2015
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/584
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
ANALISIS PRIORITAS ASPEK-ASPEK PENERAPAN
KONTRAK BERBASIS KINERJA DENGAN PENDEKATAN
ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
(Studi Kasus: Jalan Nasional Metropolitan Medan)
TESIS
OLEH:
OLIM S. M. PURBA
137016003/TS
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
TESIS
OLEH:
OLIM S. M. PURBA
137016003/TS
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
Menyetujui,
Komisi Pembimbing
Dr. Ir. A. Perwira Mulia Tarigan, M.Sc. Ir. Medis Sejahtera Surbakti, M.T
Ketua Anggota
Prof. Dr. Ir. St. Roesyanto, MSCE Prof. Dr. Ir. Bustami Syam, MSME
ii
Puji dan syukur diucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan
Pembimbing dan Pembanding tesis ini yaitu Bapak Dr. Ir. A. Perwira Mulia Tarigan,
M.Sc. (Pembimbing 2), Bapak Ir. Medis Sejahtera Surbakti, M.T (Pembimbing 2),
Bapak Prof. Dr. Ir. St. Roesyanto, M.S.C.E (Pembanding 1), Bapak Ir. Zulkarnain A.
Muis, M.Eng.Sc. (Pembanding 2), Bapak Ir. Syahrizal, M.T (Pembanding 3), dan
Bapak Ir. Rudi Iskandar, M.T yang dengan penuh dedikasi dan ketulusan telah
menyempurnakan penulisan tesis ini, serta terima kasih kepada Bapak Prof. Drs.
Subhilhar, M.A., Ph.D selaku Pejabat Rektor Universitas Sumatera Utara dan Bapak
Prof. Dr. Ir. Bustami Syam, M.S.M.E selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Sumatera Utara yang telah memberi kesempatan kepada Penulis untuk menimba ilmu
pada Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera
Utara.
Kepada kedua orang tua Ir. Galfrin Purba dan Dra. Rosdiana Sitanggang serta
saudara yang tercinta yakni Naria Purba, SST, Samuel Purba, dan Ramos Purba yang
iii
mengucapkan banyak terima kasih dan ungkapan kasih sayang yang tulus kepada
rekan-rekan sesama mahasiswa Program Magister Teknik Sipil USU angkatan 2013
bidang Konsentrasi Manajemen Prasarana Publik yang telah memberi semangat untuk
menyelesaikan studi ini tepat waktu. Serta ucapan terima kasih kepada rekan-rekan
mahasiswa S2 yang tidak disebutkan namanya satu per satu oleh penulis. Serta terima
kasih kepada semua responden yang telah bersedia meluangkan waktu untuk
memberikan bantuan dalam pengisian angket kuisioner untuk data penelitian dalam
tesis ini. Semoga pekerjaan yang Bapak tangani semakin sukses dan jaya.
oleh karena itu walaupun dengan segenap perhatian, pengetahuan dan pengalaman
serta referensi yang penulis miliki dalam menyempurnakan tesis ini, apabila masih
dapat ditemukan kekurangan dan hal-hal yang masih dapat dikembangkan, penulis
dengan lapang dada akan menerima saran dan masukan yang membangun demi
Akhir kata, semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan
negara Indonesia yang kita cintai, khususnya pada Universitas Sumatera Utara (USU).
OLIM S. M. PURBA
137016003
iv
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang
Sepanjang pengetahuan saya juga, tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang kecuali yang secara terlulis diakui dalam naskah
OLIM S. M. PURBA
137016003
A. DATA PRIBADI
5. Email : olim_purba@yahoo.co.id
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
C. RIWAYAT ORGANISASI
3. Anggota Persatuan Tenaga Konsultan Jalan dan Jembatan Provinsi Sumatera Utara
(2013 - 2015).
vi
OLIM S. M. PURBA
137016003
vii
Halaman
ABSTRAK ................................................................................................................. i
ABSTRACT ................................................................................................................. ii
PERNYATAAN ........................................................................................................ v
viii
Kinerja ................................................................................... 18
ix
Jalan ................................................................................................... 67
xi
xii
xiii
xiv
2.1 Hubungan kondisi jalan, umur rencana, dan jenis penanganan ..................... 8
xv
xvi
λ = Nilai eigen
A = Aspek hukum
A1 = Indikator kontrak
B = Aspek risiko
C = Aspek teknis
xvii
C3 = Indikator pengawasan
C4 = Indikator pembayaran
CR = Rasio konsistensi
D = Aspek organisasi
E = Aspek pendanaan
IC = Indeks konsistensi
xviii
xix
PENDAHULUAN
Pada akhir-akhir ini sering dijumpai di media surat kabar maupun media
arus lalu lintas angkutan barang dan orang. Bahkan lokasi/wilayah tertentu seperti
jalan Pancing (Harian SIB, 2015), di mana kerusakan jalan yang tidak segera
diperbaiki, masyarakat memblokir jalan atau memberi tanaman pada badan jalan
sehingga sangat mengganggu kelancaran lalu lintas. Hal ini merupakan bentuk protes
1. Penyelenggara jalan wajib segera dan patut untuk memperbaiki jalan yang
2. Dalam hal belum dapat dilakukan perbaikan jalan yang rusak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), penyelenggara jalan wajib memberi tanda atau rambu
pada jalan yang rusak untuk mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas.
agar dapat dilakukan tindakan yang cepat dan tepat, sehingga tidak terjadi keluhan
peraturan dan perundangan yang berlaku serta memerlukan waktu yang cukup
penanganan jalan yang tidak dilaksanakan hanya dengan swakelola maupun sistem
pekerjaan yang dilaksanakan, hal ini dapat menggairahkan masyarakat jasa konstruksi
dalam berinovasi dan juga membantu penyelenggara jalan dalam perbaikan kerusakan
jalan secara cepat, tepat dan sesuai tingkat kinerja jalan yang ditetapkan oleh
jalan pada tahun 2011. Jalur Pantura ruas Ciasem-Pamanukan Provinsi Jawa Barat
Km dipilih sebagai pilot project. Kebutuhan dana untuk dua paket Pemeliharaan Jalan
Penerapan pilot project pada dua ruas jalan tersebut menjadi permulaan
diterapkannya KBK untuk skala yang lebih luas. Selanjutnya Direktorat Jenderal
Nasional di empat kota metropolitan yaitu Medan, Jakarta, Semarang, dan Makassar.
Dengan akan diterapkannya KBK di keempat kota tersebut maka perlu dianalisis
Direktorat Jenderal Bina Marga hingga saat ini juga masih menganalisis risiko untuk
berbasis kinerja.
Batasan masalah yang digunakan, untuk mencapai tujuan pada penelitian ini
adalah:
Medan (dalam hal ini Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional-I di lingkungan
Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Metropolitan Medan) dan Balai Besar
1. Bab I Pendahuluan
Bab ini mencakup latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan
Bab ini membahas kontrak proyek prasarana jalan, kontrak berbasis kinerja
Bab ini membahas gambaran umum kota Medan, jalan nasional metropolitan
Bab ini menganalisa penilaian bobot kriteria aspek, besaran nilai aspek,
jalan.
Bab ini mencakup kesimpulan dari deskripsi data dan hasil analisa, serta saran
TINJAUAN PUSTAKA
Jalan raya adalah salah satu prasarana yang akan mempercepat pertumbuhan dan
pengembangan suatu daerah serta akan membuka hubungan sosial, ekonomi dan
2004 tentang jalan, disebutkan bahwa jalan sebagai bagian sistem transportasi
sosial dan budaya serta lingkungan. Maka jalan ini sangatlah dibutuhkan oleh
Setelah jalan raya dibuka dan dilalui beban lalu lintas, tingkat pelayanan jalan
akan mengalami penurunan fungsi dan struktur sampai batas minimum yang bisa
pada lapisan perkerasan jalan, kerusakan yang terjadi juga bervariasi di setiap segmen
jalan.
Penyebab utama kerusakan jalan secara umum dapat dikatakan antara lain: beban
sesuai, drainase yang tidak/kurang berfungsi dan perencanaan yang tidak tepat. Selain
prioritas penanganan yang kurang tepat juga menjadi penyebab (Muis, 2010).
pemeliharaan jalan.
Gambar 2.1 Hubungan kondisi jalan, umur rencana, dan jenis penanganan
kerusakan yang terjadi pada ruas-ruas jalan dengan kondisi pelayanan mantap.
