Anda di halaman 1dari 27

IDENTITAS NASIONAL BANGSA INDONESIA

Dosen Pengampu:

I Wayan Budiarta, S.Pd.,M.Pd

Kelompok 1:

Febri Julyana Ambarita (2314101111)

Citra N Panjaitan (2314101115)

Putu Fitriana Dewi (2314101182)

Juwita Odor Lestari Situmorang (2314101188)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2024


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pentingnya Identitas Nasional

2.2 Unsur-unsur Pembentuk Identitas Nasional yang Multikultural

2.3 Nasionalisme Indonesia

2.4 Landasan Ideologis Pengembangan Nasionalisme Indonesia

2.5 Hubungan antara Identitas Nasional, Nasionalisme, dan Intergrasi Nasional

2.6 Isu Kontroversial

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Identitas berarti ciri-ciri, sifat- sifat khas yang melekat pada suatu hal sehingga
menunjukkan suatu keunikannya serta membedakannya dengan hal- hal lain. Nasional
berasal dari kata 'nation' yang memiliki arti 'bangsa', menunjukkan kesatuan
komunitas sosiokultural tertentu yang memiliki semangat, cita-cita, tujuan, dan
ideologi bersama. Identitas secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh
suatu bangsa yang membedakan dengan bangsa lain. Berdasarkan pengertian itu maka
setiap bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan
keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut. Hal ini juga sangat
ditentukan oleh proses bagaimana bangsa tersebut terbentuk secara historis.
Berdasarkan hakikat identitas nasional itu, identitas suatu bangsa tidak dapat
dipisahkan dengan jati bangsa tersebut atau lebih populer disebut sebagai kepribadian
suatu bangsa. Pengertian atau istilah kepribadian sebagai suatu identitas adalah
keseluruhan identitas atau totalitas dari faktor-faktor biologis, psikologis dan
sosiologis yang mendasari tingkah laku individu.
Identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan pengertian
“peoples character”, “national carachter” atau “national identity”. Dalam
hubungannya dengan identitas nasional Indonesia, kepribadian bangsa Indonesia tidak
bisa diketahui jika hanya dideskripsikan berdasarkan ciri khas fisik. Hal ini mengingat
bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam unsur etnis, ras, suku, kebudayaan,
agama, serta yang sejak asalnya memiliki perbedaan. Kepribadian bangsa Indonesia
sebagai suatu identitas nasional secara historis berkembang dan menemukan jati
dirinya setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Identitas ini tidak hanya mencakup aspek-aspek filosofis, tetapi juga alat-alat
konkret yang digunakan untuk membangun dan memperkuat jati diri bangsa. Dalam
konteks Indonesia, identitas ini mencerminkan keberagaman yang menjadi kekayaan
budaya dan alamiah dari negara kepulauan terbesar di dunia. Identitas bangsa
Indonesia bersifat pluralistik yang menyangkut identitas fundamental yaitu Pancasila
yang merupakan falsafah bangsa. Identitas instrumental yaitu identitas yang
digunakan sebagai alat untuk menciptakan Indonesia sesuai dengan cita-citanya. Alat-
alat yang digunakan mencakup Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi
negara, lambang negara seperti Bendera Merah Putih dan Garuda Pancasila, bahasa
Indonesia sebagai bahasa resmi, serta lagu kebangsaan "Indonesia Raya". Alat-alat ini
menjadi sarana untuk memperkuat identitas nasional dan mempersatukan beragam
elemen di dalam masyarakat Indonesia.. Identitas religiusitas yaitu Indonesia yang
beragam akan agama dan kepercayaan yang menjadi salah satu kekayaan budaya
Indonesia yang perlu dilestarikan dan dihargai. Identitas sosiokultural yaitu Indonesia
yang beragam dengan suku dan budayanya. Dan identitas alamiah yaitu Indonesia
merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, yang terdiri dari ribuan pulau yang
tersebar di berbagai lautan memberikan ciri khas alam yang unik dan keindahan alam
yang luar biasa.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengertian dan pentingnya identitas nasional dalam konteks keberagaman
budaya?
2. Apa saja unsur-unsur yang membentuk identitas nasional yang multikultural?
3. Bagaimana perkembangan nasionalisme Indonesia dalam sejarah?
4. Apa landasan ideologis yang mendasari pengembangan nasionalisme Indonesia?
5. Bagaimana hubungan antara identitas nasional, nasionalisme, dan integrasi nasional
dalam konteks Indonesia?
6. Apa saja isu kontroversial yang terkait dengan identitas nasional, nasionalisme, dan
integrasi nasional di Indonesia saat ini?

1.3 Tujuan
1. Memahami konsep dan signifikansi identitas nasional dalam mempertahankan
keberagaman budaya suatu bangsa, menganalisis hubungan antara identitas nasional
dengan keragaman budaya dalam memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa, serta
menyoroti peran identitas nasional dalam memelihara dan menghargai warisan
budaya yang beragam.
2. Mengidentifikasi unsur-unsur budaya, sejarah, agama, dan nilai-nilai yang menjadi
bagian dari identitas nasional yang multikultural, menganalisis bagaimana keragaman
budaya dan etnis menjadi bagian integral dari identitas nasional, serta memahami
kontribusi dari beragam kelompok masyarakat dalam membentuk identitas nasional
yang inklusif.
3. Melacak sejarah perkembangan nasionalisme Indonesia dari masa pra-kemerdekaan
hingga saat ini, menganalisis peran tokoh-tokoh dan gerakan nasionalisme dalam
memperjuangkan kemerdekaan dan pembentukan negara Indonesia, serta menyoroti
perubahan dan kontinuitas dalam ideologi dan semangat nasionalisme sepanjang
sejarah Indonesia.
4. Menganalisis nilai-nilai Pancasila dan ideologi nasionalisme sebagai landasan
ideologis dalam pengembangan nasionalisme Indonesia dan menyoroti kontribusi
pemikiran para pemikir dan tokoh nasional dalam pembentukan konsep nasionalisme
Indonesia.
5. Menjelaskan keterkaitan antara identitas nasional sebagai ciri khas budaya dengan
semangat nasionalisme sebagai semangat persatuan dan kebangsaan serta
menganalisis bagaimana identitas nasional dan nasionalisme berperan dalam
memperkuat integrasi nasional dan mengatasi potensi perpecahan.
6. Mengidentifikasi isu-isu kontroversial yang menjadi tantangan dalam pengelolaan
identitas nasional, nasionalisme, dan integrasi nasional di Indonesia serta
menganalisis dampak isu-isu tersebut terhadap stabilitas sosial, politik, dan
keberlangsungan negara Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pentingnya Identitas Nasional

Identitas nasional adalah aspek yang penting dalam kehidupan suatu negara..
Identitas nasional (national identity) terdiri dari dua kata, yaitu identitas (identity) dan
nasional (national). Identitas merujuk pada sebuah tanda, jati diri, atau karakteristik yang
membedakan suatu entitas dengan yang lain. Sementara itu, kata nasional mengacu pada
sebuah kelompok yang terbentuk berdasarkan kesamaan budaya, agama, bahasa, cita-
cita, dan tujuan (Widodo, dkk. 2015. 2-3). Identitas nasional (national identity) adalah
sebuah indikator khusus yang dimiliki oleh suatu negara untuk membedakannya dari
negara lain. Setiap negara atau bangsa memiliki identitasnya sendiri yang mencerminkan
sifat, keunikan, dan khasanah budayanya agar dapat dikenali oleh bangsa lain. Di
Indonesia, identitas nasional (national identity) bangsa Indonesia didasarkan pada
Pancasila, yang tercermin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Identitas nasional dalam konteks budaya di Indonesia sangatlah kaya dan beragam.
Budaya Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, bahasa, adat istiadat, seni, musik,
tarian, dan kepercayaan yang unik. Budaya ini menjadi salah satu pilar utama dalam
membentuk identitas nasional Indonesia. Salah satu contoh penting dari identitas budaya
Indonesia adalah keberagaman etnis dan bahasa. Indonesia memiliki lebih dari 300 suku
bangsa yang memiliki bahasa dan budaya yang berbeda-beda. Bahasa Indonesia, sebagai
bahasa persatuan, menjadi alat komunikasi yang menghubungkan berbagai suku bangsa
di seluruh wilayah Indonesia.

Seni dan budaya juga memainkan peran penting dalam identitas nasional
Indonesia. Tarian tradisional seperti tari kecak, tari saman, dan tari pendet, serta seni rupa
seperti batik dan wayang, menjadi bagian tak terpisahkan dari kekayaan budaya
Indonesia. Musik tradisional seperti gamelan dan angklung juga menjadi ciri khas
budaya Indonesia.Selain itu, adat istiadat dan tradisi juga merupakan bagian penting dari
identitas budaya Indonesia. Setiap suku bangsa memiliki adat istiadat dan tradisi yang
unik, seperti upacara adat, pernikahan adat, dan festival budaya. Tradisi-tradisi ini
memperkaya identitas nasional Indonesia dan menjadi simbol keberagaman budaya yang
dihormati.
Berikut adalah beberapa penjelasan mengenai peran penting identitas nasional dalam
konteks keberagaman budaya di Indonesia:

 Pemersatu dalam Keberagaman


Identitas nasional menjadi perekat yang mempersatukan masyarakat Indonesia yang
memiliki keberagaman budaya, suku bangsa, bahasa, dan agama. Identitas nasional
yang kuat membantu menciptakan rasa persatuan di tengah perbedaan budaya dan
mempromosikan toleransi serta kerjasama antar kelompok masyarakat.

 Pemeliharaan dan Pelestarian Budaya


Identitas nasional yang kuat membantu dalam pemeliharaan dan pelestarian budaya
di Indonesia. Identitas nasional menjadi fondasi yang memperkuat kepedulian dan
kebanggaan terhadap budaya lokal dan tradisi adat yang ada di berbagai daerah di
Indonesia. Identitas nasional yang kuat juga mendorong upaya untuk melestarikan
seni, tarian, musik, dan kerajinan tradisional.

 Identitas sebagai Landasan Pendidikan


Identitas nasional menjadi landasan dalam pendidikan di Indonesia. Melalui
pendidikan, generasi muda diajarkan tentang sejarah, budaya, dan nilai-nilai yang
menjadi identitas nasional. Pendidikan yang mencakup identitas nasional membantu
memperkuat rasa cinta tanah air, menghargai keberagaman, dan membangun
kesadaran akan warisan budaya yang dimiliki oleh Indonesia.

 Pengenalan dan Promosi Budaya Indonesia


Identitas nasional yang kuat membantu dalam pengenalan dan promosi budaya
Indonesia di tingkat internasional. Identitas nasional yang jelas dan terdefinisi
dengan baik memungkinkan budaya Indonesia dikenal dan dihargai oleh bangsa lain.
Hal ini dapat membuka peluang untuk pertukaran budaya, pariwisata budaya, dan
kerja sama dalam bidang seni dan budaya antar negara.

 Identitas sebagai Sumber Kreativitas dan Inovasi


Identitas nasional yang kuat menjadi sumber inspirasi dan kreativitas bagi para
seniman, desainer, dan inovator di Indonesia. Budaya Indonesia yang kaya dan
beragam memberikan berbagai ide dan perspektif yang unik dalam menciptakan
karya seni, desain, produk, dan inovasi dalam berbagai bidang.

Oleh karena itu,Identitas nasional memiliki peran penting dalam menjaga


Keberagaman dan budaya yang ada di Indonesia. jika suatu negara tidak memiliki
identitas,ciri khas,maupun sifat yang seharusnya tertera dan apalagi warga negaranya
tidak melindungi serta menjaga identitas nasionalnya negara tersebut akan mudah
goyah.Menjaga identitas suatu negara bisa dapat dikatakan seperti kita musyawarah,
dengan melindungi identitas nasional kita semua harus bersatu dalam satu kesatuan
agar dapat menggapai cita-cita,tujuan serta ideologi bersama dengan mencantumkan
rasa semangat yang tinggi,pantang menyerah,dan cerdas.

2.2 Unsur-unsur Pembentuk Identitas Nasional yang Multikultural

Identitas nasional yang multikultural di Indonesia terbentuk dari berbagai unsur


yang mencerminkan keberagaman dan kemajemukan bangsa. Berikut adalah beberapa
unsur penting yang membentuk identitas nasional multikultural di Indonesia:

1. Keragaman Suku Bangsa


Indonesia terdiri dari ratusan suku bangsa yang masing-masing memiliki bahasa,
adat istiadat, dan budaya yang unik. Keragaman suku bangsa ini merupakan salah
satu unsur utama yang membentuk identitas nasional Indonesia yang multikultural.
Interaksi antar suku bangsa telah menciptakan budaya-budaya campuran yang kaya
akan suku bangsa yang menjadi tonggak persatuan dalam perbedaan yang berasal
dari kemajemukan yang dirawat oleh nenek moyang sampai generasi kita dan masa
depan yang akan dating

2. Agama
Indonesia merupakan negara dengan keberagaman agama yang tinggi. Keberadaan
berbagai agama dan kepercayaan, termasuk Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha,
dan Kong Hu Cu, mencerminkan pluralitas yang menjadi bagian dari identitas
nasional Indonesia. Toleransi dan harmoni antar pemeluk agama menjadi nilai
penting dalam masyarakat multicultural., Keragaman agama di Indonesia adalah
berkah yang memberikan persatuan dalam segala makna dalam payung Pluralisme
yang ditopang dengan UUD dan Pancasila untuk menjamin semua warga negara
dalam beragama.

3. Bahasa
Bahasa Indonesia yang menjadi bahasa pemersatu sebuah bangsa besar ini adalah
identitas yang nyata untuk mempersatukan Indonesia secara besar dalam
keanekaragaman suku bangsa serta budaya.Lebih dari 700 bahasa daerah digunakan
di seluruh Indonesia, menunjukkan keanekaragaman linguistik yang luar biasa.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional berperan sebagai alat pemersatu yang
memungkinkan komunikasi lintas budaya dan memperkuat identitas nasional di
tengah keberagaman bahasa. Bahasa Indonesia merupakan bahasa kesatuan yang
sangat konvensional sebagai unsur pembentuk identitas nasional. Dari keragaman
bahasa daerah yang dimiliki Indonesia, bahasa Indonesia memiliki peran penting
sebagai bahasa pemersatu untuk komunikasi masyarakat yang universal. Bahasa
Indonesia juga merupakan identitas yang dapat menjadi pembeda dengan negara-
negara lain.

4. Kebudayaan
Indonesia memiliki warisan budaya dan tradisi yang sangat kaya, termasuk seni
pertunjukan, musik, tarian, upacara adat, dan kerajinan tangan. Warisan budaya ini
tidak hanya mencerminkan keunikan masing-masing daerah tetapi juga menjadi
bagian dari kekayaan identitas nasional Indonesia yang multikultural.Maka dari itu,
kebudayaan sangatlah erat kaitannya dengan identitas nasional. Kekayaan budaya
yang dimiliki bangsa Indonesia harus dilestarikan agar terus terjaga dan tidak
terkikis karena arus globalisasi.

5. Sejarah
Sejarah, Dibalik Indonesia sebagai negara seperti sekarang, terselip romantisme
masa lalu ketika zaman kerajaan-kerajaan nusantara yang mempunyai Track-record
yang gemilang dan kini menjadi cambuk bagi masyarakat kekinian Sejarah
perjuangan kemerdekaan dan peristiwa penting dalam pembentukan negara
Indonesia juga menjadi unsur pembentuk identitas nasional, mengingatkan pada
perjuangan dan semangat para pendiri bangsa.
Dari unsur-unsur pembentuknya di atas, identitas nasional bisa dibentuk menjadi
beberapa bagian, meliputi:

1. Identitas fundamental, yaitu dasar negara Pancasila.


2. Identitas instrumental, yaitu Undang- Undang Dasar 1945, lambang negara . Garuda
Pancasila, bahasa Indonesia, dan lagu kebangsaan Indonesia Raya
3. Identitas religiusitas, berupa keragaman serta toleransi beragama..
4. Identitas sosio kultural, berupa keragaman suku dan kultur dalam masyarakat.
5. Identitas alamiah, berupa Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki
kekayaan. alam yang melimpah.

2.3 Nasionalisme Indonesia


Nasionalisme merupakan sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara. Karena dengan nasionalisme yang tinggi sebuah bangsa dapat berdiri tegak
dan memiliki sebuah jati diri yang kuat. Nasionalisme merupakan sesuatu yang harus
diperhatikan oleh setiap elemen bangsa dalam setiap perjalanan bangsa tersebut, begitu
pula dengan Indonesia. Indonesia memulai istilah nasionalisme jauh sebelum Indonesia
terbentuk. Ketika membicarakan tentang sejarah nasionalisme Indonesia tentu kita tidak
boleh melupakan salah satu pembentuk nasionalisme Indonesia yaitu orang-orang Indis.
Dalam sejarah nasionalisme sering hanya dikaitkan dengan para tokoh-tokoh
kemerdekaan saja, atau kita hanya memandang nasionalisme hanya terpaku pada sudut
kecil yaitu tokoh. Padahal jika dikaji lebih jauh ternyata banyak factor yang akhirnya
membentuk nasionalisme Indonesia. Seperti yang telah digambarkan bahwa
nasionalisme Indonesia tumbuh jauh sebelum Negara Indonesia tertentu, seperti “sumpah
palapa” yang digelorakan oleh Maha Patih Gadjah Mada yang bertujuan untuk
menyatukan nusantara, kemudian lahirnya nasionalisme Indis yang dilakukan oleh orang
darah Eropa yang mengalami hibridasi dengan bangsa pribumi. Nasionalisme Indis tentu
memberi peran penting bagi lahirnya Nasionalisme Indonesia, karena munculnya
nasionalisme Indis merupakan bentuk dari penolakan dari adanya kolonialisme yang
akhirnya melahirkan beberapa produk yang akhirnya membantu membentuk
nasionalisme. Kemudian politik Etis Pemerintah hindia Belanda yang pada akhirnya
melahirkan Perhimpunan Indonesia juga sangat memberikan pengaruh terhadap
nasionalisme Indonesia. Sehingga nasionalisme adalah alat untuk penolakan adanya
penjajahan atau sebagai antitesis sebuah penjajahan tersebut.
Lahirnya nasionalisme di Indonesia selain disebabkan penderitaan panjang di bidang
ekonomi, sosial, pendidikan, hukum dan politik, juga dipengaruhi oleh meningkatnya
semangat bangsa-bangsa terjajah lainnya dalam meraih kemerdekaan, antara lain dari
Filipina dan India. Sejarah terbentuknya nasionalisme di Indonesia disebabkan adanya
perasaan senasib sepenanggungan yang merupakan suatu reaksi subyektif, dan kemudian
kondisi obyektif secara geografis menemukan koneksitasnya (Rachmat, 1996).
Ditambahkannya, ada perbedaan kausal antara nasionalisme di Indonesia dengan
nasionalisme di Eropa, yaitu bila nasionalisme di Indonesia muncul sebagai reaksi
terhadap penjajahan kolonial, tetapi di Eropa, nasionalisme lahir akibat adanya pergeseran
dari masyarakat agraris menuju masyarakat industri sebagai dampak dari revolusi
industri. Nasionalisme pada hakikatnya merupakan suatu ideologi negara modern, seperti
halnya demokrasi dan komunisme. Bahkan kolonialisme dan imperialisme merupakan
bentuk dari nasionalisme yang bersifat ekspansif. Masalah kebangsaan yang paling
pokok, menurut aliran Marxis, adalah titik pertemuan antara politik, teknologi dan
transformasi sosial (Hosbawm, 1992).Konsep mengenai bangsa yang baru dikenal pada
abad ke-19 mengalami beberapa kali perubahan makna. Sebelum tahun 1884, nacion atau
nation diartikan sebagai kumpulan penduduk dari suatu propinsi, negeri atau kerajaan,
dan orang asing. Menurut Hosbawm (1992), makna tersebut berkembang menjadi suatu
pemerintahan bersama yang tertinggi yang diakui oleh suatu negara atau badan politik,
yang wilayah dan penduduknya merupakan suatu kebulatan.
Berdasarkan sejarah kelahirannya, nasionalisme atau kebangsaan pada masa lampau
merupakan suatu jalan tengah di antara dua kubu ekstrimitas yaitu kegelapan
imperialisme atau kolonialisme dengan kebodohan etnosentrisme (Rachmat, 1996).
Seiring dengan perkembangan dan perubahan kehidupan dunia, nasionalisme masih
relevan dan kembali sebagai jalan tengah antara genderang globalisasi dan kebangkitan
etnosentrisme di tengah masyarakat dunia. Pergeseran tata sendi kehidupan,
menyebabkan banyak hal dalam nasionalisme yang lampau, menjadi usang dan kurang
bermakna pada masa sekarang ini. Sebagai contoh, slogan “hidup atau mati”, “right or
wrong is my country” bukan saja terdengar asing tetapi juga dirasa naif, karena saat ini
kesadaran terhadap persamaan hukum dan penghormatan hak asasi manusia menjadi hal
yang esensial, melebihi rasa kebangsaan yang tidak pada tempatnya.
Nasionalisme sebagai suatu ideologi, memerlukan aktualisasi sesuai perubahan zaman
dan tantangan yang dihadapi. Musuh nasionalisme tidak lagi terbatas pada imperialisme,
kolonialisme, separatisme atau ideologi-ideologi lain, namun meluas kepada hal-hal di
luar itu, seperti kemiskinan, keterbelakangan, penindasan hak asasi dan sebagainya
(Rachmat, 1996). Hal ini mengacu pada esensi dasar dari nasionalisme yang
mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan, yang
menyiratkan suatu keadilan yang menyeluruh, yang harus mampu dirasakan semua
anggota bangsa. Kemiskinan, keterbelakangan dan penindasan menandakan adanya
ketimpangan dan ketidakmerataan dalam suatu masyarakat bangsa, yang berarti
bertentangan dengan esensi dasar nasionalisme.
Sikap nasionalisme sebagai suatu penilaian atau evaluasi terhadap rasa cinta tanah air
dan bangsa atas kesadaran dan tanggung jawab sebagai warga negara. Implementasi dari
sikap nasionalisme setidaknya diwujudkan melalui pemenuhan unsur-unsur nasionalisme,
yaitu cinta terhadap tanah air dan bangsa, berpartisipasi dalam pembangunan,
menegakkan hukum dan menjunjung keadilan sosial, memanfaatkan sumberdaya
sekaligus berorientasi pada masa depan, berprestasi, mandiri dan bertanggung jawab
dengan menghargai diri sendiri dan orang lain, serta siap berkompetisi dengan bangsa lain
dan terlibat dalam kerjasama internasional. Nasionalisme yang ideal seperti ini akan
mengantarkan warga negara sebagai orang-orang yang mempunyai kualitas psikologis
yang tinggi. Dengan menumbuhkan sikap nasionalisme yang lebih kuat maka bangsa
Indonesia akan bisa keluar dari berbagai macam masalah yang dialami, karena kalau kita
berkaca dari sejarah generasi muda selalu menjadi sebuah pelopor berubahnya bangsa ini
mulai dari jaman kolonialisme sampai era reformasi. Dengan menumbuhkan sikap
nasionalisme yang tinggi maka bangsa Indonesia kedaulatan yang kuat dan pada akhirnya
bangsa Indonesia bisa mewujudkan cita-citanya yaitu sebuah Negara yang adil dan
makmur.

2.4 Landasan Ideologis Pengembangan Nasionalisme Indonesia


Landasan ideologis yang mendasari pengembangan nasionalisme Indonesia adalah
Pancasila. Pancasila sebagai dasar filsafat negara republik Indonesia, nilai-nilainya tekah
ada pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum bangsa Indonesia
mendirikan Negara, yang berupa nilai-nilai adat-istiadat, kebudayaan serta nilai-nilai
religious. Nilai-nilai tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan secara formal oleh para
pendiri Negara untuk dijadikan sebagai dasar filsafat Negara Indonesia (Kaelan,2016:19).
Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat
terbuka. Hal ini dimaksud bahwa ideologi Pancasila adalah bersifat actual, dinamis,
antisipatif, dan senantiasa mampu menyesuaikan perkembangan jaman. Keterbukaan
ideologi Pancasila bukan berarti mengubah nilau-nilai dasar Pancasila namun
mengeksplisitkan wawasannya secara kongkrit, sehingga memiliki kemampuan yang
lebih tajam untuk memecahkan masalah-masalah baru dan actual (Kaelan:2016:116).
Pancasila sebagai ideologi bangsa dipastikan akan terus mengalami hambatan, tangan
baik yang datangnya dari internal maupun eksternal. Pancasila secara internal akan terus
berhadapan dengan pemikiran ekstrimisme yang pasti tidak menghormati pluralisme
yang menjadi ciri bangsa Indonesia, dan secara eksternal tanpa disadari Pancasila
cenderung termarginalkan dari sisi kehidupan Masyarakat antar bangsa khususnya
dengan berlakunya standar-standar yang sifatnya universal, dimana Pancasila dianggap
sebagai suatu elemen partikularistik yang menolak nilai-nilai universal secara
keseluruhan.
Nilai-nilai yang terdapat dalam sila-sila Pancasila yang merupakan kesepakatan
pendiri negara ini mewajibkan seluruh rakyat Indonesia untuk mengimplementasikannya
sesuai dengan situasi dan kondisi dalam kehidupan sehari-hari serta menghindari
perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai dasar tersebut. Pancasila sebagai ideologi
terbuka menjadikan nilai-nilai Pancasila sebenarnya dapat dikembangkan sesuai dengan
perubahan zaman ketika saat menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. Sifat
dinamis Pancasila ini sangat dibutuhkan untuk menjaga ketahanan nasional di Tengah
arus perubahan modern yang sangat cepat dan massif.
Ketahanan nasional tidak akan terlepas dari ketahanan ideologis Pancasila. Ketahanan
nasional dalam perspektif Suryohadiprojo merupakan kondisi dinamik suatu bangsa yang
berisi keuletan dan ketangguhan. Ketahanan nasional juga mencakup kemampuan untuk
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi semua tantangan, ancaman,
hambatan, dan gangguan, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Hal ini dapat membahayakan integritas, identitas, serta
kelangsungan hidup bangsa dan negara, serta perjuangan untuk mencapai tujuan dan cita-
cita nasionalnya.
Pancasila merupakan ideologi utama bagi bangsa Indonesia karena dipandang sebagai
kepercayaan yang dianggap sebagai satu-satunya ideologi yang paling sesuai untuk
menjalankan sistem kenegaraan Republik Indonesia. Pancasila dianggap sebagai
kumpulan gagasan atau konsep yang dibentuk oleh para Founding Father seperti Ir.
Soekarno, Mr. Soepomo, M. Yamin, Kh. Bagus Hadikusumo, dan beberapa tokoh
nasional lainnya yang turut serta dalam penyusunan ideologi yang akhirnya dinamakan
Pancasila. Pancasila terdiri dari lima dasar yang telah disepakati oleh bangsa Indonesia
melalui peran Founding Father, yang harus diimplementasikan oleh bangsa Indonesia
dalam kehidupan sosial maupun sistem kenegaraan, yang meliputi Ketuhanan Yang
Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang
Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Pemahaman masyarakat terhadap Pancasila sebagai ideologi seharusnya menjadi
perhatian yang sangat besar bagi seluruh bangsa Indonesia. Hal ini karena dalam
beberapa tahun terakhir, terutama setelah masa reformasi, nilai-nilai yang terkandung
dalam sila-sila Pancasila terasa semakin memudar. Perubahan ini bukan hanya
disebabkan oleh dinamika kehidupan masyarakat, tetapi juga karena berkembangnya
pemahaman tentang adanya ideologi lain yang diyakini mampu memberikan harapan
yang lebih baik daripada Pancasila. Kemudahan akses informasi melalui saluran
teknologi turut dirasakan dampaknya oleh seluruh lapisan masyarakat. Nilai-nilai
ketuhanan yang seharusnya menjadi landasan dalam berbagai aturan perundang-
undangan nampaknya diabaikan karena dianggap kuno dan tidak lagi relevan untuk
dipertahankan. Begitu juga dengan nilai-nilai persatuan yang seharusnya menjadi dasar
kehidupan berbangsa dan bernegara. Terpecahnya masyarakat ke dalam berbagai
kelompok sebenarnya merupakan ancaman serius terhadap persatuan dan kesatuan
bangsa. Apabila masyarakat terpecah, maka disintegrasi bangsa akan semakin muncul,
dan potensi untuk hilangnya Negara Kesatuan Republik Indonesia semakin nyata. Hal ini
tentu saja bertentangan dengan cita-cita para pendiri bangsa.

2.5 Hubungan antara Identitas Nasional, Nasionalisme, dan Intergrasi Nasional


Hubungan antara Identitas Nasional, Nasionalisme, dan Integrasi Nasional merupakan
aspek penting dalam pemahaman dinamika sosial dan politik suatu negara. Identitas
nasional sebagai ciri khas budaya dan semangat nasionalisme sebagai semangat persatuan
dan kebangsaan saling terkait erat dan memiliki peran yang penting dalam memperkuat
integrasi nasional dan mengatasi potensi perpecahan dalam suatu negara.
Identitas nasional Indonesia dibuat dan disepakati oleh para pendiri negara Indonesia.
Identitas nasional Indonesia tercantum dalam konstitusi Indonesia yaitu Undang-Undang
Dasar 1945 dalam Pasal 35-36C. Identitas nasional yang menunjukkan jati diri Indonesia
diantaranya adalah bahasa nasional atau bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia, bendera
negara yaitu Sang Merah Putih, lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya, lambang negara
yaitu Pancasila, semboyan negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika, dasar falsafah negara yaitu
Pancasila, konstitusi (hukum dasar) negara yaitu UUD 1945, konsepsi wawasan
nusantara, kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan nasional dengan
melihat kompleksitas persoalan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia, baik yang
bersumber dari ekspansi kekuatan eksernal maupun dinamika internal masyarakat
Indonesia, maka sesungguhnya semangat nasionalisme, keberadaan negara-bangsa
Indonesia, dan pemupukan integrasi nasional masih sangat dibutuhkan oleh segenap
rakyat Indonesia.
Nasionalisme di Indonesia berawal dari gerakan masyarakat Indonesia saat
memperjuangkan kemerdekaan, terutama saat kolonial Belanda berupaya untuk
menegakkan kekuasaan atas wilayah Indonesia. Selama periode ini, rasa kesadaran
nasional dan kebanggaan budaya Indonesia mulai disadari oleh kalangan intelektual
Indonesia. Hal ini kemudian mengantarkan bangsa Indonesia pada pembentukan berbagai
organisasi nasionalis yang berupaya dalam memperjuangkan ide tentang satu negara yang
terunifikasi dan bebas dari penjajahan. Nasionalisme memainkan peran penting dalam
pembentukan dan pemeliharaan identitas nasional Indonesia, serta menyuarakan nilai-
nilai nasional dan membantu mempertahankan integritas nasional. Salah satu tokoh
penting dari nasionalisme Indonesia adalah Soekarno, yang kemudian menjadi presiden
pertama Indonesia. Soekarno adalah adalah satu pendukung dari persatuan nasional dan
kemerdekaan negara Indonesia. Pidato dan tulisannya membantu dan memotivasi
masyarakat Indonesia untuk mengusahakan gerakan kemerdekaan. Perjuangan untuk
kemerdekaan akhirnya berakhir dengan dibukanya Republik Indonesia yang merdeka
pada tahun 1945, setelah berakhirnya Perang Dunia II. Sejak saat itu, nasionalisme
Indonesia telah menjadi bagian penting dari ideologi politik negara Indonesia, dan
membentuk pokok pikiran tentang identitas nasional dan peran nasionalisme itu sendiri
dalam menjaga integritas negara. Namun, meskipun memiliki peran penting dalam
sejarah Indonesia, nasionalisme juga memiliki pandangan negatif karena mendefinisikan
identitas nasional yang sempit dan eksklusif, yang pada beberapa kasus telah digunakan
untuk membatasi dan mendiskriminasi masyarakat Indonesia yang dianggap minoritas.
Meskipun menghadapi tantangan ini, ide nasionalisme Indonesia tetap berperan
penting dalam membentuk identitas politik dan budaya negara Indonesia. Bagi warga
Indonesia, nasionalisme adalah sumber kebanggaan dan simbol persatuan nasional dan
kemerdekaan, dan dipandang sebagai bagian penting dari warisan nasional NKRI. Pada
saat yang sama, banyak juga yang menyadari kebutuhan untuk mengadaptasi dan
mengubah konsep nasionalisme Indonesia untuk mengakomodasi keragaman populasi
dan lingkungan politik ada di Indonesia dan terus berubah mengikuti perkembangan
zaman. Maka dari itu, definisi nasionalisme Indonesia yang konvensional perlu diadaptasi
dan dikembangkan untuk mengatasi perubahan yang ada. Kita sebagai masyarakat
Indonesia perlu meninjau dan menyadari kembali tentang apa yang dimaksud dengan
menjadi bagian dari Indonesia dan apa nilai serta tradisi yang seharusnya ditekankan
sebagai bagian dari identitas nasional Indonesia. Secara keseluruhan, nasionalisme
Indonesia adalah aspek penting dari identitas politik dan budaya negara, yang
merefleksikan sejarah, nilai, dan tradisi budaya NKRI. Meskipun nasionalisme sempat
dinilai dapat mengarahkan bangsa ke arah negatif, nasionalisme tetap merupakan hal yang
diperlukan oleh bangsa Indonesia karena memiliki peran krusial dalam membentuk
identitas nasional. Nasionalisme juga menjadi salah satu tonggak masa depan negara
Indonesia karena dapat menjadi dasar pemahaman seluruh rakyatnya untuk tetap memiliki
rasa cinta dan bangga menjadi bagian dari Indonesia. Dengan terus mengubah dan
menyesuaikan kondisi dengan kebutuhan masyarakat Indonesia yang berubah,
nasionalisme dapat terus memainkan peran positif dalam membentuk identitas negara dan
menggaungkan persatuan nasional.
Negara-negara bekas kolonialis yang setelah Perang Dunia II yang meneriakkan
dengan nyaring globalisasi melakukan eksperimen untuk pasar bebas jika menghadapi
persoalan tetap kembali kepada otoritas negara. Negara akhirnya menjadi semacam
tumbal yang digunakan untuk membayar kebobrokan yang diakibatkan oleh apa yang
diyakini sebagai pasar bebas. Mungkin pasar tidak akan pernah bisa melindungi warga
negara, rakyat, yang kelaparan dan tidak beruntung. Disinilah negara yang semestinya
harus diberdayakan untuk ‘melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah,
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa’ sebagaimana cita-
cita dan konsensus luhur para founding fathers.
Keterkaitan antara identitas nasional dan semangat nasionalisme memberikan
landasan yang kuat untuk memperkuat integrasi nasional. Identitas nasional yang kuat
memperkuat rasa kebersamaan di antara masyarakat yang memiliki keragaman, sementara
semangat nasionalisme menggalang kesatuan dalam mencapai cita-cita bersama. Melalui
pemeliharaan dan peningkatan identitas nasional serta penanaman semangat nasionalisme
yang sehat, negara dapat memperkuat ikatan sosial dan politik di antara warganya,
mendorong solidaritas dan persatuan.
Dalam konteks yang lebih luas, identitas nasional dan nasionalisme juga berperan
dalam mengatasi potensi perpecahan di dalam suatu negara. Dengan menghargai dan
memperkuat identitas nasional sebagai ciri khas budaya, serta mendorong semangat
nasionalisme yang inklusif, negara dapat menanggulangi konflik dan perpecahan yang
mungkin timbul akibat ketegangan antar kelompok. Identitas nasional yang kuat dan
semangat nasionalisme yang mengedepankan persatuan akan memberikan landasan yang
kokoh untuk mengatasi potensi perpecahan, memelihara stabilitas sosial, dan memperkuat
integrasi nasional.
Integrasi nasional merupakan isu penting yang dihadapi oleh banyak negara di dunia,
termasuk Indonesia, yang memiliki keragaman etnis, agama, budaya, dan bahasa. Konsep
integrasi nasional muncul sebagai upaya untuk mencapai persatuan dan kesatuan di dalam
suatu negara dengan mengurangi perbedaan dan meningkatkan kesamaan antara berbagai
kelompok yang ada di dalamnya. Integrasi nasional memiliki implikasi yang signifikan
dalam konteks sosial, politik, dan ekonomi. Dalam konteks Indonesia, integrasi nasional
merupakan upaya untuk menciptakan persatuan dan kesatuan di antara beragam suku,
budaya, agama, dan bahasa yang ada di negara ini. Identitas bangsa memegang peranan
penting dalam integrasi nasional Indonesia. Identitas bangsa mencakup nilai-nilai,
budaya, sejarah, dan cita-cita bersama yang diakui oleh seluruh rakyat Indonesia. Hal ini
memungkinkan terbentuknya kesadaran sebagai warga negara Indonesia yang merasa
bangga atas keberagaman budaya yang dimiliki. Identitas nasional Indonesia didasarkan
pada beberapa elemen penting, antara lain:
 Pancasila sebagai Dasar Negara: Pancasila merupakan ideologi dasar negara
Indonesia yang terdiri dari lima sila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan
yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat Indonesia. Pancasila menjadi pijakan untuk membangun persatuan dan
kesatuan di tengah keberagaman masyarakat Indonesia.
 Bhinneka Tunggal Ika: Semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" yang terdapat dalam
lambang negara, yaitu Garuda Pancasila, menjadi simbol dari persatuan dalam
keberagaman. Artinya, meskipun berbeda-beda (bhinneka), kita tetap satu (tunggal
ika). Semboyan ini menekankan pentingnya toleransi, saling menghormati, dan
persatuan di antara berbagai suku, agama, budaya, dan bahasa di Indonesia.
 Gotong Royong dan Kebersamaan: Identitas nasional Indonesia juga mencakup
semangat gotong royong dan kebersamaan dalam bermasyarakat. Gotong royong
merupakan nilai yang mengajarkan kolaborasi, tolong-menolong, dan kepedulian
antarindividu dan antarkelompok dalam membangun masyarakat yang lebih baik.
Kebersamaan ini tercermin dalam berbagai tradisi, seperti gotong royong dalam
kegiatan adat, kerja bakti, atau kegiatan sosial bersama.
 Warisan Budaya Daerah: Identitas nasional Indonesia juga mencakup warisan budaya
yang sangat beragam dari masing-masing daerah di Indonesia. Setiap daerah memiliki
kekayaan seni, tarian, musik, bahasa, dan tradisi yang menjadi bagian dari identitas
bangsa. Pemerintah dan masyarakat berperan dalam melestarikan dan menghargai
warisan budaya ini sebagai identitas nasional.
Dalam konteks integrasi nasional, identitas bangsa menjadi alat untuk mempersatukan
dan mengatasi perbedaan yang ada di Indonesia. Identitas nasional menjadi landasan yang
kuat untuk membangun kesadaran kolektif, solidaritas, dan rasa memiliki terhadap bangsa
Indonesia. Dengan memahami dan menghargai identitas nasional, diharapkan masyarakat
Indonesia dapat hidup dalam harmoni, saling menghormati, dan saling mendukung dalam
mencapai tujuan bersama. Namun, perlu diakui bahwa penegakan identitas nasional dan
integrasi nasional di Indonesia juga menghadapi tantangan dan perdebatan. Masih
terdapat kesenjangan sosial, ketimpangan ekonomi antar daerah, konflik horizontal, dan
kurangnya kesadaran akan pentingnya toleransi dan kebersamaan sebagai warga negara
Indonesia. Oleh karena itu, upaya penegakan integrasi nasional harus terus dilakukan oleh
pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak melalui pendidikan, pengembangan
infrastruktur, pemberdayaan masyarakat, dan promosi nilai-nilai kebersamaan.
Upaya penegakan integrasi nasional di Indonesia dilakukan melalui berbagai
kebijakan dan program yang bertujuan untuk memperkuat persatuan, kesatuan, dan
kebersamaan antara berbagai kelompok masyarakat. Berikut adalah beberapa contoh
nyata dari upaya penegakan integrasi nasional di Indonesia:
 Pendidikan Multikultural: Pemerintah Indonesia telah menerapkan kurikulum
pendidikan yang mendorong pemahaman dan penghargaan terhadap keberagaman
budaya, suku, agama, dan bahasa di Indonesia. Pendidikan multikultural bertujuan
untuk membentuk sikap inklusif, toleransi, dan saling menghormati antara siswa dari
berbagai latar belakang budaya.
 Program Bantuan Keuangan dan Pembangunan: Pemerintah mengimplementasikan
program bantuan keuangan dan pembangunan yang merata ke seluruh wilayah
Indonesia. Program ini bertujuan untuk mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi
antar daerah, sehingga masyarakat dari berbagai kelompok dapat merasakan manfaat
pembangunan secara adil dan merata.
 Hari Nasional dan Peringatan Bersama: Negara Indonesia merayakan Hari Nasional
seperti Hari Kemerdekaan dan Hari Pahlawan sebagai momen untuk memperkuat rasa
persatuan dan kebangsaan. Peringatan bersama ini melibatkan partisipasi dari berbagai
kelompok masyarakat dan dijadikan ajang untuk mengenang sejarah dan menghargai
jasa para pahlawan nasional.
 Dialog Antaragama dan Antarbudaya: Pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan
komunitas agama sering kali mengadakan dialog antaragama dan antarbudaya. Dialog
ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman dan kerjasama antara kelompok agama
dan budaya yang berbeda, serta mengatasi konflik dan perpecahan yang mungkin
timbul.
 Penegakan Hukum dan Perlindungan Hak Asasi Manusia: Pemerintah Indonesia
melalui aparat penegak hukum berkomitmen untuk menjaga keadilan, melindungi hak
asasi manusia, dan menjamin kesetaraan hukum bagi semua warga negara. Penegakan
hukum yang adil dan perlindungan hak asasi manusia merupakan aspek penting dalam
menjaga integrasi nasional dan menghindari diskriminasi.
 Promosi Budaya dan Seni: Pemerintah dan berbagai lembaga budaya aktif dalam
mempromosikan budaya Indonesia yang beragam melalui berbagai kegiatan seni,
festival, pameran, dan pertunjukan. Promosi budaya ini membantu memperkuat
identitas nasional dan membangun pemahaman yang lebih baik tentang kekayaan
budaya Indonesia.
 Media dan Komunikasi: Media massa dan platform komunikasi sosial memiliki peran
penting dalam membentuk persepsi dan pemahaman masyarakat. Pemerintah dan
masyarakat sipil bekerja sama untuk memastikan informasi yang disampaikan melalui
media bersifat inklusif, tidak memihak, dan mengedepankan prinsip persatuan dan
kesatuan.
Ini adalah beberapa contoh nyata dari upaya penegakan integrasi nasional di
Indonesia. Namun, perlu diingat bahwa penegakan integrasi nasional adalah proses yang
terus berlangsung dan membutuhkan partisipasi aktif dari pemerintah, masyarakat, dan
berbagai pihak untuk mencapai tujuan tersebut.

2.6 Isu Kontroversial


Isu-isu kontroversial yang terkait dengan pengelolaan identitas nasional,
nasionalisme, dan integrasi nasional di Indonesia memiliki potensi untuk merusak
stabilitas sosial, politik, dan keberlangsungan negara secara keseluruhan. Dampak dari
isu-isu tersebut tidak hanya terasa dalam konteks internal, tetapi juga dapat memengaruhi
citra Indonesia di mata dunia dan hubungan diplomatiknya dengan negara-negara lain.
Masalah konflik sosial merupakan salah satu isu yang tak terelakkan dalam
kehidupan masyarakat. Konflik bisa timbul karena berbagai alasan seperti perbedaan
kepentingan, nilai-nilai, keyakinan, sumber daya, atau faktor-faktor sosial dan
ekonomi lainnya. Stabilitas sosial merupakan fondasi yang penting bagi kemajuan dan
kesejahteraan masyarakat. Namun, konflik antar kelompok masyarakat yang dipicu oleh
isu-isu identitas nasional, nasionalisme, dan integrasi nasional dapat mengancam
stabilitas sosial di Indonesia. Ketegangan yang timbul dari perbedaan keyakinan agama,
adat budaya, atau status ekonomi bisa menjadi sumber konflik yang memicu protes,
kerusuhan, bahkan tindakan kekerasan. Ketegangan antaragama sering kali muncul
dalam bentuk konflik antara kelompok agama mayoritas dan minoritas. Isu-isu seperti
pembangunan tempat ibadah, perlakuan diskriminatif terhadap kelompok minoritas
agama, atau ketidakadilan dalam penegakan hukum dapat menjadi pemicu ketegangan
dan konflik antaragama. Contoh nyata adalah konflik di berbagai daerah di Indonesia, di
mana perbedaan keyakinan agama menjadi penyebab utama konflik yang mengakibatkan
korban jiwa, kerugian materi, dan trauma yang mendalam di masyarakat.
Dalam beberapa situasi, konflik sosial dapat berkembang menjadi benturan
serius yang mengancam stabilitas sosial dan harmoni dalam Masyarakat Penyelesaian
konflik sosial adalah tantangan yang kompleks dan memerlukan pendekatan yang
bijaksana. Salah satu aspek yang telah lama diperdebatkan dalam konteks
penyelesaian konflik adalah peran agama. Agama, dalam banyak masyarakat, bukan
hanya merupakan sistem kepercayaan spiritual, tetapi juga memiliki pengaruh yang
signifikan dalam kehidupan sehari-hari dan nilai-nilai sosial.Ketika berbicara tentang
peran agama dalam penyelesaian konflik sosial, ada banyak dimensi yang perlu
dipertimbangkan. Agama dapat menjadi sumber nilai-nilai moral dan etika yang
dapat membantu meredakan konflik dan mempromosikan perdamaian. Di sisi lain,
agama juga dapat menjadi faktor yang memperkeruh konflik jika tidak dipahami
dengan benar atau jika disalahgunakan untuk tujuan politik atau sosial.
Agama memiliki pengaruh yang signifikan dalam penyelesaian konflik sosial di
masyarakat. Temuan utama adalah peran mediasi agama, yang dimana agama sering
digunakan sebagai sarana mediasi dalam penyelesaian konflik. Tokoh agama atau
pemimpin agama memainkan peran penting dalam meredakan ketegangan dan
memfasilitasi dialog antara pihak-pihak yang terlibat dalam konflik. Nilai-nilai moral
dan etika yang diajarkan oleh agama sering menjadi landasan bagi penyelesaian
konflik. Penggunaan nilai-nilai ini dapat membantu menciptakan kesepahaman dan
persatuan antara pihak-pihak yang berkonflik. Adapun pengaruh kelompok
keagamaan kelompok keagamaan sering berperan dalam mengkoordinasikan
upaya penyelesaian konflik. Mereka dapat mengorganisir pertemuan, diskusi, atau
kegiatan lainnya yang bertujuan untuk mengatasi konflik sosial.
Isu-isu kontroversial terkait identitas nasional juga dapat merusak stabilitas politik di
Indonesia. Stabilitas politik adalah faktor krusial dalam memastikan kelancaran proses
pemerintahan, stabilitas ekonomi, dan keberlangsungan negara secara keseluruhan.
Konflik antarpartai politik atau antarlembaga pemerintah yang dipicu oleh perbedaan
pandangan terhadap identitas nasional dan nasionalisme merupakan salah satu ancaman
terbesar terhadap stabilitas politik. Ketika para pemimpin politik atau lembaga
pemerintah memiliki pandangan yang bertentangan mengenai visi dan misi negara, hal
ini dapat mengganggu proses pembuatan kebijakan, merusak hubungan antarlembaga,
bahkan menghambat jalannya proses demokrasi secara keseluruhan. Ketidaksepakatan
politik dalam hal identitas nasional juga dapat menciptakan ketegangan dan polarisasi di
antara masyarakat, memperdalam jurang antar kelompok, dan melemahkan legitimasi
pemerintah.
Selain itu, ketidakstabilan politik dapat memberikan dampak negatif yang serius
terhadap perekonomian negara. Investor cenderung menghindari negara yang mengalami
ketidakpastian politik, karena hal tersebut dapat meningkatkan risiko investasi dan
mengganggu prospek pertumbuhan ekonomi. Ketidakpastian politik juga dapat
memperlambat proses pengambilan keputusan, termasuk kebijakan ekonomi yang
penting untuk merangsang investasi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Seperti halnya dalam fenomena Papua sekarang diwarnai oleh kondisi keamanan yang
tidak menentu; kepincangan pembangunan yang tidak mencerminkan asas keadilan;
ketidak berpihakan pada orang asli Papua, tingkat kerusakan yang parah pada ekosistem
hutan dan perairan laut; perkembangan ekonomi pasar yang lebih menguntungkan warga
pendatang, konflik sosial yang diduga direkayasa, tingginya mobilitas penduduk dari luar
Papua, serta sistem pemerintahan baik pada tingkat provinsi maupun kabupaten/kota
yang sarat dengan praktik KKN, bahkan sistem suku, kekeluargaan, atau dinasti
diterapkan dimana-mana di tanah Papua, baik di Provinsi Papua maupun Papua Barat.
Dengan demikian, penting bagi pemimpin politik, tokoh masyarakat, dan semua
pemangku kepentingan untuk bekerja sama dalam membangun kesepahaman yang
inklusif mengenai identitas nasional dan nasionalisme. Pembicaraan yang terbuka, dialog
yang membangun, dan kompromi yang bijaksana diperlukan untuk menyelesaikan
konflik politik yang mungkin timbul akibat perbedaan pandangan ini. Hanya dengan
menciptakan lingkungan politik yang stabil dan kondusif, Indonesia dapat mencapai
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, menjaga stabilitas politik, dan mengamankan
masa depan yang sejahtera bagi semua warganya.
Adapun isu-isu kontroversial yang tidak terselesaikan dengan baik dapat mengancam
keberlangsungan negara Indonesia itu sendiri. Keberlangsungan negara Indonesia
merupakan hal yang sangat penting untuk dipertahankan demi kesejahteraan dan
keamanan seluruh rakyatnya. Namun, isu-isu kontroversial yang tidak ditangani dengan
baik memiliki potensi untuk mengancam keberlangsungan negara itu sendiri.
Konflik etnis atau regional yang tidak terselesaikan dengan baik dapat menjadi
ancaman serius terhadap integritas dan kesatuan wilayah Indonesia. Negara Indonesia
terdiri dari berbagai suku, budaya, dan agama yang beragam, sehingga konflik antar-etnis
atau antar-daerah seringkali muncul akibat perbedaan-perbedaan tersebut. Jika konflik
semacam ini tidak dikelola dengan bijaksana dan efektif, hal tersebut bisa mengancam
persatuan dan kesatuan negara, bahkan membuka celah bagi perpecahan yang dapat
mengancam keberlangsungan negara secara keseluruhan. Selain itu, nasionalisme radikal
atau ekstremisme juga merupakan ancaman serius bagi keamanan nasional dan stabilitas
negara. Kelompok-kelompok radikal yang menggunakan kekerasan untuk
memperjuangkan agenda ekstremis mereka dapat mengganggu ketertiban dan keamanan
di Indonesia. Tindakan terorisme yang dilakukan oleh kelompok-kelompok ini dapat
menimbulkan ketakutan di kalangan masyarakat, merusak infrastruktur, serta
mengganggu stabilitas politik dan ekonomi negara.
Dalam menghadapi ancaman-ancaman ini, pemerintah dan seluruh elemen
masyarakat perlu bekerja sama secara aktif untuk mencegah dan menangani konflik serta
ekstremisme. Langkah-langkah seperti memperkuat lembaga keamanan dan penegakan
hukum, meningkatkan dialog antar-etnis dan antar-agama, serta memberikan kesempatan
dan keadilan kepada semua warga negara tanpa kecuali merupakan langkah-langkah
yang penting dalam menjaga keberlangsungan negara Indonesia. Dengan mengatasi isu-
isu kontroversial dengan bijaksana dan efektif, Indonesia dapat memastikan
keberlangsungan negaranya dan menciptakan masa depan yang stabil, damai, dan
sejahtera bagi seluruh rakyatnya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Identitas nasional bukan hanya sekadar istilah atau konsep, melainkan merupakan
elemen vital yang membentuk kehidupan suatu negara. Ini bukan hanya tentang
bagaimana negara tersebut dikenali oleh dunia luar, tetapi juga tentang bagaimana
individu-individu di dalamnya merasa terikat satu sama lain dan memiliki kesamaan nilai,
tujuan, dan identitas yang kuat. Di Indonesia, identitas nasional mencerminkan kekayaan
dan keberagaman budaya yang mengakar dalam masyarakat. Dari Sabang sampai
Merauke, terdapat berbagai suku bangsa, bahasa, adat istiadat, seni, musik, dan tarian
yang memperkaya panorama budaya Indonesia. Pancasila, sebagai landasan ideologis
negara, tidak hanya menjadi panduan moral, tetapi juga cerminan nilai-nilai yang
dipegang teguh oleh masyarakat Indonesia.
Nasionalisme Indonesia, yang muncul dari kesadaran akan keberagaman dan kesatuan
bangsa, menjadi pendorong utama dalam membangun jati diri bangsa yang kuat.
Pancasila menjadi sumber inspirasi bagi nasionalisme ini, mengajarkan kepada
masyarakat Indonesia untuk menghargai perbedaan, tetapi juga memperjuangkan
persatuan dalam keberagaman.
Hubungan yang erat antara identitas nasional, nasionalisme, dan integrasi nasional
menciptakan fondasi yang kokoh bagi kesatuan dan kebangsaan Indonesia. Ini bukan
hanya tentang bagaimana kita menghargai dan merayakan keberagaman budaya, tetapi
juga tentang bagaimana kita menggunakan identitas nasional ini sebagai kekuatan yang
mengikat kita bersama dalam menghadapi tantangan masa depan.
Dengan memahami pentingnya identitas nasional, nasionalisme, dan integrasi
nasional, masyarakat Indonesia dapat bersama-sama membangun bangsa yang lebih kuat
dan harmonis, di mana setiap individu merasa memiliki bagian dalam kejayaan dan
kemajuan negara.

3.2 Saran
Dalam mengembangkan nasionalisme yang berlandaskan Pancasila, diperlukan
pendekatan yang holistik dan terintegrasi. Langkah-langkah tersebut mencakup
penyusunan kurikulum pendidikan yang memasukkan nilai-nilai Pancasila sebagai bagian
integral dari pembelajaran, serta penyelenggaraan program-program ekstrakurikuler,
seminar, dan lokakarya nasionalisme yang melibatkan berbagai lapisan masyarakat.
Selain itu, peran media sosial dan komunitas dalam mempromosikan kesadaran akan
pentingnya kebangsaan dan persatuan juga tidak boleh diabaikan.
Memelihara dan melestarikan keberagaman budaya, diperlukan upaya yang
berkelanjutan dan komprehensif. Hal ini mencakup perlindungan terhadap warisan
budaya Indonesia, seperti situs-situs bersejarah dan tradisi-tradisi budaya, serta
pengembangan kegiatan seni dan budaya yang mendukung ekosistem kreatif lokal. Selain
itu, promosi kesadaran akan keberagaman budaya sebagai aset bangsa perlu dilakukan
melalui berbagai cara, mulai dari kampanye publik hingga program-program pendidikan
yang memperkenalkan keberagaman budaya kepada generasi muda.
Penanganan isu-isu kontroversial yang terkait dengan identitas nasional, nasionalisme,
dan integrasi nasional memerlukan pendekatan yang bijaksana dan berdasarkan prinsip
dialog. Pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan perlu bekerja sama dalam
memfasilitasi dialog antara berbagai pihak yang terlibat, mendengarkan aspirasi mereka,
dan mencari solusi yang inklusif dan berkelanjutan. Selain itu, penegakan hukum yang
adil dan transparan juga penting untuk mencegah eskalasi konflik dan menjaga stabilitas
sosial serta politik negara. Dengan mengambil langkah-langkah ini, diharapkan dapat
memperkuat identitas nasional Indonesia, memelihara keberagaman budaya sebagai
bagian integral dari identitas tersebut, serta menjaga stabilitas dan harmoni dalam
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Mambraku, N. S. (2016). Penyelesaian Konflik di Tanah Papua dalam Perspektif Politik.


Kajian, 20(2), 75-85.

Sianipar, G., Judijanto, L., Jenuri, J., Abubakar, A., Hakim, L. D. R., & Supriyanto, A.
(2023). PENGARUH AGAMA TERHADAP PENYELESAIAN KONFLIK SOSIAL DI
MASYARAKAT. Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP), 6(4), 149-152.

Anda mungkin juga menyukai