Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KALIMAT EFEKTIF
Disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah bahasa Indonesia

Dosen Pengampu:
Shofia Annisa Ratnasari, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh:
KELOMPOK 6
1. Tiana Tausyiah 220330221020
2. Iis Widiarti 220330221021

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SEBELAS APRIL SUMEDANG

TAHUN 2023
KALIMAT EFEKTIF

A. Pengertian Kalimat Efektif


Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan
sesuai dengan yang diharapkan oleh penulis atau pembicara. Suatu kalimat
dapat dikatakan efektif jika si penerima pesan dapat menyampaikan
kembali gagasan, pesan, perasaan, ataupun pemberitahuan sebagaimana
yang dimaksud oleh pemberi pesan.
Di dalam kamus, kalimat efektif juga memiliki beberapa makna, salah
satu di antaranya bermakna ‘membawa pengaruh’. Artinya, kalimat efektif
juga dapat dimaknai sebagai kalimat yang membawa pengaruh–terutama
berupa kemudahan–bagi pembaca atau pendengar untuk memahami
informasi yang disampaikan oleh pemberi pesan.
Beberapa pengertian kalimat efektif menurut para ahli antara lain yaitu
sebagai berikut:
1. Badudu (1989:36)
Kalimat dapat efektif apabila mencapai sasaran dengan baik
sebagai alat komunikasi.
2. Parera (1984:42)
Kalimat efektif adalah bentuk kalimat yang secara sadar,
disengaja, dan disusun untuk mencapai intonasi yang tepat dan
baik seperti yang ada dalam pikiran pembaca atau penulis.
3. Putrayasa (2007:66)
Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan
informasi secara sempurna karena memenuhi syarat-syarat
pembentuk kalimat efektif tersebut.
B. Ciri-ciri Kalimat Efektif
Ciri-ciri kalimat efetif adalah sebagai berikut:
1) Memuat unsur kalimat dengan lengkap dan tepat. Unsur tersebut
antara lain subjek, predikat, objek, atau keterangan.
2) Menaati ejaan dan kaidah kebahasaan yang baku.
3) Memilih diksi secara tepat.
4) Memadankan strutur bahasa dengan jalan pikiran yang logis dan
sistematis.
5) Ide pokoknya tersampaikan dengan jelas.
6) Menggunakan kata dengan tepat dan tidak bertele-tele.
7) Memanfaatkan variasi struktur kalimat.

C. Unsur Kalimat Efektif


Berikut penjabaran singkat unsur kalimat efektif:
a) Subjek: bagian dari kalimat yang menunjukkan pelaku yang dapat
berupa orang, tempat, atau benda.
b) Predikat: bagian kalimat yang menunjukkan apa yang dilakukan
oleh subjek, biasanya berupa kata kerja.
c) Objek: bagian kalimat yang menunjukkan hal atau benda yang
menjadi sasaran, biasanya berupa nomina.
d) Keterangan: kalimat yang menunjukkan tujuan cara, waktu, tempat,
atau sebab-akibat. Biasanya ditandai dengan penggunaan konjungsi
atau kata hubung.

D. Syarat-syarat Kalimat Efektif


Ada beberapa syarat atau prinsip agar suatu kalimat dapat disebut
sebagai kalimat efektif. Berikut ini 8 (delapan) syarat-syarat kalimat
efektif beserta contoh dan perbaikannya.
1. Kelogisan
Suatu kalimat dapat dipahami apabila penulisan yang
digunakan sesuai dengan ejaan yang berlaku. Selain itu,
unsur-unsur dalam kalimat juga harus memiliki hubungan yang
logis dan masuk akal.
Contoh:
 Kalimat tidak efektif: “Untuk mempersingkat waktu, saya
akan mengambil rute tercepat.”
 Kalimat efektif: “Untuk menghemat waktu, saya akan
mengambil rute tercepat.”

2. Ketegasan
Melakukan penonjolan terhadap ide pokok dari suatu kalimat.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membentuk
penekanan dalam suatu kalimat, yaitu:
 Meletakkan kata yang ditonjolkan di awal kalimat.
Contoh:
“Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa &
negara dengan kemampuan yang ada pada masing-masing
individu.” Penekanan: Presiden mengharapkan
 Membuat urutan kata yang logis.
Contoh:
 Kalimat tidak efektif: “Bukan seribu, sejuta, atau
seratus, tetapi berjuta-juta rupiah.”
 Kalimat efektif: “Bukan seratus, seribu, atau sejuta,
tetapi berjuta-juta rupiah.”
 Melakukan repetisi (pengulangan kata).
Seperti: “Saya suka akan wanginya, saya suka akan
keindahannya.”
 Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh: “Bruno bukan anak yang nakal dan pemarah, tetapi
baik dan penyabar.”
 Menggunakan partikel penekan/penegas.
Seperti: “Jihanlah yang bertanggung jawab atas kejadian ini.”

3. Kehematan
Gunakan kata-kata secara hemat, namun tidak mengurangi
makna atau mengubah informasi yang ingin disampaikan. Dalam
menyusun kalimat efektif, penggunaan kata, frasa, atau bentuk lain
yang tidak dibutuhkan harus dihindari. Seperti:
 Hindari pengulangan subjek.
Jika subjek dalam sebuah kalimat hanya satu, penyebutannya
tidak perlu diulang.
Contoh:
 Kalimat tidak efektif: “Karena dia rajin, dia menjadi
juara satu.”
 Kalimat efektif: “Karena rajin, dia menjadi juara
satu.”
 Hindari sinonim kata.
Jika dalam sebuah kalimat terdapat dua kata yang memiliki
makna serupa, cukup gunakan salah satu saja.
Contoh:
 Kalimat tidak efektif: “Yarsa rajin olahraga agar
supaya sehat.”
 Kalimat efektif: “Yarsa rajin olahraga agar sehat.”
 Perhatikan bentuk kata jamak.
Jika sebuah kata telah memiliki makna jamak, maka tidak
perlu ditambahkan kata yang bermakna jamak lagi.
Contoh:
 Kalimat tidak efektif: “Para hadirin dimohon berdiri.”
 Kalimat efektif: “Hadirin dimohon berdiri.”

4. Ketepatan
Informasi yang akan disampaikan dalam suatu kalimat harus jitu
(sesuai dengan sasaran), sehingga dibutuhkan ketelitian yang tinggi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan ketepatan
kalimat yaitu; memakai kata yang tepat, kata berpasangan harus
sesuai, dan hindari peniadaan preposisi.
Contoh:
 Kalimat tidak efektif: “Jam tangan Ayah yang antik itu dijual
dengan harga murah.”
 Kalimat efektif: “Jam tangan antik milik Ayah itu dijual
dengan harga murah.”

5. Kecermatan
Kalimat efektif tidak boleh menimbulkan tafsir ganda/kalimat
yang ambigu. Perhatikan penggunaan kata atau diksi. Sebab
kalimat efektif hanya memiliki satu makna, tidak menyimpang
ataupun ambigu.
Contoh:
 “Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima
hadiah.” Kalimat tersebut terkesan ambigu karena tidak
dapat menunjukkan siapa yang disebut terkenal, apakah
‘mahasiswa’ atau ‘perguruan tinggi’
Supaya efektif, kalimat tersebut dapat diubah menjadi salah satu
dari dua bentuk berikut, sesuai dengan makna yang dituju:
 “Mahasiswa yang terkenal itu menerima hadiah.”
 “Mahasiswa dari perguruan tinggi itu menerima hadiah.”

6. Kepaduan
Kepaduan artinya informasi yang disampaikan tidak
terpecah-pecah dan tidak bertele-tele. Tidak perlu menyisipkan
kata seperti ‘daripada’ atau ‘tentang’ antara predikat kata kerja dan
objek penderita.
Contoh:
 Kalimat tidak efektif: “Novel ini membahas tentang
persahabatan di sekolah.”
 Kalimat efektif: “Novel ini membahas persahabatan di
sekolah.”

7. Kesejajaran
Kalimat efektif harus memiliki kesamaan bentuk kata atau
makna yang dipakai dalam kalimat. Kesejajaran terletak pada
penggunaan imbuhan, sedangkan dalam hal struktur, kesejajaran
ada pada klausa-klausa yang mengisi kalimat majemuk.
Contoh:
 Kalimat tidak efektif: “Junot menolong anak itu dengan
dipapahnya ke pinggir jalan.”
 Kalimat efektif: “Junot menolong anak itu dengan
memapahnya ke pinggir jalan.”
8. Kesepadanan
Struktur kalimat efektif wajib memenuhi unsur gramatikal yaitu
unsur SPOK, minimal Subjek (S) dan Predikat (P).
Contoh:
“Johan belajar di kelas.”
Subjek kalimat tersebut adalah ‘Johan’ dan predikatnya adalah
‘belajar.’

E. Cara Menyusun Kalimat Efektif


Cara menyusun kalimat efektif adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan Penalaran yang Tegas, Cermat dan Logis
Melansir artikel dari laman Universitas Pendidikan Indonesia
(UPI), syarat sebuah kalimat itu dikatakan efektif adalah logis.
Kelogisan ini bisa dilihat dari keberadaan kalimat pasif dan aktif
yang jelas, juga induk kalimat dan anak kalimat yang tepat.
Jika sudah logis, sebuah kalimat harus memiliki ketegasan,
yakni mana kata yang ditonjolkan. Selain logis dan tegas, kalimat
efektif juga harus cermat dalam pemilihan diksi. Pemilihan ini
berkaitan dengan struktur kalimat dan pemilihan kata yang tepat.

2. Menerapkan Struktur Kalimat yang Jelas


Sebuah kalimat dikatakan efektif jika strukturnya jelas. Struktur
kalimat terdiri dari unsur Subjek-Predikat-Objek-Keterangan
(SPOK). Dalam sebuah kalimat tunggal unsur SPOK sangat mudah
dikenali. Misalnya: Ani (S) membeli (P) kue tart (O) di Toko
Anugerah (Keterangan Tempat). Struktur ini bisa diubah asalkan
masih logis.
Berbeda lagi dengan kalimat yang memiliki unsur SPOK ganda.
Kalimat efektif dengan SPOK ganda akan menjadi lebih panjang,
sehingga diperlukan penggunaan induk dan anak kalimat. Walau
begitu, panjang pendeknya sebuah kalimat tidak bisa menjadi
standar keefektifan sebuah kalimat. Kalimat yang pendek belum
tentu termasuk dalam kalimat efektif jika strukturnya tidak jelas,
begitu pula dengan kalimat panjang.

3. Memakai Kata yang Tidak Bertele-tele


Satu cara menyusun kalimat efektif ialah dengan tidak
bertele-tele. Pemilihan kata dan diksi dalam sebuah kalimat akan
sangat memengaruhi wujud kalimat itu sendiri. Itulah mengapa
penting untuk mengasah nalar dan logika penulis. Umumnya,
penulis pemula banyak boros kata hubung seperti kata ‘yang’ dan
‘dan’.
Misalnya: “Membaca buku memiliki banyak manfaat yang baik
untuk meningkatkan kecerdasan otak yang mendasari manusia
dalam berpikir.” Kalimat di atas bisa diubah menjadi kalimat yang
lebih efektif: “Membaca buku memiliki banyak manfaat, di
antaranya meningkatkan kecerdasan otak.”
Kalimat ini lebih enak dibaca dan mudah dicerna karena pokok
pikiran sudah tersampaikan. Terkadang penulis ingin
menambahkan banyak informasi ke dalam satu kalimat yang justru
akan membuat kalimat tersebut tidak efektif karena memiliki
banyak pokok pikiran.

4. Menerapkan Kesejajaran dalam Pemilihan Kata


Cara menyusun kalimat efektif selanjutnya ialah dengan
menerapkan kesejajaran dalam pemilihan kata. Dalam menulis
berita atau artikel, terkadang mengandung informasi yang
menuntut penyebutan lebih dari satu objek. Misalnya: Renovasi
gedung yang ambruk akibat gempa itu telah memasuki tahap akhir.
Tahapan itu berupa pengecatan tembok, menguji sistem air,
mengatur ruangan dan pemasangan penerangan. Dua kata yang
dicetak miring tidak pararel dengan dua tahapan lain yakni
pengecatan dan pemasangan. Sehingga, agar kalimat itu menjadi
efektif, kata menguji diganti pengujian, dan kata mengatur diganti
pengaturan.
Selain itu, untuk menyusun kalimat efektif, penulis harus
memperhatikan pemilihan kata di setiap kalimatnya. Seperti
menghindari padanan kata dalam satu kalimat, seperti “Sejak dari
siang…” dan kata bermakna sama tapi disejajarkan. Juga,
perhatikan kata jamak dalam kalimat. Jika sudah ada kata yang
mewakili kejamakan, maka tak perlu ditambahi kata lain, seperti
“Hadirin semuanya…”

F. Contoh Kalimat Efektif


Contoh kalimat efektif adalah sebagai berikut:
 Pihak sekolah memasang CCTV untuk keamanan sekolah.
Pihak sekolah (subyek) memasang (predikat) CCTV (obyek) untuk
keamanan sekolah (keterangan tujuan).
 Ibu belanja buah, sayur, telur, daging sapi, dan beras dipasar.
Ibu (subyek) belanja (predikat) buah, sayur, telur, daging sapi, dan
beras (obyek) di pasar (keterangan tempat).
 Putri mengayuh sepeda dengan kencang.
Putri (subyek) mengayuh (predikat) sepeda (obyek) dengan kencang
(keterangan cara).
DAFTAR PUSTAKA

Dewantari, Tiara Syabanira. (2022). Apa itu Kalimat Efektif? Pahami


Pengertian, Ciri-ciri, dan Contohnya. https://www.brainacademy.id/blog/c
ara-memahami-kalimat-efektif. Diakses pada 8 Mei 2023, pukul 17.12
WIB.
Saptoyo, Rosi Dewi Arianti. (2020). Kalimat Efektif: Pengertian, Ciri, Syarat,
Unsur, Struktur dan Contoh. https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/
03/180624569/kalimat-efektif-pengertian-ciri-syarat-unsur-struktur-dan-co
ntoh?page=all#page2. Diakses pada 8 Mei 2023, pukul 17.14 WIB.
Yuda, Alfi. (2022). Pengertian Kalimat Efektif Menurut Para Ahli, Syarat,
Ciri, Unsur, dan Contohnya. https://www.bola.com/ragam/read/4976456/p
engertian-kalimat-efektif-menurut-para-ahli-syarat-ciri-unsur-dan-contohn
ya. Diakses pada 9 Mei 2023, pukul 12.28 WIB.
Digital Marketing. (2022). Menyusun Kalimat Efektif yang Baik dalam
Jurnalistik. https://blog.tempoinstitute.com/berita/menyusun-kalimat-efekt
if-yang-baik-dalam-jurnalistik/. Diakses pada 9 Mei 2023, pukul 12.26
WIB

Anda mungkin juga menyukai