Anda di halaman 1dari 117

No.

Inventaris:

SKRIPSI

HUBUNGAN TEGANGAN REGANGAN DAN KUAT TEKAN


ECO-FRIENDLY DUCTILE CEMENTITIOUS COMPOSITE
DENGAN MENGGUNAKAN SERAT POLYPROPILENE

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar


SARJANA TEKNIK
Pada Jurusan Teknik Sipil Universitas Malikussaleh

Diusulkan oleh

ARIF RAHMAN
180110097

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2023
SURAT PERNYATAAN ORISINILITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Arif Rahman
Nim : 180110097
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa di dalam skripsi ini
tidak terdapat bagian atau satu kesatuan yang utuh dari skripsi, tesis, buku atau
bentuk lain yang saya kutip dari karya orang lain tanpa saya sebutkan sumbernya
yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. Sepanjang pengetahuan saya
juga tidak terdapat reproduksi karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain yang dijadikan seolah-olah karya asli saya sendiri.
Apabila ternyata terdapat dalam Skripsi saya bagian-bagian yang memenuhi
standar penjiplakan maka saya menyatakan kesediaan untuk dibatalkan
sebahagian atau seluruh hak gelar kesarjanaan saya
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat
dipergunakan seperlunya.

Lhokseumawe, 2023
Saya yang membuat pernyataan

Arif Rahman
NIM. 180110097

i
LEMBARAN PENGESAHAN PEMBIMBING

Judul Skripsi : Hubungan Tegangan Regangan dan Kuat Tekan Eco-


Friendly Ductile Cementitious Composite Dengan
Menggunakan Serat Polypropylene
Nama Mahasiswa : Arif Rahman
NIM : 180110097
Bidang : Struktur
Tanggal Pelaksanaan :
Skripsi ini merupakan persyaratan untuk penulisan Skripsi pada Program
Studi Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Malikussaleh.

Lhokseumawe, 2023
Pengusul,

Arif Rahman
Nim 180110097

Menyetujui,

Pembimbing Utama Pembimbing pendamping

Dr. Maizuar, ST., M.Sc.Eng David Sarana, ST., MT


NIP. 197704182003121002 NIP. 201601198203081001

ii
LEMBARAN PENGESAHAN FAKULTAS

Berdasarkan Evaluasi Seminar Kolokium Skripsi Program Strata Satu (S1)


Program Studi Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Malikussaleh yang telah diadakan pada tanggal ………. terhadap mahasiswa:

Nama Mahasiswa : Arif Rahman


Tempat/Tanggal Lahir : Bogor/14 Mei 2001
NIM : 180110097
Program Studi : Teknik Sipil
Jurusan : Teknik Sipil
Judul Skripsi : Hubungan Tegangan Regangan dan Kuat Tekan Eco-
Friendly Ductile Cementitious Composite Dengan
Menggunakan Serat Polypropylene
Pembimbing : Dr. Maizuar, ST., M.Sc.Eng
David Sarana, ST., MT
Menetapkan bahwa mahasiswa tersebut diatas telah memenuhi persyaratan
akademik yang diperoleh untuk Ijazah Strata Satu (S1) Program Studi Teknik
Sipil, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh.

Diperiksa/disahkan oleh Disetujui/diperiksa oleh


Dekan Fakultas Teknik, Ketua Jurusan Teknik Sipil,

Dr. Muhammad Daud, ST.,M.T Dr. Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng
NIP. 197610292003121003 NIP. 197107072002121001

iii
LEMBARAN PENGESAHAN JURUSAN

Judul Skripsi : Hubungan Tegangan Regangan dan Kuat Tekan Eco-


Friendly Ductile Cementitious Composite Dengan
Menggunakan Serat Polypropylene
Nama Mahasiswa : Arif Rahman
NIM : 180110097
Bidang : Struktur
Tanggal Pelaksanaan :
Skripsi ini merupakan persyaratan untuk penulisan Skripsi pada Program
Studi Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Malikussaleh.
Lhokseumawe, 2023
Pengusul,

Arif Rahman
Nim 180110097
Menyetujui,
Pembimbing Utama Pembimbing pendamping

Dr. Maizuar, ST., M.Sc.Eng David Sarana, ST., MT


NIP. 197704182003121002 NIP. 201601198203081001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ketua Jurusan

Nura Usrina, ST., MT Dr. Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng


NIP. 201806199004142001 NIP. 197107072002121001

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur atas kehadirat Allah Subhanahuwata’ala Tuhan Yang Maha
Esa, karena masih memberikan penulis kesehatan serta kasih sayang-Nya yang
sangat besar kepada penulis sehingga atas izin Allah Subhanahuwata’ala penulis
dapat berjalan sejauh ini. Sholawat dan salam penulis sampaikan kepada
junjungan Nabi Besar Baginda Rasulullah Muhammad Shalallaahu Alaihi
Wassalaam beserta para sahabat-sahabat Baginda Rasulullah yang telah banyak
mengajarkan hal-hal baik serta menurunkan ilmu-ilmu yang bermanfaat yang
dapat penulis rasakan sampai saat ini sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi penelitian yang berjudul “Hubungan Tegangan Regangan Dan Kuat
Tekan Eco-Freindly Ductile Cementitious Composite Dengan Menggunakan
Serat Polypropilene”. Skripsi penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu
syarat memperoleh gelar Strata I Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil
Jurusan Teknik Sipil di Universitas Malikussaleh.
Dalam penyusunan skripsi penelitian ini, penulis mengalami kesulitan dan
penulis menyadari dalam penulisan skripsi penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan skripsi penelitian ini.
Maka dari itu dalam kesempatan ini pula penulis menyampaikan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Ir Herman Fithra, S.T., M.T., IPM., ASEAN.Eng selaku rektor
Universitas Malikussaleh,
2. Bapak Dr. Muhammad Daud, S.T., M.T selaku dekan Fakultas Teknik
Universitas Malikussaleh,
3. Bapak Dr. Yulius Rief Alkhaly, S.T., M.Eng selaku ketua Jurusan Teknik
Sipil Universitas Malikussaleh,
4. Bapak Dr. Maizuar., S.T., M.Sc.Eng selaku dosen ketua pembimbing skripsi,
5. Bapak David Sarana, S.T., MT selaku dosen pembimbing pendamping skripsi,
6. Bapak Dr. Ir. Wesli, M.T selaku dosen ketua penguji,
7. Ibu Emi Maulani, ST., M.T selaku dosen anggota penguji,

v
8. Rasa syukur dan kasih sayang yang sangat luar biasa besar saya sampaikan
kepada orang tua saya dan adik saya yang selalu mendukung serta
memberikan semangat,
9. Seluruh Pengajar, Teknisi dan Staff di lingkungan Jurusan Teknik Sipil
Universitas Malikussaleh,
10. Rekan-rekan tim penelitian yang menjadi bagian dari perjuangan selama
penyelesaian Skripsi.
Rekan-rekan yang banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini
secara langsung maupun tidak langsung.

Lhokseumawe, 2023

Arif Rahman
NIM. 180110097

vi
DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN ORISINILITAS..............................................................i

LEMBARAN PENGESAHAN PEMBIMBING.....................................................ii

LEMBARAN PENGESAHAN FAKULTAS........................................................iii

LEMBARAN PENGESAHAN JURUSAN...........................................................iv

KATA PENGANTAR.............................................................................................v

DAFTAR ISI..........................................................................................................vii

DAFTAR TABEL...................................................................................................xi

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xii

DAFTAR NOTASI DAN ISTILAH.....................................................................xiv

ABSTRAK.............................................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1

1.2 Rumusan masalah.........................................................................................2

1.3 Tujuan penelitian..........................................................................................2

1.4 Manfaat Penelitian........................................................................................2

1.5 Ruang Lingkup Dan Batasan Penelitian.......................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4

2.1 Pengertian Beton Eco-Friendly Ductile Cementitious Composite...............4

2.2 Material Penyusun Eco-Friendly Ductile Cementitious Composite............4

2.3.1 Semen.............................................................................................4

2.3.2 Air...................................................................................................5

2.3.3 Fly ash............................................................................................6

2.3.4 Pasir................................................................................................7

vii
2.2.5 Silica fume......................................................................................8

2.2.6 Superplasticizer..............................................................................8

2.2.7 Serat polypropylene........................................................................9

2.3 Pengujian Sifat Fisis Agregat.......................................................................9

2.3.1 Pengujian berat jenis agregat dan absorbsi agregat halus............10

2.3.2 Pengujian kadar kelembaban (kelengasan) agregat halus............10

2.3.3 Pengujian berat volume agregat halus..........................................11

2.3.4 Analisa Saringan...........................................................................11

2.3.5 Modulus halus butir......................................................................12

2.3.6 Pengujian kadar organik agregat halus.........................................12

2.4 Slump Flow Test.........................................................................................12

2.5 Perawatan...................................................................................................12

2.6 Kuat Tekan Beton.......................................................................................13

2.7 Hubungan Tegangan Regangan.................................................................14

2.8 Penelitian Terdahulu..................................................................................14

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................18

3.1 Tahapan Penelitian.....................................................................................18

3.2 Lokasi Penelitian........................................................................................19

3.3 Bahan Yang Digunakan.............................................................................19

3.3.1 Fly Ash.........................................................................................19

3.3.2 Semen...........................................................................................19

3.3.3 Pasir..............................................................................................20

3.3.4 Silica fume....................................................................................20

3.3.5 Superplasticizer (SP)....................................................................21

3.3.6 Air.................................................................................................21

viii
3.3.7 Serat polypropylene......................................................................22

3.4 Alat Yang Digunakan.................................................................................22

3.4.1 Peralatan pengujian analisa saringan agregat halus.....................22

3.4.2 Peralatan pengujian berat jenis agregat halus...............................23

3.4.3 Peralatan pengujian slump flow test.............................................24

3.4.4 Peralatan pengujian kuat tekan dan tarik......................................25

3.5 Pengumpulan Data.....................................................................................26

3.6 Analisis Dan Pengolahan Data...................................................................27

3.7 Pembuatan Benda Uji.................................................................................27

3.8 Pengujian Kuat Tekan Benda Uji...............................................................29

3.9 Pengujian Kuat Tarik Benda Uji................................................................30

3.10 Bagan Alir Penelitian.................................................................................30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................32

4.1 Pemeriksaan Material.................................................................................32

4.1.1 Pengujian berat jenis dan absorbsi agregat halus.........................32

4.1.2 Pengujian kelembaban agregat halus...........................................32

4.1.3 Pengujian berat volume agregat halus..........................................33

4.1.4 Pengujian analisa saringan dan modulus malus butir...................33

4.1.5 Pengujian kadar organik...............................................................34

4.1.6 Pengujian berat jenis fly ash dan semen.......................................35

4.2 Rancangan Campuran Beton......................................................................35

4.3. Slump Flow Test........................................................................................36

4.3. Berat Volume Beton...................................................................................37

4.4. Pengujian Kuat Tekan................................................................................37

4.5. Pengujian Kuat Tarik.................................................................................38

ix
4.6. Grafik Tegangan Regangan........................................................................39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................40

5.1 Kesimpulan................................................................................................40

5.2 Saran...........................................................................................................40

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................41

LAMPIRAN A PERHITUNGAN.........................................................................43

LAMPIRAN B TABEL DAN GRAFIK................................................................56

LAMPIRAN C GAMBAR.....................................................................................87

LAMPIRAN D DOKUMEN ADMINISTRASI SKRIPSI DAN BIODATA.......96

x
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Senyawa Oksida pada Semen Portland..................................................5
Tabel 2. 2 Senyawa Oksida pada Fly Ash PLTU Nagan Raya...............................7
Tabel 2. 3 Klasifikasi Slump Flow........................................................................12
Tabel 3. 1 Mixed design ECC konvensional.........................................................27
Tabel 3. 2 Jumlah keseluruhan dan rancangan campuran (mixed design) dari
benda uji untuk masing-masing rencana pengujian...............................................28
Tabel 4. 1 Berat jenis dan absorbsi agregat...........................................................32
Tabel 4. 2 Kadar kelembaban agregat...................................................................33
Tabel 4. 3 Berat volume agregat...........................................................................33
Tabel 4. 5 Berat jenis fly ash dan semen...............................................................35
Tabel 4. 6 Kebutuhan material untuk pembuatan benda uji..................................35
Tabel A. 1 Perbandingan berat campuran (mix design)........................................50
Tabel A. 2 Perencanaan Campuran Beton.............................................................51
Tabel B. 1 Analisa Saringan Agregat Halus..........................................................57
Tabel B. 2 Berat Jenis Agregat Halus...................................................................65
Tabel B. 3 Kadar Air Agregat Halus.....................................................................66
Tabel B. 4 Perhitungan Berat Jenis Semen...........................................................66
Tabel B. 5 Perhitungan Berat Jenis Fly Ash.........................................................67
Tabel B. 6 Tabel Berat Volune Padat Agregat Halus............................................68
Tabel B. 7 Tabel Berat Volune Gembur Padat Agregat Halus............................68
Tabel B. 8 Berat Pengujian Slump Flow Test.......................................................69
Tabel B. 9 Berat Volume Mortar...........................................................................71
Tabel B. 10 Pengujian Kuat Tekan.......................................................................74
Tabel B. 11 Pengujian Kuat Tarik.........................................................................76
Tabel B. 12 Hubungan Tegangan Regangan.........................................................77

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1. Fly ash.............................................................................................19


