Anda di halaman 1dari 56

ATURAN2 DI BIDANG

KESEHATAN
Desy Andari
Fakultas Kedokteran UMM
2008
PEMBENTUKAN NORMA
Dalam bermasyarakat, terdapat interaksi
antara satu warga dengan warga lain
Orang akan menilai suatu perbuatan tertentu
adalah perbuatan yang baik atau tidak
Bila kebanyakan orang sudah memiliki
penilaian yg sama maka terjadilah suatu
nilai
Masyarakat kemudian menggunakan
nilai tersebut dalam kehidupan sehari-
hari, mengajarkannya kepada anaknya,
dst, sehingga menjadi kebiasaan
Kebiasaan yg sudah diterima secara
umum (kadang memiliki sanksi bila
dilanggar) akan dianggap sebagai suatu
norma
Norma tersebut dapat berupa perintah,
dapat pula berupa larangan dan
anjuran
DIMANA LETAK ETIKA
Etika adalah pengetahuan tentang moralitas,
menilai baik buruknya sesuatu perbuatan ditinjau
dari sisi moral
...ethics is the study of morality careful and
systematic reflection on and analysis of moral
decisions and behaviour (WMA)
Etika dapat mengandung norma kesusilaan (sikap
pribadi) maupun norma kesopanan (perilaku antar
manusia), tetapi dapat dipengaruhi oleh norma
agama dan norma hukum
Moral - Etika Asas Aturan - Kode Etik Profesi

Ajaran
Moral
Ajaran
Moral
Moral
Falsafah
Moral
Teori2
etika
Ajaran tentang bagaimana manusia harus
hidup dan bertindak menjadi manusia yang
baik
Sistem nilai tentang perbuatan manusia yang
dianggap baik/ buruk, benar / salah, pantas /
tidak pantas
Mencari penjelasan , mengapa perbuatan
tertentu dinilai baik/ buruk, benar/salah,
pantas /tidak pantas
Kerangka berpikir yang disusun oleh filsuf
tertentu-untuk memberi pembenaran,
mengapa suatu perbuatan dinilai baik dari
pendekatan moral
1
2
3
4
Moral - Etika Asas Aturan - Kode Etik Profesi
Ajaran
Moral
Asas2
etika
Aturan2
etika
Kode Etik
Profesi
Asas-asas yang diturunkan dari teori-teori
etika sebagai kaidah-kaidah dasar moral bagi
manusia
Seperangkat norma atau pedoman untuk
mengukur perbuatan, berupa aturan dan
larangan yang didasarkan pada asas asas
etika
Seperangkat aturan etika yang khusus
berlaku untuk semua anggota asosiasi
profesi tertentu, sebagai konsensus bersama,
yang memuat aturan dan larangan yang wajib
di taati oleh semua anggota dalam
menjalankan profesi
5
6
7
ETIKA & HUKUM
1. Hukum menurut standar moral yang minimal
larangan-larangan
Etika menurut standar moral yang tertinggi
larangan-larangan dan hal- hal yang positif
dokter kepada pasiennya.
2. Perbuatan seorang yang profesional
a. Etis dan legal
b. Etis tidak legal tidak ada kriteria etis melanggar
hukum
c. Tidak Etis dan legal dokter mengiklankan diri
d. Tak Etis dan tidak legal dokter membuat tagihan
palsu kepada perusahaan
asuransi beaya pengobatan &
perawatan
Kesamaan etik dan hukum
Mengatur bidang yang sama, yaitu
interaksi orang dalam masyarakat.
Tetapi hukum tidak mengatur hal2 yang
kecil/sepele, hal ini diatur oleh etik.
Pada masyarakat statis dapat berjalan
tapi pada masyarakat yang kompleks
harus diperkuat oleh hukum.
ETIK vs HUKUM
Hukum mengatur perilaku manusia dalam
kaitannya dengan ketertiban hubungan antar
manusia, dengan aturan yang tertentu dan baku.
Etik mengatur manusia dalam membuat
keputusan dan dalam berperilaku (profesi),
dengan menggunakan dialog antar beberapa
kaidah moral, dengan hasil yang tidak selalu
seragam.
Perbedaan Etik dan Hukum
ETIK
Berlaku untuk lingkungan
profesi
Disusun atas
kesepakatan profesi
Tidak seluruhnya tertulis
Sanksi berupa teguran
atau peringatan
Penyelesaian MKEK
HUKUM
Berlaku untuk umum
Disusun oleh lembaga
yang berwenang
Seluruhnya tertulis dlm
peraturan per-UU-an
Sanksi berupa denda
penjara/ganti rugi
penyelesaian PN
Hukum kesehatan vs hukum
kedokteran
Beda ruang lingkup
Hukum kesehatan semua aspek
yang berkaitan dengan kesehatan (kesh.
Badaniah, kesh. Rohaniah dan kesh.
Sosial)
Hukum kedokteran masl yg
berkaitan dengan profesi kedokteran.
Hukum kedokteran adalah bagian dari
hukum kesehatan.
Hukum kesehatan
Seperangkat kaidah yang mengatur
seluruh aspek yang berkaitan dengan
upaya dan pemeliharaan di bidang
kesehatan.
Mengapa dibentuk UU/hukum
di bidang kesehatan?
Aturan pemberian jasa keahlian
Peningkatan kualitas keahlian na-kes
Terarah
Pengendalian biaya
Kebebasan masy menentukan kepentingan
Perlindungan hukum pasien
Perlindungan hukum na-kes
Perlindungan hukum pihak ke-3
Perlindungan kepentingan umum
Peraturan kedokteran
KODEKI
KUHAP
KUHP
Permenkes 512 tahun 2007
UU No.29 1992 tentang kesehatan
UU No.29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran
UU No.8 tahun 1999 tentang
perlindungan konsumen
KODE ETIK KEDOKTERAN
INDONESIA ( KODEKI )
Kewajiban Umum: pasal 1- 9
Kewajiban dokter terhadap pasen:
pasal 10 - 13
Kewajiban dokter terhadap teman
sejawat: pasal 14 - 17
Kewajiban Umum
Pasal 1:
Setiap dokter harus menjunjung
tinggi, menghayati dan mengamalkan
sumpah dokter.
Pasal 2:
Setiap dokter harus senantiasa
berupaya melaksanakan profesinya
sesuai dengan standar profesi yang
tertinggi .
Pasal 3:
Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya,
seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh
sesuatu yang mengakibatkan hilangnya
kebebasan dan kemandirian profesi.
Pasal 4:
Setiap dokter harus menghindarkan diri dari
perbuatan yang bersifat memuji diri.
Pasal 5:
Tiap perbuatan atau nasehat yang
mungkin melemahkan daya tahan
psikis maupun fisik hanya diberikan
untuk kepentingan dan kebaikan
pasen, setelah memperoleh
persetujuan pasen.
Pasal 6 :
Setiap dokter harus senantiasa
berhati-hati dalam mengumumkan
dan menerapkan setiap penemuan
teknik atau pengobatan baru yang
belum diuji kebenarannya dan hal-hal
yang dapat menimbulkan keresahan
masyarakat.
Pasal 7:
Seorang dokter hanya memberi surat
keterangan dan pendapat yang telah
diperiksa sendiri kebenarannya.
Pasal 7a.:
Seorang dokter harus, dalam setiap
praktik medisnya, memberikan
pelayanan medis yang kompeten
dengan kebebasan teknis dan moral
sepenuhnya, disertai rasa kasih
sayang (compassion) dan
penghormatan atas martabat
manusia.
Pasal 7b.:
Seorang dokter harus bersikap jujur
dalam berhubungan dengan pasen
dan sejawatnya, dan berupaya untuk
mengingatkan sejawatnya yang dia
ketahui memiliki kekurangan dalam
karakter dan kompetensi, atau yang
melakukan penipuan atau
penggelapan, dalam menangani
pasen.
Pasal 7c:
Seorang dokter harus menghormati
hak-hak pasen, hak-hak sejawatnya
dan hak tenaga kesehatan lainnya,
dan harus menjaga kepercayaan
pasen.
Pasal 7d.:
Setiap dokter harus senantiasa
mengingat akan kewajiban
melindungi hidup makhluk insani.
Pasal 8:
Dalam melakukan pekerjaannya, seorang
dokter harus mengutamakan kepentingan
masyarakat dan memperhatikan semua
aspek pelayanan kese-hatan yang
menyeluruh (promotif, prenentif, kuratif dan
rehabilitatif) serta berusaha menjadi
pendidik dan pengabdi masyarakat yang
sebenarnya.
Pasal 9:
Setiap dokter dalam bekerja sama
dengan para pejabat di bidang
kesehatan dan bidang lainnya serta
masyarakat, harus saling
menghormati.
Kewajiban dokter terhadap
pasen
Pasal 10:
Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas
dan mempergunakan semua ilmu dan
keterampilannya untuk kepentingan pasen.
Dalam hal ini ia tidak mam-pu melakukan
suatu pemeriksaan atau pengobatan, maka
atas persetujuan pasen, ia wajib merujuk
pasen kepada dokter yang mempunyai
keahlian dalam penyakit tersebut.
Pasal 11 :
Setiap dokter harus memberikan
kesempatan kepada pasen agar
senantiasa dapat berhubungan
dengan keluarga dan penasehatnya
dalam beribadat dan atau dalam
masalah lainnya.
Pasal 12:
Setiap dokter wajib merahasiakan
segala sesuatu yang diketahuinya
tentang seorang pasen, bahkan juga
setelah pasen itu meninggal dunia.
Pasal 13:
Setiap dokter wajib melakukan
pertolongan darurat sebagai suatu
tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia
yakin ada orang lain yang bersedia
dan lebih mampu memberikan.
Kewajiban dokter terhadap
teman sejawat
Pasal 14:
Setiap dokter memperlakukan teman
sejawatnya sebagaimana ia sendiri
ingin diperlakukan.
Pasal 15:
Setiap dokter tidak boleh mengambil
alih pasen dari teman sejawat,kecuali
dengan persetujuan atau berdasarkan
prosedur yang etis.
Pasal 16:
Setiap dokter harus memelihara
kesehatannya, supaya dapat bekerja
dengan baik.
Pasal 17 :
Setiap dokter harus senantiasa
mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
kedokteran / kesehatan.
Lafal Sumpah Dokter:
(Demi Allah saya bersumpah ):
1. Saya akan mmbaktikan hidup saya
guna kepentingan kemanusiaa .
2. Saya akan menjalankan tugas saya
dengan cara yang terhomat dan
bersusila ,sesuai dengan martabat
pekerjaan saya sebagai dokter.
3. Saya akan memelihara dengan sekuat
tenaga martabat dan tradisi luhur profesi
Kedokteran.
4. Saya akan merahasiakan segala
sesuatu yang saya ketahui karena
keprofesian saya.
5. Saya tidak akan mempergunakan
pengetahuan dokter saya untuk sesuatu
yang bertentangan dengan
perikemanusiaan, sekalipun diancam.

6. Saya akan menghormati setiap hidup
insani mulai dari saat pembuahan.
7. Saya akan selalu mengutamakan
kesehatan pasen,dengan
memperhatikan kepentingan
masyarakat.

8. Saya akan berikhtiar dengan
sungguh-sungguh supaya saya tidak
terpengaruh oleh pertimbangan
keagamaan, kebangsaan, kesukuan,
gender, politik, kedudukan sosial dan
jenis penyakit dalam menunaikan
kewajiban terhadap pasen.

9. Saya akan memberi kepada guru-guru
saya penghormatan dan pernyataan
terimakasih yang selayaknya.
10. Saya akan perlakukan teman
sejawat saya seperti saudara kandung.



11. Saya akan mentaati dan
mengamalkan Kode Etik Kedokteran
Indonesia.
12. Saya ikrarkan sumpah saya ini
dengan sungguh-sungguh dan dengan
mempertaruhkan kehormatan diri saya.

UU PRAKTIK KEDOKTERAN
SEBAGAI BAGIAN DARI REFORMASI HUKUM
DIUNDANGKAN TGL 6 OKT 2004
MULAI BERLAKU TGL 6 OKT 2005
BERTUJUAN:
PERLINDUNGAN PASIEN
MENINGKATKAN MUTU LAYANAN
MEDIS
KEPASTIAN HUKUM BAGI
MASYARAKAT DAN DOKTER

UU PRADOK NO. 29 THN
2004
PASAL 55 AYAT (1)
MENEGAKKAN DISIPLIN DOKTER DAN
DOKTER GIGI DALAM
PENYELENGGARAAN PRAKTIK
KEDOKTERAN

UU PRAKTIK KEDOKTERAN
SEBAGAI BAGIAN DARI REFORMASI HUKUM
1. KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA SEBAGAI
BADAN REGULASI, KHUSUSNYA NON-IJIN PRAKTIK
WEWENANG KKI
TERIMA DAN CABUT REGISTRASI
MENGESAHKAN STANDAR KOMPETENSI
PENGUJIAN PERSYARATAN REGISTRASI
MENGESAHKAN PENERAPAN CABANG ILMU
PEMBINAAN
PENCATATAN DR/DRG YG DIBERI SANKSI
UU PRAKTIK KEDOKTERAN
SEBAGAI BAGIAN DARI REFORMASI HUKUM
2.MENGATUR TENTANG SIAPA YG BERHAK
PRAKTIK KEDOKTERAN:
LULUS PENDIDIKAN KEDOKTERAN YG SESUAI
DENGAN STANDAR PENDIDIKAN
SERTIFIKAT KOMPETENSI DARI KOLEGIUM
SURAT TANDA REGISTRASI (KKI, NASIONAL)
SURAT IJIN PRAKTIK (DINKES, KAB/KOTA)
CONT. PROFESSIONAL DEVELOPMENT (O.P.)
DIPERBARUI SECARA PERIODIK (5 TAHUN)
UU PRAKTIK KEDOKTERAN
SEBAGAI BAGIAN DARI REFORMASI HUKUM
3.MENGATUR TENTANG BAGAIMANA
PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN:
HUBUNGAN PASIEN-DOKTER
INFORMED CONSENT
REKAM MEDIK
RAHASIA KEDOKTERAN
STANDAR: PELAYANAN, PROFESI, S.O.P.
HAK DAN KEWAJIBAN
KENDALI MUTU DAN BIAYA
PEMBINAAN, DISIPLIN, PIDANA
UU PRAKTIK KEDOKTERAN
SEBAGAI BAGIAN DARI REFORMASI HUKUM
4.MEMBENTUK MAJELIS KEHORMATAN
DISIPLIN KEDOKTERAN INDONESIA
LINGKUP: DISIPLIN PROFESI
DIANTARA ETIK PROFESI DGN HUKUM PIDANA
SIFAT:
REAKTIF: BERDASARKAN PENGADUAN
SANKSI:
PERINGATAN
RE-EDUKASI
REKOMENDASI PENCABUTAN STR / SIP
PIDANA 5 TH / DENDA 150 JUTA (Ps 77-78)
BERTINDAK SEOLAH-OLAH DOKTER
PIDANA 3 TH / DENDA 100 JUTA (Ps 75-76)
WNI, PRAKTIK TANPA STR
WNA, PRAKTIK TANPA STR SEMENTARA/
BERSYARAT
PRAKTIK TANPA SIP
PIDANA 1 TH / DENDA 50 JUTA (Ps 79)
TIDAK PASANG PAPAN PRAKTIK
TIDAK BUAT REKAM MEDIS
TIDAK PENUHI KEWAJIBAN DOKTER
PIDANA 10 TH / DENDA 300 JUTA (Ps 80)
MEMPEKERJAKAN DOKTER TANPA SIP
BILA KORPORASI: TAMBAH 1/3 + CABUT IJIN
HUKUM
ETIKA
DISIPLIN
NORMA
DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN
ATURAN
HUKUM
KEDOKTERAN
ATURAN
PENERAPAN
ETIKA
KEDOKTERAN
(KODEKI)
ATURAN
PENERAPAN
KEILMUAN
KEDOKTERAN
ETIKA DOK DISIPLIN DOK HUKUM DOK
1. NORMA MORAL
- MASALAH MORAL


2. PELANGGARAN:
DILEMA NORMA
INTERNAL
(BAIK - BURUK)
3. DAMPAK
- KUALITAS MORAL
- KEHORMATAN
PROFESI
4. LINGKUP
- PERILAKU ETIK

1. NORMA DISIPLIN
~ STD PROFESI
(KOMPETENSI,
YAN, PRLKU)
2. PELANGGARAN
LANGGAR STANDAR
PROFESI
(BENAR - SALAH)
3. KUALITAS PROFESI
(LAYANAN, PERILAKU)
- KEHORMATAN PROFESI
4. KOMPETENSI
YANMEDIK
PERILAKU PROF
1. NORMA HUKUM



2. PELANGGARAN
NORMA HUKUM
(BENAR SALAH)

3. PENYELESAIAN
KONFLIK/
KEDAMAIAN

4. PERATURAN HK TTG
YAN KEDOKTERAN
ETIKA DOK DISIPLIN DOK HUKUM DOK
5. BENTUK: KODE
ETIK PROFESI
6. DISUSUN: ORG.
PROFESI
7. SANKSI
- MORAL/HT NURANI
- NASEHAT/
TEGURAN
- PENGUCILAN


8. YANG MEMERIKSA
- MKEK
- MKEKG
- ANGG PROFESI
5. ATURAN DISIPLIN
KEDOKTERAN
6. KOMPILASI OLEH KKI

7. SANKSI
~ TEGURAN -
REEDUKASI
~ CABUT STR /SIP



8. MKDKI:
- DOKTER
- DOKTER GIGI
- SARJANA HUKUM

5. UU, PP, PERMEN,
KEPPRES DLL
6. NEGARA (DPR +
PEMERINTAH)
7. SANKSI
- PID: DENDA/
PENJARA
- PDT:
GANTI RUGI
- ADMINISTRASI:
PENCABUTAN
8.PENGADILAN:
-NEGERI
-TUN
ANGGOTA: HAKIM



ETIKA

DR DISIPLIN
DRG
SENGKETA HUKUM

SENGKETA
NON HUKUM
MKEK
MKDKI
PERADILAN PIDANA
PERADILAN PERDATA
PELANGGARAN & CARA
PENANGANAN
LEMBAGA MEDIASI
PERADILAN TUN
DALAM MELAKSANAKAN PRAKTIK KEDOKTERAN, HARUS
DILAKUKAN SESUAI DENGAN:

1. STANDAR PELAYANAN,
2. STANDAR PROFESI DAN
3. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SUMBER: UUPK
BENTUK PELANGGARAN
DISIPLIN KEDOKTERAN
1. TIDAK KOMPETEN/ CAKAP
2. TIDAK MERUJUK
3. PENDELEGASIAN KPD NAKES YG TDK KOMPETEN
4. DR/ DRG PENGGANTI TDK BERITAHU KE PASIEN, TDK
PUNYA SIP
5. TDK LAIK PRAKTIK (KESEHATAN FISIK & MENTAL)
6. KELALAIAN DLM PENATALAKSANAAN PASIEN
BENTUK PELANGGARAN.(cont)
7. PEMERIKSAAN DAN PENGOBATAN
BERLEBIHAN
8. TDK BERIKAN INFORMASI YG JUJUR
9. TDK ADA INFORMED CONSENT
10. TDK BUAT/ SIMPAN REKAM MEDIK
11. PENGHENTIAN KEHAMILAN TANPA
INDIKASI MEDIS
12. EUTHANASIA
BENTUK PELANGGARAN.(cont)
13. PENERAPAN PELAYANAN YG BLM
DITERIMA KEDOKTERAN
14. PENELITIAN KLINIS TANPA
PERSETUJUAN ETIS
15. TDK MEMBERI PERTOLONGAN
DARURAT
16. MENOLAK/ MENGHENTIKAN
PENGOBATAN TANPA ALASAN YG SAH
17. MEMBUKA RAHASIA MEDIS TANPA IZIN
BENTUK PELANGGARAN.(cont)
18. BUAT KETERANGAN MEDIS TDK BENAR
19. IKUT SERTA TINDAKAN PENYIKSAAN
20. PERESEPAN OBAT
PSIKOTROPIK/NARKOTIK TANPA
INDIKASI
21. PELECEHAN SEKSUAL, INTIMIDASI,
KEKERASAN
22. PENGGUNAAN GELAR AKADEMIK/
SEBUTAN PROFESI, PALSU
BENTUK PELANGGARAN.(cont)
23. MENERIMA KOMISI THD RUJUKAN/
PERESEPAN
24. PENGIKLANAN DIRI YG MENYESATKAN
25. KETERGANTUNGAN NAPZA
26.STR, SIP, SERTIFIKAT KOMPETENSI TDK
SAH
27. IMBAL JASA TDK SESUAI TINDAKAN
28. TDK BERIKAN DATA/ INFORMASI ATAS
PERMINTAAN MKDKI

Anda mungkin juga menyukai