Anda di halaman 1dari 23

LEMBAR PENGESAHAN

Nomor : ___________________________________

PENGESAHAN STUDI RKAB


TAMBANG ORE NIKEL DI DESA PUWIAU KAB.KONSEL

KONAWE SELATAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA

MANEJER UTAMA

RIDWAN BASNAFAL SE
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Didalam UU 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan ore nikel ditetapkan
suatu keharusan bagi setiap pengusaha tambang untuk melakukan tahapan-tahapan
kegiatan tambang Penyusunan Dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB)
ini adalah merupakan tahapan yang harus dilakukan untuk memberikan gambaran kepada
Pemerintah tentang rencana kerja dan rencana pembiayaan dari kegiatan penambangan
yang akan dilakukan oleh perusahaan. Didalam uraian berikut akan digambarkan
mengenai profil perusahaan dan perencanaan kegiatan dan biaya yang akan dilakukan
oleh penambang a.n. RIDWAN BASNAFAL SE. didalam kegiatan Ijin Usaha
Pertambangan (IUP) – Operasi Produksi di DESA PUWIAU KECEMATAN PURIALA
KABUPATEN KONAWE SELATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA

1.2. DATA PENGUSAHA


1. Nama Perusahaan : A.n RIDWAN BASNAFAL SE.
2. Alamat Kegiatan : DESA PUWIAU KABUPATEN KONAWE
SELATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA
3. Jenis Kegiatan : PENAMBANGAN ORE NIKEL
4. Penanggungjawab Kegiatan : a.n RIDWAN BASNAFAL SE.

1.3 LETAK LOKASI PENAMBANGAN

Letak lokasi penambangan sesuai dengan lampiran peta Rencana Wilayah Ijin Usaha
Pertambangan Operasi Produksi yang diajukan oleh an. RIDWAN BASNAFAL SE.
DESA PUWIAU KECAMATAN PURIALA PROVINSI SULAWESI TENGGARA
Adapun peta lokasi terlampir.

1.4 AKSEBILITAS ( KESAMPAIAN PADA LOKASI )

Lokasi dapat dicapai dengan rute jalur sebagai berikut:


 Dari KONSEL - VDNI melalui jalan arteri JLN.PROVINSI SULAWESI
TENGGARA KECAMATAN PURIALA dengan kondisi jalan baik.
 DESA PUWIAU – lokasi tambang (masuk ke desa puwiau), jalan dalam kondisi baik.
1.5 POTENSI BAHAN GALIAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian geologi secara umum (reconnaissaince)
diketahui bahwa pada lokasi di Desa puwiau ini terdapat kandungan bahan galian berupa
ore nikel ini sebagai produk dari endapan lahan oleh aktifitas gunung berapi. Oleh sebab
itu bahan galian yang dimaksud akan ditambang oleh a.n RIDWAN BASNAFAL SE
adalah berupa nikel Luas lahan yang direncanakan untuk kegiatan penambangan ini
adalah 23,13 Ha. Pada luasan tersebut terdapat potensi sirtu dengan penyebaran yang
merata.

1.6 TUJUAN

Tujuan dari penyusunan Dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) ini
adalah untuk memberikan informasi kepada pemerintah Kabupaten konawe selatan
tahapan-tahapan kegiatan dan perkiraan/anggaran pembiayaan dari a.n RIDWAN
BASNAFAL untuk kegiatan penambangan Trass tersebut.
Bagi pihak pengusaha, yaitu a.n RIDWAN BASNAFAL, dokumen Rencana Kerja
dan Anggaran Biaya (RKAB) ini akan menjadi acuan kerja beserta anggaran biaya yang
akan menjadi dasar bagi pelaksanaan kegiatan di lapangan, yang meliputi: kegiatan pra-
penambangan, kegiatan penambangan hingga pasca penambangan. Dengan demikian
akan didapatkan hasil kerja yang optimal sesuai dengan sasaran dan target yang telah
ditentukan.
BAB II
RENCANA KEGIATAN

2.1 TAHAPAN KEGIATAN


Kegiatan yang direncanakan akan dilakukan oleh A.N RIDWAN BASNAFAL SE
untuk kegiatan penambangan Trass di Desa PUWIAU Kecamatan PURIALA Kabupaten
KONAWE SELATAN ini secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga)
tahapan, yaitu
1. Tahap Eksplorasi
Yaitu penelitian potensi dan kelayakan pengusahaan penambangan Trass. Kegiatan
yang akan dilakukan didalam tahap ini adalah berupa
a. Penyelidikan umum
b. Studi Eksplorasi
c. Studi Kekayaan
d. Studi Lingkungan (UKL-UPL/AMDAL)
2. Tahap Operasi Produksi
Yaitu kegiatan penambangan bahan galian Trass.
3. Tahap Pasca Tambang
Didalam pasca tambang ini dilakukan kegiatan-kegiatan untuk menata lahan bekas
tambang, baik dengan cara reklamasi/revegetasi ataupun dimanfaatkan untuk
penggunaan lahan yang lain (misalnya :perumahan, industri, tempat rekreasi)
2.1.1.1 Tahap Persiapan
Pekerjaan yang dilakukan dalam Tahap Persiapan dalah sebagai berikut:
a. Pembuatan Rencana Kerja Eksplorasi
b. Perijinan Eksplorasi kepada instansi terkait
c. Pengurusan pembebasan lahan dan tanaman yang wilayahnya digunakan untuk
kegiatan eksplorasi dan akan ditingkatkan ke tahap eksplorasi produksi.
d. Persiapan peralatan survey dan bahan
e. Penyelidikan umum
Merupakan kegiatan orientasi medan/orientasi lapangan, dimaksudkan untuk
mengetahui secara garis besar kondisi lapangan dan kondisi geologi umum daerah
penelitian.
f. Pemetaan/Pengukuran Topografi detil
Peta topografi ini menberikan informasi rinci mengenai kondisi eksisting dan
dipergunakan sebagai dasar bagi pemetaan/survey geologi detail, perhitungan volume
cadangan, desain tambang dan pembangunan infrastruktur pendukung tambang.
2.2.2 Tahap Penelitian
1. Studi Eksplorasi
Merupakan tahap penelitian eksplorasi, bertujuan untuk mengetahui secara rinci
kondisi daerah penelitian, meliputi kondisi geologi (sebaran litologi, struktur,
geomorfologi), geografi, kualitas bahan galian, ketebalan dan penyebaran bahan galian
Trass, pengambilan sampel/contoh Trass, dan dokumentasi kegiatan.
Kegiatan yang dilakukan :
1.1. Pemetaan dan Penelitian Geologi Detil, yaitu melakukan pemetaan geologi
detildan tujuannya adalah untuk mengetahui secara pasti dan memetakan
penyebaran Trass baik secara lateral (horizontal) maupun vertical.
1.2. Survey lingkungan (komponen : sosial, ekonomi, masyarakat, kebudayaan dan
kesehatan masyarakat). Adalah kegiatan untuk mengetahui pola penggunaan
lahan pada lokasi rencana penambangan.
2. Studi Kelayakan
Analisa perhitungan cadangan terukur, kapasitas produksi tambang, umur ekonomi
tambang dan metode penambangan yang dapat digunakan.Analisa dukungan sarana-
prasarana, yaitu : modal transportasi, daya serap pasar (market), harga jual bentonit di
pasaran.
3. Studi Lingkungan
Mengidentifikasi dan menginventarisasi dampak-dampak yang akan ditimbulkan serta
komponen-komponen lingkungan yang akan terkena dampak oleh kegiatan
penambangan Trass ini. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengantisipasi dan
mengelola dampak-dampak negative dari kegiatan penambangan dapat diminimalisir
sendini mungkin. Kegiatan yang dilakukan pada Studi Lingkungan ini adalah :
a. Inventarisasi komponen geofisik, biologis, social ekonomi & kesehatan
masyarakat.
b. Merumuskan dampak-dampak penting yang terjadi karena kegiatan
penambangan.
c. Analisa komponen lingkungan untuk merencanakan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan.
2.2.3 Tahap Analisa Data
1. Jenis, Sebaran dan Kualitas Trass
2. Perhitungan Jumlah Cadangan Trass
3. Analisa Metode penambangan yang seesuai
4. Analisa ligkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan
Pengembangan Masyarakat
5. Analisa Kelayakan Ekonomi
2.2.4 Tahap Penyusunan Dokumen Eksplorasi
Dokumen Eksplorasi yang dihasilkan adalah berupa :
1. Dokumen Penyelidikan Umum dan Eksplorasi
2. Dokumen Studi Kelayakan
3. Dokumen Lingkungan (UKL-UPL atau AMDAL)