Gambar 3. 2. Semen.............................................................................................20
Gambar 3. 3 Pasir.................................................................................................20
Gambar 3. 4. Silica fume......................................................................................21
Gambar 3. 5. Superplasticizer..............................................................................21
Gambar 3. 6 Serat Polypropylene.........................................................................22
Gambar 3. 7 Saringan...........................................................................................23
Gambar 3. 8 Timbangan.......................................................................................23
Gambar 3. 9 Picnometer.......................................................................................23
Gambar 3. 10 Termometer...................................................................................24
Gambar 3. 11 Oven...............................................................................................24
Gambar 3. 12 Alat Pengujian Slump Flow...........................................................24
Gambar 3. 13 Mixer Mortar.................................................................................25
Gambar 3. 14 Talam.............................................................................................25
Gambar 3. 15 Bekisting Kubus............................................................................25
Gambar 3. 16 Bekisting Dogbone........................................................................26
Gambar 3. 17 Compression testing machine........................................................26
Gambar 3. 18 Universal tensile strength..............................................................26
Gambar 4. 1 Analisa Saringan Agregat Halus......................................................34
Gambar 4. 2 Pengujian Kadar Organik................................................................34
Gambar 4. 3 Slump Flow Test..............................................................................36
Gambar 4. 4 Berat Volume Beton........................................................................37
Gambar 4. 5 Hasil Pengujian Kuat Tekan............................................................38
Gambar 4. 6 Hasil Pengujian Kuat Tarik.............................................................39
Gambar 4. 7 Grafik Tegangan Regangan.............................................................40
Gambar B. 1 Analisa Saringan Agregat Halus Sampel I......................................58
Gambar B. 2 Analisa Saringan Agregat Halus Sampel II....................................60
Gambar B. 3 Analisa Saringan Agregat Halus Sampel III...................................62
Gambar B. 4 Analisa Saringan Agregat Halus.....................................................64

xii
Gambar B. 5 Pengujian Slump Flow Test............................................................70
Gambar B. 6 Berat Volume Benda Uji.................................................................73
Gambar B. 7 Hasil Pengujian Kuat Tekan..........................................................75
Gambar B. 8 Hasil Pengujian Kuat Tarik.............................................................76
Gambar B. 9 Grafik Tegangan Regangan Sampel DB1.......................................78
Gambar B. 10 Grafik Tegangan Regangan Sampel DB0,25...............................80
Gambar B. 11 Grafik Tegangan Regangan Sampel DB0,5..................................82
Gambar B. 12 Grafik Tegangan Regangan Sampel DB0,75................................84
Gambar B. 13 Grafik Tegangan Regangan Sampel DB1.....................................86
Gambar B. 14 Grafik Tegangan Regangan Semua Sampel.................................87
Gambar C. 1 Pengambilan Material Fly Ash.......................................................88
Gambar C. 2 Pembuatan Bekisting Dogbone.......................................................88
Gambar C. 3 Analisa Saringan.............................................................................89
Gambar C. 4 Pengujian Berat Jenis Semen dan Fly Ash.....................................89
Gambar C. 5 Pengujian Berat Jenis Agregat Halus.............................................90
Gambar C. 6 Pengujian Berat Volume Agregat Halus.........................................90
Gambar C. 7 Pengujian Kadar Organik...............................................................91
Gambar C. 8 Persiapan Bekisting Kubus.............................................................91
Gambar C. 9 Persiapan Bekisting Dogbone.........................................................92
Gambar C. 10 Pengecoran Benda Uji..................................................................92
Gambar C. 11 Memasukkan Mortar Dalam Mini Slump Flow Test....................93
Gambar C. 12 Pengukuran Slump Flow Test.......................................................93
Gambar C. 13 Perawatan Benda Uji....................................................................94
Gambar C. 14 Penimbangan Benda Uji Kubus....................................................94
Gambar C. 15 Penimbangan Benda Uji Dogbone................................................95
Gambar C. 16 Pengujian Kuat Tekan...................................................................95
Gambar C. 17 Pemasangan Benda Uji Kuat Tarik...............................................96
Gambar C. 18 Pengujian Kuat Tarik....................................................................96

xiii
DAFTAR NOTASI DAN ISTILAH

ASTM : America Standard Testing And Material


Cementitious material : Material yang bersifat mengikat seperti semen
EDCC : Eco-Friendly Ductile Cementitious Composite
ECC : Engineered Cementitious Composite
HPFRCC :High Performance Fiber-Reinforced Cementitious
Composite
SNI : Standar Nasional Indonesia
Slump-flow test : Uji alir material guna mengetahui kemudahan pengerjaan
Workability : Kemudahan pengerjaan material

xiv
HUBUNGAN TEGANGAN REGANGAN DAN KUAT TEKAN MORTAR
ECO-FRIENDLY DUCTILE CEMENTITIOUS COMPOSITE DENGAN
MENGGUNAKAN SERAT POLYPROPYLENE

Oleh : Arif Rahman


Nim : 180110097

Pembimbing Utama : Dr. Maizuar, ST., M.Sc.Eng


Pembimbing pendamping : David Sarana, ST.,MT
Ketua penguji : Dr. Ir. Wesli, MT
Anggota penguji : Emi Maulani, ST., MT

ABSTRAK

Mortar Eco-friendly Ductile Cementitious Composite (EDCC) adalah inovasi


pengembangan dari mortar Engineered Cementitious Composite (ECC). EDCC
merupakan tipe baru dari High Performance Fiber-Reinforced Cementiitous
Composite (HPFRCC) dengan 2% serat dari volume menunjukkan daktalitas yang
tinggi. EDCC mencapai kapasitas yang sama dengan ECC dengan substitusi 60%
kandungan semen dengan fly ash. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh penambahan serat polypropylene terhadap kuat tekan dan
hubungan tegangan regangan mortar EDCC dengan fly ash sebagai subsitusi
sebagian semen dan hubungan tegangan regangan mortar EDCC. Variasi
persentase penggunaan fly ash sebesar 60 % dari volume binder yang di gunakan,
silica fume digunakan sebanyak 10% dari berat fly ash, dan variasi serat sebesar
0,25 %, 0,5 %, 0,75 %, 1 % dari volume mortar, penggunaan superplasticizer
sebesar 2,4 % dari volume binder, FAB yang digunakan sebesar 0,27. Pada
penelitian ini dilakukan pengujian kuat tekan dan kuat tarik, benda uji yang
digunakan untuk kuat tekan berbentuk kubus ukuran 5cm x 5cm dan untuk kuat
tarik berbentuk dogbone. Banyak benda uji 3 buah setiap variasinya dan benda uji
mortar normal sebanyak 3 benda uji sehingga total keseluruhan sebesar 30 buah
pengujian dilakukan saat mortar berumur 28 hari. Dari hasil penelitian diperoleh
hasil kuat tekan optimum pada variasi serat 0,75% mengalami kenaikan sebesar
25,42% dari mortar normal. Pada hasil kuat tarik diperoleh tegangan optimal pada
variasi 0,5 % mengalami kenaikan sebesar 3,65 % dari mortar normal dan
mengalami penurunan pada variasi 1% sebesar 2 %, Regangan optimal pada
variasi 0,5 % mengalami kenaikan sebesar 0,5 % dari mortar normal.

Kata kunci : Mortar EDCC, kuat tekan, daktil, fly ash, serat polypropylene

xv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam dunia teknik sipil pengunaan beton dalam suatu kontruksi beton
banyak digunakan. Beton mempunyai banyak kelebihan diantaranya bentuknya
yang bisa disesuaikan dengan keinginan, harganya yang relatif murah, memiliki
kuat tekan yang tinggi, dapat dikombinasikan dengan beton baja, dan tahan
terhadap cuaca apapun. Selain terlepas dari produksi dan konsumsi yang besar-
besaran bagi beton di seluruh dunia, ada banyak spekulasi yang menunjukkan
fakta bahwa beton menjadi kontributor yang aktif untuk emisi gas rumah kaca.
Dalam mengatasi hal tersebut dapat diatasi dengan beberapa cara, salah satunya
dengan menggunakan Eco-Friendly Ductile Cementitious Composites (EDCC).
Mortar EDCC adalah inovasi pengembangan dari mortar Engineered
Cementitious Composite (ECC). Pada penelitian ECC sebelumnya digunakan
material yang terdiri dari komposit semen dengan distribusi serat pendek secara
acak dengan volume sekitar 2 %. Namun, EDCC mencapai kapasitas yang sama
dengan ECC dengan penggantian 60% kandungan semen dengan fly ash dan
hanya menggunakan 2% serat polypropilene. Beton EDCC memiliki daktilitas
yang tinggi namun tetap mempertahankan kuat tekan yang tinggi juga. Bahan
yang dipakai untuk membuat mortar EDCC adalah semen, fly ash, silica fume,
dan agregat halus (pasir) ditambah superplastisizer sebagai pengurang air.
Adapun agregat kasar (kerikil) tidak digunakan pada EDCC sama seperti pada
ECC dikarenakan material tersebut dapat berpengaruh buruk terhadap daktilitas
komposit material tersebut (Li & Mishra, 1996).
Penggunaan serat pada beton berguna untuk menambah kuat tarik beton,
mengingat kuat tarik beton yang sangat rendah. Dengan ditambahkan serat
kedalam beton menjadikan beton yang lebih daktil. Salah satu dari jenis serat di
atas adalah serat polypropylene. Terdapat kadar optimum serat yang dapat
dimasukkan ke dalam beton. Penggunaan kadar yang terlalu sedikit tidak
menghasilkan efek yang baik terhadap beton. Jika serat yang digunakan terlalu

1
2

banyak maka akan mengurangi kelecekan beton dengan sangat drastis. Beton akan
sulit dipadatkan dan banyak rongga udara yang terjebak di dalamnya. Persentase
optimum serat antara lain dipengaruhi oleh bentuk, aspek rasio (perbandingan
antara panjang dan diameter) dan jenis material yang digunakan. Diperlukan
pengujian trial mix untuk mendapatkan beton yang baik dengan kelecekan yang
cukup (Hasanr et al., 2013).
Oleh karena itu faktor utama yang dipertimbangkan untuk melakukan
penelitian EDCC ini sebagai Tugas Akhir adalah untuk mencari kadar optimum
serat yang dapat dimasukkan dalam komposit cementitious (berdasarkan tinjauan
kuat tekan dan hubungan tegangan regangan) menggunakan fly ash dan semen
dengan penambahan serat polypropilene sebagai serat untuk mendapatkan mortar
yang memiliki daktilitas namun tetap memiliki kuat tekan yang tinggi..

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan penelitian adalah
berapakah kadar optimum penggunaan serat polypropilene sebagai serat pada
mortar EDCC agar dapat meningkatkan kuat tekan dan kuat tarik?

1.3 Tujuan penelitian


Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui nilai kuat tekan dan nilai hubungan tegangan regangan pada
mortar EDCC dengan menggunakan serat polypropilene.

1.4 Manfaat Penelitian


Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka manfaat dari penelitian adalah
sebagai berikut:
1) Untuk memanfaatkan fly ash sebagai binder pada bahan utama mortar
EDCC yang ramah lingkungan.
2) Untuk mengetahui pengaruh jumlah serat polypropylene dengan variasi
tertentu sehingga mendapat sifat mekanis beton yang maksimal.
3

3) Untuk mengembangkan teknologi material bagi kemajuan ilmu struktur,


khususnya dalam beton EDCC.

1.5 Ruang Lingkup Dan Batasan Penelitian


Agar tidak terjadi perluasan dalam pembahasan penelitian ini, maka
diberikan batasan-batasan sebagai berikut:
1) Penelitian ini dibatasi hanya mencakupi pengujian kuat tekan dan
hubungan tegangan regangan.
2) Semen yang digunakan adalah Semen PCC merk Semen Padang.
3) Bahan tambah yang digunakan berupa fly ash yang digunakan berasal dari
PLTU Pangkalan Susu.
4) Serat yang digunakan adalah serat polypropylene dengan persentase
sebanyak 0,25%; 0,5%; 0,75%; 1%; dari volume total benda uji.
5) Superplastisizer merek SIKA 8045P.
6) Air yang digunakan berupa air yang dapat diminum.
7) Dalam penelitian ini digunakan benda uji kubus 50 x 50 x 50 mm
sebanyak 3 sampel untuk setiap variasi penggunaan serat.
8) Faktor air binder diambil sebesar 0,27.
9) Pengujian yang dilakukan pada beton umur 28 hari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Beton Eco-Friendly Ductile Cementitious Composite


Eco-Friendly Ductile Cementitious Composite (EDCC) merupakan tipe
baru dari High Performance Fiber-Reinforced Cementitious Composite
(HPFRCC) dimana dengan penggunaan 2% fraksi volume serat menunjukkan
karakteristik daktalitas yang tinggi (Soleimani-Dashtaki et al., 2017). Di
lakukannya penelitian tentang EDCC ini adalah untuk mengurangi jumlah
penggunaan semen dan menggantikannya dengan fly ash dalam jumlah yang
cukup tinggi. Menurut (Wang et al., 2020) EDCC membawa manfaat untuk
sistem perbaikan antara lain:
1. Pengurangan jejak karbon dari perbaikan semen dengan mengganti semen
dengan produk sampingan industri seperti fly ash, atau pengikat lainnya,
yang tidak melibatkan penggunaan semen Portland.
2. Potensi menggunakan proses penyemprotan untuk aplikasi.
3. Peningkatan kinerja perbaikan termasuk ketahanan retak, ketangguhan dan
keuletan di bawah beban statis, kuasi-statis, kelelahan, dan benturan
dengan penguatan serat.

2.2 Material Penyusun Eco-Friendly Ductile Cementitious Composite


2.3.1 Semen
Semen dalam pengertian umum adalah bahan perekat yang mempunyai
sifat-sifat yang mampu mengikat agregat-agregat padat menjadi satu kesatuan
yang kompak dan kuat. Semen juga mengisi rongga-rongga udara di antara
butirbutir agregat (Mulyono, 2004).
Semen diperoleh dengan membakar karbonat atau batu gamping dan
argillaceous (yang mengandung aluminia) dengan perbandingan tertentu. Bahan
tersebut dicampur dan dibakar dengan suhu 1400º C-1500º C dan menjadi klinker.
Bahan tersebut didinginkan dan dihaluskan sampai seperti bubuk, lalu

4
5

ditambahkan gips atau kalsium sulfat (CaSO4) sebanyak 2%- 4% sebagai bahan
pengontrol waktu pengikatan.
Unsur-unsur kimia penyusun semen Portland adalah CaO (kapur), SiO2
(silika), Al2O3 (alumina), Fe2O3 (besi), MgO (magnesia), SO3 (sulfur), dan Na2O +
K2O. Persentase rata-rata masing-masing senyawa oksida tersebut dapat dilihat
pada Tabel 2.1.
Tabel 2. 1 Senyawa Oksida pada Semen Portland
Senyawa Oksida Persentase Rata-Rata (%)
CaO 60-65
SiO2 17-25
Al2O3 3-8
Fe2O3 0,5-6
MgO 0,5-4
SO3 1-2
Na2O + K2O 0,5-1
Sumber: Tjokrodimuljo (2012)
Menurut SNI-2049-2015 semen memiliki beberapa jenis dan memiliki
kegunaan antara lain sebagai berikut:
1. Jenis I yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak
memerlukan persyaratan – persyaratan khusus seperti yang disyaratkan
pada jenis jenis lain.
2. Jenis II yaitu semen portland yang dalam penggunaanya memerlukan
ketahanan terhadap sulfat atau kalor hidrasi sedang.
3. Jenis III semen portland yang dalam penggunannya memerlukan kekuatan
tinggi pada tahap permulaan setelah pengikatan terjadi.
4. Jenis IV yaitu semen portland yang dalam penggunaanya memerlukan
kalor hidrasi rendah .
5. Jenis V yaitu semen yang dalam penggunaanya memerluka ketahanan
tinggi terhadap sulfat.

2.3.2 Air
Air berfungsi untuk memicu proses kimia yang menyebabkan pengikatan.
Pada campuran beton normal, agregat menempati 70% hingga 75% volume beton
yang mengeras. Sisanya ditempati oleh pasta semen dan air yang tersisa dari
6

reaksi hidrasi serta rongga udara. Dengan agregat yang baik, beton dapat
dikerjakan (workable), kuat, tahan lama (durability), dan ekonomis (Nugraha &
Antoni, 2007).
Air yang digunakan untuk campuran harus bersih, tidak boleh
mengandung minyak, asam, alkali, zat organis atau bahan lainnya yang dapat
merusak beton atau tulangan (Mulyono, 2004). Secara umum air yang dapat
dipakai dalam campuran adalah air yang bisa diminum dan tidak terdapat yang
aneh pada rasa, bau dan warna (Nugraha & Antoni, 2007).

2.3.3 Fly ash


Fly ash merupakan sisa dari hasil pembakaran batu bara pada pembangkit
listrik. Abu terbang mempunyai titik lebur sekitar 1300 °C dan
mempunyai kerapatan massa (densitas), antara 2.0 – 2.5 g/cm 3. Fly ash adalah
salah satu residu yang dihasilkan dalam pembakaran dan terdiri dari partikel-
partikel halus. Abu terbang tidak memiliki kemampuan mengikat seperti halnya
semen, namun dengan kehadiran air dan ukurannya yang halus, silika oksida
(SiO2) yang dikandung di dalam abu terbang akan bereaksi secara kimia dengan
kalsium hidroksida yang terbentuk dari proses hidrasi semen dan menghasilkan
zat yang memiliki kemampuan yang mengikat.
Tiga tipe abu terbang didefinisikan oleh ACI Manual of concrete Practice
1993 Part I 226.3R-3 fly ash tipe C, fly ash tipe F, dan fly ash tipe N. Perbedaan
utama antara kelas-kelas tersebut adalah jumlah kalsium, silika, alumina, serta
kandungan besi dalam abu.
1. Kelas C
Abu terbang tipe C merupakan abu terbang yang mengandung CaO di atas
10% yang dihasilkan dari pembakaran lignit atau sub-bituminus batubara
(batubara muda). Untuk abu terbang tipe C, kadar total dari SiO2, Al2O3,
Fe2O3 lebih besar dari 50%. Kadar CaO mencapai 10%. Dalam campuran
beton, jumlahan abu terbang yang digunakan sebanyak 15%-35% dari
berat silinder.
2. Kelas F
7

Abu terbang tipe F merupakan abu terbang yang mengandung CaO lebih
kecil dari 10% yang dihasilkan dari pembakaran antrasit atau bituminus
batubara. Abu terbang tipe F mempunyai kadar total dari SiO2, Al2O3,
Fe2O3 kurang dari 70%. Kadar CaO abu terbang tipe F kurang dari 5%.
Dalam campuran beton, jumlahan abu terbang yang digunakan sebanyak
15%-25% dari berat silinder.
3. Kelas N
Jenis ini adalah buangan atau pozzolan alam yang terkalsinasi. Seperti
opalinse chert, tanah diatomaceous dan debu-debu vulkanik.
Pada penelitian ini, fly ash yang digunakan diperoleh dari PLTU Nagan
Raya. Berdasarkan studi yang dilakukan Pahlawan dkk. (2018), fly ash dari PLTU
Nagan Raya mengandung senyawa SiO2 sebesar 37,16% dan Al2O3 sebesar
17,61%. Hal ini menunjukkan bahwa fly ash PLTU Nagan Raya dapat
dikategorikan ke dalam golongan fly ash kelas F. Persentase rata-rata senyawa
oksida yang terkandung dalam fly ash PLTU Nagan Raya dapat dilihat pada
Tabel 2.2.
Tabel 2. 2 Senyawa Oksida pada Fly Ash PLTU Nagan Raya
Senyawa Oksida Persentase Rata-Rata (%)
CaO 8,72
SiO2 37,16
Al2O3 17,61
Fe2O3 18,79
MgO 6,43
Na2O 0,468
K2O 0,788
TiO2 0,747
P2O5 0,139
SO3 1,96
Sumber: Pahlawan, dkk (2018)
8

2.3.4 Pasir
Menurut SNI 03 – 6820 – 2002, agregat halus adalah agregat berupa pasir
alam sebagai hasil disintegrasi batuan atau pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-
alat pemecah batu dan mempunyai butiran sebesar 4,76 mm. Syarat agregat halus
menurut SNI 03 – 6820 – 2002 adalah sebagai berikut:
1. Agregat yang berbutir bulat dan berukuran seragam tidak boleh
digunakan;
2. Partikel yang mudah pecah maksimum 1,0%;
3. Kadar lumpur maksimum 5%;
4. Tidak mengandung zat organik;
5. besar butir yang tertinggal di antara dua saringan yang berurutan tersebut
pada Ayat 2.2.1 butir I di atas harus tidak lebih dari 50 % antara saringan
No. 50 dan No. 100 tidak lebih dari 25 %;
6. Butir-butir halus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh
pengaruh cuaca (terik matahari dan hujan).

2.2.5 Silica fume


Silica fume merupakan pozzolan halus yang digunakan sebagai bahan
tambah pada beton. Penambahan silica fume dapat menaikan nilai karakteristik
beton seperti kuat lentur dan kuat tekan. Silica fume juga dapat menjadikan beton
tahan terhadap bahan kimia dan kedap terhadap air, karena ukuran partikel silica
fume yang lebih halus daripada semen sehingga dapat mengisi rongga dalam
beton (Sudibyo et al., 2021).
Terdapat kelebihan tersendiri apabila kita menggunakan silica fume dalam
proses pembuatan beton mutu tinggi, kelebihan tersebut antara lain:
1. Meningkatakan workabilitas untuk jangka waktu yang lama
2. Meningkatkan stabilitas dan keterpaduan campuran beton segar
3. Ketahanan beton meningkat drastis
4. Air resapan pada beton banyak berkurang
5. Gas didalam beton banyak berkurang
6. Peningkatan yang besar ketahanan terhadap karbonasi
9

7. Perembesan klorid dalam beton banyak berkurang

2.2.6 Superplasticizer
Superplasticizer adalah bahan tambah yang dimasukkan kedalam beton
segar yang berfungsi dapat meningkatkan nilai slump untuk memudahkan
workability. Jenis-jenis superplasticizer yang digunakan dalam penelitian adalah
superplasticizer naphthalene, superplasticizer polycarboxylate dan
superplasticizer sodium glukonat.
Superplasticizer naphthalene cocok untuk cuaca panas, memiliki nilai
slump yang baik, bisa digunakan untuk ready mix atau pekerjaan dengan jangka
waktu panjang. Superplasticizer sodium glukonat memiliki kemampuan untuk
mengurangi kadar air pada beton biasa, memperlambat setting time beton dan
meningkatkan workability. Superplasticizer polycarboxylate (PCE) adalah
superplasticizer yang paling efektif. PCE mampu untuk mengurangi kadar air
sampai 40% dan bisa digunakan untuk beton dengan mutu tinggi, perbandingan
air dan semen yang didapat adalah 0,2. PCE memiliki nilai slump yang baik dan
tidak menyebabkan keterlambatan pada beton biasa untuk mendapatkan kekuatan
yang ingin dicapai (Utami et al., 2017).

2.2.7 Serat polypropylene


Serat polypropylene sering kali kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari
diantaranya adalah plastik pembungkus makanan ringan, tali rafia, sedotan,
kantong obat, dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini digunakan jenis serat
polypropylene yakni berupa karung beras. Serat ini bersifat hidrofobik sehingga
mempunyai kekurangan berupa karakteristik ikatan yang buruk dengan matrik
semen, titik lebur yang rendah, mudah terbakar, dan modulus elastis rendah (Keer,
1984).
Perbaikan yang dialami beton dengan adanya penambahan serat antara lain
adalah sebagai berikut (Malino et al., 2019):
1. Daktilitas beton mengalami peningkatan;
2. Beton lebih tahan terhadap beban kejut (impact resistance);
10

3. Kekuatan tarik dan lentru meningkat;


4. Penyusutan pada beton berkurang;

2.3 Pengujian Sifat Fisis Agregat


Acuan dalam pengujian sifat fisis agregat penelitian ini adalah metode
ASTM (American Society Testing Material) dan SNI (Standar Nasional
Indonesia).

2.3.1 Pengujian berat jenis agregat dan absorbsi agregat halus


Hubungan antara berat jenis dan absorbsi air yaitu semakin tinggi nilai
berat jenis agregat maka semakin kecil daya serap air dari agregat tersebut.
Berdasarkan SNI 1969:2008, berat jenis dan absorbsi air dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut.
Perhitungan berat jenis agregat
D
BJ . SSD= ....................................................................................(2.1)
(B+ D−C) γd
A
BJ .OD= ....................................................................................(2.2)
( B+ D−C)γd
3.4 Perhitungan absorbsi agregat
D− A
Wa= ×100 % ............................................................................................(2.3)
A
Keterangan:
BJ.SSD = Berat jenis jenuh kering permukaan (gr/cm3)
BJ.OD = Berat jenis kering oven (gr/cm3)
A = Berat benda uji kering oven (gr)
B = Berat piknometer yang berisi air (gr)
C = Berat piknometer + benda uji + air (gr)
D = Berat benda uji kondisi jenuh kering permukaan (gr)

γd = Berat isi air pada suhu 4°C = 1 gr/cm3


11

2.3.2 Pengujian kadar kelembaban (kelengasan) agregat halus


Tujuan pengujian kadar kelengasan agregat adalah untuk mengetahui
banyaknya air yang terkandung di dalam agregat. Kadar kelengasan agregat halus
dihitung menggunakan persamaan berikut.
B−C
KL= ×100 % ............................................................................................(2.4)
C−A
Keterangan:
A = Berat cawan (gr)
B = Berat benda uji awal + cawan (gr)
C = Berat benda uji kering oven + cawan (gr)

2.3.3 Pengujian berat volume agregat halus


Pengujian berat volume agregat halus dilakukan dalam dua keadaan yaitu
dalam keadaan gembur dan dalam keadaan padat. Pengujian berat volume agregat
dilakukan untuk mengetahui berat per satuan volume agregat yang ditempati oleh
agregat tersebut. Pengujian berat volume agregat dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut.
Volume Air=( C−( A+ B ) )..................................................................................(2.5)
E−B
Berat Volume= .........................................................................................(2.6)
D
Keterangan:
A = Berat plat kaca (gr)
B = Berat silinder (gr)
C = Berat silinder + air + plat kaca (gr)
D = Berat air = volume air = volume silinder (cm3)
E = Berat silinder + benda uji (gr)

2.3.4 Analisa Saringan


Pengujian ini berguna untuk mengetahui ukuran dan gradasi butiran
agregat halus dari yang terkecil sampai terbesar mengunakan saringan untuk
keperluan perencanaan campuran (mix design) beton. Analisa saringan dilakukan
12

dengan menggunakan saringan nomor 4 (4,75 mm), 8 (2,36 mm), 16 (1,18 mm),
30 (0,600 mm), 50 (0,300 mm), 100 (0,150 mm), 200 (0,075). Analisa saringan
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
BT
%T = × 100.................................................................................................(2.7)
JBT
100−TK
%LK = × 100.......................................................................................(2.8)
100
Keterangan:
%T = Persentase tertahan (%)
BT = Berat tertahan (gr)
JBT = Jumlah berat tertahan (gr)
%LK = Lolos kumulatif (%)
TK = Persentase tertahan kumulatif (%)

2.3.5 Modulus halus butir


Modulus halus butir adalah suatu nilai yang digunakan untuk mengukur
kehalusan atau kekasaran butir agregat. Semakin besar nilai modulus halus butir
maka semakin besar butiran agregatnya. Nilai modulus halus butir dihitung
dengan menggunakan persamaan berikut.
Jumlah persentase kumulatif yang tertinggal
MHB= ........................................(2.9)
100

2.3.6 Pengujian kadar organik agregat halus


Pengujian ini bertujuan untuk mendapatkan kadar organik yang
terkandung dalam agregat larutan NaOH 3%. Pengujian ini dilakukan dengan
mengacu kepada standar pengujian ASTM C-40.

2.4 Slump Flow Test


Pengujian slump flow digunakan untuk mengukur nilai slump beton, yaitu
kemampuan alir beton pada permukaan bebas. Semakin besar nilai slump flow
maka semakin besar kemampuan beton mengisi cetakan. Pengujian T 500 dilakukan
bersamaan dengan pengujian slump flow. T 500 adalah waktu yang dibutuhkan
13

beton untuk mengalir hingga mencapai 500 mm. Menurut EFNARC (2005),
klasifikasi Slump-Flow Test dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. 3 Klasifikasi Slump Flow
Klasifikasi Nilai Slump-Flow (mm)
SF1 550-650
SF2 660-750
SF3 760-850
Sumber : EFNARC (2005)

2.5 Perawatan
Sehari setelah pengecoran merupakan saat yang terpenting untuk periode
sesudahnya, oleh sebab itu diperlukan perawatan dengan air sehingga untuk
jangka panjang, kualitas beton baik kekuatan maupun kekedapan airnya dapat
lebih baik (Amri, 2005). Perawatan beton merupakan prosedur yang digunakan
untuk membantu mempercepat proses hidrasi beton, menjaga kestabilan
temperatur, dan perubahan kelembaban di dalam maupun di luar beton itu sendiri.
Bila terjadi kekurangan/ kehilangan air maka proses hidrasi akan
terganggu/terhenti dan dapat mengakibatkan terjadinya penurunan perkembangan
kekuatan beton, terutama penurunan kuat tekan (Lubis dalam Indrayurmansyah,
2001).
Ada 3 macam metode disebutkan Antoni dan Nugraha (2007) untuk
melakukan perawatan benda uji beton yaitu:
1. Perawatan yang dilakukan dengan cara menggenangi , membuat empang,
menyemprot, memasang springkle, memberi kabut air atau penutup yang
basah pada benda uji.
2. Perawatan dengan menggunakan lapisan tipis dari kertas yang tidak
tembus air guna mencegah hilangnya air dari permukaan benda uji.
3. Perawatan dengan penguapan. Hidrasi akan berlangsung lebih cepat
apabila temperatur udara dinaikkan sehingga didapat kekuatan awal yang
tinggi.
14

2.6 Kuat Tekan Beton


Salah satu pengujian untuk mengetahui kualitas beton adalah dengan
dilakukan uji kuat tekan. Kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas
yang menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tertentu
yang dihasilkan oleh mesin tekan (SNI 03-1974-1990). Dalam pengujian kuat
tekan beton, benda uji dapat berupa kubus atau silinder lalu ditekan menggunakan
alat mesin tekan (Compressive Testing Machine) hingga mengalami keruntuhan
atau retak. Rumus yang digunakan untuk menghitung kuat tekan beton
berdasarkan percobaan di laboratorium adalah sebagai berikut (Antono, 1995):
' P
f c= ..............................................................................................................(2.10)
A
Keterangan:
f’c = Kuat tekan benda uji (MPa)
P = Gaya tekan aksial maksimum (N)
A = Luas penampang melintang benda uji (mm2)

2.7 Hubungan Tegangan Regangan


Tegangan adalah gaya persatuan luas penampang benda dan dinotasikan
dengan simbol “σ”. Tegangan yang dihasilkan mempunyai arah tegak lurus
terhadap permukaan benda uji. Secara matematis tegangan dapat dirumuskan
sebagai berikut :
F
σ = .................................................................................................................(2.11)
A
Keterangan:
σ = Tegangan (MPa)
F = Gaya (N)
A = Luas penampang melintang benda uji (mm2)
Benda uji yang diberi gaya akan mengalami pemanjangan arah aksial atau
longitudinal dan pengecilan kearah samping. Regangan adalah perubahan relatif
ukuran atau bentuk. Regangan dinotasikan dengan simbil “ε” Secara matematis
tegangan dapat dirumuskan sebagai berikut :
15

Δ l ................................................................................................................(2.12)
ε=
l0
Keterangan:
ε = Regangan
Δl = Selisih panjang awal dan panjang akhir (mm)
l0 = Panjang awal (mm)

2.8 Penelitian Terdahulu


Judul Tujuan Metode Hasil

Fly ash sebagai bahan Mengetahui pengaruh fly Studi eksperimen Hasil penelitian ini Nilai
pengganti semen pada ash terhadap kuat tekan pengujian Uji kuat tekan kuat tekan beton untuk
beton beton beton dengan
penggunaan fly ash
sebesar 5%, 7,5 &, 10%
dan 12 % masih
memenuhi nilai kuat
tekan karakteristik beton
K-300. Penggunaan fly
ash sampai 12,5% pada
campuran beton masih
16

memenuhi nilai kuat


tekan karakteristik beton
K-300. Penggunaan fly
ash sampai 12,5% pada
campuran beton masih
mendapatkan nilai kuat
tekan beton yang
direncanakan

Pengaruh penambahan Mengetahui pengaruh Studi eksperimen Pada penelitian ini


polypropylene fiber mesh penggunaan serat pengujian uji kuat tekan, didapatkan bahwa nilai
terhadap sifat mekanis polypropylene terhadap uji kuat tarik belah, dan optimum untuk kuat
beton sifat mekanis pada beton kuat lentur tekan adalah pada dosis
normal 0,60 kg/m³.yaitu sebesar
29,170 MPa atau naik
3,22 % dari beton
normalnya. Untuk nilai
optimum kuat tarik belah
adalah pada dosis 0,65
kg/m³.yaitu sebesar 3,842
MPa atau naik 20,44 %
dari beton normalnya.
Dan nilai optimum untuk
kuat lentur adalah pada
dosis 0,58 kg/m³.yaitu
sebesar 11,26 % dari
beton normal.

