Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENERAPAN PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

HADI ZULHAKIM
01010582024056

RESTI AYU LYSANDRA


01010582024061

RAHAYU NINGTYAS
01010582024063

NABILAH PUTRI SURAHMAN


01010582024064

TARISSA YUSRIANI
0101058202465

DELINDA TRANAHETA
01010582024066

M. FADHIL ALVIZDA
01010582024069
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat rahmat dan ridho-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah Pancasila. Adapun materi yang kami bahas dalam makalah
berjudul “Penerapan Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-Hari”. Pada kesempatan ini kami menyampaikan
terima kasih kepada Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dalam menyelesaikan
makalah ini. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada teman- teman yang telah memberikan bantuan
dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu kami dari
kelompok 6 meminta kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan untuk membantu memperbaiki
dan menyempurnakan tulisan dalam makalah di masa yang akan datang. Diharapkan kesalahan ketik,
kekurang sempuraan dalam penguraian dapat diperbaiki dan memberikan kejelasan dalam pemahaman
mengenai Penerapan Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-Hari serta memberikan pengetahuan. Akhir kata
kami mengucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan berguna bagi kita
semua.

Palembang, 27 April 2021


DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB 1. PENDAHULUAN................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang.............................................................................................. 4
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6
BAB 2. PEMBAHASAN….................................................................................... 7
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pancasila merupakan ideologi yang hanya dimiliki oleh Bangsa Indonesia Sebagai warga negara
yang baik, setia kepada nusa dan bangsa, seharusnya kita mempelajari dan menghayati pandangan hidup
bangsa yang sekaligus sebagai dasar filsafat negara, yang seterusnya untuk diamalkan dan dipertahankan.
Pancasila selalu menjadi pegangan bersama bangsa Indonesia, baik ketika negara dalam kondisi yang
aman maupun dalam kondisi negara yang terancam. Hal itu tebukti dalam sejarah dimana pancasila selalu
menjadi pegangan ketika terjadi krisis nasional dan ancaman terhadap eksistensi bangsa indonesia.

Pancasila berasal dari kata panca dan sila. Panca yaitu lima (5) dan sila yaitu asas. Dan berarti
pancasila adalah 5 asas yang dimiliki oleh masyarakat indonesia yang meliputi 1. Ketuhanan yang maha
esa 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
indonesia. Pancasila itu sendiri dibuat untuk menyatukan pandangan masyarakat indonesia. Karena,
semua yang dijelaskan dalam 5 sila diatas telah dimiliki oleh bangsa indonesia sendiri. Setiap sila tersebut
bukanlah tanpa arti, ada arti disetiap silanya.

Pancasila tidak saja mengandung nilai budaya bangsa, melainkan juga menjadi sumber hukum
dasar nasional, dan merupakan perwujudan cita-cita luhur di segala aspek kehidupan bangsa.
Dengan perkataan lain, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya juga harus dijabarkan menjadi norma
moral, norma pembangunan, norma hukum, dan etika kehidupan berbangsa. Dengan demikian,
sesungguhnya secara formal bangsa Indonesia telah memiliki dasar yang kuat dan rambu-rambu yang
jelas bagi pembangunan masyarakat Indonesia masa depan yang dicita-citakan.

Pancasila lahir berdasarkan pemikiran Bangsa Indoesia dan merupakan cerminan dari karakter
bangsa dan negara indonesia yang beragam. Semua itu dapat terlihat dari fungsi dan kedudukan pancasila,
yakni sebagai; jiwa bangsa indonesia, keribadian bangsa, pandangan hidup bangsa, sarana tujuan hidup
bangsa indonesia, dan pedoman hidup bangsa indonesia.

Oleh karena itu, penerapan pancasila dalam setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara
sangat penting dan mendasar oleh setiap warga negara, dalam segala aspek kenegaraan dan hukum di
Indonesia. Pengamalan pancasila yang baik akan mempermudah terwujudnya tujuan dan cita-cita bangsa
Indonesia.

Pancasila sebagai dasar Filsafat Negara Indonesia mengandung konsekuensi setiap aspek dalam
penyeleggaraan Negara dan semua sikap tingkah laku bangsa Indonesia dalam bermayarakat berbangsa
dan bernegara harus berdasarkan pada nilai-nilai pancasila. Nilai-nilai tersebut perlu dijabarkan dalam
setiap aspek dalam penyelenggaraan Negara dan dalam wujud norma-norma baik norma hukum,
kenegaraan, maupun norma moral yang harus dilaksanakan dan diamalakan oleh setiap warga Negara
Indonesia.

Bagi bangsa Indonesia yang sadar akan kondisi nyata yang dimilikinya itu, tentulah semakin
meyakini dasar negara yang telah disepakati bangsa Indonesia yakni Pancasila dan berusaha
mengimplementasikannya. Namun masalah besar yang masih harus dihadapi ialah bagaimana
menjabarkannya sehingga dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan nyata masyarakat di segenap aspek
kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara. Hal tersebut amat diperlukan pada era reformasi saat ini,
yang arahnya Pancasila nampak telah benar-benar dilupakan oleh berbagai kelompok dalam masyarakat,
walaupun secara formal melalui ketetapan-ketetapan MPR-RI tetap diakui sebagai dasar negara yang
harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara.

Jadi, dalam pengamalan nilai-nilai pancasila tersebut baik dalam kaitannya dengan sikap moral
dan tingkah laku semua warga Negara Indonesia. Oleh karena itu permasalahan pokok dalam pengamalan
pancasila adalah bagaimana wujud pengamalan itu, yaitu bagaimana nilai-nilai pancasila yang universal
itu dijabarkan dalam bentuk norma-norma yang jelas dalam kaitanya dengan tingkah laku semua warga
Negara bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta dalam kaitannya dengan segala aspek
penyelenggaraan Negara dan juga bagaimana mengaktualisasikan dasar dan rambu- rambu tersebut ke
dalam kehidupan nyata setiap pribadi warga negara, sehingga bangsa ini tidak kehilangan norma moral
sebagai penuntun dan pegangan dalam melaksanakan gerakan reformasi, mengatasi krisis
multidimensional termasuk krisis moral yang sedang melanda bangsa dan negara untuk menjangkau masa
depan yang dicita-citakannya.
1.2. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut ini:
1. Apa pengertian nilai?

2. Apa makna dan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila?

3. Bagaimana penerapan nilai-niai pancasila dalam kehidupan sehari-hari?

4. Bagaimana penerapan pancasila dalam pendidikan karakter-karakter?

5. Apa pentingnya penerapan nilai-nilai pancasila?


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Nilai – Nilai yang terdapat dalam pancasila.

A) Kedamaian

Kedamaian adalah situasi yang menggambarkan tidak adanya konflik dan kekerasan. Segala
unsur yang terlibat dalam suatu proses sosial yang berlangsung secara selaras, serasi dan seimbang,
sehingga menimbulkan keteraturan, ketertiban dan ketenteraman. Segala kebutuhan yang diperlukan oleh
manusia dapat terpenuhi, sehingga tidak terjadi perebutan kepentingan. Hal ini akan terwujud bila segala
unsur yang terlibat dalam kegiatan bersama mampu mengendalikan diri.

B) Keimanan

Keimanan adalah suatu sikap yang menggambarkan keyakinan akan adanya kekuatan
transendental yang disebut Tuhan Yang Maha Esa. Dengan keimanan manusia yakin bahwa Tuhan
menciptakan dan mengatur alam semesta. Apapun yang terjadi di dunia adalah atas kehendak-Nya, dan
manusia wajib untuk menerima dengan keikhlasan.

C) Ketakwaan

Ketaqwaan adalah suatu sikap berserah diri secara ikhlas dan rela kepada Tuhan Yang Maha Esa,
bersedia tunduk dan mematuhi segala perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya.

D) Keadilan

Keadilan adalah suatu sikap yang mampu menempatkan makhluk dengan segala
permasalahannya sesuai dengan hak dan kewajiban serta harkat dan martabatnya secara proporsional
diselaraskan dengan peran fungsi dan kedudukkannya.

E) Kesetaraan

Kesetaraan adalah suatu sikap yang mampu menempatkan kedudukan manusia tanpa
membedakan jender, suku, ras, golongan, agama, adat dan budaya dan lain-lain. Setiap orang
diperlakukan sama di hadapan hukum dan memperoleh kesempatan yang sama dalam segenap bidang
kehidupan sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya.

F) Keberadaan

Keberadaban adalah keadaan yang menggambarkan setiap komponen dalam kehidupan bersama
berpegang teguh pada peradaban yang mencerminkan nilai luhur budaya bangsa. Beradab menurut bangsa
Indonesia adalah apabila nilai yang terkandung dalam Pancasila direalisasikan sebagai acuan pola fikir
dan pola tindak.
G). Persatuan dan Kesatuan

Persatuan dan kesatuan adalah keadaan yang menggambarkan masyarakat majemuk bangsa
Indonesia yang terdiri atas beranekaragam komponen namun mampu membentuk suatu kesatuan yang
utuh. Setiap komponen dihormati dan menjadi bagian integral dalam satu sistem kesatuan negara-bangsa
Indonesia.

H). Mufakat

Mufakat adalah suatu sikap terbuka untuk menghasilkan kesepakatan bersama secara
musyawarah. Keputusan sebagai hasil mufakat secara musyawarah harus dipegang teguh dan wajib
dipatuhi dalam kehidupan bersama.

I).  Kebijaksanaan

Kebijaksanaan adalah sikap yang menggambarkan hasil olah fikir dan olah rasa yang bersumber
dari hati nurani dan bersendi pada kebenaran, keadilan dan keutamaan. Bagi bangsa Indonesia hal ini
sesuai dengan nilai yang terkandung dalam Pancasila.

J). Kesejahteraan

Kesejahteraan adalah kondisi yang menggambarkan terpenuhinya tuntutan kebutuhan manusia,


baik kebutuhan lahiriyah maupun batiniah sehingga terwujud rasa puas diri, tenteram, damai dan bahagia.
Kondisi ini hanya akan dapat dicapai dengan kerja keras, jujur dan bertanggungjawab.
2.2. Penerapan Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari
Dalam poin ini kita akan membahas satu per satu tentang penerapan pancasila dalam kehidupan sehari –
hari

1. Ketuhanan yang maha esa


Wujud pengaplikasian kita sebagai warga negara adalah dengan menghormati setiap
agama/kepercayaan yang ada di indonesia ini. Tidak membedakan setiap warga negara lain hanya karena
berbeda kepercayaan, menghormati kebebasan menjalankan ibadah, serta yang paling penting adalah
tidak adanya pemaksaan untuk menganut agama tertentu.

1. Kemanusiaan yang adil dan beradap


 

Contoh perbuatan yang mendasari sila kemanusiaan yang adil dan beradab adalah :

1. mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia;
2. mencintai sesama manusia;
3. mengembangkan sikap tenggang rasa;
4. tidak semena-mena terhadap orang lain;
5. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan;
6. gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.dll.
Bangsa Indonesia terkenal ramah tamah, sopan santun, lemah lembut dengan sesama manusia, bukti-
buktinya misalnya bangunan padepokan, pondok-pondok, semboyan aja dumeh, aja adigang adigung
adiguna, aja kementhus, aja kemaki, aja sawiyah- wiyah, dan sebagainya, tulisan Bharatayudha,
Ramayana, Malin Kundang, Batu Pegat, Anting Malela, Bontu Sinaga, Danau Toba, Cinde Laras,
Riwayat dangkalan Metsyaha, membantu fakir miskin, membantu orang sakit, dan sebagainya, hubungan
luar negeri semisal perdagangan, perkawinan, kegiatan kemanusiaan; semua mengindikasikan adanya
Kemanusiaan yang adil dan beradab.

1. Persatuan Indonesia
 

Pengamalan sila ketiga dapat diwujudkan dengan rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara,
ketika negara NKRI terancam maka seluruh warga negara diwajibkan untuk bersatu dan membela
kedaulatannya. Dan tentunya bangga sebagai warga negara indonesia dan bertanah air indonesia.

Bangsa Indonesia juga memiliki ciri-ciri guyub, rukun, bersatu, dan kekeluargaan, sebagai bukti-buktinya
bangunan candi Borobudur, Candi Prambanan, dan sebagainya, tulisan sejarah tentang pembagian
kerajaan, Kahuripan menjadi Daha dan Jenggala, Negara nasional Sriwijaya, Negara Nasional Majapahit,
semboyan bersatu. teguh bercerai runtuh, crah agawe bubrah rukun agawe senthosa, bersatu laksana sapu
lidi, sadhumuk bathuk sanyari bumi, kaya nini lan mintuna, gotong royong membangun negara
Majapahit, pembangunan rumah-rumah ibadah, pembangunan rumah baru, pembukaan ladang baru
menunjukkan adanya sifat persatuan.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan keadilan.

Wujud penerapannya:
1. mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat;
2. tidak memaksakan kehendak;
3. mengutamakan musyawarah untuk mengambil keputusan
4. menerima hasil musyawarah dengan itikad baik;
5.  menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai keadilan.
 

5.  Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Pengalaman sila terakhir ini diwujudkan dengan mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong-royong, karena suasana kekeluargaan dan
gotong royong adalah ciri khas dari warga negara indonesia.

Dalam hal Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, bangsa Indonesia dalam menunaikan tugas
hidupnya terkenal lebih bersifat sosial dan berlaku adil terhadap sesama, bukti-buktinya adanya
bendungan air, tanggul sungai, tanah desa, sumur bersama, lumbungdesa, tulisan sejarah kerajaan
Kalingga, Sejarah Raja Erlangga, Sunan Kalijaga, Ratu Adil, Jaka Tarub, Teja Piatu, dan sebagainya,
penyediaan air kendi di muka rumah, selamatan, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai