Anda di halaman 1dari 12

MEMPELAJARI KALIMAT- KALIMAT EFEKTIF KESEPADANAAN DAN

KESATUAN KESEJAJARAN, PENEKANAN, KEHEMATAN, KEVARIASIAN

MAKALAH

BAHASA INDONESIA

Disusun Oleh : Kelompok 6

1. Tia Ultri Novita


2. Delsa Pitriyana
3. Afriadi wawan
4. Delfiya Duwita Putri

Dosen Pengampu:

Fitri Hadriyani, M.A

JURUSAN ILMU AL QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KERINCI
TAHUN 2022 M/1444 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang mana telah memberikan kami
semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah bahasa Indonesia
dengan judl “Mempelajari Kalimat-kalimat Efektif” dengan baik tepat pada waktunya.

Dalam kesempatan ini, kami selaku penyusun makalah ini menyampaikan ucapan terima
kasih kepada Ibuk Fitri Handayani, MA selaku dosen pengampu bahasa indonesi yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusun tugas ini. Kami juga ingin mengucapkan
terima kasih dengan hati yang tulus kepada seluruh phak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini semoga tuhan senantiasa membalas dengan kebaikan yang berlipat
ganda.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan pada pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya karya
ilmiah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Penyusun ;

Sungai Penuh, Oktober 2022

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAAN

A. Kesepadanan dan Kesatuan.........................................................................3


B. Kehematan..................................................................................................3
C. Penekanan...................................................................................................4
D. Kesejajaran..................................................................................................5
E. Kevariasian..................................................................................................5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................................8
B. Saran............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan sesame
anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan, atau
perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang digunakan itu
hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan,diinginkan,
atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau pembaca. Kalimat yang dapat
mencapai sasarannya secara baik disebut dengan kalimat efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan
pemakaiannya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca dapat
memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud
oleh penulis dan pembicaranya. Akan tetapi, kadang kadang harapan itu tidak tercapai.
Misalnya , ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang
diucapkan atau yang dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan
gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang digunakan harus lengkap dan
ekplisit. Artinya unsur unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan.
Sebaliknya,unsur unsuur yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan..
Kelengkapan dan keekplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan
komunikasi dan kesesuaianya dengan kaidah (Mustakim,1994:86).
Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak memenuhi
syarat sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, antara lain, mungkin kalimat-
kalimat yang dituliskan kabur,kacau, tidak logis, atau bertele tele. Dengan adanya
kenyataan itu, pembaca surat mengerti maksud kalimat yang kita sampaikan karena
kalimat tersebut tidak efektif. Berdasarkan kenyataan inilah kami tertarik untuk
membahas kalimat efektif dengan segala permasalahannya
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan kesepadanaan dan kesatuan
2. Apa yang dimaksud dengan kesejajaran
3. Apa yang dimaksud dengan penekanaan

1
4. Apa yang dimaksud dengan kehematan
5. Apa yang dimaksud dengan kevariasian
C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kalimat kesepadan dan kesatuan
2. Untuk mengetahui kalimat kesejajaran
3. Untuk mengetahui kalimat penekanan
4. Untuk mengetahui kalimat kehematan
5. Untuk mengetahui kalimat kevariasian

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kesepadanan dan Kesatuan
Yang dimaksud kesepadanan adalah keseimbangan antara pikiran atau gagasan
dan struktur bahasa yang di pakai, kesepadanan kalimat ini di perlihatkan oleh kesatuan
gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik. Kesepadanan dalam kalimat
dapat di wujudkan dengan adanya unsur-unsur kalimat yang harus ada seperti subjek dan
predikat dan dapat berfungsi dengan baik.
Ada beberapa hal yang menyebabkan unsur-unsur kalimat tidak dapat berfungsi
dengan baik, pertama subjek yang tidak jelas akibat adanya reposisi yang berada di
depan subjek kalimat yang memiliki predikat berafiks meng-. Kedua, subjek ganda pada
kalimat tunggal. Kalimat yang demikian dapat menganggu keberadaan dan fungsi subjek.
Ketiga pengulangan unsur-unsur kalimat seperti subjek, predikat, objek, pelengkap atau
keterangan yang terdiri atas kata yang sama dalam kalimat. Pengulangan unsur kalimat
yang sama ini dapat mengganggu kesatuan gagasan yang terdiri dalam kalimat tersebut.
Keempat, predikat kalimat yang tidak berfungsi akibat penggunaan kata yang di antara
subjek dan predikat. Dengan adanya kata yang tersebut, maka bagian kalimat yang
seharusnya berfungsi sebagai predikat menjadi tidak berfungsi dan berpindah menjadi
bagian dari subjek.
B. Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat menggunakan kata, frase. Atau bentuk
lain yang dianggap tidak perlu (Ika, 2007:43) kehematan tidak berarti harus
menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan suatu kalimat. Penggunaan
kalimat yang tidak efektif cendrung tinggi ditemukan pada bagian penggunaan
penghematan kata yang berupa penghilangan bentuk ganda. Hal tersebut disebutkan
karna banyaknya ditemukan bentuk ganda yang digunakan suatu kalimat, pemakaian
bentuk ganda dapat dilihat dari contoh berikut:
Contoh 1
Hanya… saja

3
“selama ini tempat-tempat perjudian yang berhasil digrebek aparatkepolisian hanya
yang kelas teri saja, sedangkan tempat-tempat perjudian kelas kakap hanya dapat
dihitung dengan jari saja yang terungkap”
“selama ini tempat tempat perjudian yang berhasil digrebek aparat kepolisian hanya
yang kelas teri, sedangkan tempat perjudian kelas kakap hanya dapat dihitung dengan
jari yang terungkap”.
Contoh 2
Agar supaya
Hal ini penting dengan harapan agar supaya semakin bersemangat.
Hal ini penting dengan harapan supaya semakin semangat.
Kehematan adalah adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya
jangkauan makna yang diacu. dengan begitu sebuah kalimat dikatakan hemat bukan
karena minimnya jumlah kosakata tersebut dalam kalimat tetapi seberapa banyak kosa
kata yang bermanfaat bagi pembaca untuk menyampaikan gagasan yang dimaksud oleh
penulis. Untuk penghematan kata-kata Putrayasa memberikan beberapa hal yang perlu
diperhatikan.
a. Mengulang subjek kalimat;
b. Hiponimi dihindarkan;dan
c. Pemakaian kata depan ‘dari” dan ‘daripada’ yang tepat.
Dengan hal-hal yang disarankan, Putrasaya menganggap kehematan pada kalimat
yang ditulis akan terpenuhi.
C. Penekanaan
Putrayasa memberikan definisi penegasan dalam kalimat adalah “ upaya
pemberian aksentuasi, pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau
bagian kalimat, agar unsur atau bagian kalimat yang diberikan penegasan.
Itu lebih mendapat perhatian dari pembaca dengan begitu penekanaan adalah
bagian atau kata yang ingin ditekankan oleh penulis yang dijadikan penguat gagasan atau
ide pokok pada kalimat atau teks. Penekanaan merupakan salah satu ciri utama dalam
kalimat efektif menurut Putrayasa. Oleh sebab itu, Putrayasa memberikan berbagai cara
untuk memberi penekanaan pada kalimat yaitu dengan cara sebagai berikut.
a. Pemindahan letak prase,dan

4
b. Mengulang kata-kata yang sama.
Dengan ragam cara yang diuraikan Putrayasa di atas, kata yang dijadikan penguat
dapat lebih terlihat dan pembaca lebih memahami maksudnya. Selain dengan cara
cara di atas, Putrayasa juga mengakui cara memberi penekanaan menurut Chaer. Hal
hal yang baik untuk memberi penekanaan menurut Chaer adalah sebagai berikut.
a. Penegasan intonasi;
b. Penegasan dengan pratikel;
c. Penegasan dengan kata keterangan;
d. Penegasan dengan kontras makna;
e. Penegasan dengan pemindahan unsur; predikat, objek, dan keterangan;dan
f. Penegasan dengan bentuk fasif.
Dengan munculnya hal-hal yang dianggap Chaer dapat memberi
penekanan dalam sebuah kalimat, diharapkan ide pokok dapat tersampaikan
kepada pembaca
D. Kesejajaran
Kesejajaran (paralelisme) dalam kalimat menurut Akhdiah dkk. Ialah “penggunaan
bentuk –bentuk bahasa yang sama atau kontruksi bahasa yang sama yang dipakai dalam
susunan serial jika sebuah gagasan dalam kalimat dinyatakan dengan frase (kelompok
kata), maka gagasan lain yang sederajat harus dinyatakan dengan frase. Jika dalam
sebuah gagasan dalam suatu kalimat dinyatakan dengan kata benda, maka gagasan lain
yang sederajat harus dengan kata benda juga. Kesejajaran akan membantu memberi
kejelasan kalimat secara keseluruhan.
E. Kevariasian
Membaca bertujuan agar pembaca dapat mendapat sesuatu dari bacaan. Ini berarti bahwa
pembaca harus memahami apa yang dimaksud memberi sesuatu pengatahuan atau
pengalaman kepada pembaca juga tidak ingin membuat pembaca menjadi lebih karena
membaca. Oleh sebab itu, seorang penulis harus berusaha mengindarkan pembaca dari
keletihan yang pada akhirnya akan menimbulkan kebosanan. Penulisan harus dapat
membuat kegiatan membaca menjadi pekerjaan yang menyenangkan.
Sebuah bacaan atau tulisan yang baik merupakan suatu komposisi yang dapat
memikat dan mengingat pembacanya untuk terus membaca sampai selesai. Agar dapat

5
membuat pembaca terpikat tidaklah dapat dilakukan begitu saja kelincahan dalam
penulisan tergambar dalam struktur kalimat dipergunakan. Tulisan yang mempergunakan
pola serta bentuk kalimat yang terus menerus sama akan membuat suasana menjadi kaku
dan menoton atau datar sehingga akan menimbulkan kebosanan pada pembaca. Oleh
sebab itu untuk menghindarkan suasana menoton dan rasa bosan, suatu paragraph dalam
tulisan memerlukan kevariasian. Tentang variasi kalimat, Akhdiah dkk mengungkapkan,
bisa dilakukan dalam hal:
1. Cara memulai
Ada beberapa kemungkinan dalam cara memulai kalimat untuk mencapai efektivitas
yaitu dengan variasi pada pembukaan kalimat. Berikut dibawah ini uraian Akhdiah
dkk. Mengenai beberapa variasi cara memulai kalimat.
a) Subjek pada awal kalimat
b) Predikat pada awal kalimat;
c) Kata modal pada awal kalimat; dan
d) Frase pada awal kalimat.
2. Panjang pendek kalimat
Kalimat pendek tidak selalu mencerminkan kalimat yang baik dan efektif.
Sebaiknya kalimat yang panjang tidak selalu rumit dan tidak efektif. Di dalam
komposisi, keduanya bisa bekerja sama untuk menghindari suasana menotonpada
waktu pembaca tulisan.
3. Jenis kalimat
Variasi kalimat dapat juga dilakukan melalui berbagai jenis kalimat. Di dalam
bahasa Indonesia ada 3 macam jenis kalimat. Ketiga macam jenis jenis kalimat ini
adalah:
a) Kalimat berita
b) Kalimat Tanya;dan
c) Kalimat perintah atau kalimat pinta.
4. Kalimat aktif dan pasif
Dari segi struktur kalimat, selain pola inverse, panjang pendek kalimat, kalimat
majemuk dan kalimat sederhana dapat dijadikan variasi kalimat, maka pola kalimat
aktif dan pasif pun dapat membuat tulisan menjadi lebih bervariasi.

6
5. Kalimat langsung dan tidak langsung
Dengan kalimat langsung, variasi kalimat yang dibangun. Kadang-kadang pendapat
atau pikiran seorang akan terasa lebih jelas dan hidup bila dinyatakan dalam bentuk
kalimat langsung dari pada kalimat tidak langsung.
Dengan berbagai ragam cara memvariasikan sebuah kalimat yang diuraikan
akhdiah,dkk. Di atas, penulis tidak akan kehabisan ide atau cara membuat kalimat
yang tidak menonton atau sejenis, sehingga pembaca merasa menyenangkan ketika
membacanya.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
kesepadanan adalah keseimbangan antara pikiran atau gagasan dan struktur
bahasa yang di pakai, kesepadanan kalimat ini di perlihatkan oleh kesatuan gagasan yang
kompak dan kepaduan pikiran yang baik. Kesepadanan dalam kalimat dapat di wujudkan
dengan adanya unsur-unsur kalimat yang harus ada seperti subjek dan predikat dan dapat
berfungsi dengan baik.
Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat menggunakan kata, frase. Atau
bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Penekanaan adalah bagian atau kata yang ingin
ditekankan oleh penulis yang dijadikan penguat gagasan atau ide pokok pada kalimat atau
teks.
Kesejajaran (paralelisme) dalam kalimat menurut akhdiah Ialah “penggunaan
bentuk –bentuk bahasa yang sama atau kontruksi bahasa yang sama yang dipakai dalam
susunan serial. Membaca bertujuan agar pembaca dapat mendapat sesuatu dari bacaan.
Ini berarti bahwa pembaca harus memahami apa yang dimaksud memberi sesuatu
pengatahuan atau pengalaman kepada pembaca juga tidak ingin membuat pembaca
menjadi lebih karena membaca
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, kita harus menggunakan bahasa Indonesia
dengan baik dan benar dengan menggunakan kalimat efektif dengan kaidah ejaan yang
benar atau yang sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia yang sedang berlaku semua itu
agar kita dapat berkomunikasi dan beradaptasi di lingkungan masyarakat.

8
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Citrawati. (2015). Penggunaan Kalimat Efektif dalam Harian Tribun Timur
Makassar. Skripsi.
Putrayasa, Ida Bagus. (2010). Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Lokasi). Bandung :
PT. Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai