Anda di halaman 1dari 10

KAJIAN ISLAM TENTANG

IBADAH PADA IBU NIFAS

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .......................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 2

A. Definisi Nifas ............................................................................... 2


B. Ketentuan Hukum Nifas ............................................................... 2
C. Hal-hal yang Tidak Diperbolehkan Pada Saat Nifas.................... 4
D. Hal-hal yang Diperbolehkan Pada Saat Nifas .............................. 6

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 7

A. Kesimpulan .................................................................................. 7
B. Saran ............................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa nifas atau post partum adalah masa setelah persalinan selesai sampai 6
minggu atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara berlahan akan
mengalami perubahan seperti sebelum hamil. Selama masa nifas perlu mendapat
perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas.
Dalam angka kematian ibu (AKI) adalah penyebab banyaknya wanita meninggal
dari suatu penyebab kurangnya perhatian pada wanita post partum.
(Maritalia,2012).
Di Negara berkembang seperti indonesia, masa nifas merupakan masa
yang kritis bagi ibu yang sehabis melahirkan. Dirpekirakan bahwa 60% kematian
ibu terjadi setelah persalinan dan 50% diantaranya terjadi dalam selang waktu 24
jam pertama (Prawirardjo,2006). Tingginya kematian ibu nifas merupakan
masalah yang komlpeks yang sulit diatasi. AKI merupakan sebagai pengukuran
untuk menilai keadaan pelayanan obstretri disuatu negara. Bila AKI masih tinggi
berarti pelayanan obstretri masih buruk, sehingga memerlukan perbaikan. Dari
laporan WHO di Indonesia merupakan salah satu angka kematian ibu tergolong
tinggi yaitu 420 per 100.000 kelahiran hidup, bila dibandingkan dengan negara-
negara ASEAN lainnya.
Sementara menurut Depkes tahun 2009, mengalami penurunan menjadi
226 per 100.000 kelahiran hidup. Dari data tersebut didapatkan penurunan angka
2 kematian ibu di Indonesia tahuentara penyebab kematian ibu post partum di
Indonesia dikarenakan oleh infeksi dan pendarahan pervaginam. Semua itu dapat
terjadi, jika ibu post partum tidak mengetahui tanda bahaya selama masa nifas.
Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan tentang masalah informasi
yang diperoleh ibu nifas kurang.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud nifas?
2. Apa saja ketentuan-ketentuan hukum nifas?
3. Hal-hal yang tidak diperbolehkan pada saat nifas?
4. Hal-hal yang diperbolehkan pada saat nifas?

C. Tujuan Penulisan
1. Mampu menjelaskan mengenai definisi nifas
2. Mampu menyebutkan dan menjelaskan ketentuan hukum nifas
3. Mampu menyebutkan hal-hal yang tidak diperbolehkan pada saat nifas
4. Mampu menyebutkan hal-hal yang diperbolehkan pada saat nifas

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Nifas
Nifas ialah darah yang keluar dari farji orang perempuan setelah ia
usai melahirkan sekalipun yang dilahirkannya belum berbentuk
manusia dan rahim telah menjadi kosong. Dengan demikian darah
yang keluar diantara lahirnya dua anak kembar bukanlah nifas,
melainkan bisa saja haidl jika memenuhi ketentuan-ketentuan hukum
haidl dan jika tidak maka darah tersebut adalah darah rusak/istihadhah.
Adapun masanya menurut hasil pengamatan Imam Syafi’I, sedikit-
dikitnya satu majjah-satu tetes-, pada umumnya 40 hari dan selama-
lamanya 60 hari.

B. Ketentuan Hukum Nifas


Darah yang keluar setelah melahirkan bisa dihukumi nifas jika sudah
memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

1. Jarak antara keluarnya darah dan usai melahirkan tidak


melampauhi 15 hari. Jadi apabila darah keluar pada jarak 20 hari
dari usai melahirkan misalnya, maka darah tersebut bukan darah
nifas, tetapi mungkin darah haidl apabila memenuhi ketentuan-
ketentuan hukum haidl dan jika tidak memenuhi, maka berarti
darah istihadlah/rusak.

2. Adanya darah tidak melampaui masa 60 hari terhitung dari usia


melahirkan. Sebab jika melewati masa 60 hari dengan tanpa
adanya masa suci yang memisah walaupun sebentar, maka yang
demikian tadi termasuk masalah istihadlah dalam nifas. Misalnya:

3. Naqa’ dalam Masa 60 hari

Naqa’ – tidak keluar darah – di dalam masa 60 hari kejadiannya ada


beberapa kemungkinan yang kesemuanya berakibat pada hukum yang
berbeda-beda, yaitu:

1. Naqa’ berada diantara usai melahirkan dan datangnya darah.


Apabila datangnya darah pada jarak kurang dari 15 hari sejak usai
melahirkan, maka darah tadi dinamakan nifas dan masa naqa’ tersebut

2
hukumnya suci, namun termasuk dalam hitungan masa nifas.
Misalnya:

2. Naqa’ berada diantara dua darah. Dalam hal ini apabila masa naqa’
tidak mencapai 15 hari, maka kedua darah sebelum dan sesudah naqa’
hukumnya satu yaitu nifas, demikian pula masa naqa’ itu sendiri
hukumnya juga nifas. Misalnya:

Namun jika masa naqa’ antara dua darah mencapai 15 hari atau bahkan
lebih, maka darah yang sesudah naqa’ adalah haidl jika memenuhi
ketentuan-ketentuan hukum haidl, dan jika tidak maka sebagai darah
rusak/istihadlah. Misalnya:

Perhatian:

1. Apabila nifas mencapai batas paling lama 60 hari lalu suci kemudian
darah keluar lagi, maka darah yang kedua ini adalah haidl jika
memenuhi ketentuan-ketentuan hukum haidl dan jika tidak, maka
adalah darah rusak/istihadlah. Sebab masa suci yang memisah antara
nifas paling lama dan haidl itu tidak harus mencapai 15 hari, tetapi asal
ada masa suci yang memisah walaupun sebentar. Misalnya:

2. Dalam nifas ada istilah ‘adadan dan hukman. Yang dimaksud nifas
‘adadan ialah masa naqa’ yang tidak mencapai 15 hari yang terjadi
antara usai melahirkan dan datangnya darah. Di dalam hal ini masa
naqa’ dihitung sebagai masa nifas, namun tidak berlaku hukum nifas,
akan tetapi hukumnya suci. Sedang yang dimaksud nifas hukman
adalah masa keluarnya darah atau masa naqa’ diantara dua darah yang
tidak mencapai 15 hari. Jadi nifas ‘adadan bukan nifas hukman karena
hukumnya suci, sedang nifas hukman pasti ‘adadan dan hukumnya
nifas. Misalnya:

3. Mandi Nifas

3
Mandi karena nifas tidaklah berbeda dengan mandi karena haidl, sebab
keduanya sama-sama termasuk hadats besar. Adapun ungkapan
niatnya:

‫األكبر الحدث لرفع الغسل نويت‬/ ‫تعالى هلل النفاس حدث لرفع‬

Ada satu hal yang perlu diperhatikan yaitu mandi karena melahirkan.
Mandi karena melahirkan dank arena nifas adalah sama-sama wajib
hukumnya, hanya saja penyebabnya yang berbeda, yaitu yang satu
melahirkan dan yang lainnya nifas. Semestinya kedua mandi ini
pelaksanaannya juga berbeda, akan tetapi pada kenyataannya tidaklah
harus demikian. Sebab dalam hal ini masih harus melihat waktu kapan
datangnya nifas. Apabila darah nifas keluarnya persis usai melahirkan
atau ada jarak atau masa naqa’ yang memisah namun terjadi di luar
waktu shalat, maka mandi karena melahirkan dilaksanakan pada saat
nifas telah usai, sehingga dalam hal ini satu kali mandi diniati dua
sekaligus, yaitu karena melahirkan dan nifas. Adapun ungkapan
niatnya:

‫تعالى هلل والنفاس الوالدة حدث لرفع الغسل نويت‬

Sebaliknya apabila jarak (naqa’) yang memisah antara melahirkan dan


datangnya nifas berada di dalam waktunya shalat, maka mandi karena
melahirkan wajib dilaksanakan ketika itu pula, sebab yang
bersangkutan (yang melahirkan) saat itu berkewajiban melaksanakan
shalat.

Ungkapan niatnya:

‫تعالى هلل الوالدة حدث لرفع الغسل نويت‬

Sedang mandi nifasnya dilakukan pada saat sesudah usainya nifas.

C. Hal-hal yang Tidak Diperbolehkan pada saat nifas

1. Shalat
Seperti halnya wanita yang sedang haid , wanita yang sedang nifas juga tidak
di wajibkan untuk shalat atau tidak boleh melakukan shalat .Baik shalat wajib
ataupun shalat sunnah , Karena salah satu syarat syah shalat harus suci dari

4
hadas kecil dan hadas besar ( suci dari haid dan nifas ) . Dan apabila telah
selesai masa nifas , maka tidak wajib untuk mengqadanya .

2. Puasa
Seseorang yang sedang nifas , maka diharamkan untuk berpuasa . Dikarenakan
salah satu syarat syah puasa adalah suci dari haid dan nifas . Dan apabila telah
selesai masa nifasnya wanita tersebut wajib mengqada sejumlah puasa yang
ditinggalkan .
3. Thawaf
Ibadah selanjutnya yang tidak boleh dilakukan oeh wanita nifas adalah melakukan
thawaf atau mengelilingi ka’bah. Rangkaian ibadah haji yang tidak boleh
dilakukan oleh seorang wanita nifas adalah melakukan thawaf .
4. Berjima’ ( Berhubungan suami istri )
Seseorang dalam keadaan nifas , tidak boleh melakukan hubungan suami istri
sampai masa ifas habis ( darah yang keluar telah selesai ) . Seorang yang
melakukan hubungan suami istri pada saat istri dalam keadaan nifas ,maka
hukumnya haram , dan wajib membayar kaffarah atau denda .
5. Menyentuh Mushaf atau Al-Qur’an
Seperti halnya seorang wanita haid ,seorang yang sedang nifas juga tidak boleh
menyentuh al-qur’an . Karena sebelum kita menyentuh Al-qur’an , kita harus
dalam keadaan suci bik suci dari hadas kecil ataupun besar ( harus suci dari haid
dan nifas ) . Akan tetapi ketentuan bagi seorang yang sedang nifas membaca ayat
suci Al- qur’an hukumnya boleh asalkan ada pembatasnya , atau membaca secara
tidak langsung seperti membaca di media sosial atau membaca di hp , aipat atau
yang lainnya .
6. Cerai
Wanita dalam keadaan nifas tidak boleh diceraikan oleh suaminya . Hal ini
dijelaskan daam QS.At-Talaq ayat 1 :

5
D. Hal-hal yang Diperbolehkan pada saat nifas
a. Mencukur rambut.
b. Pergi ke pasar.
c. Pergi mendengarkan ceramah agama dan belajar memahami islam,
apabila hal tersebut tidak dilakukan didalam masjid.[5]
d. Berdzikir, bertasbih, bertahmid dan membaca basmalah sebelum makan
minum.
e. Membaca hadist, fiqih, doa dan mengucapkan amin.
f. Membaca berbagai macam dzikir sebelum tidur.
g. Mendengarkan bacaan al Qur’an.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Nifas ialah darah yang keluar dari farji orang perempuan setelah ia usai
melahirkan sekalipun yang dilahirkannya belum berbentuk manusia dan
rahim telah menjadi kosong. Darah yang keluar setelah melahirkan bisa
dihukumi nifas jika sudah memenuhi ketentuan-ketentuan yang sudah
ditetapkan. Karena nifas adalah darah haid yang tertahan karena proses
kehamilan. Takaran maksimal bagi keluar darah nifas ini adalah 40 hari.
Ada beberapa hal yang tidak diperbolehkan pada saat nifas seperti
sholat,puasa, dan ada beberapa hal yang diperbolehkan seperti membaca
Al Qur’an tanpa menyentuhnya.

B. Saran

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca

7
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qaradhawi, DR. Yusuf, Fiqih Thaharah, (Jakarta, Pustaka Al-Kautsar, 2004)

Muhammad ‘Uwaidah, Syaikh Kamil Muhammad, Fiqih Wanita, (Jakarta,


Pustaka Al-Kautsar, 1996)

Al-Fauzan Saleh, Fiqih Sehari-Hari,(Jakarta, Gema Insani, 2006)

Muhammad ‘Uwaidah, Syaikh Kamil, Fiqih Wanita, (Jakarta Timur, Pustaka Al-
Kautsar, 1998)

Anda mungkin juga menyukai