7 25/07/2019 Kangkun 1 Sampel Euscepes Mikros Negatif


g postfasciatus kopis

8 29/07/2019 Jagung 1 Sampel Acanthoscelides Mikros Negatif


obtectus kopis

9 30/07/2019 Sawi 1 Sampel Plutella Mikros Negatif


xylostella kopis

10 30/07/2019 Sawi 1 Sampel Plutella Mikros Negatif


xylostella kopis

20
11 30/07/2019 Daun 1 Sampel Serangga Hidup Mikros Negatif
Woka kopis

12 02/08/2019 Kubis 1 Sampel Plutella Mikros Negatif


xylostella kopis

13 02/08/2019 Bawang 1 Sampel Botrytis allii Mikros Negatif


Merah kopis

14 03/08/2019 Sawi 1 Sampel Plutella Mikros Negatif


xylostella kopis

15 03/08/2019 Kubis 1 Sampel Plutella Mikros Negatif


xylostella kopis

16 03/08/2019 Kangkun 1 Sampel Euscepes Mikros Negatif


g postfasciatus kopis

17 06/08/2019 Kubis 1 Sampel Liriomyza Mikros Negatif


trifolii kopis

18 06/08/2019 Kubis 1 Sampel Liriomyza Mikros Negatif


trifolii kopis

19 08/08/2019 Jagung 1 Sampel Acanthoscelides Mikros Negatif


obtectus kopis

20 14/08/2019 Jagung 1 Sampel Acanthoscelides Mikros Negatif


obtectus kopis

21 15/08/2019 Sawi 1 Sampel Liriomyza Mikros Negatif


trifolii kopis

22 15/08/2019 Sawi 1 Sampel Liriomyza Mikros Negatif


trifolii kopis

23 15/08/2019 Daun 1 Sampel Raoiellai indica Mikros Negatif


Woka kopis

24 18/08/2019 Jeruk 1 Sampel Brevipalpus Mikros Negatif


californicus kopis

25 18/08/2019 Cabai 1 Sampel Bactrocera Mikros Negatif


mussae kopis

26 19/08/2019 Kubis 1 Sampel Liriomyza Mikros Negatif


trifolii kopis

21
27 20/08/2019 Jagung 1 Sampel Acanthoscelides Mikros Ditemukan
obtectus kopis OPT
Tribolium
Castaneum
dan
Crytolestes
28 21/08/2019 Jagung 1 Sampel Acanthoscelides Mikros Negatif
obtectus kopis

29 21/08/2019 Jagung 1 Sampel Acanthoscelides Mikros Negatif


obtectus kopis

30 21/08/2019 Cabai 1 Sampel Bactrocera Mikros Negatif


mussae kopis

31 22/08/2019 Woka 1 Sampel Raoiella indica Mikros Negatif


kopis

32 22/08/2019 Kubis 1 Sampel Liriomyza Mikros Negatif


trifolii kopis

4.3.2 Informasi
Tabel 2dan Tabel 3 diatasmenunjukkan informasi berupa sampel yang
masuk di Laboratorium Karantina Hewan dan Karantina Tumbuhan Balai
Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo selama Bulan Juli (akhir) – Agustus
Tahun 2019. Berdasarkan tabel tersebut menyatakan semua hasil uji laboratorium
baik Karantina Hewan maupun Tumbuhan adalah negatif terhadap Hama dan
Penyakit Hewan karantina (HPHK) dan Organisme Penyakit Tumbuhan Karantina
(OPTK).