Pemeliharaan rutin hanya diberikan terhadap lapis permukaan yang sifatnya untuk
kerusakan yang diperhitungkan dalam desain agar penurunan kondisi jalan dapat
dilakukan terhadap jalan pada waktu-waktu tertentu (tidak menerus sepanjang tahun)
2.1.3 Rehabilitasi
pada bagian/tempat tertentu dari suatu ruas jalan dengan kondisi rusak ringan, agar
jalan yang berupa peningkatan struktural dan atau geometriknya agar mencapai
tingkat pelayanan yang direncanakan atau dengan kata lain, peningkatan jalan
dilakukan untuk memperbaiki kondisi jalan dengan kemampuan tidak mantap atau
kritis menjadi jalan dengan kondisi mantap. Pekerjaan peningkatan jalan adalah
Sumbu Tunggal (MST) yang lebih tinggi atau menambah kapasitas jalan. Program
lajur.
dasarnya kontrak adalah sebuah perjanjian yang mewajibkan para pihak untuk
yaitu:
akan dilakukan.
terjadi di luar kontrol para pihak yang dapat mempengaruhi proyek (seperti
cuaca buruk) harus dirumuskan dengan tepat, kesulitan akses, larangan dari
Presiden no. 4 tahun 2015 tentang perubahan keempat atas peraturan presiden no.54
a. jumlah harga pasti dan tetap serta tidak dimungkinkan penyesuaian harga;
a. harga satuan pasti dan tetap untuk setiap satuan atau unsur pekerjaan
kontrak ditandatangani;
dan
Kontrak gabungan lump sum dan harga satuan adalah kontrak yang
merupakan gabungan lump sum dan harga satuan dalam 1 (satu) pekerjaan
yang diperjanjikan.
4. Kontrak Persentase
dilaksanakan; dan
untuk masa lebih dari 1 (satu) tahun anggaran atas beban anggaran, yang
bagi kegiatan.
menandatangani Kontrak.
nyata.
2.3.1 Umum
Definisi KBK menurut Stankevich (2005) adalah kontrak dimana pembayaran untuk
(penyedia jasa) untuk mencapai indikator kinerja yang telah disyaratkan. Sebagai
contoh, kontraktor tidak dibayar untuk jumlah lubang yang ditambal, tetapi hasil
Tingkat kompleksitas KBK tergantung dari jumlah aset dan tingkat layanan
kinerja yang ditetapkan. KBK yang sederhana hanya meliputi satu jenis layanan
umumnya jangka waktunya hanya beberapa bulan atau hanya satu tahun. Sedangkan
KBK yang komprehensif mencakup seluruh aset di sepanjang jalan yang dikontrakan
dan seluruh jenis layanan kinerja yang dibutuhkan untuk memperbaiki dan
memelihara jalan tersebut, umumnya memiliki masa kontrak dari 3 sampai 10 tahun.
subkontraktor.
17
Universitas Sumatera Utara
18
Tabel 2.1 Perbandingan kontrak konvensional dengan KBK (Dirjen Bina Marga,
2013)
No. Penanganan Kontrak Konvensional Penanganan Kontrak Berbasis Kinerja
1 Berorientasi jangka pendek, belum Berorientasi jangka panjang,
sinergi antar wilayah dan antar keterpaduan terhadap antarmoda atau
jaringan jalan. multimoda
2 Sistem pengadaan konvensional Sistem pengadaan terintergrasi
3 Berbasis output (visual) kontrak Berbasis outcome (manfaat) dan
harga satuan impact (dampak)
4 Pencapaian mutu sesuai hasil
Pencapaian mutu berdasarkan kinerja
pekerjaan berdasarkan spesifikasi
yang ditetapkan (Performance Related
teknis (End Result Related
Standard/PRS)
Standard/ERS)
5 Pengaruh masyarakat dan Pengaruh masyarakat dan lingkungan
lingkungan sosial dianggap statis sosial dianggap dinamis
6 Penyelenggara proyek jangka Penyelenggaraan proyek jangka
pendek dengan berbagai temuan panjang, transparan, akuntabel,
auditor partisipasi dan good governence
perancangan, proses manajemen dan metode kerja yang paling efisien, termasuk
bagaimana, dimana, dan kapan pekerjaan dilakukan untuk mencapai kinerja yang
efektivitas desain, proses, dan teknologi. Hal ini berbeda dengan jenis kontrak
tradisional tahunan yang umum diadopsi oleh Pemerintah, yang masih memisahkan
tahap desain, atau adanya perubahan dasain itu sendiri, akibatnya risiko
pemilik proyek.
jembatan, dan aset lalu lintas yang harus dipelihara oleh kontraktor untuk jangka
dibandingkan dengan model kontrak tradisional, tetapi pada saat yang sama membuka
2012). Adapun perubahan peran pengelola jalan dalam penerapan KBK dirangkum
Dengan kata lain kontraktor menanggung sendiri resiko jika terjadi kegagalan
(Stankevich, 2005).
Di tinjau dari aspek hukum, konsep yang diterapkan dalam kontrak KBK sudah
atau biaya, penggunaan teknologi canggih, serta risiko besar bagi para
(DBOM).
yang berbeda
2. Pasal 48.3
3. Pasal 48.4
dokumen pengadaan
EPC.
pemilihan.
Perpres 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa pasal 52.2,
masa lebih dari 1 tahun anggaran atas beban anggaran yang dilakukan
Perpres 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa pasal 50.2,
atas kontrak lump sum, kontrak harga satuan, kontrak gabungan harga
satuan dan lump sum, kontrak presentasi, dan kontrak terima jadi
(turnkey).
b. Spesifikasi teknis
pelaksanaan pekerjaan;
produk;
yang diinginkan;
pembayaran.
risiko melalui kontrak. Menurut Henning (2011), ada dua pertimbangan utama untuk
pengelolaan risiko pada tahap awal pelaksanaan KBK, yaitu: (1) Mengurangi risiko
kegagalan kontrak melalui spesifikasi lelang, penilaian dan proses seleksi, dan (2)
Menentukan pengaturan yang paling tepat untuk berbagi risiko berdasarkan KBK di
a. Penilaian harga
meliputi:
Gambar 2.3 Penilaian dokumen penawaran teknis (Dirjen Bina Marga, 2013)
b. Kuantitas dasar
Salah satu aspek yang paling menarik dari KBK adalah bahwa risiko dalam
kinerja jaringan dan risiko yang terkait dengan biaya pemeliharaan jalan
kepada kontraktor tidak akan menghemat biaya, karena sebagian dari resiko
Ukuran indikator kinerja jalan yang ditetapkan sebagai tujuan yang hendak
dicapai dan sebagai alat ukur keluaran pekerjaan yang dihasilkan termasuk
tolok ukur pembayaran. Indikator kinerja jalan dapat terbagi dalam 3 ukuran
MAKSIMUM
N0 KATEGORI INDIKATOR KINERJA PERIODE INSPEKSI
RESPON (Hari)
untuk pekerjaan yang sudah dilaksanakan dan memenuhi kinerja yang dapat
Evaluasi kinerja hasil pekerjaan dapat dilakukan dengan cara inspeksi formal
utama inspeksi formal adalah agar Pengguna Jasa dapat memverifikasi data
dipotong pengembalian uang muka, retensi, dan denda (bila ada). Kekurangan
pembayaran angsuran yang melampaui pagu dana indikatif dilaksanakan pada tahun
31
Universitas Sumatera Utara
32
Dirjen Bina Marga (2013) menetapkan denda pada kontrak berbasis kinerja
dan konstruksi sesuai waktu yang telah ditentukan, maka dikenakan Denda
setiap hari keterlambatan adalah 1/1000 (satu perseribu) dari harga kontrak.
layanan jalan sesuai indikator kinerja jalan dan waktu tanggap penanganan
= × × × × 5% ( )
Di mana:
Catatan: Jika pada ruas jalan yang bersangkutan salah satu aset atau lebih
tidak ada, maka nilai faktor denda aset tersebut harus didistribusikan ke
sebagai berikut:
dilaksanakan.
Menurut Dirjen Bina Marga (2013) ada beberapa alasan mengapa kontrak
a. Cost savings dalam mengelola dan memelihara aset jalan dalam jangka
investasi kontraktor,
6. Optimasi pemaketan.
mereka harapkan sebagai ganti dari biaya yang mereka berikan dalam
b. Bagi Penyedia Jasa dan sektor dunia usaha lainnya, dalam kontrak jalan
yang lebih stabil dan untuk pembentukan hubungan kerja sama swasta-
lebih jelas dan pasti termasuk dalam penyerapan anggaran yang lebih
akuntabel.
berikut:
panjang.
c. Pengguna jalan
5. Zietlow, G (2007)
a. Pengelola Jalan
b. Pengguna Jalan
konvensional seperti:
g. Insentif kepada private sector untuk inovasi dan produktifitas yang lebih
besar; dan
kontrak berbasis kinerja bagi beberapa pihak baik bagi pengelola jalan, pengguna
dapat diterapkan sebagai kontrak alternatif dalam penanganan pemeliharan jalan yang
Kanada pada tahun 1988. Akan tetapi standar kinerja belum berorientasi pada hasil
yaitu masih berorientasi pada prosedur pekerjaan dan material yang digunakan.
kebutuhan dan regulasi pemerintah yang berlaku disajikan pada Gambar 2.7.
Gambar 2.7 Perkembangan KBK dalam pemeliharaan jalan di dunia (Zietlow, 2004)
2.5.1 Chad
Chad merupakan salah satu negara di benua afrika yang menggunakan KBK
untuk pemeliharaan jalan. Pada tahun 2001 Chad mulai menggunakan KBK untuk
memelihara 440 km jalan tanpa diperkeras dengan bantuan Bank Dunia dan masa
Sampai saat ini tidak ada laporan buruk dalam pemeliharaan jalan tersebut.