Pengaruh penambahan Untuk mengetahui Studi eksperimen Hasil uji tekan didapat
serat polypropylene pengaruh penggunaan Pengujian kuat tekan bahwa kuat tekan beton
terhadap kuat tekan dan zat tambahan kimia dan dan permeabilitas berpori pada seluruh
nilai permeabilitas pada variasi kadar serat variasi penambahan
beton berpori polipropilen pada serat polipropilen
campuran beton berpori mengalami peningkatan
terhadap nilai kuat tekan dengan pola
peningkatan yang
hampir sama.
Penambahan serat
0,25% dari berat semen
yang digunakan
menghasilkan kuat
tekan paling tinggi di
peningkatan yang
hampir sama.
17

Penambahan serat
0,25% dari berat semen
yang digunakan
menghasilkan kuat
tekan paling tinggi di
semua umur pengujian,
yaitu sebesar 16,90
MPa. Sedangkan
pengujian permeabilitas
beton berpori dilakukan
pada umur 28 hari. Dari
hasil pengujian
disimpulkan bahwa
permeabilitas beton
berpori tanpa
penggunaan serat
polipropilen lebih
mudah mengalirkan air
masuk ke dalam tanah.
Use of high volumes of Penelitian ini Studi ekperimen Hasil penelitian
fly ash to improve ECC memanfaatkan limbah Pengujian kuat tekan menunjukkan bahwa
mechanical properties fly ash yang tinggi. dan tarik peningkatan kadar fly
and material greenness ash dalam campuran
ECC mengurangi kuat
tekan ECC. Kuat tekan
ECC dengan rasio FA/C
2,8 masih bisa
mencapai 35 MPa pada
umur 28 hari, yang
merupakan kekuatan
reguler beton di banyak
aplikasi. Sedangkan
kapasitas regangan tarik
paling tinggi pada umur
3, 28, dan 90 hari secara
berurutan dihasilkan
oleh ECC dengan rasio
FA/C 1,2; 1,6; dan 5,6.
18

Pengaruh Pemakaian Pengaruh laju regangan Metode yang digunakan Hasil penelitian
Fly Ash Sebagai Effect tinggi terhadap respon adalah pengujian didapatkan bahwa
Of High Strain-Rates konstitutif tarik dari eksperimen perkiraan rasio statis
On The Tensile material EDCC terhadap dinamis untuk
Constitutive Response kekuatan tarik EDCC
Of Ecofriendly Ductile bervariasi antara 0,75
Cementitious Composite dan 1,0 dan kapasitas
regangan juga
bervariasi berkisar
antara 1,0 dan 3,0 hasil
penelitian ini yang
menunjukkan bahwa
EDCC adalah bahan
yang sangat sensitif
terhadap laju regangan
dan kinerjanya selama
gempa tidak boleh
dinilai dari uji kuasi-
statis rutin..
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tahapan Penelitian


Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental. Metode
eksperimental adalah penelitian yang dilakukan dengan menciptakan fenomena
pada kondisi terkendali. Tahapan – tahapan yang dilakukan di mulai dari
persiapan peralatan, pemeriksaan sifat fisis material, perencanaan campuran beton
(mix design), pembuatan dan perawatan benda uji beton, pengujian kuat tekan dan
kuat tarik dan yang terakhir merupakan pelaporan hasil penelitian.
Tahap persiapan dimulai dengan melakukan studi pustaka dari jurnal-
jurnal dan penelitian-penelitian terdahulu sebagai referensi dasar penelitian.
Setelah sumber referensi mencukupi, maka dilakukan persiapan material dan
peralatan yang dibutuhkan. Selanjutnya dilakukan mixed design ECC
konvensional dengan menggunakan 30% fly ash dari volume total semen yang
digunakan tanpa tambahan serat untuk trial mix. Mixed design dilakukan dengan
menggunakan metode perbandingan volume antara semen dan pasir. Setelah
dilakukan trial mix ECC konvensional dan didapat nilai FAB yang mudah
dikerjakan dan nilai kuat tekan pada FAB yang ditetapkan masuk dalam rentang
35-60 MPa, selanjutnya serat polypropylene divariasikan dengan kadar 0,5%; 1%;
1,5%; 2% dari berat total material.
Sebelum pembuatan benda uji untuk penelitian, terlebih dahulu dilakukan
pengujian sifat fisis agregat halus yang digunakan untuk diketahui
karakteristiknya. Setelah diketahui karakteristik dari agregat halus yang
digunakan, maka dilakukan pembuatan benda uji yang meliputi benda uji tarik
dan tekan.
Pada saat pembuatan benda uji, campuran dari EDCC dengan serat
polypropylene yang telah diaduk dilakukan slump-flow test untuk mengetahui
kemampuan alir dan kemudahan pengerjaan material tersebut. Selanjutnya
material yang telah diaduk dituangkan ke dalam cetakan uji tekan dan tarik tanpa
dilakukan penggetaran dan penumbukan. Campuran yang telah dituang ke dalam

19
20

cetakan didiamkan selama 1 hari untuk kemudian dilakukan perawatan normal


dengan merendam benda uji di dalam rendaman air bersih. Pengujian kuat tekan
dan kuat tarik dilakukan pada 7 hari dan 28 hari benda uji dimana sebelum benda
uji untuk kuat tekan dilakukan pengujian, benda uji terlebih dahulu dilakukan
capping untuk mendapatkan permukaan benda uji yang rata.

3.2 Lokasi Penelitian


Penelitian dan pengamatan untuk menguji karakteristik agregat halus,
pembuatan dan perawatan benda uji dan pengujian kuat tekan dilakukan di
Laboratorium Teknik Sipil Universitas Malikussaleh. Sedangkan untuk pengujian
kuat tarik dilakukan di Laboratorium Teknik Mesin Universitas Malikussaleh.

3.3 Bahan Yang Digunakan


Sebelum di laksanakannya penelitian terlebih dahulu dilakukan
penyediaan terhadap material-material penelitian yang akan digunakan, adapun
material-material yang akan digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
3.3.1 Fly Ash
Penggunaan fly Ash sebagai bahan cementitious dalam campuran EDCC,
fly Ash yang digunakan berasal dari PLTU Pangkalan Susu. Berikut contoh fly ash
yang digunakan dapat di lihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3. 1 Fly ash

3.3.2 Semen
Pada penelitian ini digunakan semen PCC Tipe 1 dari produk PT. Semen
Padang. Semen Portland yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.2.
21

Gambar 3. 2 Semen

3.3.3 Pasir
Pasir yang digunakan berasal dari tempat penambangan pasir di daerah
sungai Krueng Mane, Aceh Utara. Pasir yang digunakan dapat dilihat pada
Gambar 3.3.

Gambar 3. 3 Pasir
3.3.4 Silica fume
Penggunaan silica fume pada campuran beton berfungsi sebagai bahan
pengikat tambahan yang bertujuan untuk meningkatkan daya tahan dan kuat
beton, silica fume yang digunakan pada penelitian ini bermerek SIKA FUME
yang diproduksi oleh PT. SIKA dalam bentuk kemasan 20 kg. Silica fume yang
digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.4.
22

Gambar 3. 4 Silica fume

3.3.5 Superplasticizer (SP)


Superplasticizer merupakan bahan tambahan dalam campuran beton,
bahan tambahan ini berfungsi untuk mereduksi penggunaan air untuk
menghasilkan campuran EDCC sehingga mempermudah pekerjaan (workability).
Superplastisizer yang digunakan jenis Polycarboxylate merek SIKA VISCORETE
8045 P, Berikut gambar dari superplasticizer yang digunakan pada penelitian ini
(Gambar3.5).

Gambar 3. 5 Superplasticizer
3.3.6 Air
Penggunaan air pada penelitian ini menggunakan air RO. Syarat
penggunaan air secara visual harus jernih dan tidak mengandung zat organik dan
minyak.
23

3.3.7 Serat polypropylene


Serat Polypropylene sering kali kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari
diantaranya adalah plastik pembungkus makanan ringan, tali rafia, sedotan,
kantong obat, dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini digunakan jenis serat
polypropylene yakni berupa karung beras. Serat ini bersifat hidrofobik sehingga
mempunyai kekurangan berupa karakteristik ikatan yang buruk dengan matrik
semen, titik lebur yang rendah, mudah terbakar, dan modulus elastis rendah (Keer,
1984). Contoh serat polipropilen yang akan digunakan diperlihatkan dalam
Gambar 3.6.

Gambar 3. 6 Serat Polypropylene

3.4 Alat Yang Digunakan


Pada penelitian ini digunakan beberapa alat dalam pengujian setiap
material, alat alat yang digunakan adalah sebagai berikut.

3.4.1 Peralatan pengujian analisa saringan agregat halus


Pada pengujian analisa saringan agregat halus menggunakan bebearapa
alat yaitu timbangan dengan ketelitan 0,1 gr, saringan dengan nomor dan ukuran
4,75 mm, 2,36 mm, 1,18 mm, 0,6 mm, 0,3 mm, 0,15 mm, 0,075 mm, dan juga
dibutuhkan kuas sebagai pembersih untuk membersihkan saringan. Saringan
agregat halus yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.7.
24

Gambar 3. 7 Saringan

Gambar 3. 8 Timbangan
3.4.2 Peralatan pengujian berat jenis agregat halus
Untuk pengujian berat jenis agregat halus peralatan yang dibutuhkan
dalam pengujian ini adalah timbangan dengan ketelitian 0,1 gr, picnometer, plat
kaca, saringan, termometer, oven dan talam.berikut gambar peralatan yang dipakai
pada pengujian berat jenis agregat halus.

Gambar 3. 9 Picnometer
25

Gambar 3. 10 Termometer

Gambar 3. 11 Oven

3.4.3 Peralatan pengujian slump flow test


Pengujian slump test digunakan sebagai pengujian workability dan
kelayakan padan beton, pada pengujian ini memerlukan beberapa alat seperti mini
cone, alas kaca, dan meteran. Berikut gambar alat yang akan digunakan pada
pengujian kali ini (Gambar 3.12).

Gambar 3. 12 Alat Pengujian Slump Flow


26

3.4.4 Peralatan pengujian kuat tekan dan tarik


Pada pengujian kuat tekan dibutuhkan beberapa alat seperti untuk
pembuatan benda uji menggunakan cetakan kubus dengan ukuran 50 mm x 50
mm x 50 mm, palu karet, talam,sendok semen, mixer beton, compression testing
machine,stop watch, berikut gambar dari alat-alat yang akan digunakan.

Gambar 3. 13 Mixer Mortar

Gambar 3. 14 Talam

Gambar 3. 15 Bekisting Kubus


27

Gambar 3. 16 Bekisting Dogbone

Gambar 3. 17 Compression testing machine

Gambar 3. 18 Universal tensile strength

3.5 Pengumpulan Data


Pengumpulan data perlu direncanakan dengan baik agar data yang
diperoleh sesuai dengan kebutuhan penelitian serta mendapatkan data dengan
tingkat akurasi yang tinggi (Wesli, 2015). Ada 2 data yang diambil yaitu data
primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan secara langsung
dari sumber datanya dan untuk dapat digunakan diperlukan pengolahan data
terlebih dahulu (Wesli, 2015). Data primer dalam penelitian ini antara lain berat
28

jenis agregat halus, daya absorsi agregat halus, analisa saringan, modulus
kehalusan, dan kadar organik dalam agregat halus.
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari berbagai
sumber yang telah ada dimana peneliti adalah sebagai tangan kedua (Wesli, 2015).
Data sekunder dalam penelitian ini antara lain berupa kandungan kimia dari fly
ash, sifat fisik dari serat polipropilen, dan kandungan kimia superplasticizer yang
digunakan.

3.5 Analisis Dan Pengolahan Data


Dalam suatu penelitian, analisis data diperlukan untuk menganalisis data-
data yang telah terkumpul. Pekerjaan analisis data ini meliputi mengatur,
mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode, dan mengkategorikannya (Wesli,
2015). Data-data primer yang telah diperoleh dari pengujian langsung di
laboratorium, kemudian dianalisis dan diolah dengan perhitungan teknis yang
tersedia sesuai standar.

