Anda di halaman 1dari 198

44

PENGEMBANGAN PENILAIAN PORTOFOLIO


DALAM JABATAN FUNGSIONAL PERAWAT
DI RUMAH SAKIT USU MEDAN

TESIS

Oleh

CUT MARIA VERIANA


157046002/ADMINISTRASI KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

Universitas Sumatera Utara


45

THE DEVELOPMENT OF PORTFOLIO APPRAISAL


IN NURSES FUNCTIONAL POSITION
AT USU HOSPITAL MEDAN

THESIS

By

CUT MARIA VERIANA


157046002/ADMINISTRATION OF NURSING

MASTER OF NURSING SCIENCE STUDY PROGRAM


FACULTY OF NURSING
UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

Universitas Sumatera Utara


46

PENGEMBANGAN PENILAIAN PORTOFOLIO


DALAM JABATAN FUNGSIONAL PERAWAT
DI RUMAH SAKIT USU MEDAN

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh


Gelar Magister Keperawatan (M.Kep) dalam
Program Studi Magister Ilmu Keperawatan
Minat Studi Administrasi Keperawatan
pada Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara

Oleh

CUT MARIA VERIANA


157046002/ADMINISTRASI KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

Universitas Sumatera Utara


47

Universitas Sumatera Utara


48

Telah diuji

Pada Tanggal 28 Mei 2018

KOMISI PENGUJI TESIS


Ketua : Setiawan, S.Kp., MNS., Ph.D
Anggota : 1. Roymond H. Simamora, S.Kep., Ns., M.Kep

2. Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE., MBA

3. Roslina, S.Kep., Ns., M.Kep

Universitas Sumatera Utara


49

Universitas Sumatera Utara


50

Judul : Pengembangan Penilaian Portofolio dalam Jabatan


Fungsional Perawat di rumah sakit USU Medan
Nama : Cut Maria Veriana
NIM : 157046002
Program Studi : Magister Ilmu Keperawatan
Minat Studi : Administrasi Keperawatan
Tahun : 2018

ABSTRAK

Penilaian portofolio merupakan salah satu metode uji kompetensi jabatan


fungsional kesehatan. Penilaian ini dapat memberikan strategi dalam
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pada kompetensi tertentu dengan
menciptakan perkembangan terencana. Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat di rumah
sakit USU Medan, dan dijadikan acuan bagi pihak manajemen rumah sakit untuk
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan pengukuran kinerja sesuai level
karir dalam jabatan fungsional perawat.
Pengembangan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat
menggunakan desain action research dengan 1 (satu) siklus dimulai dari Agustus
2017 sampai Januari 2018. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 14 partisipan
yang dipilih dengan tehnik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan
pendekatan yang menggabungkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Analisa
data kualitatif menggunakan content analysis dan data kuantitatif menggunakan
distribusi frekuensi.
Analisa data kualitatif menghasilkan 5 (lima) tema yaitu: 1) pelaksanaan
penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat, 2) kendala dalam
perumusan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat, 3) faktor
pendukung pada penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat, 4)
manfaat dari perumusan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat,
dan 5) harapan dari penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat. Hasil
analisa data kuantitatif menunjukkan bahwa pengetahuan manajerial rumah sakit
tentang penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat sebelum perumusan
draf penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat meningkat dari 71,4%
menjadi 85,7% dengan nilai rata-rata dari 10,5 menjadi 12,0.
Penelitian ini menghasilkan standar prosedur operasional (SPO) penilaian
portofolio dalam jabatan fungsional perawat, alur pelaksanaan penilaian portofolio
dalam jabatan fungsional perawat, dan form penilaian portofolio dalam jabatan
fungsional perawat. Penelitian ini dapat direkomendasikan kepada pihak
manajerial rumah sakit untuk dapat melaksanakan penilaian portofolio dalam
jabatan fungsional perawat sesuai dengan draf penilaian portofolio dalam jabatan
fungsional perawat.

Kata kunci : penilaian portofolio, jabatan fungsional perawat, action research

Universitas Sumatera Utara


51

ii

Universitas Sumatera Utara


52

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan

berkah dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul

“Pengembangan Penilaian Portofolio dalam Jabatan Fungsional Perawat di

Rumah Sakit USU Medan”, yang disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat

untuk memperoleh gelar Magister Keperawatan pada Program Studi Magister

Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak dapat diselesaikan

dengan baik tanpa bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara.

2. Setiawan, S.Kp., MNS., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara sekaligus dosen pembimbing I. Terima kasih

telah memberikan bimbingan dan motivasi yang tiada hentinya kepada

penulis sejak awal penulisan hingga tesis ini selesai.

3. Dewi Elizadiani Suza, S.Kp., MNS., Ph.D selaku Ketua Program Studi

Magister Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara.

4. Roymond H. Simamora, S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen pembimbing II

yang tiada henti-hentinya memberikan pengarahan, bimbingan dan

motivasi kepada penulis sejak awal penulisan hingga tesis ini selesai.

iii

Universitas Sumatera Utara


53

5. Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE., MBA selaku dosen penguji I yang telah

memberikan masukan dan saran untuk kesempurnaan penulisan tesis ini.

6. Roslina, S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen penguji II yang telah

memberikan masukan dan saran untuk kesempurnaan penulisan tesis ini.

7. Direktur Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan

ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

8. Ayah H. Yusri Abdullah, S.Sos dan Bunda Hj. Maryamah, S.Pd, yang

tiada hentinya mendo’akan, memberikan dukungan, motivasi kepada

penulis selama menempuh pendidikan.

9. Suami Notaris Muhammad Akhyar, SH., M.Kn dan anak Lathifa Zahra,

Shafiyya Rahma, dan Alm. Abdullah Akhyar, yang selalu memberikan

do’a, dukungan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan

pendidikan.

10. Rekan-rekan Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara Angkatan V 2015/2016 dan

semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

banyak membantu dan memberi dorongan untuk menyelesaikan tesis ini.

Penulis menyadari tesis ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan tesis ini dan harapan

penulis semoga tesis ini bermanfaat demi kemajuan ilmu pengetahuan khususnya

profesi keperawatan.

Medan, Mei 2018


Penulis,

Cut Maria Veriana

iv

Universitas Sumatera Utara


54

DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ……………………………………………………………… i
ABSTRACT ……………………………………………………………... ii
KATA PENGANTAR …………………………………………………. iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………… v
DAFTAR TABEL ……………………………………………………… viii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………… ix
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………… x

BAB 1 PENDAHULUAN ……………………………………………… 1


Latar Belakang …………………………………………………………... 1
Permasalahan ……………………………………………………………. 7
Tujuan Penelitian ………………………………………………………... 8
Manfaat Penelitian ………………………………………………………. 9
Bagi rumah sakit …………………………………………….............. 9
Bagi perawat administrator ………………………………………...... 9
Bagi perkembangan riset keperawatan ……………………………… 9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………….. 10


Perawat ………………………………………………………………....... 10
Definisi perawat …………………………………………………....... 10
Standar Kompetensi Perawat Indonesia ……………………………….... 11
Definisi standar ……………………………………………………… 11
Tujuan standar kompetensi ………………………………………….. 12
Kewenangan Klinis ……………………………………………………… 12
Penilaian Kinerja ………………………………………………............... 13
Definisi penilaian kinerja…………………………………………….. 13
Alat penilaian kinerja …………………………………………........... 14
Tujuan penilaian kinerja …………………………………………...... 15
Manfaat penilaian kinerja …………………………………………… 16
Konsep Portofolio ……………………………………………………..... 16
Definisi portofolio ………………………………………………....... 16
Komponen portofolio ………………………………………..................... 18
Penilaian Portofolio …………………………………………………...... 19
Karakteristik penilaian portofolio …………………………………… 19
Kelebihan dan kekurangan penilaian portofolio ……………………. 20
Jabatan Fungsional Perawat……………………………............................ 21
Jabatan fungsional kategori keterampilan ………………………….. 21
Jabatan fungsional kategori keahlian ………………………….......... 25
Teori Keperawatan Menurut King ………………..................................... 35
Konsep umum teori.King …………………………............................ 35
Paradigma keperawatan menurut.King ……………........................... 36
Penerapan teori keperawatan King ……………. ................................ 37

Universitas Sumatera Utara


55

Konsep Action Research (AR) ………………………………………....... 38


Definisi AR ………………………………………………........................ 38
Proses AR ……………………………………………………............. 39
Siklus AR ……………………………………………………………. 40
Kerangka Konseptual ……………………………………………………. 43

BAB 3 METODE PENELITIAN ……………………………………… 44


Jenis Penelitian ………………………………………………………….. 44
Lokasi dan Waktu Penelitian ……………………………………………. 46
Lokasi penelitian ……………………………………………………. 46
Waktu penelitian …………………………………………………..... 46
Partisipan Penelitian …………………………………………………….. 47
Pengumpulan Data ………………………………………………………. 48
Metode pengumpulan data ………………………………………….. 48
Alat pengumpulan data ……………………………………………… 50
Prosedur Penelitian …………………………………………………..….. 53
Tahap reconnaissance……………………………………….............. 53
Siklus action research ………………………………………………. 53
Variabel dan Definisi Operasional …………………………………... …. 55
Metode Analisa Data …………………………………………………..... 55
Analisa data kualitatif ……………………………………… ………. 56
Analisa data kuantitatif…………………………………………......... 56
Keabsahan Data …………………………………………………………. 57
Pertimbangan Etik ……………………………………………………….. 59

BAB 4 HASIL PENELITIAN………………………………………….. 64


Proses Pengembangan Penilaian Portofolio ……………………………..
dalam Jabatan Fungsional Perawat …………………………………....... 64
Tahap reconnaissance ……………………………………………… 64
Tahap planning………………………………………………………. 77
Tahap acting dan observing………………………………………… 80
Tahap reflecting ……………………………………………………... 85
Output Action Research………………………………………………….. 95

vi

Universitas Sumatera Utara


56

BAB 5 PEMBAHASAN………………………………………………… 96
Proses Pengembangan Penilaian Portofolio……………………………..
dalam Jabatan Fungsional Perawat……………………………………… 96
Tahap reconnaissance ……………………………………………… 97
Tahap planning………………………………………………………. 103
Tahap acting dan observing………………………………………… 105
Tahap reflecting ……………………………………………………... 110
Pengembangan Penilaian Portofolio dalam Jabatan…………………......
Fungsional Perawat……………………………………………………..... 112
Output dan Outcome Pengembangan Penilaian Portofolio………………
dalam Jabatan Fungsional Perawat ……………………………………... 120
Pelajaran yang didapat dari penelitian action research…………………..
(Lesson Learned)………………………………………………………… 121
Keterbatasan Penelitian………………………………………………....... 122

BAB 6 PENUTUP………………………………………………………... 124


Kesimpulan ……………………………………………………………… 124
Saran …………………………………………………………………….. 125

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………... 126


RIWAYAT HIDUP …………………………………………………….. 131
LAMPIRAN ……………………………………………………………. 135

vii

Universitas Sumatera Utara


57

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Tahap reconnaissance Pengembangan Penilaian Portofolio..


dalam Jabatan Fungsional Perawat …………………………
di rumah sakit USU Medan ………………………………… 61

Tabel 3.2 Rangkaian kegiatan penelitin action research pada………


Pengembangan Penilaian Portofolio dalam Jabatan
Fungsional Perawat di rumah sakit USU Medan …………... 62

Tabel 4.1 Karakteristik Demografi Partisipan ………………………… 70

Tabel 4.2 Matriks Tema FGD tahap reconnaissance………………….. 75

Tabel 4.3 Pengetahuan manajerial rumah sakit tentang pelaksanaan…..


penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat ……. 77

Tabel 4.4 Matriks Tema FGD tahap reflecting ………………………... 90

Tabel 4.5 Matriks tema gabungan hasil focus group discussion.............


(FGD) pada tahap reconnaissance dan tahap reflecting ..... 92

Tabel 4.6 Pengetahuan manajerial rumah sakit setelah ikut serta ……..
dalam penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat 94

Tabel 4.7 Peningkatan pengetahuan manajerial rumah sakit …………..


tentang penilaian portofolio dalam jabatan fungsional
perawat……………………………………………………… 94

viii

Universitas Sumatera Utara


58

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Siklus Action Research ................................................................... 42


Gambar 2.2 Kerangka Konsep ........................................................................... 43
Gambar 3.1 Proses Action Research .................................................................. 63
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit USU Medan ............................... 68

ix

Universitas Sumatera Utara


59

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Instrumen Penelitian ……………………………………… 134


Lampiran 2 Biodata Expert …………………………………………… 135
Lampiran 3 Ijin Penelitian …………………………………………….. 136
Lampiran 4 Dokumentasi Kegiatan Penelitian ………………………... 138
Lampiran 5 Lembar Konsul …………………………………………… 139

Universitas Sumatera Utara


1

BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perawat merupakan aspek penting dalam pembangunan kesehatan, bahkan

dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan tenaga perawat merupakan tenaga

kesehatan terbesar yang dalam kesehariannya selalu berhubungan langsung

dengan pasien dan tenaga kesehatan lainnya. Berdasarkan undang-undang no. 38

tahun 2014 tentang keperawatan menandakan bahwa para perawat telah

mendapatkan jaminan, antara lain dalam hal peningkatan mutu perawat,

peningkatan mutu pelayanan keperawatan, perlindungan dan kepastian hukum

serta peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Upaya penyediaan ketenagaan yang proporsional sesuai dengan kualifikasi

dan kebutuhan akan dapat meningkatkan pencapaian kinerja yang optimal.

Kinerja yang optimal akan dapat diraih jika produktivitas pegawai sebagai aset

dalam organisasi mengalami kemajuan/peningkatan. Kinerja seorang perawat

salah satunya dipenuhi oleh reward (penghargaan). Salah satu bentuk

penghargaan yang dapat berhubungan dengan kinerja perawat adalah kenaikan

pangkat. Apabila kenaikan pengkat perawat tepat waktu dan lancar akan

menimbulkan kepuasan pada perawat yang bersangkutan dengan konsekuensi

tunjangan fungsional yang diperoleh juga naik. Kepuasan yang diperoleh perawat

akan meningkatkan kinerja perawat.

Universitas Sumatera Utara


2

Karir adalah suatu jenjang yang dipilih oleh individu untuk dapat

memenuhi kepuasan kerja perawat, sehingga pada akhirnya akan memberikan

kontribusi terhadap bidang profesi yang dipilihnya. Pengembangan karir perawat

merupakan suatu perencanaan dan penerapan rencana karir yang dapat digunakan

untuk penempatan perawat pada jenjang yang sesuai dengan keahliannya, serta

menyediakan kesempatan yang lebih baik sesuai dengan kemampuan dan potensi

perawat (Marquis & Huston, 2010). Penjenjangan karir perawat mempunyai

makna tingkatan kompetensi untuk melaksanakan asuhan keperawatan yang

akuntabel dan etis sesuai batas kewenangan. Kewenangan klinis (clinical

previledge) merupakan kewenangan klinis untuk melakukan asuhan keperawatan

tindakan medis tertentu dalam lingkungan sebuah rumah sakit tertentu

berdasarkan penugasan yang diberikan kepala rumah sakit.

Pada saat ini sistem pengembangan jenjang karir dalam konteks

penghargaan bagi perawat sudah dikembangkan untuk aparatur sipil negara (ASN)

melalui jabatan fungsional perawat yang ditetapkan dalam peraturan menteri

pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi (PERMENPAN-RB) no.

25 tahun 2014 tentang jabatan fungsional perawat dan angka kreditnya. Sistem

jenjang karir profesional terdapat 3 (tiga) aspek yang saling berhubungan yaitu

kinerja, orientasi profesional dan kepribadian perawat, serta kompetensi yang

menghasilkan kinerja profesional.

Universitas Sumatera Utara


3

Berdasarkan PERMENPAN-RB no.25 tahun 2014, jabatan fungsional

perawat adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab,

dan wewenang untuk melakukan kegiatan pelayanan keperawatan pada fasilitas

pelayanan kesehatan atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang diduduki

oleh ASN. Perawat adalah aparatur sipil negara yang diberi tugas, tanggung

jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk

melakukan kegiatan pelayanan keperawatan pada fasilitas pelayanan kesehatan

atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Jabatan fungsional perawat, terdiri

atas: 1) perawat kategori keterampilan, meliputi: 1) perawat terampil, 2) perawat

mahir, dan 3) perawat penyelia; 2) perawat kategori keahlian, meliputi: 1) perawat

ahli pertama, 2) perawat ahli muda, 3) perawat ahli madya, dan 4) perawat ahli

utama.

Selain itu berbagai kebijakan dan perubahan-perubahan yang terjadi

mempengaruhi jenjang karir antara lain terbitnya peraturan presiden republik

indonesia nomor 8 tahun 2012 tentang kerangka kualifikasi nasional indonesia

(KKNI), rumusan kompetensi perawat oleh persatuan perawat nasional indonesia

(PPNI) dan perubahan kebijakan tentang jabatan fungsional perawat serta

ditetapkannya sistem akreditasi rumah sakit berstandar internasional yang

mempersyaratkan perawat memiliki kewenangan dan penugasan klinis yang jelas

sesuai area praktiknya.

Universitas Sumatera Utara


4

Penilaian portofolio termasuk didalamya penilaian diri, memberikan

kekuatan pribadi perawat dan kesempatan untuk pertumbuhan dan perkembangan.

Portofolio dapat digunakan sebagai instrument penilaian untuk menilai

kompetensi. Penilaian portofolio merupakan sebagai suatu usaha untuk

memperoleh berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan dan

menyeluruh tentang proses, perkembangan wawasan pengetahuan, sikap, dan

keterampilan. Pengembangan portofolio dapat meningkatkan kemampuan perawat

untuk mengintegrasikan teori dengan praktek; meningkatkan pengetahuan dan

pemahaman; meningkatkan kesadaran perawat; serta terlibat dalam refleksi diri

dan belajar sepanjang hayat (Buckley, Coleman, & Khan, 2010).

Penilaian ini dapat memberikan strategi dalam meningkatkan pengetahuan

dan keterampilan pada kompetensi tertentu dengan menciptakan perkembangan

terencana. Penelitian Jones (2010) di Selandia Baru, portofolio digunakan sebagai

alat penilaian dan pengembangan serta implementasi portofolio untuk penilaian

praktek secara profesional dari program pembangunan. Penelitian ini juga

berfokus pada sejauh mana portofolio dapat mengatasi tantangan dari suatu

penilaian untuk pembelajaran berkualitas dalam program pendidikan profesional.

Hasil temuan lain menunjukkan bahwa portofolio yang dirancang dengan baik

yang memungkinkan dapat mendukung kualitas pembelajaran melalui integrasi

teori dan praktek, promosi penilaian diri, otonomi, refleksi dan meta kognisi, dan

peningkatan relevansi program dengan praktik di tempat kerja. Penggunaan

portofolio sebagai alat untuk menilai dan mempromosikan keterampilan.

Universitas Sumatera Utara


5

Bahreini, Moattari, Shahamat, Dobaradaran, dan Ravanipour (2013) dalam

hasil penelitiannya mengemukakan bahwa portofolio sebagai alat yang berguna

bagi perawat untuk meningkatkan kompetensi klinis dalam semua kategori.

Penggunaan portofolio di rumah sakit dianjurkan dikarenakan dapat menilai

perawat terhadap kepuasan pasien serta proses perawatan lainnya. Penelitian ini

sejalan dengan Altahawi, Sisk, Poloskey, Hicks, dan Dannefer (2012) yang

meneliti mengenai perspektif mahasiswa pada penilaian yakni pengalaman dalam

kompetensi berbasis sistem portofolio menyatakan bahwa terdapat beberapa poin

praktik yaitu: 1) rancangan program penilaian dapat memfasilitasi mahasiswa

bertanggungjawab untuk pembelajaran mereka, 2) sebagai umpan balik terus-

menerus dalam sistem berbasis kompetensi, 3) menulis portofolio berdasarkan

umpan balik yang melibatkan mahasiswa dalam menilai kinerja mereka sendiri, 4)

memunculkan perspektif mahasiswa dalam memberikan informasi yang berguna

ketika mengevaluasi program penilaian.

Portofolio merupakan wadah untuk suatu informasi bagi perawat.

Portofolio dalam keperawatan menurut Timmins dan Duffy (2011) dalam

bukunya mengatakan bahwa portofolio adalah lebih dari sekedar pengembangan

profesional berkelanjutan yang didalamnya mencakup sertifikat, ijazah dan

dokumen lain yang relevan. Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian oleh

McMullan et al (2003) di Inggris yang mengatakan bahwa portofolio lebih banyak

dievaluasi pada kompetensi klinis mahasiswa keperawatan, dengan menunjukkan

bukti yang terkait prestasi keterampilan akademik dan klinis.

Universitas Sumatera Utara


6

Pengembangan portofolio merupakan kebutuhan profesional yang

memungkinkan staf untuk memberikan bukti dokumen keterampilan, pengetahuan

dan pengalaman dari berbagai sumber. Portofolio yang dibuat harus menunjukkan

bagaimana pembelajaran terjadi serta penerapannya dalam praktek.

Pengembangan keterampilan dan pengetahuan dari waktu ke waktu juga harus

jelas. Dengan cara ini, portofolio memiliki potensi sebagai alat yang merupakan

sumber daya yang diakses dan dapat membantu dalam mendukung perubahan

karir, membuktikan kemampuan akademik dan pada akhirnya membantu untuk

praktisi individu untuk melaksanakan dan mempromosikan praktek dengan cara

terbaik (Casey & Egan, 2010).

Cooke, Mitchell, Moyle, Henderson, dan Murfield (2010) dalam sebuah

penelitian kuesioner yang dilakukan di Brisbane, Australia mengevaluasi

kegunaan kemajuan klinis. Portofolio memungkinkan mahasiswa keperawatan

untuk belajar bagaimana memulai keterlibatan dengan perawat yang teregister dan

mengembangkan kapasitas mereka sebagai siswa untuk belajar. Secara

keseluruhan, portofolio adalah pembelajaran dan alat komunikasi yang berguna

memberikan mereka arah dalam bagaimana mereka memaksimalkan peluang

untuk memenuhi kebutuhan belajar mereka. Hal ini sejalan dengan penelitian di

Amerika Serikat oleh Hespenheide, Cottingham, dan Mueller (2011) bahwa

portofolio digunakan sebagai alat untuk menunjukkan pengembangan secara

profesional dan berkelanjutan.

Universitas Sumatera Utara


7

Rumah sakit universitas sumatera utara (USU) merupakan rumah sakit

negeri di bawah universitas dan kemenristek dikti yang melayani masyarakat

umum, karyawan USU, pasien jaminan kesehatan nasional (JKN), badan

penyelenggara jaminan sosial (BPJS) kesehatan. Rumah sakit USU berfungsi

sebagai sebuah institusi yang menghasilkan tenaga kesehatan yang berkualitas,

penyedia jasa pelayanan kesehatan dan sebagai sebuah wahana penelitian.

Pelaksanaan penilaian portofolio di rumah sakit USU Medan hanya

berfokus pada curriculum vitae dan sertifikat pelatihan. Adanya regulasi baru

terkait penilaian portofolio dalam konteks sebagai salah satu metode uji

kompetensi jabatan fungsional kesehatan untuk memperoleh sertifikat lulus uji

kompetensi sebagai syarat dalam kenaikan jenjang/level serta dapat memberi

gambaran atas apa yang dilakukan pejabat fungsional kesehatan. Berdasarkan

regulasi baru tersebut yaitu peraturan menteri kesehatan (PERMENKES) No. 18

Tahun 2017 yang menyatakan bahwa penilaian portofolio sebagai salah satu cara

penilaian yang mampu mengungkapkan pencapaian standar kompetensi setiap

pejabat fungsional kesehatan.

Berdasarkan fenomena dan studi literatur di atas menunjukkan bahwa

perawat ASN di lingkungan kerja rumah sakit USU dalam meningkatkan kualitas

layanan keperawatan dan persiapan jenjang sesuai level karir sangat mendukung

akan hal tersebut. Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai pengembangan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional

perawat di rumah sakit USU Medan.

Universitas Sumatera Utara


8

Perumusan Masalah

Bagaimanakah pengembangan penilaian portofolio perawat dalam jabatan

fungsional di rumah sakit USU Medan?

Tujuan Penelitian

Tujuan umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengembangkan penilaian

portofolio dalam jabatan fungsional perawat di rumah sakit USU Medan.

Tujuan khusus

Tujuan khusus dari penelitian adalah: 1) mengidentifikasi pengetahuan

manajerial rumah sakit tentang pelaksanaan penilaian portofolio dalam jabatan

fungsional perawat di rumah sakit USU Medan, 2) mengembangkan penilaian

portofolio dalam jabatan fungsional perawat di rumah sakit USU Medan, dan 3)

mengidentifikasi pengetahuan manajerial rumah sakit setelah ikut serta dalam

perumusan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat di rumah sakit

USU Medan.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi rumah sakit,

perawat administrator, dan perkembangan riset keperawatan.

Bagi rumah sakit

Hasil dari penelitian ini adalah sebuah draf penilaian portofolio dalam

jabatan fungsional perawat yang diharapkan dapat berguna di rumah sakit untuk

meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan pengukuran kinerja sesuai level

karir dalam jabatan fungsional perawat.

Universitas Sumatera Utara


9

Bagi perawat administrator

Hasil dari penelitian ini akan memberikan kontribusi untuk

mengembangkan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat dan dapat

diterapkan di rumah sakit USU Medan.

Bagi perkembangan riset keperawatan

Penelitian ini menghasilkan draf penilaian portofolio dalam jabatan

fungsional perawat yang dapat dijadikan sumber informasi dan dapat digunakan

sebagai pertimbangan terhadap penelitian selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara


10

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Perawat

Definisi perawat

Definisi perawat menurut undang-undang keperawatan no. 38 tahun 2014,

perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan

keperawatan baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh pemerintah

Republik Indonesia, teregister dan diberi kewenangan untuk melaksanakan praktik

keperawatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan

bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat

keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik

sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Pelayanan

keperawatan adalah bentuk pelayanan fisiologis, psikologis, sosial, spiritual dan

kultural yang diberikan kepada klien karena ketidakmampuan, ketidakmauan dan

ketidaktahuan klien dalam memenuhi kebutuhan dasar yang terganggu baik aktual

maupun potensial.

Perawat profesional adalah tenaga profesional yang mandiri, bekerja

secara otonom dan berkolaborasi dengan yang lain dan telah menyelesaikan

program pendidikan profesi keperawatan, terdiri dari ners generalis, ners spesialis

dan ners konsultan. Menurut PPNI perawat profesional adalah tenaga keperawatan

yang berasal dari jenjang pendidikan tinggi keperawatan (ahli madya, ners, ners

spesialis, ners konsultan).

10

Universitas Sumatera Utara


11

Standar Kompetensi Perawat Indonesia

Definisi standar

Standar adalah suatu ukuran atau diskripsi bebas dari suatu variabel yang

diyakini sebagai suatu indikator kualitas perawatan pasien. Standar diartikan

sebagai ukuran atau patokan yang disepakati sedangkan kompetensi dapat

diartikan sebagai kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup atas

pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau

tugas dengan standar kinerja (performance) yang disepakati.

Standar kompetensi perawat merefleksikan atas kompetensi yang

diharapkan dimiliki oleh individu yang akan bekerja di bidang pelayanan

keperawatan. Menghadapi era globalisasi standar tersebut harus ekuivalen dengan

standar-standar yang berlaku pada sektor industri kesehatan dinegara lain serta

dapat berlaku secara internasional (Fatikhah, 2016).

Standar yang berbasis pada sistem manajemen kinerja menegaskan

spesifikasi suatu kinerja antara lain spesifik (specific), terukur (measurable), tepat

(appropriate), andal (reliable), tepat waktu (timely). Standar selalu berhubungan

dengan mutu karena standar menetukan mutu. Standar dibuat untuk mengarahkan

cara pelayanan yang akan diberikan serta hasil yang ingin dicapai (Simamora,

2012).

Universitas Sumatera Utara


12

Tujuan standar kompetensi

Standar kompetensi disusun dengan tujuan sebagai berikut: 1) bagi

lembaga pendidikan dan pelatihan keperawatan meliputi: 1) memberikan

informasi dan acuan pengembangan program dan kurikulum pendidikan

keperawatan, 2) memberikan informasi dan acuan pengembangan program dan

kurikulum pelatihan keperawatan, 3) bagi dunia usaha industri kesehatan dan

pengguna, sebagai acuan dalam penetapan urutan tugas bagi tenaga keperawatan,

4) remunerasi tenaga perawat, 5) penilaian unjuk kerja, dan 6) pengembangan

program pelatihan yang spesifik; 2) bagi institusi penyelenggara pengujian dan

sertifikasi adalah sebagai acuan dalam merumuskan paket-paket program

sertifikasi sesuai dengan kualifikasi dan jenis (Fatikhah, 2016).

Kewenangan Klinis

Kewenangan klinis (clinical previledge) tenaga keperawatan adalah

kewenangan yang diberikan oleh kepala rumah sakit kepada tenaga keperawatan

untuk melakukan asuhan keperawatan dalam lingkungan rumah sakit untuk suatu

periode tertentu yang dilaksanakan berdasarkan penugasan klinis. Penugasan

klinis adalah penugasan kepala/direktur rumah sakit kepada tenaga keperawatan

untuk melakukan asuhan keperawatan di rumah sakit tersebut berdasarkan daftar

kewenangan klinis yang telah ditetapkan baginya.

Universitas Sumatera Utara


13

Kewenangan klinis diberikan kepada perawat dengan tujuan agar tidak

menimbulkan konflik di antara tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan lain dapat

merasa bahwa lahan pekerjaan yang dimilikinya dicampuri atau diambil alih oleh

pihak lain. Konflik yang timbul tentunya akan mempengaruhi kualitas pelayanan

dari perawat dan rumah sakit yang bersangkutan.

