Anda di halaman 1dari 45

ETIKA, DISIPLIN, DAN

HUKUM KEDOKTERAN

drg. Sherli Diana, SpKG


Kompetensi dokter gigi indonesia
1. Profesionalisme
2. Penguasaan ilmu pengetahuan kedokteran dan
kedokteran gigi
3. Pemeriksaan fisik secara umum dan sistem
stomatognatik
4. Pemulihan fungsi sistem stomatognatik
5. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat
6. Manajemen praktek Kedokteran gigi
Pasien behaviour
Seorang pasien berobat ke salah satu RS terkenal di YK.
Kunjungan sebanyak 2 kali, dan ditambal…..hari kedua
setelah ditambal giginya sakit lagi. Kembali ke drg yang
merawatnya dengan tetap membayar biaya perawatan full,
setelah itu dia menanyakan penyebab sakit
giginya….komentar dari drg
” wah kelihatannya gigi saudara sudah tidak dapat
dipertahankan lagi harus dicabut...setelah itu dibuatkan gigi
palsu....dengan total biaya akhir adalah 1,5 juta ...*@$%#!!
Pasien shock
Pasien datang ke dokter gigi…minta dicabutkan giginya
yang paling belakang……
Selama 1,5 jam dia harus membuka mulut dan harus
kehilangan giginya… pada saat pencabutan, berkali-
kali drg bilang “wah…ini akar giginya miring nih…jadi
sulit..?” setelah akhirnya tercabut juga….pasien syok
lagi …karena biaya cabut utk 1 giginya adalah 500
ribu#$*!?...dan esoknya kondisinya bengkak karena
trauma alat cabut..
Realita: Derita Para "Korban" Cabut Gigi..!
• Jalan hidup memang tidak bisa diduga. Hari ini Anda
merasa sehat-sehat saja, tapi detik berikutnya siapa
yang tahu? Begitulah yang terjadi pada Ferry Ang dan
Zainal Muttaqien. Tindakan pencabutan gigi yang
umumnya menjadi peristiwa biasa saja, menjadi tidak
biasa bagi mereka berdua. Sebab setelah tindakan
tersebut kedua orang tersebut harus mengalami
kejadian pahit. Ferry mengalami apa yang disebut
amelloblastoma sedangkan Zainal harus kehilangan
ingatannya.
Diperparah cerita tambahan
• Pasien dicabut di sarana kesehatan, keesokan
harinya bengkak, kembali ke drg X yg mencabut
dan hanya diberi obat. Bengkak dan sakit masih
berlanjut sampai 1 minggu. Kemudian pasien
mendatangi drg TS lain utk berobat, yang
memberikan pernyataan “...hmm lho kok gini ya
nyabutnya..” shg dng mantap pasien merasa
telah menjadi korban kelalaian praktek drg X...
Contoh yang akan bisa jadi konflik
Sama-sama drg sp atau drg umum, utk mencabut
pasien dengan tensi 145/90. Salah satu drg
mempunyai prinsip tekanan darah tetap harus
diturunkan, yang satunya tdk mempermasalahkan krn
diastole msh dibawah 100 krn dalam pengalamannya
selama ini tdk terjadi permasalahan =
►Akan menjadi masalah apabila muncul kejadian tdk
diinginkan (adverse event)
►Saling menyalahkan ( TS=teman saingan)
“Risiko Drg Diadili/diperiksa” pasca UU Pradok

Komite Etik/Medik MKEKG


RS setempat “sisa langgar etis” MKDKI
MAKERSI PS 68 MDTK
TRANSISI

MKDKI
PN Pidana Dokter Gigi

Merasa dirugikan
PS 55
Ps 66 (3)

PN Perdata “Peradilan Pers”


Berita buruk =
berita menguntungkan
BPSK-Kesehatan
RELEVANSI
5 prosedur can be sued by law
►Informed Consent / Persetujuan tindakan
medik
►Medical Secrecy / Wajib simpan rahasia
►Medical Record / Rekam medis
►Medical Risk / Resiko dari tindakan medis
►Medical Liability / dampak dr hasil tindakan
medis yg dpt dikenai aturan hukum
►Kelima bagian pelayanan kesehatan tersebut sebenarnya
merupakan “ satu mata rantai” (satu kesatuan)
►Posisi rekam medik  posisi sentral  “ tingkat kualitas
proses pelayanan medis”
• Gugatan hukum / tuntutan “bahan bukti ( bukan
alat bukti ) yang akurat  ada atau tidak adanya
malpraktek, yang meliputi kelalaian/standar profesi/resiko
medis/hak persetujuan pasien/dasar pembenaran hukum”
►penilaian oleh badan “ internal justice” (Majelis Disiplin
Kedokteran Indonesia )  peradilan umum di pengadilan
negri.
Norma profesi

•Norma Disiplin
•Norma Etika
•Norma Hukum
Disiplin
• Ada 2 pengertian disiplin:
• Bidang ilmu yang mandiri
• Peraturan tata tertib
• Dalam hal ini yang dimaksud adalah disiplin Ilmu
Kedokteran
• Dari disiplin ilmu kedokteran disusun apa yang
dinamakan dengan standar profesi kedokteran
Etika

•Norma-norma etika dibuat sendiri oleh


kalangan profesi
•Wujud dari norma etika adalah apa yang
dikenal dengan etika kedokteran (medical
ethics)
•Materi etika kedokteran gigi dapat dilihat
dalam Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia
Hukum
• Norma hukum dibuat oleh lembaga yang berwenang
• Wujud norma hukum adalah adalah apa yang dikenal dengan
Hukum Kedokteran
• Karena dokter/dokter gigi merupakan salah satu tenaga
kesehatan, maka selain terikat oleh Hukum Kedokteran,
dokter/dokter gigi juga terikat oleh ketentuan Hukum
Kesehatan
• Materi-materi Hukum Kedokteran dan Hukum Kesehatan
dapat dilihat dalam peraturan-perundang-undangan terkait
ETIK vs HUKUM
►Hukum mengatur perilaku manusia dalam
kaitannya dengan ketertiban hubungan antar
manusia, dengan aturan yang tertentu dan baku.
►Etik mengatur manusia dalam membuat
keputusan dan dalam berperilaku (profesi),
dengan menggunakan “dialog” antar beberapa
kaidah moral, dengan hasil yang tidak selalu
seragam.
PELANGGARAN & CARA PENANGANAN

MKEK/MKEKG
ETIKA

DR DISIPLIN MKDKI

DRG
PERADILAN PIDANA
SENGKETA HUKUM PERADILAN PERDATA
PERADILAN TUN
SENGKETA
LEMBAGA MEDIASI
NON HUKUM
(ADR)
PELANGGARAN DISIPLIN
pelanggaran terhadap aturan-aturan dan/atau ketentuan
penerapan keilmuan,
dikelompokkan dalam 3 hal:
► Melaksanakan praktik kedokteran dengan tidak
kompeten.
► Tugas dan tanggung jawab profesional pada pasien tidak
dilaksanakan dengan baik.
► Berperilaku tercela yang merusak martabat dan
kehormatan profesi kedokteran.
• Pada Pasal 1 butir 14 Undang-Undang Praktik Kedokteran dinyatakan
bahwa Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia ( MKDKI )
adalah majelis yang berwenang menentukan ada atau tidaknya
kesalahan yang dilakukan dokter atau dokter gigi dalam penerapan
disiplin ilmu kedokteran dan kedokteran gigi, dan menetapkan sanksi.
DI BIDANG LEGISLASI KESEHATAN:
►Apakah dapat dibenarkan pasien menggugat drg
karena mencabut gigi pasien tidak sempurna, atau
meninggalkan sisa(radix)?
►Apakah dapat dibenarkan pasien menuntut drg
karena wajahnya menjadi jelek setelah selesai
dilakukan perawatan orthodonsia?
►Apakah dapat dibenarkan Per-UU-an yang
membolehkan tindakan medis apa saja yang diminta
oleh pasien kepada dokternya, meskipun sebenarnya
tidak ada indikasi?
Macam Kasus dental terbanyak
►Pencabutan Gigi
• Timbul keparahan Lokal/penyembuhan tdk baik
(perdarahan,Perforasi sinus, oroanthral fistula, paraesthesia
lingual, gangren, infeksi lokal dll)
• Timbul masalah lain (tumor, keganasan dll)
• Kesalahan elemen gigi & inform consent
►Prosthodonsi/Konservasi ( jaket crown, Bridge, GTS
Frame)
►Periodonsia ( luksasi gigi akibat scaling, patient with
diabetic )
►Orthodonsia (perubahan profil wajah, anchorloss)
►Pedodontia (serial extraction ) hrs lebih waspada krn
akan lebih diperhatikan oleh orng2 dewasa ( dianggap
makhluk yg lemah)
REASONABLE COMPETENCE
►SKILL & KNOWLEDGE SESUAI KATALOG PENDIDIKAN
►DIBANDINGKAN DENGAN DOKTER RATA-RATA
►PADA SITUASI DAN KEADAAN TERTENTU
REASONABLE CARE :
SESUAI STANDAR PROFESI
►STANDAR PERILAKU : UNIVERSAL
►STANDAR PROSEDUR :
• TERGANTUNG SARANA KESEHATAN SETEMPAT
►STANDAR PELAYANAN MEDIS
• TERGANTUNG SARANA KESEHATAN SETEMPAT
• TERGANTUNG SITUASI – KONDISI TERTENTU
• TERGANTUNG SUMBER DAYA

►DPT DISIMPULKAN DARI DOKUMEN TERTULIS ATAU


DARI SAKSI AHLI
Kelalaian / malpraktek / error
PEMAHAMAN AWAM

►MALPRAKTIK DISAMAKAN DENGAN:


• KEGAGALAN MEDIK (kejadian yang tidak
diinginkan/ADVERSE EVENTS)
• PASIEN MASUK TMP PRAKTEK DALAM KEADAAN
“SEGAR”, PULANG DALAM KEADAAN CEDERA ATAU
MENINGGAL
• PASIEN TIDAK PUAS ATAS LAYANAN

PENILAIAN PADA “HASIL” BUKAN PADA “UPAYA”,


TIDAK TEPAT UNTUK KATA MALPRAKTIK
MALPRAKTIK = PIDANA ?
►TIDAK ADA SATU UNDANG-UNDANG / KETENTUAN PIDANA YG
MENYEBUT KATA MALPRAKTIK
►MALPRAKTIK ADALAH “GENUS” DARI BANYAK “SPECIES” TINDAK
PIDANA
►“SPECIES” TERSEBUTLAH YG DIATUR DALAM UU PIDANA
►Litigasi = penyelesaian secara jalur hukum
Malpraktek

bisa melihat bahwa ada 4 hal yang perlu kita nilai pada kasus tuntutan
malpraktik medis, yaitu apakah tergolong:
► 1. Perilaku Salah
► 2. Perbuatan melawan hukum (PMH)
► 3. Wanprestasi (ingkar Janji)
► 4. Kelalaian
MALPRAKTEK

►INTENTIONAL
• PROFESSIONAL MISCONDUCTS
►NEGLIGENCE
• MALFEASANCE,
• MISFEASANCE,
• NONFEASANCE
►LACK OF SKILL
• DI BAWAH STANDAR KOMPETENSI
• DI LUAR KOMPETENSI
MISCONDUCT
►FRAUD / MISREPRESENTASI
►PELANGGARAN STANDAR SECARA SENGAJA
(DELIBERATE VIOLATION)
►PIDANA UMUM:
• KETERANGAN PALSU
• BUKA RAHASIA KEDOKTERAN TANPA HAK
• ABORSI ILEGAL
• EUTHANASIA
• PENYERANGAN SEKSUAL
ERRORS vs VIOLATION
►ERRORS BERKAITAN DENGAN MASALAH INFORMASI
• MIS. LUPA, KURANG PERHATIAN, PENGETAHUAN KURANG
►VIOLATION BERKAITAN DENGAN MASALAH MOTIVASI
• MIS. RENDAHNYA MORAL, KURANG SUPERVISI, TIDAK SERIUS, TIDAK PATUH,
TIDAK DISIPLIN

James T Reason, 2001


LACK OF SKILL

►KOMPETENSI KURANG ATAU DI LUAR


KOMPETENSI / KEWENANGAN
• SERING MENJADI PENYEBAB ERROR ATAU KELALAIAN
• SERING DIKAITKAN DENGAN KOMPETENSI INSTITUSI
(LOCALITY RULE, LIMITED RESOURCES)
• KADANG DAPAT DIBENARKAN PADA SITUASI-KONDISI
LOKAL TERTENTU
KELALAIAN MEDIK
►JENIS MALPRAKTIK TERSERING
►BUKAN KESENGAJAAN
►TIDAK MELAKUKAN YG SEHARUSNYA DILAKUKAN, MELAKUKAN YG
SEHARUSNYA TIDAK DILAKUKAN OLEH ORANG2 YG SEKUALIFIKASI
PADA SITUASI DAN KONDISI YG IDENTIK
BENTUK KELALAIAN
►MALFEASANCE
• MELAKUKAN TINDAKAN YG MELANGGAR (UNLAWFUL / IMPROPER)
• SEJAJAR DENGAN ERROR OF PLANNING
• MIS. TINDAKAN MEDIS TANPA INDIKASI
►MISFEASANCE
• IMPROPER PERFORMANCE YG AKIBATKAN CEDERA
• SEJAJAR DENGAN ERROR OF EXECUTION
• MIS. TINDAKAN MEDIS TAK SESUAI PROSEDUR
►NONFEASANCE
• GAGAL MELAKUKAN TINDAKAN YG MERUPAKAN KEWAJIBAN
KEGAGALAN MEDIK & KELALAIAN
dapat sebagai akibat dari :
►PERJALANAN PENYAKIT ALAMI
►MISHARAPAN (TIDAK ADA KELALAIAN)
• RISIKO YG AKSEPTABEL DAN TELAH DI-INFORMASIKAN DAN
DISETUJUI
►TINGKAT PROBABILITAS DAN KEPARAHAN RENDAH
►THE ONLY WAY
►CULPA : KELALAIAN MEDIK
• foreseeable and avoidable/preventable risks
►DOLUS : KESENGAJAAN
►Diperparah dengan statement dari TS yang lain
Beberapa cara memahami kasus kelalaian yang
dikategorikan malpraktek

“di dalam bidang kedokteran utk kasus hukum tidak


ada ‘praduga tak bersalah’ hal ini dikarenakan,
apabila sudah tercoreng akan berdampak pada
persepsi komunitas ttg brand dokter/drg”
JADI, MALPRAKTIK:
►DINILAI BUKAN DARI “HASIL” PERBUATANNYA,
MELAINKAN DARI “PROSES” PERBUATANNYA.

►Dugaan adanya malpraktik kedokteran harus ditelusuri


dan dianalisis terlebih dahulu untuk dapat dipastikan
ada atau tidaknya malpraktik, kecuali apabila faktanya
sudah membuktikan bahwa telah terdapat kelalaian –
yaitu pada res ipsa loquitur (the thing speaks for itself)
CONTOH KELALAIAN LAIN
BERMASALAH BILA TERJADI CEDERA

►KETERLAMBATAN HADIR PADA SAAT DIBUTUHKAN PD


KEDARURATAN
►KEGAGALAN MEMONITOR KONDISI PASIEN ATAU
FOLLOW-UP HASIL PEMERIKSAAN
►KETERLAMBATAN DIAGNOSIS / TERAPI
►KEGAGALAN MENGINGATKAN / MENGANJURKAN
►KEGAGALAN MEMENUHI PROSEDUR (error of
planning dan error of execution)
CONTOH KETIDAK-KOMPETENSIAN
DAPAT DIANGGAP PMH ATAUPUN KELALAIAN

►Tidak memiliki sertifikat kompetensi


►Berpraktik bukan pada bidang kompetensinya
►Melakukan tindakan yg bukan kompetensinya
►Mendelegasikan tindakan kepada orang yang tidak
kompeten

Tanpa alasan pembenar atau alasan pemaaf


Perbedaan makna
► Gugatan : ke arah perdata, prosedurnya pasien dapat langsung
menggugat dengan bantuan pengacaranya.
► Tuntutan : ke arah pidana, prosedurnya harus laporan ke polisi, yg
nantinya polisi akan menyerahkan berkasnya ke kejaksaan utk
dilakukan penyidikan, drg yang dituntut diberikan srt
tembusan/panggilan dr pihak berwenang
► Inspanning verbintenis dan resultaat verbintenis
IMPLIKASI HUKUM
•PIDANA
•PERDATA
•DISIPLIN
TUNTUTAN PIDANA
►KELALAIAN : 359-361 KUHP
►KETERANGAN PALSU : 267-268 KUHP
►ABORSI ILEGAL : 347-349 KUHP
►PENIPUAN : 382 BIS KUHP
►PERPAJAKAN : 209, 372 KUHP
►EUTHANASIA : 344 KUHP
►PENYERANGAN SEKS : 284-294 KUHP
CONTOH
►DOKTER GIGI LALAI gigi anterior dng
perawatan jaket dengan pasak gigi lepas
►KERUGIAN :
• BIAYA :
►BIAYA PERAWATAN HINGGA SEMBUH
►BIAYA TERAPI & gigi palsu
►BIAYA NON MEDIS
• KEHILANGAN KESEMPATAN
►SELAMA PERAWATAN
►KETERBATASAN PELUANG SOSIO INTERAKSI
• IMMATERIEL
►UPAYA CEGAH PELANGGARAN
• REASONABLE COMPETENCE, REASONABLE CARE, REASONABLE
COMMUNICATION
• PROFESIONALISME : ETIK, STANDAR, PENGAWASAN, KOREKSI
►UPAYA CEGAH RISIKO
• PRODUCT LIABILITY PREVENTION, QUALITY ASSURANCE, RISK
MANAGEMENT
►SIAPKAN LEGAL DEFENCE
• MEDICAL EVIDENCE : REKAM MEDIK, INFORMED CONSENT
►ALIHKAN RISIKO :
• ASURANSI PROFESI
• NO FAULT COMPENSATION
Pencegahan (2)
►Pendidikan etika kedokteran sejak dini
►Sikap etis dan profesional
►UU Praktik Kedokteran
►Good clinical governance
►Evidence Based Medicine
KESIMPULAN
► MEDIKOLEGAL BERARTI MELIPUTI ETIK, DISIPLIN
DAN HUKUM
► PELAYANAN KEDOKTERAN MERUPAKAN SISTEM YG
KOMPLEKS DAN TIGHTLY COUPLED, SELALU
MENGANDUNG RISIKO, SEHINGGA HARUS
DILAKUKAN DENGAN KEHATI-HATIAN YG TINGGI

Anda mungkin juga menyukai