3.6 Pembuatan Benda Uji


Benda uji yang dibuat meliputi benda uji kuat tekan dan hubungan
tegangan dan regangan. Serat polypropylene yang digunakan dalam campuran
EDCC ini divariasikan dengan persentase 0,25%; 0,5%; 0,75%; dan 1%; dari
volume total benda uji. Benda uji untuk kuat tekan dibuat dalam bentuk silinder
berdiameter 100 mm dan tinggi 200 mm dan uji kuat tarik menggunakan bentuk
dogbone Jumlah benda uji yang dibuat berjumlah 3 sampel tiap variasi persentase
serat.
Tabel 3. 1 Mixed design EDCC untuk 1 m3
No. Material Berat/Volume (kg/m3)
1 Semen (C) 425
2 Fly Ash (FA) 750
3 Silica Fume (SF): 10%*FA 75
4 Pasir (P) 468,8
5 Air (A) 303,75
6 Superplasticizer (SP): 2,4%*(C+FA+SF) 30
7 Serat polypropylene: 15,6
29

0,75%*(C+FA+SF+P+A+SP)
Tabel 3. 2 Jumlah keseluruhan dan rancangan campuran (mixed design) dari
benda uji untuk masing-masing rencana pengujian
Kode Cementitious Jumlah
Serat
No Benda FA SF Semen FAB Pasir Benda
(%)
Uji (%) (%) (%) Uji
1 BN 0 0 100 0,27 0,375*Binder 0 3
2 BFS0,25 60 10%*FA 34 0,27 0,375*Binder 0,25 3
3 BFS0,5 60 10%*FA 34 0,27 0,375*Binder 0,5 3
4 BFS0,75 60 10%*FA 34 0,27 0,375*Binder 0,75 3
5 BFS1 60 10%*FA 34 0,27 0,375*Binder 1 3
6 DBN 0 0 100 0,27 0,375*Binder 0 3
7 DBS0,25 60 10%*FA 34 0,27 0,375*Binder 0,25 3
8 DB0,5 60 10%*FA 34 0,27 0,375*Binder 0,5 3
9 DB0,75 60 10%*FA 34 0,27 0,375*Binder 0.75 3
10 DB1 60 10%*FA 34 0,27 0,375*Binder 1 3
Jumlah total 30

Keterangan:
BFS0,5 : Benda uji 0,5% serat polypropylene untuk uji kuat tekan
DB0,5 : Benda uji 0,5% serat polypropylene untuk uji kuat tarik

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pembuatan benda uji adalah


sebagai berikut.
1. Timbang seluruh material penyusun EDCC ditimbang sesuai mixed design
yang sudah dirancang sebelumnya.
2. Setelah semua material ditimbang, superplasticizer dicampur ke dalam air
yang akan digunakan dalam campuran. Proses pencampuran air dan
superplasticizer dilakukan dalam gelas ukur agar tercampur dengan baik..
3. Selanjutnya seluruh fly ash dimasukkan ke dalam tempat pengadukan dan
seluruh silica fume dimasukkan dan diaduk lagi hingga merata.
4. Kemudian semen dimasukkan sedikit demi sedikit agar campuran
tercampur merata. Setelah itu, dimasukkan keseluruhan pasir yang dipakai
dan diaduk hingga merata.
30

5. Setelah material kering tercampur dengan merata kemudian masukkan air


yang sudah dicampur dengan superplasticizer hingga mortar sudah
tercampur merata.
6. Setelah itu, serat polypropilene mulai ditambah ke dalam campuran. Serat
dimasukkan sedikit demi sedikit agar tercapai penyebaran yang merata.
Waktu yang dibutuhkan untuk mencampur seluruh material yang
digunakan berkisar sekitar 20 menit.
7. Langkah selanjutnya adalah slump-flow test yaitu pengujian yang
dilakukan untuk mengetahui workability dari campuran. Pengujian ini
dilakukan dengan cara meletakkan mini cone secara vertikal di atas meja
kaca yang sudah dibersihkan dan kering. Mini cone ditekan dan ditahan
agar tidak bergeser, kemudian campuran dituangkan ke dalam kerucut
tersebut.
8. Kerucut diangkat perlahan-lahan hingga sempurna.
9. Langkah terakhir dari slump-flow test ini adalah mengukur diameter
maksimum material komposit EDCC setelah tidak mengalir lagi.
Pengukuran dilakukan sebanyak 2 kali terhadap 2 sisi yang berbeda.
10. Lalu adukan dituangkan ke dalam cetakan kubus dan dogbone yang telah
terlebih dahulu diolesi oli. Pada saat proses pencetakan, benda uji perlu
dilakukan pemadatan ke alat vibrator selama 1 menit.
11. Setelah 24 jam, benda uji dikeluarkan dari masing-masing cetakan dan
ditimbang. Kemudian dilakukan perawatan pada masing-masing benda uji.
12. Benda uji yang mencapai umur pengujian diangkat dari kolam
perendaman, kemudian dilap dengan kain yang kering dan didiamkan
beberapa saat hingga kering untuk kemudian ditimbang pada masing-
masing benda uji.
13. Setelah ditimbang, benda uji mencapai umur pengujian dilakukan uji kuat
tekan.

3.7 Pengujian Kuat Tekan Benda Uji


31

Langkah--langkah yang harus dilakukan dalam pengujian kuat tekan


adalah sebagai berikut.
1. Benda uji tekan dikeluarkan dari bak perendaman 1 hari sebelum
pengujian dan dibiarkan kering udara dalam ruangan tertutup. Kemudian
benda uji ditimbang.
2. Setelah dilakukan penimbangan, benda uji diletakkan pada tengah-tengah
mesin uji kuat tekan untuk dilakukan pembebanan.
3. Pengujian kuat tekan dilakukan dengan menggunakan mesin uji kuat tekan
yang tersedia di Laboratorium Teknik Sipil. Beban tekan maksimum (P)
diperoleh setelah benda uji mengalami keruntuhan. Nilai tekan maksimum
ini dinyatakan dalam satuan kN.

3.8 Pengujian Kuat Tarik Benda Uji


Langkah-langkah pengujian kuat tarik adalah sebagai berikut:
1. Benda uji tekan dikeluarkan dari bak perendaman 1 hari sebelum
pengujian dan dibiarkan kering udara dalam ruangan tertutup.
2. Kemudian benda uji ditimbang.
3. Setelah ditimbang, kedua ujung benda uji dijepit dengan mesin penguji
sehingga diperoleh panjang awal dan panjang akhir hingga benda uji
putus.
4. Hasil pengujian dicatat dalam bentuk diagram tegangan-regangan.

3.9 Bagan Alir Penelitian


32

Mulai

Studi literatur

Persiapan alat dan pengadaan material

Melakukan trial EDCC konvensional

Pembuatan rencana variasi penggunaan


serat polypropylene dalam campuran

A
33

Pemeriksaan sifat fisis material seperti berat


jenis, absorbsi, kadar kelembaban, berat
volume, analisa saringan, modulus halus
butir, dan kadar organik

Mix Design benda uji kuat tekan dan tarik

Pembuatan benda uji kuat tekan dan tarik

Perawatan benda uji tekan dan tarik selama Tidak


28 hari

Pengujian tarik dan tekan benda


uji umur 7 dan 28 hari

Pengolahan data

Kesimpulan dan saran

Selesai
34

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pemeriksaan Material


Dalam pemeriksaan material ini dilakukan untuk mencari sifat fisis dan
mutu dari material yang digunakan untuk rancangan campuran beton. Pengujian
material ini meliputi pengujian berat jenis agregat, absorbsi, kadar kelembaban,
berat volume, analisa saringan, modulus halus butir, dan kadar organik agregat.

4.1.1 Pengujian berat jenis dan absorbsi agregat halus


Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui nilai berat jenis dam presentasi
air yang dapat diserap agregat halus terhadap berat kering, berat curah kering oven
(Bj. OD), berat jenis agregat pada keadaan jenuh kering permukaan (Bj. SSD),
dan berat jenis semu (Bj. APP). Setelah dilakukan pengujian ini didapat rata-rata
berat curah kering oven (Bj. OD) sebesar 2,66, lalu rata-rata berat jenis agregat
pada keadaan jenuh kering permukaan (Bj. SSD) sebesar 2,67, dan rata-rata berat
jenis semu (Bj. APP) sebesar 2,68. Untuk absorbsi air didapat dengan nilai rata-
rata sebesar 0,34%. Data dapat dilihat pada lampiran table B.1 halaman 58

Tabel 4. 1 Berat jenis dan absorbsi agregat


Berat jenis Absorsi
Sampel
Bj. OD Bj. SSD Bj. APP air
I 2,69 2,71 2,76 1,01
II 2,64 2,64 2,64 0,00
III 2,64 2,64 2,64 0,00
Rata-rata 2,66 2,67 2,68 0,34

4.1.2 Pengujian kelembaban agregat halus


Tujuan pengujian kadar kelengasan agregat adalah untuk mengetahui
banyaknya air yang terkandung di dalam agregat. Dalam pengujian ini didapat
nilai rata-rata untuk kelembaban agregat halus sebesar 5,4%. Data dapat dilihat
pada lampiran tabel B.4 halaman 64
35

Tabel 4. 2 Kadar kelembaban agregat

Sampel Kadar air (%)

I 3,5
II 3,5
III 2,7
Rata-rata 3,2

4.1.3 Pengujian berat volume agregat halus


Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui nilai berat per satuan volume
agregat yang ditempati oleh agregat tersebut. Dalam pengujian ini didapat nilai
rata-rata berat volume gembur agregat halus sebesar 1519 kg/m 3 dan rata-rata
berat volume padat agregat halus sebesar 1605 kg/m3. Data dapat dilihat pada
lampiran table B.7 halaman 66

Tabel 4. 3 Berat volume agregat

Berat volume gembur Berat volume padat


Sampel
(kg/m3) (kg/m3)
I 1523 1603
II 1518 1606
III 1515 1606
Rata-rata 1519 1605

4.1.4 Pengujian analisa saringan dan modulus malus butir


Analisa saringan dilakukan untuk mengetahui ukuran dan gradasi butiran
agregat halus dari yang terkecil sampai terbesar mengunakan saringan untuk
keperluan perencanaan campuran (mix design) . Analisa saringan dilakukan
dengan menggunakan saringan nomor 4 (4,75 mm), 8 (2,36 mm), 16 (1,18 mm),
30 (0,600 mm), 50 (0,300 mm), 100 (0,150 mm), 200 (0,075). Setelah dilakukan
analisa saringan didapat nilai rata-rata modulus halus butir agregat halus sebesar
3,81 yang termasuk dalam zona II bedasarkan British Stantard (BN) dimana pasir
agak kasar. Data dapat dilihat pada lampiran table B.2 halaman 59
36

120.00

100.00

80.00
Lolos Kumulatif (%)

60.00 Rata - Rata Sampel


Batas Atas
Batas Bawah
40.00

20.00

0.00
0.075 0.575 1.075 1.575 2.075 2.575 3.075 3.575 4.075 4.575 5.075
Diameter Saringan (mm)

Gambar 4. 1 Analisa Saringan Agregat Halus

4.1.5 Pengujian kadar organik


Pengujian ini dilakukan untuk melihat kadar organik dalam agregat.
Dalam pengujian ini didapat hasil agregat halus termasuk dalam golongan 1.

Gambar 4. 2 Pengujian Kadar Organik


37

4.1.6 Pengujian berat jenis fly ash dan semen


Dalam pengujian ini dilakukan untuk mencari berat jenis semen dan fly
ash sebagai pengikat dalam campuran beton. Setelah melakukan pengujian ini
didapat rata-rata berat jenis semen sebesar 3055 kg/m 3 danrata-rata berat jenis fly
ash sebesar 2495 kg/m3. Data dapat dilihat pada lampiran tabel B.5 halaman 64

Tabel 4. 4 Berat jenis fly ash dan semen

Sampel Berat jenis fly ash Berat jenis semen

I 2,491 3,065
II 2,491 3,036
III 2,503 3,065
Rata-rata 2,495 3,055

4.2 Rancangan Campuran Beton


Rancangan campuran beton dilakukan untuk menentukan seberapa banyak
material yang akan digunakan dalam campuran beton. Dalam EDCC ini
menggunakan material antara lain fly ash, semen, silica fume, pasir, air,
superplatisizer. Penelitian ini menggunakan acuan dari penelitian Soleimani
Dashitaki (2017) sebagai pedoman rencana campuran. Untuk banyaknya material
yang digunakan untuk penelitian ini dapat dilihat ada table 4.6

Tabel 4. 5 Kebutuhan material untuk pembuatan benda uji


Cementitious Jumla
Air Pasir Sera SP h
No Variasi FA SF Semen (gr) (gr) t (gr) (gr) Benda
(gr) (gr) (gr) Uji
1 Normal 0 0 937,5 227,8 351,6 0 22,5 6

2 0,25% 562,5 56,3 318,8 227,8 351,6 3,8 22,5 6

3 0,5% 562,5 56,3 318,8 227,8 351,6 7,7 22,5 6

4 0,75% 562,5 56,3 318,8 227,8 351,6 11,5 22,5 6

5 1% 56,5 56,3 318,8 227,8 351,5 15,4 22,5 6

Jumlah total 30
38

Benda uji dibuat dengan bentuk kubus 5 cm x 5cm x 5 cm untuk pengujian


kuat tekan dan dogbone untuk kuat tarik dengan total 24 buah. Benda uji dirawat
dan akan dilakukan pengujian setelah 28 hari. Pengadukan dimulai dengan
mencampurkan fly ash, semen, silica fume, dan pasir terlebih dahulu. Setelah
tercampur masukkan air dan superplasticizer secara bersamaan. Pengadukan
mortar ini dilakukan selama 30 menit secara manual. Setelah tercampur rata ready
mix dimasukkan ke dalam bekisting lalu dipadatkan dengan vibrator agar tidak
ada rongga pada beton. Setelah 1 hari, beton dikeluarkan dari bekisting dan
dilakukan perawatan selama 28 hari. Proses pencampuran dimulai pada tanggal 6
Maret 2023.

4.3. Slump Flow Test


Pengujian slump flow digunakan untuk mengukur nilai slump beton, yaitu
kemampuan alir beton pada permukaan bebas. Dalam pengujian ini apabila
dilakukan penambahan serat maka akan terjadi penurunan nilai slump secara
signifikan dikarenakan terjadi penggumpalan pada mortar. Hasil pengujian slump
flow test dapat dilihat pada lampiran table B.9 halaman 69

35

30

25

20

15

10

0
BN BFS0,25% BFS0,50% BFS0,75% BFS1,00%

Gambar 4. 3 Slump Flow Test


39

4.3. Berat Volume Beton


Setelah dilakukan pengecoran, beton segar ditimbang saat umur beton 1
hari untuk mendapatkan berat volume beton. Hasil pengujian berat volume beton
dapat dilihat pada tabel dan lampiran

2500

2000

1500
Berat Volume (gr)

1 hari
1000 28 hari

500

0
BN BFS0,25 BFS0,5 BFS0,75 BFS1 DBN DB0,25 DB0,5 DB0,75 DB1
Benda Uji

Gambar 4. 4 Berat Volume Beton

4.4. Pengujian Kuat Tekan


Kuat tekan beton adalah perbandingan antara beban yang bekerja terhadap
luas permukaan suatu benda uji. Untuk pengujian kuat tekan dilakukan
pengakutan benda uji dari bak perendaman lalu benda uji dilap dan ditimbang.
Pengujian kuat tekan dilakukan dengan alat compression testing machine. Setelah
didapat nilai gaya tekan beton, kemudian dihitung kuat tekan beton yang dapat
dilihat pada lampiran. Hasil pengujian kuat tekan beton dapat dilihat pada table

Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan yang sudah dilakukan, dapat


dilihat bahwa penambahan serat polypropylene pada EDCC mengalami
peningkatan kuat tekan pada variasi penambahan serat 0,25%; 0,5%; 0,75%; dan
40

1%. Untuk benda uji BFS0,25 didapat nilai rata-rata kuat tekan sebesar 40,7 MPa
dimana mengalami peningkatan sebanyak 12%. Pada benda uji BFS0,5 didapat
nilai rata-rata kuat tekan sebesar 44,5 MPa dimana meningkatkan sampai 20%.
Lalu pada benda uji BFS0,75 didapat nilai rata-rata kuat tekan sebesar 47,7
mengalami peningkatan hingga 25%. Sedangkan pada variasi 1% didapat nilai
kuat tekan rata-rata sebesar 43,9 MPa dimana hanya meningkat sampai 19%.
Sehingga variasi pada persentase 0,75% serat polypropylene adalah variasi
optimal untuk menignkatkan kuat tekan.

60.0

50.0 47.7
44.5 43.9
40.7
40.0
35.6

30.0
MPa

20.0

10.0

0.0
BN BFS0,25% BFS0,5% BFS0,75% BFS1%
BENDA UJI

Gambar 4. 5 Hasil Pengujian Kuat Tekan

4.5. Pengujian Kuat Tarik


Untuk pengujian kuat tarik dilakukan dengan alat universal tensile
strength. Sebelum melakukan pengujian, angkat benda uji dari bak perendaman
lalu dilap dengan kain dan ditimbang. Hasil pengujian kuat tarik didapat dari gaya
maksimum yang bekerja terhadap luas penampang benda uji Untuk hasil
pengujian kuat Tarik dapat dilihat pada table

Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan yang sudah dilakukan, dapat


dilihat bahwa penambahan serat polypropylene pada EDCC mengalami
peningkatan kuat tekan pada variasi penambahan serat 0,25% dengan nilai rata-
41

rata sebesar 4,57 MPa. Sedangkan pada penambahan 0,5%; dan 0,75%; 1%
mengalami penurunan secara berurutan dengan nilai rata-rata 4,39 MPa; 4,39
MPa; dan 4,33 MPa.

4.60

4.55

4.50

4.45

4.40
MPa

4.35

4.30

4.25

4.20
BN BFS0,25% BFS0,5% BFS0,75% BFS1%
BENDA UJI

Gambar 4. 6 Hasil Pengujian Kuat Tarik

4.6. Grafik Tegangan Regangan


Nilai tegangan didapat melalui perbandingan besarnya gaya yang
dihasilkan terhadap luas penampang benda uji. Pertambahan panjang benda uji
terhadap panjang awal benda uji disebut dengan regangan. Benda uji yang diberi
gaya akan mengalami perubahan bentuk atau ukuran. Sehingga tegangan regangan
dapat disajikan dengan grafik. Pada pengujian ini didapat variasi dengan 0,5%
memiliki daktilitas yang paling tinggi Hasil tegangan regangan dapat dilihat pada
table lampiran
42

3
Tegangan

normal
0,25%
2 0,5%
0,75%
1%

0
0 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025 0.003 0.0035
Regangan

Gambar 4. 7 Grafik Tegangan Regangan


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pada EDCC dengan penambahan serat polypropylene sebanyak 0,25%;
0,5%; 0,75%; 1% masing-masing memiliki kuat tekan rata-rata sebesar
40,7 MPa, 44,5 MPa, 47,7 MPa, 43,9 MPa. Persentase penambahan serat
polypropylene yang memiliki nilai kuat tekan optimum adalah variasi
penambahan sebanyak 0,75% yaitu 47,7 MPa dengan umur 28 hari dan
nilai kuat terendah pada variasi penambahan sebanyak 0,25% yaitu 40,7
MPa dengan umur 28 hari. Didapat perbandingan dari data kuat tekan rata-
rata benda uji dibandingkan dengan beton normal meningkat hingga 25%.
2. Pada EDCC dengan penambahan serat polypropylene sebanyak 0,25%;
0,5%; 0,75%; 1% masing-masing memiliki kuat tarik rata-rata sebesar 4,57
MPa, 4,39 MPa, 4,39 MPa, 4,33 MPa. Persentase penambahan serat
polypropylene yang memiliki nilai kuat tarik optimum adalah variasi
penambahan sebanyak 0,25% yaitu 4,57 MPa dengan umur 28 hari dan
nilai kuat terendah pada variasi penambahan sebanyak 1% yaitu 4,33 MPa
dengan umur 28 hari. Didapat perbandingan dari data kuat tarik rata-rata
benda uji dibandingkan dengan beton normal meningkat hingga 4%.

5.2 Saran
Dari penelitian yang telah dilakukan, disarankan untuk melakukan
beberapa sebagai berikut :
1. Untuk penelitian berikutnya disarankan untuk melakukan peneltian
EDCC dengan kadar fly ash yang lebih dari 60%.
2. Untuk penelitian berikutnya disarankan untuk melakukan peneltian
EDCC dengan jumlah pengurangan air lebih dari 10% dengan
superplastisizer merk lain.

43
DAFTAR PUSTAKA

1969:2008, S. (2008). Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar.
Badan Standar Nasional Indonesia, 20.
Hasanr, H., Tatong, B., & Tole, J. (2013). Pengaruh Penambahan Polypropylene
Fiber Mesh Terhadap Sifat Mekanis Beton. Majalah Ilmiah Mektek, 1, 12–
19. http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/Mektek/article/viewFile/
1483/1000
Keer, J. G. (1984). Fibre Reinforced Concrete. New Reinf Concr, m, 52–105.
Li, V. C., & Mishra, D. K. (1996). Structural applications of engineered
cementitious composites. Indian Concrete Journal, 70(10), 561–567.
https://doi.org/10.1061/(ASCE)0899-1561(1998)10
Malino, L., Wallah, S. E., & Handono, D. B. (2019). Pemeriksaan Kuat Tekan
Dan Kuat Tarik Lentur Beton Serat Kawat Bendrat Yang Ditekuk Dengan
Variasi Sudut Berbeda. Jurnal Sipil Statik, 7(Juni), 711–722.
Mulyono, T. (2004). Teknologi Beton. Andi.
Nugraha, P., & Antoni. (2007). Teknologi beton: dari material, pembuatan, ke
beton kinerja tinggi. Andi.
Pahlawan, T., Mahyar, H., Miswar, K., Sipil, J. T., & Lhokseumawe, P. N. (2018).
Industri Listrik Pltu Nagan Raya. November, 565–575.
SNI-2049-2015.pdf - 7/17/2019 16103_SNI 2049-2015 SNI 2049:2015 Standar
Nasional Indonesia Semen portland ICS | Course Hero. (n.d.).
Soleimani-Dashtaki, S., Soleimani, S., Wang, Q., Banthia, N., & Ventura, C. E.
(2017). Effect of high strain-rates on the tensile constitutive response of
Ecofriendly Ductile Cementitious Composite (EDCC). Procedia
Engineering, 210, 93–104. https://doi.org/10.1016/j.proeng.2017.11.053
Sudibyo, A., Alwi, S., & Indirwana, A. P. (2021). Pengaruh Penggunaan Silica
Fume Dengan Material Batu Laterit Sebagai Subtitusi Agregat Kasar
Terhadap Kuat Tekan Beton. 13(1), 1–5.
Utami, R., Herbudiman, B., & Irawan, R. R. (2017). Efek Tipe Superplasticizer

44
45

terhadap Sifat Beton Segar dan Beton Keras pada Beton Geopolimer
Berbasis Fly Ash | Utami | RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil. RekaRacana:
Jurnal Teknik Sipil, 3(1), 59–70.
https://ejurnal.itenas.ac.id/index.php/rekaracana/article/view/1183/1393
Wang, Q., Banthia, N., Sun, W., & Gu, C. (2020). Water permeability of Eco-
Friendly Ductile Cementitious Composites (EDCC) under an applied
compressive stress. Cement and Concrete Composites, 107, 103500.
https://doi.org/10.1016/J.CEMCONCOMP.2019.103500
Wesli. (2015). Metodologi Penelitian Teknik Sipil. Yayasan PeNA.
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN

A.1 Pengujian Sifat Fisis Semen

A.1.1 Berat Jenis Semen

Berat jenis semen pada penelitian ini di hitung menggunakan persamaan


sebagai berikut :
w1
Bj =
(V 2−V 1)γd
..............................................................................................(1)
Dimana :
Bj = Berat Jenis Semen (gram/cm3)
W1 = Berat Sampel Semen (gram)
V1 = Pembacaan Skala Awal (cm)
V2 = Pembacaan Skala Akhir (cm)

ᵞd = Berat Volume Air Pada Suhu 28o

Maka berat jenis semen untuk sampel I diperoleh dengan cara sebagai
berikut :
- Berat Semen W1 = 64 gram
- Pembacaan Skala Awal V1 = 0,2
- Pembacaan Skala Akhir V2 = 21

- Berat Air (ᵞd) Pada Suhu 28o = 0,9962

w1
Bj =
(V 2−V 1)γd
64
Bj =
( 21−0 , 2 ) 0,9962
Bj = 3,065 ≈ 3,07 gram/cm3

46
47

Untuk sampel I diperoleh berat jenis semen sebesar 3,07 gram/cm 3.


Selanjutnya perhitungan berat jenis semen pada sampel II dan III dihitung dengan
cara yang sama, prhitungan dapat dilihat pada (Lampiran B,Tabel B.4)

A.2 Pengujian Berat Jenis Fly Ash

Berat jenis fly ash pada penelitian ini di lakukan seperti perhitungan berat
jenis semen, untuk menghitung berat jenis fly ash digunakan persamaan sebagai
berikut :
w1
Bj =
(V 2−V 1)γd
..............................................................................................(2)
Dimana :
Bj = Berat Jenis fly ash (gram/cm3)
W1 = Berat Sampel fly ash (gram)
V1 = Pembacaan Skala Awal (cm)
V2 = Pembacaan Skala Akhir (cm)

ᵞd = Berat Volume Air Pada Suhu 27,5o

Maka berat jenis semen untuk sampel I diperoleh dengan cara sebagai
berikut :
- Berat Semen W1 = 50 gram
- Pembacaan Skala Awal V1 = 0,2
- Pembacaan Skala Akhir V2 = 20,2

- Berat Air (ᵞd) Pada Suhu 28o = 0,99634

w1
Bj =
(V 2−V 1)γd
50
Bj =
( 20 ,2−0 , 2 ) 0,99634
Bj = 2,491 ≈ 2,5 gram/cm3
48

Untuk sampel I diperoleh berat jenis fly ash sebesar 2,5 gram/cm3.
Selanjutnya perhitungan berat jenis fly ash pada sampel II dan III dihitung dengan
cara yang sama, prhitungan dapat dilihat pada (Lampiran B,Tabel B.5)

A.3 Perhitungan Kadar Air Agregat Halus

Untuk menghitung kadar air agregat halus dapat digunakan persamaan


sebagai berikut :
w 2−w 3
Kadar Kelembaban = x 100 %
w 3−w 1
......................................................................(3)
Dimana :
W1 = Berat Cawan (gr)
W2 = Berat Benda Uji + Cawan (gram)
W3 = Berat Benda Uji Kering Oven + Cawan (gram)
Kadar air agregat halus sampel 1 dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut :
- Berat cawan W1 = 165 gram
- Berat benda uji awal + cawan (gr) W2 = 2665 gram
- Berat benda uji kering oven + cawan (gr) W3 = 2550 gram

w 2−w 3
Kadar air = x 100 %
w 3−w 1

2665−2550
= x100%
2550−165

= 4,822 ≈ 4,8 %
Untuk sampel I diperoleh hasil kadar air agregat halus seberat 4,8%. Untuk
perhitungan sampel II dan III kadar air agregat halus dengan cara yang sama dapat
dilihat pada lampiran B tabel B.3.

A.4 Perhitungan Berat Jenis Dan Penyerapan Air Agregat Halus


49

Berat jenis agregat halus dapat dihitung dengan menggunakan persamaan


sebagai berikut :
W1
Bj. OD =
(W 2+W 4−W 3)γd
.............................................................................(4)
W4
Bj. SSD =
(W 2+W 4−W 3)γd
.............................................................................(5)
W1
Bj. App =
(W 2+W 1−W 3)γd
.............................................................................(6)
(W 4−W 1)
Wᵅ = x 100 %
W1
..........................................................................(7)
Dimana :
Bj. SSD = Berat jenis benda uji dalam keadaan jenuh permukaan (gr/cm3)
Bj. OD = Berat Jenis curah, kering oven (gr)
BJ. App = Berat jenis semu
Wa = Penyerapan air
W1 = Benda uji kering oven (gr)
W2 = Berat piknometer + air + plat kaca (gr)
W3 = Berat piknometer + air + benda uji + plat kaca (gr)
W4 = Benda uji jenu kering permukaan (gr)
γd = Berat isi air pada suhu 28oC=0,996
Perhitungan berat jenis agregat halus sampel I dilakukan dengan persamaan
sebagai berikut :
- Benda uji kering oven (W1) = 495
- Berat piknometer +air+plat kaca (W2) = 2005
- Berat piknometer+air+benda uji+plat kaca (W3) = 2320
- Benda uji jenuh kering permukaan (W4) = 500
- Berat isi air pada suhu 280C = 0,996
- Berat jenis curah, kering oven(bulk specific gravity OD)
50

W1
Bj. OD = .
(W 2+W 4−W 3)γd
495
= .
( 2005+500−2320 ) x 0,996
=2,6864 ≈ 2,68 gr/cm3
- Berat jenis curah, jenuh kering permukaan (bulk specific gravity SSD)
W4
Bj. SSD =
( W 2+ W 4−W 3 ) γd
500
=
( 2005+500−2320 ) x 0,996
= 2,7136 ≈ 2,71 gr/cm3
- Berat jenis semu (apperent specific gravity)
W1
Bj. App =
( W 2+ W 1−W 3 ) γd
495
=
( 2005+495−2320 ) 0,996
= 2,7610 ≈ 2,76 gr/cm3
- Penyerapan air (water absorption)
( W 4−W 1 )
Wᵅ = x 100 %
W1

( 500−495 )
= x 100 %
500
=1,0101 ≈ 1,01 gr/cm3
Untuk sampel I diperoleh berat jenis curah,kering oven (OD) sebesar2,68
gr/cm3, berat jenis curah,jenuh kering permukaan (SSD) sebesar 2,71 gr/cm 3, berat
jenis semu (APP) sebesat 2,76 gr/cm 3,penyerapan air (Wa) sebesar 1,01 gr/cm3.
Untuk perhitungan sampel II dan III dapat diperlihatkan pada lampiran B tabel
B.1

A.5 Berat Volume Gembur Padat Agregat Halus


Berat volume dilakukan dengan dua pengujian yaitu berat volume gembur
dan berat volume padat dengan menggunakan literan(silinder/tabung kapasitas 2,8
L)
51

a. Volume Gembur Agregat Halus


Berat volume gembur dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut :
Perhitungan volue air : W4 = W3-(W1+W2).............................................
(8)
W 5−W 2
Berat volume gembur =
W4
..................................................................(9)
Dimana :
W1 = Berat plat kaca (gr)
W2 = Berat Silinder (gr)
W3 = Berat silinder + air + plat kaca (gr)
W4 = volume air dalam silinder (cm3)
W5 = Berat silinder + benda uji yang telah dipadatkan (gr)
Maka perhitungan berat volume gembur agregat halus yang diketahui :
- Berat plat kaca (W1) = 2200
- Berat silinder (W2) = 4100
- Berat silinder + air + plat kaca (W3) = 9310
- Volume air dalam silinder (W4) = 3010
- Berat silinder + benda uji (W5) = 8685

Volume air (W4) = (W3-(W1+W2))


=(9310-(2200+4100))
=3010 gr
W 5−W 2
Berat volume gembur =
W4
8685−4100
=
3010
=1,523 gr/cm3

Untuk perhitungan sampel I diperoleh volume air sebesar 3010 gr, dan
volume gembur agregat halus sebesar 1,52 gr/cm3. Selanjutnya perhitungan
52

volume gembur agregat halus pada sampel II dan III dihitung dengan cara yang
sama. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada lampiran B tabel B6.

b. Volume Padat Agregat Halus


Berat volume padat dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut :
Perhitungan volume air : W4 = W3-(W1+W2)........................................
(10)
W 5−W 2
Berat volume padat = ....................................................................
W4
(11)
Dimana :
W1 = Berat plat kaca (gr)
W2 = Berat Silinder (gr)
W3 = Berat silinder + air + plat kaca (gr)
W4 = volume air dalam silinder (cm3)
W5 = Berat silinder + benda uji yang telah dipadatkan (gr)
Maka perhitungan berat volume padat agregat halus yang diketahui :
- Berat plat kaca (W1) = 2200
- Berat silinder (W2) = 4100
- Berat silinder + air + plat kaca (W3) = 9310
- Volume air dalam silinder (W4) = 3010
- Berat silinder + benda uji (W5) = 8925

