TESIS
Oleh:
ARIENY RIZAFNI
177046039 / ADMINISTRASI KEPERAWATAN
THESIS
By
ARIENY RIZAFNI
177046039 / NURSING ADMINISTRATION
TESIS
Oleh:
ARIENY RIZAFNI
177046039 / ADMINISTRASI KEPERAWATAN
ABSTRAK
ABSTRACT
ii
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmad,
hidayah dan kesehatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan
tesis dengan judul “Pengembangan Model Kompetensi Kepemimpinan Klinis
Perawat Pelaksana Ruang Rawat Inap di Rumah Sakit Universitas Sumatera
Utara”. Selama menyelesaikan penulisan tesis ini, penulis menyadari bahwa telah
banyak memperoleh bimbingan, arahan, bantuan dan dorongan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini perkenankanlah penulis
menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang tulus kepada:
1. Prof. DR. Runtung Sitepu, SH., M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Setiawan, S.Kp., MNS., Ph.D sebagai Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatra Utara sekaligus dosen Pembimbing I yang telah banyak
meluangkan waktu, memberikan arahan, ide-ide terbaru dan bimbingan dalam
menyelesaikan penyusunan tesis.
3. Dewi Elizadiani Suza, S.Kp., MNS., Ph.D selaku Ketua Program Studi
Magister Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara sekaligus sebagai pembimbing akademik yang telah banyak
memfasilitasi penulis dalam menjalani pendidikan dan penyelesaian tesis.
4. Roymond H. Simamora, S.Kep., Ns., M.Kep selaku pembimbing II yang telah
banyak memberikan arahan dan saran dalam penyusunan tesis.
5. Destanul Aulia, S.K.M., MBA., M.Ec., Ph.D selaku penguji 1 yang telah
meluangkan waktu untuk menguji, memberikan kritikan yang membangun
serta saran untuk perbaikan dalam penyusunan tesis.
6. Zulkarnain, Ph.D, Psikolog selaku penguji II yang telah meluangkan waktu
untuk menguji, memberikan kritikan dan saran yang membangun untuk
perbaikan dalam penyempurnaan penyusunan tesis.
7. Diah Arruum, S.Kep., Ns., M.Kep selaku penguji II pada saat ujian proposal
tesis yang memberikan masukan dalam proses penyusunan tesis.
8. Direktur beserta seluruh perawat Rumah Sakit USU yang telah memberikan
izin dan memfasilitasi penulis selama melaksanakan penelitian.
9. Wisrizaf RN (papa), Mawarni Telaumbanua (mama) yang telah memberikan
kasih sayang, selalu mendoakan, memotivasi dan senantiasa mendampingi
penulis setiap waktu dalam menjalani pendidikan hingga akhir menyelesaikan
penyusunan tesis.
Penulis menyadari tesis ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh
dari sempurna. Namun harapan penulis semoga tesis ini dapat bermanfaat kepada
seluruh pembaca. Semoga kiranya Tuhan Yang Maha Esa memberikan
keberkahan untuk kita semua.
Medan, Januari 2020
Penulis,
Arieny Rizafni
iii
Halaman
ABSTRAK ....................................................................................................... i
ABSTRACT..................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
DAFTAR SKEMA ......................................................................................... vi
DAFTAR TABEL............................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... ix
iv
Skema Halaman
vi
Tabel Halaman
vii
Gambar Halaman
viii
ix
Latar belakang
adalah suatu seni dan proses yang berkaitan dengan kemampuan mempengaruhi
dan mengarahkan orang lain agar memiliki motivasi untuk mencapai tujuan
istilah kepemimpinan klinis yang saat ini menjadi pembahasan dikalangan profesi
(Chavez & Yoder, 2014; Stanley, 2017; Swanwick & McKimm, 2011).
diikuti karena memiliki nilai, keyakinan, percaya diri dan kemampuan untuk terus
dalam melaksanakan asuhan keperawatan antara lain mampu bekerja sama dalam
tim, memiliki hubungan interpersonal yang baik, memiliki visi yang visioner bagi
interpersonal yang baik, komunikasi yang efektif, bekerja dalam tim, support
otomatis akan menunjukkan performa kerja yang tinggi sebagai salah satu solusi
dengan sendirinya perawat akan bersinergi dengan sistem kerja yang berlaku di
Rumah Sakit tersebut sehingga indikator mutu Rumah Sakit dapat dicapai.
terfokus pada sebuah model. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Pepin,
pembelajaran dan evaluasi yang disebut dengan Learning Cognitive Model for
kepemimpinan klinis yang ditujukan untuk perawat terdiri dari 7 domain yang
mengembangkan strategi.
Indonesia dan belum penah dilakukan penelitian terkait dengan hal ini, sehingga
layanan kesehatan yang harus memenuhi standar pelayanan dan manajemen yang
telah ditetapkan oleh komisi akreditasi Rumah Sakit sehingga Rumah Sakit
terakreditasi sesuai dengan kelas dan tipenya. Komisi Akreditasi Rumah Sakit
(KARS) merupakan lembaga resmi yang ditunjuk dan memiliki wewenang untuk
memutuskan peringkat akreditasi yang tepat untuk suatu Rumah Sakit (Permenkes
No. 12 tahun 2012) dan saat ini telah memiliki Standar Nasional Akreditasi
efektif, dimana kompetensi kepemimpinan klinis pada domain kerja sama akan
pelayanan berfokus pada pasien pada poin Asesmen Pasien (AP) berisikan tentang
kemampuan staf klinis dalam hal ini adalah perawat, untuk mengisi Catatan
kondisi pasien.
Rumah Sakit USU memiliki klasifikasi C dan telah terakreditasi Kars Paripurna.
dikalangan perawat Rumah Sakit USU. Selain itu, belum ada perencanaan oleh
klinis yang mungkin dapat digunakan untuk pengembangan sumber daya manusia.
klinis, latar belakang pendidikan perawat juga belum sesuai dengan standar yang
kepemimpinan klinis, salah satu ketua tim menyatakan bahwa perawat pelaksana
didalam timnya kurang mampu melakukan kerja sama yang baik, hal ini
ditunjukkan dengan banyaknya pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan tepat pada
waktunya, padahal ketua tim telah membagi tugas kepada masing-masing perawat
pelaksana.
yang dilaksanakan terhadap pasien selama ini hanya yang bersifat kolaborasi dan
budaya kerja bagi para perawat. Perawat terbiasa dengan rutinitas kerja yang sama
layanan serta berperan sebagai change agent. Kedua hal ini juga merupakan
Rumah Sakit USU saat ini masih dalam proses penataan. Model kompetensi
kepemimpinan klinis yang sudah ada dinilai akan sulit diterapkan mengingat
sesuai dengan kondisi Rumah Sakit saat ini. Oleh karena itu, pembuatan model
Sakit USU sangat diperlukan agar semua perawat menguasai kompetensi tersebut
Pertanyaan Penelitian
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
klinis perawat pelaksana ruang rawat inap di Rumah Sakit Universitas Sumatera
Utara.
Manfaat Penelitian
Bagi Pendidikan
Bagi Pelayanan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar dan acuan bagi
yang sesuai dengan kondisi Rumah Sakit. Pengembangan model ini pada akhirnya
Bagi Penelitian
penelitian selanjutnya yang akan melakukan penelitian dengan konsep yang sama
TINJAUAN PUSTAKA
Kepemimpinan Klinis
keperawatan yang diberikan kepada pasien (Pepin et al., 2010). Menurut Chavez
& Yoder (2014) kepemimpinan klinis adalah perawat yang memberikan pengaruh
signifikan terhadap orang lain atau tim kesehatan serta memfasilitasi upaya-upaya
untuk mencapai tujuan klinis secara bersama, baik secara individual ataupun
kolektif, meskipun tidak ada otoritas secara formal yang diberikan kepada mereka.
cara berinovasi dan kreatif dengan dapat bekerja bersama tim, memiliki hubungan
interpersonal yang baik, memiliki visi dan visioner dalam pengembangan karier
diri sendiri dalam proses organisasi maupun praktek keperawatan (Leigh et al.,
berkomunikasi dengan baik, menjadi role model, motivator, memiliki nilai dan
Kepemimpinan klinis tidak perlu berada dalam posisi kekuasaan, atau memegang
posisi hierarki yang signifikan untuk memimpin di area klinis (Stanley, 2017).
9
Universitas Sumatera Utara
10
2. Approachability (Kedekatan)
3. Motivator
Perawat profesional memiliki sikap percaya diri yang mampu membuat orang
lain merasa percaya diri, termotivasi untuk mampu memotivasi orang lain dan
4. Dukungan
5. Menginspirasi Keyakinan
bahwa seorang perawat orang yang dilihat orang lain sebagai contoh terbaik
dari kinerja yang sangat baik dan yang memotivasi orang lain untuk tumbuh
dan sukses.
6. Integritas / Kejujuran
Bersikap jujur dan memiliki integritas terkait dengan komponen yang mudah
yang jelas tentang peran, tanggung jawab, integritas, jujur dan transparan serta
memerlukan kepercayaan dan rasa hormat dari rekan sejawat tenaga kesehatan
7. Role Model
Perawat sebagai teladan yang baik dapat dilihat sebagai seseorang yang dicari,
keperawatan.
Perawat harus pandai dalam menjelaskan hal-hal pada tingkat yang tepat yang
dapat dipahami oleh orang lain. Perawat akan lebih dihormati jika mampu
orang lain.
9. Visibible in Practice
Cara terbaik yang dilakukan oleh perawat untuk memberikan informasi dan
terlihat dan hadir di area klinis serta perlu terlibat dalam aktivitas perawatan
layanan kesehatan modern dan merupakan salah satu hal yang dapat dihargai.
yang signifikan antara perawat dan pasien. Hasil yang didapatkan seperti
komplen dari pasien (Wong & Cummings, 2007). Salah satu domain
berkomunikasi, memiliki kinerja dan visi yang jelas; 2) Level tim: memiliki
jawab; dan 3) Level proses: meningkatkan kualitas perawatan yang berpusat pada
Defenisi Kompetensi
mahasiswa maupun tenaga praktek. Kompetensi adalah suatu hal yang dikaitkan
dengan kemampuan, pengetahuan atau wawasan, dan sikap yang dijadikan suatu
yang memiliki hubungan kausal atau sebab akibat dengan kriteria yang dijadikan
acuan, efektif atau berkinerja prima atau superior di tempat kerja atau pada situasi
tertentu.
keperawatan tergambar dari perilaku tindakan yang dapat dilihat dan diukur.
atau tugas dengan standar kinerja (performance) yang ditetapkan. Sehingga dapat
(PPNI) (2005) adalah: 1) Motif, yaitu sesuatu yang secara konsisten dipikirkan
Motif mengarahkan dan menyeleksi sikap menjadi tindakan atau tujuan sehingga
lain dari yang lain, 2) Bawaan, yaitu dapat berupa karakteristik fisik atau
contohnya bertindak cepat dan tepat yang diperlukan oleh perawat gawat darurat,
pengetahuan dan keahlian secara nyata yang digunakan dalam pekerjaan, dan
Kompetensi Perawat
1. Praktik profesional, etis, legal dan peka budaya, yaitu: (1) Bertanggung gugat
menjadi satu kesatuan dikelompokkan pada ranah kedua yaitu pemberian asuhan
dan manajemen asuhan keperawatan yang dibagi menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu:
yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk
fungsional perawat yang diduduki oleh pegawai negeri sipil menurut Permenpan
RB No. 25 tahun 2014, terdiri dari perawat kategori keterampilan yang terdiri dari
perawat terampil, perawat mahir dan perawat penyelia, dan perawat kategori
keahlian yang terdiri dari perawat ahli pertama, perawat ahli muda, perawat ahli
Pengatur, golongan ruang II/c, dan Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d, 2)
Perawat Mahir: Penata Muda, golongan ruang III/a, dan Penata Muda Tingkat I,
golongan ruang III/b, dan 3) Perawat Penyelia: Penata, golongan ruang III/c, dan
kategori Keahlian, yaitu: 1) Perawat Ahli Pertama: Penata Muda, golongan ruang
III/a, dan Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b, 2) Perawat Ahli Muda:
Penata, golongan ruang III/c, dan Penata Tingkat I, golongan ruang III/d, 3)
golongan ruang IV/b, dan Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c, dan 4)
Perawat Ahli Utama: Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d, dan Pembina
fungsional tersebut. Rincian kegiatan tersebut ditetapkan dan dinilai dari angka
kompetensi yang harus dilakukan oleh perawat berdasarkan pada jenjang jabatan
yang akan naik jenjang jabatan harus mengikuti dan lulus uji kompetensi yang
masalah (Burns, 2009; Stanley, 2017). Kompetensi klinis perawat terdiri dari
dengan konsisten memberikan perawatan yang aman dan efisien (Daly et al.,
2014). Sikap profesional perawat berbicara lembut, memahami kondisi pasien dan
keluarga, sabar, sigap, peduli, ramah dan sopan, tidak suka marah-marah dan
para ahli sebenarnya tidak secara khusus diperuntukkan bagi perawat, tetapi
mendorong praktik reflektif (kritis dan kreatif) dalam memainkan peran sentral
masing-masing individu.
praktik klinis dan pengembangan tim, sehingga strategi yang sangat sukses untuk
perawat yaitu perawat lebih percaya diri, menunjukkan rasa nilai dan optimisme
yang lebih besar tentang peran klinis yang dilakukan pada pasien. Kerangka kerja
untuk memulai perubahan positif dalam praktik klinis untuk perawatan pasien.
lebih aktif dan sebuah upaya memfasilitasi pengembangan anggota tim secara
praktik yang dilakukan. Pengamatan perawatan dan cerita kepada pasien dinilai
sebagai hal yang sangat berharga dalam membantu menarik perhatian pada
4. Jejaring (networking)
Manfaat dari jejaring yang lebih luas didalam kepercayaan terhadap tindakan
kepada teman sejawat yang lebih senior atau profesi kesehatan lainnya untuk
pasien. Komunikasi yang baik secara aktif dilakukan sebuah upaya untuk
model, 2) Konsep diri yang terdiri dari sikap positif terhadap profesi keperawatan
dan nilai-nilai tujuan untuk berbuat baik, dan 3) Motif yang terdiri dari rasa
hormat dari tim keperawatan dan perawatan kesehatan dan keamanan dalam
hidup.
pada situasi sulit bagi pasien/keluarga, kolaborasi yang berfokus pada pasien,
nara sumber, berdiskusi tentang cara atau tindakan yang akan dilakukan,
kompetensi diri dan tim, dan 5) Kepemimpinan klinis tertanam dan diperluas
mentor.
kompetensi kepemimpinan yang dibutuhkan oleh para klinisi untuk menjadi lebih
kesehatan. Kepemimpinan tidak terbatas pada orang - orang yang ditunjuk sebagai
pimpinan, bisa datang dari siapa pun dalam organisasi pada setiap waktu (NHS,
efektivitas dalam:
b) Manajemen diri
orang lain, tanggung jawab dan komitmen dengan standar tinggi secara
pengalaman serta umpan balik. Perawat yang kompeten akan secara aktif
terbuka, jujur dan beretika. Perawat akan menjunjung etika dan nilai-nilai
bekerja sama dengan orang lain dalam konteks tim dan jejaring untuk
a) Pengembangan jejaring
bekerja sama dengan orang lain, menciptakan peluang untuk bekerja sama
c) Mendorong kontribusi
Tim adalah suatu kelompok kerja yang terdiri dari dua orang atau lebih
untuk memimpin sebuah tim yang melibatkan orang-orang yang tepat pada
a) Perencanaan
kesehatan yang lebih luas, menerima umpan balik dari pasien, pengguna
untuk proses perencanaan dan menilai manfaat dan risiko dari berbagai
alternatif.
efisien, aman dan sesuai untuk berbagai macam kebutuhan. Perawat yang
c) Manajemen manusia/personalia
yang kompeten akan memberikan bimbingan dan arahan bagi orang lain
d) Manajemen kinerja
b) Evaluasi kritis
kompeten yang akan mendapatkan umpan balik dari hasil pelayanan yang
layanan secara terus menerus. Perawat yang kompeten akan menjadi role
model positif untuk inovasi, mendorong dialog dan debat dengan semua
d) Memfasilitasi transformasi
a) Mengidentifikasi perubahan
masa depan dengan ide-ide, dan praktek terbaik yang berdampak pada
c) Membuat keputusan
dan berbagai bukti ilmiah. Perawat yang kompeten akan berpartisipasi dan
d) Mengevaluasi dampak
visi dalam sistem kesehatan yang lebih luas dengan bekerja sama dengan mitra
Landasan Teori
yang berfungsi ada interaksi dilanjutkan dengan kekuatan internal dan eksternal
dengan hasil yang optimal. Keperawatan didasari pada seni dan ilmu yang
kesehatan individu yang bukan saja baik, peduli, tetapi juga cerdas, kompeten dan
nasional dan internasional, dan 10) Melakukan evaluasi dan penelitian untuk
harus bekerja dalam kelompok untuk memahami atau memperbaiki situasi yang
bahwa “mustahil terjadi individuasi tanpa sosialisasi, dan sosialisasi pun tidak
sendiri dan tindakannya dalam dunia sosial dan material). Sebuah proses yang
akan rasa identitas dan keberfungsian diri serta merefleksikan secara kritis
manusia.
dengan orang lain dalam interaksi sosial. Sebuah proses yang menjadi sarana
pulih dan melepaskan diri dari tekanan-tekanan struktur sosial yang irasional,
perkembangan dan kemandirian diri. Sebuah proses yang menjadi sarana bagi
manusia untuk mengeksplorasi cara praktik yang dibentuk dan ditentukan oleh
struktur sosial (kultural, ekonomi, dan politik). Jika manusia tidak dapat
melepaskan diri, maka cara terbaik untuk ikut terlibat untuk membentuk
dan melepaskan diri sendiri dari hambatan-hambatan yang lekat dengan media
sosial yang menjadi wahana interaksi manusia: bahasa (wacana), pola kerja,
dan relasi sosial kekuasaan manusia (yang menjadi sarana bagi manusia untuk
mengalami afiliasi perbedaan, secara inklusi dan ekslusi yaitu, hubungan yang
spiral aksi dan pengkajian kritis diri sebagai sebuah proses sosial dan yang
dirancang untuk membantu manusia agar dapat lebih banyak belajar dan
hubungan satu sama lain melalui penalaran kritis tentang teori dan praktik
bentuk-bentuk teori yang mampu berdiri terpisah dan lepas dari praktik,
pertama, kedua, dan ketiga. Penelitian oleh orang pertama menjelaskan praktik
reflektif, penelitian orang ke dua melibatkan adanya orang lain dalam lingkungan
sosial atau komunitas untuk membuat perubahan, dan penelitian orang ke tiga
perubahan atau untuk mengembangkan gerakan sosial (Reason & Bradbury, 2006;
Wicks & Reason, 2009). Reason dan Bradbury menggunakan I, We, They untuk
mewakili jalur orang pertama, kedua, dan ketiga. Meskipun secara teknis, We
kebijakan adalah hasil penting dari penelitian Action Research. Kontekstual ini
tiga tingkat, tampak mirip dengan tiga dimensi penelitian Action Research yang
di antara para peserta yang dihasilkan dari tindakan yang diambil. Pada tingkat
untuk menciptakan teori yang membingkai siklus baru penelitian (Coghlan &
Brannick, 2009). Inti dari proses penelitian ini adalah refleksi yang mendalam,
yang sering menghasilkan jalan baru untuk eksplorasi lebih lanjut. Peneliti Action
Secara umum action research mencakup sebuah spiral siklus reflektif diri
seterusnya (Polit & Beck, 2012). Siklus action research terdiri dari planning,
action and observation dan reflection (Kemmis, S., McTaggart, R., & Nixon, R.,
2015).
Keterangan:
R : Rencana tindakan
A&O : Aplikasi tindakan dan observasi
Rf : Refleksi
RR : Revisi Rencana
ada. Tahap ini dapat di sebut juga tahap preliminary study, yaitu mempelajari
masalah yang ada dan menentukan tema yang penting. Tahap ini
menggambarkan apa yang terjadi sekarang dan apa yang kita lakukan
pekerjaan yang dilakukan. Tahap ini adalah melaksanakan rencana yang sudah
dan menyimpulkan hal yang penting. Pada tahap ini refleksi berfokus pada
Lincoln dan Guba (1994 dalam Polit & Beck, 2010), mengemukakan
yang dapat dilakukan peneliti yaitu prolonged engagement dan member check.
2. Transferability: mengacu pada sejauh mana hasil temuan dapat ditransfer atau
diterapkan pada kelompok atau populasi yang lain. Hal ini bergantung pada
menguraikan secara rinci tentang data terkait dengan latar belakang dan
perbandingan yang akan dibuat tentang temuan yang akan didapat. Semua
data tersebut dibuat dalam satu deskripsi tebal (thick description) untuk
dan kondisi. Jika pekerjaan itu diulang dalam konteks, metode, dan peserta
yang sama maka hasil yang sama akan diperoleh. Peneliti melaporkan secara
detail proses penelitian kepada pembimbing untuk menilai apakah proses dan
hasil yang data yang diperoleh dari hasil penelitian dapat lebih objektif.
persetujuan antara dua orang atau lebih tentang relevansi dan arti data.
data yang dikumpulkan adalah data yang objektif, seperti apa adanya di
data dilakukan dengan melakukan pengambilan data dengan cara focus group
discussion (FGD), in-depth interview dan self report. Audit trail dilakukan
dengan membuat tabel atau diagram tentang alur kegiatan secara rinci yang
5. Authenticity: mengacu pada sejauh mana peneliti dengan adil dan dengan tepat
digambarkan.
Kerangka Konsep
menjelaskan fenomena yang diteliti. Kerangka konseptual terdiri dari konsep (kata
atau istilah) yang mewakili gagasan abstrak, dihubungkan dengan cara yang
Teori keperawatan Faye Glenn Perawat pelaksana ruang rawat Kompetensi kepemimpinan Peningkatan pengetahuan
Abdellah: keperawatan didasari inap di Rumah Sakit Universitas klinis perawat pelaksana tentang kompetensi
pada seni dan ilmu yang Sumatera Utara ruang rawat inap Rumah kepemimpinan klinis
membentuk sikap, kompetensi Sakit Universitas Sumatera Aplikasi penilaian
intelektual & keterampilan teknis Utara: kompetensi
Komponen kompetensi
dan 11 keterampilan perawat Tentative Model Kompetensi kepemimpinan klinis
Unsur komponen
Standar Kompetensi Perawat Kepemimpinan Klinis Rubrik penilaian perawat pelaksana
Nasioanal Indonesia (PPNI, Perawat Pelaksana Format penilaian Kebijakan penerapan
2005) kompetensi
Clinical Leadership Competency kepemimpinan klinis
Framework (CLCF) perawat pelaksana
Proses Action Research
(Kemmis & Taggart)
Reconnaissance
Reflecting
Planning
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
suatu penelitian dengan karakteristik peneliti harus bekerja dalam kelompok untuk
2011).
yang bertujuan menghasilkan praktek dari hasil tindakan yang dilakukan yaitu
dalam 4 (empat) tahapan utama yaitu planning, acting, observing, dan reflecting
46
Universitas Sumatera Utara
47
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dipilih atas pertimbangan peneliti sesuai dengan hasil
pengkajian.
Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai dari persiapan hingga seminar hasil penelitian yaitu
participatory action research dengan 1 (satu) siklus yang terdiri dari beberapa
Waktu Pelaksanaan
Kegiatan 2018 2019
Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov
Perumusan Masalah
Penyusunan Proposal
Seminar Proposal
Persiapan Penelitian
Pelaksanaan
Penelitian
Pengolahan Data
Hasil Penelitian
Seminar Hasil
Partisipan Penelitian
(eligibility criteria) atau dikenal juga dengan istilah kriteria inklusi (Polit & Beck,
2014).
menjadi khas dari populasi atau sangat berpengetahuan tentang isu-isu yang
diteliti (Polit & Beck, 2012). Pemilihan partisipan pada penelitian berdasarkan
pendidikan sarjana keperawatan dan profesi ners, minimal sebagai ketua tim atau
Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah perawat yang memiliki
ruangan dan primary nurse (PN) atau ketua tim sebagai perawat penanggung
jawab pasien (PPJA) yaitu sebanyak 16 (enam belas) orang, dan 3 (tiga) orang
pemberi asuhan pada pasien sebanyak 30 (tiga puluh) orang ikut terlibat pada
acting dan observing yang berperan sebagai peserta pada kegiatan implementasi
penelitian.
Partisipan yang ikut terlibat pada penelitian ini bekerja pada 5 (lima) unit
ruang rawat inap yang terdiri dari ruang Zaitun (VIP), ruang cendana (kelas 1),
ruang Anak dan Thalasemia, ruang Delivery dan Maternitas, dan ruang Mahoni
dari pengalaman, pengamatan, dan eksperimen. Data dapat terdiri dari angka,
kata, atau gambar, terutama karena pengukuran atau pengamatan dari sekumpulan
dalam jumlah waktu tertentu dan partisipan mungkin tidak bersedia menulis
Rank-Ordered Question, yang terdiri dari karakteristik umur (<30 tahun dan
>30 tahun), jenis kelamin (laki-laki dan perempuan), pengalaman kerjan (<2 tahun
Ners, dan S2 Keperawatan), dan mengikuti pelatihan (<3 kali/tidak pernah dan
>3 kali).
jika jawaban benar diberi skor 1 dan salah diberi skor 0. Hasil ukur kuesioner
menjadi 3 (tiga) kategori yaitu Baik jika skor ≥ 15, Cukup jika skor pada rentang
dengan pilihan diantara 2 (dua) alternatif kelompok jawaban yaitu Ya diberi skor
1 dan Tidak diberi skor 0. Hasil ukur lembar observasi dengan menggunakan
metode perhitungan panjang kelas dibagi menjadi 3 (tiga) kategori yaitu Baik jika
skor ≥ 15, Cukup jika skor rentang 8-14, dan Kurang jika skor pada rentang 0-7.
Validitas adalah konsep yang kompleks, menunjukkan alat ukur yang digunakan
dalam penelitian benar-benar mengukur apa yang diukur (Burn, & Grove, 2005).
penelitian ini, pendekatan penilaian yang digunakan adalah content validity guna
melihat cakupan area konten yang memadai. Uji validitas pada kuesioner
Validity Index (CVI) lebih besar (>) 0.80 (Polit & Beck, 2014).
S.Kep., Ns., M.Kep, dan Sabarina Sitepu, S.Kep., Ns,. M. Kep. Hasil uji validitas
dari ketiga expertise pada kuesioner pengetahuan dan lembar observasi diperoleh
masing-masing item nilai CVI >0.8. Hasil nilai CVI dari masing-masing item
instrumen dinyatakan valid atau layak uji untuk dapat digunakan dalam
instrumen dapat menunjukkan ketepatan dan dipercaya sebagai suatu alat ukur
(Polit & Beck, 2012). Hasil uji coba instrumen tersebut kemudian dievaluasi
apabila memiliki koefisien keandalan atau alpha >0.70 (Polit & Beck, 2012).
Uji reliabilitas pada penelitian ini merupakan hasil dari penilaian ketiga
program aplikasi SPSS versi 20. Nilai Cronbach Alpha pada instrumen kuesioner
pengetahuan yaitu 0.746 dan lembar observasi yaitu 0.707. Nilai ini menunjukkan
bebas berpendapat, hemat dan ekonomis untuk memperoleh hasil yang cepat,
fleksibel, elaboratif serta diperolehnya jumlah data yang lebih banyak dalam
selama 60 menit.
Draft pertanyaan panduan FGD divadilasi lebih lanjut oleh 3 (tiga) orang
uji validitas menggunakan Content Validity Index (CVI) yang dinilai berdasarkan
kriteria yaitu unclear (1), clear (2), crediable (3) dan relevance (4). Hasil uji
diperoleh hasil nilai CVI >0.8. Nilai tersebut menyatakan bahwa panduan FGD
valid untuk digunakan sebagai alat bantu dalam pelaksanaan kegiatan FGD.
Bentuk pencatatan yang paling umum sebagai alat pengumpul data dalam
metode observasi yaitu field notes (Loiselle, Profetto-McGrath, Polit & Beck,
2011). Field notes atau catatan lapangan adalah catatan pengamatan yang
dilakukan di lapangan (Kemmis, McTaggart & Nixon, 2014). Field notes berisi
catatan tentang pengaturan atau konteks untuk wawancara, serta observasi yang
dilakukan selama proses pengumpulan data, seperti catatan tentang perilaku atau
Pada penelitian ini field notes berisi tanggal, waktu, dan lokasi penelitian,
serta dua kolom yang terdiri terdiri atas kolom hasil pengamatan (rekaman) kolom
ini diisi berdasarkan gambaran yang terlihat saat penelitian berlangsung, dan
kolom kedua berisi tentang hal-hal yang dirasakan peneliti menggunakan indera
visual dan benda-benda yang terkait dengan orang tertentu (Yin, 2011).
Tahap 1: Reconnaissance
Nixon, 2014). Adapun kegiatan yang akan dilakukan peneliti pada tahap ini
penelitian.
permasalahan yang akan dibahas. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk diskusi
memperoleh triangulasi data pada tahap ini, peneliti mengguna alat pengumpul
penelitian dimulai, antara lain memberikan informed consent pada pasrtisipan dan
penelitian ini melalui etichal clereance dari komite etik Fakultas Keperawatan
Tabel 3.2. Rangkaian Kegiatan Reconnaissance Pengembangan Model Kompetensi Kepemimpinan Klinis Perawat Pelaksana
Ruang Rawat Inap di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara
Tahap 2: Planning
monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian. Kegiatan pada tahap ini dilakukan
yang bertujuan untuk menetapkan orang atau tim dari unit kerja yang bertanggung
Waktu Pelaksanaan
Juni Juli Agustus September Oktober
No Kegiatan
Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Tahap Planning
a. Menentukan jadwal kegiatan penyusunan model kompetensi kepemimpinan klinis
1 b. Menentukan tim perumus penyusunan model kompetensi kepemimpinan klinis
c. Menentukan jadwal kegiatan sosialisasi model kompetensi kepemimpinan klinis
d. Menentukan jadwal kegiatan implementasi model kompetensi kepemimpinan klinis
Tahap Acting
a. Perumusan model kompetensi kepemimpinan klinis
c. Melaksanakan FGD tentang perumusan model kompetensi kepemimpinan klinis
2
d. Melakukan uji expert model kompetensi kepemimpinan klinis
e. Melaksanakan kegiatan sosialisasi model kompetensi kepemimpinan klinis
f. Melaksanakan kegiatan implementasi model kompetensi kepemimpinan klinis
Tahap Observing
a. Melakukan observasi perumusan model kompetensi kepemimpinan klinis
3
b. Melakukan observasi kegiatan sosialisasi model kompetensi kepemimpinan klinis
c. Melakukan observasi kegiatan implementasi model kompetensi kepemimpinan klinis
Tahap Reflecting
a. Evaluasi perumusan model kompetensi kepemimpinan klinis
4
b. Penyebaran kuesioner pengetahuan kompetensi kepemimpinan klinis
c. Melaksanakan FGD tentang hasil penelitian model kompetensi kepemimpinan klinis
Tahap ini merupakan tahap penerapan atas rencana tindakan yang telah
disusun ditahap planning. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain:
ClinicalKey, dan SAGE Journal. Pada penelitian ini pencarian literature reviews
dilakukan sejak bulan Juni 2019 sampai Agustus 2019 dengan jurnal yang
digunakan terbitan tahun 2012 sampai dengan 2017. Ide-ide yang diperoleh dari
Hasil rumusan data yang telah disusun, dilanjutkan dengan melakukan uji
expert kepada penguji yang telah ditetapkan. Selanjutnya melakukan revisi dan
rubrik penilaian yang telah disusun dan disepakati berdasarkan tentative model
proses dan hasil, partisipasi tim penyusun maupun kendala-kendala yang dijumpai
perawat pelaksana.
terhadap kegiatan yang telah disusun. Adapun alat yang digunakan selama proses
hal yang menarik pada topik penelitian, 2) Catatan tertulis seperti field notes,
yang berbeda tentang suatu masalah; 4) Perekaman audio dan foto, dan
Tabel 3.4. Rangkaian Kegiatan Acting dan Observing Pengembangan Model Kompetensi Kepemimpinan Klinis Perawat Pelaksana
di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara
Juli (Minggu 2 & 3) Juli (Minggu 4) & Agustus (Minggu 1-4) September– Oktober (Minggu 1) Oktober (Minggu 1 & 2)
1. Menyusun tim dan 1. Menyusun tentative model kompetensi 1. Melaksanakan kegiatan implementasi Melakukan pengamatan
menyampaikan ide-ide yang kepemimpinan klinis perawat pelaksana. penilaian kompetensi kepemimpinan terhadap kegiatan yang
telah dikumpulkan. 2. Menyusun buku atau modul klinis perawat pelaksana di 5 (lima) dilaksanakan sesuai dengan
2. Merumuskan ide-ide tersebut implementasi penilaian kompetensi ruang rawat inap di Rumah Sakit perencanaan dan aturan yang
untuk bersama-sama (tim) kepemimpinan klinis perawat pelaksana. Universitas Sumatera Utara. telah ditentukan (final validasi).
melakukan pembahasan 3. Membuat rubrik dan lembar penialai 2. Melakukan analisis dari hasil
tentative model kompetensi kompetensi kepemimpinan klinis perawat pengumpulan data yang telah
kepemimpinan klinis perawat pelaksana. dilakukan (implementasi).
pelaksana. 4. Melaksanakan sosialisasi model
3. Melakukan uji expert kepada kompetensi kepemimpinan klinis perawat
penguji yang telah pelaksana menggunakan buku atau
ditetapkan, dan melakukan modul “Draft Assesment Tools-
revisi. Kompetensi Kepemimpinan Klinis
4. Melaksanakan FGD dengan Perawat Pelaksana Ruang Rawat Inap
partisipan tentang tentative Rumah Sakit Universitas Sumatera
model kompetensi Utara”
kepemimpinan klinis perawat
pelaksana.
Tahap 4: Reflecting
menarik kesimpulan serta memperluas kajian output yang telah disusun. Pada
FGD untuk memperoleh persepsi partisipan. Data yang dianalisis dalam penelitian
ini adalah data yang diperoleh pada tahap acting dan observing sesuai dengan data
Definisi Operasional
kombinasi dari beberapa unsur yang akan menjadi tolak ukur kepemimpinan
klinis perawat pelaksana ruang rawat inap di Rumah Sakit Universitas Sumatera
Utara.
Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini dianalisis dengan dua cara
yaitu analisis secara kualitatif dan kuantitatif. Kualitatif diperoleh data melalui
Analisis Kualitatif
Data kualitatif yang diperoleh dari hasil FGD dianalisis dalam bentuk
kedalam kategori makna yang lebih luas, lebih abstrak, dan menyeluruh disebut
tema yang menghasilkan banyak data (Lobiondo-Wood & Haber, 2014). Data
naratif untuk mengidentifikasi tema dan pola yang menonjol diantara tema yang
yaitu: (1) Menyusun dan membaca keseluruhan transkrip dan mengulanginya bila
dirasa perlu, (2) Mengidentifikasi pernyataan signifikan (PS) dari setiap teks yang
(7) Mengelompokkan koding yang sama dalam suatu kategori, (8) Mengecek
kategori yang sejenis dan (10) Menentukan tema dan sub tema (Setiawan, 2012).
Analisis Kuantitatif
(Lobiondo-Wood & Haber, 2014). Data yang disajikan yaitu data demografi
peneliti dengan cara melakukan pendekatan secara intensif pada pastisipan yang
lanjut.
cara yang dilakukan adalah mengajukan pertanyaan pada satu atau lebih
partisipan.
pendekatan dengan kepala seksi dan komite keperawatan, kepala ruangan rawat
inap, perawat primer atau ketua tim dan perawat pelaksana yang memiliki
mengenal dan memahami situasi penelitian sehingga antara peneliti dan partisipan
memiliki hubungan yang dekat, terbuka, dan muncul hubungan saling percaya.
Untuk mendapatkan kepastian atau objektifitas dari data yang diperoleh maka
peneliti akan melakukan member chek menyerahkan dokumen hasil temuan data
dalam bentuk transkrip untuk dibaca oleh partisipan sebagai upaya untuk
atau diterapkan pada kelompok atau populasi yang lain. Hal ini tergantung pada
Peneliti menguraikan secara rinci tentang data terkait dengan latar belakang dan
fenomena yang terjadi serta temuan di tempat penelitian. Penjelasan hasil FGD
Dependability mengacu pada stabilitas data dan kondisi dari waktu ke waktu
(Polit & Beck, 2012). Dependability memastikan bahwa penelitian diulang dalam
konteks yang sama, metode yang sama dan dengan partisipan yang sama maka
hasil yang sama akan diperoleh. Peneliti akan menggunakan teknik “overlapping
orang atau lebih tentang relevansi dan arti data. Hal ini dicapai peneliti dapat
meyakinkan orang lain bahwa data yang dikumpulkan adalah data yang objektif,
seperti apa adanya di lapangan. Pada penelitian ini aspek confirmability guna
focus group discussion (FGD) dan self report. Hasil penelitian ini diserahkan
dalam bentuk transkip verbal dengan istilah member check untuk memastikan data
pembimbing untuk validasi hasil coding dan tema yang ditemukan saat melakukan
analisa data.
Authenticity mengacu pada sejauh mana peneliti dengan adil dan dengan
tepat menunjukkan kenyataan yang terjadi. Keaslian muncul dalam laporan ketika
memahami teks tersebut maka penelitian ini disusun secara sistematis dan
Pertimbangan Etik
dapat diterima dan tidak dapat diterima (Tappen, 2016). Untuk menjamin
asasi manusia meliputi autonomy, privacy, confidentiality, dan justice (Wood &
Ross-Kerr, 2011).
menggunakan informed consent. Informed consent adalah suatu prinsip legal yang
yang terkumpul, tidak menuliskan nama dan identitas lainnya yang berhubungan
pengumpulan data berupa penyimpanan data dan data wawancara direkam secara
Justice atau keadilan adalah salah satu aspek prinsip etika penelitian yang
McGrath, Polit & Beck, 2011). Penerapan prinsip ini dalam penelitian dilakukan
peneliti pada saat memilih partisipan penelitian. Pada penelitian ini partisipan
selama 6 bulan yang dimulai sejak bulan Mei sampai dengan Oktober 2019. Hasil
penelitian ini dipaparkan berdasarkan hasil analisis kuantitatif dan kualitatif, yang
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara” yang dilaksanakan
Setting penelitian
perawat pelaksana
pelaksana
70
Universitas Sumatera Utara
71
pelaksana
pelaksana
beralamat di Jl. Dr. T Mansur No.66, Medan dan berlokasi tepat di depan kampus
pada 2003 dengan diajukannya Usulan proyek pembangunan Pusat Penelitian dan
Utara untuk mendirikan Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara diperoleh pada
2005. Pada yang sama Islamic Development Bank (IDB) menawarkan surat
antara IDB dengan pemerintah tentang pinjaman atau Loan pembiayaan RSP
2006.
Sumatera Utara berlangsung sejak 2007 sampai dengan 2009 yang akhirnya
Universitas Sumatera Utara (19 Juli 2009). Pengadaan alat kesehatan dan alat non
kesehatan berlangsung pada 2011 sampai dengan 2013 dan menyusun rencana
Universitas Sumatera Utara dapat segera beroperasi secara penuh. “Soft Opening”
2014 dan pembukaan operasional penuh baru dapat terlaksana pada tanggal 28
Maret 2016. Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara melayani pasien BPJS pada
di wilayah Indonesia Barat. Misi Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara adalah
Meningkatkan mutu Dokter, Dokter Spesialis dan tenaga kesehatan serta mutu
kesehatan adalah hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus
kesehatan pasien adalah hukum yang utama (Salus aegroti suprema lex) dan
Pertama adalah tidak membahayakan pasien (Primum non nocere). Rumah Sakit
aman, 4) Membina tim kerjasama profesional yang solid dengan perbaikan mutu
mampu menjadi pusat rujukan regional Rumah Sakit di wilayah Sumatera Utara,
REKTOR
DEWAN PENGAWAS
DIREKTUR UTAMA
TIM –TIM
SATUAN PENGAWAS
INTERNAL KOMITE-KOMITE
KEPALA SMF
Gigi Mulut
Ilmu Penyakit Dalam DIREKTUR DIKLAT DIREKTUR PELAYANAN DIREKTUR SARPAS MEDIK DIREKTUR ADMINISTRASI
Ilmu Kesehatan Anak PENELITIAN& KERJASAMA MEDIKDAN KEPERAWATAN & PELAYANAN PENUNJANG UMUM SDM & KEUANGAN
Bedah
Obgyn KABAG KABID KABAG SARPRAS KABAG ADM. UMUM, SDM &
Neurologi PENDIDIKAN DAN MEDIK& KEPERAWATAN PELAYANAN PENUNJANG KEUANGAN
PELATIHAN
Pulmonologi
Kardiologi
Optalmologi KA. SUB KA. SUB PENELITIAN & KA. SIEMEDIK KA. SIE KA.SUB KA. SUB PELAYANAN KA. SUB UMUM & SDM KA. SUB KEUANGAN
THT PENDIDIKAN KERJASAMA KEPERAWATAN SARPRAS MEDIK PENUNJANGAN
Dermatologi
Psikiatri
Anestesiologi Unit PemeliharaanGedung UNIT VERIFIKASI
Bedah Saraf InstalasiGawatDarurat
InstalasiRawatJalan
Unit PeralatanMedik ASURANSIKESEHATAN
Unit IT-Komunikasi
BedahOrtopedi InstalasiRawatInap Unit Linen-Laundry
InstalasiRawatIntensif/HDU
Radiologi InstalasiBedahPusat
Unit PAL
Unit PKRS
Patologi Klinis Unit RehabilitasMedik Unit Peralatan Non Medik
Unit KamarPersalinan Unit Gas Medik
Gizi Klinis Unit Hemodialisasi
Ked.Kehakiman Unit TransfusiDarah
Unit Home Care
Unit PemulasaranJenazah
Unit RekamMedik
pelaksana ruang rawat inap Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara dilakukan
melalui dua tahapan. Tahap pertama yaitu reconnaissance, tahap ini merupakan
tahap awal yang dilakukan oleh peneliti mulai dari pendekatan kepada pihak-
thematic concern atau masalah untuk diteliti. Tahap kedua yaitu proses The Action
Research Spiral, tahap ini menjelaskan tentang proses siklus yang terdiri dari
Tahap reconnaissance
hal mengenal lokasi tempat penelitian, telah dilakukan peneliti pada saat
sampai dengan minggu ketiga Mei 2019. Peneliti melakukan pendekatan kepada
nursing. Permasalahan yang ditemukan pada tahap setting penelitian ini dijadikan
pelaksana.
bukti-bukti evidence based nursing, peneliti hadir dan berada di tempat penelitian
dalam waktu yang cukup lama (Prolonged Engagement). Hal ini dimaksudkan
ini dilaksanakan di 5 (lima) ruang rawat inap yaitu ruang Zaitun (VIP), ruang
Cendana (kelas 1), ruang Anak dan Thalasemia, ruang Martenits dan Delivery,
dan ruang Mahoni (kelas 3). Penelitian ini memilih 16 orang partisipan, terdiri
dari: (a) Seksi Keperawatan, (b) Komite Keperawatan, (c) Kepala Ruangan,
tersebut pada kegiatan implementasi pada tahap acting & observing penelitian.
pelaksana yang disusun oleh peneliti, dan memberikan informed consent sebagai
berupa uji validitas oleh validator/expertise yang dinyatakan valid dan layak uji
mayoritas memiliki jabatan fungsional sebagai ketua tim sebanyak 8 orang (50%).
pengalaman bekerja mayoritas lebih dari 2 tahun sebanyak 12 orang (75%), dan
mayoritas lebih dari 3 kali atau pernah mengikuti pelatihan sebanyak 14 orang
(87,5%). Karakteristik data demografi partisipan secara detail dapat dilihat pada
tabel 4.1.
mayoritas berusia kurang dari 30 tahun sebanyak 22 orang (73.3%), dan mayoritas
Karakteristik data demografi perawat pelaksana secara detail dan rinci dapat
Hasil penelitian yang dapat dilihat pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa
Utara
Hasil penelitian yang dapat dilihat pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa
pelaksana mayoritas pada kategori cukup sebanyak 21 orang (70%) dan minoritas
mayoritas pada kategori cukup sebanyak 20 orang (66.7%) dan minoritas pada
pelaksana secara lebih rinci dan detail disajikan pada table 4.5.
perawat pelaksana ruang rawat inap di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara,
klinis sesuai dengan pernyataan partisipan, yaitu: 1) Potensi yang dimiliki seorang
perawat memberikan bimbingan kepada orang yang berada dibawah dia seperti
klinis dinyatakan oleh beberapa partisipan seperti pada ungkapan berikut ini:
dengan pasien, menyampaikan apa yang dikerjakan kepada pasien dan keluarga,
ruangan
dimiliki perawat pelaksana, 3) Mengetahui pelatihan atau seminar yang telah dan
“ ... Jadi bisa digali, kompetensi mana yang belum dimiliki oleh
AN atau yang sudah dimiliki. Misalnya, atau ilmu apa yang perlu
diupdate?”. (L166-167, P2)
“ ... Pelatihan atau seminar apa yang belum diikuti, atau seminar
apa yang telah diikutin?”. (L169, P5)
Kegiatan selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah
melakukan member chek kepada partisipan. Kegiatan member chek ini dilakukan
dengan cara menyampaikan hasil analisis data yang diperoleh kepada partisipan
untuk memastikan bahwa hasil analisis tersebut mencerminkan apa yang telah
dinyatakan oleh partisipan kepada peneliti pada saat kegiatan FGD berlangsung.
perawat pelaksana.
observasi perilaku terkait kepemimpinan klinis perawat pelaksana, maka hal ini
pendekatan action research dengan 1 (satu) siklus. Ada 4 (empat) tahapan, setiap
Tahap Planning
adalah tahap planning. Tahap planning mulai dilaksanakan pada minggu ketiga
dan keempat Juni 2019 yang bertujuan untuk membuat perencanaan dan
Kegiatan awal yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini yaitu
tanggal dan kegiatan yang akan dilakukan pada setiap tahapan kegiatan penelitian.
rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahap lanjutan penelitian. Tahap
acting dan observing mulai dilaksanakan pada minggu kedua Juli 2019 sampai
dengan minggu pertama Oktober 2019. Beberapa kegiatan yang dilakukan peneliti
pada tahap acting, yaitu: 1) Melakukan persiapan awal sesuai dengan kebutuhan
tim untuk menetapkan orang yang terlibat dan bertanggung jawab dalam
pada minggu kedua Juli 2019 dengan melakukan literature review dan mencari
review yang sesuai dengan kebutuhan penyusunan model kompetensi yang ingin
dicapai oleh peneliti dan Rumah Sakit terhadap pelaksanaan penilaian kompetensi
perawat pelaksana
Sakit melalui saran dan persetujuan partisipan. Tujuan pembentukan tim ini untuk
menyatukan persepsi peneliti dan pihak Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara
rawat inap inap di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara terdiri dari kepala
seksi keperawatan, ketua komite keperawatan dan kepala ruangan rawat inap
Zaitun (VIP). Tim penyusun yang telah terbentuk sepakat untuk mengadakan
Hal ini terjadi karena peran, tugas dan tanggung jawab tim penyusun pada unit
merupakan hal yang harus diterima oleh peneliti agar dapat memahami serta
Utara.
komunikatif mengatur jadwal agar peneliti dapat bertemu dan berdiskusi ke ruang
perawat pelaksana ruang rawat inap di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara.
perawat pelaksana
dengan menjumpai tim penyusun di ruang kerja masing-masing. Peneliti dan tim
review yang diambil sebagai konsep kompetensi dan format penilaian kompetensi
kepemimpinan klinis perawat pelaksana yang terdiri dari 8 komponen untuk dapat
25 tahun 2015, dan kompetensi perawat menurut teori Faye Glen Abdellah
(Alligood, 2014).
lagi karena beberapa komponen memiliki arti atau makna yang sama, 2) Unsur-
klinis perawat pelaksana, 3) Susunan tata bahasa pada rubrik penilaian lebih
2019 dengan datang ke ruang kerja masing-masing. Pada pertemuan ini peneliti
sudah tepat susunanya, 2) Susunan tata bahasa pada rubrik penilaian sudah tepat
tanggal 15 Agustus 2019, menunjukkan hasil revisi yang telah diperbaiki dan
kepemimpinan klinis perawat pelaksana serta format rubrik penilaian yang telah
disusun kembali.
keempat Agustus 2019, membahas tentang hasil FGD dengan partisipan terkait
ruangan masing-masing.
pelaksana dalam yang terdiri dari cover, kata pengantar, daftar isi, pendahuluan,
rubrik penilaian, lembar cek list rubrik, dan lembar penilaian kompetensi
melakukan uji kelayakan atau uji expert tentang Draft Assesment Tools-Model
atau uji expert yang dilaksanakan melibatkan 3 orang expertise yang memiliki
didapatkan oleh peneliti dari hasil uji expertise, yaitu: 1) Menyusun bobot nilai
untuk ditandatangani oleh penilai dan yang dinilai, dan 3) Menambahkan catatan
perihal konfirmasi penilaian, hal-hal apa yang dapat dilakukan untuk rencana
2) Menambahkan tempat untuk ditanda tangani penilai dan yang dinilai, dan
yaitu: pertemuan dengan tim penyusun sebanyak 4 (empat) kali pertemuan dan
pengamatan peneliti, tim penyusun dan partisipan sangat berperan aktif dalam
memfasilitasi, membuka ruang diskusi dengan baik, menerima dan memberi saran
Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara” yang siap digunakan sebagai panduan
secara manual dan dengan menggunakan aplikasi web atau android untuk
jumat tanggal 6 September 2019. Setelah pemaparan materi dan tanya jawab
pada tahap reconnaissance. Hasil pengumpulan data tersebut dapat dilihat pada
rawat inap di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara yaitu mayoritas kategori
baik sebanyak 18 orang (60%). Hasil data secara rinci dapat dilihat pada table 4.7.
perawat pelaksana
minggu kedua September 2019 sampai dengan minggu pertama oktober 2019.
untuk dinilai oleh kepala ruangan di ruangan rawat inap masing-masing dengan
Perawat Pelaksana Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara”.
berlangsung.
orang perawat pelaksana yang bertugas pada ruang rawat inap di Rumah Sakit
kategori baik sebanyak 10 orang (33.3%) dan minoritas kategori kurang sebanyak
4 orang (13.3%). Hasil penelitian dalam kegiatan implementasi secara detail dan
Tahap Reflecting
Kegiatan ini dilakukan pada minggu kedua dan ketiga Oktober 2019. Kegiatan
Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.9 yang menunjukkan bahwa
Universitas Sumatera Utara yaitu mayoritas pada kategori baik sebanyak 12 orang
(75%) dan minoritas pada kategori sukup sebanyak 4 orang (25%). Hasil
perawat pelaksana ruang rawat inap di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara,
perawat pelaksana.
baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain dalam tindakan keperawatan,
sendiri, 2) Interaksi yang terbuka oleh kepala ruangan dengan perawat pelaksana
berikut ini:
ruang rawat inap di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara. Model kompetensi
Universitas Sumatera Utara dalam sebuah bentuk buku atau modul. Adapun buku
rawat inap Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara disusun berdasarkan hasil
pelaksana yaitu lembar chek list rubrik, dan 4) Lembar penilaian kompetensi
keperawatan kepada pasien yang belum dimiliki oleh pihak Rumah Sakit
ini terdiri dari beberapa komponen dan unsur-unsur secara rinci dan spesifik yang
perawat pelaksana yang dapat diobservasi secara berkala sesuai dengan kebutuhan
Rumah Sakit Universitas Sumatera utara terdiri dari 5 (lima) komponen yaitu:
terdiri dari unsur bekerja sama, kolaborasi dan advokasi; 3) Komunikasi terdiri
terdiri dari unsur praktek berdasarkan hasil penelitian, berpikir secara sistematik,
dari unsur monitoring dan evaluasi tindakan, inovatif, kreatif dan edukasi.
2) Process: manajemen asuhan keperawatan, dan 3) Output yang terdiri dari mutu
dengan penerapan teori pendekatan sistem lebih detail dan rinci dapat dilihat pada
skema 4.1.
skala likert terdiri dari angka 0 sampai dengan 100 dengan 5 (lima) kategori yaitu
80-100 (sangat baik), 76-90 (baik), 61-75 (cukup), 51-60 (kurang) dan <50
(sangat kurang). Untuk mengetahui secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.11.
PENDEKATAN SISTEM
menjadi output penelitian ini pada dasarnya merujuk pada teori keperawatan oleh
(CLCF). Keterkaitan antara 5 (lima) komponen dan unsur tersebut dengan teori
keperawatan oleh Faye Glen Abdellah dapat jelas dilihat pada tabel 4.12.
klinis perawat pelaksana sangat berhubungan erat dengan teori Faye Glenn
berfokus pada pasien dalam keperawatan yang dikembangkan secara induktif dari
prakteknya dan itu dianggap sebagai suatu teori kebutuhan manusia. Hal ini
pada penelitian ini perawat berperan sebagai tenaga klinisi yang harus memiliki
dan perawat primer/ketua tim) dan perawat pelaksana. Dampak tersebut diketahui
pelaksana yaitu mean 11.94, skor maksimal 17 dengan interpretasi nilai 95% CI
yaitu 14.20-15.67. Untuk lebih jelas dan detail, dapat dilihat pada table 4.14.
Pembahasan
pendapat para ahli atau teori-teori yang relevan dinilai memiliki kesamaan atau
4) Keterbatasan penelitian.
peneliti pemula. Action research merupakan suatu bentuk penelitian reflektif diri
secara kolektif dilakukan peneliti bersama partisipan dalam situasi sosial untuk
serta pemahaman tentang perilaku dan situasi dimana praktek tersebut dilakukan.
yang kuat dalam melaksanakan setiap kegiatan proses penelitian. Hal ini
Universitas Sumatera Utara agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai sesuai
dengan perencanaan dari tahap awal sampai dengan tahap akhir penelitian.
permasalahan tersebut.
ini menggunakan literature review dan pendapat para ahli atau teori dan model-
model kepemimpinan klinis. Hasil dari literature review yang ditemukan memiliki
kesenjangan antara teori dan aplikasi yang terjadi di Rumah Sakit Univeristas
klinis perawat pelaksana ruamg rawat inap di Rumah Sakit Universitas Sumatera
asuhan keperawatan, dan output terdiri dari mutu asuhan keperawatan dan
keselamatan pasien (patient safety). Sejalan dengan hasil penelitian Joseph dan
atas dua komponen yaitu kepemimpinan yang berfokus pada pasien dan
Tahap reconnaissance
keakraban dan pemahaman tentang budaya dan konteks di sekitar partisipan atau
Hasil penelitian yang diperoleh pada tahap ini berupa karakteristik data
pelaksana ruang rawat inap di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara. Hasil
dan partisipan berusia lebih dari 30 tahun sebanyak 10 partisipan (62,5%). Sejalan
dengan pendapat Nor (2018), peningkatan jumlah penduduk usia tua adalah hasil
penurunan angka kematian dan peningkatan usia harapan hidup. Pendapat lain
yang mendukung Li (2019), secara global 195 negara didunia menunjukkan tren
penuaan lokal yang meningkat secara pasti, meskipun ada 44 negara penuaan
penelitian ini sejalan dengan pendapat Boniol., et al (2019), sektor kesehatan dan
sosial merupakan salah satu sektor terbesar dan yang paling cepat berkembang
didunia dengan 234 juta di 104 negara tenaga kesehatan adalah 67% perempuan
pelayanan kesehatan dapat disebabkan oleh faktor sosial implisit yang terkait
al, 2017).
sebanyak 4 orang (25%) dan lebih dari 2 tahun sebanyak 12 orang (75%).
Pengalaman kerja staf berhubungan dengan kepuasan kerja dan kualitas kesehatan
menjadi hidup, dan membantu para staf untuk memutuskan pekerjaan seperti apa
yang mungkin ingin dilakukan atau tidak dilakukan di masa depan (BYC, 2018).
dari 1 juta, dengan pertumbuhan yang terjadi lebih cepat di Rumah Sakit swasta
sarjana dan magister diraih secara signifikan dari pada perawat yang memiliki
guna membuka jalan untuk memahami dan menerima pendapat satu sama lain
dari 3 kali atau tidak pernah mengikuti pelatihan sebanyak 2 partisipan (12,5%)
dan lebih dari 3 kali atau pernah mengikuti pelatihan sebanyak 14 partisipan
dilakukan pada dokter, petugas klinis, dan perawat difasilitas kesehatan umum di
kabupaten Siaya, hasil menunjukkan ada hubungan positif yang kuat antara
penelitian yang dilakukan diempat Rumah Sakit Katolik terdiri dari Rumah Sakit
Misi Kamuli, Rumah Sakit Misi Buluba, Rumah Sakit St. BenedictMission dan
hubungan positif yang signifikan antara pelatihan dan kinerja karyawan. Pelatihan
(73,3%) dan perawat pelaksana berusia lebih dari 30 tahun sebanyak 8 orang
(26,7%). Kebutuhan akan lingkungan kerja yang ramah terhadap usia sangat
perawatan fisik, berinteraksi dengan pasien yang sangat sakit, terlepas dari
pasien yang memiliki kebutuhan yang kompleks (Uthaman, Chua, & Ang, 2015).
penelitian Mohammed Ahmed dan Ahmed (2019), penelitian yang dilakukan pada
penelitian ini dilakukan pada 491 perawat yang bekerja di pusat kesehatan mental
perawat wanita yang bekerja dengan pasien dibandingkan dengan perawat laki-
sebanyak 10 orang (33%) dan lebih dari 2 tahun sebanyak 20 orang (66,7%).
perawat. Penelitian lain oleh Feliciano., et al (2019), di Rumah Sakit Filipina yang
Sejalan dengan hasil penelitian Sibandze dan Scafide (2017) menemukan bahwa
registered nurses yang mengejar gelar sarjana ilmu keperawatan atau lebih tinggi
Penelitian lain yang mendukung Erkus dan Dinc (2018), mengungkapkan bahwa
nilai profesional.
kurang dari 3 kali atau tidak pernah mengikuti pelatihan sebanyak 25 orang
(83,3%) dan lebih dari 3 kali atau pernah mengikuti pelatihan sebanyak 5 orang
untuk semua penyedia layanan kesehatan termasuk perawat sangat penting untuk
perawat, dimana persepsi yang lebih baik dari CPD akan meningkatkan kepuasan
perawat.
(68.8%). Penelitian yang dilakukan oleh Nzinga, McGivern, dan English (2018),
kesehatan dan kebijakan kesehatan secara global, namun konsep ini masih sedikit
cukup sebanyak 21 orang (56, 2%). Penelitian yang dilakukan oleh Bartosiewicz.,
dengan menggunakan jalan yang paling baik. Penelitian lain yang dilakukan oleh
mayoritas pada kategori cukup sebanyak 20 orang (66.7%). Sejalan dengan hasil
dinyatakan oleh Husebo dan Olsen (2019), kegiatan kepemimpinan klinis yang
(1) Menerima gambaran umum tim dan pasien dan merencanakan perubahan,
(2) Memastikan dan memantau sumber daya, (3) Memantau dan mengamankan
(5) Mengamankan dan memastikan kualitas diagnosis dan perawatan pasien dan
unsur-unsur di area kerja kali ya, berani mengambil keputusan klinis, 3) Perawat
orang yang berada dibawah dia seperti pengawasan, seperti tanggung jawab, jujur,
yang dilakukan oleh Chávez dan Yoder (2014), definisi teoritis kepemimpinan
klinis perawat pelaksana dalam konteks tim akan memberikan pemahaman umum
tentang konsep ini dan membedakannya dari jenis kepemimpinan lainnya dalam
profesi keperawatan.
dibidang klinis, yang terlibat dalam memberikan perawatan klinis langsung, yang
mempengaruhi rekan kerja untuk bertindak dan memberi dukungan serta motivasi
menghasilkan sub tema, yaitu: 1) Menciptakan lingkungan kerja yang aman, dan
penelitian yang dilakukan Larsson dan Sahlsten (2016), penelitian yang dilakukan
nurses tentang kemampuan klinis perawat di unit rawat inap meliputi memiliki
pekerjaan untuk memastikan asuhan keperawatan yang terbaik bagi pasien, dan
ruangan menghasilkan sub tema yaitu: 1) Sumber daya manusia, beban kerja,
penelitian yang dilakukan di UGD, bangsal medis bedah pria dan wanita, ICU,
pemikiran kritis dan sikap serta hubungan interpersonal, pelatihan dan mentoring
Kekuatan yang didapat pada tahap penelitian ini yaitu telah terbina
hubungan yang baik diantara peneliti dengan partisipan serta pihak manajemen
Rumah Sakit. Selain itu adanya dukungan dan fasilitas yang diberikan
fungsional yang berbeda, sehingga peneliti memperoleh hasil data yang bervariasi
dan dari sudut pandang yang lebih luas serta terbuka. Selanjutnya, peneliti
melakukan member chek terhadap hasil analisis data penelitian kepada partisipan
yang berguna untuk mengetahui kebenaran data yang diperoleh telah sesuai dan
akurat.
masing.
Tahap planning
adalah tahap dimana peneliti mengarahkan diri, orang lain untuk mengubah
perilaku dan kebiasaan menuju kegiatan yang lebih rasional, produktif dan
perencanaan utama pada action reserach terdapat pada pikiran peneliti, dapat
disusun melalui berbagai jenis media perencanaan seperti mind maps dan gambar
awal tahap ini yaitu merencanakan persiapan awal sesuai dengan kebutuhan
Sejalan dengan hasil penelitian Stanley dan Stanley (2018) mengungkapkan lima
kategori yang dapat digunakan untuk mengeksplorasi apa yang kita ketahui
yaitu definisi kepemimpinan klinis, karakteristik yang paling mungkin atau paling
bahwa pembentukan tim adalah mekanisme yang sangat efektif untuk output yang
dapat diterapkan secara luas pada faktor apa pun yang mungkin terkait dengan
output penelitian.
terakhir pada tahap ini adalah merencanakan pelaksanaan uji coba atau
masalah dan dikelola secara individual oleh peneliti. Pendapat lain yang
teori atau pendapat para ahli sehingga bersifat ilmiah dan dapat
waktu yang sangat singkat, meskipun demikian peneliti dan tim berusaha
memenuhi setiap hal diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut agar hasil
Kemmis dan Taggart (1988) yang menyatakan bahwa pada tahap acting peneliti
kegiatan ini tidak sepenuhnya sesuai dengan rencana, dapat muncul hambatan
partisipan memiliki banyak tugas dan tanggung jawab yang harus diselesaikan.
keaktifan dari partisipan dalam memberikan masukan dan saran serta dapat
dilakukan oleh Zhao dan Ji (2014) mengatakan bahwa observasi partisipan adalah
orang yang terlibat serta bertanggung jawab dalam penyusunan model kompetensi
melaksanakan sosialisasi.
pendapat yang dikemukakan oleh Efron dan Ravid (2018), tujuan utama literature
Sejalan dengan pendapat yang dikemukan Winchester dan Salji (2016), menulis
diilakukan peninjauan ulang menjadi narasi yang tidak bias yang relevan dan
Rumah Sakit melalui saran dan persetujuan partisipan. Tujuan pembentukan tim
ini untuk menyatukan persepsi peneliti dan pihak Rumah Sakit Universitas
rawat inap di rumah sakit Universitas Sumatera utara terdiri dari 5 (lima)
komponen dan 18 unsur yang telah disusun secara sistematik menerapkan teori
pendekatan sistem, meliputi: 1) Input yang terdiri dari 5 komponen: kualitas diri,
manajemen asuhan keperawatan, dan 3) Output yang terdiri dari mutu asuhan
kepemimpinan klinis menjadi dua tema utama yaitu kepemimpinan yang berfokus
pada pasien dan kepemimpinan yang berfokus pada organisasi dan sistem. Hasil
penelitian lain yang dilakukan oleh Joseph dan Huber (2015) menyatakan bahwa
dari kriteria dan nilai (angka dan kategori), lembar chek list, dan lembar penilaian.
Kekuatan dalam tahap penelitian ini yaitu peneliti dengan aktif terlibat
langsung dalam pelaksanaan kegiatan termasuk dalam tim perumus dan penyusun
masukan, saran ataupun ide untuk dapat menemukan hal-hal penting selama
pelaksana dalam 1 kegiatan, tetapi peserta tidak semua bisa hadir, sehinga peneliti
Tahap Reflecting
pelaksana.
kategori baik sebanyak 18 orang (60%). Penelitian yang dilakukan oleh Moraes.,
mencari, membangun dan berbagi dengan teman sebaya dan atasan merupakan
pada perawat dipengaruhi oleh rasa saling memiliki dan identitas profesional.
perawat pelaksana dalam mengambil keputusan baik untuk diri sendiri maupun
individu lain dalam tim perawatan kesehatan, dan meskipun tidak ada otoritas
formal yang diberikan, memfasilitasi upaya individu dan secara bersama untuk
mencapai tujuan klinis bersama. Hasil penelitian lain yang mendukung juga
mendukung hasil penelitian ini oleh Larsson dan Sahlsten (2016), penelitian yang
yang terbuka oleh kepala ruangan dengan perawat pelaksana dalam penilaian
kompenen yang jelas. Sejalan dengan Bender (2015), hasil penelitian yang
mendukung keterlibatan staf. Hasil penelitian yang juga sejalan dilakukan oleh
pelaksana dapat dianggap sebagai pendekatan yang efektif untuk mengatur asuhan
mempengaruhi cara-cara asuhan diberikan oleh semua profesi dalam sistem klinis
keperawatan.
literature review oleh Stanley dan Stanley (2018) mengungkapkan para pemimpin
klinis mengakui bahwa mereka memiliki nilai dan keyakinan yang sejalan antara
Penelitian lain yang turut mendukung dilakukan oleh Lee, Eo dan Lee
koping dan situasi yang membutuhkan koordinasi dan kerja sama. 3-1) Perilaku
relevan dan pemutusan hubungan kerja yang tidak adil, 4-1) Fasilitator
organisasi.
klinis perawat.
data dalam penelitian dengan metode pengumpulan sumber data dan teori,
saturasi data dapat dicapai untuk menghasilkan output penelitian yang maksimal.
Kekurangan pada tahap ini yaitu jadwal kegiatan selama proses penelitian
tidak sesuai dengan jadwal yang sudah disusun dan direncanakan. Rumah Sakit
Lesson Learned
khususnya kepada peneliti dimulai dari proses awal penelitian hingga akhir
keperawatan, kepala ruangan, perawat primer atau ketua tim dan perawat
research, mulai dari pengumpulan data sampai dengan output dan outcome yang
diperoleh. Pembelajaran yang didapat dari proses penelitian ini adalah peneliti
harus mengikuti dan melaksanakan tahap demi tahap setiap proses tahapan
penelitian. Setiap tahapan tidak boleh ada yang dilompati dan tidak dijalankan
karena hal ini akan berdampak pada hasil penelitian yang diperoleh.
dari sudut pandang yang berbeda. Metode pelaksanaan dimulai dari penyebaran
penilaiannya.
output yang dapat menjawab permasalahan yang sedang terjadi berasal dari
top manager di keperawatan. Dalam hal ini, peneliti diharuskan untuk memiliki
maksud dan tujuan penelitian, meyakinkan calon partisipan agar bersedia terlibat
dalam penelitian, meminta partisipan untuk hadir di semua tahapan penelitian, dan
meyakinkan partisipan untuk tidak drop out dari penelitian mengingat waktu yang
Selain komunikasi, peneliti juga harus memiliki sikap dan perilaku yang
baik sehingga akan tercermin dari tindakan sehari-hari, sehingga penilaian orang
lain menjadi positif. Hal ini penting, dikarenakan proses penelitian membutuhan
tersendiri terhadap peneliti. Jika penilaiannya kurang baik, makan perawat akan
menolak untuk bergabung dengan peneliti. Namun, jika penilaian baik, maka
diketahui bahwa partisipan terdiri dari kepala seksi keperawatan, kepala ruangan,
ketua tim dan perawat pelaksana. Para partisipan memiliki waktu yang sedikit
untuk melakukan aktivitas penelitian, oleh karenanya butuh pendekatan yang baik
Komunikasi yang baik, tingkah laku keseharian yang juga baik, dan
harus diasah kembali oleh peneliti agar tujuan dari penelitian tercapai. Tidak
hanya memerlukan hard skill, tapi juga soft skill untuk menghasilkan karya yang
terbaik.
Implikasi Penelitian
perilaku perawat pelaksana yang dapat terlihat dari gambaran perilaku sehai-hari
kepala ruangan, ketua tim maupun perawat pelaksana. Kepala seksi keperawatan
kepada kepala ruangan, perawat primer atau ketua tim, dan perawat pelaksana
secara berkelanjutan. Hasil penilaian dapat digunakan sebagai data dasar untuk
lainnya.
kepada perawat, dan dikarenakan kepala ruangan berada ada posisi yang lebih
dekat ke perawat, maka hasil penilaian kepala ruangan akan lebih akurat. Hasil ini
Penilaian dari kepala seksi dan kepala ruangan akan memberikan iklim
positif bagi rumah sakit jika dilaksanakan dengan baik. Dengan meningkatnya
iklim yang positif, akan memberikan budaya organisasi yang positif juga,
pelaksana merupakan kemampuan indivual perawat yang dapat dinilai dan perlu
Keterbatasan penelitian
kendala yang dihadapi, dan hal ini menjadi sebuah keterbatasan penelitian.
Keterbatasan tersebut berasal dari peneliti, partisipan, dan pihak rumah sakit.
jabatan struktural ataupun jabatan fungsional yang memiliki peran, tugas dan
terjadi perubahan jadwal secara tiba-tiba meski sudah ada perencanaan dan
penelitian ini sebagai sebuah prioritas. Tetapi salah satu upaya peneliti agar
keadaan tetap kondusif dengan adanya komitmen yang tinggi dengan partisipan
diawal terkait dengan masalah jadwal agar tujuan dari penelitian ini dapat
tercapai.
Output penelitian ini hanya dapat diimplementasikan pada satu objek yaitu
perawat pelaksana ruang rawat inap. Perlu dilakukan peninjauan kembali lebih
perawat pelaksana dengan tidak membedakan unit kerja, dan untuk rencana
pelaksana ini hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali selama 4 (empat) minggu,
dikarenakan keterbatasan waktu peneliti, izin penelitian dari pihak rumah sakit
dan masa penyelesaian penyusunan tesis selama 1 (satu) semester atau 6 (enam)
bulan.
dilakukan pada tahap reconnaissance, tidak dilakukan pada tahap acting ataupun
tahap reflecting. Observasi perilaku tidak dapat dilakukan dalam rentang waktu
yang terlalu singkat, standar observasi perilaku minimal 3 (tiga) bulan setelah
observasi awal dilakukan berdasarkan konsep teori perilaku. Akan tetapi penilaian
yang dilakukan pada kegiatan implementasi dapat dikatakan observasi hanya saja
Kesimpulan
yaitu dari mayoritas kategori cukup sebanyak 21 orang (70%) menjadi mayoritas
perawat pelaksana yang terdiri dari 5 komponen yaitu: 1) Kualitas diri yang terdiri
bertanggung jawab, dan beretika, 2) Relationship yang terdiri dari: bekerja sama,
kolaborasi, dan advokasi, 3) Komunikasi yang terdiri dari komunikasi verbal dan
151
Universitas Sumatera Utara
152
disusun secara sistematik seperti sebuah modul yang dapat digunakan untuk
Adapun isi dari buku atau modul kompetensi kepemimpinan klinis perawat
pelaksana tersebut yaitu cover, kata pengantar, daftar isi, pendahulan yang terdiri
klinis perawat pelaksana, konsep rubrik penilaian, lembar chek list rubrik dan
Saran
Hasil penelitian ini dapat dijadikan Rumah Sakit sebagai dasar untuk
layanan yang berasal dari perawat. Sasaran hasil penelitian ini ditujukan kepada
ukur penilaian yang mudah dan dapat diterapkan saat ini berdasarkan kondisi
yang akan digunakan pada saat penilaian berlangsung. Kepala seksi juga
manajerial.
Kepala ruangan memiliki peran yang tidak kalah penting terkait dengan
kepemimpinan klinis perawat pelaksana. Pedoman dan alur yang sudah ditentukan
Kepala ruangan harus berkordinasi dengan kepala seksi keperawatan dan Bidang
dilaksanakan beserta waktu dan caranya. Hal ini ditujukan agar perawat pelaksana
dari Rumah Sakit (in house training) ataupun dari tempat diluar Rumah Sakit.
akses oleh semua orang sehingga memberi pemahaman baru terkait dengan
dengan desain action research sehingga menambah ilmu dan wawasan agar
menjadi salah satu data riset keperawatan yang dapat dikembangkan sebagai
Abu Yahya, O., Ismaile, S., Allari, R. S., & Hammoudi, B. M. (2018). Correlates
of Nurses’ Motivation and Their Demographic Characteristics. Nursing
Forum. doi:10.1111/nuf.12291
Alnair, N.M.A., Malik, E.M., Ahmed, M.E., Abu, I.I.M. (2019). Training Needs
Assessment for Nurses in Sennar State, Sudan: Cross Sectional Study (1).
Science Journal of Public Health. Volume 7(4): 104-114. doi:
10.11648/j.sjph.20190704.1
Atef, M., Abdel-Baset, M., & El-henawy, I. (2015). Project Scheduling: Survey
and Research Potentials. International Journal of Computer Applications
Technology and Research Volume 4– Issue 4, 235 - 241, 2015, ISSN:- 2319–
8656
Athlin, E., Hov, R., Petzäll, K., & Hedelin, B. (2014). Being A Nurse Leader in
Bedside Nursing in Hospital and Community Care Contexts in Norway and
Sweden. Journal of Nursing Education and Practice. Vol. 4. No. 3.
http://dx.doi.org/10.5430/jnep.v4n3p234
Bahreini, Masoud. Moattari, M., Ahmadi, F., Kaveh, M. H., Hayatdavoudy, P., &
Mirzaei, M. (2011). Comparison of Head Nurses and Parcticing Nurses in
Nurse Competence Assessment. Journal Nurse Midwifery Res. Summer,
16(3): 227-234.
155
Bender, M., L’Ecuyer, K., & Williams, M. (2019). A Clinical Nurse Leader
Competency Framework: Concept Mapping Competencies Across Policy
Documents. Journal of Professional Nursing.
Boniol, M., McIsaac, M., Xu, L., Wuliji, T., Diallo, K., & Campbell, J. (2019).
Gender equity in the health workforce: Analysis of 104 countries: Health
Workforce Working paper 1. Switzerland: WHO Document Production
Service
Ceballos, G.H., Fangmeyer, J., Galeano, N., Juarez, E., & Cantu-Ortiz, F.J.
(2016). Impelling Research Productivity And Impact Through Collaboration:
A Scientometric Case Study of Knowledge Management. Knowl Manage Res
Pract. Volume 15:346–355. DOI 10.1057/s41275-017-0064-8
Daly, J., Jackson, D., Mannix, J., Davidson, P. M. & Hutchinson, M. (2014). The
Importance of Clinical Leadership in the Hospital Setting. Journal of
Healthcare Leadership. 6: 75-83.
Dall, T. M., Chakrabarti, R., Storm, M. V., Elwell, E. C., & Rayburn, W. F.
(2013). Estimated Demand for Women’s Health Services by 2020. Journal of
Women’s Health, 22(7), 643–648. doi:10.1089/jwh.2012.4119
Efron, S. E., & Ravid, R. (2018). Writing Literature Review Practical Guide. New
York: The GuilFord Press
Erkus, G., & Dinc, L. (2018). Turkish Nurses’ Perceptions of Professional Values.
Journal of Professional Nursing, 34(3), 226–232.
doi:10.1016/j.profnurs.2017.07.011
Fealy, G.M., NcNamara, M.S., Casey, M., Deraghty, R., Butter, M., Halligan, P.,
Treacy, M. & Johnson, M. (2011). Barries to Clinical Leadership
Development Findings from a National Survey. Journal of Clinical Nursing.
20, 2023-2032
Feliciano, E. E., Boshra, A.Y., Mejia, P.C.G., Feliciano, A.Z., Maniago, J.D.,
Alsharyah3, Malabanan, H.M.C., & Osman, A. (2019). Understanding
Philippines Nurses’ Competency in the Delivery of Healthcare Services. J
Pat Care. Volume 5:1. DOI: 10.4172/2573-4598.1000146
Flinkman, M., Leino-Kilpi, H., Numminen, O., Jeon, Y., Kuokkanen, L., &
Meretoja, R. (2016). Nurse Competence Scale: a systematic and psychometric
review. Journal of Advanced Nursing, 73(5), 1035–1050.
doi:10.1111/jan.13183
Hariyati, R.T.S., Igarashi, K., Fujinami, Y., Susilaningsih, S.S., & Prayenti.
(2017). Correlation between Career Ladder, Continuing Professional
Development and Nurse Satisfaction: A Case Study in Indonesia.
International Journal of Caring Sciences. Volume 10. Issue 3. Page 1490.
Joseph, L., & Huber, D. L. (2015). Clinical leadership development and education
for nurses: prospects and opportunities. Journal of Healthcare Leadership,
55. doi:10.2147/jhl.s68071
Jeon, Y-H., Conway, J., Chenweth, L., Weise, J., Thomas. T.H.T. & Williams, A.
(2014). Validation of a Clinical Leadership Qualities Framework for
Managers in Aged Care: A Delphi Study, Journal of Clinical Nursing. Doi:
10.1111/jocn.12682.
Kemmis, S., McTaggart, R., & Nixon, R. (2014). The action research planner:
Doing critical participatory action research. Singapore: Springer
Science+Business Media Singapore. Retrieved from www. bookfi.org
Kieft, R., Brouwer, B., Francke, A. L. & Delnoij, D. (2014). How Nurses and
Their Work Enviroment Affect Patient Experiences of The Quality of Care: A
Qualitative Study. BMC Health Service Research. 14:249
Kuokkanen, L., Leino-Kilpi, H., Numminen, O., Isoaho, H., Flinkman, M., &
Meretoja, R. (2016). Newly Graduated Nurses’empowerment Regarding
Professional Competence Andother Work-Related Factors. BMC Nursing
15:22 DOI 10.1186/s12912-016-0143-9
Larsson, I. E., & Sahlsten, M. J. M. (2016). The Staff Nurse Clinical Leader at the
Bedside: Swedish Registered Nurses’ Perceptions. Nursing Research and
Practice, 2016, 1–8. doi:10.1155/2016/1797014
Lee, A. T., & Pickard, A.S. (2013). Developing a Protocol for Observational
Comparative Effectiveness Research: A User’s Guide. Agency for Healthcare
Research and Quality
Lee, B.-S., Eo, Y.-S., & Lee, M.-A. (2015). Leadership Experience of Clinical
Nurses: Applying Focus Group Interviews. Journal of Korean Academy of
Nursing, 45(5), 671. doi:10.4040/jkan.2015.45.5.671
Leigh, J.A., Wild, J., Hynes, C., Wells, S., Kurien, A., Rutherford, J., Rosen, L.,
Ashcroft, T. & Hartley, V. (2014). Transforming Community Services
Through the Use of a Multidimensional Model of Clinical Leadership.
Journal of Clinical Nursing. 24, 749-760.
Li, J., Han, X., Zhang, X., & Wang, S. (2019). Spatiotemporal evolution of
globalpopulation ageing from 1960 to 2017. BMC Public Health. Volume 19.
Page 127 https://doi.org/10.1186/s12889-019-6465-2
Loiselle, C. G., Profetto-McGrath, J., Polit, D. F., & Beck, C. T. (2011). Canadian
essentials of nursing research. 2nd Edition. China: Lippincott Williams &
Wilkins. Retrieved from www.bookfi.org
Mannix, J., Wilkes, L. & Daly, J. (2015). Good Ethics and Moral Standing: A
Qualitative Study of Aesthetic Leadership in Clinical Nursing Practice.
Journal of Clinical Nursing. 24, 1603-1610.
Mathieson, A., Grande, G., & Luker, K. (2018). Strategies, facilitators and
barriers to implementation of evidence-based practice in community nursing:
a systematic mixed-studies review and qualitative synthesis. Primary Health
Care Research & Development, 1–11. doi:10.1017/s1463423618000488
McNamara, M.S., Fealy, G.M., Casey, M., Geragthy, R., Johnson, M., Halligan,
P., . . . Trecy, M., Butler, P. (2011). Boundary Matters: Clinical Leadership
and the Distinctive Disciplinary Contribution of Nursing to Multidisciplinary
Care. Journal of Clinical Nursing. 20(23/24), 3502-3512.
Mirlashari, J., Qommi, R., Nariman, S., Bahrani, N., & Begjani, J. (2016).
Clinical Competence and Its Related Factorsof Nurses in Neonatal Intensive
Care Units. Journal of Caring Sciences. Volume 5(4), page 317-324.
doi:10.15171/jcs.2016.033
Nor, N.N.F.M. (2018). Trend of Ageing Population: Literature Review. Vol. 13,
No.2 Page 116-130,ISSN: 1823-884x
Nzinga, J., McGivern, G., & English, M. (2018). Examining Clinical Leadership
in Kenyan Public Hospitals Through the Distributed Leadership Lens. Health
Policy and Planning, 33(suppl_2), ii27–ii34. doi:10.1093/heapol/czx167
Patrick, A. Spence Laschinger, H., Wong, C. & Finegan. (2011). Developing and
Testing a New Measure of Staff Nurse Clinical Leadership: The Clinical
Leader Survey. Journal of Nursing Management. 19, 449-460.
Pepin, J., Dubois, S., Girard, F., Tardif, J. & Ha, L. (2010). A Cognitive Learning
Model of Clinical Nursing Leadership. Nurse Education Today. 31, 268-273.
Polit, D. F., & Beck, C. T. (2012). Nursing Research: Generating and Assessing
Evidence for Nursing Practice. 9th Edition. China: Lippincott Williams &
Wilkins. Retrieved from www. bookfi.org
Schadenhofer, P., Kundi, M., Abrahamian, H., Stummer, H., & Kautzky-Willer,
A. (2017). Influence of Gender, Working Field and Psychosocial Factors on
The Vulnerability for Burnout in Mental Hospital Staff: Results Of An
Austrian Cross-Sectional Study. Scandinavian Journal of Caring Sciences,
32(1), 335–345. doi:10.1111/scs.12467
Sendawula, K., Kimuli, S.N., Bananuka3, J., & Muganga, G.J. (2018). Training,
Employee Engagement and Employee Performance: Evidence from Uganda’s
Health Sector. Cogent Business & Management, 5: 1470891.
doi.org/10.1080/23311975.2018.1470891
Sibandze, B. T., & Scafide, K. N. (2017). Among Nurses, How Does Education
Level Impact Professional Values? A Systematic Review. International
Nursing Review, 65(1), 65–77. doi:10.1111/inr.12390
Stanley, D., & Stanley, K. (2018). Clinical Leadership and Nursing Explored: A
Literature Search. Journal of Clinical Nursing. Volume 27(9-10), 1730–1743.
doi:10.1111/jocn.14145
Starkweather, A. R., Colloca, L., Dorsey, S. G., Griffioen, M., Lyon, D., & Renn,
C. (2019). Strengthening Inter and Intraprofessional Collaborations to
Advance Biobehavioral Symptom Science. Journal of Nursing Scholarship,
51(1), 9–16. doi:10.1111/jnu.12456
Uthaman, T., Chua, T. L., & Ang, S. Y. (2015). Older nurses: A literature review
on challenges, factors in early retirement and workforce retention.
Proceedings of Singapore Healthcare, 25(1), 50–55.
doi:10.1177/2010105815610138
Vigil, J. M., Coulombe, P., Alcock, J., Stith, S. S., Kruger, E., & Cichowski, S.
(2017). How nurse gender influences patient priority assignments in US
emergency departments. PAIN, 158(3), 377–382.
doi:10.1097/j.pain.0000000000000725
Wood, M. J., & Ross-Kerr, J. C. (2011). Basic steps in planning nursing research:
From question to proposal. United States of America: Jones & Bartlett
Learning. Retrieved from www. bookfi.org
Yin, R. K. (2011). Qualitative Research from Start to Finish. New York: The
Guilford Press. Retrieved from www. bookfi.org
Zarshenas, L., Sharif, F., Molazem, Z., Khayyer, M., Zare, N., & Ebadi, A.
(2014). Iran J Nurs Midwifery Res. Volume 19(4): 432–438.
INSTRUMEN PENELITIAN
Arieny Rizafni
mengerti bahwa penelitian ini tidak berdampak buruk terhadap saya, maka dari
Medan, 2019
Partisipan,
……………………………………...
No. Hp/Telp:
Petunjuk Pengisian
1. Isilah titik-titik di bawah ini dan berilah tanda cheklist (√) pada salah satu
tanda kurung ( ) sesuai dengan jawaban yang menurut anda benar.
2. Bila ada yang kurang dimengerti Bapak/Ibu, dapat dipertanyakan pada
peneliti
1. Umur : ............tahun
3. Pengalaman kerja :
( ) < 2 tahun
( ) > 2 tahun
4. Pendidikan terakhir:
( ) S1 Keperawatan
( ) Ners
( ) S2 Keperawatan
( ) S2 .......................
Judul Penelitian :
A. Identitas partisipan
Inisial partisipan :
Hari/tanggal :
Tempat FGD :
B. Pendahuluan
Perkenalan (dilakukan dengan pendekatan interpersonal)
1. Mengucapkan salam dan terima kasih atas kesediannya untuk hadir
2. Memperkenalkan diri sebagai fasilitator dan pengamat FGD
3. Memberikan penjelasan tentang maksud serta tujuan dari FGD
4. Meminta kesediaan waktu kepada peserta untuk mengikuti FGD
5. Meminta peserta untuk dapat mengemukakan pendapat secara terbuka dan
bebas, apa adanya. Yang ingin diperoleh adalah bermacam-macam pendapat
peserta, bukan untuk mencari kesepakatan. Semua yang peserta kemukakan
pada diskusi akan dijaminan kerahasiaannya dan hanya untuk kepentingan
penelitian saja
6. Meminta izin untuk merekam proses FGD
7. Perkenalan dengan peserta
C. Pertanyaan FGD
1. Menurut Anda, apa yang dimaksud dengan kepemimpinan klinis?
2. Siapa saja yang harus memiliki kepemimpinan klinis?
3. Menurut Anda, apakah seluruh kemampuan yang dimiliki perawat
merupakan kompetensi?
4. Menurut anda, apa itu kompetensi
5. Menurut Anda, apa saja yang menjadi kompetensi kepemimpinan klinis
perawat pelaksana?
6. Menurut Anda, apakah kompetensi kepemimpinan klinis perawat
pelaksana dapat diukur?
7. Hal-hal apa saja yang mempermudah & mempersulit pengembangan
kompetensi kepemimpinan klinis perawat pelaksana?
8. Apa yang menjadi harapan Anda terhadap pengembangan kompetensi
kepemimpinan klinis perawat pelaksana?
Kode Partisipan:
Tempat: Waktu:
Mulai:
Selesai:
Suasana tempat saat akan dilakukan kegiatan:
b. Non-verbal:
BIODATA EXPERT
IZIN PENELITIAN
DOKUMENTASI PENELITIAN
LEMBAR KONSUL