SKRIPSI
OLEH
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
SKRIPSI
Oleh
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Kata Kunci: Evaluasi tingkat keandalan, sistem proteksi pasif kebakaran, Rumah
sakit
ABSTRACT
Hospital buildings are public buildings that many people use as facilities
for health needs. Hospital residents are not only healthy people but the majority
of sick people are not able to save themselves, because of that the building safety
system must be reliable especially fire protection systems to cope with fire
disasters that can occur anytime and anywhere. The fire protection system is
divided into 2 active and passive, this research only focuses on passive fire
protection systems. This study uses descriptive analysis method by checking
directly in the field against the variables that have been determined and then
analyzed, It is based on its weight with the AHP method after which each variable
and sub variable will be given a rating with a Likert scale according to its
compliance with regulations and standards, then the weight will be multiplied by
the suitability value to get the reliability value. The results of this study are
variable means of saving lives to get a reliability level of 1.692 which is
categorized as sufficient in a Likert scale while for building variables get a
reliability level of 3,000 which is categorized as good and the level of reliability
of the building's passive fire protection system is 2,250 which is included in the
sufficient category.
i
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Proteksi Pasif Kebakaran Pada Bangunan Rumah Sakit (Studi Kasus : Rumah
Tentunya banyak halangan dan kendala yang harus di lalui. atas segala
bantuan yang telah diberikan selama proses pengerjaan skripsi dan kegiatan di
1. Bapak Ir. Novrial, M.Eng, selaku dosen pembimbing skripsi serta SPLB 2
2. Ibu Andalucia, ST, M.Sc dan Bapak Imam Faisal Pane, ST, MT selaku
dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang dibutuhkan
3. Ibu Dr. Ir. Dwira Nirfalini Aulia, M.Si, IPM selaku Ketua Departemen
Arsitektur FT USU dan Ibu Beny O. Y. Marpaung, ST, MT, Ph.D, IPM
4. Bapak dan Ibu dosen pengajar serta staf dan pegawai Departemen
ii
Universitas Sumatera Utara
5. Bapak Dr. Ferdinand Dermawan Sembiring dan pihak management
6. Orang tua saya bapak Habibuddin dan ibu Suparni serta adik saya Siti
teman-teman lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang selalu
ketika penulis sudah mulai jenuh, Sisil, Mimip, Pader, Cikas, Ciclau, Tela
dan Tiur Maria Simarmata teman tidur yang sesalu setia menemani dari
kekurangan dalam penulisan skripsi ini yang di mana sangat diharapkan kritik dan
Arsitektur.
Penulis
iii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN
iv
Universitas Sumatera Utara
2.5 Kebakaran ........................................................................................20
v
Universitas Sumatera Utara
4.2.1.1 Konstruksi Tahan Api ...............................................59
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................87
LAMPIRAN..........................................................................................................90
vi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.9 Hasil Pembobotan Sub variabel dengan expert choice .....................73
vii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tipe Minimum Konstruksi Ketahanan Api Pada Kelas Bangunan........28
Tabel 3.2 Skala Penilaian Komponen Sistem Proteksi Pasif Kebakaran ..............56
Tabel 4.2 Analisa Analisa struktur dan material bangunan Rumah Sakit..............60
Tabel 4.9 Bobot Komponen Sistem Proteksi Pasif Kebakaran Gedung ................74
Tabel 4.11 Jumlah Perkalian Bobot dengan Nilai Sub Variabel ............................78
Tabel 4.12 Keandalan Sistem Proteksi Pasif Kebakaran Gedung Pada Rumah
Sakit ....................................................................................................79
viii
Universitas Sumatera Utara
BAB I . PENDAHULUAN
Kebakaran tidak lepas dari teori timbulnya api, dimana kebakaran adalah
api yang tidak terkendali artinya diluar kemampuan dan keinginan manusia.
dan panas atau kalor, yang tidak terkendali (Ramli Soehatman, 2010). Pada saat
terjadi kebakaran, ada 4 (empat) hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan
bahaya api, yaitu penghuni bangunan (manusia), isi bangunan (harta), struktur
pusat perbelanjaan, perkantoran dan rumah sakit. Pada bangunan gedung terdapat
dikelompokkan atas dua bagian yaitu sistem proteksi aktif dan pasif (Ramli,2010).
secara lengkap terdiri atas sistem pendeteksian kebakaran baik manual ataupun
PU RI No. 26/PRT/M/2008).
1
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
2
kebakaran dalam upaya penyelamatan jiwa manusia maupun harta benda bila
terjadi kebakaran pada suatu bangunan gedung dan lingkungan, serta harus
termasuk ke bangunan lainnya, serta kesiapan dan kesiagaan sistem proteksi aktif
maupun pasif.
kurun waktu 10 tahun terakhir 2008 - 2018 tercatat 88 kasus kebakaran yang
terlepas dari kebakaran hutan dan lahan dan 3 diantaranya tercatat berlokasi di
kabupaten Deli Serdang. Salah satu bangunan yang terkena bencana kebakaran
pada tahun 2015 yaitu Rumah Sakit Grandmed, Lubuk Pakam, Sumatera Utara,
tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini dan para pasien berhasil dievakuasi
(pusatkrisis.kemkes.go.id).
digunakan dalam populasi yang banyak. Rumah sakit merupakan bangunan yang
kebakaran yang sebahagian penghuninya adalah orang sakit yang tidak mampu
proteksi kebakaran pada rumah sakit haruslah handal terlebih lagi sistem proteksi
pasifnya oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan
mengetahui seberapa handal penerapan sistem proteksi pasif kebakaran yang ada
pada rumah sakit. Penelitian ini hanya difokuskan pada sistem proteksi pasif dan
standart dan peraturan yang berkaitan dengan sistem proteksi pasif kebakaran.
adalah :
rumah sakit ?
2. Mendesain sistem proteksi pasif kebakaran yang handal pada rumah sakit.
1. Penelitian ini dibatasi dengan hanya meneliti sistem proteksi pasif pada
bangunan.
2. Bangunan rumah sakit yang diteliti hanya pada massa tunggal bangunan.
dan pondasi pemikiran yang disebut sebagai kerangka berpikir, yaitu sebagai
berikut:
LATAR BELAKANG
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN PENELITIAN
KESIMPULAN
Gambar 1.1 – Kerangka Berpikir
berikut:
Bab I. Pendahuluan
penulisan.
Teori tersebut bisa didapat dari penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya,
ataupun data-data yang dianggap penting untuk penelitian dan dapat dijadikan
Pada bab ini dipaparkan hasil penelitian yang dilakukan dan kemudian
dianalisa.
dijadikan sebagai pertimbangan untuk menentukan harga dan jasa (the worth and
merit) dari tujuan yang dicapai, desain, implementasi dan dampak untuk
dari evaluasi adalah penyediaan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan
Study Committee on Evaluation) dari UCLA (Stark & Thomas, 1994: 12),
Dengan kata lain evaluasi yaitu proses pengumpulan data dan informasi
yang kemudian dijadikan bahan penilaian untuk mengukur dan memutuskan hasil
7
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
8
dilakukan.
dilakukan oleh Vegar Dheva pada tahun 2015 menyimpulkan bahwa tingkat
Pedoman Teknis Prasarana Rumah Sakit Sistem Proteksi Kebakaran Aktif dari
Kementerian Kesehatan Tahun 2007. Hanya saja masih terdapat beberapa unsur
APAR serta penempatan jenis APAR yang sesuai menurut lokasinya, pemerataan
sprinkler di semua blok gedung, jalur evakuasi untuk lantai atas, perbaikan pintu/
jalan keluar darurat dan papan nama serta bangunan di titik berkumpul.
Universitas Sumatera
Universitas Utara
Sumatera Utara
9
Pasar Jaya Di DKI Jakarta” yang dilakukan oleh Pontan Darmawan pada tahun
adalah bangunan yang didirikan dan atau diletakkan dalam suatu lingkungan
sebagian atau seluruhnya pada, di atas, atau di dalam tanah dan/atau perairan
Universitas Sumatera
Universitas Utara
Sumatera Utara
10
a. Kelas 1 : Bangunan gedung hunian biasa. Satu atau lebih bangunan gedung
yang merupakan:
villa; atau
dengan luas total lantai kurang dari 300 m2 dan tidak ditinggali lebih
dari 12 orang secara tetap, dan tidak terletak di atas atau di bawah
bangunan gedung hunian lain atau bangunan kelas lain selain tempat
garasi pribadi.
b. Kelas 2 : Bangunan gedung hunian, terdiri atas 2 atau lebih unit hunian
Universitas Sumatera
Universitas Utara
Sumatera Utara
11
2) Bagian untuk tempat tinggal dari suatu hotel atau motel; atau
8 atau 9 dan merupakan tempat tinggal yang ada dalam bangunan gedung
tersebut.
2) ruang makan malam, bar, toko atau kios sebagai bagian dari suatu
Universitas Sumatera
Universitas Utara
Sumatera Utara
12
cuci gudang.
Universitas Sumatera
Universitas Utara
Sumatera Utara
13
sejenisnya.
sesuai peruntukannya.
utamanya.
terpisah, dan:
melebihi 10% dari luas lantai dari suatu tingkat bangunan gedung,
2) Kelas-kelas : 1a, 1b, 9a, 9b, 10a dan 10b, adalah klasifikai yang
terpisah;
Universitas Sumatera
Universitas Utara
Sumatera Utara
14
meledak.
Universitas Sumatera
Universitas Utara
Sumatera Utara
15
Disebut rumah sakit pusat yaitu rumah sakit yang mampu memberikan
hospital).
Universitas Sumatera
Universitas Utara
Sumatera Utara
16
puskesmas.
umum dan kedokteran gigi, rumah sakit ini bersifat transisi karena
pada suatu saat akan ditingkatkan menjadi rumah sakit tipe C. Rumah
sakit ini juga rumah sakit yang menampung pelayanan rujukan dari
hospital) misalnya rumah sakit ibu dan anak, rumah sakit jiwa, rumah
SNI 03-1736-2000
asap :
Universitas Sumatera
Universitas Utara
Sumatera Utara
17
60/60/60.
2
b). Untuk luasan lantai melampaui 500 m harus dibagi menjadi
2
daerah tidak lebih dari 500 m oleh dinding-dinding kedap asap
dinding tahan api menurut butir 1 di atas dan butir 2.a) tidak
2.b) di atas harus memiliki suatu TKA tidak kurang dari 60/60/60.
3. Daerah perawatan harus dibagi dalam luasan lantai tidak lebih dari
2
1000 m dengan dinding kedap asap sesuai butir 4 di bawah.
Universitas Sumatera
Universitas Utara
Sumatera Utara
18
e). Dilengkapi damper asap yang dipasang pada tempat saat saluran
selama kebakaran.
b). Pada konstruksi Tipe B – lantai dengan TKA tidak kurang dari
6. Pintu yang harus kedap asap atau memiliki TKA, yang tidak sama
Universitas Sumatera
Universitas Utara
Sumatera Utara
19
penutup atap dari bahan tidak mudah terbakar, lantai atau langit-
a). Dapur dan ruang penyiapan makanan yang mempunyai luas lantai
2
lebih dari 30m .
b). Ruang yang terdiri dari fasilitas hyper baric (bilik bertekanan).
d). Ruang cuci (binatu) berisi peralatan dari jenis yang berpotensi
Universitas Sumatera
Universitas Utara
Sumatera Utara
20
2.5 Kebakaran
pembakaran suatu bahan dalam udara dan mengeluarkan energi panas dan
nyala api.
berlangsung dengan cepat dari suatu bahan bakar yang disertai dengan
timbulnya api atau penyalaan. Bahan bakar sendiri dapat berupa bahan padat
,cair,gas dan uap. Akan tetapi bahan bakar yang berbentuk uap dan cairan
Kebakaran adalah api yang tidak terkendali di luar kemampuan dan keinginan
1. Kebakaran Klas A
: kebakaran kayu, kertas, kain, plastik, dsb. Alat/media pemadam yang tepat
Universitas Sumatera
Universitas Utara
Sumatera Utara
21
2. Kebakaran Klas B
Kebakaran bahan bakar cair atau gas yang mudah terbakar. Contoh:
pemadam (dry powder), busa (foam), air dalam bentuk spray /kabut yang
halus.
3. Kebakaran Klas C
alat rumah tangga lainnya yang menggunakan listrik. Alat pemadam yang
4. Kebakaran Klas D
a. Faktor pekerja
kebakaran.
Universitas Sumatera
Universitas Utara
Sumatera Utara
22
kebakaran.
kesengajaan.
b. Faktor pengelola
kerja.
2. Faktor teknis
3. Faktor alam
Universitas Sumatera
Universitas Utara
Sumatera Utara
23
sistem yang terdiri atas peralatan, kelengkapan dan sarana, baik yang terpasang
maupun terbangun pada bangunan yang digunakan baik untuk tujuan sistem
proteksi aktif, sistem proteksi pasif maupun cara-cara pengelolaan dalam rangka
No. 26/PRT/M/2008).
Akses/jalan atau sarana lain yang terdapat pada bangunan gedung yang
dibuka dari dalam dan luar atau terbuat dari bahan yang mudah
merah atau kuning dengan ukuran tiap sisi minimum 150 mm dan
Universitas Sumatera
Universitas Utara
Sumatera Utara
24
dan 100 cm tinggi, dengan tinggi ambang bawah tidak lebih dari 100 cm
dan tinggi ambang atas tidak kurang dari 180 cm di atas permukaan
bukaan akses untuk tiap 620 m2 luas lantai, ataupun bagian dari
luas lantai lebih dari 6.200 m2 dengan basis 1.240 m2. Untuk tiap
Universitas Sumatera
Universitas Utara
Sumatera Utara
25
(4). Bila bukaan akses lebih dari 1 (satu), maka harus ditempatkan
berjauhan satu sama lain dan ditempatkan tidak pada satu sisi
sama lain diukur sepanjang dinding luar dari tengah bukaan akses.
(6). Pada bangunan gedung yang tinggi luarnya terbatas dan sulit
pipa tegak dan slang kebakaran, serta sistem pemadam kebakaran berbasis
26/PRT/M/2008).
sehingga dapat melindungi penghuni dan benda dari kerusakan fisik saat
Universitas Sumatera
Universitas Utara
Sumatera Utara
26
kebakaran (Suprapto,2008).
adanya sistem proteksi pasif ini adalah untuk menciptakan kestabilan struktur
kompartemenisasi dan pemisahan, serta proteksi pada bukaan yang ada untuk
Universitas Sumatera
Universitas Utara
Sumatera Utara
27
2.6.3.1 Bangunan
Universitas Sumatera
Universitas Utara
Sumatera Utara
28
4 atau lebih A A
3 A B
2 B C
1 C C
berikut:
B. Material Bangunan
Universitas Sumatera
Universitas Utara
Sumatera Utara
29
tentang bahan bangunan dalam waktu 30, 60, 120, 180, dan 240 menit
(Cindyy, 2014). Hal ini akan memberikan waktu yang cukup dalam proses
Universitas Sumatera
Universitas Utara
Sumatera Utara
30
C. Proteksi Bukaan
D. Kompartemenisasi
api dengan dinding, lantai kolom, balok yang tahan terhadap api untuk
berhasil dipadamkan ataupun saat jalur menuju pintu keluar sudah aman.
Universitas Sumatera
Universitas Utara
Sumatera Utara
31
No,10/KPTS/2000).
A. Tempat berkumpul
Universitas Sumatera
Universitas Utara
Sumatera Utara
32
Pintu keluar utama dibagian luar bangunan gedung yang harus diberi
tanda dan setiap akses jalan keluar juga harus diberi tanda yang jelas
bahwa tanda jalan keluar yang jelas dapat memudahkan dan mempercepat
1. Tulisan harus bertuliskan kata “exit” atau kata lain yang berarti
2 cm.
pencahayaan normal (300 Lux) dan darurat (10 Lux) dengan jarak
0,5.
dari setiap huruf dan harus dimungkinkan menyatu atau terpisah dari
Universitas Sumatera
Universitas Utara
Sumatera Utara
33
6. Indikator arah harus terlihat sebagai tanda arah pada jarak minimum
1. Arah menuju tempat yang aman harus diberi tanda arah yang
2. Pada setiap pintu darurat harus dipasang tanda exit diatas gagang
tanda arah.
3. Jalan masuk ke tempat aman harus diberi tanda arah pada lokasi
yang mudah di baca dari semua arah, bila jalan menuju tempat
C. Pintu Darurat
merupakan pintu menuju tangga darurat yang tidak boleh terhalang dan
berikut:
Universitas Sumatera
Universitas Utara
Sumatera Utara
34
1. Setiap bangunan rumah sakit yang bertingkat lebih dari 3 lantai harus
2. Lebar pintu darurat minimum 100 cm dan dilengkapi dengan tuas atau
3. Jarak antar pintu darurat dalam satu blok bangunan gedung maksimal
6. Pintu dapat dilengkapi dengan kaca tahan api minimal 1m2 dan
D. Tangga Darurat
melakukan evakuasi penghuni gedung karna dilindungi oleh saf tahan api
Universitas Sumatera
Universitas Utara
Sumatera Utara
35
dipisahkan dari ruang-ruang lain dengan pintu tahan api dan bebas
minimal 9 m.
3. Jarak tangga kebakaran dari setiap titik dalam ruang efektif, tanpa
20 cm.
kebakaran tersebut.
Universitas Sumatera
Universitas Utara
Sumatera Utara
36
E. Penerangan Darurat
evakuasi dan harus bersumber dari aliran listrik yang dapat diandalkan dan
2. Setiap ruangan dengan luas lantai lebih dari 120 m2 yang digunakan
pasien.
sehingga bila satu lampu mati tidak akan membuat ruangan menjadi
gelap.
adalah jalan yang tidak terputus ataupun terhalang menuju jalan umum.
Universitas Sumatera
Universitas Utara
Sumatera Utara
37
kelancaran evakuasi.
4. Jarak setiap titik dalam koridor ke pintu darurat atau arah keluar
G. Ram
Teknis Bangunan Rumah Sakit Ram adalah jalur sirkulasi yang memiliki
menggunakan tangga.
3. Bordes pada awalan atau akhiran suatu ram harus bebas dari datar
cm.
Universitas Sumatera
Universitas Utara
Sumatera Utara
38
alternatif yang paling disukai oleh Dr. Thomas L. Saaty dari Wharton School of
dan menata dalam suatu hirarki yang kemudian tingkat kepentingan setiap
variabel di beri nilai numerik secara subjektif tentang arti penting variabel tersebut
dilakukan dengan proses pengambilan keputusan yang cepat secara efektif atas
persoalan tersebut.
nilai konsistensi maka penilaian perlu diperbaiki atau hirarki harus distruktur
1. Kesatuan
Universitas Sumatera
Universitas Utara
Sumatera Utara
39
2. Kompleksitas
3. Saling ketergantungan
4. Penyusunan hirarki
5. Pengukuran
menetapkan prioritas.
6. Konsistensi
7. Sistesis
alternatif.
8. Tawar-menawar
Universitas Sumatera
Universitas Utara
Sumatera Utara
40
penilaian yang bersifat subjektif yang berasal dari sang ahli, model akan
menjadi tidak berarti jika sang ahli memberikan penilaian yang keliru.
struktur hirarki.
Universitas Sumatera
Universitas Utara
Sumatera Utara
41
Majemuk 2015)
matematik.
Universitas Sumatera
Universitas Utara
Sumatera Utara
42
Universitas Sumatera
Universitas Utara
Sumatera Utara
43
Universitas Sumatera
Universitas Utara
Sumatera Utara
44
Universitas Sumatera
Universitas Utara
Sumatera Utara
45
Universitas Sumatera
Universitas Utara
Sumatera Utara
46
Universitas Sumatera
Universitas Utara
Sumatera Utara
47
Universitas Sumatera
Universitas Utara
Sumatera Utara
48
Universitas Sumatera
Universitas Utara
Sumatera Utara
49
Universitas Sumatera
Universitas Utara
Sumatera Utara
BAB III . METODE PENELITIAN
Objek penelitian ini berada pada kawasan rumah sakit yang terdiri dari
Lokasi objek
penelitian, gedung
utama rumah sakit
Grandmed
Gedung A
Gedung B
Gedung C
50
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
51
gedung pada studi kasus Rumah Sakit Grandmed. Penilaian tingkat keandalan
(Sinulingga, 2011).
penelitian yang mendukung hasil penelitian, yaitu berupa data lokasi dan
Sebelum data diolah data dianalisa terlebih dahulu sesuai dengan langkah -
literatur.
rumah sakit.
pada lampiran 1.
metode ini dapat menguraikan masalah multi kriteria atau multi faktor yang
kompleks menjadi sesuatu yang lebih hirarki. Hirarki di artikan sebagai suatu
multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor,
kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari
alternatif.
sub variabel sebagai tolok ukur dalam pengisian tabel AHP. Kriteria yang
menggunakan expert choice , maka tidak ada lagi metode coba-coba dalam
Choice
kebakaran pasif pada gedung. Skala Penilaian ini dimodifikasi dari teori skala
likert dimana kriteria untuk penilaian ditentukan dari jumlah kategori yang
komponen yang sesuai standart, ada beberapa komponen yang tidak sesuai
standart berarti lebih banyak mengarah kepada yang tidak sesuai, ada
kepada yang sesuai dan yang terakhir semua komponen sesuai standart.
dikalikan.
Nilai keandalan didapat dari pengalian bobot dengan nilai yang telah
ditetapkan untuk setiap sub variabel. Lalu setiap nilai yang diperoleh dari
ada enam penilaian yaitu sangat buruk, buruk, cukup, cukup baik, dan sangat
baik. Dimana nilai yang ditetapkan 0 – 4 dan nilai dari setiap interval adalah
pembulatan nilai tengah dari jumlah kategori yang akan disajikan dalam
Penyusunan Hirarki
Kesimpulan
April 2017. Terdiri dari beberapa unit gedung yaitu A,B, dan C, Unit A sebagai
gedung utama igd dan rawat inap, sementara unit B merupakan perkantoran dan
unit C adalah gedung spesialis. Bangunan utama terdiri dari 4 lantai pada bagian
depan dan 6 lantai pada bagian rawat inap, memiliki klasifikasi bangunan rumah
986/Menkes/Per/11/1992.
jalan Raya Lubuk Pakam - Medan pada bagian selatan yang merupakan muka dari
bangunan dan pada bagian barat dari site bangunan berbatasan langsung dengan
Site Plan Bangunan Rumah Sakit Grandmed daat dilihat pada Lampiran 2.
58
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
59
4.2.1. Bangunan
dan Material bangunan yang akan dianalisa menggunakan tabel kesesuaian dan
terdapat pada Tabel 2.1 bangunan Rumah Sakit Grandmed termasuk ke dalam
konstruksi api tipe A, yang merupakan tipe konstruksi yang tahan api dan dapat
konstruksi beton bertulang dengan tebal kolom 40 cm yang tahan api selama 3
tahan terhadap api. Pondasi dan struktur utama bangunan terbuat dari beton
bertulang, lantai bangunan dari beton dan dilapisi keramik. Pada bagian dinding
bangunan berbahan bata yang dilapisi dengan keramik dan pada bagian jendela
atau pintu terbuat dari rangka alumunium dan kaca. Plafond berbahan gypsum dan
Sarana Penyelamatan jiwa yang tersedia pada bangunan ini yaitu tanda
arah (Signboard), pintu darurat, tangga darurat, penerangan darurat, jalur evakuasi
pada bangunan harus diberi tanda yang jelas. Hal ini bertujuan agar penghuni
kebakaran.
3
2
berdasarkan observasi.
1. Signboard pada bangunan ini sudah ada namun belum seluruhnya dilengkapi
Signboard dan Exit pada bangunan Rumah Sakit Grandmed tidak memilik
pencahayaan yang sesuai dengan standart persyaratan. Exit dipasang hanya pada
Pintu darurat yaitu pintu menuju tangga darurat yang tidak boleh terhalang
dan terkunci serta harus terhubung langsung ke arah luar. Pintu darurat merupakan
pintu yang digunakan sebagai jalan keluar usaha penyelamatan jiwa pada saat
100
120 cm
3. Pintu darurat tidak dilengkapi kaca tahan api dikarenakan pengalihan fungsi
4. Warna pintu darurat berwarna coklat muda dengan bahan material wood tidak
Pintu darurat yang tersedia hanya terletak pada lantai dasar yang menuju
tangga darurat, bahan dari pintu darurat juga tidak terbuat dari material yang tahan
api yaitu berbahan kayu, tidak memiliki tulisan atau tanda pintu darurat, pada
pintu exit menuju area luar hanya terbuat dari pintu jerejak besi yang tidak dapat
menutup otomatis.
Tangga darurat adalah tangga yang memiliki saft tahan api serta bebas dari
gas panas dan gas beracun. Tangga darurat merupakan tangga yang direncanakan
10/KTSP/2000).
120 cm
Tangga pada rumah sakit ini sangat tidak efektif karena akan
membingungkan pengguna yang sedang panik saat evakuasi jika sewaktu waktu
terjadi bencana kebakaran. Hasil dari penelitian tangga darurat rumah sakit
1. Jumlah tangga darurat yang ada pada bangunan ini adalah 2 buah yaitu pada
jarak maksimum.
3. Kedua tangga darurat ini tidak difungsikan sebagai tangga darurat meskipun
diberi tanda tangga darurat. Tangga lebih difungsikan untuk tangga biasa
yang digunakan sehari-hari dan hanya memiliki satu pintu darurat yang
terletak pada lantai dasar bangunan, arah tangga tidak menuju luar melainkan
koridor yang berada didalam bangunan sehingga tangga ini tidak efektif.
4. Ukuran untuk kedua tangga ini sudah memenuhi standar yaitu min. 1,2m.
Pada bangunan rumah sakit ini Tangga darurat tidak dipergunakan dengan
fungsinya yang sesuai, tangga darurat di rumah sakit ini juga digunakan untuk
kegiatan sehari-hari. Namun untuk Tangga pada bagian timur punya waktu
tertentu untuk bisa dilalui seperti pada saat jam jenguk mulai dari jam 10.00 –
12.00 WIB dan jam 05.00 – 19.00 WIB. Tangga darurat hanya dilengkapi pintu
pada lantai dasar saja, tidak terhubung langsung menuju area luar melainkan ke
arah koridor dalam rumah sakit. Tidak dilengkapi dengan kipas pengontrol asap
hanya ada bukaan udara alami pada tangga bagian sisi timur saja. Bentuk tangga
selanjutnya.
penerangan utama tidak berfungsi sewaktu terjadi kebakaran. Hal ini bertujuan
untuk memudahkan evakuasi dan penerangan harus bersumber dari aliran listrik
Tidak terdapat penerangan darurat pada bagian koridor dan jalur evakuasi
pada bangunan, Penerangan darurat hanya ada pada ruang oprasi saja dikarenakan
rumah sakit ini memiliki mesing listrik cadangan (genset) maka aliran listrik akan
hidup pindah otomatis saat listrik utama padam. Penilaian Penerangan darurat
pada rumah sakit dapat dilihat pada tabel di bawah ini berdasarkan hasil
observasi:
Hasil dari penelitian penerangan darurat pada rumah sakit adalah sebagai
berikut:
1. Tidak terdapat penerangan darurat di koridor, jalan lorong dan tangga darurat
melakukan penyelamatan diri dengan cepat menuju keluar bangunan jika terjadi
kebakaran. Jalur Evakuasi tidak boleh terhalang ataupun terputus menuju jalan
umum.
Kondisi koridor dapat dilihat pada gambar di abawah ini, cukup luas untuk
melakukan evakuasi hanya saja dibeberapa titik menuju exit koridor, tingginya
tidak sesuai hingga harus diberi tanda “ Awas Kepala”. Pada beberapa koridor
tidak memiliki penerangan yang cukup, berikut hasil penelitian jalur evakuasi
1,5 m
2,4 m
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa sarana jalan keluar (koridor)
1. Lebar dan tinggi minimum koridor jalan keluar bangunan Rumah Sakit
sudah dilengkapi dengan signboard namun hanya pada beberapa titik saja.
4.2.2.6 Ram
Pada bangunan rumah sakit ram merupakan sarana yang penting karena
fungsinya yang digunakan untuk pasien yang menggunakan kursi roda ataupun
Teknis Bangunan Rumah Sakit ram adalah jalur sirkulasi yang memiliki
tangga.
30o
1,8 m
Berikut adalah Hasil dari observasi yang telah di lakukan terhadap ram pada
Dari data yang telah dikumpulkan dapat ditarik kesimpulan, ram pada
1. Ram pada rumah sakit ini tidak efektif karena hanya terdapat pada lantai
2. Lebar ram tidak sesuai dengan standart yang ada hanya memiliki lebar 1,2
Pada rumah sakit ini hanya terdapat 1 ram yang terletak di bagian
belakang bangunan menuju area luar yang posisinya berdekatan dengan lift
umum. Tidak memiliki bordes untuk memutar, bentuk ram melengkung dengan
sudut 90o dan lebar ram hanya memungkinkan untuk dilalui oleh satu saja tempat
tidur atau kursi roda. Pegangan (handle) hanya terdapat pada satu sisi saja.
penyelamatan jiwa sesuai dengan teori sistem proteksi pasif kebakaran bangunan
gedung. Kemudian variabel akan diberi bobot sesuai dengan kelengkapan dengan
kriterianya dan begitu pula dengan masing-masing sub variabelnya, berikut hasil
yang diperoleh:
perolehlah bobot setiap komponen dalam susunan hirarki pada tabel di berikut:
jiwa memiliki bobot lebih tinggi, sebesar 0,750 jiwa dan 0,250 untuk bangunan.
Untuk bobot sub variabelnya konstruksi tahan api memiliki bobot tertinggi pada
variabel bangunan sebesar 0,515 dan jalur evakuasi memiliki bobot tertinggi
4.4 Penilaian Variabel dan Sub Variabel Sistem Proteksi Pasif Kebakaran
Setelah bobot setiap masing – masing variabel dan sub variabel diketahui
berdasarkan tabel 3.2 terhadap setiap variabel dan sub-variabel sistem proteksi
pasif kebakaran yang diambil dari hasil analisa kesesuaian dengan standar dan
Penilaian tertinggi adalah pada variabel bangunan dengan nilai 3, dan yang
terendah adalah pada variabel sarana penyelamatan jiwa dengan nilai 1 pada sub
variabelnya yaitu Penerangan darurat, tempat berkumpul dan pintu darurat. Hal ini
rumah sakit.
Sakit
Setelah nilai dari masing masing variabel dan sub variabel diperoleh bobot
yang telah ditentukan pada skala penilaian. Pengalian bobot dengan nilai dari
kebakaran sebesar 1,692 berada pada interval 1,5 ≤ x ≤ 2,5 dikategorikan cukup
dan variabel bangunan memiliki tingkat keandalan 3,000 yang berda pada interval
variabel sarana penyelamatan jiwa memiliki nilai kesesuaian sebesar 2 dan pada
Tabel 4.12 – Keandalan Sistem Proteksi Pasif Kebakaran Gedung pada Rumah
Sakit
Kebakaran Gedung
Total 2,250
proteksi pasif kebakaran sebesar 2,250 yang dimana nilai tersebut dikategorikan
cukup yaitu berada pada kisaran 1,5 ≤ x ≤ 2,5 berdasarkan Tabel 3.3 keandalan
ada salah satu variabel yang tingkat keandaalannya adalah cukup maka akan
5.1 Kesimpulan
rumah sakit adalah 2,250 dari nilai total 4 yang dimana nilai tersebut
Tabel 3.3.
Hirarki pada sistem proteksi pasif kabakaran bangunan rumah sakit adalah
sarana penyelamatan jiwa di urutan pertama dan bangunan pada urutan kedua
sementara sub variabelnya jalur evakuasi sebagai urutan pertama pada sarana
penyelamatan jiwa dan konstruksi tahan api urutan pertama pada bangunan.
sebesar 1,692 berada pada interval 1,5 ≤ x ≤ 2,5 dikategorikan cukup dan
untuk jalur evakuasi pasien yang menggunakan alat bantu seperti kursi roda
dan tempat tidur sebagaimana yang sudah diatur dalam Permenkes No. 24
Tahun 2016.
sakit akan baik jika setiap komponen dari variabel memenuhi standar dan
80
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
81
bangunan publik lebar koridor minimal adalah 1,8 dan hal ini tidak sesuai
untuk rumah sakit karna standart minimal koridor untuk rumah sakit adalah
2,4 m. Tinggi jalur evakuasi pada bangunan ini sebahagian sudah memenuhi
Tangga darurat belum sesuai karena bentuk tangga tidak linear ke bawah
yang dapat membingungkan jika dalam keadaan panik, tangga darurat tidak
mengakses tangga.
Penerangan darurat belum sesuai karena koridor dan jalur evakuasi bangunan
ini sama sekali tidak dilengkapi dengan penerangan darurat dalam bentuk
rumah sakit ini memiliki aliran listrik cadangan berupa genset yang secara
Ram bangunan rumah sakit belum sesuai karena hanya terdapat pada bagian
Tanda arah (Signboard) belum sesuai, hanya bisa dipergunakan oleh orang
yang dapat melihat sementara tidak tersedia untuk disabilitas (orang buta)
Tidak ada tempat berkumpul pada bangunan rumah sakit yang dapat
Pintu darurat pada bangunan rumah sakit belum sesuai karena tidak berbahan
material tahan api yang sesuai standart persyaratan dan peraturan, bukaan
pintu menuju ke arah dalam tangga darurat, pintu tidak dilengkapi dengan
konstruksi api tipe A dan konstruksinya sudah terbuat dari material yang
tahan api.
Material terbuat dari material yang tahan terhadap api minimal 2 jam
dengan standart agar mudah dibaca dan dapat mempermudah proses jalannya
tanda arah juga harus bisa di gunakan oleh penyandang cacat / disabilitas dan
lansia.
Setiap bangunan gedung rumah sakit yang bertingkat lebih dari 3 lantai harus
Pintu darurat diganti dengan pintu yang materialnya tahan terhadap api serta
dilengkapi dengan penutup otomatis dan kaca minimal 1 m2, kemudian lebar
pintu darurat min. 100 cm dan membuka ke arah ruang tangga kecuali pada
lantai dasar membuka ke arah luar, memiliki pegangan rambat tangga 65-80
(sumber: www.google.com )
lantai dasar yang langsung menuju ke arah luar. Dan arah tangga sebaiknya
Jalur evakuasi yang tersedia seharusnya tidak hanya untuk orang yang sehat
tetapi juga orang sakit yang memiliki keterbatasan. Tinggi jalur evakuasi
yang tidak sesuai dengan standart dan persyaratan sebaiknya ditutup dan tidak
jalur evakuasi menuju luar dengan koridor yang lebih luas dan memiliki
tinggi yang standart akan lebih efektif. Pada rumah sakit koridor harus
2,4 m.
disabilitas dan sarana evakuasi untuk pasien yang menggunakan kursi roda
atau tempat tidur sebagaimana yang telah di atur dalam Peraturan Mentri
Kemiringan Ram pada bangunan tidak boleh melebihi 70o. Lebar minimum
dari ram adalah 2,40 m dengan tepi pengamanan. Bordes pada awalan atau
akhiran suatu ram harus bebas dari datar sehingga memungkinkan sekurang
kurangnya untuk memutar kursi roda dan brankar/tempat tidur pasien, dengan
5.3 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Bangunan Rumah Sakit (Studi Kasus Rs. Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso
Surakarta).
Octa, Rostrivia. 2016. Analisa Sistem Proteksi Aktif dan Pasif Dalam
Jakarta.
rakyat.
Saaty, 1983. The analytic hierarchy process – a survey of the method andits
applications.
Sanjaya, Mirza. 2015. Evaluasi Sarana Dan Prasarana Rumah Sakit Dalam
90
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
91
Keterangan:
TT : Tidak Tersedia
TS : Tersedia