PROPOSAL PROTOTYPE
E-MENTAL HEALTH TRIAGE
DISUSUN OLEH:
Kelompok 3 Jiwa
FRANCISCO PINANDITA 1506707096
INTAN MAHARANI SB 1506707190
KRISTIANUS TRIYASPODO 1506707221
MADEPAN MULIA 1506707266
NITA SUKAMTI 1506707436
NURILLA DAMANIK 1506779044
YANTI GIRSANG 1506779132
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
prototype dengan judul “E-Mental Health Triage”. Proposal prototype ini disusun
untuk memenuhi tugas Mata Ajar Sistem Informasi Manajemen semester 3.
Akhir kata, penulis berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal
prototype ini. Semoga proposal prototype ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu keperawatan pada khususnya dan semua pembaca pada
umumnya.
Rumah Sakit Jiwa (RSJ) merupakan salah satu Rumah Sakit di Indonesia yang
diharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan yang profesional. Pada saat
ini, aktivitas pemberian pelayanan kesehatan di RSJ masih dilakukan secara
langsung namun pertumbuhan drastis dari internet telah mengubah paradigma
tersebut. Melalui internet, para petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan
kesehatan jiwa secara online kepada para pasien.
Salah satu bentuk pelayanan kesehatan jiwa secara online yang dapat
dimanfaatkan oleh para pasien adalah E-Mental Health Triage. E-Mental Health
Triage adalah suatu program triase dalam pelayanan kesehatan jiwa yang
berfungsi untuk memudahkan akses dalam pengkajian dan intervensi bagi mereka
yang membutuhkan bantuan dengan masalah kesehatan jiwa.
Sistem triase digunakan secara luas dan global untuk memberikan pendekatan
yang sistematis dalam menilai dan mengelola kasus yang terdapat di Instalasi
Gawat Darurat RSJ. Tujuan dari triase adalah untuk menilai kegawatdaruratan
dari kondisi pasien yang mana akan diperoleh waktu optimal dari pengkajian
sampai dengan pengobatan dan memprioritaskan pengobatan untuk mereka yang
paling urgensi membutuhkan intervensi (Fitzgerald et al., 2010). Tujuan akhir dari
triase ini adalah untuk menurunkan tingkat morbiditas dan mortalitas (Moll,
2010).
Layanan triase kesehatan jiwa menyediakan akses untuk penilaian kesehatan jiwa,
rujukan, pengobatan dan perawatan bagi semua orang yang membutuhkan
bantuan atau dukungan yang berhubungan dengan masalah kesehatan jiwa. Bagi
orang-orang yang membutuhkan informasi mengenai kesehatan jiwa yang tinggal
di daerah pedesaan dan jauh dari akses sarana prasarana yang berhubungan
dengan kesehatan jiwa maka E-Mental Health Triage ini sangat berguna untuk
memastikan terjangkaunya akses kesehatan jiwa (Sands, Elsom & Gerdzt., 2013).
Sistem triase kesehatan jiwa dapat dilakukan di Indonesia mengingat daerah
Indonesia memiliki wilayah yang luas yang belum semuanya dapat dijangkau oleh
sarana dan prasarana kesehatan khususnya kesehatan jiwa. Dengan menggunakan
sistem ini diharapkan dapat menjangkau masyarakat yang berada di daerah
pedesaan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Menjelaskan teori tentang sistem informasi manajemen
1.2.2 Menjelaskan konsep E-Mental Health Triage
1.2.3 Menjelaskan rancangan prototype aplikasi E-Mental Health Triage
1.2.4 Membuat rencana anggaran biaya penerapan aplikasi E-Mental Health
Triage
BAB 2
TELAAH LITERATUR
Petugas kesehatan yang terlibat dalam sistem triase kesehatan jiwa ini diharuskan
mendapatkan pelatihan, orientasi dan supervisi klinis yang berkesinambungan
untuk mendukung peran mereka sebagai perpanjangan tangan dari sistem.
Penilaian urgensi dan keputusan tentang tingkat dan tipe layanan yang diterima
dari konsumen dapat dipandu dengan menggunakan general adaptif function
system (GAFS). Penilaian yang dilakukan dalam triase ini akan dicatat oleh
operator dan akan disimpan dalam database triase kesehatan jiwa.
Triase kesehatan jiwa merupakan bagian dari program perawat di instalasi gawat
darurat dari Rumah Sakit Jiwa yang di dalamnya meliputi tim pengkajian krisis
dalam perawatan, tim pengkajian krisis lanjutan dan konsultasi liasion psikiatri
(Sands et al., 2012).
Dalam menilai dan mengelola krisis dan darurat psikiatri maka petugas kesehatan
pada triase kesehatan jiwa secara konsisten akan mempertimbangkan potensi
masyarakat beserta lingkungannnya sebagai respon lini pertama untuk situasi
krisis psikiatri tersebut (Sands, Hons, & Elsom, 2010). Tim triase kesehatan jiwa
berkoordinasi dengan tim pengkajian krisis dan perawatan untuk menilai apakah
rawat inap sebagai solusi terakhir dan melakukan perawatan yang melibatkan
masyarakat. Selain itu, para konsumen yang menggunakan triase kesehatan jiwa
ini harus melibatkan keluarga. Keluarga memegang peranan penting untuk terlibat
terhadap perawatan terhadap orang yang menderita gangguan jiwa.
Tujuan akhir dari triase kesehatan jiwa adalah untuk menstabilkan krisis langsung
dari konsumen/keluarga, memastikan bahwa konsumen/keluarga atau orang yang
menerima layanan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan tingkat
kegawatdaruratannya (Saurman, Lyle, Kirby, & Roberts, 2014). Intervensi yang
paling sering dilakukan oleh tim triase kesehatan jiwa dalam memanajemen krisis
adalah dengan memberikan konseling dukungan krisis. Pendekatan yang
dilakukan adalah dengan membangun hubungan dengan konsumen/keluarga, ini
akan memungkinkan konsumen/keluarga untuk menceritakan kisah yang sedang
mereka hadapi. Selain itu, petugas kesehatan juga membantu konsumen/keluarga
untuk mengeksplorasi pilihan yang tersedia dalam pelayanan kesehatan jiwa,
memberikan jaminan, dorongan, dukungan dan juga memberikan informasi
berupa saran yang sesuai. Intervensi-intervensi yang diberikan oleh petugas
kesehatan dalam waktu yang bisa dibilang singkat sudah cukup untuk mengurangi
tekanan yang dirasakan oleh konsumen/keluarga (N. Sands et.al, 2012).
Dalam hal perangkat, skala triase kesehatan jiwa yang sistematis digunakan pada
saat awal mula pengkajian kesehatan jiwa. Pengkategorian kegawatdaruratan dari
keadaan klinis akan menentukan sebuah respon layanan yang sesuai dan jangka
waktu yang optimal untuk intervensi. Terdapat sebuah studi yang menyelidiki
validitas dan kegunaan dari seperangkat alat pengkajian triase kesehatan jiwa
yaitu program computer interaktif yang dirancang untuk membantu petugas
kesehatan dalam mengembangkan dan mengkaji kompetensi untuk sistem triase
kesehatan jiwa.
BAB 3
PROTOTYPE DAN PEMBAHASAN
3.1.4 Manfaat
3.1.4.1 Memudahkan keluarga klien untuk melaporkan kondisi gawat darurat dari
anggota keluarganya dan mampu melakukan perawatan klien di rumah
dengan kemudahan mengakses informasi cara merawat klien dengan
gangguan jiwa
3.1.4.2 Memudahkan klien berkomunikasi dengan terapis
3.1.4.3 Memudahkan klien mengakses fasilitas layanan kesehatan
3.1.4.4 Terciptanya continuum care
3.1.4.5 Menu informatif dan aplikatif untuk keluarga klien dan tim triase
kesehatan jiwa di RSJ
4.1 Kesimpulan
4.1.1 Perkembangan teknologi informasi sangat membantu manusia dalam segala
aspek kehidupan tak terkecuali dalam menunjang kegiatan di Rumah Sakit.
4.1.2 Teknologi E-Mental Health Triage memberikan awal yang penting tentang
bagaimana layanan triase kesehatan jiwa dapat memberikan kualitas tinggi
untuk perawatan darurat pada kesehatan mental
4.2 Saran
4.2.1 Perkembangan teknologi informasi dan penggunaan teknologi dalam asuhan
keperawatan jiwa masih sangat minim sehingga dibutuhkan kesiapan para
perawat
4.2.2 RSJ di Indonesia diharapkan mampu mengikuti perkembangan teknologi
informasi dalam rangka memberikan pelayanan terbaik kepada pasien yang
mengalami gangguan jiwa
DAFTAR PUSTAKA