Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.Makalah ini kami buat demi memenuhi tugas mata kuliah Keterampilan Bahasa
Produktif.Kami juga menyampaikan terimakasih kepada Drs.Tangson R.Pangaribuan,M.Pd.
selaku dosen pengampu mata kuliah Keterampilan Bahasa Produktif.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Medan,Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A.Latar Belakang.....................................................................................................................................1
B.Rumusan Masalah................................................................................................................................2
C.Tujuan Pembahasan..............................................................................................................................2
D.Manfaat................................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................3
A.Pengertian Kalimat Efektif..................................................................................................................3
B.Ciri-ciri Kalimat Efektif.......................................................................................................................3
1.Kesatuan...........................................................................................................................................3
C.Menulis Kalimat Efektif.....................................................................................................................10
BAB III PENUTUP...................................................................................................................................13
A.Simpulan............................................................................................................................................13
B.Saran..................................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................14

ii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Bahasa adalah alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan manusia yang lainnya
dengan tujuan menyampaikan maksud dari si pembicara. Bahasa tentu memiliki unsur atau
aturan yang digunakan agar dapat lebih mudah di pahami oleh lawan bicara. Kalimat efektif
adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami
oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau gagasan yang disampaikan sudah tepat,
pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti
apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.

Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau
pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan. Supaya kalimat
yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang
digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak
boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan.
Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan
kesesuaiannya dengan kaidah (Mustakim, 1994:86).

Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak memenuhi syarat sebagai
bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, antara lain, mungkin kalimat-kalimat yang dituliskan
kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-tele. Dengan adanya kenyataan itu, pembaca sukar
mengerti maksud kalimat yang kita sampaikan karena kalimat tersebut tidak efektif. Berdasarkan
kenyataan inilah penulis tertarik untuk membahas kalimat efektif dengan segala
permasalahannya.

Dalam berkomunikasi dengan orang lain, kita mengenal bahasa lisan dan bahasa tulisan. Kedua
bahasa ini sering menimbulkan kesalahpahaman. Penggunaan kalimat yang baik dan benar (yang
disebut kalimat efektif) akan memudahkan pemahanam orang lain sehingga kesalahpahaman
yang sering terjadi dapat terhindarkan.

Untuk menjadikan kalimat yang diucapkan atau ditulis mudah dimengerti oleh orang lain, ada
dua syarat yang harus dipenuhi. Pertama, kalimat tersebut secara tepat dapat mewakili gagasan
atau perasaan pembicara atau penulis. Kedua, kalimat tersebut sanggup menimbulkan gagasan
yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh
pembicara atau penulis. Faktor yang menjadikan gagasan diterima dengan baik adalah

1
penggunaan kalimat yang baik dan benar serta penggunaan huruf dan tanda baca yang sesuai
dengan kaidah tata bahasa.

B.Rumusan Masalah
1.Apa pengertian kalimat efektif?

2.Apa saja ciri-ciri kalimat efektif?

3.Bagaimana menulis kalimat efektif?

C.Tujuan Pembahasan
1.Untuk mengetahui pengertian kalimat efektif.

2.Untuk mengetahui ciri-ciri kalimat efektif.

3.Untuk mengetahui bagaimana menulis kalimat efektif.

D.Manfaat
Dari rumusan masalah yang ada maka manfaat penulisan makalah ini yaitu :

1.Mengetahui gambaran umum kalimat efektif.

2.Memahami syarat yang mendasari kalimat efektif.

3.Mengerti struktur kalimat efektif.

4.Memberi pemahaman mengenai kalimat tanya, bernalar, suruh (perintah), sederhana, luas, luas
bertingkat, luas tidak setara.

2
BAB II PEMBAHASAN

A.Pengertian Kalimat Efektif


Secara tradisional,kalimat diartikan sebagai susunan kata yang teratur yang mengandung pikiran
yang lengkap.Menurut Shaw(Sanggup Barus,2014:81),sebuah kalimat terdiri dari satu kata atau
lebih,menyampaikan satu makna yang lengkap kepada pembaca atau pendengar.Sedangkan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kalimat adalah kesatuan ujaran yang mengungkapkan
suatu konsep pikiran dan perasaan.
Sehubungan dengan hal tersebut,dalam aktivitas menulis,penulis harus menggunakan kalimat
yang benar-benar dapat menjalankan fungsinya sebagai sarana komunikasi yang baik.Kalimat
yang demikian dapat dikatakan sebagai kalimat efektif.Secara lebih jelas,dapat dinyatakan bahwa
kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis secara tepat dan dapat
menimbulkannya dalam pikiran pembaca yang sama tepatnya dengan yang dipikirkan oleh
penulis.

B.Ciri-ciri Kalimat Efektif


1.Kesatuan

McCrimmon(Sanggup Barus,2014:82) menyatakan,”Suatu kalimat yang dikatakan memiliki ciri


kesatuan,apabila setiap pikiran yang terdapat didalamnya menunjukkan relasi yang logis sebagai
suatu keseluruhan dan tidak terdapat penghilangan pikiran yang diperlukan.Secara praktis,suatu
kesatuan pikiran yang diwakili oleh subjek,predikat,atau objek dapat berbentuk kesatuan
tunggal,kesatuan gabungan,kesatuan pilihan,dan kesatuan yang menyatakan pertentangan.

Contoh:

a.Masyarakat sebagai sumber pokok bibit olahragawan harus diikutsertakan dalam kegiatan
olahraga (kesatuan tuggal).

b.Dia telah meninggalkan rumahnya pukul 06.00 dan telah berangkat dengan pesawat satu jam
yang lalu (kesatuan gabungan).

c.Kakak sudah bekerja di perusahaan ternak itu,tetapi ia tidak senang dengan pekerjaan itu
(kesatuan yang mengandung pertentangan).

d.Kamu boleh menyusul saya ke tempat itu,atau tinggal saja di sini (kesatuan pilihan).

2.Koherensi

Keraf(Sanggup Barus,2014:83) menyatakan koherensi merupakan hubungan timbal balik yang


baik dan jelas antara unsur-unsur(kata kelompok kata) yang membentuk kalimat.Kalimat yang
memiliki ciiri koherensi menunjukkan hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-

3
unsur pokoknya,yaitu hubungan antara subjek dan predikatnya,hubungan natara predikat dan
objeknya,serta menunjukkan hubungan timbal balik yang baik dan jelas.

Koherensi sering rusak karena salah menggunakan kata tugas,kontaminasi,salah menempatkan


kata dalam kalimat,menggunakan kata yang salah (karena menggunakan dua buah kata yang
masing-masing maknanya sama atau bersamaan),dan salah menempatkan keterangan aspek.

Contoh:

a.Mereka sedang membicarakan tentang suatu masalah.

b.Seluruh peserta upacara nasional membungkukkan kepala ketika merenungkan jasa para
pahlawan.

c.Sejak kepergianmu kita bertemu tidak pernah.

d.Saya mengerti bahwa yang dicapai abang sekarang demi untuk kita berdua.

e.Darmina Pratiwi Barus sibuk sedang belajar karena waktu ujian sudah dekat.

Kalimat diatas dikatakan sebagai kalimat yang tidak memenuhi ciri koherensi,karena
penggunaan kata tugas tentang,kontaminasi membungkukan kepala,kesalahan penempatan kata
bertemu dan tidak pernah,penggunaan kata demi atau untuk,dan penmpatan keterangan aspek
sedang.

3. Paralelisme

Keraf(1993:47) mengatakqn bahwa Paralelisme adalah penempatan gagasan yang sama penting
dan yang sama fungsinya ke dalam suatu struktur atau konstruksi gramatikal yang sama. Dalam
hal ini, bila salah satu pikiran atau gagasan ditempatkan dalam struktur kata benda, maka pikiran
lain yang mempunyaifungsi yang sama juga harus ditempatkan dalam struktur kata benda. Kalau
salah satu pikiran ditempatkqn dalam struktur kata kerja, maka pikiran lain juga harus
ditempatkan dalam struktur kata kerja.

Tujuan dari paralelisme ini adalah untuk memmbantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal
dengan mempertahankan bagian yang sederajat dalam konstruksi atau bagian yang sama. Karena
terjadinya kekurang efektifan dalam suatu kalimat dalam tulisan bisa terjadi karena tidak
memenuhi syarat paralelisme.

Seperti contoh sebagai berikut:

Ada beberapa macam fungsi evaluasi dalam pengajaran. Pertama, evaluasi dapat memberikan
umpan balik kepada guru sebagai dasaruntuk memperbaiki prises belajar mengajar. Yang kedua
adalah penentuan angka kemajuan belajar masing-masing siswa. Kemudian, yang ketiga adalah

4
untuk menempatkan siswa dalam situasi belajar yang tepat yang sesuai dengan tingkat
kemampuqn yang dimiliki siswa.

Dengan menggunakan konstruksi yang paralel, ketiga fungsi evaluasi itu dapat dihubungkan
dengan sebaik-baiknya, dan akan memberikan tekanan yang lebih helas pada masing-masing
fungsi evaluasi tersebut.

Fungsi evaluasi dalam pengajaran adalah memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar
dalam memperbaiki proses belajar mengajar, menentukan angka kemajuan belajar masing-
masing siswa, dan untuk menempatkan siswa dalam situasi belajar yang tepat dan sesuai dengan
tingkat kemampuan yang dimiliki siswa.

4. Kelogisan

Kalimat dalam tulisan harus memenuhi ciri kelogisan agar pikiran yang didukungnya dapat
dimengerti pembaca. Walaupun sebuah kalimat sudah benar dari segistruktur gramatikal, tetapi
tidak memenuhi ciri kelogisan, kalimat itu tidak dapat dikatakan kalimat efektif. Sebab kalimat
yang tidak memenuhi ciri kelogisan akan sulit dimengerti.

Contoh:

Kelulusan kakak dari perguruan tinggi benar-benar menggembirakan kami karena mahasiswa
UNIMED sedang mengadakan penelitian menurut bidangnya masing-masing.

Bagian contoh kalimat ini dapat dimengerti, tetapi penyatuannya mengakibatkan sukar diterima
oikiran. Bagian kalimat itu tidak menunjukkan hubungan yang helas sehingga sukar dipahami
dan tidak dapatditeruma rasio.

5.Kegramatikalan

Salah satu ciri yang harus dipenuhi kalimat efektif ialah kegramatikalan. Sebuah kalimat
dikatakan memenuhi ciri kegramatikalan apabila kalimat itu benar secara gramatikal.Pada bagian
ini pembicaraan tentang kegramatikalan terbatas pada lima hal, yakni sebagai berikut.

1).Kelengkapan Unsur-unsur Kalimat

Suatu kalimat dikatakan memenuhi ciri kelengkapan unsur-unsurnya apabila kalimatitu telah
mempunyai unsur-unsur yang diperlukan. Dalam hal ini ketidaklengkapan unsur kalimat dalam
sebuah kalimat sebagai akiabat pemanfaatan elipsis, tidak diperhitungkan. Syarat kelengkapan
unsur-unsur kalimat ini berhubungan dengan ciri kesatuan. Sebab ketidaklengkapan unsur sebuah
kalimat menunjukan bahwa kalimat itu tidak memenuhi ciri kesatuan. Kalimat, di dalam
pembangunan memerlukan biaya besar, misalnya, tidak memenuhi syarat kelengkapan karena
subjeknya tidak ada atau tidak jelas. Oleh karena itu, kalimat tersebut juga tidak memnuhi ciri
kesatuan.

5
2) Ketepatan Urutan kata

Suatu kalimat dikatakan memenuhi syarat ketepatan urutan kata apabila urutan kata kalimat itu
sesuai dengan struktur atau pola kalimat bahasa yang bersangkutan. Kedua kalimat yang
dibawah ini tidak memenuhi ciri ketepatan urutan kata.

(a)Dengan temannya ke Bali besok pergi Ayah.

(b)Juga dapat dilakukan dalam sdang pembukaan oleh pimpinan sidang tugas itu.

3) Ketepatan Penyusunan Kalimat Pasif

Suatu kalimat pasif atau bentuk pasif diakatakan memenuhi ciri ketepatan penyusunannya
apabila susunanya atau pembentukannya sesuai dengan pola kalimat pasif bahasa yang
bersangkutan. Dalam bahasa Indonesia dapat diketahui bahwa apabila objek pelaku kalimat pasif
itu orang pertama dan kedua, baik tunggal maupun jamak, maka predikatnya tidak berawalan di.
Kedua kalimat pasif yang di bawah ini dipandang sebagai kalimt pasif yang tidak memnuhi ciri
karena tidak memenuhi kaidah itu.

(a) Surat itu sudah dibaca oleh saya.

(b) Saya sudah tahu bahwa surat itu telah dikirim oleh engkau.

4) Ketepatan Pemekaian Keterangan Aspek

Kalimat tulisan yang tidak memnuhi ciri kegramatikalan, dapat disebabkan pemakain
keterangan aspek yang tidak tepat.

Contoh:

(a) Hal itu saja sudah dikatakan berkali-kali.

(b) Yang belum selesai kita akan segera selesaikan.

Seyogianya keterangan aspek yang terdapat pada kedua kalimat itu, ditempatkan di depan objek
peleku krena objek pelakunya adalah kata ganti orang pertama. Denagn demikian kedua kalimat
itu dapat diperbaiki dan perbaikannya dapat dilakukan sebagai berikut.

(a) Hal itu sudah saya katakan berkali-kali.

(b) Yang belum selesai akan segera kita selesaikan.

5) Ketepatan dan Kelengkapan Imbuhan

6
Kalimat tulisan yang tidak memenuhi ciri kegramatikalan, dapat disebabkan pemakaina imbuhan
yang tidak tepat dan ketidaklengkapan imbuhan.

Contoh:

(a) Materi pelajaran itu sudah dipelajarkan guru kami di sekolah.

(b) Ayah membeli saya sebuah sepeda motor.

Sebaiknya kedua kalimat itu tertulis sebagai berikut.

(a) Materi pelajaran itu sudah diajarkan guru kami di sekolah.

(b) Ayah membelikan saya sebuah sepeda motor.

6. Kekonomian

Keekonomisan adalah salah satu ciri utama kalimat efektif. Suatu kalimat diakatakan bercirikan
keekonomian yang berarti bahwa kalimat itu pendek atau terbentuk dari kata-kata yang relatif
sedikit. Sebab kalimat yang pendek bentuk tentu memenuhi ciri kekekonomian. Sebuah kalimat
yang panjang tidak dapat dikatakan bersifat boros kalau di dalamnya tidak terdapat unsur-unsur
atau kata-kata yang berlebihan. Keekonomian sebuah kalimat adalah suatu relasi anatara
sejumlah kata yang digunakan dan banyaknya arti yang disampaikan. Suatu kalimat dikatakan
ekonomis bukan karena pendeknya atau tidak ekonomis karena kalimat panjang itu.
Pengujiannya bukan pada jumlah kata-katanya, melainkan pada keberfungsian kata-kata yang
harus di serap pembaca. Jadi, pengujian kalimat dalam hal kekeonomisan itu bersifat kualitatif,
bukan bersifat kuantitatif.

Ada beberapa alternatif penyebab utama ketidakekonomisan kalimat tulisan, yaitu tdak
memanfaatkan elipsis, tidak menghindarkan kata mubazir, tidak memanfaatkan hiponimi, tidak
menghindarkan penggnaan frase yang janggal, dan tidak memanfaatkan klitis. Agar lebih jelas,
perhatikanlah kalimat-kalimat yang tidak memenuhi ciri keekonomisan ini.

(a.1) Perbuatannya benar-benar tidak menyenangkan orang.

(a.2) Jadi, perbuatannya benar-benar tidak menyenangkan orang, tidak perlu kita buktikan (tidak
memanfaatkan elipsis).

b)Kemajemukan budaya adalah merupakan aneka penafsiran yang kemudian


memepengaruhi kemajemukan sistem tindakan terhadap truktur realitas.(tda menghindarkan kata
mubazir).

c) Ujian Nasional itu akan dilaksanakan sejak tanggal 22 bulan Maret tahun 2010.(tidak
memanfaatkan hiponimi).

d) Semua anaknya berpendidikan sarjana dengan kekecualian Henry.

7
(tidak menghindarkan penggunaan frasa yang janggal).

e). Sebaiknya engkau sampaikan surat itu dengan segera kepada dia.

(tidak memanfaatkan klitis).

Agar memenuhi ciri keekonomisan, kalimat-kalimat itu harus mendapat

Perbaikan seperlunya. Perbaikannya dapat dibuat sebagai berikut.

(a.2) Jadi, hal itu tidak perlu kita ikuti.

(b)Kemajemukan budaya merupakan aneka penafsiran yang kemudian

mempengaruhi kemajemukan sistem tindakan terhadap struktur realitas.

(c) Ujian Nasional itu akan dilaksankan sejak 22 Maret 2010.

(d) Semua anaknya berpendidikan sarjana, kecuali Henry.

(e) Sebaiknya kau sampaikan surat itu dengan segera kepadanya.

7. Variasi

Yang dimaksud disini adalah variasi kalimat, variasi kalimat adalah aneka ragam bentuk bahasa
yang dapat menarik perhatian pembaca. Ciri variasi dapat diwujudkan dengan sinonim kata,
panjang-pendeknya kalimat, penggunaan awalan me dan di-, dan mengubah posisinya dalam
kalimat.

•Variasi sinonim kata

Variasi sinonim kata adalah variasi dalam kalimat yang diwujudkan dengan cara memberi
penjelasan-penjelasanrbentuk kata atau frase, yang pada hakikatnya tidak merubah isi amanat
yang akan disampaikan.

•Variasi panjang-pendeknya kalimat

Kalimat panjang dan pendeknya sangat penting artinya dalam tulisan untuk memperbanyak
variasi kalimat. Kedua macam kalimat itu ada manfaatnya dan mudaratnya. Kalimat yang
panjang sering sukar atau sulit untuk dipahami, walaupun sudah berungkali dibaca. Sebaliknya,
kalimat pendek biasanya lebih jelas dan lebih mudah untuk dibaca, bahkan kadang lebih kuat
memberi pesan daripada kalimat yang panjang.

Dari uraian diatas dapat ditarik simpulan bahwa kalimat panjang dan kalimat pendek harus bahu-
membahu dan sama-sama dipakai dalam tulisan. Seperti, untuk membuat uraian-uraian atau
penjelasan-penjelasan sudah seharusnya penulis menggunakan kalimat yang panjang, tetapi
untuk menarik simpulan-simpilan pendapat dapat menggunakan kalimat-kalimat pendek.

8
•Variasi penggunaan awalan me dan di-

Variasi menggunakan awalan me dan di- biasanya diwujudkan apabila penulis bermaksud
mengemukakan suatu pikiran pokok dengan kalimat klausanya yang berbentuk aktif, atau dengan
kalimat yang berbentuk aktif dan pasif.

Variasi kalimat yang dihasilkan dengan cara ini sangat penting digunakan dalam tulisan karena
dapat mewujudkan bahasa yang segar dan dapat menyenangkan pembaca

•Variasi dengan mengubah posisi dalam kalimat

Variasi kalimat yang diwujudkan dengan cara ini menunjukkan adanya kalimat yang dimulai
dengan sebuah subjek, predikat, objek, keterangan, frase, dan klausa dalam sebuah paragraf
tulisan.

8. Tekanan

Tekanan sebagai salah satu ciri kalimat yang efektif adalah suatu relasi antara tujuan dan gaya.
Dalam hal ini, penulis harus dapat membedakan sebuah kata atau sebuah frase yang dipentingkan
dalam kalimat. Dibawah ini ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk memberi tekana yang
dimasud, yakni repetisi; pertentangan; bentuk aktif dan pasif; urutan kata atau frase; dan partikal
penekanan.

1.Repetisi

Repetisi adalah pengulangan suatu kata atau frase tertentu dalam suatu kalimat. Repetisi berguna
untuk menekan kata-kata atau frase tertentuu dalam kalimat. Selain itu, repetisi juga dapat
digunakan dalam memperkuat koherensi sebuah paragraph dan digunakan dalam sebuah kalimat
untuk menekankan kata kunci.

2.Pertentangan

Pertentangan dapat pula dipergunakan untuk menekankan suatu pikiran. Contohnya: dia bukalah
seorang filosofis yang sombong, melainkan seorang filosofis yang rendah hati.

3.Bentuk aktif dan pasif

Cara ini digunakan untuk mendorong siswa menggunakan kata kerja dalam bentuk aktif daripada
menggunakan kata kerja dalam bentuk pasif. Anjuran ini adalah hal yang paling umum, karena
bentuk aktif biasanya lebih alamiah jika dibandingkan dengan bentuk pasif yang lemah dan
kadang bersifat panjang-lebar sehingga menyebakan perubahan yang kaku dalam struktur.

Tapi ada saat nya kapan bentuk pasif itu lebih alamiah dan lebih menegaskan. Pada umumnya
lingkup persoalannya adalah suatu posisi tekanan dalam sebuah kalimat atau penempatan sebuah

9
kata yang akan perlu mendapatkan tekanan, mungkin tidak tepat. Perhatikanlah contoh skema
tekanan dengan penggunaan bentuk pasif.

Bentuk aktif Keterangan Bentuk pasif

Mereka memilih kembali partai buruh itu. Partai buruh adalah istilah yang penting disini,
bukan mereka.

Bentuk pasif memberikan tekanan yang tepat.Partai buruh itu dipilih kembali.

Laki-laki itu membawa kami keliling kota dalam sebuah kereta berkuda yang
terbuka.Pengendara disini tidak penting dan mendapat tekana yang tak perlu/tidak ada gunanya
dalam posisi subjek. Kami dibawa keliling kota dengan sebuah kereta berkuda yang terbuka.

4.Urutan kata atau frase

Cara seorang penulis menggunakan urutan kata atau frase untuk mendapat tekana dalam sebuah
kalimat bergantung pada dua pertimbangan. Kata atau frase mana yang penulis inginkan
mendapat tekanan? Jawabannya tentu ada pada penulis. Posisi mana dalam sebuah kalimat
memberikan tekanan yang paling kuat? Jawabannya adalah ada pada posisi yang dinilai sebagai
posisi yang kuat untuk memberikan tekanan terhadap kata atau frase yang dipentingkan dalam
sebuah kalimat ialah posisi awal kalimat. Oleh karena itu, kata atau frase yang diinginkan
mendapat tekanan, biasanya ditempatkan pada awal kalimat, itupun jika tidak menyalahi kaidah
bahasa.

5.Partikel penekanan

Partikel penekanan adalah partikel yang berfungsi menekankan atau menonjolkan sebuah kata
atau pikiran dalam sebuah kalimat. Partikel yang dapat memberi tekanan adalah lah, pun, dan
kah.

C.Menulis Kalimat Efektif


Kalimat dapat dikatakan efektif apabila dapat menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun
pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis. Untuk itu penyampaian harus
memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat,
hubungan antarbagiannya logis, dan ejaannyapun harus benar.
Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan karya tulis, baik berupa essay, artikel, ataupun analisis
yang bersifat ilmiyah adalah penggunaan bahasa secara tepat, yaitu memakai bahasa baku. Perlu
disadari bahwa susunan kata yang tidak teratur dan berbelit-belit, penggunaan kata yang tidak
tepat makna, dan kesalahan ejaan dapat membuat kalimat tidak efektif.
Berikut ini pola kesalahan umum yang sering terjadi.

10
1.Penggunaan dua kata yang memiliki arti sama
Sejak dari usia delapan tahun ia telah ditinggalkan ayahnya
( sejak usia delapan tahun ia telah ditinggal ayahnya )
2. Penggunaan kata berlebih yang mengganggu struktur kalimat
Kepada yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal
( yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal
3. Penggunaan imbuhan yang kacau
Ia diperingati oleh Rektor agar tidak mengulangi kesalahannya
( Ia diperingatkan oleh Rektor agar tidak mengulangi kesalahannya )
4. Kalimat tak selesai
Rumah yang besar yang terbakar itu
( Rumah yang besar itu terbakar )
5. Penggunaan kata dengan struktur dan ejaan yang tidak baku
Kita harus bisa merubah kebiasaan yang buruk
( Kita harus bisa mengubah kebiasaan yang buruk )
6. Penggunaan tidak tepat kata “di mana” dan “yang mana”
Rumah sakit di mana orang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih
( Rumah sakit tempat orang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih )
7. Penggunaan kata “daripada” yang tidak tepat
Seseorang daripada pembantunya pulang ke kampong kemarin
( Seorang di antara pembantunya pulang ke kampong kemarin )
8. Pilihan kata yang tidak tepat
Dalam kunjungan itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyempatkan waktu untuk
berbincang-bincang dengan mayarakat.
(Dalam kunjungan itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyempatkan diri untuk
berbincang-bincang dengan masyarakat).
Selain itu terdapat juga beberapa jenis kesalahan dalam menyusun kalimat, diantaranya :
1.Pelonastis ( pemakaian kata yeng berlebihan / mubadzir )

11
Contoh : Banyak tombol-tombol yang anda gunakan
=> Banyak tombol yang dapat anda gunakan
2. Kontaminasi
Contoh : fitur terbarunya Adobe Photoshop ini lebih menarik
=> Fitur terbaru Adobe Photoshop ini lebih menarik
3. Salah pemilihan kata
Contoh : Saya mengetahui kalau ia kecewa
=>Saya mengetahui bahwa ia kecewa
4. Salah nalar
Contoh : Bola gagal masuk gawang
=>Bola tidak masuk gawang
4. Interferensi ( pengaruh bahasa asing atau daerah )
Contoh : Anak-anak sudah pada datang
=>Anak-anak sudah dating
5. Kata depan yang tidak perlu
Contoh : Di program ini menyediakan berbagai fitur baru
=>Progran ini menyediakan berbagai fitur baru

12
BAB III PENUTUP
A.Simpulan
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat berfungsi mengungkapkan informasi secara tepat,
cepat, dan mudah dipahami dan mempunyai hubungan kalimat, penekanan dan pengucapannya.
Di dalam penyusunan kalimat efektif sangat perlu diperhatikan struktur kalimat, kelugasan
penyusunan kata serta 13ndone-faktor lainnya agar kalimat yang disusun menjadi kalimat utuh
yang efektif. Unsur-unsur dalam kalimat efektif, ialah: subjek (S), predikat (P), objek (O),
pelengkap (Pel) dan keterangan (Ket) dan mengenai syarat-syarat kalimat efektif meliputi:
koherensi, kesatuan, kehematan, paralelisme atau kesejajaran, penekanan, kevariasian dan
logis/nalar.

B.Saran
1.Bagi para pendidik

Para pendidik sebaiknya memahami dengan seksama tentang bahasa 13ndonesia yang memiliki
berbagai ragam bahasa supaya dalam proses kegiatan belajar mengajar terjadi komunikas yang
baik dan tepat penggunaan bahasanya antara pendidik dengan peserta didik.

2.Bagi calon pendidik

Para calon pendidik sebaiknya memahami dan mencari pengetahuan secara seksama mengenai
materi dalam makalah ini supaya pada saat pendidik terjun ke lapangan tidak terjadi kekeliruan
dalam pemakaian bahasa terhadap peserta didik dengan pendidik.

3.Bagi lembaga sekolah

Lembaga sekoah sebaiknya memberikan dan menekankan perhatian penuh terhadap penggunaan
ragam bahasa yang tepat agar terjalin komunikasi yang selaras.

13
DAFTAR PUSTAKA

Barus,Sanggup.2010.Pembinaan Kompetensi Menulis.Medan:USU Press


Tarigan,Henry Guntur.1994.Menulis(Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa).Bandung:Angkasa
Bandung

14

Anda mungkin juga menyukai