2018
Syatriawati
Universitas Sumatera Utara
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/12306
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA RUANGAN DENGAN
KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH
SAKIT GRAND MEDISTRA LUBUK PAKAM
TESIS
Oleh
SYATRIAWATI
147046054 / ADMINISTRASI KEPERAWATAN
THESIS
By
SYATRIAWATI
147046054 / NURSING ADMINISTRASION
ABSTRAK
i
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah
tesis yang berjudul: “ Hubungan supervisi kepala ruangan dengan kinerja perawat
Sumatera Utara. Dengan selesainya tesis ini Penulis mengucapkan terima kasih
Sumatera Utara
Magister Keperawatan.
3. Ibu Dewi Elizadiani Suza, S.Kp., MNS., Ph.D selaku Ketua Program
tesis ini.
iii
Universitas Sumatera Utara
4. Ibu Diah Arrum, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Sekretaris Ketua Program
Penguji II yang telah banyak memberikan masukan dan saran untuk dalam
tesis.
6. Para dosen dan staff Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Fakultas
iv
Universitas Sumatera Utara
Ilham Syddiq,S.H, yang telah banyak memberikan dorongan moril dalam
semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak
Penulis menyadari tesis ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan tesis ini dan harapan
penulis semoga tesis ini bermanfaat demi kemajuan ilmu pengetahuan khususnya
profesi keperawatan.
Penulis,
Syatriawati
v
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ................................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP ................................................................................... vi
DAFTAR ISI.............................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xi
DAFTAR SKEMA .................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
1.1. Latar belakang ............................................................................ 1
1.2. Permasalahan .............................................................................. 7
1.3. Tujuan penelitian ........................................................................ 7
1.3.1.Tujuan Umum..................................................................... 7
1.3.2.Tujuan Khusus.................................................................... 7
1.4. Hipotesa ...................................................................................... 7
1.5. Manfaat penelitian ...................................................................... 8
1.5.1.Bagi rumah sakit ................................................................. 8
1.5.1.1.Pihak managemen ................................................. 8
1.5.1.2.Kepala Ruangan .................................................... 8
1.5.1.3.Perawat Pelaksana................................................. 8
1.5.2.Bagi pendidikan keperawatan............................................. 8
1.5.3.Bagi Tim kesehatan lain ..................................................... 9
viii
Universitas Sumatera Utara
2.2.6.Kinerja perawat pelaksana ruang inap............................... 35
2.2.7.Alat ukur kinerja perawat .................................................. 36
2.2.8.Hasil Ukur ......................................................................... 38
2.2.9.Pengukuran Kinerja Perawat ............................................. 38
2.3.Landasan Teori ............................................................................ 38
2.4.Kerangka konsep ......................................................................... 41
ix
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 85
6.1.Kesimpulan ............................................................................... 85
6.2.Saran.......................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Halaman
xi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR SKEMA
Halaman
xii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran :
1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian Supervisi
2. Lembar Kuesioner Supervisi Kepala Ruangan
3. Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian Kinerja
4. Lembar Kuesioner Kinerja Perawat Pelaksana
5. Lembar Biodata Expert
6. Lembar Persetujuan Komisi Etik Penelitian Kesehatan F.Kep USU
7. Lembar Surat Ijin Reliabel dari F.Kep USU
8. Lembar Surat Ijin Reliabel dari RSU Sembiring Delitua
9.Lembar Surat Ijin Penelitian dari F.Kep USU
10. Lembar Surat Ijin Penelitian dari RS Grand Medistra Lubuk Pakam
11. Lembar Konsul
xiii
Universitas Sumatera Utara
BAB 1
PENDAHULUAN
yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat dan tenaga ahli kesehatan
lainnya. Saat ini kesehatan merupakan salah satu peluang bisnis yang cukup baik.
Hal ini terbukti dengan semakin banyaknya rumah sakit atau klinik swasta yang
berdiri. Bahkan di Indonesia juga telah berdiri beberapa rumah sakit bertaraf
dengan pelayanan yang diberikan rumah sakit di luar negeri. Sering kali
keamanan perawatan dalam situasi klinis yang kompleks dirumah sakit dalam
1
Universitas Sumatera Utara
Perawat merupakan salah satu profesi dalam pemberian asuhan
Munculnya supervisi klinis pada saat ini karena adanya kegagalan yang
jantung Bristol dan skrining serviks di Kent Canterbury Hospital dan kejadian
sistem pelayanan kesehatan. Supervisi klinis menjadi salah satu yang kurang
mengeksplorasi dan menguji peran dan status supervisi klinis sebagai supervisor
walaupun perkembangan dalam perawatan lebih baik, dalam supervisi klinis tetap
atau mungkin infeksi dalam penyediaan perawatan pasien (Cottrell & Smith,
2000).
2
Universitas Sumatera Utara
Efektivitas dan kualitas pelayanan secara keseluruhan diperkirakan akan
jawab pada tugas masing-masing. Supervisi adalah suatu proses dengan cara
dari sebuah profesi untuk anggota junior atau anggota profesi yang sama.
Hubungan ini meluas dari waktu ke waktu dan memiliki tujuan untuk
yang ditawarkan untuk klien atau melayani sebagai juru kunci mereka yang
yang difokuskan pada pendapat kepala perawat pada supervisi klinis keperawatan.
3
Universitas Sumatera Utara
Kemudian Kalimantan Timur, menemukan 47,4 persen perawat belum
memiliki uraian tugas secara tertulis, 70,9 persen perawat tidak pernah mengikuti
pelatihan dalam 3 tahun terakhir dan 39,8 persen perawat masih melaksanakan
evaluasi kinerja perawat (Basri, 2007). Hasil survei di RSU Swadana Tarutung,
terhadap 152 pasien rawat inap berkaitan dengan kinerja perawat pelaksana
tidak disiplin (Siregar, 2008). Penelitian yang dilakukan oleh Mulyono, Hamzah
dan Abdullah (2013) di Rumah sakit Tingkat III 16.06.01 Ambon terdapat
pengaruh yang signifikan antara supervisi dengan kinerja perawat, sejalan dengan
inap dengan 69 responden diketahui bahwa ada hubungan antara supervisi dengan
kinerja perawat pelaksana secara formal. Rumah sakit Grand Medistra merupakan
salah satu rumah sakit tipe B yang memberikan pelayanan kesehatan dari pasien
umum hingga spesialis. Data yang diperoleh pada pelaksanaan misi pelayanan
4
Universitas Sumatera Utara
Hal ini terlihat pada data rekam medis menunjukkan angka produktifitas
rumah sakit tahun 2014 sudah mencapai angka ideal menurut Depkes (2008)
yaitu BOR= 60-85%, a-LOS= 6-9 hari, TOI= 1-3 hari, BTO= 40-50 pasien per
tahun, NDR= 25 per 1000 pasien keluar, GDR= 45 per 1000 pasien keluar
Hasil survei melalui observasi dan wawancara didapat data tentang sistem
kegiatan supervisi kepala ruangan berdasarkan pada aturan dari Rumah Sakit
Grand Medistra yaitu dari sisi kegiatan supervisi, jadwal kegiatan supervisi,
aspek yang disupervisi, juga teknik yang dilakukan oleh kepala ruangan yang
tidak dipahami oleh perawat yang disupervisi. Untuk itu dibutuhkan pengawasan
yang baik dari pimpinan dalam bentuk supervisi yang akan menghasilkan kinerja
(2) Mengecek jadwal kerja, pada waktu mulai shift, (3) Mengecek personil yang
5
Universitas Sumatera Utara
Kemudian (8) Mengecek pekerjaan setiap perawat, mengarahkan,
personil, kenyamanan kerja terutama personil baru, (12) Berjaga di tempat bila
perawat, (14) Mendeteksi dan mencatat problem yang muncul pada saat itu dan
personil atau aneka kerja secara kontiniu untuk 15 menit sekali, (20) Melihat
harinya, (22) Pikirkan pekerjaan yang telah dilakukan sepanjang hari dengan
laporan harian dan (24) Membuat daftar pekerjaan untuk keesokan harinya
6
Universitas Sumatera Utara
1.2 Permasalahan
penelitian ini adalah apakah ada hubungan supervisi kepala ruangan dengan
Pakam.
7
Universitas Sumatera Utara
1.5 Manfaat Penelitian
pengembangan keilmuan baik secara teoritis dan praktik bagi dunia keperawatan
diantaranya :
Hasil penelitian ini dapat menjadi pedoman bagi rumah sakit khususnya
supervisi.
supervisi kepala ruangan dan kualitas kinerja perawat pelaksana yang dapat
8
Universitas Sumatera Utara
1.5.3 Bagi Tim Kesehatan lain
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar dan referensi oleh
9
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Supervisi
tidak baik. Menurut (Royal college of nursing, 2007), supervisi adalah proses
pemeriksaan apakah segala sesuatunya terjadi sesuai dengan rencana yang telah
10
Universitas Sumatera Utara
Supervisi adalah melakukan pengamatan secara langsung dan berkala
oleh atasan terhadap pekerjaan yang dilakukan bawahan yang kemudian bila
memberikan asuhan keperawatan dengan baik, terampil, aman, cepat dan tepat
kesadaran termasuk akuntabilitas dan praktek reflektif (Lynch & Happel, 2008).
11
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Tujuan Supervisi
Gillies (1994), tujuan dari supervisi adalah untuk memeriksa, menilai dan
memiliki bekal yang cukup untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan
hasil yang baik, supervisi yang baik adalah supervisi yang dilakukan secara
berkala.
Kepala Ruangan
pelayanan keperawatan.
12
Universitas Sumatera Utara
Kepala Bidang Keperawatan
yang harus dimiliki oleh pelaksana supervisi meliputi : 1) atasan langsung dari
yang disupervisi, apabila tidak memungkinkan, dapat ditunjuk staf khusus dengan
pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk jenis pekerjaan yang akan
prinsip - prinsip pokok serta teknik supervisi, 4) Memiliki sifat edukatif dan
suportif bukan otoriter, 5) Mempunyai waktu yang cukup, sabar dan selalu
disupervisi.
arahan dan pencegahan serta memperbaiki kesalahan yang terjadi, maka supervisi
13
Universitas Sumatera Utara
Supervisi yang ditujukan untuk memantau proses pelaksanaan tugas
keperawatan yang telah dijalankan maka supervisi tidak langsung lebih tepat
Supervisor terlibat dalam kegiatan agar pengarahan dan pemberian petunjuk tidak
tertulis seperti laporan pasien dan catatan asuhan keperawatan pada shift pagi,
sore dan malam. Dapat juga dengan menggunakan laporan lisan seperti saat
timbang terima shift, ronde keperawatan maupun rapat. Supervisor tidak melihat
umpan balik diberikan agar tidak terjadi salah persepsi dan masalah segera dapat
masalah, melaksanakan jalan keluar dan menilai hasil yang dicapai untuk tindak
perawatan.
14
Universitas Sumatera Utara
Dalam memberikan perawatan yang aman dan berkesinambungan,
kerja individu dan kelompok staf perawatan. Menurut Kirk, Eaton dan Auty
to-one dengan expert berasal dari disiplin ilmu yang sama, one-to-one dengan
expert berasal dari disiplin ilmu yang berbeda, one-to-one yang dilakukan oleh
menetapkan tujuan
15
Universitas Sumatera Utara
2.1.5.2 Supervisi
supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan alat ukur atau instrumen yang
masukan dan solusi pada perawat primer dan perawat associate, 7) supervisor
ini sering tidak adil karena hanya melihat sisi negatif dari pelaksanaan pekerjaan
yang dilakukan para perawat pelaksana sehingga sulit terungkap sisi positif, hal-
16
Universitas Sumatera Utara
2.1.6.2 Model ilmiah
sehingga tidak hanya mencari kesalahan atau masalah saja. supervisi yang
aman sehingga supervisor dapat diterima oleh perawat pelaksana yang akan
seorang supervisor harus memenuhi tiga fungsi utama yaitu: restoratif, formatif
dan normatif.
17
Universitas Sumatera Utara
Model ini yang memandu praktek superviser tidak boleh terlalu
preskriptif, tetapi bertindak sebagai kerangka kerja yang didukung oleh prinsip
teori (Bush, 2005). Model lain adalah The CLEAR (integratif) model
superviser. Superviser harus menyadari elemen utama dalam model ini adalah :
murah hati, bermanfaat, bersikap terbuka, mau belajar, bijaksana dan pemikiran,
18
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan aktifitas dan tingkat ketergantungan pasien dibantu oleh perawat,
membuat rencana kendali, membawahi perawat dan mengatur tenaga yang ada
setiap hari.
tim kerja.
hadir, membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat
19
Universitas Sumatera Utara
5. Pencatatan dan Pelaporan, mencatat evaluasi tindakan keperawatan sesuai
melakukan tindakan yang tepat berdasarkan hasil observasi tersebut sesuai batas
dengan anggota tim kesehatan dalam membahas kasus dan upaya meningkatkan
mutu asuhan keperawatan di rumah sakit dan mencatatnya untuk sebagai bahan
asuhan keperawatan yang tepat dan benar sesuai standar asuhan keperawatan
2.1.8 Supervisi
setiapperawat dengan sabar, adil serta bijaksana. Hasil dari pelaksanaan supervisi
terampil, aman, cepat dan tepat secara menyeluruh sesuai dengan kemampuan
dan keterbatasan dari perawat yang bersangkutan. Supervisor adalah tingkah laku
supervisi.
20
Universitas Sumatera Utara
Menurut Kron (1987) peran supervisor adalah sebagai perencana,
penting, bicara pelan dan jelas, pesannya masuk akal, hindari pengarahan
21
Universitas Sumatera Utara
tugas apa yang seharusnya dilakukan, bagaimana melakukan dan apa
manfaatnya.
mengerjakan sesuatu.
dapat memberikan penilaian yang baik. Penilaian akan berarti dan dapat
22
Universitas Sumatera Utara
2.1.9 Alat Ukur Supervisi kepala ruangan
klinik model yang sering digunakan pada profesi keperawatan. Instrumen ini
Selalu = 3. Instrumen ini diberikan kepada perawat pelaksana saat peneliti telah
supervisi Baik jika > 50% dengan skor = (49-96) dan supervisi Kurang jika <50%
dengan skor = (1-48) yang mana supervisi sangat berpengaruh terhadap kinerja
2.2 Kinerja
yaitu mengemukakan bahwa kinerja adalah fungsi dari motivasi, kecakapan, dan
presepsi peranan. Secara umum, pengertian kinerja adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam kemampuan
atasan kepadanya. Selain itu, kinerja juga dapat diartikan sebagai suatu hasil dan
usaha seseorang yang dicapai dengan adanya kemampuan dan perbuatan dalam
situasi tertentu.
23
Universitas Sumatera Utara
Tenaga keperawatan Rumah Sakit merupakan sumber daya manusia
kinerja perawat terus menjadi perhatian berbagai pihak (Depkes R.I, 2004).
Kinerja adalah suatu proses dan hasil yang dicapai oleh seseorang menurut
dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya masing-
masing, tidak melanggar hukum, aturan serta sesuai dengan moral dan etika,
dimana kinerja yang baik dapat memberikan kepuasan pada pengguna jasa (Potter
& Perry,2005).
volume yang tinggi. Perawat manajer dapat menggunakan proses aprassial kinerja
untuk mengatur arah kerja dalam memilih, melatih, bimbingan, perencanaan karir,
Perry,2005).
24
Universitas Sumatera Utara
dalam tingkatan kinerja tertentu. Tenaga keperawatan Rumah Sakit merupakan
sumber daya manusia berjumlah terbesar dan paling banyak berinteraksi dengan
(Depkes, 2004).
Prilaku individu dilihat dari respon terhadap stimulus dibagi menjadi dua
bagian yaitu prilaku tertutup dan perilaku terbuka dalam bentuk praktek atau
tindakan yang diamati. Jadi kinerja dalam keperawatan merupakan hasil karya
dari perawat dalam bentuk tindakan atau praktek yang diamati atau dinilai,
(Gillies, 1999).
yang menetapkan data dasar tentang tingkat kesehatan klien yang digunakan
25
Universitas Sumatera Utara
Kriteria struktur pengkajian keperawatan yaitu 1) Metode pengumpulan
data yang digunakan dapat menjamin, 2) Pengumpulan data yang sistematis dan
sistem pengumpulan data keperawatan yang merupakan bagian integral dari suatu
lain, 2) Sumber data adalah klien, keluarga, atau orang terkait, tim kesehatan,
mengidentifikasi status kesehatan klien saat ini, status kesehatan klien masa lalu,
status biologis (fisiologis), status psikologis (pola koping), status spiritual, status
sosial kultural, respon terhadap terapi, harapan tentang tingkat kesehatan optimal,
resiko masalah potensial. Kriteria hasil adalah data dicatat dan dianalisis sesuai
standar dan format yang ada, data yang dihasilkan akurat, terkini dan relevan
26
Universitas Sumatera Utara
Standar II : Diagnosa Keperawatan
yaitu 1) Tatanan praktek memberi kesempatan kepada teman sejawat, klien untuk
(E), gejala/ tanda (S) atau terdiri dari masalah dari penyebab (PE), 3) Bekerja
sama dengan klien, dekat dengan klien petugas kesehatan lain untuk menvalidasi
diterima oleh teman sejawat sebagai diagnosis yang relevan dan signifikan dan 3)
27
Universitas Sumatera Utara
Standar III : Perencanaan Keperawatan
dikomunikasikan.
masalah, tujuan dan rencana tindakan keperawatan, 2) Bekerja sama dengan klien
tujuan.
asuhan keperawatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan partisipasi
28
Universitas Sumatera Utara
mekanisme untuk mengkaji dan merevisi pola ketenagaan secara periodik, 4)
keluarga mengenai konsep dan keterampilan asuhan diri serta membantu klien
respon klien secara sistematik dan dengan mudah diperoleh kembali, 2) Tindakan
pencapaian tujuan.
dalam pencapaian tujuan, sesuai rencana yang telah ditetapkan dan merevisi data
29
Universitas Sumatera Utara
pengkajian yang berulang-ulang. Kriteria struktur meliputi 1) Tatanan praktek
Memvalidasi dan menganalisis data baru dengan sejawat dan klien, 4) Bekerja
penelitian.
30
Universitas Sumatera Utara
2.2.3 Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perawat
Pengetahuan dan keterampilan perawat terhadap riset masih sangat rendah hal
ini ditunjukan dengan rendahnya hasil riset di bandingkan dengan profesi yang
lain.
Bagi perawat yang bekerja pada institusi pemerintah di dalam negeri dirasakan
31
Universitas Sumatera Utara
2.2.4 Penelitian Terdahulu
dilakukan kepala ruangan kepada perawat pelaksana di salah satu ruang rawat
terhadap kinerja perawat. Penelitian Siswana (2009) di Pekan Baru Riau tentang
Rumah Sakit Umum Daerah Petala Bumi, bahwa ada hubungan yang signifikan
antara peran kinerja kepala ruangan dalam melakukan supervisi dengan perawat
sama dengan hasil penelitian Suryanto (2011) dimana ada hubungan positif yang
Wibowo (2011) menggambar secara jelas bahwa antara kepuasan kerja dengan
32
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan peningkatan kinerja, sehingga pekerja yang puas akan lebih
pelaksana dapat dipengaruhi oleh supervisi yang diberikan oleh kepala ruangan,
terdapat banyak faktor terkait dengan fungsi supervisi kepala ruangan yang dapat
yang bertanggung jawab di ruang perawatan adalah kepala ruangan. Hal ini
Penelitian yang dilakukan oleh Mitchell (2009) di salah satu rumah sakit
di Arab Saudi, menyatakan bahwa ada hubungan antara motivasi dan kinerja
terhadap pasien.
Penelitian yang dilakukan oleh Russell (2008) di salah satu rumah sakit di
Amerika Utara, bahwa ada hubungan teori motivasi menurut Hezberg terhadap
kenyamanan dan kepuasan kerja perawat dengan baik. Penelitian Basri (2015)
33
Universitas Sumatera Utara
menjelaskan bahwa kepuasan kerja perawat pelaksana dapat dipengaruhi oleh
supervisi yang diberikan oleh kepala ruangan, terdapat banyak faktor terkait
Hasil yang sama juga ditemukan oleh Ba’diah (2008) penelitian yang
dilakukan di salah satu rumah sakit di Cirebon yang menyatakan bahwa supervisi
kepala ruangan melakukan supervisi dengan baik maka perawat pelaksana juga
akan menghasilkan kinerja yang baik, begitu pula sebaliknya dengan pengawasan
yang terstandar.
1. Pengaruh haloeffect
bawahannya terlalu tinggi karena salah satu alasan. Misalnya pegawai yang
dekat dengan penilai keluarga dekat akan mendapat nilai tinggi dan sebaliknya
pegawai yang sering menyatakan pendapat yang tidak sesuai dengan pendapat
34
Universitas Sumatera Utara
2. Pengaruh horn
Pengaruh horn adalah kecenderungan untuk menilai pegawai lebih rendah dari
sebelumnya.
kerjasama berbentuk kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan lain dalam
kepentingan pasien
35
Universitas Sumatera Utara
pelayanan kesehatan utama sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan kode
etik profesi keperawatan (Depkes RI, 2004). Sistem pelayanan perawatan rawat
individu terdiri dari 25 item pernyataan. Ada dua teori yang menyarankan peran
sentral dari penilaian sendiri dalam memahami perilaku individu. Teori tersebut
adalah teori kontrol dan interaksi simbolik Menurut teori kontrol yang dijelaskan
harus (1) menetapkan standar untuk perilaku mereka, (2) mendeteksi perbedaan
antara perilaku mereka dan standarnya (umpan balik) dan (3) berperilaku yang
sesuai dan layak untuk mengurangi perbedaan ini. Selanjutnya, disarankan agar
individu perlu melihat dimana dan bagaimana mereka mencapai tujuan mereka.
36
Universitas Sumatera Utara
kesempatan melakukan perbaikan dalam melaksanakan tugas untuk mencapai
tujuan mereka. Inti dari teori interaksi simbolik adalah preposisi yaitu kita
ruangan saat peneliti telah mendapat izin penelitian dari tempat penelitian.
peran sentral bagi interpretasi individu tentang dunia sekitarnya. Jadi individu
tidak memberikan respon secara langsung dan naluriah terhadap kejadian, tetapi
terhadap proses dari hasil karya yang mereka laksanakan sebagai bagian dari
37
Universitas Sumatera Utara
2.2.8 Hasil Ukur
Assesment) bahwa ditemukan hasil Kinerja perawat Baik > 80% jika skor (34-50),
Kinerja perawat Cukup 60-80% jika skor (17-33) dan Kinerja perawat kurang
Sumber daya manusia terbesar pada rumah sakit adalah para perawat yang
baik dari dalam diri maupun dari luar perawat, berupa motivasi agar dapat
38
Universitas Sumatera Utara
bekerja dengan baik. Faktor lain yang juga turut mempengaruhi terhadap kinerja
perawat adalah supervisi kepala ruangan ruang rawat inap membuat peraturan
yang intinya untuk dipatuhi dan dilaksanakan oleh seluruh perawat dengan tujuan
agar para perawat melakukan pekerjaan dengan baik sesuai dengan pembagian
secara tidak langsung akan meningkatkan kinerja. Jadi apabila suatu ruangan
Teori tentang kinerja perawat pelaksana Potter dan Perry (2005) terhadap
asuhan keperawatan yang dilakukan perawat diruangan yang terdiri dari 5 asuhan
mencapai kinerja dalam kondisi ini maka tindakan yang seharusnya dilakukan
yaitu supervisi maka akan dapat merasakan hasil kerja yang selama ini ditekuni
dan akan mampu mencapai kinerja yang diharapkan bersama (Gibson, 2000).
39
Universitas Sumatera Utara
Fungsi pengarahan
dalam managemen
keperawatan :
- Motivasi Asuhan Keperawatan :
- Supervisi
- Delegasi - Standar I : Pengkajian
- Manajemen Keperawatan
- Konfilk - Standar II : Diagnosa
- Komunikasi Keperawatan
(Swansburg,2000; - Standar III :
Marquis & Perencanaan
Huston,2000) Keperawatan
- Standar IV :
Pelaksanaan/Tindakan
(Implementasi)
Supervisi kepala Keperawatan
ruangan : -Standar V : Evaluasi
- Merencanakan Keperawatan.
- Mengarahkan Kinerja (Potter & Perry, 2005)
- Membimbing
- Mengobservasi Perawat
- Mengevaluasi
(Thora Kron, 1987)
Faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja :
40
Universitas Sumatera Utara
2.4 Kerangka Konsep
Penelitian ini menggunakan model supervisi dari Sitorus & Panjaitan yang
kinerja perawat pelaksana Potter dan Perry (2005) terhadap asuhan keperawatan
yang dilakukan perawat diruangan yang terdiri dari 5 asuhan keperawatan yaitu
41
Universitas Sumatera Utara
Asuhan Keperawatan :
- Standar I : Pengkajian
Supervisi kepala Keperawatan
ruangan : - Standar II : Diagnosa
Keperawatan
Supervisi kepala - Standar III : Perencanaan
ruangan : Keperawatan
- Merencanakan - Standar IV :
- Mengarahkan Pelaksanaan/Tindakan
- Membimbing (Implementasi)
- Mengobservasi Keperawatan
- Mengevaluasi -Standar V : Evaluasi
(Thora Kron, 1987) Keperawatan.
(Potter & Perry, 2005)
42
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
METODE PENELITIAN
dua variabel yaitu supervisi kepala ruangan dengan kinerja perawat pelaksana di
Setting penelitian adalah tempat dan kondisi atau keadaan dimana studi
penelitian yang sebenarnya berlangsung (Polit & Beck, 2012). Penelitian ini
bulan Januari s/d Oktober tahun 2016. Peneliti ingin mengetahui hubungan
3.3.1 Populasi
sebanyak 115 orang perawat (Keperawatan Rumah Sakit Grand Medistra, 2015).
43
sebanyak 15 orang dan perawat pelaksana yang bekerja diruang rawat inap
pasien.
dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel. Pada metode ini
jumlah unit sampel yang digunakan dipilih secara acak dengan elemen populasi
Utara dan selanjutnya menyampaikan surat ijin tersebut ke rumah sakit lokasi
44
Universitas Sumatera Utara
3.4.2 Tahap Pelaksanaan
Setelah mendapat persetujuan dari rumah sakit maka peneliti bertemu dan
melakukan kontrak dengan kepala ruangan dan perawat pelaksana yang berperan
rincian pernyataanan, untuk supervisi kepala ruangan ada 32 item pernyataan dan
terhadap sesuatu yaitu benda dan manusia (Nursalam, 2009). Variable penelitian
45
Universitas Sumatera Utara
3.5.1 Variabel bebas (independent)
No Variable Definisi Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala ukur
46
Universitas Sumatera Utara
2. Kinerja Tindakan asuhan Dengan Self-Assessment Kuesioner Skor 25 (25 Skala
perawat keperawatan yang Questionnaire mengukur s/d 75) Interval
dilakukan perawat variabel kinerja perawat
Standar I :
sebanyak 25 pernyataan
Pengkajian
keperawatan (no 1 s/d 25).
Standar II :
Diagnosa
keperawatan
Standar III :
Perencanaan
keperawatan
Standar IV :
Pelaksanaa
(Implementasi)
Standar V :
Evaluasi
keperawatan.
serangkaian atau daftar pernyataan yang disusun secara sistematis, kuesioner diisi
47
Universitas Sumatera Utara
Alasan peneliti memilih instrumen penelitian dengan menggunakan
Dapat dibuat anonym sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu
menjawab dan 4) Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat
penelitian ini adalah kuesioner dari supervisi terdiri dari 32 (tiga puluh dua) item
yang dijadikan alat ukur dapat dengan mudah mengungkap indikator yang hendak
di ukur dengan stimulus berupa pernyataan tanpa disadari oleh subjek yang
2012).
yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang suatu gejala atau fenomena sosial. Dimana setiap
pernyataan diberi range skor 1 sampai 3 dengan ketentuan sebagai berikut: untuk
pernyataan : (3) selalu, (2) kadang-kadang, (1) tidak pernah (Sugiyono, 2000).
48
Universitas Sumatera Utara
Ridwan (2006), mengatakan apabila skor tertinggi dan terendah sudah
cukup dibagi 2 (Dua) untuk mendapatkan batas nilai baik dan kurang.
adalah Self Assessment Questionnaire dan dikonsep dari teori Potter dan Perry
(2005) Kuesioner berjumlah 25 (dua puluh lima) item pernyataan. Penelitian ini
menggunakan instrumen berupa skala. Skala yang dijadikan alat ukur dapat
berupa pernyataan tanpa disadari oleh subjek yang bersangkutan karena jawaban
menggunakan skala likert. Skala likert adalah skala yang dapat dipergunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang suatu gejala atau fenomena sosial. Dimana setiap pernyataan diberi range
skor 1 sampai 3 dengan ketentuan sebagai berikut: untuk pernyataan positif : (3)
selalu, (2) kadang-kadang, (1) tidak pernah dan untuk pernyataan negatif : (3)
pernyataan positif pada nomor (1,2,5) dan 2 pernyataan negatif pada nomor (3,4),
diagnosa keperawatan terdiri dari 4 pernyataan positif pada nomor (6,7,8,9) dan 1
pernyataan positif pada nomor (11,13) dan 3 pernyataan negatif pada nomor
49
Universitas Sumatera Utara
(12,14,15), pelaksanaan keperawatan terdiri dari 3 pernyataan positif pada nomor
pernyataan negatif pada nomor (24,25). Ridwan (2006), mengatakan apabila skor
range. Kemudian hasil rentang dikelompokkan menjadi baik, cukup dan kurang.
Selanjutnya jumlah rentang cukup dibagi 3 (tiga) untuk mendapatkan batas nilai
atau kesahihan suatu instrumen. Tujuan dari Content Validity Index (CVI) adalah
untuk menilai relevansi dari masing-masing item terhadap apa yang akan di ukur
oleh peneliti. Para ahli diberikan pertanyaan dan diminta pendapatnya tentang
penilaian/beban maksimum melalui tenaga ahli dari tiap keterkaitan item. Suatu
prosedur yang dinilai tenaga ahli dengan item pada poin skala 4 (dari 1 = tidak
relevan sampai 4 = sangat relevan). Hasil CVI dari 32 item pernyataan supervisi
kepala ruangan dinyatakan relevan dengan nilai CVI untuk supervisi kepala
ruangan adalah 0,96. Hasil CVI instrumen kinerja perawat dari 25 item adalah 0,1.
50
Universitas Sumatera Utara
Peserta
Para ahli terdiri dari 3 orang magister keperawatan dengan rincian 1 orang
Utara dan dari rumah sakit Adam Malik sebagai Ketua Komite Etik Keperawatan
kemudian sebagai Kabid Keperawatan Rumah sakit Umum Murni Teguh Medan.
skala 3 menyatakan selalu dan kuesioner terdiri dari 32 item pernyataan valid
dengan nilai CVI 0.96 dan selanjutnya Instrumen penilaian kinerja perawat
dirumah sakit menggunakan skala Likert dengan 3 skala yaitu 1 sampai 3. Skala 1
skala 3 selalu melakukan. Kuesioner terdiri dari 25 item pernyataan valid dengan
nilai CVI 0.1 dan selanjutnya peneliti dapat melakukan uji instrumen.
Prosedur
untuk penelitian) dan kategori 2 (relevan untuk mengukur konsep) terdiri dari : 1
= item tidak relevan, 2 = item perlu banyak revisi, 3 = item relevan tetapi perlu
sedikit revisi, 4 = item sudah relevan. Kategori 3 (pengulangan item) terdiri dari 1
51
Universitas Sumatera Utara
= ada pengulangan item, 2 = tidak ada pengulangan item. Kategori 4 (tentang
kejelasan item) terdiri dari : 1 = item tidak jelas dan 2 = item jelas.
Hasil
Expert pertama diperoleh hasil CVI supervisi kepala ruangan = 0,1 tiga
puluh dua item yang dinilai diperoleh hasil 32 item dinilai relevan (3 atau 4).
Conten validitas indeks kinerja perawat pelaksana dan lembar observasi = 0,1
dimana 25 item pertanyaan yang dinilai dinyatakan relevan (nilai 3 dan 4).
Expert kedua diperoleh hasil CVI supervisi kepala ruangan = 0,94 dari
tiga puluh dua item yang dinilai 32 item dinilai relevan (3 atau 4). Conten
validitas indeks kinerja perawat pelaksana dan lembar observasi diperoleh nilai =
0,1 dimana 25 item pernyataan yang dinilai dinyatakan relevan (nilai 3 dan 4).