4.4 Tugas-tugas yang dilakukan


Tugas yang dilakukan disesuaikan dengan program kerja yang diajukan
dan sudah disetujui oleh pembimbingdengan menyesuaikan situasi dan kondisi
BKP Kelas II Gorontalo.
Adapun tugas yang dilakukan selama kegiatan magang sesuai dengan
bagian yang telah ditentukan oleh pihak instansi sebagai berikut

22
1. Laboratorium Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
Laboratorium Balai Karantina Pertanian dibagi menjadi dua bagian yaitu
Laboratorium Karantina Tumbuhan dan Laboratorium Karantina Hewan.
Dimana tidak dibagi kelompok karena jumlah mahasiswa magang hanya
berjumlah 4 orang yaitu 1. Supriadi Masi, 2. Siti Hadijah L. Bempa, 3. Sri
Rahmatia dan 4. Yayurulia Hadji. Laboratorium Karantina Hewan dibimbing
olehpenanggung jawab laboratorium karantina hewan. Laboratorium
Karantina Tumbuhan dibimbing oleh penanggung jawab laboratorium
karantina tumbuhan. Di Laboratorium Karantina Hewan dan Karantina
Tumbuhan ditugaskan untuk pemantauan suhu ruangan, suhu alat dan
mengikuti pengujian. Selain itu juga ditugaskan untuk mempelajari alur
pelayanan pengujian. Mempelajari tugas dan fungsi dari struktur organisasi
laboratorium Balai Karantina Kelas II Gorontalo serta membantu dalam
persiapan transisisi sistem management mutu laboratorium SNI 17025 2008
ke SNI 17025 2017.
2. Kantor Balai Karantina
Sehubungan dengan adanya audit Sistem Manajemen Anti Penyuapan
dan Akreditasi SNI 37001:2016 ikut terlibat dalam kelengkapan dokumen
akreditasi.
3. Wilayah Kerja Balai Pertanian Kelas II Gorontalo
Wilayah Kerja pihak instansi menugaskan di Wilayah Kerja Bandara
Udara Djalaludin dan Wilayah Kerja Pelabuhan Gorontalo dengan
pertimbangan jarak jangkauan yang terlalu jauh. Namun, yang dapat
dikunjungi hanya Wilayah Kerja Pelabuhan Gorontalo dikarenakan sudah
aktif perkuliahan dan tidak memiliki waktu yang tepat untuk
mengunjungiWilayah Kerja Bandara Udara Djalaludin. Di Wilayah Kerja
Pelabuhan Laut Gorontalo ditugaskan untuk membantu melakukan
pengawasan terhadap masuk dan keluarnya Hewan dan Tumbuhan bebas dari
HPHK dan OPTK.

23
4.5 Metode Pengujian
Mengikuti pengujian yang dilakukan di Laboratorium Karantina Hewan
dan Karantina Tumbuhan.
4.5.1 Pengujian Karantina Hewan
1. Pengujian pada serum darah ayam (HA/HI/AI)
Pada pengujian sampel darah ayam bertujuan untuk mendeteksi titer
antibodi terhadap Virus Influenza dengan menggunakan metode uji
Haemagglutination Inhibition. Pada pengujian ini dilakukan di
Laboratorium Serologi.
4.5.2 Pengujian Karantina Tumbuhan
1. Pengujian serangga pada tanaman kubis (Brassicae oleraceae)
Pengujian ini menggunakan metode Mikroskopis. Tujuan dari
pengujian ini untuk menentukan jenis atau spesies serangga yang ada
pada komoditi Kubis.
2. Pengujian serangga pada komoditi jagung (Zea mays)
Pengujian ini menggunakan metode Mikroskopis. Tujuan dari
pengujian ini untuk menentukan jenis serangga yang berada pada
komoditi jagung.
3. Pembuatan Larutan
Selain pengujian kami juga melakukan pembuatan larutan KOH
30% larutan ini bertujuan untuk membersihkan lemak-lemak pada
serangga saat pembedahan kutu beras Sitophilus sp. Larutan KOH 30%
tersebut akan digunakan dalam melakukan bedah genitalid pada sitophilus
sp.

24
BAB V
HASIL KEGIATAN

Hasil kegiatan yang diperoleh selama kegiatan magang di Balai Karantina


Pertanian Kelas II Gorontalo yaitu sesuai dengan arahan yang diberikan oleh
pihak instansi sebagai mana yang dicantumkan pada tabel dibawah ini:
Table 4. Hasil Kegiatan Magang
No Hari/Tanggal Jenis Kegiatan Lokasi
Pengenalan Sistem
1. Senin, 22 Juli 2019 Manajemen Mutu Laboratorium
Laboratorium
-Kantor BKP
-Bimbingan Program Kerja
Gorontalo
magang oleh Kasie KT
2. Selasa, 23 Juli 2019 -Laboratorium
- Pembuatan Larutan 3% di
Karantina
Lab Preoarasi Sampel KT
Tumbuhan
Laboratorium
3. Rabu, 24 Juli 2019 Orientasi Lab KH
Karantina Hewan
Laboratorium
Kamis, 25 Juli
4. Orientasi Lab KT Karantina
2019
Tumbuhan
-Mengkuti preparasi sampel
SDM di Lab Preparasi sampel Laboratorium
5. Jumat, 26 Juli 2019 KH bagian Karantina
-Mengukuti pengujian SDA Hewan
HA HI di Lab Serologi KH
Bimbingan dalam penerapan
6. Senin, 29 Juli 2019 sistem managemen mutu Laboratorium
laboratorium
7. Selasa, 30 Juli 2019 Membantu dalam penerapan Laboratorium

25
sistem panduan mutu
laboratorium
Membantu dalam penerapan
8. Rabu, 31 Juli 2019 sistem prosedur kerja Laboratorium
laboratorium
Membantu dalam penerapan
Kamis, 1 Agustus
9. sistem instruksi kerja Laboratorium
2019
laboratorium
Membantu dalam sistem form
Jumat, 2 Agustus
10. dan sistem administrasi Laboratorium
2019
laboratorium
-Preparasi bahan pengujian
Senin, 5 Agustus Laboratorium
11. -Mengikuti pengujian SDA
2019 Karantina Hewan
HA HI di Lab Serologi KH
Membantu persiapan tarnsisi
Selasa, 6 Agustus sistem mutu laboratorium SNI
12. Laboratorium
2019 ISO/IEC 17025 : 2008 ke SNI
ISO/IEC 17025 : 2017
-Mengikuti pembukaan audit
eksternal dan managemen -Gedung
pelayanan terintegrasi oleh pertemuan
Rabu, 7 Agustus
13. PT. Garuda Indonesia -Laboratorium
2019
-Mengikuti pengujian Karantina
serangga hidup pada kubis di Tumbuhan
Lab Entomologi KT
-Mengikuti pengujian
-Laboratorium
Acanthoscelides obtectus di
Kamis, 8 Agustus Karantina
14. Lab Entomologi KT
2019 Tumbuhan
- Mengikuti Audit Eksternal
- Laboratorium
Laboratorium

26
Laboratorium
Jumat, 9 Agustus Mengikuti pengujian SDA
15. Karantina Hewan
2019 HAHI di Lab Serologi KH

Senin, 12 Agustus -Orientasi Kantor Balai Kantor BKP


16.
2019 Karantina Gorontalo Gorontalo
Selasa, 13 Agsutus Kantor BKP
17. Administrasi perkantoran
2019 Gorontalo
Rabu, 14 Agustus Kantor BKP
18. Administrasi perkantoran
2019 Gorontalo
Kamis, 15 Agustus Ikut serta dalam memeriahkan Halaman
19.
2019 HUT RI ke 74 tahun Laboratorium
Kantor Wilker
Senin, 19 Agustus Orientasi Wilayah Kerja
20. Pelabuhan laut
2019 Pelabuhan Laut Gorontalo
Gorontalo
Kantor Wilker
Selasa, 20 Agustus Administrasi Wilayah Kerja
21. Pelabuhan laut
2019 Pelabuhan Laut Gorotalo
Gorontalo
Praktek kerja di Wilayah
Rabu, 22 Agustus Pelabuhan Laut
22. Kerja Pelabuhan Laut
2019 Gorontalo
Gorontalo
Kamis, 23 Agustus Membantu dalam sistem
23. Laboratorium
2019 managemen form lab KT
Jumat, 24 Agustus Membantu dalam sistem
24. Laboratoirum
2019 managemen form lab KH
Praktek kerja di Wilayah
Selasa, 27 Agustus Pelabuhan Laut
25. Kerja Pelabuhan Laut
2019 Gorontalo
Gorontalo
Rabu, 28 Agustus
25. Penyusunan Laporan Magang Laboratorium
2019
26. Kamis, 29 Agustus Penyusunan Laporan Magang Laboratorium

