Anda di halaman 1dari 14

FIQIH KEWANITAAN

“DARAH”

19 Ramadhan 1443 H Uswatun Khoeriyah, S.Ag


Macam-Macam Darah Yang Keluar dari Wanita

Syekh Abu Syuja’ menyebutkan dalam matan Taqrib, bahwa darah kewanitaan
ada tiga:

Artinya, “Darah yang keluar dari kelamin wanita ada tiga: darah haid, darah
nifas, dan darah istihadlah.”

Dari ketiga jenis darah tersebut, dua di antaranya, yaitu darah haid dan nifas,
adalah darah yang keluar sebagai proses kerja normal fungsi reproduksi
perempuan. Dapat dikatakan secara medis, keluarnya darah ini merupakan
kondisi yang fisiologis bagi tubuh.
A. HAID
Secara bahasa/etimologi, kata haid bermakna aliran/mengalir, diambil dari akar kata‫ يـــحوض‬-‫حاـض‬
Sedangkan menurut istilah atau syara adalah :

Darah haid diartikan sebagai “darah yang keluar dari kemaluan perempuan, dalam kondisi sehat,
bukan disebabkan melahirkan”.
Darah haid atau darah menstruasi ini merupakan mekanisme terkait kerja hormonal dalam tubuh,
dan muncul dalam siklus rutin. Berdasarkan keterangan fiqih, masa haid ini umumnya terjadi
enam sampai tujuh hari. Lalu sedikitnya masa menstruasi ini adalah sehari semalam, dan paling
lama lima belas hari. Keluarnya darah ini dikarenakan meluruhnya dinding rahim yang dipicu oleh
kerja hormon dalam tubuh, terutama hormon estrogen dan progesteron, berkaitan dengan
produksi sel telur. Masa haid ini akan berakhir, sebagaimana dalam keterangan medis, ketika
seorang perempuan telah mencapai masa menopause yang mana fase produksi sel telur (ovum)
oleh organ ovarium telah berhenti.
Kaidah Haid

1. Paling sedikitnya 24 jam yang terbentang selama 15 hari


2. Sudah berumur 9 tahun Hijriah
3. Darah keluar maksimal 15 hari 15 malam
4. Darah keluar sudah didahului suci selama 15 hari
5. Darah keluar tidak didahului oleh kelahiran
B. Istihadlah
• Selanjutnya adalah darah istihadlah. Berikut definisinya menurut matan
Taqrib:

Artinya, “Darah istihadlah ini adalah darah yang keluar di luar masa rutin
haid, serta bukan disebabkan setelah melahirkan.”
Ia bisa keluar sewaktu-waktu, serta dalam syarah Kifayatul Akhyar misalnya,
disebutkan sebab penyakit. Perempuan yang mengeluarkan darah istihadlah
ini tetap memiliki kewajiban untuk berpuasa, shalat, dan berwudhu ketika
hendak shalat, thawaf, atau memegang mushaf. Ia berstatus sebagaimana
orang berhadats kecil.
Ketentuan Istihadlah
1. Istihadlah Kubra 2. Istihadlah Sughra
Darah kurang dari 24 jam • Darah keluar sebelum usia 9 th H
• Seorang gadis keluar darah jam
Contoh kasus Istihadlah Kubra: 12.15 sampai jam 6 sore, besoknya
• Seorang gadis keluar darah selama 15 hari, tidak keluar darah sampai
tetapi ketika dikalkulasi tidak sampai 24 seterusnya dan meninggalkan shalat
jam
karena menduga haid dan keluar
maka harus mengganti shalat yang darah, harus mengqadha shalat.
ditinggalkan karena menduga haid
• Seorang gadis yg baru pertama kali haid
• Berhenti haid tanggal 10, suci
tetapi haidnya lebih dari 15 hari, maka sampai tanggal 20, keluar darah lagi
diambil kebiasaan umum haid yaitu 6-7 21,22,23, maka 3 hari terakhir
hari, selebihnya istihadlah. istihadlah.
C. Nifas

Menurut Syekh Muhammad Nawawi dalam Kitab Riyadhul Badi‘ah. Ia


menuliskan:
Artinya,

“Nifas adalah darah yang keluar dari perempuan pasca melahirkan,


tepatnya sebelum masa suci minimal haidh. Seandainya, ia melihat darah
setelah lima belas hari pascamelahirkan maka tidak ada nifas. Namun, jika
ia melihatnya sebelum itu dan pascamelahirkan, seperti keluar darahnya
terlambat, maka mulai nifasnya sejak terlihatnya darah. Sementara waktu
bersihnya tidak dianggap nifas. Namun, waktu bersih tersebut diiitung
masuk ke dalam masa enam puluh hari sehingga pada waktu tersebut ia
wajib mengqadha shalat yang tertinggal. Bahkan, pada waktu itu suaminya
diperbolehkan bersenang-senang dengannya,” (Lihat Syekh Nawawi
Banten, Riyadhul Badhi‘ah, Terbitan Maktabah Syekh Salim: halaman 28).
Ketentuan Nifas
• 1. Nifas adalah darah yang keluar dari perempuan yang telah
melahirkan sebelum lewat masa suci minimal antara dua haidh, yakni
15 hari.
• 2. Jika perempuan yang melahirkan melihat darah keluar setelah
berlalu masa minimal suci, yakni 15 hari, maka ia tidak dianggap nifas.
Artinya, itu darah haidh saja. Ketentuan ini berlaku juga pada
perempuan haidh.
• 3. Jika darah keluar sebelum masa minimal suci, seperti terlambat
keluarnya, maka nifasnya diitung sejak ia melihat darah tersebut.
• 4. Masa suci sebelum darah nifas keluar dihitung sebagai bagian dari
masa terlama nifas, yakni 60 hari. Darah yang keluar lewat dari 60 hari
sejak melahirkan di luar 60 sejak darah keluar dianggap darah penyakit
atau istihadhah.
• 5. Shalat-shalat yang terlewat pada masa suci sebelum nifas wajib
diqadha.
• 6. Karena tidak keluarnya darah sebelum nifas dianggap masa suci,
seorang istri boleh menerima ajakan hubungan intim suaminya.
Namun, semua ini merupakan kebolehan menurut ketentuan fiqih
karena pada praktiknya suami mempertimbangkan kondisi istri yang
secara psikologis masih berat usai melahirkan. Wallahu a’lam.
Thaharah
Tata Cara Mandi Besar menurut Sunnah
Hakikat mandi adalah mengguyur seluruh badan dengan air, yaitu
mengenai rambut dan kulit.
Inilah yang diterangkan dalam banyak hadits Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam. Di antaranya adalah hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha yang
menceritakan tata cara mandi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Kemudian beliau mengguyur air pada seluruh badannya.” (HR. An


Nasa-i no. 247. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Hadits kedua

• Dari ‘Aisyah, isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa jika Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam mandi junub, beliau memulainya dengan mencuci kedua
telapak tangannya. Kemudian beliau berwudhu sebagaimana wudhu untuk
shalat. Lalu beliau memasukkan jari-jarinya ke dalam air, lalu menggosokkannya
ke kulit kepalanya, kemudian menyiramkan air ke atas kepalanya dengan
cidukan kedua telapak tangannya sebanyak tiga kali, kemudian beliau
mengalirkan air ke seluruh kulitnya.” (HR. Bukhari no. 248 dan Muslim no. 316)
Thank you for listening

Anda mungkin juga menyukai