Volume air (W4) = (W3-(W1+W2))


=(9310-(2200+4100))
=3010 gr
W 5−W 2
Berat volume padat =
W4
8925−4100
=
3010
=1,603 gr/cm3
53

Untuk perhitungan sampel I diperoleh volume air sebesar 3010 gr, dan
volume gembur agregat halus sebesar 1,60 gr/cm3. Selanjutnya perhitungan
volume gembur agregat halus pada sampel II dan III dihitung dengan cara yang
sama. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada lampiran B tabel B6

A.6 Perhitungan Perencanaan Campuran Mortar (Mix Design)


Perhitungan campuran dilakukan sesuai dengan penelitian Soleimani
Dashitaki, dimana material yang digunakan adalah semen, fly ash, silica fume,
dan pasir yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel A. 1 Perbandingan berat campuran (mix design)
Jumlah
Cementitious
Kode Benda
Air Pasir SP Serat
No Benda Uji
FA SF Semen (gr) (gr) (gr) (gr)
Uji Umur 28
(gr) (gr) (gr)
hari
1 BN 0 0 562,5 136,7 0 3
2 BFS0,25 337,5 33,8 191,3 136,7 210,9 4,5 2,3 3
3 BFS0,5 337,5 33,8 191,3 136,7 210,9 4,5 4,6 3
4 BFS0,75 337,5 33,8 191,3 136,7 210,9 4,5 6,9 3
5 BFS1 337,5 33,8 191,3 136,7 210,9 4,5 9,2 3
6 DN 0 0 0 3
7 DB0,25 225 22,5 127,5 91,1 140,6 4,5 1,5 3
8 DB0,5 225 22,5 127,5 91,1 140,6 4,5 3,1 3
DB0,75 225 22,5 127,5 91,1 140,6 4,5 4,6 3
DB1 225 22,5 127,5 91,1 140,6 4,5 6,2 3
Jumlah total 24
54

Tabel A. 2 Perencanaan Campuran Beton

No Uraian Nilai Satuan


1 Kuat tekan beton yang diisyaratkan pada umur 28 35 MPa
hari (f’c)
2 Jenis Semen PCC Tipe 1
3 Jenis Agregat Halus Alami
4 Faktor Air Semen 0,27
5 Nilai Slump Yang Ditetapkan 32 cm
6 Ukuran Maksimum Butir Agregat 1,18 mm
7 Jumlah Air Bebas Digunakan 303,75 Kg
8 a. Fly Ash 750 Kg
9 Jumlah Binder per m3 beton b. Semen 425 Kg
10 c. Silica Fume 75 Kg
11 Susunan Butir Agregat Zona II
12 Berat Jenis Agregat (SSD) 2,6
13 Berat Agregat Halus per m3 Mortar 468,8 Kg
14 Berat Superplastisizer 30 Kg
15 Berat Serat per m3 Mortar 15,6 Kg
16 Berat Isi Beton per m3 Mortar 2101,9 Kg
Proporsi Campuran Kebutuhan bahan dasar mortar
Volume Air Binder Agregat Halus Serat
1m3 337,5 1250 468,8 15,6

1. Untuk Penggunaan 0,25% Serat Terhadap Volume Total Mortar

Berat Fly Ash = 60% x Total Binder


= 60% x 1250 kg
= 750 kg
Berat Silica Fume = 10% x Total Fly Ash
= 10% x 750 kg
55

= 75 kg
Berat Semen = Total Binder – Total Fly Ash – Total Silica Fume
= 1250 kg – 750 kg – 75 kg
= 425 kg
Berat Pasir = 0,375 x Total Binder
= 0,375 x 1250 kg
= 468,8 kg
Berat Air = 0,27 x Total Binder
= 0,27 x 1250 kg
= 337,5 kg
= 337,5 kg – 10% Penggunaan air
= 337,5 kg – 33,75 kg
= 303,75 kg
Berat SP = 2,4% x Total Binder
= 2,4% x 1250 kg
= 30 kg
Berat Serat = 0,25% x Volume Total Mortar
= 0,25% x 2086 kg
= 5,22 kg

2. Untuk Penggunaan 0,5% Serat Terhadap Volume Total Mortar

Berat Fly Ash = 60% x Total Binder


= 60% x 1250 kg
= 750 kg
Berat Silica Fume = 10% x Total Fly Ash
= 10% x 750 kg
= 75 kg
Berat Semen = Total Binder – Total Fly Ash – Total Silica Fume
= 1250 kg – 750 kg – 75 kg
= 425 kg
Berat Pasir = 0,375 x Total Binder
56

= 0,375 x 1250 kg
= 468,8 kg
Berat Air = 0,27 x Total Binder
= 0,27 x 1250 kg
= 337,5 kg
= 337,5 kg – 10% Penggunaan air
= 337,5 kg – 33,75 kg
= 303,75 kg
Berat SP = 2,4% x Total Binder
= 2,4% x 1250 kg
= 30 kg
Berat Serat = 0,5% x Volume Total Mortar
= 0,5% x 2086 kg
= 10,43 kg

3. Untuk Penggunaan 0,25% Serat Terhadap Volume Total Mortar

Berat Fly Ash = 60% x Total Binder


= 60% x 1250 kg
= 750 kg
Berat Silica Fume = 10% x Total Fly Ash
= 10% x 750 kg
= 75 kg
Berat Semen = Total Binder – Total Fly Ash – Total Silica Fume
= 1250 kg – 750 kg – 75 kg
= 425 kg
Berat Pasir = 0,375 x Total Binder
= 0,375 x 1250 kg
= 468,8 kg
Berat Air = 0,27 x Total Binder
= 0,27 x 1250 kg
= 337,5 kg
57

= 337,5 kg – 10% Penggunaan air


= 337,5 kg – 33,75 kg
= 303,75 kg
Berat SP = 2,4% x Total Binder
= 2,4% x 1250 kg
= 30 kg
Berat Serat = 0,75% x Volume Total Mortar
= 0,75% x 2086 kg
= 15,6 kg

4. Untuk Penggunaan 1% Serat Terhadap Volume Total Mortar

Berat Fly Ash = 60% x Total Binder


= 60% x 1250 kg
= 750 kg
Berat Silica Fume = 10% x Total Fly Ash
= 10% x 750 kg
= 75 kg
Berat Semen = Total Binder – Total Fly Ash – Total Silica Fume
= 1250 kg – 750 kg – 75 kg
= 425 kg
Berat Pasir = 0,375 x Total Binder
= 0,375 x 1250 kg
= 468,8 kg
Berat Air = 0,27 x Total Binder
= 0,27 x 1250 kg
= 337,5 kg
= 337,5 kg – 10% Penggunaan air
= 337,5 kg – 33,75 kg
= 303,75 kg
Berat SP = 2,4% x Total Binder
= 2,4% x 1250 kg
58

= 30 kg
Berat Serat = 1% x Volume Total Mortar
= 1% x 2086 kg
= 20,86 kg

A.7 Perhitungan Kuat Tekan Mortar


Setelah dilakukan pengujian kuat tekan mortar, maka akan diperoleh hasil
dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
- Luas bidang permukaan benda uji (A) = 6 x(s)2

= 15000 mm2
- Beban tekan maksimum (P) = 550000 N
- Faktor umur mortar untuk 28 hari =1
P 550000 N
- Maka kuat tekan mortar (f’c) = = 2 =36,66
A 15000 mm
N/m3

Adapun untuk perhitungan sampel II dan III dihitung dengan menggunakan


persamaan yang sama yang dapat dilihat pada Lampiran B, tabel B.

A.8 Perhitungan Tegangan Regangan Mortar


Setelah dilakukan pengujian kuat tarik mortar, maka akan diperoleh hasil
tegangan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
- Luas bidang permukaan benda uji (A) = 15 mm x 8 mm

= 120 mm2
- Beban tarik maksimum (P) = 528 N
- Faktor umur mortar untuk 28 hari =1
P 528 N
- Maka tegangan mortar (f’c) = = 2 = 4,4
A 120 mm
N/mm2
- Selisih Panjang ( Δ l ) = 195,24 mm – 195 mm

= 0,24 mm
59

- Beban tarik maksimum (l0) = 195 mm


Δl 0 ,24 mm
- Maka regangan mortar (ε ) = ε= = =
l0 195 mm
0,00123

Adapun untuk perhitungan sampel II dan III dihitung dengan menggunakan


persamaan yang sama yang dapat dilihat pada Lampiran B, tabel B.
LAMPIRAN B
TABEL DAN GRAFIK

Tabel B. 1 Analisa Saringan Agregat Halus


Berat Sampel Agregat Halus = 500 Gram
Berat
Nomor Berat Berat %
saringan + % % Lolos
Sampel saringan saringan material Tertinggal
agregat Tertahan komulatif
(mm) (gram) (gram) komulatif
(gram)
4,75 415 425 10,00 0,50 0,50 99,50
2,36 385 510 125,00 6,25 6,75 93,25
1,18 370 570 200,00 10,00 16,75 83,25
0,6 360 850 490,00 24,50 41,25 58,75
I
0,3 370 940 570,00 28,50 69,75 30,25
0,15 390 935 545,00 27,25 97,00 3,00
0,075 375 430 55,00 2,75 99,75 0,25
Pan 340 350 10,00 0,50 100,25 -0,25
Jumlah 2005,00 100,25 432,00 368,00

60
61

100.00

80.00
Lolos Kumulatif (%)

60.00

Sampel I

40.00
Batas Atas

Batas Bawah

20.00

0.00
0.075 0.575 1.075 1.575 2.075 2.575 3.075 3.575 4.075 4.575

Diameter Saringan (mm)

Gambar B. 1 Analisa Saringan Agregat Halus Sampel I


62

Berat
Nomor Berat Berat %
saringan + % % Lolos
Sampel saringan saringan material Tertinggal
agregat Tertahan komulatif
(mm) (gram) (gram) komulatif
(gram)

4,75 415 420 5 0,25 0,25 99,75

2,36 385 500 115 5,75 6,00 94,00

1,18 370 540 170 8,50 14,50 85,50

0,6 360 700 340 17,00 31,50 68,50


II
0,3 370 1015 645 32,25 63,75 36,25

0,15 390 1015 625 31,25 95,00 5,00

0,075 375 455 80 4,00 99,00 1,00

Pan 340 355 15 0,75 99,75 0,25

Jumlah 1995,00 99,75 409,75 390,25


63

100.00

80.00
Lolos Kumulatif (%)

60.00

Sampel 2 Batas Atas

40.00
Batas Bawah

20.00

0.00
0.075 0.575 1.075 1.575 2.075 2.575 3.075 3.575 4.075 4.575

Diameter Saringan (mm)

Gambar B. 2 Analisa Saringan Agregat Halus Sampel II


64

Berat
Nomor Berat Berat %
saringan + % % Lolos
Sampel saringan saringan material Tertinggal
agregat Tertahan komulatif
(mm) (gram) (gram) komulatif
(gram)

4,75 415 420 5,00 0,25 0,25 99,75

2,36 385 495 110,00 5,50 5,75 94,25

1,18 370 560 190,00 9,50 15,25 84,75

0,6 360 730 370,00 18,50 33,75 66,25


III
0,3 370 1005 635,00 31,75 65,50 34,50

0,15 390 985 595,00 29,75 95,25 4,75

0,075 375 450 75,00 3,75 99,00 1,00

Pan 340 355 15,00 0,75 99,75 0,25

Jumlah 1995,00 99,75 414,50 385,50


65

100.00

80.00
Lolos Kumulatif (%)

60.00
Sampel 3

Batas Atas
40.00

Batas Bawah

20.00

0.00
0.075 0.575 1.075 1.575 2.075 2.575 3.075 3.575 4.075 4.575

Diameter Saringan (mm)

Gambar B. 3 Analisa Saringan Agregat Halus Sampel III


66

%
Berat tertahan sampel %
Nomor saringan Tertingga % Lolos
Rata-rata Tertaha
(mm) l komulatif
n
komulatif
I II III
4,75 5 5 5 5,00 0,25 0,25 99,75
2,36 150 115 150 138,33 6,92 7,17 92,83
1,18 275 310 275 286,67 14,33 21,50 78,50
0,6 470 470 480 473,33 23,67 45,17 54,83
0,3 530 530 525 528,33 26,42 71,58 28,42
0,15 510 510 505 508,33 25,42 97,00 3,00
0,075 45 45 45 45,00 2,25 99,25 0,75
Pan 15 15 15 15,00 0,75 100,00 0,00

Jumlah 2000 2000 2000 2000,00 441,92 358,08


MHB 4,42 3,58
67

100.00

80.00
Lolos Kumulatif (%)

60.00

Rata - Rata Sampel


40.00
Batas Atas

Batas Bawah
20.00

0.00
0.075 0.575 1.075 1.575 2.075 2.575 3.075 3.575 4.075 4.575 5.075

Diameter Saringan (mm)

Gambar B. 4 Analisa Saringan Agregat Halus


Tabel B. 2 Berat Jenis Agregat Halus
68

Berat Sampel Agregat Halus = 500 Gram


Sampel
Berat (gram) Notasi
I II III
Berat uji kering oven W1 490 490 495
Piknometer + air + plat kaca W2 2005 2005 2005
Piknometer + air + plat kaca + benda uji W3 2300 2310 2312
Benda uji SSD W4 500 500 500
Berat volume air (gr/cm3) ƴd 0,996 0,996 0,996

Berat jenis
Sampel Absorsi air
Bj. OD Bj. SSD Bj. APP
I 2,40 2,45 2,52 2,04
II 2,52 2,57 2,66 2,04
III 2,58 2,60 2,64 1,01
Rata-rata 2,50 2,54 2,61 1,70
69

Tabel B. 3 Kadar Air Agregat Halus


Berat Sampel Agregat Halus = 2500 Gram
Berat cawan (W1) Berat cawan + agregat Berat agregat kering oven +
Sampel Kadar air (%)
(gram) (W2) (gram) cawan (W3) (gram)
I 165,0 2.665,0 2.580,0 3,5
II 165,0 2.665,0 2.580,0 3,5
III 165,0 2.665,0 2.600,0 2,7
Kadar air rata-rata (%) 3,2

Tabel B. 4 Perhitungan Berat Jenis Semen


Berat Sampel Agregat = 64 gram
Sampel
Berat (gram) Notasi
I II III
Berat semen (gr) 64 64 64
Pembacaan Skala Awal Le Chatelier (cm) V1 0,2 0,2 0,2
Pembacaan Skala Akhir Le Chatelier (cm) V2 21 21,1 21
Berat volume air (gr/cm3) ƴd 0,9962 0,9962 0,9962

Sampel Berat jenis Semen


I 3,07
II 3,05
III 3,07
Rata-rata 3,06
70

Tabel B. 5 Perhitungan Berat Jenis Fly Ash


Berat Sampel Fly Ash = 50 gram
Sampel
Berat (gram) Notasi
I II III
Berat semen (gr) 50 50 50
Pembacaan Skala Awal Le Chatelier (cm) V1 0,2 0,2 0,2
Pembacaan Skala Akhir Le Chatelier (cm) V2 20,2 20,2 20,1
Berat volume air (gr/cm3) ƴd 0,99634 0,99634 0,99634

Sampel Berat jenis Fly Ash

I 2,49
II 2,49
III 2,50
Rata-rata 2,50
71

Tabel B. 6 Tabel Berat Volune Padat Agregat Halus

Berat Volume literan Berat volume


Sampel Literan Literan + െܹ ʹ
ܹ ܹͷ
W4 (gram)
(gram) agregat (W5) ܹ Ͷ
I 4100 8685 3010 1,523
II 4100 8670 3010 1,518
III 4100 8660 3010 1,515
Berat volume rata-rata (gr/cm3) 1,519

Tabel B. 7 Tabel Berat Volune Gembur Padat Agregat Halus

Berat Volume literan Berat volume


Sampel Literan Literan + ܹ ͷ െܹ ʹ
W4 (gram)
(gram) agregat (W5) ܹ Ͷ
I 4100 8925 3010 1,603
II 4100 8935 3010 1,606
III 4100 8935 3010 1,606
Berat volume rata-rata (gr/cm3) 1,605
72

Tabel B. 8 Berat Pengujian Slump Flow Test

No Sampel Panjang (mm) Lebar (mm)


1 BN 32 32
2 BFS0,25% 32 32
3 BFS0,50% 26 26
4 BFS0,75% 25 26
5 BFS1,00% 19 17
73

35
32 32

30

26
25
25

20 19

15

10

0
BN EDCC0,25% EDCC0,50% EDCC0,75% EDCC1,00%

Gambar B. 5 Pengujian Slump Flow Test


74

Tabel B. 9 Berat Volume Mortar

Berat Sampel (kg) Berat Rata- Berat Volume


No Benda Uji
I II III Rata (kg) Rata-Rata (kg/m3)
1 BN 260,1 261,7 258,6 260,13 2081,07
2 BFS0,25 267,5 256,9 268,8 264,40 2115,20
3 BFS0,5 273,7 270,6 275,7 273,33 2186,67
4 BFS0,75 250,8 252,3 259 254,03 2032,27
5 BFS1 263,6 257,1 262,4 261,03 2088,27
6 DBN 60,7 64,4 63,7 62,93 1884,23
7 DB0,25 64,3 66,6 64,4 65,1 1949,10
8 DB0,5 65,1 66,3 65,1 65,5 1961,08
9 DB0,75 61,3 61,1 64,6 62,33 1866,27
10 DB1 59 56,7 62 59,23 1773,45
75

Berat Sampel (kg) Berat Rata- Berat Volume


No Benda Uji
I II III Rata (kg) Rata-Rata (kg/m3)

1 BN 263,8 267,7 264,5 265,33 2122,67

2 BFS0,25 268,1 257,2 269,3 264,87 2118,93

3 BFS0,5 273,9 270,9 275,7 273,50 2188,00

4 BFS0,75 258,3 259,8 266,4 261,50 2092,00

5 BFS1 269,8 262,7 268,2 266,90 2135,20

6 DBN 63,8 67,5 65,3 65,53 1962,08

7 DB0,25 72,5 74,3 72,1 72,966667 2184,63

8 DB0,5 67,3 71,1 72,7 70,366667 2106,79

9 DB0,75 69,7 69,6 73,4 70,90 2122,75

10 DB1 68,3 65,4 70,8 68,17 2040,92


76

2500

2000

1500
Berat Volume (gr)

1 hari
28 hari
1000

500

0
BN BFS0,25 BFS0,5 BFS0,75 BFS1 DBN DB0,25 DB0,5 DB0,75 DB1

Benda Uji

Gambar B. 6 Berat Volume Benda Uji


77

Tabel B. 10 Pengujian Kuat Tekan

Luas
Umur Beton f'c Rata - Persentase
No Nama Sampel Penampang P Maks (KN) P Maks (N) f'c (Mpa)
(Hari) Rata Kenaikan
(mm2)
1 2500 88 88000 28 35,2
2 BN 2500 89 89000 28 35,6 35,6 0%
3 2500 90 90000 28 36
4 2500 100 100000 28 40
5 BFS0,25% 2500 100 100000 28 40 40,7 12%
6 2500 105 105000 28 42
7 2500 114 114000 28 45,6
8 BFS0,5% 2500 109 109000 28 43,6 44,5 20%
9 2500 111 111000 28 44,4
10 2500 120 120000 28 48
11 BFS0,75% 2500 115 115000 28 46 47,7 25%
12 2500 123 123000 28 49,2
13 2500 100 100000 28 40
14 BFS1% 2500 118 118000 28 47,2 43,9 19%
15 2500 111 111000 28 44,4
78

60.0

50.0 47.7
44.5 43.9
40.7
40.0
35.6

30.0
MPa

20.0

10.0

0.0
BN BFS0,25% BFS0,5% BFS0,75% BFS1%
BENDA UJI

Gambar B. 7 Hasil Pengujian Kuat Tekan


79

Tabel B. 11 Pengujian Kuat Tarik

Luas Penampang
No Nama Sampel P Maks (N) Umur Beton (Hari) f'c (Mpa) Persentase Kenaikan
(mm2)

1 BN 120 528 28 4,40 0%


2 BFS0,25% 120 548 28 4,57 3,65%
3 BFS0,5% 120 527 28 4,39 -0,19%
4 BFS0,75% 120 527 28 4,39 -0,19%
5 BFS1% 120 519 28 4,33 -2%

4.60
4.55
4.50
4.45
4.40
MPa

4.35
4.30
4.25
4.20
BN BFS0,25% BFS0,5% BFS0,75% BFS1%
BENDA UJI

Gambar B. 8 Hasil Pengujian Kuat Tarik


80

Tabel B. 12 Hubungan Tegangan Regangan

Selisih
Luas Penampang Tegangan Panjang Awal Panjang Akhir
No Sampel Gaya (N) panjang Regangan
(mm2) (Mpa) (mm) (mm)
(mm)
1 2 120 0,016666667 195 195 0 0
2 4 120 0,033333333 195 195 0 0
3 5 120 0,041666667 195 195 0 0
4 7 120 0,058333333 195 195 0 0
5 9 120 0,075 195 195 0 0
6 10 120 0,083333333 195 195 0 0
7 12 120 0,1 195 195 0 0
8 13 120 0,108333333 195 195 0 0
9 15 120 0,125 195 195 0 0
10 16 120 0,133333333 195 195 0 0
11 18 120 0,15 195 195 0 0
12 DBN 19 120 0,158333333 195 195 0 0
13 21 120 0,175 195 195 0 0
14 58 120 0,483333333 195 195 0 0
15 349 120 2,908333333 195 195 0 0
16 520 120 4,333333333 195 195 0 0
17 518 120 4,316666667 195 195,04 0,04 0,00020513
18 522 120 4,35 195 195,08 0,08 0,00041026
19 524 120 4,366666667 195 195,12 0,12 0,00061538
20 526 120 4,383333333 195 195,2 0,2 0,00102564
21 528 120 4,4 195 195,24 0,24 0,00123077
22 519 120 4,325 195 195,32 0,32 0,00164103
23 509 120 4,241666667 195 195,36 0,36 0,00184615
81

4.5

3.5

2.5

1.5

0.5

0
0 0.0002 0.0004 0.0006 0.0008 0.001 0.0012 0.0014 0.0016 0.0018 0.002

Gambar B. 9 Grafik Tegangan Regangan Sampel DB1


82

Luas Selisih
Tegangan Panjang Awal Panjang Akhir
No Sampel Gaya (N) Penampang panjang Regangan
(Mpa) (mm) (mm)
(mm2) (mm)
1 1 120 0,008333333 195 195 0 0
2 2 120 0,016666667 195 195 0 0
3 4 120 0,033333333 195 195 0 0
4 6 120 0,05 195 195 0 0
5 16 120 0,133333333 195 195 0 0
6 64 120 0,533333333 195 195 0 0
7 295 120 2,458333333 195 195 0 0
DB0,25
8 523 120 4,358333333 195 195,04 0,04 0,00020513
9 532 120 4,433333333 195 195,08 0,08 0,00041026
10 541 120 4,508333333 195 195,12 0,12 0,00061538
11 545 120 4,541666667 195 195,16 0,16 0,00082051
12 548 120 4,566666667 195 195,24 0,24 0,00123077
13 538 120 4,483333333 195 195,28 0,28 0,0014359
14 517 120 4,308333333 195 195,32 0,32 0,00164103
83

4.5

3.5

3
TEGANGAN

2.5

1.5

0.5

0
0 0.0002 0.0004 0.0006 0.0008 0.001 0.0012 0.0014 0.0016 0.0018

REGANGAN

Gambar B. 10 Grafik Tegangan Regangan Sampel DB0,25


84

Luas Selisih
Tegangan Panjang Awal Panjang Akhir
No Sampel Gaya (N) Penampang panjang Regangan
(Mpa) (mm) (mm)
(mm2) (mm)
1 1 120 0,008333333 195 195 0 0
2 2 120 0,016666667 195 195 0 0
3 4 120 0,033333333 195 195 0 0
4 5 120 0,041666667 195 195 0 0
5 8 120 0,066666667 195 195 0 0
6 178 120 1,483333333 195 195,04 0,04 0,00020513
7 516 120 4,3 195 195,08 0,08 0,00041026
DB0,5
8 519 120 4,325 195 195,16 0,16 0,00082051
9 520 120 4,333333333 195 195,24 0,24 0,00123077
10 522 120 4,35 195 195,36 0,36 0,00184615
11 523 120 4,358333333 195 195,44 0,44 0,00225641
12 527 120 4,391666667 195 195,48 0,48 0,00246154
13 518 120 4,316666667 195 195,56 0,56 0,00287179
14 500 120 4,166666667 195 195,64 0,64 0,00328205
85

4.5

3.5

3
Tegangan

2.5

1.5

0.5

0
0 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025 0.003 0.0035

Regangan

Gambar B. 11 Grafik Tegangan Regangan Sampel DB0,5


86

Luas Selisih
Tegangan Panjang Awal Panjang Akhir
No Sampel Gaya (N) Penampang panjang Regangan
(Mpa) (mm) (mm)
(mm2) (mm)
1 1 120 0,008333333 195 195 0 0
2 2 120 0,016666667 195 195 0 0
3 4 120 0,033333333 195 195 0 0
4 5 120 0,041666667 195 195 0 0
5 7 120 0,058333333 195 195 0 0
6 37 120 0,308333333 195 195 0 0
7 340 120 2,833333333 195 195 0 0
DB0,75
8 516 120 4,3 195 195,04 0,04 0,00020513
9 520 120 4,333333333 195 195,12 0,12 0,00061538
10 522 120 4,35 195 195,2 0,2 0,00102564
11 524 120 4,366666667 195 195,32 0,32 0,00164103
12 527 120 4,391666667 195 195,4 0,4 0,00205128
13 505 120 4,208333333 195 195,5 0,5 0,0025641
14 497 120 4,141666667 195 195,6 0,6 0,00307692
87

4.5

3.5

3
Tegangan

2.5

1.5

0.5

0
0 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025 0.003 0.0035

Regangan

Gambar B. 12 Grafik Tegangan Regangan Sampel DB0,75


88

Luas Selisih
Tegangan Panjang Awal Panjang Akhir
No Sampel Gaya (N) Penampang panjang Regangan
(Mpa) (mm) (mm)
(mm2) (mm)
1 1 120 0,008333333 195 195 0 0
2 2 120 0,016666667 195 195 0 0
3 4 120 0,033333333 195 195 0 0
4 5 120 0,041666667 195 195 0 0
5 7 120 0,058333333 195 195 0 0
6 37 120 0,308333333 195 195 0 0
7 340 120 2,833333333 195 195 0 0
DB1
8 516 120 4,3 195 195,04 0,04 0,00020513
9 520 120 4,333333333 195 195,12 0,12 0,00061538
10 522 120 4,35 195 195,2 0,2 0,00102564
11 524 120 4,366666667 195 195,32 0,32 0,00164103
12 527 120 4,391666667 195 195,4 0,4 0,00205128
13 505 120 4,208333333 195 195,5 0,5 0,0025641
14 497 120 4,141666667 195 195,6 0,6 0,00307692
89

4.5

3.5

3
Tegangan

2.5

1.5

0.5

0
0 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025 0.003

Regangan

Gambar B. 13 Grafik Tegangan Regangan Sampel DB1


90

3
Tegangan

normal
0,25%
0,5%
2 0,75%
1%

0
0 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025 0.003 0.0035

Regangan

Gambar B. 14 Grafik Tegangan Regangan Semua Sampel


LAMPIRAN C
GAMBAR

Gambar C. 1 Pengambilan Material Fly Ash

Gambar C. 2 Pembuatan Bekisting Dogbone

91
92

Gambar C. 3 Analisa Saringan

Gambar C. 4 Pengujian Berat Jenis Semen dan Fly Ash


93

Gambar C. 5 Pengujian Berat Jenis Agregat Halus

Gambar C. 6 Pengujian Berat Volume Agregat Halus


94

Gambar C. 7 Pengujian Kadar Organik

Gambar C. 8 Persiapan Bekisting Kubus


95

Gambar C. 9 Persiapan Bekisting Dogbone

Gambar C. 10 Pengecoran Benda Uji


96

Gambar C. 11 Memasukkan Mortar Dalam Mini Slump Flow Test

Gambar C. 12 Pengukuran Slump Flow Test


97

Gambar C. 13 Perawatan Benda Uji

Gambar C. 14 Penimbangan Benda Uji Kubus


98

Gambar C. 15 Penimbangan Benda Uji Dogbone

Gambar C. 16 Pengujian Kuat Tekan


99

Gambar C. 17 Pemasangan Benda Uji Kuat Tarik

Gambar C. 18 Pengujian Kuat Tarik


LAMPIRAN D
DOKUMEN ADMINISTRASI SKRIPSI DAN BIODATA

1. Personal
Nama : Arif Rahman
NIM : 180110097
Bidang : Struktur
Alamat : Jalan Diponegoro Lingkungan 1, Desa Tegal Rejo,
Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat, Sumatera
Utara
No HP : 085373872296

2. Orang Tua
Nama ayah : Suma Wijaya
Pekerjaan : TNI-AD
Umur : 48
Alamat : Jalan Diponegoro Lingkungan 1, Desa Tegal Rejo,
Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat, Sumatera
Utara

Nama Ibu : Novayana Mustika


Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Umur : 48
Alamat : Jalan Diponegoro Lingkungan 1, Desa Tegal Rejo,
Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat, Sumatera
Utara

3. Pendidikan Formal
Asal SLTA : SMA NEGERI 1 GEBANG (2018)
Asal SLTP : SMP NEGERI 2 TANJUNG PURA (2015)
Asal SD : SD NEGERI 080765 GEBANG (2012)

100
101

4. Pendidikan Non Formal


Kursus/Pelatihan :
Institusi Pelaksana :
Tanggal Pelaksanaan :

5. Software Komputer Yang Dikuasai


Jenis Software : AutoCAD
Tingkat Penguasaan : Basic/Itermediate/Advance

Jenis Software : SAP2000


Tingkat Penguasaan : Basic/Itermediate/Advance

Jenis Software : Ms. Office


Tingkat Penguasaan : Basic/Itermediate/Advance

Lhokseumawe, 14 Juni 2023


Mahasiswa Yang Bersangkutan

Arif Rahman
180110097

Anda mungkin juga menyukai