2.3 TAHAPAN OPERASI PRODUKSI


Kegiatan penambangan (Operasi Produksi) Trass di Desa puwiau Kecamatan
puriala Kabupaten konawe selatan ini dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) proses
utama, yaitu:
1. Pengambilan bahan baku utama (raw materials)/penambangan Trass
2. Pengankutan dan distribusi Trass
Hal lain yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk menunjang kelancaran
kegiatan penambangan, antara lain adalah
1. Kegiatan Administrasi, Pengurusan Ijin Operasi Produksi
2. Klarifikasi/kejelasan status lahan (sewa, pinjam pakai, beli)
3. Pengadaan Fasilitas Kesehatan dan Keselamatan Penambangan (K3), dan
4. Kontribusi terhadap masyarakat (Pengembangan Masyarakat/Community
Development).
2.4 PERALATAN TAMBANG
- Excavator pc 320, sebagai breaker, penggali dan alat pembagi muatan.
- Bulldozer, merek Cat dengan type D 85 – E. Fungsi utamanya adalah untuk operasi
pengupasan lapisan tanah tertutup (striping overburden), perataan kembali dan
untuk membantu perintisan pembukaan jalan tambang.
- Dump Truck, merek hino 500. Peralatan tersebut berfungsi sebagai pengangkut
Dua buah backhoe, yang merupakan alat penggali dengan sistem penggali tarik (pull
shovel)

Jenis / Tipe Jumlah Unit


Excavator pc320 10
Bulldozer 2
Dump Truck 8
HILUX LV 4

2.5 SARANA PENUNJANG


Sarana penunjang merupakan modal tetap berwujud, diperlukan untuk menunjang
berbagai kegiatan di lapangan pada operasi penambangan. Sarana penunjang yang
dimaksud adalah :
a. Base Camp, berupa perumahan semi permanent, untuk staf karyawan di lapangan
serta  perlengkapannya.
b. Perkantoran di sekitar areal penambangan yang berfungsi sebagai tempat
melakukan kegiatan-   kegiatan administrasi, penyusunan laporan atau data-data,
tempat pertemuan staf dan menerima tamu-tamu di lapangan.
c. Bengkel dan gudang, berfungsi untuk tempat perawatan atau perbaikan alat-alat
berat serta kendaraan-kendaraan dan alat perlengkapan lainnya, juga berfungsi
sebagai tempat penyimpanan bahan/alat-alat yang diperlukan di lapangan.
d. Kendaraan lapangan berupa, 1 unit mobil
e. Generator mesin listrik dengan daya 500 kVA yang akan digunakan untuk
penerangan perumahan    (base camp) dan perkantoran, juga untuk menunjang
perbengkelan seperti pengelasan dan penambangan serta pengolahan.
f. Jalan tambang, digunakan untuk menghubungkan front penambangan ke tempat
penampungan (stock pile)
g. Akses pelabuhan dan jalan, digunakan untuk jalur transport pengangkutan
h. Alat komunikasi, digunakan untuk memperlancar hubungan komunikasi di
lapangan antara lokasi yang satu dengan lokasi lainnya yang letaknya cukup
berjauhan dengan kantor pusat.
i. Alat keselamatan kerja dan alat gali sederhana, termasuk di dalam hal ini seperti
pemadam kebakaran, helm, sepatu boots, peralatan PPPK, cangkul, sekop dan
linggis.
j. Pompa air, digunakan untuk pencucian kebutuhan air untuk base camp dan
perkantoran.
k. Area parkir, area ini digunakan untuk parkir beberapa alat berat dan truck apabila
dalam kondisi istirahat.
l. Pos keamanan yang diletakkan di gerbang masuk area pertambangan
2.6 PENGANGKUTAN TRASS MENUJU LOKASI PROYEK / PEMBELI
Pengangkutan Trass menuju lokasi proyek/pembeli dilakukan dengan menggunakan
sarana pengangkut berupa dumptruck dengan kapasitas besar (+ 10 m3 s.d. 20 m3).
Adapun bentuk kegiatan terkait dengan penunjang kegiatan penambangan
bentonit antara laindijelaskan pada bagan berikut:
Bahan Galian

Penyelidikan Geologi
Diketahui: jenis mineral/bantuan, pelamparan horizontal, struktur geologi,
stratigrafi, lingkungan pengendapan (genesa dan proses pembentukan bahan
galian)

Potensi Bahan Galian WIUP Eksplorasi

Penyelidikan Umum
Diketahui: variasi jenis mineral/bantuan, batas pelmparan horizontal struktur
geologi, stratigafi, rona awal dan kondisi lingkungan
Sumberdaya

Studi Eksplorasi
Diketahui penyebaran horizontal dan vertical, dimensi bahan galian kualitas
bahan galian
Studi Kelayakan
Diketahui luasan yang layak tambang dan wilayah pecandangan.Volume terukur,
analisa umum tambang, analisa ekonomi tambang. Rekomendasi luas WIUP,
lama ijin tambang, metode penambangan
Studi Kelayakan

WIUP Operasi Produksi


Perpanjangan

Evaluasi teknis, ekonomis dan lingkungan: diketahui dimensi yang layak dan ekonomis untuk
ditambang

Studi UKL-UPL Cadangan

2.7.PEREKRUTAN TENAGA KERJA


Terkait dengan administrasi dan perijinan tambang, maka pihak perusahaan, yaitu a.n
RIDWAN BASNAFAL SE sudah harus mempersiapkan dan merekrut tenaga kerja (baik
tenaga kerja perusahaan maupun tenaga kerja lokal).
Setelah tahapan Eksplorasi dilakukan dan dari hasil eksplorasi tersebut dinyatakan
layak untuk penambangan Trass, maka perusahaan harus segera mengurus peningkatan
ijin menjadi Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi.
Berikut adalah spesifikasi jabatan dan tugas yang diperlukan dalam kegiatan
operasional penambangan :
Pendidikan/
No Jabatan Jumlah
Keahlian
I Manajemen
 Direksi Perusahaan Manajemen 1
 Manajer Perusahaan Manajemen 1
 Direksi Tambang Manajemen 1
 Manajer Proyek S1 1
 Supervisor S1 1
 Kepala Teknik Sarjana 1
Tambang pertambangan
II Eksplorasi/ Produksi
 Tenaga Ahli Geologi Sarjana Geologi 1
 Foremen Tambang STM 1
pembangunan
III Community development (Humas)
 Humas 1
IV Operator dan Maintenance
 Operator loading Capten 4
(excavator)
 Helper SMA 4
V Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) / HSE
 HSE Superintendent S1 1
VI Administrasi dan Keuangan
 Admin dan keuangan D3 1
 Security 3
 Bagian Umum dan SMA 1
Drivers
Jumlah 23 orang

No Nama karyawan Jabatan Pendidikan terakhir Total

1. RIDWAN BASNAFAL SE 1
SE
2. SYAMSIR HO SMA 1
3. KAMSIR S.kom HRDA S.kom 1
4. SAMSUL RIJAL MR.LOADING SMA 1
5. JUNAEDI SAFETY SMA 1
6. RISAL BASNAFAL PJO SMA 1
7. BRIAN KARISE KPL.PRODUKS SMA 1
I
8. RIJAL GEOLOGI SMA 1
9. DHANI ST. KPL.MEKANIK ST 1
10. YUSRANDI KPL.LV SMA 1
11. SUKMA Spd OFFICE Spd 1
12. INDAH OFFICE SMA 1
13. IRNA S.kom OFFICE S.kom 1
14. SALMIA Sos OFFICE Sos 1
15. AFFSAL OB SMA 1
16. APRIL OB SMA 1
17. FARHAN OPERATOR SMA 1
18. SAHALI OPERATOR SMA 1
19. JIDIN OPERATOR SMA 1
20. ABDUL OPERATOR SMA 1
21. YOTAINEL OPERATOR SMA 1
22. ARIF OPERATOR SMA 1
23. HENDRA OPERATOR SMA 1
24. GAFUR OPERATOR SMA 1
25. SYAHRUN GAZALI OPERATOR SMA 1
26. IRSAL OPERATOR SMA 1

2.8 KEGIATAN PEMBEBASAN LAHAN


Pembebasan sudah harus dimulai selama Tahap Eksplorasi dilakukan, sehingga pada
saat permohonan peningkatan ijin menjadi Operasi Produksi dikabulkan maka kegiatan
penambangan sudah dapat dilakukan tanpa harus terkendala oleh masalah lahan.
2.9 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
Selama kegiatan penambangan dilakukan maka perusahaan harus memperhatikan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, baik itu dalam lingkungan tambang ataupun didalam
luar tambang (misal: K3 saat pengangkutan dan distribusi Trass).
Pada lingkungan tambang perlu diadakan perlengkapan-perlengkapan keselamatan
kerja (rambu-rambu lalulintas dan earplug, peralatan P3K, pemadam kebakaran,
dll).Selain itu juga diberikan pengetahuan safety kepada pekerja.
BAB III
RENCANA KERJA

3.1 RENCANA KEGIATAN


Terkait dengan penambangan dan pemanfaatan bahan galian berupa Trass yang ada
di Desa puwiau Kecamatan puriala Kabupaten konawe selatan maka a.n RIDWAN
BASNAFAL SE.merencanakan tahapan-tahapan kegiatan, yaitu berupa Kegiatan
Eksplorasi untuk mengetahui jumlah cadangan bentonit yang ada pada wilayah tersebut
dan tahap selanjutnya adalah mempersiapkan untuk Kegiatan Operasi Produksi.
Kegiatan-kegiatan tersebut adalah meliputi :
1. Kegiatan Eksplorasi
1.1. Penyelidikan Umum
1.2. Studi Eksplorasi
Kegiatan : pembuatan peta topografi detil, pemetaan geologi.
Analisa : jumlah cadangan Trass, metode penambangan, daerah prospek
penambangan Trass, arahan front penambangan.
1.3. Studi Kelayakan
1.4. Kelayakan cadangan, kapasitas produksi, umur tambang, kelayakan harga jual pasar,
dukungan infrastruktur (modal dan sarana transportasi, fasilitas pengangkutan, dll).
1.5. Studi Lingkungan (IKL-UPL)
(uraian mengenai pekerjaan yang dilakukan pada masing-masing tahapan kegiatan
eksplorasi sudah secara cukup jelas diuraikan pada Bab-2)
2. Kegiatan Operasi Produksi
2.1. Persiapan
2.2. Operasional Tambang
2.3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
2.4. Pengangkutan dan distribusi Trass
3. Kegiatan Pasca Tambang

3.2 RENCANA KEGIATAN OPERASI PRODUKSI


1. Persiapan
a. Pembebasan Lahan
Pembebasan lahan hanya dilakukan pada lahan yang akan terkena kegiatan, yaitu
meliputi daerah bukaan tamabang (front tambang), tempat penimbunan tanah
penutup, dan lokasi untuk pembangunan sarana penunjang (jalan tambang, kantor,
bengkel.
b. Penerimaan Tenaga Kerja
Penerimaan tenaga kerja disesuaikan dengan jenis pekerjaan dan kualifikasinya,
diupayakan untuk memaksimalkan penyerapan tenaga local yang ada.
c. Membuat rencana/desain tambang
 menentukan lokasi penambangan.
 menentukan lokasi penimbunan tanah penutup.
 melakukan evaluasi dampak lingkungan yang akan terjadi.
 menyusun jadwal produksi penambangan bentonit.
 merencanakan pembangunan infrastruktur
 membuat analisa biaya dan evaluasi ekonomi tambang
 merencanakan penutupan/reklamasi tambang
d. Mobilisasi peralatan
Mobilisasi peralatan dapat dilakukan melalui jalan darat dan akan dikoordinasikan
dengan pihak dan dinas terkait mengenai tata cara pelaksanaannya.
e. Pembangunan sarana dan prasarana
Pembangunan sarana jalan angkutan utama, jalan tambang, jalan penghubung,
kantor dan mess karyawan, bengkel, gudang, dll.
2. Operasional Tambang
a. Pembersihan lahan
Pembersihan lahan (land clearing) dilakukan dengan menebang pohon-pohonan dan
semak belukar yang berada diatas cadangan Trass atau pada lokasi yang akan
dibangun sarana prasarana. Pembersihan lahan dilakukan dengan memakai
bulldozer, chainshaw dan akan disesuaikan dengan kebutuhan.
b. Pengupasan dan penimbunan tanah penutup
i. Pengupasan dan penimbunan tanah pucuk (soil)
Tanah pucuk (hamus/soil) dikupas menggunakan bulldozer kemudin
dikumpulkan dan diangkut ketempat penimbunan yang aman dan tidak jauh dari
lokasi penambangan. Timbunan tanah pucuk ini akan dipakai kembali pada
tahapan pasca penambangan.
ii. Pengupasan dan penimbunan tanah penutup (overburden).
Pengupasan tanah penutup (ovenburden) dilakukan memakai bulldoer dan
excavator, kemudian diangkut menggunakan dumptruck ketempat khusus
penimbunan (disposal/dumping area) di lokasi yang tertentu.Pada tahap
selanjutnya tanah penutup ditimbunkan kembali ketempat bekas tambang (back
filling) sesuai dengan kemajuan/pogress penambangan.Bentuk timbunan dibuat
teras berjenjang dengan mempertimbangkan aspek kestabilan lereng serta
disesuaikan dengn kondisi topografi sekitarnya.
c. Penambangan dan pengangkutan Trass.
Penambangan Trass dilakukan dengan metode tambang terbuka (open pit minning)
yaitu dengan menggali Trass sesuai dengan desain tambang dan batas-batas
penambangan (pit limit).
Penambangan dibuat dengan sistem berjenjang dimana tinggi jenjang, kemiringan
jenjang (slope) dan lebar jenjang disesuaikan dengan aspek kemantapan dan
kestabilan lereng. Trass yang telah terbuka digali menggunakan excavator dan
selanjutnya diangkut memakai dumptruck dan didistribusikan disekitar wilayah,
Kabupaten konawe selatan Kota konawe selatan dan lain lain..
3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Dalam pelaksanna K3 a.n RIDWAN BASNAFAL SE. akan menerapkan beberapa
program latihan dasar Kesehatan & Keselamatan Kerja (K3) serta menyiapkan peralatan
penunjang untuk hal tersebut.
Adapun materi pelatihan dasar K3 meliputi:
a. Pengetahuan tentang P3K dan sanitasi.
b. Pengetahuan survival dan komunikasi radio
c. Manajemen rescue dan evakuasi
d. Pengetahuan bahaya kebakaran hutan dan penanggulangannya
Sedangkan peralatan penunjang program K3 tersebut meliputi:
a. Peralatan Personal Lapangan
 First Aid Kit (Kotak P3K)
 Sarung tangan
 Masker (penutup muka dan hidung)
 Kacamata pengaman
 Helm safety
 Sepatu lapangan
 Peralatan komunikasi
b. Peralatan Keselamatan Team Lapangan
 First Aid Kit
 SRT (Single Rope Technique)
 Peralatan komunikasi
c. Peralatan Keselamatan Kendaraan Operasional
 First Aid Kit
 Pemadam kebakaran
 Peralatan komunikasi
d. Peralatan Keselamatan Basecamp
 Obat-obatan (kotak P3K)
 Thermometer (Pengukur tekanan darah)
 Alat pemadam kebakaran
 Peralatan komunikasi

4. Lingkungan dan Kelestarian Alam


Wilayah eksplorasi a.n Slamet ini penggunaan lahan eksistensinya adalah untuk
lahan kering yaitu tegalan (ladang). Selama kegiatan penambangan berlangsung, maka
pelaksanaan pemulihan daya dukung lahan berupa reklamasi akan terus menerus
dilakukan, yaitu dengan melakukan penanaman tanaman seperti mangga, jambu mente
dan sengon pada lahan-lahan yang sudah mencapai level akhir tambang yang
direncanakan.

5. Jadwal Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan penambangan Trassakan dimulai setelah hasil dari kegiatan
eksplorasi menyatakan bahwa pada lokasi yang dimaksud tersebut memang terdapat
cadangan bahan galian Trass dalam

6. Jumlah dan volume yang layak tambang

Desain tambang, pengkajian dampak lingkungan dalam pelaksanaan RKL/RPL


dilakukan sebelum dilaksanakannya operasional tambang, dengan pertimbangan setelah
dilakukannya kegiatan eksplorasi dapat diperoleh gambaran mengenai kondisi geologi
serta jumlah cadangan Trass, biaya produksi Trass, sistem penanganan K3 dan
lingkungan dan aspek-aspek lainnya yang terkait dengan pekerjaan penambangan.
Berdasarkan kajian-kajian tersebut diatas dapat disusun analisis investasi dan
kelayakan tambang, program kerja konstruksi dan penambangan pada tahapan
selanjutnya.Seluruh program kegiatan diharapkan dapat diselesaikan secara bertahap
sesuai dengan rencana.
BAB IV
ANGGARAN BIAYA
4.1 ANALISA BIAYA PRODUKSI

Analisa biaya ini menggunakan asumsi sebagai berikut


1. Luas lahan = 12,32 ha jumlah cadangan terukur = 2.053.333,34 m3 setara dengan
5.133.333,35 ton
2. Prosentase keterambilan quarry (sudah dengan perkiraan penyusutan volume) : 80
%
3. Volume rill quarry yang dapat ditambang = 1.642.666,67 m3 atau setara dengan
4.106.666,68. ton
4. penjualan ore nikel Rp. 2.000.000.000 per ton
5. Total harga jual ore nikel = Rp 131.002.630.000
Deskripsi Perhitungan Hasil Keterangan
Sumberdaya 1/3 x Luas 12,32 ha 1/3 x 123.200 m2 x Sesuai dengan hasil
hipotetik x beda elevasi 15,4 m = 632.426,667 survei
(hypothetical m3 atau 1.581.066,67
resource) ton
Sumberdaya tereka Hasil Survey 1/3 x 123.200 m2 x 5m Dilihat dari stratigrafi
(inferred resource) lapangan, diperoleh = 205.333,334 m3 atau dan pengukuran
kedalaman 5m 513.333,335 ton ketinggian tanah
(lihat foto)
Sumberdaya terunjuk Detail isi tanah Tanah liat 10 %
(indicated resource) Sirtu 80 %
Lain lain 10 %
Sumberdaya Terukur 90% Hasil 205.333,334 x 90% =
(measured resorce) Sumberdaya tereka 184.800,001 m3 atau
462.000,002 ton
Cadangan terkira 1/3 x luas 1/3 x 205.333,334 m2 x
(probable reseve) 205.333,334 m2 x 30 m = 2.053.333,34
rencana galian m3 atau 5.133.333,35
ton
Cadangan terbukti 80 % x cadangan 80% x 2.053.333,34 m3
(proven reserve) terkira =
1.642.666,67 m3 atau
4.106.666,68 ton
Kandungan Kimia SiO2 : 40,76 - 56,20
Al2O3 : 17,48 - 27,95
Fe2O3 : 7,35 - 13,15
H2O : 3,35 - 10,70
CaO : 0,82 - 10,27
MgO : 1,96 - 8,05
 Volume trass ± 1.190.933,33 m3
 Berat trass = volume trass x berat jenis (BJ)
= 1.190.933,33 m3 x 1,5 ton/ m3
= 1.786.400 ton
Tahun T. PASCA
IUP EKSPLORASI TAHAP OPERASI PRODUKSI
2016 TAMBANG
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Tahun 5
TAHUN 2016
Bulan 5-6
2017 2018 2019 2020 2021 2021
Bulan 1-2 Bulan 3-4
PERAMETER ANALISIS EKONOMI                  
1. Biaya Investasi  13.000.00                
1.1 Biaya Investasi Eksplorasi (Tahap Pendahuluan)  5.000.000                
1.1.1 Penggandaan Dokumen, Pengukuran Pensil dan Perijinan (Ijin Prinsip, Wiup,
20.000.000                
Dll)
1.1.2 Study Ekplorasi 14.000.000               
270.000.00
1.1.3 Study Kelayakan  4.000.000              
0
1.1.4 Study Lingkungan  7.000.000              
1.2 Biaya Investasi Pengembangan (Development)  8.000.000                
1.2.1 Ganti Rugi Lahan (1 m2 Rp 200.000,00) 300.000.000                
1.2.2 Pembuatan Jembatan Tambang  560.000.000                
1.2.3 Pembebasan lahan tembang untuk mess, kantor, stockpile 50.000.000                
1.3 Biaya Investasi infrastruktur tambang 29.000.000                
1.3.1 Pembuatan kantor  36.000.000   5.000.000            
1.3.2 Pembuatan fasilitas tambang (mess, dll)  35.000.000   15.000.000  17.000.000          
1.4 Biaya investasi peralatan pendukung  67.000.000                
1.4.1 Peralatan utama operasional tambang  35.000.000                
1.4.2 Peralatan pendukung operasional tambang  12.000.000                
1.4.3 Kendaraan operasional dan untility  36.000.000                
1.5 Biaya modal kerja  78.000.000                
1.500.000.00
1.5.1 Modal sendiri (ekuisitas)                
0
1.5.2 Hutang (pinjaman bank) 500.000.000                
1.6 Pengembangan masyarakat (community development) 500.000.000                
-Distribusi per-tahun produksi  56.000.000     40.000.000 40.000.000 40.000.000 40.000.000 40.000.000  
100.000.00
1.7 Program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) 15.000.000              
0
-Distribusi per-tahun produksi  25.000.000     20.000.000 20.000.000 20.000.000 20.000.000 20.000.000  
1.8 Jaminan Reklamasi 12.000.000              
-Distribusi per-tahun produksi  32.000.000     26.854.134 26.854.134 26.854.134 26.854.134 26.854.134  
1.9 Biaya Reklamasi  26.000.000              
-Distribusi per-tahun produksi 67.000.000     26.854.134 26.854.134 26.854.134 26.854.134 26.854.134  
2.0 Jaminan Kesungguhan 10.000.000                
2.1 Jaminan Pasca Tambang 50.000.000                
6.000.000.00 270.000.00 120.000.00 113.710.28 113.708.26 113.708.26 113.708.26 113.708.26
SUB TOTAL BIAYA INVESTASI 0
0 0 0 5 8 8 8 8
TOTAL BIAYA INVESTASI                
CASH FLOW (Investasi 5 Tahun)
CASH INFLOW CASH OUTFLOW
2. ANALISIS FINANSIAL    
A. PARAMETER UNTUK ANALISIS    
2.1 Biaya Investasi    
2.1.1. Total Biaya Investasi   4.063.543.357,00
2.1.2 Modal Kerja    
2.1.2.1. Modal sendiri 1.500.000.000,00  
2.1.2.2. Hutang (pinjaman Bank) 500.000.000,00  
Sub-Total Biaya Investasi 2.000.000.000,00 4.063.543.357,00
     
2.2 Biaya Produksi    
2.2.1 Biaya langsung    
2.2.1.1. Mobilitas personil dan peralatan   150.000.000,00
2.2.1.2. Pembersihan dan pemindahan tanah   3.000.000,00
2.2.1.3. Pemindahan overburden (lapisan penutup)   3.000.000,00
2.2.1.4. Penambangan dan pengangkutan sirtu (sewa peralatan loader dan houling, operasional penambangan)    
2.2.2. Biaya tidak langsung    
2.2.2.1.Iuran eksplorasi dan operasi-produksi (Jaminan Reklamasi)   11.000.000,00
2.2.2.2. Community Development   500.000.000
2.2.2.3. Portal/ retribusi desa (2 portal @ Rp. 2.000) = Rp 4.000 per-rit    
(20 dumptruck : 2x ritase = 40 rit per hari ) : ditanggung pembeli    
2.2.2.4. Gaji karyawan, bonus dan reward   500.000.000,00
2.2.2.5. Operasional kantor (kendaraan (sewa) dan administrasi)   200.000.000,00
2.2.2.6. Program K3 (kesehatan dan keselamatan kerja)   200.000.000,00
Sub-Total Biaya Produksi - 1.567.000.000,00
     
2.3 Pendapatan    
2.3.1. Pemasaran (dari omzet/penjualan sitru) volume bersih 90 % ekskarasi 43.667.543.333,00  
2.3.2. Komponen pendapatan : 1 % per-Tahun 436.675.433,33  
2.3.3. Pendapatan bersih    
2.3.4. Pendapatan Bersih Setelah kena pajak penghasilan    
Sub Total Pendapatan 44.104.218.766,33 -
     
2.4 Pajak dan Bea Cukai    
2.4.1 Pajak penghasilan perusahaan : 40 % dari penghasilan bersih    
2.4.2 Pajak Bumi dan Bangunan   120.000.000,00
2.4.3 Bea Masuk barang import    
2.4.4. Pajak Daerah : 5% dari Nilai tonase penjualan sirtu   2.205.210.938,32
Sub Total Pajak dan Bea Cukai - 2.325.210.938,32
     
2.5 Angsuran pinjaman Bank    
Angsuran pinjaman Bank untuk masa pengembalian 5 Tahun    
5
Nilai factor Bunga = (1+0,12) = 1,36234   6.811.700,00
Sub-Total Angsuran - 6.811.700,00
     
2.6 Ekskalasi    
2.6.1 Komponen biaya produksi : 2% per-Tahun   31.340.000,00
Sub-Total Ekskalasi - 31.340.000,00
     
2.7 Discounted rate : 18%   -
2.8 Depresiasi dan amortisasi (tidak ada bentuk investasi peralatan tambang)    
     
     
Sub Total Kom, Pajak, Bunga Ekskalasi, Depresiasi dan Amortisasi   2.363.362.638,32
     
Total penerimaan 5 tahun 46.104.218.766,33  
Total pengeluaran 5 tahun   7.993.905.995,32
B. LABA 5 TAHUN 38.110.312.771,01  
C. LABA 1 TAHUN 7.622.062.554,20  
D. PROFIT PERBULAN 635.171.879,52  
E. ANALISIS PRESENT VALUE (PV) = NILAI SEKARANG (THN KE-3) 22.866.187.662,61  
F. ANALISIS NET PRESENT VALUE (NPV) = NILAI SEKARANG BERSIH (THN KE-5) 38.110.312.771,01  
G. ANALISIS INTERNAL RATE OF RETURN (IRR) = LAJU PENGEMBALIAN INTERNAL (DALAM
75%  
PERSEN)
H. RETURN OF INVESMENT 255.350.770,61  
BAB V
PENUTUP

Demikian pemaparan dari A.N RIDWAN BASNAFAL SE mengenai


Rencana Kerja dan Anggaran Biaya untuk kegiatan Eksplorasi dan Operasi
Produksi penambangan Trass di Desa PUWIAU Kecamatan PURIALA Kabupaten
KONAWE SELATAN
Dokumen RKAB ini adalah merupakan panduan kegiatan dan tahapan
pekerjaan dodalam perencanaan dan pelaksanaan penambangan Trass dan
estimasi/perkiraan anggaran dana yang dibutuhkan. Diharapkan dengan adanya
Dokumen RKAB ini maka perencanaan dan pelaksanaan kegiatan penambangan
Trass di Desa PUWIAU Kecamatan PURIALA Kabupaten KONAWE SELATAN
ini dapat dilaksanakan secara baik.
Permasalahan yang dapat timbul dilapangan yang akan menghambat
kegiatan penambangan Trass di Desa PUWIAU Kecamatan PURIALA Kabupaten
KONAWE SELATAN ini adalah :
 Permintaan kenaikan upah tenaga kerja, sehingga dapat menyebabkan
bertambahnya biaya upah dari yang direncanakan
 Permasalahan cuaca yang diluar perkiraan dan kerusakan jalan tambang dan
jalan penghubung baik oleh karena adanya aktifitas pengangkutan Trass
oleh kendaraan dari perusahaan ataupun oleh cuaca (hujan deras, banjir,
longsor) adalah merupakan faktor–faktor yang dapat menghambat kegiatan
penambangan Trass
 Menurunnya permintaan dan daya serap pasar terhadap bahan galian Trass.

PENANGGUNG JAWAB PEMBUAT RKAB MANEJER UTAMA

PT.BAULA YUSRANDI RIDWAN BASNAFAL SE.

Anda mungkin juga menyukai