Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH ILMU SOSIAL BUDAYA

“DINAMIKA PERADABAN GLOBAL DAN PROBLEMATIKA


BERADABAN ’’

Dosen pengampu : Suparni, M. Kes

Disusun oleh :
Kelompok 3
1. Aidin Nadiya ( 18.0332.F )
2. Arista Safitri ( 18.0334.F )
3. Babara Prilli M ( 18.0336.F )
4. Fajrina Meika ( 18. 0346.F )
5. Himatul Aliyah ( 18.0355.F )
6. M. Syahrian Huda ( 18.0367.F )
7. Naila Iva A.P.S ( 18.0375.F )
8. Natasya Fauzia ( 18.0376.F )
9. Riska Wulandari ( 18.0387.F )
10. Shinta Andriyawati ( 18.0393.F )
11. Vania Safabela ( 18.0398.F )
12. Vira Septiya ( 18.0400.F )

PRODI S1 FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKANGAN PEKALONGAN
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi


maha penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahnya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “Dinamika
Peradaban Global dan Problematika Peradaban”. Makalah ini telah kami
susun dengan baik dan maksimal serta kami menyampaikan terimakasih
kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki dan menyempurnakan
makalah ini agar menjadi lebih baik lagi. Dan harapan kami semoga makalah
ini dapat menambah pengetahuan serta manfaat bagi para pembaca.

Pekalongan, 5 Oktober 2019


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan manusia muncul sejak beberapa ratus ribu tahun
terakhir. Secara tidak sadar kita telah mengalami peradaban manusia.
Peradaban manusia dalam perkembangan evolusi budaya dan adaptasi
biologis dimulai setelah ditemukannya api sebagai alat untuk memenuhi
berbagai keperluan dan keinginan.
Dalam sejarah kehidupan manusia, terdapat peradaban – peradaban
besar yang membuktikan bahwa kehidupan manusia mengalami kejayaan
dan kemajuan di suatu daerah pada masanya. Sebagai contoh, peradaban
Mesir Kuno yang kala itu kehidupan masyarakatnya mencapai kejayaan
dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Berbagai macam
peninggalan sejarah telah dihasilkan, seperti bangunan piramida.
Perkembangan zaman menuntut manusia untuk menyesuaikan diri
terhadapnya. Begitu pula ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin
berkembang. Mereka dituntut untuk mengubah pola pikirnya menjadi
lebih rasional di zaman yang modern ini. Hal tersebut akan membantu
mereka dalam menghadapi tantangan zaman.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana problematika peradaban dalam kehidupan manusia?

2. Bagaimana solusi untuk mengatasi problematika peradaban dalam

kehidupan manusia?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui problematika peradaban dalam kehidupan manusia.

2. Untuk mengatasi problematika peradaban dalam kehidupan manusia.


D. Manfaat Penulisan

1. Meminimalisasi ketegangan sosial dalam problematika kehidupan

bermasyarakat.

2. Meningkatkan kebermanfaatan bersosial dalam kehidupan bermasyarakat.

3. Memberikan pemecahan masalah akibat semakin menipisnya kepekaan sosial

dalam kehidupan bermasyarakat.

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hakikat Peradaban
Peradaban memiliki kaitan yang erat dengan kebudayaan.
Kebudayaan pada hakikatnya adalah hasil cipta, rasa, dan karsa manusia
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemampuan cipta (akal) manusia
menghasilkan ilmu pengetahuan. Kemampuan rasa manusia melalui alat –
alat indranya menghasilkan beragam barang seni dan bentuk-bentuk
kesenian. Sedangkan karsa manusia menghendaki kesempurnaan hidup,
kemuliaan, dan kebahagiaan sehingga menghasilkan berbagai aktivitas
hidup manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Koentjaraningrat (1990)
berusaha memberikan penjelasan sebagai berikut. Istilah kebudayaan ada
pula istilah peradaban. Hal ini adalah sama dengan istilah dalam bahasa
Inggris civilization. Yang biasanya dipakai untuk menyebutkan bagian
atau unsure dari kebudayaan yang harus maju dan indah. Kebudayaan
berasal dari kata culture, istilah peradaban sering dipakai untuk
menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan
kebudayaan.
Peradaban berasal dari kata adab, yang dapat diartikan sopan,
berbudi pekerti, luhur, mulia, berakhlak, yang semuanya menunjuk pada
sifat yang tinggi dan mulia. Huntington (2001) mendefinisikan perdaban
(civilization) sebagai the highest social grouping of people and the
broadest level of cultural identity people have short of that which
distinguish humans from other species. Peradaban merupakan tahap
tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu pula, yang telah mecapai
kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni yang telah maju. Kemajuan teknologi dan ilmu
pengetahuan mempengaruhi peradaban sebuah bangsa dan menjadi
bangsa itu dianggap lebih maju dari bangsa-bangsa lain pada zamannya.
Kehidupan di lembah sungai Nil masa itu kita sebut dengan nama
Peradaban Lembah Sungai Nil bukan Kebudayaan Lembah Sungai Nil
sebab mereka telah memiliki organisasi social, kebudayaan, dan cara
berkehidupan yang sudah maju bila dibanding dengan bangsa lain.
B. Manusia Sebagai Makhluk Beradab dan Masyarakat Adab
Untuk menjadi makhluk yang beradab, manusia senantiasa harus
menjunjung tinggi aturan-aturan, norma-norma, adat-istiadat, ugeran dan
wejangan atau nilai-nilai kehidupan yang ada di masyarakat yang
diwujudkan dengan menaati berbagai pranata sosial atau aturan sosial,
sehingga dalam kehidupan di masyarakat itu akan tercipta ketenangan,
kenyamanan, ketentraman dan kedamaian. Dan inilah sesungguhnya
makna hakiki sebagain manusia beradab.
Konsep masyarakat adab dalam pengertian yang lain adalah suatu
kombinasi yang ideal antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum.
Dalam suatu masyarakat yang adil, setiap orang menjalankan pekerjaan
yang menurut sifat dasarnya dianggap paling cocok bagi setiap orang
tersebut, yang tentunya perlu adanya keselarasan dan keharmonisan.
Namun demikian keinginan manusia untuk mewujudkan keinginannya
atau haknya sebagai salah satu bentuk pemenuhan kebutuhan hidup, tidak
boleh dilakukan secara berlebihan bahkan merugikan manusia lain.
Manusia dalam menggunakan hak untuk memenuhi kepentingan
pribadinya tidak boleh melampaui batas atau merugikan kepentingan
orang lain. Sebagai suatu anggota masyarakat yang beradab manusia harus
bisa menciptakan adanya keseimbangan antara kepentingan pribadi dan
kepentingan umum. Jadi, perlu adanya suatu kombinasi yang ideal antara
kepentingan pribadi dan kepentingan umum.
C. Evolusi Budaya dan Wujud Peradaban Dalam Kehidupan Sosial Budaya
Kebudayaan itu telah mengalami proses perkembangan secara
bertahap dan berkeseimbangan yang kita konsepkan sebagai evolusi
kebudayaan. Evolusi kebudayaan ini berlangsung sesuai dengan
perkembangan budi daya atau akal pikiran dalam menghadapi tantangan
hidup dari waktu atau kewaktu. Masa dalam kehidupan manusia dapat kita
bagi dua, yaitu masa prasejarah (masa sebelum manusia mengenal tulisan
sampai manusia mengenal tulisan) dan masa sejarak (masa manusia telah
mengenal tulisan). Ada dua produk revolusioner hasil dari akal manusia
dalam zaman prasejarah, yaitu :

1. Penemuan roda untuk transportasi


Pada mulanya, roda hanya digunakan untuk mengangkat barang berat
diatas batang pohon.
2. Bahasa
Bahasa adalah suara yang diterima sebagai cara untuk menyampaikan
pikiran seseorang kepada orang lain.

Mengenai masa prasejarah ini, ada dua pendekatan untuk membagi


zaman prasejah, yaitu :
1. Pendekatan berdasarkan hasil teknologi, terdiri dari zaman batu tua
(palaeolitikum), zaman batu tengah/ madya (mesolitikum), dan zaman batu
baru.
2. Pendekatan berdasarkan model sosial ekonomi atau mata pencaharian
hidup yang terdiri atas:
a. Masa berburu dan mengumpulkan makanan, meliputi masa berburu
sederhana (tradisi Paleolit) dan masa berburu tingkat lanjut ( tradisi
Epipaleolitik).
b. Masa bercocok tanam, meliputi tradisi Neolitik dan megalitik.
c. Masa kemahiran teknik atau perundingan, meliputi tradisi semi tuang
perunggu dan tradisi semi tuang besi.
Pendapat lain membagi periode pra peradaban manusia kedalam
empat bagian, yaitu pra palaeolitik, palaeolitik, neolitik dan era perunggu.
Manusia tidak lagi sekedar homo yang hanya menginginkan makanan.
Manusia berkembang dari homo menjadi human karena kebudayaan dan
peradaban yang diciptakan. Sedangkan untuk sejarah kebudayaan di
indonesia, R.Soekmono (1973), membagi menjadi empat masa yaitu :
1. Zaman prasejarah, yaitu sejak permulaan adanya manusia dan
kebudayaan sampai kira-kira abad ke-5 Masehi.
2. Zaman purba, yaitu sejak datangnya pengaruh India pada abad pertama
Masehi sampai dengan runtuhnya Majapahit sekitar tahun 1500 Masehi.
3. Zaman madya, yaitu sejak datangnya pengaruh islam menjelang akhir
kerajaan Majapahit sampai dengan akhir abad ke-19.
4. Zaman baru / Modern, yaitu sejak masuknya anasir Barat ( Eropa) dan
teknik Moderkira-kiratahun 1900 sampai sekarang.
Perdaban merupakan tahapan dari evolusi budaya yang telah berjalan
bertahap dan berkesinambungan, memperlihatkan kerakter yang khas pada
tahap tersebut, yang dicirikan oleh kualitas tertentu dari unsur budaya yang
menonjol, meliputi tingkat ilmu pengatahuan, seni, teknologi, dan
spiritualitas yang tinggi.
D. Dinamika Peradaban Global
Peradaban tidak lain adalah perkembangan kebudayaan yang telah
mendapat tingkat tertentu yang diperoleh manusia pendukungnya. Taraf
kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu tercermin pada
pendukungnya yang dikatakan sebagai beradab atau mencapai peradaban
yang tinggi. Jadi, evolusi kebudayaan bisa mencapai sampai pada taraf
tinggi yaitu: peradaban.
Peradaban merupakan tahapan dari evolusi budaya yang telah berjalan
bertahap dan berkesinambungan, memperlihatkan karakter yang khas pada
tahap tersebut, yang dicirikan oleh kualitas tertentu dari unsur budaya yang
menonjol, meliputi tingkat ilmu pengetahuan, seni, teknologi, dan
spiritualitas yang tinggi. Sebagai contoh, peradaban Mesir Kuno tercermin
dari hasil budaya yang tinggi dalam sosok bangunannya (piramid, obeliks,
spinx) yang terkait dengan ilmu bangunan, tulisan, serta gambar yang
memperlihatkan tahap budaya. Contoh lainnya, tentang peradaban Cina
Kuno, yang juga menampakkan tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi
tinggi dalam hal tulisan yang menjadi ciri budaya setempat. Peradaban
kuno di Indonesia menghasilkan berbagai bangunan seni yang bernilai
tinggi, seperti Candi Borobudur, Prambanan, dan lain-lain.
Peradaban bangsa di Indonesia dimulai sejak masa kemahiran teknik atau
zaman perundagian. Zaman perundagian terdiri dari dua masa, yaitu tradisi
seni tulang perunggu dan tradisi tuang besi. Meskipun saat itu masih
zaman prasejarah (masa sebelum mengenal tulisan), namun telah
mengenal teknologi terbatas dan sederhana, yaitu pada upaya pemenuhan
peralatan yang dibutuhkan masyarakat Indonesia dalam kehidupannya
yang sudah mulai menetap.Di Indonesia, penggunaan logam sudah mulai
dikenal beberapa abad sebelum masehi. Mereka menggunakan peralatan
dari logam, seperti peralatan berburu, bercocok tanam, peralatan rumah
tangga, dan lain-lain, tetapi tidak semua masyarakat dapat membuat
peralatan itu.
Membuat peralatan dari logam membutuhkan keahlian. Orang yang ahli
membuat peralatan logam disebut undagi, tempat pembuatannya disebut
perundagian. Beberapa contoh alat dari perunggu adalah kayak corong,
nekara, bejana perunggu. Alat-alat ini ditemukan diberbagai daerah di
Indonesia.
Peradaban bangsa Indonesia semakin maju dan berkembang sestelah
datangnya pengaruh Hindu dan Budha ke Indonesia. Pengaruh tulisan dari
budaya Hindu Budha membawa dampak besar bagi peradaban Indonesia,
yaitu memasuki masa sejarah (masa mengenal bahasa tulis). Salah satu
hasil budaya tulis di Indonesia adalah prasasti. Huruf yang dipakai dalam
prasasti yang ditemukan Sejak tahun 400M adalah Pallawa dan bahasa
Sanksekerta. Kemampuan baca tulis masyarakat Indonesia lama-kelamaan
berpengaruh dalam bidang kesustraan, yaitu munculnya banyak kitab-kitab
kuno ini dapat ditelusuri peradaban bangsa Indonesia terutama dalam masa
kerajaan. Peradaban bangsa semakin berkembang dengan masuknya
pengaruh Islam dan masuknya pengaruh Islam dan masuknya peradaban
bangsa Barat Eropa, termasuk pengaruh agama Kristen Katolik. Dewasa
ini, pengaruh peradaban global semakin kuat akibat kemajuan bidang
komunikasi dan informasi.
E. Problematika Peradaban Pada Kehidupan Manusia
Arus modernisasi dan globalisasi adalah sesuatu yang pasti terjadi
dan sulit untuk dikendalikan, terutama karena begitu cepatnya informasi
yang masuk keseluruh belahan dunia, hal ini membawa pengaruh bagi
seluruh bangsa di dunia, termasuk didalamnya bangsa Indonesia. Dengan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, maka dunia menjadi
sempit, ruang dan waktu menjadi sangat relative dan tidak relavan.
Dinding pembatas antar bangsa menjadi semakin terbuka bahkan mulai
hanyut oleh arus perubahan. Oleh karena itu, Indonesia menghadapi
kewajiban ganda, yaitu melestarikan warisan budaya bangsa dan
membangun kebudayaan nasional yang modern. Tujuan akhir dari kedua
kewajiban ini adalah masyarakat yang tidak hanya mampu membangun
dirinya sederajat dengan bangsa lain tetapi juga tangguh menghadapi
tantangan kemerosotan kehidupan akibat arus ilmu teknologi modern
maupun mampu menghadapi tren global yang membawa daya tarik kuat
kearus pola hidup yang bertentangan dengan nilai – nilai luhur bangsa.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Problematika peradaban global dalam kehidupan manusia.

1. Sejarah Peradaban di Indonesia


Peradaban di Indonesia yang timbul akibat globalisasi
diantaranya dapat dilihat dalam bidang bahasa, kesenian, juga
yang terpenting- kehidupan sosial. Akibat perkembangan
teknologi yang begitu pesat, terjadi transkultur dalam kesenian
tradisional Indonesia. Peristiwa transkultural seperti itu mau
tidak mau akan berpengaruh terhadap keberadaan
kesenian kita. Padahal kesenian tradisional kita merupakan
bagian dari khasanah kebudayaan nasional yang perlu dijaga
kelestariannya. Dengan teknologi informasi yang semakin
canggih seperti saat ini, kita disuguhi banyak alternatif tawaran
hiburan dan informasi yang lebih beragam, yang mungkin lebih
menarik jika dibandingkan dengan kesenian tradisional kita.
Dengan televisi,masyarakat bisa menyaksikan berbagai
tayangan hiburan yang bersifat mendunia yang berasal dari
berbagai belahan bumi.
Hal ini menyebabkan terpinggirkannya kesenian asli
Indonesia. Misalnya saja kesenian tradisional wayang orang
Bharata, yang terdapat di Gedung Wayang Orang Bharata
Jakarta kini tampak sepi seolah-olah tak ada pengunjungnya.
Hal ini sangat disayangkan mengingat wayang merupakan
salah satu bentuk kesenian tradisional Indonesia yang sarat dan
kaya akan pesan-pesan moral, dan merupakan salah satu agen
penanaman nilai-nilai moral yang baik.. Contoh lainnya adalah
kesenian Ludruk yang sampai pada tahun 1980-an masih
berjaya di Jawa Timur sekarang ini tengah mengalami “mati
suri”. Wayang orang dan ludruk merupakan contoh kecil dari
mulai terdepaknya kesenian tradisional akibat globalisasi.
Kehidupan sosial juga merupakan salah satu unsur
pembentuk peradaban yang banyak dipengaruhi oleh
globalisasi. Dimensi nilai dalam kehidupan yang sebelumnya
berdasarkan pada konsep kolektifisme kini berubah menjadi
individualisme. Manusia tidak lagi merasa senasib,
sepenanggungan dengan manusia lainnya (seperti pada zaman
perjuangan) dikarenakan perkembangan teknologi dan
informasi menuntut mereka untuk saling berkompetisi dalam
memenuhi kebutuhan hidup yang semakin mendesak. Hal ini
juga berdampak pada berkurangnya kontak sosial antara
sesama manusia dalam konteks hubungan kemasyarakatan.
Contoh lain adalah kenyataan bahwa kebutuhan ekonomi
semakin meningkat, atau dengan kata lain masyarakat menjadi
lebih konsumtif dan cenderung memiliki gaya hidup hedonis
yang lebih suka bersenang-senang.
Problematika peradaban yang penting lainnya adalah
adanya kemungkinan punahnya suatu bahasa di daerah tertentu
disebabkan penutur bahasanya telah “terkontaminasi” oleh
pengaruh globalisasi. Contoh kasusnya ialah seperti yang
terjadi di Sumatera Barat. Di daerah ini sering kali kita
temukan percampuran bahasa (code mixing) yang biasanya
dituturkan oleh anak muda di Sumater Barat, seperti
pencampuran Bahasa Betawi dan Minang dalam percakapan
sehari-hari (kama lu?, gak tau gua do,dan lain-lain). Hal ini
jelas mengancam eksistensi bahasa di suatu daerah.
2. Penyebaran Peradaban
Penyebaran kebudayaan atau difusi adalah proses
menyebarnya unsur – unsur kebudayaan dari suatu kelompok
kekelompok lain atau suatu masyarakat ke masyarakat lain.
Kebudayaan kelompok masyarakat disuatu wilayah bisa
menyebar kemasyarakat wilayah lain. Misalnya , kebudayaan
dari masyarakat Barat (Negara – Negara Eropa) masuk dan
memengaruhi kebudayaan Timur (bangsa Asia dan Afrika).
Globalisasi budaya bisa dikatakan pula sebagai penyebaran
suatu kebudayaan secara meluas. Dalam hal penyebaran
kebudayaan, seorang sejarawan Arnold J. Toynbee
merumuskan beberapa dalil tentang radiasi budaya sebagai
berikut:
Pertama, aspek atau unsur budaya selalu masuk tidak secara
keseluruhan, melainkan individual. Kebudayaan Barat yang
masuk ke dunia Timur pada abad ke-19 tidak masuk secara
keseluruhan. Dunia Timur tidak mengambil budaya Barat
secara keseluruhan,tetapi unsur tertentu, yaitu teknologi.
Teknologi merupakan unsur yang paling mudah di serap.
Industrialisasi di Negara –negara Timur merupakan pengaruh
dari kebudayaan Barat.
Kedua, kekuatan menembus suatu budaya berbanding terbalik
dengan nilainya. Makin tinggi dan dalam aspek budayanya,
makin sulit untuk diterima. Contoh religi adalah lapis dalam
dari budaya. Religi orang barat (Kristen) sulit diterima oleh
orang Timur dibanding teknologinya. Alasannya, religi
merupakan lapisan budaya yang paling dalam dan tinggi,
sedangkan teknologi merupakan lapisan luar dari budaya.
Ketiga, jika satu unsur masuk maka akan menarik unsur budaya
lainnya. Unsur teknologi asing yang diadopsi akan membawa
masuk pula nilai budaya asing melalui orang-orang asing yang
berkerja di industri teknologi tersebut.
Keempat, aspek atau unsur budaya yang di tanah asalnya tidak
berbahaya, bisa menjadi berbahaya bagi masyarakat yang
didatangi. Dalam hal ini, Toynbee memberikan contoh
nasionalisme. Nasionalisme sebagai hasil evolusi social budaya
dan menjadi sebab tumbuhnya Negara-negara nasional di Eropa
abad ke-19 justru memecah belah system kenegaraan di dunia
Timur, seperti kesultanan dan kekhalifahan di Timur Tengah.
Penyebaran kebudayaan (difusi) bisa menimbulkan
masalah. Masyarakat penerima akan kehilangan kehilangan
nilai-nilai budaya local sebagai akibat kuatnya budaya asing
yang masuk. Contoh globalisasi budaya yang bersumber dari
kebudayaan Barat pada era sekarang ini adalah masuknya nilai-
nilai budaya global yang dapat memberi dampak negatif bagi
perilaku sebagian masyarakat Indonesia. Misalnya, pola hidup
konsumtif, hedonisme, pragmatis, dan individualistik.
Akibatnya nilai budaya bangsa, seperti kebersamaan dan
kekeluargaan lambat laun bisa hilang dari masyarakat
Indonesia. Pada dasarnya, difusi merupakan bentuk kontak
antar kebudayaan. Selain difusi bentuk kebudayaan dapat pula
berupa akulturasi dan asimilasi. Akulturasi berarti pertemuan
antara dua kebudayaan atau lebih yang berbeda. Akulturasi
merupakan kontak antar kebudayaan namun masing-masing
masih menunjukkan unsur kebudayaannya. Asimilasi berarti
peleburan antarkebudayaan yang bertemu. Asimilasi terjadi
karena proses yang berlangsung lama dan intensif antara
mereka yang berlainan latar be;akang, ras, suku, bangsa, dan
kebudayaan. Pada umumnya asimilasi menghasilkan budaya
baru.
3. Problematika Peradaban pada kehidupan masyarakat
1. Kemajuan IPTEK Bagi Peradaban Manusia
Secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan
tentang cara. Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah
cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia
dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan
memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh
anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia. Kemajuan
teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam
kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai
dengan kemajuanm ilmu pengetahuan. Setiap inovasi
diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan
manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara
baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang
teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang
dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam
dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya
diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga
juga memungkinkan digunakan untuk hal negatif.
2. Dampak Globalisasi Bagi Peradaban Manusia
1) Dampak Positif
 Perubahan Tata Nilai dan Sikap Adanya modernisasi
dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran
nilai dan sikap masyarakat yang
semua irasional menjadi rasional
 Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam
beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
 Tingkat kehidupan yang lebih baik dibukanya industri
yang memproduksi alat-alat komunikasi dan
transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha
mengurangi penggangguran dan meningkatkan
taraf hidup masyarakat.
2) Dampak Negatif
 Pola Hidup Konsumtif, Perkembangan industri yang
pesat membuat penyediaan barang kebutuhan
masyarakatmelimpah. Dengan begitu masyarakat
mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan
banyak pilihan yang ada.
 Sikap Individualistik, masyarakat merasa dimudahkan
dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak
lagimembutuhkanorang lain dalam beraktivitasnya.
Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk
sosial
 Gaya Hidup Kebarat-baratan, tidak semua budaya
Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya
negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak
tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas
remaja, dan lain-lain.
 Kesenjangan Sosial, apabila dalam suatu komunitas
masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat
mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan
memperdalam jurang pemisah antara individu dengan
individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan
kesenjangan sosial.
B. Solusi untuk mengatasi problematika peradaban dalam
kehidupan masyarakat yang terjadi di Indonesia.
1. Prioritas pada masalah
Penyimpangan seperti sudah benar-benar bertentangan dengan
nilai-nilai, asumsi, keyakinan atau pengalaman hidup kita. Karena
penyimpangan itu pasti banyak kalau dicari apalagi dicari-cari,
maka sebaiknya kita perlu membuat prioritas penyelesaian
penyimpangan. Manfaatnya adalah untuk menghindari keinginan-
keinginan yang ditunggangi dorongan keinginan atau mood sesaat.
Terkadang, kita menginginkan situasi atau kondisi yang langsung
baik dan sempurna dari seluruh segi yang sama persis seperti
firman kitab suci, sama persis seperti saran konsultan, atau sama
persis seperti khutbah para pakar manajemen di buku-buku.
Padahal, secara resource, kita belum mampu ke sana.
Kesempurnaan itu adalah upaya untuk selalu menyempurnakan
kekurangan / penyimpangan.
Selain itu, memutuskan perbaikan yang dasarnya masalah, akan
membuat keputusan kita lebih membumi, lebih memfokus, lebih
riil sasarannya. Para motivator sering mengatakan pikiran ini akan
bekerja lebih bagus kalau diberi sasaran yang lebih jelas, lebih
spesifik, atau lebih terukur. Sebaliknya, ia akan "bingung" kalau
disuruh memikirkan sasaran yang tidak jelas, terlalu normatif, atau
terlalu abstrak.
2. Konseptualisasi
Agar kemauan kita itu menjadi pemahaman bersama, kita perlu
mengkonsepkannya, menyatakannya dalam bentuk pedoman yang
bisa dipahami orang lain. Beberapa organisasi memang telah
memiliki rumusan tertulis dari nilai-nilai yang diinginkan untuk
terwujud dalam praktek. Tetapi ini masih banyak juga yang belum
memiliki. Selain bisa menjadi instrumen pemahaman bersama,
rumusan tertulis juga akan menjadi pedoman perlakuan. Ini supaya
jangan sampai kita tidak care terhadap penyimpangan dan tidak
care pula terhadap prestasi atau performansi kerja sebagian orang.
Jangan sampai karyawan memendam kesimpulan: jika kita
menginginkan budaya yang positif dan lingkungan kerja yang
mendukung, kita pun perlu mendukung (memberi reward) orang-
orang yang sudah menunjukkan dukungannya. Dan pada saat yang
sama, kita pun perlu memberikan punishment kepada orang yang
terbukti menunjukkan penyimpangannya. Kelemahan kita,
terkadang, kita menginginkan kebaikan, tetapi kurang appreciate
pada orang yang baik dan lemah atau ignorance tidak peduli (acuh
tak acuh) menghadapi orang yang tidak baik.
3. Membuka fasilitas dan peluang pembelajaran
Pengalaman kita bersama menunjukkan bahwa untuk membuat
orang melakukan sesuatu, ini membutuhkan effort yang jauh lebih
banyak dibanding dengan membuat orang yang tidak tahu menjadi
tahu. Yang terakhir ini cukup dengan diberi tahu melalui mulut
atau tulisan. Adapun untuk yang pertama, apalagi jika yang kita
inginkan menjadi budaya, pasti tidak cukup dengan identikasi
masalah prioritas dan konseptualisasi keinginan.
Budaya menyimpang, perlu diluruskan melalui proses belajar yang
benar agar hasilnya benar. Esensi mendasar dari prinsip
pembelajaran ini adalah memperbaiki keadaan (mengubah ke arah
yang lebih baik) dengan cara melakukan sesuatu (proses)
berdasarkan masalah yang muncul dengan berbagai cara yang
mungkin. Intinya, kita tidak melihat penyimpangan budaya yang
terjadi sebagai sebuah kesimpulan akhir, melainkan sebagai sebuah
proses untuk diperbaiki. Kita tidak melihat penyimpangan sebagai
penyimpangan tetapi sebagai isyarat untuk melakukan perubahan
dan pengembangan..
Adapun bentuk fasilitas itu bisa kita sesuaikan berdasarkan
keadaan, kemampuan dan keinginan. Pokoknya, apapun fasilitas
yang bisa menyentuh orang untuk terdorong memperbaiki keadaan
(dirinya, orang lain, dan lingkungan), itu perlu kita buka, dari
mulai yang paling mahal sampai yang paling gratis menurut ukuran
kita. Ini misalnya saja, training, konseling, coaching, teaching,
dialog, pertemuan rutin, pengawasan langsung, pengarahan, dan
lain-lain.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari bahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik
kedimpulan, sebagai berikut:
1. Problematika peradaban global dalam hal penyebaran budaya bisa
memuunculkan masalah, diantaranya masyarakat penerima akan
kehilangan nilai-nilai budaya lokal sebagai akibat kuatnya budaya
asing yang masuk yakni kemajuan IPTEK.
2. Solusi untuk mengatasi problematika peradaban dalam kehidupan
masyarakat yang terjadi di Indonesia Dalam mengatasi
problematika kebudayaan, hendaknya diperlukan hal-hal seperti
prioritas pada masalah, konseptualisasi, membuka fasilitas dan
peluang pembelajaran.

B. Saran
Dengan memahami, mendalami, dan mengetahui Problematika
Peradaban Global Dalam Kehidupan Manusia diharapkan dapat
menerima informasi yang diberikan dengan mudah serta dapat
memberikan wawasan mengenai gambaran Problematika Peradaban
Global Dalam Kehidupan Manusia beserta solusinya. mohon untuk
kritik dan sarannya karena makalah ini masih banyak kekuranganya
sehingga kami dapat memperbaikinya.

DAFTAR PUSTAKA

Setiadi, M. Elly dkk. 2006. Ilmu Sosial & Budaya Dasar. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group

Hidayat Nur dan Muwardi. 2000. Ilmu Alamiah Dasar Ilmu Sosial Dasar Ilmu
Budaya Dasar. Bandung: CV. Pustaka Setia Bandung

Tasmuji dkk. 2016. Ilmu Alamiah Dasar Ilmu Sosial Dasar Ilmu Budaya Dasar.
Surabaya: UIN Sunan Ampel Press

Anda mungkin juga menyukai