Anda di halaman 1dari 170

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN

PROYEK KONSTRUKSI JEMBATAN DI WILAYAH


SUMATERA UTARA DAN ACEH

TESIS

Oleh

DIANA SUITA
077016004/TS

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2012

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN
PROYEK KONSTRUKSI JEMBATAN DI WILAYAH
SUMATERA UTARA DAN ACEH

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat


untuk memperoleh gelar Magister Teknik
dalam Program Studi Magister Teknik Sipil
pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Oleh

DIANA SUITA
077016004/TS

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2012

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


LEMBAR PENGESAHAN

Judul Tesis : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB


KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI
JEMBATAN DI SUMATERA UTARA DAN ACEH

Nama Mahasiswa : DIANA SUITA


Nomor Pokok : 077016004/TS
Program Studi : Magister Teknik
Sipil

Menyetujui,

Komisi Pembimbing

( Prof. Dr. Ir. Roesyanto,


MSCE ) Ketua

( Ir. Syahrizal, MT ) ( Ir. Medis Sejahtera Surbakti, MT )


Anggota Anggota

Ketua Program Studi Dekan,

( Prof. Dr. Ir. Roesyanto, MSCE ) ( Prof. Dr. Ir. Bustami Syam, MSME )

Tanggal Lulus : 13 Agustus 2012


Telah diuji pada :

Tanggal 13 Agustus 2012

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


ABSTRAK

Salah satu masalah yang terjadi pada proyek konstruksi jembatan adalah
keterlambatan pelaksanaan proyek. Keterlambatan pelaksanaan proyek jembatan ini
tidak diinginkan oleh semua pihak-pihak yang terlibat pelaksanaan proyek antara
lain: pemilik (owner) dan kontraktor. Keterlambatan pelaksanaan proyek konstruksi
jembatan dapat diidentifikasi sebagai adanya perbedaan waktu pelaksanaan pekerjaan
dengan jadwal yang direncanakan pada dokumen kontrak. Dengan demikian ketika
proyek konstruksi jembatan tersebut terlambat, artinya pelaksanaan pekerjaan proyek
tersebut tidak dapat diselesaikan sesuai kontrak.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor penyebab
keterlambatan proyek jembatan di wilayah Sumatera Utara dan Aceh. Analisis
dilakukan dengan menyebarkan survei kuesioner. Tinjauan aspek manajemen pada
kuesioner ditetapkan sebanyak 6 aspek kajian dengan 61 jenis penyebab
keterlambatan proyek jembatan dalam penelitian ini khususnya di Sumatera Utara
dan Aceh. Penetapan sebanyak 61 jenis penyebab keterlambatan proyek jembatan
didasari penelitian-penelitian sebelumnya dan disetujui oleh pakar-pakar yang berasal
dari instansi pemilik (owner) dengan posisi staff ahli perencanaan jalan dan jembatan,
General Superintendent (GS) yang bekerja di kontraktor Non-BUMN dan staff
komersial yang bekerja di kontraktor BUMN. Total kuesioner yang diperoleh
sebanyak 71 dari responden pemilik (owner) Departemen Pekerjaan Umum Balai
Besar Pelaksanaan Jalan Nasional I (BBPJN I) di jalan Sakti Lubis, responden
kontraktor Non-BUMN, BUMN di Sumatera Utara dan responden kontraktor Non-
BUMN di Aceh. Analisis data kuantitatif dengan asumsi menurut penelitian The
Ordance Department of US Army and Ballistic Research Laboratory (BRL) didalam
formula ACE menetapkan korelasi, Non Parametrik, Variabel Ordinal, korelasi
Spearman, konkordansi korelasi Kendall dan rata-rata ( mean rank).
Analisis statistik dengan menggunakan metode mean rank, korelasi
konkordansi Kendall dan korelasi Spearman menunjukkan hasil akhir yang sama
dalam menentukan faktor-faktor utama penyebab keterlambatan proyek jembatan di
wilayah Sumatera Utara dan Aceh yaitu: peringkat pertama adalah pengaruh aspek
sistem inspeksi, kontrol dan evaluasi pekerjaan (X5). Peringkat kedua adalah
pengaruh aspek sistem organisasi, koordinasi dan komunikasi (X3). Peringkat ketiga
adalah pengaruh aspek kesiapan/penyiapan sumber daya (X4). Dan peringkat ke
empat adalah pengaruh aspek lain-lain/aspek di luar kemampuan pemilik dan
kontraktor (X6).

Kata kunci: Korelasi, Spearman, Kendall, Mean Rank, SPSS

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


ABSTRACT

One of the problems in bridge construction project is the delay in the project
implementation. All parties involved in the project, such as the owner and the
contractor, actually do not want this to occur. The delay in the implementation of the
project can be identified as the difference between the time of the implementation and
the schedule which has been planned in the contract. Therefore, the delay of the
bridge construction project means that the project cannot be finished on time as it is
embodied in the contract.
The aim of the research was too analyze some factors which caused the delay
in the implementation of construction project in North Sumatera and Aceh. The data
were gathered by distributing surveying questionnaires. The management aspects in
the questionnaires comprised of six study aspects and 61 kinds which caused the
delay in the implementation of the bridge construction project in North Sumatera and
Aceh. These 61 kinds of the delay were based on previous studies and certified by the
experts from the owner as expert staffs in road and bridge planning, General
Superintendents (GS), who work for the contractor of Non-BUMN and the
commercial staffs who work for the contractor of BUMN. There were 71
questionnaires from the owner’s respondents of the National Road Planning Center 1
of The Departments of Public Works, Jalan Sakti Lubis, the contractor respondents of
Non-BUMN, BUMN in North Sumatera, and contractor respondents on Non-BUMN
in Aceh. The data are analyzed quantitatively with the assumption according to the
research of The Ordinance Department of US Army and Ballistic Research
Laboratory (BRL) in the ACE Formula which promulgates correlation, Non
Parametric, Ordinal Variable, Spearman Corelation, Concordance of Kendall
Correlation and Mean Rank.
The statistical analysis, using Mean Rank Method, Kendall Correlation and
Spearman Correlation indicated that the same last result in determining the main
factors which caused the delay in the implementation of bridge construction project
in North Sumatera and Aceh were as follows: the first rank is the influence of the
system of work inspection, control and evaluation (X5). The second rank is the system
of organization. Coordination and communication (X3). The third rank is the
influence of the aspects of preparation/making ready resources (X 4). The fourth rank
is the influence of the other aspects/the aspects beyond the capacity of the owner and
the contractor (X6).

Keywords: Correlation, Spearman, Kendall, Mean Rank, SPSS

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


KATA PENGANTAR

Berkat Ridho dan Karunia Allah SWT saya dapat menyelesaikan tesis yang
berjudul “Analisis Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Proyek Konstruksi
Jembatan di Wilayah Sumatera Utara dan Aceh” sebagai salah satu persyaratan
untuk menyelesaikan Program Magister Bidang Manajemen Prasarana Publik
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
Dengan selesainya tesis ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada: Bapak Prof. Dr. Ir. Roesyanto, MSCE sebagai Ketua Komisi
Pembimbing yang telah memberikan arahan dan pemahaman yang sangat diperlukan
dalam penulisan tesis ini. Bapak Ir. Syahrizal, MT. sebagai anggota Komisi
Pembimbing yang telah memberikan masukan yang berharga dalam penulisan tesis
ini. Bapak Ir. Medis Sejahtera Surbakti, MT sebagai anggota Komisi Pembimbing
yang juga telah memberikan masukan yang berharga dalam penulisan tesis ini. Bapak
Prof. Dr. Ir. Roesyanto, MSCE. selaku Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil
Universitas Sumatera Utara. Bapak Ir. Rudi Iskandar, MT. selaku Sekretaris Program
Studi Magister Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara. Seluruh Dosen dan Staff
Pengajar Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara. Seluruh
Mahasiswa Sekolah Pasca Sarjana Magister Teknik Sipil Unversitas Sumatera Utara
khususnya teman-teman angkatan 2010 dan Staff administrasi. Kedua orang tua yang
sangat saya hormati dan selalu memberi inspirasi dan doa Alm. H. Badjora Harahap
dan Hj. Nursyam Nasution. Pihak Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional I
(BBPJN I), khususnya pada Bapak Setyo Purnomo, SE dan rekan saya Chandra ST.
Bapak Fadly ST, MT. dan Bapak Indra ST, MT. di Politeknik serta Bapak Dr.
Marwan M.Si di Universitas Syahkuala Banda Aceh sebagai pembimbing jarak jauh.
Rekan-rekan mahasiswa Program Magister Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara,
antara lain: Wiwin Nurzanah, ST, MT. Immanuel Panggabean, ST, Yanti, ST.
Oberlin ST, MT. Ir. Victor Gangga Sinaga, M. Eng, Sc serta seluruh teman-teman
tim penyebar kuesioner yang telah begitu banyak memberikan masukan, diskusi dan

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


tukar pikiran selama pembuatan tesis ini. Terimakasih sebesar besarnya juga kepada
tim penyebar kuesioner yang telah begitu banyak membantu untuk menyelesaikan
tesis ini. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
mendukung hingga terselesaikan penulisan tesis ini. Hanya Allah SWT yang dapat
membalas segala bentuk bantuan yang telah diberikan dengan pahala yang berlipat
ganda. Amin.. Amin.. Ya Robbal Alamin.
Sebagai manusia yang bersifat lemah, Penulis menyadari bahwa tulisan ini
masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan masukan demi perbaikan sangat
diharapkan, mudah-mudahan tesis ini dapat bermanfaat bagi kemajuan dan
perkembangan ilmu manajemen rekayasa konstruksi.

Medan, Mei 2012


Penulis

Diana Suita
077016004

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


DAFTAR ISI

Abstrak .................................................................................................................. i
Kata Pengantar............................................................................................................ii
Daftar Isi....................................................................................................................iv
Daftar Tabel.............................................................................................................viii
Daftar Gambar.............................................................................................................x
Daftar Lampiran.........................................................................................................xi
Daftar Notasi.............................................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................5
1.4 Batasan Penelitian.................................................................................5
1.5 Manfaat Penelitian................................................................................5
1.6 Hipotesis................................................................................................6
1.7 Sistematika Penulisan...........................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Keterlambatan Proyek….....................................................................8
2.1.1 Jenis-jenis Keterlambatan Proyek.............................................13
2.1.1.1 Keterlambatan proyek yang dapat dimaafkan
(excusable delay).........................................................14
2.1.1.2 Keterlambatan proyek yang tidak dapat dimaafkan
(non excusable delay)..................................................16
2.1.1.3 Keterlambatan proyek yang layak mendapat ganti rugi
(compensable delay)...................................................16

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


2.1.1.4 Keterlambatan proyek yang tidak layak mendapat
ganti rugi (non compensable delay).............................17
2.1.1.5 Keterlambatan proyek yang kritis (critical delays) 17
2.1.1.6 Pelaksanaan progress atau terjadinya pada waktu
bersamaan (concurrent delay)
18
2.2 Klasifikasi Penyebab Keterlambatan Proyek ditinjau dari Aspek
Manajemen dalam Pelaksanaan Proyek Konstruksi
20
2.3 Hal-hal yang berkaitan dengan Pelaksanaan Proyek Konstruksi
Jembatan
25
2.3.1 Dampak Keterlambatan Proyek Konstruksi Jembatan...............25
2.3.1 Pembuktian Keterlambatan Proyek............................................25
2.3.3 Penghentian Kontrak dan Pemutusan Kontrak...........................30
2.4 Penelitian sebelumnya berkaitan dengan Penyebab
Keterlambatan Proyek..........................................................................32
2.4.1 Beberapa Penelitian Terdahulu...................................................32
2.4.2 Resume Penyebab Keterlambatan Proyek
dari Peneliti sebelumnya.............................................................36
2.5 Statistik yang digunakan untuk menganalisis.......................................39
2.5.1 Teori Analisis Data.....................................................................39
2.5.2 Teori Metode Pengukuran..........................................................40
2.5.3 Teori Sampling...........................................................................41
2.5.4 Teori tentang Metode Jenis dan Sumber Data............................41
2.5.5 Teori Statistik Non Parametrik...................................................42
2.6 Teori Analisis yang digunakan.............................................................44
2.6.1 Mean atau Rata-Rata.................................................................44
2.6.2 Teori Koefisien Korelasi Berdasarkan Rank..............................45
2.6.3 Teori tentang Korelasi................................................................46

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


2.6.4 Teori tentang Korelasi Rank Spearman.....................................47

2.6.5 Teori tentang Koefisien Korelasi Rank Kendall.......................51


2.6.2 Teori tentang Uji Chi Kuadrat...................................................54
2.7 Identifikasi Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan
Proyek dari Aspek Manajemen Proyek Konstruksi
Jembatan di Sumatera Utara dan Aceh................................................55
2.7.1 Aspek perencanaan dan penjadwalan pekerjaan.......................56
2.7.2 Aspek lingkup dan dokumen pekerjaan (kontrak).....................58
2.7.3 Aspek sistem organisasi, koordinasi dan komunikasi...............59
2.7.4 Aspek kesiapan/penyiapan sumber daya...................................60
2.7.5 Aspek sistem inspeksi, control dan evaluasi pekerjaan.............62
2.7.6 Aspek lain-lain...........................................................................63

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Pendahuluan.....................................................................................64
3.2 Kerangka Penelitian.........................................................................66
3.2.1 Metode Pengumpulan Data.....................................................69
3.2.2 Analisis Jumlah Populasi........................................................70
3.2.3 Metode Prosedur Survei.........................................................71
3.2.4 Analisis Pengukuran...............................................................72
3.2.5 Perancangan Kuesioner Penelitian..........................................72
3.2.6 Penetapan Kuesioner...............................................................76
3.2.7 Kompilasi Data.......................................................................92
3.3 Analisis Data....................................................................................93
3.3.1 Analisis Kuantitatif.................................................................93
3.3.2 Analisis Faktor (Variabel) Penelitian.....................................93
3.3.3 Analisis Data Penelitian..........................................................94
3.3.4 Metode Statistik......................................................................94

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


3.3.5 Analisis Statistik Penelitian....................................................95

3.3.6 Penentuan Nilai Rata-Rata (Mean Score) oleh Peneliti..............95


3.3.7 Ketentuan Analisis Konkordansi Kendall dan
Koefisien Rangking Spearman oleh Peneliti..............................96

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Perolehan Penelitian.................................................................97
4.2 Analisis Hasil Konkordansi Kendall................................................109
4.3 Analisis Hasil Korelasi Spearman....................................................111
4.4 Faktor-Faktor Utama Penyebab Keterlambatan Proyek
Jembatan..........................................................................................114
4.5 Hubungan Antara Responden terhadap Faktor-Faktor
Penyebab Keterlambatan Proyek Jembatan.....................................116

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan........................................................................................119
5.2 Saran..................................................................................................120

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................121
LAMPIRAN...........................................................................................................124

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


DAFTAR TABEL

No Judul Tabel Halaman

2.1 Kriteria Keterlambatan Proyek........................................................................28


2.2 Resume Penyebab Keterlambatan Proyek dari Peneliti
sebelumnya........................................................................................................37
2.3 Pedoman interpretasi koefisien korelasi Rank Kendall....................................53
2.4 Saran-saran dalam aspek perencanaan dan penjadwalan pekerjaan yang
diberikan oleh pakar-pakar konstruksi jembatan
57
2.5 Saran-saran dalam aspek lingkup dan dokumen
pekerjaan (kontrak) yang diberikan oleh pakar-pakar
konstruksi jembatan...........................................................................................58
2.6 Saran-saran dalam kesiapan/penyiapan sumber daya
yang diberikan oleh pakar-pakar konstruksi jembatan......................................60
2.7 Saran-saran dalam aspek sistem inspeksi, kontrol dan evaluasi
pekerjaan yang diberikan oleh pakar-pakar konstruksi jembatan.....................62
2.8 Saran-saran dalam aspek diluar kemampuan pemilik dan kontraktor yang
diberikan oleh pakar-pakar konstruksi jembatan
63
3.1 Struktur Organisasi Pemilik (Owner)..............................................................71
3.2 Skala Likert Kuesioner.....................................................................................73
3.3 Variabel a.........................................................................................................77
3.4 Variabel X1.................................................................................................. 79
3.5 Variabel X2.................................................................................................. 81
3.6 Variabel X3.................................................................................................. 83
3.7 Variabel X4.................................................................................................. 85
3.8 Variabel X5.................................................................................................. 88
3.9 Variabel X6.................................................................................................. 90
4.1 Hasil Kalkulasi Mean dari data Kuesioner......................................................98

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


4.2 Hasil Perolehan Penelitian Nilai Rata-Rata (Mean Rank).............................105
4.3 Hubungan Keterlambatan Proyek Jembatan di Sumut dan Aceh terhadap
Pihak Terkait (kontraktor dan Pemilik) Berdasarkan Mean Rank
108
4.4. Hasil Analisis Olahan Tools SPSS menggunakan
Konkordansi Kendall.....................................................................................109
4.5 Hasil Perolehan Penelitian Konkordansi Kendall.........................................110
4.6. Hasil Analisis Olahan Tools SPSS menggunakan Korelasi
Spearman........................................................................................................111
4.7 Hasil Analisis Penelitian Korelasi Spearman.................................................112

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


DAFTAR GAMBAR

No Judul Gambar
Halaman
2.1 Kategori Keterlambatan Proyek .................................................................. 19
3.1 Flowchart Metodologi Penelitian ................................................................ 65
3.2 Variabel a Keterlambatan Proyek Jembatan................................................ 78
3.3 Variabel X1 Aspek Perencanaan dan Penjadwalan...................................... 80
3.4 Variabel X2 Aspek Lingkup dan Dokumen Pekerjaan
(Kontrak) .............................................................................................. 82

3.5 Variabel X3 Aspek Sistem Organisasi, Koordinasi


dan Komunikasi 84
...........................................................................................
3.6 Variabel X4 Aspek Kesiapan/Penyiapan Sumber Daya............................. 87

3.7 Variabel X5 Aspek Sistem Inspeksi, Kontrol dan


Evaluasi Pekerjaan....................................................................................... 89

3.8 Variabel X6 Aspek Lain-Lain (aspek diluar kemampuan


Pemilik dan kontraktor) 91
...............................................................................
3.9 Diagram Ishikawa (Diagram Tulang Ikan) dari
faktor-faktor penyebab keterlambatan proyek
konstruksi jembatan 91 A
.....................................................................................
3.10 Metode Statistik 94
...........................................................................................

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Penyebab Keterlambatan proyek didasari latar belakang dari peneliti-


peneliti (researches) sebelumnya
Lampiran II Tabel Responden
Lampiran III Kalkulasi Mean Rank
Lampiran IV Hasil Penelitian nilai rata-rata (mean rank)
Lampiran V Struktur Organisasi

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


BAB I

PENDAHULUA

1.1 Latar Belakang

Umumnya sebuah proyek, mempunyai rencana pelaksanaan dan jadwal

pelaksanaan yang tertentu dan sudah terjadwal, kapan pelaksanaan proyek harus

dimulai, dan kapan harus diselesaikan. Setiap pelaksanaan proyek konstruksi

menginginkan berhasil dalam pelaksanaan penyelesaian proyek, dengan tepat waktu,

dalam pembiayaannya sesuai spesifikasinya serta terdapat kepuasan dari pihak-pihak

yang berkepentingan (stakeholder) dalam proyek tersebut.

Salah satu masalah terpenting dalam konstruksi proyek adalah keterlambatan

(delay). Madjid (2006) menyatakan bahwa keterlambatan terjadi hampir di setiap

pekerjaan proyek dan mempunyai masalah yang berbeda. Beberapa proyek hanya

terlambat beberapa hari dari yang sudah dijadwalkan, akan tetapi beberapa proyek

konstruksi mengalami keterlambatan sampai beberapa tahun lamanya. Menjadi sangat

penting untuk mengetahui penyebab keterlambatan proyek agar dapat diminimalkan

serta dicegah terjadinya keterlambatan proyek tersebut.

Keterlambatan proyek jembatan khususnya di Sumatera Utara dan Aceh

merupakan salah satu permasalahan yang banyak ditemukan pada saat ini.

Keterlambatan tersebut tentunya sangat merugikan baik pihak kontraktor sebagai

pelaksana proyek maupun pihak pemerintah dalam hal ini bertindak sebagai pemilik

(owner). Menurut Ervianto (2005) terjadinya keterlambatan pelaksanaan suatu

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


proyek mengakibatkan banyak yang dialami oleh pihak-pihak terlibat dalam proyek

tersebut seperti pemilik proyek, konsultan/perencana/supervisi, kontraktor, pemasok

(supplier), institusi keuangan dan masyarakat.

Terdapat 25 jembatan yang dibangun sepanjang ruas Jalan Natal – Batang

Toru di Sumatera Utara yang mengalami keterlambatan pelaksanaan penyelesaian

proyek pada tahun 2010. Pengerjaan proyek jembatan ini keseluruhannya

dilaksanakan oleh sebuah kontraktor. Keseluruhan jembatan ini merupakan bangunan

baru yang dibangun dan jalan Negara sepanjang ruas jalan Natal – Batang Toru.

Proyek pembangunan jembatan ini diharapkan selesai sesuai pada Tahun Anggaran

(T.A) 2010. Kenyataannya proyek tersebut, tidak selesai sesuai dengan kontrak yang

telah ditetapkan. Proyek jembatan ruas Jalan Natal – Batang Toru dimulai pada

tanggal 30 April 2008 dengan nomor kontrak induk 04/KTR-

APBN/33.04.471860.08/2008. Surat perintah mulai kerja (SPMK) pada tanggal 09

Mei 2008 dan berakhir tanggal 28 Mei 2010. Terhitung tujuh ratus lima puluh (750)

hari kalender kerja sesuai dengan dokumen kontrak awal. Akan tetapi pada tanggal

yang ditetapkan, hanya 15 buah jembatan yang dapat diselesaikan dari 25 buah

jembatan yang harus dikerjakan. Hanya 63 % progress pelaksanaan proyek tersebut

selesai pada tanggal 28 Mei 2010 dari yang ditetapkan sesuai dengan kontrak.

Pelaksanaan proyek tersebut kembali dilanjutkan sejak tanggal 28 Mei 2010 sampai

dengan Oktober 2010 dan terdapat beberapa penyebab keterlambatan pengerjaan

proyek tersebut yang didasarkan pada keterangan kontraktor seperti terjadinya banjir,

keterlambatan mendatangkan tenaga kerja serta hujan yang terus-menerus. Namun

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


hasil akhir pekerjaan tersebut hanya menghasilkan penyelesaian sebanyak 20 buah

jembatan dengan progress penyelesaian proyek sebesar 94 %. Dari pihak pelaksana,

yang pada akhirnya dilaksanakan denda terhadap proyek tersebut.

Dituliskan oleh Assaf et al. (2011) bahwa tidak tepatnya jadwal penyelesaian

pelaksanaan proyek akan berdampak pada peningkatan biaya tambahan proyek pada

kontraktor (additional money for contractor), penundaan pada pembayaran (delay in

payment), penundaan pada pemakaian material dan peralatan (delay of material and

tools), penundaan pada penyelesaian proyek tersebut (delay completion schedule),

perselisihan antara kontraktor dan pemilik (dispute between owner and contractor).

Bassioni & El-Razek dalam Wei (2010) telah mengidentifikasi keterlambatan

(delay) di proyek diyakini adalah salah satu masalah utama yang memberikan efek

negatif pada pelaksanaan proyek yang sedang berlangsung dan juga pihak-pihak

terlibat. Oleh karena itu menjadi sangat penting untuk mengidentifikasi faktor-faktor

penyebab keterlambatan agar dapat meminimalkan dan mencegah meningkatnya

biaya pelaksanaan proyek.

Kondisi ini membutuhkan suatu penanganan proyek jembatan yang ditangani

dengan baik agar keterlambatan proyek dapat diminimalkan atau dihindari dan ini

juga dapat mengakibatkan konflik dan perdebatan tentang apa dan siapa yang menjadi

penyebabnya, oleh karena hal ini berkaitan dengan tuntutan waktu dan biaya tambah.

Berdasarkan analisis peneliti-peneliti terdahulu dan terjadinya keterlambatan

proyek di Sumatera Utara maka sudah saatnya dicari solusi untuk mencegah

keterlambatan proyek jembatan.

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


Inilah yang menjadi perhatian peneliti untuk menganalisis faktor-faktor

penyebab keterlambatan proyek jembatan, khususnya di Sumatera Utara dan Aceh

dengan melakukan kajian berupa kuesioner terhadap pihak-pihak yang

berkepentingan seperti kontraktor dan pemilik pada pelaksanaan proyek jembatan

tersebut dan dapat menjadi rujukan awal bagi pemilik dan kontraktor dalam

penyusunan dan penjadwalan proyek yang lebih seksama. Sehingga keterlambatan

proyek yang mungkin terjadi dapat dihindari dan diantisipasi.

1.2 Rumusan Masalah

Perumusan masalah sebagai berikut:

1. Terdapatnya keterlambatan penyelesaian proyek jembatan di Sumatera

Utara dan Aceh.

2. Perlu diketahui faktor-faktor utama penyebab keterlambatan dalam

pelaksanaan proyek jembatan tersebut.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi faktor-faktor apa yang mempengaruhi keterlambatan

penyelesaian pekerjaan proyek jembatan di Sumatera Utara dan Aceh.

2. Menganalisis faktor-faktor apa yang mempengaruhi

keterlambatan penyelesaian pekerjaan proyek jembatan di Sumatera Utara

dan Aceh.

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


3. Untuk menentukan faktor utama yang berpengaruh dalam hal

keterlambatan waktu pelaksanaan proyek jembatan di Sumatera Utara dan

Aceh.

1.4 Batasan Penelitian

Penelitian yang dilakukan dibatasi dan meliputi:

1. Keterlambatan proyek jembatan di Sumatera Utara yang dilaksanakan oleh

kontraktor.

2. Penelitian yang dilakukan terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam proyek

tersebut meliputi, kontraktor dan pemilik (owner) dan tidak dilakukan

terhadap pihak terlibat yaitu, konsultan.

3. Pengambilan kuesioner untuk pemilik (owner) dilakukan kepada responden

Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional I (BBPJN I) yang membawahi 2

provinsi yaitu, Sumatera Utara dan Aceh.

4. Pengambilan data primer berupa kuesioner untuk Kontraktor, dilakukan

kepada responden proyek jembatan di Sumatera Utara dan Aceh.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini bermanfaat sebagai masukan bagi pihak-pihak yang terlibat,

perusahaan kontraktor, pemilik, sehingga dapat dihindari, diminimalkan

keterlambatan pelaksanaan proyek jembatan sejenis selanjutnya dimasa

akan datang.

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


2. Untuk mengatasi kekurangan-kekurangan yang ada pada proses

perencanaan dan penjadwalan pekerjaan, sehingga keterlambatan dapat

dikendalikan lebih dini dalam tahap pelaksanaan proyek jembatan.

3. Memberikan kontribusi terhadap perkembangan manajemen konstruksi

dibidang pelaksanaan proyek konstruksi jembatan, khususnya mengenai

manfaat penelitian ini terhadap keterkaitannya dengan pihak-pihak terlibat.

I.6 Hipotesis

Tidak terdapatnya faktor-faktor penyebab keterlambatan proyek jembatan.

1.7 Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran umum, maka penelitian ini di bagi dalam lima

bab. Pembagian ini dimaksudkan untuk mempermudah pembahasan serta

penelaahannya, dimana uraian yang dimuat dalam penelitian ini dapat dengan mudah

dimengerti. Pembagian yang dimaksud dilakukan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Didalam bab pendahuluan dibahas pemilihan judul penelitian, latar

belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan

penelitian, manfaat penelitian, hipotesis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas teori yang diperlukan dalam analisa dan pembahasan

penelitian tentang dasar teori-teori yang melatar belakangi penelitian ini

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


yang bersumber buku-buku referensi yang ada, jurnal, literatur, peneliti-

peneliti sebelumnya dan sumber lain yang mendukung penelitian ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menguraikan langkah-langkah dalam penelitian dan di paparkan

pembahasan yang meliputi bahasan umum, pengumpulan data, identifikasi

data penelitian, model penelitian/analisis, uji hipotesis, proses validasi hasil

penelitian.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang data kuesioner, proses penghitungan hasil kuesioner

menggunakan metode statistik korelasi konkordansi Kendall, korelasi

Spearman dan mean rank, sehingga memperoleh hasil (output) penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini diperoleh kesimpulan dan saran hasil penelitian ini.

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keterlambatan Proyek

Menurut Ervianto (2005) terdapat hubungan antara pihak-pihak yang terlibat

dalam suatu proyek, yang pada umumnya dibedakan atas hubungan fungsional, yaitu

pola hubungan yang berkaitan dengan fungsi dari pihak-pihak tersebut dan juga

hubungan kerja formal, yaitu pola hubungan yang berkaitan dengan kerjasama antara

pihak-pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi yang dikukuhkan dengan suatu

dokumen kontrak. Secara fungsional terdapat 3 pihak yang sangat berperan dalam

suatu proyek konstruksi, yaitu pihak pemilik proyek, pihak konsultan dan pihak

kontraktor.

Ketika proyek konstruksi terlambat, artinya pelaksanaan pekerjaan proyek

tersebut tidak dapat diselesaikan sesuai dengan kontrak. Jika pekerjaan proyek tidak

dapat dilaksanakan sesuai kontrak maka akan ada penambahan waktu. Apabila

setelah penambahan waktu pelaksanaan proyek ini juga tidak selesai sesuai kontrak

yang sudah disepakati, maka akan diberikan waktu tambahan oleh pihak pemilik

(owner) kepada pihak pelaksana untuk menyelesaikan pekerjaan proyek tersebut.

Dengan kata lain bahwa adanya waktu tambahan yang diberikan oleh pihak pemilik

(owner) kepada pihak pelaksana untuk menyelesaikan pekerjaan proyek, tetapi tidak

juga terlaksana, maka kemungkinan akan terjadi pemutusan kontrak kerja (Madjid,

2006). Tambahan waktu untuk menyelesaikan proyek adalah solusi penyelesaian

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


masalah. Tetapi adanya perpanjangan waktu dari jadwal kontrak, dapat disebabkan

antara lain; pekerjaan tambah, perubahan desain, keterlambatan oleh pemilik.

masalah diluar kendali kontraktor.

Dengan adanya perbedaan perjanjian kontrak awal dengan selang waktu

penyelesaian proyek maka terjadilah keterlambatan proyek yang tidak diinginkan

oleh semua pihak-pihak terkait. Hal sama dinyatakan oleh Bordat et al. (2004) bahwa

keterlambatan waktu pelaksanaan proyek adalah perbedaan antara pelaksanaan

proyek pada saat perjanjian kontrak awal dan selang waktu penyelesaian proyek.

Dalam pengertian lain Madjid (2006) berpendapat bahwa keterlambatan

proyek konstruksi dapat diidentifikasi sebagai adanya perbedaan waktu pelaksanaan

pekerjaan dengan jadwal yang direncanakan pada dokumen kontrak. Dapat

dikategorikan sebagai tidak tepatnya waktu pelaksanaan proyek yang telah

ditetapkan.

Pembuatan rencana jadwal proyek konstruksi selalu mengacu pada perkiraan

yang ada pada saat rencana pembangunan tersebut dibuat. Masalah dapat timbul

apabila ada ketidaksesuaian antara jadwal rencana yang telah dibuat dengan

pelaksanaannya. Sehingga dampak yang sering terjadi adalah keterlambatan waktu

pelaksanaan penyelesaian proyek dan juga disertai dengan meningkatnya biaya

pelaksanaan proyek tersebut (Widhiawati, 2009).

Hal yang sama dinyatakan oleh Kaming et al. dalam Al-Najjar (2008) bahwa

keterlambatan proyek diasumsikan sebagai perpanjangan waktu pelaksanaan proyek

dari yang dijadwalkan oleh kontraktor sesuai kontrak. Keterlambatan proyek ini

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


berdampak pada progress proyek dan tertundanya aktifitas pelaksanaan proyek dan

kegiatan pelaksanaan proyek. Keterlambatan pelaksanaan proyek ini termasuk adanya

faktor penyebab oleh faktor cuaca, sumber daya, perencanaan.

Namun menurut Vidalis et al. dalam Al-Najjar (2008) mengatakan bahwa

keterlambatan proyek konstruksi dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal.

Penyebab keterlambatan proyek internal berasal dari pemilik, perencana (designer),

kontraktor atau konsultan. Penyebab keterlambatan proyek eksternal (external) yaitu

berasal dari luar proyek konstruksi seperti; keperluan perusahaan, pemerintah

(government), sub kontraktor, pengadaan material (material suppliers), serikat buruh,

keadaan alam yang tidak lazim (force majeur). Force majeur adalah kejadian diluar

kemampuan kontraktor dan pemilik proyek, yang dapat mempengaruhi biaya, waktu

seperti kejadian alam, huru hara, kebijakan pemerintah/ moneter.

Hal berbeda dinyatakan oleh Alghbari et al. dalam Al-Najjar (2008) tentang

penyebab keterlambatan eksternal seperti kurangnya material yang ada di pasaran,

kurangnya peralatan dan alat-alat yang ada di pasaran, kondisi cuaca tidak lazim,

kondisi lokasi, struktur tanah yang tidak layak, keadaan ekonomi yang tidak stabil

(penukaran mata uang, inflasi), adanya perubahan undang-undang dan regulasi

pemerintah, adanya keterlambatan pengiriman material, adanya faktor yang berasal

dari pelayanan umum (jalan, fasilitas umum, public sevices).

Dengan adanya keterlambatan proyek ini, maka 2 kategori yang berhubungan

langsung yakni: masalah waktu pelaksanaan (time) proyek dan biaya (cost) (Le-Hoai

et al. 2008).

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


Ahmad dalam Wei (2010) menyatakan bahwa keterlambatan pelaksanaan

proyek dikategorikan 2 bagian yaitu: tidak cukup (lack) material dan faktor-faktor

lain termasuk, tenaga kerja, material, peralatan, financial problem (masalah

keuangan). Faktor-faktor tambahan seperti cuaca, terlambatnya penerimaan material,

perubahan design, kesalahan spesifikasi, dan force majeure, terjadi pemogokan di

lokasi proyek.

Pengelompokkan menurut Kraiem dan Dickman dalam Proboyo (2009) yang

menyatakan bahwa penyebab keterlambatan waktu pelaksanaan proyek jembatan

antara lain:

1. Keterlambatan yang layak mendapatkan ganti rugi (compensable delay),

adalah keterlambatan yang disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan

pemilik proyek (owner).

2. Keterlambatan yang tidak dapat dimaafkan (non excusable delay), adalah

keterlambatan yang disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan kontraktor.

3. Keterlambatan yang dapat dimaafkan (excusable delay), adalah

keterlambatan yang disebabkan oleh kejadian-kejadian diluar kendali baik

pemilik maupun kontraktor.

Abdullah et al. (2010) berpendapat bahwa Compensable delay adalah

keterlambatan proyek adanya kontraktor memperoleh tambahan waktu (additional

time) pelaksanaan pekerjaan proyek dan kompensasi, akan tetapi untuk non

compensable delay, maka kontraktor hanya memperoleh tambahan waktu

pelaksanaan proyek saja.

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


Non excusable delay adalah keterlambatan proyek disebabkan kontraktor

(contractor’d weakness) atau bukan kesalahan pemilik (owner). Kontraktor tidak

mendapatkan tambahan waktu (no additional time) dan tambahan uang (no additional

money) akibat keterlambatan pelaksanaan proyek (Alaghbari dalam Sallah, 2009).

Kontraktor bertanggung jawab atas keterlambatan pelaksanaan proyek. Adanya faktor

penyebab keterlambatan proyek, seperti terlambatnya pengadaan material, kesulitan

finansial (financial difficulties), tidak efektifnya perencanaan dan penjadwalan,

perubahan manajemen.

Menurut Al-Najjar (2008) bahwa Concurrent delay dapat terjadi jika hanya

satu faktor penyebab keterlambatan proyek dan ini umumnya antara pelaksanaan

waktu proyek dan uang yang menjadi masalah. Akan tetapi yang lebih kompleks

terjadi dan lebih spesifik, adanya masalah lebih dari satu faktor penyebab

keterlambatan proyek pada saat waktu pelaksanaan bersamaan progress skedul atau

tumpang tindih (overlapping) waktu pelaksanaan proyek. Hal yang terjadi ini,

mengakibatkan kontraktor dan pemilik yang bertanggung jawab atas keterlambatan

proyek. Dalam pengertian lain menurut Rubin et al. dalam Braimah (2008)

berpendapat bahwa concurrent delay adalah kondisi dalam dua atau lebih

keterlambatan proyek yang terjadi pada waktu bersamaan progress pelaksanaan

proyek.

Pengertian Concurrent delay adalah keterlambatan pelaksanaan proyek lebih

kompleks tapi juga lebih spesifik jenis keterlambatan proyek. Adanya keterlambatan

proyek disebabkan lebih satu faktor atau kombinasi dari dua atau lebih penyebab

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


keterlambatan proyek yang terjadi selama pada waktu bersamaan pelaksanaan proyek

atau dapat terjadinya tumpang tindih (overlapping) periode waktu pelaksanaan

proyek (Alaghbari dalam Sallah, 2009). Dalam pengertian lain, adanya keterlambatan

pelaksanaan proyek terjadi waktu bersamaan pada progres pelaksanaan proyek dan

kategori keterlambatan proyek ini termasuk excusable delay dan non excusable

delay. Oleh karena itu dampak keterlambatan pelaksanaan proyek ini, kemungkinan

bisa mengakibatkan terjadinya perselisihan (disputes) antara kontraktor dan pemilik.

2.1.1 Jenis-jenis Keterlambatan Proyek

Jenis-jenis utama (main) keterlambatan proyek yang telah dilakukan oleh

peneliti-peneliti sebelumnya yaitu Vidalis et al. dalam Al-Najjar (2008) antara lain:

1. Keterlambatan proyek yang dapat dimaafkan (excusable delay), yakni

keterlambatan proyek yang disebabkan oleh kejadian-kejadian diluar

kendali baik oleh pemilik maupun kontraktor.

2. Keterlambatan proyek yang tidak dapat dimaafkan (non excusable

delay), yakni keterlambatan proyek yang disebabkan oleh tindakan,

kelalaian atau kesalahan kontraktor.

3. Keterlambatan proyek yang layak mendapat ganti rugi (compensable

delay), yakni keterlambatan proyek yang disebabkan oleh tindakan,

kelalaian atau kesalahan pemilik.

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


4. Keterlambatan proyek yang tidak layak mendapat ganti rugi (non

compensable delay), yakni keterlambatan proyek yang disebabkan

oleh tindakan, kelalaian atau kesalahan kontraktor.

5. Critical atau non critical, keterlambatan proyek ini adalah akibat dari

waktu progress pelaksanaan proyek. Keterlambatan proyek yang tidak

kritis (non critical delays), maka tidak berdampak pada skedul project.

Terjadi efeknya pada kegiatan critical path pada skedul.

6. Pelaksanaan progress atau terjadinya pada waktu bersamaan

(concurrent) atau non concurrent. Hal ini terjadi ketika pemilik dan

kontraktor yang bertanggung jawab atas penyebab keterlambatan

pekerjaan proyek.

2.1.1.1 Keterlambatan proyek yang dapat dimaafkan (excusable delay)

Keterlambatan proyek terjadi diluar kontrol dan jika keterlambatan proyek ini

terjadi, maka kontraktor mendapat biaya tambahan pelaksanaan proyek. Sedangkan

menurut Al-Najjar (2008) bahwa keterlambatan proyek ini adalah suatu kejadian

pelaksanaan proyek diluar prediksi dan diluar kontrol siapapun. Excusable delays

dikenal dengan keterlambatan force majeure dan umumnya disebut Acts of God.

Oleh karena itu yang terjadi ini bukan tanggung jawab dari pihak-pihak terlibat.

Umumnya pada kontrak mengizinkan kontraktor mendapat tambahan waktu untuk

penyelesaian proyek, akan tetapi tidak untuk tambahan uang (Alaghbari et al. dalam

Al-Najjar 2008).

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


Menurut Wei (2010) bahwa standar umumnya berkaitan dengan general

provisions suatu badan agensi spesifikasi publik. Wei juga mengatakan bahwa

keterlambatan proyek dapat dimaafkan yang penyebab terjadinya antara lain:

1. Pemogokan pekerja.

2. Kebakaran.

3. Banjir.

4. Keterlambatan yang tidak terduga (acts of God).

5. Perubahan regulasi, seperti spesifikasi dari pemilik.

6. Salah, kelalaian, tak dicantumkan didalam perencanaan tentang spesifikasi.

7. Perbedaan kondisi lokasi lapangan (site) dengan kondisi yang berbeda dari

perencanaan.

8. Keadaan cuaca yang tidak lazim (unsually severe weather).

9. Intervensi dari luar pemerintahan (government).

10. Kurangnya inspeksi, kontrol dari pemilik.

Terjadinya keterlambatan proyek yang dapat dimaafkan (excusable delay)

dengan konsuekensi bahwa kontraktor menerima pembayaran tambahan untuk waktu

pelaksanaan proyek. Sehingga peristiwa ini terjadi jika pemilik telah menunda

perjanjian dalam dokumen kontrak yang telah disepakati pada pelaksanaan proyek

(Ahmed et al. 2002).

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


2.1.1.2 Keterlambatan proyek yang tidak dapat dimaafkan (non excusable

delay)

Selama proyek berlangsung, kontraktor dapat mengikuti progress proyek yang

sudah dijadwalkan atau meleset progressnya, tergantung dari kontraktor tersebut.

Wei (2010) berpendapat bahwa keterlambatan ini terjadi, apakah kontraktor dapat

mengontrol pelaksanaan proyek atau sebaliknya. Karena keterlambatan pelaksanaan

proyek ini mengakibatkan kontraktor tidak memperoleh apapun tambahan waktu

pelaksanaan dan juga kompensasi (ganti rugi). Sedangkan menurut Ahmed et al.

(2002) bahwa kontraktor memperoleh sanksi akibat keterlambatan proyek tersebut.

2.1.1.3 Keterlambatan proyek yang layak mendapat ganti rugi (compensable

delay)

Keterlambatan proyek terjadi yang disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan

pemilik proyek (owner). Adanya keterlambatan pekerjaan proyek tersebut, maka

pihak pelaksana (kontraktor) mendapat tambahan waktu pelaksanaan proyek. Selain

itu memperoleh juga kompensasi (ganti rugi). Sedangkan Wei (2010) menyatakan

bahwa apakah keterlambatan proyek itu mendapat ganti rugi, tergantung kontrak awal

yang terjadi. Umumnya dengan adanya kontrak proyek, maka dapat memberikan

spesifikasi jenis keterlambatan pelaksanaan proyek yang terjadi.

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


2.1.1.4 Keterlambatan proyek yang tidak layak mendapat ganti rugi (non

compensable delay)

Keterlambatan proyek yang tidak layak mendapat ganti rugi (non

compensable delay), yakni keterlambatan proyek yang disebabkan oleh tindakan,

kelalaian atau kesalahan kontraktor.

Menurut Wei (2010) bahwa kontrak awal memberikan kategori spesifikasi,

apakah keterlambatan proyek tersebut layak mendapat ganti rugi atau sebaliknya.

Tentu saja hal ini tergantung dari kontrak awal. Jika terjadi keterlambatan proyek

kategori non compensable delay, maka pihak yang terlibat adalah kontraktor.

Kontraktor tidak menerima apapun tambahan uang. Akan tetapi kemungkinan

diizinkan untuk mendapatkan tambahan waktu penyelesaian pekerjaan proyek.

2.1.1.5 Keterlambatan proyek yang kritis (critical delays)

Menurut Wei (2010), keterlambatan proyek yang berakibat pada perubahan

waktu pelaksanaan proyek. Hal ini mengakibatkan terjadinya perpanjangan waktu

pelaksanaan dalam milestone, dan ini umumnya disebut dengan critical delays.

Sedangkan keterlambatan proyek yang tidak mempunyai pengaruh adanya perubahan

pelaksanaan atau milestone dan disebut non critical delays. Sementara itu jika

kegiatan pelaksanaan proyek mengalami keterlambatan, maka kegiatan ini dapat

dikontrol dengan adanya perpanjangan waktu pelaksanaannya antara lain dengan

mengakibatkan:

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


1. Permasalahan yang terjadi pada proyek tersebut.

2. Perencanaan pekerjaan kontraktor dan skedulnya (critical path).

3. Persyaratan kontrak selanjutnya.

4. Kendala dalam proyek seperti bagaimana merealisasi pelaksanaan

penyebab keterlambatan proyek.

5. Adanya input untuk pekerjaan penyelesaian pelaksanaan proyek dari

pandangan praktisi ahli.

2.1.1.6 Pelaksanaan progress atau terjadinya pada waktu bersamaan

(concurrent delay)

Al-Najjar (2008) mengatakan bahwa hal ini terjadi jika ada satu faktor

penyebab keterlambatan pelaksanaan proyek. Umumnya diantara kedua faktor

tersebut adalah waktu dan uang. Akan tetapi yang lebih kompleks kemajuan progress

skedul critical path method (CPM). Penyebab keterlambatan waktu pelaksanaan

proyek khususnya lebih spesifik adalah lebih dari satu faktor penyebab keterlambatan

proyek sekaligus terjadi pada waktu bersamaan atau tumpang tindih (overlapping)

pada kemajuan progress skedul critical path method (CPM). Ini mengakibatkan

pemilik (owner) dan kontraktor yang bertanggung jawab pada keterlambatan proyek

ini. Jika keterlambatan pekerjaan proyek tersebut sulit diselesaikan dan tidak juga

dapat di perbaiki (recover), maka ini ada kaitannya dengan pihak yang terlibat yaitu

pemilik. Sehingga kemajuan progress skedul critical path method (CPM) berbeda

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


antara pemilik dan kontraktor. Tetapi hanya kontraktor mendapat efeknya terhadap

perbedaan progress skedul critical path method (CPM).

Jika ditinjau penjelasan diatas, keterlambatan pelaksanaan proyek concurrent

delay terjadi dengan adanya kedua belah pihak terkait yang bertanggung jawab,

kontraktor dan pemilik (owner). Hal kemungkinan terjadi jika keterlambatan proyek

tersebut sulit diselesaikan, yang disebabkan adanya kemungkinan terjadi pergantian

progress critical path method.

Dengan adanya concurrent delay menurut Abdullah et al. (2010) berpendapat

bahwa keterlambatan ini kemungkinan dapat mengakibatkan terjadinya perselisihan

antara kontraktor dan pemilik, sehingga kontraktor hanya mendapat tambahan waktu

pelaksanaan pekerjaan atau kompensasi pada keterlambatan proyek kategori

excusable delay. Akan tetapi penalti atau denda pada kategori non excusable delay.

Untuk lebih jelasnya penjelasan diatas tentang jenis-jenis keterlambatan

proyek dapat di gambarkan secara skematik pada Gambar 2.1:

Excusable delay Non excusable delay

Concurrent Non concurrent

Compensable Non compensable Critical Non critical

Gambar 2.1 Kategori keterlambatan Proyek (Vitalis et al. dalam


Al- Najjar, 2008)

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


2.2 Klasifikasi Penyebab Keterlambatan Proyek ditinjau dari Aspek

Manajemen dalam Pelaksanaan Proyek Konstruksi

Terdapat 2 jenis aspek manajemen pelaksana proyek konstruksi yaitu: aspek

manajemen proyek dan aspek manajemen konstruksi. Karena kedua aspek

manajemen tersebut sangat berpengaruh dalam menentukan variabel dan sub faktor

penyebab keterlambatan pelaksanaan proyek. Seperti penjelasan diatas, maka penulis

merangkumnya didalam menentukan variabel penelitian disamping aspek-aspek lain

yang dikombinasi, Definisi manajemen proyek adalah semua perencanaan,

pelaksanaan, pengendalian dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga

berakhirnya proyek untuk menjamin pelaksanan proyek secara tepat waktu, tepat

biaya dan tepat mutu (Ervianto, 2005).

Manajemen konstruksi (construction management) menurut Ervianto (2005)

adalah bagaimana agar sumber daya yang terlibat dalam proyek konstruksi dapat

diaplikasikan oleh manajer proyek secara tepat. Sumber daya dalam proyek

konstruksi dapat dikelompokkan menjadi manpower, material, machines, money,

method.

Disisi lain, Proboyo mengklasifikasikan penyebab keterlambatan berdasarkan

aspek manajemen yang diambil sesuai definisi manajemen proyek, manajemen

konstruksi dan dokumen kontrak.

Kraiem dan Dickman dalam Proboyo (2009) mengatakan bahwa terdiri 45

jenis penyebab keterlambatan dan diklasifikasikan dalam aspek manajemen yang

diambil 6 aspek kajian dalam penelitian antara lain:

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


A. Aspek Perencanaan dan Penjadwalan Pekerjaan antara lain:

1. Penetapan jadwal proyek yang amat ketat oleh pemilik.

2. Tidak lengkapnya identifikasi jenis pekerjaan yang harus ada.

3. Rencana urutan kerja yang tidak tersusun dengan baik/terpadu.

4. Penentuan durasi waktu kerja yang tidak seksama.

5. Rencana kerja pemilik yang sering berubah-ubah.

6. Metode konstruksi/pelaksanaan kerja yang salah atau tidak tepat.

B. Aspek lingkup dan dokumen pekerjaan (kontrak) antara lain:

1. Perencanaan (gambar/spesifikasi) yang salah atau tidak lengkap.

2. Perubahan desain/detail pekerjaan pada waktu pelaksanaan.

3. Perubahan lingkup pekerjaan pada waktu pelaksanaan.

4. Proses pembuatan gambar kerja oleh kontraktor.

5. Proses permintaan dan persetujuan gambar kerja oleh pemilik.

6. Ketidak sepahaman aturan pembuatan gambar kerja.

7. Ada banyak (sering) pekerjaan tambah.

8. Adanya permintaan perubahan atas pekerjaan yang telah selesai.

C. Aspek system organisasi, koordinasi dan komunikasi antara lain:

1. Keterbatasan wewenang personil pemilik dalam pengambilan keputusan.

2. Kualifikasi personil/pemilik yang tidak professional dibidangnya.

3. Cara inspeksi dan kontrol pekerjaan yang birokratis oleh pemilik.

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


4. Kegagalan pemilik mengkoordinasi pekerjaan dari banyak kontraktor/sub

kontraktor.

5. Kegagalan pemilik mengkoordinasi penyerahan/penggunaan lahan.

6. Keterlambatan penyediaan alat/bahan dll yang disediakan oleh pemilik.

7. Kualifikasi dan teknis manajerial yang buruk dari personil-personil dalam

organisasi kerja kontraktor.

8. Koordinasi dan komunikasi yang buruk antar bagian-bagian dalam

organisasi kerja kontraktor.

9. Terjadinya kecelakaan kerja.

D. Aspek kesiapan/penyiapan sumber daya antara lain:

1. Mobilisasi sumber daya (bahan, alat, tenaga kerja) yang lambat.

2. Kurangnya keahlian dan ketrampilan serta motivasi kerja para pekerja-

pekerja yang langsung di lapangan.

3. Jumlah pekerja yang kurang memadai/sesuai dengan aktifitas pekerjaan

yang ada.

4. Tidak tersedianya bahan yang secara cukup pasti/layak sesuai kebutuhan.

5. Tidak tersedianya alat/peralatan kerja yang cukup memadai/sesuai

kebutuhan.

6. Kelalaian/keterlambatan oleh pekerjaan sub kontraktor.

7. Pendanaan kegiatan proyek yang tidak terencana dengan baik

(kesulitan pendanaan di kontraktor).

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


8. Tidak terbayarnya kontraktor secara layak sesuai

haknya. (kesulitan pembayaran oleh pemilik).

E. Aspek sistem inspeksi, kontrol dan evaluasi pekerjaan antara lain:

1. Pengajuan contoh bahan oleh kontraktor yang tidak terjadwal.

2. Proses permintaan dan persetujuan contoh bahan oleh pemilik yang lama.

3. Proses pengujian dan evaluasi uji bahan dari pemilik yang tidak relevan.

4. Proses persetujuan ijin kerja yang bertele-tele.

5. Kegagalan kontraktor melaksanakan pekerjaan.

6. Banyak hasil pekerjaan yang harus diperbaiki/diulang karena cacat/tidak

benar.

7. Proses tata cara evaluasi kemajuan pekerjaan yang lama dan lewat jadwal

yang disepakati.

F. Aspek lain-lain (aspek diluar kemampuan pemilik dan kontraktor) antara lain:

1. Kondisi dan lingkungan tapak ternyata tidak sesuai dengan dugaan.

2. Transportasi ke lokasi proyek yang sulit.

3. Terjadi yang hal-hal yang tidak terduga seperti kebakaran, banjir,

badai/angin ribut, gempa bumi, tanah longsor, cacat amat buruk.

4. Adanya pemogokan buruh.

5. Adanya huru hara/kerusuhan, perang.

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


6. Terjadinya kerusakan/pengerusakan akibat kelalaian atau perbuatan pihak

ketiga.

7. Perubahan situasi atau kebijaksanaan politik/ekonomi pemerintah.

Kraiem dan Dickman dalam Proboyo (2009) menentukan 45 jenis (faktor-faktor)

penyebab keterlambatan karena yang menjadi objek penelitiannya adalah proyek

konstruksi bangunan gedung. Sedangkan peneliti melakukan penelitian adalah proyek

konstruksi jembatan yang berlokasi di Sumatera Utara dan Aceh. Dengan demikian

peneliti mengambil sumber kajian jenis penyebab keterlambatan berdasarkan peneliti-

peneliti (researches) sebelumnya yaitu:

1. Kraiem dan Dickman dalam Proboyo (2009).

2. Vidalis et al dalam Al-Najjar (2008).

3. Theodore dalam Wei (2010).

4. Ahmed et al (2002).

Dengan sumber kajian berdasarkan peneliti-peneliti (researches) sebelumnya, maka

peneliti menentukan sebanyak 61 jenis faktor-faktor penyebab keterlambatan proyek

jembatan di Sumatera Utara dan Aceh. Namun selanjutnya enam puluh satu (61) jenis

faktor-faktor penyebab keterlambatan proyek jembatan ini akan dijelaskan pada bab

tiga metodologi, apa saja jenis (faktor-faktor) tersebut.

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


2.3 Hal-hal yang berkaitan dengan Pelaksanaan Proyek Konstruksi Jembatan

Terdapat hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan proyek konstruksi

jembatan, diantaranya adalah:

2.3.1 Dampak Keterlambatan Proyek Konstruksi Jembatan

Keterlambatan pelaksanaan proyek konstruksi jembatan tidak diinginkan

semua pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder), akibatnya dapat merugikan.

Terlambatnya waktu penyelesaian proyek dari yang dijadwalkan semula, dan biaya

tambah pelaksanaan penyelesaiannya. Termasuk juga pengguna jembatan adalah

masyarakat. Dengan adanya masalah ini, maka pengguna jembatan yang seharusnya

sampai ketempat tujuan dengan waktu sudah terjadwal. Akan tetapi lebih lama

sampai ketempat tujuan dan termasuk biaya ongkos minyak kendaraan yang

meningkat. Akibat menempuh perjalanan ketempat tujuan lebih jauh dan lama dari

perjalanan yang normal. Dengan adanya keterlambatan penyelesaian waktu

pelaksanaan proyek maka semua pihak dirugikan.

2.3.2 Pembuktian Keterlambatan Proyek

Adanya permasalahan keterlambatan pelaksanaan proyek yang terjadi, maka

dapat menyebabkan perubahan pelaksanaan penyelesaian progress yang sudah

dijadwalkan. Meningkatnya biaya dan kemungkinan putusnya kontrak (contract

termination) (Arditi & Pattanakitchamrron dalam Wei, 2010). Oleh karena itu

diperlukan pembuktian keterlambatan proyek sesuai kriteria penilaian terhadap

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


kondisi keterlambatan pekerjaan, karena hal ini berhubungan dengan faktor-faktor

apa penyebab keterlambatan proyek. Seperti diketahui bahwa pada saat progress

pekerjaan dinyatakan kritis maka menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

Nomor: 07/PRT/M/2011 pasal 39.1 bahwa apabila penyedia terlambat melaksanakan

pekerjaan sesuai jadwal maka PPK harus memberikan peringatan secara tertulis atau

dikenakan ketentuan tentang kontrak kritis. Pada pasal kritis 39.2 apabila:

a Dalam periode I rencana fisik pelaksanaan 0% - 70% dari kontrak, realisasi

fisik pelaksanaan terlambat lebih besar 10% dari rencana.

b Dalam periode II rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari kontrak,

realisasi fisik pelaksanaan terlambat lebih besar 5% dari rencana.

c Rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari kontrak, realisasi fisik

pelaksanaan terlambat kurang dari 5% dari rencana dan akan melampaui

tahun anggaran berjalan.

Kondisi keterlambatan pekerjaan berdasarkan Permen PU No.43/PRT/M/2007.

Langkah selanjutnya adalah:

1. Berita acara dengan program kerja yang telah disepakati sebagai uji coba I.

Kontraktor melakukan uji coba I untuk dievaluasi.

2. Dan bila uji coba I gagal, maka diingkatkan dengan SCM tahap II dan dibuat

berita cara dengan program kerja yang telah disepakati sebagai uji coba II.

3. Namun, jika uji coba II gagal, maka ditingkatkan dengan SCM tahap III dan

dibuat berita acara dengan program kerja yang telah disepakati sebagai uji

coba III.

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


4. Pada akhirnya bila uji coba III gagal, maka akan dilakukan putus kontrak

(contract termination by employer).

Proses contract termination harus sesuai dengan Dokumen Kontrak (General

Conditions pasal 15) antara lain, harus ada Surat Pemberitahuan (notice) dengan

waktu yang telah ditentukan.

Dijelaskan kembali urutan Permen PU No. 43/PRT/M/2007 menurut Pusjatan-

Balitbang PU bahwa perlu adanya pembuktian keterlambatan proyek. Untuk itu

diadakan pertemuan dalam hal terjadinya keterlambatan progress phisik oleh

penyedia jasa berdasarkan jadwal kontrak (Contract schedule). Dalam hal terjadinya

keterlambatan progress fisik oleh penyedia jasa, maka harus diikuti dalam

pengambilan keputusan yakni:

a) Jika terjadinya keterlambatan progress fisik antara 5%─ 10 %, maka rapat

pembuktian keterlambatan akan diadakan antara Direksi Pekerjaan, Direksi

Teknis (SE/supervision engineer ) dan penyedia jasa.

b) Jika terjadinya keterlambatan progress fisik antara 10%─ 15%, maka

rapat pembuktian keterlambatan akan dilaksanakan antara Pejabat Eselon II

pada pemerintah pusat atau daerah yang memiliki kewenangan pembinaan

jalan, Direksi Pekerjaan, Direksi Teknis, dan Penyedia Jasa.

c) Jika terjadinya keterlambatan progres fisik pada periode I (rencana fisik 0% ─

70 %) lebih besar dari 15% dan pada periode II ( rencana fisik 70%─ 100%)

lebih dari 10% mengacu pada syarat-syarat umum kontrak pasal 33 (kontrak

kritis).

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


d) Selanjutnya kegiatan rapat pembuktian keterlambatan harus dibuat dalam

Berita Acara rapat pembuktian keterlambatan yang ditandatangani oleh

pimpinan dari masing-masing pihak sebagai catatan untuk membuat

persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan berikutnya.

Dengan diketahuinya faktor penyebab keterlambatan proyek maka akan dapat

ditentukan langkah selanjutnya jenis keterlambatan proyek.

Perlunya pengendalian pelaksanaan pekerjaan terhadap kuantitas dan kualitas

dilaksanakan berdasarkan dokumen kontrak dan program mutu yang telah disepakati.

Untuk lebih jelasnya kriteria penilaian terhadap kondisi keterlambatan pekerjaan

Permen PU No. 43/PRT/M/2007 menurut Pusjatan-Balitbang PU dapat digambarkan

pada Tabel 2.1 sebagai berikut:

Tabel 2.1 Kriteria Keterlambatan Proyek

Periode Rencana Kriteria Keterlambatan Keterangan


Fisik
Wajar Terlambat Kritis

I 0% ─ 7% 0% ─ 7% >7% ─ 10% >10% Apabila sampai


II 70% ─ 100% 0% ─ 4% > 4% ─ 5% > 5% dengan Rapat
Pembuktian
III 70% ─ 100% < 5% Ketiga,
Melampaui Kontraktor
tahun gagal, maka
anggaran dapat
Komposisi Tim Show Diserahkan Diserahkan diusulkan:
Cause Meeting pada PPK pada PPK
1. Kesepakatan
tiga pihak, atau
2. Putus Kontrak
(Termination)
Sumber: Permen PU No. 43/PRT/M/2007

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


Dengan adanya Permen PU No. 43/PRT/M/2007 menurut Pusjatan-Balitbang PU,

maka setiap proyek yang mengalami kriteria penilaian terhadap kondisi

keterlambatan penyelesaian proyek akan mengacu pada Permen PU No.

43/PRT/M/2007. Namun sekarang sudah diterbitkan Peraturan Menteri Pekerjaan

Umum Nomor: 07/PRT/M/2011 tentang penanganan kontrak kritis pasal 39.3 yaitu:

a. Dalam hal keterlambatan pada pasal 39.1 dan penanganan kontrak pada pasal

kritis 39.2 penanganan kontrak kritis dilakukan dengan rapat pembuktian

(show cause meeting/SCM).

1) Pada saat kontrak dinyatakan kritis direksi pekerjaan menerbitkan

surat peringatan kepada penyedia dan selanjutnya menyelenggarakan

SCM.

2) Dalam SCM direksi pekerjaan, direksi teknis dan penyedia membahas

dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh

penyedia dalam periode waktu tertentu (uji coba pertama) yang

dituangkan dalam berita acara SCM tingkat tahap I.

3) Apabila penyedia gagal pada uji coba pertama, maka harus

diselenggarakan SCM tahap II yang membahas dan menyepakati

besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh penyedia dalam

periode waktu tertentu (uji coba kedua) yang dituangkan dalam berita

acara SCM tahap II.

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


4) Apabila penyedia gagal pada uji coba kedua, maka harus

diselenggarakan SCM tahap III yang membahas dan menyepakati

besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh penyedia dalam

periode waktu tertentu (uji coba ketiga) yang dituangkan dalam berita

acara SCM tahap III.

5) Pada setiap uji coba yang gagal, PPK harus menerbitkan surat

peringatan kepada penyedia atas keterlambatan realisasi fisik

pelaksanaan pekerjaan.

b Dalam hal keterlambatan pada pasal 39.2 c PPK setelah dilakukan rapat

bersama atasan PPK sebelum tahun anggaran berakhir dapat langsung

memutuskan kontrak secara sepihak dengan mengesampingkan pasal 1266

Kitab Undang Undang Hukum Perdata.

2.3.3 Penghentian Kontrak dan Pemutusan Kontrak

Sesuai dokumen kontrak Dinas Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina

Marga antara lain:

1. Pasal 41.1 menyatakan bahwa penghentian kontrak dapat dilakukan karena

pekerjaan sudah selesai.

2. Namun pada pasal 41.4 menyatakan pemutusan kontrak dilakukan para pihak

terbukti melakukan kolusi, kecurangan atau tindak korupsi baik dalam proses

pelelangan maupun pelaksanaan pekerjaan.

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


Diketahui juga didalam Dokumen Kontrak (General Conditions pasal 15)

dapat dilakukan proses contract termination seperti pada penjelasan diatas

sebelumnya (dapat dilihat pada Tabel 2.2 Permen PU No. 43/PRT/M/2007).

Menurut pasal 41.5 dokumen kontrak Dinas PU Direktorat Jenderal Bina

Marga, pemutusan kontrak oleh pengguna jasa sekurang-kurangnya 30 hari setelah

pengguna jasa menyampaikan pemberitahuan rencana pemutusan kontrak secara

tertulis kepada penyedia jasa untuk kejadian (menurut pasal 41.5 dokumen kontrak

Dinas PU Direktorat Jenderal Bina Marga) antara lain:

a) Penyedia jasa tidak mulai melaksanakan pekerjaan berdasarkan kontrak pada

tanggal mulai kerja sesuai dengan pasal 15.2.

b) Penyedia jasa gagal pada uji coba ketiga dalam melaksanakan SCM sesuai

pasal 33.2.a.6.

c) Penyedia jasa tidak berhasil memperbaiki suatu kegagalan pelaksanaan,

sebagimana dirinci dalam surat pemberitahuan penangguhan pembayaran

sesuai dengan pasal 58.2.

d) Penyedia jasa tidak mampu lagi melaksanakan pekerjaan atau bangkrut.

e) Penyedia jasa gagal mematuhi keputusan akhir penyelesaian perselisihan.

f) Denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan melampaui besarnya jaminan

pelaksanaan.

g) Penyedia jasa menyampaikan pernyataan yang tidak benar kepada pengguna

jasa dan pernyataan tersebut berpengaruh pada hak, kewajiban, atau

kepentingan pengguna jasa.

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


h) Terjadinya keadaan kabar dan penyedia jasa tidak dapat melaksanakan

pekerjaan sesuai dengan pasal 37.7.c.

Dengan adanya kejadian yang timbul seperti diatas sebagaimana dirinci dalam huruf

a) sampai h), pasal 1.266 maka Kitab Undang Undang Perdata tidak diberlakukan.

Seperti penjelasan diatas, dapat dibedakan antara penghentian kontrak dan

pemutusan kontrak. Namun demikian, penelitian ini hanya terjadi penghentian

kontrak yang dilaksanakan, karena pelaksanaan pekerjaan proyek jembatan sudah

selesai meskipun penyelesaian pelaksanaan proyek jembatan terlambat dari yang

sudah dijadwalkan dan bukan pemutusan kontrak. Masalah analisis faktor-faktor

penyebab keterlambatan proyek jembatan yang terlambat dari yang sudah

dijadwalkan semula adalah penelitian yang dilakukan peneliti, dan diharapkan solusi

penelitian ini diperoleh hasil sesuai dengan tujuan penelitian.

2.4 Penelitian sebelumnya berkaitan dengan Penyebab Keterlambatan Proyek

Beberapa peneliti sebelumnya telah melakukan riset dan mempublikasikannya

dalam bentuk jurnal, tesis, literature, handbook. Dibawah ini dijelaskan penelitian

peneliti-peneliti sebelumnya, dan ini sebagai acuan untuk menyelesaikan tesis ini.

2.4.1 Beberapa Penelitian Terdahulu

Analisis faktor faktor penyebab keterlambatan proyek konstruksi jembatan

telah banyak dijadikan bahan penelitian. Beberapa penelitian menggunakan

kuesioner, pengujian statistik, analisa tools yang sering digunakan adalah SPSS.

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


Dewati et al (2010) melakukan penelitian dengan judul Proyek Pembangunan

Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) WI Ruas Kebon Jeruk-Penjaringan Paket 4

& 5. Hasil penelitian mereka menemukan faktor faktor resiko yang paling dominan

menyebabkan penurunan kinerja waktu, sehingga menyebabkan keterlambatan

proyek pembangunan JORR (Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta) W 1 ruas Kebon Jeruk

– Penjaringan (Paket 4&5). Penemuan ini membuka jalan dalam mendapatkan

penanganan yang tepat untuk memperbaikinya.

Nainggolan et al (2010) melakukan penelitian dengan judul Manajemen

Resiko Kinerja Biaya dan Waktu Proyek Central Park Jakarta. Hasil penelitian yang

diperoleh adalah proyek konstruksi apartemen termasuk salah satu proyek yang

dipengaruhi oleh resiko dan ketidakpastian. Mengidentifikasi faktor faktor resiko

dominan yang berpengaruh terhadap kinerja biaya dan waktu proyek pada konstruksi

pembangunan Apartemen Central Park Jakarta Barat. Kuesioner ditujukan kepada

stakeholder seperti Developer dan Main Contractor, dianalisa secara statistik untuk

mendapatkan model hubungan antara faktor faktor resiko terhadap kinerja waktu dan

biaya proyek serta bobot variabel yang mempengaruhinya.

Proboyo (1999) melakukan penelitian dengan judul Keterlambatan Waktu

Pelaksanaan Proyek. Hasil penelitian yang diperoleh adalah keberhasilan

melaksanakan proyek konstruksi tepat pada waktunya adalah salah satu tujuan

terpenting, baik bagi pemilik maupun kontraktor. Keterlambatan adalah sebuah

kondisi yang sangat tidak dikehendaki karena akan sangat merugikan kedua belah

pihak dari segi waktu dan biaya. Penelitian ini bertujuan menemukan faktor faktor

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


yang sangat berperan atau mendominasi segala penyebab keterlambatan dengan

maksud agar proses perencanaan dan penjadwalan proyek konstruksi dapat dilakukan

dengan lebih lengkap dan cermat, sehingga keterlambatan sedapat mungkin dihindari

atau dikendalikan. Temuan penyebab-penyebab keterlambatan yang dikonfirmasikan

dengan segi lapangan menggunakan kuesioner yang didistribusikan kepada

kontraktor, menunjukkan bahwa masalah-masalah tidak seksamanya rencana kerja,

tidak tersedianya sumber daya dan kurangnya komunikasi, koordinasi, merupakan

faktor-faktor yang dominan sehingga penyebab keterlambatan dari sisi kontraktor.

Dari sisi pemilik masalah ketidaklengkapan dan ketidakjelasan desain dan lingkup

pekerjaan, masalah sistem pengawasan dan pengendalian proyek merupakan faktor

yang dominan sebagai penyebab keterlambatan.

Widhiawati (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor

Penyebab Keterlambatan Pelaksanaan Proyek Konstruksi. Hasil penelitian yang

diperoleh bahwa pelaksanaan proyek konstruksi umumnya mempunyai rencana dan

jadwal pembuatan, rencana proyek mengacu pada perkiraan saat rencana

pembangunan dibuat. Masalah dapat timbul apa bila ada ketidaksesuaian antara

rencana dengan pelaksanaannya. Dampaknya adalah keterlambatan pelaksanaan dan

meningkatnya biaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui penyebab utama dan

faktor-faktor penyebab keterlambatan kuesioner didistribusikan kepada kontraktor

yang berada di kotamadya Denpasar dan terdaftar sebagai anggota Gapensi Bali. Dari

216 kontraktor gred 2-7 dikotamadya Denpasar, diambil sampel 56 dengan

menggunakan metode stratified proportionate sampling. Metode analisis data yang

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


digunakan adalah uji statistik non parametrik dengan analisis Kendall W

menggunakan program SPSS 14.0 for windows.

Menurut Andi et al (2003) dan Proboyo (1999), faktor-faktor keterlambatan

dikelompokkan menjadi 10 faktor. Selanjutnya dipaparkan dalam kuesioner site

manager dan pelaksanaan lapangan pada masing-masing kontraktor. Dari 168

responden yang turut berpartisipasi dapat disimpulkan bahwa faktor tenaga kerja

mempunyai tingkat kesepakatan/keselarasan yang paling dominan, penyebab utama

adalah keahlian tenaga kerja. Dapat ditunjukkan dengan nilai statistik hubungan >

statistik tabel (242.260 > 12.592) dan probabilitas < 0.05 (0.00 < 0.005). Ho ditolak

berarti ada keselarasan diantara responden tentang pengaruh faktor keterlambatan

yang mempengaruhi serta nilai W sebesar 0.241 berada diantara 0.20-0.399 berarti

tingkat keselarasan antara responden adalah rendah.

Assaf et al (2006) melakukan penelitian dengan judul Change Order in

Construction Projects in Saudi Arabia. Hasil penelitian yang diperoleh

mengemukakan tentang perbedaan kategori proyek konstruksi di Saudi Arabia.

Ditetapkan bahwa penyebab keterlambatan proyek dengan melakukan survei terhadap

pihak-pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan proyek yaitu; pemilik, konsultan

dan kontraktor maka dari hasil survei terhadap 23 kontraktor, 19 konsultan dan 15

pemilik, terdapat 73 penyebab keterlambatan yang ditetapkan selama riset. 76% dari

kontraktor, 56% konsultan menetapkan bahwa rata-rata keterlambatan pelaksanaan

proyek sekitar 10% dan 30% dari waktu yang yang telah ditetapkan sesuai kontrak.

Umumnya penyebab keterlambatan proyek yang didapatkan terhadap pihak-pihak

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


yang terlibat (kontraktor, konsultan dan pemilik) tentang adanya perubahan rencana

(change order). Hasil dari survei diperoleh 70% terdapat proyek yang diperpanjang

waktu pelaksanaannya dari yang dijadwalkan, dan 45 dari 76 proyek konstruksi

terjadi keterlambatan pelaksanaan pekerjaan proyek. Digunakan koefisien korelasi

Spearman untuk hubungan menyatakan setuju atau tidak didalam rangking penyebab

penting keterlambatan konstruksi proyek dengan pihak-pihak yang terlibat, pemilik,

kontraktor dan konsultan. Dengan demikian diperoleh hasil penelitian ini melalui

responden terhadap pemilik, konsultan dan kontraktor. Untuk penelitian ini

digunakan korelasi Spearman dengan koefisien korelasi antara +1 dan ─1, dimana +1

menyatakan setuju, sedangka─n 1 menyatakan tidak setuju. Korelasi

rangking Spearman digunakan menentukan langkah selanjutnya yaitu perbandingan

korelasi antara penyebab penting keterlambatan proyek terhadap pihak-pihak yang

terkait yaitu: kontraktor, konsultan dan pemilik.

2.4.2 Resume Penyebab Keterlambatan Proyek dari Peneliti sebelumnya

Penelitian penyebab keterlambatan proyek jembatan didasari latar belakang

dari peneliti-peneliti (researches) sebelumnya, seperti pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Penyebab Keterlambatan Proyek didasari latar belakang


dari peneliti-peneliti (researches) sebelumnya

Peneliti Project Jumlah Kasus


Keterlambatan (research) penyebab yg
diidentifikasi

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


Tabel 2.2 Penyebab Keterlambatan Proyek didasari latar belakang dari
peneliti- peneliti (researches) sebelumnya

Peneliti Project Jumlah Kasus Keterlambatan


(research) penyebab yg
diidentifikasi
Menurut Kraiem Keterlambatan waktu 45 Kontraktor: tidak seksamanya rencana k
dan Dickman pelaksanaan proyek : tersedianya sumberdaya, kurangnya
(1987) dalam Klasifikasi dan peringkat komunikasi/koordinasi.
Proboyo (2009) dari penyebab-
Pemilik: masalah ketidaklengkapan
penyebabnya.
ketid dan lingkup pekerjaan, masala
sistem pe pengendalian proyek.

Acharya et al Analysis of Construction 85 Konsultan : pekerjaan yang berlebihan, t


(2006) Delay Factor: A Korean gambar,tidak lengkapnya spesifikasi, per
Perspective (error), adanya perubahan keputusan, me
pekerjaan kembali yang salah, perubahan
perubahan spesifikasi selama pelaksanaa
Kontraktor : perubahan personil staff, k
ahli, kurangnya dana (insufficient cash fl
pengalaman tenaga ahli.
Pemilik: Perubahan lokasi proyek (site),
yang salah, waktu pelaksanaan proyek ya

Abdullah et al Causes of Delay in MARA 18 Kontraktor: Cash flow, kesulita


(2010) Management Procurement keuanga manajemen yang buruk dilokas
Construction Projects. lapangan perencanaan, progress, skedu
yang tidak
Assaf et al (2011) Change Orders in 21 Pemilik: kurang terlibatnya pengembang
Construction Projects in terlambatnya material di proyek, adany
Saudi Arabia. p material, pergantian material.

Konsultan: adanya konflik dalam peruba


perencanaan, adanya perubahan setelah
p
Ahmed et al Construction Delays in 50 Pemilik: Bencana alam, perubahan perm
(2002) Florida: An Empirical spesifikasi, kesulitan keuangan, terlamba
Study kepada kontraktor, kesulitan ekonomi, di
kembali kontrak.
Kontraktor: terlambatnya fabrikasi bahan

UNIVERSITAS SUMATRA
Lanjutan Tabel 2.2 Penyebab Keterlambatan Proyek didasari latar belakang dari
peneliti - peneliti (researches) sebelumnya

/ pekerja dilokasi proyek, rusaknya konstr


tersedianya peralatan, terjadinya perselisi
lokasi proyek antar pekerja, perencanaan
yang tidak memadai, kurang koordinasi d
keterlambatan transportasi, keahlian mana
buruk.

Rider et al Analysis of 46 Kontraktor:kondisi lokasi proyek (site) y


( 2011) Concurrent/Pacing Delay terduga, berbeda dari yang direncanakan.
Soon et al (2007) Causes and Effects of 28 Kontraktor: Perencanaan yang tidak sesu
Delays in Malaysian yang buruk di lokasi proyek (site),pengal
Construction Industry kurang, pembayaran yang tidak tepat
wak
padahal sudah menyelesaikan proyek, Ma
sub kontraktor, material yang tidak mencu
tenaga kerja, peralatan yang tersedia akan
kurang komunikasi antar staff, kesalahan
selama pelaksanaan proyek

Bordat et al An Analysis of Cost 25 Pelaksanaan bisnis (business practices), p


(2004). Overruns and Time Delays kondisi lokasi proyek (site) yang jauh dar
of INDOT Projects kontraktor dan lembaga manajemen, sked
pemeliharaan daerah (zone ) traffic, peren
salah.

UNIVERSITAS SUMATRA
Kelanjutan Tabel 2.2 tentang Penyebab Keterlambatan Proyek didasari latar

belakang dari peneliti-peneliti (researches) sebelumnya dapat dilihat pada lampiran I.

2.5 Statistik yang digunakan untuk menganalisis

Beberapa tahapan statistik yang digunakan dalam menganalisis penelitian ini

antara lain:

2.5.1 Teori Analisis Data

Menurut Arikunto (2002) bahwa data kuantitatif yang dikumpulkan dalam

penelitian koresional, komparatif, atau eksperimen diolah dengan rumus-rumus

statistik yang sudah disediakan. Data yang telah terkumpul, maka diklasifikasikan

menjadi dua kelompok data, yakni: data kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan

data kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata atau simbol atau juga dalam bentuk

bukan angka.

Analisis kualitatif merupakan analisis yang mendasar pada adanya hubungan

semantik antar variabel yang sedang diteliti dan hubungan antar semantik sangat

penting karena dalam analisis kualitatif. Tidak menggunakan angka-angka seperti

pada analisis kuantitatif (Sarwono, 2006).

Dengan adanya penjelasan diatas, maka perbedaan antara data kuantitatif dan

kualitatif untuk analisis data ditentukan oleh peneliti. Peneliti menentukan analisis

data kuantitatif dengan asumsi menurut penelitian The Ordnance Department of US

Army and Ballistic Research Laboratory (BRL) dalam Azis et al (2010). Mereka telah

banyak melakukan eksperimen. Dari eksperimen mereka, maka diperoleh hasil

UNIVERSITAS SUMATRA
perkembangan eksperimen Army Corp of Engineers didalam formula ACE. Formula

ACE telah menetapkan:

1. Korelasi.

2. Non parametrik.

3. Variabel ordinal.

4. Menggunakan korelasi Spearman.

5. Chi square test.

Dasar formula ACE inilah yang dijadikan acuan peneliti untuk menentukan langkah

selanjutnya penelitian ini.

2.5.2 Teori Metode Pengukuran

Setiawan (2005) mengatakan bahwa teknik pengukuran yang sering

digunakan dalam penelitian adalah skala Likert. Skala ini merupakan metode

summated rating. Dan ini diaplikasikan untuk mengukur sikap seseorang terhadap

sekumpulan pertanyaan yang berkaitan dengan variabel tertentu. Skala Likert

dirancang untuk mengukur apakah sikap itu berada pada jenjang yang negatif atau

positif, kemudian diberi skor secara berjenjang.

Sedangkan menurut Weni (2007) bahwa skala Likert penting untuk mengetahui

pendapat responden atau sikap tentang sesuatu, dimana responden harus

mengidentifikasi lebih dekat pengalaman, pendapat yang cocok. Sesuai dengan

pertanyaan didalam sebuah rating scale.

UNIVERSITAS SUMATRA
2.5.3 Teori Sampling

Sugiyono (2003) mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri dari objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Sampel adalah bagian dari sejumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi

tersebut (Sugiyono, 2003). Penggunaannya adalah dengan mengambil sampel acak

sederhana (simple random sampling), yaitu sampel yang diambil sedemikian rupa

sehingga setiap unit penelitian dari populasi mempunyai kesempatan yang sama

untuk dipilih sebagai sampel.

Dengan adanya ketentuan diatas maka populasi dalam penelitian ini adalah

total responden pihak-pihak yang terlibat, kontraktor dan pemilik sebanyak 71

responden (Lampiran II).

2.5.4 Teori tentang Metode Jenis dan Sumber Data

Terdiri dari 2 sumber data yaitu data primer dan data sekunder. Data yang

dikumpulkan dan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer

merupakan data yang didapat secara langsung dari sumber-sumber pertama baik

individu maupun kelompok yaitu: penyebaran kuesioner di distribusi kepada

responden yang ditargetkan, kontraktor BUMN dan non BUMN yang ada di Sumatera

Utara dan kontraktor non BUMN Aceh. Sedangkan pemilik (owner) hanya di

Sumatera Utara.

UNIVERSITAS SUMATRA
2.5.5 Teori Statistik Non Parametrik

Statistik non parametrik digunakan untuk pengujian hipotesis jika data

berbentuk nominal dan ordinal. Data nominal adalah data yang menunjukkan

frekuensi dari suatu atribut. Data ordinal adalah data yang menunjukkan urutan atau

ranking. Penggunaan statistik non parametrik memerlukan berbagai persyaratan.

Persyaratan tersebut adalah sumber penelitian harus diambil secara acak (random).

Tetapi data yang dianalisis tidak harus berdistribusi tertentu.

Setiawan (2005) menyatakan bahwa statistik non parametrik adalah bagian

statistik yang parameter dari populasinya tidak mengikuti suatu distribusi tertentu

atau memiliki distribusi yang bebas persyaratan dan variannya tidak perlu homogeni.

Penggunaan statistik parametrik dan non parametrik tergantung dari asumsi-

asumsi dasar yang berkaitan dengan distribusi dan jenis skala data yang diperoleh

dari populasi maupun sampel penelitiannya. Apabila tidak memenuhi persyaratan

antara lain:

1. Variabel yang diukur tidak dalam skala interval. Skala interval termasuk

ukuran yang bersifat numerik. Sehingga memungkinkan melakukan

interpretasi terhadap hasilnya.

2. Analisis yang berkaitan dengan dua grup, maka populasi masing-masing grup

harus memiliki varian yang sama, seperti diketahui varians adalah ukuran

keragaman yang memperhitungkan posisi relatif setiap pengamatan terhadap

nilai tengah gugus data.

3. Observasi diambil dari populasi yang berdistribusi normal.

UNIVERSITAS SUMATRA
4. Hasil observasi harus bersifat independen. Pemilihan satu kasus tidak

tergantung pada pemilihan kasus lainnya.

Akan tetapi, jika tidak memenuhi semua persyaratan tersebut diatas, maka

digunakanlah analisis metode statistik non parametrik. Uji statistik ini tidak

memerlukan asumsi distribusi dari populasi.

Terdapat kelebihan dan kekurangan antara statistik parametrik dan non

parametrik. Setiawan (2005) menyatakan bahwa statistik non parametrik memiliki

keunggulan dan kekurangan, adapun keuntungan dari penggunaan statistik non

parametrik adalah sebagai berikut:

1. Statistik non parametrik dapat digunakan pada sampel kecil.

2. Dapat digunakan untuk menggarap sampel-sampel. Observasi tersebut terdiri

dari beberapa populasi yang berlainan.

3. Dapat digunakan untuk menggarap data. Data tersebut merupakan ranking

(rank).

4. Dapat digunakan untuk menggarap data. Data tersebut merupakan klasifikasi

dan diukur dalam skala nominal.

5. Lebih mudah dipelajari dan diterapkan dibandingkan dengan statistik

parametrik.

UNIVERSITAS SUMATRA
Sedangkan kekurangan dari penggunaan prosedur model statistik non parametrik

adalah:

1. Penggunaan statistik non parametrik akan menjadi penghamburan data jika

data memenuhi syarat model statistik parametrik.

2. Belum ada satupun dalam metode statistik non parametrik untuk mengukur

interaksi-interaksi dalam model analisis varian.

3. Penggunanaan statistik non parametrik memerlukan banyak tenaga serta

menjemukan.

Penjelasan yang diberikan oleh Setiawan (2005) diatas, dapat memberikan

gambaran keuntungan dan kerugian penggunaan statistik non parametrik. Namun,

peneliti berpedoman kepada Ballistic Reserach Labolatory (BRL) seperti penjelasan

pada Bab II. 2.5.1 tentang alasan digunakan statistik non parametrik.

2.6 Teori Analisis yang digunakan

Penelitian ini membahas beberapa teori analisis yang digunakan dalam

penyelesaian masalah yang terjadi tentang faktor-faktor penyebab keterlambatan

proyek jembatan di Sumatera Utara dan Aceh, diantaranya adalah:

2.6.1 Mean atau rata-rata

Nazir (1999) menyatakan bahwa mean (rata-rata), yang sering digunakan

adalah rata-rata hitung (arithmetic mean). Rata-rata hitung untuk data kuantitatif yang

terdapat dalam sebuah sampel dihitung dengan jalan membagi jumlah nilai data oleh

UNIVERSITAS SUMATRA
banyak data. Jika X1, X2, …………….Xn adalah n buah pengamatan, maka mean

dicari dengan rumus:

_  n f i xi
Mean x  i 1 (2.1)
n

Dimana: = Nilai rata-rata (mean value) dari data kuesioner

n = Jumlah observasi data Kuesioner pada setiap faktor/variabel (61)

Xi = Skala scoring (scoring scale) (1,2,3,4,5)

fi = frekuensi dari setiap observasi kuesioner dari setiap factor

Penentuan nilai rata-rata (mean rank) terendah (terkecil) diambil referensi

oleh peneliti menurut Widhiawati (2009).

2.6.2 Teori Koefisien Korelasi Berdasarkan Rank

Suatu himpunan data tertentu, dengan pengukuran atau anggapan normalitas

untuk r tidak terpenuhi, maka digunakan koefisien korelasi non parametrik. Seperti

diketahui bahwa korelasi adalah hubungan keterkaitan antara dua atau lebih variabel.

Angka koefisien korelasi (r) terpenuhi sekitar -1 = r = +1. Untuk menentukan

koefisien korelasi dengan metode non parameterik, maka digunakan koefisien

korelasi rank spearman dan koefisien korelasi rank konkordansi Kendall.

Koefisien korelasi berdasarkan rank adalah ukuran asosiasi yang menuntut

kedua variabel diukur sekurang-kurangnya dalam skala ordinal sehingga objek-objek

UNIVERSITAS SUMATRA
yang dipelajari dapat di rangking dalam rangkaian berurut (Conover dalam Khotimah,

2007).

2.6.3 Teori tentang Korelasi

Koefesien korelasi ialah pengukuran statistik kovarian atau asosiasi antara dua

variabel dan Korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam salah satu

teknik pengukuran asosiasi/ hubungan (measures of association).. Besarnya koefesien

korelasi berkisar antara +1 s/d -1.

Ada tiga penafsiran hasil analisis korelasi, meliputi: pertama, melihat

kekuatan hubungan dua variabel; kedua, melihat signifikansi hubungan; dan ketiga,

melihat arah hubungan. Untuk melakukan interpretasi kekuatan hubungan antara dua

variabel dilakukan dengan melihat angka koefesien korelasi hasil perhitungan dengan

menggunakan kriteria sebagai berikut:

1. Jika angka koefesien korelasi menunjukkan 0, maka kedua variabel tidak

mempunyai hubungan.

2. Jika angka koefesien korelasi mendekati 1, maka kedua variabel mempunyai

hubungan semakin kuat.

3. Jika angka koefesien korelasi mendekati 0, maka kedua variabel mempunyai

hubungan semakin lemah.

4. Jika angka koefesien korelasi sama dengan 1, maka kedua variabel

mempunyai hubungan linier sempurna positif.

UNIVERSITAS SUMATRA
5. Jika angka koefesien korelasi sama dengan -1, maka kedua variabel

mempunyai hubungan linier sempurna negatif.

2.6.4 Teori tentang Koefisien Korelasi Rank Spearman

Teori korelasi digunakan untuk menganalisis ada atau tidaknya hubungan

antara variabel, jika ada hubungan maka berapa besar pengaruhnya. Peneliti

memastikan validitas dari kuesioner, maka dilakukan uji statistik, yaitu tes Spearman.

Seperti diketahui korelasi rangking Spearman adalah tes non parametrik, yang

digunakan untuk mengetahui adanya variabel faktor-faktor penyebab keterlambatan

proyek terhadap pemilik, kontraktor. Teknik yang digunakan untuk mengetahui

hubungan 2 variabel antara faktor-faktor penyebab keterlambatan pelaksanaan proyek

jembatan (X) terhadap pihak-pihak yang terlibat Y{kontraktor (Y 1) dan pemilik (Y2)}

Dengan kata lain, dapat diketahui variabel faktor-faktor penyebab keterlambatan

proyek jembatan terhadap variabel pihak-pihak yang terlibat Y {kontraktor (Y1) dan

pemilik (Y2)}. Digunakan statistik Rs antara ─1 dan +1 yang menyatakan

mempunyai hubungan tidak berpengaruh atau berpengaruh.

- Koefisien korelasi +1 mempunyai pengaruh positif. Dinyatakan berpengaruh

- Sedangkan koefisien korelasi ─1 mempunyai berpengaruh negatif.

Dinyatakan tidak berpengaruh.

UNIVERSITAS SUMATRA
Menurut Sallah (2009) bahwa arti nilai Rs pada korelasi rank Spearman adalah;

1. Jika nilai Rs adalah ─1, maka ini korelasi negatif.

2. Diantara ─1 dan ─0.5 adalah korelasi negatif kuat.

3. Untuk ─0.5 dan 0 maka korelasi negatif lemah.

4. Sedangkan nilai 0, maka tidak ada korelasi.

5. Jika nilai 0 dan 0.5 maka korelasi positif lemah.

6. Dan jika 0.5 dan 1, maka korelasi positif kuat.

7. Sedangkan jika 1 maka terdapat korelasi positif.

Madjid (2006) menyatakan bahwa koefisien korelasi rangking Spearman

adalah pengukuran asosiasi (hubungan) 2 variabel antara faktor-faktor penyebab

keterlambatan pelaksanaan proyek jembatan (X) terhadap pihak-pihak yang terlibat Y

{kontraktor (Y1) dan pemilik (Y2)}. Agar penentuan korelasinya yang signifikan

dalam suatu faktor rangking keterlambatan pelaksanaan proyek konstruksi jembatan

dalam persfektif kontraktor (Y1) dan pemilik (Y2), maka korelasi rank Spearman

(Sheskin dalam Madjid, 2006), dihitung dengan menggunakan rumus:

rs (2.2)

Dimana: rs=Koefisien korelasi rank Spearman

d=Perbedaan Rangking antara kontraktor dan pemilik

N=Jumlah variabel (total responden sebanyak 71 orang)

UNIVERSITAS SUMATRA
Diperoleh besarnya koefisien korelasi spearman (rs) bervariasi yang memiliki

batasan-batasan antara -1 < r < 1, interprestasi dan nilai koefisien korelasinya

adalah:

1. Jika, nilai r > 0, artinya telah terjadi hubungan yang linear positif, yaitu

makin besar nilai variabel X ( faktor-faktor penyebab keterlambatan proyek

jembatan ) maka besar pula nilai variabel Y {kontraktor (Y1) dan pemilik

(Y2)} atau makin kecil nilai variabel X (faktor-faktor penyebab

keterlambatan proyek jembatan) maka makin kecil pula nilai variabel

Y{kontraktor (Y1) dan pemilik (Y2)}.

2. Jika, nilai r < 0, artinya telah terjadi hubungan yang linear negatif, yaitu

makin kecil nilai variabel X (faktor-faktor penyebab keterlambatan proyek

jembatan), maka makin besar nilai variabel Y {kontraktor (Y1) dan pemilik

(Y2)} atau makin besar nilai variabel X (faktor-faktor penyebab

keterlambatan proyek jembatan), maka makin kecil pula nilai variabel Y

{kontraktor (Y1) dan pemilik (Y2)}.

3. Jika, nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel X

(faktor-faktor penyebab keterlambatan proyek) dengan variabel Y

{kontraktor (Y1) dan pemilik (Y2)}.

4. Jika, nilai r = 1 atau r = -1 adalah telah terjadi hubungan linear sempurna,

berupa garis lurus, sedangkan untuk nilai r yang semakin mengarah ke

angka 0 maka garis makin tidak lurus.

UNIVERSITAS SUMATRA
Dalam hubungan antara rangking kontraktor (Y1) dan pemilik (Y2) diverifikasi

dengan asumsi oleh tes hipotesis pada signifikan 95%.

dimana Z = rs

Agar supaya diketahui faktor-faktor yang sangat berpengaruh penyebab

keterlambatan proyek dan tidak berpengaruh faktor-faktor penyebab keterlambatan

proyek antara dua grup responden, kontraktor (Y1) dan pemilik (Y2) dalam faktor

rangking, maka diperlukan tes hipotesis, yaitu:

- Hipotesis nol (null hypothesis) H0 = Tidak ada pengaruh hubungan faktor-faktor

penyebab keterlambatan proyek jembatan

didalam rangking terhadap kontraktor (Y1)

dan pemilik (Y2).

- Hipotesis Alternatif H1 = Ada pengaruh hubungan faktor-faktor

penyebab keterlambatan proyek jembatan

didalam rangking terhadap pemilik (Y2)

dan kontraktor (Y1).

Korelasi Spearman dalam pengujian statistik dapat dilakukan menurut

pendapat Setiawan (2005) menyatakan bahwa merupakan ukuran kadar

asosiasi/relasi/hubungan antara 2 variabel antara faktor-faktor penyebab

keterlambatan pelaksanaan proyek jembatan (X) terhadap pihak-pihak yang terlibat

(kontraktor dan pemilik) yang didasarkan atas rangking faktor-faktor penyebab

UNIVERSITAS SUMATRA
keterlambatan proyek jembatan dengan data berupa ordinal. Dengan perhitungan dan

pengujiannya didalam penelitian yakni:

1. Diberikan rangking pada variabel X dan Y, jika ada rangking kembar buat

rata-ratanya.

2. Hitung harga di=Xi─Yi.

3. Dibuat kuadrat masing-masing di (di)² dan jumlahkan (∑(di)²).

4. Tidak ada rangking berangka maka digunakan rumus:

rs (2.3)

5. Dilakukan uji signifikansi

Jika 4≤n≤30, digunakan tabel P ( Siegel, 1997) uji satu sisi. Dan jika≤αp,

maka H0 ditolak.

Jika n>30, dihitung dengan menggunakan rumus:

t I (2.4)

2.6.5 Teori tentang Koefisien Korelasi Rank Kendall (τ)

Analisis korelasi rank Kendall digunakan untuk mencari hubungan dan

menguji hipotesis antara dua variabel atau lebih. Jika datanya berbentuk ordinal dan

rangking (Sugiyono, 2003).

Untuk menentukan faktor-faktor penyebab keterlambatan proyek pelaksanaan

jembatan diantara responden, kontraktor (Y1), pemilik (Y2) didalam rangking,

UNIVERSITAS SUMATRA
koefisien konkordansi Kendall digunakan. Koefisien ini memberikan jawaban faktor-

faktor penyebab keterlambatan pelaksanaan proyek jembatan diantara responden

selama mendapatkan hasil data kuesioner dalam skala 0 sampai 1.

Al-Juwairah (1997) menyatakan bahwa koefisien konkordansi Kendall (σ)

adalah menyatakan sejauh mana pengaruhnya atau sebaliknya bahwa tidak ada

pengaruhnya faktor-faktor penyebab keterlambatan pelaksanaan proyek jembatan

yang diperoleh diantara rangking terhadap pihak-pihak terlibat yaitu kontraktor dan

pemilik (owner).

Dalam pengertian lain bahwa koefisien konkordansi Kendall ini digunakan

untuk mengetahui bagaimana pengaruh faktor-faktor penyebab keterlambatan proyek

jembatan terhadap pihak-pihak terlibat yaitu kontraktor dan pemilik (owner). Dan

juga untuk mengetahui apakah tidak mempunyai pengaruh faktor-faktor penyebab

keterlambatan pelaksanaan proyek jembatan terhadap pihak-pihak terlibat yaitu

kontraktor dan pemilik (owner).

Widhiawati (2009) menyatakan bahwa uji konkordansi Kendall pada

prinsipnya ingin mengetahui apakah ada keselarasan dari sekelompok subjek (orang)

dalam menilai objek tertentu. Keselarasan (konkordansi) diberi nilai seperti halnya

korelasi, yakni dari 0 sampai 1. Jika 0 berarti responden sama sekali tidak selaras satu

dengan yang lain dalam menilai atribut dan jika 1 maka semua sangat selaras. Pada

umumnya, angka konkordansi diatas 0.5 bisa dianggap tingkat keselarasan sudah

cukup tinggi. Nilai konkordansi Kendall (Kendall W) dapat dicari dengan rumus:

UNIVERSITAS SUMATRA
W= (2.5)

Dimana: k=Jumlah variabel

n=Jumlah penilai (responden sebanyak 71)

Ri= Jumlah data penilaian responden

Untuk dapat memberi interpretasi terhadap kuatnya hubungan itu, maka dapat

digunakan pedoman seperti yang tertera dibawah ini:

Tabel 2.3 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Rank Kendall

Interval KoefisienTingkat Hubungan

0.00─0.199 Sangat rendah


0.20─0.399 Rendah
0.40─0.599 Sedang
0.60─0.799 Kuat
0.80─1.00 Sangat kuat
Sumber Sugiyono dalam Widhiawati, (2009)

Pengujian statistik menurut Setiawan (2005) bahwa koefisien korelasi rank

Kendall merupakan ukuran kadar asosiasi/relasi/hubungan antara dua (2) variabel

antara faktor-faktor penyebab keterlambatan pelaksanaan proyek jembatan (X)

terhadap pihak-pihak yang terlibat yaitu kontraktor (Y1) dan pemilik (Y2). Variabel

(faktor) berdasarkan atas rangking dan mempunyai data berskala ordinal. Perhitungan

dan pengujiannya yang dilakukan oleh peneliti yakni:

UNIVERSITAS SUMATRA
1. Diberikan rangking pada variabel X dan Y, jika ada rangking kembar, dibuat

rata-ratanya.

2. Diurutkan rangking X dari terkecil hingga terbesar (1,2,3,….................n).

3. Ditentukan harga S berdasarkan rangking Y yang telah disusun mengikuti X.

Dan diamati rangking Y mulai dari yang paling kecil menurut X, hingga yang

terbesar menurut X. Kemudian diberi nilai +1 untuk setiap harga yang lebih

tinggi berdasarkan susunan rangking X dan ─1 untuk setiap harga yang lebih

rendah.

Tidak ada rangking berangka maka digunakan rumus:

(2.6)

Dilakukan uji signifikansi

Jika 4≤n≤10, maka digunakan tabel Q Siegel, 1997 (uji satu sisi). Jika p ≤ α,

maka H0 ditolak,

Jika n>10, maka Z (2.7)

2.6.6 Teori tentang Uji Chi Kuadrat

Uji Chi Kuadrat adalah salah satu prosedur non parametrik yang dapat

digunakan dalam analisis statistik yang sering digunakan. Uji Chi kuadrat ini

digunakan untuk menguji kebebasan antara dua sampel (variabel) yang disusun dalam

tabel baris kali kolom atau menguji keselarasan. Pengujian ini dilakukan untuk

UNIVERSITAS SUMATRA
mencek ketergantungan dan homogenitas, apakah data variabel yang diambil

menunjang hipotesis yang menyatakan bahwa populasi asal sampel tersebut

mengikuti suatu distribusi yang telah ditetapkan.

Kedua prosedur tersebut selalu meliputi perbandingan frekuensi yang diamati

dengan frekuensi yang diharapkan bila hipotesis nol yang ditetapkan benar, oleh

karena itu dalam penelitian yang dilakukan data yang diperoleh tidak selamanya

berupa data skala interval, melainkan juga data skala nominal.

Dengan memberikan interpretasikan terhadap Chi Kuadrat dan menentukan

df. Maka dapat dibandingkan dengan tabel harga kritis Chi Kuadrat. Dapat juga

dibandingkan antara harga Chi Kuadrat dari hasil perhitungan dengan harga kritis Chi

Kuadrat dan dapat diambil suatu kesimpulan dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Jika harga Chi Kuadrat sama atau lebih besar dari tabel Chi Kuadrat maka

hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima.

2. Bila harga Chi Kuadrat lebih kecil dari tabel chi Kuadrat maka hipotesis nol

(H0) diterima dan hipotesis alternatif (H1) ditolak.

2.7 Identifikasi Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Proyek dari Aspek


Manajemen Proyek Konstruksi Jembatan di Sumatera Utara dan Aceh
Terdapat faktor-faktor penyebab keterlambatan proyek jembatan telah

ditetapkan oleh peneliti sebelumnya, yang ditinjau dari aspek manajemen proyek

tersebut. Aspek manajemen proyek ini terdiri dari enam sub aspek manajemen kajian

yaitu:

UNIVERSITAS SUMATRA
 Aspek perencanaan dan penjadwalan pekerjaan (X1).

 Aspek lingkup dan dokumen pekerjaan /kontrak (X2).

 Aspek sistem organisasi, koordinasi dan komunikasi (X3).

 Aspek kesiapan/penyiapan sumber daya (X4 ).

 Aspek sistem inspeksi, kontrol dan evaluasi pekerjaan (X5).

 Aspek lain-lain (aspek diluar kemampuan pemilik dan kontraktor) (X6).

Aspek manajemen ini menurut Kraiem dan Dickman dalam Proboyo (2009) dan oleh

peneliti merupakan jumlah faktor-faktor penyebab keterlambatan proyek sebagai

variabel a.

Peneliti juga telah mengidentifikasi faktor-faktor penyebab keterlambatan

proyek terdiri dari 6 sub aspek manajemen proyek kajian secara rinci yaitu:

2.7.1 Aspek perencanaan dan penjadwalan pekerjaan

Aspek ini terdiri dari 8 sub faktor penyebab keterlambatan proyek

jembatan sebagai variabel X1. Penetapan sub faktor ini sebanyak 6 sub faktor

penyebab keterlambatan proyek jembatan, menurut Kraiem dan Dickman dalam

Proboyo (2009). Peneliti mendengar dari pakar-pakar yang berpengalaman di bidang

proyek konstruksi jembatan dan menangani keterlambatan proyek jembatan bahwa

untuk menambahkan 2 faktor lagi penyebab keterlambatan proyek di Sumatera Utara

dan Aceh. Saran yang diberikan mereka, seperti pada Tabel 2.4.

UNIVERSITAS SUMATRA
Tabel 2.4 Saran-saran dalam aspek perencanaan dan penjadwalan
pekerjaan yang diberikan oleh pakar-pakar konstruksi jembatan

No Sub Faktor/Variabel Keterangan Sumber


1 Pembuatan lalu lintas  Assaf et al (2006) Pakar-pakar tersebut
kendaraan pengalihan  Ahmed et al (2002) berasal dari:
sementara yang lama  Bordat et al (2004)  instansi pemilik (owner)
dari yang dijadwalkan dalam Final Report dengan posisi staff ahli
sehingga pelaksanaan  Ralls (2007) perencanan jalan dan
proyek tertunda.  Wei (2011) dalam jembatan.
kuesioner  general superintendent
tesisnya (GS) yang bekerja di
 Pusjatan- kontraktor non BUMN.
Balitbang PU  staff komersial yang
bekerja di kontraktor
BUMN.
2 Kondisi lapangan Pakar-pakar tersebut
(site) pelaksanaan  Acharya et al berasal dari:
pada abutment (2006)  instansi pemilik (owner)
yang tidak terduga.  Ahmed et al (2002 dengan posisi staff ahli
) dalam Final Report perencanan jalan dan
 Al-Dubaisi (2000) jembatan.
 Bordat et al (2004)  general superintendent
dalam tesisnya (GS) yang bekerja di
kontraktor non BUMN.
 staff komersial yang
bekerja di kontraktor
BUMN.

Pakar-pakar tersebut sampai sekarang masih bekerja di instansi pemilik

(owner) dengan posisi staff ahli perencanaan jalan dan jembatan, general

superintendent (GS) yang bekerja di kontraktor non BUMN dan staff komersial yang

bekerja di kontraktor BUMN. Pakar-pakar tersebut menyatakan bahwa pembuatan

lalu lintas kendaraan pengalihan sementara yang lama dari yang dijadwalkan

sehingga pelaksanaan proyek tertunda, kondisi lapangan (site) pelaksanaan pada

UNIVERSITAS SUMATRA
abutment yang tidak terduga adalah salah satu faktor penyebab keterlambatan proyek

jembatan di Sumatera Utara dan Aceh.

2.7.2 Aspek lingkup dan dokumen pekerjaan (kontrak)

Aspek ini terdiri dua belas sub faktor penyebab keterlambatan proyek

jembatan sebagai variabel X2. Penetapan sub faktor ini sebanyak 8 sub faktor

penyebab keterlambatan proyek jembatan, menurut Kraiem dan Dickman dalam

Proboyo (2009). Selain itu peneliti mendengar dari pakar-pakar berpengalaman di

bidang proyek konstruksi jembatan yang menangani keterlambatan proyek jembatan

bahwa untuk menambahkan 4 faktor penyebab keterlambatan proyek jembatan di

Sumatera Utara dan Aceh. Saran yang diberikan mereka, seperti pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5 Saran-saran aspek lingkup dan dokumen pekerjaan (kontrak)


yang diberikan oleh pakar-pakar konstruksi jembatan

No Sub Faktor/Variabel Keterangan Sumber


1 Banyak dikeluarkan Disetujui oleh pakar-  Acharya et al (2006)
addendum pada pakar yang berasal dalam kuesioner
kontrak, karena dari: tesisnya
perbedaan dokumen  instansi pemilik  Al-Dubaisi (2000) dalam
kontrak dengan (owner) dengan kuesioner tesisnya
kondisi tempat lokasi posisi staff ahli  Al-Juwairah (1997)
proyek (site). perencanan jalan dalam kuesioner
dan jembatan. tesisnya
 general  Al-Najjar (2008)
superintendent (GS)  Lee-Hoai (2008)
yang bekerja di  Wei (2010) dalam
kontraktor non kuesioner tesisnya
BUMN.
 staff komersial yang
bekerja di
kontraktor BUMN.

UNIVERSITAS SUMATRA
2 Peralatan tidak  Sda  Menurut Al- Najjar
sesuai kontrak. (2008) dalam
kuesioner tesisnya
 Assaf (2006)
 Ahmed et al (2002)
dalam Final Report
 Madjid (2006) dalam
kuesioner tesisnya
 Ralls (2007)
 Al-Dubaisi (2000)
3 Terlambatnya merevisi  Sda  Wei (2010) dalam
dan persetujuan kuesioner tesisnya
dokumen perencanaan  Assaf et al (2006)
dan bahan. dalam kuesioner
tesisnya

4 Tidak menggunakan  Sda  Menurut Al- Najjar


prosedur yg sistematis (2008) dalam
pada perencanaan dan kuesioner tesisnya
dokumen.

Tambahan 4 faktor penyebab keterlambatan proyek jembatan tersebut adalah

peralatan tidak sesuai kontrak, banyak dikeluarkan addendum pada kontrak, karena

perbedaan dokumen kontrak dengan kondisi tempat lokasi proyek (site), terlambatnya

merevisi dan persetujuan dokumen dan bahan dan tidak menggunakan prosedur yang

sistematis pada perencanaan dan dokumen.

2.7.3 Aspek sistem organisasi, koordinasi dan komunikasi

Aspek ini terdiri dari 9 sub faktor penyebab keterlambatan proyek jembatan

sebagai variabel X3. Penetapan sub faktor ini sebanyak 9 sub faktor penyebab

keterlambatan proyek jembatan, menurut Kraiem dan Dickman dalam Proboyo

(2009).

UNIVERSITAS SUMATRA
2.7.4 Aspek kesiapan/penyiapan sumber daya

Aspek ini terdiri dari 15 sub faktor penyebab keterlambatan proyek

jembatan sebagai variabel X4. Penetapan sub faktor ini sebanyak 7 sub faktor

penyebab keterlambatan proyek jembatan, menurut Kraiem dan Dickman dalam

Proboyo (2009). Peneliti mendengar dari pakar-pakar yang berpengalaman di bidang

proyek konstruksi jembatan dan menangani keterlambatan proyek jembatan bahwa

untuk menambahkan 8 faktor-faktor penyebab keterlambatan proyek jembatan di

Sumatera Utara dan Aceh. Saran yang diberikan mereka, seperti pada Tabel 2.6.

Tabel 2.6 Saran-saran aspek kesiapan/penyiapan sumber daya yang diberikan


oleh pakar-pakar konstruksi jembatan

No Sub Faktor/Variabel Keterangan Sumber

1 Mesin dan alat kerja yang Disetujui oleh pakar-  Al-Najjar et al (2008)
tersedia di lapangan tidakpakar yang berasal dalam kuesioner tesisnya
dapat bekerja sesuaidari:  Madjid (2006) dalam
dengan rencana yang telah instansi pemilik kuesioner tesisnya
di plot. (owner) dengan  Ralls (2007)
posisi staff ahli  Wei (2010) dalam
perencanan jalan kuesioner tesisnya
dan jembatan.
 general
superintendent (GS)
yang bekerja di
kontraktor non
BUMN.
 staff komersial yang
bekerja di
kontraktor BUMN.
2 Pemasangan alat yang  Sda  Ahmed et al (2002)
terlambat dan berdampak  Al-Najjar et al (2008) dalam
mundurnya rencana kerja. kuesiner tesisnya
 Madjid (2006)
 Ralls (2007)

UNIVERSITAS SUMATRA
 Wei (2010)
3 Terjadinya konflik  Sda  Acharya (2006)
antar sesama personil  Madjid (2006)
di kontraktor.  Al-Najjar et al (2008)
 Lee-Hoai (2008)
 Ahmed et al (2002)
 Wei (2010) dalm kuesioner
tesisnya
4 Pengiriman  Sda  Ahmed et al (2002)
material/bahan konstruksi  Al-Najjar et al (2008) dalam
terlambat sampai ke kuesioner tesisnya
lapangan (site).  Al-Dubaisi (2000)
 Assaf et al (2011)
 Assaf et al (2006)
 Madjid (2006) dalam
kuesioner tesisnya
 Wei (2010) dalm kuesioner
tesisnya
 Bordat (2004)
 Sda  Assaf (2006)
5 Kurangnya  Ahmed et al (2002 ) dalam
pengalaman mekanik Final Report
operator  Madjid (2006)
mengoperasikan  Wei (2010) dalam
pemakaian alat kuesioner tesisnya
berteknologi tinggi di  Sda  Madjid (2006)
lapangan (site).
6 Rendahnya moral dan
motivasi (low morale and  Sda  Assaf (2006)
motivation).  Ahmed et al (2002 ) dalam
7 Kurangnya Final Report
mengalokasikan daerah  Ralls (2007)
sekitar proyek sebelum
pembuatan lalu lintas  Sda  Ahmed et al (2002 ) dalam
kendaraan pengalihan Final Report
sementara.  Assaf (2006)
8 Kurangnya penggunaan  Madjid (2006)
teknologi yang tepat dalam  Wei (2010) dalam
pelaksanaan proyek. kuesioner tesisnya
 Acharya (2006)

UNIVERSITAS SUMATRA
2.7.5 Aspek sistem inspeksi, kontrol dan evaluasi pekerjaan

Aspek ini terdiri dari 8 sub faktor penyebab keterlambatan proyek

jembatan sebagai variabel X5. Penetapan sub faktor ini sebanyak 7 sub faktor

penyebab keterlambatan proyek jembatan, menurut Kraiem dan Dickman dalam

Proboyo (2009). Peneliti mendengar dari pakar-pakar yang berpengalaman di bidang

proyek konstruksi jembatan dan menangani keterlambatan proyek jembatan bahwa

untuk menambahkan 1 faktor penyebab keterlambatan proyek jembatan di Sumatera

Utara dan Aceh. Saran yang diberikan mereka, seperti pada Tabel 2.7.

Tabel 2.7 Saran-saran aspek sistem inspeksi, kontrol dan evaluasi pekerjaan
yang diberikan oleh pakar-pakar konstruksi jembatan

No Sub Faktor/Variabel Keterangan Sumber

1 Rusaknya bahan/material Disetujui oleh pakar-  Assaf (2006)


ketika dibutuhkan segera pakar yang berasal  Bordat (2004) dalam
(urgently). dari: Final Report
 instansi pemilik  Wei (2010) dalam
(owner) dengan kuesioner tesisnya
posisi staff ahli
perencanan
jalan dan
jembatan.
 general
superintendent (GS)
yang bekerja di
kontraktor non
BUMN.
 staff komersial yang
bekerja di
kontraktor BUMN.

UNIVERSITAS SUMATRA
2.7.6 Aspek lain-lain (aspek diluar kemampuan pemilik dan kontraktor)

Aspek ini terdiri dari 8 sub faktor penyebab keterlambatan proyek

jembatan sebagai variabel X6. Penetapan sub faktor ini sebanyak 7 sub faktor

penyebab keterlambatan proyek jembatan, menurut Kraiem dan Dickman dalam

Proboyo (2009). Peneliti mendengar dari pakar-pakar yang berpengalaman di bidang

proyek konstruksi jembatan dan menangani keterlambatan proyek jembatan bahwa

untuk menambahkan 1 faktor lagi penyebab keterlambatan proyek di Sumatera Utara

dan Aceh. Saran yang diberikan mereka, seperti pada Tabel 2.8.

Tabel 2.8 Saran-saran aspek diluar kemampuan pemilik dan kontraktor yang
diberikan oleh pakar-pakar konstruksi jembatan

No Sub Faktor/Variabel Keterangan Sumber

1 Terjadinya perselisihan Disetujui oleh pakar-pakar  Al Dubaisi (2000)


antara kontraktor dan yang berasal dari: dalam kuesioner
pemilik (dispute  instansi pemilik tesisnya
between contractor (owner) dengan posisi  Assaf (2011) dalam
and owner). staff ahli perencanan kuesioner tesisnya
jalan dan jembatan.
 general superintendent
(GS) yang bekerja di
kontraktor non BUMN.
 staff komersial yang
bekerja di
kontraktor
BUMN.

UNIVERSITAS SUMATRA
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendahuluan

Telah dipaparkan pada Bab II, Tinjauan Pustaka yang menjabarkan definisi

dan teori-teori mengenai jenis-jenis keterlambatan proyek. Metode penelitian dan

metode analisis tesis ini.

Bab III ini berisi tentang bagaimana strategi yang cocok untuk penyelesaian

masalah penelitian ini secara sistematis. Selanjutnya akan ditentukan model

penelitian, tools yang digunakan, metode pengumpulan data serta analisis yang akan

dilakukan.

Untuk mendapatkan output dari hasil penelitian dengan hasil yang maksimal,

diperlukan perencanaan dan persiapan yang baik. Hal ini dimungkinkan dengan

terdapatnya proses yang sistematis, objektif, logis serta metode analisis yang benar.

Dan didukung oleh desain penelitian yang baik. Prosedur penelitian yang digunakan

antara lain:

1. Penentuan variabel dan data skala pembobotan yang digunakan pada

kuesioner di penelitian ini.

2. Penggunaan analisis statistik non parametrik.

3. Penentuan hasil akhir dari penelitian.

UNIVERSITAS SUMATRA
Sebagai acuan penelitian ini, dapat digambarkan alir penelitian (flowchart)

metodologi penelitian, seperti pada Gambar 3.1.

Identifikasi Masalah

Studi Literatur

Rumusan Masalah

Survei Awal (Pilot Survey)

Input Data dari


General Superintendent (GS)
Penetapan Kuesioner
Kasie pada pemilik
Manajer proyek pada kontraktor
Staff komersial
Penyebaran Kuesioner

Pemilik (owner) Kontraktor

Kompilasi Data

Analisis Data

Kesimpulan dan Saran

Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian

UNIVERSITAS SUMATRA
3.2 Kerangka Penelitian

Keterlambatan pelaksanaan proyek jembatan khususnya di Sumatera Utara

dan Aceh dapat diidentifikasi masalah tersebut dengan mengetahui apa sebenarnya

yang terjadi dan faktor-faktor apa penyebabnya. Disadari perlunya gagasan untuk

strategi penyelesaiannya. Seiring dengan adanya permasalahan keterlambatan proyek

jembatan tersebut, dapat ditentukan konsep dan strategi penyelesaian yang digunakan.

Persoalan yang ada didasari rumusan masalah bahwa terdapatnya keterlambatan

penyelesaian proyek konstruksi jembatan dan perlu diketahui faktor-faktor utama

penyebab keterlambatan pelaksanaan proyek jembatan tersebut.

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data primer dengan

penyebaran kuesioner terhadap responden-responden yang terlibat yaitu kontraktor

dan pemilik. Hampir semua responden kontraktor dan pemilik mengisi kuesioner

yang diberikan oleh peneliti.

Penyebaran kuesioner tersebut dilakukan dengan menentukan berapa

sampling responden yang didapat dari pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder)

yaitu: kontraktor dan pemilik. Responden tersebut dengan posisi (kedudukan) apa di

perusahaan atau instansi mereka. Data kuesioner penelitian berbentuk angka-angka

dan bukan dinyatakan dalam simbol. Kemudian dapat ditentukan alasan pemilihan

jenis metode statistik non parametrik yang digunakan oleh peneliti. Sebagaimana

dijelaskan pada penjelasan diatas sebelumnya Bab II. 2.5.1, maka hasil kuesioner

yang diperoleh, kemudian dianalisis dengan penggunaan pengujian statistik non

parametrik antara lain; analisis koefisien korelasi berdasarkan rank dan ini adalah

UNIVERSITAS SUMATRA
perolehan urutan (rank). Tetapi diawali sebelumnya data di analisis dengan

perhitungan mean. Selain analisis mean yang digunakan oleh peneliti, maka analisis

konkordansi Kendall dan korelasi Spearman juga digunakan. Dapat dinyatakan

bahwa peneliti menganalisis data dengan 3 metode statistik yaitu: mean, koefisien

korelasi Spearman dan koefisien konkordansi Kendall. Dengan perolehan ke tiga

analisis ini, maka diperoleh hasil (output) penelitian ini. Namun, hal mendasar

dilakukan oleh peneliti adalah penentuan pengambilan data kuesioner. Siapa yang

patut menjadi sumber kuesioner dan level mana posisi dan kedudukan responden di

instansi atau perusahaan mereka.

Penentuan responden pemilik (owner) dalam peringkat struktur organisasi

yang terdapat di instansi pemilik (owner) Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional I di

jalan Sakti Lubis Medan dan Bina Marga. Alasan pengambilan kuesioner responden

Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional I adalah sebagai decision maker pelaksanaan

proyek Jembatan Propinsi di Sumatera Utara dan diperoleh sebanyak 10 responden.

Diketahui bahwa responden kontraktor dan pemilik ini adalah pelaksanaan proyek

jembatan di wilayah Sumatera Utara dan Aceh yang menggunakan dana APBN.

Dengan demikian, pengambilan data kuesioner pemilik (owner) penelitian ini hanya

dilakukan kepada responden Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional I di jalan Sakti

Lubis Medan dan Bina Marga Sumatera Utara.

Pengambilan kuesioner kepada responden staff lapangan Bina Marga

Sumatera Utara sangat diperlukan. Dengan alasan responden Bina Marga adalah staff

UNIVERSITAS SUMATRA
lapangan dan sebagai orang-orang yang berpengaruh dilapangan (site) pada lokasi

proyek jembatan di Sumatera Utara. Perolehan responden Bina Marga sebanyak 11

responden.

Penentuan responden Kontraktor di Sumatera Utara diperoleh dari kontraktor

BUMN sebanyak 17 responden dan non BUMN sebanyak 18 responden. Untuk itu

juga diperoleh responden di Aceh yang berasal dari responden kontraktor non BUMN

sebanyak 15 responden.

Dengan menggunakan skala Likert pada kuesioner maka penyebarannya

dilakukan kepada responden yang bersumber antara lain yaitu: pemilik dan kontraktor

yang mempunyai pengalaman keterlambatan proyek jembatan. Untuk penentuan level

posisi responden, pemilik dan kontraktor adalah sama kedudukan di perusahaan atau

di instansi mereka (satu level, setara), pendidikannya. Dengan ketetapan bahwa

responden tersebut setara antara pengawas lapangan, kasie, general superintendent

(GS), staff, manajer lapangan, manajer proyek.

Pemberian kuesioner kepada responden pemilik dan kontraktor digunakan

sampling dan bukan populasi pada responden pemilik (owner), karena responden-

responden tersebut sudah ditargetkan. Perolehan kuesioner jawaban responden yaitu:

pemilik dan kontraktor kepada peneliti, merupakan data valid.

Untuk langkah selanjutnya metode yang dilakukan oleh peneliti dalam

penelitian ini adalah:

UNIVERSITAS SUMATRA
3.2.1 Metode Pengumpulan Data

Format kuesioner diberikan oleh peneliti kepada responden yaitu; kontraktor

dan pemilik. Format kuesioner ini diberikan langsung oleh peneliti kepada responden

kontraktor BUMN yang berada di Sumatera Utara. Hasil kuesioner juga diperoleh

oleh peneliti dengan melakukan wawancara langsung kepada pihak terlibat yaitu:

kontraktor non BUMN yang berdomisili di Sumatera Utara.

Untuk mendapatkan jawaban kuesioner kepada pihak yang terlibat yaitu

pemilik (owner), maka dilakukan oleh peneliti langsung kepada responden pemilik

(Departemen Pekerjaan Umum Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional I ) yang

berada di jalan Sakti Lubis Medan, dibantu oleh rekan mahasiswa MPP yang bekerja

disana.

Untuk penyebaran kuesioner kepada responden Bina Marga Sumatera Utara,

maka dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh tim penyebar kuesioner yang bekerja

di Bina Marga Sumut jalan Sakti Lubis Medan.

Selain format kuesioner diberikan peneliti kepada responden pemilik dan

kontraktor yang berada di Sumatera Utara, maka format kuesioner juga diberikan

kepada kontraktor non BUMN yang berada di Aceh melalui email oleh peneliti dan

dibantu tim mahasiswa S1 yang sudah tamat dan bekerja di perusahaan kontraktor

non BUMN didaerah Aceh.

UNIVERSITAS SUMATRA
Proses hasil data primer diperoleh oleh peneliti, berupa format kuesioner yang

diberikan oleh peneliti kepada responden pemilik (owner) yaitu: dengan adanya surat

pengantar dari Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil kepada instansi pemilik

(owner) Departemen Pekerjaan Umum Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional I

( Dept. P U BBPJN I) di jalan Sakti Lubis Medan. Selanjutnya pihak instansi pemilik

(owner) memberikan balasan surat kepada Ketua Program Studi Magister Teknik

Sipil yang menyatakan bahwa peneliti diizinkan untuk wawancara dan menyebarkan

kuesioner di instansi mereka. Dengan demikian peneliti mewawancara dan

menyebarkan kuesioner kepada responden yang ada di instansi BBPJN I sebanyak 10

orang.

3.2.2 Analisis Jumlah Populasi

Jumlah populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa, yang ciri-cirinya

akan diduga. Penelitian ini meliputi struktur organisasi (decision maker) pihak yang

terlibat, pemilik (owner) dan juga kontraktor.

Target responden kuesioner keterlambatan proyek jembatan adalah responden

pemilik (owner) Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional I Sumatera Utara sebanyak

10 orang. Responden Bina Marga Sumatera Utara sebanyak 11 orang.

Responden kontraktor BUMN di Sumatera Utara sebanyak 17 orang dan

kontraktor Sumatera Utara non BUMN sebanyak 18 orang. Untuk responden

kontraktor Aceh non BUMN sebanyak 15 orang.

UNIVERSITAS SUMATRA
3.2.3 Metode Prosedur Survei yang digunakan

Penyebaran kuesioner kepada pemilik (owner), kontraktor dengan struktur

organisasi instansi atau perusahaan mereka. Dari posisi (kedudukan) mereka di

struktur organisasi pemilik (owner) yang menjadi responden penelitian ini adalah:

Tabel 3.1 Struktur Organisasi Pemilik (owner)

No Posisi Jabatan

1 Kasubbag.Pengelolaan BMN

2 Kasie. Proservasi

3 Kepala Bidang Pelaksanaan

4 Kasie. Pengendalian Sistem Pelaksanaan

5 Kepala Balai

6 Kepala Bagian

7 Kabid. Perencanaan

8 Kasie. Program dan Data

9 Kabid. Pengendalian Sistem Pelaksanaan

10 Kasie. Pengujian dan Peralatan

Responden Bina Marga Sumatera Utara adalah staff pengawas lapangan dan

termasuk PPK. Untuk responden kontraktor BUMN dengan pengambilan kuesioner

pada posisi (kedudukan) mereka adalah level kepala seksi (kasie), site engineering.

manajer proyek. Responden kontraktor non BUMN pada pengambilan kuesioner

UNIVERSITAS SUMATRA
dengan kedudukan (posisi) mereka adalah level general superintendent (GS), site

manajer dan manajer pelaksana.

3.2.4 Analisis Pengukuran yang digunakan

Dengan acuan pada Bab II, maka penelitian ini menggunakan skala Likert

didalam kuesioner kepada responden, pemilik dan kontraktor.

3.2.5 Perancangan Kuesioner Penelitian

Kuesioner digunakan sebagai sarana untuk mengumpulkan data dan sebagai

salah satu cara untuk memperoleh data valid, sebelum hasil data tersebut di analisis

dan akhirnya diperoleh output faktor utama penyebab keterlambatan proyek di

wilayah Sumatera Utara dan Aceh. Kuesioner yang terdapat pada penelitian ini

berdasarkan ketetapan peneliti. Dan ini dirangkum dalam sebuah format. Kuesioner

dibentuk dengan menggunakan kalimat yang jelas. Kemudian digunakan dalam

penelitian agar memudahkan responden dalam menjawab pertanyaan – pertanyaan

dalam kuesioner.

Kuesioner tersebut dikembangkan berdasarkan persepsi pemilik dan

kontraktor dalam menganalisis faktor-faktor penyebab keterlambatan proyek

jembatan didaerah Sumatera Utara dan Aceh. Kuesioner dibagi dalam 2 kategori.

Bagian pertama tentang informasi responden dan bagian kedua tentang kuesioner

faktor-faktor penyebab keterlambatan proyek jembatan.

UNIVERSITAS SUMATRA
A. Kuesioner pertama

Bagian ini adalah memberikan informasi faktor-faktor penyebab

keterlambatan proyek jembatan dari pandangan aspek manajemen sebanyak 6

kategori.

Pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner pertama antara lain:

- Data pribadi responden yang meliputi: nama responden, jabatan, usia, lama

bekerja, nama perusahaan/instansi.

- Skala penelitian terhadap responden.

Terdapat 6 kategori aspek manajemen dengan 61 identifikasi sub faktor

penyebab keterlambatan proyek jembatan yang ada didalam kuesioner.

Penggunaan skala penelitian terhadap responden digunakan skala likert dari 5

pengukuran ordinal dari 1 sampai 5 menurut konstribusi level. Setiap skala

menurut urutan:

Tabel 3.2 Skala Likert Kuesioner

No Kategori Skala

1 Tidak Berpengaruh 1
2 Kurang Berpengaruh 2
3 Cukup Berpengaruh 3
4 Berpengaruh 4
5 Sangat Berpengaruh 5

UNIVERSITAS SUMATRA
B. Kuesioner Kedua

Bagian ini adalah fokus untuk mengidentifikasi urutan faktor-faktor penyebab

keterlambatan proyek jembatan. Terdiri dari 61 faktor-faktor penyebab keterlambatan

proyek dan ini adalah ketetapan oleh peneliti yang dibentuk dalam sebuah format

kuesioner. Respondennya adalah pemilik dan kontraktor. Mereka diminta untuk

menjawab urutan ranking (rank) yang ada didalam kuesioner berdasarkan standar

keakuratan yang terjadi dengan pengalaman responden.

Dengan pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner kedua antara lain:

- Data pribadi responden yang meliputi: Nama responden, jabatan, usia, lama

bekerja, nama perusahaan/instansi.

- Skala penelitian responden.

Skala penelitian terhadap responden digunakan skala likert dan responden

diminta untuk memberikan penilaian 5 tingkatan skala seperti pada penjelasan

diatas.

C. Penyusunan Kuesioner (Daftar Pertanyaan)

Menyusun kuesioner merupakan tahap yang sangat penting dalam

pengumpulan data.

a) Permohonan Kerja Sama (berupa lembar/surat khusus) yang berisi:

- Identitas pewawancara/peneliti.

- Perusahaan/instansi pewawancara/peneliti.

- Tujuan penelitian.

- Ucapan terima kasih.

UNIVERSITAS SUMATRA
b) Petunjuk Pengisian Angket

Petunjuk pengisian jelas, agar supaya responden dapat mengisi dengan

benar semua pertanyaan yang disediakan. Hal kemungkinan jika terjadi

petunjuk yang tidak jelas, responden mungkin salah mengisi jawaban

sehingga data yang dihasilkan tidak teliti dan tidak mencerminkan data yang

sesungguhnya. Petunjuk pengisian menduduki urutan kedua setelah

Permohonan kerja sama.

c) Identitas Responden

Data identitas responden diperlukan untuk melengkapi gambaran

umum karakteristik responden. Data ini berupa data ordinal. Bagian ini

mencakup:

- Nama Responden.

- Umur responden.

- Tingkat pendidikan responden.

- Pekerjaan/posisi.

- Lama bekerja.

d) Pertanyaan Utama (Variabel Utama Penelitian)

- Variabel utama penelitian ditentukan oleh peneliti.

- Dibuat indikator-indikator untuk tiap variabel, digunakan landasan teori atau

pendapat pakar agar pengukuran tepat pada sasaran.

- Dipilih skala pengukuran yang sesuai.

UNIVERSITAS SUMATRA
- Dikembangkan daftar pertanyaan yang mudah dipahami oleh responden yang

ditargetkan serta disusun secara konsisten.

3.2.6 Penetapan Kuesioner

Sebelum menentukan variabel dan skala yang digunakan pada penelitian ini,

maka analisis data yang digunakan adalah data kuantitatif. Acuannya pada penjelasan

sebelumnya yaitu Bab II. Olah karena itu, hal ini digunakan sebagai pilot survey

dalam kuesioner pada penelitian ini dengan ketetapan aspek manajemen yang diambil

sebanyak 6 berdasarkan dokumen kontrak. Peneliti menetapkan aspek manajemen

hanya enam yakni:

1. Aspek perencanaan dan penjadwalan pekerjaan (X1)

2. Aspek lingkup dan dokumen pekerjaan (kontrak) (X2)

3. Aspek sistem organisasi, koordinasi dan komunikasi (X3)

4. Aspek kesiapan/penyiapan sumber daya (X4)

5. Aspek sistem inspeksi, kontrol dan evaluasi pekerjaan (X5)

6. Aspek lain-lain (aspek diluar kemampuan pemilik dan kontraktor) (X6)

Langkah seterusnya yang di lakukan peneliti adalah menetapkan variabel

(faktor) dan sub faktor yang berpengaruh penyebab keterlambatan proyek jembatan di

wilayah Sumatera Utara dan Aceh. Sebanyak 61 faktor yang dijadikan peneliti untuk

format kuesioner dan disebarkan kepada responden (kontraktor dan pemilik).

UNIVERSITAS SUMATRA
Enam puluh satu faktor ini adalah ketetapan peneliti dalam penelitian ini.

Faktor-faktor inilah yang akan dianalisis, sehingga menghasilkan output pada

penelitian ini. Faktor-faktor penyebab keterlambatan pelaksanaan proyek jembatan di

Sumatera Utara dan Aceh antara lain:

1. Variabel a antara lain:

Tabel 3.3 Variabel a (keterlambatan proyek jembatan)

Sub Faktor Keterangan

X1 Aspek perencanaan dan penjadwalan pekerjaan


X2 Aspek lingkup dan dokumen pekerjaan (kontrak)
X3 Aspek sistem organisasi, koordinasi dan komunikasi
X4 Aspek kesiapan/penyiapan sumber daya
X5 Aspek sistem inspeksi, kontrol dan evaluasi Pekerjaan

X6 Aspek lain-lain (aspek diluar kemampuan pemilik


dan kontraktor)

UNIVERSITAS SUMATRA
Untuk lebih jelasnya variabel a (keterlambatan proyek jembatan) dapat digambarkan

seperti pada Gambar 3.2

Aspek Perencanaan dan Aspek Lingkup dan Aspek Sistem


Penjadwalan (X1) Dokumen (Kontrak) (X2) Organisasi, Koordinasi
dan Komunikasi (X3)

KETERLAMBATAN PROYEK JEMBATAN


(Variabel a)

Aspek
Kesiapan/Penyiapan Aspek Sistem Inspeksi, Aspek Lain-Lain (X6)
Sumber Daya (X4) Kontrol dan Evaluasi
Pekerjaan (X5)

Gambar 3.2 Variabel a Keterlambatan Proyek Jembatan

UNIVERSITAS SUMATRA
2. Variabel X1 = Aspek perencanaan dan penjadwalan pekerjaan

Sub faktor utamanya terdiri dari:

Tabel 3.4 Variabel X1


Sub Faktor Keterangan

1 Penetapan Jadwal proyek yang amat ketat oleh


pemilik.
2 Tidak lengkapnya identifikasi jenis pekerjaan
yang harus ada.
3 Rencana urutan kerja yang tidak tersusun
dengan baik/terpadu.
4 Penentuan durasi waktu kerja yang tidak
seksama.
5 Rencana kerja pemilik yang sering berubah-ubah
6 Pembuatan lalu lintas kendaraan pengalihan
sementara yang lama dari yang dijadwalkan,
sehingga pelaksanaan proyek tertunda.
7 Metode konstruksi/pelaksanaan kerja yang salah
atau tidak tepat.
8 Kondisi lapangan (site) pelaksanaan pada
abutment yang tidak terduga.

Untuk lebih jelasnya variabel X1 dapat digambarkan seperti pada Gambar 3.3

UNIVERSITAS SUMATRA
PERENCANAAN DAN PENJADWALAN (X1)

Penetapan jadwal proyek yang Rencana kerja pemilik yg seringamat ketat oleh Pemilik
berubah-ubah

Tidak lengkapnya identifikasi jenis


Pembuatan lalu lintas kendaraan pekerjaan yg harus ada
pengalihan sementara yg lama dari yg dijadwalkan, sehingga pelaksanaan proyek tertunda

Rencana urutan kerja yang tidak


Metode konstruksi /pelaksanaan tersusun dengan baik/terpadu
kerja yang salah atau tidak tepat
X2 X3

Penentuan durasi waktu


Kondisi lapangan (site) kerja yang tidak seksama
pelaksanaan pada abutment
yang tidak terduga

Variabel a

X4
X5 X6

Gambar 3.3 Variabel X1 Aspek Perencanaan dan Penjadwalan

UNIVERSITAS SUMATRA
3. Variabel X2 = Aspek lingkup dan dokumen pekerjaan (kontrak)

Sub faktor utamanya terdiri dari:

Tabel 3.5 Variabel X2

Sub Faktor Keterangan

1 Perencanaan gambar/spesifikasi yang salah atau


tidak lengkap.
2 Perubahan desain/detail pekerjaan pada waktu
pelaksanaan.
3 Perubahan lingkup pekerjaan pada waktu
pelaksanaan.
4 Proses pembuatan gambar kerja oleh kontraktor.
5 Proses permintaan dan persetujuan gambar kerja oleh
pemilik.
6 Ketidak sepahaman aturan pembuatan gambar kerja.
7 Ada banyak (sering) pekerjaan tambah.
8 Banyak dikeluarkan addendum pada kontrak, karena
perbedaan dokumen kontrak dengan kondisi tempat
lokasi proyek (site).
9 Peralatan tidak sesuai dengan kontrak.
10 Adanya permintaan perubahan atas pekerjaan yang
telah selesai.
11 Terlambatnya merevisi dan persetujuan dokumen
perencanaan dan bahan.
12 Tidak menggunakan prosedur yang sistematis pada
perencanaan dan dokumen.

UNIVERSITAS SUMATRA
Untuk lebih jelasnya variabel X2 dapat digambarkan seperti pada Gambar 3.4

LINGKUP DAN DOKUMEN PEKERJAAN (KONTRAK) (X2 )

Ada banyak (sering) pekerjaan


tambah
Perencanaan gambar/spesifikasi
yg salah atau tidak lengkap

Banyak dikeluarkan addendum pada


kontrak, karena perbedaan dokumen kontrak dengan kondisi tempat lokasi proyek (site)
Perubahan desain/detail pekerjaan
pada waktu pelaksanaan

Peralatan tidak sesuai dengan Perubahan lingkup pekerjaan pada


kontrak waktu pelaksanaan

Adanya permintaan
perubahan atas pekerjaan yang telah selesaiProses pembuatan gambar
kerja oleh kontraktor

X1 X3
Terlambatnya merevisi dan persetujuan
dokumen perencanaan dan bahan Proses permintaan dan persetujuan gambar kerja oleh pemilik

Tidak menggunakan prosedur


yang sistematis pada perencanaan dan dokumen

Ketidak sepahaman aturan


pembuatan gambar kerja

Variabel a

X4 X5 X6

Gambar 3.4 Variabel X2 Aspek Lingkup dan Dokumen Pekerjaan (Kontrak)

UNIVERSITAS SUMATRA
4. Variabel X3 = Aspek sistem organisasi, koordinasi dan komunikasi

Sub faktor utamanya terdiri dari:

Tabel 3.6 Variabel X3

Sub Faktor Keterangan

1 Keterbatasan wewenang personil pemilik dalam


pengambilan keputusan.
2 Kualifikasi personil/pemilik yang tidak
professional dibidangnya.
3 Cara inspeksi dan kontrol pekerjaan yang
birokratis oleh pemilik.
4 Kegagalan pemilik mengkoordinasi
pekerjaan dari kontraktor/sub kontraktor.
5 Kegagalan pemilik mengkoordinasi
penyerahan/penggunaan peralatan
(equipment) dilapangan.
6 Keterlambatan penyediaan alat/bahan dll
yang disediakan oleh pemilik.
7 Kualifikasi dan teknis manajerial yang
buruk dari personil-personil dalam
organisasi kerja kontraktor.
8 Koordinasi dan komunikasi yang buruk
antar bagian-bagian dalam organisasi kerja
kontraktor.
9 Terjadinya kecelakaan kerja.

UNIVERSITAS SUMATRA
Untuk lebih jelasnya variabel X3 dapat digambarkan seperti pada Gambar 3.5

Koordinasi dan komunikasi yang Terjadinya kecelakaan kerja


SISTEM ORGANISASI, KOORDINASI
buruk antar bagian-bagian dalam organisasi kerja kontraktor
DAN KOMUNIKASI
( X3 )

Keterlambatan penyediaan alat/bahan dll


Kualifikasi dan teknis manajerial yang yang disediakan oleh pemilik
buruk dari personil-personil dlm organisasi kerja kontraktor

Kegagalan pemilik mengkoordinasi


Kegagalan pemilik mengkoordinasi penyerahan/penggunaan peralatan
pekerjaanm dari kontraktor/sub kontraktor (equipment) dilapangan

Kualifikasi personil/pemilik Cara inspeksi dan control pekerjaan


yang tidak professional dibidangnya yang birokratis oleh pemilik

X1 X2
Keterbatasan wewenang
personil pemilik dalam pengambilan keputusan

KETERLAMBATAN
PROYEK JEMBATAN
(Variabel a)

X4 X5 X6

Gambar 3.5 Variabel X3 Aspek Sistem Organisasi, Koordinasi dan Komunikasi

UNIVERSITAS SUMATRA
5. Variabel X4 = Aspek kesiapan/penyiapan sumber daya

Sub faktor utamanya terdiri dari:

Tabel 3.7 Variabel X4

Sub Faktor Keterangan

1 Mobilisasi sumber daya (bahan, alat, tenaga


kerja) yang lambat.
2 Kurangnya keahlian dan keterampilan serta
motivasi kerja para pekerja-pekerja yang
berada langsung di lapangan (site).
3 Jumlah pekerja yang kurang memadai/sesuai
dengan aktifitas pekerjaan yang ada di
lapangan.
4 Mesin dan alat kerja yang tersedia di lapangan
tidak dapat bekerja sesuai dengan rencana
yang telah di plot.
5 Pemasangan alat yang terlambat dan
berdampak mundurnya rencana kerja.
6 Tidak tersedianya bahan yang secara cukup
pasti/layak sesuai kebutuhan.
7 Kelalaian/keterlambatan oleh pekerjaan sub
kontraktor.
8 Pendanaan kegiatan proyek yang tidak
terencana dengan baik (Kesulitan pendanaan
di kontraktor).
9 Tidak terbayarnya kontraktor secara layak
sesuai haknya (kesulitan pembayaran oleh
pemilik).

UNIVERSITAS SUMATRA
Lanjutan Tabel 3.7 Variabel X4

10 Terjadinya konflik antar sesama personil di


kontraktor.
11 Pengiriman material/bahan konstruksi
terlambat sampai ke lapangan (site).
12 Kurangnya pengalaman mekanik/operator
mengoperasikan pemakaian alat
berteknologi
tinggi di lapangan (site).
13 Rendahnya moral dan motivasi (low morale
and motivation).
14 Kurangnya mengalokasikan daerah sekitar
proyek sebelum pembuatan lalu lintas
kendaraan pengalihan sementara.
15 Kurangnya penggunaan teknologi yang tepat
dalam pelaksanaan proyek.

Untuk lebih jelasnya variabel X4 dapat digambarkan pada Gambar 3.6

UNIVERSITAS SUMATRA
X1 X2 X3

KETERLAMBATAN
PROYEK
JEMBATAN
(Variabel a)
Kurangnya keahlian dan
keterampilan serta motivasi kerja para pekerja-pekerja yg berada langsung di lapangan (site)
Mobilisasi dumber daya (bahan,
alat, tenaga kerja ) yang lambat

Mesin dan alat kerja yg tersedia di


lapangan tidak dapat bekerja sesuai dgnJumlah pekerja
rencana yg kurang
yg telah di plot
memadai/sesuai dengan aktifitas pekerjaan yg ada dilapangan
X6 X5
Pemasangan
pasti/layakalat yg terlamba berdampak mundurnya rencana kerja
Tidak tersedianya bahan yg secara cukup sesuai kebutuhan
t

Kelalaian / keterlambatan oleh


Terjadinya konflik antar pekerjaan sub kontraktor
sesame personil di kontraktor
Pendanaan kegiatan proyek yang
Pengiriman material/bahantidak terencana dengan baik konstruksi terlambat sampai(Kesulitan Pendanaan di Kontraktor) ke lapangan (site)

Kurangnya pengalamanTidak terbayarnya kontraktor


mekanik/operatorsecara layak sesuai haknya mengoperasikan pemakaian(kesulitan pembayaran oleh alat berteknologi tinggi di lapangan (
Rendahnya moral dan motivasi (low
morale and motivation)
Kurangnya
mengalokasikan daerahKurangnya penggunaan teknologi sekitar proyek sebelumyg tepat dalam pelaksanaan proyek pembuatan lalu lintas
kendaraan pengalihan
sementara

KESIAPAN /PENYIAPAN SUMBER DAYA ( X4 )

Gambar 3.6 Variabel X4 Aspek Kesiapan/Penyiapan Sumber Daya

UNIVERSITAS SUMATRA
6. Variabel X5 = Aspek sistem inspeksi, kontrol dan evaluasi pekerjaan

Sub faktor utamanya terdiri dari:

Tabel 3.8 Variabel X5

Sub Faktor Keterangan

1 Pengajuan contoh bahan oleh kontraktor


yang tidak terjadwal.
2 Proses permintaan dan persetujuan contoh
bahan oleh pemilik yang lama.
3 Proses pengujian dan evaluasi uji bahan dari
pemilik yang tidak relevan.
4 Proses persetujuan ijin kerja yang bertele-
tele.
5 Kegagalan kontraktor melaksanakan
pekerjaan.
6 Banyak hasil pekerjaan yang harus
diperbaiki/di ulang karena cacat, tidak benar.
7 Proses tata cara evaluasi kemajuan pekerjaan
yang lama dan lewat jadwal yang disepakati.
8 Rusaknya bahan/material ketika dibutuhkan
segera (urgently).

UNIVERSITAS SUMATRA
Untuk lebih jelasnya variabel X5 dapat digambarkan seperti pada Gambar 3.7

X1 X2 X3

Keterlambatan
Proyek
Jembatan
(Variabel a)
Pengajuan contoh bahan oleh
kontraktor yang tidak terjadwal
Proses permintaan dan
persetujuan contoh bahan oleh pemilik yang lama

Proses pengujian dan evaluasi uji


bahan dari pemilik yang tidak relevan
X4
Proses persetujuan ijin Kegagalan kontraktor
kerja yang bertele-tele melaksanakan pekerjaan X6

Banyak hasil pekerjaan yang harus


diperbaiki/diulang karena cacat, tidak benar
Proses tata cara evaluasi kemajuan
pekerjaan yang lama dan lewat jadwal yang disepakati

Rusaknya bahan/material ketika


dibutuhkan segera (urgently)

SISTEM INSPEKSI, KONTROL DAN EVALUASI PEKERJAAN ( X5 )

Gambar 3.7 Variabel X5 Aspek Sistem Inspeksi, Kontrol dan Evaluasi


Pekerjaan

UNIVERSITAS SUMATRA
7. Variabel X6 = Aspek lain-lain (aspek diluar kemampuan pemilik dan

kontraktor)

Sub faktor utamanya terdiri dari:

Tabel 3.9 Variabel X6

Sub Faktor Keterangan

1 Kondisi dan lingkungan tapak/site proyek


ternyata tidak sesuai dengan dugaan.
2 Transportasi ke lokasi proyek yang sulit.
3 Terjadi hal-hal yang tidak terduga seperti
kebakaran, banjir, badai/angin ribut, gempa
bumi, tanah longsor, cacat amat buruk.
4 Adanya pemogokan buruh.
5 Adanya huru hara/kerusuhan, perang.
6 Terjadinya kerusakan/pengerusakan akibat
kelalaian atau perbuatan pihak ketiga.
7 Perubahan situasi atau kebijaksanaan
politik/ekonomi pemerintah.
8 Terjadi perselisihan antara kontraktor dan
pemilik (dispute between owner and
contractor).

UNIVERSITAS SUMATRA
Untuk lebih jelasnya variabel X6 dapat digambarkan seperti pada Gambar 3.8

X2 X3
X 1

KETERLAMBATAN
PROYEK JEMBATAN
(Variabel a)

Transportasi ke lokasi Kondisi dan lingkungan tapak/site


proyek yang sulit proyek ternyata tidak sesuai dengan dugaan

Terjadi hal-hal yang tidak terduga


X4 X5 Adanya pemogokan buruh seperti kebakaran, banjir, badai/angin rebut, gempa bumi, ta

Terjadinya
kerusakan/pengerusakan akibat kelalain atau perbuatan pihakAdanya
ketiga huru hara/kerusuhan,
perang

Perubahan situasi atau kebijakan


politik/ekonomi pemerintah
Terjadi perselisihan antara
kontraktor dan pemilik (disputes between owner and contractor)

LAIN-LAIN (ASPEK DILUAR KEMAMPUAN PEMILIK DAN KONTRAKTOR)


( X6 )

Gambar 3.8 Variabel X6 Aspek Lain-lain (aspek diluar kemampuan pemilik


dan kontraktor)

UNIVERSITAS SUMATRA
Setelah menentukan variabel (faktor) penelitian ini, maka langkah selanjutnya

adalah penggunaan analisis statistik yaitu: perhitungan nilai rata-rata (mean rank),

koefisien korelasi konkordansi Kendall dan koefisien korelasi Spearman yang

digunakan untuk memperoleh hasil akhir penelitian. Peneliti akan menjelaskannya

selanjutnya.

Untuk lebih lengkapnya diagram-diagram penyebab keterlambatan proyek

jembatan, beserta sub faktor dapat digambarkan secara keseluruhan seperti pada

Gambar 3.9

3.2.7 Kompilasi Data

Pengumpulan data adalah bagian penelitian ini yang paling penting, karena

data tersebut akan menentukan apakah penelitian ini sukses atau gagal. Penetapan

data melalui kuesioner akan di analisis menurut teknik analisis yang tepat. Jawaban

kuesioner yang diperoleh peneliti dari responden pemilik dan kontraktor akan di

analisis peneliti.

Setelah jawaban kuesioner diperoleh dari responden kontraktor dan pemilik

(owner) oleh peneliti, maka jawaban kuesioner tersebut di kompilasi. Hal ini

diperlukan untuk mengetahui apakah data tersebut valid atau sebaliknya. Oleh karena

itu jawaban kuesioner tersebut harus merupakan data valid. Setelah menentukan data

tersebut valid, maka langkah selanjutnya menentukan metode yang dipakai untuk

menganalisis data tersebut. Untuk menganalisis data tersebut, maka metode

penyelesaiannya dengan menggunakan statistik. Terdiri 3 Metode Statistik yang

UNIVERSITAS SUMATRA
digunakan menganalisa data yaitu: menghitung rata-rata (mean), menghitung korelasi

konkordansi rank Kendall dan menghitung korelasi Spearman.

3.3 Analisis Data

Metode analisis yang dipakai dalam penelitian ini yakni:

3.3.1 Analisis Kuantitatif

Penetapan data kuantitatif sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya pada Bab

II, maka diolah dengan menggunakan alat analisis untuk dapat menghasilkan suatu

temuan atau output yang diinginkan dari hasil olahan data kuesioner tersebut.

3.3.2 Analisis Faktor (Variabel) Penelitian

Penentuan analisis faktor-faktor penyebab keterlambatan proyek jembatan

sudah dipaparkan diatas. Pengelompokannya adalah: a, X1, X2, X3, X4, X5, X6 seperti

pada penjelasan diatas sebelumnya. Pengelompokan tersebut adalah ketetapan

peneliti berdasarkan peneliti-peneliti sebelumnya dan pakar-pakar ahli yang

menangani masalah keterlambatan proyek jembatan. Setelah ditetapkan

pengelompokan tersebut oleh peneliti, maka semua hasil kuesioner tersebut dianalisis

pada penjelasan Bab IV selanjutnya.

UNIVERSITAS SUMATRA
3.3.3 Analisis Data Penelitian

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini secara garis besar

menggunakan analisis kuantitatif.

3.3.4 Metode Statistik

Metode statistik yang digunakan untuk analisis data yakni:

1. Ranking

2. Analisis Statistik

3. Korelasi

4. Tabulasi olah data.

Metode Statistik yang digunakan untuk analisis penelitian ini digambarkan

dalam diagram alir (flowchart) seperti Gambar 3.10

Metode Statistik

Rangking Korelasi Analisis Statistik Tabulasi

Kombinasi rangking - Korelasi Spearman - Mean -Pengaruh v.s Tdk berpengaruh


- Koefisien Kendall

Gambar 3.10 Metode Statistik


Sumber: Al-Juwairah (1997)

UNIVERSITAS SUMATRA
3.3.5 Analisis Statistik Penelitian

Data primer diperoleh bersumber hasil kuesioner yang berasal dari responden

yaitu: kontraktor dan pemilik. Untuk itu analisisnya menggunakan komputer sebagai

alat bantu untuk memudahkan mendapatkan hasil (output). Kalkulasi nilai rata-rata

(mean score) dapat dilihat pada Tabel 4.1.

3.3.6 Penentuan Nilai Rata-Rata (Mean Score) oleh Peneliti

Olah data menggunakan komputer untuk memperoleh hasil (output), maka

dilakukan kalkulasi dengan metode statistik nilai rata-rata (mean score). Data primer

yang diperoleh dengan total responden sebanyak 71 (Lampiran II). Ini

dikelompokkan sebanyak tujuh kelompok yakni: a, X1, X2, X3, X4, X5, X6 seperti pada

penjelasan sebelumnya Bab III. 3.2.6.

Hasil nilai rata-rata (mean score) pada Tabel 4.1. diperoleh peneliti adalah

nilai terkecil sampai terbesar. Untuk hasil (output) penelitian ini, maka ditetapkan

peneliti nilai rata-rata adalah yang terkecil (terendah) seperti pada penjelasan Bab II

2.6.1.

UNIVERSITAS SUMATRA
3.3.7 Ketentuan Analisis Konkordansi Kendall dan koefisien korelasi rangking
Spearman oleh Peneliti

Hasil olah data menggunakan tools SPSS, maka diperoleh hasil (output)

konkordansi Kendall dan koefisien korelasi rank Spearman. Dengan hasil olah data

yang diperoleh, maka dapat ditentukan faktor-faktor mana yang paling utama

berpengaruh penyebab keterlambatan proyek jembatan di wilayah Sumatera Utara

dan Aceh.

Ketentuan hasil (output) koefisien konkordansi Kendall dan koefisien korelasi

rangking Spearman menurut referensi pada Bab II diatas sebelumnya. Dengan

demikian, untuk suatu penelitian dengan menggunakan pengujian statistik, mean

rank, konkordansi Kendall dan koefisien rangking Spearman hasil (outputnya)

adalah sama dan ini akan dipaparkan pada Bab IV.

UNIVERSITAS SUMATRA
BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Perolehan Penelitian

Bab ini memaparkan analisis data untuk memperoleh jawaban (output)

berdasarkan survei kuesioner. Data dianalisis dengan menggunakan metode statistik

yang telah dibahas pada Bab III.

Data diperoleh dari kuesioner yang berasal dari responden Balai Besar

Pelaksanaan Jalan Nasional I (BBPJN I), Kontraktor BUMN di wilayah Sumatera

Utara, Aceh dan Kontraktor Non BUMN di wilayah Aceh. Dengan total responden

sebanyak 71 orang (Lampiran II).

Secara objektif dalam menganalisa faktor-faktor penyebab keterlambatan

proyek konstruksi jembatan di Sumatera Utara dan Aceh peneliti telah menetapkan

ranking nilai rata-rata (mean rank) terkecil (terendah). Penetapan ini dapat dilihat

pada Bab III. Selanjutnya perhitungan rata-rata (mean) data kuesioner dari beberapa

variabel dihitung dengan cara yang sama. Hasil perhitungan nilai rata-rata (mean

value) tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1

UNIVERSITAS SUMATRA
Tabel 4.1 Hasil Kalkulasi Mean dari data
Kuesioner beberapa Variabel

No a X1 X2 X3 X4 X5 X6

1 4.67 4.88 4.58 4.44 4.56 4.63 4.25

2 2.83 4.63 4.83 4.78 5.00 5.00 5.00

3 4.33 4.63 4.58 4.00 4.56 4.63 3.25

4 4.50 4.13 4.25 4.11 3.88 3.50 3.75

5 4.50 4.25 4.33 4.11 3.88 3.50 3.50

6 3.67 4.13 4.08 3.78 3.38 3.38 3.75

7 5.00 4.13 4.25 3.67 4.06 1.13 2.50

8 5.00 4.13 4.17 3.78 3.75 0.63 2.75

9 4.33 4.38 4.17 4.00 3.69 3.63 3.75

10 3.67 4.25 3.00 2.33 3.44 3.25 3.38

11 4.50 4.25 2.25 3.22 4.00 3.13 3.13

12 4.00 4.13 3.42 4.22 3.94 3.25 4.00

13 3.67 3.25 3.58 3.22 3.75 3.25 3.63

14 4.00 3.25 3.58 3.22 3.75 3.25 3.63

15 4.00 3.25 3.58 3.00 3.75 3.25 3.63

16 4.00 3.25 3.58 3.00 3.75 3.25 3.63

17 4.00 3.25 3.67 3.22 3.75 3.25 3.63

18 4.00 3.25 3.58 3.22 3.75 3.25 3.63

19 4.00 3.25 3.58 3.22 3.75 3.25 3.63

20 4.00 3.25 3.58 3.22 3.75 3.25 3.63

21 4.00 3.25 3.58 3.22 3.75 3.25 3.63

22 4.00 3.25 3.58 3.22 3.69 3.25 3.63

23 4.00 3.25 3.58 3.22 3.75 3.25 3.63

UNIVERSITAS SUMATRA
Lanjutan Tabel 4.1 Hasil Kalkulasi Mean dari data
Kuesioner beberapa Variabel

No a X1 X2 X3 X4 X5 X6

24 4.50 3.63 3.58 3.22 4.19 3.88 4.00

25 4.67 4.38 4.08 3.44 3.81 4.00 4.13

26 4.50 4.38 4.08 3.67 4.13 3.63 4.00

27 3.67 4.13 4.17 3.56 4.06 4.00 3.88

28 4.00 4.13 4.25 3.56 4.06 4.00 4.13

29 4.50 4.13 2.67 4.33 4.56 4.13 4.38

30 4.33 3.50 2.83 3.89 4.56 4.25 4.50

31 4.83 3.88 3.42 4.11 4.44 4.13 4.50

32 4.50 3.63 3.25 4.22 4.69 4.50 4.38

33 3.50 4.88 4.25 3.89 4.19 4.38 3.75

34 4.50 3.75 2.92 4.11 4.50 4.13 4.38

35 4.00 4.63 4.58 4.44 4.56 4.38 4.75

36 4.67 3.63 3.17 3.89 4.31 3.00 4.38

37 4.33 2.50 2.75 2.11 2.19 2.38 2.25

38 4.50 3.75 3.50 4.00 3.81 4.00 3.75

39 4.17 4.63 3.83 3.22 3.94 4.13 4.63

40 4.00 4.25 4.00 4.22 4.31 4.25 4.00

41 3.83 4.25 4.25 4.22 3.94 4.25 3.63

42 4.67 4.50 3.67 3.00 3.69 3.50 3.75

43 4.50 4.00 2.67 3.78 4.25 4.00 4.13

44 3.67 3.63 3.33 4.78 4.38 4.88 2.38

UNIVERSITAS SUMATRA
Lanjutan Tabel 4.1 Hasil Kalkulasi Mean dari data
Kuesioner beberapa Variabel

No a X1 X2 X3 X4 X5 X6
45 4.83 4.88 4.00 4.56 4.44 4.38 4.75

46 4.17 4.38 4.08 4.00 4.44 4.13 4.25

47 4.83 4.50 3.50 4.11 4.31 4.38 3.75

48 4.67 4.25 4.33 3.78 4.19 4.00 3.88

49 4.50 4.38 4.00 3.78 3.94 3.38 3.75

50 5.00 4.63 4.42 4.00 4.13 4.50 4.13

51 4.67 4.75 4.25 4.11 4.13 4.00 3.88

52 4.50 4.25 3.50 3.22 3.56 3.38 3.50

53 4.50 4.50 4.25 4.00 3.69 3.25 3.50

54 4.67 4.13 4.50 3.89 3.81 3.75 3.25

55 4.83 3.63 3.92 3.56 3.63 3.88 3.88

56 4.67 4.75 4.58 4.44 4.56 4.63 4.38

57 4.83 4.75 4.25 4.33 4.25 4.13 4.13

58 4.50 4.63 4.58 4.44 4.69 4.63 4.00

59 4.83 4.75 4.75 4.78 4.19 4.38 4.00

UNIVERSITAS SUMATRA
Lanjutan Tabel 4.1 Hasil Kalkulasi Mean dari data
Kuesioner beberapa Variabel

No a X1 X2 X3 X4 X5 X6
6 4. 4. 4. 4. 4. 4. 4.
61 4.67 4.75 4.75 4.78 4.56 4.75 4.13
62 5.00 4.75 4.25 4.33 4.44 4.25 4.38
63 4.67 4.75 4.50 4.11 4.38 4.25 4.25
64 5.00 5.00 4.42 4.33 4.31 4.00 4.38
65 5.00 4.88 5.00 4.44 4.19 4.38 4.13
66 4.33 4.75 4.25 4.56 4.25 4.25 3.88
67 4.83 4.75 4.08 4.22 4.31 4.38 4.25
68 5.00 4.75 4.42 4.22 4.19 4.75 4.25
69 4.83 5.00 4.17 4.67 4.38 4.50 4.75
70 4.83 5.00 4.33 4.44 4.38 4.63 4.75
71 4.67 4.88 4.17 4.56 4.25 4.75 4.75

Dengan ketentuannya antara lain:

No Pengaruh Keterangan
1 a rata-rata X1 ─ X6 pertama
2 X1 rata-rata X1
3 X2 rata-rata X2
4 X3 rata-rata X3
5 X4 rata rata X4
6 X5 rata-rata X5
7 X6 rata-rata X6

Perlu diketahui bahwa nilai rata-rata (mean) ini dihitung dengan rumus 2.1). Untuk

kelanjutan kalkulasi nilai rata-rata (mean) tersebut secara detail dapat dilihat pada

lampiran III.

UNIVERSITAS SUMATRA
Untuk lebih jelas pada Tabel 4.1 secara detail perolehan nilai rata-rata (mean

rank) disimpulkan bahwa nilai rata-rata (mean) terkecil untuk setiap pengaruh

variabel yakni:

1. Pengaruh variabel a

Pengaruh a dapat dilihat pada nilai rata-rata yang terkecil adalah 4.00.

Data ini diambil dari responden sebanyak 14 orang. Responden pihak terkait yang

menyatakan pengaruh variabel a adalah:

- Kontraktor non BUMN di Sumatera Utara (Sumut) sebanyak sembilan (9)

orang .

- Dan kontraktor BUMN di Sumut sebanyak dua (2) orang.

- Kontraktor non BUMN di Aceh sebanyak tiga (3) orang.

2. Pengaruh variabel X1

Pengaruh X1 dapat dilihat pada nilai rata-rata yang terkecil adalah 3.25.

Data ini diambil dari responden sebanyak sebelas (11) orang. Responden pihak terkait

yang mengatakan pengaruh variabel X1 adalah:

- Kontraktor non BUMN di Sumatera Utara sebanyak sembilan (9) orang.

- Kontraktor BUMN di Sumatera Utara sebanyak dua (2) orang.

3. Pengaruh variabel X2

Pengaruh X2 dapat dilihat pada nilai rata-rata yang terkecil adalah 3.58.

Data ini diambil dari responden sebanyak sebelas (11) orang. Responden pihak terkait

UNIVERSITAS SUMATRA
yang menyatakan pengaruh variabel X2 adalah:

- Kontraktor non BUMN di Sumatera Utara sebanyak sepuluh (10) orang.

- Kontraktor BUMN di Sumatera Utara sebanyak satu (1) orang.

4. Pengaruh variabel X3

Pengaruh X3 dapat dilihat pada nilai rata-rata yang terkecil adalah 3.22.

Data ini diambil dari responden sebanyak tiga belas (13) orang. Responden pihak

terkait yang menyatakan pengaruh variabel X3 adalah:

- Kontraktor non BUMN di Sumatera Utara sebanyak sembilan (9) orang.

- Kontraktor BUMN di Sumatera Utara sebanyak dua (2) orang.

- Kontraktor non BUMN di Aceh sebanyak satu (1) orang.

- Bina Marga di Sumatera Utara sebanyak satu (1) orang.

5. Pengaruh variabel X4

Pengaruh X4 dapat dilihat pada nilai rata-rata yang terkecil adalah sebesar

3.75. Data ini diambil dari responden sebesar sebelas (11) orang. Responden pihak

terkait yang menyatakan pengaruh variabel X4 adalah:

- Kontraktor non BUMN di Sumatera Utara sebanyak sembilan (9) orang.

- Kontraktor BUMN di Sumatera Utara sebanyak dua (2) orang.

UNIVERSITAS SUMATRA
6. Pengaruh variabel X5

Pengaruh X5 dapat dilihat pada nilai rata-rata yang terkecil adalah sebesar

3.25. Data ini diambil dari responden sebanyak empat belas (14) orang. Responden

pihak terkait yang menyatakan pengaruh variabel X5 adalah:

- Kontraktor non BUMN di Sumatera Utara sebanyak sepuluh (10) orang.

- Kontraktor BUMN di Sumatera Utara sebanyak tiga (3) orang.

- Bina Marga di Sumatera Utara sebanyak satu (1) orang.

7. Pengaruh variabel X6

Pengaruh X6 dapat dilihat pada nilai rata-rata yang terkecil adalah 3.63.

Data ini diambil dari responden sebanyak dua belas (12) orang. Responden pihak

terkait yang menyatakan pengaruh variabel X6 adalah:

- Kontraktor non BUMN di Sumatera Utara sebanyak sembilan (9) orang.

- Kontraktor BUMN di Sumatera Utara sebanyak dua (2) orang.

- Kontraktor non BUMN di Aceh sebanyak satu (1) orang.

UNIVERSITAS SUMATRA
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.2 perolehan hasil mean rank

dari data kuesioner beberapa variabel.

Tabel 4.2 Hasil Perolehan Penelitian Nilai Rata-Rata (Mean Rank)

Pengaruh Nilai Jlh Pihak Terkait


(org) (Kontraktor, Pemilik)

4.50 14 - Bina Marga Sumut


a (5 org)

- Kontraktor Sumut
Non BUMN (3
org)

- Kontraktor Aceh
Non BUMN ( 4
org)

- Kontraktor Sumut
BUMN (1 org)

- Balai Besar
Pelaksanaan Jalan
Nasional I atau
BBPJN ( 1 org)
4.00 14 - Kontraktor Sumut
a Non BUMN (9
org)

- Kontraktor Sumut
BUMN (2 org)

- Kontraktor Aceh Non


BUMN (3 org)
4.67 12 - Kontraktor Sumut
a Non BUMN (2
org)

- Kontraktor Sumut
BUMN (3 org)

- Kontraktor Aceh Non


BUMN (1 org)

UNIVERSITAS SUMATRA
- Bina Marga Sumut
(2 org)

- Balai Besar
Pelaksanaan Jalan
Nasional I (4 org)

4.83 10 - Kontraktor Aceh


a Non BUMN (2 org)

- Kontraktor Sumut
BUMN (4 org)

- Kontraktor Sumut
Non BUMN (2 org)

- Balai Besar
Pelaksanaan jalan
Nasional I (2 org)

5.00 6 - Kontraktor Sumut


a Non BUMN (1
org)

- Kontraktor Sumut
BUMN (3 org)

- Bina Marga Sumut


(2 org)
3.25 11 - Kontraktor Sumut
X1
Non BUMN (9
org)

- Kontraktor Sumut
BUMN (2 org)
4.75 10 - Bina Marga Sumut
X (1 org)

- BBPJN I (4 org)

- Kontraktor Sumut
BUMN (5 org)

UNIVERSITAS SUMATRA
4.13 9 - Bina Marga Sumut
X1 (4 org)

- Kontraktor Sumut
Non BUMN (2
org)

- Kontraktor Aceh Non


BUMN (3 org)

Kelanjutan hasil perolehan penelitian nilai rata-rata (mean rank) dapat dilihat

pada lampiran IV. Sumber pengolahan data tersebut secara detail menjelaskan nilai

rata-rata (mean rank) yang terkecil.

Pada Tabel 4.3 menjelaskan tentang hubungan Keterlambatan Proyek

Jembatan di Sumatera Utara dan Aceh terhadap pihak terkait (kontraktor dan Pemilik)

berdasarkan mean rank.

UNIVERSITAS SUMATRA
Tabel 4.3 Hubungan Keterlambatan Proyek Jembatan di wilayah
Sumatera Utara dan Aceh terhadap Pihak Terkait
(kontraktor dan Pemilik) Berdasarkan Mean Rank

No Pengaruh Urutan Pihak Terkait


Mean (Kontraktor, Pemilik)
Terkecil
setiap
variabel
1 Pengaruh a 4.00 - Kontraktor non BUMN &
BUMN di Sumut
- Kontraktor non BUMN di
Aceh

2 Pengaruh X1 3.25 - Kontraktor non BUMN &


(Aspek perencanaan BUMN di Sumut
dan penjadwalan
pekerjaan)

3 Pengaruh X2 3.58 - Kontraktor non BUMN &


(Aspek lingkup dan BUMN di Sumut
dokumen
pekerjaan/kontrak)

4 Pengaruh X3 3.22 - Kontraktor non BUMN &


(Aspek sistem BUMN di Sumut
organisasi, koordinasi - Kontraktor non BUMN di
dan komunikasi)
Aceh
- Bina Marga di Sumut
5 Pengaruh X4 3.75 - Kontraktor non BUMN &
(Aspek BUMN di Sumut
kesiapan/penyiapan
sumber daya)
6 Pengaruh X5 3.25 - Kontraktor non BUMN &
(Aspek sistem inspeksi, BUMN di Sumut
kontrol dan evaluasi - Bina Marga di Sumut
pekerjaan)
7 Pengaruh X6 3.63 - Kontraktor non BUMN &
(Aspek lain-lain/aspek BUMN di Sumut
diluar kemampuan - Kontraktor non BUMN di
pemilik dan
kontraktor)
Aceh

Sumber Pengolahan Data

UNIVERSITAS SUMATRA
4.2 Analisis Hasil Konkordansi Kendall

Tabel 4.4 menampilkan hasil analisis pada tiap faktor ynag diperoleh dari data

kuesioner yang menggunakan analisis konkordansi Kendall. Dengan demikian

diperoleh hasil (output) yang bersumber olahan data kuesioner dengan menggunakan

alat bantu komputer (tools SPSS).

Tabel 4.4 Hasil Analisis Olahan Tools SPSS


menggunakan Konkordansi Kendall

Correlations
a X1 X2 X3 X4 X5 X6
Kendall's a Correlation 1.000 ,406(**) ,234(**) ,296(**) ,206(*) ,220(*) ,270(**)
tau_b Coefficient
Sig. (2-tailed) . 0.000 0.008 0.001 0.020 0.014 0.002

N 71 71 71 71 71 71

X1 Correlation ,406(**) 1.000 ,491(**) ,544(**) ,380(**) ,524(**) ,396(**)


Coefficient
Sig. (2-tailed) 0.000 . 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
N 71 71 71 71 71 71 71
X2 Correlation ,234(**) ,491(**) 1.000 ,424(**) ,253(**) ,401(**) ,193(*)
Coefficient

Sig. (2-tailed) 0.008 0.000 . 0.000 0.003 0.000 0.025


N 71 71 71 71 71 71 71
X3 Correlation ,296(**) ,544(**) ,424(**) 1.000 ,588(**) ,638(**) ,456(**)
Coefficient
Sig. (2-tailed) 0.001 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
.
N 71 71 71 71 71 71 71
X4 Correlation ,206(*) ,380(**) ,253(**) ,588(**) 1.000 ,604(**) ,553(**)
Coefficient
Sig. (2-tailed) 0.020 0.000 0.003 0.000 0.000 0.000
N 71 71 71 71 . 71 71 71
X5 Correlation ,220(*) ,524(**) ,401(**) ,638(**) ,604(**) 1.000 ,534(**)
Coefficient
Sig. (2-tailed) 0.014 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
N 71 71 71 71 71 . 71 71
X6 Correlation ,270(**) ,396(**) ,193(*) ,456(**) ,553(**) ,534(**) 1.000
Coefficient
Sig. (2-tailed) 0.002 0.000 0.025 0.000 0.000 0.000 .
N 71 71 71 71 71 71 71

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

UNIVERSITAS SUMATRA
Hasil (ouput) konkordansi Kendall menyimpulkan bahwa faktor-faktor utama

penyebab keterlambatan proyek jembatan di wilayah Sumatera Utara dan Aceh dapat

dilihat pada Tabel 4.5 dengan urutan sebagai berikut:

Tabel 4.5 Hasil Perolehan Penelitian Konkordansi Kendall

No Keterangan %
Korelasi aspek sistem inspeksi, kontrol, dan evaluasi 63.8
1 pekerjaan (X5) dengan aspek sistem organisasi,
koordinasi dan komunikasi (X3)

Korelasi aspek sistem inspeksi, kontrol, dan evaluasi 60.4


2 pekerjaan (X5) dengan aspek kesiapan/penyiapan
sumber daya (X4)

Korelasi aspek sistem organisasi, koordinasi dan 58.8


3 komunikasi (X3) dengan aspek kesiapan/penyiapan
sumber daya (X4)

Korelasi aspek sistem inspeksi, kontrol, dan evaluasi 53.4


4 pekerjaan (X5) dengan aspek lain-lain (aspek diluar
kemampuan pemilik dan kontraktor) (X6)

Korelasi aspek lain-lain (aspek diluar kemampuan 53.3


5 pemilik dan kontraktor) (X6) dengan aspek
kesiapan/penyiapan sumber daya (X4)

Sumber Pengolahan Data

UNIVERSITAS SUMATRA
4.3 Analisis Hasil Korelasi Spearman

Tabel 4.6 menunjukkan hasil (output) yang diperoleh dengan menggunakan

analisis korelasi Spearman dengan alat bantu komputer (tools SPSS).

Tabel 4.6 Hasil Analisis Olahan Tools SPSS menggunakan Korelasi Spearman

Correlations
a X1 X2 X3 X4 X5 X6
Spearman's a Correlation 1.000 ,522(**) ,329(**) ,388(**) ,299(*) ,277(*) ,356(**)
Coefficient
rho
Sig. (2-tailed) . 0.000 0.005 0.001 0.011 0.019 0.002
N 71 71 71 71 71 71 71

X1 Correlation ,522(**) 1.000 ,694(**) ,692(**) ,512(**) ,683(**) ,520(**)


Coefficient
Sig. (2-tailed) 0.000 . 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
N 71 71 71 71 71 71 71

X2 Correlation ,329(**) ,694(**) 1.000 ,536(**) ,323(**) ,512(**) 0.231


Coefficient
Sig. (2-tailed) 0.005 0.000 0.000 0.006 0.000 0.052
.
N 71 71 71 71 71 71 71

X3 Correlation ,388(**) ,692(**) ,536(**) 1.000 ,757(**) ,799(**) ,586(**)


Coefficient
Sig. (2-tailed) 0.001 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
.
N 71 71 71 71 71 71 71

X4 Correlation ,299(*) ,512(**) ,323(**) ,757(**) 1.000 ,785(**) ,707(**)


Coefficient
Sig. (2-tailed) 0.011 0.000 0.006 0.000 0.000 0.000
N 71 71 71 71 . 71 71 71

X5 Correlation ,277(*) ,683(**) ,512(**) ,799(**) ,785(**) 1.000 ,637(**)


Coefficient
Sig. (2-tailed) 0.019 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
N 71 71 71 71 71 . 71 71

X6 Correlatio ,356(**) ,520(**) 0.231 ,586(**) ,707(**) ,637(**) 1.000


n
Coefficient

Sig. (2-tailed) 0.002 0.000 0.052 0.000 0.000 0.000 .


N 71 71 71 71 71 71 71

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed)

UNIVERSITAS SUMATRA
Olahan tools SPSS dengan menggunakan metode statistik korelasi Spearman

dapat disimpulkan pada Tabel 4.7

Tabel 4.7 Hasil Analisis Penelitian Korelasi Spearman


No Keterangan %
1 Korelasi aspek sistem inspeksi, kontrol dan evaluas pekerjaan ( X5 ) 79.9
dengan aspek sistem organisasi, koordinasi dan komunikasi ( X3 )
2 Korelasi aspek sistem inspeksi, kontrol dan evaluasi pekerjaan ( X5 78.5
) dengan aspek kesiapan /penyiapan sumber daya ( X4 )
3 Korelasi aspek kesiapan /penyiapan sumber daya ( X4 ) dengan aspek 75.7
sistem organisasi, koordinasi dan komunikasi ( X3 )
4 Korelasi aspek kesiapan.penyiapan sumber daya ( X4 ) dengan aspek 70.7
lain-lain ( aspek diluar kemampuan pemilik dan kontraktor) ( X6 )
5 Korelasi aspek lingkup dan dokumen pekerjaan (kontrak) ( X2 ) 69.4
dengan aspek perencanaan dan penjadwalan pekerjaan ( X1 )
6 Korelasi aspek perencanaan dan penjadwalan pekerjaan ( X1 ) dengan 69.2
aspek sistem organisasi, koordinasi dan komunikasi ( X3 )
7 Korelasi aspek perencanaan dan penjadwalan pekerjaan ( X1 ) dengan 68.3
aspek sistem inspeksi, kontrol dan evaluasi pekerjaan (X5 )
8 Korelasi aspek sistem inspeksi, kontrol dan evaluasi pekerjaan ( X5 ) 63.7
dengan aspek lain-lain ( X6 )
9 Korelasi aspek lain –lain ( X6 ) dengan aspek sistem organisasi, 58.6
koordinasi dan komunikasi ( X3 )
10 Korelasi aspek sistem organisasi, koordinasi dan komunikasi X3) 53.6
dengan aspek lingkup dan dokumen pekerjaan (kontrak) ( X2 )
11 Korelasi aspek perencanaan dan penjadwalan pekerjaan ( X1 ) dengan 52.2
keterlambatan proyek jembatan (variabel a)
12 Korelasi aspek perencanaan dan penjadwalan pekerjaan ( X1 ) dengan 52.0
aspek lain-lain ( X6 )
13 Korelasi aspek kesiapan/penyiapan sumber daya ( X4 ) dengan aspek 51.2
perencanaan dan penjadwalan pekerjaan ( X1 )
14 Korelasi aspek lingkup dan dokumen pekerjaan (kontrak) ( X2 ) 51.2
dengan aspek sistem inspeksi, kontrol dan evaluasi pekerjaan ( X5 )
SSumber: Pengolahan data

UNIVERSITAS SUMATRA
4.4 Faktor-Faktor Utama Penyebab Keterlambatan Proyek Jembatan

Dari hasil analisis yang ditunjukkan pada Tabel 4.2, 4.5 dan 4.7 dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh aspek sistem inspeksi, kontrol dan evaluasi pekerjaan

(X5) dengan aspek sistem organisasi, koordinasi dan komunikasi (X3), dan

nilai rata-rata (mean rank ) sebesar 3.22. Koefisien Korelasi Kendall sebesar

63.8 %. Korelasi Spearman sebesar 79.9 %.

Dapat dilihat pada Tabel 4.2 bahwa nilai terendah (terkecil) dari hasil mean

rank. Untuk koefisien korelasi konkordansi Kendall dan korelasi Spearman

nilainya mendekati positif satu atau nilai tertinggi.

Hasil yang diperoleh, diambil ketetapan bahwa pengaruh aspek sistem

inspeksi, kontrol dan evaluasi pekerjaan (X5) dengan aspek sistem organisasi,

koordinasi dan komunikasi (X3) sangat besar pada keterlambatan pelaksanaan

proyek jembatan.

2. Pada Tabel 4.2, 4.5 dan 4.7 bahwa terdapat pengaruh aspek sistem inspeksi,

kontrol dan evaluasi pekerjaan (X5) dengan aspek kesiapan/penyiapan sumber

daya (X4), dengan nilai mean rank sebesar 3.25. Dan hasil korelasi

konkordansi Kendall sebesar 60.4 %. Pengaruh faktor korelasi Spearman

sebesar 78.5 %.

3. Tabel 4.2, 4.5 dan 4.7 menunjukkan terdapat pengaruh aspek sistem

organisasi, koordinasi dan komunikasi (X3) dengan aspek kesiapan/penyiapan

sumber daya (X4), dengan perolehan hasil nilai rata-rata (mean rank) sebesar

UNIVERSITAS SUMATRA
3.25. Pengaruh koefisien korelasi Kendall sebesar 58.8 %. Pengaruh korelasi

Spearman sebesar 75.7 %.

4. Pada Tabel 4.2, 4.5 dan 4.7 menunjukkan hasil penelitian terdapat pengaruh

aspek sistem inspeksi, Kontrol dan evaluasi pekerjaan (X5), dengan nilai rata-

rata (mean rank) sebesar 3.25.

5. Dapat dilihat pada Tabel 4.2, 4.5 bahwa terdapat pengaruh aspek sistem

inspeksi, kontrol dan evaluasi pekerjaan (X5), dengan nilai rata-rata (mean

rank) sebesar 3.63. Sedangkan pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa korelasi

Konkordansi Kendall sebesar 53.4 %.

Antara penyebab keterlambatan proyek jembatan utama ditunjukkan dengan

pengaruh yang sama antara mean rank dengan koefisien konkordansi Kendall

yakni terdapatnya pengaruh aspek sistem inspeksi, kontrol dan evaluasi

pekerjaan (X5) dengan aspek lain-lain/aspek diluar kemampuan pemilik dan

kontraktor (X6).

6. Terdapat pengaruh aspek kesiapan/penyiapan sumber daya (X4) dengan

aspek lain-lain (aspek diluar kemampuan pemilik dan kontraktor) (X6) yang

diperoleh dari Tabel 4.2, 4.5 dengan nilai rata-rata (mean rank) sebesar 3.75.

Koefisien konkordansi Kendall sebesar 53.3 %.

UNIVERSITAS SUMATRA
4.5 Hubungan antara responden terhadap faktor-fakor penyebab

Keterlambatan proyek Jembatan di wilayah Sumatera Utara dan Aceh

Setelah berhasil mengidentifikasi faktor-faktor penyebab keterlambatan

proyek jembatan di wilayah Sumatera Utara dan Aceh, maka beberapa urutan faktor

ini adalah yang paling utama penyebab keterlambatan proyek jembatan dan

hubungannya dengan responden, kontraktor dan pemilik (owner) berdasarkan nilai

rata-rata (mean rank), korelasi konkordansi Kendall dan korelasi Spearman sebagai

berikut:

1. Peringkat pertama faktor keterlambatan proyek jembatan adalah pengaruh aspek

sistem inspeksi, kontrol dan evaluasi pekerjaan (X5) dengan aspek sistem

organisasi, koordinasi dan komunikasi (X3). Perolehan mean rank yaitu 3.22.

Koefisien konkordansi Kendall 63.8 % dan korelasi Spearman 79.9 %.

Responden yang menyatakan pengaruh (X5) dengan (X3) adalah:

- Responden kontraktor non BUMN Sumatera Utara sebanyak sembilan belas

(19) orang.

- Responden kontraktor BUMN Sumatera Utara sebanyak lima (5) orang.

- Responden kontraktor non BUMN Aceh sebanyak satu (1) orang.

- Sedangkan responden Bina Marga Sumatera Utara sebanyak dua (2) orang.

2. Peringkat kedua keterlambatan proyek jembatan adalah pengaruh aspek

sistem inspeksi, kontrol dan evaluasi pekerjaan (X5) dengan aspek

kesiapan/penyiapan sumber daya (X4). Perolehan mean rank adalah 3.25.

UNIVERSITAS SUMATRA
Kofisien konkordansi Kendall 60.4 % dan korelasi Spearman 78.5 %.

Responden yang menyatakan pengaruh (X5) dengan (X4) adalah:

- Responden Bina Marga Sumatera Utara sebanyak satu (1) orang.

- Responden kontraktor non BUMN Sumatera Utara sebanyak Sembilan belas

(19) orang.

- Responden kontraktor Sumatera Utara BUMN sebanyak lima (5) orang.

3. Peringkat ketiga faktor keterlambatan proyek jembatan adalah pengaruh

aspek sistem organisasi, koordinasi dan komunikasi (X3) dengan aspek

kesiapan/penyiapan sumber daya (X4). Perolehan mean rank adalah 3.25.

Koefisien korelasi konkordansi Kendall 58.8% dan korelasi Spearman 75.7 %.

Diperoleh hasil variabel yang sama dari ketiga analisis tersebut. Responden

pihak-pihak yang terkait yang menyatakan pengaruh (X3) dengan (X4)

adalah:

- Responden kontraktor non BUMN Sumatera Utara sebanyak delapan belas

(18) orang .

- Responden kontraktor BUMN Sumatera Utara sebanyak empat (4) orang.

- Responden kontraktor non Aceh BUMN sebanyak satu (1) orang.

- Responden Bina Marga Sumatera Utara sebanyak satu (1) orang.

4. Peringkat keempat faktor keterlambatan proyek jembatan adalah pengaruh

aspek sistem inspeksi, kontrol dan evaluasi pekerjaan (X5) dengan aspek lain-

lain (X6). Perolehan mean rank adalah 3.63. Hasil korelasi konkordansi

UNIVERSITAS SUMATRA
Kendall 53.4 %. Responden pihak-pihak terkait yang menyatakan pengaruh

(X5) dengan (X6) adalah:

- Kontraktor non BUMN Sumatera Utara menyatakan pengaruh ini sebanyak

Sembilan belas (19) orang.

- Kontraktor BUMN Sumatera Utara sebanyak lima (5) orang.

- Kontraktor non BUMN Aceh sebanyak satu (1) orang.

- Hanya satu (1) orang responden Bina Marga yang menyatakan pengaruh ini.

5. Peringkat kelima faktor keterlambatan proyek jembatan adalah pengaruh

aspek kesiapan/penyiapan sumber daya (X4) dengan aspek lain-lain (X6).

Hasil yang diperoleh mean rank adalah 3.75. Korelasi konkordansi Kendall

53.3 %. Responden yang menyatakan pengaruh (X4) dengan (X6) adalah:

- Kontraktor non BUMN Sumatera Utara sebanyak delapan belas (18) orang.

- Kontraktor BUMN Sumatera Utara sebanyak empat (4) orang.

- Kontraktor non BUMN Aceh sebanyak satu (1) orang.

UNIVERSITAS SUMATRA
BAB V

KESIMPULAN DAN

SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada penelitian ini, maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dalam penelitian ini, peneliti membuat suatu kesimpulan bahwa terdapat

faktor-faktor penyebab keterlambatan proyek jembatan di wilayah Sumatera

Utara dan Aceh. Sehingga hipotesis awal tersebut diragukan.

2. Diperoleh kesimpulan hasil akhir analisis penelitian faktor-faktor utama

penyebab keterlambatan proyek jembatan di wilayah Sumatera Utara dan

Aceh yang menggunakan metode statistik korelasi konkordansi Kendall,

korelasi rangking Spearman dan mean rank sesuai urutannya sebagai berikut:

 Peringkat pertama adalah: pengaruh aspek sistem inspeksi, kontrol, dan

evaluasi pekerjaan (X5).

 Peringkat kedua pengaruh adalah: aspek sistem organisasi, koordinasi dan

komunikasi (X3).

 Peringkat ketiga adalah: pengaruh aspek kesiapan/penyiapan sumber daya

(X4).

 Peringkat keempat adalah: pengaruh aspek lain-lain/aspek diluar

kemampuan pemilik dan kontraktor (X6).

UNIVERSITAS SUMATRA
5.2 Saran

Adapun dari hasil penelitian ini dapat disarankan beberapa hal sbb:

1. Sebaiknya dilakukan awal meminimalkan, mengantisipasi dan mencegah

aspek-aspek yang mempengaruhi penyebab keterlambatan proyek,

terutama aspek sistem inspeksi, kontrol dan evaluasi pekerjaan karena hal

ini dapat mengakibatkan terjadinya kegagalan kontraktor melaksanakan

pekerjaan.

2. Perlunya dilakukan lebih lanjut mengevaluasi item-item progress

pekerjaan dalam dokumen kontrak dengan kriteria keterlambatan proyek

yang sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.

07/PRT/M/2011.

3. Tersedianya sumber keuangan sampai selesai pekerjaan proyek oleh

kontraktor sehingga tidak terjadi insufficient cash flow.

4. Sebaiknya penelitian selanjutnya menggunakan analisis parametrik,

sehingga dapat dibandingkan hasilnya antara menggunakan analisis non

parametrik dan parametrik.

UNIVERSITAS SUMATRA
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah.Mohd.Razaki, Rahman.Ismail.Abdul, Azis.Ade.Asmi Abdul. 2010. ”Causes


of Delay in MARA Management Procurement Construction Projects”,
Faculty of Civil Environmental Engineering Universiti Tun Hussein Onn
Malaysia.
Acharya.Nirmal.K, Lee.Young Dai, Kim.Soo Yong, Lee.Jong Chooi, Kim.Chae Soo.
2006. “Analysis of Construction Delay Factor : A Korean Perspective”,
Proceedings of the 7 th Asia Pacific Industrial and Management System
Conference 17-20 December, Bangkok, Thailand.
Ahmed.Syed.M, Azhar.Salman, Castillo.Mauricio, Kappagantula. Pragnya.
2002.“Construction Delays in Florida: An Emperical Study”,Final Report,
Department of Construction Management, Florida International University,
Miami.
Al-Najjar.Jonah Mohammed. 2008. “Factor Influencing Time and Cost Overruns on
Construction Projects in the Gaza Strip (Thesis)”, The Islamic University of
Gaza, Faculty of Engineering – Construction Management, April.
Al-Juwairah.Yasser Abdullah. 1997. “ Factor Affecting Construction Costs in Saudi
Arabia (Thesis)”, King Fahd University of Petroleum & M─inerals
Construction Engineering and Management, Dhahran, Saudi Arabia, June.
Arikunto, Suharsimi. Prof.Dr. 2002. “Prosedur Penelitian,” Penerbit Rineka Cipta.
Assaf. Sadi A., Al-Hejji. Sadiq. 2006. “Causes of Delay in Large Construction
Projects”. International Journal of Project Management 24 (2006) 349-357.
Assaf.Saadi, Al-Jishi.Samer, Al-Marzoug.Gussain. 2011.” Change Orders in
Construction Projects in Saudi Arabia”, CEM-520 Term Paper, King Fahd
University of Petroleum & Minerals, Construction Engineering and
Management Department, May 7.
Azis.AdeAzmi.Abdul, Abdullah.Mohd.Razaki, Memon.Aftab. Hameed. 2010.”
Factors Affecting Construction Cost in Mara Large Construction Project :
Perspective of Project Management Consultant”, International Journal of
Sustainable Engineering & Technology Vol.1 No.2, December.
Bordat.Claire, McCullouch.Bob.G, Labi.Samuel, Sinha.Kumares.C. 2004.”An
Analysis of Cost Overrun and Time Delay of INDOT Projects”, Final Report,
Pudue University, West Lafayette, December.
Braimah.Nuhu. 2008. “ An Investigation into The Use of Construction Delay and
Disruption Analysis Methodologies (Thesis) ”, The University of
Woverhampton, August.
Dewati. Endang R, Siburiko. Jonata, Korna. Novial Yudi, Hadi. Taochid Purnomo,
Alam. Toni. 2010. “Proyek Pembangunan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta

UNIVERSITAS SUMATRA
(JORR) W 1 Ruas Kebon Jeruk – Penjaringan Paket 4 & 5“ Fakultas
Teknik, Universitas Indonesia, Mei.
Ervianato.W.I. 2005.” Manajemen Proyek Konstruksi,” Yogyakarta, Penerbit
Andi Offset.
Le-Hoai.Long, Lee.Young Dai, Lee.Jun Yong. 2008. “Delay an Cost Overruns in
Vietnam Large Consttruction Projects : A Comparison with Other Selected
Countries”, Korean Society of Civil Engineering, Journal of Civil
Engineering 12(6):367-377, Construction Management.
Madjid.Ibnu.Abbas. 2006. “Causes and Effects of Delays in Aceh Construction
Industry (Thesis)”, Faculty of Civil Engineering, Universiti Teknologi
Malaysia.
Nainggolan. Ermon Denny H, Frans Natalius, Sihombing. Sahala M. 2010. “
Manajemen Resiko Kinerja Biaya Dan Waktu Proyek Apartemen Central
Park Jakarta “ Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Mei.
Proboyo, B. 1999. “Keterlambatan waktu Pelaksanaan Proyek,” Dimensi Teknik
Sipil, Vol. 1 No. 1. September.
Rahman.I Abdul, Azis.A.A.Abdul, Abdullah.M.R. 2010. “Potential Effects on Large
Mara Construction Projects due to Cosntruction Delay”, International Journal
of Intergrated Engineering (Issue on Civil and Environmental Engineering).
Sallah, Rohaniyati. 2009. “Critical Success Factors of Project Management for
Brunei Construction Projects: Improving Project Performance (Thesis)”.
School of Urban Development, Faculty of Built Environment and
Engineering Queensland University of Technology.
Sarwono, Jonathan. 2006. “Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.” Penerbit
Graha Ilmu, Yogyakarta.
Soeharto, Iman. 2001. “Manajemen Proyek,” Erlangga.
Sugiyono, DR. 2003. “Statistika Untuk Penelitian,” Penerbit CV.Alfabeta, Bandung.
Wei.Kang.Sik. 2010. “Causes Effects and Method og Minimizing Delays in
Construction Projects (Thesis)”, Faculty of Civil Engineering Universiti
Teknologi Malaysia, April.
Weni, Harisa. 2007. “The Framework for Minimizing Construction Time and Cost
Overruns in Padang and Pekanbaru, Indonesia (Thesis)” Faculty of Built
Environment, Universiti Teknologi Malaysia, Januari.
Widhiawati, Rai, I.A. 2009. “Analisis Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan
Pelaksanaan Proyek Konstruksi,” Jurnal Teknologi Elektro Vol.8 No. 2 Juli-
Desember.

UNIVERSITAS SUMATRA
LAMPIRAN I

Tabel 2.2 Penyebab Keterlambatan Proyek didasari latar belakang dari


peneliti- peneliti (researches) sebelumnya

Peneliti Project Jumlah Kasus Keterlambatan


(research) penyebab yg
diidentifikasi
Menurut Keterlambatan waktu 45 Kontraktor: tidak seksamanya rencana kerja,tidak
Kraiem dan pelaksanaan proyek : tersedianya sumberdaya, kurangnya komunikasi/koordinasi.
Dickman (1987) Klasifikasi dan peringkat
Pemilik: masalah ketidaklengkapan, ketidakjelasan desain
dalam Proboyo dari penyebab-
dan lingkup pekerjaan, masalah sistem pengawasan dan
(2009) penyebabnya.
pengendalian proyek.

Acharya et al Analysis of Construction 85 Konsultan : pekerjaan yang berlebihan, tidak lengkapnya


(2006) Delay Factor: A Korean gambar,tidak lengkapnya spesifikasi, perencanaan salah
Perspective (error), adanya perubahan keputusan, melaksanakan
pekerjaan kembali yang salah, perubahan kondisi site,
perubahan spesifikasi selama pelaksanaan proyek.
Kontraktor : perubahan personil staff, kurangnya tenaga ahli,
kurangnya dana (insufficient cash flow), kurangnya
pengalaman tenaga ahli.
Pemilik: Perubahan lokasi proyek (site), perencanaan yang
salah, waktu pelaksanaan proyek yang tidak realistik.

UNIVERSITAS SUMATRA
Abdullah et al Causes of Delay in MARA 18 Kontraktor: Cash flow, kesulitan keuangan (financial),
(2010) Management Procurement manajemen yang buruk dilokasi lapangan, tidak efektifnya
Construction Projects. perencanaan, progress, skedul yang tidak efektif

Assaf et al Change Orders in 21 Pemilik: kurang terlibatnya pengembangan perencanaan,


(2011) Construction Projects in terlambatnya material di proyek, adanya perubahan material,
Saudi Arabia. pergantian material.

Konsultan: adanya konflik dalam perubahan dokumen


perencanaan, adanya perubahan setelah perencanaan.

Ahmed et al Construction Delays in 50 Pemilik: Bencana alam, perubahan permintaan, perubahan


(2002) Florida: An Empirical spesifikasi, kesulitan keuangan, terlambat pembayaran kepada
Study kontraktor, kesulitan ekonomi, dimodifikasinya kembali
kontrak.
Kontraktor: terlambatnya fabrikasi bahan, material yang tidak
memadai dilokasi proyek, tidak mampunya personal / pekerja
dilokasi proyek, rusaknya konstruksi, tidak tersedianya
peralatan, terjadinya perselisihan/mogok di lokasi proyek
antar pekerja, perencanaan dan progress yang tidak memadai,
kurang koordinasi dilapangan, keterlambatan transportasi,
keahlian manajerial yang buruk.

Rider et al Analysis of 46 Kontraktor:kondisi lokasi proyek (site) yang tidak terduga,


Concurrent/Pacing Delay berbeda dari yang direncanakan.
( 2011)

Soon et al Causes and Effects of 28 Kontraktor: Perencanaan yang tidak sesuai, manajemen yang
(2007) Delays in Malaysian buruk di lokasi proyek (site),pengalaman yang kurang,
Construction Industry pembayaran yang tidak tepat waktu oleh pemilik padahal
sudah menyelesaikan proyek, Masalah dengan sub kontraktor,

UNIVERSITAS SUMATRA
material yang tidak mencukupi, kurangnya tenaga kerja,
peralatan yang tersedia akan tetapi rusak, kurang komunikasi
antar staff, kesalahan yang terjadi selama pelaksanaan proyek

Bordat et al An Analysis of Cost 25 Pelaksanaan bisnis (business practices), prosedur, utility,


(2004). Overruns and Time Delays kondisi lokasi proyek (site) yang jauh dari diperkirakan,
of INDOT Projects kontraktor dan lembaga manajemen, skedul jalan,
pemeliharaan daerah (zone ) traffic, perencanaan yang salah.

Lee et al (2008) Delay and Cost Overruns in 7 Lambat dalam pelaksanaan proyek, tidak kompeten dalam
Vietnam Large perencanaan, market, estimasi, kemampuan keuangan
Construction Projects: A (financial capability).pemerintahan, pekerja.
Comparison with Other
Selected Countries

Azis et al (2010). Factors Affecting 24 Kontraktor: masalah keuangan (Cash flow),kesulitan


Construction Cost in Mara keuangan( financial difficulties), manajemen yang buruk
Large Construction Project dilokasi proyek, supervise yang tidak mampu, kontraktor
: Perspective of Project kurang pengalaman, kurangnya pekerja di lokasi proyek, tidak
Management Consultant benarnya perencanaan, dan progress pelaksanaan .

Al-Najjar et al Factors Influencing Time 110 Kontraktor: masalah keuangan (cash flow) selama proyek
(2008) and Cost Overruns on berlangsung. Kurang memadainya sumber daya, kurang
Construction Projects in the lengkapnya gambar proyek.
Gaza Strip.
Konsultan: Keterlambatan penerimaan material, kurangnya
pengalaman staff personil, lambatnya membuat suatu
keputusan, perencanaan proyek yang kurang matang.
Spesifikasi yang tidak jelas.

UNIVERSITAS SUMATRA
Pemilik: Lambatnya pemilik membayar kontraktor, adanya
tambahan pekerjaan baru, perubahan spesifikasi, lambatnya
pengambilan keputusan pada setiap team proyek. Tidak
jelasnya detail prosedur.

Braimah (2008) An Investigation into The 46 Kegagalan klaim DD disebabkan karena tidak cukupnya
Use of Construction Delay dokumen pendukung, dan umumnya responden setuju klaim
and Disruption Analysis DD tanpa menyelesaikan pelaksanaan proyek atau sebelum
Methodologies. adanya suatu penyelesaian proyek.

Al-Dubaisi et al Change Orders in 42 Kontraktor: perubahan rencana oleh pemilik, perencanaan


(2000) construction Projects in yang salah, perubahan oleh konsultan, Pergantian material
Saudi Arabia dan prosedur, terjadi konflik.
Konsultan: perubahan oleh pemilik, pergantian material dan
prosedur, masalah keuangan pemilik, pemilik merubah
skedul, kurangnya koordinasi satu sama lain.

Al-Juwairah Factors effecting 42 Kontraktor: Konsultan: pemilik: naiknya harga material,


(1997) Construction costs in Saudi perencanaan yang tidak benar, kontrak manajemen, salah
Arabia metode perhitungan (estimate), kontrol keuangan yang buruk
dilokasi proyek.

Ralls (2007). Accelerated Bridge Pembebasan lingkungan, pengalihan lalu lintas sementara
construction sebelum pelaksanaan pembangunan jembatan, kurangnya
pengalaman operator, teknikal menggunakan teknologi tinggi
(high technology) dilokasi proyek.

Wei (2010) Causes Effects and 53 Terlambatnya merevisi dan persetujuan dokumen
Methods of Minimizing perencanaan, keterlambatan pekerjaan sub kontraktor,
Delays in Construction jeleknya komunikasi, koordinasi dalam perubahan order oleh
Projects pemilik pada pelaksanaan proyek yang sedang berlangsung,
tidak mampunya kontraktor dalam pelaksanaan proyek,

UNIVERSITAS SUMATRA
keterlambatan dalam prubahan rencana kerja, kurang
mampunya pekerja, tidak efektifnya perencanaan, skedul
proyek pelaksanaan, konflik yang terjadi di sub kontraktor,
kurang dalam perencanaan.

Rahman et al Potential Effects on Large 45 Kontraktor: masalah keuangan (Cash flow), kesulitan
(2010) Mara Construction Projects keuangan (financial diffilcuties), manajemen yang jelek, tidak
due to Construction Delay cukupnya pengalaman di proyek, pekerja-pekerja yang tidak
mampu (skill) dilokasi proyek, tidak efektifnya perencanaan
dan progress, skedul pelaksanaan proyek.

Safri (2009) A Comparative Study of 90 Kontraktor: Kesulitan keuangan ( financial difficulties),


Construction Project Delays manajemen yang jelek, perencanaan yang tidak sesuai,
in Johor and Sabah Region kurangnya pengalaman kontraktor.
Pemilik: lambatnya pembayaran kepada kontraktor,
lambatnya pengambilan keputusan, adanya perubahan
perencanaan.

Konsultan: adanya perubahan spesifikasi, lambatnya diberi


instruksi, dokumen/gambar yang tidak lengkap.

Frimpong et al Causes of delay and cost 26 Kontraktor: Kesulitan pembayaran bulanan, manajemen yang
(2003) overruns in construction of buruk, pengadaan material yang lambat, pelaksanaan teknik
groundwater projects in a yang buruk, harga material tidak stabil.
developing countries,
Ghana as a case study

Sweis et al Delays in construction 40 Kontraktor: Kesulitan keuangan (financial difficulties),


(2007) projects: the case of Jordan perencanaan dan penjadwalan skedul pelaksanaan proyek

UNIVERSITAS SUMATRA
yang buruk, kurang terencana.
Pemilik: Terlalu banyak perubahan dari yang sudah
disepakati.

Madjid Causes and Effects of 57 Kontraktor: Tidak cukupnya peralatan, tidak akuratnya
Delays in Aceh merencanakan waktu pelaksanaan proyek, perubahan design,
(2006)
Construction Industry kesulitan pembayaran bulanan, tidak akuratnya perencanaan
biaya (cost) pada pelaksanaan proyek, kekurangan material
dilapangan, manajemen yang tidak baik di lokasi proyek,
tidak cukupnya peralatan modern, team pelaksanaan proyek
yang tidak kompeten, tidak sesuainya pada perencanaan dan
penjadwalan.
Konsultan: Tidak akuratnya perencanaan waktu pelaksanaan
proyek (skedul), tidak cukupnya peralatan, kesulitan
pembayaran bulanan, perubahan design, tidak akuratnya
perencanaan biaya pada proyek, tidak cukupnya peralatan,
manajemen yang tidak baik, kurang memadai pada lokasi
proyek pelaksanaan, team yang tidak kompeten, kesulitan
keuangan pada kontraktor, tidak sesuainya pada perencanaan
dan penjadwalan proyek.

Assaf et al Causes of Delay in Large 73 Pemilik: pembayaran kepada kontraktor tidak tepat pada
(2006) Construction Project waktunya yang sudah dijadwalkan sehingga berdampak
kepada kontraktor dengan kemampuan keuangan (finance)
pada pelaksanaan proyek, sering berubahnya perencanaan
(change order) pada konstruksi selama proyek berlangsung,
terlambatnya persetujuan, review pada dokumen perencanaan,
tidak hati-hatinya pemilik dengan kemampuan kontraktor
pada saat kontrak dengan penawaran terendah.
Kontraktor: kurangnya produktifitas pekerja dan jumlah
pekerja yang tidak memadai, masalah keuangan dan

UNIVERSITAS SUMATRA
kurangnya dana, perencanaan dan penjadwalan yang tidak
sesuai dengan sumberdaya dan pada saat perpanjangan waktu
pelaksanaan proyek, manajemen di lapangan, supervise,
administrative, teknikal staff, estimator yang kurang
berpengalaman, memadai.
Konsultan: persetujuan perencanaan yang terlambat di cek
oleh consultant engineer, tidak fleksibelnya mengevaluasi
pekerjaan yang sudah dilaksanakan oleh kontraktor.

UNIVERSITAS SUMATRA
Kontraktor Aceh Non BUMN

No Nama Perusahaan Jumlah Responden

1 CV. Cremona 1 orang

2 CV.Peunaron 1 orang

3 CV.Asfar Raya 1 orang

4 CV. Alue Tari 1 orang

5 PT.Amal Teknik 1 orang

6 CV.Bina Harkat Mandiri 1 orang

7 PT.Selapratama Andalas 1 orang

8 PT.Sahabat Rencong Abadi 1 orang

9 CV. Lamkarunia 2 orang

10 PT.Jasa Mandiri Nusantara 1 orang

11 CV. A.A.Galatama 1 orang

12 CV. Pulo Tanjoeng 1 orang

13 CV.Jagad Raya Abadi 1 orang

14 PT.Traya Anggun Permai 1 orang

TOTAL 15 orang

UNIVERSITAS SUMATRA
KUESIONER KONTRAKTOR SUMATERA UTARA NON
BUMN

No Nama Perusahaan Jumlah Responden

1 CV. Duta Dolya Griya 1 orang

2 PT. Lampiri Djaya Abadi 2 orang

3 PT. BCK 3 orang

4 PT. SBN 1 orang

5 PT. Muslimas Abdi Jaya 3 orang

5 PT. Wasco 2 orang

6 PT. Audison Nusantara 2 orang

7 PT. Citra Saudara 1 orang

8 PT. Bina Tama Sejahtera 1 orang

9 PT. Bumi Invesco Energi 1 orang

10 PT. Bukit Karya Utama 1 orang

TOTAL 18 orang

UNIVERSITAS SUMATRA
KONTRAKTOR SUMATERA UTARA BUMN

No Nama Perusahaan Jumlah Responden

1 PT Waskita Karya 1 orang

2 PT Wika 14 orang

3 PT. PP 1 orang

4 PT. Adhi Karya 1 orang

TOTAL 17 orang

BINA MARGA SUMATERA UTARA

No Nama Instansi Jumlah Responden

1 Bina Marga 11 orang

UNIVERSITAS SUMATRA
BALAI BESAR PELAKSANAAN
JALAN NASIONAL I

No Nama Instansi Jumlah Responden

BBPJN I 10 orang

1 R.A Sriono

2 Ir. Parlindungan Sibuea, MT

3 Ir. Risman Sibarani, MM

4 Ir. Amran Sembiring, ST

5 Ir. Wijaya Seno, MT

6 Ir. Erika Pangaribuan, MM

7 Ir. Timbul M. Pasaribu

8 Ir. Muh. Insal.U. Maha. M.Sc

9 Ir. Lewis R. Manurung, M. Eng

10 Tomo Simanjuntak, ST

UNIVERSITAS SUMATRA
Struktur Organisasi Kontraktor BUMN

Manaj
er
Site Manajer

Kasie. Kasie.Komersial
Engineering

Staff Staff Staff


Engineeri Komersi
Kasie.KeuanganKeuang
& Personalia Drafter al

Gudang

UNIVERSITAS SUMATRA
Struktur Organisasi Kontraktor Non BUMN

General Superintendent

Keuangan/AD

Quantity Engineering Engineering Quality Engineerin

Draftman Surveyor Mandor Teknisi Lab.

UNIVERSITAS SUMATRA
Lampiran
No Nama Responden Jabatan /Posisi Nama Instansi/ X1 X2 X3 X4 X5 X6 Jlh Rata2
keterangan
Perusahaan
1 R.A. Sriono Kasubbag. Pengelolaan BMN Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional I 5 5 4 5 5 4 28 4,67
(owner)
2 Ir. Parlindungan Sibuea, MT Kasie Proservasi (Owner) Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional I 5 3 3 3 2 1 17 2,83
3 Ir. Risman Sibarani, MM Kepala Bidang Pelaksanaan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional I 5 4 4 5 5 3 26 4,33
4 Abdul Rahim, ST Staff Bina Marga 5 5 5 4 4 4 27 4,50
5 Octaria Siahaan, ST Staff Bina Marga 5 5 5 4 4 4 27 4,50
6 Victor Sinaga Staff Bina Marga 5 4 3 4 4 2 22 3,67
7 Ronalson Bakara, ST PPTK (Pejabat Pelaksanaan Bina Marga 5 5 5 5 5 5 30 5,00
Teknis Kegiatan
8 Ir. R. Simanungkalit Direktur CV. DUTA DOLYA GRIYA 5 5 5 5 5 5 30 5,00
9 Oktavianus Tambunan, ST Kep. Seksi Jembatan Bina Marga Provsu 5 4 4 4 5 4 26 4,33
10 Mulkan Site Eng PT PP (Proyek di Aceh) 5 4 4 5 3 1 22 3,67
11 Edisyah PP Sitepu Quantity Eng PT. LAMPIRI DJAYA ABADI 5 5 5 5 4 3 27 4,50
(Kontraktor)
12 Parlindungan Ginting GS PT. LAMPIRI DJAYA ABADI 5 4 4 5 3 3 24 4,00
13 Ir. Peki Pelaksana PT. BCK (Kontraktor) 4 3 3 5 5 2 22 3,67
14 Ir. Edi Nugroho Pelaksana I Reg. II PT. BCK 4 3 3 5 5 4 24 4,00
15 Rahmad Adi Sasano, ST,MT Manager PT. BCK 4 3 3 5 5 4 24 4,00
16 Ir. Sarkawi Staff PT. SBN (Kontraktor) 4 3 3 5 5 4 24 4,00
17 Cut Retno M, ST Staff perencanaan PT. WASKITA KARYA 4 4 3 4 5 4 24 4,00
18 Ir. Munir General Supertendent (GS) PT. MUSLIMAS ABDI JAYA 4 3 3 5 5 4 24 4,00
19 Ir. Adek Novi Staff PT. WASCO 4 3 3 5 5 4 24 4,00
20 Ir. Saidi Siregar PT. WASCO 4 3 3 5 5 4 24 4,00
21 Amri, ST,MT Staff PT. ADHI KARYA 4 3 3 5 5 4 24 4,00
22 Ramli Harahap, ST Staff PT. MUSLIMAS ABDI JAYA 4 3 3 5 5 4 24 4,00
23 Samsul Nst ST Staff PT. MUSLIMAS ABDI JAYA 4 3 3 5 5 4 24 4,00
24 Raja Muda Pane Amd SM Audison Nusantara 5 5 5 5 4 3 27 4,50

UNIVERSITAS SUMATRA
25 Kasman Ginting ST GS (General Supertendent) PT Citra Saudara 5 5 5 5 4 4 28 4,67
26 Iskandar Muda ST GS PT Bina Tama Sejahtera 5 5 5 5 4 3 27 4,50
27 Maulana Amd Tenaga Teknik CV. Cremona (Aceh) 3 5 2 4 3 5 22 3,67
28 Abdul Karim Pengawas Lapangan CV Peunaron (Aceh Utara) 4 5 3 4 3 5 24 4,00
29 Safwan Pengawas Lapangan CV Asfar Raya (Aceh Utara) 5 4 4 4 5 5 27 4,50
30 Ishak Abubakar Amd Manager Lapangan CV Alue Tari (Aceh Utara) 5 3 4 5 4 5 26 4,33
31 Nurdin Amd Site Manager PT Amal Teknik (Aceh Utara) 5 5 5 4 5 5 29 4,83
32 Azhar Pengawas Lapangan CV Bina Harkat Mandiri (Aceh Utara) 5 4 4 5 4 5 27 4,50
33 I.M. Razia Ulhaq ST Manager PT Selapratama Andalas (Banda Aceh) 5 4 2 4 5 1 21 3,50
34 Ir. Umar Abdullah Site Manager PT Sahabat Rencong Abadi ( Aceh Utara) 5 4 4 4 5 5 27 4,50
35 Azhari Site Manager CV Lamkarunia (Aceh Utara) 4 5 3 4 5 3 24 4,00
36 Adnan Pengawas Lapangan PT Jasa Mandiri Nusantara ( Langsa) 5 4 5 5 4 5 28 4,67
37 M. Azmi Manager CV A.A.Galatama (Aceh Utara) 4 5 4 5 5 3 26 4,33
38 Linawati ST Civil Eng. CV Lamkarunia (Aceh Utara) 4 5 5 4 5 4 27 4,50
39 Nurjannah Amd Pengawas Lapangan CV Pulo Tanjoeng (Aceh Utara) 5 4 3 5 5 3 25 4,17
40 Hasbi Manager CV Jagat Raya Abadi (Banda Aceh) 4 4 3 5 5 3 24 4,00
41 Bustamam ST Site manager PT Traya Anggun Permai ( Aceh Utara) 3 5 3 4 3 5 23 3,83
42 Adi Utomo Engineering PT Wika 5 5 4 5 4 5 28 4,67
43 Fitriani Staff Komersial PT Wijaya Karya 5 4 5 5 5 3 27 4,50
44 Amran Sembiring ST Kasie.Pengendalian Sistem Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional I 5 1 5 5 5 1 22 3,67
Pelaksanaan
45 Syahril Budi Cost Control Staff PT Wijaya Karya 5 5 5 5 5 4 29 4,83
46 Elvidha Staff Teknik PT Wijaya Karya 5 3 5 4 4 4 25 4,17
47 Yonanta ST GS PT Bukit Karya Utama 5 5 5 5 5 4 29 4,83
48 Medi Lazuardi ST Pelaksana PT Audison Nusantara 5 5 5 5 4 4 28 4,67
49 Wan Feriansyah ST PPTK (Pejabat Pelaksanaan Dinas Bina Marga Prov. Sumut 5 5 5 4 4 4 27 4,50
Teknis Kegiatan )
50 Indra syahputra Staff Perencanaan SKPD-TP SKPD-TP 5 5 5 5 5 5 30 5,00
51 Erky S.I Syahputra Staff Pengawasan SKPD_TP SKPD-TP 5 5 5 4 5 4 28 4,67
52 Albert Eko Limbong ST Staff PPTK Dinas Bina Marga Prov. Sumut 5 5 5 4 4 4 27 4,50
53 Berwin Sianturi Staff UPTD P.Sidempuan Dinas Bina Marga Prov. Sumut 5 5 4 5 4 4 27 4,50
54 Rigueli Sihura ST Kepala Bidang Kumpraswil D.Kimpraswil Kab. Nias Selatan 5 5 5 5 4 4 28 4,67

UNIVERSITAS SUMATRA
55 Winarjo Sijabat ST Project Coordinator PT Bumi Invesco Energi 5 5 5 5 5 4 29 4,83
56 Ir Wijaya Seto MT Kepala Balai Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional I 5 5 4 5 5 4 28 4,67
57 Ir. Erika Pangaribuan MM Kepala Bagian Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional I 5 5 5 5 5 4 29 4,83
58 Ir. Timbul M.Pasaribu MM Kabid.Perencanaan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional I 5 4 4 5 5 4 27 4,50
59 Ir. Moh. Insal. U.Maha MSc Kasie. Program dan Data Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional I 5 5 5 5 5 4 29 4,83
60 Ir. Lewis R.Manurung M.Eng.Sc Kabid Pengendalian Sistem Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional I 5 5 4 5 5 4 28 4,67
Pelaksanaan
61 Tomos Simanjuntak ST Kasie Pengujian dan Perlatan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional I 5 5 5 4 4 5 28 4,67
62 I.K. Pasek .S.ST Manajer Proyek PT.Wijaya Karya 5 5 5 5 5 5 30 5,00
63 Didit Hadianto ST Ka.Seksi Komersial & Eng. PT. Wijaya Karya 5 5 5 5 4 4 28 4,67
64 Ir. Gandira Guttawan MM Manajer Devisi PT.Wijaya Karya 5 5 5 5 5 5 30 5,00
65 Dwi Susanto ST Manajer Eng. PT.Wijaya Karya 5 5 5 5 5 5 30 5,00
66 Ir. Bambang Saptadi Manajer Wilayah PT.Wijaya Karya 5 5 4 4 4 4 26 4,33
67 Indratno ST Manajer Komersial PT.Wijaya Karya 5 5 5 5 5 4 29 4,83
68 Fersius Purnomo ST Manajer Eng. PT.Wijaya Karya 5 5 5 5 5 5 30 5,00
69 Budi Purnomo ST Kasie.Eng. PT.Wijaya Karya 5 5 5 5 4 5 29 4,83
70 Ilofi Bintaro ST Kasie.Komersial PT.Wijaya Karya 5 5 5 5 5 4 29 4,83
71 Susanto ST Site Manager Proyek PT.Wijaya Karya 5 5 5 4 5 4 28 4,67
Rata - rata 5 4,37 4,2 5 5 4 26 4,39
Jumlah Total ## 310 297 ## ## # ## ####

UNIVERSITAS SUMATRA
X1 X2
1 2 3 4 5 6 7 8 Jlh Rata2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jlh Rata2

5 4 5 5 5 5 5 5 39 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 55 5

5 4 5 5 5 5 5 5 39 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 58 5

5 4 5 5 5 4 5 4 37 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 55 5

5 4 4 4 4 4 4 4 33 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 51 4
5 4 5 4 4 4 4 4 34 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 52 4
5 4 4 4 4 4 4 4 33 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49 4

5 5 5 5 0 4 5 4 33 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 0 5 5 51 4

5 5 5 5 0 4 5 4 33 4 5 5 5 4 4 4 3 5 5 0 5 5 50 4

5 4 5 4 4 4 5 4 35 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 50 4

5 4 4 5 5 4 4 4 35 4 4 5 4 3 3 2 2 3 2 2 2 4 36 3

5 5 5 4 3 4 5 3 34 4 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 27 2

UNIVERSITAS SUMATRA
5 4 4 4 5 4 4 3 33 4 5 5 4 4 3 3 3 1 3 3 3 4 41 3

5 3 4 3 2 2 5 3 27 3 5 5 3 3 4 4 2 5 3 3 4 2 43 4

5 3 4 3 2 2 5 3 27 3 5 5 3 3 4 4 2 5 3 3 4 2 43 4

5 3 4 3 2 2 5 3 27 3 5 5 3 3 4 4 2 5 3 3 4 2 43 4

5 3 4 3 2 2 5 3 27 3 5 5 3 3 4 4 2 5 3 3 4 2 43 4

5 3 4 3 2 2 5 3 27 3 5 5 3 3 4 4 3 5 3 3 4 2 44 4

5 3 4 3 2 2 5 3 27 3 5 5 3 3 4 4 2 5 3 3 4 2 43 4

5 3 4 3 2 2 5 3 27 3 5 5 3 3 4 4 2 5 3 3 4 2 43 4
5 3 4 3 2 2 5 3 27 3 5 5 3 3 4 4 2 5 3 3 4 2 43 4

5 3 4 3 2 2 5 3 27 3 5 5 3 3 4 4 2 5 3 3 4 2 43 4

5 3 4 3 2 2 5 3 27 3 5 5 3 3 4 4 2 5 3 3 4 2 43 4

5 3 4 3 2 2 5 3 27 3 5 5 3 3 4 4 2 5 3 3 4 2 43 4

5 4 3 4 4 3 3 3 29 4 5 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 43 4

5 4 4 4 5 3 5 5 35 4 5 4 4 5 5 3 4 4 4 3 5 3 49 4

5 5 4 4 5 4 4 4 35 4 5 5 5 5 4 3 4 4 3 4 4 3 49 4

5 4 5 4 5 3 5 4 35 4 5 5 4 3 4 5 3 3 4 4 5 5 50 4

UNIVERSITAS SUMATRA
5 4 5 4 5 3 5 4 35 4 5 5 4 4 4 5 3 3 4 4 5 5 51 4

5 5 5 4 3 3 5 5 35 4 5 4 1 2 2 3 3 2 2 5 1 2 32 3

5 5 5 3 2 1 5 5 31 4 5 5 1 1 1 2 2 4 5 5 1 2 34 3

5 5 5 4 3 3 5 4 34 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 2 2 41 3

5 5 5 3 2 1 5 5 31 4 5 5 1 1 2 3 3 4 5 5 2 3 39 3

5 5 5 5 5 5 5 4 39 5 5 4 3 5 5 4 4 5 4 4 4 4 51 4

5 4 5 4 2 2 5 5 32 4 5 4 1 2 1 2 3 4 5 5 1 2 35 3

5 5 5 5 5 4 4 5 38 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 55 5

5 5 5 4 3 1 4 5 32 4 5 5 2 2 2 3 2 4 5 5 1 2 38 3

5 4 2 2 3 3 1 1 21 3 3 2 2 4 4 3 3 4 3 1 2 2 33 3

5 5 3 3 4 3 4 4 31 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 42 4

UNIVERSITAS SUMATRA
5 5 5 4 5 5 5 3 37 5 5 4 5 3 3 5 3 2 2 5 4 5 46 4

5 4 4 4 5 5 5 4 36 5 5 5 4 3 3 4 4 5 4 4 3 4 48 4

5 4 5 4 5 4 5 4 36 5 5 5 4 4 4 5 3 3 4 4 5 5 51 4

5 5 5 5 4 4 4 4 36 5 4 5 4 4 5 4 3 3 3 3 3 3 44 4

5 4 4 4 3 4 5 3 32 4 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 2 3 32 3

5 5 5 5 1 2 5 5 33 4 5 1 1 1 1 5 1 5 5 5 5 5 40 3

5 5 5 5 5 5 5 4 39 5 5 5 3 3 3 3 5 5 4 5 3 4 48 4

5 5 4 4 4 5 5 4 36 5 4 5 5 4 4 4 3 3 3 5 4 5 49 4

5 5 4 5 5 4 4 4 36 5 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 42 4

5 4 5 4 4 4 4 5 35 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 3 4 4 52 4

5 5 5 4 4 4 4 4 35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 48 4

5 4 4 4 5 5 5 5 37 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 53 4

5 5 5 5 5 5 4 4 38 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3 5 5 51 4

UNIVERSITAS SUMATRA
5 5 5 4 4 3 4 4 34 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 42 4

5 5 5 4 5 4 4 5 37 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 51 4

5 4 4 4 4 4 5 4 34 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 54 5

5 4 4 4 4 3 3 3 30 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 47 4

5 4 5 5 5 5 5 4 38 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 55 5

5 5 5 5 5 4 4 5 38 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 51 4

5 4 5 5 5 4 5 4 37 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 55 5

5 5 5 5 3 5 5 5 38 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 57 5

5 4 5 5 5 5 5 5 39 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 55 5

5 4 5 5 5 5 5 5 39 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 57 5

5 5 5 5 5 5 5 3 38 5 5 5 4 4 4 4 5 5 3 5 3 4 51 4

UNIVERSITAS SUMATRA
5 5 5 5 4 4 5 5 38 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 3 3 54 5

5 5 5 5 5 5 5 5 40 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 3 4 53 4

5 5 5 5 5 5 5 4 39 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60 5

5 5 5 5 5 5 4 4 38 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 3 4 51 4

5 5 5 5 5 5 5 3 38 5 5 5 3 3 3 3 5 5 3 5 4 5 49 4

5 5 5 5 5 5 4 4 38 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 3 4 53 4

5 5 5 5 5 5 5 5 40 5 5 5 3 3 3 4 5 5 4 5 4 4 50 4

5 5 5 5 5 5 5 5 40 5 5 5 4 3 4 3 5 5 4 5 5 4 52 4

5 5 5 5 5 5 5 4 39 5 5 4 4 3 3 4 5 5 4 5 4 4 50 4

5 4 5 4 4 4 5 4 34 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 47 4

355 307 324 297 271 261 328 283 2426 303 336 315 258 255 270 275 256 297 275 276 269 260 3342 279

UNIVERSITAS SUMATRA
X3 X4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jlh Rata2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Jlh Rata2

5 4 4 5 5 5 4 4 4 40 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 73 5

5 5 5 5 5 5 5 5 3 43 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80 5

5 5 3 4 2 4 5 5 3 36 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 3 5 5 5 4 4 73 5

4 4 4 5 4 4 5 4 3 37 4 4 3 4 4 5 4 4 4 5 5 3 4 4 3 3 3 62 4
4 4 4 5 4 4 5 4 3 37 4 4 3 4 4 5 4 4 4 5 5 3 4 4 3 3 3 62 4
4 4 4 4 4 4 4 4 2 34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 1 2 2 54 3

5 5 3 5 0 0 5 5 5 33 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 0 5 5 0 65 4

5 5 4 5 0 0 5 5 5 34 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 0 5 0 5 5 0 60 4

4 4 4 4 5 4 4 4 3 36 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 59 4

4 2 3 1 2 4 2 2 1 21 2 4 3 3 4 4 4 4 2 5 3 2 4 3 3 3 4 55 3

3 3 4 2 2 4 4 5 2 29 3 5 5 5 5 4 4 4 3 5 4 3 4 4 3 3 3 64 4

UNIVERSITAS SUMATRA
4 5 5 4 3 5 5 5 2 38 4 5 3 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 3 3 3 3 63 4

4 3 3 3 3 4 3 4 2 29 3 5 4 5 3 3 5 5 3 4 4 3 5 3 3 2 3 60 4

4 3 3 3 3 4 3 4 2 29 3 5 4 5 3 3 5 5 3 4 4 3 5 3 3 2 3 60 4

4 3 3 3 3 4 3 4 0 27 3 5 4 5 3 3 5 5 3 4 4 3 5 3 3 2 3 60 4

4 3 3 3 3 4 3 4 0 27 3 5 4 5 3 3 5 5 3 4 4 3 5 3 3 2 3 60 4

4 3 3 3 3 4 3 4 2 29 3 5 4 5 3 3 5 5 3 4 4 3 5 3 3 2 3 60 4

4 3 3 3 3 4 3 4 2 29 3 5 4 5 3 3 5 5 3 4 4 3 5 3 3 2 3 60 4

4 3 3 3 3 4 3 4 2 29 3 5 4 5 3 3 5 5 3 4 4 3 5 3 3 2 3 60 4
4 3 3 3 3 4 3 4 2 29 3 5 4 5 3 3 5 5 3 4 4 3 5 3 3 2 3 60 4

4 3 3 3 3 4 3 4 2 29 3 5 4 5 3 3 5 5 3 4 4 3 5 3 3 2 3 60 4

4 3 3 3 3 4 3 4 2 29 3 5 4 5 3 3 5 5 3 5 2 3 5 3 3 2 3 59 4

4 3 3 3 3 4 3 4 2 29 3 5 4 5 3 3 5 5 3 4 4 3 5 3 3 2 3 60 4

4 3 3 3 3 5 3 4 1 29 3 5 4 5 4 3 5 5 3 5 5 4 5 4 3 4 3 67 4

4 3 3 3 3 5 4 3 3 31 3 5 3 4 3 4 4 4 4 5 5 3 4 3 4 3 3 61 4

4 3 3 4 3 5 4 4 3 33 4 5 4 5 4 3 4 4 4 5 5 4 5 4 3 4 3 66 4

3 3 4 5 3 4 5 4 1 32 4 4 3 3 5 5 4 4 5 5 5 3 5 4 2 3 5 65 4

UNIVERSITAS SUMATRA
3 3 4 5 3 4 5 4 1 32 4 4 3 3 5 5 4 4 5 5 5 3 5 4 2 3 5 65 4

5 5 3 4 5 5 4 5 3 39 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 4 4 4 3 73 5

5 5 1 4 5 5 5 4 1 35 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 3 5 4 4 5 3 73 5

5 5 2 4 5 5 4 4 3 37 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 3 71 4

5 5 2 4 5 5 4 4 4 38 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 75 5

4 4 4 4 4 4 4 5 2 35 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 3 5 4 3 4 4 67 4

5 5 2 4 5 5 5 5 1 37 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 3 5 4 4 5 3 72 5

4 5 5 4 4 5 5 4 4 40 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 3 4 4 5 5 73 5

5 5 2 4 5 5 4 4 1 35 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 3 5 4 4 5 3 69 4

4 2 5 1 1 1 1 3 1 19 2 4 2 3 1 2 2 2 2 2 1 1 1 3 3 3 3 35 2

4 3 4 3 4 4 5 5 4 36 4 4 3 3 4 4 4 5 3 4 5 3 5 5 3 3 3 61 4

UNIVERSITAS SUMATRA
3 3 3 3 3 3 4 4 3 29 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 3 3 1 2 2 63 4

4 5 5 4 4 4 4 5 3 38 4 5 4 3 5 5 5 4 5 5 4 3 5 4 4 4 4 69 4

4 5 4 5 3 4 5 5 3 38 4 4 3 5 4 5 1 4 2 4 5 5 4 5 3 4 5 63 4

4 3 3 3 3 3 3 3 2 27 3 4 3 5 4 4 5 4 4 5 3 3 4 3 3 3 2 59 4

4 4 4 4 3 4 4 4 3 34 4 5 4 4 4 3 5 5 4 5 5 5 4 4 4 3 4 68 4

5 5 5 5 5 5 5 5 3 43 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 2 70 4

5 5 4 5 4 4 5 5 4 41 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 2 5 4 4 4 4 71 4

4 4 4 3 4 5 4 5 3 36 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 3 5 5 5 4 4 71 4

4 4 3 4 4 5 4 5 4 37 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 3 3 4 5 5 4 5 69 4

5 4 4 4 3 3 4 4 3 34 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 3 3 4 4 5 5 5 67 4

3 4 5 4 3 4 4 4 3 34 4 5 4 3 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4 4 3 3 63 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 66 4

4 5 5 5 4 4 4 3 3 37 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 5 66 4

UNIVERSITAS SUMATRA
3 4 3 3 3 4 3 3 3 29 3 5 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 57 4

4 5 4 4 4 4 4 4 3 36 4 5 4 4 4 4 3 3 4 5 4 3 4 3 3 3 3 59 4

4 4 4 4 4 4 4 4 3 35 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 61 4

3 4 3 3 4 4 4 4 3 32 4 4 4 3 4 4 4 4 3 5 4 3 4 3 3 3 3 58 4

5 4 4 5 5 5 4 4 4 40 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 73 5

4 5 4 5 4 4 5 5 3 39 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 3 3 3 4 68 4

5 5 3 5 5 4 5 5 3 40 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 75 5

5 5 5 5 5 5 5 5 3 43 5 5 5 2 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 3 67 4

5 4 4 5 5 5 4 4 4 40 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 73 5

5 5 5 5 5 5 5 5 3 43 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 3 4 3 73 5

5 5 4 5 4 4 5 5 2 39 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 3 5 5 4 4 4 71 4

UNIVERSITAS SUMATRA
5 5 5 5 3 3 3 5 3 37 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 2 4 4 70 4

5 5 5 5 4 4 4 4 3 39 4 5 4 4 4 4 5 5 3 5 5 5 4 5 3 4 4 69 4

5 5 5 5 4 4 4 4 4 40 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 3 3 4 4 67 4

5 5 5 4 5 4 5 4 4 41 5 5 5 5 5 4 4 4 3 5 4 3 5 4 4 4 4 68 4

5 5 4 5 3 3 5 5 3 38 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 3 3 4 4 69 4

5 5 4 4 3 3 5 5 4 38 4 4 5 5 4 4 4 3 4 5 5 5 4 4 3 4 4 67 4

5 5 5 5 5 5 5 5 2 42 5 5 5 5 5 3 5 4 5 5 5 4 5 3 3 4 4 70 4

5 5 4 5 4 4 5 5 3 40 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 2 5 4 4 4 4 70 4

5 5 4 5 4 5 5 5 3 41 5 5 5 5 5 2 5 5 4 5 5 3 5 4 3 4 3 68 4

4 4 4 4 4 4 4 4 3 35 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 3 4 4 3 4 3 65 4

UNIVERSITAS SUMATRA
X5 X6
1 2 3 4 5 6 7 8 Jlh Rata2 1 2 3 4 5 6 7 8 Jlh Rata2

5 5 4 5 5 4 4 5 37 5 4 4 4 5 5 3 4 5 34 4

5 5 5 5 5 5 5 5 40 5 5 5 5 5 5 5 5 5 40 5

4 4 4 5 5 5 5 5 37 5 5 4 3 2 2 3 2 5 26 3

3 4 3 3 4 4 4 3 28 4 5 5 4 3 3 3 3 4 30 4
3 4 3 3 4 4 4 3 28 4 5 4 3 3 3 3 3 4 28 4
3 3 3 3 4 4 4 3 27 3 5 5 3 3 4 3 3 4 30 4

5 0 0 0 0 0 0 4 9 1 0 5 5 0 0 5 0 5 20 3

5 0 0 0 0 0 0 0 5 1 5 5 0 0 0 4 3 5 22 3

3 4 4 3 4 4 4 3 29 4 4 4 4 4 3 4 3 4 30 4

4 4 2 3 5 3 2 3 26 3 4 2 2 2 5 3 5 4 27 3

3 3 3 4 4 3 2 3 25 3 4 4 3 3 2 3 2 4 25 3

UNIVERSITAS SUMATRA
4 4 4 5 1 2 4 2 26 3 5 5 4 3 3 5 3 4 32 4

3 3 4 4 3 3 3 3 26 3 3 5 3 3 5 3 3 4 29 4

3 3 4 4 3 3 3 3 26 3 3 5 3 3 5 3 3 4 29 4

3 3 4 4 3 3 3 3 26 3 3 5 3 3 5 3 3 4 29 4

3 3 4 4 3 3 3 3 26 3 3 5 3 3 5 3 3 4 29 4

3 3 4 4 3 3 3 3 26 3 3 5 3 3 5 3 3 4 29 4

3 3 4 4 3 3 3 3 26 3 3 5 3 3 5 3 3 4 29 4

3 3 4 4 3 3 3 3 26 3 3 5 3 3 5 3 3 4 29 4
3 3 4 4 3 3 3 3 26 3 3 5 3 3 5 3 3 4 29 4

3 3 4 4 3 3 3 3 26 3 3 5 3 3 5 3 3 4 29 4

3 3 4 4 3 3 3 3 26 3 3 5 3 3 5 3 3 4 29 4

3 3 4 4 3 3 3 3 26 3 3 5 3 3 5 3 3 4 29 4

4 3 3 5 5 3 4 4 31 4 5 5 3 2 4 5 3 5 32 4

3 3 5 5 4 3 4 5 32 4 5 5 3 3 4 5 3 5 33 4

3 3 3 5 5 4 3 3 29 4 5 5 3 3 3 5 3 5 32 4

3 4 3 5 5 3 5 4 32 4 5 5 3 2 5 4 2 5 31 4

UNIVERSITAS SUMATRA
3 4 3 5 5 3 5 4 32 4 5 5 3 3 5 4 3 5 33 4

4 4 3 5 5 5 4 3 33 4 5 5 5 3 5 4 3 5 35 4

4 4 3 5 5 5 4 4 34 4 5 5 5 3 5 5 3 5 36 5

4 4 3 5 4 5 4 4 33 4 5 5 5 4 5 4 3 5 36 5

4 4 3 5 5 5 5 5 36 5 5 5 5 2 5 5 3 5 35 4

4 4 4 4 5 5 4 5 35 4 4 4 4 2 5 4 4 3 30 4

4 4 3 5 5 4 4 4 33 4 5 5 5 3 5 5 3 4 35 4

3 5 4 5 4 5 4 5 35 4 5 5 4 5 5 4 5 5 38 5

0 0 0 5 5 5 4 5 24 3 5 4 5 3 5 5 3 5 35 4

2 2 1 5 2 3 2 2 19 2 3 3 2 1 1 1 2 5 18 2

4 3 3 3 5 4 5 5 32 4 4 4 4 3 3 4 4 4 30 4

UNIVERSITAS SUMATRA
4 4 3 4 5 5 4 4 33 4 4 5 4 5 5 5 4 5 37 5

4 4 4 3 4 5 5 5 34 4 4 4 5 2 5 4 4 4 32 4

5 3 4 4 4 5 5 4 34 4 3 4 4 4 4 3 4 3 29 4

3 3 3 5 4 4 3 3 28 4 3 4 4 3 4 4 4 4 30 4

3 3 4 5 5 4 4 4 32 4 3 4 5 4 5 4 4 4 33 4

5 5 5 4 5 5 5 5 39 5 2 2 2 1 2 2 5 3 19 2

4 4 4 5 5 4 4 5 35 4 4 4 5 5 5 5 5 5 38 5

4 4 3 5 5 4 4 4 33 4 4 5 4 5 4 4 3 5 34 4

4 4 4 4 5 5 5 4 35 4 4 4 4 3 3 4 4 4 30 4

4 4 4 2 4 4 5 5 32 4 4 4 4 3 3 4 4 5 31 4

3 3 3 4 4 3 4 3 27 3 4 4 5 3 3 3 3 5 30 4

5 5 4 4 4 5 5 4 36 5 4 4 5 4 4 4 4 4 33 4

4 4 5 3 4 4 4 4 32 4 4 3 5 3 3 5 4 4 31 4

UNIVERSITAS SUMATRA
3 3 3 4 4 3 4 3 27 3 4 4 3 3 3 3 3 5 28 4

3 3 3 3 4 3 3 4 26 3 4 4 3 3 3 3 3 5 28 4

4 4 4 3 4 3 4 4 30 4 4 5 3 3 2 3 2 4 26 3

4 4 4 4 4 3 4 4 31 4 5 5 3 3 3 4 3 5 31 4

5 5 4 5 5 4 4 5 37 5 4 4 4 5 5 4 4 5 35 4

4 4 4 5 5 4 4 3 33 4 4 4 4 3 4 4 5 5 33 4

4 4 4 5 5 5 5 5 37 5 5 5 4 3 2 3 5 5 32 4

4 4 4 3 5 5 5 5 35 4 4 4 4 3 2 5 5 5 32 4

5 5 4 5 5 4 4 5 37 5 4 4 4 5 5 3 4 5 34 4

5 5 5 3 5 5 5 5 38 5 5 5 3 2 3 5 5 5 33 4

4 4 4 5 5 4 4 4 34 4 5 5 4 3 3 5 5 5 35 4

UNIVERSITAS SUMATRA
4 4 4 5 5 3 5 4 34 4 4 5 4 3 3 5 5 5 34 4

4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 4 4 4 5 5 5 35 4

4 4 4 5 5 5 5 3 35 4 4 5 3 3 3 5 5 5 33 4

4 4 4 5 5 4 5 3 34 4 4 4 3 3 3 4 5 5 31 4

4 4 4 5 5 5 4 4 35 4 4 5 4 3 4 4 5 5 34 4

5 4 5 4 5 5 5 5 38 5 4 5 4 3 3 5 5 5 34 4

4 4 4 5 5 4 5 5 36 5 4 4 5 5 5 5 5 5 38 5

5 5 4 5 5 4 4 5 37 5 4 4 5 5 5 5 5 5 38 5

4 5 5 5 5 4 5 5 38 5 4 4 5 5 5 5 5 5 38 5

4 4 4 4 4 4 4 4 31 4 4 4 4 3 4 4 4 5 31 4

264 257 254 295 296 271 277 273 2187 273 286 317 264 223 275 277 257 322 2221 278

UNIVERSITAS SUMATRA

Anda mungkin juga menyukai