2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejalan dengan kemajuan pelayanan kesehatan, usia harapan hidup
semakin bertambah. Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 2014, usia
harapan hidup populasi pria Indonesia adalah 69 tahun dan wanita 73
tahun.Diperkirakan usia harapan hidup penduduk Indonesia tahun 2025 mencapai
73,6 tahun.
Peningkatan usia harapan hidup mengakibatkan terjadinya peningkatan
populasi usia lanjut dengan berbagai konsekuensinya Proses menua akan
menyebabkan berbagai penurunan fungsi organ sehingga akan menimbulkan
berbagai masalah kesehatan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (PERMENKES) RI No. 79 tahun
2014 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri di Rumah Sakit, yang dimaksud
dengan pasien geriatri adalah pasien lanjut usia dengan multi penyakit dan/atau
gangguan akibat penurunan fungsi organ, psikologi, sosial, ekonomi dan
lingkunagan yang membutuhkan pelayanan kesehatan secara terpadu dengan
pendekatan multidisiplin yang bekerja secara interdisiplin. Sedangkan lanjut usia
adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas.
Pasien geriatri memiliki karakteristik khusus yaitu multipatologi (pada satu
pasien terdapat lebih dari satu penyakit yang umumnya bersifat kronik degeneratif),
menurunnya daya candang faali, berubahnya gejala dan tanda penyakit dari yang
klasik, terganggunya status fungsional (kemampuan seseorang untuk melakukan
aktivitas hidup sehari-hari), sering terdapat gangguan nutrisi, berupa gizi kurang atau
gizi buruk.
2
Penyakit dan status kesehatan pada pasien geriatri tidak sama dengan
penyakit dan kesehatan pada populasi golongan usia lainnya. Penyakit pada pasien
geriatri cenderung bersifat multipel berupa gabungan antara penurunan fungsi
fisiologik dan berbagai proses patologik.Penyakit biasanya bersifat kronis,
menimbulkan kecacatan dan secara lambat laun menyebabkan kematian.
Tampilan klinis yang menyimpang menyebabkan sulit untuk menegakkan
diagnosis pasien geriatri, sehingga diperlukan pendekatan khusus dengan
menggunakan pengkajian paripurna pasien geriatri (P3G). Pasien geriatri umumnya
tidak mandiri dan lebih rentan terhadap pelayanan yang kurang baik. Kondisi ini
tentunya membutuhkan pelayanan khusus yang sangat berbeda dengan pasien
dewasa muda.
Dari data kunjungan pasien rawat jalan di Poliklinik Geriatri dan data rawat
inap di Bagian Penyakit Dalam RSUP dr. M. Djamil Padang, didapatkan jumlah
kunjungan PoliklinikGeriatri pada Oktober 2016 sampai Oktober 2017 sebanyak …..
pasien. Sedangkan jumlah pasien rawat inap berusia 60 tahun ke atas pada kurun
waktu yang sama (Oktober 2016 sampai Oktober 2017) sebanyak 3.305 pasien.
Berdasarkan data tersebut maka dipandang perlu untuk meningkatkan pelayanan
geriatri di RSUP dr. M. Djamil Padang.
Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan geriatri di rumah sakit
serta kebutuhan akreditasi rumah sakit, perlu dibuat perencanaan pelayanan geriatri
di rumah sakit. Perencanaan pelayanan untuk pasien geriatri ini dibuat dengan
berpedoman pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 79
Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Geriari di Rumah Sakit.
RSUP dr. M. Djamil sebagai rumah sakit pendidikan diharapkan minimal
mempunyai pelayanan geriatri tingkat sempurna, yang paling sedikit terdiri atas
pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap akut, klinik asuhan siang, dan
pelayanan kunjungan rumah (home care). Sebagai rumah sakit tipe A diharapkan
nantinya mencapai tingkat pelayanan geriatri paripurna, dengan tambahan
pelayanan rawat inap kronik, dan tempat penitipan lansia (respite care). Selain
3
menyelenggarakan pelayanan geriatri, RSUP dr. M. Djamil diharapkan juga
melaksanakan pendidikan, pelatihan, dan penelitian serta kerjasama lintas program
dan lintas sektor dalam rangka pengembangan pelayanan geriatri dan
pemberdayaan masyarakat.
Demi mewujudkan pelayanan geriatri tingkat sempurna tersebut, maka
dibutuhkan sarana dan prasarana serta pemenuhan dan peningkatan sumber daya
manusia baik dokter, paramedis, fisioterapis, psikolog, tenaga gizi dan pekerja
sosial, serta pelayanan farmasi yang sesuai sebagaimana diatur dalam
PERMENKES RI No. 79 tahun 2014 pasal 23, bahwa ruang lingkup pengembangan
pelayanan geriatri dilaksanakan secara berkesinambungan dengan mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang geriatri. Ruang lingkup
pengembangan pelayanan geriatri tersebut meliputi pengembangan sumber daya
manusia, pengembangan jenis pelayanan, dan pengembangan sarana, prasarana,
dan peralatan.
B. Tujuan.
1. Meningkatkan pelayanan geriatri di poli dan rawat inap geriatri secara terpadu
dengan pendekatan multidisiplin yang bekerja secara interdisiplin.
Pelayanan berupa promotif, kuratif, preventif, dan rehabilitatif yang dijalankan
secara holistik dan melibatkan seluruh bidang kedokteran terkait. Untuk itu
diperlukan :
a. Penambahan tenaga SDM yang cukup baik dokter, paramedis, fisioterapis,
analis laboratorium dan lain-lain.
4
b. Peningkatan kompetensi dibidang pelayanan rawat jalan dan rawat inap
dengan mengirim dokter, paramedis, fisioterapis dan tenaga lainnya ikut serta
pelatihan yang berhubungan dengan pelayanan geriatri seperti pelatihan
perawatan geriatri dan lain-lain.
2. Meningkatkan dan melengkapi sarana dan prasarana di poli dan ruang
perawatan geriatri dengan melakukan pengajuan pemenuhan sarana dan
prasarana yang kurang atau belum tersedia demi peningkatan mutu pelayanan
geriatri baik poli rawat jalan maupun ruang rawat geriatri.
3. Menjadikan pelayanan geriatri sebagai pusat pendidikan bagi para peserta didik
spesialis penyakit dalam dan bagian lain terkait dalam pelayanan geriatri dan
menyediakan penunjang dalam penelitian di bidang geriatri.
Pelayanan geriatri tingkat sempurna terdiri atas pelayanan rawat jalan, rawat
inap akut, klinik asuhan siang, dan kunjungan rumah (home care).
5
Pelayanan rawat inap akut dilaksanakan di bangsal geriatri akut. Bagi pasien
dengan penyakit akut atau subakut dilakukan pengkajian, tindakan kuratif, dan
rehabilitasi oleh tim terpadu geriatri.
Ruang rawat ini harus cukup luas dan setidaknya mempunyai fasilitas:
1. Bangsal perawatan yang terbagi atas laki-laki dan perempuan dengan bel
terpasang di setiap dinding tempat tidur;
2. Ruang semi intensif dengan minimal 1(satu) tempat tidur, terbagi atas laki-laki
dan perempuan (disesuaikan dengan kemampuan dan perkembangan);
3. Ruang dokter;
4. Ruang rehabilitasi akut;
5. Ruang perawat, dengan lokasi yang memungkinkan untuk perawat melihat
semua pasien yang sedang dalam perawatan;
6. Kamar mandi dan WC yang jumlahnya sesuai dan dilengkapi dengan fasilitas
dan persyaratan untuk pasien usia lanjut;
7. Kamar mandi/WC khusus untuk perawat dan pengunjung;
8. Ruang rapat kecil;
9. Gudang.
6
5. Ruang untuk rekreasi/hobi, merangkap ruang makan bersama;
6. WC/kamar mandi yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah pengunjung dan
staf;
7. Ruangan asesmen dan sosialisasi;
8. Ruang terapi okupasi;
9. Ruang tamu, mebel dan pantry set.
4. Home Care
Merupakan komponen perawatan kesehatan komprehensif kepada pasien
geriatri dan keluarganya di kediamannya dengan tujuan meningkatkan,
mempertahankan, memulihkan kesehatan, atau meminimalkan efek sakit dan
keterbatasan. Pelayanan yang diberikan harus direncanakan, dikoordinasikan, dan
dilaksanakan oleh suatu agen atau institusi dengan melibatkan komponen medis,
dental, keperawatan, fisioterapi, terapi okupasi, terapi wicara, pelayanan sosial,
nutrisi, alat bantu kesehatan, laboratorium, dan peralatan medis.
Pelayanan home care merupakan pelayanan rumah sakit di masyarakat yang
bertujuan untuk mendekatkan pelayanan kesehatan kepada pasien geriatri. Dengan
adanya home care diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pasien dalam
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari agar memiliki kualitas hidup yang lebih baik
selama mungkin.
VI. Sasaran
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 79 tahun 2014, yang termasuk
pasien geriatri adalah:
Pasien usia lanjut (60 tahun ke atas) dengan kriteria :
1. Memiliki lebih dari 1 (satu) penyakit fisik dan/atau psikis; atau
2. Memiliki 1 (satu) penyakit dan mengalami gangguan akibat penurunan
fungsi organ, psikologi, sosial, ekonomi, dan lingkungan yang membutuhkan
pelayanan kesehatan.
Pasien dengan usia 70 (tujuh puluh) tahun ke atas yang memiliki 1 (satu)
penyakit fisik dan/atau psikis.
Bagi pasien dengan kriteria di atas dilakukan skrining untuk assessment untuk
tatalaksana lanjutan sesuai dengan temuan
8
VII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
9
asuhan
kefarmasian
- Home
Pharmacy Care
- Pemantauan
Terapi Obat
- Konseling
- Pelayanan
Informasi Obat
12 Monev pelayanan
rawat jalan dan
rawat inap geriatri
terpadu
2. Status Fungsional
Status fungsional pasien diukur sejak pasien masuk rumah sakit sampai saat
pemulangan. Diukur rata- rata kenaikan skor status fungsional pasien geriatri
dengan karakteristik seperti di atas adalah 4/20 jika menggunakan instrumen ADL
Barthel.
10
3. Kualitas Hidup
Penilaian kualitas hidup harus menggunakan istrumen yang mampu menilai
kualitas hidup terkait kesehatan (health related quality of life = HRQoL). Salah
satu instrumen yang sering digunakan adalah EQ5D (Euro-Quality of life five
dimension). Yang mengukur lima dimensi atau aspek yang mempengaruhi
kesehatan. Standar nilai EQ5D ≥ 0,71 dengan EQ5D-VAS minimal 79%.
4. Rehospitalisasi
Rehospitalisasi adalah perawatan kembali setelah pulang ke rumah dari rumah
sakit. Perawatan yang terjadi kembali dalam 30 hari pertama pascarawat
menggambarkan adanya permasalahan kesehatan yang sesungguhnya belum
optimal ditatalaksana dirumah sakit. Persentase maksimal rehospitalisasi pasien
geriatri pascarawat inap akut adalah 15%. Rehospitalisasi ini dapat dipengaruhi
oleh kesiapan tim terpadu geriatri serta dukungan yang ada di rumah sakit.
5. Kepuasan pasien
Kepuasan pasien diukur saat pasien pulang dengan instrumen yang secara sahih
dapat mengukur kepuasan pasien.
Pencatatan ditandatangani oleh Ketua Tim Terpadu Geriatri dan dilaporkan secara
berkala paling lambat 1(satu) tahun sekali kepadaDirektur Rumah Sakit.
11
Pelaporan mengikuti Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) dan dikirim setiap tahun
ke Ditjen Bina Pelayanan Medik Kementerian Kesehatan cq Bagian Program dan
Informasi serta dinas kesehatan (kota/provinsi) secara berjenjang.
Bulan Tahun
3 Kualitas Hidup
4 Rehospitalisasi Jumlah ..... orang
5 Kepuasan
Pasien
12