PERSPEKTIF AL-QUR’AN
KELAS IAT A
1
James Iverach, “Epistemologi”, Encyclopaedia of Religion and Ethics, ed. James Hastings, Vol. 5 (New
York: Charles Scribner’s Son’s, 1995), Hlm. 337
2
Joko Siswanto, Sistem-Sistem Metafisika Barat dari Aristoteles Sampai Derrida, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1998), Hlm. 1
3
Lorens Bagus, Metafisika, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991), Hlm. 17-18.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Ontologi Pengetahuan Mistik
2. Bagaimana Epistemologi Pengetahuan Mistik
3. Bagaimana Aksiologi Pengetahuan Mistik
BAB II
PEMBAHASAN
4
Ahmad Tafsir, Filsafat Ilmu “Mengurai Ontologi, Epistemologi, Dan Aksiologi Pengetahuan”,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017), Hlm. 212-213.
Istilah mistik magis putih dan mistik magis hitam digunakan sekedar untuk
membedakan kriterianya. Orang menganggap mistik magis putih adalah mistik magis yang
berasal dari agama langit (Yahudi, Nasrani, Islam), sedangkan mistik magis hitam berasal
dari luar agama itu. Dalam praktiknya keduanya memiliki kegiatan yang relatif sama, nyaris
hanya nilai filsafatnya saja yang berbeda. Kesamaan itu terlihat karena mistik magia putih
menggunakan wirid, do 'a sedangkan mistik magis hitam menggunakan mantra, jampi, yang
kedunya pada segi praktik sama.
Perbedaan mendasar ada pada segi filsafatnya. Mistik magis putih selalu dekat dan
berhubungan dan bersandar pada Tuhan, sehingga dukungan Ilahi sangat menentukan. Hal ini
berjalan sejak kenabian, pada nabi magis putihnya ialah mukjizat, pada pemilik magis putih
selain Nabi disebut karamah. Contoh: Mukjizat Nabi Musa a.s (Q.S. Al-Qasas (28) : 31).
ْ ان َولَّ ٰى ُم ْدبِرًا َولَ ْم يُ َعقِّبْ ۚ يَا ُمو َس ٰى أَ ْقبِلْ َواَل تَخ
ۖ َف ٌّ ك ۖ فَلَ َّما َرآهَا تَ ْهت َُّز َكأَنَّهَا َج
َ صا َ ق َع ِ َوأَ ْن أَ ْل
َك ِمنَ اآْل ِمنِين َ َّإِن
Artinya: Dan lemparkanlah tongkatmu. Maka ketika dia (Musa) melihatnya bergerak-
gerak seakan-akan seekor ular yang (gesit), dia lari berbalik ke belakang tanpa menoleh.
(Allah berfirman), “Wahai Musa! Kemarilah dan jangan takut. Sesungguhnya engkau
termasuk orang yang aman.”
Mistik magis hitamselalu dekat, bersandar dan Sergantung p ada kekuatan setan dan ro h
jahat. Menurut Ibnu Khaldun mereka memiliki kekuatan diatas rata-rata manusia, kekuatan
mereka itu memungkinkan mereka mampu melihat hal-hal gaib, karena dukungan setan dan
atau roh jahat tadi. Jiwa-jiwa yang memiliki kemampuan magis ini dapat digolongkan
menjadi (3) tiga yaitu:
1. Pertama, mereka yang memiliki kemampuan atau pengaruh melalui kekuatan mental
atau himmah. Itu disebabkan jiwa mereka telah menyatu dengan jiwa setan atau roh
jahat. Para filosof menyebut mereka ini sebagai ahli sihir dan kekuatan mereka luar
biasa.
2. Kedua, mereka yang melakukan pengaruh magisnya dengan menggunakan benda-
benda atau elemen-elemen yang ada di dalamnya, baik benda angkasa atau benda
yang ada di bumi. Inilah yang disebut jimat-jimat yang biasa disimbolkan dalam
bentuk benda-benda material atau rajah.
3. Ketiga, mereka yang melakukan pengaruh magisnya melalui kekuatan imajinasi
sehingga menimbulkan berbagai fantasi pada orang yang dipengaruhi. Kelompokini
disebut kelompok pesulap (sya'badzah).
Uraian diatas ini menggambarkan realitas manusia: baik dan jahat, mukmin dan kafir,
memegang yang haq dan mengambil yang bathil. Maka wajar bila mereka memperoleh
sebutan yang satu putih dan yang satu hitam5.
5
Ahmad Tafsir, Filsafat Ilmu “Mengurai Ontologi, Epistemologi, Dan Aksiologi Pengetahuan”,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017), Hlm. 214-217.
6
Lukman Khakim, “Tradisi Riyadhah Pesantren”, Jurnal Al-Isnad : Journal of Islamic Civilization History
and Humanities”, Vol. 01 No. 01 (2020), Hlm. 46.
3. Ukuran Kebenaran Ilmu Metafisik
Ukuran kebenaran sains diukur dengan rasio dan bukti empiris sedangkan ukuran
kebenaran dalam ilmu filsafat adalah logis, apabila suatu teori itu logis berarti masuk akal.
Logis dalam ilmu filsafat berarti rasional dan supra-rasional. Kebenaran ilmu mistik diukur
dengan berbagai ukuran. Bila pengetahuan itu berasal dari tuhan, maka ukurannya adalah teks
tuhan yang menyebutkan demikian. Tatkala tuhan dalam Al-qur’an mengatakan bahwa surga
neraka itu ada, maka teks itulah yang menjadi bukti bahwa pernyataan itu benar. Kemudian
ada ukuran kepercayaan, jadi sesuatu dianggap benar apablia kita memperayainya, seperti
kita mempercayai bahwa jin dapat disuruh melakukan suatu pekerjaan maka dalam hal ini
kepercayaanlah ukuran kebenarannya, yang terakhir adalah ukuran kebenaran yang diukur
dengan bukti empiris, kebenaran ini dapat diukur dengan kenyataan empiris, contohnya
seseorang memperlihatkan dihadapan banyak orang bahwa ia tidak mempan ditusuk jarum.7
فَ َو َجدَا َع ْبدًا ِّم ْن ِعبَا ِدنَٓا َءاتَ ْي ٰنَهُ َرحْ َمةً ِّم ْن ِعن ِدنَا َو َعلَّ ْم ٰنَهُ ِمن لَّ ُدنَّا ِع ْل ًما
Artinya: “Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami,
yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan
kepadanya ilmu dari sisi Kami.”8
9
Ending Solehudin, “Filsafat Ilmu Menurut Al-Qur’an”, Jurnal Islamica, Vol. 6 No. 2 (2012), Hlm.
272-273.
mistik akan terseleksi sesuai kebutuhan dan zaman. Mistik yang membawa ketenangan akan
bakal bertaham dan tentu nya akan di cari banyak orang.
Cara menilai apakah mistik magis itu hitam atau putih bisa kita lihat dari ontologi,
epistemologi dan aksiologi di dalam nya, apabila di dalam ontologi banyak hal hal yang
berkaitan dengan nilai kebaikan maka sudah di pastikan akan di katakan mistik magis hitam,
dengan cara sama apabila epistemologi ada hal hal yang belawanan dengan nilai kebaikan
sudah jelas di katakan mistik magis hitam, dan yang terakhir apabila aksiologi atau kegunaan
nya untuk kejahatan pasti akan di katakan mistis magis hitam.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Adapun pengertian mistik bila dikaitkan dengan agama ialah pengetahuan (ajaran atau
keyakinan) tentang Tuhan yang diperoleh melalui meditasi atau latihan spiritual, bebas dari
ketergantungan pada indera dan rasio. Pengetahuan mistik adalah pengetahuan yang tidak
dapat dipahami oleh rasio. maksudnya, hubungan sebab akibat yang terjadi tidak dapat
dipahami oleh rasio. Akan tetapi pengetahuan ini kadang-kadang memiliki bukti empiris,
tetapi kebanyakan tidak dapat dibuktikan secara empiris. Pengetahuan mistik (sebenarnaya
pengetahuan yang bersifat mistik) artinya pengetahanan yang supra-rasional (diluar
kemamuan rasio manusia) tetapi kadang-kadang memiliki bukti empiris.
Epistemologi Ilmu Mestafisik sendiri merupakan sesuatu yang tidak tampak dan tidak
bisa dirasakan menggunakan indra. Ilmu-ilmu metafisik ini bisa juga disebut sebagai
pengetahuan mistik, dimana untuk memperoleh ilmu ini yaitu dengan rasa yang datang dari
hati. Melalui hati ini juga dapat digunakan sebagai alat mengetahui.
Kajian aksiologi ilmu menurut al-Qur’an akan menjelaskan tentang apa nilai guna dan
kemanfaatan ilmu menurut al-Qur’an, untuk tujuan apa ilmu dipelajari dan dikembangkan,
bagaimana tanggung jawab sosial seorang ilmuwan muslim, apakah ilmu itu bebas nilai atau
sarat nilai menurut al-Qur’an? Ilmu bukan sesuatu yang berada di ruang hampa yang tidak
memiliki nilai guna dan manfaat tetapi sesuatu yang beneficial, memiliki nilai guna dan
manfaat, serta bukan sebaliknya yang dapat merusak, baik merusak kehidupan manusia
maupun merusak kehidupan alam dan lingkungan. Ilmu harus digunakan semata-mata untuk
kebaikan dan menciptakan kemaslahatan, baik kemaslahatan bagi manusia, kemaslahatan
duniawi dan ukhrawi, maupun kemaslahatan bagi mahluk- mahluk hidup lain serta
lingkungan alam secara keseluruhan.
DAFTARA PUSTAKA