(Studi Pada Mahasiswa Jurusan Tadris IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh
KONSENTRASI EKONOMI
JAKARTA
2019
ABSTRAK
Muhammad Sugih Mukti. 1112015000060. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Minat Mahasiswa terhadap Penggunaan Uang Elektronik
(Studi pada Mahasiswa Jurusan Tadris IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta). 2019.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa faktor-faktor yang
mempengaruhi minat mahasiswa jurusan tadris IPS UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta terhadap penggunaan uang elektronik (e-money). Penelitian ini
menggunakan metode eksperimen lapangan dan teknik pengumpulan data
dilakukan melalui kuesionerdengan 66 orang responden, wawancara dengan 6
orang narasumber dan penelusuran internet.
Berdasarkan hasil pengujian sampel menggunakan uji korelasi pearson
didapatkan hasil secara bersamaan tingkat pemahaman uang elektronik dan
kemanfaatan berpengaruh terhadap minat penggunaan uang elektronik sebesar
0.154. Dan melalui uji t didapatkan hasil bahwa thitung1> ttabel dengan nilai 2,236 >
2,00 dan 5,156 > 2,00 pada taraf signifikan 0,05 dengan dua arah. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat pemahaman uang elektronik dan kemanfaatan
berpengaruh signifikan terhadap penggunaan uang elektronik.
i
ABSTRACT
ii
KATA PENGANTAR
1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, Lc. M.A., selaku Rektor
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
3. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., selaku Ketua Prodi Tadris Ilmu
Pengetahuan Sosial.
4. Bapak Syaripulloh, M.Si., selaku Sekretaris Prodi Tadris Ilmu
Pengetahuan Sosial.
5. Prof. Dr. Rusmin Tumanggor, MA., selaku dosen Pembimbing Akademik,
yang telah memberikan nasihat-nasihat, bimbingan dan menerima
iii
konsultasi penulis selama perjalanan perkuliahan.
6. Bapak Dr. Abdul Rozak, M.Si., selaku dosen pembimbing pertama yang
telah membimbing dan membantu penulis dengan sangat baik dalam
menyelesaikan skripsi ini.
7. Ibu Neng Sri Nuraeni, M.Pd., selaku dosen pembimbing kedua yang telah
membimbing dan membantu penulis dengan sabar dan sangat baik dalam
menyelesaikan skripsi ini.
8. Dosen-dosen Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial: Bapak
Mochamad Noviadi Nugroho, M.Pd., Ibu Anissa Windarti, M.Sc., Bapak
Drs. Banadjid, Ibu Tri Harjawati, M.Si., Bapak Sodikin, M.Si., Bapak Dr.
Nurochim, MM., Ibu Prof. Dr. Ulfah Fajarini, Bapak Andri Noor
Andriansyah, M.Pd., Ibu Cut Dhien Nourwahida, MA., Ibu Jakiatin Nisa,
M.Pd., Bapak Dr. Muhamad Arif dan Ibu Zaharah, M.Ed yang telah
memberikan ilmu kepada penulis selama masa perkuliahan.
9. Seluruh Staf dan Karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah memberikan bantuan dan pelayanan selama masa perkuliahan.
10. Seluruh Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberi kemudahan serta layanan baik
selama masa perkuliahan maupun dalam penulisan skripsi ini.
11. Ayahanda tercinta Encep Ma’mun dan Ibunda tersayang Emi, yang tidak
pernah lelah menyayangi, mendidik, memberi semangat dan berkorban
untuk ananda dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Kakak-kakaku tercinta E. Nurjanah, S.Pd.I, Sopariah, Moch. Aminuddin,
Halimatussyadiyah, S.Pd.I, Emah Latifah dan Muhammad Muammarullah
yang telah memberi motivasi dan mendoakan penulis.
13. Seluruh teman kelas 1 B jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial FITK
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012.
14. Seluruh teman konsentrasi Ekonomi jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan
Sosial FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012 terutama
Fikry Kautsar Afdloli, S.Pd. Hatur nuhun pisan nya, fik. Parantos jadi
motivator sekaligus pembimbing pribadi.
15. Seluruh teman angkatan 2012 jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial
iv
FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “WE ALL THE BEST”
16. Ustadz Ali Herman, S.Ag dan Ustadz Idun Ridwan, S.Pd.I selaku guru
pengajian remaja IRMAAS As-Shobirin, Ciater-Maruga Serpong.
17. Seluruh remaja putra dan putrid IRMAAS As-Shobirin yang telah banyak
mendo’akan penulis dalam menyelesaikan skripsi.
18. Alfin Fahmi, S.Ds., Ridwan Mezo, Risto, M. Da’i Nashihin dan Christian
Adam teman sepermainan yang telah memberi semangat penulis.
Akhir kata hanyalah kepada-Nya penulis memohon dan mengembalikan
segala urusan, semoga semua amal baik yang telah diberikan semua pihak kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dibalas dengan sebaik-baiknya balasan.
Jazaakumullahu Ahsanal Jazaa. Aamiin. Dan semoga apa yang telah ditrulis
dalam skripsi ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak. Aamiin ya Allah ya
Robbal ‘Alamin.
v
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK……………………………………………………………………… i
BAB I PENDAHULUAN
vi
2.4.Jenis-jenis Uang ………………………………………………..23
2.5.Fungsi Uang …………………………………………………....25
2.6.Syarat-syarat Uang ……………………………………………..25
3. Hakikat Uang Elektronik ……………………………………….......27
3.1.Definisi Uang Elektronik ……………………………………….27
3.2.Sejarah Penggunaan Uang Elektronik di Indonesia …………....28
3.3.Landsan Hukum Uang Elektronik ……………………………...29
3.4.Tujuan Penggunaan Uang Elektronik …………………………..29
3.5.Fungsi atau Manfaat Uang Elektronik ……………………….....30
3.6.Jenis-jenis Uang Elektronik …………………………………….31
3.7.Faktor yang Mempengaruhi Minat Penggunaan Uang Elektronik
3.7.1. Minat Penggunaan Uang Elektronik …………………...31
3.7.2. Tingkat Pemahaman Uang Elektronik ………………....32
3.7.3. Kemanfaatan ……………………………………….......34
B. Penelitian yang Relevan ………………………………………………..35
C. Kerangka Berpikir ……………………………………………………...40
D. Hipotesis Penelitian …………………………………………………….42
vii
1.2.Uji Reliabilitas …………………………………………………52
1.3.Uji Korelasi …………………………………………………….52
2. Regresi Berganda …………………………………………………..53
2.1.Uji t …………………………………………………………….54
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………………73
B. Saran ……………………………………………………………………..73
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.2 Jumlah Volume Transaksi dan Nilai Transaksi E-Money .............6
Tabel 4.8 Nilai Minat Penggunaan Uang Elektronik yang diprediksi .........66
ix
DAFTAR GAMBAR
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tanda modernisasi masyarakat dunia, termasuk Indonesia
adalah adanya perkembangan alat pembayaran yang semakin pesat dan maju.
Awalnya sistem barter antar barang yang diperjualbelikan adalah alat
pembayaran yang lazim yang digunakan di era pra-modern. Adanya berbagai
kesulitan dengan sistem barter mendorong munculnya satuan tertentu yang
memiliki nilai pembayaran, yang dikenal dengan istilah uang. Hingga saat ini
uang menjadi salah satu alat pembayaran utama yang berlaku dimasyarakat.1
Kehidupan masyarakat yang semakin cepat berubah menuntut adanya
mekanisme transaksi dan pembayaran yang cepat, aman dan efisien. Untuk itu,
Perbankan dan Lembaga Swasta Bank (LSB) perlu merespon dinamika
kehidupan masyarakat ini melalui penguatan infrastruktur dan peningkatan
kualitas sistem dengan bertopang pada kemajuan teknologi informasi. Uang
tunai tetap menjadi prioritas dalam setiap kegiatan transaksi pembayaran,
namun saat ini instrumen pembayaran paper based, card cased dan electronic
based semakin marak dan menjadi pilihan bagi masyarakat dalam melakukan
transaksi. Adanya pergeseran penggunaan paper based instrument seperti cek
dan bilyet giro ke card based dan electronic based instrument tampak dari
semakin terbiasanya masyarakat menggunakan alat pembayaran seperti kartu
kredit, kartu ATM/debit, transfer elektronik melalui kliring dan Real Time
Gross settlement (RTGS), Scriples Securities Settlement System (SSSS), uang
elektronik baik yang berbentuk kartu Card Based maupun Server Based,
pembayaran melalui saluran internet banking mobile payment dan fitur-fitur
lainnya.2
1
Tri Hendro, Bank dan Institusi Keuangan Non Bank di Indonesia, (Yogyakarta: UPP
STIM YKPN,2014), h. 9.
2
Julius R. Latumaerissa, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: Salemba
Empar, 2011), h. 14.
1
Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999, sistem pembayaran
merupakan sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga dan
mekanisme yang dipergunakan untuk dilakukannya pemindahan dana guna
memenuhi kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi. Alat
pembayaran yang semula hanya menggunakan uang tunai (cash based), kini
juga menggunakan alat pembayaran berbasis non tunai (non cash based).3
Sistem transfer pada alat pembayaran non tunai dikategorikan menjadi
dua yaitu alat pembayaran untuk kredit transfer dan debit master, menurut Bank
For International sattlement (BIS), kredit transfer adalah perintah pembayaran
yang bertujuan menempatkan dana dari pengirim ke penerima melalui jalur
transfer dana dari bank pengirim ke bank penerima dan dimungkinkan melalui
bank lain sebagai intermediary, sedangkan debit transfer adalah sistem transfer
dana dimana perintah debit transfer dibuat atau diotorisasi oleh pihak yang
mempunyai dana dan akan melakukan pengiriman dana (payer) kepada pihak
lain (payee).4
Penggunaan alat pembayaran non tunai memberikan kemudahan kepada
masyarakat untuk melakukan transaksi secara aman, cepat dan efisien. Di
Indonesia penggunaan alat pembayaran non tunai telah berkembang dan
banyak digunakan oleh masyarakat. Adanya volume dan nilai transaksi
pembayaran non tunai, antara lain didorong oleh meningkatnya pembangunan,
penggunaan teknologi dan pertumbuhan ekonomi.5 Berikut adalah alat-alat
pembayaran non tunai yang dikategorikan dalam kredit transfer dan debit
transfer disajikan pada tabel 1.1.
3
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 23 tahun 1999 tentang, Bank Indonesia Bab
I Pasal I.
4
Aulia Pohan, Sistem Pembayaran: Strategi dan Implementasi di Indonesia, (Jakarta:
Rajawali Press, 2011), h. 58
5
Jurnal Bisnis dan Ekonomi Nirmala, Tiara dan Tri Widodo, “Effect of Increasing Use
the Card Payment Equipment on the Indonesian Economy”, 2011, Vol. 18 no.1.
2
Tabel 1.1
Alat-alat Pembayaran Non Tunai di Indonesia
Dalam penelitian ini alat pembayaran yang akan diteliti adalah uang
elektronik (e-money). Hal ini dikarenakan e-money memiliki keistimewaan
karena berbasis kartu (chip) dan elektronik (server). Selain itu, penggunaan e-
money sendiri sangatlah mudah dan cepat karena tidak memerlukan proses
otorisasi serta digunakan untuk pembayaran yang bernilai kecil. Selain itu, e-
money merupakan alat pembayaran non tunai yang masih tergolong baru,
namun memiliki perkembangan yang signifikan.
E-money atau uang elektronik merupakan alat pembayaran non tunai
yang dipergunakan untuk setiap transaksi yang bernilai kecil (mikro). E-money
pertama kali diterbitkan di Indonesia pada april 2007.6 E-money memiliki
perkembangan yang signifikan, berikut perkembangan jumlah e-money di
Indonesia dari tahun 2010-2017 yang disajikan pada gambar 1.1
6
http://www.bi.go.id/id/statistik/sistem-pembayaran/uang-elektronik, diakses 26 Januari
2019, 07:06 WIB.
3
70
60 57,8
51,2
50
10 7,9 7,1
5,3
2 2,9 3,3
0,7 1 0,6
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Apil
2017
Gambar 1.1
Jumlah Uang Elektronik (E-Money) di Indonesia
4
Meskipun penggunaan instrumen non tunai semakin meningkat, namun
secara umum penggunaan uang tunai masih mendominasi transaksi
pembayaran di Indonesia. Hal ini antara lain disebabkan masih banyaknya
masyarakat yang belum memahami fungsi dan cara menggunakan instrumen
non tunai, serta masih banyaknya masyarakat di daerah yang belum terjangkau
oleh layanan sistem pembayaran non tunai. Padahal sebagaimana kita pahami
bersama, instrumen pembayaran tunai seperti uang rupiah, pada kondisi
tertentu dapat menimbulkan risiko pencurian, pemalsuan dan biaya handling.
Oleh karena itu, perlu upaya berkelanjutan untuk mendorong agar masyarakat
terbiasa menggunakan ragam alat pembayaran non tunai.
BI bersama-sama dengan industri terkait, seperti penyedia layanan
publik dan penyedia layanan pembayaran non tunai telah melakukan berbagai
kegiatan dan inisiatif untuk mendorong penggunaan alat pembayaran non tunai.
Diantaranya penggunaan e-ticketing untuk TransJogja-Solo, TransJakarta dan
Kereta Commuter Jabodetabek. Di Sumatera Utara diterapkan e-ticketing
kereta Bandara Kuala Namu sejak 2013. BI juga meluncurkan pilot project
GNNT dikawaasan kampus dan komunitas di 9 wilayah/daerah dimana
terdapat Kantor Perwakilan BI untuk memfasilitasi aktivitas transaksi non tunai
di kampus, seperti kantin, minimarket, koperasi, fotocopy dan sebagainya.
Perwujudan Less Cash Sosiety pada dasarnya lebih mengarah pada perubahan
budaya atau prilaku, dibanding perubahan sistem. Untuk itu, perubahan prilaku
bertransaksi dari tunai ke non tunai harus dimulai dari diri kita masing-masing
lalu kepada masyarakat umum.7 Berikut jumlah volume transaksi dan nilai
transaksi uang elektronik (E-Money) disajikan pada tabel 1.2.
7
Agus D.W. Martowardojo, Gerai Info Bank Indonesia: Benang Merah 2014, h.69
5
Tabel 1.2
Jumlah Volume Transaksi dan Nilai Transaksi E-Money (2007-2015)
8
http://www.bi.go.id/id/statistik/sistem-pembayaran/uang-elektronik/jumlah-transaksi-
uang-elektronik-di-Indonesia, diakses 26 Januari 2019 07:08 WIB
9
Peraturan Bank Indonesia No. 16/8/PBI/2014 tentang uang elektronik.
6
masalah cash handling yang selama ini dialami saat menggunakan uang tunai
sebagai metode pembayaran; dan (iii) bagi Bank Indonesia, dapat
meningkatkan efisiensi pencetakan uang dan mengurangi penggandaan uang. 10
Trend penggunaan e-money kian mengalami kenaikan, namun masih
banyak masyarakat yang belum memahami cara kerja dan teknis
penggunaannya, sebagian masyarakat beranggapan bahwa e-money tidak
berbeda dengan kartu debet dan atau kartu kredit yang harus melakukan
otoritas menggunakan PIN setiap melakukan transaksi. Selain itu masyarakat
masih ragu dengan sistem keamanan yang menjamin transaksinya, sehingga
mereka memilih untuk tetap menggunakan sitem pembayaran tunai.
Tidak bisa dipungkiri bahwa sebagian mahasiswa Universitas Islam
Negeri (UIN) Jakarta adalah orang-orang yang melek terhadap teknologi.
Jenjang pendidikan tinggi menjadikan mahasiswa sebagai agen perubahan
dituntut untuk melakukan hampir sebagian pekerjaannya menggunakan
produk-produk teknologi yang sudah meluas dikalangan mahasiswa, termasuk
dalam sistem pembayaran yang mereka gunakan. Segala kebutuhan dengan
cepat didukung oleh kemajuan teknologi. Gaya hidup pelan-pelan terjadi
penyesuaian dikalangan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta
yang berorientasi pada acuan trend global. Termasuk dalam hal transaksi
secara langsung dipusat-pusat perbelanjaan maupun secara online.
Mahasiswa sebagai kaum terpelajar memiliki sifat terbuka terhadap
perkembangan teknologi. Sistem pembayaran non tunai banyak diminati oleh
kalangan mahasiswa terutama faktor manfaat yang didapatkan seperti proses
pembayaran yang lebih cepat. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan
sebelum penelitian ini dilaksanakan menemukan bahwa alasan mahasiswa
Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta pemakai sistem pembayaran non tunai
mengadopsi teknologi pembayaran non tunai adalah lebih cepat dalam
penyelesaian pembayaran, efisien dan keuntungan diskon yang didapat saat
digunakan di merchant-merchant tertentu.
10
Amalia Suzianti, Rachma Hidayati dan Erlinda Muslim, “Perencanaan Roadmap
Produk dan Teknologi pada Uang Elektronik Chip-Based di Indonesia, Jurnal Manajemen
Teknologi, Vol. 14, No. 1
7
Minat individu dalam penggunaan e-money mampu diukur dengan
menggunakan teori yang dapat mendeskripsikan tingkat penerimaan dan
penggunaan terhadap suatu teknologi. Teori Technology Acceptance Model
(TAM) yang dikembangkan oleh Davis (1986) dan Theory of Planned
Behavioral (TPB) yang dikembangkan oleh Ajzen (1991). Melalui teori
gabungan TAM dan TPB, dapat dipahami bahwa reaksi dan persepsi
penggunaan terhadap teknologi dapat mempengaruhi sikapnya dalam
penerimaan penggunaan teknologi.11
Pada TPB, minat (behavioral intention) seseorang dipengaruhi oleh
sikap, norma-norma subyektif dan persepsi kontrol perilaku. TPB secara
eksplisit mengenal kemungkinan bahwa banyak perilaku tidak semuanya
dibawah kontrol penuh sehingga konsep dan persepsi kontrol perilaku
ditambahkan untuk menangani perilaku-perilaku semacam ini. Selanjutnya
model TAM menambahkan dua konstruk tambahan kedalam konstruk diatas,
yaitu persepsi manfaat dan persepsi kemudahan penggunaan. TAM
berargumentasi bahwa penerimaan individual terhadap teknologi (dalam hal ini
e-money) ditentukan oleh dua konstruk tersebut.12
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “analisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa terhadap
penggunaan uang elektronik (studi pada mahasiswa jurusan tadris ips fakultas
ilmu tarbiyah dan keguruan universitas islam negeri syarif hidayatullah jakarta.
B. Identifikasi Masalah
Dengan memperhatikan masalah diatas maka dapat diidentifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Uang tunai masih mendominasi sitem pembayaran di Indonesia, sehingga
bermasalah dalam menyelesaikan transaksi pembayaran secara efisien.
2. Masyarakat belum memahami fungsi dan cara menggunakan instrumen
non tunai dalam sistem pembayaran.
3. Masih banyak daerah yang belum terjangkau dengan layanan sistem
11
Tugas Akhir, Lisa Noor Ardhiani, Analisis faktor-faktor Penerimaan Penggunaan
Quiperschool.com dengan menggunakan Pendekatan Technology Acceptance Model (TAM) dan
Theory of Planned Behavior (TPB) di SMA 7 Yogyakarta, Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
12
Jogiyanto, Sistem Informasi Keperilakuan. (Yogyakarta: Penerbin Andi,2008). H. 63.
8
pembayaran non tunai.
4. Kurangnya minat mahasiswa terhadap penggunaan instrumen non tunai.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat keterbatasan kemampuan penulis dan luasnya permasalahan
yang akan dibahas serta untuk lebih terangnya penelitian ini, maka ruang
lingkup penulisan ini adalah mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi minat
mahasiswa jurusan Tadris IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap penggunaan
uang elektronik.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dipaparkan, maka
pertanyaan penelitian ini adalah apa faktor-faktor yang mempengaruhi minat
mahasiswa jurusan tadris IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap penggunaan
uang elektronik.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini diarahkan
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa jurusan
Tadris IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap penggunaan uang elektronik.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari adanya penelitian ini diantaranya
adalah:
1. Manfaat Teoritis
Manfaat diadakannya penelitian ini adalah sebagai pengetahuan
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa terhadap
penggunaan uang elektronik dan diharapkan bisa digunakan sebagai bahan
rujukan dalam melakukan penelitian mengenai uang elektronik.
Dalam bidang pendidikan, penelitian ini diharapkan bisa
memberikan informasi bagi dunia pendidikan agar sistem administrasi
dilingkungan tersebut bisa lebih efisien.
2. Manfaat Praktis
9
a. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat guna meningkatkan
pengetahuan dan wawasan peneliti tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi minat mahasiswa terhadap penggunaan Uang
Elektronik.
b. Bagi akademis, penelitian ini diharapkan menjadi bahan referensi
dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan penggunaan Uang
Elektronik.
c. Bagi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta,
penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk
menyediakan fasilitas-fasilitas dengan menggunakan sistem
pembayaran non tunai (Uang Elektronik).
d. Bagi umum, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
mengenai faktor-faktor apa yang mempengaruhi minat mahasiswa
terhadap penggunaan Uang Elektronik.
10
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Hakikat Minat
1.1. Pengertian Minat
Secara etimologi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, minat
berarti “perhatian”, kesukaan (kecenderungan) hati kepada sesuatu
keinginan.13 Sedangkan minat menurut terminologi para ahli:
13
W.J.S Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
1985), h. 650.
14
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), h. 180.
15
Andi Mappier, Psikologi Remaja, (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), h. 22.
16
Sumadi Suryobroto, Psikologi Kepribadian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1988), h. 109.
17
Agus Suyanto, Psikologi Umum, (Jakarta: Aksara Baru, 1992), h. 101.
18
Djaali, H, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), h. 121.
11
1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat
Menurut Crow ada beberapa faktor yang mempengaruhi
minat, faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut19:
1. The Factor Inner Urge: Rangsangan yang datang dari lingkungan
atau ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan
seseorang akan mudah menimbulkan minat. Misalnya
kecenderungan terhadap belajar, dalam hal ini seseorang
mempunyai hasrat ingin tahu terhadap ilmu pengetahuan.
2. The Factor of Social Motive: Minat seseorang terhadap objek atau
sesuatu hal. Disamping itu juga dipengaruhi oleh faktor dari dalam
diri manusia dan oleh motif social, misal seseorang berminat pada
prestai tinggi agar dapat status sosial yang tinggi pula.
3. Emosional factor. Faktor perasaan dan emosi ini mempunyai
pengaruh terhadap objek misalnya perjalanan sukses yang dipakai
individu dalam suatu kegiatan tertentu dapat pula membangkitkan
perasaan senang dan dapat menambah semangat atau kuatnya
minat dalam kegiatan tersebut. Sebaliknya kegagalan yang dialami
akan menyebabkan minat seseorang berkembang.
1.3. Jenis-jenis Minat
Menurut Woolfolk minat terbagi menjadi dua20:
1. Personal (individual)
Minat yang muncul dari dalam diri seseorang tanpa
adanya pengaruh dari luar. Minat individual merupakan aspek
terpendam dari dalam diri seseorang.
2. Situasional
Merupakan minat yang muncul dari diri seseorang
karena adanya pengaruh dari luar, berupa aktifitas sosial.
Interaksi yang secara langsung maupun tidak langsung akan
19
Crow Crow, An Out Line of General Psychology, Lithfe Field Adam and Co: New
York, Dewa Ketut Sukardi, Psikologi Remaja, (Jakarta: Aksara Baru, 1973), h. 22.
20
Woolfolk, Anita, Educational Psychology (Ninth Edition), (Boston: Allyn and Bacon,
2004), hlm. 363-364.
12
mempengaruhi persepsi seseorang terhadap sesuatu terutama
dalam ketertarikan dan pengambilan keputusan.
Djaali mengidentifikasi beberapa jenis minat, yaitu21:
1. Realistis
Merupakan jenis minat terhadap aktifitas-aktifitas
praktis dan fisik. Melibatkan koordinasi otot tetapi kurang
menggunakan medium komunikasi verbal dan keterampilan
berkomunikasi. Cenderung pada pekerjaan tukang, memiliki
sifat langsung, stabil, normal, kukuh, menyukai masalah
kongkrit dibanding abstrak, agresif dan kreatifitas yang terbatas
dalam bidang seni maupun ilmu pengetahuan, tetapi suka
membuat sesuatu dengan bantuan alat.
2. Investigatif
Merupakan tipe minat yang infestigatif terhadap sesuatu
terutama yang berorientasi keilmuan.
3. Artistik
Seorang yang artistik menyukai hal-hal yang kurang
terstruktur namun positif, bebas berekspresi dan breaksi, kreatif
dalam seni dan budaya. Sehingga lebih tertarik pada hal-hal
yang memunculkan ide-ide dan performansi.
4. Sosial
Minat ini cenderung memiliki sifat mudah bergaul,
tanggung jawab, group working, memiliki kemampuan verbal
yang bagus dan problem solving. Lebih menyukai kegiatan
yang informative dan mengajar.
5. Enterprising
Jenis minat ini cenderung menyukai hal-hal yang
memiliki nilai persuasif. Kemampuan untuk memimpin, verbal
dalam berdagang, percaya diri dan sangat aktif.
21
Ibid, Djaali, H, Psikologi Belajar, h. 122.
13
6. Konvensional
Jenis minat konvensional menyukai lingkungan yang
tertib, komunikasi verbal yang baik, menyukai kegiatan
matematis, sangat efektif menyelesaikan tugas terstruktur,
praktis, tenang, tertib dan efisien.
1.4. Faktor-faktor yang Menimbulkan Minat
Minat timbul bila ada perhatian, dengan kata lain minat
merupakan sebab dan akibat dari perhatian. Menurut Wetherrington
minat adalah seseorang yang mempunyai perhatian terhadap sesuatu
yang dipelajari maka ia mempunyai sikap yang positif dan merasa
senang terhadap hal tersebut, sebaliknya perasaan tidak senang akan
menghambat. Minat timbul karena adanya faktor intern dan ektern
yang menentukan minat seseorang.22
1.5. Fungsi Minat
Minat berfungsi sebagai pendorong keinginan seseorang,
penguat hasrat dan sebagai penggerak dalam berbuat yang berasal dari
dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu dengan tujuan dan arah
tingkah laku sehari-hari. Hal ini diterangkan oleh Sardiman yang
menyatakan berbagai fungsi minat, yaitu23:
22
W.S. Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta: PT Gramedia,
1983), h. 136.
23
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rajawali Press. 2001),
h. 84.
14
dikeluarkan oleh pemerintah suatu negara berupa kertas, emas, perak,
atau logam lain yang dicetak dengan bentuk dan gambar tertentu.24
Menurut Mishkin, uang sebagai sesuatu yang secara umum
diterima dalam pembayaran barang dan jasa atau pembayaran atas
utang.25
Menurut Mankiw, uang adalah persediaan asset yang dapat
dengan segera digunakan untuk melakukan transaksi.26
Secara umum, uang dapat diartikan sebagai suatu yang dapat
diterima secara umum sebagai alat pembayaran dalam suatu wilayah
tertentu atau sebagai alat pembayaran utang atau sebagai alat untuk
melakukan pembelian barang dan jasa. Dengan kata lain, bahwa uang
merupakan alat yang dapat digunakan dalam melakukan pertukaran
baik barang maupun jasa dalam suatu wilayah tertentu saja.27
2.2. Sejarah Singkat Uang
Pada awal peradaban, manusia memenuhi seluruh kebutuhan
hidupnya secara mandiri, mereka memperoleh makanan atau berburu
untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Karena sifat kebutuhan
manusia pada masa ini masih sangat sederhana, mereka belum
membutuhkan orang lain untuk melakukan perdagangan. Dalam
periode awal ini, manusia belum mengenal transaksi perdagangan
atau kegiatan jual beli.
24
https://kbbi.web.id/uang, diakses tanggal 30 Januari 2019, 16.25 WIB.
25
Mishkin, Frederick, S, Ekonomi Uang, Perbankan, Pasar Keuangan, Jilid 1, Edisi 8,
(Jakarta: Salemba, 2008), h. 9.
26
Mankiw, N. Gregory, Pengantar Ekonomi Makro, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), h.
27
M. Nur, Rianto, Dasar-Dasar Ekonomi Islam, (Solo: PT. Era Adicitra Intermedia,
2011), h. 113.
15
dapat menyelenggarakan tukar-menukar kebutuhan dengan cara
barter.
Pertukaran barter mensyaratkan adanya keinginan dan
kebutuhan yang sama pada waktu bersamaan dari pihak-pihak yang
melakukan pertukaran. Namun semakin kompleksnya kebutuhan
sehingga menimbulkan suatu kendala utama dalam melakukan
pertukaran yaitu sulit untuk memperoleh barang dan jasa yang
diinginkan dengan jenis barang dan jasa yang dibutuhkan oleh orang
lain atau kesulitan mencari kesamaan permintaan (double coincidence
of wants). Selain itu kesulitan melakukan pertukaran adalah masalah
menentukan nilai yang tepat bagi barang dan jasa yang dipertukarkan.
Untuk mengatasi segala kendala yang muncul akibat sistem
barter akhirnya dipikirkanlah suatu komoditas yang dapat
dipergunakan sebagai alat tukar yang lebih efisien dan efektif. Alat
tukar tersebut akhirnya dikenal dengan nama “uang” seperti sekarang
ini. Dengan dimunculkannya uang segala kendala akibat sistem barter
dapat diatasi, seperti permasalahan kesulitan mencari kesamaan
permintaan dan kesulitan penentuan nilai. Bahkan fungsi uang saat ini
tidak hanya sebagai alat tukar saja, melainkan beralih kefungsi-fungsi
lain yang jauh lebih luas. Dan setelah kehadiran uang, mulailah
terbentuk pasar sebagai suatu tempat bertemunya penjual dan pembeli
untuk saling berinteraksi produk barang dan jasa.28
2.3. Sejarah Perkembangan Uang di Indonesia
Berbicara tentang perkembangan mata uang yang pernah
berlaku di wilayah Nusantara, maka ditinjau dari kepemilikan mata
uang tersebut dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok29:
1. Mata uang atau koin-koin asli buatan lokal, yang dicetak oleh
kerajaan-kerajaan atau daerah-daerah tertentu di wilayah Indonesia.
2. Mata uang yang dimasukkan oleh orang-orang asing, baik
pedagang maupun pemerintahan asing yang bertindak sebagai
28
Ibid, M. Nur, Rianto, hal. 111-112.
29
Muazzin, Makalah Sejarah Perkembangan Mata Uang, 2015
16
penjajah atau penguasa wilayah Nusantara, untuk dipakai sebagai
alat tukar yang sah di wilayah Indonesia. Termasuk juga mata uang
yang dicetak di Jawa oleh orang-orang asing tersebut di atas, untuk
diedarkan di wilayah Nusantara.
Berdasarkan zamannya, perkembangan mata uang Indonesia
dapat dibagi dalam beberapa periode:
17
bahasa Arab, “Pangeran Ratu Ing Banten”. Terdapat beberapa
jenis mata-uang lainnya yang dicetak oleh Sultan-sultan
Banten, baik dari tembaga ataupun dari timah, seperti yang
ditemukan pada akhir-akhir ini.
Mata-uang dari Kesultanan Cirebon dibuat sekitar
1710/1760, saat berkuasa Sultan Sepuh. Koin dengan bahan
dari timah dengan lubang di tengah itu, pada bagian muka
tertulis inskripsi : “Cheribon”.
Berbeda dengan koin-koin Banten dan Cirebon,
Kesultanan Sumenep di Pulau Madura tidak mencetak mata
uangnya sendiri. Mata uangnya diambil dari koin-koin asing
(di luar Sumenep), dengan diberi “Countermarked” (cetak
tindih). Koin-koin yang digunakan adalah koin-koin Austria,
Belanda, Java Rupee, Mexico (Real Bundar), (Real
Batu/Cob), dll. Sedangkan cetak tindih yang dipakai, ada
beberapa jenis seperti “Bintang Madura”, dengan tulisan
Arab “Sumenep”, atau “cap dengan lima kelopak daun”.
Koin-koin dengan cetak tindih ini dibuat pada saat
bertakhtanya Sultan Paku Nata Ningrat (1811-1854) di
Kesultanan Sumenep.
b. Kerajaan-kerajaan di Sumatera (Samudra Pasai, Aceh,
Palembang, Jambi)
Mata uang emas dari Kerajaan Pasai untuk pertama
kalinya dicetak oleh Sultan Muhammad yang berkuasa
sekitar 1297-1326. Mata uangnya disebut Dirham atau Mas,
dan mempunyai standar berat 0,60 gram (berat standar
Kupang). Namun ada juga koin-koin Dirham Pasai yang
sangat kecil dengan berat hanya 0,30 gram (1/2 Kupang atau
3 Saga). Uang Mas Pasai mempunyai diameter 10–11 mm,
sedangkan yang setengah Mas berdiameter 6 mm. Pada
hampir semua koinnya ditulis nama Sultan dengan gelar
“Malik az-Zahir” atau “Malik at-Tahir”.
18
Setelah Pasai berhasil ditaklukkan oleh Kerajaan Aceh
pada 1524, sultan-sultan Aceh tetap mengikuti tradisi dari
kerajaan Pasai dalam pembuatan mata uangnya. Namun uang
Dirham Aceh berdiameter lebih besar, antara 12–14 mm.
Pada bagian belakangnya terdapat tulisan Arab “as-Sultan al-
adil”, yang artinya Sultan yang adil. Aceh juga membuat
mata uang dari timah/timbal, yang disebut “Keueh”, dengan
nilai satu Mas sama dengan 400 Keueh.
Mata uang dari Kerajaan Palembang dapat dibedakan
antara yang mempunyai lubang di tengah, yang disebut
dengan pitis “Picis Tebok” (Tebok dalam dialek Palembang
berarti “Lubang”). Ada juga yang tidak mempunyai lubang
yang disebut dengan “Picis Buntu”.
Kerajaan Jambi di Sumatera juga membuat mata uang
picis dari timah. Salah satu koinnya ada yang berbentuk
Oktagonal (segi 8), dengan tulisan “Sultan Anom Sri
Ingalaga”. Ia mulai memerintah pada 21 Februari 1743.
c. Kerajaan-kerajaan di Kalimantan (Pontianak, Banjarmasin,
dan Maluka)
Kesultanan Pontianak mulai didirikan pada 1770, oleh
seorang pedagang keturunan Arab bernama Abdul Rahman
Alkadrie. Periode pencetakan koin-koin dari kesultanan di
Kalimantan Barat ini berkisar tahun 1790-1817.
Koin-koin dari Kesultanan Banjarmasin pada umumnya
merupakan imitasi dari koin-koin Duit VOC, yang dicetak
sewaktu bertakhtanya Sultan Tamjid Illah III (1785-1808).
Koin-koinnya mempunyai lambang VOC dan bertahun AH
1221.
Sebenarnya di Kalimantan masih ada satu kerajaan lagi
yang jarang diketahui umum, yaitu Kerajaan Maluka.
Kerajaan ini dipimpin oleh seorang Raja Putih yang bernama
Alexander Hare, seorang petualang bangsa Inggris. Pada
19
mulanya, Hare pada tahun 1812 diberi suatu wilayah
kekuasaan oleh Sultan Banjarmasin, dengan kedudukan
sebagai Residen. Namun tak lama memerintah, ia segera
memperluas wilayah kekuasaannya, dengan membentuk
koloni sendiri yang bernama Maluka. Hare mencetak mata
uangnya sendiri sebagai mata uang yang sah untuk peredaran
di wilayah Maluka, dan juga mendatangkan banyak tenaga
kerja dari Jawa yang bekerja sebagai kuli-kuli di
pertambangan batu bara. Namun masa pemerintahan Hare di
Banjarmasin terhitung tidak terlalu lama, yakni dua tahun
saja. Setelah kejatuhan VOC pada tahun 1799, Belanda mulai
“mengambil alih” daerah-daerah kekuasaan VOC di
Indonesia. Dan pada tahun 1816, pemerintahan Hindia
Belanda berhasil menghancurkan koloni Maluka, serta
mengusir Hare dari wilayah kekuasaannya.
d. Kerajaan-kerajaan di Sulawesi (Gowa dan Buton)
Mata uang dari Kerajaan Gowa di Sulawesi Selatan
disebut dengan “Dinara”, yang terbuat dari emas. Sultan
Alauddin Awwalul Islam yang memerintah Kerajaan Gowa
pada tahun 1593-1639, adalah sultan Gowa pertama yang
beralih ke agama Islam. Sultan Hasanuddin, yang
memerintah pada tahun 1653-1669, dengan gelarnya “I
Mallombasi Muhammad Bakir Dg Mattawang Krg.
Bontomangape”. Dengan kekalahannya melawan Belanda,
Sultan Hasanuddin dipaksa menandatangani Perjanjian
Bungaya tanggal 18 November 1667. Dalam perjanjian itu
disebutkan bahwa wilayah Minahasa, Butung dan Sumbawa
yang tadinya termasuk dalam wilayah Kesultanan Gowa
harus diserahkan kepada VOC. Dan semua pedagang-
pedagang Eropa selain dari VOC, dilarang untuk melakukan
perdagangan di wilayah bagian timur tersebut.
20
Kerajaan Buton di Sulawesi Tenggara, mempunyai
bentuk mata uang unik yang terbuat dari kain. Mata uang ini
dinamakan “Kampua”. Menurut legendanya, Kampua
diciptakan pertama kali oleh Ratu Buton yang kedua,
Bulawambona, yang memerintah sekitar abad XIV.
3. Zaman Perdagangan Internasional
Dalam penggolongan zaman perdagangan internasional ini
sebenarnya bukan hanya orang-orang Cina dan VOC (Belanda) yang
berdagang di Jawa, tapi kedua bangsa itulah yang paling dominan
dalam melakukan perdagangan di Jawa. Dan dari mata uang Cash
Cina dan mata-uang “kompeni” inilah yang telah memberikan
pengaruh yang sangat besar bagi sejarah dan perkembangan
numismatik di Indonesia.
a. Perdagangan dengan Cina (850-1900 Masehi)
b. Perdagangan dengan VOC (1602-1799 Masehi)
c. Emergency coins atau mata uang darurat
4. Zaman pemerintahan Hindia Belanda, Perancis, Inggris (1800-
1942)
a. pemerintahan Hindia Belanda (1800-1942 Masehi)
b. Pendudukan Perancis (1806-1811 Masehi)
c. Pendudukan Inggris (1811-1816 Masehi)
d. British East India Company di Sumatera
e. Token-token perkebunan dan pertambangan
5. Zaman pendudukan Jepang
Pendudukan Jepang di Indonesia hanya berlangsung
selama tiga setengah tahun. Jepang banyak mencetak mata uang
kertas, dan hanya satu seri koin yang dicetak, yaitu pecahan 1, 5
dan 10 Sen. Semuanya dicetak dengan tahun Jepang 2603 dan
2604 (1943 dan 1944 Masehi), yang dituangkan dalam Undang-
Undang Pemerintahan Militer Jepang No. 2 tertanggal 8 Maret
2602 (1942). Koin pecahan 1 dan 5 Sen terbuat dari Aluminium,
sedangkan koin nominal 10 Sen terbuat dari timah. Pada koin-
koin nominal 5 dan 10 Sen, di bagian muka terdapat gambar
21
Wayang, sedangkan nominal 1 Sen terdapat gambar kepala
wayang. Di bagian belakangnya terdapat tulisan Jepang, JAVA,
Nominal (Sen), dan tahun Jepang 2603/04.
6. Zaman pemerintahan Republik Indonesia (1945-Sekarang)
Pada tahun-tahun awal setelah proklamasi kemerdekaan,
banyak dicetak uang kertas seri ORI (Oeang Repoeblik
Indonesa), dan uang-uang darurat yang dicetak oleh daerah-
daerah (URIDA), tanpa satupun dicetak koin-koin sebagai mata
uang.
Koin Indonesia dicetak untuk pertama kalinya pada tahun
1951. Koin ini terbuat dari aluminium dengan pecahan 5 Sen,
dengan lubang pada bagian tengahnya. Koin aluminium pecahan
10 Sen (tanpa lubang) dengan gambar Garuda dicetak pada
tahun 1951 juga. Berikutnya pada tahun 1952 dicetak koin-koin
dengan pecahan 1 Sen (yang mempunyai desain sama dengan
pecahan 5 Sen bolong) dan pecahan 25 Sen. Pada tahun yang
sama juga dicetak koin dengan pecahan 50 Sen dengan gambar
Dipanegara.
Seri koin-koin dengan gambar Sukarno juga dicetak
untuk peredaran khusus di Kepulauan Riau. Koin-koin dengan
tahun 1962 (dicetak tahun 1963) ini terbuat dari aluminium, dan
terdiri dari pecahan 1, 5, 10, 25, dan 50 Sen. Koin-koin ini
ditarik dari peredaran dan dinyatakan tidak berlaku lagi sejak
tanggal 30 September 1964. Pada pinggiran semua koin seri
Kepulauan Riau ini, tertera inskripsi “Kepulauan Riau”.
Pada masa pembebasan Irian Barat, juga dicetak koin-
koin seri Sukarno yang dicetak khusus untuk peredaran di Irian
Barat, dan semuanya bertahun 1962 (dicetak tahun 1964).
Namun akhirnya dinyatakan tidak berlaku lagi sejak tanggal 31
Desember 1971.
Pada masa pemerintahan Suharto (1967-1998), banyak
sekali koin-koin menarik yang dicetaknya, seperti koin-koin
22
peringatan 25 tahun kemerdekaan, seri-seri binatang, koin-koin
emas, dan lain-lain.
2.4. Jenis-jenis Uang
Dalam perkembangannya uang telah berevolusi, dari
perkembangan tersebut uang dapat dikategorikan dalam tiga jenis,
yaitu30:
1. Uang Komoditas (Commodity Money)
Uang komoditas adalah alat tukar yang memiliki nilai
komoditas atau bisa diperjualbelikan apabila barang tersebut
digunakan bukan sebagai uang. Namun tidak semua barang bisa
menjadi uang, diperlukan tiga kondisi utama agar suatu barang atau
komoditas bisa dijadikan uang:
Kelangkaan, persediaan barang tersebut harus terbatas.
Daya tahan, barang tersebut harus tahan lama.
Nilai tinggi, maksudnya barang yang dijadikan uang harus
bernilai tinggi, sehingga tidak memerlukan jumlah yang banyak
dalam melakukan transaksi.
2. Uang Kertas (Token Money)
Pada awalnya uang kertas yang kita gunakan saat ini, setiap
pencetakannya harus berdasarkan pada cadangan emas yang
disimpan pada bank sentral. Namun saat ini pencetakan uang tidak
lagi didukung oleh cadangan emas, dan inilah salah satu faktor
yang menyebabkan ketidakstabilan nilai uang.
Penerimaan secara umum masyarakat atas uang kertas
sepenuhnya didasarkan atas faktor kepercayaan masyarakat
terhadap pemerintah, sehingga uang kertas ini sering pula dikenal
sebagai fiat money (uang kepercayaan). Karena jika dilihat secara
riil, nilai intrinsic uang kertas jauh lebih kecil dibandingkan dengan
nilai nominal yang tertera pada uang tersebut. Karena itu jika
masyarakat tidak percaya lagi terhadap uang kertas tersebut, maka
30
Ibid, M. Nur, Rianto, h. 113
23
uang kertas tidak dapat lagi digunakan dalam transaksi pertukaran
didalam perekonomian.
Keuntungan penggunaan uang kertas diantaranya adalah:
Biaya pembuatan rendah (nilai intrinsic lebih kecil daripada nilai
nominal).
Mudah dibawa kemana-mana.
Dapat dipecah dalam nominal berapapun.
Akan tetapi kekurangannya cukup signifikan, antara lain:
Uang kertas tidak bisa dibawa dalam jumlah yang sangat besar.
Lebih cepat rusak karena terbuat dari kertas.
3. Uang Giral
Uang giral adalah uang yang dikeluarkan oleh bank-bank
komersial melalui pengeluaran cek dan alat pembayaran giro
lainnya. Uang giral ini merupakan simpanan nasabah di bank yang
dapat diambil setiap saat dan dapat dipindahkan kepada orang lain
untuk melakukan pembayaran. Kelebihan dari uang giral sebagai
alat bayar adalah:
Kalau hilang mudah untuk dilacak kembali, sehingga tidak dapat
diuangkan oleh yang tidak berhak.
