TESIS
OLEH :
MARSAULINA HUTAJULU
NIM 167016006
FAKULTAS TEKNIK
MAGISTER TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018
TESIS
OLEH :
MARSAULINA HUTAJULU
NIM 167016006
PEMBIMBING :
Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan
FAKULTAS TEKNIK
MAGISTER TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018
TESIS
Oleh
Marsaulina Hutajulu
167016006/TS
FAKULTAS TEKNIK
MAGISTER TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018
Marsaulina Hutajulu
Bangunan rumah yang roboh atau yang mengalami kerusakan akibat gempa
sebagian besar adalah bangunan rumah tinggal sederhana (non-engineered
buiding), yang dibangun menurut pengalaman saja dan tidak mengikuti standar
yang ada. Salah satu hal yang sering diabaikan adalah keberadaan dinding bata
dan hubungan antara kolom,balok dengan dinding bata, di mana terjadi retak dan
pemisahan antara kolom,balok dengan dinding akibat tidak ada angkur. Dinding
merupakan salah satu elemen pada bangunan rumah sederhana yang dapat
mempengaruhi kekakuan dan kekuatan struktur bangunan, sehingga dapat
mereduksi kerusakan struktur bangunan akibat beban gempa. Studi ini melakukan
analisis pushover yang merupakan prosedur analisis untuk mengetahui perilaku
keruntuhan suatu bangunan terhadap gempa. Pengujian dilakukan pada 1(satu)
benda uji yang berukuran 3x4 m2 lengkap dengan pondasi, sloof, serta ring balok
dan di buat di atas tanah dengan mutu beton K-175, mutu tulangan U24, batu bata
dari Lubuk Pakam. Dari hasil pengujian diperoleh beban (pushover) maksimun
sebesar 7540 kg dengan displacement 56.5 mm. Hasil pemodelan dengna software
SAP2000 untuk portal yang diuji, di mana dinding bata dianggap sebagai bracing ,
menghasilkan pushover maksimum sebesar 7490 kg dengan displacement 16,7
mm.
i
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
Most of the buildings that collapsed or were damaged by the earthquake were
simple non-engineered houses, which were built according to experience and did
not obtain the existing standards. One of the things that is often overlooked is the
brick wall and the relationship between columns, beams with brick walls, where
retention occurs and between columns, beams with walls are not anchored. Walls
are one of the elements of a simple house building that can affect the rigidity and
structure of a building, so that it can reduce damage to building structures due to
earthquake loads. This study conducted a pushover analysis which is an
analytical procedure to determine the collapse behavior of a building against an
earthquake. Tests were carried out on 1 (one) specimen equipped with 3x4 m2
complete with foundation, Sloof, and beam rings and made on the ground with K-
175 concrete quality, U24 reinforcement quality, brick from Lubuk Pakam. From
the test results, the maximum pushover is 7540 kg with a displacement of 56.5
mm. SAP2000 software modeling results for winning portals, where the brick wall
is considered as reinforcing, resulting in a maximum pushover of 7490 kg with a
displacement of 16.7 mm.
Keywords: brick wall, pushover, anchor, simple house.
ii
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah Bapa yang disurga yang telah melimpahkan
anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini degan baik yang
merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan program Magister Teknik pada
bidang Rekayasa Struktur, Program Studi Teknik Sipil, Universitas Sumatera
Utara.
Tesis ini yang berjudul “Analisa Pushover Dan Eksperimen Struktur Portal
Dengan Dinding Batubata Dengan Menggunkan Angkur Pada Kolom Dan Balok
Pada Non- Enginereed Building” disusun penulis dengan harapan bukan hanya
sebagai syarat untuk menyelesaikan program magister teknik tetapi dapat juga
bermanfaar untuk meningkatkan pengetahuan para pembaca khususnya dalam
dunia teknik sipil.
Ucapan terima kasih sebesar-besarnya saya ucapkan kepada Prof. Dr. Ing.
Johannes Tarigan selaku pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan
penulis dalam menyelesaikan penulisan tesis ini, juga kepada Bapak Prof. Dr. Ir.
Roesyanto, MSCE, Bapak Dr. Ir. Ahmad Perwira Mulia, M.Sc, Bapak
Dr.Ir.M.Sabri,MT, dan Bapak Ridwan Anas, ST, MT, PhD selaku komisi
Pembanding atas saran dan kritik yang diberikan; serta segenap dosen dan staf
Program studi Magister teknik sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
atas bantuan selama masa perkuliahan hingga penyelesaian tesis ini.
Dan tak lupa juga terima kasih kepada yang saya kasihi, dan sayangi, atas
doa dan dorongan dan bantuannya yang tak terkira hingga penulisan tesis ini
selesai yaitu: ibunda Asmin Hutapea, suami Tujuan Ginting, ST dan anak-anakku
iii
Universitas Sumatera Utara
serta seluruh keluarga yang memberikan doa dan dukungannya dan seluruh rekan-
rekan magister teknik sipil 2016.
Penulis menyadari tesis ini masih banyak memiliki kekurangan dan jauh
dari sempurna. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaannya. Akhir kata saya mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya dan semoga tesis ini bermanfaat bagi para
pembaca.
Marsaulina Hutajulu
167016006/TS
iv
Universitas Sumatera Utara
RIWAYAT HIDUP
a. Data Pribadi
c. Riwayat Pekerjaan
1995 - 1997 : Asisten Dosen di Laboratorium Hidrolika
Fakultas Teknik Sipil Unika st Thomas
1997 - 2000 : Asisten Dosen Tugas wajib Kontruksi
Beton Fakultas Teknik Sipil Unika st
Thomas
1997 - 2012 : Guru Matematika di Perguruan Swasta
Medan
2012 - sekarang : Wirausaha
v
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pertemuan lempeng lempeng ini mengakibatkan aktifitas gunung api dan gempa
bumi dengan intensitas yang cukup tinggi. Gempa bumi dapat menyebabkan
bangunan sipil yang ada di Indonesia sebagian besar adalah bangunan bertingkat
Indonesia pada umumnya dibangun tanpa bantuan seorang ahli bangunan dan
struktur, sehingga rumah tersebut tidak memiliki kinerja yang memadai dalam
building umumnya terdiri dari kolom praktis, balok, dan dinding bata. Namun,
fungsi dinding bata hanya sebagai komponen non struktural (SNI-03-1726, 2002)
yang mengakibatkan pengaruh kekuatan dan kekakuan dinding bata sering tidak
bata tersusun oleh material batu bata dan mortar yang memiliki nilai kekuatan
portal dengan dinding pengisi batu bata merah memberi peningkatan yang
ketahanan lateral lebih dari 20% dan juga membuktikan adanya dinding pengisi
berupa bata merah akan menunda keruntuhan yang terjadi pada struktur beton
bertulang.
.
Gambar.1.1: Hasil uji ketahanan dan perpindahan lateral pada benda uji
(Narafu et al., 2012) dari hasil eksperimennya ada beberapa desain yang
terbukti baik digunakan untuk bangunan non engineered yaitu salah satunya
Dari latar belakang diatas, dalam tesis ini akan diteliti mengenai “Analisa
Menggunakan Angkur Pada Kolom dan Balok Pada Non Engineered Building”
analisis akan dilakukan dengan menggunakan (CSI & Computers and Structures
balok dan dinding kolom pakai angkur. Sambungan kolom balok dan
(stek) sebagai salah satu perkuatan hubungan antara dinding dengan kolom dan
balok yang bekerja sebagai satu kesatuan dalam menahan beban, di mana untuk
mencapai tujuan utama tersebut perlu di bagi dalam beberapa sub penelitian
sebagai berikut:
seismic 45 derajat.
kolom ke dinding bata dan dari balok kedinding bata dalam suatu
1. BAB I PENDAHULUAN
pembahasan.
Dalam bab ini berisi tentang dasar teori yang menjadi acuan dalam
melakukan penelitian
penelitian ini.
5. BAB V PENUTUP
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
baik pada komponen non Struktural (dinding retak, genting dan langit-
langit jatuh, kaca pecah, dsb) maupun pada komponen strukturalnya (kolom
rusak.
3. Bila terjadi Gempa Besar, bangunan boleh mengalami kerusakan baik pada
aman.
design) merupakan proses yang dapat digunakan untuk perencanaan bangunan baru
maupun perkuatan (upgrade) bangunan yang sudah ada, dengan pemahaman yang
realistik terhadap resiko keselamatan (life), kesiapan pakai (occupancy) dan kerugian
harta benda (economic loss) yang mungkin terjadi akibat gempa yang akan datang
(Dewobroto, 2005).
berapa besar keselamatan (life), kesiapan pakai (occupancy) dan kerugian harta
benda (economic loss) yang akan terjadi. Perencana selanjutnya dapat mengatur
ulang resiko kerusakan yang dapat diterima sesuai dengan resiko biaya yang akan
dikeluarkan.
Bangunan adalah suatu struktur yang memiliki sebuah atap dan dinding dan
berdiri lebih atau kurang secara permanen di satu tempat. Komponen bangunan
secara garis besar terbagi menjadi dua, yaitu Komponen Struktural dan komponen
yang tidak mendukung berdirinya suatu bangunan, atau biasa disebut komponen
tambahan.
Dinding bata adalah susunan batu bata yang digunakan dalam konstruksi,
diatur dalam SNI sebagai dinding non struktural. Menurut (Dewobroto, 2005),
a = 0.175 (2.1)
= (2.2)
di mana :
bangunan yang diperuntukkan pembuatan konstruksi bangunan dan yang dibuat dari
tanah dengan atau tanpa campuran bahan-bahan lain, dibakar cukup tinggi, hingga
Hal-hal yang harus diperhatikan pada pelaksanaan penelitian batu bata antara
lain:
a. Pembuatan bata
dengan air dan bahan-bahan lain jika perlu, hingga pemberian betuknya dapat
1978).
Pembagian kualitas batu bata merah dapat dibagi atas tiga tingkatan dalam hal
1. Batu bata mutu tingkat 1 dengan kuat tekan rata-rata lebih besar
3. Batu bata merah mutu tingkat III dengan kuat tekan rata-raat
Batu bata merah adalah batu buatan yang terbuat dari suatu bahan yang dibuat
oleh manusia supaya mempunyai sifat-sifat seperti batu. Hal tersebut hanya dapat
a. Pandangan luar
Batu bata merah harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku, bidang
yang berlebihan, tidak mudah hancur atau patah, warnanya seragam, dan
b. Ukuran
Tabel 2.1. Modul standara ukuran batu bata merah sesuai dengan SII-0021-78
M-5a 65 90 190
SII-0021-78, yaitu 3% untuk panjang maksimum, lebar maksimum 4%, dan tebal
batu bata berukuran minimum yang diperbolehkan, yaitu untuk panjang 10 mm,
lebar 5 mm, dan tebal 4 mm.Ukuran maksimum batu bata sesuai dengan SI-0021078
sebagai berikut:
a. Sifat tampak
Batu bata harus berbentuk segi empat panjang, mempunyai rusuk-rusuk yang
Standar batu bata merah di Indonesia oleh BSN (Badan Standar Nasional) nomor
Ukuran batu bata berdasarkan (SNI 15-2049, 2000) dapat dilihat dalam table 2.3
berikut:
M-5a 65 2 90 3 190 4
c. Kuat tekan
Besarnya kuat tekan rata-rata dan koefisien variasi yang diijinkan untuk bata
merah pasangan dinding sasuai nilai kuat tekannya. Kuat tekan sebagi berikut:
50 50 5,0 22 %
100 100 10 15 %
150 150 15 15 %
d. Penyerapan air
Natrium Sulfat (Na2SO4), Kalium Sulfat (K2 SO4), dan kadar garam maksimum
1,0 % tidak boleh menyebabkan lebih dari 50 % permukaan batu bata tertutup
f. Kerapatan semu
2.6.1 Beton
Modulus Elastisitas
dimana:
1. Modulus Elastisitas
dimana:
modulus elastisitas pasangan dinding bata yang terdapat pada tabel 2.5.
di Indonesia
2. Poission’s Ratio
arah longitudinal dan dinyatakan dengan huruf yunani µ (nu). Chen (2003)
3. Kuat geser
Menurut Grimm (1975), nilai untuk kuat geser dari pasangan dinding bata (Ʈ)
fdt = k√ (2.5)
dimana:
fdt = kuat Tarik diagonal dari pasangan dinding bata, dalam satuan psi
f‟m = kuat tekan puncak pasangan dinding bata, dalam satuan psi
Fakultas Teknik Sipil USU dengan standart SNI 03-4164-2008 tentang cara uji
modulus elastisitas batu bata dengan tekanan sumbu tunggal , benda uji batu bata
menggunakan 10 sampel batu bata dari daerah Bakaran Batu, Deli Serdang,
Sumatera Utara.
maka untuk mendapatkan data material batu bata, penulis memakai data material dari
Nilai elastisitas batu bata pada perencanaan ini mengacu pada penelitian di
(Laboratorium Bahan Universitas Indonesia) yang terdapat pada Tabel 2.5 Modulus
Elastisitas Pasangan Bata Merah Berdasarkan Penelitian di Indonesia. Dari Tabel 2.5
tersebut didapat Modulus elastisitas pasangan batu bata tanpa plesteran sebesar
2237,50 MPa.
Pada umumnya dinding pengisi dapat dibuat dari material tanah liat (batu bata),
beton tanpa tulangan dengan bentuk dan ukuran yang bervarisi. Kekuatan dan
kekakuan struktur pada portal dengan dinding pengisi dapat ditingkatkan dengan
memberi perkuatan pada dinding pengisi. Perkuatan dinding dapat dilakukan dengan
berbagai cara salah satunya dengan penambahan tulangan baja pada dinding pengisi.
Paulay dan Prisstley (1992) dalam Suku (2007) dalam Hutasoit (2014) melaporkan
daktilitas yang lebih tinggi dari dinding pengisi tanpa tulangan (unreinforced
masonry). Suku (2007) dalam Hutasoit (2014) melakukan analisi perilaku model
portal satu tingkat dengan satu bentang yang berdinding pengisi penuh dengan dan
tanpa tulangan yang dibebani dengan beban lateral. Hasil analisis portal dengan
dinding pengisi tanpa tulangan jika dibandingkan dengan portal terbuka menunjukan
struktur. Pada portal dengan dinding pengisi bertulang terlihat bahwa dengan
kekakuan, dan daktilitas struktur. Akibat pemasangan tulangan pada dinding pengisi
dapat mengurangi retak yang menyebabkan terlepasnya panel dinding dengan kolom
Oleh karena itu menurut Ismail (2010) dalam „Jurnal Studi pengaruh
pemasangan angkur dari kolom ke dinding bata pada rumah sederhana akibat gempa‟
untuk memastikan bahwa struktur bangunan bekerja sebagai satu kesatuan yang
utuh, setiap bagian dinding tembok harus dibingkai dengan kolom dan balok dengan,
atau kolom harus dipasang setiap jarak maksimum 3 m dengan dilengkapi balok
sloof dan ringbalok. Besi tulangan dipasang sebagai agkur (stek) dan ditanam di
dalam adukan siar horizontal di setiap 6 lapis bata (sekitar 35 cm) atau antara 5-8
setiap bagian untuk memperkuat hubungan antara dinding dengan kolom dan balok
Angkur (stek) berfungsi membantu struktur utama agar terjadi aksi komposit
dan supaya batu bata tidak terjatuh kebawah ketika ada gempa. Fungsi angkur juga
adalah untuk memegang dinding agar tetap berdiri selama terjadi getaran gempa.
Selain itu, angkur bata juga berfungsi untuk mentransfer gaya gempa. Jika dinding
mengalami kerusakan, kerusakannya hanya terjadi pada daerah angkur saja. Kejadian
tanpa angkur (stek) banyak terjadi sewaktu gempa yang mana kolom tetap berdiri
namun dinding bata jatuh karena tidak mempunyai angkur. Gambar 2.12 dibawah ini
dinding bata merah pada rumah sederhana akibat beban gempa dengan melakukan
percobaan pada dua buah benda uji, benda uji yang pertama yaitu berupa dinding
bata berukuran 1,5 m x 1,5 m yang dipasang menggunakan angkur (stek) dari kolom
ke dinding (Gambar 2.7), dan benda uji yang ke dua tidak menggunakan angkur
(stek) dari kolom ke dinding (Gambar 2.8). Pengujian ini dilakukan dengan cara
terpisahnya dinding bata dengan kolom, sedangkan benda uji yang tidak
terpisahnya antara dinding bata dengan kolom. Hal ini membuktikan bahwa
pemasangan angkur (stek) dari dinding beta ke kolom berfungsi untuk mendukung
aksi komposit satu sama lain dalam hal menahan beban gempa, dan juga dapat
Dalam penelitian tesis ini koneksi dinding dengan struktur akan diperkuat
Pushover Analysis adalah suatu cara analisis statik 2 dimensi atau 3 dimensi
linier dan non linier, di mana pengaruh Gempa Rencana terhadap struktur gedung
dianggap sebagai beban-beban statik yang menangkap pada pusat massa masing-
pertama di dalam struktur gedung, kemudian dengan peningkatan beban lebih lanjut
Analisis Beban Dorong Statis Non linier (Non Linear Static Pushover Analysis)
adalah dimana struktur didorong secara bertahap ditingkatkan dengan faktor pengali
hingga beberapa komponen struktur mengalami leleh dan berdeformasi inelastis dan
titik acuan pada atap (D) Analisa pushover dapat digunakan sebagai alat
static monotonik.
penting.
Untuk membuat model analisa non linier akan,ebih rumit dibanding model
Rekaman besarnya perpindahan titik kontrol dan gaya geser dasar digunakan
diharapkan deformasi yang terjadi hampir sama atau mendekati deformasi yang
terjadi akibat gempa. Oleh karena sifat gempa adalah tidak pasti, maka perlu
ditentukan.
4. Mengevaluasi level kinerja struktur ketika titik kontrol tepat berada pada target
struktur dan aksi perilakunya dapat dianggap memuaskan jika memenuhi kriteria
yang dari awal sudah ditetapkan, baik terhadap persyaratan deformasi maupun
kekuatan.
terjadi pada level kinerja yang ditetapkan agar awam mempunyai bayangan seberapa
besar kerusakan itu terjadi. Selain itu dapat juga dikorelasikan dibawahnya berapa
prosentase biaya dan waktu yang diperlukan untuk perbaikan. Informasi itu tentunya
keputusan apa yang sebaiknya harus dilakukan terhadap hasil analisis bangunan
tinggal dan bangunan komersil sampai 2 lantai yang dibangun oleh pemilik,
menggunakan tukang, bahan bangunan yang didapat setempat, tanpa bantuan arsitek
maupun ahli struktur (Boen, 2006). Pengerjaan bangunan yang hanya melibatkan
pekerja atau tukang setempat yang tidak kompeten membuat kualitas pekerjaan yang
membangun sebelumnya.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Diagram alir penelitian ini terdiri dari dua tahap analisis di mana terlebih
` Mulai
Pemodelan 2D Pemodelan 2D
secara
secara analisis
eksperiment
Kesimpulan dan
Saran
Selesai
keadaan sebenarnya di lapangan. Bab ini secara garis besar akan menjelaskan
tentang prosedur dalam melakukan studi yang menjadi topik pembahasan. Hal-hal
yang akan dibahas antara lain adalah pembahasan mengenai pemodelan portal 2D
dengan menggunakan dinding bata dan dinding bata sebagai strut, penentuan
Terdapat 2 tipe benda uji yang akan dimodelkan pada SAP2000, yaitu portal
2D dengan dinding setengah bata yang dimodelkan menjadi dinding bata sebagai
beban mati terbagi rata (opened frame) dan dinding bata sebagai salah satu
komponen struktural yang ikut bekerja bersama portal (bracing tekan) (Titono,
2010). Benda uji akan diberi pembebanan lateral yang bertujuan untuk menentukan
Dimensi kolom : 15 cm x 15 cm
Dimensi balok : 15 cm x 15 cm
Lokasi : Medan
Untuk pembebanan akibat beban bata untuk SAP2000 diambil setengah dari
Untuk pemodelan dengan sap 2000 v16 ada 2 model portal yang dibuat yaitu
pemodelan portal 2D dengan menggunakan dinding tanpa bata dan dinding bata
sebagai strut.
Untuk dinding bata, kuat tekan batu bata dan modulus elastisitas batu bata diambil
dari hasil penelitian Sri Prafanti,(2016).
pengisi batu bata dimana balok dengan dinding dan kolom dengan dinding dipasang
angkur. Pengujian dilakukan pada tiga benda uji. Pembuatan benda uji dan
1. Pasir(agregat halus)
3. Semen,
4. Besi/baja tulangan
5. Batu bata,
6. Kayu
ini berfungsi memberikan beban pada benda uji mendorong benda uji
displacement
3. Baja H-Beam alat yang dirancang oleh penulis untuk digunakan sebagai
4. Alat penyiku alat yang dirancang oleh penulis sebagai tempat Dial
dibaca.
Dalam kajian eksperimental ada beberapa tahap yang harus dilakukan mulai
Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan data material dari besi beton
curve). Adapun parameter yang didapat antara lain : tegangan leleh (fy),
tegangan ultimate (fu), regangan leleh (ἐy), dan modulus elastisitas baja
dapat bekerja sebagai satu kesatuan dalam menahan beban. Angkur (stek)
juga berfungsi membantu struktur utama agar terjadi aksi komposit dan
supaya batu bata tidak terjatuh kebawah jika gempa ada. Kejadian tanpa
angkur (stek) banyak terjadi sewaktu gempa yang mana kolom tetap
adala seperti gambar 3.3 dan bentuk tulangan ini yang digunakan dalam
Jack hydraulic.
mendorong yang bertujuan sebagai pemberian beban pada sampel, seperti pada
gambar 3.4.
Dial Indicator
Alat ini memiliki ketelitian 0.01mm dan akan digunakan untuk mengukur
displacement pada benda uji, seperti pada gambar 3.5.
Alat Penyiku
Alat ini didesain dengan arahan tukang agar Dial Indicator dapat
ditempatkan dalam posisi yang stabil dan hasil pembacaan Dial Indicator
menjadi akurat seperti diperlihatkan dalam gambar 3.6.
Alat ini berguna sebagai tempat beban hidrolik agar tidak bergerek saat
melakukan pengujian,seperti pada Gambar 3.8.
Jarak antara dinding eksisting dengan benda uji 120 cm, sedangkan Hydrolic
Jack panjangnya kira-kira 30 cm. Maka untuk membantu Hydrolic Jack sampai ke
benda uji diperlukan alat bantu berupa beam H dengan panjang 90 cm di rakit
sedemikian, sehingga beban dapat mendorong benda uji dan pembacaan dial lebih
Psi. Maka Pemasangan Jack hydroulik dan Dial Indicator harus perfect seperti
lentur digunakan besi diameter 10 mm seperti pada Gambar 3.10 dan Gambar 3.11
ringbaloknya. Pengujian ini akan dilakukan terhadap benda uji yaitu benda uji Portal
2D di mana antara dinding dengan balok dan dinding dengan kolom menggunakan
standar tulangan tahan gempa. Untuk pemasangan angkur dari dinding ke kolom dan
dari dinding ke balok direncanakan seperti pada Gambar 3.12 dan Gambar 3.13.
Benda uji yang akan di buat berukuran 3 m × 4 m. Adapun prosedur kerja dalam
A. Benda uji yang dibuat, langsung ditempatkan diatas tanah yang sebelumnya
dibuat pondasi sebagai tempat sloof agar benda uji tidak terangkat saat
2 Merangkai tulangan sloof dengan tulangan kolom seperti pada Gambar 3.19.
Rangkaian tulangan kolom dan ring balok seperti pada Gambar 3.23
dan Gambar 3.24.
Dalam tahapan ini, benda uji yang telah disiapkan akan dilakukan
pengujian. Dial Indicator diletakkan di kedua ujung atas , dan begitu pula alat
pembebanan hydraulic jack. Proses pengujian adalah dengan memberi beban lateral
pada ujung atas portal dengan penambahan beban secara bertahap sampai benda uji
hancur atau retak. Penambahan beban sebesar 100 Psi sampai beban hancur. Agar
beban yang diberikan merata maka digunakan plat bantuan berupa lempengan baja.
Pembebanan secara bertahap ini dimaksudkan agar benda uji dapat diamati secara
detail. Pengamatan dalam pengujian meliputi displacement dan pola retak yang
terjadi pada benda uji akibat pembenan. Perencanaan pengujian dapat dilihat pada
Gambar 3.27.
Seperti pada gambar 3.28 diatas pemasangan Dial Indicator dan Jack
Hydroulick dilakukan dengan sangat hati-hati agar pembacaan Dial Indicator dan
Dial Jack Hydroulick dapat dibaca. Pembacaaan Dial Indicator dilakukan setiap
beban 100 Psi. seperti pada Gambar 3.28.
Hasil dari pengujian diatas mengahasilkan pola retak seperti Gambar 3.29.
Hasil Pengujian yang akan diamati pada ketiga benda uji adalah beban
pushover,displacement dan pola retak. Sehingga hal-hal yang perlu dicatat adalah
antara lain:
3. Pola retak.
Bentuk output data yang dituliskan dapat dilihat pada Gambar 3.31.
BAB IV
ANALISIS DATA
yaitu portal tanpa dinding bata dan portal dengan dinding bata.
Dalam eksperimen ini benda uji yang digunakan merupakan komposit antara
beton,batu bata dan besi beton. Di mana data yang di peroleh hanya data dari beton
dan besi beton. Sedangkan untuk data properti bata diperoleh dari hasil penelitian Sri
Prafanti (2016).
1. Material Beton
Pada beton dilakukan uji tekan dengan hasil pengujian tiga buah sampel
Besi yang digunakan sebagai benda uji adalah besi polos dengan mutu U24.