Kontrak ini dianggap sukses besar jika dinilai dari kondisi jalan yang tetap baik, akan
tetapi angka kecelakaan bertambah akibat semakin tinggi kecepatan kendaraan yang
2.5.2 Argentina
menggunakan spesifikasi hasil akhir kinerja untuk layanan pemeliharaan jalan dan
pertengahan 90an, 10.000 km jalan nasional yang lain juga dikontrakan dengan
spesifikasi yang sama, akan tetapi tanpa penerapan tol, kerana volume lalu lintas
2.5.3 Kolombia
Pada tahun 1999, kota Popayan di Kolombia mulai menerapkan KBK untuk
memelihara 580 kilometer jaringan jalan yang menghubungkan 300 desa. Beberapa
koperasi dibentuk dan dilatih untuk memelihara jalan kota dan desa. Skema ini
masyarakat agar bersama-sama menjaga kondisi dan kebersihan jalan, serta tanaman
Selandia baru memulai KBK pada tahun 1988 memelihara 406 km jalan
nasional dengan kontrak 10 tahun. Biaya pemeliharaan dengan KBK dianggap 15%
lebih murah dibanding kontrak konvensional. Pada tahun 2000 pemeliharaan dengan
KBK dikembangkan untuk 1.040 km jalan lokal dan 122 km jalan nasional dan biaya
diestimasi lebih murah 22% dibanding dengan kontrak konvensional. Selandia baru
berbasis kinerja.
Kontrak Berbasis Kinerja pada pekerjaan perbaikan tanah lunak. Penelitian ini lebih
menitik beratkan pada metode pembayaran dan besaran pembayaran sesuai hasil
kinerja seperti:
dilaksanakan.
yang ditetapkan.
yang ditetapkan.
sebulan sebelumnya
beberapa aspek yang menjadi kendala penerapan KBK tersebut sebagai berikut:
1. Aspek hukum
Aspek yang terkait dengan peraturan dan kebijakan yang terkait dengan
penyelesaian perselisihan.
2. Aspek risiko
Aspek yang terkait dengan analisis dan manajemen risiko, serta kepada siapa
3. Aspek teknis
4. Aspek organsasi
Aspek yang terkait dengan Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola dan
5. Aspek pendanaan
Team PBC Pelaksana Wilayah-I Kota Medan (2013) juga melakukan penelitian
Medan. Ada beberapa hal yang perlu disiapkan dalam penerapan kontrak ini:
Beberapa hal yang yang menjadi faktor kesiapan pengguna jasa yaitu:
lalu lintas dan strategi penanganan ruas jalan sehingga dapat menetapkan
kemudian dihitung dalam besaran biaya sehingga tidak ada hal-hal yang
adanya detail desain dan dalam Perpres nilai HPS merupakan batasan
pemutusan kontrak.
Beberapa hal yang yang menjadi faktor kesiapan penyedia jasa yaitu:
ditetapkan.
tidak terpenuhinya kinerja tingkat layanan jalan yang ditetapkan, dan juga
pintu utamanya berupa persepsi manusia. Dengan hirarki suatu masalah yang
diatur menjadi suatu bentuk hirarki. AHP didesain untuk dapat digunakan pada
penilaian yang bersifat subyektif untuk menyusun urutan dari prioritas elemen-
berpasangan antar elemen. AHP digunakan untuk mendapatkan bobot elemen, atau
dalam metode ini bisa disebut sebagai skala rasio, dari perbandingan pasangan pada
struktur hirarki yang multi level. Skala rasio tersebut menyatakan nilai bobot dari
elemen. Perbandingan tersebut diperoleh dari penilaian aktual maupun dari skala
perbandingan antara dua elemen yang diperoleh dari pikiran, perasaan dan
5. Memberi suatu skala dalam mengukur hal-hal yang tidak terwujud untuk
mendapatkan prioritas.
10. Memungkinkan orang memperluas definisi mereka pada suatu persoalan dan
input utamanya. Input utama ini berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini
melibatkan subyektifitas sang ahli, selain itu juga model menjadi tidak berarti jika
ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru. Beberapa contoh aplikasi AHP
3. Menentukan prioritas.
6. Menentukan kebutuhan/persyaratan.
menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur
1. Skala Guttman adalah skala pengukuran yang digunakan bila peneliti ingin
ceklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinue yang jawabannya sangat
pada ranking, diurutkan dari jenjang yang lebih tinggi sampai jenjang yang
3. Rating Schale adalah skala pengukuran dimana data mentah yang diperoleh
4. Skala Likert adalah suatu interval pengukuran sikap, pendapat dan persepsi
dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan dipaparkan mengenai perancangan penelitian yang digunakan
untuk mencapai tujuan dalam penulisan ini. Penelitian ini memiliki 3 tujuan, yaitu:
berbasis kinerja..
Langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan studi literatur. Studi literatur
kelebihan KBK pada pemeliharaan jalan studi literatur yang terkait berupa: definisi
KBK, studi literatur terkait berupa: kendala-kendala penerapan KBK, hukum dan
analisis prioritas dengan Analytical Hierarchy Process (AHP). Adapun bagan alir
53
Rumusan Masalah
Tinjauan Pustaka
Data
Primer Sekunder
Kelebihan penerapan
Wawancara dan KBK
Kuesioner
Kesimpulan dan
Saran
5. Perbandingan berpasangan.
Model Wahyudi (2009) akan dipakai sebagai dasar model penilaian kriteria
Model penilaian ini dapat berubah sesuai hasil wawancara yang telah dilakukan.
Data primer penelitian yang digunakan untuk mengetahui aspek dan bobot
aspek penerapan KBK adalah data dari hasil wawancara dan kuesioner. Adapun
1. Wawancara
sebagai pengelola jalan yang diwakili oleh Satuan Kerja Non Vertikal
2. Kuesioner
diambil pada metode ini umumnya disebut dengan respon expert. Sampel responden
tersebut adalah pengelola jalan nasional metropolitan Medan yang disajikan pada
Gambar 3.2.
Provinsi
Sumatera
KASATKER
METRO
PPK 16
PPK 17
PPK 18
PPK 19
Medan adalah :
1. Kepala BBPJN - I
jalan.
yang akan dianalisis dengan pendekatan Analytical Hierarchy Process (AHP). Kedua
berbasis kinerja berdasarkan nilai kualitatif. Nilai kualitatif yang digunakan adalah
nilai kualitatif yang dinyatakan dengan angka numerik dalam skala Likert, sebagai
berikut:
Data kuesioner merupakan data tingkat kepentingan atau pengaruh dari aspek-
bobot setiap faktor Aij. Jika matriks tersebut dikalikan dengan vektor w, maka
⁄ ⋯ ⁄
= ⋮ ⋱ ⋮ × ⋮ = ⋮ (3.1)
⁄ ⋯ ⁄
Di mana:
Ij = 1,2,3,.....,n
Aw = nw (3.2)
(A – n.I) = 0 (3.3)
adalah eigen value dan w adalah eigen vector dari A. Dalam penerapan praktis,
matriks aij tidak merupakan hasil pengukuran eksak, tetapi merupakan penilaian yang
bersifat obyektif.
Dalam hal ini semua eigen value bernilai nol kecuali satu yang bernilai n,
yakni eigen value maksimum. Jadi jika penilaian dilakukan dengan konsisten, maka
akan didapatkan eigen value dari A yang bernilai n. Untuk mendapatkan nilai w,
persamaan tersebut dapat diuraikan sampai mendapatkan nilai w1, w2, w3,...,wn dan
harga ini merupakan eigen vector yang bersesuaian dengan eigen value maksimum.
elemen yang terlibat. Dari teori matriks diketahui bahwa kesalahan kecil pada
koefisien menyebabkan kesalahan juga pada eigen value. Jadi, jika diagonal matriks
A semua bernilai 1 dan jika matriks A konsisten, maka penyimpangan kecil dari aij
akan tetap menunjukkan bahwa eigen value terbesar λ maks, akan mempunyai nilai
mendekati nol. Maka permasalahan yang dihadapi disini adalah jika A merupakan
dalam persamaan :
= (3.6)
Di mana:
IC = Indeks konsistensi
n = orde matriks
CR = IC/RCI (3.7)
IC = Indeks konsistensi
CR = Rasio konsistensi
Nilai RCI berdasarkan ukuran matrik (n) diperoleh berdasarkan Tabel 3.2.
n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
RI 0 0 0.58 0.90 1.12 1.24 1.32 1.41 1.45 1.49
DESKRIPSI DATA
Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. kota ini
merupakan kota metropolitan terbesar di luar Pulau Jawa dan kota terbesar ketiga di
Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Kota Medan memiliki luas area 265,10 km2
yang terletak di antara 30 35' Lintang Utara dan 980 40' Bujur Timur. Secara
Prasarana jalan merupakan salah satu unsur yang cukup strategis dalam
aktifitas pembangunan maka dituntut pula adanya jaringan jalan yang semakin
memadai.
Metropolitan Medan dengan total panjang aktual 227,50 km. Adapun 30 ruas jalan
63
Tabel 4.1 Ruas jalan pengawasan SNVT metropolitan Medan (Team PBC W-I, 2013)
Panjang
No Link Ruas Jalan Lajur
Kepmen Actual
Km Km
1 003. TANJUNG PURA - BTS. KOTA STABAT 13.85 13.85 2 LAJUR 2 ARAH
2 003.11K JLN. ZAENAL ARIFIN (STABAT) 1.30 1.30 4 LAJUR 2 ARAH
BTS. KOTA STABAT - BTS. KOTA
3 004. 3.41 3.41 2 LAJUR 2 ARAH
BINJAI
4 004.11K JLN. JEND. SUDIRMAN (STABAT) 3.80 - 4 LAJUR 2 ARAH
5 004.12K JLN. AMIR HAMZAH (BINJAI) 7.50 7.50 4 LAJUR 2 ARAH
6 005. JLN. LINGKAR LUAR BINJAI 7.98 7.98 4 LAJUR 2 ARAH
7 006. BTS. KOTA BINJAI - BTS. KOTA 8.02 8.02 4 LAJUR 2 ARAH
MEDAN
8 006.11K JLN. SOEKARNO-HATTA (BINJAI) 4.63 4.63 4 LAJUR 2 ARAH
(FHO 2014)
9 006.12K JLN. BINJAI RAYA (MEDAN) 2.58 2.58 4 LAJUR 2 ARAH
10 006.13K JLN. GATOT SUBROTO (MEDAN) 1.85 1.85 6 LAJUR 2 ARAH
BTS. KOTA MEDAN - BTS. KOTA
11 007. LUBUK PAKAM 14.03 14.03 4 LAJUR 2 ARAH
12 007.11K JLN. INDUSTRI (MEDAN) 3.60 3.60 4 LAJUR 2 ARAH
13 007.12K JLN. NGUMBAN SURBAKTI (MEDAN) 3.44 3.44 4 LAJUR 2 ARAH
JLN. A.H. NASUTION (JLN.
14 007.13K TRITURA/JLN. KARYA JASA) 5.37 5.37 4 LAJUR 2 ARAH
(MEDAN)
15 007.14K JLN. SISINGAMANGARAJA (MEDAN) 9.05 9.05 4 LAJUR 2 ARAH
16 007.15K JLN. MEDAN (LUBUK PAKAM) 3.04 3.04 4 LAJUR 2 ARAH
BTS. KOTA MEDAN - TEMBUNG -
17 008. LUBUK PAKAM 33.80 33.80 4 LAJUR 2 ARAH
Berbasis Kinerja
dari hasil wawancara dengan pihak SNVT Metropolitan Medan. Model tersebut
terdiri dari 3 level, yaitu aspek dasar penilaian, indikator penilaian, dan parameter
Aspek Dasar
No. Indikator Parameter Penilaian
Penilaian
A.1.1 Jenis kontrak
1. Kontrak A.1.2 Tipe kontrak
A Aspek Hukum A.1.3 Bentuk layanan
2. Penyelesaian A.2.1 Metode penyelesaian
perselisihan perselisihan
B.1.1 Analisis risiko awal proyek
1. Analisis dan B.1.2 Manajemen risiko selama
B Aspek Risiko manajemen risiko proyek berlangsung
B.1.3 Jenis risiko yang dianalisis
2. Alokasi risiko B.2.1 Pihak yang mengelola risiko
C.1.1 Orientasi spesifikasi teknis
1. Spesifikasi teknis
C.1.2 Komponen spesifikasi teknis
C.2.1 Metode seleksi penyedia jasa
2. Seleksi penyedia
C.2.2 Penilaian kualifikasi penyedia
jasa
jasa
C.3.1 Pihak yang bertanggungjawab
C Aspek Teknis 3. Pengawasan dalam pengawasan
C.3.2 Mekanisme pengawasan
4. Pembayaran C.4.1 Sistem pembayaran
C.4.2 Dasar pembayaran
5. Masa C.5.1 Pihak yang bertanggungjawab
pemeliharaan C.5.2 Jangka waktu masa
pemeliharaan
1. Sumber Daya D.1.1 Kualifikasi SDM pengelola
Aspek Manusia kontrak
D
Organisasi 2. Penyebaran D.2.1 Mekanisme penyebaran
Informasi KBK informasi KBK
Aspek 1. Ketersediaan dana E.1.1 Kepastian ketersediaan dana
E
Pendanaan proyek multiyears proyek multiyears
Jenis kontrak
Sistem pembayaran
Pembayaran
Dasar pembayaran
Jalan
pemeliharaan jalan merupakan temuan yang diperoleh dari hasil wawancara dan
pengisian kuesioner dengan pihak SNVT Metropolitan Medan, yang akan diuraikan
sebagai berikut:
1. Kontrak
pada SNVT Metropolitan Medan terbagi beberapa jenis. Secara umum, ada
(unit price) dan gabungan lumpsum dan harga satuan. Berdasarkan jangka
waktu pelaksanaan adalah tahun tunggal dan jamak. Dan berdasarkan bentuk
terintegrasi.
2. Penyelesaian Perselisihan
dan arbitrase.
jalan:
e. Aspek keuangan: adanya kesalahan dalam estimasi biaya atau biaya yang
2. Alokasi Risiko
Pihak yang mengelola dan bertanggung jawab terhadap resiko yang ada
1. Spesifiksasi Teknis
dilakukan penyedia jasa; dan output oriented, dimana pemilik proyek tidak
memaparkan secara detail tata cara pelaksanaan pekerjaan akan tetapi hanya
Metode seleksi penyedia jasa yang diatur dalam peraturan dan kebijakan di
3. Pengawasan
4. Pembayaran
(unit price) dengan volume tetap, dan berdasarkan kinerja yang memenuhi
5. Masa Pemeliharaan
Jangka waktu masa pemeliharaan proyek jalan adalah 2 tahun, dimana pihak
kontrak dalam jangka waktu lebih dari satu tahun atau multiyears.
4.4.6 Rangkuman
pemeliharaan jalan dapat dirangkum dan diperoleh penilaian kendala dengan skala
• Aspek legasl
• Aspek organisasi
Jenis resiko yang
• Aspek teknis 3
dianalisis
• Aspek spasial
• Aspek keuangan
Pihak yang • Pemilik proyek
2. Alokasi resiko 3
mengelola resiko • Penyedia jasa
C Aspek Teknis
Orientasi spesifikasi • Input oriented
2
teknis • Output oriented
1. Spesifikasi
• Persyaratan material
teknis Komponen
• Persyaratan tenaga kerja 2
spesifikasi teknis
• Persyaratan kinerja
• Pelelangan umum
Metode seleksi
• Pemilihan langsung 2
2. Seleksi penyedia jasa
• Penunjukan langsung
penyedia jasa
Penilaian kualifikasi
• Penawar terendah 2
penyedia jasa
Pihak yang
• Pemilik proyek melalui
bertanggungjawab 2
dalam pengawasan konsultan pengawas
3. Pengawasan
Mekanisme • Laporan konsultan
2
pengawasan • Penilaian pemilik proyek
• Berdasarkan volume pekerjaan
Sistem pembayaran 2
4. Pembayaran • Berdasarkan kinerja
• Volume pekerjaan
Dasar pembayaran 2
• Kinerja
Pihak yang
5. Masa • Penyedia jasa 4
bertanggungjawab
pemeliharaan
Jangka waktu masa
• 2 tahun 2
pemeliharaan
D. Aspek Organisasi
1. Sumber Daya Kualifikasi SDM
• Ada 4
Manusia pengelola kontrak
2. Penyebaran Mekanisme
Informasi penyebaran informasi • Ada 2
KBK KBK
E. Aspek Teknis
1. Ketersediaan Kepastian
dana proyek ketersediaan dana • Ada 2
multiyears proyek multiyears
1. Kepala BBPJN - I
diperoleh jawaban berdasarkan skala penilaian yang diberikan pada lembar kuisioner.
Aspek dasar terdiri dari 5 indikator penilaian yaitu aspek hukum, aspek risiko, aspek
teknis, aspek organisasi, dan aspek pendanaan. Adapun jawaban persepsi masing-
masing responden terhadap kriteria aspek dasar ditabelkan yang disajikan pada Tabel
4.4.
