Anda di halaman 1dari 61

PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI

TKP 492114 – 2018/2019

BAB II. KLASSIFIKASI MINERAL LOGAM


A. KLASSIFIKASI SUMBERDAYA MINERAL

B. KLASSIFIKASI MINERAL LOGAM


KULIAH KE 02
C. MINERAL LOGAM FERRO

D. MINERAL LOGAM NON-FERRO


Sumberdaya Alam

Sumberdaya Alam,
 Sumberdaya Alam Hayati (sumber daya alam biotik),
Adalah, Semua yang terdapat di alam (kekayaan alam) berupa makhluk hidup.
 Sumberdaya Slam Non-hayati (sumber daya alam abiotik),
Adalah, Semua kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia berupa
benda mati.
Sumberdaya Alam (ketersediaanya),
 Sumber daya alam yang dapat diperbarui,
 Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui.
Bagaimana dengan sumberdaya Mineral ...
Kesemuanya sumberdaya Mineral (barang tambang) tersebut terdistribusi
menyebar dalam wilayah Indonesia.
Tahapan Kegiatan Usaha Pertambangan
Beberapa Istilah Uu No 4 Thn 2009

 Pertambangan,
Adalah, Sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian,
pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi
penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi,
penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan
penjualan, serta kegiatan pasca tambang.

 IUP (Izinya yang membentuk Usaha Pertambangan),


Adalah, izin untuk melaksanakan usaha pertambangan.

 Pertambangan Mineral,
Adalah, Pertambangan kumpulan mineral yang berupa bijih atau batuan, di luar
panas bumi, minyak dan gas bumi, serta air tanah.

 Batuan,
Adalah, Massa padat yang terdiri atas satu jenis mineral atau lebih yang
membentuk kerak bumi, baik dalam keadaan terikat (massive) maupun
lepas (loose).
 Eksplorasi,
Adalah, Tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi
secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran,
kualitas dan sumber daya terukur dari bahan galian, serta informasi
mengenai lingkungan sosial dan lingkungan hidup.

 Studi Kelayakan,
Adalah, Tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi
secara rinci seluruh aspek yang berkaitan untuk menentukan
kelayakan ekonomis dan teknis usaha pertambangan, termasuk
analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) serta perencanaan
Pasca Tambang.

 Penambangan,
Adalah, Bagian kegiatan usaha pertambangan untuk memproduksi mineral
dan/atau batubara dan mineral ikutannya.

 Pengolahan dan Pemurnian,


Adalah, Kegiatan usaha pertambangan untuk meningkatkan mutu mineral
dan/atau batubara serta untuk memanfaatkan dan memperoleh
mineral ikutan.
 Penjualan,
Adalah, Kegiatan usaha pertambangan untuk menjual hasil pertambangan
mineral atau batubara.

 AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan),


Adalah, Kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau
kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan
bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha
dan/atau kegiatan.

 Reklamasi,
Adalah, Kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha pertambangan
untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan dan
ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya.

 Pasca Tambang (Kegiatan Pasca Tambang),


Adalah, Kegiatan terencana, sistematis, dan berlanjut setelah akhir sebagian
atau seluruh kegiatan usaha pertambangan untuk memulihkan fungsi
lingkungan alam dan fungsi sosial menurut kondisi lokal di seluruh
wilayah penambangan.
 Nilai Tambah,
Adalah, Pertambahan nilai mineral sebagai hasil dari proses pengolahan dan
atau pemurnian terhadap mineral.

 Peningkatan Nilai Tambah,


Adalah, Peningkatan nilai mineral melalui kegiatan pengolahan dan atau
pemurnian sehingga menghasilkan manfaat ekonomi, sosial dan
budaya.

 Terak,
Adalah, Material sisa dari proses peleburan atau pemurnian logam yang
terapung pada permukaan logam cair yang terbentuk dari campuran
imbuh, pengotor bijih/logam, abu bahan bakar dan bahan pelapis tanur.

 Konsentrat,
Adalah, Produk konsentrasi yang kaya akan mineral berharga sebagai hasil
pemisahan dari pengolahan mineral bijih.
 Produk Samping,
Adalah, Produk pertambangan selain produk utama pertambangan yang
merupakan sampingan dari proses pengolahan dan pemurnian yang
memiliki nilai ekonomis.

 Alumina,
Yaitu, Bahan penting dalam seluruh lempung, dengan rumus Al2O3, yang
menentukan kelayakannya dalam bata api dan dinding tanur, Senyawa
oksida aluminium satu-satunya (Al2O3) yang biasanya diperoleh dari
pengolahan bijih aluminium (bauksit).

 Aluminium,
Yaitu, Logam ringan berwarna putih keperakan dengan simbol kimia Al, berat
jenis 2,70; aluminium biasanya dihasilkan dari pengolahan bijih bauksit.

 Aluminium Silikat,
Yaitu, Senyawa antara logam aluminium dengan silikat (asam silisik) yang
terdapat di alam seperti pada mineral Kaolinit [Al4(OH8).Si4O10], dan
Nefelin [KNa3(AlSiO4)4).
A. KALSSIFIKASI SUMBERDAYA MINERAL

1. Menurut Pemanfaatannya
Sumberdaya Mineral dan Energi dapat dikelompokkan atas tiga golongan,
yaitu,
a. Bahan galian Logam / Bijih (Ore),
Adalah, Merupakan bahan galian yang bila diolah dengan teknologi tertentu
akan dapat diambil dan dimanfaatkan logamnya,
Contoh, Timah, Besi, Tembaga, Nikel, Emas, Perak, Seng, dll,
b. Bahan galian Energi,
Adalah, Merupakan bahan galian yang dimanfaatkan untuk energi,
Contoh, Batubara dan Minyak Bumi,
c. Bahan galian Industri (Non-logam),
Adalah, Merupakan bahan galian yang dimanfaatkan untuk industri,
Contoh, Asbes, Aspal, Bentonit, Batugamping, Dolomit, Diatomae, Gipsum,
Halit, Talk, Kaolin, Zeolit, Tras.
2. Menurut UU No.11 tahun 1967,
Di Indonesia, penggolongan bahan galian dapat dilihat dalam Undang-
Undang No 11 tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Pertambangan. Dalam UU ini, bahan galian dibagi atas tiga golongan,
yaitu,
a. Golongan Bahan Galian Strategis (Golongan A),
Artinya, Strategis untuk pertahanan dan keamanan
serta Perekonomian Negara;

b. Golongan Bahan Galian Vital (Golongan B),


Artinya, Dapat menjamin hajat hidup orang banyak;

c. Golongan Bahan Galian Yang tidak termasuk dalam Golongan A


atau B.
Artinya, Karena sifatnya tidak langsung memerlukan pasaran yang
bersifat internasional.
Penggolongan bahan-bahan galian didasari pada, yaitu,
 Nilai strategis/ekonomis bahan galian terhadap Negara,
 Terdapatnya sesuatu bahan galian dalam alam (ganesa),
 Penggunaan bahan galian bagi industri,
 Pengaruhnya terhadap kehidupan rakyat banyak,
 Pemberian kesempatan pengembangan pengusaha,
 Penyebaran pembangunan di Daerah.
a. Golongan bahan galian yang strategis adalah, yaitu,
 Minyak Bumi, Bitumen Cair, Lilin Bumi, Gas Alam,
 Bitumen Padat, Aspal,
 Antrasit, Batubara, Batubara Muda,
 Uranium, Radium, Thorium Dan Bahan-bahan Galian Radioaktip Lainnya,
 Nikel, Kobalt,
 Timah.

b. Golongan bahan galian yang vital adalah, yaitu,


 Besi, Mangan, Molibden, Khrom, Wolfram, Vanadium, Titan,
 Bauksit, Tembaga, Timbal, Seng,
 Emas, Platina, Perak, Air Raksa, Intan,
 Arsin, Antimon, Bismut,
 Yttrium, Rhutenium, Cerium Dan Logam-logam Langka Lainnya,
 Berillium, Korundum, Zirkon, Kristal Kwarsa,
 Kriolit, Fluorpar, Barit,
 Yodium, Brom, Khlor, Belerang.
c. Golongan bahan galian yang tidak termasuk golongan A atau B,
yaitu,
 Nitrat-nitrat, Pospat-pospat, Garam Batu (Halite),
 Asbes, Talk, Mika, Grafit, Magnesit,
 Yarosit, Leusit, Tawas (Alum), Oker,
 Batu Permata, Batu Setengah Permata,
 Pasir Kwarsa, Kaolin, Feldspar, Gips, Bentonit,
 Batu Apung, Tras, Obsidian, Perlit, Tanah Diatome, Tanah Serap
(Fullers Earth),
 Marmer, Batu Tulis,
 Batu Kapur, Dolomit, Kalsit,
 Granit, Andesit, Basal, Trakhit, Tanah Liat, dan Pasir sepanjang tidak
mengandung unsur-unsur mineral golongan a amupun golongan b
dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan.
3. Menurut UU RI No 4 Tahun 2009,
Tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara,
BAB VI - USAHA PERTAMBANGAN Pasal 34,
Ayat (1),
Usaha pertambangan dikelompokkan atas,
a. Pertambangan Mineral, dan
b. Pertambangan Batubara.
Ayat (2),
Pertambangan mineral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
digolongkan atas,
a. Pertambangan Mineral Radioaktif,
b. Pertambangan Mineral Logam,
c. Pertambangan Mineral Bukan Logam; dan
d. Pertambangan Batuan,
Pertambangan mineral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
 Batubara.
Pertambangan Mineral dan/atau Batubara Dikelola Ber-AZAS-kan,
yaitu,
 Manfaat, Keadilan, dan Keseimbangan,
 Keberpihakan Kepada Kepentingan Bangsa,
 Partisipatif, Transparansi, dan Akuntabilitas,
 Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan.
Dalam rangka mendukung pembangunan nasional yang berkesinambungan,
TUJUAN pengelolaan mineral dan batubara adalah,
 Menjamin efektivitas pelaksanaan dan pengendalian kegiatan usaha
pertambangan secara berdaya guna, berhasil guna, dan berdaya saing,
 Menjamin manfaat pertambangan mineral dan batubara secara berkelanjutan
dan berwawasan lingkungan hidup,
 Menjamin tersedianya mineral dan batubara sebagai bahan baku dan/atau
sebagai sumber energi untuk kebutuhan dalam negeri,
 Mendukung dan menumbuh kembangkan kemampuan nasional agar lebih
mampu bersaing di tingkat nasional, regional, dan internasional,
 Meningkatkan pendapatan masyarakat lokal, daerah, dan negara, serta
menciptakan lapangan kerja untuk sebesar- besar kesejahteraan rakyat; dan
 Menjamin kepastian hukum dalam penyelenggaraan kegiatan usaha
pertambangan mineral dan batubara.
PP RI No 23 TAHUN 2010
Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral Dan Batubara,
Pasal 2,
Pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara ditujukan
untuk melaksanakan kebijakan dalam mengutamakan penggunaan mineral
dan/atau batubara untuk kepentingan dalam negeri.
Ayat 1,
Pertambangan mineral dan batubara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikelompokkan ke dalam 5 (lima) golongan komoditas tambang,
a. Mineral Radioaktif,
b. Mineral Logam,
c. Mineral Bukan Logam,
d. Batuan,
e. Batubara.
Keterangan masing-masing komoditas tambang tersebut adalah,
a. Mineral radioaktif meliputi,
1. Radium,
2. Thorium,
3. Uranium,
4. Monasit, dan
5. Bahan galian radioaktif lainnya.
b. Mineral logam,
1. Litium, 21. Barit, 41. Dysprosium,
2. Berilium, 22. Vanadium, 42. Thorium,
3. Magnesium, 23. Kromit, 43. Cesium,
4. Kalium, 24. Antimoni, 44. Lanthanum,
5. Kalsium, 25. Kobalt, 45. Niobium (Radium),
6. Emas, 26. Tantalum, 46. Neodymium,
7. Tembaga, 27. Cadmium, 47. Hafnium,
8. Perak, 28. Galium, 48. Scandium,
9. Timbal, 29. Indium, 49. Aluminium,
10. Seng, 30. Yitrium, 50. Palladium,
11. Timah, 31. Magnetit, 51. Rhodium,
12. Nikel, 32. Besi, 52. Osmium,
13. Mangaan, 33. Galena, 53. Ruthenium,
14. Platina, 34. Alumina, 54. Iridium,
15. Bismuth, 35. Niobium, 55. Selenium,
16. Molibdenum, 36. Zirkonium, 56. Telluride,
17. Bauksit, 37. Ilmenit, 57. Stronium,
18. Air raksa, 38. Khrom, 58. Germanium, dan
19. Wolfram, 39. Erbium, 59. Zenotin;
20. Titanium, 40. Ytterbium,
c. Mineral bukan logam meliputi,
01. Intan, 02. Korundum, 03. Grafit, 04. Pasir Kuarsa
05. Arsen, 06. Fluorspar, 07. Kriolit, 08. Yodium,
09. Brom, 10. Klor, 11. Belerang, 12. Fosfat,
13. Halit, 14. Asbes, 15. Talk, 16. Mika,
17. Magnesit, 18. Yarosit, 19. Oker, 20. Fluorit,
21. Ball Clay, 22. Fire Clay, 23. Zeolit, 24. Kaolin,
25. Feldspar, 26. Bentonit, 27. Gipsum, 28. Dolomit,
29. Kalsit, 30. Rijang, 31. Pirofilit, 32. Kuarsit,
33. Zirkon, 34. Wolastonit, 35. Tawas, 36. Batu Kuarsa,
37. Perlit, 38. Garam Batu, 39. Clay, Dan 40.Batu Gamping
untuk Semen;
d. Batuan meliputi,
01. Pumice, 02. Tras, 03. Toseki, 04.Obsidian,
05. Marmer, 06. Perlit, 07. Onik, 08. Tanah diatome,
09. Slate, 10. Granit, 11. Granodiorit, 12. Andesit,
13. Gabro, 14. Peridotit, 15. Basalt, 16. Trakhit,
17. Leusit, 18. Tanah liat, 19. Tanah urug, 20. Batu apung,
21. Opal, 22. Kalsedon, 23. Chert, 24. Kristal kuarsa,
25. Jasper, 26. Krisoprase, 27. Gamet, 28. Kayu terkersikan,
29. Giok, 30. Agat, 31. Diorit, 32. Topas,
33. Batu gunung quarry besar, 34. Kerikil galian dari bukit,
35. Kerikil sungai, 36. Kerikil sungai ayak tanpa pasir,
37. Batu kali, 38. Pasir urug,
39. Pasir pasang, 40. Kerikil berpasir alami (sirtu),
41. Batu gamping, 42. Urukan tanah setempat,
43. Tanah merah (laterit), 44. Bahan timbunan pilihan (tanah),
45. Tanah serap (fullers earth), 46. Pasir laut, dan
47. Pasir yang tidak mengandung unsur mineral logam atau unsur mineral
bukan logam dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi
pertambangan; dan
e. Batubara meliputi Bitumen padat, Batuan aspal, Batubara, dan Gambut.
B. KLASSIFIKASI MINERAL LOGAM

Mineral,
Adalah, Merupakan suatu sumberdaya mineral yang mempunyai sifat-sifat fisis
dan kimia yang tetap, dan dapat berupa unsur tunggal atau
persenyawaan kimia yang tetap, pada umumnya terbentuk dari bahan
anorganik, homogen, dapat berupa gas, padat, dan atau cair.
Proses pembentukan mineral ini harus berasal dari alam, bukan dari hasil
laboratorium, misalnya di alam zat dengan komposisi SiO2 adalah mineral
Kuarsa, sedangkan apabila dibuat secara kimia, maka namanya adalah Silisium
dioksida.
Golongan Mineral, yaitu,
 Golongan Native element,
 Golongan Sulphida,
 Golongan Oksida,
 Golongan Sulphat,
 Golongan Carbonat,
 Golongan Silika, dan lainnya.
Mineral logam,
Adalah, Mineral yang dari padanya dapat diekstrak untuk dimanfaatkan unsur
logamnya, dalam hal ini mineral logam yang dimaksudkan adalah yang
diharapkan bernilai ekonomi.
Logam
Adalah, Unsur yang jumlahnya cukup banyak di bumi ini, jenis-jenis logam
memiliki sifat dan kegunaanya masing-masing, sampai saat ini terdapat
65 jenis logam yang terbentuk secara alami di bumi, namun hanya
sedikit yang bisa dimanfaatkan dengan cara yang benar.
Logam-logam yang dapat dimanfaatkan ini hanya mencapai 20 jenis, baik
yang berdiri sendiri maupun sebagai bagian dari Alloy (campuran dari
dua buah logam atau lebih dan zat lainnya).
Mineral Logam & Non-logam
Mineral Logam
Adalah, Bahan tambang yang berwujud bijih (dapat menghantarkan listrik) atau
mineral yang mengandung unsur logam.
Atau, Mineral yang dari padanya dapat diekstrak untuk dimanfaatkan unsur
logamnya. Dalam hal ini mineral logam yang dimaksudkan adalah yang
diharapkan bernilai ekonomi.
Contoh, Bijih Besi, Nikel, Emas, Tembaga, Timah, Bijih Bauksit dll.
Jenis, 1. Logam Murni
2. Logam Campuran

