DisusunOleh :
( 20130120055)
DisusunOleh :
( 20130120055)
SURAT PERNYATAAN
bahwa penelitian ini saya buat tanpa ada tindak plagiarisme sesuai yang berlaku pada
bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh jurusan
MOTTO
-Candra-
Ibu kau hadir bagaikan sapu yang membersihkan segala hiruk-pikuk dalam jiwa dan
-Candra-
Nasihat yang paling bijak adalah nasihat yang bisa diaplikasikan dan menjadi
-Candra-
If today were the last day of my life, would I want to do what I am about to do today ?
-Stave Jobs-
Semua yang ada dilangit dan di bumi selalu meminta pada-Nya. Setiap waktu Dia
dalam kesibukan.
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini adalah Tugas Akhir dari Studi S1 Teknik Elektro Universitas
skripsi ini yaitu bukti sikap berbakti kepada orang tua sehingga dapat membuat
ibunda dan ayahand memiliki senyum yang bahagia. Dengan melihat senyuman
mereka hal itu sebagai tanda menuju langkah yang lebih baik lagi demi menuntut
ilmu lebih tinggi lagi agar menjadi generasi muda mendatang yang bermanfaat bagi
Selanjutnya persembahan kepada kakak dan adik tercinta. Skripsi ini sebagai
bukti juga bahwa tugas seorang anak kedua memberikan contoh kepada adiknya
dalam hal menuntut ilmu. Sehingga nantinya adik – adik dapat lebih mendapatkan
gambaran kedepannya bagaimana menjadi lebih baik dari kakak yang telah
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikumWr. Wb.
Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah -Nya, sehingga penulis
(Skripsi) ini, tetapi karena keterbatasan kemampuan penulis, maka penulis meminta
penyusunan Tugas Akhir (Skripsi) ini, baik dalam susunan kata, kalimat maupun
memberikan sumbangan yang cukup positif bagi penulis khususnya dan pembaca
Terwujudnya Tugas Akhir (Skripsi) ini tidak dari bantuan dan dorongan
berbagai pihak yang sangat besar artinya, dan dalam kesempatan ini, penulis
1. Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah -Nya, sehingga
penulisan Tugas Akhir (Skripsi) ini dapat berjalan dengan lancar dan Tugas
2. Bapak Ir. Agus Jamal, M.Eng. selaku Ketua Jurusan Teknik Elketro
3. Bapak. Ir. Slamet Suripto. M.Eng. sebagai Dosen Pembimbing I yang dengan
6. Kedua Orang tuaku, yaitu: Bapak Sugiarto dan Ibu Sri Idawati
Riyan Sukardi dan segenap keluarga besarku untuk segalanya, yang telah
7. Kepada teman-teman ruet Hadyan, Tio, Arif, Roffy dan Hanif yang selalu
8. Teman-teman Elektro angkatan 2013 yang selama ini belajar bersama dari
10. Sesorang yang jauh disana yang selalu memberikan dukungan baik secara
12. Teman – Teman KKN Tematik 066 UMY 2017 Yang selalu kompak dalam
13. Serta semua pihak yang membantu dalam penulisan Tugas Akhir ini yang
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih jauh
selanjutnya.
ix
Akhir kata semoga Tugas Akhir ini daoat bermanfaat dan memberikan
tambahan ilmu bagi para pembaca. Semoga Allah SWT meridhoi kita semua.
Amin ya RobbalAlamin.
20130120055
x
INTISARI
Dalam suatu negara berkembang, laju kebutuhan energi listrik kian bertambah
seiring dengan bertambahnya laju pertambahan penduduk maupun laju
perkembangan ekonomi negara. dengan semakin berkembangnya pemakaian
teknologi elektronika dalam sistem tenaga maka semakin banyak pula peralatan-
peralatan non linier yang dipergunakan di industri. Peralatan non linier ini dapat
mempengaruhi kualitas daya, karena beban non linier ini merupakan sumber utama
dari gangguan harmonisa. Untuk meminimalisir dampak dari timbulnya harmonik
yang terjadi pada beban-beban non linear seperti motor induksi diperlukan perlatan
filter harmonik.
Di dalam penelitian ini juga dilakukan perbandingan tingkat THD arus dan tegangan
berdasarkan standar IEEE dan melakukan perhitungan untuk merancang filter pasif
single tuned. Perhitungan ini dilakukan karena timbulnya harmonisa pada motor
induksi 3-fasa yang telah melebihi batas standar sehingga harus meredam harmonisa.
Dan gangguan yang terjadi seperti getaran torsi yang disebabkan karena interaksi
medan magnet harmonik dasar, sehingga menimbulkan kebisingan suara yang lebih
tinggi.
Dan menyebabkan tambahan thermal stress pada motor-motor listrik yang
berdampak pada pengurangan umur isolasi motor Berdasarkan perbandingan dan
analisis yang didapat bahwa THD arus yang terukur masih melebihi batas standar
IEEE. Maka gangguan yang timbul pada motor induksi 3-fasa RAW MILL akan
berdampak buruk jika tidak ditangani dengan baik dan benar.
Kata kunci : Harmonisa, THD (Total Harmonic Distortion), Filter Pasif Singel
Tuned.
xi
DAFTAR ISI
JUDUL
SURAT PERYATAAN .................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii
MOTTO .......................................................................................................... iv
LEMBAR PERSEMBAHAN ......................................................................... v
KATA PENGANTAR.................................................................................... vi
INTISARI ........................................................................................................ x
DAFTAR ISI................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 3
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................... 3
1.4 Batasan Masalah........................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian ....................................................................... 4
1.6 Sistematika Penulisan .................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka .......................................................................... 6
2.2 Landasan Teori............................................................................. 7
2.2.1 Motor-motor Listrik ............................................................ 7
2.2.2 Cara Kerja Motor Listrik..................................................... 7
2.2.3 Klasifikasi Motor Listrik..................................................... 8
2.2.4 Motor Listrik Arus-arus AC................................................ 9
2.2.4.1 Motor Sinkron ......................................................... 9
2.2.4.2 Motor Induksi........................................................ 10
2.2.5 Konstruksi Motor Induksi ................................................. 11
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Standar IEEE THD Arus................................................................. 35
Tabel 2.2 Standar IEEE THD Tegangan......................................................... 36
Tabel3.1 Jadwal Penelitian Tugas Akhir ........................................................ 51
Tabel 4.1 Spesifikasi Power Quality Analyzer ............................................... 53
Tabel 4.2 Motor Induksi 3 Fasa RAW MILL ................................................. 59
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran THD Arus Orde 1 sampai 50............................. 69
Tabel 4.4 Standar Harmonisa IEEE 519-1992 untuk Arus ............................. 76
Tabel 4.5 Hasil Pengukuran THD Tegangan Orde 1 sampai 50..................... 77
Tabel 4.6 Standar IEEE THD 519-1992 untuk Tegangan .............................. 81
Tabel 4.7 THD orde 3 ..................................................................................... 84
Tabel 4.8 THD orde 5 ..................................................................................... 85
Tabel 4.9 THD orde 7 ..................................................................................... 85
Tabel 4.10 Spesifikasi filter pasif single tuned ............................................... 87
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam suatu negara berkembang, laju kebutuhan energi listrik kian bertambah
seiring dengan bertambahnya laju pertambahan penduduk maupun laju
perkembangan ekonomi negara. Dengan adanya hal tersebut maka perlu ditingkatkan
kapasitas pembangkitan energi listrik. Disisi lain perlu juga diperhatikan kualitas
daya dari energi listrik yang ada selain dari sisi peningkatan kapasitas. Dalam sistem
tenaga listrik telah diketahui bahwa suatu sistem tidak akan terlepas dari adannya
gangguan baik yang bersifat internal ataupun eksternal. Adanya gangguan tersebut
dapat memicu terjadinya permasalahan pada kualitas daya suatu sistem. Pertumbuhan
listrik dari suatu Negara adalah dua kali dari pertumbuhan ekonominya. Dengan
adanya pertumbuhan ekonomi, maka daya beli masyarakat juga meningkat.
Meningkatnya daya beli ini ditandai dengan semakin banyaknya peralatan-peralatan
elektronik non linier yang dimiliki oleh seseorang. Disisi lain, dengan semakin
berkembangnya pemakaian teknologi elektronika dalam sistem tenaga maka semakin
banyak pula peralatan-peralatan non linier yang dipergunakan di industri. Peralatan
non linier ini dapat mempengaruhi kualitas daya, karena beban non linier ini
merupakan sumber utama dari gangguan harmonisa. Kadar harmonisa yang tinggi
dalam sistem daya listrik tidak dikehendaki karena dapat menimbulkan kerugian.
(Iskandar 2009)
Permasalahan daya listrik lain yang penting diamati adalah fenomena harmonik.
Untuk meminimalisir dampak dari timbulnya harmonik yang terjadi pada beban-
beban non linear seperti motor induksi diperlukan perlatan filter harmonik. Adanya
fenomena harmonik yang terjadi maka akan menimbulkan efek negatif pada peralatan
listrik, secara khusus efek atau dampak yang ditimbulkan oleh harmonisa pada
system tenaga listrik yaitu tegangan harmonik dapat mengganggu peralatan kontrol
yang digunakan system elektronik, menyebabkan kesalahan pada peralatan
pengukuran listrik, mengganggu alat-alat pengaman dalam system tenaga listrik
seperti relay dan mesin-mesin berputar seperti generator dan motor yang dapat
menyebabkan panas dan getaran pada mesin-mesin tersebut.(Kukuh 2014).
Pada data harmonisa yang terdapat di PT.Indocement THDv harmonisa di orde
3,5dan 7 didapat sebagai berikut : pada orde (3) L1=0,25%, L2=0,14%, L3=0,17%,
N=91,65% , pada orde (5) L1=0,68%, L2=0,75%, L3=0,72%, N=31,06% pada orde
(7) L1=0,78%, L2=0,74%, L3=0,75% N=11,37% Standar IEEE harmonisa tegangan
pada bus <69 KV adalah 5% Kemudian pada hasil pengukuran THDi orde (3)
L1=1,52%, L2=2,6%, L3=4,98%, N=35,59% pada orde (5) L1=2,96%, L2=2,92%,
L3=3,83%, N=20,48% pada orde (7) L1=1,82%, L2=2,92%, L3=3,83%, N=14,6%
Standar IEEE harmonisa arus <20 A pada orde <11 adalah 4%. (data Agustus 2016).
Demikian juga dengan pabrik di PT.Indocement karena fenomena harmonisa ini
sering diabaikan oleh beberapa industry sehingga dampak yang timbul dapat
menyebabkan kerusakan pada mesin-mesin listrik seperti motor induksi 3-fasa yang
harus bekerja terus-menerus. Sehingga perlu adanya tindakan untuk meredam
harmonik dengan memasang filter harmonic pada system kelistrikan pabrik yang
hingga sekarang belum ada. Dengan pemasangan filter diharapkan dapat
meminimalisir dampak yang akan terjadi.
1.2 Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang yang telah dijelaskan maka pada tugas akhir ini
penulis akan merumuskan maslah .
Berikut adalah beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini :
Bagi Mahasiswa :
1. Memperoleh kesempatan terjun ke dunia praktis atau terapan serta
mengamalkan ilmu yang telah diperoleh untuk menyelesaikan
permasalahan dalam dunia nyata.
TINJAUAN PUSTAKA
Motor listrik yang umum digunakan di dunia industri adalah motor listrik
asinkron, dengan dua standar global yaitu IEC dan NEMA. Motor asinkron IEC
berbasis metric ( millimeter ), sedangkan motor listrik NEMA berbasis imperial (
inch ), dalam aplikasi ada satuan daya dalam horsepower ( Hp ) maupun kilowatt (
kW ). Motor listrik IEC dibagi menjadi beberapa kelas sesuai dengan efisiensi
yang dimilikinya, sebagai standar di EU pembagian kelas ini menjadi EFF1,
EFF2, dan EFF3. Untuk EFF1 adalah motor listrik yang paling efisien karena
paling sedikit memboroskan tenaga, sedangkan EFF3 sudah tidak boleh
dipergunakan dalam lingkungan EU sebab memboroskan bahan bakar di
pembangkit listrik dan secara otomatis akan menimbulkan buangan karbon yang
terbanyak sehingga lebih mencemari lingkungan. Standar IEC yang berlaku
adalah IEC 34-1, ini adalah sebuah standar yang mengatur rotating equipment
bertanaga listrik. Ada banyak perusahaan elektrik motor tetapi hanya sebagian
saja yang benar-benar mengikuti arahan IEC 34-1 dan juga mengikuti arahan level
efisiensi dari EU.
Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor listrik secara umum sama,
seperti terlihat pada Gambar
Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya jika kawat yang
membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran / loop, maka kedua sisi
loop yaitu pada sudut kanan medan magnet akan mendapatkan gaya pada arah
yang berlawanan. Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/torque untuk
memutar kumparan rotor. Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya
untuk memberikan tenaga putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya
dihasilkan oleh susunan elektromagnetik yang disebut kumparan medan.
Motor listrik arus bolak-balik adalah jenis motor listrik yang beroperasi
dengan sumber tegangan arus listrik bolak-balik AC ( Alternating Current ).
Motor listrik AC memiliki dua buah bagian dasar listrik : stator dan rotor. Stator
merupakan komponen listrik statis sedangkan rotor merupakan komponen listrik
yang berputar untuk memutar as motor. Keuntungan utama motor DC terhadap
motor AC adalah bahwa kecepatan motor AC lebih sulit dikendalikan. Untuk
mengatasi kerugian ini, motor AC dapat dilengkapi dengan penggerak frekuensi
variable untuk meningkatkan kendali kecepatan sekaligus menurunkan dayanya.
Motor listrik arus bolak-balik AC ini dapat dibedakan lagi berdasarkan sumber
dayanya, sebagai berikut.
2.2.4.1 Motor Sinkron
Adalah motor AC yang bekerja pada kecepatan tetap pada sistem
frekuensi tertentu. Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk
membangkitkan daya dan memiliki torque awal yang rendah, oleh karena itu
motor sinkron cocok untuk penggunaan awal untuk beban rendah, seperti
kompresor udara, perubahan frekuensi dan generator motor. Motor sinkron
mampu untuk memperbaiki faktor daya, sehingga sering digunakan pada
sistem yang menggunakan banyak listrik.
2.2.5 Konstruksi
si M
Motor Induksi
Stator
Rotor
Rotor Belitan
Motor induksi jenis ini memperlihatkan sebuah rotor yang dililit dengan
sebuah lilitan yang serupa dengan dan yang mempunyai banyaknya kutub yang
sama seperti lilitan stator dengan terminal-terminal lilitan dihubungkan ke cincin
slip cincin pengumpul pada ujung kiri poros tersebut. Peletakan kwas (sikat)
karbon pada cincin-cincin ini akan membuat terminal-terminal rotor tersdia di
titik-titik yang di luar motor tersebut sehingga resistansi tambahan dapat disispkan
dalam rangkaian rotor jika diinginkan. Kumparan stator dan rotor juga
mempunyai jumlah kutub yang sama. Penambahan tahanan luar sampai harga
tertentu, dapat membuat kopel mula mencapai harga kopel maksimumnya.
Motor induksi dengan rotor belitan memungkinkan penambahan
(pengaturan) tahanan luar. Tahanan luar yang dapat diatur ini dihubungkan ke
rotor melalui cincin (gambar) selain untuk menghasilkan kopel mula yang besar,
tahanan luar tadi diperlukan untuk membatasi arus mula yang besar pada saat
start. Disamping itu dengan mengubah-ubah tahanan luar, kecepatan motor
dapat diatur.
Rotor Sangkar
Motor induksi jenis ini mempunyai motor dengan kumparan yang terdiri
atas beberapa batang konduktor yang disusun sedemikian rupa hingga
mempunyai sangkar tupai (lihat gambar) konstruksi rotor sangkar tupai dengan
sebuah lilitan yang terdiri dari batang-batang penghantar yang ditanamkan dalam
celah-celah dalam besi rotor tersebut dan dirangkaikan pendek di setiap ujung
oleh cincin-cincin ujung penghantar.
1. Kutub Medan
Adalah interaksi dua kutub magnet akan menyebabkan perputaran pada
motor DC, motor DC memiliki kutub medan yang stasioner dan dinamo yang
menggerakkan bearing pada ruang diantara kutub medan. Motor DC sederhana
memiliki dua kutub medan ( kutub utara dan kutub selatan ). Garis magnetik
energi membesar melintasi bukaan diantara kutub-kutub dari utara ke selatan.
Untuk motor yang lebih besar atau lebih komplek terdapat satu atau lebih
elektromagnet. Elektromagnet menerima listrik dari sumber daya dari luar sebagai
penyedia struktur medan.
2. Dinamo
Bila arus masuk menuju dinamo, maka arus ini akan menjadi
elektromagnet. Dinamo yang berbentuk silinder dihubungkan ke as penggerak
untuk menggerakkan beban. Untuk kasus motor DC yang kecil, dinamo berputar
dalam medan magnet yang dibentuk oleh kutub-kutub, sampai kutub utara dan
selatan magnet berganti
lokasi. Jika hal ini terjadi, arusnya berbalik untuk merubah kutub-kutub utara dan
selatan dinamo.
3. Komutator
Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC. Kegunaannya adalah
untuk membalikkan arah arus listrik dalam dinamo. Kommutator juga membantu
dalam transisi arus antara dinamo dan sumber daya.
Keuntungan utama penggunaan motor DC adalah kecepatannya mudah
dikendalikan dan tidak terpengaruh kualitas pasokan daya, motor DC ini dapat
dikendalikan dengan mengatur :
- Tegangan dinamo, dengan meningkatkan tegangan dinamo akan
meningkatkan kecepatan.
2. Motor DC Seri
Pada motor DC seri gulungan medan ( medan shunt ) dihubungkam secara
seri dengan gulungan dinamo motor. Oleh karena itu arus medan sama dengan
arus dinamo.
Gambar 2.10 Kurva motor DC Seri.
Motor induksi 3 fasa berputar pada kecepatan yang pada dasarnya adalah
konstan. Kecepatan putaran motor ini dipengaruhi oleh frekuensi, dengan
demikian pengaturan kecepatan tidak dapat dengan mudah dilakukan terhadap
motor ini, namun motor induksi 3 fasa merupakan jenis motor listrik yang paling
banyak digunakan pada dunia industri karena sesuai kebutuhan dan memiliki
banyak keuntungan. Motor induksi ini disebut juga sebagai “kuda kerjanya” di
dunia industri, karena hampir 70% daya yang dihabiskan dalam pemakaian beban
listrik dihasilkan oleh motor ini.
Misalnya kumparan a-a; b-b; c-c dihubungkan 3 fasa, dengan fasa rnasing-
masing 120° (gambar) dan dialiri arus sinusoid. Distribusi ia, ib, ic
sebagai fungsi waktu adalah seperti gambar. Pada keadaan tl, t2, t3, dan t4 fluks
resultan yang ditimbulkan oleh kumparan tersebut masing-masing adalah seperti
gambar c, d, e, dan f. Pada t1 fluks resultannya mempunyai arah sama dengan arah
fluks yang dihasilkan oleh kumparan a-a; sedangkan t2 fluks resultannya
mempumyai arah sama dengan fluks yang dihasilkan oleh kumparan c-c; dan
untuk t3 fluks resultan mempunyai arah sama dengan fluks yang dihasilkan oleh
kumparan b-b. Untuk t4, fluks resultannya berlawanan arah dengan fluks
resultan yang dihasilkan pada saat t 1. Dari gambar c, d, e, dan f tersebut terlihat
fluks resultan ini akan berputar satu kali. Oleh karena itu untuk mesin dengan
jumlah kutub lebih dari dua, kecepatan sinkron dapat diturunkan sebagai
berikut:
.
Ns =
f = frekuensi
P = jumlah kutub
Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada sisi rotor,
akibatnya pada kumparan rotor akan timbul tegangan induksi (ggl). Karena
kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup, maka tegangan induksi akan
menghasilkan arus ( I ). Sehingga arus dalam medan magnet akan menimbulkan
gaya pada rotor. Bila torsi awal yang dihasilkan oleh gaya ( F ) pada rotor cukup
besar untuk memikul torsi beban, maka rotor akan berputar searah dengan arah
medan putar stator.
Untuk membangkitkan tegangan induksi agar tetap ada, maka diperlukan
adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator ( Ns ) dengan
kecepatan medan putar rotor ( Nr ). Perbedaan antara kecepatan ( Ns ) dan ( Nr )
disebut dengan Slip ( S ) yang dinyatakan dengan persamaan.
S= 100%
Dimana:
Bila nr = ns, tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak mengalir pada
kumparan jangkar rotor, dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Kopel motor
akan ditimbulkan apabila nr < ns. Dilihat dari cara kerjanya, motor induksi
disebut juga sebagai motor tak serempak atau asinkron.
1. Motor mulai menyala ternyata terdapat arus start yang tinggi akan tetapi
torquenya rendah ( pull-up torque ).
2. Saat motor mencapai 80% dari kecepatan penuh, torquenya mencapai titik
tertinggi ( pull-out torque ) dan arusnya mulai menurun.
3. Pada saat motor sudah mencapai kecepatan penuh atau kecepatan sinkron,
arus torque dan stator turun ke nol.
Sambungan bintang dibentuk dengan menghubungkan salah satu ujung dari ketiga
kumparan menjadi satu. Ujung kumparan yang digabung tersebut menjadi titik
netral, karena sifat arus tiga fasa yang jika dijumlahkan ketiganya hasilnya netral
atau nol.
Nilai tegangan phase pada sambungan bintang = √ 3 x tegangan antar phase.
2. Sambungan Delta (Δ )
1. RMS tegangan
2. Harmonik
3. Flicker
3. Hang Strap
2.5 Harmonisa
dimana
dimana
PCC : Point of Common Coupling. Titik ini adalah titik antara penyedia layanan
listrik dengan konsumen, dimana pada titik tersebut konsumen lain dapat
disambungkan.
2.6.2.1 Penyearah
Sumber arus bolak-balik menjadi sinyal sumber arus searah. Gelombang
bolak balik yang berbentuk gelombang sinus hanya dapat dilihat dengan alat ukur
CRO. Rangkaian rectifier banyak menggunakan transformator step down yang
digunakan untuk menurunkan tegangan sesuai dengan perbandingan transformasi.
kerugian besi adalah mengambil dalam inti besi yang sedang magnet oleh
eksitasi diterapkan atau berputar atau berotasi dalam medan magnet. Kerugian ini
terdiri dari kerugian hysteresis dan kerugian arus eddy saat ini dan menghasilkan
pengurangan efisiensi dan meningkatkan suhu inti sehingga membatasi output.
Kerugian dielektrik dalam kapasitor atau kerugian isolasi dalam kabel, dan
penambahan rugi-rugi di jaringan, distorsi bentuk tegangan dan meningkatkan
Dielectric Stress pada kabel sehingga dapat memperpendek umur kabel.
2.9 Resonansi
Dalam sebuah system tenaga, masalah resonansi paling signifikan
disebabkan oleh besar kapasitor yang dipasang untuk factor daya.Perpindahan
koreksi atau tujuan regulasi tegangan.Frekuensi resonansi system reaktansi
induktif dan reaktansi kapasitif sering terjadi di dekat harmonic kelima (250
Hz).Namun masalah resonansi terjadi di sebelas atau tigabelas orde harmonic
yang tidak biasa. Ada dua jenis resonansi mungkin terjadi dalamsystem :resonansi
seri dan resonansi parallel. Resonansi seri adalah impedansi rendah terhadap
aliran arus harmonic.Dan resonansi parallel adalah impedansi tinggi terhadap
aliran arus.
Di mana:
P : daya aktif (kW).
pf1 : faktor daya mula-mula sebelum diperbaiki.
Pf2 : faktor daya kompensasi.
Xc =
Di mana:
XC : Reaktansi kapasitif (Ω ).
V : Tegangan RMS (Volt).
QC : Daya reaktif kapasitor (VAR)
c. Sedangkan kapasitansi kapasitor (C) dihitung dengan menggunakan
persamaan :
C=
Di mana:
C : Kapasitansi kapasitor (Farad)
=2 f : Frekuensi fundamental (Hz).
XC : Reaktansi kapasitif (Ω )
Di mana:
XC : Reaktansi kapasitif (Ω )
L=
Di mana:
XL : Reaktansi inductor
berbanding secara terbalik arus harmonisa beban (ibeban). Saat fasa arus filter aktif
shunt dan fasa arus beban mempunyai fasa yang sama ataupun fasanya
berlawanan pada frekwensi harmonisa maka kedua fasa akan saling meniadakan
sehingga jumlah vektor arus menjadi nol pada suplai arus (isuplai) di Point of
Gambar 2.28 Filter Aktif Gambar 2.29 Skema Pemasangan Filter Aktif
DAFTAR PUSTAKA
METODE PENELITIAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
Alat :
Bahan :
Waktu penelitian untuk tugas akhir ini dilakukan mulai dari 1 Juli 2016,
sampai dengan 10 maret 2017.
3.3 Tempat Penelitian
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas maka dibawah ini diberikan
penjelasan yang lebih menyeluruh dari setiap langkah – langkah penelitian tugas
akhir ini.
1. Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan adalah tahap awal dalam metodologi penulisan. Pada tahap
ini dilakukan studi lapangan dengan mengamati langsung keadaan pabrik
PT.Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Pengamatan langsung dilakukan dengan
tujuan mengetahui informasi-informasi awal mengenai motor induksi 3-fasa RAW
MILL SS E3 di lingkungan pabrik PT.Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
3. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk mencari informasi-informasi tentang teori,
metode, dan konsep yang relevan dengan permasalahan. Sehingga dengan
informasi-informasi tersebut dapat digunakan sebagai acuan dalam menyelesaikan
permasalahan. Studi pustakan yang dilakukan dengan mencari informasi dan
refrensi dalam bentuk text book, informasi dari internet, maupun sumber-sumber
lainnya yang terpercaya.
4. Pengumpulan Data
Jenis data pada penelitian ini ada 2 (dua) macam, yaitu data primer
dan data skunder.
a. Data Primer
Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara pengamatan langsung pada area
pabrik PT.Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dan wawancara dengan teknisi
terkait dan melakukan pengukuran harmonisa pada motor induksi 3-fasa RAW
MILL SS E3 dengan menggunakan alat Power Quality and Energy Analyzer.
Berikut data primer yang didapat dari hasil pengukuran harmonisa pada motor
induksi 3-fasa:
b. Data Skunder
Pengambilan data dilakukan secara langsung di PT. Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk. Tujuan dari pengambilan data ini adalah untuk memperoleh data –
data yang berkaitan dengan penelitian tugas akhir Berikut ini data – data yang
didapat sebagai dokumentasi :
5. Pengolahan Data
6. Analisi Data
Berdasarkan dari data-data yang diperoleh dalam penelitian ini, akan
dilakukan analsis untuk membandingkan dengan standar harmonisa yang
digunakan pada penelitian tugas akhir ini. Standar harmonisa yang digunakan
adalah IEEE std 519-1992. Dan menghitung didasarkan L dan C pada filter pasif
(single tuned) untuk meredam harmonisa yang timbul akibat motor induksi 3-fasa.
7. Kesimpulan
Setelah analisa dilakukan dengan baik dan benar selanjutnya menarik
kesimpulan dari analisa yang diperoleh.
Adalah suatu peralatan ukur yang digunakan untuk mengetahui kualitas daya
dari tenaga listrik. Alat ini sangat kompleks, karena dapat mengukur tegangan, arus
lisrik, frekuensi, daya komples, daya aktif, daya reaktif dan factor daya. Pada
penelitian ini, parameter yang diukur menggunakan peralatan ini adalah besaran
listrik dasar, yaitu tegangan, arus dan frekuensi listrik.
Product specifications
Volt
Hz
Power
Energy
Harmonics
Flicker
Unbalance
Mains signaling
General specifications
case Design Rugged, shock proof with integrated protective holster Drip and dust proof
IP51 according to IEC60529 when used in tilt stand position Shock and vibration
Shock 30 g, vibration: 3 g sinusoid, random 0.03 g 2 /Hz according to MIL-PRF-
28800F Class 2
Display Brightness: 200 cd/m 2 typ. using power adapter, 90 cd/m 2 typical using battery
power Size: 127 mm x 88 mm (153 mm/6.0 in diagonal) LCD Resolution: 320 x
240 pixels Contrast and brightness: user-adjustable, temperature compensated
Memory 8GB SD card (SDHC compliant, FAT32 formatted) standard, upto 32GB optionally
Screen save and multiple data memories for storing data including recordings
(dependent on memory size)
Real- Time and date stamp for Trend mode, Transient display, System Monitor and event
time capture
clock
Environmental
Maximum operating Up to 2,000 m (6666 ft) for CAT IV 600 V, CAT III 1000 V
altitude Up to 3,000 m (10,000 ft) for CAT III 600 V, CAT II 1000 V
Maximum storage altitude 12 km (40,000 ft)
Warranty Three years (parts and labor) on main instrument, one year on
accessories
4.2 Spesifikasi Motor RAW MILL
BRUSH
HAWKER SIDDELEY
INDUCTION MOTOR
INFORMATION SPECIFICATION
OUTPUT KW 2500
R/MIN 994
VOLTS 6600
AMPS 264.6
PF 0.86
PHASE/HZ Mar-50
DATE 1996
COOLANT AIR
TYPE MOTOR
FRAME NWA560/42
MACHINE NO 62214A-1M
TING M.C.R.S1
SPEC B.S.5000.PT.99
ALTITUDE 1000m
CLASS INSUL F
NETT WT 13.090 KG
RE-LUB 4000HRS
4.3 Langkah Pengukuran
Gambar 4.3 jenis sambungan yang digunakan pada motor induksi 3-fasa.
Gambar 4.5 Menentukan tegangan nominal yang digunakan pada motor induksi 3-fasa.
7. Menentukan seri pengukuran yang digunakan pada motor induksi 3-fasa.
Gambar 4.6 Menentukan batas-batas yang digunakan untuk kualitas daya monitor
8. Menentukan skala arus yang digunakan pada motor induksi 3-fasa.
Gambar 4.7 Menentukan skala arus yang digunakan pada motor induksi 3-fasa.
9. Menentukan skala tegangan yang digunakan motor induksi 3-fasa.
Gambar 4.8 Menentukan skala tegangan yang digunakan motor induksi 3-fasa.
10. Melakukan pengecekan apakah data sudah terbaca dengan baik oleh alat ukur,
jika belum ulangan langkah 1 sampai 9.
Gambar 4.9 display information Power Quality and Energy Analyzer Fluke series-435.
11. Setelah pengukuran sudah benar selanjutnya mulai recording atau perekaman
dan simpan hasil pengukuran.
Setelah data selesai direkam langkah selanjutnya adalah transfer data hasil
rekaman dari alat ukur Power Quality and Energy Analyzer Fluke series-435 ke
komputer. Langkah-langkahnya sebagai berikut :
Gambar 4.11 pemasangan alat ukur power analyzer pada panel motor RAW MILL
Dari gambar diatas bisa dilihat ada dua fungsi dari alat power analyzer yang memiliki
tiga input untuk arus dan empat input untuk tegangan yang dimana tiga input berfungsi untuk
mengukur arus pada fasa R, S, T dan empat input untuk mengukur tegangan pada fasa R, S, T,
N.
Alat yang dipakai untuk mengukur arus menggunakan sensor arus atau current clamp
sehingga tidak perlu untuk membuka rangkaian yang dimana menggunakan prinsip induksi
magnetic. Prinsip induksi magnetic adalah kuat medan magnet akibat adanya arus listrik yang
mengalir dalam konduktor. Sedangkan untuk mengukur tegangan menggunakan jepit buaya atau
voltage clamp yang dijepit pada sekrup yang terhubung pada tegangan fasa R, S, T, dan Netral.
Berikut data yang didapat dari hasil pengukuran harmonisa pada motor induksi 3-fasa:
Cara mendapatkan THD arus dalam pengukuran yang pertama adalah menentukan jenis
sambungan yang digunakan pada motor induksi 3-fasa, kemudian memilih kategori pengukuran
harmonic, setelah itu mengatur frekuensi, skala arus, dan skala tegangan pada alat ukur. Setelah
dilakukan pengukuran pada table 4.3 data yang didapat telah disimpan pada memory, selanjutnya
adalah memindahkan data tersebut pada software power log, kemudian export data THD arus
maksimum orde 1 sampai 50. Setelah itu simpan data dan buka melalui software excel. Data
yang telah di export ke excel kemudian dibuat table dan grafik untuk dibandingkan dengan
standar IEEE THD arus. Apakah masih dalam batas standar atau melebihi.
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran THD Arus orde 1 sampai 50
Keterangan :
%THD A L1 Max : Persen THD Arus maksimum orde 1 sampai 50 pada fasa Line 1
%THD A L2 Max : Persen THD Arus maksimum orde 1 sampai 50 pada fasa Line 2
%THD A L3 Max : Persen THD Arus maksimum orde 1 sampai 50 pada fasa Line 3
Gambar 4.12 simulasi ETAP mencari arus hubung singkat (Isc) pada motor
SHORT- CIRCUIT REPORT
From Bus To Bus %V kA % Voltage at From Bus kA Symm. rms % Impedance on 100 MVA base
Bus2 Total 0.00 6.251 0.00 93.04 81.78 8.644 8.644 7.02E+001 1.21E+002 9.72E-001 2.65E+001
Bus1 Bus2 16.48 4.884 69.19 111.11 48.07 7.362 8.644 * 1.13E+002 1.39E+002 9.72E-001 2.65E+001
Mtr1 Bus2 100.00 1.624 100.00 100.00 100.00 1.497 0.000 1.59E+001 5.38E+002
U1 Bus1 100.00 0.461 100.00 100.00 100.00 0.368 0.000 1.12E+002 1.12E+002 9.94E+001 9.94E+001
* Indicates a zero sequence fault current contribution (3I0) from a grounded Delta- Y transformer
10
12
14
0
8
15:18:34 252msec
15:19:14 252msec
15:19:54 252msec
15:20:34 252msec
15:21:14 252msec
15:21:54 252msec
15:22:34 252msec
15:23:14 252msec
15:23:54 252msec
15:24:34 252msec
15:25:14 252msec
15:25:54 252msec
15:27:14 252msec
15:27:54 252msec
15:28:34 252msec
Gambar 4.13 grafik THD arus terhadap waktu
15:29:14 252msec
15:29:54 252msec
15:30:34 252msec
15:31:14 252msec
15:31:54 252msec
% THD A L2 Max
15:32:34 252msec
15:33:14 252msec
15:33:54 252msec
15:34:34 252msec
15:35:14 252msec
15:35:54 252msec
15:36:34 252msec
15:37:14 252msec
%THD A L3 Max
15:37:54 252msec
15:38:34 252msec
15:39:14 252msec
15:39:54 252msec
15:40:34 252msec
15:41:14 252msec
15:41:54 252msec
15:42:34 252msec
15:43:14 252msec
15:43:54 252msec
15:44:34 252msec
15:45:14 252msec
15:45:54 252msec
15:46:34 252msec
15:47:14 252msec
15:47:54 252msec
15:48:34 252msec
4.6 Deskripsi table Pengukuran THD Arus
Dari hasil pengukuran table 4.3 dapat diketahui bahwa nilai THD arus harmonisa
maksimum pada line 1 yaitu berada pada waktu 15:38:54 dengan nilai 4.68% hampir mendekati
batas standar IEEE, sedangkan nilai THD arus harmonisa minimum berada pada waktu 15:19:24
dengan nilai 3.45%. Pada line 2 nilai THD arus maksimum berada pada waktu 15:38:04 dengan
nilai 7.07%, nilai ini sudah melewati batas standar IEEE. Sedangkan nilai THD arus minimum
berada pada waktu 15:20:04 dengan nilai 3.38%. Kemudian pada line 3 nilai THD arus
maksimum berada pada waktu 15:40:14 dengan nilai 12.03%, nilai ini sudah melewati batas
standar IEEE. Sedangkan THD arus minimum berada pada waktu 15:22:24 dengan nilai 3.21%.
Maka dari data tersebut dapat dilihat bahwa nilai THD arus maksimum berada pada waktu
15:36:54 dengan nilai sebesar 12.23% pada line 3 dan THD arus minimum berada pada waktu
15:22:24 dengan nilai 3.21% pada line 3.
Perbandingan nilai THD arus harmonisa dengan standar IEEE. Nilai arus hubung singkat
atau Isc dapat dilihat dari hasil simulasi ETAP pada table short circuit report yaitu sebesar Isc =
1624 ampere. Dan arus beban maksimum atau IL dapat dilihat dari table 4.2 yaitu sebesar IL =
264.6 ampere. Maka nilai ratio perbandingan Isc : IL = 6:1 = 6 sehingga nilai arus hubung singkat
Isc
(Isc) 6 kali lebih besar dari arus beban (IL) jadi nilai < 20. Pada table 4.3 hasil pengukuran
IL
terlihat bahwa THD arus maksimum pada orde 1 sampai 50 yang timbul pada motor induksi
yaitu sebesar 12.03% pada orde > 35. Dengan demikian THD sudah melebihi batas yang
diijinkan dari standar IEEE yaitu sebesar 5%. Bahwa nilai THD arus harmonisa maksimum pada
line 3 yaitu berada pada waktu 15:36:54 dengan nilai sebesar 12.23%, dan THD arus minimum
berada pada waktu 15:22:24 dengan nilai 3.21% pada line 3.
Tabel 4.4 standar harmonisa IEEE 519-1992 untuk Arus
Keterangan
Cara mendapatkan THD tegangan dalam pengukuran yang pertama adalah menentukan
jenis sambungan yang digunakan pada motor induksi 3-fasa, kemudian memilih kategori
pengukuran harmonic, setelah itu mengatur frekuensi, skala arus, dan skala tegangan pada alat
ukur. Setelah dilakukan pengukuran pada table 4.3 data yang didapat telah disimpan pada
memory, selanjutnya adalah memindahkan data tersebut pada software power log, kemudian
export data THD tegangan maksimum orde 1 sampai 50. Setelah itu simpan data dan buka
melalui software excel. Data yang telah di export ke excel kemudian dibuat table dan grafik
untuk dibandingkan dengan standar IEEE THD tegangan. Apakah masih dalam batas standar
atau melebihi.
Tabel 4.5 Hasil Pengukuran THD Tegangan orde 1 sampai 50
Date Time %THD V L1N Max %THD V L2N Max %THD V L3N Max
4/8/2016 15:18:34 252msec 1.35 1.35 1.37
4/8/2016 15:18:44 252msec 1.34 1.35 1.37
4/8/2016 15:18:54 252msec 1.33 1.35 1.35
4/8/2016 15:19:04 252msec 1.36 1.35 1.37
4/8/2016 15:19:14 252msec 1.35 1.35 1.36
4/8/2016 15:19:24 252msec 1.35 1.35 1.36
4/8/2016 15:19:34 252msec 1.35 1.36 1.36
4/8/2016 15:19:44 252msec 1.35 1.36 1.36
4/8/2016 15:19:54 252msec 1.36 1.36 1.39
4/8/2016 15:20:04 252msec 1.35 1.37 1.36
4/8/2016 15:20:14 252msec 1.35 1.36 1.36
4/8/2016 15:20:24 252msec 1.35 1.37 1.37
4/8/2016 15:20:34 252msec 1.36 1.38 1.37
4/8/2016 15:20:44 252msec 1.36 1.38 1.37
4/8/2016 15:20:54 252msec 1.35 1.36 1.36
4/8/2016 15:21:04 252msec 1.35 1.36 1.36
4/8/2016 15:21:14 252msec 1.35 1.36 1.36
4/8/2016 15:21:24 252msec 1.35 1.36 1.36
Date Time %THD V L1N Max %THD V L2N Max %THD V L3N Max
4/8/2016 15:21:34 252msec 1.33 1.36 1.37
4/8/2016 15:21:44 252msec 1.34 1.36 1.36
4/8/2016 15:21:54 252msec 1.34 1.35 1.35
4/8/2016 15:22:04 252msec 1.34 1.35 1.35
4/8/2016 15:22:14 252msec 1.34 1.36 1.35
4/8/2016 15:22:34 252msec 1.37 1.38 1.38
4/8/2016 15:22:44 252msec 1.36 1.38 1.37
4/8/2016 15:22:54 252msec 1.35 1.37 1.37
4/8/2016 15:23:04 252msec 1.37 1.37 1.37
4/8/2016 15:23:14 252msec 1.35 1.36 1.36
4/8/2016 15:23:24 252msec 1.35 1.36 1.35
4/8/2016 15:23:34 252msec 1.34 1.35 1.35
4/8/2016 15:23:44 252msec 1.34 1.35 1.35
4/8/2016 15:23:54 252msec 1.34 1.35 1.34
4/8/2016 15:24:04 252msec 1.34 1.35 1.35
4/8/2016 15:24:14 252msec 1.34 1.35 1.35
4/8/2016 15:24:24 252msec 1.35 1.36 1.35
4/8/2016 15:24:34 252msec 1.33 1.35 1.34
4/8/2016 15:24:44 252msec 1.35 1.37 1.37
4/8/2016 15:24:54 252msec 1.35 1.36 1.36
4/8/2016 15:25:04 252msec 1.34 1.36 1.35
Date Time %THD V L1N Max %THD V L2N Max %THD V L3N Max
4/8/2016 15:25:14 252msec 1.34 1.35 1.35
4/8/2016 15:25:24 252msec 1.34 1.35 1.35
4/8/2016 15:25:34 252msec 1.34 1.35 1.37
4/8/2016 15:25:44 252msec 1.35 1.36 1.35
4/8/2016 15:25:54 252msec 1.34 1.36 1.35
4/8/2016 15:26:04 252msec 1.36 1.36 1.38
4/8/2016 15:26:14 252msec 1.36 1.38 1.38
4/8/2016 15:26:24 252msec 1.34 1.36 1.35
4/8/2016 15:26:34 252msec 1.35 1.37 1.35
4/8/2016 15:26:44 252msec 1.35 1.37 1.36
4/8/2016 15:26:54 252msec 1.34 1.37 1.35
4/8/2016 15:27:14 252msec 1.35 1.36 1.35
4/8/2016 15:27:24 252msec 1.35 1.37 1.36
4/8/2016 15:27:34 252msec 1.34 1.35 1.35
4/8/2016 15:27:44 252msec 1.34 1.35 1.35
4/8/2016 15:27:54 252msec 1.34 1.35 1.35
4/8/2016 15:28:04 252msec 1.34 1.35 1.35
4/8/2016 15:28:14 252msec 1.35 1.36 1.36
4/8/2016 15:28:24 252msec 1.35 1.36 1.35
4/8/2016 15:28:34 252msec 1.35 1.37 1.36
4/8/2016 15:28:44 252msec 1.35 1.36 1.36
Date Time %THD V L1N Max %THD V L2N Max %THD V L3N Max
4/8/2016 15:28:54 252msec 1.35 1.36 1.36
4/8/2016 15:29:04 252msec 1.35 1.35 1.35
4/8/2016 15:29:14 252msec 1.33 1.35 1.35
4/8/2016 15:29:24 252msec 1.35 1.36 1.35
4/8/2016 15:29:34 252msec 1.35 1.36 1.35
4/8/2016 15:29:44 252msec 1.35 1.37 1.35
4/8/2016 15:29:54 252msec 1.34 1.36 1.35
4/8/2016 15:30:04 252msec 1.36 1.37 1.36
4/8/2016 15:30:14 252msec 1.36 1.37 1.36
4/8/2016 15:30:24 252msec 1.36 1.37 1.36
4/8/2016 15:30:34 252msec 1.36 1.37 1.36
4/8/2016 15:30:44 252msec 1.37 1.38 1.37
4/8/2016 15:30:54 252msec 1.36 1.37 1.36
4/8/2016 15:31:04 252msec 1.36 1.37 1.36
4/8/2016 15:31:14 252msec 1.36 1.37 1.36
4/8/2016 15:31:24 252msec 1.34 1.35 1.35
4/8/2016 15:31:34 252msec 1.34 1.35 1.34
4/8/2016 15:31:54 252msec 1.36 1.37 1.36
4/8/2016 15:32:04 252msec 1.35 1.36 1.36
4/8/2016 15:32:14 252msec 1.36 1.37 1.35
4/8/2016 15:32:24 252msec 1.36 1.37 1.36
Date Time %THD V L1N Max %THD V L2N Max %THD V L3N Max
4/8/2016 15:32:34 252msec 1.35 1.37 1.35
4/8/2016 15:32:44 252msec 1.36 1.37 1.35
4/8/2016 15:32:54 252msec 1.36 1.37 1.36
4/8/2016 15:33:04 252msec 1.36 1.37 1.36
4/8/2016 15:33:14 252msec 1.35 1.36 1.35
4/8/2016 15:33:24 252msec 1.35 1.36 1.35
4/8/2016 15:33:34 252msec 1.34 1.36 1.35
4/8/2016 15:33:44 252msec 1.35 1.35 1.35
4/8/2016 15:33:54 252msec 1.36 1.37 1.36
4/8/2016 15:34:04 252msec 1.35 1.36 1.35
4/8/2016 15:34:14 252msec 1.35 1.36 1.35
4/8/2016 15:34:24 252msec 1.36 1.37 1.36
4/8/2016 15:34:34 252msec 1.37 1.38 1.37
4/8/2016 15:34:44 252msec 1.36 1.38 1.37
4/8/2016 15:34:54 252msec 1.36 1.38 1.37
4/8/2016 15:35:04 252msec 1.38 1.4 1.38
4/8/2016 15:35:14 252msec 1.38 1.4 1.39
4/8/2016 15:35:24 252msec 1.39 1.41 1.4
4/8/2016 15:35:34 252msec 1.39 1.4 1.39
4/8/2016 15:35:44 252msec 1.38 1.4 1.38
4/8/2016 15:35:54 252msec 1.37 1.38 1.37
Date Time %THD V L1N Max %THD V L2N Max %THD V L3N Max
4/8/2016 15:36:04 252msec 1.37 1.38 1.37
4/8/2016 15:36:14 252msec 1.37 1.37 1.36
4/8/2016 15:36:34 252msec 1.32 1.32 1.31
4/8/2016 15:36:44 252msec 1.32 1.33 1.31
4/8/2016 15:36:54 252msec 1.32 1.32 1.3
4/8/2016 15:37:04 252msec 1.32 1.33 1.31
4/8/2016 15:37:14 252msec 1.32 1.32 1.3
4/8/2016 15:37:24 252msec 1.31 1.32 1.31
4/8/2016 15:37:34 252msec 1.33 1.33 1.32
4/8/2016 15:37:44 252msec 1.32 1.32 1.32
4/8/2016 15:37:54 252msec 1.32 1.32 1.31
4/8/2016 15:38:04 252msec 1.34 1.34 1.33
4/8/2016 15:38:14 252msec 1.34 1.34 1.32
4/8/2016 15:38:24 252msec 1.35 1.35 1.36
4/8/2016 15:38:34 252msec 1.33 1.34 1.34
4/8/2016 15:38:44 252msec 1.33 1.34 1.33
4/8/2016 15:38:54 252msec 1.33 1.34 1.32
4/8/2016 15:39:04 252msec 1.33 1.34 1.32
4/8/2016 15:39:14 252msec 1.33 1.34 1.32
4/8/2016 15:39:24 252msec 1.32 1.33 1.32
4/8/2016 15:39:34 252msec 1.31 1.32 1.31
Date Time %THD V L1N Max %THD V L2N Max %THD V L3N Max
4/8/2016 15:39:44 252msec 1.3 1.31 1.3
4/8/2016 15:39:54 252msec 1.32 1.34 1.33
4/8/2016 15:40:04 252msec 1.34 1.34 1.33
4/8/2016 15:40:14 252msec 1.32 1.33 1.32
4/8/2016 15:40:24 252msec 1.32 1.33 1.31
4/8/2016 15:40:34 252msec 1.32 1.32 1.32
4/8/2016 15:40:44 252msec 1.31 1.32 1.3
4/8/2016 15:40:54 252msec 1.31 1.33 1.31
4/8/2016 15:41:14 252msec 1.31 1.32 1.31
4/8/2016 15:41:24 252msec 1.33 1.34 1.33
4/8/2016 15:41:34 252msec 1.31 1.32 1.31
4/8/2016 15:41:44 252msec 1.3 1.32 1.29
4/8/2016 15:41:54 252msec 1.3 1.32 1.3
4/8/2016 15:42:04 252msec 1.3 1.32 1.3
4/8/2016 15:42:14 252msec 1.29 1.31 1.29
4/8/2016 15:42:24 252msec 1.29 1.3 1.29
4/8/2016 15:42:34 252msec 1.28 1.29 1.29
4/8/2016 15:42:44 252msec 1.29 1.32 1.3
4/8/2016 15:42:54 252msec 1.3 1.32 1.31
4/8/2016 15:43:04 252msec 1.3 1.31 1.3
4/8/2016 15:43:14 252msec 1.3 1.32 1.3
Date Time %THD V L1N Max %THD V L2N Max %THD V L3N Max
4/8/2016 15:43:24 252msec 1.29 1.31 1.3
4/8/2016 15:43:34 252msec 1.28 1.3 1.29
4/8/2016 15:43:44 252msec 1.28 1.29 1.29
4/8/2016 15:43:54 252msec 1.3 1.31 1.32
4/8/2016 15:44:04 252msec 1.32 1.33 1.32
4/8/2016 15:44:14 252msec 1.3 1.31 1.32
4/8/2016 15:44:24 252msec 1.31 1.33 1.34
4/8/2016 15:44:34 252msec 1.31 1.34 1.33
4/8/2016 15:44:44 252msec 1.31 1.33 1.34
4/8/2016 15:44:54 252msec 1.32 1.33 1.33
4/8/2016 15:45:04 252msec 1.3 1.32 1.32
4/8/2016 15:45:14 252msec 1.3 1.32 1.31
4/8/2016 15:45:24 252msec 1.3 1.32 1.31
4/8/2016 15:45:34 252msec 1.3 1.31 1.32
4/8/2016 15:45:54 252msec 1.3 1.31 1.3
4/8/2016 15:46:04 252msec 1.29 1.31 1.31
4/8/2016 15:46:14 252msec 1.3 1.32 1.32
4/8/2016 15:46:24 252msec 1.3 1.31 1.32
4/8/2016 15:46:34 252msec 1.3 1.31 1.31
4/8/2016 15:46:44 252msec 1.29 1.31 1.32
4/8/2016 15:46:54 252msec 1.31 1.31 1.32
Date Time %THD V L1N Max %THD V L2N Max %THD V L3N Max
4/8/2016 15:47:04 252msec 1.31 1.32 1.33
4/8/2016 15:47:14 252msec 1.33 1.34 1.34
4/8/2016 15:47:24 252msec 1.33 1.34 1.34
4/8/2016 15:47:34 252msec 1.33 1.34 1.34
4/8/2016 15:47:44 252msec 1.32 1.33 1.33
4/8/2016 15:47:54 252msec 1.32 1.33 1.33
4/8/2016 15:48:04 252msec 1.31 1.33 1.32
4/8/2016 15:48:14 252msec 1.3 1.32 1.31
4/8/2016 15:48:24 252msec 1.3 1.32 1.31
4/8/2016 15:48:34 252msec 1.3 1.32 1.31
Keterangan :
%THD V L1 Max : Persen THD Tegangan maksimum orde 1 sampai 50 pada fasa
Line 1
%THD V L2 Max : Persen THD Tegangan maksimum orde 1 sampai 50 pada fasa
Line 2
%THD V L3 Max : Persen THD Tegangan maksimum orde 1 sampai 50 pada fasa
Line 3
1,25
1,35
1,45
1,2
1,3
1,4
15:18:34 252msec
15:19:14 252msec
15:19:54 252msec
15:20:34 252msec
15:21:14 252msec
15:21:54 252msec
15:22:34 252msec
15:23:14 252msec
15:23:54 252msec
15:24:34 252msec
15:25:14 252msec
15:26:34 252msec
15:27:14 252msec
15:27:54 252msec
Gambar 4.15 grafik THD tegangan terhadap waktu
15:28:34 252msec
15:29:14 252msec
15:29:54 252msec
15:30:34 252msec
15:31:14 252msec
15:31:54 252msec
%THD V L2N Max
15:32:34 252msec
15:33:14 252msec
15:33:54 252msec
15:34:34 252msec
15:35:14 252msec
15:35:54 252msec
15:36:34 252msec
15:37:14 252msec
%THD V L3N Max
15:37:54 252msec
15:38:34 252msec
15:39:14 252msec
15:39:54 252msec
15:40:34 252msec
15:41:14 252msec
15:41:54 252msec
15:42:34 252msec
15:43:14 252msec
15:43:54 252msec
15:44:34 252msec
15:45:14 252msec
15:45:54 252msec
15:46:34 252msec
15:47:14 252msec
15:47:54 252msec
15:48:34 252msec
4.9 Deskripsi Tabel Pengukuran THD Tegangan
Dari hasil pengukuran table 4.5 dapat diketahui bahwa nilai THD tegangan
harmonisa maksimum pada line 1 yaitu berada pada waktu 15:35:24 dengan nilai
1.39%, sedangkan nilai THD tegangan harmonisa minimum berada pada waktu
15:42:34 dengan nilai 1.28%. Pada line 2 nilai THD tegangan maksimum berada pada
waktu 15:35:24 dengan nilai 1.41%, sedangkan nilai THD tegangan minimum berada
pada waktu 15:43:44 dengan nilai 1.29%. Kemudian pada line 3 nilai THD tegangan
maksimum berada pada waktu 15:35:24 dengan nilai 1.4%, sedangkan THD tegangan
minimum berada pada waktu 15:43:34 dengan nilai 1.29%. Sehingga dari data
tersebut dapat dilihat bahwa nilai THD tegangan maksimum berada pada waktu
15:35:24 dengan nilai sebesar 1.41% pada line 2 dan THD tegangan minimum
berada pada waktu 15:42:34 dengan nilai sebesar 1.28% pada line 1.
Pada table pengukuran 4.5 diatas dapat dilihat bahawa THD tegangan
maksimum yang timbul pada motor induksi 3-fasa masih dalam batas yang diijinkan
dari standar IEEE yaitu kurang dari 5%. Dan data yang terekam pada THD tegangan
nilai maksimum pada line 2 yaitu berada pada waktu 15:35:24 dengan nilai sebesar
1.41%. Dan nilai THD tegangan harmonisa minimum berada pada waktu 15:42:34
dengan nilai 1.28% pada line 1.
4.11 Analisis Dampak Harmonisa yang Timbul pada Motor Induksi 3-fasa
Untuk merancang filter ini dibutuhkan data distorsi harmonic tegangan (THD
V) dan arus (THD I) yang terbesar pada system. Data harmonic tegangan terbesar
digunakan untuk menentukan arus harmonic dari orde berapa yang akan di filter dari
system. Kriteria yang didasarkan pada tegangan harmonic lebih tepat untuk desain
filter. Hal ini disebabkan karena lebih mudah menjamin berada dalam batas tegangan
yang layak daripada membatasi tingkat arus akibat adanya impedansi jaringan AC,.
Keterangan :
kV : tegangan pada motor
Qc : Daya Reaktif pada kapasitor bank
b. Untuk meredam harmonik n, reaktor harus memiliki ukuran
��
XL =
��2
Keterangan :
Xc : reaktansi kapasitive
�� : Orde harmonic
c. Reaktansi reaktor yang diberikan oleh
��
R=
�
Keterangan :
Xn : reaktansi orde
Q : factor kualitas filter
�
d. L=
.�.�
keterangan :
L : inductor
XL : reaktansi induktif
e. C=
.�.�.��
keterangan :
L : inductor
Xc : reaktansi kapasitif
f. Dimana Q adalah faktor kualitas filter itu, 30 < Q < 100 reaktansi karakteristik
diberikan oleh
�
Xn= ��� = ��� = √��. �� = √
�
Keterangan :
Xn : reaktansi orde
XLn : impedansi dari reaktansi induktif
Xcn : impedansi dari reaktansi kapasitive
XL : reaktansi induktif
Xc : reaktansi kapasitive
L : induktor
C : kapasitor
g. Ukuran filter
�2
Qfilter = ��−�
Keterangan :
kV : tegangan pada motor
XL : reaktansi induktif
Xc : reaktansi kapasitive
4.13 Perancangan Filter Pasif Singel Tuned
Untuk merancang suatu filter terlebih dahulu diperlukan proses identifikasi
terhadap orde harmonic yang hendak diredam. Karena filter pasif single tuned hanya
dapat meredam satu orde maka harmonic tegangan terbesar yang akan digunakan
untuk merancang filter pasif single tuned.
Tabel 4.7 THD orde 3
Orde 3 Max
Tegangan (V) THD %
Line 1 0.25
Line 2 0.14
Line 3 0.17
Arus (A) THD %
Line 1 1.52
Line 2 2.6
Line 3 4.98
. 2 �
=
���
= 0.1089 kΩ
��
b. XL =
�2
. Ω
= 2
= 2.22 Ω
Xn = √��. ��
Xn = √ . � .
= 15.5 Ω
c. Untuk menghitung resistansi reactor nilai factor kualitas filter Q = 100
��
R=
�
.
R=
= 0.155 Ω
�
d. L =
.�.�
.
=
. , .
= 7.07 x 10-3 H
e. C =
.�.�.��
= . , . . ,
= 2.92 x 10-5 F
�2
f. Qfilter = ��−�
. 2
Qfilter = . − .
= 0.408 MVAr
Tabel 4.10 spesifikasi filter pasif single tuned :
Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan spesifikasi untuk filter single tuned
yaitu nilai reaktansi kapasitor Xc = 108,9 Ω, nilai reaktansi inductor XL = 2.22 Ω,
nilai reaktansi karakteristik orde yang diredam Xn = 15.5 Ω, reaktansi reactor R =
0.155 Ω, nilai induktor L = 7.07 x 10-3 H, nilai kapasitor C = 2.92 x 10-5 F kemudian
kapasitas filter pasif Qfilter = 0.408 MVAr.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang didapatkan dari perhitungan dan analisis, maka dapat
1. Perbandingan nilai THD arus harmonisa dengan standar IEEE. Nilai arus
hubung singkat atau Isc dapat dilihat dari hasil simulasi pada table short
circuit report yaitu Isc = 1624 ampere. Dan arus beban maksimum atau IL
dapat dilihat dari table 4.2 yaitu IL = 264.6 ampere. Maka nilai perbandingan
Isc : IL = 6:1 = 6 sehingga nilai 6 Isc kali IL jadi nilai < 20. Pada table 4.3
hasil pengukuran terlihat bahwa THD arus maksimum pada orde 1 sampai 50
yang timbul pada motor induksi yaitu sebesar 12.03% pada orde > 35.
Dengan demikian THD sudah melebihi batas yang diijinkan dari standar IEEE
yaitu sebesar 5%. Bahwa nilai THD arus harmonisa maksimum pada line 3
yaitu berada pada waktu 15:36:54 dengan nilai sebesar 12.23%, dan THD arus
minimum berada pada waktu 15:22:24 dengan nilai 3.21% pada line 3.
2. Perbandingan nilai THD tegangan harmonisa dengan standar IEEE. Pada table
pengukuran 4.5 diatas dapat dilihat bahawa THD tegangan maksimum yang
timbul pada motor induksi 3-fasa masih dalam batas yang diijinkan dari
standar IEEE yaitu kurang dari 5%. Dan data yang terekam pada THD
tegangan nilai maksimum pada line 2 yaitu berada pada waktu 15:35:24
dengan nilai sebesar 1.41%. Dan nilai THD tegangan harmonisa minimum
berada pada waktu 15:42:34 dengan nilai 1.28% pada line 1.
3. Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan spesifikasi untuk filter single tuned
yaitu nilai reaktansi kapasitor Xc = 108,9 Ω , nilai reaktansi inductor X L =
2.22 Ω , nilai reaktansi karakteristik orde yang diredam Xn = 15.5 Ω , reaktansi
reactor R = 0.155 Ω , nilai induktor L = 7.07 x 10-3 H, nilai kapasitor C = 2.92
x 10-5 F kemudian kapasitas filter pasif Qfilter = 0.408 MVAr.
5.2 Saran
Setelah dilakukan analisis harmonisa terhadap motor induksi 3-fasa RAW
MILL maka data yang di dapat pada THD arus masih melibihi batas yang diijinkan
dari standar IEEE, maka harus dipasang filter pasif single tuned untuk meredam
harmonisa sehingga dapat mengurangi dampak kerusakan pada motor yang timbul
akibat harmonisa.
i
DAFTAR PUSTAKA
Short-Circuit Analysis
ANSI Standard
3-Phase, LG, LL, & LLG Fault Currents
1/2 Cycle Network
Adjustments
Apply Individual
Tolerance Adjustments /Global Percent
Cable Length: No
Apply Individual
Temperature Correction Adjustments /Global Degree C
2 Buses Total
Grounding
Branch Connections
U1 Bus1 63.000 70.000 1.00 112.23920 112.23920 Wye - Solid 1.00 99.428500 99.42850
Induction Machine Rating (Base) Positive Seq. Imp. Grounding Zero Seq. Imp.
ID Type Qty kVA kV RPM X"/R %R % X" % X' Conn. Type Amp X/R % R0 % X0
Mtr1 Motor 1 2857.38 6.600 1500 33.81 0.455 15.38 23.08 Wye Open 33.81 0.455 15.38
Bus2 Total 0.00 6.251 0.00 93.04 81.78 8.644 8.644 7.02E+001 1.21E+002 9.72E-001 2.65E+001
Bus1 Bus2 16.48 4.884 69.19 111.11 48.07 7.362 8.644 * 1.13E+002 1.39E+002 9.72E-001 2.65E+001
Mtr1 Bus2 100.00 1.624 100.00 100.00 100.00 1.497 0.000 1.59E+001 5.38E+002
U1 Bus1 100.00 0.461 100.00 100.00 100.00 0.368 0.000 1.12E+002 1.12E+002 9.94E+001 9.94E+001
# Indicates fault current contribution is from three-winding transformers
* Indicates a zero sequence fault current contribution (3I0) from a grounded Delta- Y transformer
Project: ETAP Page: 9
12.6.0H
Location: Date: 03-21-2017
Contract: SN:
Engineer: Revision: Base
Study Case: SM
Filename: tes Config.: Normal
Bus2 6.60 3.135 -5.408 6.251 4.025 -7.650 8.644 4.683 2.715 5.414 2.020 9.146 9.367
All fault currents are symmetrical momentary (1/2 Cycle network) values in rms kA
* LLG fault current is the larger of the two faulted line currents
Project: ETAP Page: 10
12.6.0H
Location: Date: 03-21-2017
Contract: SN:
Engineer: Revision: Base
Study Case: SM
Filename: tes Config.: Normal
Bus Positive Sequence Imp. (ohm) Negative Sequence Imp. (ohm) Zero Sequence Imp. (ohm)
ID kV Resistance Reactance Impedance Resistance Reactance Impedance Resistance Reactance Impedance
Bus2 6.600 0.30574 0.52735 0.60957 0.30574 0.52735 0.60957 0.00424 0.11563 0.11571
Project: ETAP Page: 11
12.6.0H
Location: Date: 03-21-2017
Contract: SN:
Engineer: Revision: Base
Study Case: SM
Filename: tes Config.: Normal
Date Time %THD V L1N Max %THD V L2N Max %THD V L3N Max