Expert ketiga ditemukan hasil CVI supervisi kepala ruangan = 0.94 dari
tiga puluh dua item yang dinilai ahli diperoleh hasil 30 item dinilai relevan (3
atau 4), Conten validitas indeks kinerja perawat pelaksana dan lembar observasi =
0,1 dimana 25 item pernyataan yang dinilai dinyatakan relevan (nilai 3 dan 4).
ahli mengerti tentang konsep supervisi kepala ruangan dengan kinerja perawat
pelaksana. Untuk supervisi terdiri dari 32 item, yang mana hasil dari 3 orang
expert adalah 0.96, dengan cacatan terdapat 2 item pertanyaan yang harus di
revisi yaitu pertanyaan 1 dan 2. Conten validity indeks yang didapat adalah 0.96.
Untuk kinerja semua expert memberikan nilai untuk CVI adalah 0.1 dimana tidak
52
Universitas Sumatera Utara
3.6.2.4 Uji Reliabilitas
instrumen. Pengukuran tidak dapat dipercaya bila tidak menyediakan tes yang
cukup dari hipotesis peneliti. Jika data tidak benar terhadap konfirmasi dari
memerlukan hubungan yang diharapkan tidak ada. Uji Reliabilitas ini dilakukan
koefisien 0,80 atau yang lebih besar sangat diinginkan (Polit & Beck, 2012).
Pilot Study
pilot study ini menguji coba instrumen pada 30 responden untuk supervsi kepala
ruangan dengan hasil cronbach’s alpha 0.96 dan perawat dan untuk instrument
alpha 0.96. Dari 60 kuesioner yang peneliti bagikan kepada responden semuanya
kembali dengan lengkap dan telah terisi sesuai dengan yang peneliti harapkan.
53
Universitas Sumatera Utara
Bahwa hasil dari pilot study, semua responden memahami instrument
54
Universitas Sumatera Utara
Supervisi 78.73 166.478 .604 .963
Supervisi 78.50 172.397 .433 .964
Supervisi 78.67 163.609 .819 .961
Supervisi 78.73 167.099 .629 .963
Supervisi 78.93 167.237 .605 .963
Supervisi 78.80 163.131 .808 .961
Supervisi 78.93 167.237 .605 .963
55
Universitas Sumatera Utara
53.13 167.154 .812 .960
Kinerja
Kinerja 53.20 173.476 .545 .962
(3.3%), 29 orang wanita (96.7%), umur antara 25-35 tahun sebanyak 25 orang
(83.4 %) usia antara 36-45 tahun 4 orang (13.3%), usia 46-55 tahun 1 orang
kawin 17 orang (56.6%) dan berdasarkan lama kerja diperoleh hasil pilot study 1-
5 tahun 22 orang (73.4%), 6-10 tahun 7 orang (23.3%), 11-15 tahun 1 orang
(3.3%).
Tabel 3.2
Hasil pilot study data demografi kepala ruangan Rumah Sakit Sembiring (n =30)
Data Demografi f %
Jenis kelamin
Laki-laki 1 3.3
Wanita 29 96.7
Umur responden
25-35 tahun 25 83.4
36-45 tahun 4 13.3
46-55 tahun 1 3.3
Pendidikan terakhir
Ners 5 16.6
D III Keperawatan 25 83.4
Status perkawinan
Kawin 13 43.4
Belum kawin 17 56.6
Masa kerja
1-5 tahun 22 73.4
6-10 tahun 7 23.3
11-15 tahun 1 3.3
56
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.3 menunjukkan data demografi perawat pelaksana yang diperoleh
28 orang wanita (93.3%), usia antara 25-35 tahun sebanyak 28 orang (93.3%)
usia antara 36-45 tahun 2 orang (6.7%), D III sebanyak 30 orang (100%), status
perkawinan kawin sebanyak 8 orang (26.7%), belum kawin 22 orang (73.3%) dan
berdasarkan lama kerja diperoleh hasil pilot study 1-5 tahun 28 orang (93.3%)
Tabel 3.3
Hasil pilot study data demografi Perawat pelaksana di Rumah Sakit Sembiring
(n=30)
Data Demografi f %
Jenis kelamin
Laki-laki 2 6.7
Wanita 28 93.3
Umur responden
25-35 tahun 28 93.3
36-45 tahun 2 6.7
Pendidikan terakhir
D III Keperawatan 30 100
Status perkawinan
Kawin 8 26.7
Belum kawin 22 73.3
Masa kerja
1-5 tahun 28 93.3
6-10 tahun 2 6.7
57
Universitas Sumatera Utara
3.7 Metode Pengumpulan Data
Data yang telah dikumpulkan diolah dengan cara manual dengan langkah-
1. Editing
yang diteliti.
pada tahap ini dilakukan pengecekan kelengkapan isian dan hasil kuesioner.
2. Coding
3. Entry data
Pada langkah proses ini peneliti memasukkan data ke dalam komputer untuk
4. Proccessing
Data hasil penilaian tiap-tiap variabel pada lembar observer dalam bentuk
58
Universitas Sumatera Utara
5. Cleaning
1. Statistik univariat
Statistik univariat adalah suatu prosedur untuk menganalisa data dari suatu
variabel yang bertujuan untuk mendeskripsikan suatu hasil penelitian (Polit &
Hungler, 1999). Pada penelitian ini analisa data dengan metode statistik univariat
2. Statistik bivariat
antara kedua variabel (Sugiyono, 2001). Variabel yang ingin dibuktikan adalah
p<0.05 berarti adanya hubungan supervisi kepala ruangan dengan kinerja perawat
pelaksana dan bila p>0.05 maka disimpulkan tidak ada hubungan supervisi
59
Universitas Sumatera Utara
Setelah data diolah kemudian dianalisa, sehingga hasil analisa data dapat
komponen yang mempunyai sifat menonjol dan mempunyai nilai yang ekstrim, 2)
nilai proporsi (Setiadi, 2013). Sebelum analisis data dilakukan, terlebih dahulu
harus kita cek uji asumsi untuk korelasi normality, Outlier, Linierity, agar
hubungan sedang, 0.5-1.0 kekuatan hubungan kuat. r negatif -0.1- -0.3 kekuatan
hubunga lemah, -0.3- -0.5 kekuatan hubungan sedang, -0.5- -1.0 kekuatan
hubungan kuat. Untuk uji hipotesis p < 0.05 Ha ditolak Hi diterima berarti ada
60
Universitas Sumatera Utara
Pada uji ini ada dua jenis kelompok data yang berbeda dibandingkan
sampai +1. Kita dapat mengatakan bahwa kumpulan poin seperti itu saling
berhubungan baik secara positif atau negatif, di sisi lain jika koefisien korelasi
mendekati 0, kita dapat simpulkan bahwa poin tersebut memiliki hubungan yang
lemah atau berhubungan. Korelasi -1 sama kuatnya dengan korelasi +1, jika
maka kedua variabel tersebut tidak berhubungan (Polit & Beck, 2012).
Normality
Uji asumsi normality adalah untuk melihat item supervisi kepala ruangan
dan kinerja perawat pelaksana teramati dan tidak akan menyimpang secara
kurtosis. Data supervisi kepala ruangan yang terdiri dari 32 item, berdistribusi
skewness = -,5.45, kurtosis = 0.89. Kotak blox plot digunakan untuk mendeteksi
61
Universitas Sumatera Utara
Linierity
Uji asumsi linierity adalah menilai pemeriksaan pada scater plot Scater
yang tidak linier. Dalam penelitian ini scater plot menunjukkan hubungan linier
dengan semua linier yang berkorelasi, 32 item supervisi kepala ruangan dan 25
item kinerja perawat pelaksana data perawat mendekati garis linier yang dapat
Outlier
Outlier adalah untuk melihat apakah ada data yang menyimpang dari data
lainnya (data ekstrem). Outlier diperiksa menggunakan boxplot dimana data yang
evaluasi yang berulang-ulang, sampai tidak ditemukan lagi outlier. Pada variabel
supervisi kepala ruangan yang muncul diblox spot adalah no : 6, 7, 8 dan 9. Data
yang muncul pada variabel kinerja perawat pelaksana adalah responden 5 dan 6 .