Pengaturan dari kewenangan klinis tersebut maka setiap perawat akan

mempunyai batas yang jelas dalam memberikan asuhan keperawatan kepada

pasien. Pemberian kewenangan klinis juga bertujuan untuk melindungi

keselamatan pasien dengan menjamin bahwa tenaga keperawatan yang

memberikan asuhan keperawatan dan kebidanan memiliki kompetensi dan

kewenangan klinis yang jelas (Permenkes, 2013).

Penilaian Kinerja

Definisi penilaian kinerja

Penilaian kinerja (performance appraisal) adalah suatu cara yang

dilakukan untuk menilai prestasi kerja seorang pegawai apakah mencapai target

pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Pelaksanaan penilaian hasil kerja atau

kinerja organisasi maupun kinerja individual dilakukan oleh sistem manajemen

yang bertugas untuk melakukan penilaian hasil kerja karyawan yang disebut

manajemen kinerja. Manajemen kinerja memfokuskan perhatiannya pada prestasi

kerja karyawan dan objek pembahasannya sama yaitu prestasi kerja karyawan.

Program manajemen kerja yang mempunyai ruang lingkup yang besar dan

menjamin semua elemen yang didayagunakan untuk meningkatkan kinerja

organisasi.

Universitas Sumatera Utara


14

Penilaian kinerja mengacu kepada suatu sistem formal dan terstruktur yang

digunakan untuk mengukur, menilai dan mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan

dengan pekerjaan, perilaku dan hasil, termasuk tingkat ketidakhadiran. Dengan

demikian penilaian prestasi adalah merupakan hasil kerja karyawan dalam lingkup

tanggung jawabnya. Penilaian kinerja karyawan dapat diartikan sebagai sebuah

mekanisme yang baik untuk mengendalikan karyawan. Penilaian kinerja

karyawan yang dilakukan dengan benar akan menguntungkan perusahaan karena

adanya kepastian bahwa upaya-upaya individu memberikan kontribusi kepada

fokus strategik perusahaan (Rivai, Basri, Sagala, & Murni, 2006).

Alat penilaian kinerja

Joint commission on accreditation of healthcare organization (JCAHO)

mengatakan bahwa penggunaan deskripsi pekerjaan pegawai sebagai standar

untuk penilaian kinerja pegawai. Dengan kata lain, pegawai harus mampu

menunjukkan bahwa pegawai mengetahui cara merencanakan, mengimplementa-

sikan, dan mengevaluasi perawatan spesifik sesuai usia pasien yang mereka rawat.

Perbaikan kontinu kompetensi yang kritis untuk praktik keperawatan profesional

memiliki dampak yang sangat baik pada alat yang digunakan dalam proses

penilaian (Marquis & Huston, 2010).

Universitas Sumatera Utara


15

Ada beberapa jenis alat penilaian yaitu: 1) daftar tilik; terdiri atas berbagai

pernyataan perilaku yang mewakili perilaku kerja yang diinginkan. Pegawai

menerima skor penilaian kinerja secara keseluruhan berdasarkan pada perilaku

atau sifat, 2) esai; metode penilaian esai sering kali disebut sebagai peninjauan

ulang berbentuk bebas. Penilai menjelaskan dalam bentuk narasi mengenai

kekuatan pegawai dan area yang membutuhkan perkembangan dan pertumbuhan,

3) penilaian diri (portofolio); pegawai diminta untuk menyerahkan ringkasan

tertulis atau portfolio mengenai pencapaian yang terkait dengan pekerjaan mereka

dan produktivitas sebagai bagian proses penilaian diri. Portofolio sering

memberikan contoh tentang bagaimana pegawai mengimplementasikan pedoman

klinis, kriteria hasil pasien yang tercapai, dan contoh dokumentasi asuhan pasien;

dan 4) management by objectives (MBO); merupakan alat yang sangat baik untuk

menentukan kemajuan individual pegawai karena menggabungkan pengkajian

pegawai dan organisasi (Marquis & Huston, 2010).

Tujuan penilaian kinerja

Penilaian kinerja merupakan alat manajemen yang mampu memfasilitasi

tingkatan-tingkatan kinerja dalam rangka mencapai tujuan objektif dan misi dari

perusahaan. Penilaian kinerja dapat digunakan untuk memastikan keputusan

penarikan tenaga kerja. Tujuan dari penilaian kinerja adalah untuk melengkapi

rencana tindakan dalam waktu yang telah ditetapkan. Fokus terhadap suatu

rencana tindakan merupakan suatu yang penting dimana perawat dapat mengenal

kelemahan dan kekuatannya untuk kesiapan karir mereka dimasa depan

(Swansburg, 2000).

Universitas Sumatera Utara


16

Manfaat penilaian kinerja

Penilaian kinerja memiliki hasil yang positif. Dimana hal ini dapat

dijadikan dasar dalam membentuk tujuan organisasi. Penilaian kinerja bisa dan

seharusnya: 1) memperbaiki kinerja, 2) memperbaiki komunikasi, 3) memperkuat

perilaku positif, 4) menjadi suatu metode untuk mengoreksi komunikasi negatif

atas pegawai atau perilaku yang kurang optimal, 5) menyediakan dasar imbalan

yang juga sebagai dasar motivasi, 6) sebagai dasar pemberhentian kerja jika

dibutuhkan, dan 7) mengenal kebutuhan belajar dan pengembangan personal

(Huber, 1996).

Konsep Portofolio

Definisi portofolio

Portofolio adalah deskripsi diri perawat yang tidak hanya berupa

kumpulan curriculum vitae, tetapi juga menggambarkan tentang kompetensi,

ekspertis dan pencapaian prestasi. Portofolio bukan log book atau diary tetapi

lebih menonjolkan kompetensi dan pencapaian prestasi dari perawat. Portofolio

disertai dengan kelengkapan dokumen (Haryati, Sutoto, & Irawaty, 2016) yang

meliputi: 1) resume dan deskripsi tentang personal dan nilai-nilai yang dianut

dalam profesi serta rencana pengembangan profesional (satu halaman), 2) STR

dan SIPP, 3) sertifikat seminar/workshop/pelatihan/pendidikan/penelitian, 4)

prestasi/award, 5) keikutsertaan dalam profesi/kegiatan ilmiah, 6) rekomendasi

dan evaluasi dari preceptor, dan 7) surat keterangan sehat.

Universitas Sumatera Utara


17

Istilah portofolio berasal dari portare latin, yang berarti untuk membawa

dan foglio, berarti lembar. Jadi sebuah portofolio adalah wadah untuk informasi.

Portofolio dalam keperawatan adalah lebih dari sekedar catatan pengembangan

profesional berkelanjutan yang didalamnya terdiri dari beberapa sertifikat, dan

dokumen lain yang relevan (Duffy, 2011). Dengan kata lain, portofolio lebih dari

koleksi dokumen sederhana yang menunjukkan prestasi belajar yang memberikan

bukti dari pengalaman sebelumnya dan menyajikan catatan dinamis pertumbuhan

dan profesional belajar dari waktu ke waktu.

Menurut penelitian Byrne et al (2009) bahwa portofolio merupakan lembar

memo prestasi seseorang secara profesional, lebih komprehensif, bijaksana

sebagai contoh bukti yang signifikan untuk berkomunikasi, usaha profesional,

atau kompetensi dalam berbagai bidang secara terus menerus. Portofolio

menunjukkan pemikiran kritis reflektif, pengalaman hidup, narasi, dan

pemahaman interpersonal yang menggambarkan sebuah kompetensi.

Dalam dunia pendidikan portofolio dapat dipandang sebagai suatu proses

sosial pedagogis, yaitu sebagai collection of learning experience yang terdapat di

dalam pikiran peserta didik, baik yang berwujud pengetahuan (kognitif),

keterampilan (skill), maupun nilai dan sikap. Dalam bidang bahasa, portofolio

merupakan suatu adjective, misalnya dengan konsep pembelajaran dan penilaian.

Bila disandingkan dengan konsep pembelajaran, maka muncul istilah

pembelajaran berbasis portofolio (portfolio based learning); dan

bila disandingkan dengan konsep penilaian, maka muncul istilah penilaian

berbasis portofolio (portfolio based assessment) (Dasim Budimansyah, 2002).

Universitas Sumatera Utara


18

Menurut peraturan menteri kesehatan no. 18 tahun 2017 mengatakan

bahwa portofolio merupakan laporan lengkap segala aktifitas seseorang yang

dilakukannya yang menunjukan kecakapan pejabat fungsional kesehatan dalam

bidangnya masing-masing. Penilaian portofolio merupakan suatu metode

penilaian yang berkesinambungan dengan mengumpulkan informasi atau data

secara sistematik atas hasil pekerjaan seseorang.

Portofolio digunakan sebagai salah satu cara penilaian yang mampu

mengungkap pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar setiap pejabat

fungsional kesehatan. Pentingnya portofolio memungkinkan pejabat fungsional

untuk merefleksi pelayanan yang diberikan, dapat menunjukan kemampuan,

memberi gambaran atas apa yang dilakukan pejabat fungsional kesehatan dan

sebagai bukti otentik (Permenkes 2017).

Komponen portofolio

Menurut Chamblee, Dale, Drews, Spahis, dan Hardin (2015) menyatakan

bahwa komponen umum portofolio terdiri atas: 1) informasi biografi, 2) latar

belakang pendidikan, 3) lisensi profesional/sertifikasi, 4) riwayat pekerjaan

dengan deskripsi singkat tentang peran dan tanggung jawab, 5) melanjutkan

pendidikan/pelatihan, 6) evaluasi kinerja/rencana pengembangan pribadi, 7)

kegiatan pengembangan profesional, 8) kegiatan untuk mendukung pembelajaran

dan penilaian orang lain (seperti mentoring, precepting, dan pengajaran), 9)

dukungan untuk praktik/penelitian berbasis bukti, 10) publikasi/presentasi, dan

11) keanggotaan dalam organisasi profesi.

Universitas Sumatera Utara


19

Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio dalam konteks sebagai salah satu metode uji

kompetensi jabatan fungsional kesehatan untuk memperoleh sertifikat lulus uji

kompetensi sebagai syarat dalam kenaikan jenjang/level. Penilaian portofolio

jabatan fungsional kesehatan dapat dilihat dari beberapa komponen, yaitu: 1)

komponen utama yang mengacu dari butir kegiatan jabatan fungsional dengan

kriteria; 75% - 80% komponen pelayanan/asuhan berasal dari kompetensi pada

jenjang yang sedang dipangkunya, dan 20% - 25% komponen pelayanan/asuhan

berasal dari kompetensi yang akan dipangkunya; dan 2) komponen tambahan

dapat berupa: sertifikat pelatihan, karya pengembangan profesi dan penghargaan

yang relevan dibidang kesehatan (Permenkes, 2017).

Karakteristik penilaian portofolio

Penilaian portofolio memiliki beberapa karakteristik, yaitu: merupakan

hasil karya siswa yang berisi kemajuan dan penyelesaian tugas-tugas secara terus

menerus (continue) dalam usaha pencapaian kompetensi pembelajaran; mengukur

setiap prestasi siswa secara individual dan menyadari perbedaan diantara siswa;

merupakan suatu pendekatan kerjasama; mempunyai tujuan untuk menilai diri

sendiri; memperbaiki dan mengupayakan prestasi; serta adanya keterkaitan antara

penilaian dan pembelajaran (Fajar, 2009).

Universitas Sumatera Utara


20

Kelebihan dan kekurangan penilaian portofolio

Sebagai salah satu bentuk dari sebuah penilaian/asesmen, penilaian

portofolio mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan-kelebihan dari

penilaian portofolio diantaranya: 1) memungkinkan pendidik mengakses

kemampuan peserta didik untuk membuat, menulis, menghasilkan berbagai tipe

tugas akademik; 2) memungkinkan pendidik menilai keterampilan/kecakapan

peserta didik; 3) mendorong kolaborasi (komunikasi dan hubungan) antara peserta

didik dan pendidik; dan 4) memungkinkan pendidik mengintervensi proses dan

menentukan di mana pendidik perlu membantu. Sedangkan kekurangan dalam

penilaian portofolio adalah sebagai berikut: 1) diperlukannya waktu yang relatif

panjang dan segera; 2) pendidik harus tekun, sabar, dan terampil; dan 3) tidak ada

kriteria yang standar (Rustaman, 2010).

Universitas Sumatera Utara


21

Jabatan Fungsional Perawat

Jabatan fungsional perawat menurut PERMENPAN-RB no. 25 tahun 2014

menyatakan bahwa terdapat 2 (dua) kategori dalam jabatan fungsional tersebut

dalam bab IV pasal 6 yaitu :

Jabatan fungsional kategori keterampilan

Rincian kegiatan dan unsur yang dinilai dalam pemberian angka kredit

sesuai tercantum dalam bab VI pasal 8 untuk kategori keterampilan yaitu:

Perawat terampil

Rincian kegiatan yang termasuk dalam kategori perawat terampil yaitu; 1)

melakukan pengkajian keperawatan dasar pada individu, 2) mengajarkan perilaku

hidup bersih dan sehat pada individu dalam rangka melakukan upaya promotif, 3)

membuat media untuk peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat pada individu

dalam rangka melakukan upaya promotif, 4) memfasilitasi penggunaan alat-alat

pengamanan atau pelindung fisik pada pasien untuk mencegah risiko cedera pada

individu dalam rangka upaya preventif, 5) memantau perkembangan pasien sesuai

dengan kondisinya (melakukan pemeriksaan fisik, mengamati keadaan pasien)

pada individu dalam rangka upaya preventif, 6) memfasilitasi penggunaan

pelindung diri pada kelompok dalam rangka melakukan upaya preventif, 7)

memberikan oksigenasi sederhana, 8) memberikan bantuan 8) memberikan

bantuan hidup dasar, 9) melakukan pengukuran antropometri, 10) melakukan

fasilitasi pasien dalam memenuhi kebutuhan eliminasi, 11) memantau

keseimbangan cairan dan elektrolit pasien, 12) melakukan mobilisasi posisi

pasien, 13) mempertahankan posisi anatomis pasien, 14) melakukan fiksasi fisik,

15) memfasilitasi lingkungan yang mendukung istirahat, 16) memfasilitasi

Universitas Sumatera Utara


22

kebiasaan tidur pasien, 17) memfasilitasi penggunaan pakaian yang mendukung

kenyamanan pada pasien, 18) melakukan pemeliharaan diri pasien, 19)

memandikan pasien, 20) membersihkan mulut pasien, 21) melakukan kegiatan

kompres hangat/dingin, 22) mempertahankan suhu tubuh saat tindakan

(memasang warming blanket), 23) melakukan komunikasi terapeutik dalam

pemberian asuhan keperawatan, 24) melakukan pendampingan pada pasien

menjelang ajal (dying care), 25) memberikan perawatan pada pasien menjelang

ajal sampai meninggal, 26) memberikan dukungan dalam proses kehilangan,

berduka dan kematian, 27) memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan

aman, 28) melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan keperawatan, 29)

menyusun rencana kegiatan individu perawat, 30) melaksanakan kegiatan

bantuan/partisipasi kesehatan, 31) melaksanakan tugas lapangan di bidang

kesehatan, 32) melaksanakan penanggulangan penyakit/ wabah tertentu, dan 33)

melakukan supervisi lapangan.

Perawat mahir

Rincian kegiatan yang termasuk dalam kategori perawat mahir yaitu; 1)

melakukan pengkajian keperawatan dasar pada keluarga, 2) melakukan

pengkajian keperawatan dasar pada kelompok, 3) melaksanakan imunisasi pada

individu dalam rangka melakukan upaya preventif, 4) melakukan restrain/fiksasi

pada pasien pada individu dalam rangka melakukan upaya preventif, 5)

memberikan oksigenasi kompleks, 6) memberikan nutrisi enteral, 7) memberikan

nutrisi parenteral, 8) melakukan tindakan manajemen mual muntah, 9)

melakukan bladder training, 10) melakukan bladder re-training, 11) melakukan

massage pada kulit tertekan, 12) memfasilitasi keluarga untuk mengekpresikan

Universitas Sumatera Utara


23

perasaan, 13) melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan

keperawatan, 14) melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal (dying

care), 15) memfasilitasi kebutuhan spiritual klien menjelang ajal, 16)

memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman, 17) melakukan

perawatan luka, 18) mendampingi pasien untuk tindakan bone marrow punction

(BMP) dan lumbal punction (LP), 19) melakukan tindakan keperawatan pada

kondisi gawat darurat/bencana/kritikal, 20) melakukan tindakan keperawatan pada

pasien dengan intervensi pembedahan dengan risiko rendah (bedah minor) pada

tahap pre-operasi, 21) melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan

intervensi pembedahan dengan risiko rendah (bedah minor) pada tahap post-

operasi, 22) melakukan range of motion (ROM) pada pasien dengan berbagai

kondisi dalam rangka melakukan upaya rehabilitatif pada individu, 23) melatih

mobilisasi pada pasien dengan berbagai kondisi dalam rangka melakukan upaya

rehabilitatif pada individu, 24) memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal

sampai meninggal, 25) memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka

dan kematian, 26) melakukan dokumentasi proses keperawatan pada tahap

pengkajian keperawatan, 27) melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan

keperawatan, 28) menyusun rencana kegiatan individu perawat, 29) melaksanakan

kegiatan bantuan/partisipasi kesehatan, 30) melaksanakan tugas lapangan di

bidang kesehatan, 31) melaksanakan penanggulangan penyakit/wabah tertentu,

dan 32) melakukan supervisi lapangan.

Universitas Sumatera Utara


24

Perawat penyelia

Rincian kegiatan yang termasuk dalam kategori perawat penyelia yaitu; 1)

mengidentifikasi kebutuhan pendidikan kesehatan pada individu dalam rangka

melakukan upaya promotif, 2) melaksanakan pendidikan kesehatan pada

kelompok dalam rangka melakukan upaya promotif, 3) membentuk dan

mempertahankan keberadaan kelompok masyarakat pemerhati masalah kesehatan,

4) melakukan isolasi pasien sesuai kondisinya dalam rangka melakukan upaya

preventif pada individu, 5) memasang alat bantu khusus lain sesuai dengan

kondisi, 6) mengatur posisi pasien sesuai dengan rencana tindakan pembedahan,

7) mengatur posisi netral kepala, leher, tulang punggung untuk meminimalisasi

gangguan neurologis, 8) memfasilitasi lingkungan dengan suhu yang sesuai

dengan kebutuhan, 9) melakukan isolasi pasien imunosupresi, 10) memberikan

pertolongan kesehatan dalam situasi gawat darurat/bencana, 11) melakukan

komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan, 12) melakukan

terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi, 13) melakukan TAK

stimulasi sensorik, 14) melakukan komunikasi dengan klien dengan hambatan

komunikasi, 15) melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal (dying

care), 16) memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman, 17)

melakukan manajemen nyeri pada setiap kondisi, 18) melakukan intervensi krisis,

19) melakukan perawatan CVC dan port a cath, 20) melakukan perawatan pasien

transplantasi sumsum tulang (pre, intra, post), 21) melakukan perawatan pasien

dengan risiko radio aktif (radioterapi), 22) menyiapkan pasien untuk tindakan

brachioterapi, 23) melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan

intervensi pembedahan dengan risiko tinggi pada tahap pre-operasi, 24)

Universitas Sumatera Utara


25

melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan

dengan risiko tinggi pada tahap post-operasi, 25) memberikan perawatan pada

pasien menjelang ajal sampai meninggal, 26) memberikan dukungan dalam proses

kehilangan, berduka dan kematian, 27) memberikan perawatan pada pasien

terminal, 28) melakukan dokumentasi proses keperawatan pada tahap diagnosis

keperawatan, 29) melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan keperawatan, 30)

menyusun rencana kegiatan individu perawat, 31) melaksanakan kegiatan

bantuan/partisipasi kesehatan, 32) melaksanakan tugas lapangan di bidang

kesehatan, 33) melaksanakan penanggulangan penyakit/wabah tertentu, dan 34)

melakukan supervisi lapangan.

Jabatan fungsional kategori keahlian

Rincian kegiatan dan unsur yang dinilai dalam pemberian angka kredit

sesuai tercantum dalam bab VI pasal 8 untuk kategori keahlian yaitu:

Perawat ahli pertama

Rincian kegiatan yang termasuk dalam kategori keahlian untuk perawat

ahli pertama sebagai berikut; 1) melakukan pengkajian keperawatan dasar pada

masyarakat, 2) melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu, 3)

melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga, 4) memberikan

konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut, 5) merumuskan diagnosa

keperawatan pada individu, 6) membuat prioritas diagnosa keperawatan, 7)

merumuskan tujuan keperawatan pada individu dalam rangka menyusun rencana

tindakan keperawatan, 8) merumuskan tujuan keperawatan pada keluarga dalam

rangka menyusun rencana tindakan keperawatan, 9) menetapkan tindakan

keperawatan pada individu dalam rangka menyusun rencana tindakan

Universitas Sumatera Utara


26

keperawatan, 10) menetapkan tindakan keperawatan pada keluarga dalam rangka

menyusun rencana tindakan keperawatan, 11) melakukan stimulasi tumbuh

kembang pada individu dalam rangka melakukan upaya promotif, 12)

memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu dalam rangka melakukan

upaya promotif, 13) melaksanakan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru

pada individu dalam rangka melakukan upaya promotif, 14) melakukan support

kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu, 15) melakukan pendidikan

kesehatan pada individu pasien, 16) mengajarkan keluarga untuk meningkatkan

kesehatan anggota keluarganya, 17) mengajarkan teknik kontrol infeksi pada

keluarga dengan penyakit menular, 18) melakukan pendidikan kesehatan pada

kelompok, 19) melakukan peningkatan/penguatan kemampuan sukarelawan dalam

meningkatkan masalah kesehatan masyarakat dalam rangka melakukan upaya

promotif, 20) melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat, 21) melakukan

manajemen inkontinen urine dalam rangka pemenuhan kebutuhan eliminasi, 22)

melakukan manajemen inkontinen faecal dalam rangka pemenuhan kebutuhan

eliminasi, 23) melakukan upaya membuat pasien tidur, 24) melakukan relaksasi

psikologis, 25) melakukan tata kelola keperawatan perlindungan terhadap pasien

dengan risiko trauma/injury, 26) melakukan manajemen febrile neutropeni, 27)

melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan, 28)

memfasilitasi pasien dalam pemenuhan kebutuhan spiritual dalam rangka tindakan

keperawatan yang berkaitan dengan ibadah, 29) melakukan pendampingan pada

pasien menjelang ajal (dying care), 30) memfasilitasi suasana lingkungan yang

tenang dan aman, 31) mengambil sampel darah melalui arteri, pulmonari arteri,

central venous pressure (CVP) dalam rangka tindakan keperawatan spesifik

Universitas Sumatera Utara


27

terkait kasus dan kondisi pasien, 32) merawat pasien dengan water seal drainage

(WSD), 33) memantau pemberian elektrolit kosentrasi tinggi, 34) melakukan

resusitasi bayi baru lahir, 35) melakukan tata kelola keperawatan pada pasien

dengan kemoterapi (pre, intra, post), 36) melakukan perawatan luka kanker, 37)

melakukan penatalaksanaan ekstravasasi, 38) melakukan rehabilitasi mental

spiritual pada individu, 39) melakukan perawatan lanjutan pasca

hospitalisasi/bencana dalam rangka melakukan upaya rehabilitatif pada keluarga,

40) memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai meninggal, 41)

memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka dan kematian, 42)

melakukan penatalaksanaan manajemen gejala, 43) melakukan evaluasi tindakan

keperawatan pada individu, 44) memodifikasi rencana asuhan keperawatan, 45)

melakukan dokumentasi perencanaan keperawatan, 46) melakukan dokumentasi

pelaksanaan tindakan keperawatan, 47) melakukan dokumentasi evaluasi

keperawatan, 48) menyusun rencana kegiatan individu perawat, 49) melakukan

preseptorship dan mentorship, 50) melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan

pelayanan keperawatan sebagai ketua tim/perawat primer, 51) melaksanakan

kegiatan bantuan/partisipasi kesehatan, 52) melaksanakan tugas lapangan di

bidang kesehatan, 53) melaksanakan penanggulangan penyakit/ wabah tertentu,

dan 54) melakukan supervisi lapangan.

Universitas Sumatera Utara


28

Perawat ahli muda

Rincian kegiatan yang termasuk dalam kategori keahlian untuk perawat

ahli muda sebagai berikut; 1) melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada

individu, 2) melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga, 3)

memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut, 4) merumuskan

diagnosis keperawatan pada keluarga, 5) membuat prioritas diagnosa

keperawatan, 6) melakukan penyuluhan kesehatan pada keluarga disetiap kondisi,

7) melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat, 8) melaksanakan case

finding/deteksi dini/ penemuan kasus baru pada individu dalam rangka melakukan

upaya preventif, 9) melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan,

10) melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien, 11) mengajarkan

keluarga untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarganya, 12) mengajarkan

teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit menular, 13) melaksanakan

skrining dalam rangka melakukan upaya preventif pada kelompok, 14) melakukan

pendidikan kesehatan pada kelompok, 15) melakukan kegiatan motivasi

pelaksanaan program pencegahan masalah kesehatan, 16) melakukan pendidikan

kesehatan pada masyarakat dalam rangka melakukan upaya preventif pada

masyarakat, 17) melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan

keperawatan, 18) melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal (dying

care), 19) memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman, 20)

memberikan terapi modalitas, 21) melakukan pemantauan hemodinamik secara

invasif, 22) melakukan pemantauan electrocardiogram (ECG) dan

interprestasinya, 23) melakukan tata kelola keperawatan pasien yang dilakukan

tindakan diagnostik invasif/intervensi non bedah pada anak/dewasa, 24)

Universitas Sumatera Utara


29

melakukan perawatan bayi asfiksia/BBLR/ kelainan kongenital/keadaan khusus,

25) mempersiapkan tindakan embriotransfer/ovum pick up, 26) melakukan tindak

self help group pada pasien gangguan jiwa, 27) melakukan terapi kognitif, 28)

melakukan terapi lingkungan pada pasien gangguan jiwa, 29) melakukan

perawatan pasien dengan perilaku kekerasan, 30) melakukan perawatan pasien

dengan gangguan orientasi realita, 31) melakukan tindakan keperawatan pada

pasien dengan intervensi pembedahan dengan risiko rendah (bedah minor) pada

tahap intra operasi, 32) melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan

intervensi pembedahan dengan risiko tinggi (bedah jantung, bedah syaraf, dll)

pada tahap intra operasi, 33) melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu

dalam rangka upaya rehabilitatif, 34) melatih interaksi sosial pada pasien dengan

masalah kesehatan mental pada individu dalam rangka upaya rehabilitatif, 35)

memfasilitasi pemberdayaan peran dan fungsi anggota keluarga pada keluarga

dalam rangka upaya rehabilitatif, 36) memberikan perawatan pada pasien

menjelang ajal sampai meninggal, 37) memberikan dukungan dalam proses

kehilangan, berduka dan kematian, 38) melakukan evaluasi tindakan keperawatan

pada keluarga, 39) melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada kelompok, 40)

melakukan ringkasan pasien pindah, 41) melakukan perencanaan pasien pulang

(discharge planning), 42) melakukan rujukan keperawatan, 43) melakukan

dokumentasi proses keperawatan pada tahap pelaksanaan tindakan keperawatan,

44) melaksanakan studi kasus keperawatan dalam rangka melakukan kegiatan

peningkatan mutu dan pengembangan pelayanan keperawatan, 45) melaksanakan

survei pelayanan dan asuhan keperawatan dalam rangka melakukan kegiatan

peningkatan mutu dan pengembangan pelayanan keperawatan, 46) menyusun

Universitas Sumatera Utara


30

rencana kegiatan individu perawat, 47) melakukan orientasi perawat dan

mahasiswa keperawatan, 48) melakukan pemberian penugasan perawat, 49)

melakukan preseptorship dan mentorship, 50) melakukan supervisi klinik dan

manajemen dalam rangka melaksanakan fungsi pengarahan dalam pelaksanaan

pelayanan keperawatan, 51) melakukan koordinasi teknis pelayanan keperawatan

dalam rangka melaksanakan fungsi pengarahan dalam pelaksanaan pelayanan

keperawatan, 52) melaksanakan kegiatan bantuan/partisipasi kesehatan, 53)

melaksanakan tugas lapangan di bidang kesehatan, 54) melaksanakan

penanggulangan penyakit/wabah tertentu, dan 55) melakukan supervisi lapangan.

Perawat ahli madya

Rincian kegiatan yang termasuk dalam kategori keahlian untuk perawat

ahli madya sebagai berikut; 1) melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada

individu, 2) melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga, 3)

melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada kelompok, 4) memberikan

konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut, 5) merumuskan diagnosis

keperawatan pada kelompok, 6) membuat prioritas diagnosa keperawatan, 7)

merumuskan tujuan keperawatan pada kelompok dalam rangka menyusun rencana

tindakan keperawatan, 8) merumuskan tindakan keperawatan pada kelompok

dalam rangka menyusun rencana tindakan keperawatan, 9) memfasilitasi dan

memberikan dukungan pada keluarga dalam meningkatkan kesehatan keluarga

dalam rangka melakukan upaya promotif, 10) memobilisasi sumber daya yang ada

dalam penanganan masalah kesehatan pada kelompok dalam rangka melakukan

upaya promotif, 11) melakukan diseminasi informasi tentang sehat dan sakit pada

kelompok dalam rangka melakukan upaya promotif, 12) membentuk dan

Universitas Sumatera Utara


31

mempertahankan keberadaan kelompok masyarakat pemerhati masalah kesehatan

pada masyarakat dalam rangka melakukan upaya promotif, 13) melaksanakan

case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu dalam rangka upaya

preventif, 14) melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada

individu dalam rangka upaya preventif, 15) melakukan pendidikan kesehatan pada

individu pasien pada individu dalam rangka upaya preventif, 16) mengajarkan

keluarga untuk meningkatkan kesehatan anggotanya keluarganya pada keluarga

dalam rangka upaya preventif, 17) mengajarkan teknik kontrol infeksi pada

keluarga dengan penyakit menular, 18) melakukan pembinaan kelompok risiko

tinggi pada kelompok dalam rangka upaya preventif, 19) melakukan pendidikan

kesehatan pada kelompok, 20) melaksanakan advokasi program pengendalian

faktor risiko pada masyarakat dalam rangka upaya preventif, 21) melakukan

pendidikan kesehatan pada masyarakat, 22) menggunakan komunikasi terapeutik

dalam pemberian asuhan keperawatan, 23) melakukan pendampingan pada pasien

menjelang ajal (dying care), 24) memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang

dan aman, 25) melakukan tata kelola keperawatan pada pasien dengan tindakan

medik khusus dan berisiko tinggi, 26) memberikan obat-obat elektrolit dengan

konsentrasi tinggi, 27) memberikan konsultasi dalam pemberian asuhan

keperawatan khusus/bermasalah, 28) melakukan pemantauan atau penilaian

kondisi pasien selama dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan

kondisi pasien, 29) melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu dalam

rangka melakukan upaya rehabilitatif, 30) memberikan perawatan pada pasien

menjelang ajal sampai meninggal, 31) memberikan dukungan dalam proses

kehilangan, berduka dan kematian, 32) melakukan evaluasi tindakan keperawatan

Universitas Sumatera Utara


32

pada masyarakat, 33) melakukan dokumentasi proses keperawatan pada tahap

pelaksanaan tindakan keperawatan, 34) melaksanakan evidence based practice

dalam rangka melakukan kegiatan peningkatan mutu dan pengembangan

pelayanan keperawatan, 35) menyusun rencana program tahunan unit ruang rawat,

36) menyusun rencana kegiatan individu perawat, 37) mengorganisasikan

kegiatan pelayanan keperawatan, 38) melakukan sistem/metode pemberian asuhan

keperawatan, 39) menyusun uraian tugas sesuai peran dan area praktik, 40)

melakukan kegiatan rekrutmen dan seleksi perawat, 41) melakukan kredensialing

perawat, 42) melakukan penilaian kinerja perawat, 43) melakukan preseptorship

dan mentorship, 44) melakukan program mutu klinik pelayanan keperawatan

dalam rangka melakukan pengawasan/pengendalian terhadap pelayanan

keperawatan, 45) melakukan program monitoring-evaluasi pelayanan

keperawatan, 46) melaksanakan kegiatan bantuan/partisipasi kesehatan, 47)

melaksanakan tugas lapangan di bidang kesehatan, 48) melaksanakan

penanggulangan penyakit/ wabah tertentu, dan 49) melakukan supervisi lapangan.

Perawat ahli utama

Rincian kegiatan yang termasuk dalam kategori keahlian untuk perawat

ahli utama sebagai berikut; 1) melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada

individu, 2) melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga, 3)

melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada masyarakat, 4) memberikan

konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut, 5) merumuskan diagnosis

keperawatan pada masyarakat, 6) membuat prioritas diagnosa keperawatan, 7)

merumuskan tujuan keperawatan pada masyarakat dalam rangka menyusun

rencana tindakan keperawatan, 8) menetapkan tindakan keperawatan pada

Universitas Sumatera Utara


33

masyarakat dalam rangka menyusun rencana tindakan keperawatan, 9)

memanfaatkan sumber daya yang ada dalam penanganan masalah kesehatan pada

masyarakat dalam rangka melakukan upaya promotif, 10) melakukan desiminasi

tentang masalah kesehatan pada masyarakat dalam rangka melakukan upaya

promotif, 11) melaksanakan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru, 12)

melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan, 13) melakukan

pendidikan kesehatan pada individu pasien, 14) melakukan follow up keperawatan

pada keluarga dengan risiko tinggi, 15) mengajarkan keluarga untuk

meningkatkan kesehatan anggotanya keluarganya, 16) mengajarkan teknik kontrol

infeksi pada keluarga dengan penyakit menular, 17) melakukan pendidikan

kesehatan pada kelompok, 18) melaksanakan surveillance pada masyarakat dalam

rangka melakukan upaya preventif, 19) memobilisasi sumber daya di komunitas

dalam pencegahan masalah kesehatan pada masyarakat dalam rangka melakukan

upaya preventif, 20) melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat dalam

rangka melakukan upaya preventif, 21) melakukan komunikasi terapeutik dalam

pemberian asuhan keperawatan, 22) melakukan pendampingan pada pasien

menjelang ajal (dying care), 23) memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang

dan aman, 24) melakukan terapi lingkungan kepada pasien, 25) melakukan terapi

bermain pada anak, 26) merawat pasien dengan pemberian obat khusus yang

berisiko tinggi, 27) merawat pasien dengan kompleksitas dan risiko tinggi dan

menggunakan alat kesehatan berteknologi tinggi, 28) merawat pasien dengan

acute lung odema, 29) melakukan tindakan terapi komplementer/holistik, 30)

melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu dalam rangka melakukan

upaya rehabilitatif, 31) melakukan pemberdayaan masyarakat pada pemulihan

Universitas Sumatera Utara


34

pasca bencana pada kelompok/ masyarakat, 32) melakukan pengkajian kebutuhan

pelayanan keperawatan pasca bencana pada kelompok/masyarakat, 33) melakukan

pembinaan kelompok masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pelayanan

keperawatan pasca bencana pada kelompok/masyarakat, 34) memberikan

perawatan pada pasien menjelang ajal sampai meninggal, 35) memberikan

dukungan dalam proses kehilangan, berduka dan kematian, 36) melakukan

dokumentasi proses keperawatan pada tahap pelaksanaan tindakan keperawatan,

37) menyusun rencana strategis bidang keperawatan dalam rangka melakukan

perencanaan pelayanan keperawatan, 38) menyusun rencana kegiatan individu

perawat, 39) melakukan preseptorship dan mentorship, 40) melakukan pembinaan

etik dan disiplin perawat, 41) merancang kegiatan peningkatan mutu profesi

perawat, 42) merancang sistem penghargaan dan hukum bagi perawat, 43)

merancang kegiatan promosi perawat, 44) melakukan program manajemen risiko

dalam rangka melakukan pengawasan/ pengendalian terhadap pelayanan

keperawatan, 45) melakukan manajemen pembiayaan efektif dan efisien dalam

rangka melakukan pengawasan/pengendalian terhadap pelayanan keperawatan,

46) melaksanakan kegiatan bantuan/partisipasi kesehatan, 47) melaksanakan tugas

lapangan di bidang kesehatan, 48) melaksanakan penanggulangan penyakit/

wabah tertentu, dan 49) melakukan supervisi lapangan.

Universitas Sumatera Utara


35

Teori Keperawatan “Pencapaian Tujuan” menurut King

Konsep umum teori King

King berkontribusi terhadap kemajuan pengetahuan keperawatan melalui

pengembangan sistem konseptual dan middle teory berbagai pencapaian tujuan.

Dengan berfokus pada pencapaian tujuan, atau hasil, dengan kemitraan perawat-

pasien, King menyediakan sistem konseptual dan telah menunjukkan

kegunaannya untuk perawat. Perawat yang bekerja di berbagai pengaturan dengan

pasien dari seluruh dunia terus menggunakan karya King untuk meningkatkan

kualitas perawatan pasien (Alligood, 2014).

King juga menyatakan tujuan pengaturan bersama (antara perawat dan

klien) yang didasarkan pada: 1) penilaian perawat dari kekhawatiran klien

terhadap masalah kesehatan; 2) persepsi perawat dan klien terhadap masalah

kesehatan; dan 3) berbagi informasi dimana masing-masing fungsi untuk

membantu klien mencapai tujuan yang diidentifikasi. Selain itu, perawat

berinteraksi dengan anggota keluarga ketika klien tidak dapat secara verbal

berpartisipasi dalam pengaturan tujuan (Alligood, 2014).

Universitas Sumatera Utara


36

Paradigma keperawatan menurut King

Alligood (2014) menyatakan asumsi utama dalam teori King sebagai

berikut:

Keperawatan

Keperawatan adalah perilaku yang dapat diamati dan ditemukan dalam

sistem perawatan kesehatan di masyarakat. Tujuan keperawatan adalah untuk

membantu individu mempertahankan kesehatan mereka sehingga mereka dapat

berfungsi dalam peran mereka. Keperawatan adalah antar pribadi proses aksi,

reaksi, interaksi, dan transaksi. Persepsi perawat dan pengaruh pasien dalam

proses interpersonal.

Individu

King berasumsi bahwa individu adalah makhluk spiritual. Individu

memiliki kemampuan melalui bahasa mereka dan simbol lain untuk merekam

sejarah mereka dan melestarikan budaya mereka. Individu yang unik dan holistik,

dari intrinsik layak, dan mampu berpikir rasional dalam mengambil keputusan

pada situasi yang berbeda.

Kesehatan

Kesehatan adalah keadaan dinamis dalam siklus hidup, penyakit yang

mengganggu proses tersebut. Kesehatan menyiratkan penyesuaian terus-menerus

dilingkungan internal dan lingkungan eksternal melalui penggunaan optimal

sumber daya seseorang untuk mencapai potensi maksimal untuk kehidupan sehari-

hari.

Universitas Sumatera Utara


37

Lingkungan

Lingkungan dalam hal ini menyatakan bahwa pemahaman tentang cara

manusia berinteraksi dengan lingkungannya untuk menjaga kesehatan adalah

penting untuk perawat. Sistem terbuka menyiratkan bahwa interaksi terjadi terus-

menerus antara sistem dan lingkungan sistem. Selanjutnya, penyesuaian untuk

hidup dan kesehatan dipengaruhi oleh interaksi dengan lingkungan.

Penerapan teori keperawatan King

Penerapan teori keperawatan King (Alligood, 2014) terdiri dari: 1) praktik

keperawatan, 2) pendidikan keperawatan, dan 3) riset keperawatan.

Praktik keperawatan

Teori goal attainment menurut King, adanya hubungan dengan praktek,

dimana perawat berfungsi melalui interaksi dengan individu dan kelompok dalam

lingkungannya. King (1984) menyatakan bahwa perawat yang memiliki

pengetahuan (kompetensi) mengenai konsep teori ini adalah perawat yang mampu

melihat apa yang terjadi pada pasien, anggota keluarga dan mampu melakukan

pendekatan untuk mengatasi berbagai hal dalam situasi tersebut.

King mengembangkan pendekatan pada the goal oriented nursing record

(GONR). Perawat dalam menjalankan praktik keperawatan dapat menggunakan

pendekatan GONR ini untuk mendokumentasikan efektivitas dalam asuhan

keperawatan. Elemen utama pada pendokumentasian tersebut terdiri dari: 1) data

base, 2) nursing diagnosis, 3) goal list, 4) nursing orders, 5) flow sheets, 6)

progress notes, dan 7) discharge summary (Alligood, 2014).

Universitas Sumatera Utara


38

Pendidikan keperawatan

Teori keperawatan King telah digunakan di beberapa perguruan tinggi

untuk merancang kurikulum keperawatan, seperti di Ohio State University,

Universitas Loyola di Chicago dan Universitas of South Florida. Konsep King

sebagai sarana sistematis untuk melihat profesi keperawatan, mengorganisir

pengetahuan dan mengklarifikasi keperawatan sebagai suatu disiplin dalam

meningkatkan strategi pendidikan (Ward, 2010).

Riset keperawatan

Teori keperawatan King banyak digunakan dalam studi penelitian sebagai

landasan teori. Para peneliti telah mengembangkan middle-range theories

menggunakan sistem konseptual King. Teori-teori termasuk Frey teori; keluarga,

anak-anak dan penyakit kronis; teori Killeen tentang kepuasan pasien dengan

asuhan keperawatan profesional; teori Sieloff tentang pemberdayaan dalam

organisasi; teori Wicks dalam kesehatan keluarga.

Alligood (2010) meneliti teori King berbasis penelitian dalam perawatan

kesehatan keluarga. Bond et al (2011) juga melakukan suatu analisis deskriptif

univariat dari artikel penelitian selama lima tahun.

Konsep Action Research (AR)

Definisi AR

Action research merupakan suatu bentuk kegiatan penelitian yang

didasarkan pada prinsip kolektif dan reflektif yang dilakukan oleh partisipan

dalam situasi sosial untuk meningkatkan praktek sosial atau kependidikan

(Kemmis, McTaggart, & Nixon, 2014).

Universitas Sumatera Utara


39

Action research menurut Polit dan Beck (2012) menuntut seorang peneliti

untuk tidak hanya mengumpulkan informasi atau pengetahuan tentang situasi

tertentu, namun juga diharapkan untuk mampu membantu memperbaiki situasi

yang ditemui pada saat penelitian. Metode penelitian action research berlangsung

bersama kolaborasi dan dialog yang dapat memotivasi, meningkatkan harga diri

dan menghasilkan solidaritas yang kuat antara partisipan dan peneliti.

Proses AR

Kemmis, McTaggart, dan Nixon (2014) menjelaskan bahwa dalam

melaksanakan AR memerlukan beberapa langkah tindakan yaitu reconnaissance,

planning, action, observation, dan reflection.

Langkah pertama : reconnaissance merupakan tahap awal dalam mencari

permasalahan yang ada. Tahap ini bisa disebut juga tahap preliminary study, yaitu

mempelajari masalah yang ada dan menentukan tema yang penting. Tahap ini

menggambarkan apa yang terjadi sekarang dan apa yang kita lakukan sekarang.

Pertanyaan-pertanyaan tentang masalah yang ditemukan di lahan penelitian mulai

dimunculkan pada tahap ini. Dalam tahap ini dirumuskan permasalahan yang ada

dan dibuat prioritas permasalahan.

Langkah kedua : planning merupakan perencanaan yang bersifat untuk

perbaikan. Tahap ini berorientasi pada peneliti tentang bagaimana kolaborasi

dengan partisipan. Perencanaan meliputi rencana untuk berubah dengan

menggunakan bahasa, aktivitas dan praktik, hubungan antar manusia dan

organisasi, dan merencanakan hasil yang diinginkan. Peneliti bersama dengan

partisipan merencanakan kegiatan perubahan yang akan dilakukan.

Universitas Sumatera Utara


40

Langkah ketiga : action dan observation adalah mengimplementasikan

rencana dan mengobservasi pekerjaan yang dilakukan. Tahap ini adalah

melaksanakan rencana yang sudah ditetapkan, meliputi melaksanakan rencana

untuk berubah dengan menggunakan bahasa, aktivitas dan praktik, hubungan antar

manusia dan organisasi, dan mengobservasi hasil dari implementasi yang telah

dilakukan.

Langkah keempat: reflection merupakan waktu untuk memberikan analisa,

sintetis, interpretasi, penjelasan dan menyimpulkan hal yang penting. Pada tahap

ini refleksi berfokus pada hasil yang telah dicapai kemudian dibuat analisa untuk

perbaikan pada cycle berikutnya. Pada langkah ini ditemukan hasil akhir

penelitian, penghambat, dan pendukung. Hasil yang belum sesuai dengan tujuan

dilanjutkan pada siklus berikutnya. Tahapan reflection berusaha memahami

proses, masalah, isu dan hambatan yang dimanifestasikan dalam tindakan

strategis, memperhitungkan berbagai perspektif situasi yang muncul. Reflection

memiliki aspek evaluative untuk mempertimbangkan pengalaman, menilai efek

tindakan yang diinginkan dan isu-isu yang muncul dan menyarankan cara

melanjutkan.

Siklus AR

Secara umum AR mencakup sebuah siklus spiral reflektif-diri berupa

merencanakan sebuah perubahan, mempelajari dan mengamati proses dan

konsekuensi perubahan, mengkaji proses dan konsekuensi tersebut, merencanakan

ulang, mempelajari dan mengamati, mengkaji lagi dan seterusnya (Polit & Beck.

2012).

Universitas Sumatera Utara


41

Siklus AR menurut Kemmis, Mc Taggart, dan Nixon (2014) menyatakan

siklus tindakan action research spiral terdiri dari plan, act, observe dan reflect.

Planning adalah proses diskusi antara partisipan dengan peneliti untuk

menentukan tindakan perubahan yang akan dilakukan. Peneliti dan partisipan

harus menganalisa permasalahan secara prioritas dan harus ada saling pengertian

dalam menghadapi situasi penelitian. Segala faktor resiko dianalisa dalam fase ini

dan dipersiapkan untuk evaluasi sebelum dipilih tindakan yang akan dilakukan.

Pada fase ini diperlukan kolaborasi antara peneliti dan partisipan untuk

memahami teori dan praktik.

Action merupakan tindakan perubahan yang sudah direncanakan antara

peneliti dengan partisipan. Action yang dilakukan harus sesuai dan bersifat

fleksibel, memiliki sifat sementara dan terbuka terhadap perubahan. Pelaksanaan

action ditentukan bersama waktunya antara peneliti dan partisipan. Implementasi

dari action mengasumsikan material, sosial, dan politik untuk ditingkatkan lebih

baik lagi. Salah satu cara di dalam action adalah observasi dengan tujuan

mengumpulkan data supaya bisa dievaluasi.

Observation dilakukan untuk mengontrol tindakan perubahan yang

dilakukan. Observation berfungsi sebagai dokumentasi efek yang penting dari

tindakan. Observasi harus direncanakan dengan baik dan akan menjadi dokumen

yang penting untuk melakukan refleksi. Rencana observasi harus fleksibel dan

terbuka tehadap pencatatan yang mungkin tidak diprediksi sebelumnya.

Universitas Sumatera Utara


42

Reflection merupakan hasil akhir yang diperoleh dalam tindakan

perubahan. Reflection juga menemukan hambatan, dukungan yang dapat

dilanjutkan pada siklus berikutnya. Refleksi memiliki aspek evaluasi yang

merupakan pertanyaan peneliti dalam menilai pengalaman mereka, menetapkan

efek yang diinginkan dan menyarankan apa yang akan dilakukan kemudian. Pada

langkah refleksi berusaha mendapatkan kekurangan yang terjadi supaya bisa

dibuat suatu usulan pemecahan masalah.

Kemmis, McTaggart, dan Nixon (2014) menggambarkan rancangan umum

suatu penelitian tindakan dengan siklus berspiral sebagai berikut :

Keterangan :
R : Rencana tindakan
A & O : Aplikasi tindakan
dan observasi
Rf : Refleksi
RR : Revisi Rencana

Gambar 2.1 : Siklus action research (Kemmis, McTaggart, & Nixon, 2014)

Universitas Sumatera Utara


43

Kerangka Konsep

INPUT Teori keperawatan menurut King “goal


attainment” (teori pencapain tujuan)
- Kompetensi
Jika persepsi yang akurat ada dalam interaksi
- Kinerja perawat-klien transaksi akan terjadi
- Jika perawat-klien melakukan transaksi,
tujuan akan tercapai
- Jika tujuan tercapai kepuasan akan terjadi

PENGEMBANGAN PENILAIAN PORTOFOLIO


DALAM JABATAN FUNGSIONAL PERAWAT

PROSES reconnaissance

R
P

A&O

OUTPUT
1. Alur
2. SPO
3. Form Penilaian

OUTCOME
Manajermen rumah sakit menerima perumusan
penilaian dan bersedia untuk menjalankan

Gambar 2.2 Kerangka konsep pengembangan penilaian portofolio dalam jabatan


fungsional perawat

Universitas Sumatera Utara


44

BAB 3

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

action research. Peneliti memandang desain tersebut sebagai desain yang tepat

digunakan dalam mengembangkan penilaian portofolio untuk dijadikan sebagai

pedoman oleh pihak rumah sakit di rumah sakit USU Medan. Penelitian action

research ini merupakan suatu bentuk kegiatan penelitian yang berdasarkan pada

prinsip kolektif dan reflektif yang dilakukan oleh partisipan. Action research

mendorong perawat berpartisipasi secara aktif untuk melakukan perubahan di

lingkungannya (Kemmis, McTaggart, & Nixon, 2014).

Kemmis, McTaggart, & Nixon (2014) menyebutkan action research

sebagai penelitian tindakan bersifat partisipatif (participatory action research).

Terdapat 7 (tujuh) ciri utama participatory action research (PAR) yaitu (1)

participatory action research adalah sebuah proses sosial, (2) participatory action

research berciri partisipatoris, (3) participatory action research berciri praktis dan

kolaboratif, (4) participatory action research berciri emansipatoris, (5)

participatory action research berciri kritis, (6) participatory action research

berciri recursif (refleksi dialektis), dan (7) participatory action research bertujuan

untuk mengubah teori dan praktik.

44

Universitas Sumatera Utara


45

Penelitian pengembangan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional

perawat di rumah sakit USU Medan menggunakan 2 (dua) dari 7 (tujuh) ciri

utama dari participatory action research (PAR) yaitu (1) participatory action

research berciri partisipatoris, dan (2) participatory action research berciri

praktis dan kolaboratif.

Participatory action research berciri partisipatoris. Penelitian tindakan

partisipatif dilakukan untuk memeriksa pengetahuan (pemahaman, keterampilan,

dan nilai) dan kategori interpretif (cara menafsirkan diri dan tindakan dalam sosial

dan material), yang merupakan proses di mana semua individu dalam sebuah

kelompok mencoba untuk mendapatkan pegangan pada cara-cara di mana

pengetahuan membentuk rasa identitas dan agensi, merefleksikan secara kritis

bagaimana kerangka pengetahuan saat ini. Hal ini juga partisipatif dalam artian

orang hanya bisa melakukan penelitian tindakan baik secara individu maupun

kolektif.

Participatory action research bersifat praktis dan kolaboratif.

Penelitian tindakan partisipatif melibatkan orang-orang dalam memeriksa praktik

sosial yang menghubungkan diri dengan orang lain dalam interaksi sosial. Ini

adalah proses mengeksplorasi praktik komunikasi, produksi, dan organisasi sosial

serta mencoba untuk mengeksplorasi bagaimana meningkatkan interaksi dengan

mengubah tindakan yang membentuk interaksi tersebut.

Universitas Sumatera Utara


46

Peneliti melakukan proses penelitian dengan mengidentifikasikan

pengetahuan yang dimiliki oleh partisipan yaitu pihak manajerial rumah sakit

USU Medan. Peneliti menjadikan partisipan untuk turut serta berperan aktif dalam

setiap rangkaian kegiatan penelitian. Peneliti juga melakukan kolaborasi dengan

expert selama proses dalam perumusan penilaian portofolio dalam jabatan

fungsional perawat di rumah sakit USU Medan. Kegiatan penelitian ini sesuai

dengan ciri dari participatory action research berciri partisipatoris dan

participatory action research berciri praktis dan kolaboratif.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian

Penelitian dilaksanakan di rumah sakit USU Medan. Pemilihan lokasi ini

dilakukan peneliti karena rumah sakit USU Medan merupakan salah satu rumah

sakit baru milik pemerintah di kota Medan, sehingga masih membutuhkan

pengembangan dalam memberikan layanan asuhan keperawatannya.

Waktu penelitian

Waktu penelitian dimulai sejak Agustus tahun 2017 hingga Januari tahun

2018. Pertimbangan waktu ini ditentukan karena penelitian harus menyesuaikan

dengan metode action research yang memiliki siklus dengan beberapa tahapan

sehingga membutuhkan waktu yang panjang agar mendapatkan hasil penelitian

yang representatif. Penelitian ini terdiri dari 1 (satu) siklus action research.

Universitas Sumatera Utara


47

Partisipan Penelitian

Proses pemilihan partisipan dalam penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling, dimana setiap orang yang mempunyai pengalaman tentang

fenomena yang sedang diteliti berhak menjadi partisipan atau orang-orang yang

terlibat langsung dalam pengembangan penilaian portofolio dalam jabatan

fungsional perawat yaitu bidang keperawatan, komite keperawatan, bidang SDM,

dan kepala ruangan (Streubert & Carpenter, 2003).

Pemilihan subjek penelitian ini sesuai dengan pendapat menurut Polit dan

Beck (2012) yang menyatakan bahwa pada penelitian kualitatif subjek penelitian

atau dikenal dengan partisipan adalah subjek yang pernah mengalami substansi

yang akan diteliti.

Partisipan penelitian berjumlah 14 (empat belas) orang, terdiri atas: 1)

bidang keperawatan, 2) komite keperawatan, 3) bidang SDM, dan 4) kepala

ruangan. Pemilihan partisipan dilakukan dengan teknik purposive sampling

terhadap manajerial rumah sakit yang berjumlah 14 orang dengan kriteria inklusi

sebagai berikut, yaitu: 1) aparatur sipil negara (ASN), 2) tidak dalam keadaan cuti

tahunan, cuti bersalin, dan mengikuti pelatihan, dan 3) bersedia berpartisipasi

menjadi partisipan dalam penelitian.

Universitas Sumatera Utara


48

Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti sendiri.

Proses pengumpulan data terdiri atas metode dan alat pengumpulan data, yaitu:

Metode pengumpulan data

Pengumpulan data yang dilakukan menggunakan pendekatan yang

menggabungkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Hal ini dilakukan karena

action research merupakan penelitian yang unik dan kompleks sehingga dapat

menggunakan tools yang beragam dalam proses pengumpulan data (Webb,1989).

Adapun metode pengumpulan data pada tahap ini dilakukan dengan metode focus

group discussion (FGD), self report dan observasi.

Focus group discussion (FGD)

Focus group discussion (FGD) dilakukan untuk mengetahui persepsi

partisipan. Pelaksanaan FGD dilaksanakan antara 45 sampai 60 menit. Dalam

FGD peneliti berperan sebagai moderator dan dibantu oleh seorang asisten selama

proses FGD berlangsung. Tugas moderator adalah memimpin diskusi dan

memberikan pertanyaan yang telah disusun sebelumnya. FGD dilakukan sebanyak

dua kali yaitu pada fase reconnaissance dan pada fase reflecting. Pada fase

reconnaissance bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang ada di rumah sakit

dan untuk menggali pemahaman terkait penilaian portofolio. FGD fase reflecting

bertujuan untuk menggali pengalaman partisipan terhadap draf dari perumusan

penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat.

Universitas Sumatera Utara


49

Self report

Tehnik self report dilakukan dengan cara meminta partisipan dalam

mengisi kuesioner data demografi dan kuesioner tingkat pengetahuan manajerial

rumah sakit. Penyebaran kuesioner dilakukan dua kali. Pertama pada tahap

reconnaissance yaitu pada Oktober 2017 dan kedua pada tahap reflecting yaitu

pada Januari 2018. Data kuantitatif hasil self report selanjutnya dianalisis dengan

menggunakan statistik deskriptif sederhana untuk melihat rata-rata (mean)

pengetahuan sebelum dan setelah ikut serta dalam perumusan penilaian portofolio

dalam jabatan fungsional perawat

Observasi

Observasi dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui keterlibatan dan

antusias dari partisipan terhadap seluruh rangkaian dari proses perumusan

penilaian portofolio. Observasi dilakukan 3 (tiga) kali pada tahap planning, acting

dan reflecting. Observasi pertama dilakukan pada saat perencanaan terhadap

perumusan yang belum ada, observasi kedua dilakukan pada saat perumusan

berlangsung dimana peneliti mengadakan petemuan dengan manajemen rumah

sakit. Observasi yang ketiga dilakukan pada saat setelah pemaparan hasil

penelitian atau sosialisasi dari perumusan.

Universitas Sumatera Utara


50

Alat pengumpulan data

Alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari; 1)

panduan focus group discussion (FGD), dan 2) kuesioner pengetahuan manajerial

rumah sakit terhadap perumusan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional

perawat. Alat bantu yang digunakan dalam wawancara pada FGD yaitu dengan

menggunakan voice recorder.

Semua alat pengumpulan data yang disiapkan oleh peneliti telah dilakukan

uji validitas dengan menggunakan content validity index (CVI) oleh tiga orang

expert sesuai dengan kompetensi objek penelitian. Untuk uji validitas dilakukan

dengan 4 (empat) kriteria sebagai penilaiannya yaitu relevan (relevan), kejelasan

(clarity), kesederhanaan (simplicity), dan ambiguitas (ambiguity). Uji validitas

dinyatakan valid apabila CVI berada diatas >0,80 (Polit & Beck, 2012).

Panduan focus group discussion (FGD)

Panduan pertanyaan pada focus group discussion (FGD) dibagi menjadi 2

(dua) yaitu panduan FGD tahap reconnaissance dan panduan FGD tahap

reflecting. Pada kegiatan FGD ini, menggunakan alat bantu berupa voice recorder

untuk merekam kegiatan baik secara formal maupun informal. Data yang sudah

direkam tersebut lalu didokumentasikan dalam bentuk transkrip yang selanjutnya

menetukan tema yang sesuai.

Universitas Sumatera Utara


51

Panduan focus group discussion (FGD) yang pertama terdiri dari 5 (lima)

item pertanyaan terbuka tentang penilaian portofolio dalam jabatan fungsional

perawat yang dilakukan selama ini di Rumah Sakit USU. Pertanyaan terbuka

ditujukan untuk menggali informasi selanjutnya yaitu, cara yang dilakukan untuk

merumuskan suatu penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat,

bagaimana sebaiknya jika dilaksanakan pengembangan dari penilaian portofolio

dalam jabatan fungsional perawat, hal yang harus dipersiapkan untuk mendukung

pada penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat dan manfaat yang

dirasakan jika terlaksana penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat.

Panduan focus group discussion (FGD) yang kedua terdiri dari 5 (lima)

item pertanyaan terbuka tentang tanggapan terhadap perumusan penilaian

portofolio dalam jabatan fungsional perawat. Pertanyaan ditujukan untuk

menggali informasi tentang kendala dalam perumusan, upaya dalam mengatasi

kendala tersebut, faktor pendukung dalam perumusan penilaian portofolio dalam

jabatan fungsional perawat, dan manfaat yang diperoleh dengan adanya

perumusan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat.

Kuesioner data demografi

Komponen data demografi dibuat oleh peneliti bertujuan untuk

mengetahui data demografi dari partisipan penelitian. Komponen tersebut terdiri

atas; 1) usia, 2) jenis kelamin, 3) pendidikan terakhir, 4) lama bekerja, dan 5)

jabatan di unit kerja.

Universitas Sumatera Utara


52

Kuesioner pengetahuan manajerial rumah sakit terhadap penilaian

portofolio dalam jabatan fungsional

Kuesioner pengetahuan perawat terhadap penilaian portofolio dalam

jabatan fungsional perawat terdiri dari 14 item pertanyaan dengan 2 pilihan

jawaban. Kuesioner dibuat sendiri oleh penulis dengan melihat konsep dari

PERMENPAN-RB NO.25 tahun 2014 tentang jabatan fungsional tenaga

kesehatan. Partisipan yang menjawab dengan benar diberikan skor 1 dan yang

menjawab salah diberikan skor 0.

Instrumen pengetahuan manajerial rumah sakit terhadap penilaian

portofolio dalam jabatan fungsional perawat telah di uji validitasnya oleh 3 (tiga)

expert bidang manajemen keperawatan. Hasil akhir setelah direvisi (item

pertanyaan 4, 8, 11) dari ketiga expert tersebut didapatkan nilai rata-rata content

validity index (CVI) adalah 0,95. Selanjutnya instrument tersebut dilakukan uji

reliabilitas dengan tehnik menyebarkan kuesioner pada 30 perawat di Rumah

Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM). Hasil uji statistik kuder

richardson (KR) 21 terhadap instrument pengetahuan ditemukan nilai

reliabilitasnya sebanyak 0,80. Nilai kuder richardson (KR) 21 tersebut dinyatakan

reliable untuk mengukur variabel pengetahuan yang diteliti. Penyebaran kuesioner

pengetahuan dilakukan pada tahap reconnaissance dan tahap reflecting.

Universitas Sumatera Utara


53

Prosedur Penelitian

Langkah-langkah action research dalam pengembangan penilaian portofolio

dalam jabatan fungsional perawat, dilakukan dalam satu siklus terdiri atas tahap

reconnaisance dan siklus action research (Kemmis, McTaggart dan Nixon, 2014)

sebagai berikut :

Tahap reconnaissance

Pada tahap ini merupakan tahap pre eliminary study atau studi

pendahuluan yang bertujuan untuk mengidentifikasi masalah dan kebutuhan

berdasarkan data yang terkumpul dari berbagai sumber. Adapun kegiatan yang

dilakukan pada tahap ini yaitu: 1) pengenalan setting penelitian, 2) pendekatan

dengan pihak terkait, 3) pengumpulan data melalui diskusi kelompok (FGD) dan

(4) self report.

Siklus action research

Siklus action research terdiri atas empat langkah yaitu planning, acting,

observing, dan reflecting. Berikut ini adalah tahapan yang dilaksanakan:

Planning

Pada tahap ini peneliti melakukan perencanaan atas kegiatan yang

dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Beberapa kegiatan yang

dibuat dalam tahap ini antara lain; 1) perencanaan pembentukan tim perumusan

penilaian portofolio, 2) perencanaan perumusan untuk menilai, dan 3)

perencanaan pemaparan hasil penelitian/ perumusan terkait penilaian portofolio

dalam jabatan fungsional perawat.

Universitas Sumatera Utara


54

Acting

Tahap ini merupakan tahap penerapan atas rencana tindakan yang telah

disusun. Pada tahap tindakan ini kegiatan yang dilakukan yaitu: 1) pembentukan

tim penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat, 2) peneliti bersama

tim dan pihak terkait berdiskusi terkait perumusan draf penilaian portofolio yang

digunakan dalam jabatan fungsional perawat, dan 3) pelaksanaan pemaparan hasil

penelitian/ perumusan terkait penilaian portofolio dalam jabatan fungsional

perawat.

Observing

Pada tahap observing peneliti melakukan pengamatan atas tindakan yang

telah dilakukan oleh partisipan terhadap seluruh rangkaian kegiatan pelaksanaan

perumusan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat, yaitu

pelaksanaan perumusan standar prosedur operasional (SPO), alur pelaksanan, dan

form penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat. Pengamatan

dilakukan unutuk melihat sejauh mana peran manajerial rumah sakit dalam

kegiatan penelitian yang dilakukan.

Reflecting

Tahap reflecting adalah tahap penilaian atas kegiatan yang telah dijalani
selama siklus dalam action research. Pada tahap ini peneliti menilai sejauh mana
kegiatan yang direncanakan tersebut telah dilaksanakan. Tujuan pada tahap ini
adalah menilai kemajuan, kelemahan dan kendala apa saja yang ditemukan oleh
partisipan selama proses kegiatan pelaksanaan penilaian portofolio dilakukan.
Setelah itu peneliti berupaya untuk memahami, memaknai dan menyimpulkan
data-data yang ditemukan.

Universitas Sumatera Utara


55

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu: 1) self report (penyebaran

kuesioner pengetahuan manajerial rumah sakit setelah ikut serta terlibat dalam

perumusan penilaian portofolio) dan 2) melakukan focus group discussion (FGD).

Tujuan dari FGD ini adalah untuk mengetahui tentang tanggapan terhadap

perumusan. FGD juga digunakan untuk mendapatkan informasi tentang faktor

pendukung, kendala, upaya mengatasi kendala dan manfaat yang diperoleh

dengan adanya perumusan penilaian portofolio.

Variabel dan Definisi Operasional

Variabel yang diteliti adalah pengembangan penilaian portofolio dalam

jabatan fungsional perawat. Definisi operasional dari pengembangan penilaian

portofolio dalam jabatan fungsional perawat ini adalah pengembangan suatu

panduan yang digunakan dalam melakukan atau menerapkan penilaian portofolio

yang diaplikasikan oleh bidang keperawatan, komite keperawatan, dan bagian

sumber daya manusia (SDM) pada saat melakukan pengembangan karir dalam

jabatan fungsional perawat di rumah sakit USU Medan, yang dikembangkan

dengan menggunakan metode action research sehingga menghasilkan suatu

penilaian portofolio.

Metode Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini dilakukan selama proses berlangsung

(ongoing process data analysis). Proses analisis data dilakukan sejak fase

reconnaissance sampai fase reflecting mengikuti alur yang telah disusun. Analisis

data dalam penelitian ini terbagi atas dua jenis yaitu analisis data kualitatif dan

kuantitatif.

Universitas Sumatera Utara


56

Analisa data kualitatif

Analisa data kualitatif dilakukan pada data yang diperoleh dari fase

reconnaissance dan reflecting yaitu hasil kegiatan FGD. Pengolahan data ini

dilakukan dengan menggunakan content analysis dengan tahapan yaitu: 1)

menyusun dan membaca keseluruhan transkrip dan mengulanginya bila dirasa

perlu, 2) mengidentifikasi pernyataan signifikan (PS) dari setiap teks yang

terdapat dalam transkrip, 3) menuliskan PS ke dalam tabel, 4) mengidentifikasi

PS untuk memastikan tidak ada PS yang terlewatkan, 5) melakukan sorting

dengan ascending mode, 6) memberikan kode untuk setiap PS,

7) mengelompokkan koding yang sama dalam suatu kategori, 8) mengecek

kembali kesesuaian penempatan PS dibawah satu kategori, 9) mengelompokkan

kategori yang sejenis, dan 10) menentukan tema dan sub tema (Setiawan, 2015).

Analisa data kuantitatif

Analisa data kuantitatif dilakukan pada data yang diperoleh dari fase

reconnaissance dan fase reflecting. Data dari kedua fase tersebut dikumpulkan

dengan menggunakan lembar kuesioner. Analisa data menggunakan statistik

deskriptif sederhana untuk melihat rata-rata tingkat pengetahuan manajerial rumah

sakit sebelum dan sesudah mengetahui perumusan penelitian. Data dianalisis

dengan menggunakan distribusi frekuensi. Hasil ditampilkan dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi.

Universitas Sumatera Utara


57

Keabsahan Data (trusthworthiness of data)

Keabsahan data bertujuan untuk memperoleh tingkat kepercayaan yang

berkaitan dengan seberapa jauh kebenaran hasil penelitian, mengungkapkan dan

memperjelaskan data dengan fakta aktual yang terjadi saat penelitian dilapangan.

Polit dan Beck (2012) menentukan beberapa kriteria dalam keabsahan data

penelitian kualitatif yaitu kepercayaan (credibility; dengan prolonge engagement

dan member check), keteguhan (dependability; dengan teknik thick description),

kepastian (confirmability dengan teknik triangulasi, check expert dan audit trail),

pengalihan (transferability), dan keaslian (authenticity).

Credibility mengacu pada keyakinan kebenaran data dan interpretasi data.

Credibility dilakukan peneliti dengan menggunakan teknik prolonged

engagement dan member check. Prolonged engagement untuk membangun

kepercayaan antara peneliti dan partisipan. Kegiatan yang dilakukan yaitu peneliti

dengan cara mengadakan pertemuan dengan para partisipan sebelum

mengumpulkan data, sehingga terjalin hubungan terbuka, akrab dan saling

percaya antara peneliti dan partisipan. Member check dilakukan dengan

memvalidasi data hasil penelitian (cross-check data) kepada partisipan. Peneliti

mengecek temuannya dengan partisipan demi keakuratan temuan. Aktivitas ini

juga dilakukan untuk mengambil temuan kembali pada partisipan dan

menanyakan pada mereka baik lisan maupun tertulis tentang keakuratan laporan

penelitian. Pertanyaan dapat meliputi berbagai aspek dalam penelitian tersebut,

misalnya apakah deskripsi data telah lengkap, apakah interpretasi bersifat

representatif dan dilakukan tanpa kecenderungan.

Universitas Sumatera Utara


58

Dependability mengacu pada stabilitas (reliability) data dari waktu ke

waktu dan kondisi. Artinya bahwa jika pekerjaan itu diulang dalam konteks yang

sama, dengan metode yang sama dan dengan peserta yang sama maka hasil yang

sama akan diperoleh. Peneliti menggunakan teknik thick description dengan cara

mengumpulkan data yang terkait dengan penelitian baik dari jurnal-jurnal maupun

hasil pengambilan data.

Confirmability mengacu pada objektifitas atau netralitas data, dimana

tercapai persetujuan antara dua orang atau lebih tentang relevansi dan arti data.

Confirmability tercapai jika peneliti dapat meyakinkan orang lain bahwa data

yang dikumpulkan adalah data yang objektif, seperti apa adanya di lapangan.

Peneliti melakukan teknik triangulasi, check expert dan audit trail. Triangulasi

data dilakukan dengan melakukan pengambilan data dengan focus group

discussion (FGD), self report, dan lembar observasi. Comfirmability dilakukan

dengan check expert hasil penelitian dengan pembimbing. Confirmability berarti

objektivitas tentang adanya kesamaan terhadap akurasi data, relevansi, atau makna.

Audit trail dilakukan dengan cara membuat tabel atau diagram yang berisi tentang

alur kegiatan secara rinci yang meliputi jenis kegiatan, tujuan, sasaran, partisipan

dan waktu pelaksanaan kegiatan.

Transferability mengacu pada sejauh mana hasil temuan dapat ditransfer

atau diterapkan pada kelompok atau populasi yang lain. Hal ini bergantung pada

pengetahuan seorang peneliti tentang konteks pengirim dan konteks penerima.

Peneliti menguraikan secara rinci tentang data terkait dengan latar belakang dan

fenomena yang terjadi serta temuan di tempat penelitian, kemudian dibuat

penjelasan tentang hasil wawancara dalam bentuk naratif.

Universitas Sumatera Utara


59

Authenticity mengacu pada sejauh mana peneliti secara adil dan dengan

tepat menunjukkan kenyataan yang terjadi. Authenticity (keaslian) muncul dalam

laporan ketika laporan tersebut dapat menyampaikan perasaan partisipan

sebagaimana yang mereka rasakan. Ketika teks mencapai keaslian, maka pembaca

lebih mampu memahami hal yang digambarkan tersebut. Authenticity dilakukan

peneliti dengan cara membuat beberapa pernyataan partisipan sebagai data yang

mendukung terhadap tema-tema yang dihasilkan pada temuan saat penelitian.

Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapatkan ethical clearance dari

Komite Etik Keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Pengumpulan data dilakukan setelah partisipan menyetujui keikutsertaan dalam

penelitian dan menandatangani informed consent yang berisi informasi terkait etik

penelitian. Semua partisipan penelitian telah menandatangani informed consent

sebelum dilakukan diskusi (FGD) dan sebelum mengisi kuesioner (self report).

Partisipan dalam hal ini sebelum dilakukan diskusi (FGD) dan sebelum

mengisi kuesioner (self report) terlebih dahulu memperoleh beberapa penjelasan

seperti: penjelasan tentang tujuan dilakukan penelitian, manfaat dari penelitian

dan penjelasan lain yang diberikan terkait penelitian. Setelah partisipan

menyetujui keikutsertaan dalam penelitian maka selanjutnya partisipan

menandatangani informed consent yang berisi informasi terkait etik penelitian.

Universitas Sumatera Utara


60

Penelitian ini menggunakan etika penelitian dengan menerapkan beberapa

prinsip etik didalamnya. Pertimbangan etik digunakan peneliti dengan cara

memberikan kebebasan pada partisipan (autonomy), berbuat baik dan bermanfaat

bagi partisipan penelitian (beneficience), tidak memberikan resiko secara fisik dan

informasi yang diberikan partisipan tidak digunakan untuk sesuatu yang

merugikan bagi partisipan (non maleficience/do not harm) dan mengganti nama

partisipan dengan inisial untuk menjaga kerahasiaan (confidentiality) informasi

yang diberikan oleh partisipan.

Universitas Sumatera Utara


64

Tabel 3.1 Tahap reconnaissance Pengembangan Penilaian Portofolio dalam Jabatan Fungsional Perawat
di Rumah Sakit USU Medan

Minggu IV Agustus s/d Minggu IV Minggu I Oktober s/d Minggu II Oktober Minggu III Oktober 2017 s/d Minggu IV
September 2017 2017 Oktober 2017
1. Melakukan prolonged engagement 1. Melaksanakan FGD dengan partisipan 1. Melakukan penyebaran kuesioner
2. Menyampaikan tujuan dari dari manajerial rumah sakit di rumah pengetahuan manajerial rumah sakit
pelaksanaan penelitian di rumah sakit sakit USU Medan tentang penilaian portofolio
USU Medan 2. Kegiatan FGD dengan menggunakan 2. Melakukan analisa data dari penyebaran
3. Menyampaikan batas waktu panduan FGD tahap reconnaissance kuesioner
penelitian yang akan dilakukan yang telah disusun sebelumnya
4. Menyampaikan rangkaian kegiatan 3. Kegiatan FGD direkam dengan bantuan
yang akan dilakukan selama alat bantu voice recorder
penelitian berlangsung 4. Kemudian hasil rekaman dibuat dalam
5. Mencari kelengkapan informasi bentuk transkrip lalu di analisa untuk
tentang setting/tempat penelitian menentukan tema
6. Mempelajari permasalahan yang ada
terkait penelitian

61

Universitas Sumatera Utara


65

Tabel 3.2 Rangkaian kegiatan penelitian action research pada Pengembangan Penilaian Portofolio
dalam Jabatan Fungsional Perawat di Rumah Sakit USU Medan

Minggu I Oktober s/d Minggu III November Minggu IV November s/d Minggu I Januari s/d Minggu IV Januari 2018
Minggu II November 2017 Minggu I Desember 2017 Minggu III Januari 2018
2017

1. Melakukan focus 1. Melakukan pertemuan 1. Melakukan pertemuan 1. Merumuskan draf dari 1. Melakukan focus group
group discussion dengan pihak dengan pihak manajerial hasil penelitian discussion (FGD)
(FGD) dengan manajerial rumah sakit rumah sakit untuk pengembangan dengan manajerial
manajerial rumah sakit untuk berdiskusi terkait perumusan terkait produk portofolio dalam rumah sakit untuk
terkait persepsi dalam hasil pengumpulan data hasil penelitian jabatan fungsional menggali persepsi
penilaian portofolio tahap reconnaissance perawat terkait draf perumusan
2. Membentuk tim perumus penilaian portofolio
2. Melakukan 2. Mengadakan sosialisasi untuk pengembangan 2. Melakukan diskusi
pengumpulan data self mengenai hasil penilaian portofolio hasil perumusan draf 2. Melakukan
report dengan pengumpulan data awal dalam jabatan fungsional dengan pihak pengumpulan data self
penyebaran kuesioner dengan manajerial perawat manajemen rumah report dengan
pengetahuan rumah sakit sakit penyebaran kuesioner
manajerial rumah sakit 3. Mengadakan pertemuan pengetahuan manajerial
mengenai penilaian 3. Melakukan koordinasi dengan tim perumus yang 3. Melakukan sosialisasi rumah sakit setelah
portofolio dengan pihak telah terbentuk untuk pemaparan hasil mengetahui draf
manajerial rumah sakit perumusan penilaian perumusan penelitian perumusan penelitian
untuk pengembangan portofolio dalam jabatan
penilaian portofolio fungsional
dalam jabatan
fungsional perawat

62

Universitas Sumatera Utara


66

KEGIATAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PENILAIAN PORTOFOLIO DALAM JABATAN FUNGSIONAL PERAWAT


DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

RECONNAISSANCE :
REFLECTING R reconnaissance 1. Pengenalan setting penelitian
1. Melakukan FGD untuk menggali pengalaman 2. Pendekatan dengan pihak terkait
partisipan terhadap produk dari perumusan penilaian 3. Pengumpulan data secara: FGD
portofolio dalam jabatan fungsional perawat P dan self report
2. Melakukan penyebaran kuesioner (self report)
PLANNING
A&O 1. Perencanaan pembentukan tim
perumusan penilaian portofolio
ACTING 2. Perencanaan perumusan untuk
1. Pembentukan tim penilaian portofolio dalam jabatan menilai
OUTPUT
fungsional perawat 3. Perencanaan pemaparan hasil
1. SPO
2. Peneliti bersama tim dan pihak terkait berdiskusi terkait penelitian/perumusan terkait
perumusan draf penilaian portofolio yang digunakan 2. Alur
penilaian portofolio dalam jabatan
dalam jabatan fungsional perawat 3. Form
fungsional perawat.
3. Pelaksanaan pemaparan hasil penelitian/perumusan Penilaian
terkait penilaian portofolio dalam jabatan fungsional PPenilaian
perawat.

OBSERVING OUTCOME
1. Melakukan observasi/ pengamatan atas tindakan Manajemen rumah sakit menerima produk
penilaian terhadap seluruh rangkaian proses penilaian dari perumusan dan siap untuk dijalankan
portofolio

Gambar 3.1 Proses action research “Pengembangan Penilaian Porto+folio dalam Jabatan Fungsional Perawatdi Rumah Sakit USU
Medan”

63

Universitas Sumatera Utara


64

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Proses Pengembangan Penilaian Portofolio dalam Jabatan Fungsional

Perawat

Proses pengembangan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional

perawat dilakukan melalui dua tahap. Tahap pertama reconnaissance, dimana

pada tahap ini peneliti mulai melakukan pendekatan dengan pihak terkait dan

lokasi penelitian sampai mendapatkan permasalahan sesuai dengan isu-isu awal

yang berkaitan dengan penelitian yang disebut dengan preliminary study. Tahap

kedua menjelaskan proses dari siklus action research dimulai dari tahap planning,

tahap acting, tahap observing serta tahap reflecting.

Tahap Reconnaissance

Tahap reconnaissance dilaksanakan oleh peneliti selama 8 minggu dimulai

dari 30 Agustus 2017 sampai dengan 20 Oktober 2017. Adapun kegiatan awal

yang peneliti lakukan adalah melakukan pendekatan dengan partisipan, yaitu

menjalin komunikasi agar terciptanya suasana keakraban. Hal ini dilakukan

peneliti untuk menggali informasi terkait penelitian di rumah sakit USU Medan.

Kegiatan berikutnya yang peneliti lakukan adalah studi pendahuluan yang

menggambarkan deskripsi lokasi penelitian, visi misi lokasi penelitian, dan

struktur organisasi rumah sakit.

64

Universitas Sumatera Utara


65

Deskripsi lokasi penelitian

Rumah sakit pendidikan USU dibangun di atas lahan seluas 38.000 m2

dengan sertifikat hak pakai dan berlokasi di pusat kota, Jl. Dr. Mansur,

berseberangan dengan kampus Universitas Sumatera Utara. Bangunan berlantai 5

yang menempati sekitar 35% dari tapak lahan tersebut memiliki luas bangunan

sekitar 52.252 m2 dan masing-masing lantai dihubungkan melalui lift maupun

tangga. Sejarah pendirian Rumah Sakit USU sebenarnya telah dimulai pada tahun

2003 dengan diajukannya usulan proyek pembangunan Pusat Penelitian dan

Diagnostik Kesehatan (PPDK) USU ke Bappenas yang kemudian direvisi menjadi

usulan Pembangunan Rumah Sakit Pendidikan (RSP) USU. Antara tahun 2007 -

2009 berlangsung proses lelang pelaksanaan pembangunan RSP USU yang

akhirnya menetapkan PT Waskita Karya sebagai pelaksana pembangunan RSP

USU (19 Juli 2009). Pembangunan RSP USU berlangsung antara tahun 2009 –

2011 dan sementara itu mulai pula disusun usulan rencana pengadaan alkes/non

alkes dan usulan ketenagaan.

Bangunan rumah sakit terdiri dari: Instalasi Gawat Darurat, Instalasi

Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap untuk sementara (100 tempat tidur terdiri dari

kelas I, kelas II, dan kelas III), Kamar Bersalin, Kamar Bedah Sentral, Instalasi

Perawatan Intensif (ICU, NICU, PICU,), Unit Endoskopi, Unit CSSD, Unit

Hemodialisa, Instalasi Radiologi, Instalasi Radioterapi, Laboratorium (Patologi

Klinik, Patologi Anatomi, Mikrobiologi), Unit Transfusi Darah, Instalasi Farmasi,

Instalasi Gizi, kantor, kamar mandi/cuci, bagian pendaftaran pasien. “Soft

opening” rumah sakit USU dilaksanakan pada tanggal 4 Desember 2014 dan

pembukaan operasional penuh baru dapat terlaksana pada tanggal 28 Maret 2016.

Universitas Sumatera Utara


66

Rumah Sakit USU adalah entitas Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

RI yang ditempatkan dibawah pengelolaan USU. Selain memberikan pelayanan

kesehatan, rumah sakit USU mempunyai fungsi utama sebagai tempat

pendidikan/pelatihan tenaga profesional dan penelitian kesehatan/kedokteran.

Rumah sakit USU berfungsi sebagai sebuah institusi yang menghasilkan tenaga

kesehatan yang berkualitas, penyedia jasa pelayanan kesehatan dan sebagai

sebuah wahana penelitian. Rumah Sakit Universitas merupakan rumah sakit

negeri dibawah Universitas dan Kemenristek yang melayani masyarakat umum,

karyawan USU, pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), BPJS Kesehatan.

(Profil rumah sakit USU Medan, 2016).

Visi misi lokasi penelitian

Visi Rumah Sakit USU adalah sebagai pusat pengembangan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran (IPTEKDOK) 2025 di wilayah Indonesia

Barat. Misi Rumah Sakit USU adalah: 1) meningkatkan mutu Dokter, Dokter

Spesialis dan tenaga kesehatan serta mutu Pelayanan Kesehatan khususnya di

Sumatera Bagian Utara, dan 2) mengembangkan IPTEKDOK secara terpadu

antara berbagai cabang ilmu kedokteran dan kesehatan maupun ilmu-ilmu lain

yang menunjang. Rumah Sakit USU menggunakan motto : Kualitas, Aman dan

Bersahabat (Quality, Safety and Friendly).

Universitas Sumatera Utara


67

Rumah Sakit USU memiliki falsafah yaitu: 1) kesehatan adalah hak asasi

manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan; 2) kesehatan

masyarakat yang paripurna akan terwujud melalui pelayanan kesehatan yang

bermutu dan terjangkau; dan 3) pelayanan kesehatan yang bermutu terselenggara

melalui proses pengembangan sumber daya kesehatan yang berkualitas. Rumah

Sakit USU menganut dua nilai dasar yaitu nilai pertama salus aegroti suprema lex

yakni kepulihan pasien adalah hukum tertinggi (pelayanan berorientasi kepada

pasien) dan nilai kedua primum non nucere, yakni tidak membahayakan (patient

safety).

Rumah Sakit USU merupakan rumah sakit tipe C dengan akreditasi

paripurna bintang lima merupakan satu tolak ukur agar pelayanan pasien dan

peningkatan mutu memiliki standar. Pelayanan UGD 24 jam, klinik umum, klinik

KIA, klinik gigi, layanan klinik spesialis dasar (penyakit dalam, kesehatan anak,

bedah, obstetri & ginekologi), klinik spesialis lainnya (mata, THT, syaraf, kulit

dan kelamin, kedokteran jiwa, paru, jantung dan pembuluh darah), layanan

farmasi, layanan diagnostik penunjang, rawat inap dengan kapasitas 400 tempat

tidur. Pada tahun 2016 pasien rawat jalan di Rumah Sakit USU mencapai hampir

2000 orang dan pasien rawat inap mencapai 50 orang perharinya. Sejak 1 April

2017 Rumah Sakit USU secara resmi membuka pelayanan praktek bersama dokter

spesialis.

Susunan struktur organisasi Rumah Sakit USU Medan dapat dilihat sebagai

berikut :

Universitas Sumatera Utara


68

Universitas Sumatera Utara


69

Kegiatan yang dilakukan pada tahap reconnaissance selanjutnya adalah

melakukan FGD dan penyebaran kuesioner (self report), untuk mendapatkan data

mengenai: 1) perspektif partisipan terhadap penilaian portofolio dalam jabatan

fungsional perawat di rumah sakit USU yaitu dari pelaksanaan yang dilakukan

selama ini, kendala dalam pelaksanaan, fasilitas pendukung pada penilaian

portofolio, manfaat pelaksanaan penilaian, serta harapan dari penilaian portofolio;

dan 2) melakukan penyebaran kuesioner untuk melihat sejauhmana pengetahuan

manajerial rumah sakit tentang penilaian portofolio dalam jabatan fungsional

perawat. Hasil kegiatan dari FGD dan self report dari penelitian ini adalah:

Karakteristik demografi partisipan

Partisipan yang terlibat dalam penelitian pengembangan penilaian

portofolio dalam jabatan fungsional perawat di rumah sakit USU Medan

berjumlah 14 partisipan (terdiri dari 7 orang pihak manajemen dan 7 orang kepala

ruangan).

Berdasarkan data demografi partisipan diketahui bahwa seluruh

partisipan berjenis kelamin perempuan 11 orang (79,2%), berusia 30-40 tahun, 12

orang (86,4%), memiliki pendidikan terakhir Ners sebanyak 7 orang (50,4%), dan

seluruhnya telah bekerja selama 5-10 tahun di rumah sakit USU Medan sebanyak

12 orang (86,4%). Karakteristik demografi partisipan secara lebih rinci akan

dijelaskan dalam tabel berikut ini:

Universitas Sumatera Utara


70

Tabel 4.1 Karakteristik Demografi Partisipan (n=14)

No. Karakteristik Frekuensi Persentase


(orang) (%)
1. Jenis Kelamin
Perempuan 11 79,2
Laki-laki 3 21,6
2. Usia
30-40 tahun 12 86,4
 40 tahun 2 14,4
3. Pendidikan Terakhir
D-III Keperawatan 2 14,4
S-1 Keperawatan 1 7,2
Ners 7 50,4
S-2 4 28,8
4. Lama Bekerja
1 s/d <5 tahun 2 14,4
5 s/d <10 tahun 12 86,4
5. Jabatan
Kepala Ruangan 7 50,4
Bidang Keperawatan 1 7,2
Komite Keperawatan 5 36
Bidang SDM 1 7,2

Perspektif partisipan terhadap penilaian portofolio dalam jabatan

fungsional perawat di rumah sakit USU Medan

Pada tahap reconnaissance peneliti melakukan focus group discussion

(FGD) dengan partisipan. Focus group discussion (FGD) dilakukan selama

kurang lebih 60 menit, dengan partisipan berjumlah 14 partisipan (terdiri dari 7

orang pihak manajemen dan 7 orang kepala ruangan). Hasil dari FGD yang telah

dilakukan peneliti sebagai berikut: 1) pelaksanaan penilaian portofolio, 2) kendala

dalam pelaksanaan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional, 3) fasilitas

pendukung pada penilaian portofolio, 4) manfaat pelaksanaan penilaian portofolio

dalam jabatan fungsional perawat, dan 5) harapan dari penilaian portofolio.

Universitas Sumatera Utara


71

Pelaksanaan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat

belum optimal

Partisipan menyatakan bahwa pelaksanaan penilaian portofolio di rumah

sakit USU belum optimal, terdiri dari 2 sub tema yaitu: 1) Kelengkapan dokumen

penilaian portofolio, 2) Tata cara penilaian portofolio selama ini. Pelaksanaan

pelaksanaan penilaian portofolio di rumah sakit USU dinyatakan oleh beberapa

partisipan seperti :

“… dimana portofolio kami buat untuk penjenjangan atau mapping


perawat, yang kalau portofolio dihubungkan dengan penilaian kinerja
saya rasa berhubungan dengan SKP karena kebanyakan perawat PNS,…”
(P1. L19-L22)

“… pengalaman saya mengenai pelaksanaan yang telah ada di Rumah


Sakit USU ini masih ada ketidaksesuaian dari rincian kewenangan klinis
(RKK) dengan DUPAK dan ada yang memang harus ehhmm..masih ada
yang harus diperbaiki ke depannya,…”(P4. L50-L53)

“… portofolio isinya pertama identitas pribadi, data keluarga, data anak,


riwayat pendidikan, riwayat kepangkatan, pelatihan yang
diikuti,,ee..hmm,,,riwayat pekerjaan sesuai nota tugas dan penghargaan
yang diterima. Itu yang sudah pernah kami lakukan disini ya. Trus untuk
selanjutnya ee..pelaksanaan nya yang sudah berjalan di rumah sakit USU
yaitu berdasarkan penuturan rekan-rekan semuanya sama, itu nanti
disesuaikan ataupun untuk kedepannya akan disesuaikan dengan SKP
kita,…” (P6. L86-L92)

Persepsi partisipan mengungkapkan bahwa pelaksanaan penilaian

portofolio yang dilakukan di rumah sakit USU terkait dengan tata cara penilaian

selama ini. Hal tersebut dinyatakan dari pernyataan partisipan yaitu:

“… portofolio itu bagian komite yang kasih yang isinya identitas diri dan
keluarga, pendidikan dan pelatihan. Nah berdasarkan pendidikan dan
pelatihan ini dari komite melakukan mapping kemana perawat-perawat
diklasifikasi lagi penempatannya. “(P6. L61-L64)

Universitas Sumatera Utara


72

“…Nah dari situ mungkin sudah dimachingkan dan sudah ada form
khusus untuk kami membuat apa-apa saja tindakan kami yang sudah kami
lakukan sesuai dengan rencana kami yang telah kami buat di SKP. Jadi
seperti itu untuk sekarang ini, nanti berkasnya serahkan ke bagian SDM
untuk mencapai angka kredit...” (P8. L75-L79)

“… penilaian portofolio kami peroleh pertama kali itu dari komite,


kemudian kami isi ee..sesuai dengan format yang ada, kemudian dari
situlah kami kemudian dimapping kan berdasarkan pelatihan-pelatihan
yang telah kami lewati, kemudian kegiatan yang pernah kami lakukan dan
sebagainya.” (P7. L66-L69)

Kendala dalam pelaksanaan penilaian portofolio dalam jabatan

fungsional

Partisipan menyatakan bahwa kendala dalam pelaksanaan penilaian

portofolio dalam jabatan fungsional perawat, terdiri dari 2 sub tema yaitu: 1)

kendala yang dialami dalam proses penilaian, dan 2) belum adanya form penilaian

portofolio. Kendala pelaksanaan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional

perawat seperti pernyataan partisipan berikut ini:

“… Data-data seperti diri, keluarga, pelatihan itu semua masih standar.


Kita akan sosialisasikan perubahan yang terjadi. Namun, nanti ada
beberapa perubahan-perubahan, dan khususnya portofolio,,uji kompetensi
kenaikan pangkat kan jabfung akan mewakili kalau portofolio merupakan
berkas dari uji kompetensi itu,…” (P10. L109-L113)

“… menurut saya kalau pun kita nanti membuat sebuah format penilaian
portofolio tersebut kita masukkan juga unit kompetensi yang telah
diikuti,,karena kan seperti dijelaskan tadi PERMENKES terbaru 2017
didalamnya metode pelaksanaaan uji kompetensi yang salah satunya yaa
tentang penilaian portofolio,..” (P6. L249-L253)

“… Penilaian yang disini yang telah berjalan tidak berkaitan langsung


dengan jabfung, karena disini sikit aja, hanya melampirkan curriculum
vitae (CV), pendidikan dan pelatihan yang dicapai mungkin bisa masuk ke
jabfung,..” (P3. L196-L199)

Universitas Sumatera Utara


73

Fasilitas pendukung pada penilaian portofolio

Partisipan menyatakan bahwa fasilitas pendukung pada penilaian

portofolio dalam jabatan fungsional perawat, yang terdiri dari 2 sub tema yaitu: 1)

hal yang dilakukan dalam proses penilaian portofolio, dan 2) adanya pembentukan

tim terkait penilaian portofolio. Fasilitas pendukung pada penilaian portofolio

dalam jabatan fungsional perawat dinyatakan oleh beberapa partisipan seperti

pada ungkapan berikut ini:

“… pertama ya sama yaa tim, kedua sosialisasi, di dalam tim itu juga
harus mempersiapkan tools nya apa saja berdasarkan dari acuan
PERMENPAN dan PERMENKES nya itu, dari situ baruu ya terdepan
kepala ruangan berjenjang sampai ke kasie dan bagian SDM, sebelum
sosialisasi dimulai itu semuanya harus ada panduan, kebijakan, SPO,…”
(P1. L235-L239)

“… mungkin bisa ke atasan langsungnya saja atau mungkin bisa ,,jadi


saya belum bisa bilang harus seperti ini harus seperti itu, atau kita lihat
dulu yang mana yang lebih bagus atau pun kita serahkan langsung kepada
atasan langsung dalam hal ini kepala ruangan atau kita bentuk lagi tim,
karena kalau kita buatkan tim akan berkaitan dengan bagian lainnya kita
tanyakan dulu, apa ke SDM atau lainnya…” (P2. L161-L167)

“… yang kemarin berjalan kan sebenarnya kita pengen ka.ru yang


melakukan penilaian terhadap stafnya., jadi kalau sudah menjadi ka.ru
otomatis sudah menjadi kewajibannya untuk menilai stafnya,,trus nanti
dari ka.ru berjenjang melapor ke kasie, kasie nanti berkoordinasi dengan
komite, apa dengan tim…” (P10. L132-L136)

Manfaat pelaksanaan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional

perawat

Partisipan mengungkapkan bahwa manfaat pelaksanaan penilaian

portofolio dalam jabatan fungsional perawat diantaranya adalah: 1) adanya

motivasi dari perawat untuk bekerja maksimal, 2) adanya aktualisasi diri perawat,

3) profesional perawat dalam bekerja, 4) adanya peningkatan skill dapat

mengetahui level dan kompetensi, 5) pendapatan bagi perawat meningkat.

Universitas Sumatera Utara


74

“… dapat memotivasi kinerja kita lagi, dengan kita termotivasi akan


memupuk atau meningkatan juga kinerja kita, karena memang kita sudah
di akui,,profesionalisme kita itu diakui, jadi yaa,,,muara ini semua ya pasti
ke finansial,,ya ujung-ujungnya itu tadi, kepuasan diri dan kepuasan
kinerja,” (P2. L282-L287)

“… bahwa seorang perawat fungsional bisa mengetahui level nya,


kompetensinya, ee itu kalau normal yaa,, dan bisa mengetahui sejauh
mana perkembangan seseorang, yang nantinya komite berkoordinasi
dengan diklat terkait JKP …” (P10. L148-L151)
“… kepuasan untuk aktualisasi diri ada, sapa,,hmm mau melaksanakan
apa, ingin apa, ada itu targetnya masing-masing sesuai dengan itu tadi
lah reinforcement yang didapat tadi, jadi ada kebanggaan diri, saya ini
lho yang sudah saya capai, jadi untuk kedepannya ada motivasi juga,”
(P6. L296-L300)

Harapan dari penilaian portofolio

Harapan partisipan dari penilaian portofolio dalam jabatan fungsional

perawat, diantaranya adalah: 1) adanya keterlibatan bagian SDM biro rektor, dan

2) validasi oleh kepala ruangan sebagai atasan langsung. Hal ini sesuai dengan

pernyataan partisipan berikut ini:

“… kedepan itu penilaian portofolio kita selain harus berdasarkan


capaian jabfung itu juga harusnya ada eee linknya apa-apa yang harus
diuji di ukom itu dan bagaimana penerapan di rumah sakit ini selain kita
mau membentuk tim yang berisikan orang-orang SDM rumah sakit, kalau
bisa kita libatkan SDM biro rektor…” (P1. L181-L185)

“… yang pertama kan setiap tindakan harus ada verifikasi, setiap


kegiatan terus divalidasinya oleh kepala ruangan, nanti harus di follow
up,,yang kedua kepala ruangan bisa melihat dengan adanya on the job
training,,dimana ada kekurangan trus ada dokumentasinya…” (P8. L230-
L233)

Universitas Sumatera Utara


75

Matriks tema FGD tahap reconnaissance dapat dijabarkan dalam tabel 4.2

berikut ini:

Tabel 4.2 Matriks Tema FGD tahap reconnaissance

Tema 1 : Pelaksanaan penilaian portofolio belum optimal

Sub tema : Kategori :


1. Kelengkapan dokumen penilaian 1. Portofolio berkaitan dengan sasaran
portofolio kinerja pegawai (SKP)
2. Portofolio berkaitan dengan daftar
usulan penetapan angka kredit
(DUPAK)
3. Portofolio berkaitan dengan rincian
kewenangan klinis (RKK)

2. Tata cara penilaian portofolio 1. Cara mengidentifikasi/mapping


perawat sesuai jabatan fungsional
2. Proses penilaian belum terarah
Tema 2 : Kendala dalam pelaksanaan penilaian portofolio
Sub tema : Kategori :
Belum adanya panduan/tools dalam 1. Portofolio hanya berisi data-data yang
penilaian masih standar
2. Standar operasional prosedur (SPO)
belum ada
3. Alur pelaksanan dalam penilaian
belum ada
4. Form penilaian belum tersedia untuk
memudahkan penilai
Tema 3 : Fasilitas pendukung pada penilaian portofolio
Sub tema : Kategori :
1. Hal yang dilakukan dalam proses 1. Logbook harus dipenuhi
penilaian portofolio 2. Panduan, kebijakan dan SPO harus
ada
3. Perubahan dari penilaian harus
disosialisasikan

Universitas Sumatera Utara


76

2. Adanya pembentukan tim terkait Kategori :


penilaian portofolio 1. Adanya kerjasama dengan bidang
SDM
2. Pembentukan tim dan di SK-kan
3. Pejabat penilai atasan langsung dan
berjenjang
Tema 4 : Manfaat pelaksanaan penilaian portofolio
Sub tema : Kategori :
Manfaat penilaian portofolio 1. Adanya motivasi dari perawat untuk
bekerja maksimal
2. Adanya aktualisasi diri perawat
3. Profesional perawat dalam bekerja
4. Adanya peningkatan skill dapat
mengetahui level dan kompetensi
5. Pendapatan bagi perawat meningkat
Tema 5 : Harapan dari penilaian portofolio
Sub tema : Kategori :
Harapan dari penilaian portofolio 1. Keterlibatan bagian SDM biro rektor
terlaksana dengan baik 2. Validasi oleh atasan langsung

Pengetahuan manajerial rumah sakit tentang penilaian portofolio dalam

jabatan fungsional perawat

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner pengetahuan manajerial rumah

sakit yang disebarkan kepada 14 orang partisipan yang terdiri dari 7 orang kepala

ruangan, 1 orang bidang keperawatan, 5 orang komite keperawatan, dan 1 orang

bidang SDM sebelum perumusan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional

perawat didapatkan hasil 10 orang (71,4%) memiliki pengetahuan baik tentang

penilaian portofolio, sedangkan 4 orang (28,6%) menunjukkan pengetahuan yang

kurang baik dengan nilai rata-rata 10,5. Hasil distribusi frekuensi kuesioner

pengetahuan manajerial rumah sakit tentang pelaksanaan penilaian portofolio

dalam jabatan fungsional perawat, dapat dilihat dalam tabel 4.3 berikut ini:

Universitas Sumatera Utara


77

Tabel 4.3 Pengetahuan manajerial rumah sakit tentang pelaksanaan


penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat
Pengetahuan Jumlah Persentase
(orang) (%)
Baik 10 71,4
Kurang Baik 4 28,6

Tahap reconnaissance yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa

permasalahan yang ada di rumah sakit USU Medan terkait dengan penilaian

portofolio dalam jabatan fungsional perawat. Secara garis besar beberapa masalah

tesebut yang muncul yaitu: 1) belum adanya standar prosedur operasional (SPO),

2) belum adanya alur pelaksanaan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional

perawat, dan 3) belum adanya form penilaian portofolio dalam jabatan fungsional

perawat.

Permasalahan yang didapat oleh peneliti pada tahap ini dijadikan sebagai

acuan dalam merencanakan (planning) tahap berikutnya. Adapun tahapan yang

dilaksanakan adalah tahap acting, observing, dan reflecting.

Tahap Planning

Pada tahap ini setelah mengetahui permasalahan pada tahap reconnaisance

maka disusunlah rencana kegiatan yang dilakukan pada tahap penelitian

berikutnya. Adapun tujuan pada tahap ini untuk merumuskan perencanaan dalam

pengembangan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat di rumah

sakit USU Medan.

Universitas Sumatera Utara


78

Kegiatan yang direncanakan peneliti pada tahap ini adalah 1)

merencanakan pertemuan dengan pihak manajerial rumah sakit USU Medan, 2)

merencanakan pembentukan tim perumusan SPO, alur dan form penilaian

portofolio dalam jabatan fungsional perawat, 3) merencanakan perumusan SPO,

alur dan form penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat, 4)

merencanakan sosialisasi pemaparan hasil perumusan penilaian portofolio dalam

jabatan fungsional perawat.

Merencanakan pertemuan dengan pihak manajerial rumah sakit USU

Medan

Pertemuan dengan pihak manajerial rumah sakit USU Medan

direncanakan oleh peneliti dengan mempertimbangkan waktu, situasi dan kondisi

dari pihak manajerial rumah sakit. Setelah memperoleh kesepakatan waktu antara

peneliti dengan pihak manajerial rumah sakit, maka peneliti melaksanakan

rencana pertemuan. Adapun rencana pertemuan tersebut diadakan pada tanggal 7

November 2017.

Merencanakan pembentukan tim perumusan SPO, alur dan form

penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat

Peneliti merencanakan pembentukan tim perumusan penilaian portofolio

dalam jabatan fungsional perawat. Pada perencaanaan pembentukan tim

perumusan dimulai dari siapa yang akan terlibat dalam tim. Tim yang dibentuk

mempunyai komitmen dan meluangkan waktu untuk merumuskans penilaian

portofolio dalam jabatan fungsional perawat. Adapun rencana pertemuan tersebut

diadakan pada tanggal 13 November 2017.

Universitas Sumatera Utara


79

Merencanakan perumusan SPO, alur dan form penilaian portofolio

dalam jabatan fungsional perawat

Peneliti merencanakan perumusan SPO, alur dan form penilaian portofolio

dalam jabatan fungsional perawat, dimana peneliti dan tim perumus terlebih

dahulu mencari referensi atau materi yang terkait perumusan penilaian portofolio

dalam jabatan fungsional perawat. Referensi yang dicari berhubungan dengan

peraturan terhadap aparatur sipil Negara (ASN) yaitu tentang jabatan fungsional

perawat dan angka kreditnya dan peraturan menteri kesehatan yang menjelaskan

keterkaitan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional kesehatan. Setelah

menemukan referensi yang sesuai maka selanjutnya peneliti melakukan kontrak

waktu dan tempat perencanaan perumusan SPO, alur dan form penilaian

portofolio dalam jabatan fungsional perawat. Rencana pertemuan tersebut

diadakan pada tanggal 20 November 2017.

Merencanakan sosialisasi pemaparan hasil perumusan penilaian

portofolio dalam jabatan fungsional perawat

Peneliti merencanakan sosialisasi pemaparan hasil perumusan penilaian

portofolio dalam jabatan fungsional perawat dengan cara mempertimbangkan

waktu dan aktivitas pihak manajerial rumah sakit USU Medan. Setelah adanya

kesepakatan waktu dan tempat, maka peneliti melaksanakan rencana sosialisasi

pemaparan hasil perumusan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional

perawat. Rencana pertemuan tersebut diadakan pada tanggal 30 November 2017.

Universitas Sumatera Utara


80

Tahap Acting dan Observing

Pada tahap acting ini kegiatan yang dilakukan peneliti disesuaikan dengan

rencana kegiatan yang telah disusun pada tahap planning. Kegiatan pada tahap ini

yaitu: 1) melakukan pertemuan dengan pihak manajerial rumah sakit USU Medan,

2) pembentukan tim perumusan SPO, alur dan form penilaian portofolio dalam

jabatan fungsional perawat, 3) perumusan SPO, alur dan form penilaian portofolio

dalam jabatan fungsional perawat, 4) melakukan sosialisasi pemaparan hasil

perumusan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat.

Pertemuan dengan pihak manajerial rumah sakit USU Medan

Pada hari Selasa tanggal 7 November 2017 bertempat di ruang komite

keperawatan lantai 4 rumah sakit USU Medan diadakan pertemuan dengan bidang

keperawatan, komite keperawatan (ketua, sekretaris, sub komite kredensial), dan

bidang sumber daya manusia (SDM). Peneliti mengemukakan tujuan dari

penelitian dan menyampaikan harapannya supaya penelitian ini bermanfaat bagi

perawat sebagai ASN dengan jabatan fungsional yang ada di rumah sakit USU

Medan. Pertemuan ini membahas tentang: 1) pembentukan tim perumusan (SPO,

alur, dan form penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat), 2)

perumusan SPO, alur, dan form penilaian portofolio dalam jabatan fungsional

perawat, dan 3) pelaksanaan sosialisasi hasil perumusan penilaian portofolio

dalam jabatan fungsional perawat.

Universitas Sumatera Utara


81

Hasil pembahasan dari pertemuan peneliti dengan manajerial rumah sakit

USU Medan adalah: 1) isi SPO, bentuk alur dan form penilaian portofolio dalam

jabatan fungsional perawat, dimana dalam perumusan disesuaikan dengan situasi

dan kondisi rumah sakit USU Medan, 2) terbentuknya tim perumusan SPO, alur

dan form penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat, yang terdiri dari

kepala bidang keperawatan, komite keperawatan, bidang SDM, dan kepala

ruangan, 3) pelaksanaan sosialisasi pemaparan hasil perumusan penilaian

portofolio dalam jabatan fungsional perawat, yang dilaksanakan bulan Januari

2018.

Observasi dilakukan peneliti terhadap partisipan selama kegiatan

pertemuan dengan manajerial rumah sakit USU Medan, yaitu partisipan

mendengarkan dengan seksama pemaparan tujuan kegiatan yang disampaikan

oleh peneliti, partisipan ikut berperan aktif dalam memberikan saran dan

tanggapan terhadap pemaparan yang disampaikan oleh peneliti. Partisipan dapat

bekerja sama dengan membuat suasana yang aman, tenang pada saat pertemuan

berlangsung.

Universitas Sumatera Utara


82

Pembentukan tim perumusan SPO, alur dan form penilaian portofolio

dalam jabatan fungsional perawat

Pada hari Senin tanggal 13 November 2017 bertempat di ruang komite

keperawatan lantai 4 rumah sakit USU Medan, dilakukan pembentukan tim

perumusan SPO, alur dan form penilaian portofolio dalam jabatan fungsional

perawat. Tujuan dibentuk tim untuk memudahkan koordinasi peneliti dan pihak

rumah sakit USU Medan, sehingga perumusan penilaian portofolio dalam jabatan

fungsional perawat dapat berjalan sesuai dengan tujuan penelitian.

Tim yang dibentuk melibatkan bidang keperawatan, komite keperawatan

(ketua, sekretaris, sub komite mutu, sub komite kredensial dan sub komite etik),

bidang SDM rumah sakit, dan kepala ruangan. Kegiatan selanjutnya peneliti

melakukan kesepakatan waktu antara peneliti dengan tim perumusan untuk

melakukan pertemuan berikutnya yaitu pada hari Senin tanggal 20 November

2017 bertempat di ruang komite keperawatan lantai 4 rumah sakit USU Medan.

Observasi yang dilakukan peneliti terhadap partisipan selama kegiatan

berlangsung yaitu partisipan bersikap terbuka, partisipan ikut berpartisipasi aktif,

partisipan bersikap antusias agar perumusan ini dapat menjadi sebuah draf

penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat di rumah sakit USU

Medan.

Universitas Sumatera Utara


83

Perumusan SPO, alur pelaksanaan, dan form penilaian portofolio

dalam jabatan fungsional perawat

Perumusan SPO, alur pelaksanaan, dan form penilaian portofolio dalam

jabatan fungsional perawat dilaksanakan sebanyak 4 kali dimulai dari tanggal 20

November 2017 sampai dengan 22 Desember 2017. Pertemuan pertama pada hari

Senin tanggal 20 November 2017, bertempat di ruang komite keperawatan lantai 4

rumah sakit USU Medan dan dihadiri oleh anggota tim. Hasil pembahasan peneliti

bersama tim perumusan terdiri atas: 1) revisi dari isi SPO penilaian portofolio

dalam jabatan fungsional perawat di rumah sakit USU Medan, 2) alur pelaksanan

penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat di rumah sakit USU Medan

dalam hal isi dari kebijakan dari direktur utama, 3) form penilaian portofolio

dalam jabatan fungsional perawat lebih jelas dibuat perjenjang jabatan fungsional.

Peneliti bersama komite keperawatan melakukan pertemuan kedua pada

hari Selasa tanggal 28 November 2017 bertempat di ruang komite keperawatan

lantai 4 rumah sakit USU Medan. Hasil dari pertemuan tersebut adalah : 1) revisi

SPO dalam isi tentang kebijakan dari surat keputusan (SK) direktur yang

mengatakan tentang penyelenggaraan uji kompetensi dalam jabatan fungsional

perawat di rumah sakit USU Medan, revisi SPO tentang isi prosedur dibuat per

tahap, 2) revisi alur penambahan sertifikat kompetensi, dan 3) revisi form dari

penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat, maka peneliti

mengagendakan waktu untuk bertemu dengan expert terkait form yang telah

dibuat.

Universitas Sumatera Utara


84

Peneliti bersama dengan bidang keperawatan, komite keperawatan, bidang

SDM melakukan pertemuan ketiga pada hari Kamis tanggal 14 Desember 2017

bertempat di ruang komite keperawatan lantai 4 rumah sakit USU Medan. Hasil

pertemuan membahas: 1) revisi SPO mengenai isi dari unit terkait, 2) revisi

perumusan alur yaitu harus jelas siapa melakukan apa dan prosedur dari

pelaksanaan alur tersebut bagaimana, dan 3) form penilaian portofolio dilengkapi

dengan rubrik pencapaian penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat.

Peneliti bersama dengan semua anggota tim perumusan melakukan

pertemuan keempat pada hari Selasa tanggal 9 Januari 2018 bertempat di ruang

komite keperawatan lantai 4 rumah sakit USU Medan. Pertemuan tersebut

membahas hasil akhir dari draf perumusan penilaian portofolio dalam jabatan

fungsional perawat dan pelaksanaan sosialisasi pemaparan hasil perumusan

penelitian. Hasil pertemuan yaitu: 1) revisi SPO, alur pelaksanaan, dan form

penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat sudah terwujud dalam

bentuk draf, 2) adanya perubahan pelaksanaan sosialisasi pemaparan hasil

perumusan penelitian menjadi tanggal 23 Januari 2018.

Pelaksanaan sosialisasi hasil perumusan penilaian portofolio dalam

jabatan fungsional perawat

Pada hari Selasa tanggal 23 Januari 2018, pukul 12.00 WIB – 13.00 WIB

bertempat di ruang skill lab lantai 4 rumah sakit USU Medan, dilaksanakan

kegiatan sosialisasi hasil perumusan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional

perawat. Peserta yang hadir berjumlah 17 orang. Kegiatan pada sosialisasi ini

peneliti memaparkan hasil dari perumusan revisi SPO, alur pelaksanaan, dan form

penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat.

Universitas Sumatera Utara


85

Observasi yang peneliti lakukan kepada peserta yang hadir dalam kegiatan

sosialisasi SPO, alur pelaksanaan, dan form penilaian portofolio dalam jabatan

fungsional perawat, dapat dilihat dari semangat dan antusiasnya para peserta yang

hadir memberikan saran agar perumusan ini menjadi draf dan mendapat

persetujuan dari direktur di rumah sakit USU Medan. Peran serta dari lintas

bidang seperti, bidang keperawatan, komite keperawatan, bidang SDM rumah

sakit hingga SDM biro rektor yang merupakan harapan dari para peserta yang

hadir.

Tahap Reflecting

Tahap reflecting dilaksanakan untuk mendapatkan data-data mengenai: 1)

perspektif partisipan terhadap perumusan SPO, alur pelaksanaan, dan form

penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat, 2) menggali pengetahuan

manajerial rumah sakit setelah ikut serta dalam perumusan penilaian portofolio

dalam jabatan fungsional perawat.

Perspektif partisipan terhadap perumusan SPO, alur pelaksanaan, dan

form penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat

Pada tahap reflecting untuk mendapatkan data mengenai perspektif

partisipan terhadap perumusan SPO, alur pelaksanaan, dan form penilaian

portofolio dalam jabatan fungsional perawat. Pada hari Senin tanggal 29 Januari

2018 dilakukan kegiatan focus group discussion (FGD) pada manajerial rumah

sakit. Partisipan yang hadir dalam kegiatan FGD ini berjumlah 14 orang.

Partisipan yang hadir dari manajemen rumah sakit 7 orang, dan kepala ruangan 7

orang.

Universitas Sumatera Utara


86

Hasil dari FGD yang telah dilakukan peneliti ditemukan 5 tema sebagai

berikut: 1) perumusan terhadap penilaian portofolio dalam jabatan fungsional

perawat, 2) kendala terkait perumusan produk penilaian portofolio, 3) upaya

dalam mengatasi kendala dalam perumusan penilaian, 4) faktor pendukung dalam

perumusan penilaian portofolio, dan 5) manfaat perumusan penilaian portofolio

dalam jabatan fungsional perawat.

Perumusan terhadap penilaian portofolio dalam jabatan fungsional

perawat

Partisipan mengungkapkan tanggapan terhadap produk dalam perumusan

penilaian portofolio dalam jabatan fungsional, yaitu: 1) perumusan produk sudah

bagus, 2) harus adanya tindak lanjut terkait produk perumusan, dan 3) alur direvisi

dan jelas. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:

“… Kalau dari saya mengenai produk yang dihasilkan dari perumusan


portofolio tersebut bagus apalagi mengingat dengan adanya peraturan
baru dengan salah satu dari metode uji kompetensi adalah penilaian
portofolio, maka dalam hal ini sangat dibutuhkan produk yang seperti ini
di rumah sakit USU…” (P9. L90-L94)
“…menurut saya draft SPO, alur yang telah dirumuskan ini sudah sesuai
dengan kondisi rumah sakit kita…, mudah-mudahan draft ini dapat segera
kita tindak lanjuti ya…” (P5. L66-L67)

“… Kalau tanggapan saya, sudah bagus hanya alur harus sedikit


diperjelas, karena emang hal tersebut kalau dilihat dari alur nya yaa..
akan menambah pekerjaan, harus simple, dan mudah dipahami,,itu
saja…” (P7. L84-L86)

Universitas Sumatera Utara


87

Kendala terkait perumusan produk penilaian portofolio

Partisipan mengungkapkan ada beberapa kendala terkait perumusan

produk penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat, diantaranya: 1)

sosialisasi yang masih kurang, 2) koordinasi belum maksimal, 3) motivasi masih

kurang, serta 4) beban kerja dan keterbatasan waktu terhadap pengisian.

Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat partisipan berikut ini:

“… Pertama ya datangnya dari sosialisasi yang masih lemah, yang kedua


juklak (petunjuk langsung) dan petunjuk teknis (juknis) nya yang belum
jelas, apalagi rumah sakit USU itu bukan rumah sakit yang berada di
bawah KEMENKES, sehingga sistemnya itu masih belum dikuasai
oleh,,eehhmm iya dalam hal ini dari pihak SDM, selaku penanggung
jawab dalam proses kenaikan jabatan fungsional perawat.” (P9. L98-
L101)

“… Saya melihat kendalanya mungkin dari alurnya harus jelas siapa


melakukan apa, dan masih kurang koordinasi antar bidang terkait produk
penilaian portofolio dalam jabatan fungsional tersebut,”(P8. L126-L128)

“… Kurangnya motivasi perawat untuk mengisi logbook dimana itu


merupakan kewajiban dalam menuangkan bukti pelayanan/asuhan apa
saja yang telah dilakukan sesuai dengan jenjang jabatan fungsional
nya,..” (P1. L119-L121)

Upaya dalam mengatasi kendala dalam perumusan penilaian

Partisipan mengungkapkan beberapa upaya dalam mengatasi kendala

dalam perumusan penilaian, misalnya: 1) membuat sebuah draf terkait proses

penilaian portofolio, 2) melakukan koordinasi antar bidang terkait proses

penilaian portofolio, dan 3) memotivasi diri. Pernyataan tersebut sesuai dengan

pendapat partisipan berikut ini:

“… Kalau mengenai upaya dalam mengatasi kendala ya,,hmm…biasanya


masukan dari komite keperawatan yang berkomunikasi dengan bidang
keperawatan, bidang SDM di rumah sakit hingga SDM biro rektor, untuk
membuat suatu draft-draft yang diperlukan dalam proses,,ee,,proses
penilaian portofolio dalam jabatan fungsional ini…” (P9. L133-L137)

Universitas Sumatera Utara


88

“… Kalau ada kendala pasti ada upayanya yakan,,hehe...,kalau upaya


untuk mengatasi kendala menurut saya,,hmm.. dirapatkan untuk bisa
diskusi bersama, melibatkan bidang lain yang terkait dengan penilaian
portofolio dalam jabatan fungsional perawat…” (P1. L139-L142)

“… Upaya nya ya…,kembali lagi ke individu masing-masing, dimana kita


sebagai perawat dengan jabatan fungsional ada motivasi diri untuk
berkeinginan mengisi logbook sebagai bukti kita telah mengerjakan
pelayanan/asuhan keperawatan sesuai dengan jenjang jabatan fungsional
kita…” (P3. L149-L153)

Faktor pendukung dalam perumusan penilaian portofolio

Partisipan menyatakan faktor yang mendukung dalam perumusan

penilaian portofolio ini adalah: 1) adanya dukungan dari berbagai pihak terkait

peraturan baru, 2) adanya motivasi untuk kenaikan jenjang jabatan fungsional, dan

3) tersedianya fasilitas sistem komputerisasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan

partisipan:

“… Kalau faktor pendukung ya dari pihak SDM di rumah sakit harus


sudah bisa memahami dengan jelas mengenai adanya regulasi/peraturan
perundang-undangan mengenai penilaian portofolio perawat dalam naik
jenjang jabatan fungsional…” (P1. L171-L174)

“…. Kalau ini dipertahankan untuk kenaikan jenjang jabatan fungsional,


otomatis hal itu yang akan mendukung kita untuk memotivasi diri dalam
hal kesiapan berkas penilaian,,yang salah satunya ya dari butir kegiatan
pelayanan/asuhan..” (P4. L204-L207)

“… adanya sistem komputerisasi yang nantinya lebih ringkas dan praktis


dalam pengisian logbook, gak capek kita menulis dengan banyaknya
lembaran, mungkin yaa lebih efisien,,hemat kertas, hemat tenaga,, dan
bisa langsung apa yang telah kita berikan pelayanan/asuhan langsung
bisa terdokumentasi di hari kita entry data itu, kalau yang pekerjaan hari
ini kita entry besok sistem komputer tidak bisa di entry,,” (P1. L237-L243)

Universitas Sumatera Utara


89

Manfaat perumusan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional

perawat

Manfaat yang didapat terhadap perumusan produk penilaian portofolio

dalam jabatan fungsional perawat adalah: 1) dapat menyederhanakan dalam

pekerjaan, 2) pendapatan meningkat dengan kenaikan jenjang jabatan, 3)

menghasilkan suatu draft yang dapat dijadikan acuan atau pedoman dalam proses

penilaian portofolio, dan 4) pengetahuan ASN bertambah terhadap regulasi baru.

Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:

“… Iya jelas ada manfaat nya yaitu akan mempermudah proses penilaian
dan kenaikan jabatan fungsional, sehingga perawat bisa memiliki jenjang
karir yang jelas sebagai ASN yang nantinya akan berimbas kepada
pelayanan dan pendapatan meningkat…” (P9. L251-L254)

“… Manfaat ya jelas sangat bermanfaat,, yaitu dengan adanya perumusan


terhadap produk penilaian portofolio dalam jabatan fungsional ini maka
dapat menghasilkan suatu draft yang mudah-mudahan akan diusulkan ke
direktur sebagai bahan acuan dalam proses penilaian portofolio versi
rumah sakit USU…” (P7. L256-L260)

“… Bertambahnya pengetahuan kami akan hal baru yang diwajibkan


untuk ASN dalam memperoleh kenaikan jenjang jabatan fungsional yaitu
dilakukan penilaian portofolio sebagai salah satu metode dalam uji
kompetensi, dengan adanya hal ini maka adanya kenaikan dalam jabatan
fungsionalnya…” (P8. L277-L280)

Universitas Sumatera Utara


90

Matriks tema FGD tahap reflecting dapat dijabarkan dalam tabel 4.4

berikut ini:

Tabel 4.4 Matriks Tema FGD tahap reflecting

Tema 1 : Perumusan terhadap penilaian portofolio dalam jabatan fungsional


perawat
Sub tema : Kategori :
Tanggapan terhadap produk dalam 1. Perumusan produk sudah bagus
perumusan 2. Harus adanya tindak lanjut terkait
produk perumusan
3. Alur direvisi dan jelas

Tema 2 : Kendala terkait perumusan produk penilaian portofolio dalam jabatan


fungsional perawat
Sub tema : Kategori :
1. Sosialisasi yang belum optimal 1. Belum adanya sosialisasi terhadap
produk perumusan
2. Kurang koordinasi antar bidang
terkait penilaian
2. Motivasi masih kurang Belum adanya motivasi dari individu

3. Beban kerja dan keterbatasan waktu 1. Beban kerja diruangan


terhadap pengisian 2. Keterbatasan waktu dalam pengisian
loogbook
Tema 3 : Upaya mengatasi kendala dalam perumusan penilaian
Sub tema : Kategori :
1. Membuat sebuah draft terkait proses Mempersiapkan draft terkait proses
penilaian portofolio penilaian
2. Melakukan koordinasi antar bidang Melibatkan semua bidang terkait proses
terkait proses penilaian portofolio penilaian portofolio
3. Memotivasi diri Memiliki motivasi dari diri sendiri
dalam proses penilaian

Universitas Sumatera Utara


91

Tema 4 : Faktor pendukung dalam perumusan penilaian portofolio


Sub tema : Kategori :
1. Adanya dukungan dari berbagai 1. Pihak terkait memahami tentang
pihak terkait peraturan baru peraturan baru
2. Keterbukaan untuk mengikuti aturan
baru
3. Adanya dukungan dari berbagai pihak
yang terlibat dalam proses penilaian

2. Adanya motivasi untuk kenaikan 1. Motivasi dalam mempersiapkan


jenjang jabatan fungsional berkas agar naik jenjang jabatan
fungsional
2. Jenjang jabatan fungsional naik
3. Tersedianya fasilitas sistem Adanya sistem komputerisasi yang
komputerisasi mempermudah pengisian loogbook
Tema 5 : Manfaat perumusan penilaian portofolio
Sub tema : Kategori :
Manfaat perumusan penilaian 1. Dapat menyederhanakan dalam
portofolio pekerjaan
2. Pendapatan meningkat dengan
kenaikan jenjang jabatan
3. Menghasilkan suatu draf yang dapat
dijadikan acuan dalam proses
penilaian portofolio
4. Pengetahuan ASN bertambah
terhadap regulasi baru

Universitas Sumatera Utara


92

Matriks tema gabungan hasil focus group discussion (FGD) pada tahap

reconnaissance dan tahap reflecting pada pengembangan penilaian portofolio

dalam jabatan fungsional perawat di rumah sakit USU Medan, dapat dijabarkan

dalam tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5 Matriks tema gabungan hasil focus group discussion (FGD) pada

tahap reconnaissance dan tahap reflecting

Tema 1 : Pelaksanaan penilaian portofolio belum optimal

Sub tema : Kategori :


1. Kelengkapan dokumen penilaian 1. Bukti asuhan pelayanan (logbook)
portofolio 2. Sasaran kinerja pegawai (SKP)

2. Tata cara penilaian portofolio Mengidentifikasi/mapping perawat


sesuai jabatan fungsional

Tema 2 : Kendala dalam perumusan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional


perawat

Sub tema : Kategori :


1. Kendala dari perawat 1. Motivasi dari individu
2. Beban kerja

2. Kendala dari manajemen rumah 1. Panduan/tools dalam penilaian


sakit 2. Koordinasi antar bidang terkait
penilaian

Tema 3 : Faktor pendukung pada penilaian portofolio dalam jabatan fungsional


perawat

Sub tema : Kategori :


Dukungan dari berbagai pihak 1. Pencapaian standar kompetensi
terkait peraturan baru 2. Pihak terkait memahami tentang
peraturan baru

Universitas Sumatera Utara


93

Tema 4 : Manfaat perumusan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional


perawat
Sub tema : Kategori :
Manfaat perumusan penilaian 1. Adanya aktualisasi diri perawat
portofolio 2. Pengetahuan ASN bertambah terhadap
regulasi baru

Tema 5 : Harapan dari penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat


Sub tema : Kategori :
Harapan perawat terkait penilaian 1. Jenjang karir perawat
portofolio dalam jabatan 2. Pelaksanaan penilaian portofolio
fungsional perawat dalam jabatan fungsional perawat di
rumah sakit

Pengetahuan manajerial rumah sakit setelah ikut serta dalam

perumusan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner pengetahuan manajerial rumah

sakit yang disebarkan kepada 14 orang partisipan yang terdiri dari 7 orang kepala

ruangan, 1 orang bidang keperawatan, 5 orang komite keperawatan, dan 1 orang

bidang SDM setelah ikut serta dalam perumusan penilaian portofolio dalam

jabatan fungsional perawat didapatkan hasil 12 orang (85,7%) memiliki

pengetahuan baik, dan 2 orang (14,3%) memiliki pengetahuan yang kurang baik,

dengan nilai rata-rata 12,0. Hasil distribusi frekuensi kuesioner pengetahuan

manajerial rumah sakit setelah ikut serta dalam perumusan penilaian portofolio

dalam jabatan fungsional perawat, dapat dilihat dalam tabel 4.6 berikut ini:

Universitas Sumatera Utara


94

Tabel 4.6 Pengetahuan manajerial rumah sakit setelah ikut serta dalam

perumusan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat

Pengetahuan Jumlah Persentase


(orang) (%)
Baik 12 85,7
Kurang Baik 2 14,3

Pengetahuan manjerial rumah sakit tentang penilaian portofolio dalam

jabatan fungsional perawat di rumah sakit USU mendapat nilai rata-rata

10,5.Sedangkan nilai rata-rata pengetahuan manajerial rumah sakit setelah ikut

serta dalam perumusan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat di

rumah sakit USU meningkat menjadi 12,0. Peningkatan pengetahuan manajerial

rumah sakit dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 4.7 Peningkatan Pengetahuan Manajerial Rumah Sakit tentang

Penilaian Portofolio dalam Jabatan Fungsional Perawat

Pengetahuan Jumlah Pre Mean Jumlah Post Mean


(orang) (%) (orang) (%)
Baik 10 71,4 12 85,7
10,5 12,0
Kurang Baik 4 28,6 2 14,3

Universitas Sumatera Utara


95

Output Action Research

Rangkaian kegiatan dalam action research yang dilaksanakan di rumah

sakit USU Medan telah menghasilkan output yaitu telah adanya suatu draf

perumusan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat. Draf

perumusan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat terdiri dari

sudah adanya standar prosedur operasional (SPO), sudah adanya alur pelaksanaan

penilaian, dan adanya form penilaian yang dilengkapi dengan rubrik terhadap

penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat.

Standar prosedur operasional (SPO) yang telah disusun berdasarkan hasil

beberapa kali pertemuan antara peneliti dan manajerial rumah sakit USU Medan

yang mengacu pada peraturan bagi aparatur sipil Negara (ASN) yaitu

PERMENPAN-RB nomor 25 tahun 2014 dan PERMENKES RI nomor 18 tahun

2017 dan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi rumah sakit USU tersebut.

Hasil diskusi dan analisa yang telah dilakukan oleh peneliti bersama manajerial

rumah sakit USU Medan, menghasilkan beberapa hal tentang pembuatan SPO,

alur, dan form penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat. Pembuatan

SPO terdiri atas pengertian, tujuan, kebijakan, prosedur dan unit terkait.

Universitas Sumatera Utara


96

BAB 5

PEMBAHASAN

Proses Pengembangan Penilaian Portofolio dalam Jabatan Fungsional

Perawat

Proses pengembangan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional

perawat dimulai dari tahap reconnaissance. Pada tahap reconnaissance peneliti

mulai mengumpulkan data awal yang terdiri atas metode pengumpulan data yaitu

focus group discussion (FGD) dan self report. Penelitian ini menggunakan desain

penelitian action research dengan satu siklus. Kegiatan action research satu

siklus dimulai dari tahap reconnaissance, planning, acting dan observing, sampai

reflecting. Melalui pendekatan action research menuntut seorang peneliti untuk

tidak hanya mengumpulkan informasi atau pengetahuan tentang situasi tertentu,

namun juga diharapkan mampu untuk membantu memperbaiki situasi yang

ditemui pada saat penelitian (Polit & Beck, 2008).

Persamaan dan perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti

dengan penelitian sebelumnya tentang penilaian portofolio, salah satu persamaan

dari penelitian yang dilakukan di kota Lhokseumawe oleh Sarah F (2011) yaitu

keduanya menggunakan pendekatan kualitatif. Perbedaan penelitian sebelumya

menggunakan desain metode studi kasus naturalistic, sedangkan peneliti

menggunakan desain action research. Adapun pengumpulan data dalam penelitian

sebelumnya dilakukan dengan menggunakan instrumen pedoman observasi, pedoman

wawancara, dan studi dokumentasi. Sedangkan peneliti menggunakan panduan FGD

dan kuesioner pengetahuan manajerial rumah sakit.

96

Universitas Sumatera Utara


97

Tahap reconnaissance

Pada tahap reconnaissance peneliti membuka ruang komunikatif tentang

situasi di tempat penelitian diantaranya cara melakukan sesuatu dan konsekuensi

dari apa yang peneliti lakukan bersama partisipan, yang mungkin perlu

dipertimbangkan kembali atau diubah. Peneliti mengidentifikasi siapa yang harus

terlibat dalam tahap diskusi sebagai tahap awal untuk menumbuhkan komitmen

agar dapat menggali isu atau permasalahan yang ada di tempat penelitian

(Kemmis, McTaggart, & Nixon, 2014). Pada tahap reconnaissance peneliti juga

melakukan pendekatan dengan tempat penelitian untuk mengidentifikasi hasil dari

deskripsi lokasi penelitian dan karakteristik demografi partisipan.

Pada tahap reconnaissance peneliti menemukan beberapa permasalahan

yang ada di rumah sakit USU Medan terkait dengan penilaian portofolio dalam

jabatan fungsional perawat, yaitu: 1) belum adanya standar prosedur operasional

(SPO), 2) belum adanya alur pelaksanaan penilaian portofolio dalam jabatan

fungsional perawat, dan 3) belum adanya form penilaian portofolio dalam jabatan

fungsional perawat. Permasalahan yang muncul menggambarkan bahwa

pentingnya mengembangkan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional

perawat di rumah sakit USU Medan. Waktu dan tempat kegiatan pada tahap

reconnaissance berjalan sesuai perencanaan yang telah disusun.

Universitas Sumatera Utara


98

Permasalahan yang timbul pada tahap reconnaissance membuat peneliti

memahami kekuatan dan kelemahan terkait tahap reconnaissance terhadap

pengembangan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat di rumah

sakit USU Medan. Berdasarkan hasil focus group discussion (FGD) pada tahap

reconnaissance, maka peneliti mendeskripsikan kekuatan dan kelemahan terkait

penelitian. Adapun kekuatan pada tahap reconnaissance dapat dilihat dari hasil

FGD dimana partisipan bersikap cooperative, dan antusias dengan adanya

penelitian ini sehingga membuka pemikiran para partisipan untuk memahami

peraturan terkait aparatur sipil Negara (ASN) dalam jabatan fungsional perawat

sesuai jenjang jabatannya.

Pada tahap reconnaissance terdapat kelemahan dari sisi pemahaman

partisipan terhadap peraturan terkait aparatur sipil Negara (ASN) dalam jabatan

fungsional, hal ini dibuktikan dengan sudah adanya peraturan terbaru terkait

penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat. Berdasarkan hal tersebut

peneliti mengidentifikasi pengetahuan manajerial rumah sakit tentang pelaksanaan

penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat di rumah sakit USU Medan

melalui penyebaran kuesioner. Hasil dari penyebaran kuesioner didapatkan bahwa

pengetahuan manajerial rumah sakit terhadap pelaksanan penilaian portofolio

dalam jabatan fungsional perawat dengan kategori memiliki pengetahuan yang

baik sebanyak 10 orang (71,4%), dan 4 orang (28,6%) memiliki pengetahuan yang

kurang baik. Hal ini dikarenakan partisipan yang terlibat belum terpapar terhadap

peraturan baru bagi aparatur sipil Negara (ASN) dan pemahaman partisipan belum

ter update tentang peraturan yang baru untuk ASN sebagai pejabat fungsional

kesehatan.

Universitas Sumatera Utara


99

Deskripsi lokasi penelitian

Hasil pendekatan dengan tempat penelitian dapat di deskripsikan bahwa

rumah sakit masih membutuhkan pengembangan SDM untuk peningkatan mutu

asuhan layanan kepada masyarakat. Rumah sakit sebagai industri jasa kesehatan

tidak dapat terhindar dari perubahan. Perubahan lingkungan yang sangat

kompleks, membawa perubahan pandangan stakeholder rumah sakit dan

selanjutnya berdampak pada perubahan paradigma dalam pelayanan jasa rumah

sakit di Indonesia (Assauri, 2004). Perencanaan strategik memungkinkan rumah

sakit untuk mengatasi kondisi yang selalu berubah-ubah (Jauch & Glueck, 2004).

Berdasarkan hal tersebut diatas maka rumah sakit USU Medan membuat analisis

secara SWOT.

Kekuatan (strengths) yang dimiliki oleh rumah sakit USU Medan: 1)

rumah sakit USU Medan di desain untuk kebutuhan pendidikan guna

menghasilkan tenaga kesehatan yang bermutu mengikuti perkembangan IPTEK

kesehatan, 2) merupakan rumah sakit pendidikan dibawah naungan kementerian

riset, teknologi, dan pendidikan tinggi (KEMENRISTEK DIKTI), 3) rumah sakit

USU Medan sebagai rumah sakit rujukan, riset, dan pelayanan kesehatan

komprehensif, dengan unggulan nefrologi, traumatologi/luka bakar, dan infeksi

tropis, 4) memiliki kerjasama dengan berbagai asuransi kesehatan yang dimiliki

oleh masyarakat menengah kebawah seperti Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

dan BPJS, 5) memiliki budaya organisasi yang baik sehingga mendukung

percepatan pertumbuhan rumah sakit USU Medan, 6) rumah sakit USU Medan

berfokus dalam berbagai kegiatan corporate sosial responsibility (CSR) seperti

operasi katarak gratis, pemeriksaan EKG gratis, dan donor darah gratis.

Universitas Sumatera Utara


100

Kelemahan (weaknesses) yang dimiliki rumah sakit USU Medan

diantaranya: 1) masih merupakan rumah sakit baru di kota Medan dan berkreditasi

C, 2) sumber daya manusia (SDM) dan pengembangan nya yang masih kurang.

Hal ini akan menjadikan bahan pertimbangan direktur utama melalui direktur

diklat, penelitian dan kerjasama, dan direktur administrasi umum, SDM untuk

terus melakukan rekruitmen dan pengembangan SDM melalui peningkatan skill

dan kompetensi sesuai dengan kebutuhan ruangan tempat kerja. Proses rekruitmen

dan penempatan pegawai baru dilakukan pada situasi tertentu sesuai dengan

kebutuhan bukan berdasarkan perencanaan jangka panjang dan jangka pendek.

Peluang (opportunities) yang dimiliki rumah sakit USU Medan

diantaranya adalah: 1) memiliki fasilitas yang lebih canggih (fasilitas sekelas

rumah sakit tipe B) dibandingkan dengan rumah sakit yang memiliki tipe yang

sama dengan rumah sakit USU Medan, 2) memiliki sumber daya manusia (SDM)

yang berkompeten dibidangnya dibandingkan dengan rumah sakit yang memiliki

tipe yang sama dengan rumah sakit USU Medan, 3) merupakan rumah sakit

pendidikan kedua setelah rumah sakit umum pusat Haji Adam Malik (RSUP

HAM), sehingga rumah sakit USU Medan memiliki komitmen yang tinggi untuk

meningkatkan mutu pelayanan dan membuktikan keunggulannya khususnya

dibidang pendidikan, 4) pengembangan pengetahuan dan keterampilan perawat

dilakukan melalui program pelatihan, workshop dan seminar, 5) pengadaan SDM

dilakukan melalui proses rekruitmen umum dan khusus, dan SDM yang mengikuti

rekruitmen tersebut berasal dari universitas yang berbeda dan terkemuka sehingga

menghasilkan SDM yang bervariasi dan berkualitas.

Universitas Sumatera Utara


101

Ancaman (threats) yang dimiliki rumah sakit USU Medan adalah

persaingan antar rumah sakit yang semakin ketat sehingga menyebabkan rumah

sakit USU Medan harus berinovasi dalam menciptakan pelayanan yang lebih baik.

Pelayanan tersebut dimulai dari kualitas layanan kesehatan, sarana dan prasarana,

dan adanya peningkatan skill dan kompetensi sumber daya manusia sesuai dengan

kebutuhan serta latar belakang pendidikan yang bekerja di rumah sakit USU

Medan. Ancaman lainnya yaitu kehadiran rumah sakit khusus ginjal di kota

Medan menjadi ancaman rumah sakit USU, karena salah satu keunggulan rumah

sakit USU yaitu layanan nefrologi.

Karakteristik demografi partisipan

Hasil kegiatan penelitian dari focus group discussion (FGD) dan

penyebaran kuesioner (self report) pada tahap reconnaissance terhadap

karakteristik demografi partisipan yang telah djelaskan pada bab sebelumnya,

yang terdiri dari jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, lama bekerja dan

jabatan. Beberapa karakterisitik demografi partisipan dapat dijabarkan seperti

berikut ini.

Jenis kelamin merupakan karakteristik atau aspek demografis yang penting

untuk diamati, beberapa penelitian menunjukkan bahwa jenis kelamin

berhubungan dengan perilaku atau kinerja (Rika P, 2010). Penelitian sebelumnya

menurut Panjaitan (2004) mengatakan bahwa ada hubungan yang signifikan

antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan berkaitan dengan kinerja.

Universitas Sumatera Utara


102

Hasil karakteristik demografi penelitian pengembangan penilaian

portofolio dalam jabatan fungsional perawat di rumah sakit USU Medan

didapatkan jenis kelamin partisipan dominan berjenis kelamin perempuan

sebanyak 11 orang (79,2%). Hal ini dikarenakan dalam keperawatan identik

dengan perempuan, dan dalam pemberian layanan asuhan keperawatan, berawal

dari naluri keibuan (mother instint). Tokoh keperawatan juga didominasi oleh

perempuan, seperti Florence Ningtingale (1820), yaitu seorang perawat

berkebangsaan Inggris pelopor perawat modern dan dikenal dengan bidadari

berlampu (the lady with the lamp) atas jasa-jasanya pada perang Krimea di Rusia.

Usia merupakan aspek demografi yang penting untuk diamati karena dapat

mencerminkan beberapa nilai seperti pengalaman, kematangan berfikir,

pengetahuan dan kemampuan akan beberapa nilai tertentu. Hasil karakteristik

demografi penelitian pengembangan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional

perawat di rumah sakit USU Medan didapatkan usia partisipan dominan antara

30-40 tahun sebanyak 12 orang (86,4%), sedangkan usia antara 1 s/d <5 tahun

sebanyak 2 orang (14,4%). Menurut Gibson (1996) dalam bukunya mengatakan

usia dapat mempengaruhi kinerja di mana pengembangan karir terjadi pada usia

30 tahun, selain itu keterampilan seseorang terutama dalam hal ketepatan,

kecekatan, kekuatan, dan koordinasi dihubungkan dengan bertambahnya waktu.

Tingkat pendidikan merupakan salah satu karakteristik demografi yang

dapat mempengaruhi seseorang baik terhadap lingkungan maupun objek tertentu,

selain itu pendidikan merupakan faktor tidak langsung yang berpengaruh terhadap

kinerja (Ilyas, 2002). Semakin tinggi tingkat pendidikan, akan semakin kritis logis

dan sistematis dalam berfikir sehingga meningkatkan kualitas kerjanya.

Universitas Sumatera Utara


103

Pernyataan diatas sejalan dengan pernyataan menurut Siagian (2006) yang

mengemukakan semakin tinggi pendidikan seseorang maka besar keinginan untuk

memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya. Hasil

karakteristik demografi penelitian pengembangan penilaian portofolio dalam

jabatan fungsional perawat di rumah sakit USU Medan didapatkan tingkat

pendidikan partisipan dominan mempunyai pendidikan terakhir ners sebanyak 7

orang (50,4%).

Lama kerja atau masa kerja menentukan kinerja seseorang dalam

melaksanakan tugas. Hasil penelitian karakteristik demografi yang berjumlah 14

orang, terdiri atas 12 orang (86,4%) dengan lama kerja 5 s/d <10 tahun dan 2

orang (14,4%) dengan lama kerja 1 s/d <5 tahun. Hasil penelitian Panjaitan (2002)

di RSPAD Gatot Soebroto mengatakan bahwa lama kerja mempunyai hubungan

yang bermakna dengan kinerja. Penelitian tersebut sejalan dengan Robbin (2006)

yang mengatakan bahwa masa kerja dan kepuasan saling berkaitan positif,

semakin lama seorang bekerja, maka semakin terampil dan berpengalaman pula

dalam melaksanakan pekerjaannya.

Tahap planning

Pada tahap planning, peneliti bersama partisipan berhasil menyusun

rencana sesuai dengan hasil yang ditemukan pada tahap reconnaissance. Kemmis

dan Mctaggart (1988) menerangkan bahwa pada tahap planning peneliti

merencanakan tindakan yang bersifat tentatif atau sementara serta fleksibel

terhadap perubahan sesuai dengan kondisi partisipan.

Universitas Sumatera Utara


104

Pernyaataan ini sesuai dengan pendapat Hegney dan Francis (2015), yang

mengatakan bahwa faktor yang menentukan kesuksesan penelitian action

research yaitu terbinanya komitmen antara peneliti dan orang lain, agenda rutin

pelaporan jalanya kegiatan, harapan, dan integritas dari metodologi penelitian.

Rangkaian kegiatan pada tahap planning hampir semua berjalan sesuai dengan

yang telah direncanakan, namun pada saat sosialisasi pemaparan hasil penelitian

terdapat kendala dan berubah jadwal dari bulan Desember 2017 menjadi bulan

Januari 2018 dikarenakan kesibukan persiapan sebelum dan sesudah kedatangan

tim surveyor dari komite akreditasi rumah sakit (KARS).

Pada tahap planning, kekuatan yang dimiliki adalah merencanakan

rangkaian kegiatan untuk menjawab permasalahan yang ada pada tahap

sebelumnya. Perencanaan yang dilakukan meliputi: 1) merencanakan pertemuan

dengan pihak manajerial rumah sakit USU Medan, 2) merencanakan pembentukan

tim perumusan SPO, alur dan form penilaian portofolio dalam jabatan fungsional

perawat, 3) merencanakan perumusan SPO, alur dan form penilaian portofolio

dalam jabatan fungsional perawat, 4) merencanakan sosialisasi pemaparan hasil

perumusan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat. Kekuatan

lainnya pada tahap planning dapat dilihat dari tingkat keberhasilan perencanaan

yang telah disusun atas koordinasi, komunikasi yang baik antara peneliti dan

partisipan. Keberhasilan pada tahap ini tidak hanya bergantung dari peneliti dan

partisipan, namun adanya faktor pendukung sebagai key person yaitu pembuat

kebijakan. Rangkaian rencana yang disusun tidak bisa berjalan dengan semestinya

tanpa adanya dukungan dari pihak pemegang kebijakan.

Universitas Sumatera Utara


105

Kelemahan dari kegiatan pada tahap planning yaitu perencanaan yang

telah disusun antara peneliti dan partisipan disesuaikan dengan situasi dan kondisi

dari rumah sakit USU Medan. Kelemahan lain ketersediaan waktu dari para

partisipan yang padat dengan aktivitas harian, keterlibatan tim perumus dalam

kelompok kerja (pokja) akreditasi rumah sakit, dan adanya rapat rutin dengan

pihak manajemen rumah sakit.

Tahap acting dan Observing

Pada tahap acting, peneliti melaksanakan semua perencanaan yang telah

direncankan. Hal ini sesuai dengan pernyataan oleh Kemmis dan McTaggart

(1998) bahwa pada tahap acting peneliti melakukan kegiatan yang sudah

direncanakan pada tahap planning. Pada tahap ini dilakukan selama kurang lebih

2 bulan sejak bulan November 2017 sampai dengan bulan Januari 2018.

Kegiatan pertama adalah melakukan pertemuan dengan pihak manajerial

rumah sakit. Hasil pertemuan yang diperoleh adalah: 1) isi SPO, bentuk alur dan

form penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat, dimana dalam

perumusan disesuaikan dengan situasi dan kondisi rumah sakit USU Medan, 2)

terbentuknya tim perumusan SPO, alur dan form penilaian portofolio dalam

jabatan fungsional perawat, yang terdiri dari kepala bidang keperawatan, komite

keperawatan, bidang SDM, dan kepala ruangan, 3) pelaksanaan sosialisasi

pemaparan hasil perumusan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional

perawat, yang dapat terlaksana bulan Januari 2018.

Universitas Sumatera Utara


106

Kegiatan kedua adalah melakukan pembentukan tim perumusan SPO, alur

dan form penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat. Pembentukan tim

terlaksana sesuai dengan perencanaan awal yaitu pada hari Senin tanggal 13

November 2017 di ruang komite keperawatan lantai 4 rumah sakit USU Medan.

Hasil pertemuan adalah tim yang dibentuk melibatkan bidang keperawatan,

komite keperawatan, bidang SDM rumah sakit, dan kepala ruangan. Peneliti dan

tim yang telah terbentuk saling melakukan koordinasi agar perumusan penilaian

portofolio dalam jabatan fungsional perawat dapat menjadi sebuah draf penilaian

portofolio dalam jabatan fungsional perawat di rumah sakit USU Medan.

Kegiatan ketiga adalah peneliti melakukan pertemuan untuk membahas

perumusan SPO, alur pelaksanaan, dan form penilaian portofolio dalam jabatan

fungsional perawat. Hasil dari pertemuan diperoleh bahwa: 1) revisi SPO, alur

pelaksanaan, dan form penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat

sudah terwujud dalam bentuk draf, 2) adanya perubahan pelaksanaan sosialisasi

pemaparan hasil perumusan penelitian dari perencanaan awal tanggal 30

November 2017 menjadi tanggal 23 Januari 2018. Hal ini dikarenakan persiapan

dan padatnya aktivitas anggota tim yang terlibat dalam kelompok kerja (pokja)

akreditasi rumah sakit sebelum dan sesudah kedatangan tim surveyor komite

akreditasi rumah sakit (KARS).

Universitas Sumatera Utara


107

Pada tahap observing, peneliti melakukan observasi atas kegiatan penilaian

portofolio dalam jabatan fungsional perawat. Menurut Kemmis dan Taggart

(1988) bahwa tahap observing yaitu mengamati proses acting, efek dari acting

keadaan dan hambatan action dan masalah yang timbul. Observing harus

direncanakan, responsive, kritis dan harus peka terhadap hal-hal yang tidak

terduga. Observasi yang peneliti lakukan kepada keseluruhan dari tahap ini adalah

dapat dilihat dari semangat dan antusiasnya para peserta yang hadir memberikan

saran agar perumusan ini menjadi draf dan mendapat persetujuan dari direktur di

rumah sakit USU Medan. Peran serta dari lintas bidang seperti, bidang

keperawatan, komite keperawatan, bidang SDM rumh sakit hingga SDM biro

rektor yang merupakan harapan dari para peserta yang hadir.

Sosialisasi pemaparan hasil perumusan penelitian diselenggarakan pada

hari Selasa tanggal 23 Januari 2018 bertempat di ruang skill lab lantai 4 rumah

sakit USU Medan. Kegiatan sosialisasi dihadiri oleh 17 orang peserta yaitu dari

bidang keperawatan, komite keperawatan (terdiri dari sub kredensial, sub mutu,

dan sub etik dan disiplin), bidang SDM, dan kepala ruangan. Kegiatan sosialisasi

ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peserta tentang hal-hal yang

berhubungan dengan peraturan menteri pendayagunaan aparatur Negara dan

reformasi birokrasi (PERMENPAN-RB) nomor 25 tahun 2014 yang mengatur

tentang jabatan fungsional perawat dan angka kreditnya, dan peraturan menteri

kesehatan republik Indonesia (PERMENKES RI) nomor 18 tahun 2017 yang

mengatur tentang penyelenggaraan uji kompetensi jabatan fungsional kesehatan.

Universitas Sumatera Utara


108

Peneliti juga menyampaikan tujuan dari sosialisasi pemaparan hasil

perumusan penelitian, yaitu untuk mengetahui perumusan penilaian portofolio

dalam jabatan fungsional perawat di rumah sakit USU, yang terdiri atas: adanya

sosialisasi alur dari pelaksanaan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional

perawat, sosialisasi SPO pelaksanaan penilaian portofolio dalam jabatan

fungsional perawat dan sosialisasi form penilaian dalam pelaksanaan penilaian

portofolio dalam jabatan fungsional perawat.

Peneliti melakukan sosialisasi pemaparan hasil perumusan yaitu: 1)

sosialisasi mengenai standar prosedur operasional (SPO) pelaksanaan penilaian

portofolio dalam jabatan fungsional perawat yang bertujuan agar tersedianya

acuan dalam penilaian portofolio dalam jabatan fungsional, agar terlaksananya

proses penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat, dan mempermudah

tim penyelenggara uji kompetensi dalam melakukan penilaian portofolio dalam

jabatan fungsional perawat; 2) sosialisasi alur dari pelaksanaan penilaian

portofolio dalam jabatan fungsional perawat, yang bertujuan semua perawat

dengan jabatan fungsional yang akan naik jenjang jabatan memahami proses dari

awal sampai akhir pelaksanaan yang tergambarkan melalui alur pelaksanaan

penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat; 3) sosialisasi form

penilaian dalam pelaksanaan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional

perawat yang bertujuan untuk mengetahui perkembangan perawat dengan jabatan

fungsional dalam melakukan pelayanan keperawatan berdasarkan rincian kegiatan

dalam layanan keperawatan berdasarkan jabatan fungsional sesuai jenjang

jabatannya.

Universitas Sumatera Utara


109

Sosialisasi diberikan oleh peneliti, yang sebelumnya telah dilakukan

koordinasi dengan salah satu expert. Waktu presentasi kurang lebih 30 menit.

Selama sosialisasi pemaparan hasil perumusan penelitian berlangsung peserta

yang hadir tampak antusias dan memperhatikan penjelasan dari peneliti. Beberapa

peserta ada yang memberikan masukan, dan tanggapan agar perumusan ini

menjad draf yang bisa diajukan kepada direktur utama untuk menjadi sah dengan

dikeluarkan surat keputusan (SK) terkait kebijakan penyelenggaraan uji

kompetensi jabatan fungsional perawat di rumah sakit USU Medan.

Rangkaian kegiatan pada tahap acting dan observing hampir semua

berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan. Namun dalam pelaksanaan

terkait waktu yang berubah kurang lebih 1 sampai 2 jam, dikarenakan ada rapat

mendadak dari direktur pelayanan medik dan keperawatan yang waktunya

bersamaan dengan waktu pelaksanaan sosialisasi (pukul 10.00 WIB menjadi

pukul 12.00 WIB).

Pada tahap acting dan observing, terdapat kekuatan yang dimulai dari

mencari buku/referensi terkait topik penelitian untuk mendukung pengembangan

dalam melakukan penelitian. Peneliti bersama partisipan duduk bersama

mendiskusikan tindakan yang digunakan harus dicocokkan sesuai warna, budaya,

struktur organisasi, dan visi misi dari rumah sakit. Pada tahap acting dan

observing budaya paling berperan secara aktual dari pada leadership dengan

struktur organisasi yang ada.

Universitas Sumatera Utara


110

Kelemahan pada tahap acting dan observing dapat tergambarkan pada saat

peneliti berperan sekaligus menjadi narasumber dalam sosialisasi pemaparan hasil

perumusan penelitian. Hal ini yang membuat peneliti sangat berhati-hati dalam

penyampaian materi sosialisasi tersebut. Peneliti dalam hal ini harus mampu

menciptakan suasana kondusif pada saat berlangsung sosialisasi, dan partisipan

terfokus dengan materi.

Tahap reflecting

Pada tahap reflecting yang merupakan tahap akhir dari 1 siklus penelitian

action research di rumah sakit USU Medan, peneliti melakukan evaluasi kegiatan

penelitian menggunakan focus group discussion (FGD) dan penyebaran kuesioner

pengetahuan manajerial rumah sakit setelah ikut serta dalam perumusan penilaian

portofolio dalam jabatan fungsional perawat, terhadap 14 (empat belas) orang

partisipan yang terdiri dari: bidang keperawatan, komite keperawatan, bidang

SDM, dan kepala ruangan.

Hal ini sejalan dengan pernyataan Kemmis dan Taggart (1988) bahwa

tahapan reflecting berusaha memahami proses, masalah, issue dan hambatan yang

dimanifestasikan dalam tindakan strategis, memperhitungkan berbagai perspektif

situasi yang muncul. Reflecting biasanya dibantu dengan diskusi partisipan

kelompok penelitian dengan wacana mengarah ke rekonstruksi makna situasi dan

memberikan dasar bagi rencana revisi. Reflecting memiliki aspek evaluatif untuk

mempertimbangkan pengalaman, menilai efek tindakan yang dilakukan.

Universitas Sumatera Utara


111

Hasil focus group discussion (FGD) pada tahap reflecting terdapat 5 (lima)

tema yaitu: 1) terkait perumusan terhadap penilaian portofolio perawat, 2) kendala

terkait perumusan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat, 3) upaya

mengatasi kendala dalam perumusan penilaian, 4) faktor pendukung dalam

perumusan penilaian portofolio, dan 5) manfaat perumusan penilaian portofolio

dalam jabatan fungsional perawat dengan pendekatan FGD.

Hasil penyebaran kuesioner pengetahuan manajerial rumah sakit setelah

ikut serta dalam perumusan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat

didapatkan sebanyak 12 orang (85,7%) memiliki pengetahuan baik, dan 2 orang

(14,3%) memiliki pengetahuan yang kurang baik, dengan rata-rata 12,0.

Pada tahap reflecting, kekuatan yang dimiliki adalah ketika partisipan masih

bersedia meluangkan waktu untuk nenyelesaikan tahapan terakhir dalam

rangkaian kegiatan action research. Kekuatan lain adanya peningkatan

pengetahuan manajerial rumah sakit setelah ikut serta dalam perumusan yaitu

sebanyak 12 orang (85,7%) berada pada kategori baik.

Kelemahan pada tahap reflecting, dapat dilihat dari hasil FGD reflecting,

dimana tema yang didapat masih adanya kendala terkait perumusan produk

penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat, seperti; sosialisasi yang

belum optimal, motivasi masih kurang terhadap peraturan bagi ASN dalam

jabatan fungsional, dan beban kerja dan keterbatasan waktu terhadap pengisian

logbook.

Universitas Sumatera Utara


112

Pengembangan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional

perawat

Penelitian ini memberikan suatu pengetahuan dan persepsi mengenai

sistem penilaian berbasis kompetensi. Hal ini sesuai dengan penelitian Altahawi et

al (2012) menjelaskan bahwa adanya perumusan terhadap panduan penilaian

memudahkan siswa dalam bertanggung jawab terhadap pembelanjarannya dan

memberikan informasi yang berguna saat mengevaluasi program penilaian.

Persamaan penelitian dapat dilihat dari tema yang muncul dari penelitian tersebut

di atas yaitu adanya panduan untuk memudahkan penilaian, membuat portofolio

merupakan umpan balik kinerja para siswa, umpan balik tersebut berbasis

kompetensi yang memungkinkan siswa untuk memantau kinerja mereka.

Pada kegiatan focus group discussion (FGD) penelitian pengembangan

penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat di rumah sakit USU

Medan, maka didapatkan adanya 5 (lima) tema gabungan FGD reconnaissance

dan FGD reflecting, yaitu: 1) pelaksanaan perumusan penilaian portofolio dalam

jabatan fungsional perawat, 2) kendala dalam perumusan penilaian portofolio

dalam jabatan fungsional perawat, 3) faktor pendukung pada penilaian portofolio

dalam jabatan fungsional perawat, 4) manfaat perumusan penilaian portofolio

dalam jabatan fungsional perawat, dan 5) harapan dari penilaian portofolio dalam

jabatan fungsional perawat. Selanjutnya peneliti akan membahas secara rinci

masing-masing tema yang teridentifikasi.

Universitas Sumatera Utara


113

Pelaksanaan perumusan penilaian portofolio dalam jabatan

fungsional perawat

Tema mengenai pelaksanaan perumusan penilaian portofolio dalam

jabatan fungsional perawat yang dilakukan menghasilkan sub tema yaitu: 1)

kelengkapan dokumen penilaian portofolio dengan kategori bukti

pelayanan/asuhan (logbook), dan 2) tata cara penilaian portofolio dengan kategori

mengidentifikasi/mapping perawat sesuai jabatan fungsional.

Bukti pelayanan/asuhan (logbook)

Penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat dapat dilihat dari

salah satu komponen yaitu komponen utama, dimana penilaian komponen

mengacu dari butir kegiatan jabatan fungsional (Permenkes RI, 2017). Hal ini

sesuai dengan penyataan oleh Alireza Y, Shahram S, dan Assadolah M (2012)

yang menyatakan bahwa pola penilaian dalam bentuk kinerja klinis buku catatan

(logbook) yang bisa menjadi alat yang berharga untuk menilai kompetensi klinis

siswa keperawatan yang menerima pelatihan lapangan di unit perawatan jantung

(CCU).

Mengidentifikasi/mapping perawat sesuai jabatan fungsional

Tata cara dalam penilaian portofolio dalam jabatan fungsional dapat

dilakukan dengan mengidentifikasi/mapping perawat sesuai dengan jenjang

jabatan fungsionalnya. Hal ini sesuai dengan PERMENKES RI no.18 (2017)

menjelaskan bahwa adapun perencanaan kebutuhan pejabat fungsional yang

menjadi binaan untuk uji kompetensi diantaranya: 1) melakukan pemetaan

terhadap pejabat fungsional kesehatan, 2) melakukan identifikasi terhadap

kebutuhan uji kompetensi bagi pejabat fungsional yang akan naik jenjang.

Universitas Sumatera Utara


114

Kendala dalam perumusan penilaian portofolio dalam jabatan

fungsional perawat

Pada proses perumusan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional

perawat ditemukan adanya kendala. Hasil penelitian dapat teridentifikasi bahwa

kendala yang dihadapi dalam perumusan penilaian portofolio dalam jabatan

fungsional perawat adalah kendala dari perawat dan dari manajemen rumah sakit.

Menurut penelitian oleh Buyukozkan, Cifci, dan Guleryuz (2011) menyatakan

bahwa manager harus dapat melihat peningkatan dari kualitas pelayanan melalui

persepsi perawat, agar kelemahan atau kendala yang dihadapi dapat dihindari.

Kendala dari perawat teridentifikasi dari kategori yaitu: 1) motivasi dari individu,

dan 2) beban kerja. Sedangkan kendala dari manajemen rumah sakit dari kategori:

1) panduan/tools dalam penilaian, dan 2) koordinasi antar bidang terkait penilaian.

Motivasi dari individu

Kurangnya motivasi perawat untuk mengisi logbook, dimana itu

merupakan kewajiban dalam menuangkan bukti pelayanan/asuhan apa saja yang

telah dilakukan sesuai dengan jenjang jabatan fungsionalnya. Hal ini sesuai

dengan pernyataan oleh I N Budiawan (2015) terkait motivasi dari individu bahwa

motivasi pegawai akan meningkat bila tujuan dari organisasi tersebut sejalan atau

sama dengan tujuan setiap pribadi pegawai. Pernyatan Jones (2007) juga

menjelaskan bahwa penting untuk memahami tentang motivasi bagi tenaga

kesehatan. Tenaga kesehatan yang memiliki motivasi yang tinggi akan bekerja

dan berusaha untuk memberikan kepuasan terhadap pasien yang pada akhirnya

berpengaruh untuk efektifitas organisasi.

Universitas Sumatera Utara


115

Beban kerja

Pengisian logbook bagi perawat yang merupakan salah satu penilaian

portofolio dalam komponen utama, dimana setiap kegiatan pelayanan/asuhan

dapat dibuktikan oleh pengisian logbook. Ini merupakan kendala yang mendasar

dari perawat dimana beban kerja diruangan yang menuntut harus siap dengan

segala aktivitas pelayanan. Hal ini memiliki persamaan menurut penelitian oleh

Munandar (2005) bahwa beban kerja merupakan kondisi kerja dan uraian

tugasnya yang dalam waktu tertentu mesti terselesaikan. Penelitian oleh Irwady

(2007) menyatakan bahwa beban kerja merupakan jumlah rata-rata kegiatan kerja

pada waktu tertentu, yang terdiri dari beban kerja fisik, beban kerja psikologis

serta waktu kerja.

Panduan/tools dalam penilaian

Pengembangan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat

harus ada suatu panduan/tools agar penilaian dapat terlaksana, yaitu: adanya

standar prosedur operasional (SPO), adanya alur pelaksanaan dalam penilaian, dan

adanya form penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat. Hasil

penelitian menurut Altahawi et al (2012) menyatakan bahwa panduan dari

program penilaian memudahkan siswa dalam bertanggung jawab terhadap

pembelajarannya. Hal ini akan memudahkan tim penguji/penilai dalam melakukan

penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat di rumah sakit USU

Medan.

Universitas Sumatera Utara


116

Faktor pendukung pada penilaian portofolio dalam jabatan

fungsional perawat

Faktor pendukung pada penilaian portofolio dalam jabatan fungsional

perawat dipengaruhi oleh dukungan dari berbagai pihak terkait peraturan baru.

Adapun kategori dalam tema di atas adalah: 1) pencapaian standar kompetensi,

dan 2) pihak terkait memahami tentang peraturan baru.

Pencapaian standar kompetensi

Peningkatan dalam kompetensi dan profesionalisme pejabat fungsional

kesehatan, maka perlu dilaksanakan uji kompetensi, dimana portofolio merupakan

salah satu metode dari uji kompetensi perawat dengan jenjang jabatan fungsional

(Permenkes, 2017). Penelitian oleh Bahreini et al (2012) dengan menggunakan

desain penelitian quasi eksperimen yaitu perbandingan skor kompetensi rata-rata

perawat di kelompok eksperimen sebelum dan sesudah intervensi menunjukkan

peningkatan yang signifikan dalam keseluruhan tingkat kompetensi dan

kompetensi mereka dalam tujuh kategori (P <0,001). Tujuan dari penelitian

tersebut adalah untuk mengetahui adanya pengaruh seorang profesional pada

kompetensi klinis perawat yang bekerja di sebuah rumah sakit berbasis

universitas.

Universitas Sumatera Utara


117

Pihak terkait memahami tentang peraturan baru

Kompetensi merupakan kemampuan kerja setiap aparatur sipil Negara

(ASN) yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang

mutlak diperlukan dalam melaksanakan tugas-tugas jabatannya. Menurut

PERMENKES RI nomor 18 (2017) menyatakan bahwa tuntutan perkembangan

jenis pekerjaan atau bidang garapan profesi fungsional dimasa mendatang akan

menuntut ketajaman pemikiran yang terspesialisasikan menurut bidang

kompetensi masing-masing secara profesional. Sehubungan dengan hal tersebut

maka perlu ditetapkan peraturan menteri kesehatan tentang penyelenggaraan uji

kompetensi jabatan fungsional kesehatan.

Manfaat perumusan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional

perawat

Pada hasil FGD juga didapatkan tema tentang manfaat perumusan

penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat. Kategori dari tema tersebut

yaitu: 1) aktualisasi diri perawat, dan 2) pengetahuan ASN bertambah terhadap

regulasi baru.

Aktualisasi diri perawat

Penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat di rumah sakit USU

Medan dapat menjadi salah satu sarana untuk aktualisasi diri perawat. Menurut

Kelliat (1998) aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang

positif dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan diterima. Hal ini

sejalan dengan pernyataan oleh Perry dan Potter (2005) menjelaskan bahwa

Maslow mengklasifikasikan aktualisasi diri yang merupakan tingkat kebutuhan

yang paling tinggi bagi seseorang.

Universitas Sumatera Utara


118

Aktualisasi diri merupakan proses dari kematangan diri yang dicapai lewat

suatu proses yang disertai dengan motivasi atau dorongan yang kuat. Perawat

dituntut untuk terus mengembangkan diri, sehingga dengan penilaian portofolio

dalam jabatan fungsional perawat dapat meningkatkan kompetensi yang dimiliki

sebagai salah satu cara dalam aktualisasi diri.

Pengetahuan ASN bertambah terhadap regulasi baru

Pengetahuan terkait regulasi/peraturan baru seorang aparatur sipil negara

(ASN) akan bertambah dengan tingkat pendidikan dan lingkungan terhadap

informasi yang baru. Menurut penelitian oleh Wawan (2010) mengenai faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan adalah pendidikan, umur,

lingkungan dan sosial budaya. Semakin tinggi tingkat pendidikan dan status sosial

seseorang maka tingkat pengetahuannya akan semakin tinggi pula. Begitu juga

dengan umur, semakin bertambahnya umur seseorang maka pengetahuannya juga

semakin bertambah.

Harapan dari penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat

Harapan dari penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat adalah

penilaian portofolio dapat menjadi suatu bagian dari pengembangan karir perawat.

Menurut Marquis dan Huston (2010) karir adalah suatu jenjang yang dipilih oleh

individu untuk dapat memenuhi kepuasan kerja perawat, sehingga pada akhirnya

akan memberikan kontribusi terhadap bidang profesi yang dipilihnya.

Berdasarkan pasal 69 ayat (1) dan ayat (3) Undang-undang nomor 5 tahun 2014

tentang aparatur sipil negara antara lain dinyatakan bahwa pengembangan karir

pegawai negeri sipil dilakukan berdasarkan kualifikasi, kompetensi, penilaian

kinerja, dan kebutuhan instansi pemerintah (Undang-Undang RI No. 5, 2014).

Universitas Sumatera Utara


119

Pengembangan karir perawat merupakan suatu perencanaan dan penerapan

rencana karir yang dapat digunakan untuk penempatan perawat pada jenjang yang

sesuai dengan keahliannya, serta menyediakan kesempatan yang lebih baik sesuai

dengan kemampuan dan potensi perawat. Berdasarkan Kemenkes RI (2013) yang

menyatakan bahwa menjadikan rumah sakit USU sebagai salah satu rumah sakit

dalam implementasi jenjang karir perawat profesional untuk pengembangan

profesi keperawatan dan penataan pelayanan keperawatan ke arah yang lebih baik.

Penelitian pengembangan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional

perawat di rumah sakit USU Medan dengan menggunakan desain action research

terlihat pada adanya peningkatan pengetahuan sebelum pengembangan penilaian

portofolio dalam jabatan fungsional perawat dengan sesudah ikut serta dalam

perumusan pengembangan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat.

Peningkatan pengetahuan manajerial rumah sakit sebelum pengembangan

penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat mendapat nilai rata-rata

10,5 dan berada dalam kategori baik sebesar 71,4%. Sedangkan nilai rata-rata

pengetahuan manajerial rumah sakit sesudah ikut serta dalam perumusan

pengembangan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat dengan

nilai rata-rata 12,0 dan berada pada kategori baik sebesar 85,7%.

Universitas Sumatera Utara


120

Output dan Outcome Pengembangan Penilaian Portofolio dalam Jabatan

Fungsional Perawat

Proses penelitian pengembangan penilaian portofolio dalam jabatan

fungsional perawat dilakukan dalam 1 (satu) siklus action research sesuai dengan

tujuan penelitian yaitu mengetahui pengetahuan manajerial rumah sakit tentang

pelaksanaan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat di rumah sakit

USU Medan, dan mengembangkan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional

perawat di rumah sakit USU Medan.

Output yang diharapkan peneliti sesuai dengan tujuan penelitian yaitu

adanya draf perumusan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat di

rumah sakit USU Medan. Draf yang telah tersusun terdiri atas standar prosedur

operasional (SPO), alur pelaksanaan penilaian, dan form penilaian portofolio

dalam jabatan fungsional perawat di rumah sakit USU Medan. Output dari draf

perumusan penelitian juga dilengkapi dengan ketentuan komponen utama,

logbook jenjang jabatan fungsional dan adanya rubrik untuk pencapaian penilaian

portofolio dalam jabatan fungsional perawat.

Outcome yang diharapkan peneliti sendiri atas output yang telah terbentuk

adalah pihak manajemen rumah sakit menerima output penelitian (SPO, alur, dan

form penilaian) bersedia untuk menjalankan output penelitian tersebut. Perubahan

yang nyata dari penelitian ini telah menghasilkan suatu kebijakan yang baru dalam

bentuk standar prosedur operasional (SPO), alur pelaksanaan penilaian, dan form

penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat di rumah sakit USU

Medan.

Universitas Sumatera Utara


121

Hal ini sesuai dengan pernyataan oleh Polit dan Beck (2008) bahwa

penelitian ini tidak hanya menghasilkan pengetahuan tetapi juga ada tindakan dan

peningkatan kesadaran untuk merubah. Implikasi dari penelitian action research

akan memberikan kontribusi yang signifikan untuk praktik klinik berbasis temuan,

yang merefleksikan kenyataan dari praktik klinik yang dilakukan oleh peneliti

bersama dengan lingkungan klinik (Karim, 2001).

Pelajaran yang didapat dari penelitian action research (Lesson Learned)

Pelaksanaan dari penelitian ini telah banyak memberikan ilmu bagi

peneliti, partisipan, dan rumah sakit di rumah sakit USU Medan. Pelajaran yang

dapat diperoleh peneliti adalah peneliti belajar lebih dalam lagi terkait penilaian

portofolio dalam jabatan fungsional perawat dan tentang pemahaman action

research. Peneliti dapat menganalisa data baik secara kualitatif maupun

kuantitatif, mampu melakukan komunikasi dan pendekatan kepada pihak

manajerial rumah sakit, mampu mengetahui kendala dan faktor pendukung yang

peneliti alami selama proses penelitian. Secara garis besar peneliti banyak

berinteraksi dengan lingkungan dan belajar menganalisa situasi yang ada di

sekitar. Peneliti juga mendapatkan pengalaman yang berharga dari setiap proses

yang dijalani selama berlangsungnya penelitian.

Bagi rumah sakit, penelitian action research memberikan informasi yang

sangat penting dalam melakukan pengembangan sebuah standar yang berkualitas.

Penggabungan dua peraturan perundang-undangan/regulasi baru terkait jabatan

fungsional perawat bagi perawat aparatur sipil Negara (ASN), yaitu

PERMENPAN-RB nomor 25 tahun 2014 dan PERMENKES RI nomor 18 tahun

2017.

Universitas Sumatera Utara


122

Peneliti menggunakan desain penelitian action research, dalam

mengembangkan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat.

Penelitian ini dapat direkomendasikan kepada pihak manajerial rumah sakit untuk

dapat melaksanakan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat sesuai

dengan draf penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat, sesuai dengan

situasi dan kondisi rumah sakit USU Medan.

Keterbatasan Penelitian

Selama proses penelitian berlangsung ada beberapa keterbatasan, yaitu:

waktu yang terbatas karena jumlah perawat yang terbatas dan aktivitas perawat

yang padat di ruangan. Hal ini menyebabkan sulitnya mencari waktu yang tepat,

karena perawat selain disibukkan dengan kegiatan asuhan keperawatan di ruangan

juga harus mengikuti rapat untuk persiapan reakreditasi sesuai dengan kelompok

kerja (pokja) nya. Selain itu, peneliti sedikit sulit untuk bertemu dan berdiskusi

dengan tim perumus dalam penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat

karena tim ini merupakan bagian dari personel komite keperawatan, bidang

keperawatan, bagian SDM, dan kepala ruangan yang memiliki agenda yang

sangat padat.

Peneliti melakukan beberapa alternatif dalam upaya untuk mengatasi

keterbatasan dalam penelitian ini yaitu menyesuaikan waktu dengan tim. Hal lain

sebagai strategi alternatif yang dilakukan peneliti adalah sebelum melaksanakan

pertemuan peneliti terus berkoordinasi antar bidang terkait, agar memudahkan

untuk bertemu dalam satu waktu.

Universitas Sumatera Utara


123

Keterbatasan lain dalam penelitian ini adalah konsep penilaian portofolio

dalam jabatan fungsional perawat masih relatif sedikit. Peneliti merujuk pada

PERMENPAN RB nomor 25 tahun 2014 dan PERMENKES RI nomor 18 tahun

2017. Keterbatasan lainnya yaitu dalam metode penelitian hanya menggunakan 1

(satu) siklus action research. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan

reprensentatif sebaiknya dilakukan 3 siklus action research, sehingga output dan

outcome pada penelitian tersebut akan mendapatkan hasil yang lebih baik.

Universitas Sumatera Utara


124

BAB 6

PENUTUP

KESIMPULAN

Penelitian dilaksanakan untuk mengembangkan penilaian portofolio dalam

jabatn fungsional perawat. Output dari penelitian ini adalah adanya draf penilaian

portofolio dalam jabatan fungsional perawat di rumah sakit USU Medan yang

terdiri atas adanya standar prosedur operasional (SPO) penilaian portofolio dalam

jabatan fungsional perawat, adanya alur pelaksanaan penilaian portofolio dalam

jabatan fungsional perawat, dan adanya form penilaian portofolio dalam jabatan

fungsional perawat. Penelitian pengembangan penilaian portofolio dalam jabatan

fungsional perawat telah dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif.

Hasil analisis kualitatif ditemukan 5 (lima) tema, yaitu 1) pelaksanaan

penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat, 2) kendala dalam

perumusan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat, 3) faktor

pendukung pada penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat, 4)

manfaat perumusan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat, dan 5)

harapan dari penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat. Sedangkan

hasil analisis kuantitatif menunjukkan bahwa pengetahuan manajerial rumah sakit

tentang penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat sebelum kegiatan

penelitian adalah 71,4 % meningkat menjadi 85,7 %, dengan peningkatan nilai

rata-rata dari 10,5 menjadi 12,0

124

Universitas Sumatera Utara


125

SARAN

Bagi rumah sakit

Penelitian ini merekomendasikan kepada pihak manajemen rumah sakit

agar menjalankan/menerapkan draf yang telah disusun serta melakukan

koordinasi untuk monitoring dan evaluasi sejauhmana pelaksanaan penilaian

portofolio dalam jabatan fungsional perawat dilakukan di rumah sakit USU

Medan.

Bagi rumah sakit lain

Penelitian ini merekomendasikan kepada pihak manajemen rumah sakit

lain untuk menyusun penilaian kinerja perawatnya berdasarkan dari

perkembangan draf yang sudah ada dan dari penelitian yang sudah ada.

Bagi perawat administrator

Penelitian ini memberikan kontribusi kepada perawat administrator

supaya terus mengembangkan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional

perawat, dan juga melakukan perubahan atas penyempurnaan perumusan sesuai

dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Bagi perkembangan riset keperawatan

Penelitian ini merekomendasikan kepada peneliti selanjutnya agar menjadi

salah satu data riset keperawatan (evidence based) sebagai masukan penelitian dengan

menggunakan pendekatan action research pada siklus selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara


126

DAFTAR PUSTAKA

Alligood, M. R. (2014). Nursing Theorists and Their Work (8th edn). Nursing
Theorists and Their Work (8th edn). https://doi.org/10.5172/
conu.2007.24.1. 106a.

Altahawi, F., Sisk, B., Poloskey, S., Hicks, C., & Dannefer, E. F. (2012). Student
perspectives on assessment: experience in a competency-based portfolio
system. Medical Teacher, 34(3), 221–5. https://doi.org/
10.3109/0142159X.2012.652243.

Assauri, Sofjan. (2004). Tantangan Pimpinan Rumah Sakit Menghadapi


Paradigma Baru. Tahun XXXIII: Jakarta.

Bahreini, M., Moattari, M., Shahamat, S., Dobaradaran, S., & Ravanipour, M.
(2013). Improvement of Iranian nurses’ competence through professional
portfolio: A quasi-experimental study. Nursing and Health Sciences,
15(1), 51–57. https://doi.org/10.1111/j.1442-2018.2012.00733.x. Diakses
tanggal 7 Maret 2017.

Bond, A.E, Eshah, N.F, Bani-Khaled, M., Hamad, A.O., Habashneh, S., Kataua’,
H., et al. (2011). Who uses nursing theory? A univariate descriptive
analysis of five years’ research articles. Scandinavian Journal of Caring
Sciences, 25(2), 404–409. doi: 10.1111/j.1471–6712.2010.00835.x.
Diakses tanggal 7 Maret 2017.

Buckley, S., Coleman, J., & Khan, K. (2010). Best evidence on the educational
effects of undergraduate portfolios. Clinical Teacher, 7(3), 187–191.
https://doi.org/10.1111/j.1743-498X.2010.00364.x. Diakses tanggal 18
April 2017.

Budiawan. (2015). Hubungan Kompetensi, Motivasi dan Beban Kerja Perawat


Pelaksana dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap RSJ Provinsi
Bali. (Tesis Magister Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat) Denpasar:
Universitas Udayana.
Buyucozkan, G., Cifci, G., & Guleryuz, S. (2011). Strategic analysis of health
care service quality using fuzzy AHP methodology. Elsevier. 38. (8).

Byrne, M., Delarose, T., King, C., Leske, J., Sapnas, K. G., & Schroeter, K.
(2007). Continued professional competence and portfolios. Journal of
Trauma Nursing, 14(1), 24–31.
https://doi.org/10.1097/01.JTN.0000264146.57922. Diakses tanggal 14
Maret 2017.

Universitas Sumatera Utara


127

Casey, D. C., & Egan, D. (2010). The use of professional portfolios and profiles
for career enhancement. British Journal of Community Nursing, 15(11),
547–548, 550–552. https://doi.org/10.12968/bjcn.2010.15.11.79625.
Diakses tanggal 31 Maret 2017.
Chamblee, T. B., Dale, J. C., Drews, B., Spahis, J., & Hardin, T. (2015).
Implementation of a Professional Portfolio: A Tool to Demonstrate
Professional Development for Advanced Practice. Journal of Pediatric
Health Care, 29(1), 113–117. https://doi.org/10.1016/j.pedhc.2014.06.003.
Diakses tanggal 31 Maret 2107.
Cooke, M., Mitchell, M., Moyle, W., Henderson, A., & Murfield, J. (2010).
Application and student evaluation of a Clinical Progression Portfolio: A
pilot. Nurse Educationin Practice, 10(4),227.232. https://doi.org/10.1016/j
.nepr. 2009.11.010. Diakses tanggal 31 Maret 2017.
Dasim Budimansyah, (2002), Model Pembelajaran dan Penilaian Portofolio,
Bandung: PT. Ganesindo
Depkes RI. (2014). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014
tentang Keperawatan. Diakses tanggal 7 Maret 2017 melalui
https://www.scribd.com/ document/246054414.
Dewi, P. Rika (2010). Hubungan Pengetahuan mengenai Akreditasi Rumah Sakit
dan Karakteristik Individu dengan Kinerja Perawat Rumah Sakit Zahirah.
(Tesis Program Studi Kajian Administrasi Rumah Sakit). Diakses tanggal
5 Maret 2017 melalui http:/ lib.ui.ac.id.

Fajar, A. (2009). Portofolio Dalam Pembelajaran IPS. Bandung: Remaja


Rosdakarya
Fatikhah. (2016). Studi fenomenologi pengalaman komite keperawatan dalam
pelaksanaan kredensial keperawatan di rumah sakit daerah tugurejo
semarang. (Tesis Magister Keperawatan Konsentrasi Manajemen
Keperawatan). Diakes tanggal 20 Juli 2017 melalui http://
eprints.undip.ac.id/48229.
Fazilla, S. (2011). Penerapan Asesmen Portofolio dalam Penilaian Hasil Belajar
Sains SD. (Jurnal Mahasiswa Pascasarjana Universitas Pendidikan
Indonesia). Diakses tanggal 5 Februari 2018 melalui http://jurnal. upi. Edu.
ISSN 1412-565x.
Gibson, James L. et al. (1996). Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses.
Diterjemahkan oleh Ninuk Adriani. Jakarta: Binarupa Aksara.
Glueck, William F. dan Jauch, Lawrence R. (2004) Manajemen Strategis dan
Kebijakan Perusahaan. Jakarta: Erlangga.
Hegney, D.G., & Francis, K. (2015). Action research: changing nursing practice
Nursing Standard. 29. (40). 36-41.

Universitas Sumatera Utara


128

Hespenheide, M., Cottingham, T., & Mueller, G. (2011). Portfolio Use as a Tool
to Demonstrate Professional Development in Advanced Nursing Practice.
Clinical Nurse Specialist, 25(December), 312–320. Diakses tanggal 20
April 2017 melalui https://doi.org/10.1097/ NUR. 0b013e318233ea90.
Huber, D. (2006). Leadership and nursing care management, Saunders Elsevier
Ilyas (2002). Kinerja : Teori, penilaian dan Penelitian. Pusat kajian Ekonomi
Kesehatan, FKM UI: Jakarta

Irwady (2007). Penilaian Beban Kerja Perawat //http://www.scribd.com/


doc/36043707/Penilaian-Beban-Kerja diakses tanggal 11 Februari 2018.
Jones, E. (2010). A professional practice portfolio for quality learning. Higher
Education Quarterly, 64(3), 292–312. Diakses tanggal 30 Maret 2017
melalui https://doi.org/10.1111/j.1468-2273. 2010.00458.x .
Jones, Rebecca. (2007). Nursing leadershipand management, theories, process &
practice. Philadelphia: David Company
Karim, K. (2001). Assessing the strengths and weaknesses of action research.
Nursing Standart. 15. (26). 33-35.

Kelliat, B. A. (1998). Proses keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta : EGC


Kementerian Kesehatan RI. (2013). Petunjuk pelaksanaan jenjang karir perawat
di rumah sakit. Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan dan Keteknisan
Medik: Jakarta.

Kemmis, S., McTaggart, R., & Nixon, R. (2014). The Action Research Planner:
Doing Critical Participatory Action Research. Singapore : Springer. Doi
10.1007/978-981-4560-67-2.
Marquis, B. L., & Huston, C. J. (2010). Kepemimpinan dan Manajemen
keperawatan: teori & aplikasi. Alih bahasa: Amelia, Edisi 4. Jakarta:
EGC.

McMullan, M., Endacott, R., Gray, M. A., Jasper, M., Miller, C. M. L., Scholes,
J., & Webb, C. (2003). Portfolios and assessment of competence: A review
of the literature. Journal of Advanced Nursing, 41(3), 283–294. https://
doi.org/10.1046/j.1365-2648.2003.02528.x
Munandar. (2005). Psikologi Industri dan Organisasi, UI-Press :Jakarta.
Neuvendorf, KA. (2016). The content analysis guidebook. Sage.
Panjaitan R. (2002). Hubungan efektivitas kepemimpinan kepala ruangan dengan
kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSPAD Gatot Soebroto,
Jakarta. Tesis Program Pasca sarjana, FIK UI.

Universitas Sumatera Utara


129

PERMENKES RI. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 49 Tahun 2014 tentang Komite Keperawatan Rumah Sakit.
Diakses melalui https://www.scribd.com/ doc/298396395
PERMENKES RI. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 18 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Uji kompetensi Jabatan
Fungsional Kesehatan. Diakses melalui https://www.scribd.com
ditjenpp.kemenkumham.go.id
PERMENPAN-RB. (2014). Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2014
tentang Jabatan Fungsional Perawat dan Angka Kreditnya. Diakses
melalui https://www.scribd.com/doc/214354421.

PERPRES RI. (2012). Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 tahun


2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Diakses
melalui https://www.scribd.com/doc/145085183
Polit, D. F., & Beck., C.T. (2008). Nursing research: generating and assessing
evidence for nursing practice (8th ed). Philadelphia: Lippincott.

Polit, D.F., & Beck, C. T. (2012). Nursing Research: Generating and Assessing
Evidence for Nursing Practice (9thed). Wolters Kluwer Health: Lippincott
Williams & Wilkins.

Potter, P., A & Perry, A., G., P. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan:
Konsep, proses & praktek. edisi 4. vol 1. Jakarta : EGC.

R.H. Simamora. (2010). Komunikasi dalam Keperawatan. Jember University


Press: Jember.

R.H. Simamora. (2018). Buku Ajar Keselamatan Pasien Melalui Timbang Terima
Pasien Berbasis Komunikasi Efektif: SBAR. USUpress.

Rivai, V., Basri, A.F.M., Sagala, E.J & Murni, S. (2006). Performance appraisal:
sistem yang tepat untuk menilai kinerja karyawan dan meningkatkan daya
saing perusahaan (Ed.2). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Robbins, PS. (2006). Perilaku Organisasi. Edisi Bahada Indonesia, edisi 10, PT
Indeks: Jakarta

Rustaman, N. Y. (2010). Penilaian Portofolio. FPMIPA dan PPS Universitas


Pendidikan Indonesia, 4.

Setiawan. (2015). Materi workshop analisis data kualitatif. Disampaikan pada


kegiatan workshop analisis data kualitatif oleh Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara. Tidak dipublikasikan.
Siagian SP. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Bumi Aksara

Universitas Sumatera Utara


130

Simamora, R.H. (2005). Hubungan persepsi perawat pelaksana terhadap


penerapan fungsi pengorganisasian yang dilakukan oleh kepala ruangan
dengan kinerjanya di ruang inap RSUD Koja Jakarta Utara (Thesis).
Universitas Indonesia. Fakultas Ilmu Keperawatan.

Simamora, R. H. (2017). A Strengthening of Role of Health Cadres in BTA-


Positive Tuberculosis (TB) Case Invention through Education with
Module Development and Video Approaches in Medan Padang bulan
Comunity Health Center, North Sumatera Indonesia. International Journal
of Applied Engineering Research, 12(20), 10026-10035.

Sri Haryati, Rr.Tuti., Sutoto., & Irawaty, D. (2016). Kredensial dan rekredensial
keperawatan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Swansburg, R.C. (2000). Pengantar kepemimpinan dan manajemen keperawatan.
Alih bahasa: Suharyati Samba. Jakarta: EGC.
Timmins, F., & Duffy, A. (2011). Writing your nursing portfolio a step-by-step
guide. New York: Open University Press.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara: Jakarta

Ward, D. (2010). Infection control in clinical placements: experiences of nursing


and midwifery students. Journal of Advanced Nursing, 66(7), 1533–1542.
doi:10.1111/j.1365-2648.2010.05332.x.

Wawan, A. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku


Manusia.Yogyakarta : Nuha Medika
Webb, C. (1998). Action research: philosophy, methods and personal experience.
Journal of Advance Nursing, 14, 403-410.
Yousefy, A., Shayan, S., & Mosavi, A. (2012). Developing a clinical performance
logbook for nursing students receiving cardiac care field training. Journal
of Education and Health Promotion, Vol. 1 March, 2012.
DOI:10.4103/2277-9531.94415

Universitas Sumatera Utara


131

RIWAYAT HIDUP

Nama : Cut Maria Veriana

Tempat/Tgl lahir : Keude Tanjong/10 Februari 1982

Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil

Alamat : Matang Glp II Mns Dayah, Kec. Peusangan,

Kab. Bireuen 24261

Email : pocutrara@gmail.com

Riwayat Pendidikan:

Jenjang Pendidikan Nama Institusi Tahun Lulus

SD SD Negeri T. Chiek Peusangan 1994

SLTP SLTP Negeri 1 Peusangan 1997

SMU SMU Negeri 4 Banda Aceh 2000

Sarjana Keperawatan Universitas Padjadjaran 2006

Profesi Ners Universitas Padjadjaran 2007

Magister Keperawatan Universitas Sumatera Utara 2018

Universitas Sumatera Utara


132

Riwayat Pekerjaan:

Staf Ruang Jaminan dan Sarana Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen

TMT April 2008 – Februari 2010

Staf Ruang Inap Dewasa Rumah Sakit Umum Daerah Pidie Jaya TMT Maret

2010 – November 2011

Kepala Ruang Inap Dewasa Rumah Sakit Umum Daerah Pidie Jaya TMT

Desember 2011 – Januari 2014

Staf Ruang Jamsostek Rumah Sakit Umum Daerah dr. Fauziah Bireuen TMT

Februari 2014 – sekarang

Kegiatan Akademik Selama Studi:

Peserta Workshop Penelitian Kualitatif “Analisis Data Penelitian

Kualitatif: Computer-Assisted Qualitative Data Analysis Software

(CAQDAS)” , Medan 19 Desember 2015

Peserta Seminar “Update Diagnosa Nanda dan Launching Buku NOC NIC

Edisi Bahasa Indonesia”, di Hotel Grand Kanaya, Medan 22 April

2016

Peserta Seminar & Discuss “Nursing is Caring and Continuing

Professional Development” , di Aula Rumah Sakit USU, Medan 21

Mei 2016

Panitia Seminar “Perencanaan Strategi Rumah Sakit” di Aula Fakultas

Keperawatan USU, Medan 15 Juli 2016

Universitas Sumatera Utara


133

Peserta Seminar Keperawatan “Writing For Publication In International

Journals” di Aula Fakultas Keperawatan USU, Medan 20 Juli 2016

Panitia Seminar “Akreditasi Rumah Sakit Di Era MEA” di Aula Fakultas

Keperawatan USU, Medan 22 Oktober 2016

Peserta Seminar “Manajemen Pengolahan Sumber Daya Perawat di Rumah

Sakit”, di Aula Rumah Sakit Umum Deli, Medan 27 Desember

2016

Peserta Seminar “Penguatan dan Fungsi PPNI di Era Global”, Medan 11

Februari 2017

Peserta Kegiatan “Pelatihan dan Sosialisasi Penulisan Artikel Ilmiah

Internasional Bereputasi untuk Mahasiswa S2 dan S3 USU”, di

Ruang CBT Fakultas Keperawatan USU, Medan 10 Agustus 2017

Peserta Seminar Keperawatan “Tentang Pengembangan Jenjang Karir

Perawat Klinis dan Implementasi Peran Perawat Manajer dalam

Akreditasi RS dan Puskesmas”, Medan 18 November 2017

Peserta Seminar Nasional Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara dengan Tema “Ethic of Caring in Nursing”, di Aula Fakultas

Keperawatan USU, Medan 25 November 2017

Peserta Seminar “Sistem Kredensial Profesi Menuju Peningkatan

Pelayanan Keperawatan”, di Aula Institut Kesehatan Helvetia,

Medan 10 Maret 2018

Universitas Sumatera Utara


134

Peserta The 3rd Asian Congress in Nursing Education (ACiNE) 2018

“Optimizing Interprofessional Education to Improve Health Care

Quality” , di Hotel Royal Ambarrukmo, Yogyakarta 18-20 April

2018

Pemakalah Oral Presentation Session During The 3rd Asian Congress in

Nursing Education (ACiNE) 2018, di Hotel Royal Ambarrukmo,

Yogyakarta 18-20 April 2018

The 3rd Asian Congress in Nursing


Education (ACINE)

Universitas Sumatera Utara


135

LAMPIRAN 1

INSTRUMEN PENELITIAN

135

Universitas Sumatera Utara


136

Lampiran 1 A

No.

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON PARTISIPAN PENELITIAN

Selamat pagi/siang Bapak/Ibu/Teman sejawat, perkenalkan saya Cut Maria

Veriana, Mahasiswa dari Program Studi S2 Magister Keperawatan Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang akan melakukan penelitian yang

berjudul “Pengembangan Penilaian Portofolio dalam Jabatan Fungsional

Perawat di Rumah Sakit USU Medan”. Penelitian ini bertujuan untuk

menghasilkan dan menggembangkan suatu penilaian untuk perawat dalam jabatan

fungsional di Rumah Sakit USU Medan. Saya akan melakukan pengambilan data

dari Anda dengan cara memberikan kuesioner yang telah dibuat. Oleh karena itu

diharapkan Anda dapat menjawab semua pertanyaannya sesuai dengan apa yang

Anda alami selama bekerja di Rumah Sakit ini.

Demikianlah penjelasan penelitian ini dibuat, Saya ucapkan terima kasih.

Peneliti,

(Cut Maria Veriana)

Universitas Sumatera Utara


137

Lampiran 1 B

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PARTISIPAN

(Informed Consent)

Setelah memahami penjelasan dan tujuan penelitian dari saudari Cut Maria

Veriana, mahasiswi Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Universitas

Sumatera Utara dengan judul “ Pengembangan Penilaian Portofolio dalam Jabatan

Fungsional Perawat di Rumah Sakit USU Medan”, maka dengan ini saya

menyatakan bahwa saya bersedia menjadi partisipan dalam melaksanakan

penelitian tersebut.

Demikian persetujuan ini saya tandatangani dengan sukarela tanpa

paksaan dari siapapun.

Medan, 2017

Partisipan Peneliti,

(……………………) (Cut Maria Veriana)

Universitas Sumatera Utara


138

Lampiran 1 C

PANDUAN FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD)


TAHAP RECONNAISSANCE
“PENGEMBANGAN PENILAIAN PORTOFOLIO DALAM JABATAN
FUNGSIONAL PERAWAT DI RUMAH SAKIT USU MEDAN”

Tempat : Tanggal :

Jumlah Partisipan : Jam Mulai :

Nama Fasilitator :

Kegiatan :

a. Fasilitator membuka pertemuan

Terima kasih atas kehadiran Bapak/Ibu pada pertemuan hari ini..

b. Menyampaikan tujuan focus group discussion (FGD)

Tujuan dari pertemuan kita ini adalah untuk melakukan pembicaraan secara

terbuka dan fokus tentang topik “Penilaian Portofolio dalam Jabatan

Fungsional Perawat”. Pertemuan ini berlangsung kurang lebih 1,5 jam.

c. Persetujuan grup terhadap kerahasiaan jawaban dan norma yang berlaku

dalam diskusi.

Sebelumnya saya akan menyampaikan beberapa aturan selama proses diskusi

yaitu :

1. Dimohon kepada para peserta untuk menghormati pendapat orang

lain, yang mungkin memiliki pendapat yang berbeda.

2. Hal-hal yang akan di diskusikan akan saya simpan dan rahasiakan,

Saya akan merekam dan mencatat perjalanan diskusi ini, tanpa

menuliskan nama atau siapa yang memberi pernyataan.

Universitas Sumatera Utara


139

3. Hal-hal yang akan di diskusikan akan saya simpan dan rahasiakan,

Saya akan merekam dan mencatat perjalanan diskusi ini, tanpa

menuliskan nama atau siapa yang memberi pernyataan.

d. Saya akan mengajukan beberapa pertanyaan yaitu :

1. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana penilaian portofolio dalam jabatan

fungsional perawat dilakukan?

2. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana cara yang dilakukan untuk merumuskan

suatu penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat?

3. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana sebaiknya dilakukan pengembangan dari

penilaian portofolio dalam jabatan fungsional yang ada di rumah sakit

USU?

4. Menurut Bapak/Ibu, hal apa saja yang harus dipersiapkan untuk

mendukung pada penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat?

5. Menurut Bapak/Ibu, apa saja manfaat yang akan dirasakan jika penilaian

portofolio ini dalam jabatan fungsional perawat dilaksanakan?

e. Menutup FGD

Terima kasih atas waktu dan saran yang Bapak/Ibu berikan. Hal ini akan

sangat bermanfaat bagi saya.

Universitas Sumatera Utara


140

Lampiran 1 D

PANDUAN FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD)


TAHAP REFLECTION
“PENGEMBANGAN PENILAIAN PORTOFOLIO DALAM JABATAN
FUNGSIONAL DI RUMAH SAKIT USU MEDAN”

Tempat : Tanggal :

Jumlah Partisipan : Jam Mulai :

Nama Fasilitator :

Kegiatan :

a. Fasilitator membuka pertemuan

Terima kasih atas kehadiran Bapak/Ibu pada pertemuan hari ini..

b. Menyampaikan tujuan focus group discussion (FGD)

Tujuan dari pertemuan kita ini adalah untuk melakukan pembicaraan secara

terbuka dan fokus tentang penilaian portofolio dalam jabatan fungsional

perawat yang kita lakukan di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara.

Pertemuan ini akan membahas kegiatan yang telah dilaksanakan kurang lebih

2 bulan, diskusi ini akan berlangsung kurang lebih 1 jam.

c. Persetujuan group terhadap kerahasiaan jawaban dan norma yang berlaku

dalam diskusi.

Saya akan menyampaikan beberapa aturan selama proses diskusi yaitu :

1. Dimohon kepada para peserta untuk menghormati pendapat orang lain,

yang mungkin memiliki pendapat yang berbeda.

Universitas Sumatera Utara


141

2. Hal-hal yang didiskusikan akan saya simpan dan rahasiakan. Saya akan

merekam dan mencatat perjalanan diskusi ini, tanpa menuliskan nama atau

siapa yang memberi pernyataan.

d. Saya akan mengajukan beberapa pertanyaan yaitu :

1. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana tanggapannya terhadap perumusan

penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat?

2. Coba Bapak/Ibu ceritakan, apa saja kendala dalam perumusan terhadap

produk penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat?

3. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana upaya untuk mengatasi kendala-kendala

tersebut?

4. Menurut Bapak/Ibu, apa saja faktor pendukung dalam perumusan

penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat?

5. Menurut Bapak/Ibu, apa saja manfaat yang diperoleh pada saat perumusan

produk penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat?

e. Menutup FGD

Terima kasih atas waktu dan saran yang Bapak/Ibu berikan. Hal ini

akan sangat bermanfaat bagi saya.

Universitas Sumatera Utara


142

Lampiran 1 E

Data Demografi Partisipan

Petunjuk Pengisian:

Di bawah ini adalah data demografi yang dibutuhkan sebagai identitas

partisipan dalam penelitian. Isilah pernyataan di bawah ini sesuai keadaan Bapak/

Ibu yang sebenarnya, dengan member tanda checklist (√) pada kotak yang telah

disediakan.

No. Partisipan : (diisi oleh peneliti)

1. Usia partisipan : tahun

2. Jenis kelamin : Perempuan Laki-laki

3. Pendidikan Terakhir : D-III Keperawatan S-2

S-1 Keperawatan

Ners

4. Lama Bekerja : 1 s/d <5 tahun 5 s/d <10 tahun

10 s/d <15 tahun

5. Jabatan : Kepala Ruangan

Lain-lain …………….

Universitas Sumatera Utara


143

Lampiran 1 F
Lembar Kuesioner Pengetahuan tentang Penilaian Portofolio dalam Jabatan

Fungsional di Rumah Sakit USU Medan

Pilihlah jawaban atas pertanyaan di bawah ini sesuai dengan pengetahuan

anda dengan memberikan tanda checklist (√) pada kolom pilihan yang telah

disediakan.

NO. PERTANYAAN BENAR SALAH

1. Penilaian portofolio perawat dilakukan oleh Tim

2. Penilaian portofolio dilakukan ketika seorang


perawat akan naik jabatan fungsionalnya

3. Portofolio bukan namun merupakan serangkaian


kompetensi serta pencapaian prestasi seorang
perawat

4. Salah satu dokumen penilaian portofolio adalah


STR yang masih berlaku

5. Portofolio merupakan catatan pengembangan


profesional yang terdiri dari kompetensi

6. Portofolio hanya berisi narasi dan pengalaman


hidup saja

7. Portofolio merupakan aktualisasi diri seorang


perawat

8. Perawat yang aktif dalam organisasi profesi (PPNI)


merupakan salah satu komponen penilaian
portofolio

9. Penilaian portofolio dilaksanakan dengan melihat

Universitas Sumatera Utara


144

bukti-bukti otentik dan tidak diproses kalau tidak


lengkap

10. Evaluasi kinerja tidak termasuk dalam komponen


penilaian portofolio

11. Keputusan hasil penilaian portofolio perawat


dilakukan oleh tim yang ditunjuk direktur rumah
sakit

12. Kewenangan klinis perawat diberikan oleh direktur


rumah sakit berdasarkan kegiatan dari angka kredit
dalam jabatan fungsionalnya

13. Portofolio digunakan sebagai salah satu cara


penilaian yang mampu mengungkapkan pencapaian
standar kompetensi dan kompetensi dasar perawat

14. Standar penilaian portofolio berdasarkan


pencapaian kompetensi perawat sesuai dengan
jabatan fungsionalnya

Universitas Sumatera Utara


145

LAMPIRAN 2

BIODATA EXPERT

136

Universitas Sumatera Utara


146

BIODATA EXPERT

1. Resmi M. Siregar, S.Kep., Ns., M.Kep

(Kepala Bidang Keperawatan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

Medan)

2. Liberta Lumbantoruan, S.Kp., M.Kep

(Ketua Komite Etik Keperawatan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam

Malik Medan)

3. Hetti Marlina Pakpahan, SKM., S.Kep., Ns., M.Kep

(Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Keperawatan/Ketua Program Studi NERS

Universitas Darma Agung Medan)

Universitas Sumatera Utara


147

LAMPIRAN 3

IZIN PENELITIAN

137

Universitas Sumatera Utara


148

Universitas Sumatera Utara


149

Universitas Sumatera Utara


150

Universitas Sumatera Utara


151

Universitas Sumatera Utara


152

Universitas Sumatera Utara


153

Universitas Sumatera Utara


154

Universitas Sumatera Utara


155

Universitas Sumatera Utara


156

LAMPIRAN 4

DOKUMENTASI KEGIATAN
PENELITIAN

138

Universitas Sumatera Utara


157

Kegiatan focus group discussion (FGD) yang dilakukan peneliti bersama


bidang keperawatan, komite keperawatan, bidang SDM, dan kepala
ruangan.

Universitas Sumatera Utara


158

Kegiatan tahap planning yang dilakukan peneliti bersama bidang


keperawatan, komite keperawatan, bidang SDM, dan kepala ruangan

Universitas Sumatera Utara


159

Kegiatan sosialisasi pemaparan hasil perumusan penelitian pengembangan


penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat dihadiri oleh bidang
keperawatan, komite keperawatan, bidang SDM, dan kepala ruangan.

Universitas Sumatera Utara


160

LAMPIRAN 5

LEMBAR KONSUL

139

Universitas Sumatera Utara


161

Universitas Sumatera Utara


162

Universitas Sumatera Utara


163

Universitas Sumatera Utara


164

Universitas Sumatera Utara


165

Universitas Sumatera Utara


166

Universitas Sumatera Utara


167

Universitas Sumatera Utara


168

Universitas Sumatera Utara


169

Universitas Sumatera Utara


170

PRODUK
PENELITIAN TESIS

Universitas Sumatera Utara


171

Universitas Sumatera Utara


172

KATA PENGANTAR

Segala puji ke hadirat Allah SWT karena dengan izin, rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan draf penilaian portofolio
dalam jabatan fungsional perawat di rumah sakit USU Medan.

Draf penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat dalam proses


penyusunannya merujuk ke berbagai sumber. Harapan penulis dengan adanya
draf penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat mudah-mudahan
dapat dijadikan sebagai langkah awal dalam penerapan pelaksanaan penilaian
portofolio dalam jabatan fungsional perawat dengan mengacu kepada peraturan
bagi pejabat fungsional aparatur sipil Negara (ASN).

Draf penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat sudah


disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
sehingga memperlancar dalam proses penyusunan. Untuk itu penulis sampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
penyusunan draf ini. Penulis juga mengharapkan masukan dan kritik yang
membangun atas draf penilaian yang telah tersusun. Akhir kata pelaksanaan
penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat akan terselenggara
dengan baik, apabila lintas sektor saling berkoordinasi, mempunyai motivasi,
kesadaran serta tanggung jawab dalam melaksanakan penilaian portofolio dalam
jabatan fungsional perawat.

Medan, Februari 2018


Penulis,

Cut Maria Veriana

Universitas Sumatera Utara


173

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………… i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………. ii

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………......................... iii

I. DESKRIPSI DRAF PERUMUSAN ……………………………………………. 1

1. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)………………………. 2

2. ALUR PELAKSANAAN………………………………………………………… 2

3. FORM PENILAIAN……………………………………........................... 2

II. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)………................... 3

ALUR PELAKSANAAN………………………………………………………….. 7

III. REFERENSI………………………………………………….……………………….. 8

Universitas Sumatera Utara


174

DESKRIPSI DRAF PERUMUSAN PENILAIAN PORTOFOLIO

DALAM JABATAN FUNGSIONAL PERAWAT

Penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat digunakan sebagai


salah satu metode uji kompetensi jabatan fungsional kesehatan dalam bidangnya
masing.masing. Uji portofolio merupakan satu metode wajib dalam pelaksanaan
uji kompetensi. Penilaian portofolio merupakan suatu metode penilaian yang
berkesinambungan dengan mengumpulkan informasi atau data secara sistematik
atas hasil pekerjaan seseorang.
Portofolio digunakan sebagai salah satu cara penilaian yang mampu
mengungkap pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar setiap
pejabat fungsional kesehatan. Pentingnya portofolio memungkinkan pejabat
fungsional untuk merefleksi pelayanan yang diberikan, dapat menunjukkan
kemampuan, memberi gambaran atas apa yang dilakukan pejabat fungsional
kesehatan dan sebagai bukti otentik.
Melalui penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat, maka
diharapkan dapat memberikan pengakuan terhadap kompetensi jabatan
fungsional kesehatan dan menjadi bahan pertimbangan untuk kenaikan jenjang
jabatan. Draf perumusan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat
ini telah disusun terdiri atas: standar prosedur operasional (SPO), alur
pelaksanaan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat, dan form
penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat.

Universitas Sumatera Utara


175

1. Standar Prosedur Operasional (SPO)


Standar prosedur operasional (SPO) adalah suatu perangkat
instruksi/langkah-langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja
rutin tertentu. Draf perumusan SPO ini peneliti bersama manajemen rumah sakit
berdiskusi dan berkolaborasi agar tersusun suatu draf penilaian portofolio dalam
jabatan fungsional perawat di rumah sakit USU Medan. Adapun standar prosedur
operasional (SPO) terdiri dari pengertian, tujuan, kebijakan, prosedur, dan unit
terkait.

2. Alur Pelaksanaan Penilaian Portofolio dalam Jabatan


Fungsional Perawat
Alur pelaksanaan penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat
merupakan urutan atau rangkaian kegiatan penilaian portofolio dalam jabatan
fungsional perawat di rumah sakit USU Medan yang memiliki tahapan-tahapan
tertentu secara kronologis. Rangkaian kegiatan tersebut akan memudahkan
dalam memahami proses pelakasanaan penilaian.

3. Form Penilaian Portofolio dalam Jabatan Fungsional


Perawat
Form penilaian portofolio dalam jabatan fungsional perawat merupakan
proses penilaian yang berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi
yang menunjukkan perkembangan kompetensi perawat dengan jabatan
fungsional dalam satu periode tertentu.

Universitas Sumatera Utara


176

Universitas Sumatera Utara


177

Universitas Sumatera Utara


178

Universitas Sumatera Utara


179

Universitas Sumatera Utara


180

Universitas Sumatera Utara


181

REFERENSI

PERMENKES RI. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


18 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Uji kompetensi Jabatan
Fungsional Kesehatan. Diakses melalui https://www.sc ribd.com
ditjenpp.kemenkumham.go.id.

PERMENPAN-RB. (2014). Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara


dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2014 Tentang
Jabatan Fungsional Perawat dan Angka Kreditnya. Diakses melalui
https://www.scribd.com/doc/214354421.

Universitas Sumatera Utara


182

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai