Anda di halaman 1dari 22

Kalimat Penjelas

dan Simpulan
Duwi Purwati, S.Pd, M.Hum
Kalimat Penjelas
 Struktur yang lain dalam sebuah paragraf adalah
kalimat pendukung atau penjelas. Kalimat ini
bertujuan untuk mengembangkan kalimat topik.
Kalimat ini memberikan penjelasan atau
pembuktian kalimat topik dengan mengajukan
informasi lebih tentang apa yang dibahas pada
kalimat topik.
Contoh kalimat-kalimat penjelas dalam paragraf:

 Pelaku bisnis sering dihadapkan pada risiko, risiko yang


bersifat strategis dan risiko bersifat operasional. Risiko
strategis merupakan pengeluaran yang mengharuskan
perusahaan-perusahan untuk berpikir pada skala
strategis. Risiko jenis ini harus dipecahkan oleh
pimpinan dan memerlukan perencanaan strategis.
Risiko operasional mengharuskan keterlibatan
pimpinan sekaligus pada tingkat yang lebih rendah.
Risiko operasional dapat terjadi pada para pemasok,
aspek produksi, dan unit distribusi (Wijayanti, 2013:89)
Kalimat Simpulan
Struktur terakhir dalam sebuah paragraf adalah
kalimat penegas/simpulan. Kalimat ini bertujuan
untuk memberikan isyarat tentang akhir paragraf dan
memberikan poin-poin penting yang harus diingat
oleh pembaca. Hal itu dapat dilakukan dengan dua
cara, yakni:
 Dengan meringkas poin-poin utama pada paragraf
 Dengan mengulang kalimat topik dengan kata-kata
yang berbeda
Contoh kalimat kesimpulan/penegas:

 Benda cagar budaya di Indonesia menjadi incaran


kolektor, salah satu benda tersebut adalah Arca Aksobhya
Budha yang sedang duduk bersila dengan kedua telapak
tangan di atas paha. Benda seni tersebut tergolong barang
dagangan yang tak ternilai. Penawaran sempat dibuka
dengan harga 300.000 dolar Amerika atau sekitar tiga
miliar rupiah. Harga selangit itulah yang ditawarkan Balai
Lelang Christie’s di New York. Hal ini membuktikan
bahwa benda peninggalan sejarah bangsa Indonesia
banyak diburu oleh para kolektor (Wijayanti, 2013:90)
 Contoh:

Ada anggapan yang salah bahwa bahasa Indonesia tidak perlu


dipelajari. Hal ini disebabkan karena orang Indonesia sudah tentu
dapat berkomunikasi dalam bahasa Indonesia. Apalagi bila hanya
digunakan untuk berkomunikasi sehari-hari di lingkungan
masyarakat. Cukuplah dengan kemampuan bahasa yang ala
kadarnya dan sekenanya asal maksudnya dapat diterima oleh lawan
bicara. Itulah sebabnya pelajaran bahasa Indonesia di sekolah hanya
dianggap sebagai salah satu materi pelajaran tanpa memperhatikan
hasil akhirnya, yaitu kemampuan berbahasa (Rahayu, 2007:98).
Pada paragraf di atas dapat dijabarkan sebagai berikut:

Kalimat topik:
Ada anggapan yang salah bahwa orang Indonesia tidak
perlu belajar bahasa Indonesia

Beberapa pikiran penjelas:


Bahasa Indonesia telah digunakan dalam masyarakat
Komunikasi sudah lancar dengan bahasa yang sekadarnya
Pelajaran bahasa Indonesia tidak mendapatkan perhatian

Beberapa pikiran penjelas di atas mempunyai hubungan satu


sama lain dan memberikan penjelasan terhadap adanya anggapan
yang salah tentang bahasa Indonesia.
Kesatuan
 Paragraf dapat dikatakan memiliki kesatuan apabila kalimat-
kalimat didalam paragraf itu menyatu dan saling berkaitan
menunjang topik utama
 Kesatuan paragraf bukan berarti paragraf tersebut hanya
mengandung satu hal atau rincian saja, namun dalam paragraf
diperbolehkan mengandung beberapa rincian namun masing-
masing tincian harus menyatu membentuk makna sama.
 Setiap rincian atau penjelas yang dipaparkan harus sesuai dengan
ide pokok yang dimaksud sehingga tidak membingungkan pembaca
 Didalam penulisan karya ilmiah, seluruh kalimat harus menyatu,
jika ada kalimat yang tidak relevan dengan topik utama maka
kalimat itu harus dibuang atau diganti.
 Kesatuan paragraf akan terbentuk apabila masing-masing kalimat
dalam sebuah paragraf tersusun secara berurutan dan saling
berkaitan
Contoh:
 Biogas merupakan salah satu metode pengolahan limbah

kotoran ternak agar dapat dimanfaatkan kembali, sehingga dapat   menghasilkan

  suatu   produk   yang   bernilai. Semua jenis   bahan   organik   bisa   diproses  

untuk   menghasilkan biogas.   Akan   tetapi,   bahan   organik   yang   cocok  

untuk menghasilkan   biogas   sederhana   adalah   bahan   organik padat   dan  

cair   yang   homogen,   diantaranya   kotoran   dan urine  (air  kencing)  hewan

 ternak.   Biogas dapat  menjadi

bahan bakar alternatif masa depan yang ramah lingkungan

dan dapat menggantikan sebagian atau melengkapi bahan

bakar minyak tanah yang makin terbatas.
Penjelasan
 Kutipan   (6)   membicarakan   tentang   metode   pengolahan limbah kotoran ternak 

 menjadi biogas. Kalimat utama tersebut tersebut   dirinci   menjadi   beberapa  

kalimat   penjelas,   yaitu   (a)

bahan organik homogen yang bisa diproses menjadi biogas, (b)

jenis bahan organik homogen, dan (c) fungsi biogas untuk bahan bakar   alternatif  

masa   depan.   Keseluruhan   kalimat   penjelas berhubungan   dengan   kalimat  

utama   dan   tidak   ada   kalimat

sumbang. Paragraf tersebut memiliki kesatuan makna yang baik

karena keseluruhan kalimat membicarakan hal yang sama
 Kepaduan (Coherence)
 Sebuah paragraf dibangun oleh kalimat-kalimat yang saling mendukung
satu sama lain secara timbal balik. Koherensi sebuah paragraf dapat terjadi
bila disusun secara logis dan berkaitan.
 Padu dalam hal ini bermakna adanua keruntutan berfikir dalam setiap
kalimat yang dipaparkan. Suatu paragraf tidak bisa dikatakan baik jika
tidak memiliki koherensi, meskipun paragraf tersebut memenuhi syarat
kelengkapan
 Untuk menciptakan kepaduan sebuah paragraf dapat dilakukan dengan
cara: (1) pengulangan kata kunci, (2) penggunaan kata ganti, dan (3)
penggunaan kata sambung.
Contoh :
 Pendidikan   di   Kota   Malang   mengalami   perkembangan
pesat. Setiap tahun, jumlah pelajar SMA/sederajat yang ingin  
melanjutkan   kuliah   di   kota   Malang   semakin meningkat.   Ada  
beberapa   alasan   pelajar   ingin melanjutkan   kuliah   di   kota  
Malang.   Alasan­alasan
tersebut diantaranya, letak kota Malang yang strategis, jalur   akses  
transportasi   yang   mudah,   dan   juga
perkembangan kualitas pendidikan.
TUGAS
 Membuat kalimat penjelas dan simpulan dari
latihan 4 yang sudah dikerjakan sebelumnya pada
minggu lalu.
Paragraf Karangan
 Paragraf Pembuka atau pengantar
Sebagai pengantar, paragraf pembuka harus benar-benar
menarik kadangkala diawali dengan pendapat tokoh tertentu.
1. Menyampaikan berita hangat
2. Memberikan latar belakang dengan suasana yang pas
3. Memberikan contoh konkret berkenaan dengan pokok
pembicaraan
4. Mengawali karangan dengan suatu pernyataan tegas
5. Menyentak pembaca dengan perbandingan yang kontras
6. Mengungkapkan isu misteri yang belum terungkap
 Paragraf Pengembang
Paragraf ini mengembangkan ide pokok pembicaraan yang sudah
dirancang. Paragraf ini mengemukakan persoalan yang hendak
dikemukakan di dalam sebuah karangan. Jumlah paragraf pengembang
tidak ada batasannya. Yang menjadi ukuran atau pembatas adalah
ketuntasan pengungkapan pikiran/ gagasan karangan secara keseluruhan.
 Menguraikan, mendeskripsikan, membandingkan, mengontraskan,

menjelaskan, memaparkan, menceritakan ide pokok karangan.


 Menolak konsep tertentu untuk menopang ide pokok karangan: alasan,

argumentasi, contoh, rincian


 Mendukung konsep tertentu untuk menopang ide pokok karangan:alasan,

argumentasi, contoh, rincian, dukungan


Contoh Paragraf Pembuka :
Bahasa Indonesia yang berkedudukan sebagai bahasa
nasional dan bahasa resmi negara harus terus dibina dan
dikembangkan agar menjadi bahasa yang modern, yakni bahasa
yang sanggup mengemban fungsinya sebagai sarana komunikasi
dalam berbagai segi kehidupan. Dalam usaha membina dan
mengembangkan bahasa Indonesia tersebut, pemerintah
menjadikan bahasa Indonesia sebagai salah satu bidang studi
wajib. Tujuan pembinaan bahasa Indonesia melalui pendidikan
formal tersebut di samping bermaksud agar mahasiswa memiliki
keterampilan berbahasa lisan maupun tulisan dengan baik, juga
diharapkan memiliki jati diri dan kepribadian yang yang luhur
Contoh Paragraf Pengembang:
Sebagai pemakai bahasa Indonesia selayaknya memiliki rasa kebanggaan menggunakan
bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Setiap warga negara Indonesia juga sepatutnya
memiliki sikap positif terhadap bahasa Indonesia dan berusaha agar selalu cermat dan
teratur menggunakannya dalam kehidupan seharihari. Paling tidak menanamkan budaya
malu jika tidak mampu menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar. Oleh karena
itu, sudah sepantasnyalah bahasa Indonesia dicintai dan dijaga. Namun demikian, di
lingkup perguruan tinggi misalnya, sikap berbahasa yang positif belum sepenuhnya
dimiliki sebagian besar mahasiswa. Kesadaran rasa setia, bangga memiliki, dan
memelihara bahasa Indonesia tampaknya masih kurang. Hal ini disebabkan mahasiswa
cenderung bersikap lebih percaya diri ketika menggunakan bahasa asing dibandingkan
dengan bahasa negeri sendiri. Sikap seperti ini tercermin dalam kehidupannya sehari-hari,
baik dalam situasi formal maupun nonformal. Jika merujuk pada pernyataan bahwa bahasa
menunjukkan jati diri bangsa, maka menurut Hikmat & Solihati (2013) hal ini menjadi
sangat ironis karena di kalangan generasi muda saat ini, jati diri bangsanya mulai keropos
dan kelak bisa saja tergerus oleh perkembangan zaman.
Selain itu, pembelajara Bahasa Indonesia di perguruan tinggi terkadang dipandang
remeh. Anggapan tersebut muncul karena bahasa Indonesia sudah digunakan sebagai
bahasa sehari-hari dalam berinteraksi. Bahasa Indonesia juga telah diajarkan sejak berada
di bangku sekolah dasar. Maka tak heran jika mata kuliah Bahasa Indonesia dianggap
sudah tidak perlu lagi diajarkan. Padahal kedua hal tersebut konteksnya sangat berbeda
 Paragraf penutup
Paragraf penutup merupakan paragraf kesimpulan pembicaraan yang
telah dipaparkan sebelumnya. Paragraf penutup mungkin hanya merupakan
sebuah rangkuman atau mungkin juga sebuah penegasan ulang dari hal-hal
pokok yang dipaparkan pada paragraf-paragraf sebelumnya. Kalimat-
kalimat reflektif seringkali dipakai untuk mengakhiri paragraf penutup untuk
meninggalkan bekas-bekas akhir yang tidak mudah dilupakan dan menuntut
pemikiran lanjutan.
 Menegaskan kembali ide pokok karangan dengan menggunakan kata-kata
yang berbeda
 Meringkas atau merangkum hal-hal penting yang telah disampaikan
dalam karangan
 Memberikan kesimpulan, saran, dan/ atau proyeksi kedepan
Contoh Paragraf Penutup
Berbahasa Indonesia secara baik dan benar memiliki konsekuensi logis
terkait terhadap pemakaiannya sesuai dengan situasi dan konteks
pembicaraan. Pada situasi formal, menggunakan bahasa Indonesia yang
benar menjadi prioritas utama dan pemakaiannya sering menggunakan
bahasa baku. Namun, terkadang yang menjadi permalasahan menurut
Mansyur (2016) adalah munculnya gejala bahasa, seperi interferensi bahasa
gaul, yang tanpa disadari turut dipakai dalam berbahasa Indonesia ragam
resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa Indonesia yang digunakan menjadi
tidak baik. Oleh karena itu, pemahaman bahasa Indonesia sesuai dengan
kaidah berbahasa Indonesia yang baik dan benar diperlukan mahasiwa agar
mempunyai sikap yang positif terhadap bahasa Indonesia. Sikap berbahasa
Indonesia yang positif dapat ditunjukkan dalam bentuk kesetiaan
berbahasa, kebanggaan berbahasa, dan kesadaran adanya norma bahasa
yang berlaku.
Mendiskusikan Paragraf
 Pada bagian ini, Anda dipersilakan untuk
berdiskusi dengan teman-teman Anda. Buatlah
kelompok kecil dengan jumlah anggota sekitar 3
atau 4 orang. Selanjutnya, ikutilah beberapa
aktivitas berikut. Diskusikan dengan kelompok
Anda beberapa contoh paragraf berikut, kemudian
tentukan kalimat topik dan ide pengontrolnya!

 Latihan 1
……………………………………………………………….................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................................
..................................................................
1. Kalimat topik:
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
2. Ide pengontrol:
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………
 Setelah teks paragraf selesai ditulis, langkah
berikutnya yang harus Anda lakukan adalah
mengecek, memperbaiki, dan merevisi beberapa
aspek dalam tulisan Anda. Beberapa aspek tersebut
adalah:
 Lakukan pengecekan terhadap kosakata dan tata
bahasa agar sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia (PUEBI). Dalam mengecek
kebakuan kosakata, Anda dapat mengecek melalui
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) melalui
laman https://kbbi.kemdikbud.go.id

Anda mungkin juga menyukai