-
www.lib.umtas.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
ini adalah suhu yang panas, lembab dan higiene yang kurang baik.
lubang hidung dan mulut karena dianggap sebagai sumber infeksi dari
yang menular pada daerah superfisial yaitu hanya pada bagian epidermis
Kulit dan Kelamin, penyakit ini merupakan salah satu contoh pioderma
yang sering dijumpai. Terdapat dua jenis impetigo yaitu impetigo bulosa
terganggunya fungsi kulit (Craft et al., 2008). Penyakit ini dapat berasal
dari proses primer karena memang terjadi kerusakan pada kulit yang
intak (utuh) atau terjadi karena proses infeksi sekunder yang disebabkan
2. Epidemiologi
bakteri kulit yang paling umum dan penyakit kulit yang paling umum
tahun dan 1,6% pada anak-anak usia 5-15 tahun.8 Impetigo nonbulosa
(krustosa) adalah bentuk yang paling sering dari impetigo dan terjadi
sekitar 70% pada anak usia dibawah 15 tahun. Agen penyebab impetigo
Sari, 2011).
pada lakilaki dan perempuan sama, namun pada orang dewasa impetigo
dari segala usia, tetapi paling sering terjadi pada anak-anak usia 2-5
3. Etiologi
2014).
4. Patofisiologi
paling sering dijumpai dan hampir 70% terjadi pada anak-anak dibawah
dapat terkontaminasi oleh bakteri ini. Pada kulit yang terkolonisasi oleh
bakteri ini, maka pada luka kecil seperti lecet atau tergigit serangga akan
hidung pada beberapa individu sekitar 2-3 minggu setelah timbulnya lesi,
5. Jenis impetigo
a. Impetigo Krustosa
atau cuaca panas yang lembab, kebersihan yang kurang dan higiene
Keluhan utama adalah rasa gatal, lesi awal berupa makula eritematosa
berukuran 1-2 mm, segera berubah menjadi vesikel atau bula. Karena
yang berisi kokus serta debris berupa leukosit dan sel epidermis. Pada
lesi; biakan secret dalam media agar darah, dilanjutkan dengan tes
dengan mencuci dengan H2O2 dalam air, lalu diberi salep antibiotik
b. Impetigo Bulosa
yang lebih banyak pada daerah tropis dengan udara panas, musim
lingkungan yang kotor dan berdebu akan lebih sering dan lebih hebat.
Gejala klinik berupa vesikel sampai bula yang timbul mendadak pada
krusta yang coklat datar dan tipis. Pemeriksaan kulit dengan melihat
atau eritromisin 3%). Jika Pada dewasa dengan gejala ekstensif atau
6. Gejala Klinis
kemerahan pada kulit (makula) atau papul yaitu penonjolan padat dengan
diameter < 0,5 cm berukuran 2-1 mm. Lesi papul segera menjadi vesikel
atau pustul yaitu papula yang berwarna keruh atau mengandung nanah
yang mudah pecah dan menjadi papul dengan keropeng atau koreng
Lesi bisa muncul di kulit akibat trauma sebelumnya atau bahkan di kulit
disekitar mulut, hidung, dan daerah tubuh yang serong terbuka yaitu
tangan dan kaki. Jika tidak segera diobati, maka lesi akan menyebar terus
bening juga dapat mengalami pembesaran dan terasa nyeri. Selain itu
juga akan terjadi pembengkakan dan tekanan darah yang tinggi dapat
a. Impetigo bulosa
kulit yang lain seperti telapak tangan dan telapak kaki juga dapat
berisi cairan yang jernih yang berubah menjadi keruh. Atap dari bula
Gambar 2.1
Impetigo bulosa
Eritema multiforme bulosa yaitu vesikel atau bula yang timbul dari plak merah, berdiamet
pada bibir dan kulit. Gigitan serangga yang mempunyai bula terlihat
b. Impetigo krustosa
dari daerah tersebut. Kelainan kulit berupa eritema dan vesikel yang
ke perifer dan sembuh dibagian tengah. Dapat terjadi pada kulit yang
lama dan kulit yang kering, penebalan pada lipatan kulit terutama
wajah, vesikel pecah dan membentuk krusta, lesi terdapat pada beberapa tahap pada
Gambar 2.2 Impetigo krustosa
7. Diagnosis
krusta dan cairan yang berasal dari bulla dapat dikultur dan dilakukan
8. Komplikasi
hematuria, edema, hipertensi, oliguria yang terjadi secara akut (Albar dkk,
2012).
GNAPS lebih sering terjadi pada anak usia 6 sampai 15 tahun dan
jarang pada usia di bawah 2 tahun. GNAPS didahului oleh infeksi GABHS
(pioderma) dengan periode laten 1-2 minggu pada ISPA atau 3 minggu
bahwa infeksi melalui ISPA terdapat pada 45,8% kasus sedangkan melalui
2012).
swab) tidak selalu ditemukan GABHS. Hal ini mungkin terjadi karena
B. Karakteristik Impetigo
1. Usia
usia yang paling banyak menderita impetigo adalah kelompok anak usia 0-
5 tahun yaitu sebanyak 30 orang (45.5%), dan golongan usia ini termasuk
yang rentan terhadap infeksi impetigo. Pada penelitian lain yang dilakukan
oleh Steer dkk (2009), didapatkan bahwa prevalensi impetigo paling tinggi
pada usia 9-11 tahun yaitu sebanyak 329 orang (37,2%), usia 5-8 tahun
sebanyak 268 orang (30,3%), dan usia 12-15 tahun sebanyak 288 orang
(32,5%).
dari impetigo dilaporkan bahwa rata-rata prevalensi impetigo pada usia 0-4
tahun sekitar 19%, usia 5-9 tahun sekitar 19%, dan usia 10-14 tahun
sebanyak 10%. Laporan dari 89 studi selama 45 tahun yaitu mulai tahun
Afrika 7%, Asia 7,3%, Amerika Utara 13,3%, Amerika Latin dan Karibia
(15,5 %) (Bowen, Mahe, Hay, dkk, 2015). Penelitian oleh Daniel S.M dkk.
tertinggi yaitu 60,7%. Usia 1-4 tahun sekitar 20,2%, usia >25 tahun adalah
14,%. Usia 15-24 tahun sekitar 4,6% dan usia <1 tahun sebanyak 0,5%. 23
Penelitian oleh Marks dkk. (2015) usia yang paling sering terinfeksi
impetigo adalah usia <12 tahun yaitu sebanyak 12,4%, usia 13-18 tahun
2. Jenis kelamin
yaitu sebanyak 532 orang (60,1%), dan pada laki-laki sebanyak 353 orang
(39,9%) (Steer, Jenney, Kado, dkk, 2009). Hal yang sama juga dilaporkan
pada penelitian oleh Mason dkk. (2014), proporsi perempuan adalah yang
terbanyak yaitu 352 orang (56,5%) sedangkan laki-laki adalah 271 orang
(43,5%).
terbanyak juga yaitu 12% sedangkan perempuan hanya 6,3 %.24 Hasil yang
(2013), terlihat bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada pasien
dan pada pasien dengan jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 20 pasien
(46,5%).
3. Lokasi impetigo
pada kulit (makula) atau papul yaitu penonjolan padat dengan diameter <
0,5 cm berukuran 2-1 mm. Lesi papul segera menjadi vesikel atau pustul
yaitu papula yang berwarna keruh atau mengandung nanah yang mudah
pecah dan menjadi papul dengan keropeng atau koreng berwarna kulit
atau tidak ada kemerahan sama sekali disekitarnya. Lesi bisa muncul di
kulit akibat trauma sebelumnya atau bahkan di kulit yang normal sekaligus
(khususnya sekitar hidung dan mulut) dan tungkai (Beheshti dan Ghotbi,
dan gabungan antara ekstemitas atas dan bawah sekitar 32,1%. Hal yang
sama juga dilaporkan pada penelitian Bowen dkk (2014) bahwa menurut
bawah yaitu dengan rata-rata 58%, distribusi lesi di tungkai atas yaitu
18%, dan distribusi lesi impetigo di bagian tubuh yang lain seperti kulit
kepala, wajah, leher, dan batang tubuh sekitar 38%. 20 Hasil yang berbeda
untuk predileksi yang lain tidak ada perbedaan yang terlampau jauh yaitu
sekitar 2,3%-7%
4. Jenis impetigo
krusta yang khas, berwarna kuning kecoklatan seperti madu yang berlapis-
pada daerah yang lebih banyak pada daerah tropis dengan udara panas,
musim panas, higiene yang kurang, keadaan kurang gizi, dan pada
lingkungan yang kotor dan berdebu akan lebih sering dan lebih hebat
2006) dan Harahap (2009-2010) di RSU Prof. Dr. R.D. Kandou Manado
Morelli yang menyatakan bahwa jenis impetigo yang sering terjadi adalah
jenis impetigo kontagiosa (krustosa) yaitu sebanyak 70% kasus. Hasil yang
berbeda didapat dari penelitian oleh Setiawan S (2012) di RSU Prof. Dr.
walaupun tidak ada perbedaan yang besar (Pangow CC, Pandaleke HJ,
Kandou, 2015).