Anda di halaman 1dari 9

Search...

Situs-situs Yayasan Pendidikan Islam Al Atsary

Muslim.Or.Id

Landasan Agama

Penyejuk Hati

Fiqh dan Muamalah

Lainnya

FIQH DAN MUAMALAH

Tata Cara Mungusap Khuf Ketika Wudhu

Fachri Abu Syazwiena 13 March 2014 0 Comments

Share on Facebook

Share on Twitter

Tata Cara Mungusap Khuf Ketika Wudhu

Segala puji bagi Allah Rabb alam semesta. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah teruntuk
Rasulullah, ahlu baitnya, sahabatnya, dan kaum muslimin yang berusaha meniti jejak beliau
hingga akhir zaman.

Islam adalah agama yang mudah dan praktis. Diantara contoh kemudahan Islam, ketika seorang
muslimah berada dalam keadaan suci tak berhadats atau telah berwudhu dan mengenakan kaos
kaki lalu berhadats maka saat berwudhu kembali seorang muslimah diperbolehkan untuk tidak
melepaskannya saat wudhu. Demikian juga lelaki muslim, boleh melakukan hal tersebut. Ini juga
berlaku bagi yang memakai sepatu atau penutup kaki lainnya.

Tentang kebolehannya, tidak ada perbedaan pendapat para ulama dalam hal ini dan ini memang
disyariatkan berdasarkan nash al-Qur’an, as-Sunnah dan ijma para ulama.[1]

Ibnul Mubarak mengungkapkan:

‫ هو جائز‬,‫ليس في المسح على الخفين بين الصحابة اختالف‬


“Dalam tema mengusap khuf, tidak ada perbedaan pendapat di antara para sahabat. Mengusap
khuf diperbolehkan.”[2]

Imam Ahmad menuturkan:

‫ فيه أربعون حديثا عن النبي‬,‫ليس في نفسي من المسح شيء‬

“Dalam pandangaku, tak ada masalah dalam mengusap (khuf). Ada 40 hadits dari NAbi
shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hal ini.”[3]

Bagian Mana yang Harus Diusap?

Ini adalah tema penting yang mesti diketahui karena bagian inilah yang merupakan bagian
aplikatif.

Sedikit mengetengahkan pendapat para ulama pada catatan ini, Ibnu Rusyd rahimahullah dalam
kitabnya yang fenomental yaitu Bidayatul Mujtahid menyebutkan ikhtilaf ulama.

Pendapat Pertama: Bagian yang wajib diusap adalah bagian atas khuf.

Mengusap bawahnya adalah mustahab. Pendapat ini dipegang oleh Malik, as-Syafi’i dan yang
lain.

Pendapat Kedua: Bagian yang wajib diusap adalah bagian atas dan bawahnya sekaligus

Inilah pendapat yang dipegang oleh Ibnu Nafi’ dan sahabat Malik.

Pendapat Ketiga: Bagian yang wajib diusapkan adalah bagian atas saja

Bagian bawah tidak diusap dan tidak pula disunnahkan. Inilah pendapat yang dipegang oleh
imam Abu Hanifah, Daud, Sufyan dan lain-lain.[4]

Sebagian ulama menegaskan bahwa pendapat yang ketiga lebih mendekati dalil-dalil yang ada.

Sahabat Al-Mughirah menuturkan:


‫رأيت رسول هللا مسح على ظهر الخفين‬

“Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengusap bagian atas Khuf.”[5]

Sahabat ‘Ali radhiyallahu ‘anhu menuturkan:

‫لو كان الدين بالرأي لكان أسفل الخف أولى بالمسح من أعاله لقد رايت رسول هللا يمسح على ظاهر خفيه‬

“Sekiranya agama ini adalah dengan akal semata maka tentu bagian bawah khuf lah yang lebih
utama untuk diusap disbanding bagian atasnya. Sungguh aku telah melihat Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam mengusap bagian atas khufnya.”[6]

Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin mengungkapkan:

“Diantara petikan hadits di atas bahwa yang diusap adalah bagian atas khuf. . .”[7]

Bagaimana Cara Mengusapnya?

Tata cara mengusapnya tentu bukan dengan mencolek atau sebatas menempel/meletakkan
tangan saja. Para ulama telah menjelaskan dengan sederhana. Begitu mudah.

Syaikh Shalih ibn Fauzan menjelaskan caranya:

Meletakkan telapak –sekaligus jari- yang telah dibasahi dengan air di atas jari-jari kaki.

Tangan kanan diletakkan di atas jemari kaki kanan. Tangan kiri diletakkan di atas kaki kiri.

Kedua tangan digerakkan atau disapukan hingga bagian atas yaitu punggung pergelangan kaki
atau betis.

Pengusapan dilakukan sekali saja. Tak perlu diulang.[8]

Apakah Diusap Bersamaan atau Bergantian?

Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin mengungkapkan bahwa sebagian ulama menyatakan
usapan pada kaki kanan dan kiri dilakukan bersamaan. Sebagian yang lain menyatakan bahwa ini
dilakukan bergantian. Usapan kaki kanan didahulukan sebelum kaki kiri. Beliau juga menyatakan
bahwa permasalahan ini “waasi’un” artinya diberi kelapangan dalam memilih, tak terlalu
dipermasalahkan.[9]
Kesimpulan:

Bagian khuf/sepatu/kaos kaki dan sejenisnya yang diusap adalah bagian atas saja.

Pendapat yang me-mustahab-kan bagian bawah adalah pendapat Malik dan as-Syafi’i. Pendapat
ini lemah dan didasari sebuah hadits lemah dari sahabat al-Mughirah. Beliau, al-Mughirah,
mengisahkan: “Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berwudhu kemudian
mengusap bagian bawah khuf dan atasnya”. Hadits ini adalah hadits lemah yang di-ilal-kan oleh
Ahmad, al-Bukhariy, Daruquthniy dan Ibnu Hajar.[10]

Tata cara pengusapannya adalah seperti yang disebutkan Shalih ibn Fauzan di atas.

Pengusapan dilakukan sekali saja tanpa pengulangan.

Pengusapan bisa dilakukan bersamaan atau bergiliran dengan mendahulukan usapan kaki
kanan.

_____

Referensi:

1. Kitab Bidayatul Mujtahid karya Ibnu Rusyd, Dar Ibn Hazm, Mesir

2. Fath Dzil Jalal wal Ikram, jilid 1, karya Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin, al-Maktabah al-
Islamiyyah, Mesir

3. kitab Mulakhkhas al-Fiq-hiyy karya syaikh Shalih ibn Fauzan, Dar A’lam as-Sunnah, Riyadh

4. kitab Shahih Fiqh as-Sunnah karya syaikh Abu Malik Kamal ibn as-Sayyid Salim, al-Maktabah
at-Taufiqiyyah, Mesir.

____

End Notes:
[1] Lihat kitab Fath Dzil Jalal wal Ikram, hal 220, jilid 1.

[2] Al-Ausath I/434. Lihat kitab Mulakhkhas al-Fiq-hiyy, hal 28

[3] Al-I’lam Bifawa-id ‘Umdah al-Ahkam I/615. Lihat kitab Mulakhkhas al-Fiq-hiyy, hal 28

[4] Lihat kitab Bidayatul Mujtahid, hal 21.

[5] Hadits hasan diriwayatkan Abu Daud no. 161, Tirmidziy no. 98 dan yang lain.

[6] Hadits shahih diriwayatkan Abu Daud no. 162, Daruquthniy no. 73 dan Baihaqiy 2/111. Lihat
Irwa’ no. 103

[7] Lihat kitab Fath Dzil Jalal wal Ikram, hal 225, jilid 1.

[8] Lihat kitab Mulakhkhas al-Fiq-hiyy, hal 30.

[9] Lihat kitab Fath Dzil Jalal wal Ikram, hal 226, jilid 1.

[10] Lihat takhrij lengkap hadits ini pada catatan kaki nomor 1 dalam kitab Fath Dzil Jalal wal
Ikram, hal 224, jilid 1

_________

Diselesaikan di waktu dhuha yang sejuk. Asrama Lipia Jakarta, 12 Maret 2014.

**

Penyusun: Fachriy Aboe Syazwiena


Artikel Muslim.Or.Id

Sahabat muslim, yuk berdakwah bersama kami. Untuk informasi lebih lanjut silakan klik disini.
Jazakallahu khaira

Print Friendly, PDF & Email

TOPICS: FIKIH, FIKIH WUDHU, KAUS KAKI, KHUF, WUDHU

Share on Facebook

Share on Twitter

PREVIOUS

Sogok Warga Agar Dapat Suara dalam Pemilu

NEXT

Serial 18 Alam Jin: Setan Tidak Dapat Menyerupai Nabi

MPD Banner

ABOUT AUTHOR

Fachri Abu Syazwiena

Mahasiswa LIPIA

View all posts by Fachri Abu Syazwiena »

ARTIKEL TERKAIT

Beberapa Kesalahan dan Kemungkaran terkait Ibadah Haji (Bag. 8)

21 August 2018

Beberapa Kesalahan dan Kemungkaran terkait Ibadah Haji (Bag. 7)

18 August 2018
Beberapa Kesalahan dan Kemungkaran terkait Ibadah Haji (Bag. 6)

16 August 2018

Tidak Boleh Keluar Masjid Setelah Adzan

27 September 2018

Minta Diruqyah dan Masuk Surga Tanpa Hisab

24 September 2018

Larangan Meniup-niup Minuman

20 September 2018

Apakah Memakai “Kupluk” Termasuk Perhiasan Menuju Masjid?

14 September 2018

Meruqyah dengan Menggunakan Api, Bolehkah?

10 September 2018

Tanda-Tanda Terkena Gangguan Jin dan Penyakit ‘Ain

29 August 2018

Hukum Perlombaan Dalam Islam

25 August 2018

7 ARTIKEL TERBARU

Tidak Boleh Keluar Masjid Setelah Adzan

Perbedaan Kitab “Al-Ushul Ats-Tsalatsah” dan “Tsalatsatul Ushul”

Apakah Engkau Ingin Menjadi Pembuka Pintu-Pintu Kebaikan? (Bag. 4)

Minta Diruqyah dan Masuk Surga Tanpa Hisab


Apakah Engkau Ingin Menjadi Pembuka Pintu-Pintu Kebaikan? (Bag. 3)

Agar Aku Sukses Menuntut Ilmu : #2 Ikhlaskan Niatmu

Apakah Engkau Ingin Menjadi Pembuka Pintu-Pintu Kebaikan? (Bag. 2)

7 ARTIKEL TERPOPULER

Fatwa Ulama: Bolehkah Puasa ‘Asyura Satu Hari Saja?

Janganlah Bersedih

Agar Aku Sukses Menuntut Ilmu : #2 Ikhlaskan Niatmu

Doa Mustajab Setelah atau sebelum Berbuka Puasa?

Keberkahan Pada Daging Kambing

Nasehat Syaikh Ibnu Baz Kepada Supporter Klub Olahraga

Tuntunan Shalat Sunnah Rawatib

CARI TENTANG APA?

MUSLIM.OR.ID

Tentang Kami

Konstributor

Donasi Dakwah

Pasang Iklan

YPIA.OR.ID

Tentang YPIA

Program YPIA

Donasi Dakwah

Kontak Kami
ALAMAT KAMI

Pogung Rejo No. 412, RT 14/RW 51, kelurahan Sinduadi, kecamatan Mlati, kabupaten Sleman,
kode pos: 55284

Kontak: +62 857-4952-5735

E-mail: muslim.or.id[at]gmail.com

Copyright 2018 Muslim.Or.Id. All Rights Reserved.

Anda mungkin juga menyukai