DI
Di susun oleh
JURUSAN KIMIA
2020
KATA PENGANTAR
Kami ucapkan puji syukur serta nikmat pada Allah SWT atas rahmat-Nya
yang melimpah, sehingga terselesaikannya kegiatan magang di Balai Karantina
Pertanian kelas II .
Laporan ini sengaja dibuat untuk memenuhi persyaratan tugas mata kuliah
Magang di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Tujuan dibuatnya
laporan magang ini ialah untuk melaporkan segala sesuatu yang terdapat kaitannya
dengan dunia kerja di Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo.
Dalam penyusunan laporan magang ini, tentu tak lepas dari pengarahan dan
bimbingan dari berbagai pihak terkait. Maka penulis ucapkan rasa hormat serta terima
kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu.
Pihak – pihak yang ada berkaitan dengan laporan ini diantaranya sebagai berikut :
2. Ibu Tri Wulan Widya Lestari Selaku pembimbing di Balai Karantina Pertanian..
3. Laboran serta staf Balai Karantina Pertanian yang secara tulus memberi
pengarahan pada penulis selama magang di Balai tersebut.
4. Orang Tua serta teman – teman penulis yang telah mendukung dan memotivasi
penulis.
Segala kebaikan yang diberikan seluruh pihak, dimana telah penulis sebutkan
tadi. Maka penulis dapat menyelesaikan laporan magang ini dengan sebaik – baiknya
dan semaksimal mungkin. Laporan magang ini memang masih jauh dari kata
kesempurnaan, tapi penulis telah berusaha sebaik mungkin, sekali lagi saya ucapkan
terima kasih. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua dan terkhususnya
penulis.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i
DAFTAR TABEL................................................................................................................ v
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
1.2 Tujuan........................................................................................................................ 2
3.2.3 Tugas Pokok Dan Fungsi Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo ............... 8
3.4 Proses......................................................................................................................... 9
ii
3.4.2 Persyaratan Pelayanan Karantina Tumbuhan .......................................................11
4.3.1 Data....................................................................................................................15
LAMPIRAN .......................................................................................................................32
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Struktur Organisasi Instansi ..............................................................................6
Gambar 3. 2 Alur Pelayanan Sertifikasi Karantina Hewan ................................................... 11
Gambar 3. 3 Alur Pelayanan Sertifikasi Karantina Tumbuhan ............................................. 13
Gambar 5. 1 Grafik Data Sampel Masuk 22 september-03 november 2020 .......................... 24
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Program Kerja Magang di BKP Kelas II Gorontalo ............................................. 14
Tabel 4. 2 Tabel Data Sampel Masuk Karantina Tumbuhan ................................................. 15
v
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam rangka menunjang aspek keahlian profesional Program Studi Kimia
telah menyediakan sarana dan prasarana penunjang pendidikan dengan lengkap,
namun sarana dan prasarana tersebut hanya menunjang aspek keahlian professional
secara teori saja. Dalam dunia kerja nantinya dibutuhkan keterpaduan antara
pengetahuan akan teori yang telah didapatkan dari bangku perkuliahan dan pelatihan
praktik di lapangan guna memberikan gambaran tentang dunia kerja yang
sebenarnya.
Magang merupakan kegiatan akademik intrakurikuler yang bertujuan untuk
meningkatkan profesionalisme mahasiswa dengan apa yang di dapatkan selama
perkuliahan. Selama perkuliahan mahasiswa dibekali dengan berbagai macam mata
kuliah, setelah menyelesaikan mata kuliah selama enam (6) semester, dan sebelum
memasuki dunia kerjama hasiswa di harapkan bisa mengaplikasikan teori-teori yang
telah didapatkan, salah satunya adalah melalui program mata kuliah magang.
Diharapkan melalui program ini nantinya akan melatih, membina, dan mengarahkan
mahasiswa agar terampil di dunia kerja.
Kegiatan magang adalah mengikuti kerja magang di instansi atau perusahaan
tertentu. Dengan adanya kegiatan magang ini, maka diharapkan mahasiswa dapat
mengetahui secara nyata dan gambling mengenai gambaran dari dunia kerja yang
sebenarnya. Kegiatan ini juga diharapkan untuk menambah pengalaman dan
keterampilan bagi mahasiswa sebelum mereka benar-benar terjun dan bersaing di
dunia kerja. Dengan demikian maka akan terbentuk secara skil kerja, kedisiplinan,
dan kejujuran dalam diri mahasiswa sebelum mereka benar-benar bekerja.
Pemilihan lokasi magang di BKP kelas II Gorontalo ini dengan alasankarena
BKP kelas II Gorontalo merupakan sebuah instansi di Provinsi Gorontalo yang
memiliki labolatorium pengujian. Olehnya dengan pemilihan instansi tersebut maka
penulis berharap mendapatkan ilmu pengetahuan dari instansi tersebut.
Pelaksanaan kegiatan magang ini dilaksanakan di Balai Karantina Pertanian
Kelas II Gorontalo dengan jangka waktu selama empat puluh lima (45) hari. Balai
Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo terbentuk berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Pertanian Nomor : 22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 3 April 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja UPT Karantina Pertanian dengan wilayah kerja
yaitu Bandar Udara Djalaluddin Gorontalo, Pelabuhan Laut Gorontalo, Pelabuhan
1
Laut Kwandang, Pelabuhan Laut Anggrek, Pelabuhan Laut Boalemo, dan Kantor Pos
Gorontalo.
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo merupakan salah satu UPT yang
berperan sebagai perpanjangan tangan Badan Karantina Pertanian yang berdasarkan
pada peraturan perundangan yang berlaku, berkewajiban untuk menangkal segala
kemungkinan masuk dan tersebarnya HPHK/OPTK dari dan kedalam wilayah
Republik Indonesia khususnya Provinsi Gorontalo.
1.2 Tujuan
1. Sebagai sarana pelatihan mahasiswa untuk mempraktekkan ilmu yang telah
diperoleh dibangku perkuliahan dan membandingkan serta menerapkan
pengetahuan akademis yang didapat.
2. Sebagai tolak ukur dan pembuktian akan kualitas dan kuantitas dari
intelegensi mahasiswa.
3. Lebih dapat memahami konsep-konsep non akademis didunia kerja nyata.
4. Dapat memperoleh wawasan tentang dunia kerja dan dapat membandingkan
antara teori dan praktek lapangan.
1.3 Manfaat
1. Mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman di dunia
pekerjaan.
2. Dapat membandingkan bagaimana penerapan ilmu dengan teori yang
diperoleh dibangku perkuliahan dengan penerapan secara nyata dalam dunia
kerja.
3. Memberikan evaluasi untuk mengukur kemampuan diri sendiri terhadap teori
serta pengaplikasiannya di dunia kerja, dan sebagai persiapan dasar untuk
menghadapi lingkungan kerja yang sebenarnya.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Karantina
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.21 Tahun 2019 tentang
Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan, adalah system pencegahan masuk keluar, dan
tersebarnya hama dan penyakit hewan karantina, hama dan penyakit ikan karantina,
dan organisme pengganggu tumbuhan, serta pengawasan dan/atau pengendalian
terhadap keamanan pangan dan mutu pangan, keamanan pakan dan keamanan pakan,
Produk Rekayasa Genetik, Sumber Daya Genetik, Agensia Hayati, Jenias Asing
Invasif, Tumbuhan dan Satwa Liat, serta Tumbuhan dan Satwa Langka yang di
masukkan kedalam, tersebarnya dari suatu area ke area lain, dan/atau dike;uarkan dari
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3
b. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002 Tentang karantina Tumbuhan
c. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan
d. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2016 tentang Jenis Tarif Atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementrian Pertanian
e. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor
51/Permentan/KR.010/9/2015 tentang Jenis Organisme Pengganggu Tumbuhan
Karantina
f. Peraturan Menteri Pertanian Republic Indonesia Nomor
11/Permentan/Ot.140/2/2009 Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Tindakan
Karantina Tumbuhan Terhadap Pengeluaran Dan Pemasukan Media Pembawa
Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina dari Suatu Area Ke Area Lain Di
Dalam Wilayah Negara Republic Indonesia.
4
a. Pemeriksaan terhadap media pembawa meliputi pemeriksaan administratif dan
kesehatan. Pemeriksaan administratif untuk mengetahui kelengkapan, kebenaran
isi, dan keabsahan dokumen persyaratan dan pemeriksaan dan/atau Organisme
PenggangguTumbuhan Karantina. Pemeriksaan kesehatan dapat dilakukan secara
visual dan/atau laboratoris.
b. Pengasingan dan pengamatan dimaksudkan untuk mendeteksi kemungkinan
adanya Organisme Pengganggu Tumbuhan dan/atau Organisme Pengganggu
Tumbuhan Karantina yang karena sifatnya memerlukan waktu lama, sarana
khusus dan kondisi khusus. Pengasingan dan pengamatan dilakukan di suatu
tempat yang terisolasi selama waktu tertentu sesuai dengan masa inkubasi
Organisme Pengganggu Tumbuhan dan/atau Organisme Pengganggu Tumbuhan
Karantina yang bersangkutan.
c. Perlakuan dilakukan untuk membebaskan Media Pembawa, orang, alat angkut,
peralatan, dan pembungkus dari Organisme Pengganggu Tumbuhan dan/atau
Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina Golongan II. Perlakuan dapat
dilakukan secara fisik maupun kimiawi.
d. Penahanan dimaksudkan untuk mengamankan Media Pembawa dengan cara
menempatkannya di bawah penguasaan dan pengawasan petugas Karantina
Tumbuhan dalam waktu tertentu karena persyaratan karantina belum sepenuhnya
dipenuhi.
e. Penolakan dimaksudkan agar Media Pembawa yang bersangkutan segera dibawa
ke Negara atau Area asal atau Area lain untuk menghindari kemungkinan
terjadinya penyebaran Organisme Pengganggu Tumbuhan dan/atau Organisme
Pengganggu Tumbuhan Karantina dari Media Pembawa tersebut kelingkungan
sekitarnya.
f. Pemusnahan dilakukan dengan cara membakar, menghancurkan, mengubur, dan
cara-cara pemusnahan lainnya yang sesuai sehingga Media Pembawa tidak
mungkin lagi menjadi sumber penyebaran Organisme Pengganggu Tumbuhan
Karantina. Pelaksanaan pemusnahan menjadi tanggung jawab Pemilik dan
dilakukan di bawah pengawasan petugas Karantina Tumbuhan
g. Pembebasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dilakukan apabila Media
Pembawa yang bersangkutan :
Bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan dan/atau Organisme
Pengganggu Tumbuhan Karantina; dan
Semua persyaratan yang ditetapkan bagi pemasukan atau pengeluaran Media
Pembawa tersebut telah dipenuhi
(uud karantina tumbuhan )
5
BAB 3
INFORMASI UMUM BALAI KARANTINA PERTANIAN
6
Secara umum sarana dan prasarana yang telah dimiliki oleh Balai Karantina
Pertanian Kelas II Gorontalo berupa Gedung Kantor, Laboratorium Karantina
Tumbuhan dan Laboratorium Karantina Hewan, Green House yang terletak
dilingkungan wilayah kerja Bandara Djalaluddin, Gedung Kantor Wilayah Kerja
Pelabuhan Laut Gorontalo, Gedung Kantor Wilayah Kerja Bandara Djalaluddin,
Gedung Kantor Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Anggrek dan Gedung Kantor
Pelabuhan Kwandang.
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo merupakan instansi yang
bergerak pada pelayanan public yaitu melaksanakan sertifikasi terhadap komoditas
pertanian baik hewan maupun tumbuhan dan segala bentuk pembayarannya termasuk
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sesuai dengan PP No. 35 Tahun 2016
tentang Jenis dan Tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada
Kementerian Pertanian. Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo mempunyai
wilayah kerja yaitu :
1. Bandar Udara Djalaluddin
2. Pelabuhan Laut Gorontalo
3. Pelabuhan Laut Kwandang
4. Pelabuhan Laut Anggrek
5. Pelabuhan Laut Boalemo
6. Kantor Pos Gorontalo
Personil fungsional Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo terdiri dari
tenaga teknis Karantina Tumbuhan/POPT ahli terampil maupun tenaga teknis
Karantina Hewan/Medik dan Paramedik Veteriner.
7
3.2.3 Tugas Pokok Dan Fungsi Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
1.Tugas Pokok
Melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan,
serta pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati.
2.Fungsi
a. Penyusunan rencana, evaluasi, dan laporan.
b. Pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan,
penahanan, penolakan, pemusnahan, dan pembebasan media pembawa
hama penyakit hewan karantina (HPHK) dan organisme pengganggu
tumbuhan karantina (OPTK).
c. Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK.
d. Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK
e. Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati.
f. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan
karantina tumbuhan.
g. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan keamanan
hayati hewani dan nabati.
h. Pengelolaan system informasi, dokumentasi dan sarana teknik karantina
hewan dan tumbuhan.
i. Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan
perundang-undangan dibidang karantina hewan, karantina tumbuhan
dan keamanan hayati hewani dan nabati.
j. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
8
3.4 Proses
Setiap komoditi hewan maupun tumbuhan yang dilalulintaskan harus sesuai
dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) Karantina Pertanian, hal ini dikarenakan
karantina pertanian mempunyai persyaratan pelayanan perkarantinaan.
9
Sertifikat kesehatan berbentuk sertifikat kesehatan hewan yang diperuntukkan
bagi jenis hewan atau sertifikat sanitasi yang diperuntukkan bagi jenis bahan asal
hewan dan hasil bahan asal hewan.
Sertifikat kesehatan hewan sekurang – kurangnya memuat keterangan tentang :
a. Asal negara, area, atau tempat yang dalam kurun waktu tertentu tidak
berjangkit hama penyakit hewan karantina yang dapat ditularkan melalui jenis
hewan tersebut dan
b. Saat pemberangkatan tidak menunjukan gejala hama penyakit hewan menular,
bebas ektoparasit, dalam keadaan sehat dan layak diberangkatkan.
10
dasarkan disiplin ilmu kedokteran hewan. Kewajiban tambahan diatur lebih lanjut
dengan Keputusan Menteri.
11
a. Dilengkapi Sertifikat Kesehatan Tumbuhan dari negara asal dan negara transit
bagi tumbuhan dan bagian-bagiannya, kecuali Media Pembawa yang
tergolong benda lain
b. Melalui tempat-tempat pemasukan yang telah ditetapkan
c. Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas Karantina Tumbuhan di tempat-
tempat pemasukan untuk keperluan tindakan Karantina Tumbuhan.
Pasal 3
(1) Setiap Media Pembawa yang dibawa atau dikirim dari suatu Area ke Area lain di
dalam wilayah Negara Republik Indonesia, wajib :
a. Dilengkapi Sertifikat Kesehatan Tumbuhan dari Area asal bagi tumbuhan dan
bagian-bagiannya, kecuali Media Pembawa yang tergolong benda lain
b. Melalui tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan
c. Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas Karantina Tumbuhan di tempat-
tempat pemasukan dan pengeluaran untuk keperluan tindakan Karantina
Tumbuhan.
(2) Kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dikenakan terhadap setiap
Media Pembawa yang dibawa atau dikirim dari suatu Area yang tidak bebaske Area
lain yang bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina.
(3) Penetapan Area sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilakukan oleh Menteri
berdasarkan hasil survei dan pemantauan daerah sebar serta dengan
mempertimbangkan hasil analisis resiko Organisme Pengganggu Tumbuhan
Karantina.
Pasal 4
Setiap Media Pembawa yang akan dikeluarkan dari dalam wilayah Negara Republik
Indonesia, apabila disyaratkan oleh negara tujuan wajib :
a. Dilengkapi Sertifikat Kesehatan Tumbuhan dari tempat pengeluaran bagi
tumbuhan dan bagian-bagiannya, kecuali Media Pembawa yang tergolong
benda lain
b. Melalui tempat-tempat pengeluaran yang telah ditetapkan
c. Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas Karantina Tumbuhan di tempat-
tempat pengeluaran untuk keperluan tindakan Karantina Tumbuhan.
Pasal 5
(1) Selain persyaratan yang diwajibkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pasal
3, dan Pasal 4, dalam hal tertentu Menteri dapat menetapkan kewajiban tambahan.
(2) Kewajiban tambahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berupa persyaratan
teknis dan/atau kelengkapan dokumen yang ditetapkan berdasarkan analisis
Organisme Pengganggu Tumbuhan.
12
(3) Ketentuan lebih lanjut tentang kewajiban tambahan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) diatur dengan Keputusan Menteri.
13
BAB 4
PELAKSANAAN KEGIATAN
14
Minggu Keempat Membantu dalam pelaksanaan pengujian di
4 (12-16 Oktober Laboratorium KarantinaTumbuhan (KT)
2020)
1. Membantu dalam pelaksanaan preparasi
pengujian di Laboratorium
KarantinaTumbuhan (KT)
Minggu Kelima 2. Praktek melakukan perbedaan pada
5 (19-23 Oktober
serangga/hama Sitophilus spp yang
2020)
ditemukan pada komoditi jagung
3. Membantu dalam Sistem Administrasi
Laboratorium
1. Membantu dalam pelaksanaan pengujian di
Laboratorium Karantina Tumbuhan (KT)
2. Praktek melakukan perbedaan pada
Minggu Keenam serangga/hama Sitophilus spp yang
6 (26-30 Oktober ditemukan pada komoditi jagung
2020) 3. Membantu dalam Sistem Administrasi
Laboratorium
4. Preparasi sampel darah hewan yang akan di
uji.
Minggu Ketujuh
7 (2-5 November Penyusunan Laporan
2020)
4.3.1 Data
Tabel 4. 2 Tabel Data Sampel Masuk Karantina Tumbuhan
15
Sitophilus
oryzae,
Tribolium
castaneum
3 24/09/2020 Biji 2 Sampel Acanthoscelides Mikrosk Negatif
(Jagung) Obtectus, opis
Sitophilus
zeamais,
Sitophilus
oryzae,
Tribolium
castaneum
4 24/09/2020 Wortel 1 Sampel Melodogyne spp Mikrosk Negatif
opis
16
Sitophilus
oryzae,
Tribolium
castaneum
10 29/09/2020 Kubis, 4 Sampel Liriomyza Mikrosk Negatif
Kentang trifolii opis
17
17 02/10/2020 Biji 1 Sampel Acanthoscelides Mikrosk Negatif
(Jagung) Obtectus, opis
Sitophilus
zeamais,
Sitophilus
oryzae,
Tribolium
castaneum
18 02/10/2020 Buah 1 Sampel Aceria Mikrosk Negatif
Kelapa guerreronis opis
18
24 07/10/2020 Tepung 4 Sampel Serangga hidup Mikrosk Negatif
Kelapa opis
19
34 14/10/2020 Tetes 1Sampel Live insect Mikrosk Negatif
Tebu opis
20
castaneum
21
48 02/11/2020 Jagung 2 sampel Acanthoscelides Mikrosk Negatif
Obtectus, opis
Sitophilus
zeamais,
Sitophilus
oryzae,
Tribolium
castaneum
49 03/11/2020 Jagung 2 sampel Acanthoscelides Mikrosk Negatif
Obtectus, opis
Sitophilus
zeamais,
Sitophilus
oryzae,
Tribolium
castaneum
4.3.2 Informasi
Pada tabel diatas menunjukkan informasi berupa sampel yang masuk di
Laboratorium Karantina Tumbuhan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
selama Bulan september (akhir) – november Tahun 2020. Berdasarkan tabel tersebut
menyatakan semua hasil uji laboratorium baik Karantina Hewan maupun Tumbuhan
adalah negative terhadap Hama dan Organisme Penyakit Tumbuhan Karantina
(OPTK).
22
1. Laboratorium Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
Laboratorium Balai Karantina Pertanian dibagi menjadi dua bagian yaitu
Laboratorium Karantina Tumbuhan dan Laboratorium Karantina Hewan. Dimana
tidak dibagi kelompok karena jumlah mahasiswa magang hanya berjumlah 4 orang
yaitu : Nurlina S. Moo, Wina Zulviana R. Tulie, An-Nisa S. Untuba dan Tia Dwi
Lestari Nento. Laboratorium Karantina Tumbuhan dibimbing Ibu Tri Wulan Widya
Lestari S.P. MS.c. Di Laboratorium Karantina Tumbuhan ditugaskan untuk
pemantauan suhu ruangan, suhu alat dan mengikuti pengujian. Selain itu juga
ditugaskan untuk mempelajari alur pelayanan pengujian. Mempelajari pengisian
administrasi dan melengkapi administrasi laboratorium Balai Karantina Kelas II
Gorontalo. Serta membantu sistem manajemen mutu ISO/IEC 17025;2017.
2. Kantor Balai Karantina
Sehubungan dengan adanya audit Sistem Manajemen Anti Penyuapan dan
Akreditasi SNI 37001:2016 ikut terlibat dalam kelengkapan dokumen akreditasi.
23
BAB 5
HASIL KEGIATAN
Ruang Lingkup 19
19
24
Berdasarkan grafik diatas menunjukkan bahwa data sampel non ruang lingkup
dan ruang lingkup Laboratorium Karantina Tumbuhan dari akhir bulan September
sampai dengan awal bulan November 2020, sampel non ruang lingkup lebih banyak
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada pengujian ini yaitu:
Alat:
a) Autoclave
b) Mikroplate dasar
c) Sentrifus
25
d) Mikropipet
e) Multichanel mikropipet
f) Mikroshaker
g) Clean bench
Bahan:
a) Antigen AI
b) Larutan Alseiver
c) Larutan PBS (Phospate buffer saline)
Prosedur Keja
a) Preparasi sampel
1. Pembuatan suspensi 10% SDM Ayam SAN
- Ambil darah ayam SAN menggunakan spuit 23 G dan masukkan
kedalam tabung sentrifus yang telah ditambahkan cairan
koagulansia (Larutan Alseiver) dengan perbandingan 1:1
- Sentrifus selama 10 menit pada kecepatan 1500 rpm.
- Buang supernatan (Larutan Alseiver)
- Cuci darah tersebut dengan PBS yaitu dengan cara:
Tambahkan PBS ke dalam suspensi SDM tersebut
secukupnya sampai tabung sentrifus hampir terisi penuh,
kemudian kocok perlahan-lahan dengan menggunakan
pipet Pasteur.
Sentrifus selama 10 menit pada kecepatan 1500 rpm
Buang PBS dan lapisan lekosit (lapisan berwarna kelabu
terletak diatas permukaan SDM dengan jalan mengisapnya
dengan pipet Pasteur
Ulangi tahap 1, 2, dan 3 sebanyak 4 kali atau sampai
lapisan lekosit habis terbuang dan PBS pencuci tidak
berwarna merah.
26
- Mengencerkan SDM 100% menjadi 10 % dengan larutan PBS
2. Penyiapan Suspensi SDM Ayam SAN 1%
- Aduk suspensi SDM ayam SAN 10% lalu ambil 1 mL,
pindahkan kedalam tabung reaksi
- Tambahkan PBS sebanyak 9 mL
- Kocok perlahan-lahan hingga homogen
b) Uji Haemaglutination (HA/HI/AI)
1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan
2. Proses uji HA dlakukan secara duplo (baris A dan B)
3. Masukan 25 µl larutan PBS dengan menggunakan multichannel
mikropipet kedalam setiap sumur pertama baris A dan B.
4. Tambahkan 25 µl antigen dengan menggunakan mikropipet
kedalam sumur pertama baris A dan B.
5. Homogenkan campuran larutan PBS dan antigen dengan
menggunakan multichannel mikropipet, kemudian pindahkan 25
µl kedalam sumur kedua.
6. Lakukan hal serupa terhadap sumur-sumur berikutnya untuk
memperoleh pengenceran serial hingga sumur kesebelas. Dan
buang 25 µl campuran antigen dan PBS dari sumur 11. Sumur 12
digunakan sebagai kontrol SDM.
7. Tambahkan 25 µl larutan SDM 1% dengan menggunkan
multichannel mikropipet kedalam setiap sumur baris A dan B.
8. Mix mikroplate perlahan dengan mikroshaker kemudian inkubasi
selama 30 menit pada suhu kamar.
9. Pembcaan hasil:
- Pada kontrol SDM (sumur 12) terjadi endapan sel darah merah
terlihat seperti air mata jatuh. Hasil positif antigen virus AI
27
yang menunjukan adanya hemaglutinasi ditandai dengan
adanya bentuk seperti pasir tersebar.
- Titer antigen ditentukan pada pengenceran tertinggi dari
antigen yang masih mampu mengaglutinasi SDM pada baris A
dan B.
-
b. Karantina Tumbuhan
Selama kegiatan magang ada pengujian yang di lakukan sesuai dengan
sampel yang masuk di Laboratorium Balai Karantina Pertanian Kelas II
Gorontalo. pengujian yang di lakukan adalah sebagai berikut:.
1. Pengujian pada organisme pengganggu komoditi jagung (Zeamais).
Pengujian ini menggunakan metode Mikroskopis. Tujuan dari
pengujian ini untuk menentukan jenis atau spesies serangga yang ada pada
komoditi Jagung. Target pengujiannya adalah Sitophillus zeamays,
Sitophillus oryzae, Tribolium castaneum, Acanthoscelides obtectus. Pada
pengujian pertama spesies serangga pada komoditi jagung yang diketahui
adalah jenis Sitophilus zeamays. Sedangkan pada pengujian kedua yang
diketahui adalah jenis Sitophilus oryzae.
Adapun Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut :
1. Taruh sampel pada wadah
2. Ambil spesimen yang terdapat pada sampel
3. Spesimen di ambil menggunakan kuas kemudian ditaruh di dalam
cawan petri
4. Untuk serangga hidup teteskan alkohol 70%
5. Letakkan serangga di atas kapas pada cawan petri dan posisikan
bagian serangga yang akan di amati di bawah mikroskop
6. Lakukan identifikasi specimen dengan menggunakan instruksi kerja.
28
Selain pengujian kami juga melakukan pembuatan larutan KOH 30%
larutan ini bertujuan untuk membersihkan lemak-lemak pada serangga saat
pembedahan kutu beras Sitophilus spp. Namun, kami belum menggunakannya
karena selama magang kami tidak melakukan pengujian pada kutu beras.
29
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari hasil magang selama kurang lebih 45 hari berada di Balai Karantina
Pertanian Kelas II Gorontalo, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Karantina Pertanian bertujuan untuk mencegah masuknya hama ke wilayah
lain yang ada di wilayah Republik Indonesia.
2. Tujuan utama lainnya adalah melindungi produk-produk pertanian dari
tahapan pasca panen maupun setelah panen yang berimbas pada produktifitas
dan kualitas hasil panen maka akan berimbas pada pendapatan petani yang
hasil produksinya dapat bersaing dengan produk yang berasal dari Negara
lain.
3. Proses keluar / masuknya komoditi hewan dan tumbuhan harus melalui
sertifikasi karantina pertanian.
4. Tindakan 8P dari karantina pertanian yaitu: pemeriksaan, pengasingan,
pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan, pembebasan.
6.2 Saran
Semua pelayanan di Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo lebih
ditingkatkan, baik di kantor balai, laboratorium, maupun wilayah kerja. Terutama
pada administrasi laboratorium masing-masing mempunyai operator baik KH
maupun KT yang tetap, sehingga pengelolaan Administrasi Laboratorium menjadi
lebih mudah.
30
DAFTAR PUSTAKA
Edition, S. (2012). WORLD ORGANISATION FOR ANIMAL HEALTH MANUAL OF
DIAGNOSTIC TESTS AND VACCINES ( mammals , birds and bees ) Seventh
Edition (Vol. 2).
Indonesia, P. R. (2000). Peraturan Pemerintah No . 82 Tahun 2000 Tentang :
Karantina Hewan. (82).
Indonesia, R. (2002). Presiden republik indonesia. Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia NO.14 Tentang Karantina Tumbuhan.
Pertanian, K. (2016). ( Lembaran Negara Repubtik Indonesia Tahun IggZ. (2).
Pertanian, M. (2008). MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI PERTANIAN TENTANG UNIT PELAKSANA TEKNIS
KARANTINA PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MEMUTUSKAN :
Rahmat, D., Yang, T., & Esa, M. (1992). bahwa tanah air Indonesia dikaruniai
Tuhan Yang Maha Esa berbagai jenis sumberdaya alam hayati berupa aneka
ragam jenis hewan, ikan, dan tumbuhan yang perlu dijaga dan dilindungi
kelestariannya;
Republik, N. (2019). UUD Republik Indonesia No. 21 Tentang Karantina Hewan,
Ikan, Dan Tumbuhan. (019572).
31
LAMPIRAN
FOTO KEGIATAN
32
Pereparasi sampel di Laboratorium Karantina Tumbuhan
33
Melabel dan memberi nomor pada sampel yang telah
diuji di Laboratotium
34