Dapat dipindahtangankan dengan cepat dengan ongkos yang
rendah.
Tidak diperlukan uang kembali sebab cek dapat ditulis sesuai
dengan nilai transaksi.
Namun dibalik kelebihan ini, terdapat satu kelemahan.
Kemudahan perbankan menciptakan uang giral ditambah dengan
instrumen bunga menciptakan peluang terjadinya uang beredar
yang lebih besar daripada transaksi riilnya. Inilah yang dapat
menciptakan suatu pertumbuhan ekonomi semu (bubble
economy).31
31
Ibid, M. Nur, Rianto, hal. 113-115.
24
2.5. Fungsi Uang
Fungsi uang secara umum adalah sebagai berikut:
1. Alat tukar-menukar
Dalam hal ini uang digunakan sebagai alat untuk membeli
atau menjual suatu barang maupun jasa. Dengan kata lain, uang
dapat dilakukan untuk membayar barang yang akan dibeli atau
diterima sebagai akibat dari penjualan barang dan jasa.32
2. Satuan hitung
Fungsi uang sebagai satuan hitung menunjukkan nilai dari
barang dan jasa yang dijual atau dibeli. Besar kecilnya nilai yang
dijadikan sebagai satuan hitung dalam menentukan harga barang
dan jasa dapat ditentukan secara mudah. Dengan adanya uang akan
mempermudah keseragaman dalam satuan hitung.33
3. Penimbun kekayaan
Dengan menyimpan uang berarti kita menyimpan atau
menimbun kekayaan sejumlah uang yang disimpan karena nilai
uang tersebut tidak akan berubah. Uang yang disimpan menjadi
kekayaan itu dapat berupa uang tunai atau uang yang disimpan
dibank dalam bentuk rekening.34
4. Standar pencicilan utang
Dengan adanya uang akan mempermudah menentukan
standar pencicilan utang-piutang secara tepat dan cepat, baik secara
tunai maupun angsuran. Dengan adanya uang, dengan mudah dapat
ditentukan berapa besar nilai utang-piutang yang harus diterima
atau dibayar sekarang atau di masa yang akan datang.35
2.6. Syarat-syarat Uang
Untuk dapat menjadi alat tukar, uang harus memenuhi syarat
agar dapat diterima di semua lapisan masyarakat dan dapat digunakan
32
Ibid, M. Nur, Rianto, h. 118.
33
Ibid, M. Nur, Rianto, h. 118.
34
Ibid, M. Nur, Rianto, h. 118-119.
35
Ibid, M. Nur, Rianto, h. 119.
25
sebagai alat tukar-menukar oleh pemiliknya. Beberapa kriteria agar
sesuatu dapat diakui sebagai uang itu adalah36:
1. Ada jaminan
Setiap uang yang diterbitkan dijamin oleh pemerintah negara
tertentu. Dengan adanya jaminan dari pemerintah itu maka
penggunaan uang untuk berbagai keperluan mendapat kepercayaan
dari masyarakat luas. Khusus uang logam, sudah dijamin oleh nilai
yang terkandung didalam uang tersebut. Oleh karena itu, yang
perlu jaminan pemerintah adalah uang kartal kertas. Uang jenis ini
digunakan hanya berdasarkan kepercayaan (fiat money).
2. Diterima umum
Uang harus dapat diterima secara umum penggunaannya
apakah sebagai alat tukar, penimbun kekayaan atau sebagai standar
pencicilan utang. Fungsi uang disini tidak hanya sebagai alat tukar,
tetapi sebagai alat untuk menimbun kekayaan atau sebagai standar
pencicilan utang.
3. Nilai yang stabil
Nilai uang harus memiliki kestabilan dan ketetapan serta
diusahakan fluktuasinya sekecil mungkin. Apabila nilai uang sering
mengalami ketidakstabilan maka akan sulit untuk dipercaya oleh
yang menggunakannya.
4. Mudah disimpan
Uang harus mudah disimpan di berbagai tempat termasuk
dalam tempat yang kecil, namun nilainya besar. Artinya uang harus
memiliki fleksibel, seperti bentuk fisiknya yang tidak terlalu besar,
mudah dilipat dan terdapat nominal mulai dari yang kecil sampai
nominal yang maksimal.
5. Mudah dibawa
Uang harus mudah dibawa ke manapun dengan kata lain
mudah untuk dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain, atau dari
36
Ibid, M. Nur, Rianto, hlm. 116-118.
26
satu tangan ke tangan yang lain dengan fisik kecil dan nominal
besar sekalipun.
6. Tidak mudah rusak
Uang hendaknya tidak mudah rusak dalam berbagai
kondisi, baik robek atau luntur terutama kondisi fisiknya
mengingat frekuensi pemindahan uang dari satu tangan ketangan
lainnya sangat tinggi.
7. Mudah dibagi
Uang mudah dibagi ke dalam satuan unit tertentu dengan
berbagai nominal yang ada guna kelancaran dalam melakukan
transaksi, mulai dari nominal kecil sampai dengan nominal yang
besar sekalipun.
8. Penawaran harus elastis
Agar perdagangan dan usaha menjadi lancer jumlah uang
yang beredar di masyarakat harus mencukupi. Tersedianya uang
dalam jumlah yang cukup disesuaikan dengan kondisi usaha atau
kondisi perekonomian suatu wilayah. Apabila dalam dunia usaha
terjadi kekurangan uang maka berakibat kurang baik demikian pula
sebaliknya. Oleh karena itu jumlah uang harus disesuaikan dengan
kondisi yang ada. Artinya apabila terjadi kekurangan atau
kelebihan harus cepat dapat diatasi.
3. Hakikat Uang Elektronik
3.1. Definisi Uang Elektronik
Secara sederhana, uang elektronik didefinisikan sebagai alat
pembayaran dalam bentuk elektronik dimana nilai uangnya disimpan
dalam media elektronik tertentu. Penggunanya harus menyetorkan
uangnya terlebih dahulu kepada penerbit dan disimpan dalam media
elektronik sebelum menggunakannya untuk keperluan bertransaksi.
Ketika digunakan, nilai uang elektronik yang tersimpan dalam media
elektronik akan berkurang sebesar nilai transaksi dan setelahnya dapat
mengisi kembali (top-up). Media elektronik untuk menyimpan nilai
uang elektronik dapat berupa chip atau server. Penggunaan uang
27
elektronik ini sebagai alat pembayaran yang inovatif dan praktis
diharapkan dapat membantu kelancaran pembayaran kegiatan
ekonomi yang bersifat massal, cepat dan mikro, sehingga
perkembangannya dapat membantu kelancaran transaksi di jalan tol,
di bidang transportasi seperti kereta api maupun angkutan umum
lainnya atau transaksi di minimarket, food court, atau parkir.
Perkembangan uang elektronik diharapkan pula dapat digunakan
sebagai alternatif alat pembayaran non tunai yang dapat menjangkau
masyarakat yang selama ini belum mempunyai akses kepada sistem
perbankan.37
Menurut Bank Indonesia, uang elektronik adalah alat
pembayaran yang memenuhi unsur38:
1. Diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor oleh pemegang
kepada penerbit,
2. Nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media seperti
server atau chip,
3. Alat pembayaran kepada pemegang yang bukan penerbit uang
elektronik itu,
4. Nilai uang elektronik itu bukan merupakan simpanan sebagaimana
disebut dalam undang-undang perbankan.
3.2. Sejarah Penggunaan Uang Elektronik di Indonesia
Cikal bakal uang elektronik ini pertama kali dicetuskan oleh
David Chaum pada tahun 1983. Namun pembayaran metode dengan
nama Digi Cash ini masih belum popular dikalangan masyarakat
karena masih terlalu jauh dari teknologi. Kemudian pembayaran
elektronik pun mulai dilakukan pada tahun 1994. Meskipun sudah
dilakukan oleh warga dunia pada tahun 1994, uang elektronik baru
populer di Indonesia pada tahun 2007, uang elektronik ini diterapkan
oleh salah satu bank swasta di Indonesia.
37
https://www.bi.go.id/id/edukasi-perlindungan-konsumen/edukasi/produk-dan-jasa-
sp/uang-elektronik/Pages/default.aspx, diakses 26 Januari 2019, 06.50 WIB.
38
Peraturan Bank Indonesia No 16/8/PBI/2014 Tahun 2014 tentang perubahan Peraturan
Bank IndonI/2009 tentang uang elektronik.
28
Uang elektronik bisa dikatakan sangat praktis karena
masyarakat hanya perlu mengisi saldo dari rekening atau secara cash
ke dalam sebuah media. Kemudian uang elektronik ini bisa
menambah efisiensi karena masyarakat tak perlu lagi membawa
banyak uang cash. Namun sayangnya, sosialisasi uang elektronik
masih belum merata. Kebanyakan uang elektronik baru digunakan
oleh warga di kota besar. Belum lagi masalah tentang minimnya
kepemilikan rekening bank di beberapa daerah terpecil.39
3.3. Landasan Hukum Uang Elektronik
Penyelenggaraan Uang Elektronik telah diatur dalam :
1. Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 tanggal 13
April 2009 tentang Uang Elektronik (Electronic Money).
2. Surat Edaran Bank Indonesia No.11/11/DASP tanggal 13 April
2009 perihal Uang Elektronik (Electronic Money).
3.4. Tujuan Penggunaan Uang Elektronik
Uang elektronik merupakan produk stored-value atau prepaid
dimana sejumlah nilai uang disimpan dalam suatu media elektronis
yang dimiliki seseorang diciptakan dengan memiliki berbagai manfaat
yang diberikan dengan kemudahan yang ditawarkan kepada
penggunanya. Salah satu upaya pemerintah adalah dengan penciptaan
sistem pembayaran yang lebih modern dan efisien melalui perbankan,
sehingga masyarakat akan mempertimbangkan uang elektronik
sebagai pilihannya. Dengan kita mengasumsikan uang elektronik ini
menjadi pilihan terbaik disbanding alat pembayaran yang lain
ditambah dengan aturan yang membuat uang elektronik tidak
memiliki perbedaan yang banyak terhadap uang kartal maupun giro,
bahkan lebih terjamin juga dari segi keamanannya.40
39
https://www.publik.id/artikel/asal-usul-lahirnya-uang-elektronik-di-indonesia, diakses
tanggal 21 Februari 2019, 19.00 WIB.
40
R.M. Sumolang, Analisis Uang Elektronik (E-money) di Indonesia. Skripsi. pada
Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin, Makasar, 2016, h. 8.
29
Uang elektronik memiliki kelebihan utama yaitu pada waktu
yang diperlukan pada saat bertransaksi jauh lebih singkat
dibandingkan transaksi dengan alat pembayaran yang lainnya.
Pemakaian e-money tidak memerlukan otoritas on-line, tanda tangan
atau memasukkan kode PIN. Dengan transaksi off-line biaya dapat
dikurangi dan juga electronic value dapat diisi ulang kedalam kartu e-
money melalui berbagai sarana yang disediakan oleh issuer.41
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dapat disimpulkan
bahwa penggunaan e-money adalah kondisi nyata dimana pengguna
menggunakan e-money sebagai salah satu alat transaksi yang dipilih
oleh masyarakat.
3.5. Fungsi atau Manfaat Uang Elektronik
Penggunaan Uang Elektronik sebagai alat pembayaran dapat
memberikan manfaat sebagai berikut:
30
menggunakan uang elektronik, seperti pengguna tidak menyadari
uang elektronik yang digunakan ditempelkan 2 (dua) kali pada
reader untuk suatu transaksi yang sama sehingga nilai uang
elektronik berkurang lebih besar dari nilai transaksi.
3.6. Jenis-jenis Uang Elektronik
Jenis uang elektronik berdasarkan tercatat atau tidaknya data
identitas pemegang pada penerbit Uang Elektronik dibagi menjadi:
1. Uang Elektronik registered, merupakan Uang Elektronik yang
data identitas pemegangnya tercatat/terdaftar pada penerbit Uang
Elektronik. Dalam kaitan ini, penerbit harus menerapkan prinsip
mengenal nasabah dalam menerbitkan Uang Elektronik
Registered. Batas maksimum nilai Uang Elektronik yang
tersimpan pada media chip atau server untuk jenis registered
adalah Rp5.000.000,00 (lima juta Rupiah).
2. Uang Elektronik unregistered, merupakan Uang Elektronik yang
data identitas pemegangnya tidak tercatat/terdaftar pada penerbit
Uang Elektronik. Batas maksimum nilai Uang Elektronik yang
tersimpan pada media chip atau server untuk jenis unregistered
adalah Rp1.000.000,00 (satu juta Rupiah)42.
3.7. Faktor yang Mempengaruhi Minat Penggunaan Uang Elektronik
3.7.1 Minat Penggunaan Uang Elektronik
Minat merupakan keinginan atau ketertarikan pada suatu
hal baik benda ataupun aktivitas yang sesuai dengan perasaaan
individu tersebut sebagai sumber motivasi. Apabila minat yang
dimiliki seseorang besar maka motivasi yang dimiliki untuk
memenuhi keinginannya pun besar pula. Uang Elektronik
merupakan inovasi salah satu alternatif alat pembayaran
selayaknya uang tunai yang memudahkan penggunanya.
Penggunaan e-money adalah kondisi nyata dimana pemilik e-
42
http://www.bi.go.id/id/edukasi-perlindungan-konsumen/edukasi/produk-dan-jasa-
sp/uang-elektronik/pages/default.aspx. diakses pada 26 Januari 2019, 07.00.
31
money menggunakan e-money sebagai salah satu alat transaksi
yang dipilihnya.
Dari pengertian di atas, dapat diketahui bahwa Minat
Penggunaan e-money pada penelitian ini didefinisikan sebagai
ketertarikan dan kesediaan mahasiswa Fakultas Tarbiyah UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta menggunakan e-money sebagai salah
satu alat pembayaran nontunai. Untuk mempresentasikan
variabel minat agar dapat mencapai tujuan dalam penelitian ini,
maka digunakan indikatorindikator yang dijabarkan dalam item-
item pertanyaan di dalam kuesioner. Indikator-indikator yang
digunakan untuk mengukur variabel minat diadaptasi dari
Jogiyanto yaitu43:
1. Keinginan menggunakan
Mahasiswa yang berminat bertransaksi menggunakan
emoney akan memiliki keinginan untuk menggunakan emoney.
2. Akan tetap menggunakan di masa depan
Apabila mahasiswa merasa layanan e-money memiliki
banyak keuntungan nasabah akan menggunakannya di masa
akan dating
3.7.2 Tingkat Pemahaman Uang Elektronik
Menurut Mutia tingkat pemahaman adalah suatu proses
peningkatan pengetahuan secara intensif yang dilakukan seorang
individu dan sejauh mana dapat dimengerti dengan benar akan
suatu permasalahan yang ingin diketahui.44
Menurut Riko, tingkat pemahaman adalah proses
peningkatan ilmu secara intensif yang dilakukan oleh individu
dan sejauh mana dapat mengerti suatu materi permasalahan yang
ingin diketahui.45
43
Jogiyanto, Sistem Teknologi Keperilakuan, (Yogyakarta: Andi, 2007), h. 77.
44
Mutia, Pengaruh Sanksi Perpajakan, Kesadaran Perpajakan, Pelayanan Fiskus, dan
Tingkat Pemahaman terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Skripsi, pada Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Padang. 2014. h. 11.
45
Riko, Analisis Tingkat Pemahaman Wajib Pajak Badan dan Fiskus terhadap
Perencanaan dan Penggelapan Pajak pada KPP Padang. Skripsi, pada Fakultas Ekonomi
32
Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa tingkat
pemahaman Elektronic Money (E-Money) adalah skala
kemampuan seseorang mengerti dan memahami bahwa e-money
merupakan alat alternatif pembayaran yang kemudian diartikan
dan dimengerti sendiri. Penelitian ini ingin mengetahui tingkat
pemahaman mahasiswa pemilik uang elektronik atau e-money di
Jurusan Tadris IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta memahami e-money sebagai inovasi
alat alternatif pembayaran sesuai dengan pemahaman mahasiswa
serta mengetahui pengaruhnya terhadap Minat Penggunaan uang
elektronik (e-money). Untuk mempresentasikan variabel tingkat
pemahaman emoney agar dapat mencapai tujuan dalam penelitian
ini, maka dalam penelitian ini menggunakan indikator-indikator
yang dijabarkan dalam item-item pertanyaan di dalam kuesioner.
Indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur variabel
tingkat pemahaman e-money diadaptasi dari Peter dan Jerry C.
Olson. Indikator tersebut yaitu46:
1. Pencarian Informasi
Meliputi pengetahuan konsumen tentang ciri: berupa
bentuk ukuran,warna dan ciri khas lain.
2. Pemahaman Arti dan Fungsi Uang Elektronik
Dalam hal keterlibatan konsumen memiliki pengaruh
besar terhadap motivasi memahami informasi dan
pengetahuan konsumen tentang arti, fungsi, manfaat, dimana,
serta pada saat kapan suatu produk digunakan.
33
3.7.3 Kemanfaatan terhadap Minat Penggunaan Uang Elektronik
Kemanfaatan adalah tingkat keyakinan dimana seseorang
yakin atau percaya pada suatu produk atau sistem dapat
membantu aktivitas seseorang menjadi lebih efektif dan efisien.
Sedangkan e-money merupakan inovasi salah satu alternatif alat
pembayaran selayaknya uang tunai yang memudahkan
penggunanya. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa
kemanfaatan e-money adalah tingkat keyakinan mahasiswa
percaya bahwa e-money sebagai inovasi alternatif alat
pembayaran yang mampu membantu mahasiswa. Pada penelitian
ini ingin mengetahui mahasiswa pemilik uang elektronik atau
emoney di Jurusan Tadris IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengetahui
kemanfaatan dari emoney sebagai inovasi alat alternatif
pembayaran serta pengaruhnya terhadap Minat Penggunaan e-
money.
Menurut Hidayati, berdasarkan manfaat atau kemanfaatan
dari penggunaan e-money dibandingkan dengan uang tunai
maupun alat pembayaran lainnya, antara lain47:
1. Lebih cepat dan nyaman dibandingkan dengan uang tunai,
pemilik tidak perlu rumit untuk menyediakan uang pas pada
saat betransaksi. Kemudian dapat mengurangi kesalahan pada
pengembalian uang saat betransaksi yang sering terjadi.
2. Waktu yang diperlukan dengan e-money untuk betransaksi
dapat dilakukan dengan singkat dibandingkan transaksi
dengan kartu kredit atau kartu debit, karena e-money dapat
dilakukan dengan off-line, serta tidak memerlukan tanda
tangan atau PIN pada saat bertransaksi.
3. Electronic value dapat diisi ulang kedalam kartu e-money
melalui berbagai sarana yang disediakan oleh issuer.
47
Hidayati, S. (2006). Operasional E-Money.Bank Indonesia, h. 5.
34
Untuk mempresentasikan variabel kemanfaatan agar
dapat mencapai tujuan dalam penelitian ini, maka dalam
penelitian ini menggunakan indikator-indikator yang dijabarkan
dalam item-item pertanyaan didalam kuesioner. Indikator-
indikator yang digunakan untuk mengukur variabel Kemanfaatan
diadaptasi dari Andriyano. Indikator tersebut yaitu48:
1. Meningkatkan efektivitas
Para pengguna akan merasa e-money meningkatkan
efektivitasnya dengan manfaat yang diberikan.
2. Meningkatkan kinerja individu
Penggunaan e-money dapat meningkatkan kinerja dan
memepermudah pekerjaan para pengguna.
3. Mampu memberikan manfaat
Penggunaan e-money dapat memberikan banyak
keuntungan bagi para pengguna.
B. Penelitian yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti gunakan sebagai penelitian
yang relevan adalah sebagai berikut:
1. Ahmad Ma’ruf (2016) dengan judul “Minat Penggunaan Produk E-Money
di Kalangan Mahasiswa Yogyakarta (Analisis Faktor Pengaruh
Berdasarkan Perspektif TAM dan TPB)”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat penggunaan produk
e-money sebagai alat pembayaran baru di Indonesia dengan mengangkat
studi empiris pada mahasiswa Yogyakarta (UGM, UNY, UIN Sunan
KalijagaYogyakarta). Penelitian ini bersifat kuantitatif deskriptif dan
eksploratif. Pada pengujian hipotesis digunakan metode Structural
Equation Modelling (SEM). Adapun hasil penelitian ini mendapati bahwa
minat perilaku (behavioral intention to use) penggunaan produk e-money
48
Andriyano, Y. (2016). Pengaruh Persepsi Kemudahan, Persepsi Kebermanfaatan,
Persepsi Risiko dan Kepercayaan Terhadap Minat Menggunakan Rekening Ponsel (Studi Kasus
Pada Nasabah CIMB Niaga Daerah Istimewa Yogyakarta). Jurnal. Yogyakarta: Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, h. 5.
35
dipengaruhi oleh sikap terhadap penggunaan teknologi (attitude toward
using) dan kontrol perilaku persepsian (perceived behavioral control).
Kemudian disimpulkan bahwa kontrol perilaku persepsian (perceived
behavioral control) memiliki pengaruh paling besar terhadap minat
perilaku menggunakan teknologi (behavioral intention to use).49
2. Imam Anendro (2016) dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Minat Nasabah Bank Syariah Mandiri Terhadap
Penggunaan E-Money”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi minat nasabah Bank Syariah Mandiri KC
Yogyakarta terhadap penggunaan e-money. Teknik analisis data yang
dipakai adalah regresi linear berganda, uji hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan uji t-statistik untuk menguji koefisien regresi parsial, serta
uji F-statistik untuk menguji pengaruh secara simultan atau bersama-sama
dengan tingkat signifikasi sebesar 5%. Selanjutnya, Hasil penelitian
menunjukkan bahwa persepsi kemudahan penggunaan, persepsi
kemanfaatan, harga, fitur layanan dan promosi secara simultan
berpengaruh terhadap minat penggunaan e-money. Variabel persepsi
kemudahan penggunaan secara parsial berpengaruh terhadap penggunaan
e-money. Kemampuan dari kelima variabel tersebut terhadap minat
penggunaan e-money dalam penelitian ini adalah 15%, sedangkan 85%
dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel dalam penelitian ini.50Fitri
Handayani Nur Hakim dengan judul “Analisis Potensi dan Preferensi yang
Mempengaruhi Minat Masyarakat Untuk Menggunakan E-Money”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi minat masyarakat untuk menggunakan alat pembayaran
non tunai (e-money) di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun
metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif
dengan jenis penelitian deskriptif. Selanjutnya, hasil penelitian yang
49
Ahmad Ma’ruf, “Minat Penggunaan Produk E-Money di Kalangan Mahasiswa
Yogyakarta (Analisis Faktor Pengaruh Berdasarkan Perspektif TAM dan TPB)”, skripsi pada FEBI
UIN Sunan KalijagaYogyakarta, Yogyakarta:2016.
50
Imam Anendro, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Nasabah Bank
Syariah Mandiri Terhadap Penggunaan E-Money”, skripsi pada FEBI UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, Yogyakarta:2016.
36
diperoleh adalah faktor yang mempengaruhi preferensi masyarakat yaitu
informasi, manfaat, teknologi dan motivasi memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap minat masyarakat untuk menggunakan e-money.51
3. Fitri Handayani Nur Hakim dengan judul “Analisis Potensi dan Preferensi
yang Mempengaruhi Minat Masyarakat Untuk Menggunakan E-Money”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi minat masyarakat untuk menggunakan alat pembayaran
non tunai (e-money) di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun
metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif
dengan jenis penelitian deskriptif. Selanjutnya, hasil penelitian yang
diperoleh adalah faktor yang mempengaruhi preferensi masyarakat yaitu
informasi, manfaat, teknologi dan motivasi memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap minat masyarakat untuk menggunakan e-money.52
4. Anora Kresno (2017) dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Minat Konsumen Untuk Menggunakan E-Money di
Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan Bandung”. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui minat konsumen untuk menggunakan
teknologi e-payment di Indonesia. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kuantitatif. Adapun hasil penelitian yang
diperoleh bahwa minat konsumen dipengaruhi oleh performance
expectancy, effort expectancy dan social influence.53
5. Nisa Indira Vhistika (2017) dengan judul “Pengaruh Tingkat Pemahaman
E-Money dan Kemanfaatan terhadap Minat Penggunaan E-Money (Studi
pada Masyarakat Pemilik Uang Elektronik Atau E-Money di Wilayah
Tanah Abang)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
tingkat pemahaman dan kemanfaatan e-money terhadap Minat
Penggunaan e-money. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
51
Fitri Handayani Nur Hakim, “Analisis Potensi dan Preferensi yang Mempengaruhi
Minat Masyarakat Untuk Menggunakan E-Money”, skripsi pada FEBI UIN Sunan
KalijagaYogyakarta, Yogyakarta:2016.
52
Fitri Handayani Nur Hakim, “Analisis Potensi dan Preferensi yang Mempengaruhi
Minat Masyarakat Untuk Menggunakan E-Money”, skripsi pada FEBI UIN Sunan
KalijagaYogyakarta, Yogyakarta:2016.
53
Anora Kresno, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Konsumen Untuk
Menggunakan E-Money di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan Bandung”, skripsi pada
FEB Universitas Telkom Bandung, Bandung:2017.
37
metode kuantitatif. Adapun hasil penelitian yang diperoleh bahwa tingkat
pemahaman dan kemanfaatan e-money berpengaruh positif terhadap minat
penggunaan e-money.54 Dari beberapa penelitiaan yang relevan diatas,
dapat disajikan dalam tabel 2.1.
Tabel 2.1
Penelitian yang Relevan
No. Peneliti Judul Hasil Persamaan Perbedaan
(Tahun) Penelitian Penelitian
1. Ahmad Minat Hasil Sama-sama Perspektif
Ma’ruf, UIN Penggunaan penelitian ini membahas TAM dan
Sunan Produk E- mendapati minat TPB
Kalijaga Money di bahwa minat penggunaan
Yogyakarta, Kalangan perilaku uang
(2016) Mahasiswa (behavioral elektronik
Yogyakarta intention to
(Analisis use)
Faktor penggunaan
Pengaruh produk e-
Berdasarkan money
Perspektif dipengaruhi
TAM dan oleh sikap
TPB) terhadap
penggunaan
teknologi
(attitude
toward using)
dan kontrol
perilaku
persepsian
(perceived
behavioral
control).
2. Imam Analisis Hasil Sama-sama Subyek
Anendro, UIN Faktor-Faktor penelitian membahas penelitian
54
Nisa Indira Vhistika, “Pengaruh Tingkat Pemahaman E-Money dan Kemanfaatan
terhadap Minat Menggunakan E-Money (Studi pada Masyarakat Pemilik Uang Elektronik Atau E
Money di Wilayah Tanah Abang)”, skripsi pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Yogyakarta, Yogyakarta:2017.
38
Tabel 2.1 (Lanjutan)
39
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Bandung, Mempengaruhi konsumen minat
(2017) Minat dipengaruhi penggunaan
Konsumen oleh uang
Untuk performance elektronik
Menggunakan expectancy,
E-Money di effort
Jakarta, Bogor, expectancy
Depok, dan social
Tangerang, influence.
Bekasi dan
Bandung
5. Nisa Indira Pengaruh hasil penelitian Sama-sama Subyek
Vhistika, Tingkat yang diperoleh membahas penelitian
Universitas Pemahaman E- bahwa tingkat tentang masyarakat
Negeri Money dan pemahaman minat pemilik
Yogyakarta, Kemanfaatan dan penggunaan uang
(2017) terhadap Minat kemanfaatan uang elektronik
Penggunaan E- e-money elektronik
Money (Studi berpengaruh
pada positif
Masyarakat terhadap Minat
Pemilik Uang Penggunaan e-
Elektronik money
Atau E-Money
di Wilayah
Tanah Abang)
C. Kerangka Berpikir
1. Pemahaman terhadap Minat Penggunaan Uang Elektronik
Tingkat pemahaman adalah skala kemampuan seseorang mengerti
dan memahami suatu ilmu atau informasi yang kemudian diartikan
menurut dirinya sendiri namun masih berkaitan dengan inti dalam ilmu
atau informasi yang didapatnya. Setiap pribadi memiliki tingkat
pemahaman yang berbeda tentunya, sehingga dapat menyebabkan presepsi
yang berbeda pada setiap individu. Sebelum memilih atau memiliki suatu
hal tentunya seseorang akan mencari informasi terkait hal tersebut.
Keingintahuan seseorang tentunya memiliki makna dan maksud tujuan
40
tersendiri baik untuk menambah pengetahuan atau dalam menentukan
suatu pilihan.
Tingkat pemahaman Elektronic Money (E-Money) adalah skala
kemampuan seseorang mengerti dan memahamahi bahwa emoney
merupakan alat alternatif pembayaran yang kemudian diartikan dan
dimengerti sendiri. Mahasiswa pemilik uang elektronik atau emoney di
Jurusan Tadris IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta akan menentukan tertarik atau berminat pada e-
money apabila mahasiswa telah mengetahui berbagai penjelasan dari e-
money baik dari pengertiannya secara mendalam, cara pemakaiannya,
keuntungannya dan sebagainya. Dapat dikatakan pula apabila mahasiswa
tertarik dengan e-money mahasiswa akan mencari tahu dan memahami
tentang produk tersebut secara mendalam baik terkait keuntungan yang
diberikan, serta cara pemakaiannya, dan hal lainnya.
2. Kemanfaatan terhadap Minat Penggunaan uang elektronik
Kemanfaatan adalah tingkat keyakinan dimana seseorang yakin
atau percaya pada suatu produk atau sistem dapat memembantu aktivitas
seseorang menjadi lebih efektif dan efisien. Dapat dikatakan pula bahwa
banyak keuntungan yang dapat diterima oleh seseorang dalam memilih
atau melakukan sesuatu serta mampu menunjang kinerja seseorang.
Kemanfaatan terhadap Minat Penggunaan emoney dapat diartikan bahwa
e-money dirasa bermanfaat pada penggunanya dan dapat mendorong minat
seseorang menggunakan e-money.
Kemanfaatan merupakan salah satu faktor seseorang memilih suatu
produk atau kegiatan. Tentunya seseorang akan meragukan memilih
produk atau kegiatan yang memiliki sedikit keuntungan dan akan memilih
produk dengan keuntungan lebih serta yang bermanfaat bagi dirinya.
Dapat dikatakan seseorang akan menggunakan e-money pada saat mereka
merasa dan percaya bahwa e-money memiliki kemanfaatan serta dapat
meningkatkan kinerjanya. Pada e-money terdapat banyak kemanfaatan
yang akan diterima oleh pengguna emoney tersebut. Kemanfaatan dapat
mempengaruhi mahasiswa pemilik di Jurusan Tadris IPS Fakultas Ilmu
41
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap minat
penggunaan e-money.
Berikut kerangka berpikir yang disajikan pada gambar 2.1
Y= a+b1+X1+b2X2
Tingkat Pemahaman
Uang Elektronik r1Y
Minat Menggunakan
(X1) t1Y UangFElektronik
Gambar 2.1
Paradigma Penelitian
Keterangan:
X1 : Variabel bebas 1. yaitu Tingkat Pemahaman Uang Elektronik.
X2 : Variabel bebas 2. yaitu Kemanfaatan.
Y : Variabel terikat. Yaitu Minat Penggunaan Uang Elektronik.
: Garis regresi Berganda.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan pada tinjauan pustaka yang telah dibahas dan diuraikan
serta berdasarkan penelitian terdahulu maka hipotesis dapat dirumuskan
sebagai berikut ini:
1. H1a: Terdapat pengaruh positif Tingkat Pemahaman Uang Elektronik dan
Kemanfaatan terhadap Minat Penggunaan Uang Elektronik pada
mahasiswa Jurusan Tadris IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. H10: Tidak terdapat pengaruh positif Tingkat Pemahaman Uang Elektronik
terhadap Minat Penggunaan Uang Elektronik pada mahasiswa Jurusan
Tadris IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
42
3. H2a: Terdapat pengaruh positif Kemanfaatan terhadap Minat
Penggunaan Uang Elektronik pada mahasiswa Jurusan Tadris IPS Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. H20: Tidak terdapat pengaruh positif Kemanfaatan terhadap Minat
Penggunaan Uang Elektronik pada mahasiswa Jurusan Tadris IPS Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. H12a: Terdapat pengaruh positif Tingkat Pemahaman Uang Elektronik
dan Kemanfaatan terhadap Minat Penggunaan Uang Elektronik pada
mahasiswa Jurusan Tadris IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. H120: Tidak terdapat pengaruh positif Tingkat Pemahaman Uang
Elektronik dan Kemanfaatan terhadap Minat Penggunaan Uang Elektronik
pada mahasiswa Jurusan Tadris IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
55
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitan Suatu Pendekatan Praktik, 2002. (Jakarta:
Rineka Cipta), h. 10.
44
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Jurusan Tadris IPS Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
B. Jenis Penelitian
Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif,
karena berdasarkan judul yang diambil dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif peneliti lebih mudah mengolah data dan menilai hasil yang telah
dijawab oleh responden.
Pendapat ini sesuai dengan yang telah dikemukakan oleh Glaser dan
Strauss, bahwa banyak hal, dalam pengelolan data yang lebih sempurna maka
diperlukan pendekatan kuantitatif.56
C. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat tigaa variabel, yakni Tingkat Pemahaman
Uang Elektronik (X1) sebagai variabel independen 1, Kemanfaatan (X2)
sebagai variabel independen 2 dan Minat Penggunaan Uang Elektronik (Y)
sebagai variabel dependen.
(X1) = Tingkat Pemahaman Uang Elektronik
(X2) = Kemanfaatan
(Y) = Minat Penggunaan Uang Elektronik
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah semua nilai baik hasil perhitungan maupun
pengukuran, baik kuantitatif maupun kulitatif, dari pada kareteristik
tertentu mengenai sekelompok obyek yang lengkap dan jelas. Tujuan
diadakannya populasi adalah agar kita dapat menentukan besarnya anggota
sampel yang di ambil dari anggota populasi dan membatasi berlakunya
daerah generalisasi.57
Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
mahasiswa aktif Jurusan Tadris IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
56
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta. Rineka Cipta, 1992), h. 36.
57
Husaini Usman & Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistik, (Jakarta: Bumi Aksara,
2006), h. 181.
45
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun ajaran
2018/2019 (semester genap 2, 4 dan 6) yang berjumlah 264 orang. Data
tersebut disajikan dalam tabel 3.2
Tabel 3.2
Jumlah Populasi Penelitian
58
Suharsimi Arikonto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), h. 120.
46
responden. Untuk diketahui masing-masing butir pertanyaan angket disusun
berdasarkan variabel penelitian yakni: Tingkat Pemahaman Uang Elektronik
(X1) sebagai variabel independen 1, Kemanfaatan (X2) sebagai variabel
independen 2 dan Minat Penggunaan Uang Elektronik (Y) sebagai variabel
dependen.59
Pelaksanaan pemberian angket adalah memberikan angket dengan
mendampingi subjek peneliti. Hal ini bertujuan untuk mengefektifkan
proses pelaksanaan pengisian angket. Dalam penelitian ini di gunakan tiga
angket yaitu mengungkap Tingkat Pemahaman Uang Elektronik (X1),
Kemanfaatan (X2) dan Minat Penggunaan Uang Elektronik.
Dalam hal ini terdapat 20 pertanyaan dan masing-masing
pertanyaan terdiri dari 5 pilihan jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju
(S), Ragu-Ragu (R), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS).
Masing-masing skor jawaban sebagai berikut:
Sangat Setuju (SS) : dengan skor 5
Setuju (S) : dengan skor 4
Ragu-Ragu : dengan skor 3
Tidak Setuju (TS) : dengan skor 2
Sangat Tidak Setuju (STS) : dengan skor 1
Metode angket ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data
tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Jurusan Tadris
IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta terhadap penggunaan Uang Elektronik.
2. Metode Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit/kecil. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri
pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya
pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Sutrisno Hadi
59
Suharsini Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 100-
101.
47
mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam
menggunakan metode interview dan juga kuesioner (angket) adalah sebagai
berikut:60
1) Bahwa subyek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang
dirinya sendiri.
2) Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar
dan dapat dipercaya.
3) Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang
dimaksudkan oleh peneliti.
Metode Wawancara ini digunakan untuk meminta keterangan
tentang faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi minat
penggunaan uang elektronik dikalangan mahasiswa.
3. Penelusuran pustaka atau internet
Penelusuran ini juga memberikan jawaban secara kualitatif untuk
mendukung analisa penulis atau memberikan jawaban yang tidak dihasilkan
oleh wawancara. Kegiatan ini dilakukan dengan cara mencari informasi
dari buku, jurnal, artikel internet, atau aplikasi yang berkaitan dengan hasil
penelitian. Kemudian hasil penelusuran tersebut akan dikaitkan dengan
analisa statistik sehingga menghasilkan kesimpulan tentang bahasan
penelitian.
F. Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang
dipiih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar
kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.61 Dalam
penelitian ini instrumen yang digunakan terdiri dari beberapa pernyataan yang
diambil dan dimodifikasi dari penelitian yang telah ada. Penelitian ini dalam
pengukuran instrumen yang ada menggunakan pengukuran skala Likert. Skala
digunakan mengukur sikap, pendapat, dan presepsi seseorang atau sekelompok
60
Ibid. h. 194.
61
Arikunto, S, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2010), h. 265.
48
orang tentang fenomena sosial.62 Seperti disajikan pada tabel 3.3
Tabel 3.3
Skor Skala Likert
Jawaban Positif Jawaban Negatif
Tabel 3.4
Instrumen Penelitian Tingkat Pemahaman Uang Elektronik
No. Indikator Tingkat Pemahaman Uang Nomor Jumlah
Elektronik
1 Pencarian Informasi 1,2,3 3
2 Pemahaman arti dan fungsi uang elektronik 4,5,6 3
Jumlah 6 6
Peter dan Jerry C. Olson 2000
62
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2008), h. 93.
49
Untuk indikator instrumen kemanfaatan disajikan pada tabel 3.5
Tabel 3.5
Instrumen Penelitian Kemanfaatan
No. Indikator Kemanfaatan Nomor Jumlah
1 Uang Elektronik meningkatkan Efektivitas 1,2 2
2 Uang Elektronik meningkatkan kinerja 3,4,5 3
individu
3 Uang Elektronik mampu memberikan 6,7 2
manfaat
Jumlah 7 7
Andriyano: 2007
Untuk indikator instrumen minat penggunaan uang elaktronik
disajikan pada tabel 3.6.
Tabel 3.6
Instrumen Penelitian Minat Penggunaan Uang Elektroni
No. Indikator Minat Penggunaan Uang Elektroni Nomor Jumlah
1 Keinginan Menggunakan 1,2,3 3
2 Akan tetap Menggunakan 4,5,6,7 4
Jumlah 7 7
Jogiyanto: 2007
Sedangkan untuk instrumen wawancara adalah pedoman
pertanyaan wawancara. Pedoman pertanyaan wawancara mengacu kepada
indikator-indikator yang disajikan dalam tabel 3.7
Tabel 3.7
Indikator-indikator Pertanyaan dalam Wawancara
50
Tabel 3.7 (Lanjutan)
3. Menyebutkan apa saja yang Apa saja yang membuat anda
Menyebabkan Ketertarikan berMinat Penggunaan uang
Menggunakan Uang Elektronik. elektronik?
63
Priyatno Duwi, Mandiri Belajar SPSS, (Yogyakarta: Buku Kita, 2008), hlm. 16-18.
64
Ibid. h. 18.
51
1.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas di gunakan untuk mengetahui konsistensi alat
ukur, apakah alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap
konsisten jika pengukuran tersebut di ulang ada bebarapa metode
pengujian reliabilitas di antaranya adalah metode tes ulang, formula
belah dua, formula Rulon, formula Flanagan, Cronbach's Alpha.
Namun peneliti memakai Cronbach's Alpha karena dalam angket
peneliti terdiri dari 5 jawaban dan memiliki skor 1-5.65
Adapun mengenai nilai koefisien reabilitas angket, walaupun
secara teoritik besarnya koefisien reabilitas berkisar mulai dari 0.0
sampai dengan 1.0 akan tetapi pada kenyataannya koefisien sebesar
1.0 tidak pernah dijumpai. Selain itu walaupun koefisen korelasi dapat
saja bertanda negatif koefisien reabilitas selalu mengacu pada tanda
positif dikarenakan angka yang negatif tidak ada artinya bagi
interpretasi hasil ukur.
Untuk kriteria dalam mengambil keputusan reabel atau
tidaknya, sebagi berikut:
1) Jika r alpha positif dan lebih besar dari r tabel maka reliabel.
2) Jika r alpha negatif dan lebih kecil dari r tabel maka tidak reliabel.
1.3. Uji Korelasi
Analisis korelasi adalah teknik analisis statistik mengenai
hubungan antardua variabel atau lebih.
Berdasarkan tujuannya, teknik analisa korelasional memiliki
tiga macam tujuan yaitu:
1) Ingin mencari bukti apakah memang benar antara variabel yang
satu dengan lain terdapat pengaruh dan hubungan/korelasi.
2) Ingin mengetahui apakah pengaruh dan hubungan antara variabel
itu (jika memang ada), termasuk hubungan yang kuat, cukup, atau
lemah.
3) Ingin memperoleh kejelasan secara matematik, apakah anatara
hubungan antara variabel itu merupakan hubungan yang berarti
65
Ibid. h. 25.
52
atau meyakinkan (signifikasikan), ataukah hubungan yang tidak
signifikan.
Untuk mengetahui nilai korelasi antarvariabel penelitian ini
menggunakan uji korelasi pearson. Koefisien korelasi pearson adalah
suatu pengukuran untuk melihat hubungan linear antara dua variabel
numeric atau data rasio. Disimbolkan dengan r untuk sampel dan p
untuk populasi.66
Koefisien korelasi pearson (nilai r) didapatkan melalui rumus :
∑ ( ̅ )( ̅
= dengan n adalah ukuran sampel.
∑ ( ̅) ∑ ( )
2. Regresi Berganda
Analisa regresi sederhana dilakukan bila hubungan dua variabel
berupa kausal atau fungsional. Analisa ini digunakan untuk mengetahui
bagaimana variabel dependen secara individual. Penggunaannya dapat
digunakan untuk memutuskan apakah naik dan menurunnya keadaan
variebel dependen dapat dilakukan melalui menaikkan dan menurunkan
variabel independen, atau untuk meningkatkan keadaan variabel dependen
66
Sarini Abdullah, Statistik tanpa Stress, (Jakarta: Trans Media Pustaka, 2015), h.173.
67
Sugiono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: CV. Alfabeta, 2005), h. 267.
53
dapat dilakukan dengan meningkatkan variabel independen, dan
68
sebaliknya.
Adapun pada regresi linear berganda, digunakan lebih dari k
variabel penjelas (k>1), dengan model:
y= 0 + 1x1 + 2x2 + … + kxk +
68
Sugiono, Ibid. h. 243.
69
Ibid, Sarini Abdullah, Statistik tanpa Stress. h. 197.
70
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2012, h. 278.
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
55
Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta memperoleh Hasil Nilai 367 (Peringkat A). 71
2. Visi dan Misi Jurusan Tadris IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
2.1. Visi
Visi Jurusan Tadris IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta adalah:
Menjadi Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial yang unggul,
komprtitif, professional dalam pendidikan IPS, penelitian dan
pengabdian masyarakat yang berwawasan ke islaman, kemanusiaan
dan keIndonesiaan pada tahun 2025.
2.2. Misi
Berdasarkan visi diatas, maka misi Jurusan Tadris IPS Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta adalah sebagai berikut:
1) Menyelenggarakan pendidikan jenjang S1 Program Studi Tadris
IPS untuk mewujudkan calon guru IPS yang memiliki
kompetensi pedagogik, professional, kepribadian dan sosial, yang
berwawasan keIslaman, kemanusiaan dan keIndonesiaan dengan
dukungan ICT.
2) Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan untuk
kemajuan ilmu-ilmu sosial dan pendidikan ilmu pengetahuan
sosial.
3) Menyelenggarakan pengabdian masyarakat dengan
menyebarluaskan hasil kajian keilmuan dan inovasi bidang ilmu
sosial dan pendidikan ilmu pengetahuan sosial yang unggul,
kompetitif dan profesional.
4) Menyelenggarakan pengelolaan program studi berbasis ICT dan
menjalin kerjasama dengan lembaga pendidikan dan organisasi
profesi lainnya.72
71
Jurusan Tadris IPS, Profil Jurusan Tadris IPS, 2018,
(http://pips.fitk.uinjkt.ac.id/?page_id=1142).
72
Jurusan Tadris IPS, Profil Jurusan Tadris IPS, 2018,
56
B. Uji Validitas dan Reliabilitas Data
1. Uji Validitas
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan Microsoft
Excel. Berikut adalah hasil dari uji validitas yang dilakukan pada 30
responden disajikan pada tabel 4.1
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas
Pernyataan rhitung rtabel Keterangan Kesimpulan
Saya mencari informasi 0.829 1.701 r negatif (rhitung< rtabel) Tidak Valid
tentang uang elektronik dari
media cetak.
Saya bertanya tentang uang 0.718 1.701 r negatif (rhitung< rtabel) Tidak valid,
elektronik kepada teman anda. dimutakhirkan
Saya mengerti tentang uang 1.291 1.701 r negatif (rhitung< rtabel) Tidak valid,
elektronik. dimutakhirkan
Saya mengerti tentang fungsi 1.219 1.701 r negatif (rhitung< rtabel) Tidak valid,
uang elektronik. dimutakhirkan
Saya memerlukan waktu yang 3.472 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid
singkat untuk menyelesaikan
transaksi dengan
menggunakan uang
elektronik.
(http://pips.fitk.uinjkt.ac.id/?page_id=1142).
57
Tabel 4.1 (Lanjutan)
Bagi saya uang elektronik 3.481 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid
sudah mampu menggantikan
uang tunai sebagai alat
pembayaran.
Bagi saya uang elektronik 5.013 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid
minim dari resiko kerusakan.
Saya tertarik untuk mencari 3.414 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid
informasi tentang uang
elektronik.
Saya tertarik untuk mencari 3.139 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid
tahu bagaimana mendapatkan
uang elektronik.
Saya akan menggunakan uang 5.076 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid
elektronik dalam jangka
panjang.
Saya akan tetap mengisi ulang 3.776 1.701 r positif (rhitung >rtabel) Valid
saldo uang elektronik.
58
penelitiannya.73Langkah yang diambil oleh penulis untuk memutakhirkan
pernyataan-pernyataan yang tidak valid adalah merubah redaksi dari
pernyataan tersebut sehingga sesuai dengan tujuan penelitian. Pengubahan
redaksi yang dilakukan oleh penulis adalah merubah kalimat pernyataan
lebih menjadi lebih khusus dan mudah dimengerti responden.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dalam penelitian ini juga menggunakan bantuan
perangkat lunak SPSS 22, Berikut adalah hasil dari uji reliabilitas yang
dilakukan pada 30 responden disajikan pada tabel 4.2
Tabel 4.2
Hasil Uji Reliabilitas
Koefisien alfa Jumlah Pertanyaan
cronbach
0.802 20
Tabel 4.3
Hasil Uji Korelasi
Correlations
Tingkat_Pemah
aman_Uang_El Kemanfaata Minat_Penggunaan_U
ektronik n ang_Elektronik
Tingkat_Pemaha Pearson ** **
1 .496 .504
man_Uang_Elektr Correlation
onik Sig. (2-tailed) .000 .000
N 66 66 66
73
Sarini Abdullah dan Taufik Edy Susanto, Statistika Tanpa Stres, (Jakarta : Transmedia,
2015), h.258
59
Tabel 4.3 (Lanjutan)
Kemanfaatan Pearson ** **
.496 1 .658
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 66 66 66
Minat_Pengguna Pearson ** **
.504 .658 1
an_Uang_Elektro Correlation
nik Sig. (2-tailed) .000 .000
N 66 66 66
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
C. Deskripsi Data
1. Deskripsi Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Jurusan Tadris IPS, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
mahasiswa aktif jurusan Tadris IPS semester 2, 4 dan 6 yang masing-
masing semester terdiri dari 22 orang mahasiswa dengan total keseluruhan
66 orang.
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Semester disajikan pada
tabel 4.4 dan gambar 4.1
60
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Semester
No. Semester Frekuensi Persentase
1. 2 22 33.33%
2. 4 22 33.33%
3. 6 22 33.33%
Jumlah 66 100%
Karakteristik Responden
Berdasarkan Tingkat Semester
Gambar 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Semester
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
1. Laki-laki 25 37.9%
2. Perempuan 41 62.1%
Jumlah 66 100%
61
Karakteristik Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin
62.1%
37.9% Laki-laki
Perempuan
Gambar 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan tabel dan gambar diatas, dapat dilihat dari 66
responden terdapat 25 responden (37.9%) berjenis kelamin laki-laki,
sedangkan responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 41
responden (62.1%). Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar
responden didominasi oleh responden perempuan.
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Penggunaan Uang Elektronik
disajikan pada tabel 4.6 dan gambar 4.3
Tabel 4.6
Karakteristik Responden Berdasarkan Penggunaan Uang
Elektronik
No. Menggunakan/tidak menggunakan Jumlah Persentase
1. Menggunakan 50 75.75
2. Tidak Menggunakan 16 24.25
Jumlah 66 100%
24,25 Menggunakan
75,75
Tidak Menggunakan
Gambar 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Penggunaan Uang
Elektronik
62
Berdasarkan tabel 4.6 dan gambar 4.3 dapat dilihat dari 66
responden terdapat 50 responden (75.75%) menggunakan uang elektronik
dan 16 responden (24.25%) tidak menggunakan uang elektronik. Hal
tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden pada sampel
penelitian menggunakan uang elektronik.
2. Deskripsi Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel, yaitu Tingkat
Pemahaman Uang Elektronik (X1) sebagai variabel independen 1,
Kemanfaatan (X2) sebagai variabel independen 2 dan Minat Penggunaan
Uang Elektronik (Y) sebagai variabel dependen. Penulis memperoleh data
dengan menyebarkan kuesioner penelitian analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi minat mahasiswa terhadap penggunaan uang elektronik
dengan jumlah 6 pernyataan untuk variabel X1, 7 pernyataan untuk
variabel X2 dan 7 pernyataan untuk variabel Y yang disebarkan kepada 66
responden.
D. Hasil Wawancara
Kegiatan wawancara yang dilakukan dengan mahasiswa adalah untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat penggunaan uang
elektronik. Hasil wawancara digunakan untuk memperkuat asumsi mahasiswa
mengenai uang elektronik. Wawancara mahasiswa terdiri dari 1 pertanyaan
pembuka dan 3 pertanyaan inti. Hal yang pertama kali dilakukan dalam
kegiatan wawancara mahasiswa adalah menanyakan nama, asal kampus dan
semester. Kegiatan wawancara direkam menggunakan smartphone sehingga
dapat memudahkan peneliti dalam mendeskripsikan hasil wawancara.
63
Pertanyaan kedua mengenai manfaat uang elektronik bagi pengguna,
Semua mahasiswa yang diwawancara menyatakan manfaat uang elektronik
diantaranya mempercepat dan mempermudah transaksi pembayaran,
mengurangi membawa uang tunai dan praktis. Pertanyaan terakhir mengenai
ketertarikan menggunakan uang elektronik, Beberapa mahasiswa menyatakan
berminat/tertarik menggunakan uang elektronik karena praktis, simpel dan
efisien.
Wawancara dilakukan kepada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dan Universitas Pamulang (UNPAM ). Hal ini dilakukan sebagai
langkah awal mencari informasi tentang penggunaan uang elektronik
dikalangan mahasiswa bukan hanya dari satu Universitas adakah perbedaan
pandangan mengenai minat penggunaan uang elektronik. Dan hasil yang
didapat menunjukkan, mahasiswa yang diwawancara menjawab positif
mengenai minat penggunaan uang elektronik baik dari UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta maupun Universitas Pamulang (UNPAM).
Kesimpulannya adalah faktor pemahaman dan kemanfaatan uang
elektronik berpengaruh positif terhadap penggunaan uang elektronik
dikalangan mahasiswa. Dimana uang elektronik memiliki banyak manfaat
dalam melakukan transaksi pembayaran, diantaranya praktis, simpel dan
efisien.
E. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengajuan Hipotesis
1. Analisis Uji Regresi Berganda
Analisis regresi linear sederhana adalah analisis untuk mengukur
besarnya pengaruh antara satu variabel independen dengan satu variabel
dependen dan memprediksi variabel dependen dengan menggunakan
variabel independen.74 Adapun pada regresi linear berganda, digunakan
lebih dari k variabel penjelas (k>1).
Dibawah ini akan disajikan pengujian hipotesis pengaruh variable
X1 (Tingkat Pemahaman Uang Elektronik) terhadap variabel Y (Minat
Penggunaan Uang Elektronik) dan variabel X2 (Kemanfaatan) terhadap
variabel Y (Minat Penggunaan Uang Elektronik).
74
Amaliah, h.65
64
Hipotesis:
Tabel 4.7
Hasil Regresi Berganda
(Sumber: Pengolahan data dengan menggunakan SPSS 22)
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) .474 .492 .963 .339
Tingkat_Pemah
aman_Uang_Ele .317 .142 .235 2.236 .029
ktronik
Kemanfaatan .516 .100 .542 5.156 .000
a. Dependent Variable: Minat_Penggunaan_Uang_Elektronik
65
Berdasarkan tabel 4.7, maka persamaan regresi yang terbentuk
adalah sebagai berikut:
Y= a + b1X1 + b2X2
Keterangan:
Y = Minat penggunaan uang elektronik
a = Konstanta
b1,b2 = Koefisien regresi
x1 = Tingkat pemahaman uang elektronik
x2 = Kemanfaatan
Persamaan regresi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Konstanta sebesar 0,474; artinya jika tingkat pemahaman uang
elektronik (X1) dan kemanfaatan (X2) nilainya adalah 0, maka minat
penggunaan uang elektronik (Y) nilainnya adalah 0,474.
b. Koefisien regresi variabel tingkat pemahaman uang elektronik (X1)
sebesar 0,317; artinya jika variabel independen lain nilainnya tetap dan
tingkat pemahaman uang elektronik mengalami kenaikan 1%, maka
minat penggunaan uang elektronik akan mengalami kenaikan sebesar
0,317.
c. Koefisien regresi variabel kemanfaatan (X2) sebesar 0,516; artinya jika
variabel independen lain nilainya tetap dan kemanfaatan (X2)
mengalami kenaikan 1%, maka minat penggunaan uang elektronik
akan mengalami peningkatan sebesar 0,516.
Adapun nilai minat penggunaan uang elektronik yang diprediksi
disajikan pada tabel 4.7.
Tabel 4.8
Nilai Minat Penggunaan Uang Elektronik yang diprediksi
a
Casewise Diagnostics
66
Tabel 4.8 (Lanjutan)
67
Tabel 4.8 (Lanjutan)
45 .344 3.29 3.1429 .14278
46 -1.231 3.00 3.5115 -.51149
47 .720 4.00 3.7007 .29933
48 2.283 4.43 3.4795 .94903
49 .083 3.71 3.6798 .03449
50 -.077 4.14 4.1749 -.03204
51 1.376 5.00 4.4280 .57202
52 .102 4.43 4.3862 .04235
53 .122 3.86 3.8063 .05081
54 .681 3.86 3.5741 .28301
55 1.232 4.57 4.0594 .51200
56 .515 3.71 3.5004 .21387
57 .974 4.00 3.5950 .40499
58 -.421 4.00 4.1749 -.17489
59 -.272 3.71 3.8272 -.11293
60 -.182 3.86 3.9329 -.07574
61 -.871 3.29 3.6478 -.36213
62 -1.174 3.57 4.0594 -.48800
63 .477 3.86 3.6589 .19823
64 -.055 3.86 3.8800 -.02291
65 1.379 4.00 3.4267 .57329
66 -.614 3.86 4.1123 -.25511
a. Dependent Variable: Minat_Penggunaan_Uang_Elektronik
68
Tabel 4.9
Hasil Analisis Korelasi Ganda
Model Summaryb
69
F. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui
kuesioner. Berdasarkan hasil deskripsi data, jumlah responden semester
terdiri atas semester 2 sebanyak 22 responden (33.33%), semester 4
sebanyak 22 responden (33.33%) dan semester 6 sebanyak 22 responden
(33.33%) dengan jumlah sampel keseluruhan 66 orang. Dan dari 66
responden terdapat 25 responden (37.19%) berjenis kelamin laki-laki,
sedangkan respoden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 41
responden (62.1%), terdapat 50 responden (75.75%) yang menggunakan
uang elektronik dan 16 responden (24.25) yang tidak menggunakan uang
elektronik.
Berdasarkan uji kualitas data yang dilakukan oleh penulis yaitu uji
validitas dan uji reliabilitas, uji korelasi/hubungan dan uji regresi
berganda, 6 pernyataan variabel X1 yaitu tingkat pemahaman uang
elektronik, 7 pernyataan variabel X2 yaitu kemanfaatan dan 7 pernyataan
variabel Y yaitu Minat Penggunaan uang elektronik menghasilkan 2
pernyataan X1, 7 pernyataan X2 dan 7 pernyataan variabel Y yang valid.
Pernyataan-pernyataan yang valid diajukan kepada responden dalam
proses pengumpulan data yang dilakukan di jurusan tadris IPS. Data yang
terkumpul kemudian diolah secara statistik dengan bantuan aplikasi SPSS
22 dan Microsoft Excel diperoleh hasil yaitu diketahui koefisien korelasi
variabel tingkat pemahaman uang elaktronik sebesar 0,504 dan variabel tingkat
pemahaman sebesar 0,658 dari kisaran angka korelasi 0,40-0,599 untuk
variabel tingkat pemahaman berarti tingkat pemahaman uang elektronik
berpengaruh terhadap minat penggunaan uang elektronik terbilang sedang,
dan kisaran angka korelasi 0,60-0,799 untuk variabel kemanfaatan berarti
kemanfaatan berpengaruh terhadap minat penggunaan uang elektronik
cukup kuat. Secara bersamaan tingkat pemahaman uang elektronik dan
kemanfaatan berpengaruh terhadap minat penggunaan uang elektronik
sebesar 0.154.
Uji statistik untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X1
dan X2 terhadap variabel Y menggunakan uji regresi berganda diperoleh
70
hasil yaitu t hitung masing-masing variabel > t tabel dengan nilai 2,236 >
2,00 untuk variabel tingkat pemahaman uang elektronik yang
menunjukkan hasil H1a diterima, ini berarti terdapat pengaruh yang
signifikan variabel tingkat pemahaman uang elektronik terhadap minat
penggunaan uang elektronik. Dan 5,156 > 2,00 untuk variabel
kemanfaatan, maka H2a diterima, ini berarti terdapat pengaruh yang
signifikan variabel kemanfaatan terhadap minat penggunaan uang
elektronik.
Berdasarkan hasil wawancara, yang dilakukan penulis terhadap 6
mahasiswa, sebagian mahasiswa mempunyai minat yang baik terhadap
penggunaan uang elektronik, hal tersebut dapat dilihat dari indikator-
indikator pertanyaan wawancar yang telah dijawab oleh
mahasiswa/narasumber tentang tingkat pemahaman uang elektronik dan
kemanfaatan. Untuk tingkat pemahaman uang elektronik, sebagian
mahasiswa memberikan jawaban mengetahui informasi uang elektronik
dari berbagai media cetak maupun elektronik, hal tersebut berarti
menunjukkan tingkat pemahaman mahasiswa tentang uang elektronik
cukup baik. Dan untuk tingkat kemanfaatan, semua mahasiswa menjawab
banyak sekali manfaat dari uang elektronik seperti mengurangi membawa
uang tunai, lebih praktis, efisien dan mempercepat transaksi pembayaran.
Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa faktor
pemahaman uang elektronik dan kemanfaatan mempengaruhi minat
mahasiswa terhadap penggunaan uang elektronik, yang dapat dilihat dari
hasil wawancara yaitu banyaknya media yang digunakan mahasiswa untuk
mencari informasi mengenai uang ekektronik, sehingga dapat dipastikan
pemahaman mahasiswa tentang uang elektronik cukup baik, dan manfaat
yang dirasakan mahasiswa pengguna uang elektronik seperti praktis,
efisien dan simpel.
71
G. Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan dalam melakukan penelitian ini adalah:
1. Keterbatasan referensi mengenai minat penggunaan uang elektronik.
2. Variabel penelitian terbatas pada tingkat pemahaman uang elektronik
dan kemanfaatan.
3. Jumlah pernyataan terbatas pada variabel penelitian ini.
4. Sampel yang digunakan terbatas sampai 25% dari jumlah populasi
264 = 66 Responden.
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya
tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa
terhadap penggunaan uang elektronik (studi pada mahasiswa jurusan tadris
IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) diperoleh kesimpulan yaitu tingkat
pemahaman uang elektronik berpengaruh secara positif terhadap minat
penggunaan uang elektronik sebesar 0,504 (r = 0,504). Jikia
dipersentasekan dengan nilai r2 = 25,2 %. Kemanfaatan berpengaruh
secara positif terhadap minat penggunaan uang elektronik sebesar 0,658 (r
= 0,658) dengan persentasi sebesar r2 = 32,9%. Secara bersamaan tingkat
pemahaman uang elektronik dan kemanfaatan berpengaruh terhadap minat
penggunaan uang elektronik sebesar 0.154.
Berdasarkan Uji t didapat hasil thitung1 = 2,236 > 2,00 dan thitung2 =
5,156 > 2,00 berarti H0 ditolak, Ha dari kedua variabel tersebut diterima,
terdapat pengaruh yang signifikan tingkat pemahaman uang elektronik dan
kemanfaatan terhadap minat penggunaan uang elektronik.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberi saran-saran
sebagai berikut :
1. Bagi Pemerintah
Agar memberikan dukungan kepada industri teknologi keuangan
(perbankan) berupa kebijakan yang mendorong pertumnbuhan industri
tersebut seperti memperbanyak fasilitas yang menggunakan
pembayaran secara non tunai.
2. Bagi Produsen Uang Elektronik
Agar mempermudah bagaimana mendapatkan uang elektronik dan
memberikan informasi seputar uang elektronik.
73
3. Bagi Akademisi dan Peneliti Lain
Agar meneliti faktor yang berpengaruh signifikan dalam penggunaan
uang elektronik selain faktor tingkat pemahaman uang elektronik dan
kemanfaatan.
74
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Abdullah, Sarini dan Taufik Edy Susanto. 2015. Statistika Tanpa Stres. Jakarta :
Transmedia.
Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta.
Arikonto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Crow, Crow. 1973. An Out Line of General Psychology. Lithfe Field Adam and
Co: New York. Ketut Sukardi, Dewa. 1973. Psikologi Remaja. Jakarta:
Aksara Baru.
D.W. Martowardojo, Agus. 2014. Gerai Info Bank Indonesia: Benang Merah
2014.
Djaali, H. 2007 Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Duwi, Priyatno. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta: Buku Kita.
Frederick, S, Mishkin. 2008. Ekonomi Uang, Perbankan, Pasar Keuangan, Jilid
1, Edisi 8. Jakarta: Salemba.
Hendro, Tri. 2014. Bank dan Institusi Keuangan Non Bank di Indonesia.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Hidayati, S. 2006. Operasional E-Money.Bank Indonesia.
J.P. Peter, dan Jerry C Olson. 2000. Consumer behavior: Perilaku Konsumen Dan
Strategi Pemasaran Jilid 1. Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga.
Jogiyanto. 2007. Sistem Teknologi Keperilakuan. Yogyakarta: Andi.
Jogiyanto. 2008. Sistem Informasi Keperilakuan. Yogyakarta: Penerbin Andi.
Mankiw, N. 2006. Gregory, Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: Salemba Empat.
Mappier, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.
Poerwadarminto. W.J.S.1985. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
75
Pohan, Aulia. 2011. Sistem Pembayaran: Strategi dan Implementasi di Indonesia.
Jakarta: Rajawali Press.
R. Latumaerissa, Julius. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta:
Salemba Empar.
Rianto, M. Nur. 2013. Dasar-Dasar Ekonomi Islam. Solo: PT. Era Adicitra
Intermedia.
Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali
Press.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sugiono. 2005. Statistik untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.
Sugiyono,. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suryobroto, Sumadi. 1988. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT. Raja Grafindo,
1988.
Suyanto, Agus. 1992. Psikologi Umum. Jakarta: Aksara Baru.
Usman, Husaini & Purnomo Setiady Akbar. 2006. Pengantar Statistik. Jakarta:
Bumi Aksara.
Winkel, W.S. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT
Gramedia.
Woolfolk, Anita. 2004. Educational Psychology (Ninth Edition). Boston: Allyn
and Bacon.
SKRIPSI
Amaliah. 2014. Pengaruh Pola Sosialisasi Terhadap Tingkat Penyesuaian Diri.
Skripsi jurusan Tadris IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah Keguruan. UIN Syarif
Hidayatullah : Tangerang Selatan.
Andriyano, Y. 2016. Pengaruh Persepsi Kemudahan, Persepsi Kebermanfaatan,
Persepsi Risiko dan Kepercayaan Terhadap Minat Penggunaan Rekening
Ponsel (Studi Kasus Pada Nasabah CIMB Niaga Daerah Istimewa
Yogyakarta). Jurnal. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Yogyakarta.
Anendro, Imam. 2016. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat
76
Nasabah Bank Syariah Mandiri Terhadap Penggunaan E-Money”, skripsi
pada FEBI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yogyakarta.
Indira Vhistika, Nisa. 2017. “Pengaruh Tingkat Pemahaman E-Money dan
Kemanfaatan terhadap Minat Penggunaan E-Money (Studi pada Masyarakat
Pemilik Uang Elektronik Atau E Money di Wilayah Tanah Abang)”. skripsi
pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Kresno, Anora. 2017. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat
Konsumen Untuk Menggunakan E-Money di Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang, Bekasi dan Bandung”. skripsi pada FEB Universitas Telkom
Bandung. Bandung.
Ma’ruf, Ahmad. 2016. “Minat Penggunaan Produk E-Money di Kalangan
Mahasiswa Yogyakarta (Analisis Faktor Pengaruh Berdasarkan Perspektif
TAM dan TPB)”. skripsi pada FEBI UIN Sunan KalijagaYogyakarta.
Yogyakarta.
Mutia, S.P.T. 2014. Pengaruh Sanksi Perpajakan, Kesadaran Perpajakan,
Pelayanan Fiskus, dan Tingkat Pemahaman terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi. Skripsi pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.
Padang
Nur Hakim, Fitri Handayani. 2016. “Analisis Potensi dan Preferensi yang
Mempengaruhi Minat Masyarakat Untuk Menggunakan E-Money”. skripsi
pada FEBI UIN Sunan KalijagaYogyakarta.Yogyakarta.
Nur Hakim, Fitri Handayani. 2016. “Analisis Potensi dan Preferensi yang
Mempengaruhi Minat Masyarakat Untuk Menggunakan E-Money”, skripsi
pada FEBI UIN Sunan KalijagaYogyakarta. Yogyakarta.
Riko, T. 2006. Analisis Tingkat Pemahaman Wajib Pajak Badan dan Fiskus
terhadap Perencanaan dan Penggelapan Pajak pada KPP Padang. Skripsi pada
Fakultas Ekonomi Universitas Andalas. Padang.
R.M, Sumolang. 2016. Analisis Uang Elektronik (E-money) di Indonesia. Skripsi.
pada Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin, Makasar.
S.R. Syafira. 2015. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Beli E Money
di Bank Mandiri Cabang Jemusari Surabaya, Skripsi. pada Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sunan Ampel. Surabaya.
77
Suzianti, Amalia, Rachma Hidayati dan Erlinda Muslim, “Perencanaan Roadmap
Produk dan Teknologi pada Uang Elektronik Chip-Based di Indonesia, Jurnal
Manajemen Teknologi, Vol. 14, No. 1
JURNAL
Muazzin. 2015. Makalah Sejarah Perkembangan Mata Uang.
Nirmala, Tiara dan Tri Widodo. “Effect of Increasing Use the Card Payment
Equipment on the Indonesian Economy”. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. 18
no.1, 2011.
PERATURAN UNDANG-UNDANG
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 23 tahun 1999 tentang. Bank
Indonesia Bab I Pasal I.
Peraturan Bank Indonesia No. 16/8/PBI/2014 tentang uang elektronik.
Peraturan Bank Indonesia No 16/8/PBI/2014 Tahun 2014 tentang perubahan
Peraturan Bank IndonI/2009 tentang uang elektronik.
INTERNET
http://www.bi.go.id/id/statistik/sistem-pembayaran/uang-elektronik. 26 Januari
2019.
http://www.bi.go.id/id/statistik/sistem-pembayaran/uang-elektronik/jumlah-
transaksi-uang-elektronik-di-Indonesia. 26 Januari 2019.
https://kbbi.web.id/uang. 30 Januari 2019.
https://www.bi.go.id/id/edukasi-perlindungan-konsumen/edukasi/produk-dan-jasa-
sp/uang-elektronik/Pages/default.aspx. 26 Januari 2019.
http://www.bi.go.id/id/edukasi-perlindungan-konsumen/edukasi/produk-dan-jasa-
sp/uang-elektronik/pages/default.aspx. 26 Januari 2019.
https://www.publik.id/artikel/asal-usul-lahirnya-uang-elektronik-di-indonesia. 21
Februari 2019.
Jurusan Tadris IPS. Profil Jurusan Tadris IPS. 2018.
(http://pips.fitk.uinjkt.ac.id/?page_id=1142).
78
Lampiran I
Kuesioner Penelitian
Kepada Yth.
Saudara/i
Dengan hormat,
NIM : 1112015000060
79
KUESIONER PENELITIAN
Identitas Responden
3. Prodi/Jurusan :……………..
4. Semester :
5. Memiliki Uang Elektronik : YA
Tidak
Petunjuk
R : (Ragu-Ragu)
80
A. Tingkat Pemahaman Uang Elektronik
B. Kemanfaatan
NO. Pertanyaan SS S R TS STS
1. Saya memerlukan waktu yang singkat untuk
menyelesaikan transaksi dengan
menggunakan uang elektronik.
81
7. Bagi saya uang elektronik minim dari resiko
kerusakan.
82
Lampiran II
Narasumber :
Mahasiswa :
Semester :
Waktu wawancara :
Lokasi wawancara :
83
Transkrip Wawancara
Narasumber : Asep Saepuddin
Mahasiswa : UNPAM
Semester :8
Waktu wawancara : Jum’at, 14 Desember 2018 Pukul 13.30 WIB
Lokasi wawancara : UNPAM
84
Transkrip Wawancara
Narasumber : Dimas
Mahasiswa : UNPAM
Semester :8
Waktu wawancara : Jum’at, 14 Desember 2018 Pukul 13.50 WIB
Lokasi wawancara : UNPAM
85
Transkrip Wawancara
Narasumber : Anita Sanjaya
Mahasiswa : UNPAM
Semester :8
Waktu wawancara : Jum’at, 14 Desember 2018 Pukul 14.05 WIB
Lokasi wawancara : UNPAM
86
Transkrip Wawancara
Narasumber : Abdul Fahir
Mahasiswa : UIN
Semester :8
Waktu wawancara : Senin, 18 Februari 2019 Pukul 12.30 WIB
Lokasi wawancara : Masjid Student Center UIN
87
Transkrip Wawancara
Narasumber : Hakim Al-Bana
Mahasiswa : UIN
Semester : S2
Waktu wawancara : Senin, 25 Februari 2019 Pukul 09.45 WIB
Lokasi wawancara : SIT AULADY
88
Lampiran III
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Mengenai Minat Penggunaan Uang elektronik
Lampiran
Uji Reliabilitas
N %
Total 30 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Based on
Cronbach's Alpha Standardized Items N of Items
.773 .802 20
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Cronbach's Alpha if
Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation Item Deleted
89
y2 72.4000 42.662 .452 . .760
y3 72.4333 41.082 .573 . .751
y4 72.7333 38.685 .618 . .742
y5 72.7333 40.547 .494 . .753
y6 72.7333 39.720 .484 . .752
y7 74.2000 42.097 .207 . .776
Scale Statistics
Semester
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
jenis_kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
90
Lampiran IV
Regression
a
Variables Entered/Removed
1 Kemanfaatan,
Tingkat_Pemahaman_Ua . Enter
b
ng_Elektronik
Model Summary
a
ANOVA
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Tingkat_Pemahaman_Uang
.317 .142 .235 2.236 .029
_Elektronik
Kemanfaatan .516 .100 .542 5.156 .000
91
Correlations
Descriptive Statistics
Tingkat_Pemahaman_Uang_El
3.8662 .41881 66
ektronik
Kemanfaatan 3.8745 .59327 66
Minat_Penggunaan_Uang_Ele
3.6991 .56487 66
ktronik
Correlations
Minat_Pe
Tingkat_Pemah nggunaan
aman_Uang_El _Uang_El
ektronik Kemanfaatan ektronik
Tingkat_Pemahaman_Uang Pearson ** **
1 .496 .504
_Elektronik Correlation
N 66 66 66
Kemanfaatan Pearson ** **
.496 1 .658
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 66 66 66
Minat_Penggunaan_Uang_ Pearson ** **
.504 .658 1
Elektronik Correlation
N 66 66 66
92
DOKUMENTASI
93