Anda di halaman 1dari 3

Nama : Afif Aziz

Kelas : XII MIPA 4


Text editorial majalah SMAN 99 Jakarta, 9.00 WIB, 27 Oktober 2020

Dampak Buruk Sistem Pendidikan Indonesia


Pendahuluan

Pendidikan adalah suatu keharusan yang harus dijalankan oleh semua warna negara. Karena
keharusan ini suatu negara termasuk negara Indonesia memiliki SDM yang mumpuni dan
kualitasnya semakin meningkat setiap tahunnya. Program pemerintah selalu di upgrade setiap
tahunnya dengan harapan membawa dampak yang lebih baik lagi bagi pelajar Indonesia.

Tapi apakah sudah berjalan sesuai dengan tujuan mulia pemerintah? Jika melihat beberapa hal
baik yang terjadi belakangan ini seperti pelajar Indonesia yang memenangkan olimpiade
Internasional mungkin bisa dijadikan acuan kesuksesan program pendidikan yang dijalankan
pemerintahan. Tetapi masyarakat lupa beberapa hal. Hanya beberapa persen dati total
keseluruhan pelajar saja yang mendapatkan dampak baik dari pendidikan jika dilihat dari tingkat
kesejahteraan mental pelajar.

Isi

Beberapa tahun belakangan banyak ditemukan kasus kekerasan pelajar terhadap semama pelajar
bahkan ditemukan kekerasan terhadap guru. Mengapa hal ini terjadi? Ada masalah apa sehingga
murid-murid menjadi liar seperti ini? Jika ditelusuri lebih dalam beberapa kasus terjadi karena
murid-murid merasa tertekan dengan mata pelajaran yang diajarkan dan berakhir mencari
pelampiasan.

Jam belajar yang tinggi akan tekanan juga menyebabkan beberapa anak membangkan dan
memilih tidak metaati peraturan sekolah. Beberapa dari mereka mungkin bersinar di sepakbola,
tetapi banyak juga anak-anak selama berjam-jam menghabiskan waktu tanpa tujuan berseliweran
di kantin atau lebih buruk lagi merok*k di toilet. Bagi sebagian kecil anak-anak belajar disekolah
itu mengerikan.

Pasti masyarakat sering mendengan berita bahwa banyak anak-anak sekolah yang membolos
sekolah. Hal itu terjadi karena pelajar dirasa sangat membosankan dan juga sangat menekan.
Tidak bisa dipungkiri, setiap anak memiliki bakat masing-masing. Tidak bisa digeneralisir
mereka harus menguasai mata pelajaran yang sama. Jika dipaksakan pasti dapat melemahkan
semangat. Lebih buruk lagi adalah kesenjangan antara pelajaran semakin besar. Hal ini
menyebabkan anak-anak bersaing tidak sehat dan berujung berkelahi atau mengintimidasi.
Faktanya adalah bahwa sekarang sekolah menengah memberlakukan sistem full day school yang
mengharuskan para siswa tinggal lebih lama di sekolah. Waktu istirahat mereka tentu berkurang.
Apalagi untuk siswa yang mengikuti les tambahan diluar jam sekolah. Dan juga tugas-tugas
sekolah yang wajib dikerjakan.

Secara keseluruhan anak-anak sekolah kekurangan ruang bermain dan istirahat. Pada saat yang
sama, anak-anak melaporkan kurang memiliki kesempatan untuk bersosialisasi dengan teman di
luar sekolah. Karena kurangnya sosialisasi ini kecemasan yang meningkat dan beberapa di
antaranya dibenarkan.

Hal yang dirasa cukup buruk karena anak-anak akan beralih mencari kesibukan lain yaitu
bermain smartphone. Daya tarik game dan media sosial telah berkontribusi pada perubahan
waktu luang mereka yang sedikit. Saat ini sudah sering dijumpai bahwa pada hari sekolah juga,
beberapa anak muda telah kehilangan kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain untuk
bermain game, berlarian, bertukar berita.

Stres ujian dan penyakit mental di kalangan remaja adalah hal yang perlu diperhatikan lebih
jauh. Sekolah adalah untuk pendidikan. Sekolah adalah tempat orang belajar berteman dan
bergaul dengan orang lain. Selama masa kanak-kanak, anak-anak mengembangkan karakter dan
minat mereka. Selain itu juga memberi kesempatan untuk mengekspresikan pandangan. Semua
ini adalah bagian dari persiapan untuk kehidupan dewasa.

Kesimpulan

Para peneliti menunjukkan kekhawatiran tentang standar yang mendorong sekolah untuk
memasukkan sebanyak mungkin pembelajaran formal. Dan kekhawatiran tentang perilaku yang
membuat mereka memandang sekolah secara negatif. Latar belakang penyebab stigma ini adalah
budaya di mana semakin banyak waktu yang digunakan untuk belajar maka semakin tinggi pula
presentase kecerdasan yang didapatkan. Padahal tidak seperti itu sepenuhnya.

Orang-orang dari segala usia membutuhkan kesempatan untuk beristirahat dan orangtua harus
mendorong anak-anak untuk tumbuh dengan baik. Hak untuk memperoleh ketenangan jiwa
dibutuhkan agar proses belajar bisa maksimal. Ini bisa dianggap sebagai hak mereka.

Novel Ronggeng Duruk Paruk


Sebagian penonton merasa kecewa dikarenakan jalan cerita yang tidak sesuai
antara film dengan novel aslinya, serta adegan tokoh Ibu Yusnita yang
bermesraan dengan Anton tidak ada dalam novel. Yang saya lakukan adalah
mencegah hal yang dilakukannya seperti ritual dan hubungan badan.

Anda mungkin juga menyukai