Penilaian Responden
Responden
A:B A:C A:D A:E B:C B:D B:E C:D C:E D:E
R1 4 2 4 2 0.2 1 1 4 2 0.17
R2 1 0.33 7 5 0.33 7 5 9 5 2
R3 7 0.5 5 3 0.14 0.5 0.25 7 5 0.5
R4 8 3 5 2 0.2 0.5 0.5 5 3 0.25
R5 8 7 5 1 1 0.25 1 1 0.2 0.17
R6 5 2 5 2 0.5 0.25 1 2 0.25 0.25
R7 1 0.33 2 0.14 0.14 0.33 1 6 3 0.25
R8 2 0.33 4 0.14 0.14 0.33 0.25 4 3 0.25
Keterangan Tabel 4.4 di atas adalah sebagai berikut:
penilaian, diperoleh jawaban berdasarkan skala atau range penilaian yang diberikan
1. Aspek Hukum
Penilaian Responden
Responden
A.1 : A.2
R1 7
R2 3
R3 3
R4 2
R5 8
R6 9
R7 1
R8 1
2. Aspek Risiko
Aspek risiko terdiri dari 2 indikator penilaian yaitu analisis pada awal
Penilaian Responden
Responden
B.1 : B.2
R1 0.2
R2 5
R3 1
R4 6
R5 6
R6 5
R7 3
R8 5
risiko.
3. Aspek Teknis
pemeliharaan;
4. Aspek Organisasi
Penilaian Responden
Responden
D.1 : D.2
R1 9
R2 5
R3 2
R4 1
R5 1
R6 2
R7 0.25
R8 4
Keterangan Tabel 4.8 di atas adalah sebagai berikut:
penilaian, diperoleh jawaban berdasarkan skala atau range penilaian yang diberikan
1. Kontrak
Penilaian Responden
Responden
A.1.1 : A.1.2 A.1.1 : A.1.3 A.1.2 : A.1.3
R1 1 1 1
R2 3 5 3
R3 3 1 0.5
R4 1 4 4
R5 1 4 4
R6 1 3 2
R7 0.33 0.5 1
R8 1 1 1
Penilaian Responden
Responden
B.1.1 : B.1.2 B.1.1 : B.1.3 B.1.2 : B.1.3
R1 7 1 0.33
R2 0.33 1 3
R3 1 3 2
R4 1 1 1
R5 1 1 1
R6 1 1 1
R7 1 2 4
R8 1 4 4
3. Spesifikasi Teknis
Penilaian Responden
Responden
C.1.1 : C.1.2
R1 1
R2 2
R3 1
R4 7
R5 7
R6 6
R7 1
R8 2
Penilaian Responden
Responden
C.2.1 : C.2.2
R1 1
R2 3
R3 0.2
R4 0.5
R5 0.17
R6 0.2
R7 0.33
R8 0.2
5. Pengawasan
Penilaian Responden
Responden
C.3.1 : C.3.2
R1 0.14
R2 5
R3 3
R4 7
R5 7
R6 6
R7 1
R8 0.33
6. Pembayaran
Penilaian Responden
Responden
C.4.1 : C.4.2
R1 5
R2 3
R3 1
R4 2
R5 0.13
R6 0.14
R7 3
R8 1
pembayaran
7. Masa Pemeliharaan
Tabel 4.15.
Penilaian Responden
Responden
C.5.1 : C.5.2
R1 1
R2 5
R3 3
R4 7
R5 7
R6 7
R7 1
R8 1
pembayaran
4. Pembobotan kriteria.
Bobot Kontrak Berbasis Kinerja terdiri dari 5 aspek dasar penilaian yaitu aspek
pembobotan aspek dasar tersebut diambil dari salah satu penilaian responden no.5
(R5):
1. Perhitungan matriks
Tabel 5.1.
84
A B C D E
A 1.00 8.00 7.00 5.00 1.00
B 0.13 1.00 1.00 0.25 1.00
C 0.14 1.00 1.00 1.00 0.20
D 0.20 0.20 1.00 1.00 0.17
E 1.00 1.00 5.00 6.00 1.00
Jumlah 2.47 11.20 15.00 13.25 3.37
Dari matriks Tabel 5.1 normalisasi dilakukan untuk mendapatkan nilai eigen
dengan jumlah kolom jumlah normalisasi yang disajikan pada Tabel 5.2.
Kontrol nilai rasio konsistensi (CR) harus lebih kecil dari 10% agar hasil
− 5.16 − 5
= = = 0.04
−1 5−1
Kemudian hitung nilai indeks rasio konsistensi (CR) = IC/IRC (n), dimana
nilai IRC (n) diperoleh sesuai ordo matriks pada Tabel 3.4:
0.04
= = = 0.04 = 4%
( ) 1.12
Didapat nilai indeks rasio konsistensi (CR) = 4% < 10%, berarti penilaian
4. Pembobotan Kriteria
Dari hasil pengolahan data hasil kuesioner dari responden no.5 (R5) didapat
pemboboton kriteria dari nilai eigen dengan nilai CR < 10%. Pengolahan data
pembobotan kriteria aspek dasar yang disajikan pada Tabel 5.3 dan statistik
Gambar 5.1.
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 Rata - rata
A 0.36 0.22 0.30 0.44 0.45 0.41 0.10 0.14 0.30
B 0.09 0.22 0.04 0.05 0.10 0.10 0.09 0.05 0.09
C 0.29 0.46 0.47 0.29 0.07 0.15 0.48 0.44 0.33
D 0.07 0.05 0.07 0.05 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06
E 0.19 0.05 0.12 0.17 0.32 0.27 0.26 0.31 0.21
CR 0.08 0.06 0.03 0.01 0.04 0.03 0.09 0.08
7
Aspek
pendanaan
6
Aspek
organisasi
5
Aspek teknis
Responden
4
Aspek risiko
3
Aspek hukum
2
Bobot kriteria
Gambar 5.1 Statistik penilaian responden terhadap aspek dasar
1. Aspek Hukum
Bobot aspek hukum terdiri dari 2 indikator penilaian yaitu kontrak dan
eigen maksimum untuk aspek dasar, maka diperoleh pembobotan kriteria aspek
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 Rata - rata
A.1 0.88 0.75 0.75 0.67 0.89 0.90 0.50 0.50 0.73
A.2 0.13 0.25 0.25 0.33 0.11 0.10 0.50 0.50 0.27
8
Peny.
7
Perselisihan
6
5
Responden
Kontrak
4
2. Aspek Risiko
Bobot aspek risiko terdiri dari 2 indikator penilaian yaitu analisis pada awal
proyek dan kegiatan manajemen risiko selama proyek berlangsung, dan alokasi
risiko kepada pihak yang bertanggung jawab. Dengan cara yang sama seperti
pembobotan aspek risiko yang disajikan pada Tabel 5.5 dan Gambar 5.3.
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 Rata - rata
B.1 0.17 0.83 0.50 0.86 0.86 0.83 0.75 0.83 0.70
B.2 0.83 0.17 0.50 0.14 0.14 0.17 0.25 0.17 0.30
7 Alokasi risiko
6
5
Responden
4
Analisis dan
3 manajemen
risiko
2
Bobot kriteria
3. Aspek Teknis
Bobot aspek teknis terdiri dari 5 indikator penilaian yaitu spesifikasi teknis,
Dengan cara yang sama seperti pada perhitungan eigen maksimum untuk
aspek dasar, maka diperoleh pembobotan aspek teknis disajikan pada Tabel
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 Rata - rata
C.1 0.24 0.20 0.07 0.08 0.06 0.06 0.14 0.11 0.12
C.2 0.04 0.46 0.34 0.13 0.33 0.42 0.18 0.37 0.28
C.3 0.37 0.20 0.35 0.40 0.12 0.13 0.51 0.32 0.30
C.4 0.18 0.07 0.15 0.16 0.25 0.19 0.08 0.11 0.15
C.5 0.18 0.07 0.09 0.23 0.25 0.21 0.08 0.08 0.15
CR 0.03 0.01 0.08 0.09 0.09 0.08 0.08 0.09
8 Masa
pemeliharaan
7
Pembayaran
6
Pengawasan
5
Responden
4 Seleksi penyedia
jasa
3
Spesifikasi
2 teknis
Bobot kriteria
4. Aspek Organisasi
Bobot aspek organisasi terdiri dari 2 indikator penilaian yaitu sumber daya
yang sama seperti pada perhitungan eigen maksimum untuk aspek dasar,
maka diperoleh pembobotan aspek organisasi seperti Tabel 5.7 dan Gambar
5.5.
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 Rata - rata
D.1 0.90 0.83 0.58 0.50 0.50 0.58 0.20 0.80 0.61
D.2 0.10 0.17 0.42 0.50 0.50 0.42 0.80 0.20 0.39
6 Informasi KBK
5
Responden
2 SDM
1. Kontrak
Bobot indikator kontrak terdiri dari 3 parameter penilaian yaitu jenis kontrak,
tipe kontrak, dan bentuk layanan. Dengan cara yang sama seperti pada
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 Rata - rata
A.1.1 0.33 0.63 0.44 0.44 0.44 0.44 0.17 0.33 0.41
A.1.2 0.33 0.26 0.17 0.44 0.44 0.39 0.44 0.33 0.35
A.1.3 0.33 0.11 0.39 0.11 0.11 0.17 0.39 0.33 0.24
CR 0 0.03 0.02 0.00 0.00 0.02 0.02 0.00
7 Bentuk
layanan
6
5 Tipe
Responden
kontrak
4
3
Jenis
2 kontrak
Bobot kriteria
penilaian yaitu analisis risiko awal proyek, manajemen risiko selama proyek
berlangsung, dan jenis risiko yang dianalisis. Dengan cara yang sama seperti
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 Rata - rata
B.1.1 0.51 0.20 0.44 0.33 0.33 0.33 0.38 0.44 0.37
B.1.2 0.10 0.60 0.39 0.33 0.33 0.33 0.47 0.44 0.38
B.1.3 0.39 0.20 0.17 0.33 0.33 0.33 0.15 0.11 0.25
CR 0.07 0.00 0.02 0.00 0.00 0.00 0.05 0.00
8 Jenis risiko
yang
7
dianalisis
6
5 Manajemen
Responden
risiko selama
4 proyek
2 Analisis risiko
awal proyek
1
Bobot kriteria
3. Spesifikasi Teknis
yang sama seperti pada perhitungan eigen maksimum untuk aspek dasar,
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 Rata - rata
C.1.1 0.50 0.67 0.50 0.88 0.88 0.86 0.50 0.67 0.68
C.1.2 0.50 0.33 0.50 0.13 0.13 0.14 0.50 0.33 0.32
8
7
6 Komponen
Responden
5 spek.
4
3
Orientasi
2 spek.
1
Bobot indikator seleksi penyedia jasa terdiri dari 2 parameter penilaian yaitu
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 Rata - rata
C.2.1 0.50 0.75 0.17 0.33 0.14 0.17 0.25 0.17 0.31
C.2.2 0.50 0.25 0.83 0.67 0.86 0.83 0.75 0.83 0.69
7 Penilaian
kualifikasi
6
5
Responden
4
Metode
3 seleksi
Bobot kriteria
5. Pengawasan
Dengan cara yang sama seperti pada perhitungan eigen maksimum untuk
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 Rata - rata
C.3.1 0.13 0.83 0.75 0.88 0.88 0.87 0.50 0.25 0.63
C.3.2 0.88 0.17 0.25 0.13 0.13 0.13 0.50 0.75 0.37
7 Mekanisme
pengawasan
6
5
Responden
4 Pihak yang
mengawas
3
Bobot kriteria
6. Pembayaran
pembayaran dan dasar pembayaran. Dengan cara yang sama seperti pada
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 Rata - rata
C.4.1 0.83 0.75 0.50 0.67 0.11 0.13 0.75 0.50 0.53
C.4.2 0.17 0.25 0.50 0.33 0.89 0.88 0.25 0.50 0.47
7 Dasar
6 pembayaran
5
Responden
4
Sistem
3 pembayaran
7. Masa Pemeliharaan
pihak yang bertanggung jawab: kontraktor atau owner dan jangka waktu
masa pemeliharaan jalan selama 1 tahun atau lebih. Dengan cara yang sama
seperti pada perhitungan eigen maksimum untuk aspek dasar, maka diperoleh
pembobotan masa pemeliharaan yang disajikan pada Tabel 5.14 dan Gambar
5.12.
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 Rata - rata
C.5.1 0.50 0.83 0.75 0.88 0.88 0.88 0.50 0.50 0.71
C.5.2 0.50 0.17 0.25 0.13 0.13 0.13 0.50 0.50 0.29
6 Jangka waktu
pemeliharaan
5
4
Responden
Pihak yang
3 bertanggung
jawab
2
Bobot kriteria
Parameter penilaian pada level 3 terdiri dari 21 kriteria yaitu: jenis kontrak,
tipe kontrak, bentuk layanan, metode penyelesaian perselisihan, analisis risiko awal
proyek, manajemen risiko selama proyek berlangsung, pihak yang mengelola risiko,
perselisihan, analisis dan manejemen risiko, alokasi risiko, spesifikasi teknis, seleksi
Aspek dasar penilaian pada level 1 terdiri 5 kriteria yaitu: aspek hukum, aspek
risiko, aspek teknis, aspek organisasi, dan aspek pendanaan. Adapun bobot kriteria
Aspek
Hukum Bentuk layanan (24%)
(30%)
Penyelesaian Metode penyelesaian
perselisihan (27%) perselisihan (100%)
= . . . (5.1)
diikuti jenis kontrak (9%), tipe kontrak dan metode penyelesaian perselisihan (8%).
Jenis kontrak
Tipe Kontrak
Bentuk Layanan
Uraian nilai parameter dalam skala likert pada Tabel 4.3 dalam Sub bab 4.4
! " # "⋯ %
= &
(5.2)
di mana Ni adalah nilai kriteria ke-i dalam skala likert, dan n adalah jumlah kriteria
Penilaian level-2 diperoleh dari nilai kendala level-3 yang telah dikalikan
1. Kontrak
2. Penyelesaian Perselisihan
berikut:
*. = '*. .( × *. .(
*. = 0.60 × 1 = 0.60
berikut:
di mana, PB.1 adalah nilai pada indikator analisis dan manajemen risiko.
4. Alokasi Resiko
berikut:
,. = ',. .( × ,. .(
,. = 0.60 × 1 = 0.60
5. Spesifikasi Teknis
. =' . .( × . .( +' . . × . .
NC.2.1 dan NC.2.2 adalah berturut-turut dari nilai parameter metode seleksi
7. Pengawasan
NC.3.1 dan NC.3.2 adalah berturut-turut dari nilai parameter pihak yang
WC.3.1 dan WC.3.2 adalah berturut-turut dari bobot parameter pihak yang
8. Pembayaran
9. Masa Pemeliharaan
NC.5.1 dan NC.5.2 adalah berturut-turut dari nilai parameter pihak yang
WC.5.1 dan WC.5.2 adalah berturut-turut dari bobot parameter pihak yang
berikut:
berikut:
/. = '/. .( × /. .(
/. = 0.40 × 1 = 0.40
berikut:
0. = 0.40 × 1 = 0.40
multiyears.
multiyears.
multiyears.
Nilai Tingkat
Indikator Penilaian (Level - 2)
Kendala
Kontrak 40%
Penyelesaian Perselesihan 60%
Analisis dan Manajemen Risiko 60%
Alokasi Risiko 60%
Spesifikasi Teknis 40%
Seleksi Penyedia Jasa 40%
Pengawasan 40%
Pembayaran 40%
Masa Pemeliharaan 68.5%
Sumber Daya Manusia 80%
Penyebaran Informasi KBK 40%
Ketersediaan Dana Proyek Multiyears 40%
Penilaian level-1 diperoleh dari nilai kendala level-2 yang telah dikalikan
1. Aspek Hukum
NA.1 dan NA.2 adalah berturut-turut dari nilai indikator kontrak dan
penyelesaian perselisihan.
WA.1 dan WA.2 adalah berturut-turut dari bobot indikator kontrak dan
penyelesaian perselisihan.
2. Aspek Risiko
NB.1 dan NB.2 adalah berturut-turut dari nilai indikator analisis dan
WB.1 dan WB.2 adalah berturut-turut dari bobot indikator analisis dan
3. Aspek Teknis
= 0.4 × 0.12 + 0.4 × 0.28 + 0.4 × 0.30 + 0.4 × 0.15 + 0.71 × 0.15
= 0.44
NC.1, NC.2, NC.3, NC.4, dan NC.5 adalah berturut-turut dari nilai indikator
masa pemeliharaan.
WC.1, WC.2, WC.3, WC.4, dan WC.5 adalah berturut-turut dari bobot
4. Aspek Organisasi
ND.1 dan ND.2 adalah berturut-turut dari nilai indikator sumber daya
WD.1 dan WD.2 adalah berturut-turut dari bobot indikator sumber daya
5. Aspek Pendanaan
0 = '0.( × 0.(
0 = 0.40 × 1 = 0.40
= 0.45 × 0.30 + 0.6 × 0.09 + 0.44 × 0.33 + 0.65 × 0.06 + 0.4 × 0.21
= 0.464
NA, NB, NC, ND, dan NE adalah berturut-turut dari nilai aspek hukum, risiko,
WA, W B, WC, WD, dan WE adalah berturut-turut dari bobot aspek hukum,
a. Spesifikasi teknis
(40%) • Komponen spesifikasi teknis
(40%)
• Metode seleksi penyedia jasa
b. Seleksi penyedia (40%)
jasa (4 0%) • Penilaian kualifikasi penyedia
jasa (40%)
Aspek • Pihak yang bertanggungjawab
Teknis (44%) dalam pengawasan (40%)
c. Pengawasan (40%)
• Mekanisme pengawasan (40%)
d. Pembayaran (40%) • Sistem pembayaran (40%)
• Dasar pembayaran (40%)
e. Masa • Pihak yang bertanggungjawab
pemeliharaan (80%)
(68.5%) • Jangka waktu masa
pemeliharaan (40%)
a. Sumber Daya • Kualifikasi SDM pengelola
Aspek Manusia (80%) kontrak (80%)
Organisasi b. Penyebaran
(65%) Informasi KBK • Mekanisme penyebaran
informasi KBK (40%)
(40%)
Aspek a. Ketersediaan dana
• Kepastian ketersediaan dana
Pendanaan proyek multiyears
proyek multiyears (40%)
(40%) (40%)
tersebut dari hasil analisis AHP, maka akan dilakukan mapping untuk melihat
kendala yang ada secara keseluruhan dalam penerapan kontrak berbasis kinerja di
Mapping ini didasarkan pada hirarki kriteria penerapan KBK dan bobot
nilai kendala kriteria aspek-aspek tersebut pada Gambar 5.15. Dalam peta kendala
akan diberi arsiran warna sesuai dengan penilaian tingkat kendala pada Tabel 5.18.
No Warna Keterangan
Dari kategori kendala di atas, maka dapat diklasifikasikan bobot kendala kriteria
pada masing-masing level. Adapun mapping dari kendala kriteria dengan peta
Dari Gambar 5.16 dapat dideskripsikan bahwa parameter analisis risiko awal
proyek, pihak yang bertanggung jawab dalam pemeliharaan, dan kualifikasi SDM
pengelola kontrak memiliki kendala agak kuat. Adapun uraian kendala parameter
Adapun kendala di atas sudah diatur dalam Syarat Syarat Umum Kontrak
nilai kontrak.
Pemeliharaan.
SSKK.
Jaminan Pemeliharaan.
perjanjian kontrak.
6.1 Kesimpulan
sebagai berikut:
dengan jumlah staff yang lebih sedikit; dan aspek pendanaan seperti
KBK, diikuti jenis kontrak (9%), serta tipe kontrak dan metode penyelesaian
perselisihan (8%).
3. Penilaian kriteria aspek terbesar (80%) yang merupakan kategori kendala kuat
adalah analisis risiko awal proyek, pihak yang bertanggung jawab dalam
117
6.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka ada beberapa saran untuk instansi terkait
penerapan KBK seperti analisis risiko awal proyek, pihak yang bertanggung
3. Analisis penerapan KBK perlu ditinjau untuk lingkup yang lebih luas baik
4. Perlu dianalisis lebih lanjut setelah penerapan KBK, apakah ada aspek-aspek
Departemen Keuangan. 2012. “Performance Based Contract: Solusi Pekerjaan Perawatan Jalan”.
Jakarta
Dirjen Bina Marga. (2012). "Dokumen Pemilihan Kontrak Berbasis Kinerja (Pekerjaan
Metropolitan Semarang.
Dirjen Bina Marga. (2013). "Dokumen Pengadaan Kontrak Berbasis Kinerja / KBK
Jakarta
Dirjen Bina Marga. (2013). "Kontrak Berbasis Kinerja (KBK) di Kota Metropolitan".
Dirjen Bina Marga. (2013). "Kontrak Berbasis Kinerja (Performance Based Contract) Untuk
Umum. Jakarta
http://azisartikel.blogspot.com.
Harian SIB. 2015. “Jalan Rusak, Warga Jalan Pancing I Medan Tembung Tanam Pohon Pisang di
Jalan”. Medan
Henning, T. dan Miller, G. 2011. “Kontrak Berbasis Kinerja untuk Mengelola Pemeliharaan Jalan
Indonesia. Jakarta
119
Hossain, M.F. Adnan, Z.H. dan Hasin, M.A.A. 2014. "Improvement in Weighting Assignment
Kania, B. 2006. “Pengembangan Model Penilaian Kesiapan Internal Pemerintah dan Kontraktor
Kementerian Keuangan. (2010). PMK no.56 / PMK.02 / 2010 tentang Tata Cara Pengajuan
Kuswanda, W. P. 2008. “Penerapan Kontrak Berbasis Kinerja pada Pekerjaan Perbaikan Tanah
Muis, Z.A., dan Rasidi, S. 2010. "Deep-Lift Insitu Pavement Recycling sebagai Alternatif Teknik
P2JN Jawa Tengah. 2015. " Penjelasan Teknis Kontrak Berbasis Kinerja (KBK) Karangnongko
(Batas DIY) - Wagon Provinsi Jawa Tengah". Perencana dan Pengawas Jalan Nasional
Jawa Tengah
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no. 13 / PRT / M / 2011 tentang Tata Cara Pemeliharaan dan
Penilikan Jalan
Peraturan Presiden no. 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa
Putri, I.D.A.N.A. 2011. "Penentuan Skala Prioritas Penanganan Jalan Kabupaten di Kabupaten
Ritonga, E.D.E. 2011. "Kajian Kriteria Penanganan Jalan Nasional Lintas Timur Provinsi
Saaty, T.L. 1986, “Decision Making for Leaders The Analythical Hierarchy Process for Decision
Stankevich, N., Qureshi, N., and Queiroz, C. 2005. “Performance-based Contracting for
Preservation and Improvement of Road Assets”. The World Bank, Washington, DC.
United States
Team PBC Pelaksana Wilayah - I (Kota Medan). 2013. “Identifikasi Jaringan Jalan dan Skenario
Team PBC Pelaksana Wilayah - I (Kota Medan). 2013. “Penerapan Kontrak Berbasis Kinerja
Medan
Undang - Undang no.22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Wahyudi, S. 2009. “Penerapan Kontrak Berbasis Kinerja (Performance Based Contract) untuk
Indonesia. Depok
Kualitas Jalan: Peluang dan Tantangan”. Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan.
Arusha, Tanzania.
OLEH:
OLIM S. M. PURBA
13 7016 003
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
Identitas Perusahaan/Instansi
6. Nama Perusahaan/Instansi: ...........................................................................
7. Alamat : ...................................................................................
C. PERTANYAAN
Berikut beberapa pertanyaan mengenai aspek-aspek kontrak yang telah
diterapkan SNVT Metropolitan Medan selama ini, serta penilaian anda terhadap
aspek-aspek tersebut dengan menggunakan skala linkert sebagai berikut:
Skala 1 : kendala lemah sekali (kategori baik sekali 0 - 20%)
Skala 2 : kendala lemah (kategori baik 21 - 40%)
Skala 3 : kendala sedang (kategori biasa 41 - 60%)
Skala 4 : kendala kuat (kategori buruk 61 - 80%)
Skala 5 : kendala kuat sekali (kategori buruk sekali 81 - 100%)
1. Aspek Hukum
a. Kontrak
1. Apa saja jenis kontrak berdasarkan bentuk imbalan yang diatur dalam peraturan
dan kebijakan di lingkungan BBPJN-I pada SNVT Metropolitan Medan?
Lumpsum
Harga satuan
Gabungan lumpsum dan harga satuan
Terima jadi (turnkey)
Persentase
3. Apa saja tipe kontrak yang diatur dalam peraturan dan kebijakan di lingkungan
BBPJN-I pada SNVT Metropolitan Medan?
Tradisional: memisahkan perencanaan, konstruksi, dan pemeliharaan
(Kontrak Tradisional,Kontrak Building, Kontrak Alliance)
Terintegrasi: perencanaan dan konstruksi digabung (Kontrak
Design&Build, Kontrak Turnkey, General Contracting, Kontrak Alliance)
Lifecycle: perencanaan, konstruksi, dan pemeliharaan digabung (Kontrak
Design, Build, & maintenance; Kontrak BOT, Kontrak Alliance)
4. Apa saja bentuk layanan jasa konstruksi yang diatur dalam peraturan dan
kebijakan di lingkungan BBPJN-I pada SNVT Metropolitan Medan?
Perencanaan
Pengawasan
Pelaksanaan
Terintegrasi (perencanaan, pengawasan, pelaksanaan)
b. Penyelesaian Perselisihan
5. Apa saja metode penyelesaian perselisihan yang diatur dalam peraturan
kebijakan dan lingkungan BBPJN-I pada SNVT Metropolitan Medan?
Musyawarah
Mediasi
Konsiliasi
Arbitrase
Pengadilan
Jika Ya, bagaimana penilaian Anda kendala pada analisis resiko tersebut:
Lemah sekali Lemah Sedang Kuat Kuat sekali
8. Apa saja bentuk resiko yang dianalisis dalam proyek pemeliharaan jalan?
Aspek legal: tidak adanya atau kurangnya pengetahuan mengenai prosedur
atau perijinan.
Aspek organisasi: tidak adanya atau kurangnya komunikasi, tidak jelasnya
kebutuhan pemilik proyek, adanya pihak lain yang terlibat.
Aspek teknis: terjadinya perubahan lingkup kerja atau perubahan asumsi
dalam perhitungan desain.
Aspek spasial: studi dampak lingkungan, adanya infrastruktur lain seperti
pipa, kabel, dsb.
Aspek keuangan: adanya kesalahan dalam estimasi biaya atau biaya yang
tersedia tidak cukup.
Aspek politik: perubahan dalam kebijakan politik atau perubahan prioritas.
f. Alokasi Resiko
9. Siapa pihak yang mengelola dan bertanggung jawab terhadap resiko yang ada?
Owner
Penyedia Jasa
g. Spesifikasi Teknis
10. Apa yang menjadi orientasi spek. Teknis dalam peraturan dan kebijakan di
lingkungan BBPJN-I pada SNVT Metropolitan Medan?