Mineral Non logam,


Adalah, kelompok komoditas mineral yang tidak termasuk mineral logam,
batubara maupun mineral energi lainnya (tidak dapat menghantarkan
listrik).
Contoh, Batu Kapur, Belerang, Pasir, Kaolin, Asbes, Mika, Tanah Liat, Intan dll.
Perbedaan Mineral Logam dan Non Logam
Mineral logam,
 Dapat menghantarkan listrik,
 Memerlukan proses yang panjang untuk mencari atau ditemukan,
 Pengusahaannnya membutuhkan modal yang besar,
 Memerlukan teknologi yang modern atau cukup rumit,
 Membutuhkan waktu yang lama untuk eskplorasi,
 Sangat cocok digunakan untuk mendorong pertumbuhan investasi asing
atau dalam negeri
Mineral non logam,
 Tidak dapat menghantarkan listrik,
 Mudah dicari atau ditemukan,
 Pengusahaannnya tidak membutuhkan modal yang besar,
 Teknologinya tidak rumit,
 Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk eskplorasi,
 Sangat cocok digunakan untuk mendorong perekonomian rakyat.
Logam Murni dan Logam Campuran,
Logam Murni,
Adalah, Logam yang digunakan dalam kondisi murni tanpa campuran dan hanya
terdiri dari satu jenis atom.
Contoh, Emas murni, Timah murni, Tembaga murni, Seng murni dan Aluminium
murni.
Guna, - Kaleng Minuman menggunakan Aluminium murni,
- Kabel Listrik menggunakan Tembaga murni
 Logam murni biasanya memiliki kadar kemurnian 99,9%, titik lebur tinggi,
merupakan penghantar listrik yang baik, dan memiliki daya tahan terhadap karat.
 Logam murni kebanyakan tidak digunakan begitu saja tanpa dipadukan dengan
logam lain, karena biasanya sifat-sifatnya belum memenuhi syarat yang
diinginkan.
 Logam non ferro dapat digunakan dalam kondisi murni, seperti Platina, Emas
dan Perak tidak dipadukan karena sudah memiliki sifat yang baik, misalnya
ketahanan kimia dan daya hantar listrik yang baik serta cukup kuat, sehingga
dapat digunakan dalam keadaan murni, tetapi karena harganya mahal, ketiga
jenis logam ini hanya digunakan untuk keperluan khusus. Misalnya dalam teknik
proses, laboratorium, dan keperluan tertentu seperti perhiasan dan sejenisnya.
Logam Campuran (Logam Paduan atau Alloy),
Adalah, Logam yang penggunaannya dalam kondisi tidak murni atau dipakai
dalam kondisi dicampur yang terdiri dari dua atau lebih jenis atom yang
merupakan campuran dari dua macam logam atau lebih yang dicampur
satu sama lain dalam keadaan cair.
Contoh, Campuran Tembaga, Timah dan Seng pada pembuatan kapal, biasanya
bahan campuran ini lebih tahan menghadapi proses perubahan atau
korosi.
 Logam paduan (metal alloy) sering digunakan sebagai pengganti logam murni
karena pada logam paduan memiliki sifat yang dapat memberikan keuntungan
dan kemudahan sebagai material pabrikasi seperti kekerasan pada logam
paduan dapat ditingkatkan dari kekerasan logam asalnya, kekuatan tarik dapat
diperbesar, daya pemuaian dapat dikurangi, titik lebur dapat diturunkan atau
dinaikkan dibanding logam-logam asalnya.
 Sifat-sifat logam paduan ini tidak dimiliki logam murni sehingga logam murni
dapat ditambahkan unsur logam lainnya untuk mendapatkan kelebihan-kelebihan
dari sifat-sifat tersebut seperti sifat fisik, mekanik, listrik dan visual yang lebih
baik.
 Logam paduan merupakan kombinasi dari dua atau lebih larutan atau senyawa,
dan paling tidak salah satunya adalah logam dan akan menghasilkan suatu
Logam baru yang memiliki sifat-sifat tertentu.
Klassifikasi Mineral Logam
Klasifikasi mineral logam merupakan proses penggolongan mineral logam
berdasarkan ciri–ciri atau karakteristik yang ada pada mineral tersebut. karena
setiap mineral logam mempunyai karakteristik yang berbeda–beda. Pada klasifikasi
mineral logam, banyak terdapat Faktor-faktor yang harus diamati, antara lain,
 Sifat umum,
 Genesa,
 Komposisi kimia,
 Cara penambangan,
 Tempat terdapatnya, dan
 Manfaatannya.
Komoditas mineral logam dapat diklassifasikan berdasarkan beberapa pertimbangan
(belum ada ketentuan yang pasti), tetapi secara garis besar mineral logam dapat
diklassifikasi berdasarkan, yaitu,
a. Klassifikasi Klasik,
b. Klasisifikasi berdasarkan unsur logamnya,
c. Klassifikasi berdasarkan manfaatnya,
d. Klassifikasi berdasarkan Penggunaan Unsur Logam
a. Klassifikasi Klasik,
1. Precious Metals (Logam Mulia),
 Emas,
 Perak,
 Platina,
 Air Raksa.
2. Ferrous Metals (Logam Besi),
 Besi,
 Nikel,
 Mangaan,
 Crom,
 Wolfram,
 Molibdenit.
3. Non Ferrous Metals (Logam bukan Besi),
 Timah Putih,
 Bauksit,
 Tembaga,
 Timah Hitam,
 Seng,
 Bismut
 Antimon,
 Titan.
b. Klassifikasi Berdasarkan Unsur logamnya,
1. Logam besi 3. Logam radioaktif
 Khrom (Cr), 4. Logam mulia,
 Kobalt (Co),  Emas (Au),
 Besi (Fe),  Perak (Ag),
 Mangan (Mn),  Platina (Pt).
 Molibdenum (Mo),
5. Logam ringan,
 Nikel (Ni),
 Alumunium (Al)
 Wolfram (W).
 Titanium (Ti),
2. Logam dasar,
 Antinom (Sb),
 Bismut (B),
 Tembaga (Cu),
 Timbal (Pb),
 Seng (Zn),
 Air raksa (Hg),
 Timah putih (Sn).
c. Klassifikasi Bahan Galian Logam berdasarkan cara Pemanfaatan
1. Komoditas Mineral Logam Besi dan Panduan Besi,
Yaitu, Logam yang lazim digunakan dalam industri besi dan campurannya,
Contoh, Logam-logam yang mengandung unsur Fe, Mn, Mo, Cr, Co, Ni,
W, V.
2. Komoditas Mineral Logam Dasar,
Yaitu, Logam yang umum terdapat, secara kimia logam dasar merupakan
logam yang mudah teroksidasi, terkorosi, dan bereaksi dengan HCl
membentuk hidrogen. Logam ini biasa disebut logam aktif.
Contoh, Logam-logam yang mengandung unsur Cu, Pb, Zn, Sb, Bi, Hg, Sn.
3. Komoditas Mineral Logam Muia,
Yaitu, Logam yang secara ekonomis sangat berharga dan banyak
dibutuhkan, Jenis logam ini disebut logam mulia karena tahan
terhadap korosi maupun oksidasi.
Biasanya dijadikan perhiasan karena warnanya yang bagus, tahan
karat, lunak dan terdapat dalam jumlah yang sedikit di alam.
Emas dan perak memiliki sifat penghantar listrik yang sangat baik
sehingga banyak dipakai untuk melapisi konektor-konektor pada
perangkat elektronik.
Contoh, Logam-logam yang mengandung unsur Au, Ag, Pt.
4. Komoditas Mineral Logam Ringan dan Logam Langka/Jarang.
Yaitu, Logam yang secara relatif ditemukan dalam jumlah sedikit dan
tersebar di bumi. Unsur-unsur logam ini, jarang ditemukan
terkonsentrasi dalam jumlah banyak.
Contoh, Logam-logam yang mengandung unsur Al, Be, Li, Mg, Ti, Ta, Nb,
Cd, Ga, In, Y, Th, Zr, U, Re.
NO MINERAL LOGAM UNSUR SENYAWA GOL/MINERAL
Radio aktif
1 Radium, Ra RaCl2, RA
2 Torium, Th ThO2 RA
3 Uranium, U RA
4 Monasit, Logam Ce (Ce,La,Di)PO4 RA
Mineral logam
1 Litium, Li Li2SO4 LR
2 Berilium, Be BeO LR
3 Kalium, K KO2 LR
4 Magnesium, Mg MgSO4 6 H2O LR
5 Kalsium, Ca CaO

6 Emas (Aurum), Au (Au,Ag)Te2 LM


7 Tembaga (Cuprum), Cu CuFeS2, LD
8 Perak (Argentum), Ag (Au,Ag)Te2 LM
9 Timbal (Plumbum), Pb PbS, LD
10 Seng (Zink), Zn ZnS LD
11 Timah (Stannum), Sn SnO2, LD
NO MINERAL LOGAM UNSUR SENYAWA GOL/MINERAL

12 Nikel, Ni NiS LB
13 Mangan, Mn MnO2 LB
14 Platina, Pt PtAs2 LM
15 Bismuth, Bi LD
16 Molibden (um), Mo MoS2 LB
17 Bauksit, Logam Al (Al2O(OH)4) LR
18 Air Raksa (Hydrargyrum), Hg HgS LD
19 Wolfram (Tungsten), W FeWO4 LB
20 Titanium, Ti TiO2 LR
21 Barit (Barium), Ba BaSO4
22 Vanadium, V V2O5 LB
23 Kromit, Logam Cr FeCr2O4 LB
24 Antimon (Stibium), Sb Sb2S3 LD
25 Kobalt, Co CoAs2 LB
26 Tantalum, Ta LR
27 Kadmium, Cd LR
NO MINERAL LOGAM UNSUR SENYAWA GOL/MINERAL

28 Galium, Ga LR
29 Indium, In LR
30 Yttrium (Itrium) Y LR
31 Magnetit, Logam Fe Fe3O4 LB
32 Besi (Ferrum), Fe Fe3O4 LB
33 Galena, Logam Pb PbS LD
34 Alumina, Logam Al Al2O3 LR
35 Niobium, Nb LR
36 Zirkonium, Zr ZrCI4 LR
37 Ilmenit, Logam Ti FeTiO2 LB
38 Krom, Cr LB
39 Erbium, Er
40 Ytterbium (Iterbium), Yb
41 Dysprosium (Disprosium), Dy Tb0.3Dy0.7Fe2
42 Torium (Radio-Aktif), Th ThO2 LR
43 Cesium (Sesium), Cs
NO MINERAL LOGAM UNSUR SENYAWA GOL/MINERAL

44 Lanthanum, La
45 Radium (Radio-aktif), Ra Idem No 35 (Niobium)
46 Neodymium, Nd
47 Hafnium, Hf
48 Scandium, Sc
49 Aluminium, Al (Al2O3) H2O LR
50 Palladium, Pd
51 Rhodium, Rh
52 Osmium, Os
53 Ruthenium, Ru
54 Iridium, Ir
55 Selenium, Se
56 Telluride, Te
57 Stronium (Strontium), Sr
58 Germanium, Ge
59 Xenotim, Logam Y (Y,Ce)PO4 LR
Contoh-contoh Bahan Galian Logam
No LOGAM BESI (LB) LOGAM DASAR (LD) LOGAM MULIIA (LM) LOGAM RINGAN (LR)
1 Besi Fe Air Raksa Hg Emas Au Aluminium Al 21 Osmium Os
2 Ilmenit Fe Antimoni Sb Perak Ag Alumina Al 22 Paladium Pd
3 Kobalt Co Bismuth B Platina Pt Barit Ba 23 Radium Ra
4 Krom Cr Galena Pb Bauksit Al 24 Rodium Rh
5 Kromit Cr Seng Zn Berillium Be 25 Rutenium Ru
6 Magnetit Fe Timbal Pb Disprosium Dy 26 Skandium Sc
7 Managn Mn Timah Sn Erbium Er 27 Selenium Se
8 Molibdenun Mo Tembaga Cu Galium Ga 28 Sesium Cs
9 Nikel Ni Germaium Ge 29 Strontium Sr
10 Wolfram W Hafnium Hf 30 Tantalum Ta
11 Vanadium V Indium In 31 Telluride Te
12 Iridium Ir 32 Tantanium Ti
13 Kadmium Cd 33 Torium Th
14 Kalium K 34 Xenotin Y
15 Kalsium Ca 35 Ytterbium Yb
16 Lantanum La 36 Yttrium Y
17 Litium Li 37 Zirkonium Zr
18 Magnesium Mg 38
19 Neodimium Nd 39
20 Niobium Nb 40
Beberapa Catatan,
 Logam Dasar & Logam Mulia satu sama lain selalu berkaitan, bisa dalam bentuk
urat maupun dalam bentuk sebaran dalam batuan.
 Khusus untuk Emas selain terkemas dalam bentuk urat, biasanya dalam urat
kuarsa, juga bisa terdapat sebagai emas alluvial yang tersebar di bekas undak-
undak sungai tua atau tersebar di endapan pasir sungai yang masih aktif.
 Logam Dasar dan Logam Mulia yang terbentuk dalam urat biasanya di Indonesia
khususnya terjadi dalam lingkungan batuan gunung api dan populer disebut
Emas Epitermal. Sudah barang tentu disebut demikian setelah memenuhi
kriteria-kriteria pembentukkannya.
 Logam Tanah Jarang biasanya dikenal sebagai Logam Ringan atau Logam
Jarang (Rare Earth Elements, unsur yang mempunyai Nomor Atom 57 s.d. 71),
Indium (In), Cadmium (Cd) dan lain-lain.
 Kegunaan unsur-unsur logam jarang umumnya untuk teknologi tinggi seperti
barang elektronik, katalis dalam pengolahan minyak bumi, keramik tahan panas
dan lain-lain.
d. Klassifikasi berdasarkan Penggunaan Unsur Logam
PEMAKAIAN (DALAM
NO JENIS LOGAM CONTOH BENTUK
BANGUNAN)
1 Logam mulia Emas, perak Batangan Aksesoris, interior.
Logam setengah
2 Air raksa Cair Patri/solder
mulia
Logam biasa berat Campuran baja, konstruksi luar
3 Nikel, kobalt Butiran, batangan
>30 kg/dm3 beton
Logam biasa ringan Besi tuang Pengunci, pengantung
4 Plat blok
<30 kg/dm3 Timah hitam (Pb) landasan isolasi
Hubungan dak standar dengan
Plat, profil,
atap, kuda-kuda bangunan,
Logam campuran Baja batangan, tempa,
5 jembatan, neraca, tulangan
(Alloy) Kuningan gelombang plat,
beton, dinding, lantai
blok
Penggantung, kunci, kran.
Pengertian Logam Besi

 Di dalam sistem periodik, Besi termasuk golongan VIII.B atau merupakan logam
transisi.
 Di alam, Besi tidak dijumpai dalam bentuk unsur tetapi dalam bentuk senyawa
dengan unsur-unsur lainnya, senyawa-senyawa yang umum adalah Magnetit,
Hematit, Limonit (besi coklat) dan Siderit (besi spatik).
 Logam Besi (ferro) dan campurannya merupakan suatu logam paduan yang
terdiri dari campuran unsur Besi (Fe) dengan Karbon (C), untuk menghasilkan
suatu logam paduan yang mempunyai 2 sifat yang berbeda dengan besi dan
karbon maka dicampur dengan bermacam logam lainnya.
 Logam Besi dan campurannya merupakan elemen kerak bumi (mineral) yang
terbentuk secara alami, jumlah logam jenis ini diperkirakan 4% dari kerak bumi.
 Logam Besi, biasanya dipakai untuk, yaitu,
 industri paduan besi,
 Konstruksi bangunan-bangunan,
 Pipa-pipa,
 Alat-alat pabrik dan sebagainya.
 Yang termasuk golongan logam Besi dan campurannya adalah Besi, Ilmenit,
Kobalt, Krom, Kromit, Magnetit, Mangan, Molibdenun, Nikel, Wolfram, dan
Vanadium
Sumberdaya & Cadangan Logam Besi

BIJIH - LOGAM
No KOMODITAS UNIT
SUMBERDAYA CADANGAN
1 Besi Fe Juta Ton 1.014,79 - 132,91 473,20 - 2,41
2 Ilmenit Fe/Ti Juta Ton --- ---
3 Kobalt Co Juta Ton 1.263,33 - 1,40 152,86 - 0,22
4 Krom Cr Juta Ton 7,30 - 3,15 ---
5 Kromit Cr Juta Ton --- ---
6 Magnetit Fe Juta Ton --- ---
7 Mangan Mn Juta Ton 10,62 - 5,78 0,93 - 0,59
8 Molibdenun Mo Juta Ton 685,00 - 0,21 ---
9 Nikel Ni Juta Ton 1.878,00 - 42,00 546,83 - 8,70
10 Wolfram W Juta Ton --- ---
11 Vanadium V Juta Ton --- ---
Prospek Logam Besi

 Komoditi mineral Logam Besi di Indonesia cenderung mengalami pasang surut


(berfluktuasi) karena timbulnya beberapa kondisi yang kurang mendukung sektor
industri ini.
 Beberapa pertambangan mineral logam sering berfluktuasi produksi
disebabkan oleh, yaitu,
 Perluasan lahan,
 Kadar bijih mineral yang rendah,
 Curah hujan yang tinggi, dan
 Kebijakan pemerintah juga menghambat produktivitas pada sebagian besar
pertambangan mineral logam sehingga produksi merosot seperti pada tahun
2010 lalu.
 Contoh,
Kebutuhan pada beberapa komoditi mineral logam dunia memang meningkat,
tetapi penurunan permintaan juga diperkirakan akan terjadi pada beberapa
komoditi, salah satunya Nikel, karena dampak tsunami di Jepang pada 11 maret
2011 lalu. Seberapa besar dampak bencana gempa dan tsunami di Jepang
terhadap aktivitas pertambangan di Indonesia, memang butuh waktu untuk
mengetahui angka pastinya.
 Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA) Priyo Pribadi
Soemarno mengatakan, selama ini pasokan Nikel dari Indonesia ke Jepang
sangat besar. sekitar 55% dari kebutuhan Jepang, tetapi banyak pabrik di
Jepang yang berhenti beroperasi karena mengalami kerusakan sejak terjadi
gempa yang diikuti tsunami.
 Kondisi ini memaksa para pengusaha pertambangan di Indonesia mencari pasar
baru sebagai pengganti pasar Jepang, karena Jepang pasti masih dalam tahap
recovery dan diperkirakan kebutuhan nikel baru pulih sekitar 2 tahun kedepan.
Pengertian Logam Dasar

 Logam dasar (Base Metal) merupakan Logam yang umum terdapat di alam
yang secara kimia adalah logam yang mudah teroksidasi, terkorosi, dan bereaksi
dengan HCl akan membentuk hidrogen.
 Logam ini biasa disebut juga logam aktif.
 Logam dasar adalah sebutan bagi sekelompok logam umum yang relatif tidak
mahal, bila dibandingkan dengan logam mulia seperti emas dan perak.
 Suatu logam dasar dapat dicirikan dari relatif mudahnya mengalami
oksidasi atau korosi, serta reaksi variatifnya dengan asam klorida (HCl)
encer yang menghasilkan hidrogen.
Contohnya timah, Timbal, Tembaga dan seng merupakan logam dasar karena
relatif mudah mengalami oksidasi, meskipun tidak bereaksi dengan HCl.
 Dalam bidang pertambangan dan ekonomi, istilah logam dasar merujuk pada
logam-logam industrial non-besi di luar logam mulia, yaitu tembaga, timah, dan
seng.
 Definisi logam dasar menurut US Customs and Border Protection lebih
inklusif, yaitu mencakup besi, baja, aluminium, timah, tungsten, molibdenum,
tantalum, kobalt, bismut, kadmium, titanium, zirkonium, antimon, mangan,
berilium, kromium, germanium, vanadium, galium, hafnium, indium, niobium,
renium, dan talium.
Sumberdaya & Cadangan Logam Dasar

BIJIH - LOGAM
No KOMODITAS UNIT
SUMBERDAYA CADANGAN
1 Air Raksa Hg Ton 75,91 - 0,00 ---
2 Antimoni Sb Juta Ton --- ---
3 Bismuth B Juta Ton --- ---
4 Galena Pb Juta Ton --- ---
5 Seng Zn Juta Ton 586,90 - 6,78 6,70 - 0,97
6 Timbal Pb Juta Ton 74,90 - 3,10 1,60 - 0,12
7 Timah Sn Juta Ton 95,00 - 0,65 0,54 - 0,33
8 Tembaga Cu Juta Ton 2.384,00 - 69,76 4.299,00 - 42,85
Prospek Logam Dasar

 Pemerintah mengharapkan pertumbuhan industri logam dasar setiap tahunnya


terus meningkat
 Pertumbuhan tersebut digerakkan oleh derasnya arus investasi dan besarnya
permintaan sektor industri lain, seperti otomotif dan permesinan. “Industri
logam, otomotif, dan permesinan ini terkait erat, pertumbuhan yang satu akan
turut menarik yang lain,
 Menurut statistik pada 2010 terdapat 40 unit usaha di sektor logam dasar, besi
dan baja.
Pengertian Logam Mulia

 Logam mulia merupakan Logam yang secara ekonomis sangat berharga dan
banyak dibutuhkan terutama untuk Perhiasan, karena tahan terhadap korosi
maupun oksidasi.
 Perhiasan adalah sebuah benda yang digunakan untuk merias atau
mempercantik diri.
Perhiasan biasanya terbuat dari emas ataupun perak dan terdiri dari berbagai
macam bentuk mulai dari cincin, kalung, gelang, liontin dan lain-lain.
Biasanya perhiasan diberikan untuk hadiah.
Perhiasan mempunyai bentuk beragam mulai dari bulat, hati, kotak,dan lain lain.
Perhiasan biasanya berasal dari logam mulia.
Sumberdaya & Cadangan Logam Mulia

BIJIH - LOGAM
NO KOMODITAS UNIT
SUMBERDAYA CADANGAN
1 Emas Au Juta Ton 3.688.887,09 - 4,34 5.117.051,19 - 4,30
2 Perak Ag Juta Ton 616,09 - 0,50 4.773,06 - 0,00
3 Platina Pt Juta Ton 115.000,00 -13,03 ---
Pengertian Logam Ringan

 Logam Ringan (Logam Jarang) merupakan Logam yang secara relatif


ditemukan dalam jumlah sedikit dan tersebar di bumi, unsur-unsur logam ini,
jarang ditemukan terkonsentrasi dalam jumlah banyak.
Sumberdaya & Cadangan Logam Ringan

BIJIH - LOGAM
No KOMODITAS UNIT
SUMBERDAYA CADANGAN
1 Bauksit Al Juta Ton 726,58 - 249,67 111,79 - 65,00
2 Titanium Ti Juta Ton 741,20 - 2,90 2,70 - 0,03
C. MINERAL LOGAM FERRO

 Logam Ferro,
Adalah, Suatu logam paduan yang terdiri dari campuran unsur besi dengan
karbon (4 %).
Catatan,
 Logam Ferro terdiri dari komposisi kimia yang sederhana antara besi dan
karbon. Masuknya unsur karbon ke dalam besi dengan berbagai cara.
 Sifat-sifat Logam Ferro,
 Rapuh,
 Tidak dapat di tempa baik untuk dituand sukar diles.
 Pengunaan,
 Alas mesin,
 Badan ragum,
 Bagian-bagian mesin bubut,
 Blok silinder,
 Cincin perak,
 Meja datar.
 Jenis-jenis logam ferro (seperti pada tabel).
Klassifikasi Logam Ferro (bagan alir)

Bahan Teknik,
 Bahan Logam,
 Bahan Non-logam,
Bahan Logam,
 Logam Ferro,
 Logam Non-ferro,
Logam Besi (Ferrous) juga terdiri menjadi dua yaitu,
1. Baja (Steel)
Adalah, Paduan logam Fe dengan berbagai elemen dalam jumlah total antara
1,0 % dan 50 % berat untuk meningkatkan sifat mekanik.
Jenis-jenis Baja,
 Baja paduan rendah (low alloy steel),
 Baja paduan rendah biasanya digunakan untuk mencapai hardenability
lebih baik, yang pada gilirannya akan meningkatkan sifat mekanis lainnya.
 Digunakan untuk meningkatkan ketahanan korosi dalam kondisi
lingkungan tertentu.
 Baja paduan rendah dikelompokan menjadi 3 yaitu,
 Baja Karbon Rendah (low carbon steel),
 Baja ini dengan komposisi karbon kurang dari 2%.
 Baja ini tidak bisa dikeraskan dengan cara perlakuan panas
(martensit) hanya bisa dengan pengerjaan dingin.
 Sifat mekaniknya lunak, lemah dan memiliki keuletan dan
ketangguhan yang baik, serta mampu mesin (machinability) dan
mampu las nya (weldability) baik.
 Baja Karbon Sedang (medium carbon steel),
 Baja ini memiliki komposisi karbon antara 0,2 %-0,5 % (berat).
 Kandungan karbon yang relatif tinggi itu dapat meningkatkan
kekerasannya. Namun tidak cocok untuk di las, dengan kata lain
mampu las nya rendah.
 Dengan penambahan unsur lain seperti Cr, Ni, dan Mo lebih
meningkatkan mampu kerasnya.
 Baja ini lebih kuat dari baja karbon rendah dan cocok untuk
komponen mesin, roda kereta api, roda gigi (gear), poros engkol
(crankshaft) serta komponen struktur yang memerlukan kekuatan
tinggi, ketahanan aus, dan tangguh.
 Baja Karbon Tinggi (high carbon steel),
 Baja karbon tinggi memiliki komposisi antara 0,6 - 1,4% C (berat).
 Kekerasan dan kekuatannya sangat tinggi, namun keuletannya
kurang.
 baja ini cocok untuk baja perkakas, cetakan, pegas, kawat
kekuatan tinggi dan alat potong,
 Baja ini biasanya mengandung Cr, V, W, dan Mo.
 Baja paduan tinggi (high alloy steel),
 Baja paduan tinggi terdiri dari baja tahan karat atau disebut dengan
stainless steel dan baja tahan panas.
 Baja ini memiliki ketahanan korosi yang baik, terutama pada kondisi
atmosfer.
 Unsur utama yang meningkatkan ketahanan korosi adalah Cr dengan
komposisi paling sedikit 11 % (berat).
 Ketahanan korosi dapat juga ditingkatkan dengan penambahan unsur Ni
dan Mo.
2. Besi Cor (Cast Iron)
Adalah, Kelompok paduan besi memiliki kadar karbon diatas 1,7 % (berat).
Biasanya berkisar antara 3 - 4,43 % (berat).
 Dikarnakan elemen utamanya selain C dan Si juga ada elemen-elemen
pemadu lainnya seperti Mn, S, P, Mg dan lain-lain dalam jumlah yang sedikit.
 Sifatnya sangat getas namun mampu cornya baik dibanding baja. Titik
cairnya lebih rendah, ketahanan korosinya lebih baik, hal ini dikarenakan
adanya karbon yang tersebar didalam besi cor.
 Berdasarkan jenis materinya besi cor terdiri dari :
 Besi cor kelabu (gray cast iron),
 Besi cor putih,
 Besi cor noduler,
 Besi cor mampu bentuk (malleable).
 Beberapa Logam Ferro yang penting secara komersial,

Logam Komposisi
Nama Umum Sifat Contoh Kegunaan
Induk (Persen massa)
Al (8), Ni (14), Co (24),
Alnico Fe Magnetik Magnet
Cu (3), dan Fe (51)
Fe (64), Ni (36), dan C Memiliki koef
Baja Invar Fe Meteran, pita pengukur
(0,5) muai yang kecil
Fe (98,4-99,8) dan C
Baja Karbon Fe Keras Kerangka Bangunan
(0,2-1,6)
Baja Sifatnya tidak
Fe (80-86), W (14-20) Alat pemotong dengan
Kecepatan Fe berubah pada
dan C (0,5) kecepatan tinggi
Tinggi kecepatan tinggi
Fe (82-90), Mn (10-18) Keras dan tahan Rel kereta api,
Baja Mangan Fe
dan C (0,5) bebam kendaraan tempur
Fe (96-98), Ni (2-4) dan Keras, elastis,
Baja Nikel Fe Kabel, roda gigi
C (0,5) dan tahan korosi
Fe (5-99), Si (1-5) dan Keras, kuat, dan
Baja Silikon Fe Magnet
C (0,5) bersifat magnetik
Fe (84), Si (145), C (1) Tahan korosi dan Pipa, ceret, dan
Duriron Fe
dan Mn (1) tahan asam kondensor
 Jenis Logam Ferro berdasarkoan kadar Karbon

NAMA KOMPOSISI SIFAT PENGGUNAAN


Campuran besi Kait keran, landasan
Dapat ditempa, liat,
Besi tempa murni (99%) sedikit kerja plat, rantai
tidak dapat diruang
besi rongsokan jangkar
Campuran besi dan Mur, baut, pipa,
Baja lunak Dapat ditempa, liat
karbon (0,1%-0,3%) sekrup
Baja karbon Campuran besi dan Poros, rel baja,
Lebih kenyal
sedang karbon (0,4%-0,6%) paron
Perlengkapan mesin
Dapat ditempa, dapat bubut, perlengkapan
Baja karbon Campuran besi dan
disepuh, mudah mesin frais, kikir,
tinggi karbon (0,7%-1,5%)
ditempa gergaji, pahat, tap,
stempel
Baja karbon tinggi di Rapuh, dapat
Baja cepat tinggi
tambah nikel atau disepuh, keras, dapat Mesin bubut, mesin
(HSS-High speed
kobalt,khrom atau dimudakan, tahan frals, mesin bor, dll
steel)
tungken suhu tinggi
D. MINERAL LOGAM NON-FERRO

 Logam Non-ferro,
Adalah, Semua unsur logam yang komposisi utamanya bukan besi.
Logam non besi juga sering digunakan walaupun pada umumnya
jarang sekali di industri. Itu karena Logam besi lebih banyak dipakai
semua industri.
Contoh,
 Logam berat, nikel, seng, tembaga, timah putih dan timah hitam
 Logam mulia/murni, emas, perak, platina
 Logam ringan, alumunium, barium, kalsium
 Logam refraktori/tahan api, molibdenum, titanium, wolfram, zirkonium
 Logam radio aktif, radium dan uranium.
2. Beberapa Logam Non-Ferro yang penting secara komersial,

Logam Komposisi
Nama Umum Sifat Contoh Kegunaan
Induk (Persen massa)
Hg (50), Ag (35), dan Sn Pengisi gigi
Amalgam Hg Mudah dibentuk
(15) berlubang
Au (42), Ag (12-20), dan
Emas 10 karat Au Tahan lama Perhiasan
Cu (38-46)
Au (75), Ag (10-20), dan
Emas 18 karat Au Tahan lama Perhiasan
Cu (5-15)
Cu (88), Sn (10), dan Zn Tahan benturan Laras senapan,
Gunmetal Cu
(2) dan tekanan bagian dari mesin
Cu (67-90), dan Zn (10- Mudah
Kuningan Cu Pipa
33) direnggangkan
Keras dan tahan
Lead shot Pb Pb (99,8) dan As (0,2) Selongsong peluru
korosi
Massa jenisnya Badan pesawat
Magnalium Al Al (70-90), dan Mg (10-30)
rendah terbang
Ni (60-70), Cu (25-35), Fe,
Peralatan, bagian
Monel Ni Mn dan Si dengan Tahan korosi
dari mesin
persentase yang bervariasi
Ni (60), Fe (25), dan Cr Memiliki daya
Nikrom Ni Kabel listrik
(15) tahan yang tinggi
Logam Komposisi
Nama Umum Sifat Contoh Kegunaan
Induk (Persen massa)
Pelat baterei Cukup tahan
Pb Pb (94) dan Snb (6) Baterei
timbel korosi
Perak Jerman Cu (60), Zn (25), dan Ni
Cu Tahan korosi Teko, keran
(albata) (15)
Ag (63), Cu (30), dan Zn Titik lebur yang Solder dengan titik
Perak solder Ag
(7) tinggi lebur tinggi
Perak Streling Ag Ag (92,5) dan Cu (7,5) Berkilau Perhiasana
Cu (70-95), Zn (1-25), dan
Perunggu Cu Mudah dibentuk Medali, bel
Sn (1-18)
Bak atau rumah
Perunggu
Cu Cu (90) dan Al (10) Kers dan kuat mesin dan batang
alumunium
penghubung
Sn ( 70-95), Sb (5-15), Pb Peralatan makanan
Pewter Sn Tahan korosi
(0-15) dan minum
Solder Pb Pb (67) dan Sn (33) Titik lebur rendah Sambungan solder

Ti (94,5), Al (3), dan V


3AL-2,5V Ti Kuat dan ringan Frame sepeda
(2,5)
Bi (50), Pb (25), Sn (13), Sistem penyairam
Wood’s metal Bi Titik lebur rendah
dan Cd (12) air otomatis

Anda mungkin juga menyukai