Wanita Mutakhayyirah adalah seorang wanita yang tidak bisa menentukan apakah dia sudah suci
dari haid ataukah masih mendapatkan darah haid.
Wanita Mu’tadah adalah seorang wanita yang sudah mempunyai kebiasaan/adat bahwa ketika
dia haid pasti harinya sekian dan tidak mungkin kurang atau bertambah.
Contoh: wanita sudah biasa/punya adat haidnya selama 7 hari. Ketika dihari ke 8-22 ada darah
yang keluar, dia sudah bisa memastikan bahwa ini bukan darah haid tapi darah istihadhah.
Sehingga ketika sudah selesai mandi besar (mandi wajib) dia tetap melaksanakan shalat walaupun
darah masih keluar.
Wanita Ghoiru Mu’tadah adalah seorang wanita yang tidak memiliki kebiasaan/adat haid yang pasti,
terkadang haidnya selama 7, 8, 9, 6, 15 dan sebagainya. Yang begini ini, para Ulama kemudian
membuat batasan maksimal. Maksudnya seorang wanita yang dikatakan bisa haid itu ada batas
maksimalnya yaitu 15 hari 15 malam. Ketika darah masih keluar di rentang 1-15 hari dianggap sebagai
darah haid, akan tetapi ketika sudah melewati dari 15 hari itu dipastikan bukan darah haid tapi darah
istihadhah.
3 Pemburu Syafaat
Seperti telah jelas diketahui, bahwa di waktu haid, seorang wanita tidak wajib sholat, bahkan
dilarang sholat dan tidak perlu mengqadhanya. Namun demikian, ada beberapa kondisi dimana
wanita yang haid wajib mengqadha sholatnya, yang tentu hal ini menjadi penting dan wajib
diketahui oleh para wanita.
(إجملموع رشح.َون ََّص ِفميَا إ َذإ أَد َْر َك ْت ِم ْن أَ َّولِ إلْ َوقْ ِت قَدْ َر ْإْل ْم ََك ِن م َُّث َحاضَ ْت أَن َّ مه يَلْ َز ممهَا إلْقَضَ ا مء
ِ
) للنووي،إملهذب
Nash dari Imam Syafii, bahwa perempuan jika mendapati awal waktu shalat dan dia bisa shalat
seharusnya, lantas haid. Maka nanti jika suci dia wajib qadha’. (al-Majmu’ syarah muhadzab, An
Nawawi, hal. 4/368).
Maksud mendapati waktu sholat disini adalah ia mendapati waktu yang sekiranya cukup untuk
mengerjakan sholat beserta bersucinya (wudhu atau tayamum) dengan secepat mungkin.
4 Pemburu Syafaat
KASUS 2
Jika seorang wanita haidnya berhenti di akhir waktu subuh, dzuhur atau maghrib,
sementara masih tersisa waktu untuk sekedar takbiratul ikhram sholat. Maka dalam kondisi
ini ia wajib mengqadha shalat tersebut. Hal tersebut dikarenakan ia telah terhitung mendapati
waktu shalat dalam keadaan suci, sehingga dengan itu ia terkena kewajiban untuk
mengerjakannya.
ِ َوإ َذإ َطه َمر ْت قَ ْب َل غم مر.إ َّن إلْ َم ْرأَ َة إلْ َحائِ َض إ َذإ َطه َمر ْت قَ ْب َل مطلمو ِع إلْفَ ْج ِر َصل َّ ْت إلْ َم ْغ ِر َب َوإلْ ِعشَ ا َء
وب
) وهذإ مذهب مجهور إلفقهاء كامكل وإلشافعي ِ(مجموع إلفتاوى.ص َ ْ إلظه َْر َوإلْ َع
ُّ إلشَّ ْم ِس َصل َّ ْت
Seorang wanita yang haidh ketika sudah suci sebelum fajar (akhir waktu isya', sebelum masuk shubuh),
maka ia wajib shalat maghrib dan isya. Dan apabila ia suci sebelum terbenamnya matahari (akhir
waktu ashar sebelum masuk maghib), maka wajib baginya shalat Dzuhur dan Ashar. Inilah pendapat
jumhur ahli fiqh seperti Imam Malik dam Imam Syafi’i (Majmu' Fatawa, Ibnu Taimiyah, hal. 2/347).
يلزمه إلظهر مبا يلزم به: قال يف إجلديد،وإن اكن ذكل (إلطهر) يف وقت إلعص أو يف وقت إلعشاء
) للنووي، (إجملموع رشح إملهذب.إلعص ويلزم إملغرب مبا يلزم به إلعشاء
Jika sucinya di waktu ashar atau waktu isya, maka Imam Syafii dalam qaul jadidnya mewajibkan
perempuan untuk qadha’ dzuhur lantas shalat ashar, atau qadha’ maghrib lalu shalat isya’. (al-Majmu’
syarah muhadzab, An Nawawi, hal. 3/64).
Waktu maghrib kurang satu menit haidnya berhenti. Setelah beberapa menit, haidnya
kembali keluar. Maka jika diantara berhentinya haid dan keluarnya itu cukup untuk bersuci,
shalat dzuhur, ashar dan magrhib, maka ia wajib mengerjakan semuanya. Jika hanya cukup
untuk ashar dan maghrib saja, maka ia hanya wajib sholat ashar dan maghrib dan JIKA TIDAK
CUKUP UNTUK SHOLAT SAMA SEKALI, MAKA IA TIDAK WAJIB MENJALANKANNYA.
وإلنفاس هو إدلم إخلارج مهنا) أى من إملرأة (بعد متام وْلدهتا) وقبل مىض أقل إلطهر فلو مل تر إدلم إْل
بعد مىض مخسة عرش يوما من إلوْلدة فال نفاس لها فان رأهتا قبل ذكل وبعد إلوْلدة بأن تأخر خروجه
عهنا فبتدإئه من رؤية إدلم وزمان إلنقاء ْل نفاس فيه لكنه حمسوب من إلس تني فيجب قضاء إلصالة إليت
فاتت فيه وجيوز لزوهجا أن يس متتع هبا فيه
“Nifas adalah darah yang keluar dari perempuan pascamelahirkan, tepatnya sebelum masa suci
minimal haidh. Seandainya, ia melihat darah setelah lima belas hari pascamelahirkan maka tidak
ada nifas. Namun, jika ia melihatnya sebelum itu dan pascamelahirkan, seperti keluar darahnya
terlambat, maka mulai nifasnya sejak terlihatnya darah. Sementara waktu bersihnya tidak
dianggap nifas. Namun, waktu bersih tersebut dihitung masuk ke dalam masa enam puluh hari
sehingga pada waktu tersebut ia wajib mengqadha shalat yang tertinggal. Bahkan, pada waktu itu
suaminya diperbolehkan bersenang-senang dengannya,”
5. Karena tidak keluarnya darah sebelum nifas dianggap masa suci, seorang istri boleh menerima
ajakan hubungan intim suaminya. Namun, semua ini merupakan kebolehan menurut
ketentuan fiqih karena pada praktiknya suami mempertimbangkan kondisi istri yang secara
psikologis masih berat usai melahirkan.