Uji asumsi outlier terpenuhi, dimana tidak ditemukan lagi outlier. Selanjutnya
62
Universitas Sumatera Utara
Pelaksanaan penelitian dilakukan oleh peneliti setelah mendapat izin dan
rekomendasi dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan izin dari
penelitian ini yaitu kepala ruangan dan perawat pelaksana di ruang rawat inap
Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam bahwa responden dilindungi dari
berbagai aspek dalam penelitian ini (Polit & Hungler, 1999) yaitu :
(2) Privacy yaitu peneliti meyakinkan responden bahwa data yang terkumpul
(7) Informed Consent yaitu responden menyetujui maka responden diminta untuk
63
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Pengumpulan data dalam penelitian ini peneliti lakukan selama dua bulan
yaitu mulai dari bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober tahun 2016 di
Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam. Peneliti menjelaskan hasil penelitian
dengan pokok bahasan yaitu : 1) deskripsi lokasi penelitian, dan 2) hasil analisis
penelitian.
Rumah Sakit Grand Medistra merupakan rumah sakit milik swasta di jalan
Medan Lubuk Pakam km. 25, No.66 Lubuk Pakam kabupaten Deli Serdang yang
mempunyai pendapatan asli daerah yaitu + 300 miliar dengan jumlah penduduk
sekitar 1.789.243 jiwa, sarana kesehatan yang ada di kabupaten ini adalah rumah
perawatan ada 18 buah puskesmas pembantu ada 104 buah, rumah bersalin ada
Rumah sakit ini terletak di ibukota kabupaten, dalam wilayah kerja pusat
pemerintahan daerah kabupaten Deli Serdang. Jarak Rumah Sakit Grand Medistra
Grand Medistra memiliki jumlah tempat tidur sebanyak 201 buah, berdiri diatas
64
Universitas Sumatera Utara
Sejarah Rumah Sakit Grand Medistra tidak dapat terlepas dari sejarah
memutuskan untuk mendirikan rumah sakit lagi di Lubuk Pakam. Rumah Sakit
Grand Medistra berdiri pada tanggal 2 Desember 2009, sejalan dengan cita-cita
akan suatu universal konverage bagi seluruh penduduk Indonesia, maka Rumah
Sakit Grand Medistra memutuskan untuk menjadi rumah sakit yang bercirikan
Selain melayani pasien umum, begitu didirikan rumah sakit ini telah
Health, serta asuransi yang berstatus swasta seperti Lippo Insurance, Astra Buana,
BNI Live, Jasindo mulai memberikan kepercayaan bagi Rumah Sakit Grand
Grand Medistra. Visi yang dimiliki oleh Rumah Sakit Grand Medistra adalah:
“Menjadi rumah sakit rujukan dengan kualitas pelayanan yang prima, didukung
sumber daya manusia yang berkualitas, serta sarana dan prasarana kesehatan
yang lengkap”.
65
Universitas Sumatera Utara
Dengan Misi Rumah Sakit Grand Medistra adalah :
rehabilitatif,
rumah sakit yang berlandaskan etika profesi, etika pelayanan, serta keselarasan
dengan lingkungan,
menerima beberapa golongan pasien rawat jalan dan rawat inap yaitu:
1. Pasien Umum
66
Universitas Sumatera Utara
Sistem pembayarannya adalah out of pocket tidak seperti di beberapa rumah
sakit lain, pasien umum di RS Grand Medistra Lubuk Pakam tidak dibebani
Rumah Sakit Grand Medistra menjadi terstandarisasi dan tidak bisa ditambah
2. Pasien Asuransi
yang ditanggung asuransi ini tidak dikenai biaya perawatan kesehatan, kecuali
II) bagi para PNS, pensiunan PNS, dan pensiunan TNI/Polri yang menjadi
67
Universitas Sumatera Utara
Jamsostek sejak tanggal 02 Nopember 2009. Saat ini, RS Grand Medistra
3. Pasien Perusahaan
4. Pasien Jamkesmas
mampu, saat ini RS Grand Medistra telah mendapatkan ijin dari Dinas
2010.
68
Universitas Sumatera Utara
4.2 Hasil Penelitian
status perkawinan dan masa kerja. Variabel umur didasarkan pada skala rasio dan
Sakit Grand Medistra berusia 25-35 tahun dengan proporsi sebanyak 9 orang
perawat berstatus tidak menikah dengan jumlah 8 orang (53.3%) dan mayoritas
Frekuensi perawat yang memiliki masa kerja 1-5 tahun dengan jumlah 8 orang
Tabel 4.2.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Kepala ruangan di Ruang Rawat Inap
di RS Grand Medistra Lubuk Pakam (n=15)
69
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh informasi bahwa mayoritas
perawat di Rumah Sakit Grand Medistra berusia 25-35 tahun dengan proporsi
berstatus menikah dengan jumlah 49 orang (51,57%) dan Frekuensi perawat yang
memiliki masa kerja 1-5 tahun merupakan yang paling banyak dengan jumlah 61
Tabel 4.2. 2
Distribusi Frekuensi Karakteristik Perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap di RS
Grand Medistra Lubuk Pakam (n=95)
Jenis Kelamin
Laki-laki 4 4.22
Perempuan 91 95.78
Pendidikan terakhir
D III Keperawatan 95 100%
Status pernikahan
Kawin 49 51.57
Tidak Kawin 46 48.43
Masa Kerja
1-5 Tahun 61 64.22
6-10 Tahun 34 35.78
kinerja perawat dengan kategori supervisi baik, supervisi kurang dan kinerja
perawat dengan kategori kinerja baik, kinerja cukup dan kinerja kurang.
70
Universitas Sumatera Utara
4.3 Analisis Univariat
pernyataan tersebut. Pernyataan terdiri dari 32 item, untuk mengetahui lebih jelas
mengenai pernyataan berasal dari variabel supervisi kepala ruangan. Peneliti akan
tertentu dan memperoleh nilai rata-rata tertinggi sampai dengan terendah. Untuk
rata-rata (mean) dan tabel distribusi frekuensi. Alat ukur tanggapan responden
terhadap variabel penelitian adalah : Supervisi Baik dengan Skor 49-96 dan
Supervisi Kurang dengan Skor 1-48. Pada hasil penelitian terhadap variabel
sesuai dengan skor jawaban yang tertera pada tabel 4.3.1 berikut :
Kuesioner f (%)
Fungsi Pengarahan 49 51.57
Fungsi Pengawasan 46 48.43
Total 95 100 %
berjumlah 95 orang (100%) dan kategori supervisi kurang tidak ada. Selanjutnya
71
Universitas Sumatera Utara
distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan supervisi kepala ruangan
Tabel 4.3.2
Distribusi Frekuensi Kategori Supervisi Kepala Ruangan di Rumah Sakit Grand
Medistra
Kategori f (%)
Supervisi Baik 95 100
pernyataan tersebut. Pernyataan terdiri dari 25 item, untuk mengetahui lebih jelas
jawaban tertentu dan memperoleh nilai rata-rata tertinggi sampai dengan terendah.
metode rata-rata (mean) dan tabel distribusi frekuensi. Alat ukur tanggapan
responden terhadap variabel penelitian adalah : Kinerja Baik dengan Skor 51-75,
Kinerja Cukup dengan Skor 26-50 dan Kinerja Kurang dengan Skor 1-25.
72
Universitas Sumatera Utara
Pada hasil penelitian terhadap variabel supervisi kepala ruangan
Kuesioner f (%)
Pengkajian Keperawatan 4 26.7
Diagnos Keperawatan 2 13.4
Perencanaan Keperawatan 3 20
Pelaksanaan Keperawatan 3 20
Evaluasi Keperawatan 3 20
Total 15 100 %
berdasarkan kinerja perawat dengan kinerja perawat dengan kategori kinerja baik
orang (5.26%). Hasil dari transform data supervisi kepala ruangan dan kinerja
kinerja perawat baik dan cukup dapat dilihat pada tabel 4.3.3 sebagai berikut :
Tabel 4.3.4
Distribusi Frekuensi Kategori Kinerja Perawat di Rumah Sakit Grand Medistra
Kategori f %
Kinerja Baik 12 80
Kinerja Cukup 3 20
Total 15 100%
73
Universitas Sumatera Utara
Hasil dari transform data supervisi kepala ruangan dan kinerja perawat,
perawat dan supervisi kepala ruangan , supervisi kepala ruangan dengan kinerja
perawat.
4.4.1 Hasil uji korelasi supervisi kepala ruangan dengan kinerja perawat
perawat pelaksana di Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam nilai p = 0.71
perawat dalam bekerja bukan hanya dari supervisi kepala ruangan saja,
Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.4.1 berikut dibawah ini :
Tabel 4.4.1 :
Hubungan Supervisi Kepala Ruangan dengan Kinerja Perawat pelaksana
Kinerja Perawat
p r
Supervisi kepala ruangan 0.71 0.40
74
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
PEMBAHASAN
ruangan di salah satu ruang rawat inap RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo bahwa
perhatian yang diberikan oleh kepala ruangan tidak hanya sebagai pemimpin saja
Rumah Sakit Umum Daerah Petala Bumi tidak hanya dari bagimana proses
asuhan keperawatan tetapi dari segi aspek yang mendampinginya baik dari sisi
75
Universitas Sumatera Utara
Sesuai dengan Standarisasi kegiatan pada supervisi kepala ruangan di
Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam. Kepala ruangan bertanggung jawab
agar supervisi dapat menjadi alat pembinaan dan tidak menjadi beban bagi
perawat, maka perlu disusun standar penampilan yang diharapkan dari masing-
masing perawat yang sudah dipahami dan jadwal pasti dalam supervisi.
Kinerja adalah suatu proses dan hasil yang dicapai seseorang menurut
ukuran yang berlaku untuk pekerjaan bersangkutan (Carthon et al., 2011). Prilaku
individu dilihat dari respon terhadap stimulus dibagi menjadi dua yaitu perilaku
terbuka dan tertutup dalam bentuk praktek atau tindakan yang diamati (Ilyas,
2002). Kinerja dalam keperawatan merupakan hasil karya dari perawat dalam
tindakan atau praktek yang diamati dan dinilai. Kinerja perawat mencerminkan
(PPNI, 2010).
76
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh informasi bahwa mayoritas
idealisme tinggi, semangat tinggi dan tenaga yang prima (Sastrohadiwirjo &
Siswanto, 2002).
keperawatan tidak ada batas ideal perbandingan antara perawat laki-laki dan
dinas, dianjurkan dalam satu shift ada perawat laki-laki dan perempuan, sehingga
apabila melakukan tindakan yang bersifat privacy bisa dilakukan oleh perawat
orang (100%). Kriteria perawat profesional dapat mentaati kode etik, mampu
77
Universitas Sumatera Utara
Mampu berperan sebagai agen pembaharu dan mengembangkan ilmu
akan lebih rasional dan kreatif serta terbuka dalam menerima adanya bermacam
responden diperoleh informasi bahwa mayoritas masa kerja perawat 1-5 tahun
sebaliknya semakin singkat orang bekerja maka semakin sedikit kasus yang
secara utuh. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian terkait pelayanan
Jawa Barat dan DKI Jakarta telah dilakukan oleh Direktorat Pelayanan
Keperawatan Depkes bekerja sama dengan WHO tahun 2000 menunjukkan hasil
70,9% perawat selama 3 tahun terakhir tidak pernah mengikuti pelatihan, 39,8%.
78
Universitas Sumatera Utara
Perawat masih melakukan tugas–tugas non keperawatan, 47,4% perawat
dan evaluasi kinerja perawat secara khusus (Dirjen YanMed, 2010). Rendahnya
evaluasi. Sementara itu sebuah studi yang dilakukan oleh Mayasari (2009)
evaluasi 57,20%.
79
Universitas Sumatera Utara
Beragam aspek yang dapat diukur dengan berpedoman pada standard
tertentu yang terdiri dari aspek kuantitatif dan aspek kualitatif yang berguna
dan penelitian sebelumnya yang terkait dengan kinerja perawat, implikasi dari
kinerja perawat adalah cerminan dari kinerja perawat secara umum. Keberhasilan
organisasi rumah sakit sebagai suatu organisasi dalam mencapai tujuannya, tidak
dalam mencapai tujuan organisasi tetapi juga menjadi subyek atau pelaku.
ini akan menentukan prestasi kerja, dedikasi, dan kecintaan terhadap pekerjaan
80
Universitas Sumatera Utara
5.3 Hubungan Supervisi Kepala Ruangan Terhadap Kinerja Perawat
0,71 > alpha (= 0,05) yang artinya tidak ada hubungan yang bermakna, Ha=
perawat dalam bekerja bukan hanya dari supervisi kepala ruangan saja,
menunggu perintah dari dokter, Rendahnya rasa percaya diri perawat belum
perawat terhadap riset masih sangat rendah hal ini ditunjukan dengan rendahnya
hasil riset di bandingkan dengan profesi yang lain, Rendahnya standar Gaji bagi
perawat yang bekerja pada institusi pemerintah di dalam negeri dirasakan masih
81
Universitas Sumatera Utara
Kegiatan pada supervisi kepala ruangan yaitu; Sebelum pertukaran Shift, 1)
jadwal kerja, Pada waktu mulai Shift, 3) Mengecek personil yang ada, 4)
tangga, 11) Mengecek personil, kenyamanan kerja terutama personil baru, 12)
Mengatur jam istirahat perawat, 14) Mendeteksi dan mencatat problem yang
muncul pada saat itu dan mencari cara memecahkannya, 15) Mengecek kembali
Mengobservasi satu personil atau aneka kerja secara kontiniu untuk 15 menit
sekali, 20) Melihat dengan seksama hal-hal yang mungkin terjadi, seperti
23) Melengkapi laporan harian, dan 24) Membuat daftar pekerjaan untuk
keesokan harinya.
82
Universitas Sumatera Utara
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja selain supervisi antara lain
yaitu efektifitas dan efisiensi, otoritas, disiplin, dan inisiatif menurut Robbins
(2002), kegiatan supervisi kepala ruangan yang dilakukan di Rumah Sakit Grand
Medistra Lubuk Pakam kepada perawat sudah dilakukan namun belum maksimal
karena perawat masih berusia muda dan beban kerja yang tinggi.
bahwa adanya hubungan efektifitas dan efisiensi, otoritas, disiplin, dan inisiatif
terhadap kinerja perawat dalam menerapkan patient safety, dapat diketahui bahwa
dalam penelitian ini terdapat hubungan terhadap kinerja perawat pelaksana dalam
Penelitian yang dilakukan oleh Bally (2007) di salah satu rumah sakit di
(kepala ruangan), akan baik apabila memperhatikan dari sisi efektifitas dan
beramsumsi proses supervisi yang baik akan meningkatkan kinerja perawat yang
dan inisiatif dengan kinerja kerja perawat. Perawat yang mendapat dukungan dari
83
Universitas Sumatera Utara
supervisor dan disupervisi dengan baik dalam melakukan pekerjaannya merasa
kepala ruangan yang telah banyak digunakan dalam penelitian supervisi terhadap
kepala ruangan dirumah sakit, Instrumen ini telahdapat diakses secara bebas.
Instrumen supervisi kepala ruangan oleh pakar yang memahami konsep supervisi
kepala ruangan dalam keperawatan, 2) dilakukan uji validitas oleh tiga expert
instrumen Kinerja perawat kurang tepat pada skala pengukuran untuk mengukur
lokasi penelitian yang menggunakan rumah sakit swasta yang telah memiliki
84
Universitas Sumatera Utara
BAB 6
6.1. Kesimpulan
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai p Value > 0,05 yang berarti tidak
Deli Serdang.
6.2. Saran
informasi bagi perawat, supervisi kepala ruangan dan kinerja perawat dalam
Bagi Pendidikan
85
Universitas Sumatera Utara
Bagi Tim Kesehatan lain
86
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Cristiansen, B., Bjork, I.T., Havnes, A., & Hessevaagbakke, E., (2011).
Developing supervision skills through peer learning partnership. Nurse
Education in Practice, 11, 104-108.
Cruz, S., Carvalho, L., dan Sousa, P., (2012). Clinical supervision in nursing: the
(un)known phenomenon. Elseiver Procedia - Social and Behavioral
Sciences 69, 864 – 873.
Dawson, M., Phillips, B., dan Leggat, S.G. (2012). Effective clinical supervision
for regional allied health professionals – the supervisee‟s perspective. Aust
Health Rev. 37(2):262-736(1):92-7.
Devellis, R.F. (1991). Scale development: Theory and applications, CA: Sage.
Gibson, L. (1999). Organisasi, prilaku, struktur dan proses. Alih bahasa: Maya
Sari. Edisi ke-4. Cetakan ke-2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Ilyas, Yaslis. (2002). Kinerja: Teori, penilaian dan penelitian. Jakarta: Pusat
Kajian Ekonomi Kesehatan.
Heron, J. (1990) Helping the client: A creative practical guide. London, Sage.
Joni, H dan Ollivia. (2009). Pengaruh Faktor Pelayanan Rumah Sakit, Tenaga
Medis, dan Kualitas Pelayanan Rumah Sakit Terhadap Intensi Pasien
Indonesia Untuk Berobat di Singapura, diakses tanggal tanggal 18
Desember 2016; http:/www.FikKes Jurnal Keperawatan.co.id/.
Kirk, S., Eaton, J., dan Auty L. (2000). Dietitians and supervision: should we be
doing more?. Journal Human Nutrition and Dietetics, 13: 323-332.
Thora Kron, (1987). The management of Patient care; Putting leadershi Skills
Work. Sixth Edition : W.b.Saunders Company.
White, E., Butterworth, T., Bishop, V., Carson, J., & Clements, A. (1998).
Clinical supervision: insider report of a private word. Journal of Advance
Nursing: Nursing and Health Care Management Issue, 28 (1): 185-192.
Wiyana. (2008). Performance appraisal: system yang tepat untuk menilai kinerja
karyawan dan meningkatkan daya saing perusahaan. Jakarta: PT. Raja
grafindo persada.
Nama : Syatriawati
Email : atria.suhaimi@yahoo.co.id
Riwayat Pendidikan :
Kualu Nenas
vi
Universitas Sumatera Utara
Riwayat Pekerjaan :
Staff Dosen di Akademi Keperawatan Medistra Lubuk Pakam mulai tahun 2012
s.d sekarang.
sebagai peserta.
vii
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 1
INSTRUMEN PENELITIAN
Petunjuk Pengisian
I. Identitas Responden
No. Pernyataan TP KK S
B. Pengarahan
11. Kepala ruangan memberikan arahan pada saat melakukan
Petunjuk:
1. Berilah tanda check list (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pilihan
jawaban.
2. Jawaban ada 3 (tiga) alternatif, kalimat Positif yaitu : nilai (3 = Selalu), nilai (2
= Kadang-kadang) dan nilai (1 = Tidak pernah), sedangkan kalimat Negatif
yaitu : nilai (3 = Tidak pernah), nilai (2 = Kadang-kadang) dan nilai (1 =
Selalu).
3. Pernyataan dalam pengisian kuesioner Positif dimana persepsi semakin Sering
dilakukan dikategorikan Baik,Kadang-kadang dilakukan dikategorikan Cukup
dan Tidak pernah dilakukan dikategorikan Kurang.
4. Pernyataan dalam pengisian kuesioner Negatif dimana persepsi semakin Sering
dilakukan dikategorikan Tidak Baik,kadang-kadang dilakukan dikategorikan
Cukup dan Baik dikategorikan Kurang.
Keterangan : TP = Tidak pernah KK = Kadang-kadang S = Selalu
No Pernyataan TP KK S
1. Perawat pelaksana melakukan pemeriksaan fisik pada
pasien.
2. Perawat pelaksana melakukan wawancara pada pasien.
3. Perawat pelaksana tidak menggunakan hasil pemeriksaan
laboratorium untuk data dasar pengkajian pasien.
4. Perawat pelaksana tidak memberikan penjelasan kepada
keluarga agar mengikuti prosedur.
No Pernyataan TP KK S
6. Perawat pelaksana membuat diagnosa keperawatan
berdasarkan pada data pasien yang telah dikaji.
7. Diagnosa keperawatan yang ditentukan Perawat pelaksana
berfokus pada respon aktual atau resiko terhadap pasien.
8. Diagnosa keperawatan sesuai dengan prioritas masalah
pasien pada saat itu.
9. Diagnosa keperawatan yang dibuat berdasarkan pada
masalah kebutuhan pasien saat itu.
10. Perawat pelaksana tidak mendokumentasikan diagnosa
keperawatan pasien.
No Pernyataan TP KK S
11. Perawat pelaksana menetapkan prioritas masalah
keperawatan dengan melibatkan pasien.
12. Perawat pelaksana tidak merencanakan tindakan
keperawatan berdasarkan evaluasi diagnosa keperawatan
pasien.
13. Perawat pelaksana merencanakan tindakan keperawatan
berdasarkan kegawatan masalah pasien.
14. Perawat pelaksana tidak melibatkan pasien dan
keluarganya saat menetapkan tujuan rencana
keperawatan.
15. Perawat pelaksana tidak menetapkan tujuan jangka
pendek atau jangka panjang dalam proses keperawatan.
No Pernyataan TP KK S
16. Perawat pelaksana melakukan tindakan keperawatan
berdasarkan pada standar prosedur operasional RS.
17. Perawat pelaksana tidak menyampaikan masalah pasien
secara jelas dalam memberikan asuhan keperawatan.
18. Perawat pelaksana berkolaborasi dalam melakukan
tindakan keperawatan.
19. Perawat pelaksana tidak melakukan pendidikan
kesehatan kepada pasien.
20. Perawat pelaksana mendokumentasikan implementasi
keperawatan yang telah dilakukan.
No Pernyataan TP KK S
21. Perawat pelaksana mengevaluasi respons pasien
terhadap asuhan keperawatan yang telah dilakukan.
22. Perawat pelaksana mengevaluasi berdasarkan pada
tujuan yang diharapkan/kriteria hasil.
23. Perawat pelaksana mengevaluasi berdasarkan data
subjektif dan objektif.
24. Perawat pelaksana tidak menginterpretasi dan
menyimpulkan kondisi pasien berdasarkan analisis data
pasien.
25. Perawat pelaksana tidak merencanakan ulang tindakan
keperawatan pasien.
Demikianlah persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa
unsur paksaan dari siapapun, saya bersedia berpatisipasi dalam penelitian ini.
No Pernyataan D TD
1. Perawat pelaksana melakukan pemeriksaan fisik pada
pasien.
2. Perawat pelaksana melakukan wawancara pada pasien.
3. Perawat pelaksana tidak menggunakan hasil pemeriksaan
laboratorium untuk data dasar pengkajian pasien.
4. Perawat pelaksana tidak memberikan penjelasan kepada
keluarga agar mengikuti prosedur.
5. Perawat pelaksana melakukan pengkajian secara lengkap
dalam waktu 24 jam setelah pasien masuk.
No Pernyataan D TD
6. Perawat pelaksana membuat diagnosa keperawatan
berdasarkan pada data pasien yang telah dikaji.
7. Diagnosa keperawatan yang ditentukan Perawat pelaksana
berfokus pada respon aktual atau resiko terhadap pasien.
8. Diagnosa keperawatan sesuai dengan prioritas masalah
pasien pada saat itu.
9. Diagnosa keperawatan yang dibuat berdasarkan pada
masalah kebutuhan pasien saat itu.
10. Perawat pelaksana tidak mendokumentasikan diagnosa
keperawatan pasien.
No Pernyataan D TD
11. Perawat pelaksana menetapkan prioritas masalah
keperawatan dengan melibatkan pasien.
12. Perawat pelaksana tidak merencanakan tindakan
keperawatan berdasarkan evaluasi diagnosa keperawatan
pasien.
13. Perawat pelaksana merencanakan tindakan keperawatan
No Pernyataan D TD
16. Perawat pelaksana melakukan tindakan keperawatan
berdasarkan pada standar prosedur operasional RS.
17. Perawat pelaksana tidak menyampaikan masalah pasien
secara jelas dalam memberikan asuhan keperawatan.
18. Perawat pelaksana berkolaborasi dalam melakukan
tindakan keperawatan.
19. Perawat pelaksana tidak melakukan pendidikan
kesehatan kepada pasien.
20. Perawat pelaksana mendokumentasikan implementasi
keperawatan yang telah dilakukan.
No Pernyataan D TD
21. Perawat pelaksana mengevaluasi respons pasien
terhadap asuhan keperawatan yang telah dilakukan.
22. Perawat pelaksana mengevaluasi berdasarkan pada
tujuan yang diharapkan/kriteria hasil.
23. Perawat pelaksana mengevaluasi berdasarkan data
subjektif dan objektif.
24. Perawat pelaksana tidak menginterpretasi dan
menyimpulkan kondisi pasien berdasarkan analisis data
pasien.
25. Perawat pelaksana tidak merencanakan ulang tindakan
keperawatan pasien.