Anda di halaman 1dari 19

Makalah Seminar PASSTI Pi Al-Mahidh

MAKALAH
AL- MAHIDH
Dalam Rangka
SEMINAR
PASSTI
(Persatuan Santri Sarang
Pati)

Masjid BINATUR AT-TAQWA


Ngepungrojo Pati Pati

Ngepungrojo, 1 Juni 2016 M


1

Makalah Seminar PASSTI Pi Al-Mahidh

KATA PENGANTAR



Segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan taufikNya yang diiringi setiap langkah indah para
makhlukNya. Sholawat maas salam semoga terhatur kepada
baginda Nabi Muhammad SAW pembawa syafaat bagi para
manusia.
Alhamdulillah kami telah menyelesaikan makalah yang
sangat sederhana ini sebagai panduan untuk penyuluhan
mahidl yang merupakan progam tahunan PASSTI. Progam ini
bertujuan agar masayarakat lebih mengerti permasalahan
wanita dalam fiqih nisa khususnya permasalahan
menstruasi yang menjadi bagian paling rumit bagi wanita,
serta dapat mempererat silaturahmi ukhuwah islamiyyah.
Segala daya dan upaya telah kami lakukan dalam
penyelesaian makalah ini, akan tetapi dengan keterbatasan
tenaga dan kemampuan kemungkinan akan ditemukan
banyak kekurangan di dalamnya. Untuk itu kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya. Saran dan kritik sangat kami
butuhkan untuk acuan sekaligus motivasi langkah kami
kedepan. Sekian dari kami, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita se,ua, aamiin.

Makalah Seminar PASSTI Pi Al-Mahidh

BAB I
HAIDL
A. SUMBER HUKUM
Haidl merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari oleh
setiap wanita. Sehingga setiap wanita wajib mengetahui
tentangnya. Bahkan bagi wanita yang telah bersuami dan
suaminya tidak mampu mengajarkan hal tersebut maka
wajib bagi wanita tersebut untuk keluar rumah dan
mempelajarinya,
atau
suaminya
belajar
kemudian
mengajarkannya kepada sang istri. Sedangkan bagi laki-laki
hukum mempelajari haid adalah fardlu kifayah. Sumber
hukum yang menjelaskan tentang haid diambil dari Al-Quran
surat Al-Baqoroh ayat 22;

Artinya : mereka akan bertanya kepadamu tentang haidl,
katakanlah (Muhammad) haidl adalah kotoran.

Artinya: ini (haidl) adalah sesuatu yang dituliskan
(ditakdirkan) oleh Allah kepada cucu-cucu Adam.
B. PENGERTIAN HAID
Secara bahasa haid berarti mengalir, sedangkan secara
istilah haid diartikan sebagai darah yang keluar dari vagina
pada usia dan waktu tertentu, yakni usia 9 tahun kurang 16
hari kurang sedikit, atau waktu yang tidak cukup untuk
waktu haidl dan suci, sebagaimana dalam gambar berikut:
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Istihadloh
haidl

Makalah Seminar PASSTI Pi Al-Mahidh

C. RENTANG WAKTU HAID DAN SUCI


Batas minimal haidl adalah 24 jam. Adapun batas
maksimal haid adalah 15 hari baik keluarnya darah terus
menerus ataupun tidak. Sedangkan pada umumnya para
wanita mengalami haid selama 6/7 hari. Dan batas minimal
antara dua haid adalah 15 hari.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 Keterang
0 1 2 3 4 5 6 7 an
Batas
minimal
haid
Kebiasaan
haid
Kebiasaan
haid
Batas
maksimal
haid
istihadloh
D. MACAM-MACAM DARAH HAIDL DAN SIFATNYA
Warna darah:
1. Hitam
2. Merah
3. Merah kekuning-kuningan
4. Kuning
5. Keruh
Sifat darah:
1. Kental
2. Berbau
3. Kental dan berbau
Urutan tersebut menunjukkan tingkat kekuatan darah,
dalam arti darah hitam lebih kuat daripada darah merah, dan
darah kental lebih kuat daripada darah yang berbau.

Makalah Seminar PASSTI Pi Al-Mahidh

Gabungan antara warna dan sifat darah tingkat kekuatannya


dapat diurutkan sebagaimana berikut:
1. Hitam, kental, dan berbau
2. Hitam dan kental
3. Hitam dan berbau
4. Hitam
Urutan diatas juga berlaku untuk warna darah yang lain
bila sifat dan darahnya sama, misalnya ketika keluar darah
hitam cair dan darah merah kental maka yang dianggap
lebih kuat adalah darah yang keluar terlebi h dahulu.
E. LARANGAN BAGI WANITA YANG HAID DAN NIFAS
Wanita yang haid ataupun nifas haram melakukan hal-hal
berikut:
1. Sholat
2. Puasa
3. Membaca Al-Quran
4. Menyentuh dan membawa mushaf
5. Masuk masjid
6. Thowaf
7. Bersetubuh
8. Mubasyaroh (bersetubuh) pada anggota badan antara
pusar dan lutut
Diantara kewajiban wanita ketika haidnya telah selesai
adalah mandi besar yang dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
1. Niat melakukan mandi wajib pada permulaan
membasuh anggota badan
2. Meratakan air ke seluruh anggota tubuh hingga
rambut, kulit di bawahnya, kulit di bawah kuku, telinga
bagian luar, dan bagian farji yang tampak saat jongkok
3. Disunahkan membaca basmalah dan berwudlu
sebelum mandi

Makalah Seminar PASSTI Pi Al-Mahidh

BAB II
ISTIHADHOH
Istihadhoh adalah darah yang keluar di luar waktu haid
dan darah yang keluar kurang dari batas minimal haid atau
pada masa suci dan nifas. Darah ini disebut juga darah illat
atau penyakit. Macam-macam wanita istihadloh:
1. Mubtadiah Mumayyizah
Adalah wanita yang baru pertama kali haid akan tetapi ia
mampu membedakan warna dan sifat darah. Adapun
ketentuan hukum bagi kategori ini adalah darah kuat
diklasifikasikan darah haid dan yang lemah sebagai darah
istihadloh, apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Darah kuat tidak kurang dari jumlah minimalnya haid
(1 hari 1 malam/ 24 jam)
2. Darah kuat tidak lebih dari jumlah maksimalnya haid
(15 hari/malam)
3. Darah dloif/lemah tidak kurang dari 25 hari/malam jika
diampit antara 2 darah kuat
4. Antara darah kuat dan lemah tidak boleh salang-seling
Apabila tidak memenuhi kriteria tersebut maka termasuk
mubtadiah goiru mumayyizah. Contoh:
1
30

qowi

56

dloif

Keterangan: meskipun keluarnya darah dalam contoh di atas


sambung, namun tingkat kekuatan dan kelemahan darah
tetap dapat dibedakan, maka :
Hari ke 1-5 haid
Hari ke 6-30 istihadloh
2. Mubtadiah goiru mumayyizah
Adalah wanita yang baru pertama kali haid dan tidak
mampu membedakan warna dan sifat darah. Ketentuan
hukumnya adalah yang dihukumi haid adalah 1 hari/malam
yang pertama dan seterusnya adalah istihadhoh. Contoh:

Makalah Seminar PASSTI Pi Al-Mahidh

30

Keterangan: darah qowi dan darah doif keluar bergantian


yaitu 1 hari merah i hari kuning begitu seterusnya sampai 30
hari, maka:
Hari ke 1 haid
Hari ke 2 30 istihadloh
3. Mutadah Mumayyizah
Adalah wanita yang sudah pernah haid dan suci (telah
mempunyai adat/kebiasaan masa haid) dan mampu
membedakan darah.
Ketentuan hukum: darah qowi (tamyiz) diklasifikasikan
sebagai darah haid selama tidak melebihi 15 hari meskipun
berbeda dengan adat haidnya . Dan apabila jarak antara
masa adat dan darah qowi ada 15 hari maka yang dihukumi
haid adalah darah yang keluar selama masa adat dan darah
qowi. Contoh: adat haid 3 hari
1 2
27

12 13

Keterangan: darah qowi tidak melebihi 15 hari, maka:


Hari ke 1-12 haid
Hari 13 27 istihadloh
4. Mutadah Ghoiru Mumayyizah Dzakiroh Li Adatiha
Qodron wa Waqtan
Adalah wanita yang sudah pernah haid dan suci dan tidak
mampu membedakan darah tetapi ingat kebiasaan masa
haid dan waktunya. Ketentuan hukum : penghitungan haid
dikembalikan pada adatnya. Contoh: adat 3 hari
1

30

Makalah Seminar PASSTI Pi Al-Mahidh

Keterangan: darah keluar melebihi adat dan tidak dapat


dibedakan, maka:
Hari ke 1-3 haid
Hari ke 4-30 istihadloh
Penggunaan adat sebagai standar hukum yaitu:
1. Apabila adat haid dan suci tidak berubah-ubah maka
haid dan sucinya disamakan dengan adat tersebut
secara tetap. Contoh: adat haid 5 hari dan adat suci 25
hari setiap bulannya
1 2 3 4 5 6

30

Keterangan:
Hari ke 1-5 haid
Hari ke 6-30 istihadhoh
2. Apabila adat haid dan suci berubah-ubah, maka ada 7
kemungkinan:
a. Mencapai dua putaran secara tertib (berurutan dari
yang terkecil hingga terbesar atau sebaliknya). Jika
lupa jumlah hari yang terakhir maka haidnya adalah
yang paling sedikit diantara haid yang ada, dan
wajib ikhtiyat (hati-hati) sampai pada hari yang
terbanyak.
Contoh: wanita mempunyai adat haid :
Bulan I : 3 Hari
Bulan II : 5 hari
Bulan III : 7 hari
(putaran I)
Bulan IV : 3 hari
Bulan V : 5 hari
Bulan VI : 7 hari

(putaran II)

Bulan VII mengeluarkan darah selama 30 hari,


maka:

Makalah Seminar PASSTI Pi Al-Mahidh


1 2
30

Keterangan:
Hari ke 1-3 haid
Hari ke 4-7 ihtiyat
Hari ke 8-30 istihadloh
b. Mencapai dua putaran, tidak tertib dan lupa jumlah
hari yang terakhir, maka haidnya adalah yang
paling sedikitdan wajib ihtiyat sampai hari yang
terbanyak.
Contoh:
Bulan I : 3 Hari
Bulan II : 5 hari
Bulan III : 7 hari
(putaran I)
Bulan IV : 3 hari
Bulan V : 5 hari
Bulan VI : 7 hari

(putaran II)

Bulan VII mengeluarkan darah selama 30 hari,


maka:
Hari ke 1-3 haid
Hari ke 4-7 ihtiyat
Hari ke 8-30 istihadloh
c. Tidak mencapai dua putaran dan wanita tersebut
lupa pada jumlah hari yang terakhir, maka haidnya
dikembalikan pada haid yang paling sedikit, dan
wajib ihtiyat sampai hari haid terbanyak. Contoh:
Bulan I : 4 Hari
Bulan II : 6 hari
Bulan III : 8 hari
Bulan VII mengeluarkan darah selama 30 hari,
maka:

Makalah Seminar PASSTI Pi Al-Mahidh

Hari ke 1-4 haid


Hari ke 5-8 ihtiyat
Hari ke 9-30 istihadloh

d. Mencapai dua putaran tertib dan lupa urutannya


namun dia ingat jumlah dari haid terakhir, maka
haidnya dikembalikan pada adat haid sebelum
istihadoh atau haid terakhir. Menurut pendapat
yang mutamad (dibuat pedoman) wanita yang
demikian tidak wajib ihtiyat meskipun mempunyai
adat yang lebih banyak karena adat-adat yang
terakhir dapat menghapus adat-adat sebelumnya.
Contoh:
Bulan I : 2 Hari
Bulan II : 4 hari
Bulan III : 6 hari
(putaran I)
Bulan IV : 2 hari
Bulan V : 4 hari
Bulan VI : 6 hari
(putaran II)
Bulan VII mengeluarkan darah selama 30 hari,
maka:
Hari ke 1-6 haid
Hari ke 7-30 istihadloh
e. Mencapai dua putaran, tidak tertib serta ingat haid
terakhir maka haidnya dikembalikan pada haid
terakhir. Contoh:
Bulan I : 5 Hari
Bulan II : 2 hari
Bulan III : 7 hari
(putaran I)
Bulan IV : 5 hari
Bulan V : 2 hari
Bulan VI : 7 hari
(putaran II)
Bulan VII mengeluarkan darah selama 30 hari,
maka:

10

Makalah Seminar PASSTI Pi Al-Mahidh

Hari ke 1-7 haid


Hari ke 8-30 istihadloh
f. Tidak mencapai dua putaran, tidak tertib serta ingat
haid terakhir maka haidnya dikembalikan pada haid
terakhir. Contoh:
Bulan I : 5 Hari
Bulan II : 2 hari
Bulan III : 7 hari
Bulan IV : mengeluarkan darah selama 30 hari,
maka:
Hari ke 1-4 haid
Hari ke 5-30 istihadloh
g. Mencapai dua putaran dan tertib serta ingat haid
terakhir, maka haidnya sesuai runtutan adatnya.
Contoh:
Bulan I : 3 Hari
Bulan II : 5 hari
Bulan III : 7 hari
(putaran I)
Bulan IV : 3 hari
Bulan V : 5 hari
Bulan VI : 7 hari
(putaran II)
Bulan VII: mengeluarkan darah selama 30 hari
Bulan VIII
; mengeluarkan darah selama 30 hari
Bulan IX : mengeluarkan darah selama 30 hari,
maka:
Bulan VII: haid 3 hari
Bulan VIII
; haid 5 hari
Bulan IX : haid 7 hari
5. Mutadah Ghoiru Mumayyizah Nasiyan Li Adatiha
Qodron wa Waqtan.
Adalah wanita yang terbiasa mengeluarkan darah haid
namun ia tidak bisa membedakan warna darah tersebut dan
ia pun lupa dengan kebiasaan haid baik jumlah hari ataupun
waktunya.

11

Makalah Seminar PASSTI Pi Al-Mahidh

Wanita yang mempunyai kasus seperti ini disebut dengan


Mutahayyiroh (wanita bingung). Adapun ketentuan hukum
dari Mutahayyiroh ini tidak dapat ditentukan haid dan
sucinya karena seluruh masa keluarnya darah mempunyai
banyakkemungkinan, yakni haid, suci, atau inqitho
(berhentinya darah). Oleh karena itu wanita ini diharuskan
untuk berihtiyat (berhati-hati) selama mengeluarkan darah,
yakni :
Wanita tersebut tidak diperbolehkan melakukan beberapa
hal karena ia dihukumi haid pada sebagian hukum, yaitu :
a. Bersenang-senang dengan suami pada bagian antara
pusar dan lutut.
b. Membaca al-Quran selain dalam keadaan sholat.
c. Membawa dan memegang Al-Quran.
d. Berdiam atau sekedar melewati masjid
bila
dikhawatirkan akan mengotorinya.
Wanita tersebut dihukumi suci dalam sebagian hokum
yang lain, yaitu :
a. Sholat
b. Puasa
c. Thowaf
d. Tholaq
Ketentuan lain yang harus dilakukan wanita tersebut
adalah kewajiban mandi pada tiap masuk waktu sholat ketika
ia benar-benar lupa dengan waktu berhentinya darah, namun
apabila ia ingat, maka ia cukup diwajibkan mandi pada waktu
tersebut, dan untuk sholat fardlu yang lain cukup hanya
berwudlu saja.
6. Mutadah Ghoiru Mumayyizah Dzakiroh Li adatiha
Qodron La Waqtan.
Adalah wanita yang telah terbiasa mengeluarkan darah
haid, serta tidak dapat membedakan warna darah, ingat
jumlah hari adat haidnya namun tidak ingat awal
mengeluarkan darah. Adapun ketentuan hukumnya adalah

12

Makalah Seminar PASSTI Pi Al-Mahidh

pada hari yang diyakini haid, ia dihukumi haid, dan pada hari
yang diyakini suci, ia dihukumi suci.
Contoh : Seorang wanita mengeluarkan darah selama 30
hari, dan sebelumnya ia ingat adat haidnya adalah 5 hari
dalam lingkup antara tanggal 1-10, akan tetapi ia lupa hari
pertama haid, dan yang ia ingat hanyalah pada taggal 1, ia
masih dalam keadaan suci.
12

10

Adat yang dimungkinkan


1

I.
II.
III.
IV.
V.

1
0

Keterangan :
Hari ke-1 yakin suci (dihukumi suci)
Hari ke-2 sampai ke-5 dimungkinkan haid dan suci
(berihthiyat)
Hari ke-6 yakin haid (dihukumi haid)
Hari ke-7 sampai ke-10 dimungkinkan haid, suci, dan
inqitho
Hari seterusnya yakin suci

7. Mutadah Ghoiru Mumayyizah Dzakiroh Li Adatiha


Waqtan La Qodron
Adalah wanita yang telah terbiasa mengeluarkan darah
haid serta tidak dapat membedakan warna darah, ingat
kebiasaan awal haid namun lupa jumlah hari haid. Adapun
ketentuan hukumnya adalah hari yang diyakini haid
dihukumi haid, dan hari yang diyakini suci dihukumi sci,

13

Makalah Seminar PASSTI Pi Al-Mahidh

sedangkan di hari yang dimungkinkan suci


dihukumi sebagaimana Mutahayyiroh.

dan haid

Contoh : Seorang wanita mengeluarkan darah haid selama


30 hari dan sebelumnya ia ingat awal mengeluarkan darah,
dalam adatnya adalah tanggal 1 tapi ia lupa jumlah hari
dalam adatnya.
12
1

15 16
Adat yang dimungkinkan :
2 3 4 5 6 7 8 9 1
0

1
1

1
2

1
3

1
4

1
5

1
6

Keterangan :
1. Hari ke-1 yakin haid (dihukumi haid)
2. Hari ke-2 sampai ke-15 dimungkinkan haid dan suci
(harus ihthiyat)
3. Hari seterusnya yakin suci
Seperti halnya orang beser, wanita istihadloh tetap
wajib melakukan sholat dengan cara sebagai berikut :

14

Makalah Seminar PASSTI Pi Al-Mahidh

1. Membersihkan farji
2. Menyumbat farji dengan kapas atau sejenisnya
3. Memakai pembalut
4. Berwudlu
Tata cara di atas ketika sudah masuk waktu sholat
fardlu, juga ketika hendak melakukan ibadah sunnah, seperti
sholat sunnah, membaca al-Quran, dll.
Syarat-syarat Membedakan Darah
Syarat membedakan darah yang harus dimiliki seorang
mumayyizah (wanita yang dapat membedakan warna darah)
adalah ia mampu membedakan darah baik warna maupun
sifatnya. Sedangkan syarat yang ada pada darah adalah
sebagai berikut :
1. Darah kuat tidak kurang dari minimalnya haid (24 jam)
2. Darah kuat tidak lebih dari maksimalnya haid (15 hari)
3. Darah lemah tidak kurang dari batas minimalnya suci
(15 hari) jika darah kaluar terus menerus
4. Darah lemah tidak disela-selai dengan darah kuat

15

Makalah Seminar PASSTI Pi Al-Mahidh

BAB III
NIFAS
A. PENGERTIAN
Nifas adalah darah yang keluar setelah melahirkan,
dengan catatan jarak antara melahirkan dan keluarnya darah
tidak melebihi 15 hari. Jika setelah melahiorkan darah keluar
setelah sela 15 hari, maka darah yang keluar itu dihukumi
haid, dengan demikian wanita tersebut tidak mengalami
nifas sama sekali, sedangkan darah yang keluar menyertai
kelahiran bayi dinamakan darah tholq/wiladah bukan darah
nifas.
Batas minimal darah dikatakan nifas adalah satu tetes
sedangkan maksimalnya adalah 60 hari, dan pada umumnya
seorang perempuan mengalami nifas selama 40 hari. Dan
jumlah maksimal nifas terghitung mulai dari kelahiran bayi.
Adapun hukum dan pengambilan adat nifas dimulai dari
keluarnya darah dengan catatan darah keluar sebelum 15
hari sebelum melahirkan.
Darah yang keluar di antara dua anak kembar hukumnya
tafshil :
1. Dihukumi darah haid bila sebelum melahirkan
mengeluarkan darah haid dan jika dijumlahkan bisa
dihukumi darah haid (tidak melebihi 15 hari)
2. Dihukumi darah istihadloh bila tidak dapat dihukumi
sebagai darah haid atau melebihi 15 hari dan sebelum
melahirkan tidak mengeluarkan darah.
Adapun darah nifas yang melebihi batas maksimal
hukumnya sebagaimana darah haid yang melebihi batas
maksimal haid.
Ketentuan Suci di antara Haid dan Nifas
Tidak ada penentuan adanya pemisah antara haid dan
nifas cukup adanya melahirkan. Namun, antara nifas dan
haid apabila masih dalam lingkup 30 hari maka harus ada 15
hari dan apabila tidak dalam lingkup 30 hari maka harus ada
pemisah walau hanya sebentar.

16

Makalah Seminar PASSTI Pi Al-Mahidh

Cara Menqodlo Sholat


Mani adalah sesuatu yang dapat mencegah seseorang
untukibadah yaitu kafir, masih kecil, gila, ayan, mabuk, haid
dan nifas.
Apabila ada salah satu mani yang timbul pada awal
waktu sholat da nada kadar waktu untuk melakukan sholat
pada waktu tersebut (bagi orang normal) atau cukup untuk
sholat dan bersuci (daimul hadats/selalu berhadats) maka
nanti kalau maninya sudah hilang wajib qodlo sholat waktu.
Contoh :
1. Haid berawal pada pukul 01.00 siang (belum
melakukan sholat) maka wajib qodlo sholat dzuhur.
2. Haid berawal pada pukul 04.00 sore (belum melakukan
sholat) maka wajib qodlo sholat ashar.
Jadi, timbulnya mani tidak sampai menyebabkan
wajibnya qodlo sholat sebelum atau sesudah sholat waktu,
karena pada hakekatnya kewajiban qodlo sholat yang
terletak sebelum atau sesudah sholat waktu adalah apabila
terdapat dua mani.
Contoh :
a. Ada orang gila mulai pagi sampai pukul 04.00 sore
kemudian pukul 04.30 kambuh lagi, maka orang
tersebut wajib qodlo sholat dzuhur dan ashar.
b. Ada orang ayan yang sembuh pada waktu isya kemudian
mengalami haid sebelum melakukan sholat isya, maka ia
wajib qodlo sholat maghrib dan isya.
Apabila ada salah satu mani yang hilang pada waktu
sholat yang tidak bisa dijama dengan sholat sebelumnya
(dzuhur, maghrib, dan isya) maka wajib sholat waktu
secara ada jika waktunya cukup untuk bersuci dan sholat
satu rakaat, namun apabila tidak cukup maka sholat
dilakukajn secara qodlo.
Apabila ada mani hilang pada waktu sholat yang bisa
dijama dengan sholat sebelumnya (ashar, atau isya)
walaupun waktunya hanya cukup untuk melakukan

17

Makalah Seminar PASSTI Pi Al-Mahidh

takbirotul ihrom, maka wajib sholat waktu beserta sholat


sebelumnya, namun jika waktunya cukup untuk bersuci
dan melakukan sholat satu rakaat, maka sholat waktu
wajib dilakukan secara ada.
Contoh :
a) Bersih dari haid pada pukul 01.00 siang, maka wajib
melakukan sholat dzuhur secara ada
b) Bersih dari haid pada akhir waktu dzuhur kurang
setengah menit, maka wajib melakukan sholat dzuhur
secara qodlo.
c) Bersih dari haid pada pukul 04.00 sore maka wajib
melakukan sholat ashar secara ada dan dzuhur
secara qodlo.
d) Bersih dari haid pada waktu ashar kurang setengah
menit, maka wajib melakukan sholat ashar dan dzuhur
secara qodlo.
PENUTUP
Alhamdulillah penyusunan makalah ini telah selesai
meskipun masih terdapat banyak kekurangan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Amiin

18

Makalah Seminar PASSTI Pi Al-Mahidh

19

Anda mungkin juga menyukai