TUMBUHAN DI
INDONESIA
Penilaian :
Tugas : 20%
Kuis : 5%
Keaktifan: 5%
UTS : 35%
UAS: 35%
PENGERTIAN KARANTINA
• Dalam ISPM (International Standards for Phytosanitary Measures) nomor 5 mengenai Glossary of
regulated articles for observation and reserach or for further inspection, testing and/or treatment”
(pengasingan resmi terhadap barang atau benda yang ditetapkan berdasarkan peraturan resmi, untuk
pengamatan dan penelitian atau untuk pemeriksaan, pengujian dan/atau perlakuan lebih lanjut).
Apa itu Karantina
Tumbuhan ????
plasma nutfah).
Menurut Undang-Undang Nomor 21 tahun 2019 tentang Karantina Hewan,
Ikan dan Tumbuhan, karantina tumbuhan adalah sistem pencegahan masuk,
keluar dan tersebarnya organisme pengganggu tumbuhan Karantina; serta
pengawasan dan/atau pengendalian terhadap keamanan pangan dan mutu
pangan, keamanan pakan dan mutu pakan, produk Rekayasa Genetik,
Sumber Daya Genetik, Agensia Hayati, Jenis Asing Invasif, Tumbuhan Liar,
serta Tumbuhan Langka yang dimasukkan ke dalam, tersebarnya dari suatu
Area ke Area lain, dan/atau dikaeluarkan dari wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia
Apa saja produk pertanian yang harus dilaporkan dan / atau diperiksa ke petugas
Karantina Pertanian?
Produk pertanian yang wajib dilaporkan dan / atau diperiksakan di karantina pertanian adalah
media pembawa hama dan penyakit hewan karantina (HPHK) dan organism pengganggu
tumbuhan karantina (OPTK) sertabenda lain yang dapat membawa masuk dan / atau
menyebarkan HPHK dan OPTK, diantaranya adalah :
•Hewan, yaitu : semua binatang yang hidup di darat, baik dipelihara maupun yang hidup secara
liar, termasuk hewan yang dilindungi menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku
•Bahan asal hewan, yaitu : bahan yang berasal dari hewan yang dapat diolah lebih lanjut,
termasuk daging, susu, telur, bulu, tanduk, kuku, kulit, tulang dan mani
•Hasil bahan asal hewan, yaitu : bahan asal hewan yang telah diolah (kulit yang disamak setengah
proses, tepung tulang, tepung darah, tepung bulu, usus, organ-organ, kelenjar, jaringan serta
cairan tubuh hewan.
•Tumbuhan yaitu : semua jenis sumber daya alam hayati nabati dalam keadaan hidup atau mati,
baik belum diolah maupun telah diolah termasuk tumbuhan yang dilindungi, kecuali rumput laut
dan tumbuhan lain yang hidupnya di dalam air (algae)
Dalam kondisi seperti apa produk pertanian (komoditas wajib
periksa karantina pertanian) tersebut harus dilaporkan ke
karantina?
Diantaranya :
•Surat Keterangan Kesehatan Hewan dari Dokter Hewan Karantina
pelabuhan pengeluaran yang menerangkan:
• Asal daerah, jumlah dan jenis hewan, Berta status daerah tersebut
yang dalam kurun waktu tertentu tidak terjangkit hama dan penyakit
hewan karantina yang dapat ditularkan melalui hewan yang dimaksud
• Tidak menunjukkan gejala hama dan penyakit hewan menular
karantina, bebas ekto parasit dan dalam keadaan sehat
•Melalui pelabuhan / tempat pengeluaran yang telah ditetapkan
•Dilaporkan oleh pemilik atau kuasanya kepada petugas karantina hewan
sekurang-kurangnya 2 hari sebelum pengeluaran
•Diserahkan kepada petugas karantina hewan untuk dilakukan tindakan
karantina sesuai dengan permintaan negara tujuan
Bagaimana persyaratan karantina bila memasukkan / mengirim
/ mengeluarkan Media Pembawa melalui Bandara atau
Pelabuhan?
Tahun 1980 berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No. 453 dan No. 861 tahun
1980, organisasi Pusat Karantina Pertanian (yang notabene baru diisi karatina
tumbuhan ex Direktorat Karantina Tumbuhan), mempunyai rentang kendali
manajemen yang luas.
Pusat Karantina Pertanian pada masa itu terdiri dari 5 Balai (eselon III), 14 Stasiun
(eselon IV), 38 Pos (eselon V)dan 105 Wilayah Kerja (non structural)yang tersebar
diseluruh Indonesia.
Pada tahun 1983 Pusat Karantina Pertanian dialihkan kembali dari Badan Litbang
Pertanian ke Sekretariat Jenderal dengan pembinaan operasional langsung di
bawah Menteri Pertanian .
Namun kali ini kedua unsur karantina (hewan dan tumbuhan) benar-benar
diintegrasikan.
a. Undang-Undang RI No. 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan
b. Keputusan Presiden No. 2 Tahun 1977 tentang Ratifikasi Amandemen International Plant Protection Convention.
c. Peraturan Pemerintah RI No. 14 Tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan
d. Peraturan Menteri Pertanian No. 299/Kpts/OT.140/7/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian.
e. Peraturan Menteri Pertanian No.341/Kpts./OT.140/9/2005 tentang Kelengkapan Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Pertanian.
f. Peraturan Menteri Pertanian No.37/Kpts/HK.310/4/2006 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pelaksanaan Tindakan
Karantina Tumbuhan Tertentu oleh Pihak Ketiga.
g. Keputusan Menteri Pertanian No. 499/Kpts./ OT.210/8/ 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai dan Stasiun
Karantina Tumbuhan.
h. Keputusan Menteri Pertanian No. 618/Kpts/OT. 140/12/2003 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Karantina
Tumbuhan.
i. Keputusan Menteri Pertanian No. 680/Kpts./ OT.140/11/ 2004 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Pertanian
No. 618/Kpts./ OT. 140/12/2003 Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Karantina Tumbuhan.
j. Keputusan Menteri Pertanian No. 38/Kpts/HK.060/1/2006 tentang Jenis-Jenis Organisme Pengganggu Tumbuhan
Karantina Golongan I Kategori A1 dan A2, Golongan II Kategori A1 dan A2, Tanaman Inang, Media Pembawa dan
Daerah Sebarnya.
k. Keputusan Menteri Pertanian No. 264/Kpts/OT.140/4/2006 tentang Penetapan Focal Point Organisasi Perlindungan
Tumbuhan Nasional (National Plant Protection Organization)
DAERAH SEBARAN ORGANISME PENGGANGGU
TANAMAN (OPT) DI INDONESIA
2016
Menurut Sudiono, 2013
Menurut Sudiono, 2013
Penyebaran Hama Baru pada Jagung
• Sejak pertama sekali ditemukan di Sumatera Barat pada bulan Maret 2019
sampai bulan April 2020, serangan ulat grayak Spodoptera frugiperda pada
jagung sudah menyebar di 32 provinsi yaitu Aceh, Sumatera Utara, Sumatera
Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, Palembang, Lampung, Banten,
Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat,
Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan
Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara,
Papua dan Papua Barat. Penyebaran ulat grayak yang sangat cepat dapat
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu ngengat mempunyai kemampuan
terbang yang jauh, terbawa melalui alat transportasi dan keadaan iklim yang
sesuai
Penyebaran Hama Baru pada Jagung
Menurut
Triwahyu dan
Suryaminasih
, 2009
Menurut Manti 2004
dalam Prosiding Seminar
Nasional Hortikultura