SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1
Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Dan Sains
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
YOSAPAT NASHULAH
1703010046
SKRIPSI
YOSAPAT NASHULAH
1703010046
I
HALAMAN PERSETUJUAN
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
II
HALAMAN PENGESAHAN
DEWAN PENGUJI
Penguji 1 : M. Agus Salim Al Fathoni, S.T., M.T. ( )
Ditetapkan di : Purwokerto
Tanggal : Juli 2022
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik dan Sains
III
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Yosapat Nashulah
NIM. 1703010046
IV
MOTTO
“Trimalah cobaan dengan ikhlas dan lapang dada, karna di akhir cerita semua
cobaan itu hanya akan menjadi cerita”
“Bagikanlah ilmu yang kamu miliki kepada yang membutuhkan dan jangan
pernah menyembunyikan ilmu yang kamu miliki kepada orang yang
membutuhkan, karna sejatinya ilmu akan terus berkembang jika kamu mau
membaginya”
“Terkdang kesempatan hanya akan datang satu kali, maka belajarlah sebelum
kesempatan itu datang”
“Buatlah prasasti dalam hidupmu, karna prasasti tidak akan hilang dimakan oleh
waktu”
“Bermimpilah setinggi yang kamu mau dan pastikan bahwa mimpimu akan kamu
usahakan”
“Pastikan cangkirmu dalam keadaan kosong, agar cangkirmu bisa diisi dengan
ilmu yang baru”
V
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala berkat, rahmat, dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Perencanaan Struktur
Gedung Beton Bertulang Gedung K Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Skripsi ini merupakan salah satu kewajiban yang harus diselesaikan untuk
memenuh sebagian persyaratan akademik untuk meperoleh gelar Sarjana Teknik
Sipil di Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Sebagai penulis saya menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan atas
bantuan banyak pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan
rasa terima kasih saya yang sebesar – besarnya kepada :
Akhir kata, dalam penyusunan tugas akhir ini penulis menyadari bahwa isi
dan penelitian ini masih terdapat kekurangan, maka penulis mengharapan kritik dan
VI
saran dari pembaca yang akan sangat berharga bagi penulis. Semoga tugas akhir ini
dapat bermanfaat begi semua pihak yang membaca.
Penulis
VII
HALAMAN PERSEMBAHAN
Syukur Alhamdulillah atas segala rahmat dan hidayah Allah SWT penulis dapat
menyelesaikan laporan skripsi ini.
Trimakasih kepada kedua orang tua, Ayah Yosa Wasmanto dan Ibu Warminah
yang telah memberikan support hingga saat ini.
Trimakasih kepada Bapak Agus Salim, S.T., M.T. , Ibu Besty Afriandini, S.T.,
M.Eng. , Bapak Arif Kurniawan Suksmono, S.T., M.T. yang telang memberikan
ilmu, bimbingan serta dukungannya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini
Trimakasih kepada seluruh Staff yang telah memberikan pelayanan yang terbaik
kepada mahasiswa.
Trimakasih kepada seluruh pimpinan dan tim Cv. Insani Karya yang telah
memberikan ilmu, pengalaman serta dukungan moral maupun materil sehingga
saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
VIII
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Dibuat di : Purwokerto
Pada tanggal : Juli 2022
Yang menyatakan,
Yosapat Nashulah
IX
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BETON BERTULANG GEDUNG K
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
ABSTRAK
Penelitian kali ini akan merencanakan gedung perkuliahan beton bertulang di Universitas
Muhammadiyah Purwokerto. Guna memenuhi kebutuhan mahasiswa akan akan prasarana
belajar maka perlu ada penambahan gedung kuliah. Tujuan penelitian kali ini adalah untuk
merencanakan dimensi struktur,dan penulangan kemudian menganalisis simpangan antar
lantai Gedung K Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Aspek perencanaan meliputi
struktur dan gambar gedung kuliah lima lantai dengan luas bangunan 6980 m2 dengan
Layout U. Pada penelitian ini juga menganalisis simpangan antar lantai dan efek kestabilan
P-Delta yang terjadi untuk mengetahui apakah struktur yang didesain sudah aman tehadap
beban-beban yang berkerja sesuai dengan peraturan SNI 1726 2019, analisis struktur
dilakukan dengan bantuan software SAP2000 V22. Hasil perencanaan adalah sebagai
berikut, menggunakan struktur beton bertulang dengan f’c 26,4 MPa (K 300) dengan mutu
baja tulangan ulir fy 420 MPa dan mutu baja tulangan polos fy 280 MPa. Dimensi struktur
beton sebagai berikut, tebal pelat atap 100 mm, tebal pelat lantai 120 mm, tebal pelat tangga
dan bordes 120 mm, tebal dinding geser 300mm, Dimensi balok dibagi menjadi 5 tipe , B1
400 mm x 600mm, B2 350 mm x 500 mm, B3 300 mm x 400 mm, B4 200 mm x 300 mm,
B5 200 mm x 250mm. Dimensi kolom dibagi menjadi 3 tipe, K1 500 mm x 500 mm, K2
400 mm x 400 mm, K3 300 mm x 300 mm. Struktur tersebut sudah aman terhadap
simpangan antar lantai dan efek kestabilan P-Delta sesuai dengan SNI 1726 2019
Kata Kunci: Struktur Gedung, Beton Bertulang, Simpangan antar Lantai, Kestabilan P-
Delta, Penulangan Balok, Kolom, dan Pelat, SAP2000 V22.
X
STRUCTURAL PLANNING OF REINFORCED CONCRETE BUILDING
GEDUNG K UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
ABSTRACT
This research will plan a reinforced concrete lecture building at Muhammadiyah University
Purwokerto. In order to meet the needs of students for learning infrastructure, it is necessary
to add lecture buildings. The purpose of this study was to plan the dimensions of the
structure, reinforcement, and deviation between floors of Building K, University of
Muhammadiyah Purwokerto. Planning aspects include the structure and drawings of a five-
story college building with a building area of 6980 m2 with U layout . This study also
analyzes the deviation between floors and the effect of P-Delta stability that occurs to
determine whether the designed structure is safe and in accordance with SNI regulations.
The existing structure analysis was carried out with the help of SAP 2000 V22 software.
The results of the plan will use a reinforced concrete structure with f'c 26.4 MPa (K 300)
with the quality of threaded reinforcing steel fy 420 MPa and the quality of plain
reinforcing steel fy 280 MPa. The dimensions of the concrete structure are as follows, the
roof slab is 100 mm thick, the floor slab is 120 mm thick, the stairs and landing plates are
120 mm thick, the shear wall is 300 mm thick, and the beam dimensions are divided into 5
types, B1 400 mm x 600mm, B2 350 mm x 500 mm , B3 300 mm x 400 mm, B4 200 mm
x 300 mm, B5 200 mm x 250mm. Column dimensions are divided into 3 types, K1 500
mm x 500 mm, K2 400 mm x 400 mm,and K3 300 mm x 300 mm. The structure is safe
against drift between floors and the effect of P-Delta stability.
XI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………….I
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ II
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. III
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .............................................. IV
MOTTO .................................................................................................................V
KATA PENGANTAR ......................................................................................... VI
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... VIII
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI ...... IX
ABSTRAK .............................................................................................................X
ABSTRACT ......................................................................................................... XI
DAFTAR ISI ...................................................................................................... XII
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ XIV
DAFTAR TABEL ............................................................................................ XVI
B AB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 3
D. Batasan Masalah ................................................................................... 3
E. Manfaat Penelitian................................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 5
A. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 5
B. Landasan Teori ..................................................................................... 7
C. Pedoman Perencanaan ........................................................................ 34
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 47
A. Lokasi Penelitian .............................................................................. 47
B. Metode Penelitian ............................................................................. 48
C. Analisis Struktur .............................................................................. 51
D. Pembuatan Gambar ......................................................................... 51
E. Bagan Alir Penelitian ....................................................................... 52
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 53
XII
A. Data Perencanaan ............................................................................... 53
B. Preliminary Disain ............................................................................. 54
C. Kriteria Design ................................................................................... 59
D. Permodelan Struktur........................................................................... 76
E. Perhitungan Pembebanan Gedung ..................................................... 78
F. Run Analysis Model ......................................................................... 120
G. Perencanaan Penulangan Pelat Atap ................................................ 134
H. Perencanaan Penulangan Pelat Lantai .............................................. 142
I. Perencanaan Penulangan Pelat Tangga Dan Bordes ........................ 151
J. Perencanaan Pelat Dinding Geser .................................................... 159
K. Perencanaan Penulangan Balok ....................................................... 162
L. Perencanaan Penulangan Kolom ...................................................... 184
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... CXCVI
A. KESIMPULAN .......................................................................... CXCVI
B. SARAN ............................................................................................ CCI
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................CCII
LAMPIRAN ................................................................................................... CCIV
XIII
DAFTAR GAMBAR
XIV
Gambar 4. 30 Input beban hidup pada pelat atap ................................................ 118
Gambar 4. 31 Input beban angin pada kolom ..................................................... 119
Gambar 4. 32 Input beban angin pada dinding geser .......................................... 119
Gambar 4. 33 Tampilan seting Concrete frame design prefences ...................... 120
Gambar 4. 34 Hasil running analysis struktur..................................................... 121
Gambar 4. 35 Hasil design check analysis struktur ............................................ 121
Gambar 4. 36 Input nilai periode natural statik ekuivalen ( Ex statik ) .............. 123
Gambar 4. 37 Input nilai periode natural statik ekuivalen ( Ey statik ) .............. 123
Gambar 4. 38 Mendefinisikan beban gempa statik equivalen sap2000 .............. 124
Gambar 4. 39 Running analysis model ............................................................... 124
Gambar 4. 40 Output gaya geser dinamik dasar ................................................. 125
Gambar 4. 41 Output partisipasi masa ................................................................ 126
Gambar 4. 42 Output beban total desain tingkat ( Px ) ....................................... 127
Gambar 4. 43 Output gaya geser seismik tingkat x dan x-1 ( VxEx ) ................ 128
Gambar 4. 44 Output gaya geser seismik tingkat x dan x-1 ( VxEy ) ................ 128
Gambar 4. 45 Output perpindahan elastik beban gempa desain tingkat ( δeEx) 129
Gambar 4. 46 Output perpindahan elastik beban gempa desain tingkat ( δeEy ) 130
Gambar 4. 47 Output momen pelat atap arah x ( M11 ) ..................................... 134
Gambar 4. 48 Output momen pelat atap arah y ( M22 ) ..................................... 134
Gambar 4. 49 Output momen pelat atap arah x ( M11 ) ..................................... 142
Gambar 4. 50 Output momen pelat atap arah y ( M22 ) ..................................... 143
Gambar 4. 51 Gambar denah tangga ................................................................... 151
Gambar 4. 52 Output momen pelat tangga dan bordes arah x ( M11 ) ............... 152
Gambar 4. 53 Output momen pelat atap arah y ( M22 ) ..................................... 152
Gambar 4. 54 Output nilai Pu, Mu, Vu Dinding geser ...................................... 159
Gambar 4. 55 Output luas tulangan pada software SAP 2000 ............................ 163
Gambar 4. 56 Output gaya geser maksimum ...................................................... 165
Gambar 4. 57 Output luas tulangan pada software SAP 2000 ............................ 167
Gambar 4. 58 Output gaya geser maksimum ...................................................... 169
Gambar 4. 59 Output luas tulangan pada software SAP 2000 ............................ 171
Gambar 4. 60 Output gaya geser maksimum ...................................................... 173
Gambar 4. 61 Output luas tulangan pada software SAP 2000 ............................ 175
Gambar 4. 62 Output gaya geser maksimum ...................................................... 177
Gambar 4. 63 Output luas tulangan pada software SAP 2000 ............................ 179
Gambar 4. 64 Output gaya geser maksimum ...................................................... 181
Gambar 4. 65 Output gaya geser pada kolom ..................................................... 185
Gambar 4. 66 Output gaya aksial pada kolom .................................................... 185
Gambar 4. 67 Output gaya geser pada kolom ..................................................... 188
Gambar 4. 68 Output gaya aksial pada kolom .................................................... 189
Gambar 4. 69 Output gaya geser pada kolom ..................................................... 192
Gambar 4. 70 Output gaya aksial pada kolom .................................................... 192
XV
DAFTAR TABEL
XVI
Tabel 5. 2 Rekapitulasi Ukuran Balok ......................................................... CXCVII
Tabel 5. 3 Rekapitulasi Ukuran Kolom ....................................................... CXCVII
Tabel 5. 4 Rekapitulasi Penulangan Pelat .................................................. CXCVIII
Tabel 5. 5 Rekapitulasi Penulangan Kolom .................................................. CXCIX
Tabel 5. 6 Rekapitulasi Penulangan Kolom ......................................................... CC
XVII
B AB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semakin majunya kegiatan Pendidikan di Universitas Muhammadiyah
Purwokerto, mendorong tercukupinya kebutuhan mahasiswa akan fasilitas belajar.
Sebagai solusi untuk mengantisipasi keterbatasan lahan untuk penyediaan
prasarana gedung perkuliahan, maka pembangunan gedung terutama
dikembangkan ke arah vertikal dan bukan lagi ke arah horizontal atau mendatar.
Oleh karenanya di perlukan cara perencanaan gedung yang lebih teliti, efisien, dan
aman bagi para penghuninya.
1
Muhammadiyah Purwokerto dalam peningkatan gedung K yang sudah ada di
waktu mendatang.
B. Rumusan Masalah
Melihat dari latar belakang tersebut maka penulis merumuskan
2847:2019 ?
2
3. Bagaimanakah gambar perencanaan struktur bangunan 5 lantai Gedung K
beton bertulang ?
C. Tujuan Penelitian
Dalam perencanaan Gedung K Universitas Muhammadiyah Purwokerto
bertujuan untuk :
SNI 1726:2019.
Purwokerto
D. Batasan Masalah
Agar dalam Penelitian lebih terarah, terfokus dan menghindari pembahasan
yang terlalu luas, maka penulis membuat Batasan masalah. Adapun batasan
Purwokerto.
2. Data tanah yang digunakan adalah hasil Bor log Gedung Tower
3. Kategori Perencanaan :
3
b. Perencanaan Struktur Lantai.
1) Balok Sloof
2) Balok Anak
3) Balok Induk
4) Kolom
1) Gambar Denah
2) Gambar Tampak
3) Gambar Potongan
E. Manfaat Penelitian
Manfaat perencanaan Gedung K Universitas Muhammadiyah
Purwokerto adalah :
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Struktur atas suatu gedung adalah seluruh bagian struktur gedung yang
berada di atas muka tanah (SNI 2002). Struktur atas ini terdiri atas kolom, balok,
plat dinding geser dan tangga, yang masing-masing mempunyai peran (fungsi)
yang sangat penting dan berbeda beda di dalam sebuah struktur (Reffanda
Kurniawan, 2016).
2020).
berespons dengan baik terhadap beban gempa yang bekerja pada struktur
tersebut sehingga dapat menjamin bangunan tersebut tidak rusak karena gempa
kecil, sedang dan tidak runtuh akibat gempa yang besar (Patrisko Hirel Karisoh
2018).
Simpangan yang terjadi pada sebuah gedung atau bangunan tidak boleh
elastis antar dua bangunan tidak boleh melebihi jarak dilatasi yang telah di
5
rencanakan agar dilatasi yang di rencanakan efektif digunakan di daerah
yang di hasilkan sesuai dengan Tujuan Bersama yang ingin di capai (Alfian
Penelitian lain yang berhubungan dengan judul ini dilakukan oleh Bakir
gedung pemerintahan yang hanya memiliki satu lantai dan tidak menutup
rencanakan juga ke arah vertikal 5 lantai, Penelitian tersebut juga dapat menjadi
namun pada Penelitian tersebut belum ada perhitungan simpangan antar lantai
akibat beban gempa yang sesuai dengan SNI 1726:2019. Selain itu perbedaan
lainya adalah Penelitian ini sudah menggunakan peraturan SNI terbaru yang
berkaitan dengan gedung, memiliki konsep desain gedung yang berbeda namun
6
tetap sesuai dengan Permenristekdikti No.32 Tahun 2016 tentang Akreditasi
yang memadai.
B. Landasan Teori
1. Teori Dasar Perencanaan
Pada penyelesaian perencanaan Gedung K Universitas Muhammadiyah
Gedung
dan Gedung
7
f) Dasar-dasar Perencanaan beton bertulang, oleh W.C Vis dan Gideon
Kusuma.
2. Konsep Desain
Konsep desain minimum luasan ruangan mengacu pada Permenristekdikti
a. Ruang Kuliah
b. Prasarana Perpustakaan
minimum 8m.
8
c. Prasarana Dosen
3. Konsep Pembebanan
Jenis Beban yang berkerja pada suatu gedung memiliki beberapa
kategori, diantaranya :
a. Beban Mati
berat bahan dan konstruksi sebenarnya, dengan ketentuan bahwa jika tidak
ada informasi yang jelas, nilai yang harus digunakan adalah nilai yang di
setujui oleh pihak berwenang (SNI 1727-2013) oleh karena itu digunakan
9
Tabel 2. 1 Berat Sendiri Bahan Bangunan dan Komponen Gedung
8 Instalasi ME 25 kg/m2
10 Raling 20 kg/m2
10
b. Beban Hidup
Beban Hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau
lantai yang berasal dari barang barang yang dapat berpindah, mesin serta
peralatan yang tidak merupakan bagian yang tak trerpisahkan dari suatu
gedung dan dapat diganti selama masa hidup dari gedung itu, sehingga
Khusus pada atap ke dalam beban hidup dapat termasuk beban yang berasal
dart air hujan, baik akibat genangan maupun akibat tekanan jatuh (energi
kinetik) butiran air ke dalam beban hidup tidak termasuk beban angin, beban
meliputi :
c. Beban Angin
11
1) Menentukan Kecepatan Angin Dasar, V
12
3) Menentukan faktor topografi / Topographical Factor (Kzt)
faktor Kzt . Jika kondisi situs dan lokasi gedung dan struktur bangunan
lain tidak memenuhi semua kondisi yang disyaratkan maka Kzt= 1,0.
d. Beban Gempa
lempengan batuan tebal yang mengapung di atas mantel bumi yang cair.
tidak bersifat terus menerus berkerja pada struktur Bangunan atau dapat
13
Bangunan. (Yudha Briansyah, 2019). Besarnya beban gempa tergantung
1) Masa struktur
2) Kekakuan struktur
14
(kecepatan rambat gelombang geser), standard penetration
Dimana :
keras)
1500
batuan lunak)
15
SD (tanah 175 sampai 15 sampai 50 50 sampai
sebagai berikut:
2. Kadar air, w ≥ 40 %
16
3) Menentukan parameter percepatan gempa. Parameter percepatan
gempa mpa dapat diketahui secara detail melalui situs online Dinas
PU di link:
http://rsa.ciptakarya.pu.go.id/2021
http://rsa.ciptakarya.pu.go.id/2021
http://rsa.ciptakarya.pu.go.id/2021
17
Tabel 2. 4 Kategori desain seismik berdasarkan parameter respon
percepatan pada periode pendek
Nilai SDS Kategori Risiko
0,50 ≤ SDS D D
0,20 ≤ SD1 D D
18
dimodelkan sebagai model massa terpusat (lump pass model) ditunjukan
dengan ETABS)
Ta = Ct. x . hnx
Dimana:
struktur.
19
Tabel 2. 7 Nilai parameter periode pendekatan Ct dan x
Tipe Struktur Ct X
gaya seismik :
lebih kecil dari simpangan izin (Δa) sesuai dengan Tabel 20 halaman 88 SNI
1726:2019.
5. Pounding
Bangunan yang bersebelahan akan berpotensi besar mengalami benturan
pada kerusakan struktur bangunan tersebut sehingga tidak kuat lagi menerima
20
6. Kombinasi Pembebanan
Struktur dan komponen struktur harus direncanakan hingga semua
penampang mempunyai kuat rencana minimum sama dengan kuat perlu, yang
dihitung berdasarkan kombinasi beban dan gaya terfaktor yang sesuai dengan
kombinasi beban dan gaya terfaktor. Kuat perlu didefinisikan sebagai kekuatan
beban terfaktor atau momen dan gaya dalam yang berkaitan dengan adanya
beban dalam suatu kombinasi seperti yang ditetapkan dalam tentang tata cara
21
Tabel 2. 8Kombinasi pembebanan
Kombinasi Beban Persamaan Beban
Utama
U = 1,4D (5.3.1a) D
0,5W)
Dimana:
pertemuan.
22
5) E = Beban gempa (Earthquake Load), ditinjau terhadap gempa
pengaruh panas dan hujan. Bentuk atap harus sesuai dan serasi dengan rangka
bangunannya agar menambah anggun dan indah serta menambah nilai dari
bertumpu pada kolom-kolom bangunan. Adapun kegunaan dari plat lantai itu
4) Meredam suara yang datang baik dari ruang atas maupun ruang
bawah.
Plat lantai harus di rencanakan kaku, rata , lurus agar terasa nyaman untuk
berpijak kaki. Ketebalan plat lantai di tentukan oleh beban yang harus didukung
23
, besar lendutan yang diizinkan, lebar bentang atau jarak antara balok-balok
induk dan balok anak dapat berbentuk bujur sangkar ataupun persegi panjang.
Perbandingan sisi plat antara sisi panjang dan sisi pendeknya dapat dijadikan
pedoman untuk menghitung gaya-gaya yang terjadi pada plat lantai yang
pendukungnya, seperti :
2) bila balok tidak kaku maka tumpuan plat disebut jepit elastis,
balok penumpu dan kolom pendukungnya sehingga akan didapat hubungan satu
kesatuan yang kuat (jepit-jepit). Pada plat beton dipasang tulangan baja pada
kedua arah (tulangan silang) untuk menahan momen tarik dan lenturan. Untuk
24
4) dapat dipasangi tegel,
9. Tangga
Tangga merupakan jalan penghubung ke lantai tingkat, jadi kerusakan
pada tangga berarti menutup jalan ke atas, hal ini akan mengganggu aktivitas
Gedung 1987, beban pada tangga diambil lebih besar pada beban pada lantai
tingkat, hal ini dapat dimaklumi karena orang berdesak-desak lebih banyak pada
tangga tidak menempel pada dinding tapi diberi sela + 5 cm (Bakir Yunus,
2018).
1) mudah digunakan.
25
2) mudah dilihat.
10. Balok
a. Balok persegi
tumpuan pun perlu diketahui pula. Tumpuan akan dianggap kaku, yaitu
2) tumpuan terjepit penuh : bila balok terjepit penuh maka rotasi tidak
mungkin terjadi.
26
1. Penulangan tunggal
penampang yang relatif tinggi. Akibat dari penampang yang relatif tinggi
ini, tinggi ruangan akan berkurang akan tetapi lendutan balok menjadi kecil.
2. Penulangan ganda
yang dibebani momen lentur cukup besar. Dengan tulangan tunggal belum
dianggap balok yang langsung bersatu dengan plat. Gabungan balok persegi
dengan plat yang dihitung sebagai satu kesatuan umumnya disebut balok T
27
tarik. Lendutan pada balok akan mengakibatkan bagian lantai yang
bagian badan ,balok persegi maupun pada bagian sambungan lantai (Gideon
1. Tulangan geser
maka pada balok beton belum terjadi retakan dan akan berperilaku
daerah tarik akan terjadi retakan dan perilaku material pun tidak
a) Sengkang vertikal
28
batang tekan (bagian atas balok), batang-batang tekan dan tarik
diagonal.
gempa bumi maka pada saat terjadi gempa tegangan geser dapat
c) Tulangan Torsi
(1) momen torsi yang tidak dapat direduksi oleh retribusi gaya-
29
(2) momen torsi yang dapat direduksi oleh retribusi gaya-gaya
kerap kali berupa kombinasi dari gaya lintang dan lentur. Bila
tidak terlihat dengan jelas. Maka secara umum pada balok tepi
dan plat lantai akan mendapat beban torsi, ternyata balok tengah
mendapat beban torsi pula bila terdapat beban kiri dan kanan.
30
(1) adanya jumlah tulangan memanjang dan sengkang,
bidang datar yang sangat besar, yang ditempatkan pada lokasi tertentu
(ruang lift atau tangga) untuk menyediakan tahanan gaya / beban horizontal.
prilaku lentur.
prilaku geser
31
Dinding geser sebagai elemen penahan gaya lateral memiliki
elemen penahan gaya lateral pada umumnya memiliki kinerja yang cukup
baik pada saat gempa. Hal ini terbukti dari sedikitnya kegagalan yang
12. Kolom
Definisi kolom dilihat dari cara pembebanannya ada dua, (Gideon
kolom yang bersendi pada setiap ujungnya) dari komponen struktur tekan
eksentris. bila pada bagian atas dan bagian bawah berhubungan secara
pada kolom, selain tegangan aksial juga tegangan yang disebabkan oleh
momen lentur.
32
Kolom-kolom dengan pengaku, yaitu kolom atas (kepala) dan
33
a) runtuh karena tarik, yaitu apabila tegangan tarik (m) lebih
C. Pedoman Perencanaan
a) Menentukan Pembebanan
Jenis pembebanan yang bekerja pada plat lantai yaitu beban mati dan
beban hidup. Beban Rencana (Wu) = 1,2D + 1,6L
b) Perencanaan Tulangan Plat Lantai dan Atap
lebar plat lantai (b) sebesar 1 satuan panjang (b = 1 meter atau 1000
lantai.
β = ly / lx
34
Menentukan Tebal Plat Lantai
Berdasarkan SNI 2847:2019, rasio kekakuan balok terhadap pelat
,
hmin
1) D ≤ 36 mm, ts = 20 mm
2) D ≥ 36 mm, ts = 40 mm
, .
ρb = . β1
,
ρmin1 =
35
ρmin2 = 0,002 (SNI 2847:2019 Tabel 24.2.4.3.2)
ρmax = 0,75 x ρb
Mn =
Ø
Rn = !."#$
m =
, #
2) Rasio Penulangan
*. + . %
ρ = % &1 − )1 − ,
Rn = ρb x fy 21 − * 3 ρb x m5
3) Rasio penulangan
Ast = ρmin . b . dx
n = Ast/Abesi
36
6) Analisis tulangan yang di butuhkah
67.
a =
, . . !
Momen nominal
Mn = As.fy.(d.a/2)
2 xh
berikut :
b. Pembebanan tangga
37
Penulangan palat tangga direncanakan arah X dan Y. (arak
dx = h – d’– ½ Ø
dy = h – d’-Ø – ½ Ø
2) Momen inersia
M11 = Mu
Mn = Ø
3) Rasio Penulangan
,
ρmin =
fc ′ 600
ρb = 0,85 . . fy
ρmax = 0,75 x ρb
Rn =
!."# $
M = , #
*. + . %
ρ =
%
&1 − )1 − ,
4) Kebutuhan tulangan
38
Ast = ρmin x b x d
As = ¼ x ᴫ x D²
n = Ast/Asbesi
2 xh
4. Perencanaan Balok
Prinsip perencanaan balok induk SNI 2847:2019 adalah sebagai berikut :
a. Bentang besih balok
dari 0,3
c. Analisa perhitungan
39
2) Analisa struktur pada perencanaan balok ini menggunakan
hidup (L), beban angin (W) dan beban gempa (E) dapat di lihat pada
Mn =
Ø
dx = h- ts – ds – ½ dtul
m =
, #
Rn = !."#$
fc ′ 600
ρb = 0,85 . . β1. fy
ρmax = 0,75 x ρb
,
ρmin =
40
Mengitung tulangan yang di butuhkan
As =ρ x b x d
Vc = 1/6 >?@3 AB 3 C
ØVc = 0,6 x Vc
6D # #"
Vs ada = (Pakai Vs perlu)
7
Tetapi jika terjadi Vu < Vc, maka selalu di pasang tulangan geser
S < d/4
41
Smax = d/2
/ lebih dari 400 mm membuat risiko retak pada bagian badan semakin
5. Perencanaan Kolom
Kolom merupakan komponen yang memiliki peran penting dalam
42
meneruskan beban yang ada pada bangunan seperti beban hidup dan beban
lain. Kolom harus dirancang mampu menahan gaya aksial dari beban ter
faktor dan momen maksimum dari bahan ter faktor pada satu batang lantai
6. Analisa Perhitungan
a. Pembebanan meliputi beban mati, beban hidup, beban gempa dan
beban angin.
SAP 2000.v.22.
hidup(L), beban angin (W), dan beban gempa (E) dapat di lihat pada
Mn = Ø
E
Pnperlu =
Ø
dx = h- ts – ds – ½ dtul
43
F GHI J
3) Menghitung nilai cb
600
@A .C
600 + fy
E
Pnperlu = Ø
Ast = 1% x Ag
67
n =L M7 Ø NJ O PO
Vc = 1/6 >?@3 AB 3 C
ØVc = 0,6 x Vc
44
Vu perlu = Vu-Vc (pilih tulangan terpasang)
6D # #"
Vs ada = 7
(Pakai Vs perlu)
Tetapi jika terjadi Vu < ØVc , maka harus digunakan tulangan geser
pasal 18.7.5.3.
350 − ℎ3
RS 100 + & ,
3
Nilai S tidak boleh lebih besar dari 150 dan tidak boleh lebih kecil
struktur yang telah di pakai secara luas di seluruh dunia, dimana program
ini adalah hasil penelitian dan pengembangan oleh tim dari University of
45
Peluncuran program pertama kali sejak tahun 1970, dengan versi awal
tetap harus di lakukan pada teks input data, tidak berlangsung pada
8. Program AutoCAD
AutoCAD merupakan sebuah program yang biasa digunakan untuk
komputer dalam pembentukan model serta ukuran dua dan tiga dimensi
(CAD). Program ini dapat digunakan dalam semua bidang kerja terutama
46
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
47
B. Metode Penelitian
1. Study Literatur
dengan dasar pemikiran penulisan Tugas Akhir. Tujuan dari study literatur
2. Preliminari Design
3. Atap
direncanakan dengan konstruksi plat beton bertulang dua arah, hal ini
4. Lantai
48
5. Balok
Vis. Untuk dimensi balok bervariasi sesuai dengan panjang bentang dan
a. Balok Sloof
b. Balok Anak
c. Balok Induk
6. Kolom
dengan dimensi yang bervariasi pada tiap lantai sesuai dengan besarnya
7. Tangga
49
Tangga yang berfungsi sebagai penghubung antara lantai bawah dan
8. Dinding Geser
sebagai penahan gaya geser dan torsi yang berlebihan yang di akibatkan
oleh beban desain ataupun bentuk gedung yang tidak simetris. Adapun
9. Perhitungan Beban
meliputi beban mati, beban hidup, beban angin maupun beban akibat
1983).
c. Beban gempa
d. Beban angin
50
Kombinasi pembebanan yang digunakan mengacu pada (Tata Cara
2019).
C. Analisis Struktur
dalam (gaya lintang,gaya normal dan momen) yang bekerja pada kontruksi
D. Pembuatan Gambar
2022
51
E. Bagan Alir Penelitian
52
BAB IV
A. Data Perencanaan
1. Data luas lahan bangunan
a) Luas Lahan : 1662,63 m2
b) Luas Bangunan : 6980 m2
2. Data tanah
3. Spesifikasi bangunan
a) Fungsi Bangunan : Gedung Perkuliahan
b) Jumlah Lantai : 5 Lantai
c) Tinggi Lantai : 4,00 m (flor to flor)
d) Struktur Bangunan : Beton Bertulang
e) Konstruksi atap : Dak Beton
4. Spesifikasi Bahan
a) Mutu Beton
Struktural : (f’c) 26.4 MPa (K300)
Struktural Plat : (f’c) 26,4 MPa (K300)
b) Mutu Tulangan (fy):
BJTP 280 : fy = 280 fu = 350
BJTS 420A : fy = 420 fu = 525
53
B. Preliminary Disain
1. Desain penempatan kolom dan balok
54
2. Desain tata letak dan luasan ruangan
a. Prasarana Kuliah
b. Prasarana Perpustakaan
c. Prasarana Dosen
55
Acuan lain yang digunakan oleh penulis ialah mengacu pada
desai ruangan gedung Fakultas Teknik dan Sains Universitas
Muhammadiyah Purwokerto, gambar di bawah adalah desain awal
tata letak dan luas ruangan yang disesuaikan dengan peratuaran yang
ada :
56
Gambar 4. 5 Denah Lantai 3 Rencana
(Sumber: Autocad 2022)
57
Gambar 4. 7 Denah Lantai 5 Rencana
(Sumber: Autocad 2022)
58
Gambar 4. 9 Denah Lantai Atap 2 Rencana
(Sumber: Autocad 2022)
C. Kriteria Design
1. Perencanaan Plat Atap
4000
5000
59
Bentang bersih terpanjang
Ln = 4750 – *
− *
= 4400 mm
Sn = 3750 – *
− *
= 3400 mm
Jenis plat
β = ly / lx
= 5.00 / 4.00
60
Diketahui :
bw = 300 mm
ht = 450 mm
hf = 100 mm
hb = ht – hf
= 350 mm
be1 = bw + 2hb
= 1000 mm
be2 = bw + 8hf
= 1100 mm
y1 = hb/2
= 175 mm
y2 = hb + hf/2
= 400 mm
V .W V* .W*
y = 6 6*
XY.YZ .W X[.YH .W*
=
\!.!] \ .!^
_
=
*
= 284,756 mm
Ib = (((1/12) . bw . hb3 + A1 . (y-y1)2)) +
= 3748196138,21138 m4
Bentang Panjang
= 33333333,3 mm4
Bentang Pendek
61
= 416666666,7 mm4
αf = Ecb.Ib/ Ecs.Ib
αfm = (11,24+9,00) / 2
= 10,12012957
62
2. Perencanaan pelat lantai
4000
5000
Ln = 4750 – *
− *
= 4400 mm
Sn = 3750 – − = 3400 mm
* *
Jenis plat
β = ly / lx
63
Mutu material yang digunakan
Diketahui :
bw = 300 mm
ht = 450 mm
hf = 120 mm
hb = ht – hf
= 330 mm
be1 = bw + 2hb
= 960 mm
be2 = bw + 8hf
= 1260 mm
y1 = hb/2
= 165 mm
64
y2 = hb + hf/2
= 390 mm
V .W V* .W*
y = 6 6*
XY.YZ .W X[.YH .W*
=
\!.!] \ .!^
*
= * *
= 286,008 mm
Ib = 1/12 . bw . hb3 + A1 . (y-y1)2 + 1/12 . be . hf3 + A2 . (y2-y)2
= 3732127184,87395 m4
Bentang Panjang
= 33333333,3 mm4
Bentang Pendek
= 416666666,7 mm4
αf = Ecb.Ib/ Ecs.Ib
αfm = (11,24+9,00) / 2
65
= 10,12012957
hw/lw = 20/4
=5
66
Tebal dinding geser di asusmsikan 30 cm
lw/bw = 4/0.3
=13.3
hw/lw = 20 / 5
=4
lw/bw = 5 / 0.3
= 16,6
hw/lw = 20 / 7
= 2,85
67
lw/bw = 7 / 0.3
= 23,33
` cdd
Hmin = ab = = 50 cm (SNI 2847:2019 pasal 9.3.1)
ab
e e
b = f g = f 60 = 40 cm (SNI 2847:2019 pasal 18.6.2.1)
diambil b balok 40 cm
` cdd
Hmin = ac,h = ac.h = 43.2 cm (SNI 2847:2019 pasal 9.3.1)
e e
b = f g = f 50 = 33,3 cm (SNI 2847:2019 pasal 18.6.2.1)
68
Diambil b balok 35 cm
` cdd
Hmin = ab =
ea
= 38 cm (SNI 2847:2019 pasal 9.3.1)
e e
b = g = 40 = 26,67 cm (SNI 2847:2019 pasal 18.6.2.1)
f f
Diambil b balok 30 cm
` hdd
Hmin = ab = ac.h = 27 cm (SNI 2847:2019 pasal 9.3.1)
e e
b = f g = f 40 = 26,67 cm (SNI 2847:2019 pasal 18.6.2.1)
Diambil b balok 30 cm
` hdd
Hmin = ab = ea
= 23.8cm (SNI 2847:2019 pasal 9.3.1)
e e
b = g = 30 = 20 cm (SNI 2847:2019 pasal 18.6.2.1)
f f
Diambil b balok 20 cm
69
diambil dimensi balok peletakan dua sisi bentang 500 cm peletakan
sederhana adalah 30 x 20 cm.
` idd
Hmin = ab =
ac.h
= 21.6cm (SNI 2847:2019 pasal 9.3.1)
e e
b = g = 25 = 16.6 cm(SNI 2847:2019 pasal 18.6.2.1)
f f
Diambil b balok 20 cm
` idd
Hmin = = = 23.8cm (SNI 2847:2019 pasal 9.3.1)
ab ea
e e
b = f g = f 25 = 16.6 cm (SNI 2847:2019 pasal 18.6.2.1)
Diambil b balok 20 cm
70
Tabel 4. 1 Rekapitulasi dimensi balok induk dan balok anak
Rekapitulasi dimensi balok induk dan balok anak
Nama Balok Dimensi (cm)
B1 60 cm x 40 cm
B2 50 cm x 35 cm
B3 40 cm x 30 cm
B4 30 cm x 20 cm
B5 25 cm x 20 cm
Sumber: Perhitungan MS-Excel 2016
71
a. Perencanaan Kolom dengan segemen 8 x 10
Beban mati
Panjang Lebar Tebal Berat Jenis Total Berat
Beban
m m kN
Plat 4 5 0,12 m 2,4 24 kN/m3 57,6
Balok 4 0,35 0,5 m 0,7 24 kN/m3 16,8
Balok 4 0,3 0,4 m 0,48 24 kN/m3 11,52
Flafon 4 5 20 0,024 kN/m2 0,48
2
Penggantung 4 5 - 20 0,48 kN/m 9,6
2
Plumbing 4 5 - 20 0,29 kN/m 5,8
Dinding 4 5 0,15 m 1,35 20,4 kN/m3 27,54
Spesi (2cm) 4 5 50 mm 450 0,015 kN/m3 6,75
Kramik 4 5 20 1,1 kN/m2 22
Total Beban Mati DL 158,09
Sumber: Perhitungan MS-Excel 2016
72
Tabel 4. 4 Pembebanan mati Kolom lantai 5
Beban mati
Total
Panjang Lebar Tebal Volume Berat Jenis
Beban Berat
m m m m3 kN
Plat 4 5 0.12 2.4 24 kN/m3 48
Balok 4 0.25 0.35 0.35 24 kN/m3 11,52
3
Balok 4 0.3 0.45 0.54 24 kN/m 16,8
Flafon 4 5 - 20 0,024 kN/m2 0,48
Penggantung 4 5 - 20 0,48 kN/m2 9,6
Plumbing 4 5 - 20 0,29 kN/m2 5,8
Beban Hidup
Panjang Lebar Luas Beban Total Berat
Beban
m m m2 kN/m2 kN
beban atap 4 5 20 0,96 19,2
Beban pekerja 4 5 20 0,98 19,6
73
- Total Beban Mati
Lantai 5 = 92,2 kN
= 724,56 kN
Lantai 5 = 38,8 kN
= 580,4 kN
Kombinasi Pembebanan
= 1014,384
= 1798,112 kN
Wu = 1798112 N
Fc = 26.4 MPa
kl 1798112
j 227.034,34 qq*
0.3 3 ?@′ 0.3 3 26.4
74
Tabel 4. 6 Rekapitulasi dimensi kolom
Rekapitulasi dimensi kolom
K1 500 x 500 mm (Perhitungan)
K2 400 x 400 mm (Asumsi)
K3 300 x 300 mm (Asumsi)
Sumber: Perhitungan MS-Excel 2016
75
D. Permodelan Struktur
Perencanaan Gedung K Beton bertulang Unliversitas
Muhammadiyah Purwokerto permodelan struktur menggunakan
software SAP 2000 v.22.
76
1. Material Struktur
Struktur gedung di desain menggunakan struktur beton
bertulang dengan mutu dan Persyaratan sesuai dengan SNI
2847:2019 pasal 19.2.1.1
a. Beton
Weight per unit volume : 2400 kg/m3
Kuat beton yang di syaratkan (fc’) :
Beton Struktural (fc’) : 26,4 MPa
Beton non-strutural (fc’) : 14.5 MPa
Modulus elastisitas, E : 4700 √?@′
b. Baja Tulangan
Menurut SNI 2847:2019 Pasal 20 tabel 20.2.2.4a. nila fy
maksimum yang boleh digunakan adalah fy 420 MPa. Jadi dalam
perencanaan gedung K ini menggunakan mutu baja fy 420 MPa
untuk tulangan ulir dan 280 MPa untuk tulangan Polos, dengan
Spesifikasi sebagai berikut:
Weight per unit volume : 7850 kg/m3
Modulus elastisitas beton : 200.000
Modulus geser (G) : 80.000 MPa
BJTP 280 : fy = 280 fu = 350
BjTS 420A : fy = 420 fu = 525
2. Cek periode fundamental (T)
Batas bawah
Ta = Ct . hnx
= 0,0466 . 240,9
= 0,8139 detik
Batas atas
= Cu .ta
77
= 1,4 . 0,8139
= 1,13946
TSAP = 0,6318
78
Beban mati pada balok meliputi :
Mencari t eqivalen
t eq
h
30 cm
12.5 cm t
200 cm
450 cm
79
Mencari pelat ekuivalen pelat tangga:
AC s AB . BC 12.5.30
⇒ t.
t
11.538 cm
BC AC √12. 5* + 30*
200
v arc tg 23°
450
2 2
3 3
t. eq t 11.538 7.6923 cm
Qu = 1,2 DL + 1,6 LL
80
= 1,2 (0,794) + 1,6 (0,96)
= 0,9528 + 1,536
= 2,4888 kN/m2
81
Gambar 4. 17 Peta zona gempa Indonesia
(Sumber: SNI-03-1726-2002)
82
Tabel 4. 7 Hasil borlog N-SPT
NILAI
N- N-
rata-rata N’=Tebal
LAPIS KEDALAMAN TEBAL SPT SPT
DB1 dan N-SPT
DB1 DB2
DB2
1 3 3 3 5 4 0.75
2 6 2 14 29 21.5 0.093
3 8 2 15 23 19 0.105
4 10 2 45 41 43 0.047
5 12 2 60 60 60 0.033
6 14 2 5 60 32.5 0.061
7 16 2 60 60 60 0.033
8 18 2 60 60 60 0.033
9 20 2 60 60 60 0.033
10 22 2 60 60 0.033
11 24 2 60 60 0.033
12 26 2 60 60 0.033
13 28 2 60 60 0.033
14 30 2 60 60 0.033
30 1.353
Didapat nilai N = 22.1729
Sumber : Data tanah gedung Tower UMP
83
1) Koordinat lokasi Penelitian/Koordinat lokasi
Gedung K
84
Setelah Input data akan di dapatkan output seperti yang di
tunjukan pada gambar berikut:
Dimana :
85
SD1 = Parameter spectral percepatan desain pada periode
1 detik
86
akibat beban mati tambahan dan beban hidup yang direduksi dengan
faktor reduksi sebesar 0.5.
87
2.290 0.213
2.390 0.205
2.490 0.196
2.590 0.189
2.690 0.182
2.790 0.175
2.890 0.169
2.990 0.163
3.090 0.158
3.190 0.153
3.290 0.148
3.390 0.144
3.490 0.140
3.590 0.136
3.690 0.132
3.790 0.129
3.890 0.125
3.990 0.122
4.000 0.122
(Sumber: http://rsa.ciptakarya.pu.go.id/2021)
88
5. Perhitungan Beban Angin
89
b. Menentukan faktor arah angin (Kd)
d. Kategori resiko
na = 43.5/h0.9
= 43.5 / 22.50.9
90
= 2.639 > 1 Hz sehingga bangunan di anggap
kaku
Dimana :
a.xaya
Cp = -0.5 + z −0.3 − −0.5
eya
= -0.358
Diketahui :
91
Zg = 365.76 ft (SNI 1727:2020 Tabel 26.9-
Kz = 2.01 (15/Zg)2/α
= 2.01 ( 15/365.76)2/7
= 0.807
qz = 0.613 x Kz x Kzt x v2
= 13.18 N/m2
2. Kz unutk 15 ft ≤ z ≤ Zg
Kz = 2.01 (Z/Zg)2/α
= 2.01 (26.25/365.76)2/7
= 0.947
qz = 0.613 x Kz x Kzt x v2
= 15.473 N/m2
3. Kz unutk 15 ft ≤ z ≤ Zg
Kz = 2.01 (Z/Zg)2/α
= 2.01 (39.37/365.76)2/7
= 1.063
92
Beban angin (qz)
qz = 0.613 x Kz x Kzt x v2
= 17.373 N/m2
4. Kz unutk 15 ft ≤ z ≤ Zg
Kz = 2.01 (Z/Zg)2/α
= 2.01 (52.5/365.76)2/7
= 1.154
qz = 0.613 x Kz x Kzt x v2
= 18.862 N/m2
5. Kz unutk 15 ft ≤ z ≤ Zg
Kz = 2.01 (Z/Zg)2/α
= 2.01 (65.62/365.76)2/7
= 1.230
qz = 0.613 x Kz x Kzt x v2
= 20.103 N/m2
6. Kz unutk 15 ft ≤ z ≤ Zg
Kz = 2.01 (Z/Zg)2/α
93
= 2.01 (73.82/365.76)2/7
= 1.272
qz = 0.613 x Kz x Kzt x v2
= 20.791 N/m2
94
j. Menentukan Beban Angin (P)
Z (m)
Dinding sisi
Dinding sisi Dinding tepi
angin pergi
angin datang
1. Beban angin Z = 4m
a) Beban angin dinding sisi angin datang
P = qGCp – q1(Gcpi)(N/m2)
= qz x G x CP (N/m2)
= 8.96 N/m2
P = qGCp – q1(Gcpi)(N/m2)
= qz x G x CP (N/m2)
95
= -4.01 N/m2
P = qGCp – q1(Gcpi)(N/m2)
= qz x G x CP (N/m2)
= -7.84 N/m2
2. Beban angin Z = 8m
a) Beban angin dinding sisi angin datang
P = qGCp – q1(Gcpi)(N/m2)
= qz x G x CP (N/m2)
= 10.521 N/m2
P = qGCp – q1(Gcpi)(N/m2)
= qz x G x CP (N/m2)
= -4.708 N/m2
P = qGCp – q1(Gcpi)(N/m2)
= qz x G x CP (N/m2)
= -9.206 N/m2
96
a) Beban angin dinding sisi angin datang
P = qGCp – q1(Gcpi)(N/m2)
= qz x G x CP (N/m2)
= 11.813 N/m2
P = qGCp – q1(Gcpi)(N/m2)
= qz x G x CP (N/m2)
= -5.286 N/m2
P = qGCp – q1(Gcpi)(N/m2)
= qz x G x CP (N/m2)
= -10.337 N/m2
P = qGCp – q1(Gcpi)(N/m2)
= qz x G x CP (N/m2)
= 12.826 N/m2
P = qGCp – q1(Gcpi)(N/m2)
97
= qz x G x CP (N/m2)
= -5.739 N/m2
P = qGCp – q1(Gcpi)(N/m2)
= qz x G x CP (N/m2)
= -11.223 N/m2
P = qGCp – q1(Gcpi)(N/m2)
= qz x G x CP (N/m2)
= 13.670 N/m2
P = qGCp – q1(Gcpi)(N/m2)
= qz x G x CP (N/m2)
= -6.117 N/m2
P = qGCp – q1(Gcpi)(N/m2)
= qz x G x CP (N/m2)
98
= -11.961 N/m2
P = qGCp – q1(Gcpi)(N/m2)
= qz x G x CP (N/m2)
= 14.138 N/m2
P = qGCp – q1(Gcpi)(N/m2)
= qz x G x CP (N/m2)
= -6.326 N/m2
P = qGCp – q1(Gcpi)(N/m2)
= qz x G x CP (N/m2)
= -12.371 N/m2
99
Tabel 4. 6 Rekapitulasi Beban Angin (P)
P (N/m2)
Angin Pergi
Z Angin datang dinding sisi
Dinding sisi
angin datang Dinding tepi
angin pergi
4 8.967 -4.013 -7.846
8 10.522 -4.708 -9.206
12 11.814 -5.287 -10.337
16 12.826 -5.740 -11.223
20 13.670 -6.117 -11.961
22.5 14.138 -6.327 -12.371
{ {*
Q =Px *
1. Z=4m
Kolom tepi
Q = P x l1 + l2
2
= 8.97 x 4
2
= 17.93 N/m
100
Q = P x l1 + l2
2
= -7.85 x 4
2
= -15.7 N/m
Kolom tengah
Q = P x l1 + l2
2
= 8.97 x 4 + 3
2
= 31.38 N/m
Angin pergi dinding tepi lebar dinding = 4 m dan
3m
Q = P x l1 + l2
2
= -4.01 x 4 + 3
2
= -14 N/m
kolom tengah
Q = P x l1 + l2
2
= 8.97 x 5 + 3
2
= 35.87 N/m
101
Angin pergi dinding tepi lebar dinding= 5 m dan 3 m
Q = P x l1+l2
2
= -4.01 x 5 + 3
2
= -16.1 N/m
kolom tengah
Q = P x l1 + l2
2
= 8.97 x 4 + 4
2
= 35.87 N/m
Angin pergi dinding tepi lebar dinding = 4 m
dan 4 m
Q = P x l1 + l2
2
= -4.01 x 4 + 4
2
= -16.1 N/m
2. Z=8m
Kolom tepi
Q = P x l1 + l2
102
2
= 10.52 x 4
2
= 21.04 N/m
Angin pergi dinding tepi lebar dinding = 4 m
Q = P x l1 + l2
2
= -9.21 x 4
2
= -18.4 N/m
Kolom tengah
Q = P x l1 + l2
2
= 10.52 x 4 + 3
2
= 36.83 N/m
Angin pergi dinding tepi lebar dinding = 4 m dan
3m
Q = P x l1 + l2
2
= -4.71 x 4 + 3
2
= -16.5 N/m
kolom tengah
103
Q = P x l1 + l2
2
= 10.52 x 5 + 3
2
= 42.09 N/m
Angin pergi dinding tepi lebar dinding = 5 m dan 3 m
Q = P x l1 + l2
2
= -4.71 x 5 + 3
2
= -18.8 N/m
kolom tengah
Q = P x l1 + l2
2
= 10.52 x 4 + 4
2
= 42.09 N/m
Angin pergi dinding tepi lebar dinding = 4 m dan 4 m
Q = P x l1 + l2
2
= -4.71 x 4 + 4
2
= -18.8 N/m
3 Z = 12 m
Kolom tepi
104
Q = P x l1 + l2
2
= 11.81 x 4
2
= 23.63 N/m
Angin pergi dinding tepi lebar dinding = 4 m
Q = P x l1 + l2
2
= -10.34 x 4
2
= -20.7 N/m
Kolom tengah
Q = P x l1 + l2
2
= 11.81 x 4 + 3
2
= 41.35 N/m
Angin pergi dinding tepi lebar dinding = 4 m dan 3 m
Q = P x l1 + l2
2
= -5.29 x 4 + 3
2
= -18.5 N/m
kolom tengah
Q = P x l1 + l2
105
2
= 11.81 x 5 + 3
2
= 47.26 N/m
Angin pergi dinding tepi lebar dinding = 5 m dan 3 m
Q = P x l1 + l2
2
= -5.29 x 5 + 3
2
= -21.1 N/m
kolom tengah
4 m
Q = P x l1 + l2
2
= 11.81 x 4 + 4
2
= 47.26 N/m
Angin pergi dinding tepi lebar dinding = 4 m dan 4 m
Q = P x l1 + l2
2
= -5.29 x 4 + 4
2
= -21.1 N/m
4 Z = 16 m
Kolom tepi
106
Q = P x l1 + l2
2
= 12.83 x 4
2
= 25.65 N/m
Angin pergi dinding tepi lebar dinding = 4 m
Q = P x l1 + l2
2
= -11.22 x 4
2
= -22.4 N/m
Kolom tengah
Q = P x l1 + l2
2
= 12.83 x 4 + 3
2
= 44.89 N/m
Angin pergi dinding tepi lebar dinding = 4 m
dan 3 m
Q = P x l1 + l2
2
= -5.74 x 4 + 3
2
= -20.1 N/m
kolom tengah
107
Angin datang dinding Tepi lebar dinding = 5 m dan
3m
Q = P x l1 + l2
2
= 12.83 x 5 + 3
2
= 51.3 N/m
Angin pergi dinding tepi lebar dinding = 5 m dan 3m
Q = P x l1 + l2
2
= -5.74 x 5 + 3
2
= -23 N/m
kolom tengah
Q = P x l1 + l2
2
= 12.83 x 4 + 4
2
= 51.3 N/m
Angin pergi dinding tepi lebar dinding = 4 m dan 4m
Q = P x l1 + l2
2
= -5.74 x 4 + 4
2
= -23 N/m
5 Z = 20 m
108
Kolom tepi
Q = P x l1 + l2
2
= 13.67 x 4
2
= 27.34 N/m
Angin pergi dinding tepi lebar dinding = 4 m
Q = P x l1 + l2
2
= -11.96 x 4
2
= -23.9 N/m
Kolom tengah
3m
Q = P x l1 + l2
2
= 13.67 x 4 + 3
2
= 47.85 N/m
Angin pergi dinding tepi lebar dinding = 4 m dan
3 m
Q = P x l1 + l2
2
= -6.12 x 4 + 3
109
2
= -21.4 N/m
kolom tengah
Q = P x l1 + l2
2
= 13.67 x 5 + 3
2
= 54.68 N/m
3 m
Q = P x l1 + l2
2
= -6.12 x 5 + 3
2
= -24.5 N/m
kolom tengah
Q = P x l1 + l2
2
= 13.67 x 4 + 4
2
= 54.68 N/m
Angin pergi dinding tepi lebar dinding = 4 m dan 4 m
110
Q = P x l1 + l2
2
= -6.12 x 4 + 4
2
= -24.5 N/m
6 Z = 22.5 m
Kolom tepi
Q = P x l1 + l2
2
= 14.14 x 4
2
= 28.28 N/m
Q = P x l1 + l2
= -12.37 x 4
= -24.7 N/m
Kolom tengah
Q = P x l1 + l2
= 14.14 x 4 + 4
111
= 56.55 N/m
Q = P x l1 + l2
= -6.33 x 4 + 4
= -25.3 N/m
112
l. Pembebanan angin Pada Shear Wall
6. Pembebanan Lift
Diketahui:
= 24,23 kN/m’
113
Beban merata tersebut akan di inputkan pada balok dengan
bentang 2,25 karena balok tersebut merupakan balok yang akan
digunakan sebagai dudukan mesin elevator.
114
Gambar 4. 23 Input kombinasi pembebanan pada SAP2000 v22
(Sumber: SAP2000 v22)
3) Menginput parameter pembebanan gempa
115
Gambar 4. 25 Input beban gemap arah x pada SAP2000 v22
(Sumber: SAP2000 v22)
116
4) Input beban pasa sap 2000
117
Gambar 4. 29 Input beban hidup pada pelat lantai
(Sumber: SAP2000 v22)
118
Gambar 4. 31 Input beban angin pada kolom
(Sumber: SAP2000 v22)
119
F. Run Analysis Model
Pada penelitian ini model struktur yang telah di buat mengacu pada SNI
2847:2019 yang merujuk pada ACI 318.2-14 “ Building code requirements for
concrete thin shells ads commentary” dan pada pasal 21.2 SNI 2847:2019
tentang faktor reduksi kekuatan (ϕ), parameter phi yang ada harus sesuai
dengan peraturan SNI yang ada, seperti pada gambar di bawah ini :
120
Gambar 4. 34 Hasil running analysis struktur
(Sumber: SAP2000 v22)
121
1. Menentuakan Periode natural bangunan
Batas bawah
Ta = Ct . hnx
= 0,0466 . 240,9
= 0,8139 detik
Batas atas
= Cu .ta
= 1,4 . 0,8139
= 1,13946
Periode natural gedung hasil analisis SAP mode 1 adalah 0,6318. Maka
digunakan nitai Tc batas bawah yaitu 0,8139 detik, selanjutnya memasukan nilai
tersebut ke dalam pembebanan gempa statik equivalen pada Load Pattern seperti
gambar di bawah :
122
Gambar 4. 36 Input nilai periode natural statik ekuivalen ( Ex statik )
(Sumber: SAP2000 v22)
123
Gambar 4. 38 Mendefinisikan beban gempa statik equivalen sap2000
(Sumber: SAP2000 v22)
Langkah selanjutnya adalah menganalisis model struktur ulang dengan cara seperti
gambar di bawah :
124
2. Kontrol analisis dinamik
Sesuai dengan pasal 7.9.1 dan 7.9.4.1 SNI 1726:2012 hasil analisis
struktur harus di lakukan pengecekan sebagai berikut:
a) Gaya geser dinamik pada pondasi/dasar ≥ 85% gaya geser statik pada
pondasi/dasar. (Vdynamic) ≥ 85% (Vstatic). Gambar di bawah adalah hasil
pengecekan gaya geser dinamik pada bagian dasar gedung:
Tabel 4. 9 Output SAP 2000 gaya geser dasar dinamik dan statik equivalen
OutputCase CaseType StepType GlobalFX GlobalFY
KN KN
EX RESP LinRespSpec Max 4375,452 2146,657
EY RESP LinRespSpec Max 2150,412 4282,023
EY STATIK LinStatic 3,384E-11 -4836,445
EX STATIK LinStatic -4836,445 -5,373E-10
Sumber: Perhitungan MS-Excel 2016
125
Langkah langkah pengecekan yang harus di lakukan sebagai berikut :
= 4110,978
= 4110,978
Dari hasil di dapatkan bahwa gaya geser dasar dinamik lebih besar dari
gaya geser dasar statik.
126
Dari hasil pengecekan partisipasi masa yang di lakukan, pada mode 13
- 18 prosentase pertisipasi masa yang terjadi sudah memenuhi syarat yang
ada yaitu partisipasi msa yang terjadi harus ≥ 90%.
F#.|.}H
Ɵ = ~•.X€•.•‚
Nilai Px, Δ, Vx, hsx didapat dari output program SAP seperti berikut:
127
b. Gaya geser seismik yang berkerja antara tingkat x dan x-1 (Vx)
Gaya geser seismik yang berkerja antara tingkat x di dapat dengan
cara Display – Show table – other output items – Section cut analysis. Untuk
load pattern pilih hanya beban respons spektrum (Ex,Ey). Untuk load case
pilih dulu (Ex) lalu ulangi lagi untuk arah (Ey). Maka akan di dapat nilai
seperti gambar berikut :
128
c. Mencari simpangan antar lantai tingkat desain (Δ)
Untuk mencari nilai dari (Δ) terlebih dahulu kit mencari nilai dari
perpindahan elastik yang terjadi akibat beban gempa desain tingkat (δ).
Dengan cara ganti tampilan menjadi Ex respons spektrum lalu ubah juga ke
tampilan Xz lalu pilih join lantai 1 sd atap dalam satu garis. Langkah
coordinate, pilih juga analysis result – join output – table join displacemen,
load case pilih Ex respons spektrum lalu ok. ulangi langkah tersebut untuk
berikut :
129
Gambar 4. 46 Output perpindahan elastik beban gempa desain tingkat (
δeEy )
(Sumber: SAP2000 v22)
sebagai berikut :
δEx = Cd.dex/Ie
130
= 0,007333
δEy = Cd.dey/Ie
= 0,004653
beben desain gempa ( δEx dan δEy ), Langkah selanjutnya adalah mencari
nilai simpangan antar lantai (Δ) dengan mencari selisih defleksi in-elastis
bahwa simpangan yang terjadi pada tiap tingkat tidak melebihi simpangan
131
Seteleh semua nilai yang di butuhkan untuk mengecek kestabilan P-
F# . | . }H
Ɵ = ~•ƒ# . X€• . •‚
* ,_ . _, . ,
Ɵexlt1 = . . ,
= 0,010055
* ,_ . , . ,
Ɵeylt1 = * , _. . ,
= 0,006173
* *, _. *,*_* . ,
Ɵexlt2 =
* , . . ,
= 0,014368
* *, _. , _. ,
Ɵeylt2 =
_ ,* . . ,
= 0,009403
_, _. , _. ,
Ɵexlt3 =
* *, *. . ,
= 0,013714
_, _. , . ,
Ɵeylt3 = _ , _ . . ,
= 0,009593
* _, . *, . ,
Ɵexlt4 = * ,* . . ,
= 0,010916
* _, . , _. ,
Ɵeylt4 =
* , _. . ,
= 0,008269
132
_ ,_ . , . ,
Ɵexlt5 = ,_ _ . . ,
= 0,007306
_ ,_ . , . ,
Ɵeylt5 = , . . ,
= 0,006345
,_ * . , _. ,
Ɵexlt6 = *, _ . . ,
= 0,003481
,_ * . * , . ,
Ɵeylt6 =
, . . ,
= 0,009037
= 0,090909
133
Dapat di lihat bahwa nilai teta ( Ɵ ) yang terjadi pada seluruh
lantai lebih kecil dari teta maksimum ( Ɵmax ), maka dapat disimpulkan
bahwa struktur sudah stabil dan tidak perlu di lakukan permodelan
struktur ulang.
134
Dalam perencanaan peemulangan pelat lantai diambil segmen pelat
terbesar yaitu 5m x 4m (ly x lx). Dengan spesifikasi pelat atap sebagai
berikut :
Diameter tulangan = 10 mm
d = h-d’
= 100-20
= 80 mm
dy dx
135
, . …
ρb = . β1& ,
† †
, ×* , × ,
*
× *
= 0,04645
, ,
ρmin1 = =* = 0,005
Ly/lx = 5/4
= 1,25
,*y , * y
,* y , #y
#y * y
,* y , ,*y ,
* y
(x-31) ,*y ,
3 1,25 − 1,3
x = 29,5
136
,*y , * y
,* y , #y
#y * y
,* y , ,*y ,
* y
(x-19) 3 1,25 − 1,3
,*y ,
x = 0,5 +19
x = 19,5
,*y , y
,* y , #y
#y y
,* y , ,*y ,
y
(x-69) ,*y ,
3 1,25 − 1,3
x = -2,5 +69
x = 66,5
,*y , y _
,* y , #y _
#y _ y _
,* y , ,*y ,
y _
(x-57) ,*y ,
3 1,25 − 1,3
x = -0,5 +57
x = 56,5
137
= 1,1747136 kNm
= 0,7765056 kNm
= -2,6480832 kNm
= -2,2498752 kNm
_ _ ,
Mn = = 1468391,7 N.mm
ˆ .
‰ ,_
Rn = Y‚$ = = 0,261047
×_ $
*
m = , × Š . ×* ,
12,477
* • ‹ ׌
ρ %
& 1 − )1 − ,
†
*× ,* _× *, __
= *, __
[1 − )1 − *
]
= 0,000937799
ρ <ρmin maka menggunakan ρ= 0,0020
sehingga,
As = ρ×b×d
= 0,0020×1000x75
138
= 150 mm2
67
Jumlah tulangan (n) = • =• 1,91 ≈ 2 buah tulangan
ו $ × $
Jarak maksimum tulangan diatur dalam SNI 2847:2019 Pasal 8.7.3.1 yang
= 2 x 100 = 200 mm
_ ,
Mn = ˆ .
= 970632,0 N.mm
‰ _ *,
Rn = Y‚$ = × $ = 0,22973
*
m = , × Š . ×* ,
12,477
* • ‹ ׌
ρ & 1 − )1 − ,
% †
*× ,** _ × *, __
= [1 − )1 − ]
*, __ *
= 0,00082472
ρ <ρmin maka menggunakan ρ= 0,0020
sehingga,
As = ρ×b×d
= 0,0020×1000x75
139
= 150 mm2
67
Jumlah tulangan (n) = • =• 1,91 ≈ 2 buah tulangan
ו $ × $
Jarak maksimum tulangan diatur dalam SNI 2847:2019 Pasal 8.7.3.1 yang
= 2 x 100 = 200 mm
* ,*
Mn = ˆ .
= 3310104,0 N.mm
‰ ,
Rn = Y‚$ = ×_ $
= 0,5884629
*
m = , × Š . ×* ,
12,477
* • ‹ ׌
ρ & 1 − )1 − ,
% †
*× , * × *, __
= *, __
[1 − )1 − *
]
= 0,002129
ρ >ρmin maka menggunakan ρ= 0,00213
sehingga,
As = ρ×b×d
= 0,00213×1000x75
140
= 159,747 mm2
67 ,_ _
Jumlah tulangan (n) = • = • 2,03≈ 3 buah tulangan
ו $ × $
Jarak maksimum tulangan diatur dalam SNI 2847:2019 Pasal 8.7.3.1 yang
= 2 x 100 = 200 mm
** _ ,*
Mn = = 2812344,0 N.mm
ˆ .
‰ * * ,
Rn = Y‚$ = $ = 0,66564355
×
*
m = 12,477
, × Š . ×* ,
* • ‹ ׌
ρ %
& 1 − )1 − ,
†
*× , × *, __
= *, __
[1 − )1 − *
]
= 0,0024136
ρ >ρmin maka menggunakan ρ= 0,0024136
sehingga,
As = ρ×b×d
= 0,0024136×1000x65
= 156,887 mm2
141
67 , _
Jumlah tulangan (n) = • = • 2 ≈ 2 buah tulangan
ו $ × $
Jarak maksimum tulangan diatur dalam SNI 2847:2019 Pasal 8.7.3.1 yang
= 2 x 100 = 200 mm
142
Gambar 4. 50 Output momen pelat atap arah y ( M22 )
(Sumber: SAP2000 v22)
Diameter tulangan = 10 mm
143
Menghitung tinggi efektif pelat (d) :
d = h-d’
= 120-20
= 100 mm
dy dx
, . …
ρb = . β1& ,
† †
, ×* , × ,
*
× *
= 0,04645
, ,
ρmin1 = =* = 0,005
Ly/lx = 5/4
144
= 1,25
,*y , * y
,* y , #y
#y * y
,* y , ,*y ,
* y
(x-31)
,*y ,
3 1,25 − 1,3
x = 29,5
,*y , * y
,* y , #y
#y * y
,* y , ,*y ,
* y
(x-19) ,*y ,
3 1,25 − 1,3
x = 0,5 +19
x = 19,5
,*y , y
,* y , #y
#y y
,* y , ,*y ,
y
(x-69)
,*y ,
3 1,25 − 1,3
145
x = -2,5 +69
x = 66,5
,*y , y _
,* y , #y _
#y _ y _
,* y , ,*y ,
y _
(x-57) 3 1,25 − 1,3
,*y ,
x = -0,5 +57
x = 56,5
= 4,698666 kNm
= 3,105898 kNm
= -10,59191 kNm
= -8,999139 kNm
146
Menghitung Penulangan Lapangan Arah X
.
Mn = ˆ .
= 5873332,0 N.mm
‰ _ *,
Rn = Y‚$ = ×_ $
= 0,650784
*
m = , × Š . ×* ,
12,477
* • ‹ ׌
ρ & 1 − )1 − ,
% †
*× , _ × *, __
= *, __
[1 − )1 − *
]
= 0,0023589
ρ >ρmin maka menggunakan ρ= 0,0023589
sehingga,
As = ρ×b×d
= 0,0023589×1000x95
= 224,101 mm2
67 ** ,
Jumlah tulangan (n) = • = • 2,855≈ 3 buah tulangan
ו $ × $
Jarak maksimum tulangan diatur dalam SNI 2847:2019 Pasal 8.7.3.1 yang
= 2 x 120 = 240 mm
147
Menghitung Penulangan Lapangan Arah Y
_,
Mn = ˆ .
= 3882372,0 N.mm
‰ * _*,
Rn = Y‚$ = × $ = 0,53735
*
m = , × Š . ×* ,
12,477
* • ‹ ׌
ρ & 1 − )1 − ,
% †
*× , _ × *, __
= *, __
[1 − )1 − *
]
= 0,001942
ρ <ρmin maka menggunakan ρ= 0,0020
sehingga,
As = ρ×b×d
= 0,0020×1000x85
= 170 mm2
67 _
Jumlah tulangan (n) = • =• 2,166 ≈ 3 buah tulangan
ו $ × $
Jarak maksimum tulangan diatur dalam SNI 2847:2019 Pasal 8.7.3.1 yang
= 2 x 120 = 240 mm
148
Menghitung Penulangan Tumpuan Arah X
_,*
Mn = ˆ .
= 13239884,0 N.mm
‰ * ,
Rn = Y‚$ = ×_ $
= 1,46702
*
m = , × Š . ×* ,
12,477
* • ‹ ׌
ρ & 1 − )1 − ,
% †
*× , _ * × *, __
= [1 − )1 − ]
*, __ *
= 0,005422
ρ > ρmin
ρ < ρmak maka menggunakan ρ= 0,005422
sehingga,
As = ρ×b×d
= 0,00213×1000x95
= 515,169 mm2
67 ,
Jumlah tulangan (n) = • = • 6,563≈ 7 buah tulangan
ו $ × $
Jarak maksimum tulangan diatur dalam SNI 2847:2019 Pasal 8.7.3.1 yang
= 2 x 120 = 240 mm
149
Menghitung Penulangan Tumpuan Arah Y
,*
Mn =
ˆ .
= 11248924,0 N.mm
‰ * * ,
Rn = = = 1,55694
Y‚$ × $
*
m = , × Š . ×* ,
12,477
* • ‹ ׌
ρ & 1 − )1 − ,
% †
*× , × *, __
= [1 − )1 − ]
*, __ *
= 0,005768
ρ > ρmin
ρ < ρmak maka menggunakan ρ= 0,005768
sehingga,
As = ρ×b×d
= 0,005768×1000x85
= 490,2875
67 ,* _
Jumlah tulangan (n) = • = • 6,246 ≈ 7 buah tulangan
ו $ × $
Jarak maksimum tulangan diatur dalam SNI 2847:2019 Pasal 8.7.3.1 yang
= 2 x 120 = 240 mm
150
I. Perencanaan Penulangan Pelat Tangga Dan Bordes
Perencanaan penulangan pelat tangga dan bordes luasan plat yang di
rencanaakan adalaah 1m2, berikut cara perhitungan penulangan pelat tangga
dan bordes :
400 cm
150 cm
450 cm
185 cm 30 cm 185 cm
151
Gambar 4. 52 Output momen pelat tangga dan bordes arah x ( M11 )
(Sumber: SAP2000 v22)
152
Dalam perencanaan peenulangan pelat lantai diambil segmen pelat
terbesar yaitu 5m x 4m (ly x lx). Dengan spesifikasi pelat atap sebagai
berikut :
Diameter tulangan = 12 mm
AC s AB . BC 12.5.30
⇒ t.
t
11.538 cm
BC AC √12. 5* + 30*
200
v arc tg 23°
450
2 2
3 3
t. eq t 11.538 7.6923 cm
X = Panjang tangga/cos α
= 450/cos 23º
= 488,86 cm
153
„ = 0,85 (SNI 2847:2019 Tabel 22.2.2.4.3)
, . …
ρb = . β1& ,
† †
, ×* , × ,
×
* *
= 0,04645
, ,
ρmin1 = =* = 0,005
Ly/lx = 4,88/1,85
= 2,64
Mlx = 125
Mly = 25
Mty = 125
= 4,3722 kNm
154
Mly = 0,001. Qu . Lx2. x
= 0,8745 kNm
= -4,372 kNm
_** ,_
Mn = = 5465304,7 N.mm
ˆ .
‰ ,_
Rn = Y‚$ = $ = 0,618527
×
*
m = 12,477
, × Š . ×* ,
* • ‹ ׌
ρ %
& 1 − )1 − ,
†
*× , *_ × *, __
= [1 − )1 − ]
*, __ *
= 0,00224
ρ >ρmin maka menggunakan ρ= 0,00224
sehingga,
As = ρ×b×d
= 0,00224×1000x94
= 210,59 mm2
67 * ,
Jumlah tulangan (n) = • = • 1,863≈ 2 buah tulangan
ו $ × *$
Jarak maksimum tulangan diatur dalam SNI 2847:2019 Pasal 8.7.3.1 yang
155
Jarak Antar Tulangan = 2H
= 2 x 120 = 240 mm
_ ,_
Mn = = 1093060,9 Nmm
ˆ .
‰ ,
Rn = Y‚$ = = 0,16256
× *$
*
m = 12,477
, × Š . ×* ,
* • ‹ ׌
ρ & 1 − )1 − ,
% †
*× , * × *, __
=
*, __
[1 − )1 − *
]
= 0,000582
ρ <ρmin maka menggunakan ρ= 0,0020
sehingga,
As = ρ×b×d
= 0,0020×1000x82
= 164 mm2
67
Jumlah tulangan (n) = • =• 1,451 ≈ 2 buah tulangan
ו $ × *$
Jarak maksimum tulangan diatur dalam SNI 2847:2019 Pasal 8.7.3.1 yang
= 2 x 120 = 240 mm
156
Jarak antar tulangan yang dipakai= 240 mm
_** ,_
Mn = ˆ .
= 5465304,7 N.mm
‰ ,_
Rn = Y‚$ = × $ = 0,6185
*
m = 12,477
, × Š . ×* ,
* • ‹ ׌
ρ & 1 − )1 − ,
% †
*× , × *, __
= [1 − )1 − ]
*, __ *
= 0,00224
ρ > ρmin maka menggunakan ρ= 0,00224
sehingga,
As = ρ×b×d
= 0,00213×1000x94
= 210,59 mm2
67 * ,
Jumlah tulangan (n) = • = • 1,863≈ 2 buah tulangan
ו $ × $
Jarak maksimum tulangan diatur dalam SNI 2847:2019 Pasal 8.7.3.1 yang
= 2 x 120 = 240 mm
157
Menghitung Penulangan Tumpun Arah Y
_ ,_
Mn = ˆ .
= 1093060,9 Nmm
‰ ,
Rn = Y‚$ = × *$
= 0,16256
*
m = , × Š . ×* ,
12,477
* • ‹ ׌
ρ & 1 − )1 − ,
% †
*× , * × *, __
= *, __
[1 − )1 − *
]
= 0,000582
ρ <ρmin maka menggunakan ρ= 0,0020
sehingga,
As = ρ×b×d
= 0,0020×1000x82
= 164 mm2
67
Jumlah tulangan (n) = • =• 1,451 ≈ 2 buah tulangan
ו $ × *$
Jarak maksimum tulangan diatur dalam SNI 2847:2019 Pasal 8.7.3.1 yang
= 2 x 120 = 240 mm
158
J. Perencanaan Pelat Dinding Geser
Dari output saap didapatkan data sebagai seperti gambar berikut :
Cek Vu >0,083Acvλ>?@′
Acv = 300 . 7000 = 2100000 mm2
159
Maka dapat diambil rasio luas tulangan minimum seperti pada Pasal
24.4.3.2. sebagai berikut
ρmin1 = (0,0018 . 420)/fy
= (0,0018 . 420)/420
= 0,0018
ρmin2 = 0,0014
Maka diambil nilai terbesar yaitu 0,0018
hw/lw = 20/7
= 2,85
Maka paling sedikit harus menggunakan paling sedikir 2 lapis tulangan pada
dinding.
Perhitungan tulangan horizontal dan vertikal
0,0018 Acv = 0,0018.(300x1000)
= 540 mm2
Jika dipasang tulangan D19 dalam 2 lapis maka
Ast = 2.(0,25.3,14.192)
= 566,77 mm2
Jarak antar tulangan tidak boleh melebihi 450 mm (Pasal 18.10.2.1 SNI
2847:2019)
S = 566,77/540
= 1,049 > 450
Digunakan tulangan D19-300 dalam 2 lapis untuk arah horizontal dan
vertikal.
Cek kuat geser dinding
hw/lw = 20/7
= 2,85
Αc diambil sebesar 0,17
Acv = 300. (7000) = 2100000 mm2
ρt = 566,77 / (300.300)
= 0,0063
160
= 2100000. ((0,17 . 1 . >26,4 + 0,0063 . 420
= 7390899,2
ϕVn = 0,75 . 7390899
= 5543,17 kN > Vu (198,993kN) OK
161
K. Perencanaan Penulangan Balok
Dari hasil output design software SAP 2000 di dapatkan luasan
1. Penulangan balok B1
Tulangan sengkang = 12 mm
= 600 – 40 – 12 – (0,5.19)
= 538,5 mm
162
Gambar 4. 55 Output luas tulangan pada software SAP 2000
(Sumber: SAP 2000 V22)
= 1416,925 mm2
163
= 3 x 0,25 x 3,14 x 192
= 850,155 mm2
= 1242 mm2
= 1416,925 mm2
Didapatkan output gaya geser pada balok yang sedang di tinjau sebesar
127,889 kN
164
Gambar 4. 56 Output gaya geser maksimum
(Sumber: SAP 2000 V22)
= 184,458 kN
= 69,172
= 184,458 /0,75
= 245,943 kN
165
Av = 2. (0,25. — .d2)
= 226,195 mm2
V˜.[W.‚
S = ™7 š^›{
** , •* • ,
= *
= 138,67 mm
Smaks = d/2
= 538,5 / 2
= 269,25 mm
2. Penulangan balok B2
Tulangan sengkang = 12 mm
= 500 – 40 – 12 – (0,5.19)
166
= 438,5 mm
= 1701 mm2
167
Menghitung kebutuhan tulangan lapangan
= 1134 mm2
= 1182 mm2
= 1416,925 mm2
168
Didapatkan output gaya geser pada balok yang sedang di tinjau sebesar
133,541 kN
= 131,428 kN
= 49,286
169
Vs perlu = øVs / 0,75
= 131,428 /0,75
= 175,23 kN
Av = 2. (0,25. — .d2)
= 226,195 mm2
V˜.[W.‚
S = ™7 š^›{
** , •* • ,
= _ *
= 158,5 mm
Smaks = d/2
= 438,5 / 2
= 219,25 mm
3. Penulangan balok B3
Tulangan sengkang = 12 mm
170
Tebal selimut beton (p) = 40 mm
= 400 – 40 – 12 – (0,5.19)
= 338,5 mm
171
Dicoba digunakan tulangan 4D19
= 1134 mm2
= 567 mm2
= 760 mm2
= 1134 mm2
172
Maka digunakan tulangan untuk daerah lapangan 4D19
Didapatkan output gaya geser pada balok yang sedang di tinjau sebesar
85,153 kN
= 86,962 kN
= 32,611
173
Sesuai pasal 9.6.3.1 SNI 2847:2019 bahwasannya luasan minimum
= 86,962 / 0,75
= 115,95 kN
Av = 2. (0,25. — .d2)
= 226,195 mm2
V˜.[W.‚
S = ™7 š^›{
** , •* • ,
=
= 184,897 mm
Smaks = d/2
= 338,5 / 2
= 169,25 mm
4. Penulangan balok B4
174
Dengan tulangan utama = 12 mm
Tulangan sengkang = 8 mm
= 300 – 25 – 8 – (0,5.12)
= 261 mm
175
Ast dasar = 251 mm2
= 679 mm2
= 339 mm2
= 473 mm2
= 565 mm2
176
Ast perlu > Ast Sap 2000 = 565 > 473 OK
Didapatkan output gaya geser pada balok yang sedang di tinjau sebesar
50,64 kN
= 44,701 kN
= 16,763
177
Susuai pasal 9.6.3.1 SNI 2847:2019 bahwasannya luasan minimum tulangan
= 44,701 / 0,75
= 59,60 kN
Av = 2. (0,25. — .d2)
= 100,531 mm2
V˜.[W.‚
S = ™7 š^›{
, •* •*
= *
= 123,265 mm
Smaks = d/2
= 261 / 2
= 130,5 mm
5. Penulangan balok B5
178
Dengan tulangan utama = 12 mm
Tulangan sengkang = 8 mm
= 250 – 25 – 8 – (0,5.12)
= 211 mm
179
Dicoba digunakan tulangan 6D12
= 679 mm2
= 339 mm2
= 414 mm2
= 452 mm2
180
Maka digunakan tulangan untuk daerah lapangan 4D12
Didapatkan output gaya geser pada balok yang sedang di tinjau sebesar 26,872 kN
= 36,138 kN
= 13,552
Susuai pasal 9.6.3.1 SNI 2847:2019 bahwasannya luasan minimum tulangan geser
181
Vs perlu = øVc / 0,75
= 36,138 / 0,75
= 48,183 kN
Av = 2. (0,25. — .d2)
= 100,531 mm2
V˜.[W.‚
S =
™7 š^›{
, •* •*
=
= 123,265 mm
Smaks = d/2
= 211 / 2
= 105,5 mm
182
Tabel 4. 19 Rekapitulasi Penulangan Balok
NAMA BALOK PENULANGAN GAMBAR
Tumpuan 8D19
Sengkang Ø12-125
Tumpuan 10D19
Sengkang Ø12-150
Tumpuan 9D19
Sengkang Ø12-150
Tumpuan 9D12
Sengkang Ø8-125
Tumpuan 9D12
Sengkang Ø8-125
183
L. Perencanaan Penulangan Kolom
1. Perencanaan kebutuhan penulangan kolom K1
Dimensi kolom = 50 cm x 50 cm
fy = 420 MPa
fy = 280 Mpa
Tulangan pokok = 19 mm
Tulangan polos = 10 mm
Selimut beton = 50 mm
Dari program SAP 2000 di dapatkan nilai luas tulangan pokok sebesar 2500 mm2
= 2552 mm2
184
Dari program SAP 2000 didapatkan nilai gaya geser (Vu) dan gaya aksial
185
Didapatkan :
persamaan :
E >
= 1+ .& + AB. C,
′
Vc
.6œ›
√* ,
= 1+ . + 500.430,5
2018694,0
. #
= 565,666 kN
= 424,250 kN
= 0,5 . 424,250
= 212,125
Karena 0,5Vc > Vu, maka tulangan geser harus disediakan pada semua
penampang
= 424,075 / 0,75
= 565,4 kN
Av = ½ . π . d2
.V˜.[W . _.*
S = 264 mm
YZ
186
Dalam SNI 2847:2019 Pasal 10.7.6.5 Persyaratan spasi maksimum harus
Vs ≥ 0,33 >?@′ . bw .d
≥ 364,971 kN
565,4 kN ≥ 364,971 kN
Jadi spasi maksimum tulangan geser tidak boleh melebihi jarak tulangan
Smaks = d/4
= 430,5/4
= 107,62
Dimensi kolom = 40 cm x 40 cm
fy = 420 MPa
fy = 280 Mpa
Tulangan pokok = 19 mm
Tulangan polos = 10 mm
Selimut beton = 50 mm
Dari program SAP 2000 di dapatkan nilai luas tulangan pokok sebesar 3387
mm2
187
Dicoba menggunkan tulangan 12D19
= 3400 mm2
Dari program SAP 2000 didapatkan nilai gaya geser (Vu) dan gaya aksial
188
Gambar 4. 68 Output gaya aksial pada kolom
(Sumber: SAP 2000 V22)
Didapatkan :
persamaan :
E >
= 1+ .& + AB. C,
′
Vc .6œ›
√* ,
= 1+ . + 400.330,5
2018694,0
. #
= 460,010 kN
189
= 345,007 kN
= 0,5 . 345,007
= 172,503
Karena 0,5Vc > Vu, maka tulangan geser harus disediakan pada semua
penampang
= 345,007 / 0,75
= 460 kN
Av = ½ . π . d2
.V˜.[W . _.*
S = YZ
329,7 mm
Vs ≥ 0,33 >?@′ . bw .d
≥ 224,154 kN
460 kN ≥ 224,154 kN
Jadi spasi maksimum tulangan geser tidak boleh melebihi jarak tulangan
Smaks = d/4
190
= 330,5/4
= 82,627
Dimensi kolom = 30 cm x 30 cm
fy = 420 MPa
fy = 280 Mpa
Tulangan pokok = 19 mm
Tulangan polos = 10 mm
Selimut beton = 40 mm
Dari program SAP 2000 di dapatkan nilai luas tulangan pokok sebesar 2379
mm2
= 2552 mm2
Dari program SAP 2000 didapatkan nilai gaya geser (Vu) dan gaya aksial
191
Gambar 4. 69 Output gaya geser pada kolom
(Sumber: SAP 2000 V22)
192
Didapatkan :
persamaan :
E >
= 1+ .& + AB. C,
′
Vc
.6œ›
79100,08 √* ,
= 1+ . #
. + 300.240,5
= 366,858 kN
= 275,143 kN
= 0,5 . 275,143
= 137,57
Karena 0,5Vc > Vu, maka tulangan geser harus disediakan pada
semua penampang
= 275,143 / 0,75
= 366,85 kN
Av = ½ . π . d2
.V˜.[W . _.*
S = 439,6 mm
YZ
193
Dalam SNI 2847:2019 Pasal 10.7.6.5 Persyaratan spasi maksimum
Vs ≥ 0,33 >?@′ . bw .d
≥ 122,33 kN
366,85 kN ≥ 122,33 kN
Smaks = d/4
= 240,5/4
= 60,125
194
Tabel 4. 20 Rekapitulasi Penulangan Kolom
Tulangan Pokok
10D19
Ø10-100
Tulangan Pokok
12D19
Ø10-80
Tulangan Pokok
10D19
Ø10-60
195
BAB V
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perencanaan struktur beton bertulang, maka dapat kesimpulan
sebagai berikut:
a. Tebal Pelat
CXCVI
b. Dimensi Balok
1 B1 400 mm x 600 mm
2 B2 350 mm x 500 mm
3 B3 200 mm x 400 mm
4 B4 200 mm x 400 mm
5 B5 200 mm x 250 mm
c. Dimensi Kolom
1 K1 500 mm x 500 mm
2 K2 400 mm x 400 mm
3 K3 300 mm x 300 mm
CXCVII
d. Penulangan Pelat
CXCVIII
e. Penulangan Balok
Tumpuan 8D19
Sengkang Ø12-125
Tumpuan 10D19
Sengkang Ø12-150
Tumpuan 9D19
Sengkang Ø12-150
Tumpuan 9D12
Sengkang Ø8-125
Tumpuan 9D12
Sengkang Ø8-125
CXCIX
f. Penulangan Kolom
Tulangan Pokok
10D19
1 K1 500X500 (mm)
Tulangan Sengkang
Ø10-100
Tulangan Pokok
12D19
2 K2 400X400 (mm)
Tulangan Sengkang
Ø10-80
Tulangan Pokok
10D19
3 K3 300X300 (mm)
Tulangan Sengkang
Ø10-60
CC
2. Dari hasil analisis didapatkan kesimpulan bahwa simpangan yang
SNI 1727:2020 yaitu sebesar 0.007hsx (28 mm). Untuk hasil analisis
terjadi pada seluruh lantai lebih kecil dari teta maksimum ( Ɵmax )
Beban Gempa.
B. SARAN
Hasil dari perencanaan struktur yang telah di perhitungkan dapat dilakukan lagi
pengecekan ulang jika terjadi perubahan peraturan SNI yang berlaku
CCI
DAFTAR PUSTAKA
Fazal Mumtaz Chilmi. M. Agus Salim A.F, Amris Azizi. Perencanaan Struktur dan
Gambar Rumah Tinggal Dua Lantai di Kelurahan Dukuhwaluh, Kecamatan
Kembaran, Kabupaten Banyumas. Universitas Muhammadiyah
Purwokerto. 2020.
CCII
Bakir Yunus. Mukhril P. Perencanaan Struktur Gedung Dinas Kependudukan Dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Purbalingga. Universitas Wijaya
Kusumua.2018.
Suci Lestari. Analisis Jarak Dilatasi Bangunan Ber Layout L dan Perhitungan
Penulangan Elemen Balok dan Kolom di Sekitar Dilatasi. Universitas
Andalas Padang. 2019.
CCIII
LAMPIRAN
CCIV