Anda di halaman 1dari 8

Nama : Popi Hidayana

NIM : 19022108

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

Kode Seksi : 467

Resume Materi Pertemuan 6

“Kalimat Efektif”

Hakikat Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penutur/penulisnya


secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Efektif
dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang memiliki kemampuan menimbulkan gagasan atau
pikiran pada pendengar atau pembaca. Dengan kata lain, kalimat efektif  adalah kalimat yang
dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga pendengar/pembaca
dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang
dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.

Beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa :

1.Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif,
gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup
menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007).

2.Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami
orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001).

3.Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas,
dan enak dibaca. (Arifin: 2005).

4.Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan
informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi: 2009)

5.Razak (1988) mengemukakan kalimat efektif adalah kalimat yang mampu mewakili
gagasan atau pikiran yang disampaikan oleh pengarang sehingga tergambar jelas dalam
pikiran pembaca, persis seperti yang disampaikannya.
6.Manaf (1999) memberikan defenisi bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mengungkapkan pikiran atau perasaan penutur atau penulis secara lengkap dan akurat dan
dapat dipahami secara mudah dan tepat oleh penyimak atau pembaca.

7.Pakar lain, Semi (1989) berpendapat bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang harus
memenuhi sasaran, mampu menimbulkan pengaruh dan me-ninggalkan kesan.

8.Selanjutnya, Gani (1999) mengemukakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang
memungkinkan:

a.Pembaca mudah memahami dengan baik dan cepat pesan, berita, dan amanat yang
disampaikan,

b.Pembaca tergerak oleh pesan, berita, dan amanat itu, dan

c.Pembaca berbuat sebagaimana pesan, berita, dan amanat tersebut

Berdasarkan beberapa pendapat di atas,dapat disimpulkan bahwa Kalimat efektif ialah


kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada
pikiran pendengar atau pembaca seperti gagasan yang ada pada pikiran pembicara atau
penulis. Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan,
maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis.

Ciri-Ciri / Persyaratan Kalimat Efektif

Menurut Wijayanti (2015: 66) kalimat dinyatakan efektif bila memiliki ciri-ciri:

a.Kesatuan gagasan

Kalimat efektif hanya mengandung satu gagasan. Baik didalam kalimat maupun di dalam
paragraf syarat yang harus dipeneuhi adalah adanya kesatuan gagasan. Kesatuan gagasan ini
akan memiliki arti bahwa di dalam sebuah kalimat hanya ada satu ide/gagasan.

b.Kesepadanan

Kesepadanan adalah keseimbangan pikiran (gagasan) dengan struktur kalimat. Untuk


menghasilkan kalimat yang mengandung kesepadanan, perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1.Kalimat memiliki subjek dan predikat yang jelas. Dengan adanya Subjek dan Predikat yang
jelas akan memberikan kejelasan pula dalam penyampaian ide/pesan dari kalimat tersebut.
Apa atau siapa dalam sebuah kalimat memberikan kejelasan dalam kalimat tersebut

2.Kata depan tidak berada di depan subjek. Ketepatan penggunaan konjungsi (termasuk intra-
kalimat) dalam sebuah kalimat memiliki peran penting dalam mendukung kejelasan gagasan
dalam sebuah kalimat.

3.Subjek tidak ganda. Subjek yang ganda dalam sebuah kalimat dapat menimbulkan
pemahaman yang ganda/lebih dari satu (ambigu). Oleh karena itu, dalam kalimat efektif
subjek harus memiliki satu makna yang jelas agar tidak menimbulkan kealahan pemahaman
yang berbeda

c.Keparalelan (kesejajaran)

Keparalelan adalah kesamaan bentuk atau makna yang digunakan dalam kalimat. Contoh:
Atika memetiki setangkai bunga. (tidak paralel makna). Kalimat tersebut tidak memiliki
kepararelan bentuk karena bila digunakan kata memetiki berarti bukang hanya setangkai
namun memiliki makna jamak, seharusnya memetik.

d.Kehematan

Kalimat efektif bercirikan tidak menggunakan kata-kata yang tidak diperlukan. Cara untuk
menghemat kata adalah dengan tidak mengulang subjek, tidak memakai bentuk superordinate
, tidak menggunakan kata bersinonim, dan tidak menjamakkan kata-kata yang sudah
menggunakan bentuk jamak. Contoh : Belajar adalah merupakan tanggung jawab mahasiswa.
Pemakaian kata adalah merupakan memiliki makna yang sama.

e.Kelogisan

Kalimat dikatakan efektif jika dapat diterima oleh akal sehat. Contoh: Waktu dan tempat
kami persilakan. (tidak logis). Pemakaian kata dipersilakan tidak tepat/tidak logis karena
yang dapat dipersilakan adalah orang. Maka kalimat tersebut akan menjadi efektif apabila
kata tersebut diganti menjadi waktu dan tempat kami serahkan atau kami berikan.

f.Kecermatan
Kalimat efektif ditulis secara cermat, tepat dalam diksi sehingga tidak menimbulkan tafsir
ganda. Penempatan unsur-unsur kalimat yang tepat akan membantu pembaca untuk
memahami makna kalimat secara jelas tanpa menimbulkan tafsir ganda.

Contoh :

1.Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menjadi Putri Indonesia tahun ini. (tidak
cermat)

2.Mahasiswa yang berasal dari perguruan tinggi yang terkenal itu menjadi Putri Indonesia
tahun ini. (cermat)

g. Kebervariasian

Ciri kalimat efektif yang lain adalah tidak monoton. Kalimat sebaiknya bervariasi dengan
memanfaatkan jenis-jenis kalimat yang ada dalam bahasa Indonesia.

h.Ketegasan

Ketegasan dapat dinyatakan dengan memberi penonjolan atau penekanan pada ide pokok
kalimat. Ketegasan dalam kalimat efektif ini menjadi penting karena hal yang ditonjolkan
tersebut merupakan ide dari gagasan dalam kalimat tersebut.

i.Ketepatan

Diksi yang digunakan perlu dipilih secara tepat dan cermat sehingga dapat mewakili
tujuan, maksud, atau pesan. Pemakain kata yang memiliki makana ganda, kata yang
berhomonim, homofon, homograf juga akan memiliki pengaruh dalam kalimat tersebut.

j. Kebenaran struktur

Kalimat efektif mengandung kebenaran struktur bahasa Indonesia, artinya unsur-unsur


yang digunakan dalam kalimat tidak memakai unsur-unsur asing atau daerah. Sebagai contoh,
pemakaian unsur bahasa Inggris which, where tidak benar jika disepadankan dengan
konjungsi dimana, di mana, atau yang mana dalam bahasa Indonesia. Penggunaan kata-kata
tersebut perlu dihindari. Begitu pula unsur bahasa daerah sebaiknya tidak dipakai dalam
tulisan.
Contoh:

1.Masyarakat hukum adalah sekelompok orang-orang yang berdiam dalam suatu wilayah
tertentu dimana di dalam kelompok tersebut berlaku serangkaian peraturan sebagai pedoman
tingkah laku. (salah)

2.Masyarakat hukum adalah sekelompok orang yang berdiam dalam suatu wilayah yang
menganut serangkaian peraturan sebagai pedoman tingkah laku. (benar)

k.Keringkasan

Dalam menulis ditemukan pemakaian kata dan kelompok kata yang sebenarnya memiliki
makna yang sama. Dalam hal ini kelompok kata merupakan bentuk panjang, sedangkan kata
merupakan bentuk ringkas/pendek.

Contoh:

1.Kami mengadakan penelitian anak jalanan di Jakarta. (bentuk panjang)

2.Kami meneliti anak jalanan di Jakarta. (bentuk ringkas)

Arifin dan S. Amran (2005) menyimpulkan ada tujuh ciri-ciri kalimat disebut sebagai
kalimat efektif:

a.Kesepadanan Struktur

Kesepadanan mengacu kepada keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan dan struktur
bahasa yang dipakai (Arifin dan Amran, 2005). Kesepadanan kalimat mengimplikasikan
kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran. Kesepadan dalam kalimat efektif dapat
dinilai dari ciri-ciri sebagai berikut :

1.Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat yang jelas. Kejelasan subjek dan predikat suatu
kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan penggunaan kata depan di, dalam, bagi,
untuk, pada, dan sebagainya di depan subjek.

2.Tidak terdapat subjek yang ganda.


3.Beberapa kata penghubung intrakalimat (seperti sehingga, dan, atau, lalu, kemudian,
sedangkan, bahkan) tidak digunakan pada kalimat tunggal.

b.Kehematan Kata

Kehematan dalam kalimat efektif adalah menghindari penggunan kata, frase, atau bentuk
lain yang tidak perlu, yang mana tidak menyalahi kaidah tata bahasa dan tidak mengubah
makna kalimat. Penghematan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1.Hindari pengulangan subjek yang tidak diperlukan.

2.Hindari penggunaan superordinat pada hiponimi kata.

3.Hindari kesinoniman dalam satu kalimat.

4.Hindari penjamakan kata-kata yang sudah berbentuk jamak.

c.Kesejajaran Bentuk

Kesejajaran bentuk atau keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam
kalimat yang dibuat. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan ungkapan nominal, bentuk
kedua dan seterusnya juga menggunakan bentuk nominal; kalau yang pertama menggunakan
bentuk verbal, hendaknya yang kedua dan seterusnya juga menggunakan bentuk verbal.
Begitu juga sebaliknya, jika kalimat yang dibuat kalimat majemuk, maka kedua predikat juga
memiliki bentuk yang sama dalam uraian.

d.Ketegasan Makna

Ketegasan atau penekanan adalah menonjolkan ide pokok dalam kalimat. Kalimat itu
memberikan penekanan atau penegasan makna dengan menonjolkkan kata-kata yang ingin
ditekankan. Ciri-ciri penegasan kalimat efektif sebagai berikut:

1.Meletakkan kata yang ingin ditonjolkan maknanya di depan kalimat.

2.Membuat urutan kata secara bertahap sehingga akan menghasilkan makna yang lebih
mendalam.

3.Melakukan pengulangan kata.


4.Melakukan pertentangan atau perbandingan terhadap kata yang berusaha ditonjolkan dalam
kalimat tersebut.

5.Menggunakan partikel penegas, sehingga akan menghasilkan kalimat yang sesuai


maknanya.

e.Kelogisan Kalimat

Kelogisan adalah ide yang ada dalam kalimat itu dapat diterima oleh akal dan sesuai
dengan ejaan yang berlaku. Kelogisan dilihat dari segi makna kalimat yang disusun oleh
penulisan. Salah satu cara untuk membuat kalimat logis adalah dengan memperhatikan
struktur susunan unsur kata yang dibuat. Jika susunan kata atau unsur kata yang dibuat tidak
tepat, maka akan menghasilkan kekaburan makna kalimat. Oleh karena itu, diksi dan susunan
unsur kata mempengaruhi kelogisan kalimat yang mana ditinjau dari segi makna kalimat.

f.Kepaduan Makna

Kepaduan dalam kalimat efektif dimaksudkan sebagai kepaduan pernyataan dalam kalimat
itu sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah. Ciri-ciri kalimat yang padu,
yaitu:

1.Hindari penggunaan kalimat yang panjang dan bertele-tele.

2.Kalimat yang padu menggunakan pola aspek + agen + verba secara tertib dalam kalimat-
kalimat yang berpredikat persona.

3.Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata antara predikat kata kerja transiti
dan ojek penderita.

g.Kecermatan

Kecermatan dalam kalimat efektif dimaksudkan sebagai kalimat yang tidak menimbulkan
pengertian ganda dan tepat dalam pilihan kata. Hal ini mengacu kepada pembentukan kalimat
ambigu dalam tulisan yang dibuat. Pembentukan kalimat ambigu bisa terjadi ditinjau dari
bentuk kalimat yang susunan unsur kalimat tidak beraturan, sehingga akan membuat
kesalahan dalam pemaknaan. Kecermatan dalam kalimat efektif, juga ditinjau dari penulisan
huruf, pemakaian tanda baca, penulisan unsur serapan, dan pemilihan kata yang sesuai di
dalam kalimat.

Sumber:

 Arifin, Zaenal dan Amran Tasai.(2005). Cermat Berbahasa Indonesia untuk


Perguruan Tinggi.Jakarta : Medi Yatama Sarana Perkasa.
 Materi pertemuan 6
 Widjono, H.S.(2008). Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi. Jakarta : PT Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai