Anda di halaman 1dari 162

PENGARUH UANG ELEKTRONIK TERHADAP EFISIENSI SISTEM

PEMBAYARAN TRANSPORTASI DI WILAYAH JABODETABEK STUDI


KASUS MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh:

Lailatul Hikmah
NIM: 11140150000025

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TERBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018
ABSTRAK
Lailatul Hikmah (NIM. 11140150000025), Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Judul Skripsi
“Pengaruh Uang Elektronik Terhadap Efisiensi Sistem Pembayaran
Transportasi di Wilayah Jabodetabek Studi Kasus Mahasiswa Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta” Skripsi Program Studi Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018.
Penelitian ini bertujuan mengetahui adakah pengaruh yang signifikan Uang
Elektronik terhadap efisiensi sistem pembayaran transportasi di wilayah Jabodetabek
pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang berjumlah 26.970 mahasiswa dengan jumlah sampelnya
adalah 100 mahasiswa. Sampel penelitian ini diambil dengan cara cluster random
sampling. Teknik pengumpulan data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan
angket dan wawancara. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan uji
linieritas, uji T Parsial, koefisien determinan, serta dilanjutkan dengan analisis regresi
linier sederhana. Berdasarkan hasil analisis data, terdapat pengaruh Uang Elektronik
terhadap efisiensi sistem pembayaran transportasi. Dapat dilihat dimana hasil
penelitian dari uji linieritas bahwa nilai sig deviatation from linearity sebesar 0,127 >
0,05 yang mengartikan variabel Uang Elektronik bersifat linier terhadap efisiensi
sistem pembayaran transportasi. Pada hasil Uji Hipotesis t yang menunjukkan bahwa
nilai signifikansi Uang Elektronik pada tabel coefficients sebesar 0,000 lebih kecil
dari 0,05 dengan > (12,535 > 1,66055). Koefisien determinasi sebesar
0,616 yang berarti 61,6% perubahan efisiensi sistem pembayaran transportasi
dijelaskan oleh variabel Uang Elektronik tersebut.

Kata Kunci: Uang Elektronik, Efisiensi, Sistem Pembayaran, Transportasi

i
ABSTRACT
Lailatul Hikmah (NIM. 11140150000025), Department of Social Sciences
Education. Faculty of Tarbiyah and Teacher Training. The Title of thesis is "The
Effect of Electronic Money on the Efficiency of Transportation Payment Systems
in Jabodetabek Region Case Study of Students of Syarif Hidayatullah State Islamic
University Jakarta" Thesis departement of Social Sciences Education Syarif
Hidayatullah State Islamic University,Jakarta 2018.
This research was aims to determining the significant effect of Electronic Money on
the efficiency of the transportation payment system in the Jabodetabek area of the
students Syarif Hidayatullah UIN Jakarta. This research uses a quantitative
approach.The population of this research was students of the Syarif Hidayatullah
State Islamic University in Jakarta, totaling 26.970 students with a total sample of
100. The research sample was taken by cluster random sampling. The research data
collection technique was collected using questionnaires and interviews. The collected
data were analyzed using linearity test, Partial T test, determinant coefficient, and
continued with simple linear regression analysis. Based on the results of data
analysis, there is an effect of Electronic Money on the efficiency of the transportation
payment system. It can be seen where the results of the study from the linearity test
that the sig deviation value from linearity is 0.127> 0.05 which means the Electronic
Money variable is linear to the efficiency of the transportation payment system. The
results of the Hypothesis t test show that the significance value of Electronic Money
in the coefficients table of 0,000 is smaller than 0.05 with t_count > t_table (12.535>
1.66055). The determination coefficient is 0.616 which means 61.6% changes in the
efficiency of the transportation payment system are explained by the Electronic
Money variable.

Keywords: Electronic Money, Efficiency, Payment System, Transportation

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT


Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Atas kasih sayang-Nya pula
penulis diberi kekuatan dan kesabaran untuk dapat menyelesaikan penelitian
ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurah bagi Nabi mulia
Rasulullah Muhammad SAW, Rasul pembawa rahmat bagi alam semesta,
Rasul yang akan memberikan syafaat bagi kita di hari akhir nanti. Aamiin.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat akademis
untuk menyelesaikan studi S1 program studi Pendidikan IPS Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, dengan judul ”Pengaruh Uang Elektronik Terhadap
Efisiensi Sistem Pembayaran Transportasi Di Wilayah Jabodetabek Studi
Kasus Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”
Keberhasilan penelitian dan selesainya laporan ini tidak terlepas dari
adanya bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak yang telah berpatisipasi
dalam penelitian ini. Semoga dapat menjadi amal baik dan dibalas oleh Allah
SWT. Secara khusus, rasa terimakasih dan apresiasi yang tinggi disampaikan
kepada:
1. Prof. Dr. H. A. Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarifhidayatullah Jakarta.
2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS dan
Pembimbing Akademik Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Syaripullah, M.Si, selaku Sekertaris Jurusan Pendidikan IPS
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Tri Harjawati, M.Si, selaku pembimbing 1 yang telah membantu
penulis dengan ilmu, masukkan, dan pencerahannya sehingga

iii
menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.

5. Dr. Jakiatin Nisa, M.Pd, selaku pembimbing 2 yang telah membantu


penulis dengan ilmu, masukkan, dan pencerahannya sehingga
menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
6. Seluruh dosen jurusan Pendidikan IPS, khususnya Konsentrasi
Ekonomi, atas ilmu dan bimbingannya selama penulis menuntut ilmu
di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Nashrul Hakiem, selaku kepala pusat teknologi informasi dan
pangkalan data (PUSTIPANDA) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Ayahanda tercinta H. M Holid Halim, dan Ibunda tercinta Hj. Laela
Bandarela yang kasih sayangnya kepada penulis tak terhingga.
Terimakasih atas segala dukungan, do’a dan kesabarannya, semoga
Allah SWT menyayangi keduanya sebagaimana keduanya menyayangi
penulis.
9. Saudara-saudaraku tersayang Harts Muhasibi dan Eva Moulia tempat
berkeluh kesah dan sumber inspirasi serta semangat, bagian kehidupan
tak tergantikan.
10. Keluarga besar Jurusan Pendidikan IPS 2014, khususnya Konsentrasi
Ekonomi, atas segala dukungannya, semangat, dan kepedulian yang
akan menjadi kenangan yang indah bagi penulis.
11. Keluarga besar komunitas JFUIN yang telah memberi warna
kehidupan perkuliahan dan menyemangati penulis.
12. Sahabat-sahabatku yang telah banyak membantu dalam mengerjakan
skripsi dan perkuliahan Cindi Ekaputri Suryadi, Nur Malinah, Faristin
Firdausiyah, Siti Nurani, Indri Lestari, Aulia Maharani Putri, Iip Siti
Fatimah.
13. Sahabat-sahabatku Kostan Pondok Sakinah Hana Nahdiana, Linda
Khairani yang telah menemani setiap hariku.

iv
14. Semua pihak yang tak dapat disebutkan satu persatu, atas segala
dukungan, bantuan, dan do’a yang telah diberikan.

Akhirnya, hanya do’a yang dapat penulis panjatkan agar segala


kebaikan yang telah dilakukan semua pihak dibalas oleh Allah SWT dengan
sebaik-baik balasan. Penulis juga berharap semoga penelitian ini dapat
memberikan kontribusi yang positif bagi dunia pendidikan, serta menambah
pustaka dan referensi bagi yang membutuhkan . saran dan masukkan sangat
diharapkan penulis, semi kesempurnaan penelitian ini.

Jakarta, 26 November 2018

Penulis

v
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL
PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
PERNYATAAN UJI REFERENSI
PERNYATAAN KARYA ILMIAH
ABSTRAK ................................................................................................................i

ABSTRACT ...............................................................................................................ii

KATA PENGANTAR ..............................................................................................iii

DAFTAR ISI .............................................................................................................vi

DAFTAR TABEL ....................................................................................................x

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................xii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................1


B. Identifikasi Masalah ..................................................................11
C. Pembatasan Masalah .................................................................11
D. Rumusan Masalah .....................................................................12
E. Tujuan Penelitian ......................................................................12
F. Manfaat Penelitian ....................................................................12

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Teori ..............................................................................14


1. Sistem Pembayaran .................................................................14
a. Definisi Sistem Pembayaran ..............................................14
b. Prinsip Dasar Sistem Pembayaran .....................................15

vi
c. Jenis - jenis Sistem Pembayaran ........................................16
d. Alat Pembayaran Berdasarkan Jenis Penggunaan .............18
2. Transportasi ...............................................................................19
a. Definisi Transportasi ..........................................................19
b. Klasifikasi Transportasi .....................................................19
c. Peranan Transportasi ..........................................................20
d. Fungsi Transpoertasi ..........................................................22
e. Manfaat Transportasi .........................................................22
f. Faktor Penentu Pengembangan Transportasi .....................24
3. Electronic Government .............................................................26
a. Definisi Electronic Government ........................................26
b. Jenis-jenis Electronic Government ....................................26
4. Uang Elektronik ........................................................................28
a. Definisi Uang Elektronik ...................................................28
b. Bentuk Uang ElektroniK....................................................28
c. Jenis-jenis Transaksi Uang Elektronik...............................30
d. Kemudahaan Uang Elektronik ...........................................32
e. Kemanfaatan Uang Elektronik ...........................................36
5. Efisiensi .....................................................................................39
a. Definisi Efisiensi ................................................................39
b. Dua Segi Efisiensi ..............................................................42
c. Prinsip Berlakunya Efisiensi ..............................................43
B. Hasil Penelitian Relevan ...........................................................44
C. Kerangka Berpikir .....................................................................48
D. Hipotesis Penelitian...................................................................51

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................52


B. Metode Penelitian.........................................................................53

vii
C. Populasi dan Sampel ....................................................................53
D. Variabel Penelitian dan Definisi Variabel....................................56
E. Teknik Pengumpulan Data ...........................................................59
F. Teknik Pengolahan Data ..............................................................60
G. Instrumen Penelitian.....................................................................61
H. Teknik Analisis Data ....................................................................63

BAB IV PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ..........................................71


1. Kondisis Geografi ...................................................................71
2. Profil Singkat Universitas .......................................................72
B. Data Penelitian ............................................................................73
1. Deskrpsi Responden ...............................................................73
2. Deskrpsi Data..........................................................................77
C. Analisis Data ...............................................................................83
1. Pra Analisis .............................................................................83
2. Analisis Statistik Deskrptif .....................................................85
3. Uji Asumsi Klasik ..................................................................87
D. Analisis Hasil Regresi dan Pengujian Hipotesis .........................91
1. Uji T (Parsial) .........................................................................91
2. Koefisien Determinasi ............................................................93
3. Analisis Regresi Linier Sederhana..........................................93
E. Pembahasan Hasil Penelitian.......................................................95
F. Keterbatasan Penelitian ...............................................................99

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN


A. Kesimpulan ............................................................................... 101
B. Implikasi ................................................................................... 101
C. Saran ......................................................................................... 102

viii
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 103
UJI REFERENSI
LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Uang Elektronik Dengan APMK Lainnya ........................32

Tabel 2.2 Penelitian Yang Relevan ....................................................................47

Tabel 3.1 Waktu Penelitian ................................................................................52

Tabel 3.2 Jumlah Mahasiswa UIN Jakarta .........................................................55

Tabel 3.3 Definisi Operasional Variabel ............................................................58

Tabel 3.4 Skor Alternatif Jawaban Responden ..................................................61

Tabel 3.5 Kisi – kisi Instrumen Variabel ............................................................62

Tabel 3.6 Instrumen Wawancara ........................................................................62

Tabel 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin..............................................73

Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Fakultas .......................................................74

Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Uang Elektronik ..........................................76

Tabel 4.4 Presentase Variabel (X) ......................................................................77

Tabel 4.5 Presentase Variabel (Y) ......................................................................80

Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X ........................................................84

Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y ........................................................85

Tabel 4.8 Hasil Analisis Statistik Deskriptif ......................................................86

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Data ..................................................................88

Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Data ...............................................................90

Tabel 4.11 Hasil Uji Linieritas .............................................................................91

Tabel 4.12 Hasil Uji Parsial (t-test) ......................................................................92

x
Tabel 4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................................................93

Tabel 4.14 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana ....................................................94

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Jumlah Uang Elektronik Yang Beredar ..............................................6

Gambar 2.1 Contoh Uang Elektronik Berbasis Chip Dan Server ..........................29

Gambar 2.2 Sistem Layanan Uang Digital .............................................................34

Gambar 2.3 Manfaat Penggunaan Uang Elektronik ...............................................37

Gambar 2.4 Kerangka Berpikir ..............................................................................50

Gambar 3.1 Pengaruh Variabel X Terhadap Variabel Y ........................................56

Gambar 3.2 Variabel X Dipengaruhi Variabel Y ...................................................57

Gambar 4.1 Peta UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ................................................72

Gambar 4.2 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin..............................................74

Gambar 4.3 Responden Berdasarkan Fakultas .......................................................75

Gambar 4.4 Responden Berdasarkan Uang Elektronik ..........................................77

Gambar 4.5 Grafik Uji Normalitas P-Plot ..............................................................89

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket Penelitian

Lampiran 2 Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas

Lampiran 3 Hasil Analisis Data

Lampiran 4 Transkrip Wawancara

Lampiran 5 Surat Izin Penelitian

Lampiran 6 Biodata Penulis

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sebelum dimulainya pertukaran menggunakan uang, kita telah mengenal
sistem pembayaran yang di sebut dengan barter. Barter adalah kegiatan tukar-
menukar barang dan jasa tanpa menggunakan perantaraan uang. Sistem ini
pertama kali diperkenalkan oleh suku-suku mesopotamia kemudian diadopsi oleh
orang-orang fenisia yang menukarkan barang ke kota-kota lain. Namun seiring
berjalannya waktu, barter mengalami kesulitan dalam perkembangannya yaitu
susah menemukan orang yang sama-sama membutuhkan barang yang akan
dibarter, sulit menentukan nilai barang yang akan ditukarkan, barang barter yang
tidak mudah dibawa, kesulitan memenuhi kebutuhan yang bermacam-macam.
Ketika seseorang dari suku A mempunyai kelebihan sumber pangan dan ia
ingin menukarkannya dengan barang sandang sedangkan orang dari suku B hanya
mempunyai barang lebih pada persedian pangan juga dan ingin menukarkannya
dengan kebutuhan papan. Hal ini menjadikan dua orang suku tersebut mengalami
kesulitan ketika mencari orang yang dapat memenuhi kebutuhannya saat itu juga.
Dengan adanya permasalahan tersebut maka diperlukannya alat tukar yang
dapat diterima oleh semua pihak, alat tukar demikian disebut uang. Uang pertama
kali dikenal dalam peradaban Sumeria dan Babylonia1. Menurut ensiklopedi
Indonesia uang adalah segala sesuatu yang biasanya digunakan dan diterima
umum sebagai alat penukar atau standar pengukuran nilai. Uang ini memiliki
berbagai bentuk, pada masa awalnya uang masih terbuat dari bahan sedernaha
seperti kayu dan kerang. Namun karena ketahanannya yang tidak berjangka
panjang maka di buatlah uang yang memiliki daya tahan lebih lama, yaitu uang

1
Septia Wulan Sari, Perkembangan dan Pemikiran Uang dari Masa ke Masa ( Jurnal An-Nisbah Vol,
03 No.1, Oktober 2016) h.6

1
2

logam. Uang logam ini sudah digunakan pada masa romawi bahan pembuatannya
pun beragam mulai dari emas , perak maupun tembaga.
Uang logam mempunyai kelebihan dalam bertransksi yaitu dapat diterima
secara umum karena berguna dan berharga, dapat disimpan lama tanpa
mengurangi nilainya, mengandung nlilai yang besar dalam kuantitas atau volume
yang kecil sehingga lebih mudah dibawa, mudah dibgai tanpa mengurangi
nilainya atau mengalami kerugian, kualitas mudah di kontrol sehingga nilainya
bisa dipastikan, tidak mudah dipalsukan, bersifat homogen (serba sama)
Dari perkembangan uang logam yang semakin pesat ini, masyarakat mulai
merasakan kesulitan terhadap uang logam yaitu bahan baku pembuatan uang
logam lebih bernilai dan banyak digunakan untuk membuat barang selain uang
sehingga semakin lama bahannya semakin langka, tidak praktis karena bahan nya
yang berat membuat orang kesulitan membawa kemana-mana atau
menyimpannya karena membutuhkan tempat yang lebih besar, apabila membeli
barang dengan nominal yang besar membuat harus menghitung lebih lama karena
dominasi barangnya kecil-kecil.
Di lansir dari laman Deutche Welle yang di terbitkan kembali oleh
m.liputan6, Senin (18/12/2017) baru-baru ini petugas bank di Jerman baru saja
selesai menghitung nilai 1,2 juta koin logam. Dalam penghitungannya petugas
bank Deutche Bundesbank ( bank sentral Jerman) cabang Oldenburg Wolfgang
Kemereit mengalami kesulitan pasalnya koin logam tersebut tidak dapat dihitung
dengan mesin penghitung uang, terlebih sudah banyak koin yang berkarat dan
lengket sehingga membutuhkan waktu enam bulan untuk menghitung secara
manual,uang ini berasal dari seorang supir truk yang hendak mewariskan uang
logam yang telah ia kumpulkan selama kurang lebih 30 tahun kepada
keluarganya. Namun uang dengan berat 2,5 ton tersebut sulit untuk dikirim ke
luar kota.
Sebelumnya hal serupa pernah terjadi pula di China pada tahun 2015 di
mana seorang warga membeli mobil dengan 4 ton koin. Seperti yang dilaporkan
3

oleh BBC seorang pria di China membayar mobil baruna menggunakan 660.000
koin logam, petugas di ruang pamer mobil butuh waktu lebih dari 1 jam untuk
mengangkut seluruh uang koin tersebut ke dalam kantor mereka. Kemudian, para
staf perusahaan mobil itu mengangkut tumpukan ratusan ribu koin logam kembali
untuk membawannya ke bank.
Maka dari itu di bentuklah uang dengan bahan yang lebih mudah dicari
dan praktis, uang tersebut dinamakan uang kertas. Mula-mula uang kertas yang
beredar merupakan bukti-bukti pemilikan emas dan perak sebagai alat/perantara
untuk melakukan transaksi. Dengan kata lain, uang kertas yang beredar pada saat
itu merupakan uang yang dijamin 100% dengan emas atau perak yang disimpan
di pandai emas atau perak dan sewaktu-waktu dapat ditukarkan penuh dengan
jaminannya. Pada perkembangan selanjutnya, masyarakat tidak lagi menggunakan
emas (secara langsung) sebagai alat pertukaran. Sebagai gantinya, mereka
menjadikan 'kertas-bukti' tersebut sebagai alat tukar.2 Uang kertas adalah uang
yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap tertentu dan merupakan alat
pembayaran yang sah.
Uang kertas ini menjadi solusi yang dibutuhkan orang dalam bertransaksi
dengan mudah dan praktis. Uang kertas memiliki kelebihan yang lebih baik di
banding dengan barter dan uang logam diantaranya : biaya pembuatannya relatif
lebih murah, lebih fleksibel dan mudah dibawa untuk keperluan transaksi, dan
pengaturan jumlah uang yang beredar langsung di kontrol oleh pemerintah.
Seiring dengan kemajuan zaman maka berkembang pula sistem teknologi
dan informasi di dalam masyarakat. Hal ini semakin memudahkan manusia dalam
aktifitas kehidupan sehari-harinya. Perkembangan teknologi tersebut pun
digunakan dalam kegiatan ekonomi. Perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi telah menawarkan solusi untuk meningkatkan kinerja pelayanan
publik yang lebih berbasis pada good governance. Kesiapan sumber daya

2
https://id.wikipedia.org/wiki/Uang 1:56 PM 6/6/2018
4

manusia, regulasi, anggaran dana, sarana dan prasarana adalah hal mutlak yang
harus disediakan dalam penyelenggaran e-government. Salah satu tujuan
implementasi e-government adalah agar lembaga pemerintah mampu
menyediakan pelayanan publik yang lebih baik.3 Istilah e-government atau
electronic government merujuk pada penggunaan teknologi informasi oleh
oerganisasi pemerintahan agar organisasi tersebut lebih efektif dan transparan
sehingga pelayanan terhadap masyarakat dapat lebih baik.
Saat ini banyak kegiatan ekonomi yang memanfaatkan kecanggihan
teknologi informasi untuk memudahkan masyarakat, transformasi uang sebagai
sistem pembayaranpun juga semakin berkembang sepeti jual beli online, transfer
mobile, atau juga pembayaran untuk pembelian dan tagihan melalui kartu kredit
atau debit yang dikeluarkan oleh bank.
Menurut Undang-undang No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia,
dalam pasal 1 poin ke 6 dijelaskan bahwa sistem pembayaran adalah suatu sistem
yang mencakup seperangkat aturan, lembaga, dan mekanisme yang digunakan
untuk melaksanakan pemindahan dana, guna memenuhi suatu kewajiban yang
timbul dari suatu kegiatan ekonomi. Sistem pembayaran dalam masyarakat harus
menjamin terlaksananya perpindahan uang secara efisien dan aman sehingga
masyarakat merasa nyaman dalam melakukan setiap transaksi dalam kegiatan
ekonomi.
Perkembangan sistem pembayaran yang berbasis teknologi telah
mengubah secara signifikan arisitektur sistem pembayaran konvensional yang
mengandalkan fisik uang sebagai instrumen pembayaran. Meski fisik uang
sampai saat ini masih banyak digunakan masyarakat dunia sebagai alat
pembayaran, namun sejalan dengan perkembangan teknologi sistem pembayaran
yang pesat, pola pembayaran tunai (cash) secara berangsur beralih menuju

3
Joko Tri Nugraha, E-Government dan Pelayanan Publik (studi tentang elemen sukses pengembangan
e-government di pemerintahan kabupaten Sleman), Jurnal Komunikasi dan Kajian Media, Vol 2, No
1, 2018, h.33
5

pembayaran non tunai (noncash)4. Sejarah membuktikan perkembangan alat


pembayaran terus berubah-ubah bentuknya, mulai dari bentuk logam, uang kertas
konvensional, hingga kini alat pembayaran telah mengalami evolusi berupa data
yang dapat ditempatkan pada suatu wadah atau disebut alat pembayaran
elektronik.
Perkembangan sistem pembayaran didorong oleh semakin besarnya
volume transaksi yang dilakukan oleh masyarakat, peningkatan resiko,
kompleksitas transaksi, dan perkembangan teknologi itu sendiri. Pada sistem
pembayaran non tunai berkembang dari yang berbasis warkat (cek, bilyet giro,
nota debet, dan sebagainya) sampai kepada yang berbasis elektronik (kartu
elektronik maupun uang elektronik). Secara umum Uang elektronik
adalah uang yang digunakan dalam transaksi Internet dengan cara elektronik.
Biasanya, transaksi ini melibatkan penggunaan jaringan
komputer (seperti internet dan sistem penyimpanan harga digital)5.
Dapat dilihat dari tabel di bawah ini yang menjelaskan bagaimana
perkembangan uang elektronik yang beredar di masyarakat mulai tahun 2010
hingga September 2017.

4
R. Maulana Ibrahim, Paper Seminar Internasional Toward a Less Cash Society in
Indonesia, (Jakarta: Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran Bank Indonesia, 2006), h. 12
5
https://id.wikipedia.org/wiki/Uang_elektronik 19/11/2017
6

80,000,000 JUMLAH UANG ELEKTRONIK 71,738,618


70,000,000 YANG BEREDAR
60,000,000
51,204,580
50,000,000

40,000,000 36,225,373 35,738,233 34,314,795

30,000,000 21,869,964
20,000,000 14,299,726
7,914,018
10,000,000

0
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Sep-17
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Sumber : Publikasi Tahunan Bank Indonesia6


Gambar 1.1
Jumlah Uang Elektronik yang Beredar
Berdasarkan statistik yang dipublikasikan Bank Indonesia pada September
2017, perkembangan Uang Elektronik di Indonesia berkembang pesat dari mulai
perkembangannya pada tahun 2010. Tercatat dari tahun 2010, produk uang
elektronik yang beredar meningkat sebesar 906% atau 9.06x lipat sampai dengan
bulan September 2017. Hal ini menunjukkan bahwa produk ini semakin diminati
oleh masyarakat di Indonesia yang semakin berbasis kepada teknologi informasi
dalam dunia keuangan. Transaksi Uang Elektronik pun semakin meningkat dari
tahun ke tahun. Tercatat dalam statistik Bank Indonesia, transaksi uang elektronik
telah meningkat dari 26.541.982 transaksi pada tahun 2010 menjadi 683.133.352
transaksi pada tahun 2016 atau meningkat 2573%. Sedangkan nilai transaksi Uang
Elektronik (dalam rupiah) meningkat dari 693.467.000.000 pada tahun 2010

6
http://www.bi.go.id/id/statistik/sistempembayaran/uangelektronik/Contents
/Jumlah%20Uang%20Elekt ronik.aspx 18/11/2017
7

menjadi 7.063.689.000.000 pada tahun 2016 atau nilai transaksi menggunakan


Uang Elektronik telah meningkat sebesar 1018% atau lebih dari 10x lipat7.
Hal ini membuktikan bahwa produk Uang Elektronik merupakan sesuatu
yang dipandang sangat penting bagi masyarakat Indonesia saat ini. Dengan
dukungan teknologi yang semakin maju, masyarakat pengguna maupun penyedia
jasa sistem pembayaran non tunai secara terus menerus mencari alternatif
instrumen pembayaran non tunai yang lebih efisien dan aman. Selain itu,
perubahan pola hidup masyarakat yang disertai peningkatan efisiensi pola hidup
menuntut tersedianya sarana telekomunikasi dan transportasi yang yang demikian
cepat sehingga hambatan jarak dan waktu dapat dikurangi. Perkembangan
telekomunikasi dan transportasi ini juga memberikan pengaruh yang besar
terhadap transaksi keuangan terutama terkait dengan cara antar pihak melakukan
pembayaran.
Dalam proses berkembangnya uang elektronik masih banyak masyarakat
yang kurang paham mengenai penggunaan uang elektronik. Hal ini disampaikan
oleh Deputi Direktur Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran
RI Ricky Satria, menyatakan bahwa“Kendala di lapangan soal penggunaan uang
elektronik itu karena belum banyak masyarakat yang paham. Oleh karenanya,
kami perlu menggandeng pemda untuk sosialisasi uang elektronik”. Ujarnya di
Semarang (Rabu/10/2016).8 Maka dari itu masyarakat harus paham tentang
pentingnya alat elektronik salah satunya sebagai pembayaran transportasi.
Berdasarkan Undang – Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Bank
Indonesia, salah satu wewenang Bank Indonesia dalam rangka mengatur dan
menjaga kelancaran sistem pembayaran adalah menetapkan penggunaan alat
pembayaran. Penetapan alat pembayaran ini dimaksudkan agar alat pembayaran
yang digunakan dalam masyarakat memenuhi persyaratan keamanan dan efisiensi
7
www.bi.go.id/id/statistik/sistem-pembayaran/uang-elektronik/
contents/transaksi.aspx 18/11/2017
8
www.radioidola.com/2016/bi-sebut-penggunaan-e-money-masyarakat-dibawah-10-pesen/
15/08/2018
8

penggunanya. Perkembangan teknologi di bidang informasi dan komunikasi


memberi dampak terhadap munculnya inovasi-inovasi baru dalam pembayaran
elektronis (Electronic Payment).
Maka dalam menghadapi perkembangan perekonomian nasional yang
senantiasa bergerak cepat, kompetitif, dan terintegrasi dengan tantangan yang
semakin kompleks serta sistem keuangan yang semakin maju, diperlukan
penyesuain kebijakan di bidang ekonomi, termasuk keuangan. Melihat kondisi
tersebut maka Bank Indonesia selaku Bank Sentral Indonesia yang memiliki tugas
menentukan kebijakan moneter dan mengatur sistem pembayaran mengeluarkan
kebijakan sistem pembayaran melalui e-money yang telah diatur dalam Peraturan
Bank Indonesia No. 16/08/PBI/2014.
Dalam ketentuan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/ PBI/2009
tentang Uang Elektronik (Electronic Money) dalam ketentuan Pasal 1 Ayat 3, “
Uang Elektronik (Electronic Money) adalah alat pembayaran yang diterbitkan atas
dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu oleh pemegang kepada penerbit”.
Nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media server atau chip yang
digunakan sebagai alat pembayaran kepada pedagang yang bukan penerbit uang
elektronik tersebut.9
Perkembangan teknologi yang pesat pun mempengaruhi pada transportasi,
dengan bertambahnya jumlah penduduk membuat bertambahnya pula kendaraan
yang digunakan dalam menunjang kegiatan sehari-hari, hal itu berdampak pada
kemacetan yang terjadi karena lahan yang digunakan pun semakin berkurang.
Beberapa kebijakan pemerintah, Bank Indonesia, maupun perusahaan jasa
transportasi Indonesia ikut menggalakkan penggunaan uang elekronik ini dalam
mengatasi masalah transportasi. Sebelum teknologi masuk pada bidang
transportasi, masih banyak transportasi sederhana yang digunakan oleh
masyarakat seperti becak, sepeda motor, angkutan umum (angkot), dan kereta

9
Muhammad Sofyan Abidin, Dampak Kebijakan e-money di Indonesia sebagai Alat Sistem
Pembayaran Baru, Jurnal Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya, 2016, h.3
9

patas ekonomi. Kebijakan Bank Indonesia yang menggalakkan produk Uang


Elektronik ini adalah Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomer 11 Tahun 2009
tentang Uang Elektronik dan Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) tahun 2009
tentang Uang Elektronik (electronic money).
Salah satu kebijakan pemerintah untuk mengurangi kepadatan kendaraan
adalah membangun transportasi umum berbasis teknologi yang dapat digunakan
oleh masyarakat, transportasi umum ini bertujuan guna mengurangi penggunaan
kendaraan pribadi oleh masyarakat. Beberapa kebijakan jasa transportasi umum
yang familiar adalah Transjakarta dan KRL Commuter Line. Selain memberikan
jasa transportasi umum, pemerintah pun memberikan fasilitas yang baik guna lebih
menarik masyarakat menggunakan transportasi umum salah satunya ialah
menggunakan uang elektronik yang mana dapat membantu masyarakat lebih cepat
dan efisien dalam menggunakan transporatsi.
Saat ini KRL Commuterline dan Transjakarta dapat menggunakan Uang
Elektronik dalam proses pembayarannya. Bahkan pada moda transportasi
Transjakarta, seluruh koridor wajib menggunakan Uang Elektronik dan tidak boleh
lagi menggunakan uang tunai, hal ini ikut menambah jumlah pengguna dari
produk uang elektronik ini. Sektor jasa lain juga menuntut untuk menggunakan
uang elektronik agar bisa mendapatkan pelayanan yang terbaik, seperti
pembayaran Jalan Tol, pembayaran di SPBU, Minimarket dan lain-lain. Hal ini
untuk mempermudah bertransaksi dalam segi waktu transaksinya yang sangat
singkat, tidak perlu lagi menyiapkan uang kembalian, hingga mempermudah
pengelola merchant untuk mengawasi uang yang masuk.
Saat ini semakin meningkatnya penggunaan uang elektronik di wilayah
Jabodetabek, alasan masyarakat memilih uang elektronik karena penggunaannya
yang simpel, mudah, hemat serta adanya peran pemerintah dalam menerbitkan
kebijakan pengunaan uang elektronik terhadap transportasi massal di Jabodetabek.
Hal ini berdampak pula bagi masyarakat pendatang baru yang menetap di wilayah
Jabodetabek, mereka harus mengikuti perubahan sistem pembayaran pada alat
10

transportasi. Masyarakat yang tinggal di wilayah Jabodetabek bukan hanya diisi


oleh tenaga pekerja saja namun banyak generasi muda yang memilih untuk
melanjutkan pendidikannya di Jabodetabek, pun ini berdampak pada salah satu
perguruan tinggi negeri yang berkembang di Jabodetabek ialah Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang berada di Ciputat Tanggerang Selatan,
sebagai Universitas negeri yang besar mahasiswa yang menempuh pendidikan di
UIN Jakarta tidak hanya berasal dari wilayah Jabodetabek, namun mahasiswa
yang mendominasi di universitas tersebut adalah mahasiswa pendatang dari
berbagai wilayah Indonesia bahkan internasional.
Dengan perkembangan yang terjadi setiap saat di Jabodetabek, serta
mobilitas mahasiswa yang tinggi memberikan pengaruh terhadap penggunaan
transportasi, salah satunya pada mahasiswa UIN Jakarta. Mereka memilih
menggunakan uang elektronik sebagai alat pembayaran transportasi karena
penggunaannya yang simpel dan mudah, uang elektronik pun membantu mereka
bergerak lebih cepat apabila membayar transportasi tidak perlu lagi mengantri
lebih lama ataupun menyiapkan terlebih dahulu uang kecil untuk pembayaran.
Pengisian saldo isi ulang pun dapat dilakukan secara elektronik menggunakan
mobile banking, dan mini market hal ini yang terbilang mudah tanpa harus stasiun
dan halte busway.
Teknologi informasi sangat berperan untuk mengefisienkan segala sesuatu
yang kita lakukan termasuk dalam hal alat pembayaran yang lebih praktis, baik di
masa kini maupun masa depan, dengan satu tujuan yaitu mencapai efisiensi dan
produktivitas maksimum. Keberadaan uang elektronik menjadi salah satu bentuk
perkembangan tekonologi yang pesat dan menjadi suatu kebutuhan penting
terutama bagi mahasiswa uin Jakarta ketika bermobilitas menggunakan
transportasi umum khususnnya transjakarta dan commuterline. Kebutuhan hidup
yang semakin meningkat menyebabkan uang elektronik sebagai bentuk produk
teknologi yang efisien karena dapat menjangkau kebutuhan yang diperlukan
dengan hanya satu kartu dan dalam waktu yang singkat.
11

Oleh karena itu penulis berusaha untuk membahas kajian tersebut dengan judul
tentang

“PENGARUH UANG ELEKTRONIK TERHADAP EFISIENSI SISTEM


PEMBAYARAN TRANSPORTASI DI WILAYAH JABODETABEK STUDI
KASUS MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATTULLAH JAKARTA”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diidentifikasi beberapa
masalah sebagai berikut :
1. Sulit menentukan nilai barang yang akan di tukarkan pada sistem barter
2. Adanya ketidakpraktisan pada uang logam
3. Meningkatnya kemacetan di wilayah Jabodetabek
4. Adanya ketidakefisienan pada sistem pembayaran transportasi
menggunakan uang konvensional
5. Masih banyak masyarakat yang kurang paham tentang uang elektronik
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan pada indentifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi
permasalahan masih banyak masyarakat yang kurang paham tentang uang
elektronik sesuai dengan ketentuan Peraturan Bank Indonesia Nomor
11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik (Electronic Money) dalam ketentuan
Pasal 1 Ayat 3.
Adapun secara khusus penulis batasi permasalahan yaitu :
1. Uang elektronik yang dimaksud sesuai dengan ketentuan Peraturan Bank
Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik (Electronic
Money) dalam ketentuan Pasal 1 Ayat 3.
2. Uang elektronik terdiri dari TapCash, Flazz, E-money, Brizzi dan Jakcard.
3. Efisiensi pembayaran transportasi terkait adalah Transjakarta dan KRL
Commuter Line.
12

4. Kawasan penelitian adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada pembatasan masalah yang telah dipaparkan di atas,
maka perumusan masalah dalam penelitian kuantitatif adalah : Bagaimana
pengaruh uang elektronik terhadap efisiensi pembayaran transportasi di
wilayah Jabodetabek?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan
di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui pengaruh
uang elektronik terhadap efisiensi pembayaran transportasi di wilayah
jabodetabek.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini terdiri dari dua, yaitu manfaat teoritis dan praktis.
Dari penelitian yang telah dilakukan peneliti berharap memiliki manfaat
sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis
Sebagai sumbangan perkembangan ilmu dan pengetahuan teknologi
ekonomi pada khususnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pemerintah wilayah Jabodetabek, diharapkan penelitian ini dapat
menjadi bahan masukan atau solusi untuk pengelolaan alat transportasi
yang modern dan efisien sehingga dapat membantu dalam mengatasi
permasalahan terkait kemacetan.
b. Bagi Perbankan dan perusahaan, dapat meningkatakan kenyamanan
dan fasilitas yang baik pada produk yang mereka keluarkan sebagai
bentuk alat pembayaran yang praktis dan efisien.
c. Bagi mahasiswa Jabodetabek dapat menjadi pertimbangan dalam
menggunakan transportasi modern yang berbasis alat pembayaran
elektronik.
13

d. Bagi penulis, dengan dilakukannya penelitian ini penulis dapat


memberikan gambaran mengenai pengaruh uang elektronik terhadap
efisiensi pembayaran transportasi di wilayah Jabodetabek.
e. Bagi para peneliti, diharapkan dapat menjadi sumber rujukan atau
acuan, tambahan informasi serupa ketika melakukan penelitian terkait
serta untuk dikembangkan lebih lanjut.
BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR.

A. Kajian Teori
1. Sistem Pembayaran
a. Definisi Sistem Pembayaran
Secara terminologi sistem pembayaran terdiri atas dua kata yakni
“sistem” dan “pembayaran”. Kata “ sistem” menurut Kamus Umum
Bahasa Indonesia adalah sekelompok bagian-bagian yang bekerja
bersama-sama untuk melakukan sesuatu maksud.1 Atau bisa juga
diartikan sebagai cara atau metode yang teratur untuk melakukan
sesuatu.
Sedangkan kata “pembayaran” lazim diartikan sebagai
“perpindahan nilai antara dua belah pihak”. Secara sederhana, kedua
belah pihak dimaksud adalah pihak pembeli dan pihak penjual. Jadi
pada saat bersamaan terjadi perpindahan barang dan jasa. Maka dalam
setiap kegiatan ekonomi, di mana terjadi perpindahan barang atau jasa
pasti melibatkan apa yang disebut dengan proses pembayaran.
Dengan definisi per kata tersebut dapat dipahami bahwa sistem
pembayaran merupakan kerja yang teratur dari berbagai bagian dalam
rangka perpindahan nilai di antara dua belah pihak yang melakukan
transaksi.2 Sistem pembayaran dapat pula diartikan sebagai sistem yang
mencakup seperangkat aturan, lembaga, dan mekanisme yang dipakai
untuk melaksanakan pemindahan dana guna memenuhi suatu kewajiban
yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi.

1
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), edisi keempat, h.1320
2
Aulia Pohan, Sistem Pembayaran Strategi dan Implementasi di Indonesia, ( Jakarta : Rajawali Pers,
2013), h.70

14
15

b. Prinsip Dasar Sistem Pembayaran


Penetapan kebijakan sistem pembayaran umumnya mengacu
pada prinsip-prinsip dasar yang berlaku umum. Paling tidak ada tiga
prinsip dasar yang dipegang oleh lembaga yang mengendalikan sistem
pembayaran. Ketiga hal tersebut adalah :3
1) Pertama, bagaimana meminimalisasi resiko (Risk Reducatio).
Sistem pembayaran yang terkendali dengan baik akan dapat
mengurangi berbagai risiko yang timbul. Terdapat berbagai jenis
risiko yang dapat terjadi dalam sistem pembayaran. Mulai dari
risiko operasional, risiko likuiditas, risiko kredit dan risiko
sistemik.
2) Prinsip kedua yang harus dipegang dalam implementasi sistem
pembayaran adalah bagaimana sebuah sistem dapat meningkatkan
efisiensi. Arah dari prinsip ini adalah untuk menuju efisiensi
pembayaran yang pada gilirannya harus dapat mendukung efisiensi
perekonomian. Efisiensi dapat dilihat dari berbagai hal.
Terutama efisien dan operasional yang menyangkut pemanfaatan
waktu (efficient timely services). Sistem pembayaran yang efisien
salah satunya dapat diwujudkan melalui pelayanan jasa sistem
pembayaran secara nasional baik secara geografis maupun
segmentasi dari pengguna. Upaya untuk melakukan pelayanan jasa
sistem pembayaran secara nasional dapat diwujudkan melalui
penerapan sistem RTGS (Real Time Gross Settlement) yang
memungkinkan bank-bank yang berada di daerah melakukan
transaksi yang sama dengan bank-bank yang berada di perkotaan.
Upaya lain adalah melalui pengembangan sistem kliring yang

3
Ibid.,72-80
16

terintegrasi secara nasional, dalam implementasi di Indonesia


dikenal dengan sistem kliring nasional bank Indonesia (SKNBI).
3) Prinsip ketiga adalah kesetaraan. Pemberian akses yang equal baik
kepada peserta di dalam sistem pembayaran maupun kepada
masyarakat luas sebagai pengguna. Kesetaraan akses adalah
persamaan hak pada semua pihak yang terkait dalam sistem
pembayaran. Tidak ada pihak yang diistimewakan, semua diberi
akses sesuai dengan peran dan fungsinya.
4) Prinsip keempat adalah prinsip perlindungan konsumen (consumer
protection). Bank sentral mempunyai kewenangan dan tanggung
jawab untuk melakukan pengawasan agar masyarakat luas dapat
memperoleh jasa sistem pembayaran yang efisien, cepat, aman,
dan andal. Aspek perlindungan konsumen mencakup hak dan
kewajiban pengguna jasa sistem pembayaran untuk memperoleh
dan memberikan informasi yang jelas, benar dan jujur.
c. Jenis-jenis Sistem Pembayaran
Sistem pembayaran berdasarkan jenis transaksi yang dilakukan
umunya dikenal beberapa kelompok yaitu :4
1. Retail Payment
Sistem pembayaran ini digunakan untuk memproses transaksi
ekonomi nilai kecil yang dikhususkan untuk bayar membayar tanpa
menggunakan sepeser uang. Jenis retail payment yang dikenal saat ini
adalah :
a. ATM
b. Using Payment Cards
c. E-money
d. Digital Money

4
Ibid, h. 81
17

2. Batch System
Sistem ini memungkinkan dilakukannya pembacaan data dari
instrumen paper-based kemudian memproses seluruh batches dari
instrumen paper-based secara elektronik. Bank atau nasabah bank
dapat menyiapkan langsung instrumen paper-based tersebut dan
menyerahkannya kepada pada clearing house melalui bank.
Pembayaran dilakukan melalui sistem ini, termasuk ke dalamnya
adalah instrumen cek dan credit remittance ( dan bentuk instrumen
paper based lainnya), electronic direct debit payment dan electronic
credit payments, standing orders, dan lain-lain.
3. Wholesale Payment
Whosale Payment Systems adalah pemrosesan transaksi khusus
yang bernilai besar dan bersifat penting yang muncul dari transaksi
treasury, dealing, trade finance dan operasi lainnya di bank-bank yang
tersentralisasi.5 Faktor utama yang membedakan sistem ini selain dari
nilai pembayarannya, adalah bahwa setiap pembayaran diproses secara
individual. Karena wholesale payment systems dapat mengurangi
tingkat systemic risk systemic risk yang mungkin timbul, Bank
Indonesia bermaksud mengembangkan dan memantau pengembangan
sistem ini.
4. Payment versus Payment (PVP)
Tujuan dari PVP ini adalah :
a. Menciptakan sistem pembayaran payment vs payment (PVP)
secara real time untuk penyelesaian transaksi FX Trading di
Perbankan Indonesia, dimana settlement IDR leg dilakukan secara
simultan dengan settlemet USD leg.
b. Menciptakan sistem pembayaran nasional yang lebih terintegrasi.

5
Ibid, h. 82
18

c. Memberikan kemudahan bagi perbankan Indonesia untuk


mengembangkan bisnis FX Trading-nya
d. Alat Pembayaran Berdasarkan Jenis Penggunaan
Dalam pengunaannya alat pembayaran terbagi menjadi dua jenis
yaitu 6
1) Alat pembayaran tunai. Alat pembayaran ini memakai uang
kartal (uang kertas dan logam). Uang kartal masih memainkan
peran penting khususnya untuk transaksi bernilai kecil. Dalam
masyarakat moderen seperti sekarang ini, pemakaian alat
pembayaran tunai seperti uang kartal memang cenderung lebih
kecil dibanding uang giral. Pada tahun 2005, perbandingan uang
kartal terhadap jumlah uang beredar sebesar 43,3 persen. Namun
patut diketahui bahwa pemakaian uang kartal memiliki kendala
dalam hal efisiensi. Hal itu bisa terjadi karena biaya pengadaan dan
pengelolaan (cash handling) terbilang mahal. Hal itu belum lagi
memperhitungkan inefisiensi dalam waktu pembayaran.
2) Alat pembayaran nontunai. Sistem Pembayaran non tunai
merupakan sistem pembayaran tanpa menggunakan uang tunai
yang mulai diperkenalkan dalam transaksi ritel pada tahun 1990an.
Sistem pembayaran nontunai sendiri bukan sebagai pengganti
sistem pembayaran tunai, tapi saling melengkapi satu sama lain.
Penggunaan uang tunai dalam transaksi pembayaran sebenarnya
sudah jauh lebih praktis dibandingkan sistem barter ataupun
sistem commodity currency yang digunakan oleh manusia zaman
dulu. Tapi sejalan dengan kebutuhan masyarakat dan
perkembangan teknologi, penggunaan tunai dianggap kurang
praktis dan aman. Alat atau instrumen pembayaran nontunai yang

6
www.bi.go.id/id/sistem-pembayaran/di-indonesia/sekilas/Contents/Default.aspx
19

resmi diterbitkan Bank Indonesia selaku satu-satu regulator sistem


pembayaran adalah instrumen berbasis kertas, berbasis kartu dan
berbasis elektronik.
2. Transportasi
a. Definisi Transportasi
Transportasi berasal dari kata transportation, dalam bahasa Inggris
yang memiliki arti angkutan, yang menggunakan suatu alat untuk
melakukan pekerjaan tersebut, atau dapat pula berarti suatu proses
pemindahan manusia atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan
menggunakan suatu alat bantu kendaraan darat, laut, maupun udara, baik
umum maupun pribadi dengan menggunakan mesin atau tidak
menggunakan mesin.7
Usaha angkutan oleh masyarakat hadir dalam berbagai bentuk, usaha
pribadi, dalam koperasi sampai dalam bentuk usaha berbadan hukum.
Demikian juga peran dari pemerintah, seperti pembangunan prasarana
jalan, jembatan, terminal, melakukan berbagai kajian, penyusunan
peraturan serta pendirian perusahaan strategis di bidang kereta api,
perkapalan, dan penerbangan.
Transportasi bukan hanya penting di perkotaan, tetapi juga di daerah
pedesaan atau antar keduanya. Sarana transportasi dibutuhkan guna
menghubungkan kota dengan desa atau sebaliknya desa dengan kota.
Perbedaannya adalah terletak pada intensitas, manajemen atau pengaturan
dan kebutuhan fasilitas.
b. Klasifikasi Transportasi
Transportasi dapat diklasifikasikan menurut macam atau moda atau
jenisnya (modes of transportation). Berdasarkan dari sudut jalan atau

7
Maringan Masry Simbolon, Ekonomi Transportasi , ( Jakarta : Ghalia Indonesia, 2003), h.1-2
20

permukaan jalan yang akan digunakan transportasi terbagi menjadi 3


sebagai berikut. 8
1) Transportasi Darat atau Land Transport

Transportasi darat ialah transpor yang menggunakan tenaga


penggerak manusia, tenaga binatang, tenaga uap, tenaga listrik,
bahan bakar minyak (BBM) dan disel. Selain itu jalan yang
digunakan transpor ini ialah jalan setapak, jalan tanah, jalan baja
(rel), jalan kerikil, dan jalan aspal. Adapun jenis dari trasnportasi
darat ini yaitu : becak, sepeda, kereta api, motor, truk, bus, dan
kendaraan bermotor lainnya.
2) Transportasi Melalui Air atau Water Transport
Transportasi air adalah transpor yang alat angkutnya digunakan
di air, seperti perahu, sampan, kano, kapal uap, motor boat, kapal
mesin. Sedangkan tenaga penggeraknya antara lain tenaga uap,
BBM, pendayung, layar, dan diesel.
3) Transportasi Udara atau Air Transport
Transpor udara merupakan alat angkutan yang mutakhir dan
tercepat pada masa kini. Transpor ini menggunakan pesawat udara
(dengan segala jenisnya) sebagai alat transpor dan udara atau ruang
angkasa sebagai jalannya. Mengenai tenaga penggerak yang
digunakan adalah BBM dengan rupa alat yang digerakkannya.
c. Peranan Transportasi
Peranan transportasi mencakup bidang yang luas di dalam
kehidupan manusia yang meliputi atas berbagai aspek, yaitu :

8
Rustian Kamaludin, Ekonomi Transportasi Karakteristik Teori dan Kebijakan, ( Jakarta : Ghalia
Indonesia, 2003), h.18-19
21

1. Aspek Sosial dan Budaya


Dampak sosial dari transportasi dirasakan pada peningkatan
standar hidup. Transportasi menekan biaya dan memperbesar
kuantitas keanekaragaman barang, hingga terbuka kemungkinan
adanya perbaikan dalam perumahan, sandang, dan pangan serta
rekreasi. Dampak lain adalah terbukanya kemungkinan
keseragaman dalam gaya hidup, kebiasaan dan bahasa.
2. Aspek Politis dan Pertahanan
Di negara maju maupun berkembang transportasi memiliki dua
keuntungan (advantages) politis, yaitu (a) transportasi dapat
memperkokoh persatuan dan kesatuan nasional, (b) transportasi
merupakan alat mobilitas unsur pertahanan dan keamanan yang
harus selalu tersedia, bukan saja untuk keperluan rutin angkutan
unsur-unsur pertahanan dan keamanan. Mobilitas yang tinggi dari
aparat keamanan masyarakat, melalui lancarnya transportasi akan
memberi rasa aman, tentram, dan usaha penegakan hukum.
3. Aspek Hukum
Di dalam pengoperasian dan pemilikan alat transportasi
diperlukan ketentuan hukum mengenai hak, kewajiban, dan
tanggung jawab serta perasuransian apabila terjadi kecelakaan
lalulintas juga terhadap penerbangan luar negeri yang melewati
batas wilayah suatu negara, diatur di dalam perjanjian antarnegara
(bilateral air agreement).
4. Aspek Teknik
Hal-hal yang berkaitan dengan pembangunan dan
pengoperasian transportasi menyangkut aspek teknik yang harus
menjamin keselamatan dan keamanan dalam penyelenggaraan
angkutan.
22

5. Aspek Ekonomi
Dari aspek ekonomi transportasi dapat ditinjau dari sudut
ekonomi makro dan ekonomi mikro. Dari sudut ekonomi makro
transportasi merupakan salah satu prasarana yang menunjang
pelaksanaan pembangunan nasional. Sedangkan dari sudut
ekonomi mikro transportasi dapat dilihat dari kepentingan dua
pihak, yaitu
a) Pada pihak perusahaan transportasi (operator)
Transportasi merupakan usaha memproduksi jasa angkutan
yang dijual kepada pemakai dengan memperoleh keuntungan.
b) Pada pihak pemakai jasa transportasi (users)
Transportasi sebagai salah satu mata rantai dari arus bahan
baku untuk produksi dan arus distribusi barang jadi yang
disalurkan ke pasar serta kebutuhan pertukaran barang di pasar.
d. Fungsi Transportasi
Transportasi berfungsi sebagai faktor penunjang dan perangsang
pembangunan (the promoting sector) dan pemberi jasa (the servicing
perkembangan ekonomi sector) bagi.
e. Manfaat Transportasi
1. Manfaat Ekonomi
Kegiatan ekonomi bertujuan memenuhi kebutuhan manusia
dengan menciptakan manfaat. Transportasi adalah salah satu jenis
kegiatan yang menyangkut peningkatan kebutuhan manusia dengan
mengubah letak geografis orang maupun barang. Selain itu dengan
transportasi para konsumen datang ke pasar atau tempat pelayanan
kebutuhannya seperti pasar, rumah sakit, pusat rekreasi, dan lain-
lainnya.
23

2. Manfaat Sosial
Dalam hubungan sosial transportasi membantu dalam
menyediakan berbagai kemudahan, antara lain (a) pelayanan untuk
perorangan maupun kelompok, (b) pertukaran atau penyampaian
informasi, (c) perjalanan untuk rekreasi, (d) perluasan jangkauan
perjalanan sosial, (e) pemendekan jarak antara rumah dan tempat
kerja, dan (f) bantuan dalam memperluas kota atau memancarkan
pendudukan menjadi kelompok yang lebih kecil.
3. Manfaat Politis dan keamanan
Menurut Schumer menyebutkan beberapa manfaat politis
transportasi yang dapat berlaku bagi negara mana pun yaitu sebagai
berikut :
a) Transportasi menciptakan persatuan dan kesatuan nasional yang
semakin kuat dengan meniadakan isolasi
b) Transportasi menyebabkan pelayanan kepada masyarakat dapat
dikembangkan atau diperluas dengan lebih merata pada setiap
bagian wilayah suatu negara.
c) Keamanan negara terhadap serangan dari luar yang tidak
dikehendaki mungkin sekali bergantung pada transportasi yang
efisien yang memudahkan mobilisasi segala daya (kemampuan
dan ketahanan) nasional serta memungkinkan perpindahan
pasukan perang selama masa perang.
d) Sistem transportasi yang efisien memungkinkan negara
memindahkan dan mengangkut penduduk dari daerah yang
mengalami bencana alam.
4. Manfaat Kewilayahan
Kegiatan transportasi yang terwujud menjadi lalu lintas pada
hakikatnya adalah kegiatan yang menghubungkan dua lokasi tata guna
lahan yang mungkin berbeda, tetapi mungkin pula sama. Mengangkut
24

orang atau barang dari suatu tempat ke tempat lain berarti


memindahkannya dari satu guna lahan ke guna lahan lain, berarti
mengubah nilai ekonomis orang atau barang tersebut.
f. Faktor Penentu Pengembangan Transportasi9
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan
transportasi di masa akan datang yaitu :
1) Ekonomi
Ekonomi merupakan dasar dari dikembangkannya sistem
transportasi, dengan tujuan utama untuk mengurangi biaya
produksi dan distribusi serta untuk mencari sumber daya alam dan
menjangkau pasar yang lebih luas. Contoh dari faktor ini bisa
terlihat pada perkembangan armada laut negara-negara seperti
Inggris dan Portugis di masa lalu yang di antaranya disebabkan
oleh adanya alasan ekonomi ini.
2) Geografi
Alasan dikembangkannya sistem transportasi pada awalnya
adalah untuk mengatasi keadaan alam setempat dan kemudian
berkembang dengan upaya untuk mendekatkan sumber daya
dengan pusat produksi dan pasar. Pada alasan yang pertama,
terdapat beberapa sistem transportasi yang dikembangkan secara
spesifik pada beberapa daerah khusus untuk mengatasi rintangan
pada daerah tersebut, misalnya sistem transportasi kereta gantung
di daerah pengunungan, sistem kereta luncur es di daerah yang
selalu bersalju dan sebagainya.
3) Politik
Secara politik dikembangkannya suatu sistem transportasi

9
Mustofa Fajar Nugraha, Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Transportasi, Paper
UNSOED, 2015, h. 1
25

adalah untuk menyatukan daerah-daerah dan mendistribusikan


kemakmuran keseluruh pelosok suatu negara tertentu.
4) Pertahanan dan Keamanan
Dari segi pertahanan keamanan negara dikembangkannya
sistem transportasi adalah untuk keperluan pembelaan diri dan
menjamin terselenggaranya pergerakan dan akses yang cepat ke
tempat-tempat strategis, misalnya daerah perbatasan negara, pusat-
pusat pemerintahan atau instalasi penting lainnya. Contoh dalam
hal ini adalah dikembangkannya jalan-jalan pada masa kerajaan
Romawi atau pembuatan jalan pos Anyer-Panarukan sepanjang
kira-kira 1.000 km di masa kekuasaan Daendels di Indonesia
(Hindia Belanda) pada tahun 1809.
5) Teknologi
Adanya penemuan-penemuan teknologi baru yang mendorong
kemajuan di keseluruhan sistem transportasi.
6) Kompetisi
Adanya persaingan baik antarmoda, maupun dalam bentuk
lainnya, seperti pelayanan, material dan lain-lain, secara tidak
langsung akan mendorong perkembangan sistem transportasi
dalam rangka memberikan pilihan yang terbaik.
7) Urbanisasi
Dengan makin meningkatanya arus Urbanisasi, maka
pertumbuhan kota-kota akan semakin meningkat dan dengan
sendirinya kebutuhan jaringan transportasi untuk menampung
pergerakan warga kotanya pun akan semakin meningkat pula.
26

3. Electronic Government
a. Definisi Electronic Government
Menurut Indrajit dalam Jamal “E-Government adalah penggunaan
teknologi informasi oleh pemerintah (seperti Wide Area Network, Internet
dan Mobile Computing) yang memungkinkan pemerintah untuk
mentransformasikan hubungan dengan masyarakat, dunia bisnis dan pihak
yang berkepentingan. Dalam prakteknya E-Government adalah penggunaan
internet untuk melaksanakan urusan pemerintah dan penyediaan pelayanan
masyarakat. Pengembangan E-Government merupakan upaya untuk
mengembangkan penyelenggraan kepemerintahan yang berbasis elektronik
dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif.10
Menurut Hartono E-Government merupakan suatu sistem pemerintahan
dengan memanfaatkan ICT (information, communication and technology)
sebagai alat untuk memberikan kemudahaan proses komunikasi dan
transaksi kepada warga masyarakat, organisasi bisnis dan lembaga
pemerintah serta stafnya. Sehingga dapat dicapai efisiensi, efektivitas,
transparansi dan pertanggungjawaban pemerintah kepada masyarakatnya.
Konsep pengembangan E-Government menentukan prioritas
pengembangan E-Government suatu lembaga pemerintah, menyangkut
hubungan Government to Government (G2G), Government to Business
(G2B), dan Government to Citizen (G2C).11
b. Jenis-Jenis E-Government12
a. G2G (Government to Governments) Di era globalisasi ini terlihat jelas
adanya kebutuhan bagi negara-negara untuk saling berkomunikasi
secara lebih intens dari hari ke hari. Kebutuhan untuk berinteraksi

10
Danang, Ma’ruf, Electronic Government Pemberdayaan Pemerintahan Dan Potensi Kelurahan,
Jurnal STMIK Pringsewu Lampung, 2017, h.471
11
Hartono, Mulyanto, Electronic Government Pemberdayaan Pemerintahan dan Potensi Desa
Berbasis Web, Jurnal Teknologi Informasi, Vol 6 No 1, 2010,h.16
12
Ibid, h. 472
27

antar satu pemerintah dengan pemerintah setiap harinya tidak hanya


berkisar pada hal-hal yang berbau diplomasi semata, namun lebih jauh
lagi untuk memperlancar kerjasama antar negara dan kerjasama antar
entitientiti negara (masyarakat, industri, perusahaan, dan lain-lain)
dalam melakukan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi
perdagangan, proses-proses politik, mekanisme hubungan sosial dan
budaya, dan lain sebagainya.
b. G2B (Government to Business) salah satu tugas utama dari sebuah
pemerintahan adalah membentuk sebuah lingkungan bisnis yang
kondusif agar roda perekenomian sebuah negara dapat berjalan
sebagaimana mestinya. Dalam melakukan aktivitas sehari-harinya,
entiti bisnis semacam perusahaan swasta membutuhkan banyak sekali
data dan informasi yang dimiliki oleh pemerintah. Disamping itu, yang
bersangkutan juga harus berinteraksi dengan berbagai lembaga
kenegaraan karena berkaitan dengan hak dan kewajiban organisasinya
sebagai sebuah entiti berorientasi profit.
c. G2C (Government to Citizens) merupakan aplikasi E-Government
yang paling umum, yaitu dimana pemerintah membangun dan
menerapkan berbagai portofolio teknologi informasi dengan tujuan
utama untuk memperbaiki hubungan interaksi dengan masyarakat
(rakyat). Dengan kata lain, tujuan utama dari dibangunnya aplikasi E-
Government bertipe G-to-C adalah untuk mendekatkan pemerintah
dengan rakyatnya melalui kanal-kanal akses yang beragam agar
masyarakat dapat dengan mudah menjangkau pemerintahnya untuk
pemenuhan berbagai kebutuhan pelayanan sehari-hari. Salah satu
bentuk penerapan Government to Citizens yang terjadi di Jabodetabek
adalah adanya penggunaan media uang elektronik dalam pembayaran
transportasi publik yang bertujuan dalam membantu mempermudah
masyarakat bertransaksi secara elektronik.
28

4. Uang Elektronik
a. Definisi Uang Elektronik
Dalam Publikasi yang di keluarkan oleh Bank for International
Settlement (BIS) pada bulan Oktober 1996 mendefinisikan uang
elektronik sebagai stored-value or prepaid products in which a record
of the funds or value available to a consumer is stored on an electronic
device in the consumer’s possession.13
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor: 11/12/PBI/2009
Tentang Uang Elekronik adalah alat pembayaran yang mememuhi
unsur unsur sebagai berikut 14:
a. Diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor dahulu oleh
pemegang kepada penerbit
b. Nilai uan disimpan secara elektronik dalam suatu media seperti
server atau chip
c. Digunakan sebagai alat pembayaran kepada pedagang yang bukan
merupakan penerbit uang elektronik tersebut
d. Nilai uang elektronik yang disetor oleh pemegang dan dikelola
oleh penerbit bukan merupakan simpanan sebagaimana dimaksud
dalam undang-undang yang mengatur mengenai perbankan.
b. Bentuk Uang Elektronik
Uang elektronik memiliki media elektronik yang berfungsi sebagai
penyimpanan nilai uang (monetray value) yang terbagi atas dua jenis
yaitu:15
1) Berdasarkan Medianya
a) Uang elektronik yang nilai uang elektroniknya selain dicatat
pada media elektronik yang dikelola oleh penerbit juga dicatat
13
Bank For International Settelments, Implications For Cenral Bank Of The Development Of
Electronic Money, (Basel: BIS, 1996), h. 1
14
Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI /2009 Tentang Uang Elektronik, h.3
15
Ibid, h. 1-2
29

pada media elektronik yang dikelola oleh pemegang. Sistem


pencatatan seperti ini terjadi pada uang elektronik yang berbasis
kartu dan memungkinkan transaksi dilakukan secara offline.
Contoh uang jenis ini dapat dilihat pada Gambar 2.2 yaitu :
TapCash BNI, Flazz BCA, E-Money Mandiri, Brizi BRI,
Jakcard DKI.

Sumber www.bi.go.id
Gambar 2.1
Contoh Uang Elektronik Berbasis Chip dan Server

b) Uang elektronik yang nilai uang elektroniknya hanya dicatat


pada media elektronik dan dikelola oleh penerbit. Dalam hal
ini pemegang diberi hak akses oleh penerbit terhadap
penggunaan nilai uang elektronik tersebut.
Sistem pencatatan seperti ini terjadi pada uang elektronik
berbasis server yang mana uang elektronik tersebut tercatat
pada media elektronik yang di kelola oleh penerbit akan
berkurang secara langsung dan hanya dapat dilakukan secara
30

online. Contoh dari uang jenis ini seperti terlihat pada


Gambar 2.2 T-Cash, dompetku, Go-pay, DOKU.
2) Berdasarkan Jangkauan Penggunaannya
Uang elektronik berdasarkan jangkauan penggunaannya terbagi
menjadi dua :
a) Single Purpose
Single-purpose; adalah uang elektronik yang digunakan untuk
melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari satu jenis
transaksi ekonomi, misalnya uang elektronik yang hanya dapat
digunakan untuk pembayaran transportasi umum. Seperti kartu
Commet yang dikhususkan untuk penggunaan KRL/
Commuterline.
b) Multi Purpose
Multi-purpose; adalah uang elektronik yang digunakan untuk
pembayaran atas kewajiban pemegang kartu terhadap berbagai
transaksi ekonomi yang dilakukannya. Contohnya pengguna uang
elektronik dapat menggunakan untuk pembayaran tol, telepon
umum, jasa transportasi, ataupun berbelanja hanya dengan satu
kartu. Seperti TapCash BNI, Brizzi BRI, Flazz BCA.
c. Jenis – jenis Transaksi Uang Elektronik
Jenis-jenis transaksi uang elektronik secara umum, meliputi :
1) Penerbitan (Issuance) dan Pengisian Ulang (Top-up atau
Loading)
Pengisan nilai uang dapat dilakukan terlebih dahulu oleh
penerbit kedalam uang elektronik sebelum dijual kepada
pemegang. Kemudian pemegang dapat melakukan pengisan
ulang (top-up) yang dapat dilakukan dengan berbagai cara,
seperti melalui penyetoran tunai, melalui pendebitan rekening
31

di bank, atau melalui terminal – terminal pengisian ulang yang


telah dilengkapi peralatan khusus oleh penerbit.
2) Transaksi Pembayaran
Pada prinsipnya transaksi pembayaran dengan
menggunakan uang elektronik dilakukan melalui pertukaran
nilai dalam bentuk data elektronik dengan barang antara
pemegang dan pedagang dengan menggunakan protocol yang
telah ditetapkan sebelumnya.
3) Transfer
Dalam uang elektronik, transfer adalah pengiriman nilai
uang elektronik antar pemegang uang elektronik melalui
terminal-terminal yang telah disediakan dan dilengkapi dengan
peralatan khusus.
4) Tarik Tunai
Tarik tunai adalah penarikan tunai nilai mata uang
elektronik yang dapat dilakukan setiap saat oleh pemegang dan
tercatat pada media uang elektronik.
5) Refund
Refund atau reedem ialah penukaran kembali nilai uang
elektronik kepada penerbit, baik yang dilakukan oleh
pemegang pada saat nilai uang elektronik tidak terpakai atau
masih tersisa pada saat pemegang mengakhiri penggunaan
uang elektronik yang diperoleh dan atau masa berlaku media
uang elektronik telah berakhir, maupun yang dilakukan oleh
pedagang pada saat penukaran nilai uang elektronik yang
diperoleh oleh pedagang dari pemegang atas transaksi jual beli
barang kepada penerbit.
32

Tabel 2.1
Perbedaan Uang Elektronik dengan APMK Lainnya
No. Uang Elektronik APMK Lainnya
1 Nilai uang yang tercatat tersimpan dalam Tidak ada pencatatan nilai uang
instrumen media elektronik pada instrumen kartu
2 Dana sepenuhnya berada dalam kekuasaan Dana sepenuhnya berada dalam
pemegang penguasaan bank
3 Transaksi pembayaran dilakukan secara Transaksi pembayaran dilakukan
off-line ke penerbit secara on-line ke penerbit
16
Sumber: Siti Hidayati, dkk (2006)

d. Kemudahaan Uang Elektronik


Kemudahaan merupakan kata sifat yang memiliki kata dasar mudah.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mudah ialah tidak memerlukan
banyak tenaga dan pikiran dalam mengerjakan sesuatu.17 Sedangkan
kemudahan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti
sesuatu yang dapat mempermudah dan memperlancar usaha.
Jogiyanto dalam Dien mengemukakan bahwa kemudahaan
penggunaan (ease of use) dapat didefinisikan sebagai suatu derajat dimana
seseorang percaya bahwa dengan menggunakan sebuah teknologi akan
membuat seseorang bebas dari upaya.18 Selain itu hal serupa dikemukakan
pula oleh Amijaya.

16
Siti Hidayanti Dkk, Kajian Operasional E-money, (Jakarta : Bank Indonesia, 2006) h.4
17
kbbi.kemdikbud.go.id/entri/mudah
18
Dien Ilham Genady, Pengaruh Kemudahaan, Kemanfaatan dan Promosi Uang Elektronik Terhadap
Keputusan Uang Elektronik di Masyarakat (studi kasus di Provinsi DKI Jakarta),Skripsi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2018, h. 24
33

Menurut Amijaya kemudahan ini akan berdampak pada perilaku, yaitu


semakin tinggi persepsi seseorang tentang menggunakan sebuah sistem,
semakin tinggi pula tingkat pemanfaatan teknologi informasi.19
Dari beberapa definisi diatas kemudahaan dapat diartikan sebagai
sejauh mana seseorang bebas dari usaha dalam menggunakan dan
memanfaatkan suatu teknologi atau sistem.
Unsur Kemudahaan Uang Elektronik
Electronic money merupakan alat/instrumen pembayaran non
tunai yang relatif baru dan memiliki beberapa kelebihan dibandingkan alat
pembayaran lain, yaitu mengedepankan kecepatan, kemudahaan, dan
efisiensi dalam melakukan transaksi.20
Venkatesh dan Davis membagi kemudahaan penggunaan menjadi
beberapa unsur, yang bila ditarik korelasinya dengan uang elektronik
sebagai berikut :

19
Gilang Rizky Amijaya, Pengaruh Persepsi Teknologi Informasi, Kemudahaan, Resiko dan Fitur
Layanan Terhadap Minat Ulang Nasabah Bank Dalam Menggunakan Internet Banking (studi pada
nasabah bank BCA,Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponogoro, 2010, h.14
20
Didin Elok Parastiti dkk, Analisis Penggunaan Uang Elektronik Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Malang Studi Kasus : Uang Elektronik Brizzi,(Jurnal JESP-Vol 7, No 1 Maret
2015), hal 75
34

1. Sistem mudah dimengerti

Sumber www.bi.go.id
Gambar 2.2
Sistem Layanan Uang Digital
Pemahaman suatu sistem atau cara kerja uang elektronik
seperti yang terlihat pada gambar 2.3 sangat diperlukan guna
mendukung penggunaan uang elektronik di masyarakat.
Masyarakat perlu mendapat pemahaman bahwa layanan uang
elektronik dapat diperoleh dari agen layanan keuangan digital
maupun akses pribadi melalui telepon genggam. Kemudian, uang
elektronik ini hanya dapat digunakan pada merchant yang
bekerjasama dengan penerbit uang elektronik tersebut. Dua hal
tersebut merupakan dasar dari pelaksanaan uang elektronik
2. Praktis dalam penggunaan
Penggunaan unag elektronik yang ditunjukan untuk
memudahkan individu tentu harus memiliki keunggulan di
antaranya nilai praktis yang selama ini digaungkan sebagai
35

keunggulan uang elektronik. Syarat utama dalam penggunaan


uang elektronik adalah adanya saldo dalam uang elektronik
tersebut dan mesin untuk bertransaksi. Bila dua syarat tersebut
terpenuhi, maka user hanya tinggal menempelkan/menggesekkan
uang elektronik yang dimiliki pada EDC tersebut kemudian dapat
langsung digunakan dalam pembayaran.
3. Sistem mudah digunakan
Pada saat ini uang elektronik merupakan alternatif
instrumen pembayaran. Apabila individu ingin menggunakan uang
elektronik, maka pastikan uang elektronik tersebut memiliki saldo
yang cukup. Cara penggunaaannya pun hanya dengan
menempelkan (tap) kartu ke mesin electronic data capture (EDC)
bagi uang elektronik berbasis chip, sedangkan bagi uang
elektronik berbasis server cukup mengatur layanan sesuai yang
diinginkan.
Mesin EDC tersebut selanjutnya akan mengurangi nominal
uang elektronik yang dimiliki dengan nominal harga barang yang
akan dibeli. Dengan terus bertambahnya mesin EDC yang ada,
membuat user dapat semakin intens dalam menjangkau serta
menggunakan uang elektronik
4. Sistem mudah dijangkau
Uang elektronik dapat digunakan pada merchant yang
sudah bekerjasama dengan bank. Dengan studi kasus di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, uang elektronik tentu sangat mudah
dijangkau karena pengaplikasian uang elektronik banyak berkaitan
dengan transportasi yang digunakan mahasiswa uin Jakarta seperti
busway dan KRL. Selain itu, pengisian ulang saldo uang
elektronik dapat sangat mudah dilakukan karena bisa via bank,
ATM, ataupun via minimarket (Alfamart dan Indomart)
36

e. Kemanfaatan Uang Elektronik


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia manfaat memiliki arti guna
atau faedah.21 Sedangkan kemanfaatan sendiri menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia memiliki arti hal bermanfaat atau kegunaan.
Kemanfaatan dapat diartikan sebagai probilitas subyektif dari pengguna
yang menggunakan suatu aplikasi tertentu untuk mempermudah kinerja
atas pekerjaaannya.
Kinerja yang dipermudah ini dapat menghasilkan keuntungan yang
lebih baik dari segi fisik maupun non fisik, seperti hasil yang diperoleh
akan lebih cepat dan lebih memuaskan dibandingkan dengan tidak
menggunakan produk tersebut.22 Menurut Wibowo, kemanfaatan
merupakan ukuran dimana penggunaan suatu teknologi dipercaya akan
mendatangkan manfaat bagi orang yang menggunakannya.23
Adamson dan Shine menjelaskan bahwa kemanfaatan sebagai
konstruk kepercayaan seseorang terhadap penggunaan sebuah teknologi
tertentu akan mampu meningkatkan kinerja mereka.
Kemanfaatan juga memberikan pengaruh pada kemudahaan, tetapi tidak
sebaliknya. Pemakai sistem akan menggunakan sistem apabila
bermanfaat, baik itu sistem mudah digunakan atu tidak mudah digunakan.
Manfaat Uang Elektronik
Bank Indonesia dalam materi rapatnya dengan DPD RI
mengungkapkan bahwa saat ini perekonomian modern lalu lintas
pertukaran barang dan jasa sudah semakin cepat sehingga memerlukan
dukungan tersediannya sistem pembayaran secara lebih cepat, efisien, dan
aman. Penggunaan uang cash sebagai alat pembayaran dirasakan mulai

21
kbbi.kemdikbud.go.id/entri/manfaat
22
Deny Rahmatsyah, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Penggunaan Produk Baru,
Thesis Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok, 2011, h.24-25
23
Dien,Op.Cit,. h.28
37

menimbulkan masala, terutama tingginya biaya cash handling dan


rendahnya velocity of money.

Sumber : Bank Indonesia, 2018


Gambar 2.3
Manfaat Penggunaan Uang Elektronik
Uang elektronik muncul sebagai jawaban atas kebutuhan terhadap
instrumen pembayaran mikro yang diharapkan mampu melakukan proses
pembayaran secara cepat dengan biaya yang relatif murah karena pada
umumnya nilai uang yang disimpan dalam instrumen ini ditempatkan pada
suatu tempat tertentu yang mampu diakses cepat secara off-line, aman, dan
murah.
Berdasarkan Gambar 2.3 di atas, menurut Bank Indonesia, alat
pembayaran non tunai memberikan manfaat kepada perekonomian, yaitu :
1) Kepuasan konsumen semakin meningkat dengan tidak perlu membawa
banyak uang tunai.
2) Menekan biaya pengelolaan rupiah dan cash handling.
3) Peningkatan kecepatan dan transparansi transaksi.
4) Transaksi tercatat secara lebih rinci, sehingga perencanaan akan lebih
akurat.
38

Karakteristik Kemanfaatan Uang Elektronik


Jogiyanto dalam dien terdapat 4 buah item yang digunakan untuk
menilai kemanfaatan, yang bila ditarik korelasinya dengan uang
elektronik antara lain sebagai berikut 24:
1) Penggunaan sistem mampu mempercepat proses
Penggunaan uang elektronik mempunyai keunggulan nyata
dari segi kecepatan proses, contoh nyata seperti pada penggunaan
uang elektronik di jalan tol, dimana menurut PT.Jasamarga uang
elektronik mampu memangkas waktu transaksi hanya menjadi 4
detik dari sebelumnya yang memakan waktu lebih lama saat
transaksi menggunakan uang tunai.
2) Penggunaan sistem mampu meningkatkan efisiensi
Efisiensi yang diberikan dari uang elektronik antara lain
pengguna tidak perlu lagi repot mengeluarkan sejumlah uang tunai
untuk proses pembayaran, hanya tinggal menyerahkan uang
elektroniknya dan secara langsung nominal uang elektronik yang
ada akan berkurang sesuai dengan nominal yang harus dibayarkan
serta tercatat tanpa perlu repot untuk memberikan kembalian.
3) Penggunaan sistem bermanfaat bagi individu
Penggunaan uang elektronik sudah menjadi barang pasti yang
memberikan manfaat secara langsung bagi para pengguna uang
elektronik berkat kecepatan dan efisiensinya.
4) Penggunaan sistem menambah tingkat produktivitas individu
Kecepatan dan efisiensi merupakan dua hal yang secara
langsung mempengaruhi tingkat produktifitas individu, terlebih
lokasi penelitian yang di ambil di Tanggerang Selatan yang

24
Dien Ilham Genady, Pengaruh Kemudahaan, Kemanfaatan dan Promosi Uang Elektronik Terhadap
Keputusan Uang Elektronik di Masyarakat (studi kasus di Provinsi DKI Jakarta),Skripsi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2018, h. 30-31
39

notabene memiliki tingkat mobilitas kehidupan sehari-hari yang


tinggi dan dua hal tersebut sangat dibutuhkan dari tiap individu.
Dengan kecepatan dan efisiensi uang elektronik, individu dapat
melakukan transaksi atau proses pembayaran dengan cepat dan
efisien, tanpa perlu melakukan usaha yang lebih untuk
bertransaksi sehingga dapat menghemat waktu untuk melakukan
kegiatan lainnya selagi proses transaksi berjalan.
5. Efisiensi
a. Definisi Efisiensi
1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efisiensi adalah
ketepatan cara (usaha, kerja) dalam menjalankan sesuatu (dengan
tidak membuang waktu, tenaga, biaya), kedayagunaan,
25
ketepatgunaan,kesangkilan.
2. Menurut Kamus Besar Ekonomi menyatakan bahwa efisiensi
adalah hubungan atau perbandingan antara faktor keluaran (output)
barangdan jasa dengan masukan (input) yang langka di dalam suatu
unit kerja, atau ketetapan cara (usaha, kerja) dalam menjalankan
sesuatu (dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga, biaya).
Efisiensi sistem pembayaran merupakan kepraktisan pembayaran
modern yang berbasis pada teknologi.26
3. Menurut Kamus Besar Oxford efisiensi terbagi menjadi dua
pengertian yaitu of a system or machine achieving maximum
productivity with minimum wasted effort or expense dan of a person
working in a well-organized and competent way. Selain itu pada
bahasa inggris pertengahan (late middle english) efisiensi memiliki

25
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), edisi keempat, h.352
26
Upaya Meningkatkan Penggunaan Alat Pembayaran Non Tunai Melalui Pengembangan E-money
(Tim Insiatif Bank Indonesia 2006 ) h. 1-3
40

beberapa arti yaitu making, causing. From latin efficient is


accomplishing. From the verb efficere (see effect)
4. Menurut Sedamaryanti efisiensi pada prinsipnya perbandingan
terbaik antara hasil yang diperoleh dengan kegiatan yang dilakukan.
Bekerja dengan efisien adalah bekerja dengan gerakan, usaha, waktu
yang sedikit mungkin. Dengan menggunakan cara kerja yang
sederhana, penggunaan alat yang dapat membantu mempercepat
penyelesaian tugas serta menghemat gerak dan tenaga, maka
seseorang dapat dikatakan bekerja dengan efisien dan memperoleh
hasil yang memuaskan.27
a) Efisiensi waktu adalah seluruh rangkaian saat ketika proses
perbuatan atau keadaan berada atau berlangsung secara singkat.
Unsur pokok dalam efsiensi waktu yaitu
1. Lamanya proses yang dihabiskan berbeda
2. Mempunyai peluang / kesempatan
3. Dilakukan saat /ketika tertentu
b) Efisiensi Biaya aadalah pengorbanan sumber ekonomis yang
diukur dalam satuan uang yang telah terjadi, sedang terjadi, atau
yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu28
Terdapat unsur pokok dalam efisiensi biaya
1. Merupakan pengorbanan sumber ekonomi
2. Diukur dalam satuan uang
3. Yang telah terjadi, sedang terjadi, atau yang secara
potensial akan terjadi
4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu

27
Hamsinah.B, Pengaruh Produktivitas, Efisiensi, dan Kepuasan Kerja Terhadap Perputaran
Karyawan Bagian Marketing Lempuk Syako Makssar, Jurnal Ilmiah Ilmu Manajen, 2005, h.29
28
Mulyadi, Akuntani Biaya, (Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta, 1990) 7-8
41

c) Efisiensi Usaha ialah kegiatan dengan mengerahkan tenaga,


pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud pekerjaan
(perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya upaya) untuk mencapai sesuatu.
5. Menurut Rothenberg dan levin terdapat empat pendekatan dasar
dalam efisiensi ekonomi yang dipakai dalam menetapkan keputusan
sektor publik antara lain
a) Analisis biaya-keuntungan, menjelaskan bahwa keuntungan
(ouput) dan biaya (input) dinyatakan dalam nilai uang.
b) Analisis keefektifan biaya, pada analisis ini sedapat mungkin input
dinyatakan dalam nilai uang, sementara ouput tidak. Keefektifan
biaya masih memerlukan output yang dinyatakan secara
kuantitatif.
c) Analisis manfaat biaya memerlukan kuantifikasi, sementara biaya
masih dihitung dengan nilai uang, ouput dhitung hanya berdsarkan
penetapan subyektif pengambilan keputusan.
d) Analisis east-cost merupakan tingkat paling rendah sebagai
analisis alternatif dalam mengukur efisiensi ekonomi.
Diasumsiskan bahwa ouput yang diharapkan telah ditetapkan dan
hanya memberikan bukti yang menyatakan bahwa cara yang
ditetapkan untuk menghasilkan output, adalah alternatif yang
mungkin menggunakan biaya rendah.
6. Menurut Wirapati dalam Ibnu Syamsi efisiensi adalah usaha
mencapai prestasi yang sebesar-besarnya dengan menggunakan
kemungkinan-kemungkinan yang tersedia ( material, mesin, dan
manusia) dalam tempo yang sependek-pendeknya, di dalam keadaan
yang nyata (sepanjang keadaan itu bisa berubah) tanpa menganggu
keseimbangan antara faktor-faktor tujuan, alat, tenaga, dan waktu.29

29
Ibnu Syamsi, Efisiensi, Sistem, dan Prosedur Kerja, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2007) h. 4
42

Batasan efisiensi yang dilihat hanya dari segi pengorbanan (input)


saja. Dengan pengorbanan material, mesin, tenaga dan waktu yang
tersedia untuk mencapai suatu hasil. Apabila hasil yang di peroleh
baik, maka termasuk efisien tetapi jika tidak baik maka tidak efisien.
7. The Liang Gie dan Miftah Thoha menyatakan bahwa efisiensi
adalah suatu kegiatan yang dapat mencapai hasil tertentu dengan
usaha yang minimum, mencakup lima unsur yaitu pikiran, tenaga
jasmani, waktu, ruang, dan benda (termasuk uang). Batasan efisiensi
dilihat dari segi output dan input dengan ketententuan efisiensi adalah
perbandingan terbaik dan sifatnya tertutup.
8. Efisien menurut Ghiselli dan Brown adalah The term efficiency
has a very exact definition. It is expressed as the ratio of output to
input. Pada batasan efisiensi Ghiselli dan Brown menyatakan bahwa
efisiensi tidak harus menjadi perbandingan terbaik, namun
perbandingan antara ouput dan input.
b. Dua Segi Efisiensi
Efisiensi dapat ditinjau dari dua segi yaitu segi hasil (output) dan segi
pengorbanan (input)
1. Segi hasil (ouput) dalam hal ini ialah hasil minimum yang ingin
dikehendaki ditetapkan terlebih dahulu kemudian pengorbanan
maksimalnya (tenaga, pikiran, uang) juga ditetapkan. Ini merupakan
batas normal pengorbanan. Jika pengorbanan yang dilakukan lebih
sedikit daripada yang ditetapkan termasuk efisien. Tetapi apabila
pengorbanannya lebih banyak termasuk tidak efisien.
2. Segi pengorbanan (input), ditinjau dari segi pengorbanan normal
yaitu dengan pengorbanan (tenaga, pikiran, waktu) yang telah ada
kemudian ditetapkan hasil minimum yang harus dapat dicapai. Jika
hasil yang dicapai tersebut dibawah hasil minimum maka cara
kerjanya termasuk tidak efisien. Apabila hasil yang dicapai persis
43

sama dengan hasil minimum yang ditetapkan, cara kerjanya termasuk


normal. Sedangkan jika hasil yang dicapai lebih dari hasil minimum
yang telah ditetapkan, cara kerjanya termasuk efisien.
c. Prinsip Berlakunya Efisiensi
1. Efisiensi harus dapat diukur
Standar dalam menetapakan batas antara efisien dan tidak efisien
adalah ukuran normal. Ukuran normal merupakan patokan (standar)
awal untuk selanjutnya menentukan apakan suatu kegiatan itu efisien
atau d tidak. Batas ukuran normal untuk pengorbanan adalah
pengorbanan maksimum sedangkatan batas pengukuran normal untuk
hasil adalah hasil minimum. Jika tidak dapat diukur maka tidak dapat
diketahui apakah suatu cara kerja atau suatu kegiatan itu efisien atau
tidak.
2. Efisiensi mengacu pada pertimbangan rasional
Rasional artinya segala pertimbangan harus berdasarkan akal
sehat, masuk akal, logis, tidak emosional. Dengan mpertimbangan
rasional, objektivitas pengukuran dan penilaian lebih terjamin
3. Efisiensi tidak boleh mengorbankan kualitas (mutu)
Dalam efisiensi kuantitas perlu ditingkatkan namun tidak hanya
berfokus pada seberapa banyak yang dihasilkan, kualitas dari hasil
tersebut pun harus tetap terjaga dengan baik.
4. Efisiensi merupakan teknis pelaksanaan
Pelaksaan operasionalnya tidak bertentangan dengan atasan atau
peraturan yang telah berlaku diusahakan seefisien mungkin sehingga
tidak terjadi pemborosan
5. Pelaksanaan efisiensi harus disesuaikan dengan kemampuan
organisasi yang bersangkutan
44

Penerapannya harus disesuaikan dengan kemampuan sumber daya


manusia (SDM), dana, fasilitas, dan lain-lain yang dimiliki oleh
organisasi yang bersangkutan sambil diusahakan peningkatanannya.
6. Tingkatan pada efisiensi
Secara sederhana efisiensi dapat digolongkan dalam beberapa
tingkatan antara lain :
1) Tidak efisisen
2) Kurang efisien
3) Efisien
4) Lebih efisien
5) Sangat efisien
Konsep efisiensi merupakan konsep yang mendasar dan lahir dari
konsep ekonomi. Meskipun demikian, konsep mengenai efisiensi dapat
didefinisikan dari berbagai sudut pandang dan latar belakang. Pada
umumnya, efisiensi dapat diarahkan kepada sebuah konsep tentang
pencapaian suatu hasil dengan penggunaan sumber daya secara
optimal.

B. Hasil Penelitian Relevan


Hasil penelitian yang relevan digunakan untuk pengembangan
pelaksanaan penelitian. Hasil penelitian dijadikan masukan peneliti untuk
penyusunan dugaan sementara. Berikut ini penelitian-penelitian yang telah
dilakukan dan memiliki kesamaan dengan penelitian ini:
Penelitian Dien Ilham Genandy yang berjudul Pengaruh Kemudahan,
kemanfaatan, dan Promosi Uang Elektronik Terhadap Keputusan Penggunaan
Uang Elektronik diterbitkan pada tahun 2018 dimana penelitian ini berjenis
skripsi. Memiliki kesamaan pada variabel X nya yaitu uang elektronik dan
jumlah sampel yang digunakan berjumlah 100 responden. Perbedaan
penelitian ini menggunakan purposive sampling. Uji yang digunakan adalah
45

uji validitas data, uji reliabilitas data, uji asumsi klasik, uji normalitas, . pada
pengujian hipotesisnya menggunakan uji t, uji f.Dan hasil menunjukkann
bahwa kemudahaan, kemanfaatan, dan promosi uang elektronik berpengaruh
secara signifikan terhadap keputusaan penggunaan uang elektronik.
Penelitain Lia Handayani yang berjudul Analisis Preferensi
Penggunaan Uang Elektronik Pada Kereta Api Commuter Jabodetabek
dipublikasikan pada tahun 2015, jenis penelitian adalah jurnal ilmiah.
Memiliki kesamaan pada variabel X nya yaitu uang elektronik dan pada
transporatsi kereta api commuter. Penelitian ini memiliki perbedaan yang
lebih memfokuskan pada prefensi dari uang elektronik tersebut. Hasil dari
penelitian ini menunjukan bahwa terdapat tiga variabel yang berpengaruh
signifikan terhadap preferensi konsumen dalam menggunakan uang elektronik
untuk membeli tiket kereta api commuter Jabodetabek yaitu harga, kualitas
produk, dan kemudahan.
Variabel pendapatan, biaya, dan informasi yang diperoleh tidak berpengaruh
signifikan terhada p preferensi konsumen untuk menggunakan uang elektronik
untuk membeli tiket kereta api commuter Jabodetabek.
Selain itu menurutnya perkembangan penggunaan uang elektronik mewakili
bahwa masyarakat semakin menerima penggunaan transaksi non tunai.
Penelitian yang di lakukan Muhammad Sofyan Abidin dengan judul
Dampak Kebijakan E-money sebagai Alat Sistem Pembayaran baru
menunjukan terjadinya peningkatan yang signifikan terhadap jumlah APMK
(Alat Pembayaran Menggunakan Kartu) hal ini disebabkan masyarakat yang
mulai merasakan manfaat dari uang non tunai dalam melakukan pembayaran
yang lebih efisien dan efektif.
Penelitian yang dilakukan oleh Arsita Ika Adiyanti dengan judul
Pengaruh Pendapatan, Manfaat, Kemudahan Penggunaan, Daya Tarik
Promosi, dan Kepercayaan terhadap Minat Menggunakan Layanan E-money.
Penelitian ini diterbitkan pada tahun 2015. Memiliki kesamaan pada objek
46

yang diteliti yaitu uang elektronik, serta manfaat dari uang elektronik.
Perbedaan dari penelitian ini tidak ada variabel daya tarik promosi,
kepercayaan,dan kemudahaan penggunaan. Hasil menunjukan bahwa manfaat,
kemudahan pengguunaan, daya tarik promosi dan kepercayaan berpengaruh
positif signifikan terhadap minat menngunakan layanan e-money.
Penelitian yang dilakukan oleh Setyo Ferry, Dede R dan Usep S
dengan judul Pengaruh Persepsi Manfaat, Persepsi Kemudahaan, Fitur
Layanan, dan Kepercayaan Terhadap Minat Menggunakan E-money Card
(Studi pada pengguna commuterline di Jakarta) dipublikasikan pada tahun
2009 dan penelitian ini berjenis jurnal ilmiah. Memiliki kesamaan pada objek
yang diteliti yaitu uang elektronik dan perbedaan tidak adanya variabel
kemudahan, fitur layanan, dan kepercayaan. Hasil yang ditunjukkan dari
penelitian ini adalah menunjukkan persepsi manfaat, persepsi kemudahaan,
fitur layanan, dan kepercayaan berpengaruh positif signifikan terhadap minat
menggunakan e-money card.
47

Tabel 2.2
Penelitian yang Relevan

No. Nama Peneliti Judul Penelitian Persamaan dan Perbedaan

1 Pengaruh Kemudahan, Persamaan : variabel X nya yaitu uang elektronik,


Dien Ilham kemanfaatan, dan Promosi jumlah sampel yang digunakan 100
Genady (2018) Uang Elektronik Terhadap Perbedaan : menggunakan metode Purposive
Keputusan Penggunaan Sampling
Uang Elektronik Hasil Penelitian : menjelaskan bahwa
kemudahaan, kemanfaatan, promosi berpengaruh
secara signifikan.
2 Lia Handayani Analisis Preferensi Persamaan : variabelnya menggunakan uang
(2015) Penggunaan Uang elektronik, persamaan pada salah satu transportasi
Elektronik Pada Kereta Api yang diteliti yaitu kereta api commuter.
Commuter Jabodetabek Perbedaan : fokus pada menganalisis preferensi
Hasil penelitian : masyarakat lebih puas membeli
tiket menggunakan uang elektronik dibanding
dengan uang tunai.

3 M. Sofyan Abidin Dampak Kebijkan E-Money Persamaan : sistem pembarayan


(2015) di Indonesia sebagai Alat Perbedaan : fokus pada dampak dari kebijakan E-
Pembayaran Baru money
Hasil penelitian : terjadinya peningkatan yang
signifikan terhadap jumlah APMK (Alat
Pembayaran Menggunakan Kartu)
4 Arsita Ika Pengaruh Pendapatan, Persamaan : objek yang diteliti uang elektronik,
Adiyanti (2015) Manfaat, Kemudahan terdapat kesamaan pada manfaat dari uang
Penggunaan, Daya Tarik elektronik.
Promosi, dan Kepercayaan Perbedaan : tidak ada variabel daya tarik promosi,
terhadap Minat kepercayaan,dan kemudahaan penggunaan.
Menggunakan Layanan E- Hasil Penelitian : menunjukkan bahwa manfaat,
money. kemudahan pengguunaan, daya tarik promosi dan
kepercayaan berpengaruh positif signifikan
terhadap minat menngunakan layanan e-money.
5 Setyo Ferry, Dede Pengaruh Persepsi Manfaat, Persamaan : objek yang diteliti uang elektronik
R dan Usep S. Persepsi Kemudahaan, Perbedaan : tidak ada variabel kemudahan, fitur
(2009) Fitur Layanan, dan layanan, dan kepercayaan
Kepercayaan Terhadap Hasil penelitian : menunjukkan persepsi manfaat,
Minat Menggunakan E- persepsi kemudahaan, fitur layanan, dan
money Card (Studi pada kepercayaan berpengaruh positif signifikan
pengguna commuterline di terhadap minat menggunakan e-money card
Jakarta)
48

C. Kerangka Berpikir
Sistem pembayaran adalah suatu mekanisme kerja yang mencakup
seperangkat aturan atau lembaga yang dipakai untuk melaksanakan
pemindahan dana guna memenuhi kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan
ekonomi. Dalam setiap kegiatan ekonomi dimana terjadi perpindahan barang
atau jasa maka pasti melibatkan apa yang disebut dengan pembayaran, tidak
terkecuali pada transportasi. Transportasi adalah suatu proses pemindahan
manusia atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan
suatu alat bantu kendaran darat, laut, maupun udara baik umum maupun
pribadi dengan menggunakan mesin atau tidak.
Perkembangan teknologi yang semakin cepat, membuat sistem
pembayaran konvensional (tunai) beralih pada sistem digital yaitu uang
elektronik. Uang elektronik adalah alat pembayaran berbasis kartu yang
terdapa chip didalamnya. dimana uang elektronik ini bersifat less money
sehingga membuat masyarakat lebih mudah menggunakannya dalam
melakukan transaksi pembayaran tanpa mengeluarkan atau membawa uang
tunai yang banyak dan mengurangi jumlah uang yang beredar. Menurut
Venkets dan Davis terdapat empat yang menjadi kemudahaan uang elektronik
yaitu uang elektronik mempunyai cara kerja yang mudah dipahami, mudah
dijangkau diberbagai tempat, mudah digunakan, dan praktis dalam pengunaan.
Salah satu bentuk uang elektronik berdasarkan jangkauan
penggunaanya ialah multi purpose. Multi purpose adalah uang elektronik yang
digunakan untuk pembayaran atas kewajiban pemegang kartu terhadap
berbagai transaksi ekonomi yang dilakukannya contohnya pengguna uang
elektronik dapat menggunakan untuk pembayaran tol, telepon umum,
berbelanja, ataupun jasa transportasi hanya dengan satu kartu.
Transportasi umum yang digalakkan oleh pemerintah pun tidak luput
dari perkembangan uang elektronik ini, seperti commuterline dan
transjakarta. Dimana pembayarannya sudah menggunakan uang elektronik.
49

Selain perkembangannya yang didukung oleh pemerintah, masyarakat pun


mendukung adanya uang elektronik ini dengan semakin banyaknya uang
elektronik yang beredar khususnya bagi pengguna jasa transportasi
commuterline dan transjakarta. Hal ini terjadi karena uang elektronik
memberikan efisiensi. Menurut Sedarmayanti efisiensi adalah perbandingan
terbaik antara hasil yang diperoleh dengan kegiatan yang dilakukan. Bekerja
dengan efisien adalah bekerja dengan gerakan, usaha, waktu yang sedikit
mungkin. Dengan menggunakan cara kerja yang sederhana, penggunaan alat
yang dapat membantu mempercepat penyelesaian tugas serta menghemat
gerak dan tenaga.
Dari pemaparan diatas peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam
tentang pengaruh uang elektronik berdasarkan kemudahaannya terhadap
efisiensi sistem pembayaran transportasi. Yang kemudian diukur melalui
waktu, baiya, dan usaha di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Berikut ini adalah pemaparan dari kerangka berpikir diatas.
50

Sistem Pembayaran Transportasi

Tunai NonTunai Udara Laut Darat

Uang Elektronik
Umum Pribadi
 Commuterline
 Transjakarta
Kemudahan Jenis

Venkets dan Davis Multi Sedarmayanti : Efisiensi


:Kemudahaan Purpose
Pengunaan

 Mudah dipahami
 Mudah digunakan
 Mudah dijangkau Waktu Biaya Usaha
 Praktis dalam
penggunaan

Efisiensi Sistem Pembayaran Transportasi pada


mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Keterangan
Pengaruh Uang Elektronik Terhadap Efisiensis Sistem Pembayaran Transportasi di
Wilayah Jabodetabek Studi Kasus Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2.4
Kerangka Berpikir
51

D. Hipotesis
Untuk melakukan uji hipotesis, ada beberapa ketentuan yang perlu
diperhatikan yaitu merumuskan hipotesis nol (Ho) dan harus disertai pula
dengan hipotesisi alternative (Ha).30
Maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:

Ho = Tidak terdapat pengaruh antara uang elekrronik dan efisiensi sistem


pembayaran transportasi
Ha = Terdapat pengaruh antara uang elekrronik dan efisiensi sistem
pembayaran transportasi
Ho :
Ha :
: rata-rata populasi yang dihipotesiskan atau ditaksir melalui
sampel

30
Singgih Sentosa, SPSS: Mengelolah Data Statistik Secara Profesional, (Jakarta: PPM, 2002), cet
Ke- 2, h. 22-23.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini di laksanakan pada kampus UIN SyarifHidayatullah
Jakarta yang berlokasi di Jalan Ir. H. Djuanda No.95, Ciputat, Cempaka
Putih, Ciputat Timur, Kota Tanggerang Selatan, Banten 15412.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan selama lima bulan yakni dari bulan Juli
sampai Oktober 2018. Pengambilan waktu pelaksanaan ini didasarkan pada
pertimbangan bahwa pada waktu tersebut penulis sudah dapat mengatur
waktu untuk memfokuskan penelitian dan penulisan skripsi.

Tabel 3.1
Waktu Penelitian
No Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov
1 Revisi Proposal √ - - - √ √ √
Skripsi
2 Penyusunan √
Instrumen
Penelitian
3 Pengujian √
Instrumen
Penelitian
4 Mengambil Data √
5 Mengolah Data √
6 Menyusun Bab 4 √ √
dan Bab 5
7 Melengkapi √
Lampiran

52
53

8 Sidang √
Munaqasah
9 Revisi Skripsi √

B. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Pada hal tersebut terdapat empat kata kunci
yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan.1
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kuantitatif dengan
penelitian survei. Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah
memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur,
rasional, dan sistematis.2 Penelitian kuantitatif adalah suatu proses
menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat
menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui3.
Adapun penelitian survei adalah penelitian yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi berbentuk opini dari sejumlah orang besar terhadap
topik atau isu-isu tertentu. Tujuan utama dari penelitian survei ini adalah
untuk mengetahui gambaran umum dari karakteristik dari populasi4.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil
pengukuran yang menjadi objek penelitian atau populasi merupakan objek
atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat
tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.5 Adapun populasi yang
diambil dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa aktif tahun

1
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, ( Bandung : Alfabeta, 2011), h.2
2
Ibid, h.7
3
I’anatut Thoifah, Statistik Pendidikan dan Metode Penelitian Kunatitatif, ( Malang : Madani, 2015),
h.155
4
Ibid, h. 160
5
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kunatitatif. Teori dan Aplikasinya,
(Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2006) h.136
54

akademik 2018-2019 S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan jumlah


total 26.970 mahasiswa.6
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut, untuk itu sampel yang di ambil dari populasi harus betul-
betul representatif (mewakili).7 Dalam menentukan sampel pada penelitian
ini, peneliti menggunakan teknik cluster random sampling. Cluster random
sampling merupakan teknik pengambilan sampel sumber data dari populasi
berdasarkan area yang telah di tetapkan dan dilakukan secara acak sesuai
dengan syarat yang sudah ditentukan.8Objek penelitian yang peneliti ambil
untuk teknik cluster random sampling adalah mahasiswa UIN Jakarta yang
mempunyai kartu elektronik e-money, Brizzi, Tap Cash, Flash, Jakcard.

Untuk menentukan ukuran sampel dari populasi peneliti menggunakan


rumus Slovin,1960 yaitu sebagai berikut9.

Ket : n = ukuran sampel


N = ukuran populasi
e = nilai kritis (batas toleransi error)
Dalam pengambilan data sampel ini , maka hasil yang diperoleh melalui
perhitungan dengan nilai krisis (batas toleransi error) sebesar 10% adalah
sebagai berikut

6
Data Mahasiswa Aktif tahun akademik 2018-2019 oleh Pustipanda UIN Jakarta
7
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 81
8
Ibid, h. 83
9
I’anatut Thoifah, Statistika Pendidikan dan Metode Penelitian kuantitatif, (Malang: Madani, 2015) h.
18
55

Berdasarkan hasil tersebut maka sampel minimal adalah 100 orang


mahasiswa UIN Jakarta.

Tabel 3.2
Jumlah Mahasiswa UIN Jakarta

No Nama Fakultas Jumlah Jumlah sample


Mahasiswa
1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan 5218 = 20
Keguruan
2 Fakultas Adab dan 2978 = 11
Humaniora
3 Fakultas Syariah dan Hukum 2792 = 10
4 Fakultas Ilmu Dakwah dan 3216 = 12
Komunikasi
5 Fakultas Dirasat Islamiah 556 =2
6 Fakultas Psikologi 939 =4
7 Fakultas Ekonomi dan Bisnis 2458 =9
8 Fakultas Sains dan 3516 = 13
Teknologi
9 Fakultas Kedokteran dan 2052 =8
Ilmu Kesehatan
56

10 Fakultas Ushuludin dan 2051 =7


Filsafat
11 Fakultas Ilmu Sosial dan 1194 =4
Politik
Jumlah 26.970 100

D. Variabel Penelitian dan Definisi Variabel


1. Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas (Variabel Independen)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (variabel
dependen)10. Variabel bebas pada penelitian ini adalah uang elektronik.
Uang elektronik merupakan alat pembayaran modern yang memberikan
pengaruh pada efisiensi sistem pembayaran salah satunya pembayaran
transportasi. Variabel ini disimbolkan dengan huruf X.

Uang Elektronik Efisiensi Sistem


Mempengaruhi Pembayaran
(X)
Transportasi (Y)

Gambar 3.1
Pengaruh Variabel X terhadap Variabel Y

b. Variabel Terikat (Variabel Dependen)


Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas11. Dalam penelitian ini

10
Sugiyono, Op.Cit., h. 38
11
Loc.Cit., h. 38
57

variabel terikat adalah efisiensi sistem pembayaran transportasi. Variabel


ini disimbolkan dengan huruh Y.

Efisiensi Sistem
Dipengaruhi Uang Elektronik
Pembayaran
(X)
Transportasi (Y)

Gambar 3.2
Variabel Y dipengaruhi Variabel X

2. Definisi Konseptual Variabel


a. Variabel Bebas (X)
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor: 11/12/PBI/2009
Tentang Uang Elekronik adalah alat pembayaran yang mememuhi
unsur unsur sebagai berikut 12:
1) Diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor dahulu oleh
pemegang kepada penerbit
2) Nilai uan disimpan secara elektronik dalam suatu media seperti
server atau chip
3) Digunakan sebagai alat pembayaran kepada pedagang yang
bukan merupakan penerbit uang elektronik tersebut
4) Nilai uang elektronik yang disetor oleh pemegang dan dikelola
oleh penerbit bukan merupakan simpanan sebagaimana
dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai
perbankan.
b. Variabel Terikat (Y)
Menurut Sedamaryanti efisiensi pada prinsipnya perbandingan
terbaik antara hasil yang diperoleh antara hasil yang diperoleh dengan
kegiatan yang dilakukan. Bekerja dengan efisien adalah bekerja

12
Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI /2009 Tentang Uang Elektronik
58

dengan gerakan, usaha, waktu yang sedikit mungkin. Dengan


menggunakan cara kerja yang sederhana, penggunaan alat yang dapat
membantu mempercepat penyelesaian tugas serta menghemat gerak
dan tenaga, maka seseorang dapat dikatakan bekerja dengan efisien
dan memperoleh hasil yang memuaskan.13
3. Definisi Operasional Variabel
Tabel 3.3
Definisi Operasional Variabel
Variabel Sub Variabel Definis Operasional Kriteria
Variabel
kepraktisan yang dapat
Uang Elektronik (X) mempermudah dan 1. Mudah dimengerti
yaitu nilai uang yang Kemudahaan memperlancar kegiatan 2. Praktis dalam
tersimpan dalam suatu Uang Elektronik pembayaran penggunaan
media server atau chip transportasi 3. Mudah digunakan
dan digunakan kepada Commuterline dan 4. Mudah dijangkau
pedagang busway

Waktu Durasi yang 1. Lamanya proses yang


dikeluarkan untuk dihabiskan berbeda
Efisiensi Sistem proses transaksi 2. Mempunyai peluang /
Pembayaran pembayaran kesempatan
Transportasi (Y) transportasi 3. Dilakukan saat /ketika
Bentuk kepraktisan Commuterline dan tertentu
dalam pembayaran busway
modern yang berbasis Biaya 1. Merupakan pengorbanan
teknologi Dana operasional yang sumber ekonomi
dikeluarkan saat 2. Diukur dalam satuan uang
transaksi pembayaran 3. Yang telah terjadi, sedang
transportasi terjadi, atau yang secara

13
Hamsinah. B, Pengaruh Produktivitas, Efisiensi, Kepuasan Kerja Terhadap Perputaran Karyawan
Bagian Marketing Lempuk Syako Makassar, Jurnal Ilmiah Ilmu Manajemen, 2005), h, 32
59

Commuterline dan potensial akan terjadi.


busway 4. Pengorbanan tersebut
untuk tujuan tertentu
Usaha Energi/ aktivitas yang
dikeluarkan saat 1. Digerakkan oleh tubuh
melakukan pembayaran 2. Menuangkan pikiran
transportasi
Commuterline dan
busway,

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data adalah instrumen penelitian dengan
menggunakan kuisioner atau angket untuk variavel X dan untuk variabel Y.
Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh melalui:
1. Kuisioner, merupakan pertanyaan-pertanyaan yang telah tersusun
secara kronologis dari yang umum mengarah pada khusus untuk diberikan
pada responden/informan. Kuisioner diajukan pada responden dalam
bentuk tertulis disampaikan secara langsung ke alamat responden, kantor
atau tempat lain14. Dalam penelitian ini kuisioner/angket yang digunakan
adalah angket tertutup, angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian
rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai
dengan karakteristik dirinya dengan memberikan tanda silang (x) atau
tanda checklist (√)15
2. Wawancara, merupakan metode pengumpulan data dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara bebas baik struktur maupun
tidak terstruktur dengan tujuan untuk memperoleh informasi secara luas
mengenai obyek penelitian16. Untuk penelitian ini penulis menggunakan

14
P. Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2015) h.55
15
Ridwan, Pengantar Statistika Sosial, (Bandung: Alfabeta, 2009) h. 39
16
Danang Sunyoto, Metodologi Penelitian untuk Ekonomi, (Yogyakarta : CAPS, 2011) h. 23
60

wawancara tidak struktur, yakni wawancara yang bebas di mana peneliti


tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis. Pedoman wawancara hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan.17 Peneliti akan mengadakan
wawancara dengan beberapa mahasiswa UIN Jakarta.
Wawancara ini dilakukan dengan sumber-sumber terkait untuk
memperoleh informasi data bagaimana pengaruh uang elektronik terhadap
efisiensi pembayaran transportasi. Adapun Wawancara yang dilakukan
ialah wawancara terstruktur yaitu peneliti telah membuat terlebih dahulu
pertanyaan serta jawaban yang sama untuk setiap respondennya.
Adapun peneliti memilih metode wawancara ini adalah bertujuan
untuk mendapatkan informasi atau sumber data untuk mengetahui
bagaimana pengaruh uang elektronik terhadap efisiensi sistem pembayaran
transportasi di wilayah Jabodetabek.

F. Teknik Pengolahan Data


Data yang terkumpul diolah terlebih dahulu melalui langkah-langkah berikut:
1. Editing
Editing adalah pengecekan atau pemeriksaan data yang telah berhasil
dikumpulkan dari lapangan, karena ada kemungkinan data yang telah
masuk tidak memenuhi syarat atau tidak dibutuhkan.18 Tujuan
dilakukan editing adalah untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan dan
kekurangan data yang terdapat pada catatan lapangan.

2. Codeting/Skoring
Codeting/Skoring adalah kegiatan pemberian kode atau skor tertentu
pada tiap-tiap data yang termasuk kategori yang sama.19

17
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 140
18
Syofian Siregar, Statistik Deskripstif untuk Penelitian Dilengkapi dengan Perhitungan Manual dan
Aplikasi SPSS Versi 17, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2011), h. 206.
19
Ibid., h. 207.
61

Tabel 3.4
Skor Alternatif Jawaban Responden
Pilihan Jawaban Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Ragu-Ragu (RR) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1

3. Tabulasi
Tabulasi adalah proses penempatan data ke dalam bentuk tabel
yang telah diberi kode atau skor sesuai dengan kebutuhan analisis.20
Kemudian data diolah sehingga hasil angket dinyatakan sah, maka
selanjutnya melakukan analisis data dengan analisis kuantitatif.
Analisa yang sebelumnya telah ditentukan persentasenya dengan
menggunakan distribusi frekuensi.
G. Instrumen Penelitian
Menurut Syofian Siregar, instrumen penelitian adalah suatu alat yang
dapat digunakan untuk memperoleh, mengolah dan menginterpretasikan
informasi yang diperoleh dari para responden yang dilakukan dengan
menggunakan pola ukur yang sama21. Pengukuran instrumen penelitian ini
menggunakan pengukuran Skala Likert, yaitu skala yang berisi empat tingkat
preferensi jawaban dengan pilihan sebagai berikut:22
Dalam penelitian ini instrumen penelitian dibagi menjadi dua yakni
berdasarkan pada variabel yang diteliti berupa variabel X dan Variabel Y, dan
kisi-kisi dalam penelitian ini sebagai berikut:

20
Ibid., h. 208.
21
Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h.
75
22
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21, (Semarang: Badan
Penerbit-Undip, 2013) h. 47
62

Tabel 3.5
Kisi-Kisi Intrumen Angket
Variabel Jenis Sub Variabel Butir Jumlah
Penelitian Variabel Instrumen
Uang (X) Kemudahaan 1 – 33 33
Elektronik
Efisiensi Waktu 34 – 38 5
Sistem (Y) Biaya 39 – 43 5
Pembayaran Usaha 44 – 51 8

Tabel 3.6
Instrumen Wawancara
No Variabel Sub Variabel Pertanyaan
1 Uang Kemudahaan 1. Apakah uang elektronik membantu anda dalam
Elektronik Uang beraktivitas sehari-hari terutama saat
(X) Elektronik pembayaran transportasi Commuterline dan
transjakarta?
2. Apakah uang elektronik memberikan fasilitas
yang baik dalam sistem pembayaran transportasi
Commuterline dan transjakarta?
3. Apakah uang elektronik membuat anda bergerak
lebih cepat ketika berpergian?
4. Apakah anda mendapatkan informasi yang
akurat dan lengkap tentang uang elekrronik?
2 Efisiensi Waktu Apakah dengan menggunakan uang elektronik
Sistem durasi waktu transaksi pembayaran transportasi
Pembayaran Commuterline dan tranjakarta Anda jadi lebih
Transportasi singkat ?
(Y)
Biaya Apakah biaya yang anda keluarkan ketika
menggunakan uang elektronik lebih murah atau
sebaliknya?
Usaha Apakah uang elektronik membantu Anda lebih
ringan saat melakukan pembelian/pembayaran
Commuterline dan transjakarta
63

H. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan data
berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan
variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti,
melakukan perhitungan untuk menjawab masalah dan melakukan
perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan23. Teknik analisis
data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Dalam penelitian ini
menggunakan statistik deskriptif.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis
data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul. Dalam statistik deskriptif penyajian data melalui tabel, grafik,
diagram lingkarang, pictogram dll. Dalam statistik deskriptif juga dapat
dilakukan mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis
korelasi dan melakukan prediksi dengan analisis regresi.24

1. Uji Instrumen
a. Uji Validitas
Menurut Suharsimi (2006) yang dikutip oleh Danang Sunyoto
dalam bukunya menjelaskan tentang Validitas yang merupakan suatu
ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan
suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai
validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti
memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila
mampu mengukur apa yang diinginkan.
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data
dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas

23
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 147
24
Ibid, h. 147-148
64

instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak


menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Sedangkan
menurut Singarimbun (1989) yang dikutip oleh Danang Sunyoto juga
menjelaskan tentang Uji Validitas yang merupakan suatu alat ukur tes
dalam kuesioner.
Maka validitas artinya sejauh mana tes dapat mengukur dengan
tepat dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Rumus korelasi
yang dapat digunakan adalah yang dikemukakan oleh Pearson yang
dikenal dengan rumus korelasi product moment adalah sebagai berikut:

rxy =

Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara variable X dan Y
N = Jumlah subyek
X = Skor dari tiap-tiap item
Y = Jumlah dari skor item

Menggunakan ∝ = 0,05 (5%) diketahui r hitung > r tabel. Apabila r


hitung < r tabel maka status kuesioner adalah gugur25

b. Uji Reliabilias
Reliabilias sebenarnya adalah alat untuk mengukur suau kuisioner
yag merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1) Repeated Measure atau pengukuran ulang

25
Danang Sunyoto, Metodologi Penelitian untuk Ekonomi, h. 69
65

2) One Shot atau pengukuran sekali saja : pengukuran hanya sekali


dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau
mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.
Untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha ( ).
Suatu variabel dikatakan handal jika memberikan nilai Cronbach Alpha
> 0,60 dan dikatakan tidak reliabel atau tidak handal bila nilai Cronbach
Alpha < 0,6026
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Salah satu model asumsi model regresi adalah residual
mempunyai distribusi normal. Uji t digunakan untuk melihat
signifikansi variabel independen terhadap variabel dependen tidak bisa
diaplikasikan jika residual tidak mempunyai distrubusi normal.27
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau
tidak dengan analisis grafik dan uji statistik28. Uji statistik non-
parametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan
kriteria pengujian:
a. Jika nilai sig. (Asymp.Sig) > 0,05 maka data residual berdistribusi
normal
b. Jika nilai sig. (Asymp.Sig) < 0,05 maka data residual tidak
berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas

26
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21, h. 47-48
27
Agus Widarjono, Analisis Multivariat Terapan dengan Program SPSS, AMOS, dan SMARTPLS,
(Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2015)., h. 89
28
Imam Ghozali, Op.Cit, h. 161
66

Homogen artinya data yang dibandingkan atau dikomparasikan


sejenis (bersifat homogen), maka perlu uji homogenitas29. Maka uji
homogenitas ialah uji yang dilakukan untuk melihat data yang
dibandingan bersifat sama atau homogen. Uji yang dilakukan untuk
melihat adanya homogenitas data ialah menggunakan tabel F dengan
membandingkan antara F hitung dengan F tabel.
Langkah pengujian :

1) Menghitung varians terbesar dan varians terkecil (F hitung )

F hitung =

2) Bandingkan nilai F hitung dengan F tabel


Dengan rumus : db Pembilang = n-1 dan db Penyebut = n-1, dengan
taraf signifikansi ( = 0,05
3) Kriteria Pengujian
Jika : F hitung F tabel, Tidak Homogen
Jika : F hitung F tabel, Homogen30
c. Uji Linieritas
Tujuan dilakukan uji linieritas adalah untuk mengetahui apakah
antara variabel tak bebas (Y) dan variabel bebas (X) mempunyai
hubungan linier. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam
penerapan metode regresi linier.
Prosedur uji linieritas

a. Membuat hipotesis dalam uraian kalimat

Ho : Data kelompok A dengan kelompok B tidak berpolar


linier
Ha : Data kelompok A dengan B berpola linier

29
Riduwan, Pengantar Statistika Sosial, h. 156
30
Ibid, h. 158
67

b. Menentukan risiko kesalahan


Pada tahap ini kita menentukan seberapa besar peluang membuat
risiko kesalahan dalam mengambil keputusan menolak hipotesis
yang benar. Biasanya dilambangkan dengan yang sering disebut
istilah taraf siginifikan.
c. Kriteria Pengujian
Jika deviation from linerity (sig) > 0,05 Maka Ha diterima
Jika deviation from linerity (sig) < 0,05 Maka Ho diterima31
3. Uji Hipotesis
Hipotesis statistik merupakan dugaan atau pernyataan mengenai
satu atau lebih populasi yang perlu diuji kebenarannya. Benar atau
tidaknya suatu hipotesis statistik belum dapat diketahui dengan pasti
kecuali melakukan pengujian dengan menggunakan populasi32.
a. Uji T (parsial)
Pengujian yang dilakukan adalah uji parameter (uji korelasi)
dengan menggunakan uji t-statistik. Hal ini membuktikan apakah
terdapat pengaruh antara masing-masing variabel independen (X) dan
variabel dependen (Y). Menggunakan rumus:


t=

Keterangan:
𝑡 = Nilai uji t
𝑟 = Koefisien korelasi pearson
𝑟2 = Koefisien determinasi
= Jumlah sampel

31
R. Gunawan Sudarmanto, Statistik Terapan Berbasis Komputer, ( Jakarta : Mitra Wacana Media,
2013) h. 207
32
Bambang Suharjo, Statistika Terapan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013) h. 49
68

Hasil perhitungan ini selanjutnya dibandingkan dengan 𝑡𝑡𝑎𝑏 𝑙 dengan


menggunakan tingkat kesalahan 0,05 uji dua pihak dan dk = n - 2,
kriteria sebagai berikut:
- H0 diterima bila 𝑡 h𝑖𝑡𝑢 𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏 𝑙 atau 𝑡 h𝑖𝑡𝑢 𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏 𝑙

- H0 ditolak bila 𝑡 h𝑖𝑡𝑢 𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏 𝑙 atau 𝑡 h𝑖𝑡𝑢 𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏 𝑙

Jika hasil pengujian statistik menunjukkan H0 ditolak, maka berarti


variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap efisiensi sistem pembayaran transportasi. Tetapi
apabila H0 diterima, maka berarti variabel independen tersebut tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap efisiensi sistem
pembayaran transportasi.
b. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Dalam
kenyataan nilai adjusted R2 dapat bernilai negatif, walaupun yang
dikehendaki harus bernilai positif. Menurut Gujarati (2003) dalam
Ghozali33, jika uji empiris didapat nilai R2 negatif, maka nilai
adjusted R2 bernilai nol.
Secara matematis :
a) Jika nilai R2 = 1, maka Adjusted R2 = R2 = 1
b) Jika nilai R2 = 0, maka Adjusted R2 = (1- k)/(n-k)

Jika k > 1, maka Adjusted R2 akan bernilai negatif.

c. Uji Regresi Sederhana

33
Imam Ghozali, Op.Cit, h. 97-98
69

Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear


sederhana. Regresi sederhana dapat dianlisis karena didasari oleh
hubungan sebab akibat (kausal) variabel X terhadap variabel Y.34
𝑎 𝑏

Keterangan :

: subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan


𝑎 : harga bila = 0 (harga konstan)
𝑏 : angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka
peningkat atau variabel dependen yang didasarkan pada variabel
independen. Bila 𝑏 (+), terjadi kenaikan; bila 𝑏 (-), terjadi
penurunan
: subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu

Harga 𝑏 𝑟 Harga 𝑎 𝑏

Keterangan:
𝑟 : koefisien korelasi momen produk antara variabel dengan
variabel Y
: simpangan baku variabel
: simpangan baku variabel
Bila koefiesien korelasi tinggi,harga 𝑏 juga tinggi. Sebaliknya,
bila koefisien korelasi rendah, harga 𝑏 juga rendah. Selain itu, bila
koefisien korelatif negatif, harga 𝑏 juga negatif. Sebaliknya, bila
koefisien korelasi positif, harga 𝑏 juga positif. Harga 𝑎 dan harga 𝑏
dapat dicari degan rumus berikut:

34
Riduwan, Pengantar Statistik Sosial, (Bandung :Alfabeta, 2009),h.269
70

Keterangan :

= Regresi atas
= Variabel
𝑎 = Konstanta regresi
𝑏 = Koefisien regresi
= Jumlah data
= Jumlah hasil perkalian dan
2 = Jumlah hasil perkalian skor
2 = Jumlah hasil perkalian skor
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian


1. Kondisi Geografis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta atau UIN Jakarta
adalah sebuah universitas Islam Negeri yang terletak di Jl. Ir. H. Djuanda
No.95, Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten 15142.1
Kota Tangerang Selatan adalah sebuah kota yang terletak di Provinsi
Banten, Indonesia. Kota ini terletak 30 Km sebelah barat Jakarta dan 90 Km
sebelah tenggara Serang, Banten. Tangerang Selatan terletak dibagian timur
Provinsi Banten yaitu pada titik koordinat 106’38’ – 106’47’ Bujur Timur dan
06’16’30 – 06’22’30’ Lintang Selatan. Berikut batas – batas adimintrasi Kota
Tangerang Selatan :
Utara : Kota Tangerang
Selatan : Kabupaten Bogor dan Kota Depok
Barat : Kabupaten Serang
Timur : Kota Administrasi Jakarta Selatan2

1
www.uinjkt.ac.id
2
https://kabartangsel.com/direktori-tangsel/peta-kota-tangerang-selatan/

71
72

Gambar 4.1
Peta UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Profil Singkat Universitas
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta saat ini telah
berusia 60 tahun sejak terhitung dari berdirinya ADIA (Akademi Dinas Ilmu
Agama) pada tanggal 1 Juni 1957. Selama itu pula, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta telah melewati beberapa periode sejarah, sehingga kini telah menjadi
salah satu ikon universitas Islam di Indonesia. Secara singkat, di awal
berdirinya ADIA (1957 -1960), IAIN Al- Jami’ah (1960 – 1963), IAIN Syarif
Hidayatullah Jakarta (1963 – 2002), dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (
2002 – sekarang)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki visi yaitu sebagai Perguruan
Tinggi yang mandiri dan unggul dalam riset integrasi keilmuan keislaman di
Asia Tenggara. Dengan misi yaitu (1) menyediakan akses pendidikan tinggi
73

yang berkualitas bagi masyarakat luas secara berkeadilan; (2)


menyelenggarakan pendidikan tinggi berbasis riset yang bermutu dan unggul
untuk pengembangan keilmuan, transformasi sosial, dan peningkatan daya
saing bangsa, (3) menyelenggarakan pendidikan tinggi dalam kerangka struktur
dan kultur organisasi yang otonom, religius, berintegritas, dan akuntabel.
Program akademik pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terdiri dari 12
fakultas, diantaranya; Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Adab dan Humaniora,
Ushuluddin, Syariah dan Hukum, Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dirasat
Islamiyah, Psikologi, Ekonomi dan Bisnis, Sains dan Teknologi, Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Sekolah Pascasarjana.3
B. Data Penelitian
1. Deskripsi Responden
Berikut ini dijelaskan gambaran umum tentang responden yang menjadi
objek dalam penelitian. Responden dalam penelitian ini adalah seluruh
mahasiswa aktif UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kuesioner disebar kepada
100 responden yang dibagi menjadi tiga kategori, sebagai berikut :
a. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Total kuesioner berdasarkan jenis kelamin terbagi menjadi dua yaitu
laki-laki dan perempuan.
Tabel 4.1
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah


1 Laki – Laki 24
2 Perempuan 76
Jumlah 100
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2018

3
Pedoman Akademik Program Starta 1, tahun 2017/2018, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
74

Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

24%
Laki - Laki
Perempuan

76%

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2018


Gambar 4.2
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan tabel 4.1 dan gambar 4.2 diatas menunjukkan bahwa
jumlah resonden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 24 orang atau 24%,
sedangkan responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 76 orang atau
76%. Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden dalam
penelitian ini adalah perempuan.
b. Responden Berdasarkan Fakultas
Fakultas merupakan tempat seorang mahasiswa mengambil jurusan
yang diminatinya, dalam satu fakultas terdapat beberapa jurusan. Dilihat
dari fakultas, responden dikelompokan menjadi sebelas kategori, yaitu :
Tabel 4.2
Responden Berdasarkan Fakultas
No Fakultas Jumlah
1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 20
2 Fakultas Adab dan Humaniora 11
3 Fakultas Syariah dan Hukum 10
4 Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi 12
75

5 Fakultas Dirasat Islamiah 2


6 Fakultas Psikologi 4
7 Fakultas Ekonomi dan Bisnis 9
8 Fakultas Sains dan Teknologi 13
9 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 8
10 Fakultas Ushuludin dan Filsafat 7
11 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik 4
Jumlah 100
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2018

Responden Berdasarkan Fakultas


FITK
4% FAH
7% FSH
20%
8% FIDKOM
FDI
Psikologi
13% 11%
FEB
FST
9% 10% FKIK
12% Ushuludin
4% FISIP
2%

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2018


Gambar 4.3
Responden Berdasarkan Fakultas

Berdasarkan tabel 4.2 dan gambar 4.3 diatas menunjukkan bahwa


responden berdasarkan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan (FITK)
sebanyak 20 orang atau 20%, fakultas adab dan humaniora sebanyak 11
orang atau 11%, fakultas syariah dan hukum sebanyak 10 orang atau 10%,
fakultas ilmu dakwah dan komunikasi sebanyak 12 orang atau 12%,
76

fakultas dirasat islamiah sebanyak 2 orang atau 2%, fakultas psikologi


sebanyak 4 orang atau 4%, fakultas ekonomi dan bisnis sebanyak 9 orang
atau 9%, fakultas sains dan tekonogi sebanyak 13 orang atau 13%, fakultas
ilmu kedokteran dan kesehatan sebanyak 8 orang atau 8%, fakultas
ushuludin sebanyak 7 orang atau 7%, dan fakultas ilmu sosial dan politik
sebanyak 4 orang atau 4%.
c. Responden Berdasarkan Uang Elektronik
Uang elektronik yang digunakan oleh mahasiwa turut mempengaruhi
dalam melakukan pembayaran transportasi yang dilakukannya, uang
elektronik dibedakan menjadi lima yaitu E-money, Flazz, Brizzi, Tapcash
dan Jakcard. Berikut responden berdasarkan uang elektronik :
Tabel 4.3
Responden Berdasarkan Uang Elektronik
No Uang Elektronik Jumlah
1 E-money 42
2 Brizzi 13
3 Flazz 34
4 Tapcash 5
5 Jakcard 6
Jumlah 100
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2018
77

Responden Berdasarkan Uang Elektronik

6%
5%
E-money
42% Brizzi
Flazz
34% Tapcash
Jakcard

13%

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2018


Gambar 4.4
Responden Berasarkan Uang Elektronik
Berdasarkan tabel 4.3 dan gambar 4.4 diatas menunjukkan bahwa
responden yang menggunakan uang elektronik E-money sebanyak 42
orang atau 42%, Brizzi sebanyak 13 orang 13%, Flazz sebanyak 34 orang
atau 34 %, Tapcash sebanyak 5 orang atau 5% dan Jakcard sebanyak 6
orang atau 6%.
2. Deskripsi Data
a. Hasil Angket
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah maka diperoleh respon
oleh responden terhadap kuesioner sebagai berikut :
Tabel 4.4
Presentase Variabel (X)
A. Uang Elektronik
No Pernyataan SS S RR TS STS

Kemudahaan Uang Elektronik


Penggunaan uang elektronik mudah 41% 53% 6% 0% 0%
1.
dipahami
78

Kesalahan dalam bertransaksi dapat 28% 47% 17% 8% 0%


2.
diminimalisir
Informasi tentang uang elektronik 19% 60% 18% 3% 0%
3.
mudah diingat
Informasi tentang uang elektronik 21% 63% 13% 3% 0%
4.
mudah dipahami
Tidak ada permasalahan gangguan 13% 47% 25% 14% 1%
5.
dalam sistem uang elektronik
Banyak media yang memberikan 22% 53% 23% 2% 0%
6.
informasi tentang uang elektronik
Proses transaksi menggunakan uang 59% 39% 1% 1% 0%
7. elektronik memperlancar pembayaran
commuterline
Proses transaksi menggunakan uang 52% 44% 3% 1% 0%
8. elektronik memperlancar pembayaran
transjakarta
Manfaat dari uang elektronik sangat 40% 55% 3% 2% 1%
9. membantu untuk melaksanakan
aktivitas
Saya sudah terbiasa menggunakan 31% 44% 12% 13% 1%
10.
uang elektronik dalam pembayaran
Saya ingin terus menggunakan uang 27% 46% 22% 5% 0%
11.
elektronik
Saya selalu memakai uang elektronik 42% 39% 12% 6% 1%
12. ketika pergi menggunakan transportasi
commuterline
Saya selalu memakai uang elektronik 39% 38% 17% 5% 1%
13. ketika pergi menggunakan transportasi
busway
Saya merasa tidak perlu membawa 28% 43% 14% 13% 2%
uang yang banyak apabila
14.
menggunakan uang elektronik dalam
melakukan pembayaran commuterline
Saya merasa tidak perlu membawa 29% 42% 18% 19% 2%
uang yang banyak apabila
15.
menggunakan uang elektronik dalam
melakukan pembayaran transjakarta
Dalam bertransaksi uang elektronik 31% 65% 3% 1% 0%
16.
mudah untuk digunakan
79

Dengan menggunakan uang elektronik 15% 52% 31% 0% 2%


dapat dipastikan bahwa seluruh
17.
informasi tentang saya di lindungi oleh
perbank-an
Transaksi menggunakan uang 21% 61% 16% 1% 1%
18.
elektronik memberikan rasa aman
Keamanan uang pada alat elektronik 16% 60% 22% 0% 2%
19. terjamin walaupun lama tidak
digunakan
Keamanan uang pada alat elektronik 20% 60 19 0% 1%
20.
terjamin saat bertransaksi
Adanya kesederhanaan bertransaksi 36% 56 6 2% 0%
21.
menggunakan uang elektronik
Saya sering menggunakan uang 14% 42% 27% 15% 2%
22. elektronik dalam transaksi bersifat
mikro
Saya ingin merekomendasikan kepada 21% 61 17 1 0%
23. orang lain untuk menggunakan uang
elektronik
Uang elektronik mempermudah saya 41% 54% 3% 2% 0%
24. dalam bertransaksi menggunakan
commuterline
Uang elektronik mempermudah saya 40% 49% 9% 2% 0%
25. dalam bertransaksi menggunakan
busway
Uang elektronik mudah untuk 22% 65% 11% 2% 0%
26.
didapatkan
Outlet yang melayani transaksi dengan 19% 42% 23% 15% 1%
27. uang elektronik dekat dengan tempat
tinggal saya
28. Jaringan merchant uang elektronik luas 13% 66% 14% 7% 0%
Informasi uang elektronik mudah 19% 64% 15% 1% 1%
29.
didapat
Sudah banyak outlet yang menerima 11% 65% 21% 3% 0%
30. transaksi menggunakan uang
elektronik
Banyak media yang memberikan 14% 59% 23% 4% 0%
31.
informasi tentang uang elektronik
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2018
Berdasarkan data pada tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa penggunaan
uang elektronik dapat memperlancar pembayaran transportasi commuterline
80

dan transjakarta menempati presentase tertinggi dari respon yang diberikan


oleh mahasiswa sebesar 59% sangat setuju 44 % setuju, selain itu jaringan
merchant yang luas dan penggunaan uang yang mudah mendapat presentase
nilai 65% setuju. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari setengahnya
mahasiswa UIN Jakarta setuju dengan kemudahaan yang terdapat pada uang
elektronik guna melakukan pembayaran transportasi commuterline dan
transjakarta.
Tabel 4.5
Presentase Variabel (Y)
B. Efisiensi Sistem Pembayaran Transportasi
No Pernyataan SS S RR TS STS
Efisiensi Waktu
Durasi waktu yang dibutuhkan uang 41% 55% 3% 1% 0%
32. elektronik dalam pembayaran busway
lebih singkat
Durasi waktu yang dibutuhkan uang 44% 51% 3% 2% 0%
33. elektronik dalam pembayaran
commuterline lebih singkat
Saya merasa lebih cepat bertransaksi 39% 53% 5% 3% 0%
34. menggunakan uang elektronik
dibanding cash
Saya merasa lebih menghemat waktu 44% 54% 2% 0% 0%
dengan tidak mencari uang kecil ketika
35.
bertransaksi menggunakan
commuterline
Saya merasa lebih menghemat waktu 40% 56% 3% 1% 0%
36. dengan tidak mencari uang kecil ketika
bertransaksi menggunakan busway
Efisiensi Biaya
Penerapan uang elektronik dapat 22% 43% 25% 10% 0%
menunjukkan kemampuan dalam
37.
menggunakan dana dengan benar &
dan tidak ada pemborosan
Penggunaan uang elektronik adalah 16% 48% 28% 7% 1%
38. kegiatan yang dapat meminimumkan
biaya
81

Penggunaan uang elektronik 19% 53% 18% 10% 0%


merupakan sebuah ukuran yang
39. menunjukkan bagaimana dana
dikeluarkan untuk pembayaran
commuterline lebih murah
Penggunaan uang elektronik 18% 55% 18% 9% 0%
merupakan sebuah ukuran yang
40. menunjukkan bagaimana dana
dikeluarkan untuk pembayaran busway
lebih murah
Saya merasa lebih hemat ketika 14% 49% 22% 15% 0%
41.
menggunakan uang elektronik
Efisiensi Usaha
Penerapan uang elektronik berarti 12% 59% 20% 9% 0%
42. mengerjakan sesuatu dengan benar
(doing things right)
Penggunaan uang elektronik adalah 10% 62% 18% 10% 0%
43. kegiatan yang dapat meminimumkan
pikiran
Penggunaan uang elektronik adalah 22% 69% 3% 6% 0%
44. kegiatan yang dapat meminimumkan
tenaga
Penggunaan uang elektronik dianggap 20% 70% 10% 0% 0%
mewujudkan efisiensi apabila hasil
45. yang ditentukan dapat dicapai dengan
kegiatan yang sederhana dan mudah
diimplementasikan
Penggunaan uang elektronik dianggap 17% 70% 12% 1% 0%
mewujudkan “hemat energi” apabila
46.
kegiatan/sistem tersebut mencapai hasil
maksimal
Saya tidak harus pergi kestasiun untuk 20% 57% 15% 6% 2%
47. mengisi ulang saldo uang elektronik
karena dapat melalui mobile banking
Saya tidak harus pergi ke loket halte 19% 58% 15% 6% 2%
untuk mengisi ulang saldo uang
48.
elektronik karena dapat menggunakan
mobile banking
Saya dapat mengisi ulang saldo uang 30% 68% 2% 0% 0%
49.
elektronik melalui mini market

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2018


82

Dari tabel 4.5 diatas, dapat diketahui respon mahasiswa (responden)


terhadap variabel efisiensi sistem pembayaran transportasi yang terbagi
menjadi tiga yaitu berdasarkan waktu dengan nilai presentase tertinggi
sebesar 44% sangat setuju 56% setuju adalah mahasiswa lebih merasa
menghemat waktu dengan tidak mencari uang kecil ketika bertransaksi
menggunakan commuterline dan transjakarta. Berdasarkan biaya dengan
presentase nilai terbesar 19% sangat setuju 55% setuju adalah penggunaan
uang elektronik menunjukkan bagaimana dana dikeluarkan untuk
pembayaran commuterline dan transjakarta lebih murah. Dan berdasarkan
usaha memiliki presentase terbesar 30% sangat setuju 70% setuju adalah
mahasiswa dapat mengisi ulang saldo uang elektronik melalui mini market
serta penggunaan uang elektronik mewujudkan efisiensi dengan kegiatan
yang sederhana dan mudah diimplementasikan. Hal ini menunjukkan bahwa
mahasiswa UIN Jakarta lebih efisien dalam pembayaran transportasi
commuterline dan transjakarta menggunakan uang elektronik.

b. Hasil Wawancara
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan,wawancara menjadi penting
sebagai pelengkap atau penguat dari teknik pengambilan data yang utama,
yaitu angket. Wawancara ini dilakukan pada tujuh responden mahasiswa UIN
secara random. Beberapa pertanyaan pada wawancara ini terkait kemudahaan
uang elektronik, durasi waktu penggunaan uang elektronik, biaya yang
dikeluarkan saat menggunakan uang elektronik dan besarnya usaha dalam
melakukan transaksi menggunakan uang elektronik. Hal ini untuk
menguatkan dari pernyataan angket yang belum terpaparkan secara jelas.
Dari hasil wawancara tersebut didapatkan berupa 100% responden
terbantu dengan uang elektronik dalam pembayaran commuterline dan
transjakarta, sebanyak 80% responden menjawab merasa lebih cepat
berpergian menggunakan uang elektronik dalam pembayaran commueterline
83

dan transjakarta, sebanyak 75% responden mendapatkan informasi yang


akurat dan lengkap terkait uang elektronik, lalu sebanyak 95% responden
menjawab durasi waktu saat melakukan pembayaran commuterline dan
transjakarta menjadi lebih singkat, sebanyak 85% responden menjawab lebih
murah ketika menggunakan uang elektronik, dan sebesar 95% responden lebih
simpel menggunakan uang elektronik sebagai alat pembayaran commuterline
dan transjakarta. Hasil ini menjelaskan bahwa uang elektronik secara
signifikan memberikan pengaruh terhadap efisiensi sistem pembayaran
transportasi yang dilakukan oleh mahasiswa UIN Jakarta.
C. Analisis Data
1. Pra Analisis
a. Uji Validitas Instrumen
Uji validitas ini diperoleh dengan cara membandingkan nilai rhitung
dan nilai rtabel. Suatu item instrumen dikatakan valid jika nilai rhitung >
dari nilai rtabel, sebaliknya instrumen dikatakan tidak valid jika nilai
rhitung < dari nilai rtabel. Pada uji validitas ini, peneliti menggunakan
rumus korelasi Product Moment dengan dilakukan pengujian taraf
signifikan.
Besarnya “r” yang tercantum dalam nilai r tabel Product Moment,
dengan taraf signifikansi 5%. Dengan melihat nilai r tabel, maka dapat
diketahui bahwa nilai r tabel Product Moment sebesar 0,312 pada taraf
signifikansi 5%. Instrumen penelitian ini diuji kepada non responden
sesungguhnya, yaitu kepada beberapa mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan secara
random sebanyak 40 orang dengan mengerjakan 51 pernyataan. Pada
hasil pengujian validitas pada variabel X dari 33 butir soal, terdapat 31
soal yang valid dan 2 soal yang tidak valid. Oleh karena itu peneliti
hanya mengambil 31 soal yang valid dari variabel X (Uang
Elektronik) dan tidak memakai 2 soal yang tidak valid.
84

Selanjutnya hasil uji validitas pada variabel Y ( Sistem


Pembayaran Transportasi) menunjukkan bahwa dari 18 butir soal,
tidak terdapat butir soal yang tidak valid. Oleh karena itu seluruh butir
soal dalam variabel Y ini dapat digunakan semua sebagai data
penelitian.
b. Hasil Pengujian Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi dari suatu
instrumen. Dalam penelitian ini menggunakan rumus alpha cronbach,
dimana sutau instrumen dikatakan reliabel apabila skornya > 0,6 dan
tidak reliabel apabila < 0,6. Hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 4.6
Hasil Uji Reliabilitas Variabel X
(Uang Elektronik)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.924 31

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, hasil uji reliabilitas variabel X


menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,924 yaitu lebih besar
dari 0,6. Berdasarkan kriteria reliabilitas, dimana suatu instrumen
penelitian dikatakan sangat reliable bila koefisien reliabilitasnya
Cronbach’s Alpha > 0,6. Maka indikator-indikator dalam penelitian ini
dikatakan sangat reliabel, artinya bahwa setiap item pernyataan yang
akan digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang
berarti pula bila pertanyaan itu diajukan kembali akan diperoleh
jawaban yang relative sama dengan jawaban sebelumnya.
85

Tabel 4.7
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y
( Sistem Pembayaran Transportasi)
Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.868 18

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 4.7 di atas, hasil uji reliabilitas variabel Y


menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,868 yaitu lebih besar
dari 0,6. Berdasarkan kriteria reliabilitas, dimana suatu instrumen
penelitian dikatakan reliable bila koefisien reliabilitasnya Cronbach’s
Alpha > 0,6. Maka indikator-indikator dalam penelitian ini dikatakan
reliabel, artinya bahwa setiap item pernyataan yang akan digunakan
akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti pula bila
pertanyaan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relative
sama dengan jawaban sebelumnya.
2. Analisis Statistik Deskriptif
Deskripsi variabel dalam statistik deskriptif yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi mean, median, modus,standar deviasi, variansi,
range, minimum, maximum, dari satu variabel dependen yaitu efisiensi
sistem pembayaran transportasi dan variabel independen yang meliputi
uang elektronik. Statistik deskriptif menggambarkan karakteristik sampel
berkaitan dengan pengumpulan data dan peringkat data. Hasil statistik
deskriptif dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :
86

Tabel 4.8
Hasil Analisis Statistik Deskrptif
Statistics

Efisiensi Sistem
Uang Elektronik Pembayaran

N Valid 100 100

Missing 0 0
Mean 124.41 72.19
Std. Error of Mean 1.331 .740
Median 124.00 72.00
Mode 128 72
Std. Deviation 13.308 7.404
Variance 177.093 54.822
Range 56 35
Minimum 99 55
Maximum 155 90
Sum 12441 7219

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2018

a. Deskripsi Uang Elektronik


Dari tabel 4.8 dijelaskan bahwa hasil statistik deskriptif dari
variabel uang elektronik dengan jumlah responden (N) 100 orang,
diperoleh range 56, skor terendah (minimum) sebesar 99, skor
tertinggi (maksimum) sebesar 156, modus sebesar 128, rata-rata skor
sebesar 124,41, standar deviasi sebesar 13,308 dan varian 177,093.
Hal ini mengindentifikasi bahwa sebaran data akan persepsi responden
terhadap varaibel uang elektronik (X) pada efisiensi sistem
pembayaran transportasi baik.
b. Deskripsi Efisiensi Sistem Pembayaran
Dari tabel 4.8 dijelaskan bahwa hasil statistik deskriptif dari
variabel efisiensi sistem pembayaran transportasi dengan jumlah
87

responden 100 orang, diperoleh range 35, skor terendah (minimum)


sebesar 55, skor tertinggi (maksimum) sebesar 90, modus sebesar 72,
rata – rata skor sebesar 72,19, standar deviasi sebesar 7,404 dan varian
54,822. Hal ini mengidentifikasi bahwa sebaran data akan persepsi
responden terhadap variabel efisiensi sistem pembayaran transportasi
(Y) baik
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi data
berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini menggunakan
SPSS Statistic 23 untuk menghitung uji normalitas. Uji normalitas
yang dihitung melalui SPSS Statistic 23 menggunakan uji normalitas
dengan teknik Kolmogorov-Smirnov
Kriteria atau pedoman ukuran yang digunakan untuk menyatakan
apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak
dinyatakan apabila nilai Sig atau signifikansi atau nilai probabilitas
yang terdapat pada kolom Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai probabilitas
(sig) > 0,05, maka Ha diterima atau berdistribusi normal, jika nilai
probabilitas (sig) < 0,05, maka Ha di tolak atau tidak berdistribusi
normal. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah dengan
menggunakan bantuan program SPSS 23, maka didapatkan hasil
sebagai berikut:
88

Tabel 4.9
Hasil Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 100
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation 4.58900635
Most Extreme Differences Absolute .079
Positive .079
Negative -.039
Test Statistic .079
c
Asymp. Sig. (2-tailed) .128

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2018

Berdasarkan hasil data uji normalitas data menggunakan


Kolmogorov-Smirnov pada tabel 4.9 didapat nilai signifikansi 0.128 >
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi
normal.
Selain dalam penelitian ini, untuk menguji normalitas dapat juga
menggunakan metode Normal Probability, yaitu dengan melihat kurva
norma PPlots, yaitu suatu data dikatakan normal apabila titik – titik
mendekati atau menyebar disekitar garis diagonal, sedangkan jika data
menyebar menjauhi garis diagonal maka data tersebut dikatakan tidak
normal. Hasil uji normalitas data dengan metode Normal Probability
dapat dilihat pada gambar 4.4 berikut ini :
89

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2018


Gambar 4.5
Grafik Uji Normalitas P-Plot
Berdasarkan gambar 4.5 di atas menunjukkan bahwa grafik
normal probability plot menunjukkan pola grafik yang normal. Hal ini
terlihat dari titik-titik yang menyebar disekitar garis diagonal dan
penyebarannya mengikuti garis diagonal. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa model regresi layak digunakan karena memenuhi
asusmsi normalitas.
b. Uji Homogenitas
Selain uji normalitas, syarat yang harus dipenuhi penelitian
sebelum melaksanakan uji statistik adalah uji homogenitas. Uji
homogenitas menggunakan uji Anova dengan ketentuan, jika uji
homogenitas Levene menunjukan bahwa F (nilai Leverne Statistic >
0,05) berarti Ho diterima. Sebaliknya, jika uji homogenitas Levene
90

menunjukan bahwa F (nilai Leverne Statistic < 0,05) berarti Ho


ditolak pada tabel 4.10
Tabel 4.10
Hasil Uji Homogenitas Data

Test of Homogeneity of Variances


Uang Elektronik

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1,175 22 70 ,298
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2018
Hasil uji homogenitas Levene pada tabel 4.10 menunjukan bahwa
Levene Statistic sebesar 1.175 pada taraf signifikansi 0,298 (p > 0,05)
berarti Ha diterima. Artinyanya, data bersifat homogen.
c. Uji Linieritas
Uji linieritas adalah uji untuk mengetahui apakah antara variabel
bebas (X) dan variabel terikat (Y) mempunyai hubungan linier. Uji
linieritas dilakukan dengan melihat nilai pada baris deviation from
linearity. Jika nilai sig deviatation from linearity > 0,05 maka terdapat
hubungan yang linier antara variabel bebas (X) dan variabel terikat
(Y). Jika nilai sig deviatation from linearity < 0,05 maka tidak terdapat
hubungan yang linier antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Hasil uji linieritas dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini :
91

Tabel 4.11
Hasil Uji Linieritas

ANOVA Table

Sum of Mean
Squares df Square F Sig.

Efisiensi Between (Combined) 4338.857 40 108.471 5.879 .000


Sistem Groups Linearity 3342.551 1 3342.551 181.171 .000
Pembayaran
Deviation from
Transportasi 996.306 39 25.546 1.385 .127
Linearity
* Uang
Within Groups 1088.533 59 18.450
Elektronik
Total 5427.390 99
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2018

Berdasarkan hasil pada tabel 4.11 diperoleh bahwa nilai sig


deviatation from linearity sebesar 0,127 > 0,05 , maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan yang linear antara uang elektronik (X) dan
efisiensi sistem pembayaran transportasi (Y).

D. Analisis Hasil Regresi dan Pengujian Hipotesis


1. Uji T (Parsial)
Uji T digunakan untuk mengukur secara terpisah (parsial) dampak
yang ditimbulkan dari variabel bebas (independent) terhadap variabel
terkait (dependent). Dasar pengambilan keputusan pada uji t, jika nilai
probabilitas (sig) < 0,05 maka Ha diterima dan menolak Ho (signifikan).
Sedangkan jika nilai probabilitas (sig) > 0,05 maka Ho diterima dan Ha
ditolak (tidak signifikan). Dan apabila , maka Ho diterima
dan Ha ditolak (tidak signifikan), begitu sebaliknya apabila
, maka Ho ditolak dan Ha diterima. (signifikan)
92

Tabel 4.12
Hasil Uji Parsial (t-test)
a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 17.868 4.358 4.100 .000

Uang
.437 .035 .785 12.535 .000
Elektronik

a. Dependent Variable: Efisiensi Sistem Pembayaran Transportasi


Sumber: Pengolahan Data Primer, 2018

Berdasarkan pada tabel 4.12 diatas dapat disimpulkan mengenai uji


hipotesis dari variabel independen terhadap variabel dependen sebagai
berikut:

1) Uang Elektronik
Ho = Uang elektronik tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap efisiensi sistem pembayaran transportasi
Ha = Uang elektronik berpengaruh secara signifikan terhadap
efisiensi sistem pembayaran transporatasi

Untuk menjelaskan hasil dari uji T pada tabel diatas, terlebih dahulu
menghitung t tabel. Diketahui signifikansi 0,05, dengan distribusi t derajat
kebebasan df = n – k-1= 100-1-1 = 98, kemudian liat pada t tabel dengan
taraf signifikansi 0,05 pada jumlah sampel atau n = 98, maka t tabel =
1,66055.
Variabel uang elektronik memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000
nilai ini lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05). Hasil t hitung menunjukkan
bahwa t hitung 12,535 > 1,66055. Maka keputusan yang diambil adalah
Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa uang
93

elektronik berpengaruh secara signifikan terhadap efisiensi sistem


pembayaran transportasi
2. Koefisien Determinasi

Pada tabel 4.13 dibawah ini menunjukkan nilai koefisien


determinasi dari modal Summary dimana koefisien determinasi digunakan
untuk menghitung besarnya peranan atau pengaruh antara variabel. Dalam
penelitian ini terdapat satu variabel independen, sehingga menggunakan
nilai R Square. Pada pengujian koefisien determinasi dengan melihat nilai
R Square antara nol sampai dan satu. ( 0 < R < 1). Apabila nilai R Square
bernilai kecil menunjukkan kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Dan nilai yang
mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan informasi
untuk memprediksi variabel dependen yaitu Efisiensi Sistem Pembayaran
Transportasi. Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 4.x
berikut ini :

Tabel 4.13
Hasil Uji Koefisien Determinasi
b
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 .785 .616 .612 4.612

a. Predictors: (Constant), Uang Elektronik


b. Dependent Variable: Efisiensi Sistem Pembayaran Transportasi
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel 4.13 nilai yang digunakan adalah nilai R Square
yaitu 0,616. Maka dapat diartikan bahwa 61,6% variabel independen
uang elektronik dapat menjelaskan variabel dependen efisiensi sistem
pembayaran transportasi. Sisanya 38,4% dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak diteliti.
94

3. Analisis Regresi Linier Sederhana


Analisis regresi linear sederhana adalah analisis untuk mengukur
besarnya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel
dependen dan memprediksi variabel dependen dengan menggunakan
variabel independen. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada
atau tidak pengaruh variabel yaitu uang elektronik (X) sebagai variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap efisiensi sistem pembayaran
transportasi (Y). Oleh karena itu, peneliti merumuskan model regresi
sebagai berikut :

Y = a + b. X
Keterangan :
Y : nilai prediksi variabel dependen (Efisisensi Sistem
Pembayaran Transportasi)
X : nilai prediksi variabel independen ( Uang Elektronik)
a : konstanta, yaitu nilai peningkatan atau penurunan variabel Y
yang didasarkan pada variabel
b : koefisien regres
Tabel 4.14
Hasil Uji Regresi Linear Sederhana

a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 17.868 4.358 4.100 .000

Uang
.437 .035 .785 12.535 .000
Elektronik

a. Dependent Variable: Efisiensi Sistem Pembayaran Transportasi


Sumber: Pengolahan Data Primer, 2018
95

Berdasarkan tabel 4.14 persamaan regresi linear sederhana yang dibaca


adalah nilai dalam kolom B, baris pertama menunjukkan konstanta dan baris
selanjutnya menunjukkan koefisien regresi variabel independen. Berdasarkan
tabel 4.14 model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut :

Y = 17, 868 + 0,437 X

Dari hasil pengujian regresi linear sederhana diatas, maka dapat diketahui
bahwa :

a. Nilai konstanta sebesar 17,868 menunjukkan bahwa jika variabel


independen (Uang Elektronik) dianggap konstan atau nol maka nilai Y
(Efisiensi Sistem Pembayaran Transportasi) adalah sebesar 17,868.
b. Nilai koefisien variabel Uang Elektronik (X) sebesar 0, 437. Hal ini
berarti bahwa setiap kenaikan uang elektronik sebesar 1 satuan, maka
efisiensi sistem pembayaran transportasi akan naik sebesar 0,437
satuan dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap. Dapat
disimpulkan bahwa koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan
postif antara uang elektronik dengan efisiensi sistem pembayaran
transportasi.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Peneliti mengambil sampel penelitian mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta sebanyak 100 orang yang terdiri dari sebelas
fakultas dan memenuhi kriteria memiliki uang elektronik diantara lain
Tapcash, Brizzi, Jakcard, E-money, dan Flazz. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh uang elektronik terhadap efisiensi sistem pembayaran
transportasi. Penelitian ini dilaksanakan selama dua minggu dimulai dari 17
Oktober 2018 – 31 Oktober 2018 menggunakan kuesioner melalui google
form.
96

Untuk menguji besaran pengaruh antara variabel uang elektronik (X)


dan variabel efisiensi sistem pembayaran transportasi (Y) yang telah
dilakukan dengan uji t parsial maka dihasilkan bahwa variabel uang elektronik
(X) berpegaruh signifikan terhadap variabel efisiensi sistem pembayaran
transporatasi (Y). Dari hasil penelitian dapat ditunjukkan dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dengan nilai > (12,535 >
1,66055). Pada uji regresi linier sederhana didapatkan nilai koefisien regresi
sebesar 0,437 hal ini berarti bahwa setiap kenaikan uang elektronik sebesar 1
satuan, maka efisiensi sistem pembayaran transportasi akan naik 0,437. Maka
disimpulkan bahwa uang elektronik berpengaruh positif terhadap efisiensi
sistem pembayaran transportasi mahasiswa UIN Jakarta.
Secara lineritas terdapat pengaruh uang elektronik terhadap efisiensi
sistem pembayaran transportasi di wilayah Jabodetabek. Hal ini dibuktikan
dari hasil uji linieritas pada penelitian yang menunjukkan nilai sig deviatation
from linearity > tingkat kesalahan atau alpha 5% yaitu 0,127 > 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang linear antara uang
elektronik (X) dan efisiensi sistem pembayaran transporatsi (Y). Pada uji
determinasi variabel uang elektronik terhadap efisiensi sistem pembayaran
transporatsi, diperoleh nilai R Square 0,616 yang berarti bahwa efisiensi
sistem pembayaran transportasi dipengaruhi uang elektronik sebesar 61,6%
sedangkan 38,4% dipengaruhi dari luar penelitian.
Hal ini terjadi karena uang elektronik merupakan salah satu bentuk
perkembangan modern yang memperngarui sistem pembayaran saat ini.
Sejalan dengan Hidayanti yang mengungkapkan bahwa perkembangan
teknologi dan informasi telah memberi dampak ke berbagai bidang, tak
terkecuali di bidang sistem pembayaran, khususnya sistem pembayaran ritel
97

dengan munculnya instrumen pembayaran yang dikenal sebagai electronic


money.4
Dapat dilihat secara nyata bahwa uang elektronik mempengaruhi
mahasiswa UIN Jakarta dalam melakukan transaksi pembayaran, hasil
penelitian berupa angket didapatkan presentase dari variabel (X) uang
elektronik yaitu banyak responden yang menjawab bahwa uang elektronik
dapat mempengaruhi efisiensi sistem pembayaran transportasi pada
commuteline dan transjakarta karena penggunaanya yang mudah sebesar 65%
serta uang elektronik memperlancar pembayaran commuterline dan
transjakarta sebesar 59%. Kemudian untuk variabel (Y) efisiensi sistem
pembayaran transportasi banyak responden yang menggunakan uang
elektronik dikarenakan penggunaan uang elektronik mewujudkan efisiensi
dengan kegiatan yang sederhana dan mudah diimplementasikan sebesar 70%.
Selanjutnya untuk hasil wawancara didapatkan berupa 100%
responden terbantu dengan uang elektronik dalam pembayaran commuterline
dan transjakarta, sebanyak 80% responden menjawab merasa lebih cepat
berpergian menggunakan uang elektronik dalam pembayaran commuterline
dan transjakarta, sebanyak 75% responden mendapatkan informasi yang
akurat dan lengkap terkait uang elektronik, lalu sebanyak 95% responden
menjawab durasi waktu saat melakukan pembayaran commuterline dan
transjakarta menjadi lebih singkat, sebanyak 85% responden menjawab lebih
murah ketika menggunakan uang elektronik, dan sebesar 95% responden lebih
simpel menggunakan uang elektronik sebagai alat pembayaran commuterline
dan transjakarta.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Dien Ilham Genandy yang menyatakan bahwa semakin banyak kemudahaan
yang dirasakan oleh pengguna uang elektronik uang elektronik seperti sistem

4
Siti Hidayanti Dkk, Kajian Operasional E-money, (Jakarta : Bank Indonesia, 2006) h.1
98

kerja, cara penggunaan, nilai praktis dan sebagai alternatif alat bayar serta
keberadaannya yang mudah dijangkau membuat masyarakat menggunakan
uang elektronik sebagai alat pembayaran.5
Hidayanti mengungkapkan bahwa uang elektronik memiliki kelebihan
dibandingkan uang tunai diantaranya lebih cepat dan nyaman khususnya
untuk transaksi yang bernilai kecil (micro payment) disebabkan pengguna
uang elektronik tidak perlu menyediakan sejumlah uang pas untuk suatu
transaksi atau harus menyimpan uang kembalian, selanjutnya waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan suatu transaksi dengan uang elektronik dapat
dilakukan jauh lebih singkat dibandingkan dengan uang tunai dan electronic
value dapat diisi ulang ke dalam kartu uang elektronik melalui berbagai saran
yang disediakan oleh issuer.6
Dikarenakan uang elektronik merupakan alat pembayaran modern
yang berbasis teknologi yang mana keberadaannya dapat membantu
masyarakat dalam melakukan aktivitas transaksi pembayaran secara lebih
singkat dan mudah, sehubungan dengan itu Didin Elok Parastitik
mengungkapkan bahwa electronic money merupakan alat/instrumen
pembayaran non tunai yang relatif baru dan memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan alat pembayaran lain, yaitu mengedepankan kecepatan,
kemudahaan, dan efisiensi dalam melakukan transaksi.7 Menurut
Sedarmayanti efisiensi pada prinsipnya perbandingan terbaik antara hasil yang

5
Dien Ilham Genady, Pengaruh Kemudahaan, Kemanfaatan dan Promosi Uang Elektronik Terhadap
Keputusan Uang Elektronik di Masyarakat (studi kasus di Provinsi DKI Jakarta),Skripsi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2018, h. 102
6
Siti Hidayanti,Op.Cit. , h. 11
7
Didin Elok Parastiti dkk, Analisis Penggunaan Uang Elektronik Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitan Negeri Malang Studi Kasus : Uang Elektronik Brizzi,(Jurnal JESP-Vol 7, No 1 Maret
2015), h 75
99

diperoleh dengan kegiatan yang dilakukan. Bekerja dengan efisien adalah


bekerja dengan gerakan, usaha, waktu yang sedikit mungkin.8
Hal ini didukung oleh pemerintah berdasarkan Undang – undang
Nomor 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia, salah satu wewenang Bank
Indonesia dalam rangka mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
adalah menetapkan penggunaan alat pembayaran. Penetapan penggunaan alat
pembayaran ini dimaksudkan agar alat pembayaran yang diguankan dalam
masyarakat memenuhi persyaratan keamanan dan efisiensi bagi
penggunaannya.9
Tidak hanya itu uang elektronik juga dijadikan pendukung kegiatan
ekonomi moneter dalam mengurangi jumlah uang yang beredar di
masyarakat. Seperti yang disampaikan oleh Waspada, Ikaputra bahwa sebagai
instrumen pembayaran yang relatif baru di Indonesia, uang elektronik
bertujuan untuk mengurangi tingkat pertumbuhan penggunaan uang tunai.
Perkembangan uang electronic money mampu menciptakan trend less cash
society, yaitu suatu perilaku masyarakat yang menggunakan transaksi non
tunai dengan memanfaatkan kemudahan – kemudahan yang ditawarkan oleh
alat – alat transaksi tersebut.10

F. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menyadari bahwa terdapat keterbatasan yang
dihadapi meskipun penelitian sudah diusahakan dan dilakukan sesuai dengan
prosedur ilmiah. Berikut keterbatasan – keterbatasan yang dihadapi oleh
peneliti selama penelitian berlangsung:

8
Hamsinah.B, Pengaruh Produktivitas, Efisiensi, dan Kepuasan Kerja Terhadap Perputaran
Karyawan Bagian Marketing Lempuk Syako Makssar, Jurnal Ilmiah Ilmu Manajen, 2005, h.29
9
Muhammad Sofyan Abidin, Dampak Kebijakan E-Money di Indonesia Sebagai Alat Pembayaran
Baru, Jurnal Skripsi Universitas Negeri Surabaya 2015, h. 3
10
Ikaputera Waspada, Percepatan Adopsi Sistem Trnasaksi Teknologi Informasi Untuk Meningkatkan
Aksesbilitas Layanan Jasa Perbankan, (Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vo. 16 No.1 Januari, 2012)
h. 126 -127
100

1. Kesulitan di dalam penyebaran angket karena tidak setiap responden


bersedia untuk mengisi kuesioner
2. Keterbatsan peneliti pada saat menghitung dan menganalisi data,
sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama dalam pengelolaan
data
3. Hal-hal yang bersifat eksternal seperti sulitnya mendapatkan sumber
referensi buku
4. Durasi waktu penelitian yang terbatas disesuaikan dan keterbatasan
biaya dalam melakukan penelitian
BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh uang elektronik terhadap efisiensi sistem pembayaran
transportasi studi kasus mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Data ini
dibuktikan dengan menggunakan analisis regresi sederhana, didapatkan hasil
Y = 17,686 + 0,437 X, yang artinya efisiensi sistem pembayaran transportasi
berpengaruh positif terhadap uang elektronik sebanyak 0,437 sehingga dapat
diketahui dalam setiap peningkatan uang elektronik sebesar 1 satuan, maka
akan meningkatkan efisiensi sistem pembayaran transportasi dengan asumsi
variabel independen lain nilainya tetap. Dan dengan menggunakan uji T
didapatkan hasil yaitu sebesar 12,535 dengan sebesar 1,66055. Dapat
disimpulkan bahwa lebih besar dari pada , yang artinya variabel
X (uang elektronik) secara parsial terdapat pengaruh terhadap variabel Y
(efisiensi sistem pembayaran transportasi) maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Sehingga uang elektronik berpengaruh terhadap efisiensi sistem pembayaran
transportasi di wilayah Jabodetabek pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan di atas, maka implikasi
yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Uang elektronik mempengaruhi waktu, tenaga, dan biaya dalam
bertransaksi pada transportasi commuterline dan transjakarta
2. Keberadaan minimarket (indomaret dan alfamaret) mempengaruhi
jaringan merchant uang elektronik menjadi lebih luas serta
memudahkan customer dalam melakukan top up

101
102

3. Mengetahui informasi uang elektronik sebagai alat pembayaran


transportasi commuterline dan transjakarta.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan beberapa saran
dari peneliti sebagai berikut:
1. Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Mahasiswa dalam melakukan transaksi menggunakan uang elektronik
tidak harus terpaku pada kendaraan tertentu saja yaitu commuterline
dan transjakarta, namun dapat digunakan lebih lanjut seperti pada
pembayaran tol, parkir, ataupun belanja. Dikarenakan hal ini dapat
mengefisiensikan waktu, usaha, dan biaya yang dikeluarkan serta lebih
terjaga keamanan dalam bertransaksi.
2. Peneliti lain
a. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel
bebas lain yang dapat mempengaruhi efisiensi sistem
pembayaran transportasi, yaitu diantaranya promosi dan iklan
ataupun menambah indikator dalam efisiensi selain waktu,
tenaga, dan biaya
b. Respresentatif responden yang diharapkan memiliki jangkauan
lebih luas dan besar lagi.
DAFTAR PUSTAKA

BUKU
Agus Widarjono. 2015. Analisis Multivariat Terapan dengan Program SPSS,
AMOS, dan SMARTPLS. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Aulia Pohan. 2013. Sistem Pembayaran Strategi dan Implementasi di Indonesia.
Jakarta: Rajawali Pers.
Bank For International Settelments. 1996. Implications For Cenral Bank Of The
Development Of Electronic Money. Basel: BIS.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), edisi
keempat
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
21. Semarang: Badan Penerbit-Undip.
Hidayanti, Siti. Dkk. 2006. Kajian Operasional E-money. Jakarta : Bank
Indonesia.
Ibrahim, R. Maulana. 2006. Paper Seminar Internasional Toward a Less Cash
Society in Indonesia. Jakarta: Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
Bank Indonesia.
Kamaludin, Rustian. 2003. Ekonomi Transportasi Karakteristik, Teori dan
Kebijakan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Mulyadi. 1990. Akuntani Biaya. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta.
Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. 2006. Metode Penelitian
Kunatitatif. Teori dan Aplikasinya. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Ridwan. 2009. Pengantar Statistika Sosial. Bandung: Alfabeta. (hlm. 39)
Simbolon, Maringan Masry. 2003. Ekonomi Transportasi. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Siregar, Syofian. 2011. Statistik Deskripstif untuk Penelitian Dilengkapi dengan
Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta:PT Raja
Grafindo Persada.
.......... 2013. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif.
Jakarta: Bumi Aksara.
Subagyo, P. Joko. 2015. Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.

103
104

Sudarmanto, R. Gunawan. 2013. Statistik Terapan Berbasis Komputer. Jakarta :


Mitra Wacana Media.
Sudaryono. 2014. Teori dan Aplikasi dalam Statistik. Yogyakarta: ANDI.
Sugiono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Suharjo, Bambang. 2013. Statistika Terapan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sunyoto, Danang 2011. Metodologi Penelitian untuk Ekonomi. Yogyakarta :
CAPS.
Syamsi, Ibnu. 2007. Efisiensi, Sistem, dan Prosedur Kerja. Jakarta : PT Bumi
Aksara.
Thoifah, I’anatut. 2015. Statistik Pendidikan dan Metode Penelitian Kunatitatif.
Malang: Madani.

PAPER & JURNAL


Abidin, Muhammad Sofyan. 2016. Dampak Kebijakan e-money di Indonesia
sebagai Alat Sistem Pembayaran Baru, (Jurnal Skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya)
B, Hamsinah. 2005. Pengaruh Produktivitas, Efisiensi, Kepuasan Kerja Terhadap
Perputaran Karyawan Bagian Marketing Lempuk Syako Makassar. (Jurnal
Ilmiah Ilmu Manajemen, 2005).
Genady, Dien Ilham. 2018. Pengaruh Kemudahaan, Kemanfaatan dan Promosi
Uang Elektronik Terhadap Keputusan Uang Elektronik di Masyarakat
(studi kasus di Provinsi DKI Jakarta). (Skripsi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2018)
Kusnadi, Ma’ruf, Electronic Government Pemberdayaan Pemerintahan Dan
Potensi Kelurahan, (Jurnal STMIK Pringsewu Lampung, 2017)
Mulyanto, Hartono. Electronic Government Pemberdayaan Pemerintahan dan
Potensi Desa Berbasis Web, (Jurnal Teknologi Informasi, Vol 6 No 1, 2010)

Nugraha, Joko Tri. E-Government dan Pelayanan Publik studi tentang elemen
sukses pengembangan e-government di pemerintahan kabupaten Sleman,
(Jurnal Komunikasi dan Kajian Media, Vol 2, No 1, 2018)
Nugraha, Mustofa Fajar. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
Transportasi, (Paper UNSOED Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Perkembangan Transportasi , 2015)
105

Parastiti, Didin Elok. 2015. Analisis Penggunaan Uang Elektronik Pada


Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitan Negeri Malang Studi Kasus :
Uang Elektronik Brizzi, (Jurnal JESP-Vol 7, No 1 Maret 2015)
Rahmatsyah, Deny. 2011. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat
Penggunaan Produk Baru. Thesis Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, Depok.
Sari, Septia Wulan. 2016. Perkembangan dan Pemikiran Uang dari Masa ke
Masa (Jurnal An-Nisbah Vol, 03 No.1, Oktober 2016)
Tim Insiatif Bank Indonesia. 2006. Upaya Meningkatkan Penggunaan Alat
Pembayaran Non Tunai Melalui Pengembangan E-money (Paper BI
Upaya Meningkatkan Penggunaan Alat Pembayaran Non Tunai Melalui
Pengembangan E-money)
Waspada, Ikaputera. 20012. Percepatan Adopsi Sistem Trnasaksi Teknologi
Informasi Untuk Meningkatkan Aksesbilitas Layanan Jasa Perbankan,
(Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vo. 16 No.1 Januari, 2012)

PERATURAN
Pedoman Akademik Program Starta 1, tahun 2017/2018, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI /2009 Tentang Uang Elektronik.

INTERNET
http://www.bi.go.id/id/ statistik/sistem pembayaran
http://www.bi.go.id/id/JumlahUang Elektronik
https://id.wikipedia.org/wiki/Uang
https://id.wikipedia.org/wiki/Uang Elektronik
https://kabartangsel.com
https://www.radioidola.com
www.spmb.uinjkt.ac.id
www.uinjkt.ac.id
Lampiran 1

ANGKET PENELITIAN

PENGARUH UANG ELEKTRONIK TERHADAP EFISIENSI SISTEM


PEMBAYARAN TRANSPORTASI DI WILAYAH JABODETABEK (STUDI
KASUS PADA MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA)

Assalamualaikum Wr. Wb, saya Lailatul Hikmah mahasiswi S1 Jurusan Pendidikan


IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sedang
melakukan penelitian untuk tugas akhir/skripsi. Angket penelitian ini ditujukan
kepada Mahasiswa aktif UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

PETUNJUK PENGISIAN :
1. Bacalah pernyataan dengan teliti
2. Berilah tanda ceklist (√) pada salah satu alternatif jawaban yang dianggap dapat
mewakili situasi anda sebenarnya
3. Keterangan pilihan jawaban :
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
RR = Ragu-Ragu
TS = Tidak Setuju
STS= Sangat Tidak Setuju

IDENTITAS RESPONDEN
No. Responden (diisi oleh peneliti) :
Nama :
Jenis Kelamin : L / P (lingkari)
Fakultas :
Apa Anda menggunakan uang elektronik : Ya / Tidak
Uang Elektronik apa yang Anda Gunakan : Brizzi/ Flazz,/ E-money/ Tapcash/Jakcard
(Lingkari)
Angket Uang Elektronik dan Efisiensi Sistem Pembayaran Transportasi

NO PERTANYAAN SS S RR TS STS

Penggunaan uang elektronik mudah


1.
dipahami

Kesalahan dalam bertransaksi dapat


2.
diminimalisir
Informasi tentang uang elektronik
3.
mudah diingat
Informasi tentang uang elektronik
4.
mudah dipahami
Tidak ada permasalahan gangguan
5.
dalam sistem uang elektronik
Banyak media yang memberikan
6.
informasi tentang uang elektronik
Proses transaksi menggunakan uang
7. elektronik memperlancar pembayaran
commuterline
Proses transaksi menggunakan uang
8. elektronik memperlancar pembayaran
transjakarta
Manfaat dari uang elektronik sangat
9. membantu untuk melaksanakan
aktivitas
Saya sudah terbiasa menggunakan uang
10.
elektronik dalam pembayaran

Saya ingin terus menggunakan uang


11.
elektronik

Saya selalu memakai uang elektronik


12. ketika pergi menggunakan transportasi
commuterline
Saya selalu memakai uang elektronik
13. ketika pergi menggunakan transportasi
transjakarta
Saya merasa tidak perlu membawa
uang yang banyak apabila
14.
menggunakan uang elektronik dalam
melakukan pembayaran commuterline
Saya merasa tidak perlu membawa
uang yang banyak apabila
15.
menggunakan uang elektronik dalam
melakukan pembayaran transjakarta
Dalam bertransaksi uang elektronik
16.
mudah untuk digunakan
Dengan menggunakan uang elektronik
dapat dipastikan bahwa seluruh
17.
informasi tentang saya di lindungi oleh
perbank-an
Transaksi menggunakan uang
18.
elektronik memberikan rasa aman
Keamanan uang pada alat elektronik
19. terjamin walaupun lama tidak
digunakan
Keamanan uang pada alat elektronik
20.
terjamin saat bertransaksi
Adanya kesederhanaan bertransaksi
21.
menggunakan uang elektronik
Saya sering menggunakan uang
22. elektronik dalam transaksi bersifat
mikro
Saya ingin merekomendasikan kepada
23. orang lain untuk menggunakan uang
elektronik
Uang elektronik mempermudah saya
24. dalam bertransaksi menggunakan
commuterline
Uang elektronik mempermudah saya
25. dalam bertransaksi menggunakan
transjakarta
Uang elektronik mudah untuk
26.
didapatkan
Outlet yang melayani transaksi dengan
27. uang elektronik dekat dengan tempat
tinggal saya

28. Jaringan merchant uang elektronik luas

Informasi uang elektronik mudah


29.
didapat
Sudah banyak outlet yang menerima
30.
transaksi menggunakan uang elektronik

Banyak media yang memberikan


31.
informasi tentang uang elektronik

Durasi waktu yang dibutuhkan uang


32. elektronik dalam pembayaran
transjakarta lebih singkat
Durasi waktu yang dibutuhkan uang
33. elektronik dalam pembayaran
commuterline lebih singkat
Saya merasa lebih cepat bertransaksi
34. menggunakan uang elektronik
dibanding cash
Saya merasa lebih menghemat waktu
dengan tidak mencari uang kecil ketika
35.
bertransaksi menggunakan
commuterline
Saya merasa lebih menghemat waktu
36. dengan tidak mencari uang kecil ketika
bertransaksi menggunakan transjakarta
Penerapan uang elektronik dapat
menunjukkan kemampuan dalam
37.
menggunakan dana dengan benar & dan
tidak ada pemborosan
Penggunaan uang elektronik adalah
38. kegiatan yang dapat meminimumkan
biaya
Penggunaan uang elektronik merupakan
sebuah ukuran yang menunjukkan
39.
bagaimana dana dikeluarkan untuk
pembayaran commuterline lebih murah
Penggunaan uang elektronik merupakan
sebuah ukuran yang menunjukkan
40.
bagaimana dana dikeluarkan untuk
pembayaran transjakarta lebih murah
Saya merasa lebih hemat ketika
41.
menggunakan uang elektronik
Penerapan uang elektronik berarti
42. mengerjakan sesuatu dengan benar
(doing things right)
Penggunaan uang elektronik adalah
43. kegiatan yang dapat meminimumkan
pikiran
Penggunaan uang elektronik adalah
44. kegiatan yang dapat meminimumkan
tenaga
Penggunaan uang elektronik dianggap
mewujudkan efisiensi apabila hasil
45. yang ditentukan dapat dicapai dengan
kegiatan yang sederhana dan mudah
diimplementasikan
Penggunaan uang elektronik dianggap
mewujudkan “hemat energi” apabila
46.
kegiatan/sistem tersebut mencapai hasil
maksimal
Saya tidak harus pergi kestasiun untuk
47. mengisi ulang saldo uang elektronik
karena dapat melalui mobile banking
Saya tidak harus pergi ke loket halte
untuk mengisi ulang saldo uang
48.
elektronik karena dapat menggunakan
mobile banking

Saya dapat mengisi ulang saldo uang


49.
elektronik melalui mini market
Angket Penelitian Pada Google Form
Lampiran 2

HASIL UJI VALIDITAS

No. Soal Nilai Nilai Keterangan

Variabel X

1 0,567 0,312 Valid


2 0,593 0,312 Valid
3 0,448 0,312 Valid
4 0,582 0,312 Valid
5 0,532 0,312 Valid
6 0,196 0,312 Tidak Valid
7 0,430 0,312 Valid
8 0,535 0,312 Valid
9 0,445 0,312 Valid
10 0,754 0,312 Valid
11 0,708 0,312 Valid
12 0,652 0,312 Valid
13 0,376 0,312 Valid
14 0,520 0,312 Valid
15 0,632 0,312 Valid
16 0,656 0,312 Valid
17 0,841 0,312 Valid
18 0,490 0,312 Valid
19 0,630 0,312 Valid
20 0,657 0,312 Valid
21 0,587 0,312 Valid
22 0,657 0,312 Valid
23 0,606 0,312 Valid
24 0,629 0,312 Valid
25 0,281 0,312 Tidak Valid
26 0,473 0,312 Valid
27 0,483 0,312 Valid
28 0,546 0,312 Valid
29 0,657 0,312 Valid
30 0,446 0,312 Valid
31 0,622 0,312 Valid
32 0,562 0,312 Valid
33 0,482 0,312 Valid

Variabel Y

34 0,502 0,312 Valid


35 0,472 0,312 Valid
36 0,619 0,312 Valid
37 0,410 0,312 Valid
38 0,391 0,312 Valid
39 0,590 0,312 Valid
40 0,554 0,312 Valid
41 0,459 0,312 Valid
42 0,390 0,312 Valid
43 0,575 0,312 Valid
44 0,604 0,312 Valid
45 0,602 0,312 Valid
46 0,474 0,312 Valid
47 0,515 0,312 Valid
48 0,456 0,312 Valid
49 0,606 0,312 Valid
50 0,530 0,312 Valid
51 0,567 0,312 Valid

HASIL UJI RELIABILITAS

Reliabilitas Variabel X (Uang Elektronik)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 100 100.0


a
Excluded 0 .0

Total 100 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.924 31
Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted

X1 120.0600 167.552 .599 .921


X2 120.4700 167.827 .359 .924
X3 120.4600 167.382 .508 .921
X4 120.3800 165.895 .605 .920
X5 120.8400 167.247 .376 .923
X6 120.4600 169.261 .384 .923
X7 119.8500 170.088 .446 .922
X8 119.9400 169.633 .446 .922
X9 120.1100 166.180 .562 .921
X10 120.5100 159.626 .637 .919
X11 120.4600 162.473 .655 .919
X12 120.2600 162.780 .570 .920
X13 120.3200 162.058 .604 .920
X14 120.5900 162.588 .502 .922
X15 120.5400 163.120 .507 .922
X16 120.1500 168.270 .584 .921
X17 120.6300 168.235 .412 .923
X18 120.4100 165.012 .634 .920
X19 120.5300 167.100 .492 .922
X20 120.4300 165.682 .610 .920
X21 120.1500 167.967 .507 .921
X22 120.9000 163.121 .520 .921
X23 120.3900 166.240 .621 .920
X24 120.0700 166.833 .597 .920
X25 120.1400 165.536 .606 .920
X26 120.3400 168.934 .466 .922
X27 120.7800 165.325 .423 .923
X28 120.5600 168.269 .438 .922
X29 120.4200 166.852 .549 .921
X30 120.5700 169.601 .420 .922
X31 120.5800 167.802 .477 .922
Reliabilitas Variabel Y ( Efisiensi Sistem Pembayaran Transportasi)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 100 100.0


a
Excluded 0 .0

Total 100 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.868 18

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted

Y1 67.83 49.920 .541 .860


Y2 67.82 49.765 .509 .861
Y3 67.91 48.891 .558 .859
Y4 67.77 51.128 .445 .863
Y5 67.84 50.560 .464 .863
Y6 68.42 45.640 .681 .852
Y7 68.48 46.192 .679 .853
Y8 68.38 47.794 .528 .860
Y9 68.37 47.549 .572 .858
Y10 68.57 47.278 .538 .859
Y11 68.45 48.048 .565 .858
Y12 68.44 48.491 .535 .859
Y13 68.12 50.592 .376 .866
Y14 68.11 51.331 .394 .865
Y15 68.15 51.745 .325 .867
Y16 68.32 50.321 .302 .870
Y17 68.33 50.728 .272 .872
Y18 67.92 51.044 .463 .863
Lampiran 3

Hasil Analisis Data

Hasil Uji Normalitas (Kolmogorov-Sminorv)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 100
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation 4.58900635
Most Extreme Differences Absolute .079
Positive .079
Negative -.039
Test Statistic .079
c
Asymp. Sig. (2-tailed) .128

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

Hasil P-Plot Uji Normalitas


Hasil Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances


Efisiensi Sistem Pembayaran Transporatsi

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.795 26 59 .032

Hasil Uji Linearitas

ANOVA Table

Sum of Mean
Squares df Square F Sig.

Efisiensi Between (Combined) 4338.857 40 108.471 5.879 .000


Sistem Groups Linearity 3342.551 1 3342.551 181.171 .000
Pembayaran
Deviation from
Transportasi 996.306 39 25.546 1.385 .127
Linearity
* Uang
Within Groups 1088.533 59 18.450
Elektronik
Total 5427.390 99

Hasil Uji Koefisien Determinasi


b
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 .785 .616 .612 4.612

a. Predictors: (Constant), Uang Elektronik


b. Dependent Variable: Efisiensi Sistem Pembayaran Transportasi
Hasil Uji Parsial (t-test)
a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 17.868 4.358 4.100 .000

Uang
.437 .035 .785 12.535 .000
Elektronik

a. Dependent Variable: Efisiensi Sistem Pembayaran Transportasi

Hasil Uji Regresi Linear Sederhana


a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 17.868 4.358 4.100 .000

Uang
.437 .035 .785 12.535 .000
Elektronik

a. Dependent Variable: Efisiensi Sistem Pembayaran Transportasi


Lampiran 4

Transkrip Wawancara

Responden : Laili
Fakultas : FITK

P : Apakah uang elektronik membantu anda dalam beraktivitas sehari – hari terutama
saat pembayaran transportasi commuterline dan transjakarta?
J : Aku kan engga bisa bawa motor, jadi kalau kemana-mana suka naik transjakarta
jelas itu harus pake e-money karena engga ribet.
P : Apakah uang elektronik memberikan fasilitas yang baik dalam sistem pembayaran
transportasi commuterline dan transjakarta?
J : Fasilitasnya lumayan sih, mempermudah banget. Petugasnya juga jadi lebih
singkat mengambil uang dari para penumpang transjakarta
P : Apakah uang elektronik membuat anda bergerak lebih cepat ketika berpergian?
J : Iyah lebih cepat, kerasa banget pas naik commuterline ketika orang-orang
mengantri untuk membeli kartu, aku hanya tinggal tap jadi tidak membuang waktu
dan tertinggal keretanya
P : Apakah anda mendapatkan informasi yang akurat dan lengkap tentang uang
elektronik?
J : Iyah cukup lengkap dan akurat informasinya
P : Apakah dengan menggunakan uang elektronik durasi waktu transaksi pembayaran
pembayaran transportasi commuterline dan transjakarta anda jadi lebih singkat?
J : Iya jelas durasi waktunya lebih singkat, tidak sampai tiga detik kecuali emang
sedang bermasalah kartu e-money jadi sedikit lama karena macet
P : Apakah biaya yang anda keluarkan ketika menggunakan uang elektronik lebih
murah atau sebaliknya?
J : Sama aja kayak kalau pake uang tunai
P : Apakah uang elektronik membantu anda lebih ringan saat melakukan
pembelian/pembayaran commuterline dan transjakarta?
J : Iyah karena karena engga bawa uang tunai banyak-banyak hanya satu kartu bisa
semunya

Responden : Athaya
Fakultas : FKIK

P : Apakah uang elektronik membantu anda dalam beraktivitas sehari – hari terutama
saat pembayaran transportasi commuterline dan transjakarta?
J : Sangat membantu karena saya ngekos dan engga bawa motor. Jadi kalo ingin pergi
kemana – mana saya lebih memilih naik transjakarta dan engga ribet kalo ada e-
money.
P : Apakah uang elektronik memberikan fasilitas yang baik dalam sistem pembayaran
transportasi commuterline dan transjakarta?
J : Untuk fasilitas baik karena sangat mempermudah tinggal tap sudah langsung
selesai
P : Apakah uang elektronik membuat anda bergerak lebih cepat ketika berpergian?
J : Iyah jadi engga perlu mengantri lama dan bisa top up dimana saja.
P : Apakah anda mendapatkan informasi yang akurat dan lengkap tentang uang
elektronik?
J : Lumayan lengkap sih, bisa tau saldo lebih mudah dan sekarang banyak bank yang
sudah mengeluarkan uang elektronik informasinya lebih lengkap
P : Apakah dengan menggunakan uang elektronik durasi waktu transaksi pembayaran
pembayaran transportasi commuterline dan transjakarta anda jadi lebih singkat?
J : Iya lebih singkat, karena tanpa harus mengantri panjang-panjang ketika sedang
terburu-buru pergi apalagi commuterline
P : Apakah biaya yang anda keluarkan ketika menggunakan uang elektronik lebih
murah atau sebaliknya?
J : Sama aja untuk harga yang dikeluarkan tapi terkadang juga ada promo-promo
diawal-awal bulan
P : Apakah uang elektronik membantu anda lebih ringan saat melakukan
pembelian/pembayaran commuterline dan transjakarta?
J : membantu banget jadi tidak perlu membawa uang cash banyak-banyak

Responden : Septian
Fakultas : Syariah dan Hukum

P : Apakah uang elektronik membantu anda dalam beraktivitas sehari – hari terutama
saat pembayaran transportasi commuterline dan transjakarta?
J : iya membantu sebelum saya membawa kendaraan pribadi ke kampus, saya sering
menggunakan transjakarta untuk berangkat dan pulang kegiatan kampus
P : Apakah uang elektronik memberikan fasilitas yang baik dalam sistem pembayaran
transportasi commuterline dan transjakarta?
J : fasilitas baik. Aman, cepat dan tidak ribet
P : Apakah uang elektronik membuat anda bergerak lebih cepat ketika berpergian?
J : iyah jelas lebih cepat, tinggal tap tanpa antri lama-lama
P : Apakah anda mendapatkan informasi yang akurat dan lengkap tentang uang
elektronik?
J : iyah informasinya lengkap dan akurat
P : Apakah dengan menggunakan uang elektronik durasi waktu transaksi pembayaran
pembayaran transportasi commuterline dan transjakarta anda jadi lebih singkat?
J : untuk durasi sendiri jelas singkat ya tanpa ribet menunggu uang kembalian
P : Apakah biaya yang anda keluarkan ketika menggunakan uang elektronik lebih
murah atau sebaliknya?
J : kalau murah sih sepertinya sama aja, karena yang dikelurakan harganya segitu-gitu
juga
P : Apakah uang elektronik membantu anda lebih ringan saat melakukan
pembelian/pembayaran commuterline dan transjakarta?
J : ringan karena jadi engga bawa dompet tebal-tebal lebih terjaga dari tindak
pencurian juga

Responden : Ami
Fakultas : Ilmu Dakwah dan Komunikasi

P : Apakah uang elektronik membantu anda dalam beraktivitas sehari – hari terutama
saat pembayaran transportasi commuterline dan transjakarta?
J : iyah membantu sebelum ada uang elektronik saya suka bawa uang kecil buat bayar
commuterline dan transjakarta
P : Apakah uang elektronik memberikan fasilitas yang baik dalam sistem pembayaran
transportasi commuterline dan transjakarta?
J : iyah fasilitas baik
P : Apakah uang elektronik membuat anda bergerak lebih cepat ketika berpergian?
J : iyah lebih cepat dibanding dulu saya suka antri panjang dan lama untuk beli tiket
P : Apakah anda mendapatkan informasi yang akurat dan lengkap tentang uang
elektronik?
J : iyah informasinya cukup lengkap, buat orang awaw seperti saya mudah dapet
informasi tentang penggunaan uang elektronik ini dan lain sebaginya.
P : Apakah dengan menggunakan uang elektronik durasi waktu transaksi pembayaran
pembayaran transportasi commuterline dan transjakarta anda jadi lebih singkat?
J : sangat jelas lebih singkat
P : Apakah biaya yang anda keluarkan ketika menggunakan uang elektronik lebih
murah atau sebaliknya?
J : menurut saya sih murah ya, kadang kalau naik transjakarta bayar pake cash suka
engga ada kembalian 500 rupiahnya jadi aku bayar 4000 yang seharusnya 3500
P : Apakah uang elektronik membantu anda lebih ringan saat melakukan
pembelian/pembayaran commuterline dan transjakarta?
J : iyah cukup satu bisa untuk bayar commuterline dan transjakarta tanpa ribet.

Responden : Eva
Fakultas : Sains dan Teknologi

P : Apakah uang elektronik membantu anda dalam beraktivitas sehari – hari terutama
saat pembayaran transportasi commuterline dan transjakarta?
J : menurut saya sangat membantu dan bermanfaat terkhusus orang seperti saya
yang sering menggunakan commuterline dan transjakarta tanpa perlu mengantri
P : Apakah uang elektronik memberikan fasilitas yang baik dalam sistem pembayaran
transportasi commuterline dan transjakarta?
J : iyah baik karena fasilitas top up bisa dilakukan dibanyak tempat tidak hanya
stasiun bisa lewat m-banking juga
P : Apakah uang elektronik membuat anda bergerak lebih cepat ketika berpergian?
J : iyah jelas lebih cepat tanpa mengantri lama hanya sekali tap itu mempersingkat
waktu sekali
P : Apakah anda mendapatkan informasi yang akurat dan lengkap tentang uang
elektronik?
J : iyah lumayan lengkap sih, dari internet pun sudah banyak informasi yang beredar
P : Apakah dengan menggunakan uang elektronik durasi waktu transaksi pembayaran
pembayaran transportasi commuterline dan transjakarta anda jadi lebih singkat?
J : iyah jelas lebih singkat hanya sekitar 2-3 detik di tap kita sudah bisa masuk dan
telah melakukan pembayaran
P : Apakah biaya yang anda keluarkan ketika menggunakan uang elektronik lebih
murah atau sebaliknya?
J : biasanya banyak promo jadi kadang lebih murah terus tanpa uang jaminan juga.
kalau pake tiket biasa di commuterline harus bayar uang jaminannya juga kan
lumayan bisa digunakan buat hal lain uangnya
P : Apakah uang elektronik membantu anda lebih ringan saat melakukan
pembelian/pembayaran commuterline dan transjakarta?
J : iyah lebih ringan hanya dengan satu kartu bisa digunakan untuk banyak transaksi
dan lebih safety

Responden : Rangga
Fakultas : FEB

P : Apakah uang elektronik membantu anda dalam beraktivitas sehari – hari terutama
saat pembayaran transportasi commuterline dan transjakarta?
J : menurut saya pribadi membantu, tanpa perlu antri dan tidak ribet cukup satu kartu
P : Apakah uang elektronik memberikan fasilitas yang baik dalam sistem pembayaran
transportasi commuterline dan transjakarta?
J : iyah dibanding dengan tunai uang elektronik fasilitasnya lebih baik dan simpel
P : Apakah uang elektronik membuat anda bergerak lebih cepat ketika berpergian?
J : iyah lebih mempersingkat waktu tanpa antri panjang yang berdampak pada
ketepatan waktu apalagi kalu mau kerja/kuliah yang harus dateng lebih awal
P : Apakah anda mendapatkan informasi yang akurat dan lengkap tentang uang
elektronik?
J : iyah lengkap dan akurat, sekarang juga sudah ada apalikasi yang dapat mengecek
saldo lewat smartphone
P : Apakah dengan menggunakan uang elektronik durasi waktu transaksi pembayaran
pembayaran transportasi commuterline dan transjakarta anda jadi lebih singkat?
J : dalam uang elekronik kan ada chip-nya dan itu hanya membutuhkan waktu 2 detik
untuk terdeteksi, otomatis sangat mempersingkat waktu pembayaran
P : Apakah biaya yang anda keluarkan ketika menggunakan uang elektronik lebih
murah atau sebaliknya?
J : untuk saya tidak ada perbedaan antara pengguna uang elektronik atau cash harga
yang dikeluarkan tetap sama.
P : Apakah uang elektronik membantu anda lebih ringan saat melakukan
pembelian/pembayaran commuterline dan transjakarta?
J : iyah tentu dari segi fisik uang elektronik lebih ringan dibanding cash yang harus
menyiapkan uang tunai untuk pembayaran

Responden : Desi
Fakultas : Ushuludin

P : Apakah uang elektronik membantu anda dalam beraktivitas sehari – hari terutama
saat pembayaran transportasi commuterline dan transjakarta?
J : iyah membantu, karena aku pulang pergi dengan transjakarta kalau engga pake e
money ribett bayarnya harus bawa uang kecil
P : Apakah uang elektronik memberikan fasilitas yang baik dalam sistem pembayaran
transportasi commuterline dan transjakarta?
J : fasilitas sistem pembayarannya baik, mudah dan nyaman jadinya.
P : Apakah uang elektronik membuat anda bergerak lebih cepat ketika berpergian?
J : iyah jelas lebih cepat tanpa mengantri lama dan menunggu uang kembalian
P : Apakah anda mendapatkan informasi yang akurat dan lengkap tentang uang
elektronik?
J : iyah lengkap dan akurat sih menurut aku
P : Apakah dengan menggunakan uang elektronik durasi waktu transaksi pembayaran
pembayaran transportasi commuterline dan transjakarta anda jadi lebih singkat?
J : iyah lebih cepat tinggal sekali tap kepetugas transjakarta-nya kita sudah langsung
bayar
P : Apakah biaya yang anda keluarkan ketika menggunakan uang elektronik lebih
murah atau sebaliknya?
J : sama aja sih menurut aku tidak ada perbedaan
P : Apakah uang elektronik membantu anda lebih ringan saat melakukan
pembelian/pembayaran commuterline dan transjakarta?
J : iyah lebih ringan hanya dengan satu kartu bisa digunakan untuk banyak transaksi
engga cuma transjakarta yang sering aku pake ini tapi commuterline juga
BIODATA PENULIS

Penulis bernama lengkap Lailatul Hikmah,


lahir di Serang pada tanggal 07 Oktober 1995,
merupakan anak kedua dari tiga bersaudara,
tinggal di Jl. Ayip Usman No.126 Serang, Banten.
Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah
Dasar di SDN 17 Kota Serang dan lulus pada tahun
2007, menyelesaikan pendidikan Sekolah
Menengah Pertama di SMP 1 Kota Serang dan
lulus pada tahun 2010, kemudian menyelesaikan
pendidikan Madrasah Aliyah Negeri di MAN 2
Kota Serang dan lulus pada tahun 2013 kemudian melanjutkan studi ke Perguruan
Tinggi Negeri Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun
2014 dengan jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Konsentrasi Ekonomi.
Sampai dengan penulisan skripsi ini, penulis masih terdaftar sebagai mahasiswa
Jurusan Pendidikan IPS Konsentrasi Ekonomi. Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai