Anda di halaman 1dari 16

METODOLOGI PENELITIAN HUKUM

A.    Pengertian Metodologi Penelitian Hukum


Metodologi penelitian adalah kata majemuk, terdiri atas dua kata, metodologi dan
penelitian. Kata metodologi berasal dari kata Yunani, methodos yang berarti cara, dan logos
yang berarti ilmu, sehingga metodologi dapat diartikan dengan suatu disiplin yang
berhubungan dengan metode, peraturan, kaedah yang diikuti dalam ilmu pengetahuan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikatakan bahwa kata metode mengandung
arti cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuatu
yang dikehendaki. Sedangkan mengandung arti ilmu tentang metode. Secara singkat
metodologi dapat juga diartikan :
1.      Sekumpulan peraturan, kegiatan dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin
ilmu.
2.      Studi atau analisis teoretis mengenai suatu cara/metode.
3.      Cabang ilmu logika yang berkaitan dengan prinsip umum pembentukan pengetahuan
(knowledge).
4.      Secara praktis, Metodologi = metode = cara = teknik = prosedur.
Jadi, metodologi membahas cara bagaimana untuk memperoleh dan    menyusun
pengetahuan yang benar berdasarkan metode  ilmiah. Metode Ilmiah / Metode Keilmuan
merupakan prosedur untuk memperoleh pengetahuan yang disebut ilmu.
Untuk melakukan/mencapai metode ilmiah tersebut harus melakukan beberapa
langkah-langkah secara sistematis yaitu:
1.      Langkah perumusan masalah;
2.      Menyusun kerangka berfikir;
3.      membuat rumusan hipotesis/Asumsi (kalau perlu);
4.      Pengujian hipotesis;
5.      Penarikan Kesimpulan.

Secara etimologi, penelitian berasal dari bahasa Inggris research (re berarti kembali
dan search berarti mencari). Dengan demikian research berarti mencari kembali. Penelitian
adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan dengan suatu sistematika. Penelitian adalah suatu
kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun
laporannya.
Sedangkan dalam bahasa indonesia kata penelitian berasal dari kata teliti yang
mendapat awalan pe dan akhiran an. Kata teliti mengandung arti cermat, seksama, hati-hati,
dan ingat-igat. Sedangkan kata penelitian diartikan dengan pemeriksaan atau penyelidikan
yang teliti. Juga berarti kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data yang
dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji
suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum.
Beberapa pakar lain memberikan definisi penelitian sebagai berikut:
1.       David H Penny
Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang
pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.
2.       Suprapto
Penelitian adalah penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan fakta –
fakta atau prinsip-prisip dengan sabar, hati-hati, serta sistematis.
3.       Sutrisno Hadi
Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat diartikan sebagai usaha untuk menemukan,
mengembaggkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.
4.       Mohammad Ali
Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu melalui penyelidikan atau asaha
mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah itu, yang dilakukan secara
hati-hati sekali sehingga diperoleh pemecahannya.
5.       Menurut Hilway.
Mengatakan bahwa Penelitian itu tidak lain dari suatu metode study yang dilakukan oleh
seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati, dengan sempurna terhadap suatu masalah.
6.       Menurut Widneiy.
Mengatakan bahwa penelitian merupakan suatu metode untuk menemukan kebenaran
sehingga penelitian itu juga merupakan metode penelitian secara kritis.
Metodologi penelitian adalah ilmu mengenai jalan yang dilewati untuk mencapai
pemahaman dengan syarat ketelitian dalam arti kebenarannya harus dapat dipercayai.
Menurut Noeng Muhadjir, metodologi peneitian adalah ilmu yang mempelajari tentang
metode-metode penelitian, ilmu tentang alat-alat dalam penelitian, yaitu alat-alat untuk
mencari kebenaran.
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
informasi dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum metode penelitian diartikan
sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara
ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional,
empiris dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara
yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh indera manusia. Empiris berarticara-cara yan
dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehigga orang lain dapat mengamati dan
mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam
penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang
valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan
tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan
mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud
dengan metodologi penelitian adalah arti ilmu tentang cara-cara yang sistematis untuk
menambah pengetahuan baru atas pengetahuan yang sudah ada, untuk memperkuat atau
menyangkal teori yang sudah ada itu dengan cara yang dapat dikomunikasikan dan dapat
dinilai kembali kebenarannya.
Sedangkan metodologi dalam setiap penelitian hukum adalah menguraikan tentang
tata cara bagaimana suatu penelitian hukum itu harus dilaksanakan. Sebagai uraian tentang
tata cara (teknik) penelitian yang harus dilakukan, maka Metodologi Penelitian Hukum pada
pokoknya mencakup uraian mengenai :
1.      Metode yang akan dipergunakan Yakni metode pendekatan apa yang sekiranya akan
diterapkan dalam penelitian yang harus dilakukan. Apakah memakai metode pendekatan
yang bersifat normatif atau mempergunakan metode empiris.
2.      Tipe penelitian yang dilakukan Maksudnya, tipe penelitian apa yang patut diterapkan,
apakah memakai tipe eksploratif, deskriptif, eksplanatoris atau memakai tipe-tipe penelitian
yang lain.
3.      Metode populasi dan sampling Penentuan secara tepat untuk populasi dan sampling dalam
suatu penelitian hukum adalah penting, karena :
a.       Untuk menentukan apakah penelitian yang dilakukan itu terhadap semua populasi atau hanya
sampelnya saja.
b.      Dengan penentuan populasi dan sampel yang tepat akan didapat nilai validitas data yang
tinggi. Kalau yang diteliti sampelnya saja, maka haruslah disebutkan metode sampling yang
dipergunakan.
4.      Metode pengumpulan data
a.       Studi kepustakaan/studi dokumen
b.       Wawancara (interview)
c.        Daftar pertanyaan (kuesioner)
d.       Pengamatan (observasi)
5.      Pengolahan dan analisis data

Menurut Frankfort-Nachmias & Nachmias (1996) mengungkapkan metodologi


merupakan hal yang sangat penting dalam suatu penelitian karena metodologi akan
digunakan sebagai :

 Aturan komunikasi. Metodologi merupakan alat komunikasi sesama peneliti untuk


berbagi pengalaman dalam melakukan penelitian. Ketika peneliti menuliskan
metodologi yang digunakan secara jelas, dapat diakses oleh peneliti lain, maka
kemungkinan replikasi penelitian dan validasi temuan penelitian dalam dilakukan.
 Aturan penalaran. Meskipun observasi empiris sangat fundamental dalam penelitian
ilmiah, namun fakta, data atau bukti yang ditemukan tidak bisa ‘berbicara’ dengan
sendirinya. Karenanya, dalam hal ini, dibutuhkan logika untuk menarik inferensi yang
reliabel berdasarkan fakta hasil observasi.
 Aturan intersubjektifitas. Karena kemungkinan adanya subjektivitas terlibat dalam
penelitian, maka dengan metodologi yang jelas, validasi bisa dilakukan oleh peneliti
lain untuk menjamin objektivitas empiris. Hal ini berarti ada hubungan saling-
tergantung antara objektivitas dan validasi.

Dari kutipan di atas dapat kita ketahui bahwa metodologi sangat berguna pada suatu
penelitian ilmiah. Oleh karena itu metode yang ilmiah haruslah memenuhi beberapa kriteria
seperti yang diungkapkan oleh Moh Nazir dalam buku Metode Penelitian (1988:43) secara
ringkas yakni sebagai berikut :

 Berdasarkan fakta, artinya keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik
yang dikumpulkan dan yang dianalisis harus berdasarkan fakta-fakta, dan bukan
merupakan penemuan atau pembuktian yang didasarkan pada daya khayal, kira-kira,
legenda, atau kegiatan sejenis.
 Bebas dari prasangka, dalam hal ini metode ilmiah harus memiliki sifat bebas dari
prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan-pertimbangan subjektif,
 Menggunakan prinsip analisis, dalam hal ini setiap masalah harus dicari dan
ditemukan sebab-sebab permasalahan itu terjadi dan pemecahannya dengan
menggunakan analisis yang logis,
 Menggunakan hipotesis, dalam hal ini hipotesis digunakan untuk mengakumulasi
permasalahn serta memandu jalan pikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai sehingga
hasil yang diperoleh akan mengenai sasaran yang tepat,
 Menggunakan ukuran objektif, dalam hal ini ukuran ini tidak diperkenankan
menggunakna hati nurani, melainkan harus dibuat secara objektif dan menggunakan
prinsip pikiran sehat,
 Menggunakan teknik kuantifikasi, dalam hal ini ukuran kuantifikasi harus digunakan
kecuali untuk atribut yang tidak dapat dikuantifikasi.

B.     METODE PENELITIAN


Dalam melakukan suatu penelitian hukum tidak dapat terlepas dengan penggunaan
metode penelitian. Karena setiap penelitian apa saja pastilah menggunakan metode untuk
menganalisa permasalahan yang diangkat. Menurut Soerjono Soekanto, penelitian merupakan
suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang
bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan
menganalisanya. Kecuali itu, maka juga diadakan pemeriksaan mendalam terhadap fakta
hukum tersebut untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas permasalahan yang
timbul di dalam gejala yang bersangkutan. Dalam metodologi penelitian hukum atau metode
penelitian hukum terdapat beberapa kategori yakni:

1.      Berdasarkan fokus kajiannya


Metodologi penelitian hukum berdasarkan fokus kajiannya terbagi menjadi tiga
bagian yakni:

 Metode penelitian normatif

Mengenai istilah penelitian hukum normatif, tidak terdapat keseragaman diantara para
ahli hukum. Diantara pendapat beberapa ahli hukum, yakni Soerjono Soekanto & Sri
Mamudji, menyebutkan dengan istilah metode penelitian hukum normatif atau metode
penelitian hukum kepustakaan1[1]. Soetandyo Wignjosoebroto, menyebutkan dengan istilah
metode penelitian hukum doctrinal2[2]. Sunaryati Hartono, menyebutkan dengan istilah
metode penelitian hukum normatif 3[3]. dan Ronny Hanitjo Soemitro (Almarhum),
menyebutkan dengan istilah metode penelitian hukum yang normatif atau metode penelitian
hukum yang doctrinal4[4].
Metode penelitian hukum jenis ini juga biasa disebut sebagai penelitian hukum
doktriner atau penelitian perpustakaan. Dinamakan penelitian hukum doktriner dikarenakan
penelitian ini hanya ditujukan pada peraturan-peraturan tertulis sehingga penelitian ini sangat
erat hubungannya pada pada perpustakaan karena akan membutuhkan data-data yang bersifat
sekunder pada perpustakaan. Hal ini disebabkan pada penelitian normatif fokus pada studi
kepustakaan dengan menggunakan berbagai sumber data sekunder seperti pasal-pasal
perundangan, berbagai teori hukum, hasil karya ilmiah para sarjana.
Dalam penelitian hukum normatif hukum yang tertulis dikaji dari berbagai aspek
seperti aspek teori, filosofi, perbandingan, struktur/ komposisi, konsistensi, penjelasan umum
dan penjelasan pada tiap pasal, formalitas dan kekuatan mengikat suatu undang-undang serta
bahasa yang digunakan adalah bahasa hukum.  Sehingga dapat kita simpulkan pada penelitian
hukum normatif mempunyai cakupan yang luas.
Penelitian Hukum Normatif (yuridis normatif) adalah metode penelitian hukum yang
dilakukan dengan meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka 5[5]. Penelitian ini
dilakukan untuk mengidentifikasi konsep dan asas-asas serta prinsip-prinsip syariah yang
digunakan untuk mengatur perbankan syariah, khususnya sistem pembiayaan murabahah.
Metode berpikir yang digunakan adalah metode berpikir deduktif (cara berpikir dalam
penarikan kesimpulan yang ditarik dari sesuatu yang sifatnya umum yang sudah dibuktikan
bahwa dia benar dan kesimpulan itu ditujukan untuk sesuatu yang sifatnya khusus)6[6].
1 [1]
Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan Singkat), Rajawali Pers,
Jakarta, 2001, hlm. 13-14.

2 [2]
Soetandyo Wignjosoebroto, Hukum, Paradigma Metode dan Dinamika Masalahnya, Editor : Ifdhal Kasim
et.al., Elsam dan Huma, Jakarta, 2002, hlm. 147.

3 [3]
Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum Di Indonesia Pada Akhir Abad Ke-20, Alumni, Bandung, 1994, hlm. 139

4 [4]
Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Cetakan Kelima, Ghalia Indonesia,
Jakarta, 1994, hlm. 10).

5 [5]
Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan Singkat), Rajawali Pers,
Jakarta, 2001, hlm. 13-14.

6[6] Sedarmayanti & Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian, CV. Mandar Maju, Bandung, 2002, hlm. 23
Dalam kaitannya dengan penelitian normatif di sini akan digunakan beberapa
pendekatan7[7], yaitu :

1.    Pendekatan perundang-undangan (statute approach)


Pendekatan perundang-undangan (statute approach) adalah suatu pendekatan yang dilakukan
terhadap berbagai aturan hukum yang berkaitan dengan pembiayaan murabahah di perbankan
syariah, seperti : Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008, tentang Perbankan Syariah,
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 7
Tahun 1992, tentang Perbankan, Undang-undang Nomor 3 Tahun 2004, tentang Bank
Indonesia, Fatwa Dewan Syariah Nasional, Peraturan Bank Indonesia Nomor :
9/19/PBI/2007, tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana
Dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa Bank Syariah dan peraturan organik lain yang
berhubungan dengan objek penelitian.
2.    Pendekatan Konsep (conceptual approach)
Pendekatan konsep (conceptual approach) digunakan untuk memahami konsep-konsep
tentang : pembiayaan murabahah, akad (perjanjian). Dengan didapatkan konsep yang jelas
maka diharapkan penormaan dalam aturan hukum kedepan tidak lagi terjadi pemahaman
yang kabur dan ambigu.

 Metode penelitian normatif-empiris

Metode penelitian hukum normatif empiris ini pada dasarnya merupakan


penggabungan antara pendekatan hukum normatif dengan adanya penambahan berbagai
unsur empiris. Metode penelitian normatif-empiris mengenai implementasi ketentuan hukum
normatif (undang-undang) dalam aksinya pada setiap peristiwa hukum tertentu yang terjadi
dalam suatu masyarakat. Dalam penelitian jenis ini terdapat tiga kategori yakni:
a.       Non judicial Case Study, merupakan pendekatan studi kasus hukum yang tanpa konflik
sehingga tidak ada campur tangan dengan pengadilan.
b.      Judicial Case Study, pendekatan judicial case study ini merupakan pendekatan studi kasus
hukum karena konflik sehingga akan melibatkan campur tangan dengan pengadilan untuk
memberikan keputusan penyelesaian (yurisprudensi).
7 [7]
Johnny Ibrahim, Teori, Metode dan Penelitian Hukum Normatif, Bayumedia Publising, Malang, Jawa Timur,
2007, hlm. 300
c.       Live Case Study, pendekatan live case study merupakan pendekatan pada suatu peristiwa
hukum yang prosesnya masih berlangsung atau belum berakhir.

 Metode penelitian empiris

Metode penelitian hukum empiris adalah suatu metode penelitian hukum yang
berfungsi untuk melihat hukum dalam artian nyata dan meneliti bagaimana bekerjanya
hukum di lingkungan masyarakat. Dikarenakan dalam penelitian ini meneliti orang dalam
hubungan hidup di masyarakat maka metode penelitian hukum empiris dapat dikatakan
sebagai penelitian hukum sosiologis. Dapat dikatakan bahwa penelitian hukum yang diambil
dari fakta-fakta yang ada di dalam suatu masyarakat, badan hukum atau badan pemerintah.
Penelitian Hukum Sosiologis atau empiris adalah metode penelitian yang dilakukan
untuk mendapatkan data primer dan menemukan kebenaran dengan menggunakan metode
berpikir induktif dan kriterium kebenaran koresponden serta fakta yang digunakan untuk
melakukan proses induksi dan pengujian kebenaran secara koresponden adalah fakta yang
mutakhir8[8]. Cara kerja dari metode yuridis sosiologis dalam penelitian tesis ini, yaitu dari
hasil pengumpulan dan penemuan data serta informasi melalui studi kepustakaan terhadap
asumsi atau anggapan dasar yang dipergunakan dalam menjawab permasalahan pada
penelitian tesis ini, kemudian dilakukan pengujian secara induktif–verifikatif pada fakta
mutakhir yang terdapat di dalam masyarakat. Dengan demikian kebenaran dalam suatu
penelitian telah dinyatakan reliable tanpa harus melalui proses rasionalisasi.

Berikut ini merupakan daftar perbandingan antara penelitian hukum normatif dan
empiris.

8[8] Soerjono Soekanto & Sri Mamuji, Op. Cit., hlm. 14


TAHAP PENELITIAN HUKUM PENELITIAN HUKUM
PENELITIAN NORMATIF EMPIRIS
Metode pendekatan Normatif/ juridis, hukum Empiris/ sosiologis, hukum
diidentifikasikan sebagai norma diidentifikasikan sebagai
peraturan atau undang-undang perilaku yang mempola
(UU)
Kerangka teori Teori-teori intern tentang hukum Teori sosial mengenai hukum
seperti undang-undang (UU), atau teori hukum
peraturan pemerintah.Pembuktian sosiologis.Pembuktian melalui
melalui pasal. masyarakat.
Data Menggunaan data skunder (data Menggunakan data primer (data
yang diperoleh dari studi yang diperoleh langsung dari
kepustakaan) kehidupan masyarakat dengan
cara wawancara, observasi,
kuesioner, sample dan lain-lain)
Objek kajian Hukum positif (aspek internal) Aspek internal dari hukum
positif
Optik yang Preskriptif Netral, objektif, deskriptif
digunakan
Teknik pengumpulan Data skunder dikumpulkan dengan
data cara studi kepustakaan.Data primer
dikumpulkan dengan cara
wawancara
Dasar untuk Norma, yurisprudensi, dan doktrin Teori-teori sosiologi hukum,
menganalisis antropologi hukum, psikologi
hukum atau teori-teori sosial
Logika berfikir Deduktif Induktif
Tujuan Membuat keputusan/ Deskriptif, ekplanatif
menyelesaikan masalah (memahami), prediktif
Bentuk analisis Logis normatif (berdasarkan Kuantitatif (kesimpulan yang
logika dan peraturan UU), dituangkan dalam bentuk angka)
silogisme (menarik kesimpulan
yang telah ada), kualitatif

2.      Berdasarkan Sudut Bentuknya


Metodologi penelitian hukum berdasarkan sudut bentuknya terbagai menjadi:
 Metode Penelitian Diagnostik

Metode penelitian diagnostik merupakan metode penelitian yang dirancang dengan


menuntun seorang peneliti ke arah suatu tindakan, sehingga dengan metode penelitian ini
peneliti akan di arahkan pada sebab-sebab timbulnya suatu gejala.

 Metode Penelitian Preskriptif

Menurut Prasetyo Hadi Purwandaka (2009:4) penelitian preskriptif merupakan


penelitian untuk mendapatkan saran-saran dalam mengatasi masalah tertentu. Tidak berbeda
halnya dengan dengan penulis buku Pengantar Penelitian Hukum (1981:10) yakni Soerjono
Soekanto yang mengatakan bahwa penelitian preskriptif adalah suatu penelitian yang
ditujukan untuk mendapatkan saran-saran untuk memecahkan masalah-masalah tertentu.

 Metode Penelitian Evaluatif

Metode penelitian evaluatif adalah penelian yang bertujuan untuk menilai baik
penelitian tersebut melalui pengujian maupun melalui analisis hubungan yang terjadi pada
antar variabel.

3.      Berdasarkan Sudut Penerapannya


Metodologi penelitian hukum berdasarkan sudut penerapannya, terbagi menjadi tiga
bagian, yaitu:

 Penelitian Murni,

Penelitian murni merupakan salah satu jenis penelitian sosial yang memiliki orientasi
pada bidang akademis.
 Penelitian Terapan,

Menurut Maryati dalam buku sosiologi penelitian terapan merupakan salah satu jenis
penelitian yang bertujuan untuk memberikan solusi atas permasalahn tertentu secara praktis.

 Fokus Masalah,

Merupakan penelitian yang ditujukan pada suatu permasalahan yang sedang ramai
dibicarakan masyarakat luas.

4.      Berdasarkan Sudut Tujuannya


Metodologi penelitian hukum berdasarkan sudut tujuannya, terbagi menjadi tiga
bagian, yaitu:

 Penelitian Fact Finding

Merupakan penelitian yang bertujuan untuk menemukan berbagai fakta yang ada dari
suatu permasalahan.

 Penelitian Problem Identification

Merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi pokok permasalahan


dari tema/ permasalahan yang diteliti.

 Penelitian Problem Solution

Merupakan penelitian yang bertujuan untuk memecahkan permasalahan dengan


mencari solusinya.

C.    LOKASI PENELITIAN


Penelitian ini akan dilakukan pada perbankan syariah di Kota Mataram, yaitu di Bank
Muamalat Indonesia (BMI) Cabang Mataram dan Bank Syariah BRI Cabang Mataram,
dengan pertimbangan bahwa Bank Muamalat Indonesia adalah merupakan bank syariah
pertama yang beroperasi di Indonesia, sedangkan Bank Syariah BRI sebelumnya adalah
merupakan Unit Usaha Syariah (UUS) dari Bank Rakyat Indonesia yang kemudian
dipisahkan dan berdiri sendiri sebagai Bank Umum Syariah (BUS), sehingga menarik untuk
diteliti, apakah dengan perubahan dari UUS menjadi BUS akan memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap perkembangan operasional bank tersebut.

D.    SUMBER DATA/ BAHAN HUKUM


Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah data sekunder (secondary
data) dan data primer (primary data). Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari
penelitian kepustakaan dan dokumen, yang merupakan hasil penelitian dan pengolahan orang
lain, yang sudah tersedia dalam bentuk buku-buku atau dokumen yang biasanya disediakan di
perpustakaan, atau milik pribadi9[9]. Sedangkan yang dimaksud dengan data primer ialah data
yang diperoleh langsung dari masyarakat10[10].
Di dalam penelitian hukum, data sekunder mencakup bahan hukum primer, bahan
hukum sekunder, dan bahan hukum tertier.11[11] Data sekunder yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu terdiri dari :
a.    Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat12[12], seperti :
1.      Al-Qur’an dan As-Sunnah.
2.      Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008, tentang Perbankan Syariah.
3.      Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 7
Tahun 1992, tentang Perbankan.
4.      Undang-undang Nomor 3 Tahun 2004, tentang Bank Indonesia.
5.      Peraturan Bank Indonesia Nomor : 9/19/PBI/2007, Tentang Bank Umum Yang
Melaksanakan Kagiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah.
6.      Fatwa Dewan Syariah Nasional.

9 [9] Hilman Hadikusuma, Metode Pembuatan Kertas Kerja atau Skripsi Ilmu Hukum, Mandar Maju, Bandung,
1995, hlm. 65.

10[10] Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, Op. Cit., hlm. 12.

11[11] Ibid. hlm. 13

12[12] Soerjono Soekanto, Pengantar Peneltian Hukum, Universitas Indonesia (UI) Press, 1986, hlm.52
b.    Bahan-bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang erat hubungannya dengan bahan
hukum primer dan dapat membantu menganalisis dan memahami bahan hukum primer 13[13],
seperti: Tafsir Al-Qur’an, buku-buku, hasil penelitian, jurnal ilmiah, artikel ilmiah, dan
makalah hasil seminar.
c.    Bahan hukum tertier, yaitu bahan-bahan yang memberikan informasi tentang bahan hukum
primer dan bahan hukum sekunder, berupa kamus-kamus seperti kamus bahasa Indonesia,
Inggris, dan Arab, serta kamus-kamus keilmuan seperti kamus istilah hukum, ekonomi, dan
perbankan.

E.     TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Teknik pengumpulan data yang dikenal adalah studi kepustakaan; pengamatan
(observasi), wawancara (interview), dan daftar pertanyaan (kuesioner)14[14]. Sesuai dengan
sumber data seperti yang dijelaskan di atas, maka dalam penelitian ini pengumpulan data
dilakukan dengan cara :
a.       Studi Kepustakaan
Terhadap data sekunder dikumpulkan dengan melakukan studi kepustakaan, yaitu dengan
mencari dan mengumpulkan serta mengkaji Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai sumber
hukum Islam, peraturan perundang-undangan, rancangan undang-undang, hasil penelitian,
jurnal ilmiah, artikel ilmiah, dan makalah seminar yang berhubungan dengan pembiayaan
murabahah pada perbankan syariah.
b.      Wawancara (interview)
Terhadap data lapangan (primer) dikumpulkan dengan teknik wawancara tidak terarah (non-
directive interview)15[15] atau tidak terstruktur (free flowing interview) yaitu dengan
mengadakan komunikasi langsung kepada informan, dengan menggunakan pedoman
wawancara (interview guide) guna mencari jawaban atas pelaksanaan akad pembiayaan
dengan prinsip murabahah pada perbankan syariah di Mataram.

F.     TEKNIK ANALISIS DATA

13[13] Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Op.Cit. hlm. 12

14[14] Ibid, hlm.51

15 [15] Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Cetakan Kelima, Ghalia Indonesia,
Jakarta, 1994, hlm.59-60
Data yang diperoleh baik dari studi kepustakaan maupun dari penelitian lapangan
akan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif yaitu metode analisis
data yang mengelompokkan dan menyeleksi data yang diperoleh dari penelitian lapangan
menurut kualitas dan kebenarannya, kemudian dihubungkan dengan teori-teori, asas-asas, dan
kaidah-kaidah hukum yang diperoleh dari studi kepustakaan sehingga diperoleh jawaban atas
permasalahan yang dirumuskan.

BAB II
KESIMPULAN

metodologi penelitian adalah arti ilmu tentang cara-cara yang sistematis untuk
menambah pengetahuan baru atas pengetahuan yang sudah ada, untuk memperkuat atau
menyangkal teori yang sudah ada itu dengan cara yang dapat dikomunikasikan dan dapat
dinilai kembali kebenarannya.
Sedangkan metodologi dalam setiap penelitian hukum adalah menguraikan tentang
tata cara bagaimana suatu penelitian hukum itu harus dilaksanakan. Sebagai uraian tentang
tata cara (teknik) penelitian yang harus dilakukan, maka Metodologi Penelitian Hukum pada
pokoknya mencakup uraian mengenai :
1.      Metode yang akan dipergunakan
2.      Tipe penelitian yang dilakukan
3.      Metode populasi dan sampling
Dalam metodologi penelitian hukum atau metode penelitian hukum terdapat beberapa
kategori yakni:
1.      Berdasarkan fokus kajiannya
a.       Metode penelitian normative
b.      Metode penelitian normatif-empiris
c.       Metode penelitian empiris
2.      Berdasarkan Sudut Bentuknya
a.       Metode Penelitian Diagnostik
b.      Metode Penelitian Preskriptif
c.       Metode Penelitian Evaluatif
3.      Berdasarkan Sudut Penerapannya
a.       Penelitian Murni
b.      Penelitian Terapan
c.       Fokus Masalah.
4.      Berdasarkan Sudut Tujuannya
a.       Penelitian Fact Finding
b.      Penelitian Problem Identification
c.       Penelitian Problem Solution

DAFTAR PUSTKA

Hartono, Sunaryati. Penelitian Hukum Di Indonesia Pada Akhir Abad Ke-20. Bandung : Alumni.
1994.

Hilman Hadikusuma, Metode Pembuatan Kertas Kerja atau Skripsi Ilmu Hukum, Mandar Maju,
Bandung, 1995, hlm. 65.

Ibrahim, Johnny Teori, Metode dan Penelitian Hukum Normatif. Bayumedia Publising : Jawa Timur.
2007.

Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Cetakan Kelima, Jakarta :
Ghalia Indonesia. 1994.

Sedarmayanti & Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian. Bandung : CV. Mandar Maju. 2002.
Soekanto, Soerjono & Sri Mamudji. Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan Singkat), Jakarta :
Rajawali Pers. 2001.

Soekanto, Soerjono. Pengantar Peneltian Hukum, Universitas Indonesia (UI) Press : Jakarta. 1986.

Sugono, Bambang. Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta : Raja Grafindo Pustaka. 2011

Wignjosoebroto, Soetandyo. Hukum, Paradigma Metode dan Dinamika Masalahnya, Editor : Ifdhal
Kasim et.al., Elsam dan Huma. Jakarta. 2002.

Anda mungkin juga menyukai