Anda di halaman 1dari 23

HUKUM

KESEHATAN&
KEDOKTERAN
DOSEN PENGAMPU: DOUGLAS NAPITUPULU, S.H., M.H.
Jumat, 24 November 2023
BAB VIII
KONSULTASI MEDIS DAN OPNAME DI RUMAH SAKIT

OPNAME berasal dari bahasa Belanda yang artinya


MEREKAM.

Kesakitan ialah apa yang dirasakan pasien saat dia


pergi ke dokter. Sedangkan penyakit adalah apa yang
didapatnya sepulang dari dokter.
1. APA YANG TERPENTING DALAM BERKONSULTASI ANTARA PASIEN
DENGAN DOKTER

Yang terpenting ialah :


a. Adanya interaksi antara pasien dengan dokter. Karena interaksi itu
merupakan faktor utama yang menentukan hasil konsultasi medis,
sehingga pasien merasa puas. Dengan merasa puasnya pasien
berkonsultasi dengan dokter, sehingga pasien mentaati aturan-aturan
dokter yang kemudian menghasilkan kesehatan pasien.
b. Adanya komunikasi antara dokter dengan pasien. Menurut Prof. Dr. Ley
kepuasan yang diharapkan pasien dalam berkonsultasi dan
berkomunikasi tersebut adalah kepuasan akan kualitas dan kwantitas
atas informasi yang mereka terima dalam pertemuan di praktek dan di
rumah sakit.
c. Adanya 3 (tiga) S (senyum, sapa dan salam) dari dokternya.
2. KEPUASAN ATAS INFORMASI YANG DIHARAPKAN PASIEN
Kepuasan akan kualitas dan kuantitas atas informasi yang
diharapkan pasien adalah :
3. Dokter mendengarkan keluhan-keluhan pasien.
4. Dokter dapat mengobati/menyelidiki dan kemudian mencari sumber
penyakit fisik yang objektif.
5. Dokter harus dapat menunjukkan proses patologis diidentifikasikan
oleh test darah, radiografi, scanner, yang biasanya dilaksanakan di
laboratorium atau rumah sakit.

Menurut penelitian Prof. dr. Ley bahwa rata-rata 35% s/d 40%
pasien tidak puas mengenai komunikasi dengan dokter.
Apa alasan yang utama ketidakpuasan pasien dengan konsultasi
medis dan berkomunikasi?
Untuk menjawab ini perlu dipelajari ciri-ciri dokter, ciri-ciri pasien dan
ciri-ciri interaksi antara dokter dengan pasien.

a. Ciri-ciri dokter maksudnya


Tidak mendengarkan keluhan pasien secara serius (dokter lebih
mengutamakan materi daripada pasien).
b. Ciri-ciri pasien maksudnya
Mengacuhkan atau tidak mendengarkan nasehat dokter, mengkritik
dokter.
c. Ciri-ciri interaksi antara dokter dengan pasien maksudnya
Contoh dokter seharusnya memberikan informasi kepada pasien
sesuai dengan pendidikannya. Jangan gunakan istilah-istilah medis
yang tidak dapat dimengerti oleh pasien tetapi gunakan bahasa
medis yang sesuai dengan pendidikan pasien.
3. KESALAHAN DOKTER MENURUT PLATO

Plato mengatakan bahwa kesalahan yang besar yang


dilakukan para dokter, ialah bahwa mereka itu mau
menyembuhkan badan, tanpa mau menyembuhkan jiwa, pada
hal badan dan jiwa itu bersatu, dan satu dan tak bisa
disembuhkan atau dirawat secara terpisah.
BAB IX
BEBERAPA ASPEK HUKUM RAHASIA KEDOKTERAN

1. PENDAPAT HIPPOCRATES

Hippocrates berkata :

Segala sesuatu yang kulihat dan kudengar dalam


melakukan praktekku, akan kusimpan sebagai rahasia.

Perkataan Hippocrates ini terdapat juga dalam pasal 48


UU Praktek Kedokteran No. 29 tahun 2004.
Pasal 48 (1) : setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktek
kedokteran wajib menyimpan rahasia kedokteran.

Pasal 48 (2) : rahasia kedokteran dapat dibuka hanya kepentingan


kesehatan pasien, memenuhi permintaan aparatur
penegak hukum dalam rangka penegakan hukum,
permintaan pasien sendiri atau berdasarkan ketentuan
undang-undang. Misalnya diabetes, darah tinggi, kasus
Munir yang kena racun di pesawat.

Salah satu faktor yang menentukan untuk timbulnya hubungan hukum


antara dokter dengan pasien adalah “KEPERCAYAAN” dalam arti si pasien
harus percaya kepada kepandaian si dokter untuk dapat
menyembuhkannya.
Seorang pasien mempercayai dan menceritakan dengan
hati yang terbuka dan sejujurnya segala keluhan yang
mengganggunya, baik yang bersifat fisik dan psikis. Seorang
pasien tidak boleh merasa kuatir bahwa segala sesuatu keadaan
dirinya akan diceritakan kepada orang lain, baik oleh
dokternya maupun oleh petugas kesehatan lainnya. Ini adalah
syarat utama untuk penjalinan hubungan baik antara dokter
dengan pasien, adalah harus ada hubungan kepercayaan pada
kedua belah pihak.
2. SUMPAH DOKTER DALAM DECLARATION OF JENEWA TAHUN
1948

Pengertian “Rahasia Kedokteran” sepanjang dapat ditelusuri


dimulai dari Hippocrates. Sumpah ini dikenal sampai hari ini dan
diikrarkan dalam DECLARATION OF JENEWA TAHUN 1948 yang
berbunyi: bahwa seorang dokter harus bersumpah bahwa ia
tidak akan menyiarkan segala sesuatu yang mungkin
didengar atau dilihat dalam kehidupan pasien baik di luar
maupun sewaktu menjalankan tugasnya itu harus disimpan
sebagai rahasia.
Sumpah Hippocrates ini dimuat juga di dalam Peraturan
Pemerintah No. 26 tahun 1960 sebagai LAFAL SUMPAH DOKTER.

Dalam memperluas jangkauan simpan rahasia kedokteran,


Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1966 memperlakukan
ketentuan ini bagi tenaga kesehatan lainnya seperti perawat,
mahasiswa kedokteran, ahli farmasi, radiologi, laboratorium dan
tenaga kesehatan lainnya yang terlibat di dalam pengobatan
pasien.
3. ISI PASAL 11 KODEKI DAN PASAL 13 KODEKI
Menurut pasal 11 KODEKI berbunyi : dalam hal dokter tidak
mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, maka ia
wajib merujuk penderita kepada dokter lain yang mempunyai
keahlian dalam penyakit tersebut.
Isi pasal 11 KODEKI ini terdapat juga di dalam pasal 51b UU
Praktek Kedokteran No. 29 tahun 2004.
Menurut pasal 13 KODEKI berbunyi : setiap dokter wajib
merahasiakan segala sesuatu tentang seorang penderita, bahkan juga
setelah penderita itu meninggal dunia.
Isi pasal 13 KODEKI ini terdapat juga di dalam pasal 51c UU
Praktek Kedokteran No. 29 tahun 2004.
4. PENDAPAT PROF DR. KARTONO MOHAMMAD DALAM JABATAN
PROFESI KEDOKTERAN
Menurut Prof Dr. Kartono Mohammad dalam jabatan
profesi kedokteran :
5. Keharusan menyimpan rahasia jabatan adalah salah satu kunci
utama bagi kehormatan profesi dokter.
6. Prinsip dari kesediaan pasien untuk membuka tentang dirinya
kepada dokter adalah karena KEPERCAYAAN.
7. Sikap saling percaya ini sangat VITAL bagi profesi dokter.
8. Jika hubungan saling percaya ini tidak ada lagi, maka profesi itu
sendiri tidak ada artinya lagi.
5. LETAK RAHASIA KEDOKTERAN SECARA HUKUM

6. Secara hukum pidana tertulis di dalam pasal 332 KUH Pidana


yang berbunyi : barang siapa dengan sengaja membuka
sesuatu rahasia, yang menurut jabatannya atau pekerjaannya,
baik yang sekarang maupun yang berlaku ia diwajibkan
menyimpannya, dihukum penjara selama 9 (sembilan) bulan atau
di denda.
7. Secara hukum perdata tertulis di dalam pasal 1909 ayat 3 KUH
Perdata yang berbunyi: siapa karena kedudukannya,
pekerjaannya menurut undang-undang, diwajibkan
merahasiakan sesuatu, sehubungan mengenai hal pengetahuan
yang dipercayakan kepadanya.
3. Dalam KONVENSI INTERNASIONAL yang terdapat dalam
DECLARATION OF LISBON TAHUN 1981 berbunyi : bahwa pasien
berhak untuk mengharapkan dokternya akan mengindahkan sifat
rahasia dari segala data-data medik dan pribadinya.
Kewajiban dokter untuk tidak membocorkan rahasia pada
prinsipnya berlaku pada setiap orang, kecuali :
4. Ada izin dari pasien.
5. Demi kepentingan umum.
6. Karena peraturan perundang-undangan.
6. BUKA DATA PASIEN TIDAK BISA DIPIDANA

Demi keselamatan rakyat saat COVID 19 buka data


pasien tidak bisa dipidana. Menurut founder Achilles, hukum
kesehatan Indonesia Dr. dr. Beny Satria, M.Kes, MH(Kes)
mengatakan penanggulangan Covid19 agar dapat membuka data
pasien virus corona demi melindungi kepentingan rakyat
keseluruhan sebagaimana AZAS SALUS POPULI SUPREME LEX
ESTO (KESEHATAN RAKYAT ADALAH HUKUM YANG
TERTINGGI).
Menurut DR. dr. Beny Satria, M.Kes, MH(Kes), rahasia
kedokteran ternyata dapat dibuka demi kepentingan umum tanpa
persetujuan pasien.

Kepentingan umum tersebut dijelaskan dalam UU Wabah


Penyakit Menular Nomor 4 tahun 1984 junto pasal 9 Peraturan
Menteri Kesehatan nomor 36 tahun 2012 tentang Rahasia
Kedokteran yang meliputi ancaman kejadian luar biasa/wabah
penyakit menular dan ancaman keselamatan lain secara individual
atau masyarakat kepada institusi.
Apa maksudnya ancaman masyarakat kepada institusi?

Menurut pasal 66 UU Wabah Penyakit Menular No. 4 tahun 1984,


masyarakat harus berpartisipasi dalam upaya penanggulangan wabah penyakit
menular tersebut secara aktif, tetapi peraturan pemerintah belum diterbitkan
bagaimana peran aktifnya masyarakat untuk penanggulangan wabah penyakit
menular tersebut. Hal ini jelas menimbulkan keresahan di tengah-tengah
masyarakat bahwa saat ini setiap orang yang sakit (batuk, bersin, demam) dan
atau telah meninggal dunia cenderung dikaitkan dengan kasus virus corona (PDP
Positif). Contoh kasus Rusian br Simanjuntak di rumah sakit Murni Teguh
tanggal 10 Juni 2020 dikaitkan dengan covid19 kematiannya. Pada hal
menurut keluarganya ibu tersebut opname karena kanker otak yang
dideritanya selama 5 tahun. Apa akibat belum diterbitkannya peraturan
pemerintah dari UU No. 4 tahun 1984 tentang wabah penyakit menular ini
terhadap masyarakat?
Masyarakat merasa takut berobat ke rumah sakit karena
penyakit batuk, bersin, demam, sesak nafas/asma selalu dikaitkan
dengan kasus virus corona atau covid 19.

Oleh karena itu standar operasional prosedur (SOP)


untuk membuka data pasien atau aturan teknisnya yang harus
dibenahi oleh pihak yang berwenang agar informasi tersebut dapat
tersampaikan kepada masyarakat dengan baik, sehingga
masyarakat berperan aktif dalam upaya penanggulangan terhadap
virus tersebut.
Sumpah Hippocrates dapat dikecualikan berdasarkan :

1. Pasal 48 KUHP : dalam keadaan terpaksa (overmact).


2. Pasal 50 KUHP : demi untuk menjalankan undang-undang.
3. Pasal 51 KUHP : demi melaksanakan perintah jabatan.

Di dalam UU Praktik Kedokteran nomor 29 tahun 2004 terdapat


di dalam :
4. Pasal 48 ayat 2
5. Pasal 57 ayat 2
Berdasarkan bunyi ketiga pasal dalam KUHP ini, seorang
dokter dapat membuka rahasia kedokteran. Oleh karenanya tidak
bisa dipidana.

Rusia menjadi negara yang pertama di dunia yang


melakukan otopsi (post mortem) terhadap mayat covid 19.
Setelah dilakukan penyelidikan menyeluruh, ditemukan bahwa
covid 19 tidak ada dalam bentuk virus, melainkan bakteri yang
telah terpapar radiasi dan menggumpal sehingga menyebabkan
kematian.
Penyakit Covid 19 telah ditemukan menyebabkan
pembekuan darah manusia dan pembekuan darah vena, yang
membuat orang sulit bernapas karena otak, jantung dan paru-
paru tidak dapat menyerap oksigen, menyebabkan orang mati
dengan cepat.

Metode pengobatan
Tablet antibiotic, minum antikoagulan (aspirin 100 mg)
dan parasetamol 650 mg. Covid 19 bukan virus melainkan bakteri
yang terpapar radiasi (sumber: Kementerian Kesehatan Rusia).
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai