Anda di halaman 1dari 116

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU CARING

PERAWAT DI RUANG SULAIMAN 3 - 4

RS ROEMANI MUHAMMADIYAH

SEMARANG

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Menempuh Gelar Sarjana Keperawatan

Oleh :

Eny Kusumarini

NIM. G2A214047

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2016

http://lib.unimus.ac.id
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU CARING

PERAWAT DI RUANG SULAIMAN 3 - 4

RS ROEMANI MUHAMMADIYAH

SEMARANG

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Menempuh Gelar Sarjana Keperawatan

Oleh :

Eny Kusumarini

NIM. G2A214047

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2016

http://lib.unimus.ac.id
i
http://lib.unimus.ac.id
ii
http://lib.unimus.ac.id
iii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIATISME

Saya yang bertanda tangan di bawah menyatakan dengan sebenarnya bahwa


skripsi dengan judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Caring
Perawat di Ruang Sulaiman 3 - 4 RS Roemani Semarang” saya susun tanpa
tindakan plagiat yaitu pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui
sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Jika dikemudian hari dapat dibuktikan
bahwa skripsi saya adalah hasil jiplakan, saya akan bertanggungjawab sepenuhnya
dan bersedia menerima sanksi yang dijatuhkan oleh Universitas Muhammadiyah
Semarang kepada saya.

Semarang, Agustus 2016

Eny Kusumarini

http://lib.unimus.ac.id
iv
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

Skripsi Juli 2016

Eny kusumarini

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Caring Perawat Ruang Sulaiman 3 -


4 RS Roemani Muhammadiyah Semarang.

Abstrak

Caring merupakan suatu bentuk perilaku yang ditunjukkan oleh perawat selama
melakuk an asuhan keperawatan. Perilaku caring yang ditunjukkan oleh perawat
akan mendapat penilaian tersendiri oleh pasien, karena pasien secara langsung
merasakan perilaku dari perawat. Perilaku caring adalah tindakan yang dilakukan
dengan tulus, dimana dampaknya sangat menentukan tingkat asuhan keperawatan
yang dapat diterima dan diinginkan pasien dalam praktik keperawatan. Ada
beberapa faktor yang mampu mempengaruhi perilaku caring tersebut, misalnya
tingkat pengetahuan, sikap dan motivasi, sehingga penelitian ini kami angkat
untuk membuktikan adanya hubungan faktor tersebut dengan perilaku caring.
Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen dengan tujuan deskriptif
kualitatif dengan menggunakan pendekatan cross - sectional pada 30 sample
perawat dan 80 sample pasien yang di rawat di Ruang Sulaiman 3 - 4 dengan
tekhnik analisis data menggunakan uji Rank Spearman. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sikap dengan nilai (p = 0,018 ; α = 0,05) dan motivasi (p =
0,02 ; α = 0,05) mempunyai hubungan dengan perilaku caring perawat sedangkan
tingkat pengetahuan tidak mempunyai hubungan dengan perilaku caring perawat
(p = 0,069 ; α = 0,05). Hasil penelitian juga menunjukkan perilaku caring perawat
berdasarkan perspektif pasien, 66 responden (82,5%) menyatakan caring perawat
Sulaiman 3-4 sudah baik dan terdapat 14 responden (17,5%) yang menyatakan
bahwa caring perawat masih kurang.Berdasarkan hasil penelitian tersebut
diharapkan pihak Rumah Sakit selalu memonitor, mengevaluasi dan mendukung
perilaku caring perawat sehingga dapat meningkatkan mutu layanan Rumah Sakit.

Kata kunci : caring, perawat, motivasi, sikap.


Daftar pustaka : 22 (2006 – 2015)

http://lib.unimus.ac.id
v
UNDERGRADUATE NURSING SCIENCE STUDY PROGRAM
FACULTY OF NURSING AND HEALTH SCIENCES
UNIVERSITY MUHAMMADIYAH SEMARANG

Mini Thesis, Juli 2016


Eny Kusumarini

Factors Relating to Nurses′ Caring Behavior in Sulaiman 3 and 4 room at


Roemani Muhammadiyah Hospital Semarang

Abstract

Caring is one form of behavior exhibited by a nurses during nursing care services.
Caring behavior showed by nurses will be assessed separately by the patient,
because the patient immediately felt the behavior of nurses. Caring behavior was
an act done with sincerity, where the impact is determining the level of nursing
care that was acceptable and desirable patients in nursing practice. There were
several factors that can be affected the caring behavior, for example the level of
knowledge, attitudes and motivation, so we picked this research to prove the
related of these factors with caring behavior. This study is non-experimental
studies with a qualitative descriptive purposes by using cross-sectional.Sample of
this research were 30 nurses and 80 patients who treated in Space Sulaiman 3-4
with techniques of data analysis used Spearman- rank test. The results showed
that attitudes to the value (p = 0.018; α = 0.05) and motivation (p = 0.02; α = 0.05)
have a relationship with the nurse caring behavior while the level of knowledge
does not have a relationship with the nurse caring behaviors ( p = 0.069; α = 0.05).
Results also showed the nurse caring behaviors based on the patient's perspective,
66 respondents (82.5%) stated that nurses caring Sulaiman 3-4 have been good
and there were 14 respondents (17.5%) stated that nurses still caring less.Based on
the results Hospital side expected to constantly monitor, evaluate and support the
nurse caring behavior so as to improve the quality of hospital services.

Keywords: caring, nurse, motivation, attitude.


Reference : 22 (2006 – 2015)

http://lib.unimus.ac.id
vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian yang berjudul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Perilaku Caring Perawat di Ruang Sulaiman 3 - 4 RS Roemani Muhammadiyah
Semarang”.
Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan berbagai pihak
sejak masa perkuliahan hingga sampai penyusunan skripsi ini sangatlah sulit bagi
saya untuk menyelesaikan skripsi ini.Oleh karena itu pada kesempatan ini
perkenankan saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. H. Edi Soesanto, S.Kp, M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan dan
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang.
2. Dr.Tri Hartiti, SKM., M.Kep selaku Ketua Prodi Ilmu Keperawatan dan
sekaligus sebagai Pembimbing I yang telah menyediakan waktu, tenaga dan
pikiran untuk membimbing dan mengarahkan saya dalam menyusun skripsi
ini .
3. Ns. Ernawati, S.Kep., M.Kes. selaku pembimbing II yang telah menyediakan
waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan saya dalam
menyusun skripsi ini.
4. Edy Wuryanto, Skep., M Kep selaku Penguji yang telah menyeiakan waktu
dalam ujian sidang skripsi ini.
5. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Semarang.
6. Responden yang telah bersedia membantu dalam penelitian ini.
7. Suami dan anak-anak yang telah memberikan dukungan baik materiil, moril
maupun spirituil.
8. Keluarga besar saya yang selalu memberikan dukungan dan doa.
9. Seluruh sahabat dan teman-teman yang telah banyak membantu baik langsung
maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini.

http://lib.unimus.ac.id
vii
10. Serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah
mendukung saya dalam menempuh studi.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis berusaha semaksimal mungkin
sesuai dengan kemampuan dan penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini jauh
dari kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca guna perbaikan dan penyempurnaan dari penelitian.

Semarang, Agustus 2016

Penulis

http://lib.unimus.ac.id
viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIATISME ...................................... iv

ABSTRAK ........................................................................................................ v

KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi

DAFTAR SKEMA.......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1


B. Perumusan Masalah .................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
D. Manfaat penelitian .................................................................... 6
E. Bidang Ilmu ................................................................................ 7
F. Keaslian Penulisan ...................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 9
A. Konsep Teori Perilaku Caring .................................................... 9
1. Pengertian Perilaku ............................................................... 9
2. Pengertian Caring ................................................................. 11
B. Perawat ........................................................................................ 22
1. Pengertian Perawat ................................................................ 22
2. Peran Perawat ....................................................................... 22

http://lib.unimus.ac.id
ix
3. Faktor yang berhubungan dengan caring perawat ............... 25
C. Kerangka Teori ........................................................................... 29
D. Kerangka Konsep ........................................................................ 30
E. Variabel Penelitian ..................................................................... 30
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 31
A. Desain Penelitian ............................................................................ 31
B. Populasi dan Sampel ..................................................................... 31
1. Populasi ................................................................................ 31
2. Sampel .................................................................................. 31
C. Definisi Operasional ....................................................................... 33
D. Tempat Penelitian .......................................................................... 34
E. Waktu Penelitian ............................................................................ 34
F. Etika Penelitian .............................................................................. 34
G. Alat Pengumpul Data ..................................................................... 35
H. Uji Validitas dan Reliabilitas ......................................................... 36
I. Prosedur Pengumpulan Data ......................................................... 37
J. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data .................................. 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 42

A. Gambaran Umum Penelitian ......................................................... 42


B. Hasil Penelitian .............................................................................. 43
1. Karakteristik Responden .......................................................... 43
2. Analisi Univariat .................................................................... 45
3. Analisis Bivariat ..................................................................... 47
C. Pembahasan ................................................................................... 50
D. Keterbatasan Peneliatian .................................................................. 56
E. Implikasi Keperawatan .................................................................... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 57

A. Kesimpulan ....................................................................................... 57
B. Saran .............................................................................................. 58

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

http://lib.unimus.ac.id
x
DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1.1 KeaslianPenelitian........................................................................... 7


Tabel 3.1 Definisi operasional...................................................................... 33
Tabel 3.2 Kuesioner Tingkat Pengetahuan................................................... 36
Tabel 3.3 Kuesioner Sikap caring ................................................................ 36
Tabel 3.4 Kuesioner Motivasi Perawat ........................................................ 36
Tabel 3.5 Kuesioner Caring ......................................................................... 37
Tabel 3.6 Hasil uji validitas .......................................................................... 37
Tabel 3.7 Hasil uji Reliabilitas .................................................................... 38
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia perawat yang
bertugas di Ruang Sulaiman 3-4 Rumah Sakit Roemani
Muhammadiyah Semarang ........................................................... 43
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin perawat
yang Bertugas di Ruang Sulaiman 3-4 Rumah Sakit Roemani
Muhammadiyah Semarang .......................................................... 43
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pendidikan
perawat yang bertugas di Ruang Sulaiman 3-4 Rumah Sakit Roemani
Muhammadiyah Semarang............................................................. 44
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan status pernikahan
perawat yang bertugas di Ruang Sulaiman 3-4 Rumah Sakit Roemani
Muhammadiyah
Semarang.........................................................................................44
Tabel 4.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan masa kerja perawat yang
bertugas di Ruang Sulaiman 3-4 Rumah Sakit Roemani
Muhammadiyah Semarang............................................................ 45
Tabel 4.6 Distribusi tingkat pengetahuan perawat Ruang Sulaiman 3-4 Rumah
Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang ................................. 45

http://lib.unimus.ac.id
xi
Tabel 4.7 Distribusi sikap perawat Ruang Sulaiman 3-4 Rumah Sakit Roemani
Muhammadiyah Semarang ........................................................... 46
Tabel 4.8 Distribusi motivasi perawat Ruang Sulaiman 3-4 Rumah Sakit
Roemani Muhammadiyah Semarang ......................................... 46
Tabel 4.9 Distribusi caring perawat Ruang Sulaiman 3-4 Rumah Sakit Roemani
Muhammadiyah Semarang ........................................................... 46
Tabel 4.10 Hasil uji normalitas variabel penelitian ...................................... 47
Tabel 4.11 Hasil uji tabulasi silang antara caring dengan tingkat
pengetahuan,motivasi,sikap perawat Ruang Sulaiman 3-4 Rumah
Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang.................................... 48

http://lib.unimus.ac.id
xii
DAFTAR SKEMA

Hal

2.1 Kerangka Teori ................................................................................................29

2.2 Kerangka Konsep ............................................................................................30

http://lib.unimus.ac.id
xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Permohonan Menjadi Responden

Lampiran II Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran III Kuisioner Penelitian

Lampiran IV Uji Reabilitas

Lampiran V Tabel dan Pie Chart

Lampiran VI Lembar Konsultasi

Lampiran VII Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran VIII Balasan Ijin Penelitian

http://lib.unimus.ac.id
xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik
yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat yang berfungsi
untuk melakukan upaya pelayanan kesehatan dasar, kesehatan rujukan
maupun upaya kesehatan penunjang. Keberhasilan suatu rumah sakit dalam
menjalankan fungsinya ditandai dengan adanya peningkatan mutu pelayanan
rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor yang paling dominan adalah sumber daya manusia (Depkes, 2002).
Sumber daya manusia yang paling berperan di rumah sakit adalah
perawat, dimana sumber daya keperawatan adalah komponen utama dalam
sistem pelayanan kesehatan karena perawat merupakan kelompok pekerja
terbesar yang memberikan pelayanan kesehatan dalam sistem tersebut dan
sifat pelayanan yang diberikan 24 jam dalam 1 hari dan 7 hari dalam 1
minggu (Huber, 2006). Berdasarkan hal tersebut pelayanan keperawatan
mempunyai kontribusi yang cukup besar dalam menentukan mutu pelayanan
rumah sakit.
Perawat merupakan suatu pekerjaan yang mulia, karena dianggap
beresiko tinggi terhadap fisik dan psikis dilain pihak perawat juga dituntut
dalam kesabaran dan ketenangan dalam melayani pasien yang sedang
menderita sakit. Seorang perawat harus dapat melayani pasien dengan
sepenuh hati, peka dan dapat memahami masalah yang dihadapi oleh klien,
selain itu seorang perawat juga dituntut untuk berpenampilan menarik. Untuk
itu seorang perawat memerlukan kemampuan untuk memperhatikan orang
lain, ketrampilan intelektual, teknikal dan interpersonal yang tercermin dalam
perilaku caring atau kasih sayang (Dwidiyanti, 2008 ).
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang pertama kali bertemu dengan
pasien akan lebih dahulu mengetahui kondisi serta keluhan atau rasa sakit
yang dialami pasien, dalam keadaan seperti ini pasien sangat membutuhkan

http://lib.unimus.ac.id
1
perhatian, kepekaan, dan sikap peduli dari perawat untuk menanggapi
keluhannya sehingga perilaku caring sangat dibutuhkan dalam pelayanan
keperawatan.
Keperawatan dan caring merupakan suatu hal yang tak terpisahkan
dan pada saat yang sama mengindikasikan bahwa beberapa aktivitas praktik
harus didasarkan pada perilaku caring (Morison, 2009). Tokoh keperawatan
seperti Watson (1979), Leininger (1984), Benner (1989), menempatkan
caring sebagai dasar dalam praktik keperawatan. Diperkirakan bahwa ¾
pelayanan kesehatan adalah caring sedangkan ¼ adalah curing. Jika perawat
sebagai suatu kelompok profesi yang bekerja selama 24 jam di rumah sakit
lebih menekankan caring sebagai pusat dan aspek yang dominan dalam
pelayanannya maka tidak dapat disangkal lagi bahwa perawat akan membuat
suatu perbedaan yang besar antara caring dan curing (Marriner, 1998).
Perilaku caring dari perawat dan pelayanan secara komprehensif
serta holistik, membantu memberikan kenyamanan dan ketenangan bagi
pasien (Kotler, 2008). Watson (2004) berpendapat juga bahwa seorang
perawat harus memiliki perilaku caring dalam pelayanannya terhadap pasien,
karena hubungan antara pemberi pelayanan kesehatan dengan pasien
merupakan faktor yang mempengaruhi proses kepuasan dan kesembuhan
pasien tersebut. Fokus utama dalam pemberian pelayanan keperawatan adalah
pada carative factor yang berawal dari perspektif humanistik dan
digabungkan dengan dasar ilmu pengetahuan (Ardiana, 2010).
Watson mengungkapkan, bahwa ada sepuluh carative factor yang
dapat mencerminkan prilaku caring dari seorang perawat. Sepuluh faktor
tersebut adalah membentuk sistem nilai humanistik - altruistik; menanamkan
keyakinan dan harapan; mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan
orang lain; membina hubungan saling percaya dan saling bantu;
meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif;
menggunakan metode pemecahan masalah yang sistematis dalam
pengambilan keputusan; meningkatkan proses belajar mengajar interpersonal;
menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi, dan atau

http://lib.unimus.ac.id
2
memperbaiki mental, sosiokultural dan spiritual; membantu dalam
pemenuhan kebutuhan dasar manusia mengembangkan faktor kekuatan
eksistensial fenomenologis. Perilaku caring yang dimunculkan oleh perawat
dengan benar yang didasarkan pada sepuluh carative factor tersebut nantinya
akan berpengaruh terhadap kepuasan pasien.
Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk menggambarkan sikap
caring perawat, penelitian dari Supriatin (2009) didapatkan data perawat yang
kurang caring sebesar 58,1% dan perawat yang caring sebesar 41,9% .data
tersebut juga didukung oleh hasil penelitian dari Malini, dkk (2009) yang
menyatakan bahwa perilaku caring yang ditampilkan oleh responden masih
buruk, sedangkan hasil penelitian oleh Sumarwati (2006) di sebuah rumah
sakit di Yogyakarta, tentang gambaran perilaku caring perawat pada pasien
penderita kanker. Hasil penelitian menunjukkan dari 67 orang responden 54
orang mengatakan perilaku caring perawat kurang baik karena mereka kurang
mengerti akan kebutuhan dasar yang diperlukan pasien.
Dalam penelitian lain disebutkan bahwa 6 dari 10 pasien false
emergency pada unit gawat darurat mengatakan perawat berbicara dengan
pasien jika ada yang perlu ditanya saja, tidak memperkenalkan diri, tidak
mengucapkan salam saat bertemu, perawat tidak menatap pasien saat
berbicara, pasien cenderung menunggu lama, dan perawat kurang tanggap
terhadap pasien. Berdasarkan penelitian ini diperoleh 60,2% responden
mengatakan perilaku caring perawat baik dan 59,2% mengatakan puas,
(Lidwina, dkk, 2012), sedangkan pada penelitian Laily Hafsyah di Ruang
Penyakit Dalam RSUD Pariaman tahun 2011 ditemukan lebih dari separuh
klien tidak puas terhadap perilaku caring perawat (57.1%) dan lebih dari
separuh klien menilai perilaku caring perawat kurang (66%).
Menurut Hidayati, 2013 dalam penelitian hubungan perilaku caring
perawat terhadap tingkat kecemasan pasien menunjukkan bahwa pada
perilaku caring kurang sebagian besar pasien mengalami kecemasn sedang
yaitu sebanyak 8 responden (50%), kecemasan berat sebanyak 6 responden
(37%), dan kecemasan ringan sebanyak 2 responden (13%). Selanjutnya pada

http://lib.unimus.ac.id
3
responden dengan caring perawat cukup sebagian besar memiliki tingkat
kecemasan sedang yaitu sebanyak 27 responden (43%), kecemasan ringan
sebanyak 24 responden (38%), dan kecemasan berat sebanyak 12 responden
(19%). Sedangkan pada responden dengan caring perawat baik semuanya
yaitu 13 responden (100%) memiliki tingkat kecemasan ringan.Hal ini
membuktikan bahwa perawat dengan perilaku caring bisa menurunkan
tingkat kecemasan pasien.
Berbeda halnya dengan penelitian Ardiana mengenai hubungan faktor
kognitif dengan perilaku caring perawat didapatkan perawat yang tingkat
kognitifnya kurang baik menunjukan kurang caring sebanyak 14 perawat
(30,4%), sedangkan perawat yang tingkat kognitifnya baik menunjukan
caring sebanyak 17 perawat (37,0%) walaupun ada juga perawat yang tingkat
kognitif kurang baik menunjukan perilaku caring sebanyak 6 perawat(13,0%)
dan sebaliknya perawat yang tingkat kognitifnya baik bisa juga menunjukan
perilaku kurang caring sebanyak 9 perawat (19,6%). Penelitian ini
menunjukkan salah satu faktor yang bisa ditingkatkan dalam memperbaiki
kualitas perilaku caring perawat.
Berdasaran data-data penelitian tersebut diatas menunjukan bahwa
masih banyak perilaku perawat yang kurang caring kepada pasien, padahal
perilaku caring perawat ini sangat dibutuhkan dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien.
Perawat ruang Sulaiman 3 - 4 RS Roemani merupakan perawat
ruang VIP yang dituntut untuk selalu siap dan berpenampilan prima dari segi
performance, attitude, knowledge dan skill, mereka menghadapi berbagai
aspek dalam lingkungan kerja antara lain lingkungan fisik dan lingkungan
psikososial, tuntutan dari pasien serta resiko complain pasien dan keluarga
yang tinggi mereka hadapi setiap hari, hal ini menunjukkan masih
ditemukannya ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan asuhan keperawatan
di Rumah Sakit. Hal ini dibuktikan dengan hasil studi wawancara sementara
yang dilakukan di lapangan didapatkan data bahwa dari 7 perawat yang
bertugas di ruang Sulaiman 3, terdapat 3 perawat yang masih bersikap kurang

http://lib.unimus.ac.id
4
caring, hal ini ditunjukkan berdasarkan persepsi pasien yang menyatakan
bahwa perawat jarang meluangkan waktunya untuk menemani pasien sekedar
untuk berbincang-bincang, mereka pergi setelah melakukan tindakan dan
perawat juga jarang menjelaskan mengenai penyakit yang diderita oleh
pasien, kalau tidak ditanya, walaupun tidak sedikit pula perawat yang
menyampaikan tindakan yang akan dilakukan dengan sekedarnya, untuk
mengatasi hal tersebut perawat harus memperbaiki diri dalam meningkatkan
mutu kualitas pelayanannya dengan meningkatkan pemahaman mengenai
kemampuan perilaku caring, sehingga perawat bekerja tidak hanya sebatas
orientasi tugas dan rutinitas kerja saja tetapi harus disertai dengan adanya
sentuhan caring dalam tindakan asuhan keperawatan mereka.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik melakukan
penelitian mengenai “Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Perilaku caring
Perawat di Ruang Sulaiman 3 - 4 RS Roemani Muhammadiyah Semarang”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, bahwa kemampuan caring
seorang perawat sangat berpengaruh pada sistem pelayanan kesehatan
terutama dalam pemberian asuhan keperawatan profesional dan
komprehensif. Tingginya tuntutan pasien terutama di ruang VIP (Sulaiman 3
- 4) terhadap pelayanan keperawatan dengan didapatkannya data sementara
menurut persepsi pasien bahwa masih terdapat perawat yang kurang caring
dengan persentase kurang lebih 43 % dari sebagian kecil keseluruhan jumlah
perawat di Ruang Sulaiman sehingga menyebabkan masih perlunya
peningkatan mutu dan citra perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
dengan menerapkan kemampuan caring kepada pasien. Dengan adanya
fenomena tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku caring perawat di ruang Sulaiman 3 - 4 Rumah Sakit
Roemani Muhammadiyah Semarang, yang didasarkan kepada 10 faktor
carativ caring menurut Jean Watson.

http://lib.unimus.ac.id
5
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menggambarkan
faktor - faktor yang mempengaruhi caring perawat di Ruang Sulaiman 3 -
4 Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang.
2. Tujuan Khusus
1) Mendiskripsikan faktor - faktor yang mempengaruhi perilaku caring,
meliputi : pengetahuan, sikap, motivasi
2) Mendiskripsikan caring perawat di Ruang Sulaiman 3-4 RS Roemani
Muhammadiyah Semarang.
3) Menganalisis hubungan antara sikap yang mempengaruhi perilaku
caring perawat.
4) Menganalisis hubungan antara pengetahuan yang mempengaruhi
perilaku caring perawat.
5) Menganalisis hubungan motivasi yang mempengaruhi perilaku
caring perawat

D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan adalah :
1. Bagi praktisi keperawatan
Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan caring serta dapat
mengimplikasikan dalam memberikan asuhan keperawatan.
2. Bagi pasien dan keluarga pasien
Mendapatkan kepuasan dalam pelayanan asuhan keperawatan di Rumah
Sakit Roemani Semaang.
3. RS Roemani Muhammadiyah Semarang
a. Meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit
b. Meningkatkan kepuasan dan menghindari complain pasien
c. Memberikan gambaran mengenai perilaku caring perawat khususnya
yang bertugas di Ruang Sulaiman 3 - 4.

http://lib.unimus.ac.id
6
4. Pendidikan keperawatan.
Sebagai bahan pengembangan ilmu pengetahuan hasil penelitian ini dapat
dijadikan referensi bagi penelitian berikutnya
5. Bagi peneliti
Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama mengikuti pendidikan
khususnya tentang perilaku caring
E. Bidang Ilmu
Penelitian ini merupakan lingkup

F. Keaslian Penelitian
No Nama Judul Desain Variabel Hasil
Peneliti Peneitian Penelitian
1. Rika Perilaku Caring Deskriptif Perilaku Hasil penelitian
2013 Perawat dalam Caring didapatkan
melakukan Perawat bahwa 29
Asuhan responden
Keperawatan (52,7%)
pada Pasien di menunjukkan
Ruang Rawat perilaku caring
Inap RSUD dr. dengan kategori
Tengku Mansyur baik dalam
Tanjungbalai melakukan
asuhan
keperwatan dan
26 responden
(47,3%)
menunjukan
perilaku caring
dengan kategori
cukup

2. Mulyaning Hubungan Korelasi Variabel Ada hubungan


sih 2011 Berpikir Kritis Independen : yang bermakna
dengan Perilaku Berpikir antara berpikir
Caring Perawat Kritis kritis dan
di RSUD Variabel perilaku caring
dr. Moewardi Dependen :
Surakarta Perilaku
Caring

http://lib.unimus.ac.id
7
3. Anisah Hubungan Korelasi Variabel Kecerdasan
Ardiana Kecerdasan independen emosional
2010 Emosional :kecerdasan secara komposit
Perawat dengan emosional tidak
Perilaku Caring Variabel berhubungan
Perawat dependen : secara bermakna
Pelaksana di perilaku dengan perilaku
Ruang Rawat caring caring menurut
Inap dr. H. persepsi pasien.
Koesnadi
Bondowoso

Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya adalah


jika pada penelitian yang pertama dilakukan oleh Rika (2013) perbedaan
terletak pada judul, jumlah populasi, variabel dan metode. Pada penelitian
kedua oleh Mulyaningsih (2011) terletak pada judul, tempat penelitian,
jumlah populasi, dan variabel. Sedangkan pada penelitian ketiga oleh Anisah
Ardiana (2010) terletak pada judul, tempat penelitian, sampel, jumlah
populasi dan variabel.

http://lib.unimus.ac.id
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Teori Perilaku Caring


1. Pengertian Perilaku
Perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap
stimulus atau rangsangan dari luar. Perilaku ini terjadi melalui proses
adanya stimulus terhadap orang lain dan kemudian seseorang tersebut
merespon stimulus tersebut (Azwar, 2009).
Perilaku diartikan sebagai suatu aksi-reaksi organisme terhadap
lingkungannya. Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan
untuk menimbulkan reaksi, yakni yang disebut rangsangan. Berarti
rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu
(Sunaryo, 2004).
Perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas
dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas
antara lain: berjalan, bekerja, berbicara, menangis, tertawa, kuliah,
menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau
aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak
dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Lawreen Green dalam Notoatmodjo (2010),
menyebutkan 3 faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku individu
maupun kelompok yang dituangkan dalam TEORI PRECED-PROCEED
a. Faktor yang mempermudah (predispocing factor) yang mencakup
pengetahuan, sikap, kepercayaan, norma sosial dan unsur yang lain
yang terdapat dalam diri individu maupun masyarakat.
1) Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui
proses sensori khususnya mata dan telinga terhadap obyek tertentu.
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk

http://lib.unimus.ac.id
9
terbentuknya perilaku terbuka (overt behavior). Perilaku yang
didasari pengetahuan umumnya bersifat langgeng
2) Sikap
Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap suatu
stimulus atau obyek, baik yang bersifat intern maupun ekstern
sehingga manifestasinya tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya
dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup
tersebut. Sikap secara realitas menunjukkan adanya kesesuaian
respon terhadap stimulus tertentu. Tingkatan respon adalah
menerima (receiving), merespon (responding), menghargai
(valuing), dan bertanggung jawab (responsible).
3) Nilai-nilai
Nilai-nilai atau norma yang berlaku akan membentuk
perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai atau norma yang telah
melekat pada diri seseorang.
4) Kepercayaan
Seseorang yang mempunyai atau meyakini suatu
kepercayaan tertentu akan mempengaruhi perilakunya dalam
menghadapi suatu penyakit yang akan berpengaruh terhadap
kesehatannya
5) Persepsi
Persepsi merupakan proses yang menyatu dalam diri
individu terhadap stimulus yang diterimanya. Persepsi merupakan
proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap rangsang
yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan
sesuatu yang berarti dan merupakan respon yang menyeluruh
dalam diri individu. Oleh karena itu dalam penginderaan orang
akan mengaitkan dengan stimulus, sedangkan dalam persepsi orang
akan mengaitkan dengan obyek. Dengan persepsi individu akan
menyadari tentang keadaan sekitarnya dan juga keadaan dirinya.
Orang yang mempunyai persepsi yang baik tentang sesuatu

http://lib.unimus.ac.id
10
cenderung akan berperilaku sesuai dengan persepsi yang
dimilikinya.
b. Faktor pendukung / pemungkin (enabling factor) yaitu faktor-faktor
yang memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan.
Faktor pendukung (enabling factor) mencakup ketersediaan sarana dan
prasarana atau fasilitas. Sarana dan fasilitas ini pada hakekatnya
mendukung atau memungkinkan terwujudnya suatu perilaku, sehingga
disebut sebagai faktor pendukung atau faktor pemungkin
c. Faktor pendorong / penguat (reinforcing factor),
Faktor-faktor pendorong (reinforcing factor) merupakan penguat
terhadap timbulnya sikap dan niat untuk melakukan sesuatu atau
berperilaku. Suatu pujian, sanjungan dan penilaian yang baik akan
memotivasi, sebaliknya hukuman dan pandangan negatif seseorang
akan menjadi hambatan proses terbentuknya perilaku.
Faktor-faktor pendorong (reinforcing factor) juga mencakup program
kesehatan, peraturan, undang-undang, kebijakan-kebijakan, dan
perilaku serta sikap petugas kesehatan yang lain.
2. Pengertian Caring
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu
kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan
waspada, menunjukkan perhatian, perasaan empati kepada orang lain,
dan perasaan cinta atau menyayangi yang merupakan kehendak
keperawatan. Selain itu caring mempengaruhi cara berpikir seseorang,
perasaan dan perbuatan seseorang. (Potter, P.A & Perry, A.G; 2005)
Caring adalah sentral praktik keperawatan karena caring
merupakan suatu cara pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja
untuk lebih meningkatkan kepeduliannya kepada klien. Caring
merupakan bagian inti yang penting terutama dalam praktik keperawatan
( Sartika ; 2011 )
Teori caring Swanson (1991) dalam Potter dan Perry (2005)
menjelaskan tentang proses caring yang terdiri dari bagaimana perawat

http://lib.unimus.ac.id
11
mengerti kejadian yang berarti di dalam hidup seseorang, hadir secara
emosional, melakukan suatu hal kepada orang lain sama seperti
melakukan terhadap diri sendiri, memberi informasi dan memudahkan
jalan seseorang dalam menjalani transisi kehidupan serta menaruh
kepercayaan seseorang dalam menjalani hidup
Miller ( 1995 ) dikutip dari Kozier mendefinisikan caring
sebagai tindakan disengaja yang membawa rasa aman baik fisik dan
emosi serta kerterikatan yang tulus dengan orang lain atau sekelompok
orang. Menurut Gadow ( 1984 ) dan Woddings ( 1984 ), caring dapat
melibatkan tindakan atau komunikasi verbal, dapat juga tidak.
Menurut Madeline Leininger dikutip dari Kozier (2010),
mengemukakan bahwa care merupakan intisari keperawatan dan
karakteristik yang dominan, khusus serta tidak terpisahkan dalam
keperawatan. Leininger mengatakan tidak akan ada cure tanpa curing,
tetapi dapat ada caring tanpa curing.
Menurut Jeann Watson ( 1985 ) dikutip dari Kozier ( 2010 ),
yang juga meyakini praktik caring sebagai pusat keperawatan,
menggambarkan caring sebagai dasar dalam kesatuan nilai – nilai
kemanusiaan yang universal (kebaikan, kepeduliaan, dan cinta
terhadap diri sendiri dan orang lain). Caring digambarkan sebagai
moral ideal keperawatan, hal tersebut meliputi keinginan untuk
perawat, kesungguhan untuk merawat, dan tindakan merawat (caring).
Tindakan caring meliputi komunikasi, tanggapan positif, dukungan,
atau intervensi fisik oleh perawat.
Kesimpulan caring adalah sikap perhatian dan kepedulian
perawat terhadap klien dalam pemberian asuhan keperawatan dengan
cara merawat klien dengan sentuhan hati, komunikasi terapeutik,
dukungan dan intervensi fisik oleh perawat.

http://lib.unimus.ac.id
12
a. Tahap-tahap dalam caring
Murray dan Bevis (1982) dalam Rothrock (1999)
membagi tahap perkembangan hubungan kepedulian menjadi
empat tingkat yang progresif dan serial yaitu:
1) Tahap Attachmen (pertalian); terjadi empat tugas yang menandai
pertalian yaitu: Rekognisi (menyadari kehadiran orang lain dan
menerima orang lain dapat mempunyai arti), membuka diri
(membagi informasi yang beresiko rendah atau tidak
mengancam), validasi (memberikan persetujuan pada informasi
yang dibagikan atau perilaku yang diperhatikan), potensi
(kehendak dan kekuatan untuk memajukan hubungan).
2) Tahap Assiduity (sikap selalu penuh perhatian); selama tahap ini,
perhatian yang diteliti diberikan pada kerja menjalin hubungan
kepedulian. Perilaku atau tugas dari assiduity ini yaitu: respek,
melibatkan, mengakui dan menerima keinginan, kebutuhan,
kesukaan, perbedaan, dan permintaan orang lain. Potentiality,
dimana rekognisi diberikan pada kemungkinan saling
meningkatkan hubungan yang tidak terjadi dengan mengorbankan
individualitas orang lain. Memperhatikan, melibatkan mendengar
dan menemani orang lain. Kejujuran, diperlukan agar hubungan
menjadi terbuka, kejujuran dapat berupa mengatakan kebenaran
atau keinginan. Membuka diri, tahap dua lebih dalam
pengertiannya dari tahap satu. Tanggung jawab, diperlukan untuk
hubungan memperlihatkan yang meliputi rasa tanggung jawab diri
sendiri dan tanggung jawab untuk menerima orang lain.
Kepercayaan, terbangunnya percaya diri mengakui kemampuan
setiap orang untuk meminta bantuan dan pertolongan. Dan yang
terakhir pada tahap ini adalah keberanian, keberanian mendorong
hubungan memperhatikan siap untuk maju ke tahap berikutnya.
3) Tahap Intimasi; tugas dalam tahap ini memerlukan ketulusan
(integritas, kepercayaan), membuka diri (mempunyai arti

http://lib.unimus.ac.id
13
menempatkan seseorang dalam posisi yang terbuka), wawasan
(memilki pandangan yang tepat terhadap orang lain), dan pelibatan
(orang lain dapat dilibatkan dalam hubungan tanpa terancam).
4) Tahap Konfirmasi; meliputi validasi personal yang menghasilkan
perasaan positif tentang kesadaran dan pertumbuhan diri.
Augmentasi memungkinkan untuk memperbesar, memperkuat, dan
mempermudah hubungan memperhatikan. Daya tahan karena
kemampuan untuk peduli dengan dasar yang luas maka hasilnya
adalah keluasan.

b. Dimensi Caring menurut Watson


Watson (2004),mendasarkan teorinya untuk praktik
keperawatan dalam sepuluh faktor carativ caring. Tiap-tiap
komponen memiliki dinamika fenomena yang relatif terhadap
individu dalam hubungan yang didorong oleh keperawatan. Faktor
tersebut, meliputi :
1) Pendekatan Humanistik dan Altuistik
Pembentukan sistem nilai humanistik dan altruistik
mulai berkembang di usia dini dengan nilai-nilai yang berasal
dari orang tuanya. Selain itu perawat juga memperlihatkan
kemampuan diri dengan memberikan pendidikan kesehatan
kepada pasien. Sistem nilai ini menjembatani pengalaman hidup
seseorang dan mengantarkan ke arah kemanusiaan. Perawatan
yang berdasarkan nilai-nilai humanistik dan altruistik dapat
dikembangkan melalui penilaian terhadap pandangan diri
seseorang, kepercayaan, interaksi dengan berbagai kebudayaan
dari pengalaman pribadi. Hal ini dianggap penting untuk
pendewasaan diri perawat yang kemudian akan meningkatkan
sikap altruistik. Melalui sistem nilai humanistik dan altruistik ini
perawat menumbuhkan rasa puas karena mampu memberikan
sesuatu kepada pasien.

http://lib.unimus.ac.id
14
2) Menanamkan sikap penuh harapan.
Perawat memberikan kepercayaan dengan cara
memfasilitasi dan meningkatkan asuhan keperawatan yang holistik.
Dalam hubungan perawat-klien yang efektif, perawat memfasilitasi
perasaan optimis, harapan, dan kepercayaan. Di samping itu,
perawat meningkatkan perilaku klien dalam mencari pertolongan
kesehatan. Kepercayaan dan pengharapan sangat penting bagi
proses caratif maupun curatif. Perawat perlu memberikan
alternatif-alternatif bagi pasien jika pengobatan modern tidak
berhasil; berupa meditasi, penyembuhan sendiri, dan spiritual.
Dengan menggunakan faktor caratif ini akan tercipta perasaan
lebih baik melalui kepercayaan dan atau keyakinan yang sangat
berarti bagi seseorang secara individu.
3) Kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain.
Pengembangan perasaan ini akan membawa pada
aktualisasi diri melalui penerimaan diri antara perawat dan klien.
Perawat belajar menghargai kesensitifan dan perasaan klien,
sehingga ia sendiri dapat menjadi lebih sensitif, murni dan bersikap
wajar pada orang lain. Perawat yang mampu untuk mengenali dan
mengekspresikan perasaannya akan lebih mampu untuk membuat
orang lain mengekspresikan perasaan mereka. Pengembangan
kepekaan terhadap diri dan orang lain, mengeksplorasi kebutuhan
perawat untuk mulai merasakan suatu emosi yang muncul dengan
sendirinya. Hal itu hanya dapat berkembang melalui perasaan diri
seseorang yang peka dalam berinteraksi dengan orang lain. Jika
perawat berusaha meningkatkan kepekaan dirinya, maka ia akan
lebih autentik (tampil apa adanya). Autentik akan menambah
pertumbuhan diri dan aktualisasi diri baik bagi perawat sendiri
maupun bagi orang-orang yang berinteraksi dengan perawat itu.

http://lib.unimus.ac.id
15
4) Hubungan saling percaya dan saling membantu.
Pengembangan hubungan saling percaya antara perawat
dan klien adalah sangat krusial bagi transpersonal caring.
Hubungan saling percaya akan meningkatkan dan menerima
ekspresi perasaan positif dan negatif. Pengembangan hubungan
saling percaya menerapkan bentuk komunikasi untuk menjalin
hubungan dalam keperawatan. Karakteristik faktor ini adalah
kongruen, empati, dan ramah. Kongruen berarti menyatakan apa
adanya dalam berinteraksi dan tidak menyembunyikan kesalahan.
Perawat bertindak dengan cara yang terbuka dan jujur. Empati
berarti perawat memahami apa yang dirasakan klien. Ramah
berarti penerimaan positif terhadap orang lain yang sering
diekspresikan melalui bahasa tubuh, ucapan tekanan suara, sikap
terbuka, ekspresi wajah dan lain-lain.
5) Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif.
Perawat menyediakan waktu dan mendengarkan semua
keluhan dan perasaan klien. Berbagi perasaan merupakan
pengalaman yang cukup beresiko baik bagi perawat maupun klien.
Perawat harus siap untuk ekspresi perasaan positif maupun negatif
bagi klien. Perawat harus menggunakan pemahaman intelektual
maupun emosional pada keadaan yang berbeda.
6) Menggunakan problem solving dalam mengambil keputusan.
Perawat menggunakan metode proses keperawatan
sebagai pola pikir dan pendekatan asuhan kepada klien, sehingga
akan mengubah gambaran tradisional perawat sebagai “pembantu”
dokter. Proses keperawatan adalah proses yang sistematis dan
terstruktur, seperti halnya proses penelitian.
7) Peningkatan belajar mengajar interpersonal.
Faktor ini adalah konsep yang penting dalam keperawatan,
yang membedakan antara caring dan curing. Perawat memberikan
informasi kepada klien. Perawat bertanggungjawab akan

http://lib.unimus.ac.id
16
kesejahteraan dan kesehatan klien. Perawat memfasilitasi proses
belajar mengajar yang didesain untuk memampukan klien
memenuhi kebutuhan pribadinya, memberikan asuhan mandiri,
menetapkan kebutuhan personal klien.
8) Menciptakan lingkungan fisik, mental, sosiokultural, spiritual yang
mendukung.
Perawat perlu mengenali pengaruh lingkungan internal
dan eksternal klien terhadap kesehatan dan kondisi penyakit klien.
Konsep yang relevan terhadap lingkungan internal yang mencakup
kesejahteraan mental dan spiritual, dan kepercayaan sosiokultural
bagi seorang individu. Sedangkan lingkungan eksternal mencakup
variabel epidemiologi, kenyamanan, privasi, keselamatan,
kebersihan dan lingkungan yang estetik. Karena klien bisa saja
mengalami perubahan baik dari lingkungan internal maupun
eksternal, maka perawat harus mengkaji dan memfasilitasi
kemampuan klien untuk beradaptasi dengan perubahan fisik,
mental, dan emosional.
9) Memberi bantuan dalam pemenuhan kebutuhan manusia.
Perawat perlu mengenali kebutuhan komprehensif yaitu
kebutuhan biofisik, psikososial, psikofisikal dan interpersonal
klien. Pemenuhan kebutuhan yang paling mendasar perlu dicapai
sebelum beralih ke tingkat yang selanjutnya. Nutrisi, eliminasi, dan
ventilasi adalah contoh dari kebutuhan biofisik yang paling rendah.
Pencapaian dan hubungan merupakan kebutuhan psikososial yang
tinggi, dan aktualisasi diri merupakan kebutuhan interpersonal yang
paling tinggi.
10) Terbuka pada eksistensial fenomenologikal dan dimensi spiritual
penyembuhan.
Faktor ini bertujuan agar penyembuhan diri dan
kematangaan diri dan jiwa klien dapat dicapai. Terkadang klien
perlu dihadapkan pada pengalaman/pemikiran yang bersifat

http://lib.unimus.ac.id
17
proaktif. Tujuannya adalah agar dapat meningkatkan pemahaman
lebih mendalam tentang diri sendiri. Diakuinya faktor caratif ini
dalam ilmu keperawatan membantu perawat untuk memahami
jalan hidup seseorang dalam menemukan arti kesulitan hidup.
Karena adanya dasar yang irrasional tentang kehidupan, penyakit
dan kematian, perawat menggunakan faktor karatif ini untuk
membantu memperoleh kekuatan atau daya untuk menghadapi
kehidupan atau kematian. Watson menyadari bahwa faktor ini
sedikit sulit untuk dipahami, tetapi hal ini akan membawa perawat
kepada pemahaman yang lebih baik mengenai diri sendiri dan
orang lain.
Dalam praktik keperawatan “caring” ditujukan untuk
perawatan kesehatan yang holistik dalam meningkatkan kontrol,
pengetahuan dan promosi kesehatan (Tomey & Alligood, 2006).
Asumsi dasar teori watson terletak pada 7 asumsi dasar yang
menjadi kerangka kerja dalam pengembangan teori, yaitu:
a) Caring dapat dilakukan dan dipraktikan secara interpersonal.
b) Caring meliputi faktor-faktor karatif yang dihasilkan dari
kepuasan terhadap pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
c) Caring yang efektif akan menigkatkan status kesehatan dan
perkembangan individu dan keluarga.
d) Respon caring adalah menerima seseorang tidak hanya
sebagai seseorang berdasarkan saat ini tetapi seperti apa dia
mungkin akan menjadi dimasa depannya.
e) Caring environment, menyediakan perkembangan potensi dan
memberikan keluasan memilih kegiatan yang terbaik bagi diri
seseorang dalam waktu yang telah ditentukan.
f) Caring bersifat healthogenic daripada sekedar curing. Praktek
caring mengitegrasikan pengetahuan biopisikal dan perilaku
manusia untuk meningkatkan kesehatan. Dan untuk

http://lib.unimus.ac.id
18
membantu pasien yang sakit, dimana caring melengkapi
curing.
g) Caring merupakan inti dari keperawatan (Tomey & Alligood,
2006).
c. Dimensi Caring Menurut K.M.Swanson
Menurut Swanson (1991 dalam Monica, 2008) ada lima
asumsi yang mendasari konsep caring. 5 konsep tersebut adalah :
1. Maintaining belief
Maintaining belief adalah mempertahankan iman dalam kapasitas
orang lain, untuk mendapatkan melalui suatu peristiwa atau transisi
dan menghadapi masa depan dengan bermakna. Tujuannya adalah
untuk memungkinkan yang lain sehingga dalam batas-batas
kehidupannya, ia mampu menemukan makna dan mempertahankan
sikap yang penuh harapan.
2. Knowing
Knowing adalah berjuang untuk memahami peristiwa seperti yang
memiliki makna dalam kehidupan yang lain. Mengetahui
melibatkan untuk menghindari asumsi tentang makna dari suatu
peristiwa dengan yang merawat, yang berpusat pada kebutuhan
lain, melakukan kajian mendalam, mencari petunjuk verbal dan
nonverbal, dan mengikutsertakan dari keduanya.
3. Being with
Being with adalah secara emosional hadir untuk yang lain dengan
menyampaikan ketersediaan berkelanjutan, perasaan berbagi, dan
pemantauan yang peduli memberikan tidak membebani orang
dirawat.
4. Doing for
Doing for adalah melakukan untuk yang lain apa yang dia akan
lakukan untuk diri sendiri jika hal itu mungkin. Melakukan untuk
yang lain berarti memberikan perawatan yang nyaman, protektif,

http://lib.unimus.ac.id
19
dan antisipatif, serta menjalankan tugasnya terampil dan kompeten
sambil menjaga martabat orang tersebut.
5. Enabling
Enabling adalah memfasilitasi bagian yang lain melalui transisi
kehidupan dan peristiwa asing dengan memberi informasi,
menjelaskan, mendukung, dengan fokus pada masalah yang
relevan, berfikir melalui masalah, dan menghasilkan alternatif,
sehingga meningkatkan penyembuhan pribadi klien, pertumbuhan,
dan perawatan diri.
d. Komponen Caring Menurut Simon Roach
Menurut Roach (1995 dalam Kozier, Barbara, et.al, 2007)
ada lima komponen caring. 5 komponen tersebut adalah:
1. Compassion (kasih sayang)
Compassion adalah kepekaan terhadap kesulitan dan kepedihan
orang lain dapat berupa membantu seseorang untuk tetap bertahan,
memberikan kesempatan untuk berbagi, dan memberi ruang bagi
orang lain untuk berbagi perasaan, serta memberikan dukungan
secara penuh.
2. Competence (kemampuan)
Competence adalah memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan,
pengalaman, energi dan motivasi sebagai rasa tanggung jawab
terhadap profesi. Compassion tanpa competence akan terjadi
kelalaian klinis, sebaliknya competence tanpa compassion
menghasilkan suatu tindakan.
3. Confidence (kepercayaan diri)
Confidence adalah suatu keadaan untuk memelihara hubungan
antar manusia dengan penuh percaya diri. Confidence dapat berupa
ekpresi caring yang meningkatkan kepercayaan tanpa mengabaikan
kemampuan orang lain untuk tumbuh dan menyampaikan
kebenaran.

http://lib.unimus.ac.id
20
4. Concience (suara hati)
Perawat memiliki standar moral yang tumbuh dari sistem nilai
humanistik altruistik (peduli kesejahteraan orang lain) yang dianut
dan direfleksikan pada tingkah lakunya.
5. Commitment
Melakukan tugas secara konsekuen dan berkualitas terhadap tugas,
orang,karier yang dipilih.
e. Perilaku Caring perawat
Daftar dimensi caring (Caring Dimensions Inventory = CDI) yang
didesain oleh Watson dan Lea (1997 dalam Muchlisin & Ichsan, 2008)
merupakan instrumen yang dikembangkan untuk meneliti perilaku
perawat (perilaku caring). Daftar dimensi caring tersebut antara lain:
CDI 1. Membantu klien dalam ADL.
CDI 2. Membuat catatan keperawatan mengenai klien.
CDI 3. Merasa bersalah /menyesal kepada klien
CDI 4. Memberikan pengetahuan kepada klien sebagai individu
CDI 5. Menjelaskan prosedur klinik
CDI 6. Berpakaian rapi ketika bekerja dengan klien
CDI 7. Duduk dengan klien
CDI 8. Mengidentifikasi gaya hidup klien
CDI 9. Melaporkan kondisi klien kepada perawat senior
CDI 10. Bersama klien selama prosedur klinik
CDI 11. Bersikap manis dengan klien
CDI 12. Mengorganisasi pekerjaan dengan perawat lain untuk klien
CDI 13. Mendengarkan klien
CDI 14. Konsultasi dengan dokter mengenai klien
CDI 15. Menganjurkan klien mengenai aspek self care
CDI 16. Melakukan sharing mengenai masalah pribadi dengan klien
CDI 17. Memberikan informasi mengenai klien
CDI 18. Mengukur tanda vital klien
CDI 19. Menempatkan kebutuhan klien sebelum kebutuhan pribadi

http://lib.unimus.ac.id
21
CDI 20. Bersikap kompeten dalam prosedur klinik
CDI 21. Melibatkan klien dalam perawatan
CDI 22. Memberikan jaminan mengenai prosedur klinik
CDI 23. Memberikan privasi kepada klien
CDI 24. Bersikap gembira dengan klien
CDI 25. Mengobservasi efek medikasi kepada klien
Hasil penelitian Amanda et al (1998 dalam Muchlisin & Ichsan, 2008)
menjelaskan bahwa semua item pada CDI mempunyai korelasi positif
dengan item lainnya kecuali CDI no. 3 dan 16

B. Perawat
1. Pengertian Perawat
Perawat (nurse) berasal dari bahasa latin yaitu kata nutrix yang
berarti merawat atau memelihara. Menurut Kusnanto (2003), perawat
adalah seseorang (seorang profesional) yang mempunyai kemampuan,
tanggung jawab dan kewenangan melaksanakan pelayanan/asuhan
keperawatan pada berbagai jenjang pelayanan keperawatan. Wardhono
(1998) mendefinisikan perawat adalah orang yang telah menyelesaikan
pendidikan professional keperawatan, dan diberi kewenangan untuk
melaksanakan peran serta fungsinya.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional
yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan
pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-
sosialspriritual yang komprehensif, ditujukan pada individu, keluarga
dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses
kehidupan manusia. (Kusnanto, 2003)
2. Peran perawat
Peran perawat adalah merupakan tingkah laku yang diharapkan
oleh orang lain terhadap seseorang sesuai dengan kependudukan dalam
system, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi

http://lib.unimus.ac.id
22
perawat maupun dari luar profesi keperawatan yang bersifat konstan
(Hidayat, 2007).
Menurut Barbara (1995) peran adalah seperangkat tingkah laku
yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai
kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan
sosial baik dari dalam maupun dari luar danbersifat stabil. Peran adalah
bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial
tertentu (Lailia, 2009).
Peran perawat menurut konsorsium ilmu ilmu kesehatan tahun
1989 dalam Hidayat (2007) terdiri dari:
a. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan.
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat
dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan
dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan
keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga
dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar dapat direncanakan
dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat
kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat
perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan
dari yangsederhana sampai dengan kompleks.
b. Peran sebagai advokat.
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan
keluarga dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari
pemberian pelayanan atau informasi lain khususnya dalam
pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan
melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan
sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya. Hak
atasprivasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk
menerima ganti rugi akibat kelalaian.

http://lib.unimus.ac.id
23
c. Peran edukator.
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam
meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit
bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan
perilaku dari klien sesudah dilakukan pendidikan kesehatan.
d. Peran koordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan,
merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan sehingga
pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan
kebutuhan klien.
e. Peran kolaborator
Peran perawat disini dilakukan kerana perawat bekerja
melalui tim kesehatanyang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi
dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan
keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar
pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
f. Peran konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap
masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan.
Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informais
tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
g. Peran pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan
mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis
dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan
keperawatan.

http://lib.unimus.ac.id
24
3. Faktor yang berhubungan dengan caring perawat meliputi :
a. Faktor Personal
1) Umur
Faktor pribadi perawat mengacu pada faktor umur,
lama pengalaman kerja dalam keperawatan, pelatihan,
pengalaman langsung dalam mengurus anggota keluarga mereka
sendiri, tingkat pendidikan, kesadaran diri dan distres moral.
Usia dikaitkan dengan tingkat perkembangan dan kematangan
perawat karena itu lebih tua usia akan memiliki pola yang lebih
stabil dalam cara hidup mereka dibanding dengan perawat yang
lebih muda (Erikson, 1993). Bertambahnya usia akan
meningkatkan tingkat kematangan dan tanggung jawab. Lama
pengalaman kerja di bidang keperawatan sangat penting bagi
setiap profesi, terutama dalam keperawatan. Pengalaman kerja
merupakan faktor yang berhubungan dengan keahlian dalam
praktek keperawatan (Orem, 1995). Ada beberapa penelitian
yang mengemukakan bahwa lama pengalaman kerja memiliki
hubungan positif dengan perilaku caring perawat (Apaiwong,
2000; Brunton & Beaman, 2000;. Lange et al, 2008;
Mateprasart, 1991; Noh, Arthur, & Sohng, 2002; Suwanmalee,
1996; Wattanachot, 1997). Perawat senior, yang telah bekerja
selama beberapa tahun, memiliki pengalaman kerja lebih
dibanding dengan perawat pemula dalam merawat pasien
tercermin oleh sikap profesionalnya.
2) Pengalaman pelatihan
Berbagai penelitian menyebutkan bahwa pelatihan
khusus caring meningkatkan perilaku caring perawat terhadap
pasien dan keluarga mereka (Tsai, Lee, Lai, Lui, et al, 2005;.
Wong, Lee, & Mok, 2001). Di sisi lain, studi Pokpalagon (2005)
menemukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam

http://lib.unimus.ac.id
25
perilaku caring perawat yang mempunyai pengalaman pelatihan
(N= 270, F = 1,112).
3) Tingkat pendidikan.
Belajar adalah cara untuk mendapatkan lebih banyak
pengetahuan di setiap cabang ilmu. Tingkat pendidikan yang
lebih tinggi dari seseorang memberikan pemikiran sistematis,
kompetensi dan keterampilan dalam mencari pengetahuan baru
yang lebih bila dibandingkan dengan tingkat pendidikan yang
lebih rendah (Pokpalagon, 2005). Wattanachote (1997)
menemukan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara tingkat
pendidikan, persepsi dan komunikasi dalam berperilaku caring
kepada pasien (p <0,05). Para perawat yang memiliki pendidikan
lebih tinggi dari gelar sarjana bisa berkomunikasi lebih baik
dibandingkan dengan perawat yang hanya memiliki gelar sarjana
saja.
4) Kesadaran diri perawat.
Kesadaran diri adalah proses memahami keyakinan
sendiri, pikiran, motivasi, perasaan, perilaku dan bagaimana
mereka mempengaruhi orang lain (Boyed, 2005). Beberapa studi
menemukan bahwa kesadaran diri perawat sangat penting untuk
profesi keperawatan terutama dalam caring perawat kepada
pasien (Cook, 1998; Jack & Miller, 2008; Jack & Smith, 2007;
Rowe, 1999). Daodee (1994) menemukan bahwa kesadaran diri
perawat berkorelasi positif dengan perilaku caring pada tingkat
sedang dengan tingkat signifikan P <0,001 (r = 0.31). Bernard
(1992) menunjukkan bahwa mengembangkan kesadaran diri
membantu perawat dalam mengambil keputusan dan tanggung
jawab ketika dihadapkan dengan situasi yang sulit sambil
mengurus pasien mereka (Smith, 2007). Selain itu, kesadaran
diri merupakan kunci penting untuk meningkatkan hubungan
perawat - pasien melalui teknik komunikasi / konseling (Rowe,

http://lib.unimus.ac.id
26
1999). Pemahaman dan penerimaan diri sendiri akan
memungkinkan perawat untuk mengakui perbedaan klien dan
keunikan yang dapat membantu perawat untuk mengekspresikan
perawatan lebih welas asih (Townsend, 2003)
5) Distress Moral
Distress Moral adalah perasaan yang menyakitkan yang
muncul ketika seorang perawat tahu hal yang benar untuk
dilakukan, tetapi tidak bisa bertindak karena kendala atau hirarki
(Corley, Elswick, Gorman, & Clor, 2001). Dalam merawat
pasien pada akhir kehidupan, perawat harus menghadapi
berbagai pertentangan moral. Konflik peran, perbedaan antara
dokter dan perawat serta perbedaan pandangan sesama perawat
bisa mengakibatkan terjadinya distress moral. Penelitian yang
menggambarkan hubungan antara distress moral dan perilaku
caring masih kurang. Namun, beberapa penelitian menjelaskan
bahwa distress moral yang memiliki dampak pada caring
perawat kepada pasien seperti, perawat mungkin merasa bersalah
dan menyalahkan diri sendiri (Kelly, 1998; Tiedje 2000 ).
Perawat juga dapat mengalami penurunan kapasitas untuk
merawat karena distress moral (Nathaniel, 2002; Wilkinson,
1988). Selain itu, perawat yang mengalami distress moral
berulang memungkinkan terjadinya kehilangan kemampuan
untuk memberikan perawatan yang berkualitas pada pasien
(Austin, Lemermeyer, Goldberg, Bergum, & Johnson, 2005).
b. Faktor Teknologi
Kemajuan teknologi berperan meningkatkan caring perawat
kepada pasien dengan cara yang aman dan efektif dengan
menghemat waktu dan memberikan informasi yang akurat untuk
perawat mengambil keputusan klinis (Mann, 1992). Banyak
penelitian yang dilakukan untuk menjelaskan hubungan antara

http://lib.unimus.ac.id
27
teknologi dan perilaku caring. Dari penelitian ini didapatkan
pengaruh teknologi berkorelasi positif dengan perilaku caring.
c. Faktor Lingkungan
Lingkungan kerja berperan penting dalam memberikan
perawatan yang berkualitas. Sebuah ruang perawatan yang
mempunyai perawat dalam jumlah yang sedikit dapat menyebabkan
rendahnya kualitas pelayanan karena beban kerja. Beban kerja yang
terlalu berat menyebabkan perawat kurang dalam menerapkan
perilaku caring kepada pasien. Perawat tidak bisa lebih
memperhatikan hanya satu pasien karena kurangnya waktu
(Beckstrand, Callister, & Kirchhoff, 2006). Tetapi juga sebaliknya,
ruang perawatan yang mempunyai perawat yang cukup tetapi
mempunyai jumlah pasien yang sedikit tentu kurang effisien.

http://lib.unimus.ac.id
28
C. KERANGKA TEORI
Berdasarkan pada uraian tinjauan pustaka, maka dapat disusun
kerangka teori yang merupakan ringkasan tinjauan pustaka dan dapat
digambarkan dalam bentuk hubungan antara variabel.

Faktor Pendahulu Perilaku Caring berdasarkan 10 faktor


(Presdiposing ) karatif (Watson, 1979)

 Pengetahuan a. Pembentukan sistem nilai humanistik


dan altruistic
 Sikap b. Menanamkan kepercayaan dan harapan
 Nilai – nilai c. Pengembangan kepekaan terhadap diri
 kepercayaan sendiri dan orang lain
 Persepsi d. Pengembangan hubungan saling percaya
dan membantu
e. Dukungan dan penerimaan ungkapan
Faktor Pemungkin ( Enabling ) perasaaan positif negatif
f. Penggunaan metode yang sistematis
 Ketersediaan sarana dalam pemecahan masalah
prasarana g. Pembelajaran dan pengajaran dalam
 Sumber daya /dana hubungna interpersonal
h. Lingkungan yang suportif, protektif,
 Ketrampilan
perbaikan mental, fisik sosial budaya
 keterjangkauan dan spiritual
i. Bantuan pemenuhan kebutuhan dasar
j. Penghargaan kekuatan eksistensial –
phenomenologikal
Faktor Penguat ( Reinforcing )
Perilaku caring berdasarkan lima
 Pengaruh teman
komponen menurut Swanson (1999)
 Kebijakan /peraturan a. Mengetahui (Knowing)
 Sistem reward b. Kebersamaan (Being with)
 Supervisi c. Melakukan (Doing For)
 Motivasi d. Memampukan (Enabling)
e. Mempertahankan kepercayaan
(Maintaning belief)

Komponen caring menurut Roach (1995)


a. Compassion (kasih sayang)
b. Competence (kemampuan)
c. Confidence (kepercayaan diri)
d. Concience (suara hati)
e. Commitmen
Sumber : Anderson ,1980, Tomey & Alligood (2006), Monica,2008; Kozier, Barbara et.al, 2007

http://lib.unimus.ac.id
29
D. KERANGKA KONSEP

 Pengetahuan Perilaku Caring


 Sikap perawat berdasarkan
 Motivasi 10 faktor karatif
Watson

Karakteristik perawat Karakteristik pasien

 Umur  Umur
 Jenis Kelamin  Jenis Kelamin
 Status Perkawinan  Lama dirawat
 Pendidikan  Pendidikan
 Masa Kerja

E. VARIABEL PENELITIAN
Variabel penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu :
Variabel independen terdiri dari faktor pengetahuan, sikap, motivasi,
sedangkan variabel dependen dari penelitian ini adalah perilaku caring
perawat menurut 10 faktor karatif caring Jean Watson.

http://lib.unimus.ac.id
30
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian.
Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif korelasi, yaitu
penelitian yang dilakukan untuk menganalisa hubungan antara dua variabel
penelitian yaitu antara variabel independent dan variabel dependent
(Nursalam, 2008). Adapun variabel independent adalah tingkat pengetahuan,
sikap, motivasi, sedangkan variabel dependen pada penelitian ini adalah
perilaku caring perawat Ruang Sulaiman 3 dan 4. Rancangan penelitian yang
digunakan adalah dengan pendekatan cross sectional yaitu dengan melakukan
pengukuran data penelitian pada saat bersamaan/sesaat tidak ada
kelanjutannya.

B. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan
(Sugiono, 2010), populasi merupakan keseluruhan sumber data dalam
suatu penelitian. Penentuan sumber data dalam penelitian sangat penting
dan menentukan keakuratan hasil penelitian. Populasi dalam penelitian
ini adalah pasien dan perawat.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi, dimana nilai atau
karakteristiknya diukur, yang kemudian dipakai untuk menduga
karakteristik dari suatu populasi dan dipilih dengan cara tertentu ( Hartiti,
2010), sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh
populasi perawat yang ada di ruang Sulaiman 3 dan 4 yang memenuhi
kriteria (total sampling), dan seluruh pasien yang di rawat di Ruang

http://lib.unimus.ac.id
31
Sulaiman 3 dan 4 (consecutive sampling) dengan berbagai kriteria,
adapun kriterianya meliputi kriteria inklusi dan ekslusi, yaitu :
Sampel perawat
a. Kriteria inklusi
Adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi
target yang terjangkau yang akan diteliti. Kriteria inklusi dalam
penelitian ini adalah perawat pelaksana yang bekerja di Ruang
Sulaiman 3 dan 4, dengan basis pendidikan keperawatan D III
Keperawatan, atau S1 Keperawatan, dan bersedia menjadi responden
dalam penelitian ini.
b. Kriteria eksklusi.
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek
yang memenuhi kiteria inklusi dari studi karena berbagai sebab.
Adapun kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah perawat yang
tidak bertugas di Ruang Sulaiman 3 dan 4, perawat yang sedang
cuti, dan perawat yang tidak bersedia menjadi responden.
Sampel pasien
a. Kriteria inklusi
1) Semua kasus pasien dewasa dan anak yang dirawat di Ruang
Sulaiman 3 dan 4 RS Roemani Muhammadiyah Semarang.
2) Bersedia menjadi responden.
3) Pasien yang di rawat minimal 3 hari di Ruang Sulaiman 3 RS
Roemani Muhammadiyah Semarang.
b. Kriteria eksklusi
1) Pasien sedang dalam kondisi kegawatan yang diharuskan untuk
pindah ke Ruang ICU sebelum hari ke tiga.
2) Pasien pindah ke Ruang lain sebelum hari ke tiga dirawat di
Ruang Sulaiman 3 dan 4.
3) Orang tua/anggota keluarga yang menunggu dimana tidak
memberikan ijin untuk menjadi responden.

http://lib.unimus.ac.id
32
Besar sampel pasien pada penelitian ini dihitung berdasarkan
rumus yang dikembangkan oleh formula Slovin dalam (Ridwan,
2005:65)

s = N
N ( d )2 + 1

s = 100 = 80
100 ( 0,05 x 0,05 ) + 1
s : 80
Keterangan :
s : perkiraan jumlah sampel
N : perkiraan jumlah populasi (dalam 1 bln )
d : nilai presisi 95 % atau sig 0,05 tingkat kesalahan yang dipilih
d = 0,05
maka pengambilan sampel untuk pasien sebanyak 80 responden
dan sample perawat total sampling 30 responden.

C. Definisi Operasional
Tabel 3.1 variabel data
No. Variabel Definisi Alat ukur Hasil ukur Skala
Operasonal
1. Pengetahuan Informasi yang Kuisioner Total skor Interval
telah diproses, Nilai tertinggi 40
diorganisasikan Nilai terendah 20
untuk Kategori :
memperoleh Baik : 31-40
pemahaman dan Kurang : 20-30
pembelajaran
mengenai
perilaku caring

http://lib.unimus.ac.id
33
2. Motivasi Dorongan Kuisioner Total skor Interval
perawat dalam Nilai tertinggi 40
penerapan Nilai terendah 10
perilaku caring Kategori
Tinggi : 26-40
Rendah : 10-25

3. Sikap Respon Perawat Kuisioner Total skor Interval


terhadap Nilai tertinggi 64
penerapan Nilai terendah 16
perilaku caring Kategori :
Baik : 49-64
Sedang : 33-48
Buruk : 16-32

4. Perilaku Sikap perawat Kuisioner Total skor Interval


caring Ruang Sulaiman Nilai tertinggi
perawat 3 - 4 berupa 128
kepedulian Nilai terendah 32
terhadap pasien Kategori :
yang didasarkan Baik : 81-128
pada kriteria 10 Kurang : 32-80
faktor karatif
caring Jean
Watson.

D. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Sulaiman 3 dan 4 Rumah Sakit Roemani
Muhammadiyah Semarang.

E. Waktu penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2016 sampai dengan
bulan Mei 2016.

http://lib.unimus.ac.id
34
F. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti harus memperhatikan masalah
etika penelitian ( Nursalam, 2005 ) yang meliputi :
1. Informed consent ( informasi untuk responden )
Merupakan bentuk persetujuan antara responden dengan peneliti. Informed
consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan
memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan
informed consent adalah memberikan penjelasan pada calon responden
mengenai maksud dan tujuan penelitian serta memberikan gambaran
mengenai dampak yang akan diterima dalam menjadi responden penelitian.
Jika calon reponden bersedia maka mereka harus menandatangani lembar
persetujuan. Jika calon responden tidak bersedia maka peneliti harus
menghormati hak calon responden.
2. Anomity ( tanpa nama )
Peneliti memberikan jaminan kerahasiaan penggunaan subyek penelitian
dengancara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada
lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan
data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
3. Confidentiality ( Kerahasiaan )
Peneliti memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, semua
informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti
dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

G. Alat Pengumpulan Data


Menurut Arikunto ( 2006 ), alat pengumpul data atau instrumen
penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh pneliti dalam
pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

http://lib.unimus.ac.id
35
Instrumen yang digunakan adalah
A. Kuesioner A : yaitu berisi tentang karakteristik atau biodata responden
yang terdiri dari : umur responden, jenis kelamin, pendidikan, masa
kerja, status perkawinan.
B. Kuesioner B : kuesioner tingkat pengetahuan, sikap dan motivasi.
Tabel 3.2 Kuesioner tingkat pengetahuan
NO Sub Variabel Favorable Unfavorable Jml
1. Empathy 1,3 - 2
2. Communication 5,6,17 22 4
3. Respectful 15,16 7 3
4. Competence 4,23,26 - 3
5. Compassion 9,20,24 8 4
6. Commitment 10,11 12,14 4

Tabel 3.3 Kuesioner sikap caring perawat


NO Sub Variabel Favorable Unfavorable Jumlah
1. Respectful 1,2,3,4,5,6,8, 7 8
2. Assurance 9,10,11,12,14,15,16 13 8
Human
Presence

Tabel 3.4 Kuesioner Motivasi perawat


NO Sub Variabel Favorable Unfavorable Jml
1. Self -Actualization 3,4 - 2
2. Self- esteem 2 7,8 3
3. Love and 9,10 - 2
Belonging
4. Safe and secure 5,6 1 3

C. Kuesioner C: Berisi tentang penampilan perilaku caring perawat


kuesioner perilaku caring perawat menurut persepsi pasien. Kuesioner
ini diadopsi dari peneliti Anisah Ardiana, 2010 yang mengacu pada
caring assesment tool (CAT) yang yang dikembangkan oleh Duffy
(1990)

http://lib.unimus.ac.id
36
Tabel 3.5 Kuesioner Caring
NO Caring perawat Favorable Unfavorable Jml
1 Sistem nilai humanistik- 1,12,15 8 4
altruistik
2. Menanamkan sikap penuh 9,13,28 - 3
harapan
3. Kepekaan terhadap diri 2,27,31 36,40 5
sendiri dan orang lain.
4. Hubungan saling percaya dan 30,34 41 3
saling membantu
5. Meningkatkan dan menerima 25 17 2
ekspresi perasaan positif dan
negatif
6. Menggunakan problem 3,11 - 2
solving
7. Peningkatan belajar 21 7,39 3
mengajar interpersonal
8. Menciptakan lingkungan 18,20,26 37 4
fisik,mental dan
sosiokultural/spiritual yang
mendukung.
9. Memberi bantuan dalam 19,29,32 35 4
pemenuhan kebutuhan
manusia
10. Terbuka pada eksistensi 33 38 2
fenomenologikal dan dimensi
spiritual

H. Uji Validitas dan Reliabilitas


Pertanyaan dinyatakan valid apabila nilai r hitung ≥ r tabel, yaitu
0,361. Uji validitas ini dilaksanakan di RS Roemani Muhammadiyah Semarang
Ruang Sulaiman 5 dan 6. Jumlah responden yang digunakan untuk uji validitas
sebanyak 30 orang untuk memenuhi kurve normal (Notoatmojo, 2010)

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas


Variabel r hitung r tabel keterangan
Pengetahuan 0,391-0,768 0,361 20 item valid
Motivasi 0,470-0,897 0,361 10 item valid
Sikap 0,411-0,755 0,361 16 item valid
Caring 0,365-0,898 0,361 32 item valid

http://lib.unimus.ac.id
37
Berdasarkan uji validitas yang dilakukan oleh peneliti pada 30
responden di RS Roemani Muhammadiyah Semarang,dari 26 pertanyaan
tentang pengetahuan perawat tentang caring 20 item pertanyaan valid. Hasil uji
validitas diperoleh r hitung dalam rentang ( 0,391-0,768) dan r tabel 0,361
dengan taraf signifikansi 5%. Adapun dari 10 item pertanyaan motivasi
semuanya valid dengan hasil uji validitas diperoleh r hitung dalam rentang
(0,470-0,897) dan r tabel 0,361. Sedangkan untuk 16 item pertanyaan tentang
sikap perawat diadopsi dari penelitian Indrastuti, 2010 dengan hasil uji
validitas dalam rentang (0,411-0,755) dan r tabel 0,361 dan 41 item pertanyaan
tentang caring diadopsi dari penelitian Ardiana, 2010 dimana ada 9 item yang
tidak valid sehingga total item yang valid sebanyak 32 item melalui uji
validitas didapatkan hasil uji validitas dalam rentang ( 0,365-0,898 ) dan r
tabel 0,361.
Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti sejauh
mana alat tersebut tetap konsisten bila dilakukan beberapa kali dengan
menggunakan alat ukur yang sama (Noto Admodjo, 2010). Suatu instrumen
dikatakan reliabel jika memiliki reliabilitas dengan nilai alpha cronbach lebih
dari 0,70 (Polit & Hungler, 1999).
Tabel 3.7 Hasil uji Reliabilitas
Variabel Nilai Alpha Cronbach
Pengetahuan 0,717
Motivasi 0,775
Sikap 0,906
Caring 0,725

Berdasarkan uji reliabilitas pada kuesioner diperoleh hasil Alpha


tentang pengetahuan dengan nilai alpha (0,717) dan kuesioner motivasi
dengan nilai alpha (0,775) sedangkan untuk variabel sikap diadopsi dari
penelitian Indrastuti, 2010 didapatkan nilai alpha (0,906) dan variabel
caring juga diadopsi dari penelitan Ardiana, 2010 dengan di uji ulang
tingkat reliabilitasnya dengan hasil niali alpha cronbach 0,725.

http://lib.unimus.ac.id
38
I. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut :
1. Prosedur Administrasi
a. Peneliti mengajukan permintaan surat pengantar dari Fakultas Ilmu
Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang
untuk melakukan studi pendahuluan dan meminta ijin di Rumah Sakit
Roemani Muhammadiyah Semarang.
b. Peneliti mengajukan ijin penelitian kepada bagian diklat Rumah Sakit
Roemani Muhammadiyah Semarang untuk menggandakan penelitian
di rumah sakit tersebut.
2. Prosedur Tekhnis
a. Peneliti memberitahukan kepada perawat ruangan bahwa akan
dilakukan penelitian mengenai perilaku caring dan faktor-faktor apa
saja yang mempengaruhinya.
b. Peneliti menjelaskan prosedur penelitian kepada perawat ruangan
tentang prosedur pengisian kuesioner.
c. Peneliti menentukan responden yang memenuhi kriteria inklusi
penelitian.
d. Peneliti memberi penjelasan kepada pasien atau penunggu pasien
tentang maksud dan tujuan penelitian.
e. Peneliti memohon persetujuan responden untuk bersedia menjadi
responden penelitian dengan menganjurkan untuk menandatangani
lembar persetujuan atau informed consent.
f. Pengambilan data dilaksanakan peneliti pada pasien yang di rawat
minimal 3 hari di Ruang Sulaiman 3 Rumah Sakit Roemani
Muhammadiyah Semarang.
g. Pengambilan data dilakukan pagi sampai sore hari.
h. Peneliti mengumpulkan lembar kuesioner yang telah diisi, selanjutnya
melakukan pengkodean, pendokumentasian, dan pengolahan data.

http://lib.unimus.ac.id
39
J. Tekhnik Pengolahan Data dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan salah satu bagian dari rangkaian kegiatan
penelitian setelah pengumpulan data. pengolahan data dilakukan bertujuan
untuk mengolah data yang masih mentah dengan sedemikian rupa sehingga
menjadi informasi yang akhirnya dapat digunakan untuk menjawab tujuan
penelitian. Dalam pengolahan data terdapat empat tahapan yaitu :
a. Editing
Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian formulir atau
kuesioner apakah jawaban yang ada di kuesioner sudah lengkap, jelas,
relevan, dan konsisten ( Hastono, 2007 ).
b. Coding
Coding merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi
data berbentuk angka atau bilangan (Hastono, 2007) coding ini
dilakukan bertujuan untuk mengubah data yang didapatkan dari
responden agar mudah dibaca, dipahami dan diinterpretasikan.
Kuesioner yang didapatkan dalam penelitian ini kemudian diberi kode
dengan memberikan nomor responden.
c. Tabulating
Tabulasi data adalah proses menempatkan data dalam bentuk tabel
dengan cara membuat tabel yang berisikan data sesuai dengan
kebutuhan analisis (Suryana, 2007).
d. Processing
Setelah semua kuesioner terisi penuh dan benar, serta sudah melewati
pengkodean, maka langkah selanjutnya yaitu memproses data agar
data yang sudah di- entry dapat dianalisis. Pemrosesan data dilakukan
dengan cara meng-entry data dan kuesioner ke paket program
komputer (Hastono, 2007)

http://lib.unimus.ac.id
40
e. Cleaning
Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan
kembali data yang sudah di-entry apakah terdapat kesalahan atau tidak
(Hastono, 2007)
2. Analisis Data
a. Analisa univariat
Analisa univariat dilakukan dengan menganalisa variabel -
variabel yang ada secara deskriptif dengan menghitung distribusi
frekuensi dan proporsinya untuk mengetahui karakteristik responden,
tingkat pengetahuan, sikap, motivasi dan perilaku caring perawat
dalam memberikan asuahan keperawatan.
b. Analisa Bivariat
Analisa bivariat penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
adanya hubungan antara masing-masing variabel bebas yaitu tingkat
pengetahuan, sikap dan motivasi dengan variabel terikat yaitu perilaku
caring perawat dengan menggunakan uji korelasi pearson. Namun
diuji dulu kenormalan datanya dengan menggunakan uji kolmogorrov
spirnov, jika data berdistribusi normal maka menggunakan uji korelasi
Pearson Product Moment, dan sebaliknya jika data berdistribusi tidak
normal, maka menggunakan uji korelasi Rank Spearman.

http://lib.unimus.ac.id
41
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Penelitian

Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang beralamat di Jl.


Wonodri No. 22 Semarang telah berdiri sejak tahun 1975 di atas tanah hibah
dari Kyai Haji Roemani. Rumah Sakit ini merupakan salah satu rumah sakit
swasta besar di kota Semarang yang memiliki 4 gedung perawatan meliputi
Gedung Ayub, Gedung Ismail, Gedung Adam, dan Gedung Sulaiman. Gedung
Ayub sendiri terdiri dari Ayub 1 ruang khusus maternitas, Ayub 2 ruang
khusus internis, Ayub 3 ruang khusus bedah, Gedung Ismail memiliki hanya 1
Ruang perawatan yaitu Ismail 2 yaitu ruangan khusus perawatan anak-anak,
kemudian gedung Adam juga memiliki hanya satu ruang perawatan yaitu
Adam 3 ruang ICU/PICU dan Gedung Sulaiman yang terdiri dari Ruang
perawatan Sulaiman 3, 4, 5, 6, 7 yang merupakan ruang perawatan khusus VIP
dimana Sulaiman 3-4 VIP B, Sulaiman 5, 6, 7 VIP A dan VVIP.
Ruang Sulaiman 3-4 adalah ruang perawatan VIP B di gedung
Sulaiman yang mulai beroperasi di bulan Maret 2015 melayani semua status
perawatan baik umum maupun BPJS dengan kriteria persyaratan naik kelas,
ruangan ini terdiri dari Sulaiman lantai 3 dan Sulaiman lantai 4 terdapat total
tempat tidur 38. Di ruangan ini merawat berbagai kasus pasien dewasa dan
anak yang dilayani baik internis maupun bedah, serta kasus maternitas non
persalinan. Penulis melakukan pengambilan data di Ruang Sulaiman 3-4
dengan 80 responden pasien yang dimulai pada bulan Maret-April dan 30
responden perawat diambil di bulan Mei 2016, pengambilan sample sengaja
dimulai dari responden pasien terlebih dahulu baru dilanjut responden perawat
supaya mendapatkan hasil yang akurat.

http://lib.unimus.ac.id
42
B. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan karakteristik responden,


meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan, status pernikahan, masa kerja,
ditunjukkan pada tabel berikut :

1. Karakteristik Responden
a. Usia Responden
Tabel 4.1

Distribusi Responden Berdasarkan Usia Perawat yang Bertugas di


Ruang Sulaiman RS Muhammadiyah Semarang tahun 2016 (n=30)

Usia Frekuensi Presentase(%)


≤ 25 th 13 43,3 %
≥ 25 th 17 56,7 %
Jumlah 30 100 %

Berdasarkan tabel 4.1 dari responden dapat diketahui bahwa


usia responden yang ≤ 25 th sebanyak 13 responden (43,3 %)
sedangkan usia responden yang ≥ 25 th sebanyak 17 responden (56,7
%).
b. Jenis kelamin
Tabel 4.2
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Perawat yang
Bertugas di Ruang Sulaiman RS Muhammadiyah Semarang
tahun 2016 (n=30)

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase


Laki laki 10 33,3%
Perempuan 20 66,7%
Total 30 100 %

Berdasarkan tabel 4.2 dari responden dapat diketahui bahwa


perawat laki-laki sebanyak 10 responden (33,3 %) sedangkan perawat
perempuan sebanyak 20 responden (66, 7 %)

http://lib.unimus.ac.id
43
c. Pendidikan
Tabel 4.3
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Perawat
yang Bertugas di Ruang Sulaiman 3-4 RS Muhammadiyah
Semarang tahun 2016 (n=30)

Tingkat pendidikan Frekuensi Persentase


D3 26 86,7%
NERS 4 13,3%
Total 30 100 %

Berdasarkan tabel 4.3 dari responden dapat diketahui bahwa


tingkat pendidikan perawat Ruang Sulaiman 3-4 lulusan D3
sebanyak 26 responden ( 86,7 %) dan perawat lulusan S1 sebanyak 4
responden (13,3 % )
d. Status pernikahan
Tabel 4.4
Distribusi Responden Berdasarkan Status Pernikahan Perawat yang
Bertugas di Ruang Sulaiman 3-4 RS Muhammadiyah Semarang
tahun 2016 (n=30)

Status Pernikahan Frekuensi Persentase


Nikah 13 43,3%
Belum nikah 17 57,6%
Total 30 100 %

Berdasarkan tabel 4.4 dari responden dapat diketahui


bahwa perawat Ruang Sulaiman 3-4 yang belum menikah sebanyak
17 responden (56,7%) dan perawat yang sudah menikah sebanyak
13 responden (43,3 % )

http://lib.unimus.ac.id
44
e. Masa kerja
Tabel 4.5

Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja Perawat yang


Bertugas di Ruang Sulaiman 3-4 RS Muhammadiyah Semarang
tahun 2016 (n=30)

Masa Kerja Frekuensi Persentase


< 5 tahun 17 56,7%
> 5 tahun 13 43,3%
Total 30 100 %

Berdasarkan tabel 4.5 dari responden dapat diketahui bahwa


masa kerja perawat Ruang Sulaiman 3-4 yang ≤ 5 th sebanyak 17
responden (56,7 %) dan perawat dengan masa kerja ˃ 5 th sebanyak
13 responden (43,3 % )
Berdasarkan faktor yang mempengaruhi caring perawat
didapatkan hasil meliputi : pengetahuan, sikap dan motivasi.
2. Analisis Univariat
1) Pengetahuan Responden
Tabel 4.6
Distribusi Tingkat Pengetahuan Perawat Ruang
Sulaiman 3-4 RS Muhammadiyah Semarang tahun
2016 (n=30)

Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase


Baik 25 83,3%
Kurang 5 16,7%
Total 30 100 %

Berdasarkan dari tabel 4.6 diatas didapatkan hasil


pengetahuan perawat dengan frekuensi baik 25 responden (83,3
%) dan frekuensi kurang 5 responden (16,7 %)

http://lib.unimus.ac.id
45
2) Sikap Responden
Tabel 4.7
Distribusi Sikap Perawat Ruang Sulaiman 3-4 RS
Muhammadiyah Semarang tahun 2016 (n=30)

Sikap Frekuensi Persentase


Baik 21 70 %
Kurang 9 30 %
Total 30 100 %

Berdasarkan dari tabel 4.7 diatas didapatkan hasil sikap


perawat dengan frekuensi baik 21 responden (70 %) dan frekuensi
sedang 9 responden (30 %).
3) Motivasi Responden
Tabel 4.8
Distibusi Motivasi Perawat Ruang Sulaiman 3-4 RS
Muhammadiyah Semarang tahun 2016 (n=30)

Motivasi Frekuensi Persentase


Tinggi 25 83,3 %
Rendah 5 16,7 %
Total 30 100 %

Berdasarkan dari tabel 4.8 diatas didapatkan hasil


motivasi perawat dengan frekuensi tinggi 25 responden (83,3 %)
dan frekuensi rendah 5 responden (16,7 %).
4) Caring perawat berdasarkan perspektif pasien
Tabel 4.9
Distibusi Caring Perawat yang Bertugas di Ruang
Sulaiman 3-4 RS Muhammadiyah Semarang tahun 2016,
Berdasarkan Perspektif Pasien (n=80)

Caring Frekuensi Persentase


Baik 66 82,5 %
Kurang 14 17,5 %
Total 30 100 %

http://lib.unimus.ac.id
46
Berdasarkan dari tabel 4.9 diatas didapatkan hasil caring
perawat baik sebanyak 66 responden (82,5 % ) dan hasil caring
perawat yang kurang sebanyak 14 responden (17,5 % ).

Tabel 4.10
Hasil uji normalitas variabel penelitian

Variabel Sig Keterangan


Pengetahuan 0,000 Tidak Normal
Sikap 0,168 Normal
Motivasi 0,675 Normal
Tekhnik caring 0,03 Tidak normal

Berdasarkan hasil data tabel 4.10 diatas diadapatkan


variabel pengetahuan dengan nilai p = 0,000, karena p < 0,05 maka
nilai berdistribusi tidak normal untuk variabel sikap dengan nilai p
= 0,168 dimana nilai p > 0,05 maka nilai berdistribusi normal dan
variabel motivasi dengan nilai p = 0,675 dan p > 0,05 maka
mempunyai nilai yang berdistribusi normal juga sehingga dapat
disimpulkan bahwa distribusi faktor caring meliputi pengetahuan,
sikap dan motivasi terdapat hasil uji ada yang normal dan ada yag
tidak normal dimana menurut Sofiyudin, 2013 bila terdapat varibel
dengan nilai uji normal dan nilai uji tidak normal maka
disimpulkan bahwa variabel tersebut diatas mempunyai nilai tidak
normal. Sedangkan hasil data variabel caring diadapatkan nilai p =
0,03 maka dapat disimpulkan bahwa distribusi caring perawat
berdasarkan perspektif pasien berdistribusi tidak normal karena p ≤
0,05
3. Analisis Bivariat

Berdasarkan hasil Uji didapatkan data variabel caring


perawat meliputi ,pengetahuan dengan nilai p = 0,000 termasuk data
tidak normal, untuk variabel sikap didapatkan hasil nilai p = 0,168

http://lib.unimus.ac.id
47
termasuk data normal dan variabel motivasi dengan hasil p = 0,675
juga termasuk normal, karena ada salah satu variabel yang
berdistribusi tidak normal maka secara otomatis 3 variabel tersebut
dianggap tidak normal sedangkan untuk nilai caring perawat
berdasarkan perspektif pasien didapatkan p = 0,03 maka juga
termasuk berdistribusi tidak normal sehingga untuk mengkorelasikan
variabel tersebut menggunakan analisis non parametric Rank
Spearman.

Hasil uji hubungan tabulasi silang antarau caring dengan tingkat


pengetahuan,sikap dan motivasi
Tabel 4.12
Hasil uji tabulasi silang antara caring dengan tingkat pengetahuan,
sikap dan motivasi perawat Ruang Sulaiman 3/4 RS Roemani
Muhammadiyah Semarang (n =30)

variabel Caring Hasil uji


Baik Kurang Rank
Spearman
Pengetahuan Baik 20 5 p = 0,069
Kurang 2 3 r = 0,337

Sikap Baik 18 3 p = 0,018


Kurang 4 5 r = 0, 428

Motivasi Baik 21 4 p = 0,02


Kurang 1 4 r = 0,539

Berdasarkan tabel 4.11 diatas didapatkan tidak ada hubungan antara


caring dengan tingkat pengetahuan dengan kekuatan korelasi lemah,
dengan nilai (p = 0,069 > α = 0,05) dengan nilai r = 0.

Sedangkan hubungan antara sikap dengan caring


didapatkan nilai (p = 0,018 < α = 0,05) dengan nilai r = 0,43 yang

http://lib.unimus.ac.id
48
artinya bahwa ada hubungan signifikan antara caring dengan sikap
perawat kekuatan korelasi sedang.
Dan untuk hasil hubungan antar caring dengan motivasi
didapatkan hasil nilai (p = 0,02 < α =0,05) dengan nilai r = 0,54
yang artinya bahwa ada hubungan signifikan antara caring dengan
motivasi perawat dengan hubungan korelasi sedang.

Berdasarkan tabel 4.11 diatas didapatkan hasil bahwa


perawat dengan pengetahuan baik menghasilkan caring baik
sebanyak 20 orang tetapi didapatkan juga hasil dimana perawat
dengan pengetahuan baik menghasilkan caring yang kurang
sebanyak 5 orang, sedangkan perawat dengan tingkat pengetahuan
yang kurang mampu menghasilkan caring baik sebanyak 2 orang
dan dengan tingkat pengetahuan yang kurang menghasilkan caring
yang kurang sebanyak 3 orang. Selain itu didapatkan hasil bahwa
perawat dengan sikap baik menghasilkan caring baik sebanyak 18
orang tetapi didapatkan juga hasil dimana perawat dengan sikap
baik menghasilkan caring yang kurang sebanyak 3 orang,
sedangkan perawat dengan sikap yang kurang baik mampu
menghasilkan caring baik sebanyak 4 orang dan dengan sikap yang
kurang baik menghasilkan caring yang kurang sebanyak 5 orang.
Sedangkan variabel motivasi didapatkan hasil bahwa perawat
dengan motivasi baik menghasilkan caring baik sebanyak 21 orang
tetapi didapatkan juga perawat dengan motivasi baik menghasilkan
caring yang kurang sebanyak 4 orang, sedangkan perawat dengan
motivasi yang kurang mampu menghasilkan caring baik sebanyak
1 orang dan dengan motivasi yang kurang menghasilkan caring
yang kurang sebanyak 4 orang.

http://lib.unimus.ac.id
49
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan diatas, maka
peneliti akan membahas hasil penelitian yang telah didapatkan yaitu tentang
deskripsi karakteristik responden, deskripsi faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku caring (meliputi : pengetahuan, sikap, motivasi), deskripsi caring
perawat berdasarkan perspektif pasien, kemudian hasil analisa uji tabulasi
silang antara caring dengan pengetahuan, caring dengan sikap, caring dengan
motivasi sebagai berikut :
1. Karakteristik Responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 30 responden dapat
diketahui usia responden yang ≤ 25 th sebanyak 13 responden (43,3%)
dan responden dengan usia ˃ 25 th sebanyak 17 responden (56,7%). Usia
dikaitkan dengan tingkat perkembangan dan kematangan perawat karena
itu lebih tua usia akan memiliki pola yang lebih stabil dalam cara hidup
mereka dibanding dengan perawat yang lebih muda (Erickson, 1993).
Bertambahnya usia akan meningkatkan kematangan dan tanggung jawab.
Sedangkan jenis kelamin responden didapatkan lebih banyak responden
perempuan dengan jumlah 20 responden dan perawat laki-laki sebanyak
10 responden. Dari penelitian Supriatin (2009) menyatakan dari hasil
penelitiannya bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis
kelamin dengan perilaku caring perawat. Hasil penelitian ini didukung
oleh beberapa ahli bahwa secara umum tidak ada perbedaan yang
signifikan antara jenis kelamin perempuan dan laki-laki dalam
produktifitas kerja dan dalam kepuasan kerja.pria dan wanita juga tidak
ada perbedaan yang konsisten dalam kemampuan memecahkan masalah,
ketrampilan analisis, dorongan kompetitif, motivasi, sosiabilitas, dan
kemampuan belajar (Rivai & Mulyadi, 2010). Dari sebanyak 30 responden
mempunyai tingkat pendidikan lulusan D3 sebanyak 26 responden
(87,3%) dan lulusan S1 sebanyak 4 responden, dimana mayoritas tingkat
pendidikan perawat Sulaiman 3-4 lulusan D3 tapi mampu menunjukkan
perilaku caring yang baik dan hal ini bertolak belakang dengan penelitian

http://lib.unimus.ac.id
50
Pokpalangon, 2005, dimana menyatakan bahwa tingkat pendidikan yang
lebih tinggi memberikan pemikiran yang sistematis, kompetensi dan
ketrampilan dalam mencari pengetahuan baru yang lebih bila dibanding
dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah. Demikian juga dengan hasil
penelitian Wattanachote, 1997 menemukan bahwa ada perbedaan yang
signifikan antara tingkat pendidikan, persepsi dan komunikasi dalam
berperilaku caring kepada pasien dengan hasil nilai p < 0,05, dimana para
perawat yang memiliki pendidikan lebih tinggi dari gelar sarjana bisa
berkomunikasi lebih baik dibandingkan dengan perawat yang hanya
memiliki gelar sarjana. Dari penelitian juga didapatkan hasil bahwa
perawat Ruang Sulaiman 3-4 yang belum menikah sebanyak 17 responden
(56,7%) dan perawat yang sudah menikah sebanyak 13 responden (43,3
%). Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa masa kerja perawat
Ruang Sulaiman 3-4 yang ≤ 5 th sebanyak 17 responden (56,7 %) dan
perawat dengan masa kerja ˃ 5 th sebanyak 13 responden (43,3 %), ini
menunjukkan bahwa dengan mayoritas jumlah perawat yang lama kerja ≤
5 th lebih banyak dan mereka mampu berperilaku caring dengan baik. Hal
ini bertolak belakang dengan beberapa penelitian yang mengemukakan
bahwa lama kerja memiliki hubungan yang positif dengan perilaku caring
perawat (Apaiwong 2000; Brunton & Beaman, 2000; Lange et al, 2008;
Mateprasat, 1991; Noh, Arthur & Sohng, 2002; Sumanwalee, 1996;
Wattanachot, 1997). Perawat senior yang bekerja selama beberapa tahun
memiliki pengalaman kerja lebih dibanding dengan perawat pemula dalam
merawat pasien tercermin oleh sikap profesionalismenya. Lama
pengalaman kerja di bidang keperawatan sangat penting. Lama
pengalaman kerja merupakan faktor yang berhubungan dengan keahlian
dalam praktek keperawatan (Orem, 1995).
2. Faktor yang mempengaruhi caring perawat
Hasil penelitian pengetahuan perawat dengan frekuensi baik 25
responden (83,3 %) dan frekuensi kurang 5 responden (16,7 %). Padahal
analisa penelitian didapatkan hasil tidak ada hubungan antara caring

http://lib.unimus.ac.id
51
dengan tingkat pengetahuan dimana nilai p < dari nilai α (0,05),walaupun
tingkat pengetahuan mereka baik berarti hal ini dapat disimpulkan bahwa
perilaku caring mereka terbentuk tidak semata mata karena tingkat
pengetahuan mereka saja tetapi bisa juga oleh karena faktor yang lain.Dari
penelitian juga didapatkan hasil sikap perawat dengan frekuensi baik 21
responden (70 %) dan frekuensi sedang 9 responden (30 % )setelah
dianalisakan didapatkan hasil yang berhubungan antara caring dengan
sikap Penelitian juga didapatkan hasil motivasi perawat dengan frekuensi
tinggi 25 responden (83,3 %) dan frekuensi rendah 5 responden (16,7
%)dan analisanya sangat berbanding lurus karena sangat berhubungan
sekali antara motivasi dengan caring perawat.
3. Caring perawat berdasarkan perspektif pasien
Hasil penelitian didapatkan caring perawat baik sebanyak 66
responden (82,5 %) dan hasil caring perawat yang kurang sebanyak 14
responden (17,5 %). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari Rika,2013
yang menyatakan bahwa mayoritas responden menunjukkan perilaku
caring baik dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien (52,7 %)
begitupun juga hasil dari penelitian Ariyanti ,dkk 2013 yang menunjukkan
bahwa sebagian besar perawat cenderung memiliki perilaku caring yang
tinggi yaitu 54,7 % atau sebanyak 41 orang, sedangkan caring yang
rendah sebanyak 45,3% atau sebanyak 34 orang.tetapi hal ini sangat
bertolak belakang dengan hasil penelitian dari Laily Hafsyah, 2013 yang
menyatakan bahwa lebih dari separuh dari klien menilai perilaku caring
perawat kurang (66%).
4. Analisa hubungan antara pengetahuan yang mempengaruhi perilaku
caring
Hasil penelitian hubungan antar caring dengan tingkat
pengetahuan dengan nilai r = 0,337 dan nilai p = 0,069 yang artinya bahwa
tidak ada hubungan antara caring dengan tingkat pengetahuan karena nilai
p lebih kecil dari nilai α (0,05) hal ini menunjukkan bahwa perilaku caring
mereka sudah terbentuk dengan sendirinya tanpa diiringi dengan

http://lib.unimus.ac.id
52
peningkatan tingkat pengetahuan dimana hasil ini didukung dengan
penelitian Anisah Ardiana, 2010 yang menyatakan bahwa tidak ada
hubungan yang bermakna antara faktor kognitif (pengetahuan) dengan
perilaku caring perawat. Hal ini menandakan bahwa tingkat pengetahuan
tidak mempengaruhi peningkatan caring perawat. Caring terbentuk saat
manusia berusia dini berdasarkan nilai nilai moral yang terbentuk dalam
lingkungan keluarga (Watson, 2004). Sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Murtianingarum, 2015, bahwa tidak ada hubungan antara
tingkat pendidikan perawat dengan perilaku caring perawat di RSUD
Panembahan Senopati Bantul dengan p value = 0,022. Berbeda hal
dengan hasil penelitian Wattanachote, 1997 menemukan bahwa ada
perbedaan yang signifikan antara tingkat pendidikan, persepsi dan
komunikasi dalam berperilaku caring kepada pasien dengan hasil nilai p <
0,05, dimana para perawat yang memiliki pendidikan lebih tinggi dari
gelar sarjana bisa berkomunikasi lebih baik dibandingkan dengan perawat
yang hanya memiliki gelar sarjana.
5. Analisa hubungan antara sikap yang mempengaruhi perilaku caring
Didapatkan hasil nilai r = 0,428 dan nilai p = 0,018 yang artinya
bahwa ada hubungan signifikan antara caring dengan sikap perawat
karena p lebih kecil dari α (0,05) dengan kekuatan korelasi sedang hal ini
menunjukkan adanya hubungan yang berbanding lurus, dimana perilaku
caring yang dimiliki oleh perawat diaplikasikan dalam suatu sikap nyata
dalam pekerjaan mereka dan hal ini sangat didukung dengan penelitian
Indrastuti, 2010 yang menyatakan dalam penelitiannya didapatkan hasil r
= 0,678 dan nilai p = 0,000 dimana p lebih kecil dari nilai α (0,05) yang
menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap caring
dengan kinerja perawat dengan kekuatan hubungan yang kuat.
6. Analisa hubungan antara motivasi yang mempengaruhi perilaku caring
Didapatkan hasil hubungan antar caring dengan motivasi dengan
nilai r = 0,539 dan nilai p = 0,02 yang artinya bahwa ada hubungan
signifikan antara caring dengan motivasi perawat karena nilai p lebih kecil

http://lib.unimus.ac.id
53
dari nilai α (0,05) dengan hubungan korelasi sedang. Hal ini menandakan
bahwa setiap motivasi yang ada dalam setiap individu akan melahirkan
suatu perilaku yang lebih baik (caring). Hal ini didukung dengan
penelitian Indriastuti, 2010 yang menyatakan dalam penelitiannya
mendapatkan hasil analisis untuk mengetahui hubungan antara perilaku
caring dengan motivasi instrinsik di peroleh nilai r = 0,349 dengan p value
= 0,000 yang lebih kecil dari nilai alpha (0,05) sehingga dapat
disimpulkan hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara hubungan
perilaku caring dengan motivasi.
7. Hasil uji tabulasi silang antara caring dengan pengetahuan, sikap dan
motivasi
Didapatkan hasil bahwa perawat dengan pengetahuan baik
mempunyai caring baik sebanyak 20 orang. Tetapi hal ini berbanding
terbalik dengan hasil analisa hubungan caring dengan pengetahuan bahwa
tidak berhubungan sama sekali antara caring dengan pengetahuan. Dimana
berarti bahwa caring yang mereka aplikasikan selama ini bukan karena
semata - mata dari faktor tingkat pengetahuan mereka akan tetapi bisa oleh
karena faktor lain. Hasil ini didukung dengan penelitian Ardiana, 2010
yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara faktor
kognitif (pengetahuan) dengan perilaku caring perawat. Dari penelitian ini
didapatkan juga hasil dimana perawat dengan pengetahuan baik
menghasilkan caring yang kurang sebanyak 5 orang, sedangkan perawat
dengan tingkat pengetahuan yang kurang mampu menghasilkan caring
baik sebanyak 2 orang dan dengan tingkat pengetahuan yang kurang
menghasilkan caring yang kurang sebanyak 3 orang, hal ini bisa ditarik
kesimpulan perawat dengan mempunyai tingkat pengetahuan yang baik
saja ada yang berperilaku caring kurang apalagi yang mempunyai tingkat
pengetahuan kurang.
Didapatkan hasil bahwa perawat dengan sikap baik
menghasilkan caring baik sebanyak 18 orang hal ini menunjukkan bahwa
sikap baik perawat pastinya akan tercermin dalam perilaku caring mereka

http://lib.unimus.ac.id
54
dalam kegiatan sehari – hari termasuk dalam pekerjaan. Tetapi didapatkan
juga hasil dimana perawat dengan sikap baik menghasilkan caring yang
kurang sebanyak 3 orang, berarti ada sebagian kecil perawat yang
sebenarnya memahami bagaimana bersikap dan perilaku caring tetapi
mereka tidak melakukannya. Sedangkan perawat dengan sikap yang
kurang baik mampu menghasilkan caring baik sebanyak 4 orang ini
menunjukkan hubungan yang berbanding terbalik, bisa dikarenakan faktor
perilaku caring yang kebetulan mereka kerjakan yang tidak selalu
diaplikasikan secara rutin di tiap pekerjaan mereka. Hasil selanjutnya
didapatkan sikap yang kurang baik menghasilkan caring yang kurang
sebanyak 5 orang, hal ini sudah sewajarnya karena berbanding lurus
antara sikap yang kurang maka akan melahirkan caring yang kurang juga.
Didapatkan hasil bahwa perawat dengan motivasi baik
menghasilkan caring baik sebanyak 21 orang menurut peneliti bahwa
setiap motivasi yang ada dalam setiap individu akan melahirkan suatu
perilaku yang lebih baik dalam hal ini adalah perilaku caring. Pernyataan
ini didukung dengan hasil penelitian Yani Indriastuti, 2010 yang
menyatakan hasil analisis untuk mengetahui hubungan antara perilaku
caring dengan motivasi instrinsik di peroleh nilai r = 0,349 dengan p
value = 0,000 yang lebih kecil dari nilai alpha (0,05) sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara hubungan
perilaku caring dengan motivasi. Selain itu didapatkan juga hasil dimana
perawat dengan motivasi baik menghasilkan caring yang kurang
sebanyak 4 orang, ini menunjukkan perawat hanya mempunayai motivasi
saja namun tidak diiringi dengan aplikasi perilaku caring kepada pasien
sedangkan perawat dengan motivasi yang kurang mampu menghasilkan
caring baik sebanyak 1 orang ini menandakan bahwa di dalam naluriah
jiwa seseorang sebenarnya sifat caring itu dengan sendirinya sudah
terbentuk dimana pada tahapan perkembangan selanjutnya akan
dipengaruhi oleh berbagai faktor, dan dengan motivasi yang kurang
menghasilkan caring yang kurang sebanyak 4 orang, hal ini berbanding

http://lib.unimus.ac.id
55
lurus, karena manusia pada dasarnya akan melalui tahapan peningkatan
dalam kehidupannya dimana sebelumnya pasti terdapat motivasi yang
memupuknya, jika tidak ada dasar yang mengawali suatu perubahan
perilaku dalam hal ini motivasi maka tidak akan terjadi perubahan dalam
perilaku individu tersebut.

D. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian ini adalah kuisioner dalam penelitian poin
komunikasi belum bisa mencerminkan komunikasi dalam caring sehingga
caring baik yang diaplikasikan oleh perawat, sebagian adalah tindakan
sedangkan dalam komunikasi masih kurang.

E. Implikasi Keperawatan
Implikasi keperawatan dalam penelitian ini dapat dijadikan
pedoman di lapangan dalam menerapkan asuhan keperawatan serta dalam
dunia pendidikan dapat dijadikan standar penatalaksanaan perilaku caring
perawat dan dijadikan tambahan informasi untuk penelitian selanjutnya yang
meneliti tentang caring dalam aplikasi keperawatan.

http://lib.unimus.ac.id
56
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Pada penelitian yang berjudul “Faktor - faktor yang mempengaruhi
perilaku caring perawat di Ruang Sulaiman 3-4 RS Roemani Muhammadiyah
Semarang” didapatkan hasil sebagai berikut :
1. Hasil penelitian pengetahuan perawat dengan frekuensi baik 25
responden dan frekuensi kurang 5 responden. Dari penelitian juga
didapatkan hasil sikap perawat dengan frekuensi baik 21 responden dan
frekuensi sedang 9 responden. Sedangkan untuk hasil motivasi perawat
dengan frekuensi tinggi 25 responden dan frekuensi rendah 5 responden.
2. Caring perawat baik menurut perspektif pasien sebanyak 66 responden
dan hasil caring perawat yang kurang sebanyak 14 responden
3. Caring dengan pengetahuan dengan nilai p = 0,069 dan nilai r = 0,337
yang artinya bahwa tidak ada hubungan antara caring dengan tingkat
pengetahuan karena nilai p lebih besar dari nilai α (0,05) dengan
kekuatan korelasi lemah.
4. Caring dengan sikap dengan nilai p = 0,018 dan nilai r = 0,428 yang
artinya bahwa ada hubungan signifikan antara caring dengan sikap
perawat karena p lebih kecil dari α (0,05) dengan kekuatan korelasi
sedang
5. Caring dengan motivasi dengan nilai p = 0,02 dan nilai r = 0,539 yang
artinya bahwa ada hubungan signifikan antara caring dengan motivasi
perawat karena nilai p lebih kecil dari nilai α (0,05) dengan kekuatan
korelasi sedang.

http://lib.unimus.ac.id
57
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini,
maka peneliti dapat menyampaikan beberapa saran kepada :
1. Bagi Pendidikan Keperawatan
Bagi pendidikan perawatan diharapkan dapat menyertakan dan
mengembangkan pendidikan perilaku caring dalam kurikulum
pendidikan perawatan sehingga ketika mahasiswa keperawatan lulus dari
jenjang pendidikan perawat sudah mempunyai bekal perilaku caring
untuk bisa diaplikasikan ke dalam dunia kerja selain skill dan knowledge
keperawatan.
2. Pihak Manajemen Rumah Sakit
Bagi manajemen Rumah Sakit dapat selalu memonitor dan
mengevaluasi perilaku caring perawatnya dan mengupayakan adanya
pelatihan caring secara rutin dan bertahap kepada seluruh karyawan
Rumah Sakit terutama perawat.
3. Perawat Rumah Sakit.
Perawat Rumah Sakit khusunya Ruang Sulaiman 3-4 harus
mampu dan selalu mempertahankan perilaku caring keperawatan yang
sudah ada dan tentunya selalu ditingkatkan dengan belajar dan
menerapkan secara terus menerus dalam melayani pasien Rumah Sakit.
4. Bagi peneliti selanjutnya.
Dapat dilakukan penelitian kepada seluruh perawat Rumah Sakit
sehingga tidak hanya mewakili Ruang VIP saja dengan variabel yang
lebih bervariasi dan dengan menggunakan metode yang berbeda serta
lebih menekankan pada point komunikasi dalam caring dengan tetap
mempertahankan kontinuitas perilaku caring perawat dalam melayani
pasien.

http://lib.unimus.ac.id
58
DAFTAR PUSTAKA

Ardiana, A. (2010). Tesis : Hubungan Kecerdasan Emosional Perawat dengan


Perilaku Caring perawat pelaksanan menurut persepsi pasien di Ruang
Rawat Inap.Diakses pada http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20282484-
Anisah Ardiana.pdf pada tanggal 4 Agustus 2015

Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta;


Rhineka Cipta.

Azwar, S. (2009). Perilaku dan Sikap Manusia,Teori dan Pengukurannya.


Jakarta; Pustaka Pelajar.

Burnard Phillip & Morrison Paul.(2009). Caring and Communicating. alih bahasa
Widyawati. Edisi 2. Jakarta; EGC.

Departemen Kesehatan RI (2002). Standar Tenaga Keperawatan. Edisi 1 Jakarta ;


Gramedia

Dwidiyanti, Meidiana. (2008). Keperawatan Dasar : Konsep “Caring”Etik dan


Spiritual Dalam Pelayanan Kesehatan. Semarang : Hasani

Eva, S. (2009). Hubungan Faktor individu dan faktor organisasi dengan perilaku
caring perawat di instalasi rawat Inap RSUD kota Bandung. Diakses
pada tanggal 24 November 2015 di http://lib.ui.ac.id/file digital/125763-
TESIS Eva.pdf

Hartiti, Titi (2010). Disertasi. Peningkatan SoftSkill Perawat Melalui


Kepemimpinan Transformasional Kepala Ruang Pada RS.Swasta Di
Semarang

Hidayat A. (2008). Pengantar Konsep Keperawatan.Edisi 2. Jakarta; Salemba


Medika.

Lidwina, TL dkk.(2013). Tesis : Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan


Kepuasan Pasien False Emergency Di Unit Gawat Darurat RS.Cahya
Kawaluyan.Diakses pada tanggal 26 November 2015 di http//
http://ejournal.stikesborromeus.ac.id/file.php?file bu wina.pdf

http://lib.unimus.ac.id
Laila Hafsyah. (2011) Hubungan Perilaku Caring yang Dilakukan Perawat
Dengan Tingkat Kepuasan Klien Di Ruangan Penyakit Dalam RSUD
Pariaman. Diakses pada tanggal 28 November 2015 di http;//repository
unand.ac.id/17991/1/PENELITIAN,Pdf

Mulyaningsih.(2011).Tesis : Hubungan berpikir Kritis dengan Perilaku Caring


Perawat Di RSUD Dr.Moewardi Surakarta. Diakses pada tanggal 19
September 2015 di http://lib.ui.ac.id/file.Mulyaningsih.pdf

Murtianingarum, Bella (2005). Skripsi : Hubungan Antara Tingkat Pendidikan


Perawat Dengan Perilaku Caring Perawat Di RSUD Panembahan
Senopati Bantul. Diakses pada tanggal 23 September 2015 di
http//:thesis.umy.ac.id/datapublik/t53350.pdf.

Notoadmojo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta; Rhineka


Cipta.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan kedua Edisi


revisi. Jakarta; Rhineka Cipta.

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Jakarta; Salemba Medika.

Potter PA. & Perry AG. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan ; Konsep
proses dan Praktik. (Yasmin Asih, dkk,Penerjemah). Edisi 4 Jakarta;
EGC

Rika (2013). Skripsi : Perilaku Caring Perawat Dalam Melakukan Asuhan


Keperawatan pada Pasien Di Ruang Rawat Inap RSUD Dr.Teungku
Mansyur Tanjungbalai. Diakses pada tanggal 4 Agustus 2015 di
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39084/5/.pdf

Sunaryo.(2004). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta; EGC.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian. Bandung; Alfa Beta.

Tomey AN & Alligood MR.(2006). Nursing Theorist and Their Work. USA:
Mosby Elseiver.

Watson J. (2007). Watson s Theory of human Caring and Subjective Living


Experiences : Carative Faktor /Caritas Processes as a Disciplinary
Guide to the Proffesional nursing Practice. Diakses pada 12 Oktober
2015. di www.scielo.br/pdf/tce/v16n1/a16v16n1.

http://lib.unimus.ac.id
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Eny Kusumarini


Tempat, Tanggal lahir : Blora, 26 Maret 1982
Jenis Kelamin : Perempuan
Nomor Hp : 085290434515
Alamat Email : ekusumarini@gmail.com
Alamat Rumah : Jl. Rogojembangan Dalam No 854 RT V/IV Kelurahan
Tandang Kecamatan Tembalang, Kota Semarang
Alamat Institusi : Jl. Kedungmundu Raya No.18 Semarang, Telp : (024)
76740296, 76740297, Fax. (024) 76740291
Riwayat Pendidikan :
1. Sekolah Dasar Negeri Cabean 1 lulus tahun 1994
2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Cepu lulus
tahun 1997
3. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Cepu lulus tahun
2000
4. Diploma III Keperawatan Akper Muhammadiyah
Semarang lulus tahun 2003

http://lib.unimus.ac.id
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Semarang Januari 2016


Kepada :
Pasien/keluarga pasien
Di ruang Sulaiman 3 RS Roemani.

Assalamualaikum Wr.Wb.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa program studi
S1 Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Semarang :

Nama : Eny kusumarini


NIM : G2A214047
Akan mengadakan penelitian dengan judul “FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PERILAKU CARING PERAWAT DI RUANG
SULAIMAN 3 RS ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat caring perawat di Ruang
Sulaiman 3.
Untuk kegiatan ini, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu, Sdr/Sdri,
berpartisipasi dalam penelitian ini. Data pasien saya jamin kerahasiaannya dan
hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
Apabila Bapak/ibu bersedia, saya mohon kesediaannya untuk
menandatangani lembar persetujuan dan menjawab pertanyaan- pertanyaan yang
terlampir. Atas perhatian dan kesediaannya sebagai responden, saya ucapkan
terima kasih.
Hormat Saya,

Peneliti

http://lib.unimus.ac.id
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nomor responden :

Usia pasien :

Hubungan dengan pasien :

Menyatakan BERSEDIA menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan


oleh mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan dan
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang dengan judul “FAKTOR-
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU CARING PERAWAT DI
RUANG SULAIMAN 3 RS ROEMANI SEMARANG”.

Demikian surat kesediaan ini untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Semarang, Februari 2016

Responden

(..................................)

http://lib.unimus.ac.id
KUESIONER PENELITIAN

Faktor faktor yang mempengaruhi perilaku caring perawat ruang Sulaiman


3 RS Roemani Muhammadiyah Semarang.

A. Kuesioner karakteristik perawat


Petunjuk Pengisian :
Bapak/ibu/saudara/i diharapkan :
a. Menjawab setiap pertanyaan yang tersedia dengan memberikan tanda
checklist ( √ ) pada tempat yang tersedia.
b. Semua pertanyaan harus dijawab.
c. Tiap satu pertanyaan ini diisi dengan satu jawaban.
d. Bila data yang kurang dimengerti dapat ditanyakan pada peneliti.

1. Umur : Tahun.
2. Jenis kelamin :
Laki - Laki
Perempuan
3. Pendidikan terakhir :
D 3/AKPER
S1
4. Status perkawinan :
Kawin
Tidak kawin
5. Masa kerja :
< 5 tahun

> 5 tahun

http://lib.unimus.ac.id
B. Kuesioner Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Motivasi
1. Tingkat Pengetahuan
Petunjuk :
Berilah tanda ( √ )pada kolom huruf ( B ) apabila pernyataan di bawah ini
benar dan pada kolom huruf ( S ) apabila pernyataan salah.
No Pernyataan Benar Salah
(B) (S)
1. Caring adalah kemampuan berdedikasi bagi orang lain,
pengawasan dengan waspada ,menunjukkan perhatian,
perasaan empati kepada orang lain dan perasaan cinta /
menyayangi .
2. Untuk bisa berperilaku caring perawat harus
mempunyai kebaikan, kepedulian dan cinta kasih
terhadap diri sendiri dan orang lain.
3. Perilaku peka, peduli, dan penuh perhatian adalah
termasuk perilaku caring
4. kemampuan yang dimiliki perawat baik berupa
pengetahuan, skill, maupun sikap juga termasuk dari
perilaku caring.
5. Berhadap-hadapan dan melakukan kontak mata antara
perawat dengan pasien dilakukan ketika berkomunikasi.
6. Mendengarkan pasien /klg pasien saat berbicara
termasuk dalam tindakan keperawatan.
7. Supaya tugas bisa terselesaikan dengan cepat dan tepat ,
perawat sebaiknya menanggapi keluhan pasien
bersamaan dengan
melakukan dokumentasi keperawatan pasien lain.
8 Ketika pasien mengeluh nyeri, perawat menyampaikan
bahwa obat anti nyeri sudah diberikan oleh dokter.
9. Perawat ikut merasakan apa yang dirasakan oleh pasien.
10. Segera datang ketika pasien membutuhkan.
11. Memberi penjelasan yang tegas tanpa mengurangi sikap
lemah lembut kepada pasien.
12. Perawat merasa jengkel/marah, ketika pasien
mengeluhkan tindakan keperawatan yang tidak
profesional.
13. Perawat harus mempunyai percaya diri yang tinggi.
14. Saya akan lebih sering mendatangi pasien yang

http://lib.unimus.ac.id
memberi saya hadiah.
15. Memberikan keleluasaan beribadah kepada
pasien,walaupun pasien beragama nonmuslim
16. Memberi dukungan moril dan spirituil, ketika pasien
merasa depresi thd penyakitnya.
17. Berdiskusi/bermusyawarah dalam tim untuk
melaksanakan asuhan keperawatan.
18. Dokumentasi keperawatan tidak perlu lengkap yang
terpenting pasien sudah mendapat intervensi
keperawatan dan sembuh.
19. Berpikir kritis terhadap situasi/kondisi pasien
diperlukan sehingga cepat,tepat dalam memberikan
tindakan asuhan keperawatan.
20. Selain memenuhi kebutuhan fisiologis pasien,perawat
juga dituntut untuk mengetahui masalah psikologis
pasien.
21. Perawat tampil ramah dan selalu tersenyum walaupun
secara pibadi mempunyai banyak masalah.
22. Memberikan informasi kepada pasien/klg tidak perlu
dilkukan perawat karena itu merupakan tugas dari
dokter.
23. Umur, pengalaman, pendidikan dan kesadaran diri
merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku caring
perawat
24. Distress moral merupakan salah satu faktor personal
yang mempengaruhi perilaku caring perawat
25. Tekhnologi peralatan rumah sakit yang canggih dan
modern merupakan penunjang terbentuknya perilaku
caring
26. Apakah beban kerja yang tinggi merupakan faktor
yang mempengaruhi perilaku caring perawat

http://lib.unimus.ac.id
2. Kuesioner Sikap Caring
Petunjuk pengisian
a. Mohon bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk
menjawab semua pertanyaan yang ada.
b. Beri tanda check ( V ) pada kolom yang saudara pilih sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya saudara rasakan, dengan
alternatif jawaban.
 Tidak pernah, jika pernyataan tersebut tidak pernah dilakukan
sama sekali.
 Kadang - kadang jika prnyataan tersebut jarang dilakukan
(lebih sering tidak dilakukan)
 Sering, jika pernyataan tersebut sering dilakukan (jarang tidak
dilakukan)
 Selalu, jika pernyataan tersebut selalu dilakukan (tidak pernah
tidak dilakuakan)
c. Sebelum mengumpulkan kuesioner dimohon memeriksa kembali
jawaban anda, dimohon tidak mengosongkan satu pernyataan pun.
No Dalam melakukan asuhan keperawatan Tidak jarang sering Selalu
kepada pasien saya....... pernah
1. Mendengarkan pasien dengan penuh
perhatian jika pasien sedang berbicara.
2 Menerima perasaan pasien tanpa
menghakimi
3 Sering mendatangi pasien untuk
mengobservasi kondisi pasien
4 Saya memanggil nama pasien dengan
nama panggilan sehari-hari.
5 Segera memenuhi panggilan pasien jika
pasien membutuhkan bantuan saya.
6 Memberi sentuhan lembut kepada pasien
untuk memberikan kenyamanan.
7 Merasa terganggu saat pasien marah.
8 Membantu klien memahami apa yang
pasien rasakan

http://lib.unimus.ac.id
9 Menghormati pasien sebagai manusia
10 Berusaha meningkatkan kepercayaan diri
pasien
11 Memotivasi pasien untuk berpikir positif
tentang kondisi sakitnya
12 Memberikan pujian pada pasien jika
pasien mematuhi terapi kesehatannya
13 Tidak memahami apa yang dirasakan
pasien
14 Menunjukkan kebaikan hati saat
berinteraksi dengan pasien
15 Peka dengan perasaaan dan suasana hati
pasien
16 Berbicara dengan suara lembut tapi tegas
pada pasien

3. Kuesioner motivasi perawat


Petunjuk pengisian :
Berilah tanda ( √ ) pada kolom yang tersedia dengan ketentuan
SS : apabila anda sangat setuju dengan pernyataan tsb.
S : apabila anda setuju dengan pernyataan tsb.
TS : apabila anda tidak setuju dengan pernyataan tsb.
STS : apabila anda sangat tidak setuju dengan pernyataan tsb.
No Pernyataan SS S TS STS
1. Saya tidak memikirkan kualitas pekerjaan yang saya
lakukan yang penting saya sudah menyelesaikan tugas
keperawatan saya.
2. Saya senang apabila hasil kerja saya dipuji oleh atasan.
3. Saya dapat merencanakan tindakan keperawatan yang
akan saya lakukan kepada pasien secara bebas sesuai
dengan wewenang.
4. Saya diberika kebebasan dalam melakukan tindakan
keperawatan kepada pasien.

http://lib.unimus.ac.id
5. Saya merasa bertanggungjawab terhadap kondisi
pasien kelolaan saya.
6. Tidak ada perbedaan insentif di antara perawat di RS
ini.
7. Pekerjaan saya merupakan rutinitas saja yang tidak
memberikan pengalaman lain bagi saya.
8. Saya merasa sangat lelah sendiri ketika bekerja dengan
max sedangkan teman-teman yang lain tidak
melakukan hal yang sama seperti yang saya lakukan.
9. Saya merasa nyaman bekerja bersama rekan satu tim
saya sekarang.
10. Rekan kerja memberikan bantuan dan dukungan
kepada saya ketika saya mengalami kesulitan dalam
memberikan asuhan keperawatan.

http://lib.unimus.ac.id
C. Kuesioner caring perawat menurut persepsi pasien.

No Responden :
Nama Responden :
Pendidikan :
Umur :
Jenis kelamin :
Lama dirawat :

Petunjuk pengisian.
1. Bacalah pertanyaan dan pilihan jawaban dengan cermat dan teliti.
2. Dari pertanyaan 1 sampai 41 terdapat empat pilihan jawaban yaitu
sealu, sering, jarang dan tidak pernah.
3. Seluruh pertanyaan berikut ini berkaitan dengan persepsi anda
terhadap sikap atau perilaku perawat selama merawat anda.
4. Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap paling sesuai dengan
penilaian anda dengan cara memberi tanda ( √ ).
5. Jika anda akan mengganti pilihan jawaban karena jawaban pertama
anda salah, maka cukup dengan memberi tanda ( X ) pada tanda
cheklist ( √ ) yang salah, kemudian berikan tanda cheklist ( √ ) baru
pada kolom jawaban yang anda anggap paling benar.
6. Dimohon kepada bapak/ibu/sdr/i untuk TIDAK mengosongkan
jawaban walaupun hanya satu pertanyaan.
7. Keterangan pilihan jawaban dan artinya :

Pilihan jawaban Artinya


Sangat tidak sesuai Pernyataan “ sangat tidak sesuai “ atau “ tidak pernah dilakukan,
(STS) tidak pernah terlihat atau sangat bertolak belakang dengan sikap
dan perilaku perawat (0 %).
Tidak sesuai ( TS ) Pernyataan “ tidak sesuai “jarang dilakukan atau hampir tidak

http://lib.unimus.ac.id
pernah terlihat pada sikap dan perilaku perawat (25 - 49 %)
Sesuai ( S ) Pernyataan “ sesuai “ tetapi tidak sealu terlihat pada sikap dan
perilaku perawat.( 50-74 % )
Sangat sesuai (SS) Pernyataan “ sangat sesuai “ selalu dilakukan atau selalu terlihat
pada sikap dan perilaku perawat (75-100 % )

No Selama saya menjadi pasien disini, yang Pilihan Jawaban


dilakukan perawat kepada saya :
STS TS S SS
1. Perawat perhatian kepada saya selama
merawat saya.
2. Perawat memperlihatkan ketulusannya
dengan tersenyum saat merawat saya.
3. Perawat menganjurkan saya untuk
mengatakan apapun yang saya keluhkan atau
yang saya rasakan.
4. Perawat memeriksa saya teratur sesuai jadwal

5. Perawat menganjurkan saya untuk


melaksanakan (sholat, berdoa, dzikir dll)
6. Perawat menanyakan kepada saya tentang
pengalaman perawatan yang pernah saya
alami waktu dulu
7. Perawat menjelaskan kepada saya dengan
bahasa yang tidak saya mengerti.
8. Perawat terlihat sibuk sendiri dengan
pekerjaannya sehingga waktu untuk merawat
saya menjadi berkurang.
9 Perawat menjelaskan kepada saya tentang
kondisi penyakit saya dan tindakan yang akan
dilakukan.
10. Jika berjanji, perawat cenderung lupa
menepati janjinya.
11. Perawat melibatkan saya ketika berdiskusi
membicarakan tentang kesehatan saya.
12. Perawat segera datang jika saya butuhkan.

13. Perawat memberikan motivasi (semangat)


kepada saya untuk sembuh.

http://lib.unimus.ac.id
14. Perawat menganjurkan saya untuk bertanya
tentang hal-hal yang tidak saya mengerti
tentang kondisi saya.
15. Perawat bersikap ramah kepaada saya dan
keluarga saya.
16. Perawat mengatakan bahwa perawat mengerti
dengan keluhan yang saya alami.
17. Perawat mendengarkan ungkapan perasaan
saya tentang penyakit saya dengan penuh
kesabaran.
18. Perawat membantu saya untuk tidak terlalu
cemas atau khawatir dengan kondisi saya.
19. Perawat membantu saya dalam melaksanakan
keperluan saya sesuai dengan kemampuan
atau ketidakmampuan saya (misalnya :
makan, minum, BAB, BAK, mandi, ganti
pakaian).
20. Sikap perawat membuat saya merasa nyaman
selama saya dirawat disini.
21. Perawat menganjurkan keluarga saya untuk
menanyakan hal-hal yang berhubungan
dengan kondisi saya.
22. Perawat bertanya kepada saya apakah saya
sudah mengerti dengan penjelasan yang
diberikan perawat.
23. Perawat menyebut nama saya ketika sedang
berbicara dengan saya.
24. Perawat jarang sekali bertanya apa yang saya
butuhkan selama dirawat disini.
25. Perawat terlihat kurang senang ketika saya
menyampaikan keluhan saya.
26. Perawat menghormati keinginan saya terkait
privasi mengenai kondisi saya.
27. Perawat menunjukkan sikap penuh rasa kasih
sayang, sabar dan telaten ketika bertanya
tentang keluhan yang saya rasakan setiap hari.
28. Perawat memberi tahu saya bahwa ada yang
mengatur kehidupan manusia termasuk
kesembuhan saya.
29. Perawat memperhatikan kenyamanan dan
keamanan lingkungan sekitar seperti
kebersihan, pelinung khusus tempat tidur,
peralatan medis yang menempel di bandan.
30. Perawat membantu saya memahami apa yang
saya rasakan saat ini dengan cara menjelaskan

http://lib.unimus.ac.id
setiap keluhan yang saya alami.
31. Perawat terlihat senang ketika merawat saya.
32. Perawat melakukan tindakan dengan tepat dan
benar.
33. Perawat menganjurkan keluarga saya untuk
melakukan kegiatan agama untuk
penyembuhan saya (misalnya : membaca Al -
Quran, berdoa, dll)
34. Perawat memberikan jawaban yang
memuaskan ketika saya bertanya tentang
kondisi penyakit saya.
35. Perawat membuat saya menunggu lama ketika
saya membutuhkan pertolongan.
36. Selama merawat saya, perawat kurang
memperhatikan kondisi saya.
37. Selama saya dirawat disini perawat
membatasi saya untuk berinteraksi dengan
keluarga, teman atau tetangga.
38. Perawat kurang memperhatikan kebutuhan
saya untuk berdoa dan beribadah selama saya
dirawat disini.
39. Perawat tidak menganjurkan saya untuk
bertanya tentang kondisi penyakit saya.
40. Perawat terlihat tidak sabar ketika merawat
saya.
41. Perawat menolak memberikan penjelasan
tentang kondisi saya ketika saya meminta
penjelasan dari perawat tentang kondisi
penyakit saya.

 Kuesioner diadopsi dari caring assesment tool (Duffy, 2001) yang telah
dimodifikasi oleh Ardiana, A. 2010.

http://lib.unimus.ac.id
Uji Reliability tingkat pengetahuan

Reliability Statistics

Cronbach's Cronbach's N of Items


Alpha Alpha Based on
Standardized
Items

,717 ,915 21

Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Squared Cronbach's


Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Multiple Alpha if Item
Correlation Deleted

VAR00001 76,40 125,214 ,692 . ,699


VAR00003 76,47 126,051 ,610 . ,701
VAR00004 76,37 124,378 ,778 . ,697
VAR00005 76,37 124,930 ,727 . ,698
VAR00006 76,33 124,368 ,793 . ,696
VAR00007 76,33 124,368 ,793 . ,696
VAR00008 76,33 124,368 ,793 . ,696
VAR00009 76,33 124,368 ,793 . ,696
VAR00010 76,23 128,599 ,439 . ,708
VAR00011 76,13 129,154 ,462 . ,709
VAR00012 76,17 128,971 ,448 . ,709
VAR00014 76,13 129,568 ,413 . ,710
VAR00015 76,07 130,892 ,328 . ,713
VAR00016 76,07 128,961 ,609 . ,708
VAR00017 76,17 129,523 ,387 . ,710
VAR00020 76,33 128,713 ,389 . ,708
VAR00022 76,23 128,599 ,439 . ,708
VAR00023 76,30 126,631 ,594 . ,703
VAR00024 76,43 129,357 ,317 . ,710
VAR00026 76,30 128,286 ,438 . ,707
SKORE_TO
33,83 29,247 ,985 . ,904
TAL

http://lib.unimus.ac.id
Uji Reliability motivasi

Reliability Statistics

Cronbach's Cronbach's N of Items


Alpha Alpha Based on
Standardized
Items

,775 ,932 11

Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Squared Cronbach's


Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Multiple Alpha if Item
Correlation Deleted

VAR00001 58,03 202,654 ,847 . ,749


VAR00002 59,13 209,085 ,567 . ,760
VAR00003 58,87 213,016 ,412 . ,767
VAR00004 58,77 202,530 ,778 . ,749
VAR00005 57,93 208,616 ,621 . ,759
VAR00006 58,80 202,648 ,796 . ,749
VAR00007 58,33 207,609 ,553 . ,759
VAR00008 58,03 201,826 ,878 . ,747
VAR00009 58,03 203,826 ,836 . ,750
VAR00010 58,00 201,655 ,883 . ,747
Skor_total 30,73 56,754 1,000 . ,909

http://lib.unimus.ac.id
Uji Reliability caring perawat

Reliability Statistics

Cronbach's Cronbach's N of Items


Alpha Alpha Based on
Standardized
Items

,725 ,956 33

Item-Total Statistics

Scale Mean Scale Variance Corrected Squared Cronbach's


if Item if Item Deleted Item-Total Multiple Alpha if Item
Deleted Correlation Correlation Deleted

VAR00001 239,70 743,803 ,622 . ,719


VAR00002 239,63 750,723 ,379 . ,722
VAR00003 240,23 731,771 ,789 . ,714
VAR00007 240,10 745,266 ,367 . ,720
VAR00008 240,13 736,809 ,361 . ,718
VAR00009 239,80 749,476 ,371 . ,721
VAR00011 240,27 741,306 ,400 . ,719
VAR00012 239,70 744,286 ,603 . ,719
VAR00013 239,93 732,754 ,784 . ,715
VAR00015 239,93 748,409 ,355 . ,721
VAR00017 240,00 741,448 ,589 . ,718
VAR00018 240,00 744,483 ,489 . ,720
VAR00019 240,17 741,247 ,490 . ,718
VAR00020 239,93 739,168 ,655 . ,717
VAR00021 240,23 747,702 ,408 . ,721
VAR00025 240,07 732,064 ,708 . ,714
VAR00026 239,90 729,748 ,873 . ,713
VAR00027 239,87 743,706 ,573 . ,719
VAR00028 240,33 743,402 ,394 . ,719
VAR00029 240,27 734,133 ,636 . ,715
VAR00030 240,00 748,345 ,412 . ,721
VAR00031 240,17 737,592 ,710 . ,717

http://lib.unimus.ac.id
VAR00032 240,03 726,861 ,838 . ,712
VAR00033 240,07 722,961 ,890 . ,711
VAR00034 240,07 725,582 ,881 . ,712
VAR00035 240,07 724,754 ,903 . ,711
VAR00036 239,80 740,648 ,556 . ,718
VAR00037 240,20 730,717 ,798 . ,714
VAR00038 240,17 734,971 ,663 . ,716
VAR00039 240,20 730,717 ,798 . ,714
VAR00040 240,10 734,645 ,649 . ,716
VAR00041 239,97 730,792 ,846 . ,714
Skore_total 107,77 170,461 ,991 . ,950

http://lib.unimus.ac.id
Hasil Penelitian
Frequencies

Statistics

Umur Jenis_kelamin Pendidikan Status_perkawinan Masa_kerja

N Valid 30 30 30 30 30

Missing 0 0 0 0 0
Mean 1.57 1.67 1.13 1.57 1.43
Std. Error of Mean .092 .088 .063 .092 .092
Median 2.00 2.00 1.00 2.00 1.00
Std. Deviation .504 .479 .346 .504 .504
Variance .254 .230 .120 .254 .254
Percentiles 25 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00

50 2.00 2.00 1.00 2.00 1.00

75 2.00 2.00 1.00 2.00 2.00

Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid <=25 tahun 13 43.3 43.3 43.3


>25 tahun 17 56.7 56.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

Jenis_kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Laki-laki 10 33.3 33.3 33.3

Perempuan 20 66.7 66.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

Pendidikan

http://lib.unimus.ac.id
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid D3 26 86.7 86.7 86.7

S1 4 13.3 13.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

Status_perkawinan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Belum kawin 13 43.3 43.3 43.3

Kawin 17 56.7 56.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

Masa_kerja

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid <= 5 tahun 17 56.7 56.7 56.7

> 5 tahun 13 43.3 43.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

http://lib.unimus.ac.id
Pie Chart

http://lib.unimus.ac.id
http://lib.unimus.ac.id
http://lib.unimus.ac.id
Frequencies

Statistics

Pengetahuan Sikap Motivasi

N Valid 30 30 30

Missing 0 0 0
Mean 1.17 1.30 1.17
Std. Error of Mean .069 .085 .069
Median 1.00 1.00 1.00
Std. Deviation .379 .466 .379
Variance .144 .217 .144
Minimum 1 1 1
Maximum 2 2 2
Percentiles 25 1.00 1.00 1.00

50 1.00 1.00 1.00

75 1.00 2.00 1.00

Statistics

Pengetahuan Sikap Motivasi

N Valid 30 30 30

Missing 0 0 0
Mean 1.17 1.30 1.17
Std. Error of Mean .069 .085 .069
Median 1.00 1.00 1.00
Std. Deviation .379 .466 .379
Variance .144 .217 .144
Minimum 1 1 1
Maximum 2 2 2
Percentiles 25 1.00 1.00 1.00

50 1.00 1.00 1.00

75 1.00 2.00 1.00

http://lib.unimus.ac.id
Frequency Table

Pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 25 83.3 83.3 83.3

Kurang 5 16.7 16.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

Sikap

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 21 70.0 70.0 70.0

Sedang 9 30.0 30.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

Motivasi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tinggi 25 83.3 83.3 83.3

Rendah 5 16.7 16.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

http://lib.unimus.ac.id
Pie Chart

http://lib.unimus.ac.id
Frequencies

Statistics
Caring

N Valid 80

Missing 0
Mean 1.18
Std. Error of Mean .043
Median 1.00
Std. Deviation .382
Variance .146
Minimum 1
Maximum 2
Percentiles 25 1.00

50 1.00
75 1.00

http://lib.unimus.ac.id
Caring

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 66 82.5 82.5 82.5

Kurang 14 17.5 17.5 100.0

Total 80 100.0 100.0

17,6%

82,5%

http://lib.unimus.ac.id
HASIL JI NORMALITAS PERAWAT

Explore

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pengetahuan 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%


Sikap 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
Motivasi 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Pengetahuan Mean 36.73 .657

95% Confidence Interval for Lower Bound 35.39


Mean Upper Bound 38.08

5% Trimmed Mean 36.93

Median 38.00

Variance 12.961

Std. Deviation 3.600

Minimum 30

Maximum 40
Range 10

Interquartile Range 5

Skewness -.984 .427

Kurtosis -.387 .833


Sikap Mean 52.27 .850
95% Confidence Interval for Lower Bound 50.53
Mean Upper Bound 54.00
5% Trimmed Mean 52.19
Median 51.50

http://lib.unimus.ac.id
Variance 21.651
Std. Deviation 4.653
Minimum 45
Maximum 61
Range 16
Interquartile Range 7
Skewness .327 .427
Kurtosis -.822 .833
Motivasi Mean 30.00 .636

95% Confidence Interval for Lower Bound 28.70


Mean Upper Bound 31.30

5% Trimmed Mean 30.00

Median 30.50

Variance 12.138

Std. Deviation 3.484

Minimum 23

Maximum 37

Range 14

Interquartile Range 5

Skewness -.152 .427

Kurtosis -.379 .833

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Pengetahuan .230 30 .000 .805 30 .000


Sikap .154 30 .068 .950 30 .168
*
Motivasi .113 30 .200 .975 30 .675

http://lib.unimus.ac.id
Pengetahuan

http://lib.unimus.ac.id
Sikap

http://lib.unimus.ac.id
http://lib.unimus.ac.id
Motivasi

http://lib.unimus.ac.id
http://lib.unimus.ac.id
HASIL JI NORMALITAS CARING

Explore

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Caring 80 100.0% 0 .0% 80 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Caring Mean 97.36 1.283

95% Confidence Interval for Lower Bound 94.81


Mean Upper Bound 99.92

5% Trimmed Mean 97.33

Median 99.00

Variance 131.778

Std. Deviation 11.479

Minimum 74

Maximum 128

Range 54

Interquartile Range 16

Skewness -.175 .269

Kurtosis -.404 .532

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Caring .128 80 .003 .961 80 .015

http://lib.unimus.ac.id
Caring

http://lib.unimus.ac.id
http://lib.unimus.ac.id
Nonparametric Correlations

Correlations

Caring Pengetahuan

Spearman's rho Caring Correlation Coefficient 1.000 .337

Sig. (2-tailed) . .069

N 80 30

Pengetahuan Correlation Coefficient .337 1.000

Sig. (2-tailed) .069 .

N 30 30

Nonparametric Correlations

Correlations

Caring Sikap
*
Spearman's rho Caring Correlation Coefficient 1.000 .428

Sig. (2-tailed) . .018

N 80 30
*
Sikap Correlation Coefficient .428 1.000

Sig. (2-tailed) .018 .

N 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Nonparametric Correlations

Correlations

Caring Motivasi
**
Spearman's rho Caring Correlation Coefficient 1.000 .539

Sig. (2-tailed) . .002

N 80 30
**
Motivasi Correlation Coefficient .539 1.000

Sig. (2-tailed) .002 .

N 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

http://lib.unimus.ac.id
Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pengetahuan * Caring 30 37.5% 50 62.5% 80 100.0%


Sikap * Caring 30 37.5% 50 62.5% 80 100.0%
Motivasi * Caring 30 37.5% 50 62.5% 80 100.0%

Pengetahuan * Caring

Crosstab

Caring

Baik Kurang Total

Pengetahuan Baik Count 20 5 25

% within Pengetahuan 80.0% 20.0% 100.0%

% of Total 66.7% 16.7% 83.3%

Kurang Count 2 3 5

% within Pengetahuan 40.0% 60.0% 100.0%

% of Total 6.7% 10.0% 16.7%


Total Count 22 8 30

% within Pengetahuan 73.3% 26.7% 100.0%

% of Total 73.3% 26.7% 100.0%

Symmetric Measures
a b
Value Asymp. Std. Error Approx. T Approx. Sig.
c
Interval by Interval Pearson's R .337 .199 1.895 .069
c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .337 .199 1.895 .069
N of Valid Cases 30

http://lib.unimus.ac.id
Sikap * Caring

Crosstab

Caring

Baik Kurang Total

Sikap Baik Count 18 3 21

% within Sikap 85.7% 14.3% 100.0%

% of Total 60.0% 10.0% 70.0%

Sedang Count 4 5 9

% within Sikap 44.4% 55.6% 100.0%

% of Total 13.3% 16.7% 30.0%


Total Count 22 8 30

% within Sikap 73.3% 26.7% 100.0%

% of Total 73.3% 26.7% 100.0%

Symmetric Measures
a b
Value Asymp. Std. Error Approx. T Approx. Sig.
c
Interval by Interval Pearson's R .428 .182 2.504 .018
c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .428 .182 2.504 .018
N of Valid Cases 30

Motivasi * Caring

Crosstab

Caring

Baik Kurang Total


Motivasi Tinggi Count 21 4 25

% within Motivasi 84.0% 16.0% 100.0%

% of Total 70.0% 13.3% 83.3%

Rendah Count 1 4 5

% within Motivasi 20.0% 80.0% 100.0%

% of Total 3.3% 13.3% 16.7%


Total Count 22 8 30

% within Motivasi 73.3% 26.7% 100.0%


% of Total 73.3% 26.7% 100.0%

http://lib.unimus.ac.id
Symmetric Measures
a b
Value Asymp. Std. Error Approx. T Approx. Sig.
c
Interval by Interval Pearson's R .539 .176 3.389 .002
c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .539 .176 3.389 .002
N of Valid Cases 30

http://lib.unimus.ac.id

Anda mungkin juga menyukai