Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ibu-ibu itu lagi pada ngapain sih

Pada suatu hari yang cerah seorang mahasiswa PSKG melihat ibu-ibu sedang
berkumpul di balai desa. Diantara ibu-ibu tersebut ada beberapa orang yang memakai
baju seragam dengan tulisan kader di punggung bajunya, juga terlihat ada beberapa ibu
yang sedang hamil serta terdapat beberapa anak kecil. Setengah jam kemudian datang
beberapa petugas dari puskesmas terdekat. Mereka langsung sibuk melakukan kegiatan di
balik beberapa meja yang sudah disiapkan. Mahasiswa tersebut semakin penasaran dan
mendekat ingin mengetahui kegiatan yang sedang berlangsung.

1.2 Istilah Asing


1. Kader : sekelompok orang yang ditugaskan untuk membantu menunjang kesehatan
secara sukarela. Beberapa orang diberi pengetahuan dan disebar ke orang lain.

1.3 Identifikasi Masalah


1. Kegiatan yang dilakukan?
2. Syarat-syarat menjadi kader?
3. Alur penyelenggaraan kegiatan?
4. Isi kegiatan?
5. Tugas kegiatan?
6. Pihak-pihak yang terkait?
7. Sasaran yang ditujukan?
8. Manfaat dari kegiatan?
9. Tugas-tugas dari pihak yang berwenang?
10. Mengapa ibu-ibu berkumpul di balai desa dan syarat-syarat tempat untuk
melaksanakan kegiatan tersebut?

1.4 Analisis Masalah


1. Posyandu KIA-KB
2. - Pandai berkomunikasi
- Bisa membaca
- Sukarela
- Tempat tinggal dekat dengan posyandu
- Berjiwa social
- Mengetahui adat dan istiadat
- Ramah
3. - Perencanaan
- Perizinan
- Pendanaan
- Sosialisasi
- Pelaksanaan

1
4. - Pemberian imunisasi
- Pemberian vitamin
- Menimbang bayi
- Pelayanan antenatal
- Edukasi
- Sosialisasi pengobatan caten
5. Membantu yankes kepada masyarakat, meningkatkan kesadaran masyarakat,
meningkatkan kesehatan ibu dan janin, mengurangi angka kematian
6. Kader, pihak-pihak posyandu
7. Bayi, balita, ibu menyusui, caten
8. Menjaga kesehatan ibu dan janin, masyarakat mendapatkan pengetahuan tentang
kesehatan
9. SB
10. Luas, bersih, dekat dengan pemukiman warga
1.5 Sasaran Belajar
1. Menjelaskan definisi dari posyandu
2. Menjelaskan jenis kegiatan posyandu
3. Menjelaskan penyelenggaraan posyandu
4. Menjelaskan pihak-pihak yang terkait dari kegiatan posyandu
5. Menjelaskan tujuan dari posyandu
6. Menjelaskan fungsi dari posyandu
7. Menjelaskan sasaran posyandu
8. Menjelaskan tempat dan waktu kegiatan posyandu

1.6 Problem Tree

Tempat dan
waktu
sasaran
definisi

fungsi posyandu
Jenis kegiatan

tujuan
penyelenggaraan
Pihak-pihak
yang terkait

2
fungsi syarat
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Posyandu


Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya pelayanan kesehatan bagi masyarakat
(UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat yang bersumber daya
masyarakat sehingga dapat mendeteksi secara dini gizi buruk masyarakat dengan
meningkatkan pemahaman ibu balita terhadap gizi buruk dan meningkatkan cakupan
pelayanan kesehatan., guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, juga bagi ibu, bayi dan anak balita
(Kemenkes RI, 2006).

2.2 Fungsi Posyandu


Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan dari
petugas kepada masyarakat dan antar sesama masyarakat.
Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar.
(Depkes RI. 2006)

2.3 Tujuan Posyandu


Tujuan Umum
a. Menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI)
b. Menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Bayi (AKB)
c. Menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Anak Balita (AKABA) di
Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat.

3
Tujuan khusus
a. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasar,
terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB
b. Meningkatkan peran serta sektor dalam penyelenggaraan posyandu, terutama yang
berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB
c. Meningkatkan cakupan dan jangkuan pelayanan kesehatan dasar, terutama yang
berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB
(Kementerian Kesehatan RI Kerjasama Dengan Kelompok Kerja Operasional, 2011)

2.4 Manfaat Posyandu


1. Bagi Masyarakat
a) Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan
dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
b) Memperoleh layanan secara profesional dalam pemecahan masalah kesehatan
terutama terkait kesehatan ibu dan anak.
c) Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar terpadu dan pelayanan sosial
dasar sektor lain terkait.

2. Bagi Kader, pengurus Posyandu dan tokoh masyarakat


a. Mendapatkan informasi terlebih dahulu tentang upaya kesehatan yang terkait dengan
penurunan AKI, AKB dan AKABA.
b. Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya dalam membantu masyarakat menyelesaikan
masalah kesehatan terkait dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.

3. Bagi Puskesmas
a. Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan perorangan
primer dan pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer.
b. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan
sesuai kondisi setempat.
c. Mendekatkan akses pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat.

4. Bagi Sektor Lain


a. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan dan
sosial dasar lainnya, terutama yang terkait dengan upaya penurunan AKI, AKB dan
AKABA sesuai kondisi setempat.
b. Meningkatkan efisiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu sesuai dengan
tugas, pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing sektor.
(Kementerian Kesehatan RI Kerjasama Dengan Kelompok Kerja Operasional, 2011)

2.5 Sasaran Posyandu


Sasaran posyandu adalah seluruh masyarakat/keluarga. Utamanya adalah :

4
a. Bayi baru lahir
b. Bayi
c. Balita
d. Ibu hamil
e. Ibu menyusui
f. Ibu nifas
g. PUS (Pasangan Usia Subur)
h. pengasuh anak
(Kemenkes RI Pusat Promosi Kesehatan, 2012)

2.5 Lokasi Kegiatan Posyandu


Posyandu berada di setiap desa/kelurahan atau sebutan lainnya yang sesuai. Bila
diperlukan dan memiliki kemampuan, dimungkinkan untuk didirikan di RW, dusun, atau
sebutan lainnya yang sesuai (Kementerian Kesehatan RI Kerjasama Dengan Kelompok Kerja
Operasional, 2011).

2.6 Waktu Penyelengaraan


Posyandu buka satu kali dalam sebulan. Hari dan waktu yang dipilih, sesuai dengan
hasil kesepakatan. Apabila diperlukan, hari buka Posyandu dapat lebih dari satu kali dalam
sebulan (Kementerian Kesehatan RI Kerjasama Dengan Kelompok Kerja Operasional, 2011).

2.7 Pihak-Pihak yang Terkait


1. Kader
Syarat-syarat kader:
- Berusia dewasa (20 th-49 th)
- Dapat membaca dan menulis
- Dipilih dan diterima masyarakat
- Berminat dan mampu melaksanakan tugas sebagai kader
- Memahami tata cara, adat, budaya dan kepercayaan
- Minimal telah menyelesaikan sekolah tingkat SMP
- Sukarelawan dan tokoh masyarakat setempat
- Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi, dan mampu memotivasi
masyarakat
- Bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat
(Kemenkes, 2011)

Tugas Kader Posyandu


A. Sebelum Buka Posyandu:
- Melakukan persiapan penyelenggaraan kegiatan.
- Menyebar luaskan infromasi tentang hari buka posyandu
- Melakukan Pembagian Tugas Antar Kader meliputi pendaftaran,
penimbangan, pencatatan dan lain lain.
- Melakukan Koordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lain yang
tekait.
- Menyiapkan bahan penyuluhan dan pemberian makanan tambahan.

5
- Menyiapkan buku-buku catatan kegiatan posyandu.
B. Saat Hari Buka Posyandu:
- Melakukan pendaftaran
- Pelayanan kesehatan ibu dan anak
- Membimbing orang tua melakukan pencatatan
- Melakukan penyuluhan tentang pola asuh anak balita
- Memotivasi orang tua balita agar terus melakukan pola asuh yang baik
C. Sesudah Hari Buka Posyandu:
- Memotivasi masyarakat
- Melakukan pertemuan dengan tokoh masyrakat
- Menyelenggarakan pertemuan diskusi dengan masyarakat tentang posyandu
- Mempelajari sistem informasi posyandu
(Kemenkes RI Pusat Promosi Kesehatan, 2012)

2. Petugas Kesehatan
Tugas Petugas Kesehatan:
a. Membimbing kader dalam penyelenggaraan Posyandu.
b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan Keluarga Berencana di meja 5.
c. Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling kesehatan, KB dan gizi kepada
pengunjung Posyandu dan masyarakat luas.
d. Menganalisa hasil kegiatan Posyandu, melaporkan hasilnya kepada Puskesmas
serta menyusun rencana kerja dan melaksanakan upaya perbaikan sesuai dengan
kebutuhan Posyandu.
e. Melakukan deteksi dini tanda bahaya umum terhadap Ibu Hamil, bayi dan anak
balita serta melakukan rujukan ke Puskesmas apabila dibutuhkan.

3. Camat
Tugas Camat:
a. Mengkordinasikan hasil kegiatan dan tindak lanjut kegiatan Posyandu.
b. Memberi dukungan dalam upaya meningkatkan kinerja Posyandu.
c. Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Posyandu secara teratur.

4. Lurah atau Kepala Desa


Tugas Lurah/Kepala Desa:
a. Memberkan dukungan kebijakan, sarana dan dana untuk penyelenggaraan
Posyandu.
b. Mengkordinasikan penggerakan masyarakat untuk dapat hadir pada hari buka
Posyandu.
c. Mengkordinasikan peran kader Posyandu, pengurus Posyandu dan tokoh
masyarakat untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan Posyandu.
d. Menindaklanjuti hasil kegiatan Posyandu bersama LKMD atau LPM atau LKD
atau sebutan lainnya.
e. Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Posyandu secara teratur.

6
5. Pokja Posyandu
Tugas Pokja Posyandu:
a. Mengkordinasikan hasil kegiatan dan tindak lanjut kegiatan Posyandu.
b. Melakukan bimbingan dan pembinaan kepada Posyandu.
c. Menggali sumber daya untuk kelangsungan penyelenggaraan Posyandu.
d. Menggerakkan masyarakat untuk dapat hadir dan berperan aktif dalam kegiatan
Posyandu.

6. Tim Penggerak PKK


Tugas Tim Penggerak PKK:
a. Berperan aktif dalam penyelenggaraan Posyandu.
b. Penggerakan peran serta masyarakat dalam kegiatan Posyandu.
c. Penyuluhan baik di Posyandu atau di luar Posyandu.
(Kementerian Kesehatan RI Kerjasama Dengan Kelompok Kerja Operasional, 2011)

2.8 Jenis Kegiatan Posyandu


Kegiatan posyandu terdiri dari keigatan utama dan kegiatan pengembangan/ pilihan
Kegiatan Utama mencakup:
a. Kesehatan ibu dan anak
a) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi, anak
balita dan anak prasekolah.
b) Memberikan nasehat tentang makanan guna mencegah gizi buruk karena
kekurangan protein dan kalori, serta bila ada pemberian makanan tambahan vitamin
dan mineral.
c) Pemberian nasehat tentang tumbuh kembang dan cara stimulasinya.
d) Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program
KIA (Kesehatan Ibu Dan Anak)
b. Keluarga berencana
a) Pelayanan keluarga berencana kepada PUS (Pasangan Usia Subur) dengan
perhatian khusus kepada mereka yang dalam keadaan bahaya karena melahirkan anak
berkali-kali dan golongan ibu beresiko tinggi.
b) Cara- cara penggunaan pil, dan sebagainya

7
c. Imunisasi
Imunisasi dapat mencegah cacat dan kematian anak. Adapun suntikan yang harus
diberikan pada bayi adalah sebagai berikut:
a) Polio: Mencegah polio (lumpuh layuh pada tungkai kaki dan lengan tangan).
b) Hepatitis B : Mencegah hepatitis B (kerusakan hati)
c) BCG : Mencegah TBC/Tuberkulosis (sakit paru-paru)
d) DPT: Mencegah:
1) Difteri (penyumbatan jalan napas dan gangguan fungsi jantung)
2) Batuk rejan (batuk 100 hari)
3) Tetanus
4) Campak: Mencegah campak (radang paru, radang otak, dan
kebutaan).
Selanjutnya jadwal Imunisasi bayi sebagai berikut:
d. Gizi

a) Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat.


b) Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori cukup
kepada anak-anak dibawah umur 5 tahun dan kepada ibu yang menyusui.
c) Memberikan kapsul vitamin A kepada anak-anak dibawah umur 5 tahun.
Vitamin A dapat memperkuat kekebalan tubuh balita terhadap beberapa penyakit.
Ada dua jenis kapsul vitamin A: untuk anak umur 6-11 bulan, diberikan 1 kali
setahun. Untuk anak umur 1-5 tahun berikan 2 kali setahun.

8
e. Pencegahan dan penanggulangan diare
a) Pencegahan diare di Posyandu dilakukan dengan penyuluhan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS). Salah satu bentuk PHBS (Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat) yang bisa dilakukan untuk mencegah diare adalah dengan mencuci tangan
menggunakan sabun sebelum dan sesudah makan atau setelah buang air besar.
b) Penanggulangan diare di Posyandu juga dilakukan melalui pemberian oralit.
Apabila diperlukan penanganan lebih lanjut akan diberikan obat Zinc oleh petugas
kesehatan. (Syafrudin, dkk. 2009)

Kegiatan Pengembangan atau sekarang lebih dikenal dengan Posyandu Terintegrasi


adalah penambahan kegiatan baru disamping 5 kegiatan utama meliputi:
a. Bina Keluarga Balita (BKB)
b. Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
c. Bina Keluarga Lansia (BKL)
d. Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
e. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD)
f. Pos Malaria Desa (POSMLADES)
g. Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkuangan pemukiman (PAB-PLP)
h. Tabungan Bersalin (Tabulin) dan Tabungan Masyarakat (Tabumas)
(Kemenkes RI Pusat Promosi Kesehatan, 2012)

2.9 Sumber Dana Kegiatan Posyandu


a) Masyarakat
Iuran pengguna/pengunjung Posyandu.
Iuran masyarakat umum dalam bentuk dana sehat.
Sumbangan/donatur dari perorangan atau kelompok masyarakat.
Sumber dana sosial lainnya, misal dana sosial keagamaan, zakat, infaq, sodaqoh
(ZIS), kolekte, punia paramitha, dan sebagainya.
b) Swasta/Dunia Usaha

9
Misalnya dengan menjadikan Posyandu sebagai anak angkat perusahaan. Bantuan
yang diberikan dapat berupa dana, sarana, prasarana, atau tenaga, yakni sebagai
sukarelawan Posyandu.
c) Hasil Usaha
Didapatkan dari :
Kelompok Usaha Bersama (KUB)
Hasil karya kader Posyandu, misalnya kerajinan, Taman Obat Keluarga (TOGA)
d) Pemerintah
Dana yang diperoleh berupa dana stimulan atau bantuan lainnya dalam bentuk sarana
dan prasarana Posyandu yang bersumber dari dana APBN, APBD Provinsi, APBD
Kabupaten/Kota, APBDes dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
(Kementerian Kesehatan RI Kerjasama Dengan Kelompok Kerja Operasional, 2011)

2.10 Pemanfaatan dan Pengelolaan Dana


A. Pemanfaatan Dana
1) Biaya operasional Posyandu
2) Biaya penyediaan PMT (Pemberian Makanan Tambahan)
3) Pengganti biaa perjalanan kader
4) Modal usaha KUB (Kelompok Usaha Belajar)
5) Bantuan biaya rujukan bagi pasien yang membutuhkan

B. Pengelolaan Dana
Dikelola oleh pengurus posyandu. Dana disimpan di tempat aman. Untuk keperluan
biaya rutin ddisediakan kas kecil yang dipegang oleh kader yang ditunjuk. Setiap
pemasukkan dan pengeluaran harus dicatat dan dikelola secara tanggung jawab.

2.11 Pengorganisasian Posyandu


Struktur organisasi Posyandu ditetapkan oleh musyawarah masyarakat pada saat
pembentukan Posyandu. Struktur organisasi tersebut bersifat fleksibel, sehingga dapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan dan kemampuan
sumberdaya. Struktur organisasi minimal terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara serta
kader Posyandu yang merangkap sebagai anggota. (Kementerian Kesehatan RI Kerjasama
Dengan Kelompok Kerja Operasional, 2011)
Kemudian dari beberapa posyandu yang ada di suatu wilayah (desa/kelurahan atau
dengan sebutan lain), selayaknya dikelola oleh suatu unit/kelompok pengelola posyandu yang
keanggotaannya dipilih dari kalangan masyarakat setemoat. Unit pengelola posyandu tersebut
dipimpin oleh seorang ketua yang dipilih dari para anggotanya. Bentuk organisasi unit
pengelola posyandu, tugas dan tanggung jawab masing-masing unsur pengelola posyandu,
disepakati dalam unit/kelompok pengelola posyandu bersama masyarakat setempat
(Kementerian Kesehatan RI Kerjasama Dengan Kelompok Kerja Operasional, 2011).
Langkah-langkah pembentukan posyandu (Departemen Kesehatan RI. 2012):
1. Mempersiapkan para petugas/aparat sehingga bersedia dan memiliki kemampuan
mengelola serta membina posyabdu

10
2. Mempersiapkan masyarakat, khususnya tokoh masyarakat sehingga bersedia
mendukung penyelenggaraan posyandu
3. Melakukan survey mawas diri (SMD) agar masyarakat mempunyai rasa memilik,
melalui penemuan sendiri masalah yang dihadapi dan potensi yang dimiliki
4. Melakukan musyawarh masyarakat desa (MMD) untuk mendapatkan dukungan
dari tokoh masyarakat
5. Membentuk dan memantau kegiatan posyandu dengan kegiatan pemilihan
pengurus dan kader, orientasi pengurus dan pelatihan kader posyandu,
pembentukan dan peresmian posyandu, serta penyelenggaraan dan pemantauan
kegiatan posyandu

2.12 Alur Penyelenggaran Posyandu


Alur pelaksanaan di posyandu dikenal dengan sebutan sistem 5 meja yang memiliki
kegiatannya sendiri-sendiri. Sistem 5 meja tersebut tida berarti bahwa Posyandu harus
memiliki 5 buah meja untuk pelaksanaannya, tetapi kegiatan posyandu mencakup 5 pokok
kegiatan :
1. Meja 1 : pendaftaran balita, ibu hamil, ibu menyusui
Pendaftaran balita
o Balita didaftar dalam formulir pencatatan balita
o Bila anak sudah memiliki KMS, berarti bulan lalu anak sudah ditimbang.
Minta KMSnya, namanya dicata pada secarik kertas. Kertas ini diselipkan
di KMS, kemudian ibu balita diminta membawa anaknya menuju tempat
penimbangan
o Bila anak belum punya KMS, berarti baru bulan ini ikut penimbangan
atau KMS lamanya hilang. Ambil KMS baru, kolomnya diisi secara
lengkap, nama anak dicatat pada secarik kertas. Secarik kertas ini
diselipkan di KMS, kemudian ibu balita diminta membawa anaknya ke
tempat penimbangan
Pendaftaran ibu hamil
o Ibu hamil didaftarkan dalam formulir catatan untuk ibu hamil
o Ibu hamil yang tidak membawa balita diminta langsung menuju ke meja 4
untuk mendapat pelayanan gizi oleh kader serta pelayanan oleh petugas
kesehatan di meja 5
o Ibu yang belum menjadi peserta KB dicatat namanya pada secarik kertas,
dan ibu menyerahkan kertas itu langsung kepada petugas kesehatan di
meja 5
2. Meja 2 : penimbangan balita
Penimbangan anak dan balita, hasil penimbangan berat anak dicatat pada
secarik kertas yang terselip di KMS. Selipkan kertas ini kembali ke dalam
KMS
Selesai ditimbang, ibu dan anaknya dipersilakan menuju meja 3, meja
pencatatan
3. Meja 3 : pencatatan hasil penimbangan
Buka KMS balita yang bersangkutan
Pindahkan penimbangan pertama, isilah semua kolom yang tersedia pada
KMS
Bila ada kartu kelahiran, catatlah bulan lahir anak dari kartu tersebut

11
Bila tidak ada kartu kelahiran tetapi ibu ingat, catatlah bulan lahir anak sesuai
ingatan ibunya
Bila ibu tidak ingat hanya tahu umur anaknya yang sekarang perkirakan bulan
lahir anak dan catat
4. Meja 4 : penyuluhan dan pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu hamil dan ibu
menyusui
Penyuluhan untuk semua orang tua balita. Mintalah KMS anak perhatikan
umur dan hasil penimbangan pada bulan ini. Kemudian ibu balita diberi
penyuluhan
Penyuluhan untuk semua ibu hamil. Anjurkan juga agar ibu memeriksakan
kehamilannya sebanyak minimal 5 kali selama kehamilan pada petugas
kesehatan atau bidan
Penyuluhan untuk semua ibu menyusui mengenai pentingnya ASI, kapsul
iodium/garam iodium dan vitamin A
5. Meja 5 : pelayanan kesehatan, KB, imunisasi dan pojok oralit
Kegiatan di meja 5 adalag kegiatan pelayanan kesehatan dan pelayanan KB,
imunisasi serta pemberian oralit. Kegiatan ini dipimpin dan dilaksanakan oleh
petugas kesehatan dari puskesmas

2.13 Tingkatan Posyandu


Tingkat perkembangan posyandu yang secara umum dibedakan atas 4 tingkat sebagai
berikut:
1. Posyandu pratama
Posyandu pratama adalah posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh kegiatan
bulanan posyandu belum terlaksana rutin serta jumlah kader snagat terbatas yakni
kurang dari 5 orang. Penyebab tidak terlaksananya kegiatan rutin bulanan posyandu,
disamping karena belum siapnya masyarakat. Intervensi yang dapat dilakukan untuk
perbaikan peringkat adalah memotivasi masyarakat serta menambah jumlah kader
2. Posyandu madya
Posyandu madya adalah posyandu yang sudah dapat melaksanakan keguatan lebih dari
8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5 orang atau lebih, tetapi
cakupan dengan mengikutsertakan tokoh masyarakat sebagai motivator serta lebih
menggiatkan kader dlaam mengelola kegiatan posyandu. Contoh intervensi yang dapat
dilakukan antara lain :
a. Pelatihan tokoh masyarakat, menggunakan Modul Posyandu dengan metode
simulasi
b. Menerapkan SMD dan MMD di posyandu, dengan tujuan untuk merumuskan
masalah dan menetapkan cara penyelesaiannya, dalam rangka meningkatkan
cakupan posyandu
3. Posyandu purnama
Posyandu purnama adalah posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih
dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih,
cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan
program tambahan serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang
dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50% KK di
wilayah kerja posyandu. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan pegikat
antara lain :
a. Sosialisasi program dana sehat yang bertujuan untuk memantapkan pemahaman
masyarakat tentang dana sehat

12
b. Pelatihan dana sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh dana sehat yang kuat,
dengan cakupan anggota lebih dari 50% KK. Peserta pelatihan adalah para tokoh
masyarakat, terutama pengurus dana sehat desa/kelurahan serta untuk kepentingan
posyandu mengikutsertakan pula pengurus posyandu
4. Posyandu mandiri
Posyandu mandiri adalah posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih
dari 8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih,
cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan
program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang
dikelola oleh masyarakat yang pesertanya lebih dari 50% KK yang bertempat tinggal
di wilayah kerja posyandu. Intervensi yang dilakukan bersifat pembinaan termasuk
pembinaan program dana sehat, sehingga terjamin kesinambungannya. Selain itu dapat
dilakukan sesuai dengan masalah dan kemampuan masing-masing
(Kementerian Kesehatan RI Kerjasama Dengan Kelompok Kerja Operasional, 2011)

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Posyandu adalah singkatan dari Pos Pelayanan Terpadu. Tujuan Posyandu untuk
menurunkan AKB/AKI dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam mengembangkan
kegiatan lainnya untuk mencapai keluarga sejahtera. Melihat efesiensi pelayanan serta
manfaat dari Posyandu, tentunya upaya-upaya yang sudah berjalan harus ditingkatkan agar
anggota masyarakat dapat menolong diri dan keluarganya dalam bidang kesehatan juga yang
lebih penting dengan mengikuti kegiatan Posyandu secara teratur bagi yang mempunyai
balita. Dapatlah tercapai apa yang kita harapkan yaitu sumber daya manusia yang
berkemampuan dalam menghadapi kehidupan dimasa yang akan datang.
Kegiatan Pokok Posyandu mencakup Program KIA, KB, Imunisasi, Gizi dan
Penanggulangan Diare. SIP (Sistem Informasi Posyandu) adalah rangkaian kegiatan untuk
menghasilkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan secara tepat guna dan tepat waktu
bagi pengelola Posyandu. Posyandu mandiri merupakan Posyandu percontohan terbaik
dengan ciri sebagai berikut :

13
a. Kegiatan secara teratur dan mantap.
b. Cakupan program/kegiatan baik.
c. Mempunyai program tambahan.
PKK merupakan lembaga masyarakat yang merupakan wadah partisipasi masyarakat
untuk tercapainya masyarakat sehat dan sejahtera.

3.2 Saran
Bagi para calon kader atau yang telah menjadi kader agar selalu mengikuti pelatihan
kader yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuannya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI. 2006. Pedoman Umum Pengelolaan Puskesmas.


2. Departemen Kesehatan RI. 2012. Ayo ke Posyandu Setiap Bulan.
3. Kementerian Kesehatan RI Kerjasama Dengan Kelompok Kerja Operasional. 2011.
Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta
4. Kemenkes RI Pusat Promosi Kesehatan. 2012. Buku Pegangan Kader Posyandu.
5. Syafrudin, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Masyarakat untuk Mahasiswa
Kebidaan. Jakarta : Trans Info Media

14

Anda mungkin juga menyukai