27
2019
Jumat, 30 Agustus
27. Presentasi Ruang Rapat
2019

Berdasarkan tabel diatas maka kegiatan yang dilakukan yaitu pada bagian
administrasi perkantoran, mengikuti pengujian dilaboratorium, hingga mengikuti
pengawasan diwilayah kerja Bandar Udara Djalaluddin dan Pelabuhan Laut
Gorontalo.
5.1 Sistem Manajemen Administrasi di Balai Karantina Pertanian Kelas II
Gorontalo
Kegiatanyang dilakukan di Kantor Balai lebih dominan mengerjakan
semua tata kelola administrasi, baik yang bersifat umum maupun khusus.
Administrasi yang dilakukan yaitu mengatur semua dokumen seperti SK
perjalanan dinas, sampai persiapan audit internal Zona Integritas, Wilayah Bebas
dari Korupsi, serta Wilayah Birokrasi Bersih Melayani. Persiapan kegiatan audit
internal yang dilakukan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo bertujuan
untuk menjadikan instansi sebagai salah satu yang terintegritas menolak adanya
pungli dan gratifikasi.

5.2 Pemeriksaan Media Pembawa di Laboratorium Balai Karantina


Pertanian Kelas II Gorontalo
Adapun di Laboratorium Balai Karantina Peetanian Kelas II Gorontalo
dilakukan pengujian sesuai bidang perkarantinaan diantaranya :
a. Karantina Hewan :
Pada pengujian sampel darah ayam bertujuan untuk mendeteksi
titer antibodi terhadap Virus Influenza dengan menggunakan metode uji
Haemaglutination Inhibition. Untuk mengetahui hasil pengujian pada
sampel, jika terdeteksi hasilnya positif maka ditandai dengan adanya
butiran-butiran halus yang mirip seperti pasir, sedangkan untuk hasilnya
negatif maka sampel serum darah ayam tidak terdapat perubahan.

28
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada pengujian ini yaitu:
 Alat:
a) Autoclave
b) Mikroplate dasar
c) Sentrifus
d) Mikropipet
e) Multichanel mikropipet
f) Mikroshaker
g) Clean bench
 Bahan:
a) Antigen AI
b) Larutan Alseiver
c) Larutan PBS (Phospate buffer saline)
 Prosedur Keja
a) Preparasi sampel
1. Pembuatan suspensi 10% SDM Ayam SAN
- Ambil darah ayam SAN menggunakan spuit 23 G dan
masukkan kedalam tabung sentrifus yang telah ditambahkan
cairan koagulansia (Larutan Alseiver) dengan perbandingan 1:1
- Sentrifus selama 10 menit pada kecepatan 1500 rpm.
- Buang supernatan (Larutan Alseiver)
- Cuci darah tersebut dengan PBS yaitu dengan cara:
 Tambahkan PBS ke dalam suspensi SDM tersebut
secukupnya sampai tabung sentrifus hampir terisi
penuh, kemudian kocok perlahan-lahan dengan
menggunakan pipet Pasteur.
 Sentrifus selama 10 menit pada kecepatan 1500 rpm
 Buang PBS dan lapisan lekosit (lapisan berwarna
kelabu terletak diatas permukaan SDM dengan jalan
mengisapnya dengan pipet Pasteur

29
 Ulangi tahap 1, 2, dan 3 sebanyak 4 kali atau sampai
lapisan lekosit habis terbuang dan PBS pencuci tidak
berwarna merah.
- Mengencerkan SDM 100% menjadi 10 % dengan larutan
PBS
2. Penyiapan Suspensi SDM Ayam SAN 1%
- Aduk suspensi SDM ayam SAN 10% lalu ambil 1 mL,
pindahkan kedalam tabung reaksi
- Tambahkan PBS sebanyak 9 mL
- Kocok perlahan-lahan hingga homogen
b) Uji Haemaglutination (HA/HI/AI)
1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan
2. Proses uji HA dlakukan secara duplo (baris A dan B)
3. Masukan 25 µl larutan PBS dengan menggunakan
multichannel mikropipet kedalam setiap sumur pertama baris
A dan B.
4. Tambahkan 25 µl antigen dengan menggunakan mikropipet
kedalam sumur pertama baris A dan B.
5. Homogenkan campuran larutan PBS dan antigen dengan
menggunakan multichannel mikropipet, kemudian pindahkan
25 µl kedalam sumur kedua.
6. Lakukan hal serupa terhadap sumur-sumur berikutnya untuk
memperoleh pengenceran serial hingga sumur kesebelas. Dan
buang 25 µl campuran antigen dan PBS dari sumur 11. Sumur
12 digunakan sebagai kontrol SDM.
7. Tambahkan 25 µl larutan SDM 1% dengan menggunkan
multichannel mikropipet kedalam setiap sumur baris A dan B.
8. Mix mikroplate perlahan dengan mikroshaker kemudian
inkubasi selama 30 menit pada suhu kamar.
9. Pembcaan hasil:

30
- Pada kontrol SDM (sumur 12) terjadi endapan sel darah
merah terlihat seperti air mata jatuh. Hasil positif antigen
virus AI yang menunjukan adanya hemaglutinasi ditandai
dengan adanya bentuk seperti pasir tersebar.
- Titer antigen ditentukan pada pengenceran tertinggi dari
antigen yang masih mampu mengaglutinasi SDM pada
baris A dan B.

b. Karantina Tumbuhan
Selama kegiatan magang ada beberapa pengujian yang di lakukan
sesuai dengan sampel yang masuk di Laboratorium Balai Karantina
Pertanian Kelas II Gorontalo. Adapun pengujian yang di lakukan adalah
sebagai berikut:
1. Pengujian serangga pada tanaman kubis (Brassicae oleraceae)
Pengujian ini menggunakan metode Mikroskopis. Tujuan dari
pengujian ini untuk menentukan jenis serangga yang berada pada
komoditi Kubis. Target pengujiannya adalah Plutella xylotella.
2. Pengujian pada organisme pengganggu komoditi jagung (Zea mais).
Pengujian ini menggunakan metode Mikroskopis. Tujuan dari
pengujian ini untuk menentukan jenis atau spesies serangga yang ada
pada komoditi Jagung. Target pengujiannya adalah Sitophillus spp.
Pada pengujian pertama spesies serangga pada komoditi jagung yang
diketahui adalah jenis Sitophilus zeamays. Sedangkan pada pengujian
kedua yang diketahui adalah jenis Sitophilus oryzae.
Adapun Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut :
1. Taruh sampel pada wadah
2. Ambil spesimen yang terdapat pada sampel
3. Spesimen di ambil menggunakan kuas kemudian ditaruh di dalam
cawan petri
4. Untuk serangga hidup teteskan alkohol 70%

31
5. Letakkan serangga di atas kapas pada cawan petri dan posisikan
bagian serangga yang akan di amati di bawah mikroskop
6. Lakukan identifikasi spesimen dengan menggunakan instruksi
kerja.
5.3 Pemeriksaan Media Pembawa di Wilayah Kerja Balai Karantina
Pertanian Kelas II Gorontalo
1. Wilayah kerja pelabuhan laut
Pada wilayah kerja pelabuhan lautjuga ditugaskan untuk
melaksanakan pengawasan bersama petugas karantina untuk melakukan
pemeriksaan terhadap media pembawa hewan dan tumbuhan
adapunpemeriksaan yang dilakukan pada media pembawa yang masuk
yaitu buah naga dan kedelai tidak dilengkapi dengan dokumen persyaratan
karantina dan pada saat itu juga dilakukan sertifikasi pelepasan karantina
tumbuhan (KT-9). Sedangkan pada media pembawa yang keluar antar area
yaitu sayur sawi, kubis, dan seledri petugas karantina memberikan
sertifikat kesehatan tumbuhan (KT-12) dan (KT-10) untuk pelepasan
ekspor (phtotosenitory certificate). Untuk media pembawa hewan yang
keluar antar area yaitu ayam petugas karantina memberikan sertifikat
kesehatan hewan (KH-11).

32
33
34
35
36
Sesuai dengan UU No.16 Tahun 1992 Tentang Karantina Hewan, Ikan dan
Tumbuhan Pelaksanaan karantina hewan dan tumbuhan dilakukan di tempat
pemasukan dan pengeluaran, baik di dalam maupun diluar instalasi karantina yang
ditetapkan Pemerintah. Dalam kegiatan pelaksanaan karantina hewan dan
tumbuhan, ada 8 tindakan yang menjadi prosedur resmi tindakan karantina hewan
dan tumbuhan yang dilakukan oleh petugas karantina. Seluruh tindakan karantina
hewan dan tumbuhan ini sering disebut dengan8P.
1.Pemeriksaan
Tindakan pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui kelengkapan dan
kebenaran isi dokumen serta mendeteksi hama dan penyakit hewan karantina
(HPHK), dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK). Pemeriksaan
terhadap hewan, bahan asal hewan (BAH), hasil bahan asal hewan (HBAH), dan
ikan dapat dilakukan koordinasi dengan instansi lain yang bertanggung jawab di
bidang penyakit karantina yang membahayakan kesehatan manusia.
2. Pengasingan
Pengasingan dilakukan untuk mendeteksi media pembawa lebih lanjut
terhadap HPHK, atau OPTK tertentu yang karena sifatnya membutuhkan waktu
lama, sarana, dan kondisi khusus. Pengasingan dilakukan untuk diadakan
pengamatan.
3. Pengamatan
Pengamatan dilakukan untuk mendeteksi media pembawa lebih lanjut
terhadap HPHK, dan OPTK tertentu yang karena sifatnya membutuhkan waktu
lama, sarana, dan kondisi khusus..
4. Perlakuan
Perlakuan terhadap HPHK,dan OPTK untuk membebaskan media
pembawa tersebut. Perlakuan dilakukan setelah pemeriksaan atau pengasingan
dan ternyata:
 “tertular” dan “diduga tertular” HPHK.
 “tidak bebas” atau “diduga tidak bebas” dari OPTK.
5. Penahanan

37
Penahanan dilakukan terhadap media pembawa HPHK, dan OPTK,
apabila setelah dilakukan pemeriksaan dan ternyata persyaratan karantina untuk
pemasukan ke dalam atau dari suatu area ke area lain di dalam wilayah negara
Republik Indonesia belum dipenuhi seluruhnya sampai dalam batas waktu yang
ditentukan oleh Pemerintah.
6. Penolakan
Penolakan dilakukan jika:
 Setelah dilakukan pemeriksaan di atas alat angkut, media pembawa
tertular HPHK, dan OPTK tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah.
 Media pembawa mengalami busuk, rusak, atau merupakan jenis-jenis yang
dilarang pemasukannya ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia.
 Tidak memenuhi persyaratan karantina, yaitu pasal 5, 6, dan 7 UU No.16
Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan.
 Setelah dilakukan penahanan, keseluruhan persyaratan yang harus
dilengkapi dalam batas waktu yang ditetapkan tidak dapat dipenuhi.
 Setelah diberikan perlakuan di atas alat angkut, tidak dapat disembuhkan
dan/atau disucihamakan dari HPHK, atau tidak dapat dibebaskan dari
OPTK.
7. Pemusnahan
Pemusnahan dilakukan apabila ternyata :
 Setelah media pembawa tersebut diturunkan dari alat angkut dan
dilakukan pemeriksaan, tertular HPHK, atau tidak bebas dari OPTK
tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah, atau busuk, atau rusak, atau
merupakan jenis-jenis yang dilarang pemasukannya.
 Setelah dilakukan penolakan, media pembawa yang bersangkutan tidak
segera dibawa ke luar dari wilayah negara Republik Indonesia atau dari
area tujuan oleh pemiliknya dalam batas waktu yang ditetapkan.
 Setelah dilakukan pengamatan dalam pengasingan, tertular HPHK, atau
HPIK, atau tidak bebas dari OPTK tertentu yang ditetapkan oleh
Pemerintah

38
 Setelah media pembawa tersebut diturunkan dari alat angkut dan diberi
perlakukan, tidak dapat disembuhkan dan/atau disucihamakan dari HPHK,
atau HPIK, atau tidak dapat dibebaskan dari OPTK.
 Pemilik media pembawa HPHK, dan OPTK tidak berhak menuntut ganti
rugi apapun.
8. Pembebasan
Pembebasan dilaksanakan:
 Setelah dilakukan pemeriksaan, tidak tertular HPHK, atau bebas dari
OPTK.
 Setelah dilakukan pengamatan, tidak tertular atau bebas dari OPTK.
 Setelah dilakukan perlakuan, dapat disembuhkan dari HPHK, atau dapat
dibebaskan dari OPTK.
 Setelah dilakukan penahanan, seluruh persyaratan yang diwajibkan telah
dapat dipenuhi.
 Pembebasan media pembawa disertai dengan pemberian sertifikat
pelepasan.dan sertifikat kesehatan.

39
BAB VI
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil magang selama kurang lebih 45 hari berada di Balai Karantina
Pertanian Kelas II Gorontalo, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Karantina Pertanian bertujuan untuk mencegah masuknya hama ke
wilayah lain yang ada di wilayah Republik Indonesia.
2. Tujuan utama lainnya adalah melindungi produk-produk pertanian dari
tahapan pasca panen maupun setelah panen yang berimbas pada
produktifitas dan kualitas hasil panen maka akan berimbas pada
pendapatan petani yang hasil produksinya dapat bersaing dengan produk
yang berasal dari Negara lain.
3. Proses keluar / masuknya komoditi hewan dan tumbuhan harus melalui
sertifikasi karantina pertanian.
4. Tindakan 8P dari karantina pertanian yaitu: pemeriksaan, pengasingan,
pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan, pembebasan.
5.2 Saran
Semua pelayanan di Balai Karantina Pertanian Kela II Gorontalo lebih
ditingkatkan, baik di kantor balai, laboratorium, maupun wilayah kerja. Terutama
pada Administrasi Laboratorium masing-masing mempunyai operator baik KH
maupun KT sehingga pengelolaan Administrasi Laboratorium menjadi lebih
efektif.

40
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Republik Indonsia No. 16. 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan,
dan Tumbuhan.
Peraturan Pemerintah. No. 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan.
Peraturan Pemerintah. No. 14 Tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan.
Peraturan Pemerintah. No. 35 Tahun 2016 tentang Jenis Tarif atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementrian
Pertanian.
Keputusan Menteri Pertanian. No. 22 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian.
OIE. 2008. Avian Influenza. Manual Of Diagnostic Test And Vaccine Of
Terrestial Manual. www.oie.int.

41
LAMPIRAN FOTO KEGIATAN

Lampiran 1. Pengenalan dan arahan tata tertib dari penanggung jawab


LaboratoriumBalai Karantina Pertanian kelas II Gorontalo

(a. Laboratorium Karantina Hewan)

(b. Laboratorium Karantina Tumbuhan)

42
Lampiran 2. Preparasi sampel dan Pengujian Avian Influenza pada serum
Ayam menggunakan metode HA HI

(a. Preparasi Sampel)

(b. Pengujian SDA HA HI)

43
Lampiran 3. Preparasi bahan, Pengujian serangga hidup tumbuhan kubis,
Pengujian Acanthoscelides obtectuspada komoditi jangung

(a. Preparasi Bahan)

(b. Pengujian serangga hidup pada tanaman kubis)

(c. Pengujian Acanthoscelides obtectus pada tanaman jagung)

44
Lampiran 4 . praktek kerja diwilayah kerja dipelabuhan laut

45

Anda mungkin juga menyukai