Ada dua macam besi yang diuji yaitu besi dengan dan . Hasil
tekan batu bata didapatkan nilai modulus elastisitas (E) batu bata,uji tekan beton dan
uji tarik besi yang digunakan dan dimodelkan dengan program SAP 2000 dari data-
data spesifikasi dari struktur yang meliputi , beban yang bekerja, wilayah gempa dan
literature lainnya yang dibutuhkan menurut peraturan yang berlaku untuk struktur
gedung. Ada 2(dua) pemomodelan struktur portal yang ditinjau yaitu portal 2D tanpa
dinding bata dan portal 2D dengan dinding bata, Hasil analisa ini dilakukan melalui
analisis pushover untuk melihat seberapa besar beban, dan displacement dari benda
uji yang ditinjau. Adapun kontrol displacement yang digunakan dalam studi ini
Dari hasil uji tekan batu bata, uji tekan beton dan uji Tarik besi dibuat
rekapitulasi dari data-data material yang digunakan, seperti Tabel 4.3 berikut:
Untuk dinding bata, kuat tekan batu bata dan modulus elastisitas batu bata
diambil dari hasil penelitian Sri Prafanti,(2016).
Setelah semua data diinput dan program dijalankan maka kita akan
mendapatkan hasil. Ada 2 pemodelan yang di tinjau yaitu struktur portal tanpa
dinding bata dan struktur portal dengan dinding bata. Hasil analisa pushover ini
nantinya akan digunakan untuk mendimensi pondasi dari benda uji yang dibuat
langsung diatas tanah dan sebagai pembanding anatara analisis pushover secara
sebelumnya dan program mulai dijalankan maka diperoleh gambar dan hasil nilai
pushover untuk portal tanpa dinding bata seperti pada Tabel 4.4.
Dari tabel diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk portal 2D tanpa dinding
bata:
a. Leleh pertama pada step 2 dengan gaya geser dasar 30.2kg dan target
perpindahan 0.000018m
b. Analisis berhenti pada step 12, gaya geser dasar maksimum adalah 1403.61
kg dan target perpindahan 0,015m terlihat bahwa step kinerja yang
diperlihatkan struktur tidak ada yang melewati batas LS (Life Safety)
sehingga kinerja secara keseluruhan baik.
Dengan program excel dapat dibuat grafik hubungan antara beban dan
perpindahan (displacement) seperti pada Gambar 4.2.
1600
1400
1200
1000
Beban(kg) Portal 2D
800 tanpa dinding
bata
600
400
200
0
0,018
10,05
0,8
0
1,55
9,05
3,05
4,55
6,05
7,55
13,5
12
15
Displacement (mm)
tekan diagonal. Pada benda uji yang akan dianalisa memiliki bentang yaitu 4 m
diperoleh gambar dan hasil nilai pushover untuk portal dengan dinding bata seperti
Gambar 4.3.
Setelah selesai pemodelan portal kemudian program di run dan diperoleh hasil
analisis pushover seperti pada Tabel 4.5.
Dari Tabel 4.5 diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk portal 2D dengan
dinding bata:
1. Leleh pertama pada step 2 dengan gaya geser dasar 3076.91 kg dan target
perpindahan 0.001133 m
2. Analisis berhenti pada step 5 , gaya geser dasar maksimum adalah 7490.90
tahap perbaikan.
Dengan program excel dapat dibuat grafik hubungan antara beban dan
9000
8000
7000
6000
Beban(kg)
5000
4000 Portal 2D dengan
3000 dinding bata
2000
1000
0
0 5 10 15 20
Displacement (mm)
Gambar 4.4 Grafik beban vs displacement untuk portal 2D dengan dinding bata
Jika kedua grafik diatas digabungkan maka diperoleh hasilnya seperti pada
Gambar 4.5.
9000
8000
7000
6000
Beban(kg) 5000 Portal 2D tanpa
4000 dinding bata
3000 Portal 2D dengan
dinding bata
2000
1000
0
-5 -1000 0 5 10 15 20
Displacement (mm)
Untuk pradesain gaya lateral yang digunakan adalah beban yang maksimum yaitu
7490.93 kg.
Berdasarkan hasil pemodelan dari SAP 2000 maka didesain benda uji portal
2D dengan dinding bata yang menggunakan angkur pada balok dan kolom. Dan
untuk mendesain benda uji maka nilai gaya lateral diambil dari nilai gaya lateral
portal yang menggunakan dinding bata yaitu 7.49 ton. Gaya lateral ini diperlukan
dilapangan, maka di dalam bab ini akan disajikan data-data hasil pengujian beserta
analisa data tersebut. Adapun data yang tersedia meliputi data pengujian kuat tekan
beton,,mortar dan pengujian kuat tarik besi yang digunakan dari data pada Tabel 4.1
yang akan dilakukan pengujian nantinya adalah berupa dinding yang lengkap dengan
sloof ,kolom, dan ring baloknya. Pengujian ini akan dilakukan diatas tanah. Dan
benda uji yang direncanakan dengan memakai mutu beton K-175 atau f‟c 15 Mpa,
mutu baja polos dan batu bata berasal Lubuk Pakam. Benda uji yang
mutu beton K-175 dan mutu baja diberi kenaikan tekanan sebesar 100 Psi untuk
setiap bacaan displacement. Balok dan kolom diberi tulangan 4ф10 mm dan
orang untuk membaca Dial Indicator dan Hydrolic Jack. Di setiap pembacaan
beban 100 Psi di baca perpindahan dari benda uji. Beban (pushover) di beri secara
bertahap begitu juga displacementnya dibaca. Jack di pompa secara bertahap sampai
benda uji hancur,atau retak di sambungan antara ring balok dengan kolom dan
sambungan kolom dengan sloof. Pembacaan beban dan displacement dapat dilihat
Bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan benda uji berupa pasir, batu
kerikil berasal dari Quary Binjai karena kualitasnya lebih bagus dari Quary lain. Batu
bata merah diambil dari pembakaran Lubuk Pakam sesuai dengan batu bata
penelitian Sri Prafanti (2016) dengan kuat tekan (f‟m) 3.5 Mpa. Sedangkan untuk
tulangan utama dan sengkang digunakan mutu U24 polos dengan diameter 10 mm
dan diameter 8 mm dan sudah dilakukan test uji Tarik. Untuk memudahkan dalam
pekerjaan kita menggunakan perancah besi dan mengaduk beton digunakan molen
No Material Keterangan
Jarak antara dinding eksisting dengan benda uji 120 cm, sedangkan Hydrolic
Jack panjangnya kira-kira 30 cm. Maka untuk membantu Hydrolic Jack sampai ke
benda uji diperlukan alat bantu berupa beam H dengan panjang 90 cm dirakit
sedemikian, sehingga beban dapat mendorong benda uji dan pembacaan dial lebih
akurat. Pembacaan Dial Indicator dilakukan setiap pembacaan pembenanan 100 Psi.
Maka Pemasangan Jack hydroulik dan Dial Indicator harus perfect sepertit di lihat
Pengujian benda uji struktur portal yang menggunakan angkur dengan mutu
beton K-175 dan mutu baja di beri kenaikan tekanan sebesar 100 Psi untuk
setiap bacaan displacement. Balok dan kolom diberi tulangan 4ф10 mm dan tulangan
sengkang ф8-200 mm. Untuk melakukan pengujian diperlukan beberapa orang untuk
membaca Dial Indicator. Dalam setiap pembacaan beban 100 Psi dibaca
perpindahan dari benda uji. Beban (pushover) di beri secara bertahap begitu juga
displacementnya dibaca. Jack dipompa secara bertahap sampai benda uji hancur,atau
retak di sambungan antara ring balok dengan kolom dan sambungan kolom dengan
sloof. Pembacaan beban dan displacement dapat dilihat seperti pada Gambar 4.8.
Gambar.4.8: Benda uji struktur portal yang menggunakan angkur sebelum pengujian
Benda uji mengalami keruntuhan setelah pembacaan beban 1650 Psi atau
7.5 ton dengan displacement 56.5 mm, ini terjadi ketika beban tidak lagi bertambah
dan beton mulai hancur. Hasil pengujian untuk struktur portal dapat disimpulkan
8000,00
7000,00
6000,00
5000,00
Beban(kg)
4000,00
3000,00
2000,00
1000,00
0,00
0,00 20,00 40,00 60,00 80,00
Displacement (mm)
Gambar.4.9: Grafik beban vs displacement dengan eksperimen
1. Awal Retak
a. Retak pertama (first crack) pada benda uji yang menggunakan angkur (stek
b. Retak pertama (first crack) yang di tandai dengan tidak liniernya kurva
c. Perpindahan yang terjadi pada retak pertama ini adalah sebesar 0,08 mm
2. Awal Leleh
a. Awal leleh terjadi setelah beton pada kolom mengalami retak dan tulangan
b. Pada awal leleh terjadi pada beban pushover sebesar 6854.25 kg.
c. Perpindahan yang terjadi pada awal leleh ini adalah sebesar 45 mm.
3. Ultimate
a. Ultimate terjadi ketika beban yang mampu dipikul oleh portal adalah beban
maksimum.
4. Hancur
a. Ini terjadi ketika beban tidak lagi bertambah dan beton mulai hancur.
Benda uji yang menggunakan angkur (stek) menghasilkan pola retak diagonal
tetapi tidak mengakibaktkan terpisahnya dinding bata dengan kolom. Pola retak yang
perkuatan hubungan antara dinding bata dengan kolom. Pemasangan angkur (stek)
dari dinding bata ke kolom juga berfungsi untuk mendukung aksi komposit satu
sama lain dalam hal menahan beban gempa. Hubungan antara kolom pengaku
cm setiap 6 lapis bata atau 3 lapis batako seperti pada Gambar 4.11.
2(dua) baris bata dan di tanam di antara kedua bata tersebut seperti pada Gambar
Prinsip utama bangunan tahan gempa adalah adanya kesatuan dari struktur
bangunan, semua unsur bekerja bersama-sama sebagai satu kesatuan, jadi tidak
Tabel 4.8 Hasil rekapitulasi beban dan displacement maksimum analitis dan
ekasperiment
Dengan menggunakan program excel dibuat grafik dari ketiga nilai pushover dengan
analitis dan eksperiment seperti diperlihatkan pada Gambar 4.14 dan Gambar 4.15.
56,5
60
50
Portal 2D tanpa dinding
Displacement (mm)
40 bata
Portal 2D dengan dinding
30 bata
15 16,7 Porta 2D dengan dinding
20
dan angkur (eksperiment)
10
0
Benda uji
7000
6000
Portal 2D tanpa dinding
5000 bata
4000 Portal 2D dengan dinding
3000 bata
1403,46 Portal 2D dengan dinding
2000
dan angkur(eksperiment)
1000
0
Benda Uji
Tabel 4.9 Hasil rekapitulasi beban dan displacement analitis dan eksperimen
9000
Portal
8000 dengan
dinding
7000
6000
Portal
Beban(kg)
5000
dengan
dinding
4000
pakai
3000 angkur
2000 Portal
tanpa
1000 dinding
0
0 20 40 60 80
Displacment (mm)
BAB V
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis secara numerik dan eksperimen pada bab-bab sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa :
dinding bata pada studi ini memberi nilai gaya dasar sebesar 1403,67 kg.
Sedangkan untuk portal yang sama tapi dengan dinding bata memberi nilai
(ultimate) sebesar 7539,68 kg. Hasil ini mendekati nilai gaya dasar portal 2D
dengan dinding bata yang dimodelkan sebagai bracing tekan. Maka untuk
bata sangat cocok dimodelkan sebagai bracing tekan, terbukti dari hasil
mendekati yaitu 99 %.
(stek) dari dinding bata ke kolom juga berfungsi untuk mendukung aksi
4.2 Saran
Adapun saran yang perlu disampaikan penulis dari hasil studi ini adalah:
1. Kekuatan dan kekakuan dari dinding pengisi bata harus diperhatikan oleh
3. Dalam penelitian ini dinding bata dimodelkan sebagai bracing, nilai gaya
DAFTAR PUSTAKA
Amin M, (2011). A non adaptive displacement based pushover procedure for th non
linear static analysis of tall building frames. Engineering Structure.
Badan Standarisasi Nasional (2000). Standard batu bata merah di Indonesia (SNI
15-2094-2000.)
Carvalho, G., Rita, B., & Carlos, B. (2012). Nonlinear Static and Dynamic
Analyses of Reinforced Concrete Buildings- Comparison of Different
Modelling Approaches. Portugal.
Diptesh Das, C.V.R Murty, (2000). Brick masonry infills in seismic design of
RC frame buildings, Civil Engineering IIT Kanpur, India, Part 2.
Holmes, M. (1961). Steel frames with brickwork and concrete infilling, Proc.
Instn. of Civ. Engrs., London, England, Part 2. Vol. 19, 473 478.
Hutasoit (2014), Analisis perilaku model portal satu tingkat dengan satu bentang
yang berdinding pengisi penuh dengan dan tanpa tulangan yang dibebani
dengan beban lateral.
Ismail (2010). Studi pengaruh pemasangan angkur dari kolom kedinding bata pada
rumah sederhana akibat gempa.Journal rekayasa sipil. vol.6 no.1, (2010)
Jafril Tanjung dan Maidiawati (2016). Studi Eksperimental tentang Pengaruh Dinding
Bata Merah Terhadap Ketahanan Lateral Struktur Beto Bertulang. Jurnal
Teoretis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil. ISSN 0853-2982
Kunnath, Erol Kalkan, (2005). Assesment of current non linear static procedures
for seismic evaluation of building”, Engineering Struktur, vol.29,issu 3.
Park, Y. J., Ang, A. H-S., and Wen, Y.K. (1987), Damage-Limiting Aseismic
Design of Buildings, Earthquake Spectra, 3(1), hal.: 1-26.
Priestley, M.J.N., Seible, F., Calvi, M.G. (1995). Seismic Design and Retrofit
of Bridges, Penerbit: John Wiley and Sons, New York.
Dimensi Pondasi
1. PERHITUNGAN BERAT BENDA UJI
a. BERAT DINDING
TOTAL = 3,270.30 Kg
B W = 8000 Kg
W = 788.02 Kg/m
465.00
Sloof 15 x 15 cm
Pondasi menerus
W = 3.060.00 Kg/m
150.00
W = 6.349.50 Kg/m W = 6.349.50 Kg/m
A
103.75
296.25
207.50
415.00
∑MA ≥ 0
∑MA = 1,138.60 Kg ≥ 0
2. CONTROL UPLIFT
Anggapan :
Beban Struktur :
Berat Dinding = 3,270.30
∑MV = 34,130.70Kg ≥ 0
W = 8000 Kg
B
W = 788.02 Kg/m
465.00
Sloof 15 x 15 cm
Pondasi menerus
W = 3.060.00 Kg/m
150.00
W = 6.349.50 Kg/m W = 6.349.50 Kg/m
A
Daya Dukukung Tanah = 1.00 Kg/cm2
Data Struktur
- Jenis Bangunan = Perencanaan
- Lokasi Bangunan = Meda
- Jenis Tanah = Keras
Penentuan parameter respon spektral percepatan gempa berdasarkan nilai Ss dan Kelas situs
untuk Fa, dan nilai S1 danKelas
Kelassitus
situs:untuk
SD nilai Fv.
- Untuk Tanah Lunak, SE : - Tanah Sedang, SD : Tanah Keras, SC :
Fa = 0 Fa = 0 Fa = 0.8
Fv = 0 Fv = 0 Fv = 0.8
Sa S DS
= 0.036
= 1.4
Berat Struktur:
- Dimensi kolom : 0.15 x 0.15 m
- Tinggi kolom : 3 m
- Dimensi balok : 0.15 x 0.15
- Bentang balok : 4 m
Berat struktur beton (W1) = 540 kg
- Berat jenis bata : 250 kg/m2
Berat struktur bata (W2) = 1500 kg
Berat total struktur (Wtot = W1 + W2) = 2040 kg
Dimensi Bracing
Diketahui :
= 3000 mm
= 4000 mm
= 1000 MPa
= 100 mm
= 2850 mm
= 3850 mm
= 4790 mm
Ɵ= ( )= ( )=
Sehingga:
⁄
= = = 0.00325
No Beban(kg) Perpindahan(mm)