Input oriented: menjelaskan secara detail tata cara pelaksanaan pekerjaan
yang harus dilakukan penyedia jasa.
Output oriented: owner tidak memaparkan secara detail bagaimana tata
cara pelaksanaan pekerjaan akan tetapi hanya menjelaskan output yang
diinginkan.
j. Pembayaran
16. Bagaimana sistem pembayaran yang berlaku?
Berdasarkan volume pekerjaan yang telah diselesaikan dengan sistem
pembayaran harga unit (unit price) dengan volume tetap.
Berdasarkan kinerja yang memenuhi standar kinerja dengan sistem
lumpsum, output terukur misalnya: luas, tidak ada lubang.
k. Pemeliharaan
18. Siapakah pihak yang bertanggung jawab dalam masa pemeliharaan?
Owner
Kontraktor
4. Aspek Organisasi
l. Kualifikasi SDM
20. Apakah SDM ada di lingkungan BBPJN-I pada SNVT Metropolitan Medan
yang mengelola kontrak memiliki kemampuan dalam bidang hukum?
Ya
Tidak
21. Apakah bidang hukum yang mengatur mengenai KBK menjadi salah satu
kualifikasi SDM pengelola proyek pemeliharaan jalan?
Ya
Tidak
m. Penyebaran Informasi
22. Apakah di lingkungan BBPJN-I pada SNVT Metropolitan Medan telah
dilakukan penyebaran informasi mengenai konsep KBK?
Ya
Tidak
23. Apa mekanisme penyebaran informasi mengenai konsep KBK ini dilakukan?
Pelatihan
Seminar
Dll, ___________________
Catatan :
OLEH:
OLIM S. M. PURBA
13 7016 003
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
Identitas Perusahaan/Instansi
6. Nama Perusahaan/Instansi: ...........................................................................
7. Alamat : ...................................................................................
SKALA PENILAIAN
Kriteria Kriteria
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Aspek Aspek
X
Teknis Risiko
Aspek Aspek
X
Risiko Hukum
Artinya:
a. Pada penilaian terhadap tujuan dari penelitian ini, yaitu memberi nilai
terhadap kriteria, kalau menurut penilaian saudara kriteria aspek teknis (5
kali kendala yang lebih penting) dari aspek resiko, maka saudara
memberikan penilaian pada angka 5 disebelah kiri.
b. Pada penilaian terhadap tujuan dari penelitian ini, yaitu memberi nilai
terhadap kriteria, kalau menurut penilaian saudara kriteria aspek hukum (7
kali kendala yang lebih penting) dari resiko, maka saudara memberikan
penilaian pada angka 7 disebelah kanan.
Sistem pembayaran
Pembayaran
Dasar pembayaran
1. Level-2
Pada penilaian terhadap kriteria utama pada level 1 ditetapkan oleh 5 kriteria
utama, yaitu: aspek hukum, aspek resiko, dan aspek teknis, aspek organisasi,
dan aspek pendanaan. Dengan keterangan sebagai berikut:
Menurut saudara, manakah yang lebih penting dari setiap kriteria yang
diperbandingkan berikut, dalam rangka memperoleh tingkat kepentingan kriteria:
2. Level-3
2.1 Aspek Hukum
Aspek hukum ditentukan oleh 4 sub kriteria, yaitu: kontrak, spesifikasi
teknis, seleksi penyedia jasa, dan penyelesaian perselisihan. Dengan
keterangan sebagai berikut:
No. Sub kriteria Keterangan
1 Kontrak Pengaturan mengenai jenis kontrak, tipe kontrak,
dan bentuk layanan
2 Penyelesaian Pengaturan mengenai metode penyelesaian
perselisihan perselisihan seperti musyawarah, arbitrase, dll
Menurut saudara, manakah yang lebih penting dari setiap kriteria yang
diperbandingkan berikut, dalam rangka memperoleh tingkat kepentingan sub-
kriteria:
Menurut saudara, manakah yang lebih penting dari setiap kriteria yang
diperbandingkan berikut, dalam rangka memperoleh tingkat kepentingan sub
kriteria:
Sub SKALA PENILAIAN Sub
kriteria 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 kriteria
Analisis Alokasi
risiko dan risiko
manajemen
risiko
Kriteria kiri lebih dominan Kriteria kanan lebih dominan
Menurut saudara, manakah yang lebih penting dari setiap kriteria yang
diperbandingkan berikut, dalam rangka memperoleh tingkat kepentingan sub
kriteria:
Sub SKALA PENILAIAN Sub kriteria
kriteria 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Spesifikasi Seleksi
teknis penyedia jasa
Spesifikasi Pengawasan
teknis
Spesifikasi Pembayaran
teknis
Spesifikasi Masa
teknis pemeliharaan
Seleksi Pengawasan
penyedia
jasa
Seleksi Pembayaran
penyedia
jasa
Seleksi Masa
penyedia pemeliharaan
jasa
Pengawasan Pembayaran
Pengawasan Masa
pemeliharaan
Pembayaran Masa
pemeliharaan
Kriteria kiri lebih dominan Kriteria kanan lebih dominan
Menurut saudara, manakah yang lebih penting dari setiap kriteria yang
diperbandingkan berikut, dalam rangka memperoleh tingkat kepentingan sub
kriteria:
Sub SKALA PENILAIAN Sub
kriteria 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 kriteria
Sumber Penyebaran
Daya informasi
Manusia KBK
Kriteria kiri lebih dominan Kriteria kanan lebih dominan
3. Level-4
3.1 Kontrak
Sub kriteria kontrak ditentukan oleh tiga sub-sub kriteria, yaitu: jenis
kontrak, tipe kontrak, dan bentuk layanan. Dengan keterangan sebagai
berikut:
No. Sub-sub kriteria Keterangan
1 Jenis kontrak Jenis kontrak berdasarkan metode pembayaran seperti
lumpsum, harga satuan, persentase, dll
2 Tipe kontrak Tipe kontrak jasa konstruksi seperti kontrak tradisional
(konvensional), terintegrasi, dll
3 Bentuk layanan Bentuk layanan jasa konstruksi seperti perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, dll
Menurut saudara, manakah yang lebih penting dari setiap kriteria yang
diperbandingkan berikut:
10
Menurut saudara, manakah yang lebih penting dari setiap kriteria yang
diperbandingkan berikut:
Sub-sub SKALA PENILAIAN Sub-sub
kriteria 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 kriteria
Orientasi Komponen
Spesifikasi Spesifikasi
Kriteria kiri lebih dominan Kriteria kanan lebih dominan
11
Menurut saudara, manakah yang lebih penting dari setiap kriteria yang
diperbandingkan berikut, dalam rangka memperoleh tingkat kepentingan sub-
sub kriteria:
Sub- SKALA PENILAIAN Sub-sub
sub 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 kriteria
kriteria
Metode Penilaian
Seleksi Kualifikasi
Kriteria kiri lebih dominan Kriteria kanan lebih dominan
12
3.5 Pengawasan
Sub kriteria pengawasan pemeliharaan jalan ditentukan oleh 2 sub-sub
kriteria, yaitu: pihak yang bertanggung jawab dalam pengawasan dan
mekanisme pelaksanaan pengawasan. Dengan keterangan sebagai berikut:
No. Sub-sub kriteria Keterangan
1 Pihak yang Siapa yang melakukan pengawasan proyek
bertanggung jawab pemeliharaan jalan: owner atau kontraktor
dalam pengawasan
2 Mekanisme Mekanisme pelaksanaan pengawasan: melalui
pelaksanaan konsultan pengawas atau menyusun quality
pengawasan assurance
Menurut saudara, manakah yang lebih penting dari setiap kriteria yang
diperbandingkan berikut, dalam rangka memperoleh tingkat kepentingan sub-
sub kriteria:
13
3.6 Pembayaran
Sub kriteria Pembayaran proyek pemeliharaan jalan ditentukan oleh 2 sub-sub
kriteria, yaitu: sistem pembayaran dan dasar pembayaran. Dengan
keterangan sebagai berikut:
No. Sub-sub kriteria Keterangan
1 Sistem pembayaran Sistem pembayaran yang diterapkan: Berdasarkan
volume pekerjaan yang telah diselesaikan dengan
sistem pembayaran harga unit (unit price) dengan
volume tetap atau berdasarkan kinerja yang
memenuhi standar kinerja dengan sistem
lumpsum, output terukur misalnya: luas, tidak ada
lubang.
2 Dasar pembayaran Dasar pembayaran: volume atau kinerja
Menurut saudara, manakah yang lebih penting dari setiap kriteria yang
diperbandingkan berikut, dalam rangka memperoleh tingkat kepentingan sub-
sub kriteria:
Sub-sub SKALA PENILAIAN Sub-sub
kriteria 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 kriteria
Sistem Dasar
Pembayaran Pembayaran
Kriteria kiri lebih dominan Kriteria kanan lebih dominan
14
15