Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

BAHASA INDONESIA
“MENGEMBANGKAN PARAGRAF SECARA EFEKTIF”

DOSEN PEMBIMBING :
Fitri Hadriyani, M.A

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6 :


Alam Rizki
Cita Saftriani
Efan Agustian
Rea Depalina

FAKULTAS USHULUDIN ADAB DAN DAKWAH


INSTITUD AGAMA ISLAM NEGERI KERINCI
2022/2023
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1
A. KATA PENGANTAR ............................................................... 1.1
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................ 1.2
C. TUJUAN PEMBAHASAN ........................................................ 1.3
BAB II PEMBAHASAN .................................................................... 2
A. PENGERTIAN DAN STRUKTUR PARAGRAF EFEKTIF 2.1
B. INDENTASI PARAGRAF ........................................................ 2.2
C. TEKNIK MENGEMBANGKAN PARAGRAF ...................... 2.3
BAB III PENUTUP ............................................................................ 3
A.KESIMPULAN ........................................................................... 3.1
B. SARAN ........................................................................................ 3.2
DAFTAR PUSTAK .......................................................................... 3.3
BAB I
PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR
Kesalahan yang paling banyak ditemukan penulis dalam membimbing laporan
skripsi/tesis dan membaca tugas mahasiswa yang berkaitan dengan teknik
mengembangkan paragraf, kesalahan yang kemungkinan menjadi penyebabnya, yaitu (a)
mahasiswa belum memahami dengan benar apa itu paragraf dan teknik penulisan serta
pengembangannya; (b) malas menulis dan berpikir sebagai akibatnya melakukan block-
copy-paste tanpa memperhatikan kesinambungan antar paragraf; atau (c) mahasiswa tidak
melakukan perencanaan penulisan menggunakan baik. Kemampuan membuatkan sebuah
kalimat menjadi paragraf adalah kondisi mutlak seseorang peneliti pada menyusun latar
belakang penelitian. terdapat beberapa kesalahpahaman peneliti/mahasiswa pada
menyusun latar belakang :

B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa yang dimaksud dengan paragraf
b. Apa penyebab suatu paragraf menjadi tidak efektif
c. Bagaimana agar suatu paragraf menjadi efektif

C. TUJUAN PEMBAHASAN
Agar pembaca dapat memahami apa penyebab suatu paragraf menjadi tidak
efektif dan supaya para pembaca dapat mengembangkan paragraf secara
efektif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Struktur Paragraf Efektif
Jadi apa itu paragraf? kumpulan huruf, tanda baca, kata, dan kalimat akan
membentuk sebuah paragraf. Paragraf adalah kalimat yang secara sistematis dan
logis membentuk gagasan yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pembaca.
Paragraf yang baik harus menyampaikan pesan penulis secara efektif. Penyusunan
paragraf mengikuti standar yang berlaku saat menulis karya ilmiah. Penyusunan
paragraf dalam karya tulis ilmiah lebih kaku dan kurang fleksibel dibandingkan
pengembangan paragraf dalam fiksi atau karya sastra lainnya. hingga saat ini
definisi dari ‘paragraf’ masih membingungkan. menurut (Holtom & Fisher, 1999),
frasa “paragraf” berasal dari bahasa Yunani yaitu para (lembaran untuk menulis
menggunakan tangan) serta graphos (tanda). Kemungkinan hal ini memberikan
para pembaca untuk menghentikan sementara perubahan argumen yang
disampaikan dalam karya tulis. Paragraf yang efektif adalah paragraf yang bisa
menyampaikan pesan-pesan yang akan disampaikan penulis. Paragraf yang baik
terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal, tengah, dan akhir.
a. Bagian awal yaitu, kalimat utama yang berisi topik dalam makalah.
b. Bagian tengah yaitu, penjelas kalimat atau topik dari kalimat utama.
c. Bagian akhir yaitu, kesimpulan dari topik yang dibahas.

Dari penjabaran di atas sebaiknya hindari penulisan paragraf yang hanya terdiri
dari satu kalimat. Atau paragraf yang terdiri dari satu kalimat yang hanya
memberikan topik saja, tanpa menjelaskan maksud dari topik yang tersebut.
Berikut paragraf salah yang menggunakan satu kalimat sebagai berikut.
contoh : Struktur paragraf yang baik terdiri dari tiga bagian yaitu awal, tengah,
serta akhir.
Berikut paragraf yang baik dari struktur paragraf yang terdiri dari 3 bagian:
contoh : Struktur paragraf yang terdiri dari tiga bagian yaitu awal, tengah, serta
akhir. Bagian awal merupakan kalimat utama yang berisi topik yang akan
dijelaskan pada paragraf. Bagian tengah merupakan kalimat yang menjelaskan
topik yang digambarkan pada bagian awal. Bagian akhir sebagai kesimpulan
menjadi penjelas kalimat utama serta bagian tengah.
B . INDENTASI PARAGRAF
Indentasi ialah memilih jarak antara halaman dengan awal kalimat
atau paragraf. Secara umum ada dua tipe paragraf berdasarkan indentasi di
paragraf pertama (Holtom & Fisher, 1999):
a. Paragraf dengan indentasi menggunakan lebih kurang lima karakter atau
menggunakan menekan tombol ‘Tab’ satu kali.
contoh : Paragraf ini menggunakan indentasi sebesar lima karakter dan
terpisah dari paragraf sebelumnya.
b. Paragraf berisi pernyataan orang atau model masalah yang berindentasi kurang
lebih 10 karakter atau dengan menekan tombol ‘Tab’ 2 kali.
contoh : Ini adalah contoh paragraf berindentasi 10 karakter yang umumnya
digunakan untuk mengutip pernyataan seseorang.
c. Paragraf tanpa indentasi. Jika tidak menggunakan indentasi maka di antara dua
paragraf harus ditambahkan satu baris kosong. Penulisan paragraf dengan
metode ini akan memperpanjang jumlah halaman.
Contoh : Paragraf ini tidak menggunakan indentasi sehingga wajib
ditambahkan baris kosong yang memisahkan paragraf yang satu dengan yang
lainnya. Penggunaan paragraf tanpa indentasi mengakibatkan jumlah halaman
karya tulis lebih banyak dibanding menggunakan indentasi.
( BAGIAN BARIS KOSONG )
Karya tulis ilmiah mirip laporan penelitian, umumnya menggunakan paragraf
yang terindentasi untuk efisiensi penggunaan halaman. Standar penulisan
paragraf untuk karya tulis ilmiah bagi mahasiswa prodi kesmas menggunakan
indentasi.
C. TEKNIK MENGEMBANGKAN PARAGRAF
Sebagaimana dijelaskan pada awal artikel ini bahwa struktur sebuah
paragraf setidaknya terdiri dari satu topik. dari topik inilah penulis diharapkan
bisa menyusun paragraf yang tersusun secara logis. untuk bisa menyusun
paragraf secara logis diperlukan keterampilan yang disebut dengan
pengembangan paragraf atau teknik membuatkan paragraf. Secara luas (Langan,
2010) membagi empat cara agar suatu paragraf dapat dikembangkan yakni (1)
Eksposisi, yang terdiri dari. contoh, Proses, sebab dan akibat, Perbandingan atau
perbedaan nyata, Definisi, dan Pembagian-penjabaran; (2) deskripsi; (tiga)
Narasi; serta (4) Argumentasi. Keempat cara ini menghasilkan Sembilan pola
pengembangan paragraf yang masing-masing mempunyai pemikiran logis serta
strategi untuk pengembangan.
1. Pola Eksposisi
pada pola ini, penulis mengembangkan paragraf dengan menulis informasi
tentang topik sekaligus menjelaskannya, pola eksposisi terbagi dari enam pola,
yaitu ;
a. Pola contoh
di pola ini penulis membuat paragraf dengan memberikan contoh-contoh
(examples) dari topik yang dijelaskan.
contoh pola 1 : BKKBN pada Ariyani & Yusuf (2014) menyatakan terdapat 5
peran kader kesehatan pada bidang keluarga Berencana yaitu menjadi pembina,
motivator, fasilitator, katalisator, serta perencanaan. Setiap jenis kader
mempunyai kiprah dominan masing-masing. misalnya pada kader kesehatan
buat mencegah penularan HIV/Aids berasal dan antara perempuan Pekerja
Seks (WPS), kiprah fasilitator dan motivator sangat mayoritas.
b.Pola proses
dengan pola ini penulis mengembangkan paragraf dengan mengungkapkan
secara terperinci proses untuk melakukan atau menghasilkan sesuatu.
contoh pola 2 : Proses pemeliharaan jaringan kerja mencakup proses
pencegahan kerja serta proses kerja korektif. Proses kerja pencegahan dimulai
asal pembuatan lubang, pengecatan tiang bawah, tiang didirikan tegak lurus,
pembuatan voestuk/ resistor tiang, pengecatan tiang atas, pemasangan
temberang, pemasangan kabel udara. Sedangkan proses kerja korektif terdiri
asal beberapa tahapan yaitu pembuatan lubang, penarikan kabel, memasukan
pasir urug, penggelaran/penarikan kabel, memasukan pasir kedalam lubang
galian tanah, pemakaian deksteen/pengaman/pertanda alur kabel, memasukan
pasir urug, memasukan split/ batu kerikil, pemberian tanah/ tata galian
menggunakan air mani. Terlihat bahwa tahapan dalam Pola proses kerja
korektif lebih panjang dibandingkan proses kerja preventif.
c. sebab dan akibat
Pengembangan paragraf dengan pola sebab dan akibat merupakan teknik
analisis sebab dampak dari topik yang akan dijelaskan.
Contoh : keliru satu faktor risiko terjadinya hipertensi ialah usia hidup.
semakin tinggi usia seorang maka permeabilitas pembuluh darah sempit serta
kaku. syarat ini mengakibatkan tekanan darah terhadap dinding pembuluh
darah menaik. Bila didiamkan hal tersebut dapat mengakibatkan kondisi
hipertensi. berbagai penelitian menunjukkan terdapat korelasi yang signifikan
antara kenaikan tekanan darah dengan usia pasien.
d. Pola perbandingan atau kontras
pada pola ini penulis mengembangkan paragraf dengan membandingkan serta
membentuk kontradiksi antara dua topik.
contoh : pada pelaksanaannya terdapat perbedaan peran fasilitas kesehatan
taraf pertama (FKTP)pada asuransi kesehatan tradisional serta perawatan yang
dikelola. pada managed Care, FKTP berfungsi sebagai gatekeeper atau
menyaring pasien-pasien yang sebaiknya dilayani pada tempat atau
mengunjungi fasilitas kesehatan tingkat dua. kipra demikian tidak terjadi di
premi kesehatan tradisional.
e. Pola definisi
Pola definisi mendukung penulis untuk mengembangkan paragraf
menggunakan istilah atau konsep dari topik.
contoh : ada perbedaan pengertian Managed Care dari aneka macam
ahli jaminan kesehatan. Green & Rowell (2011) menyatakan perawatan
terkelola dibentuk untuk menyebarkan suatu metode/cara yang bisa membuat
pelayanan kesehatan yang terjangkau dan komprehensif (menyeluruh) bagi
pasien atau anggota managed care.seringkali orang disebut menjadi iuran
pertanggungan kesehatan modern yang bersifat lebih kompleks dibanding
premi kesehatan konvensional.sementara dari Veeder (2013), perawatan
terkelola sudah ada sistem anugerah pelayanan kesehatan yang kompleks.
Kompleksitas ini disebabkan dua tujuan utama dari perawatan terkelola yaitu
efisiensi porto serta efektifitas pada pelayanan kesehatan.
f. Pola pembagian klasifikasi
pada pola ini, penulis mengembangkan paragraf dengan memisahkan bagian-
bagian atau pengklasifikasian topik kepada beberapa kategori.
Contoh ; peringkat pengalaman merupakan metode pemeringkatan yang
memutuskan besar asuransi premi sesuai klaim jumlah saat ini atau
sebelumnya dari suatu grup. Metode ini terdiri dari dua jenisnya, yaitu:
1.evaluasi pengalaman prospektif yaitu metode rating yang menetapkan
perusahaan iuran pertanggungan menghitung premi sesuai klaim jumlah yang
telah terjadi
2. pemeringkatan pengalaman retrospektif, yaitu metode rating yang
menetapkan gerombolan calon nasabah sebagian besar atau seluruh
mempertaruhkan,umumnya diterapkan pada kelompok nasabah perusahaan
2. Pola Deskripsi
Dengan pola deskripsi, penulis mengembangkan paragraf dengan
Menggambarkan atau mendeskripsikan secara tertulis dari orang, tempat, atau
sesuatu.
Contoh pola deskripsi : Universitas Esa Unggul (UEU) adalah Perguruan
Tinggi Swasta (PTS) yang didirikan pada tahun 1993 di bawah naungan
Yayasan Pendidikan Kemala Mencerdaskan Bangsa. Dalam satu dekade,
UEU mengalami perkembangan yang pesat dan menjadi salah satu PTS
terkemuka di Jakarta. Sejarah mencatat bahwa UEU adalah PTS yang
merintis dan mempelopori pendirian Akademi Rekam Medik (ARM)
danprogramSarjana Terapan Fisioterapi yang pertama di
Indonesia.programpeningkatan kualitas akademik mahasiswa dan dosen,
pelayanan, sarana dan prasarana, penelitian dan pengabdian masyarakat serta
kualitas lulusan menjadi prioritas utama untuk mencapaiinternasional kelas
perguruan tinggi. Lokasi UEU berada di daerah strategis di wilayah Jakarta
Barat. Kampus yang berlokasi di sisi jalan Tol Tomang – Kebon Jeruk ini
mudah dicapai dari seluruh penjuru Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bogor dan
sekitarnya. Dengan areal kampus hijau seluasempati,limadi jantung kota
Jakarta, UEU terus berkembang sebagaikota Kampus yang menjadi
kebanggaan masyarakat.
3. Pola Naratif
Pola naratif mengembangkan paragraf dengan menceritakan kisah atau
sejarah dari suatu kejadian.
Contoh pola naratif : Setelah berbicara tentang Dayak Ngaju dan
Kaharingan secara umum, mari bergeser ke arah Kabupaten Katingan yang
bisa dicapai selama 1,limajam perjalanan darat dari Kota Palangka Raya.
Jarak tempuh tersebut adalah jarak dari Kota Palangka Raya menuju ibukota
Kabupaten Katingan yaitu Kasongan. Di Katingan, kami tidak hanya
menemukan cerita menarik tentang Dayak dan Kaharingan, tetapi juga cerita
tentang baram. Semula kami sama sekali tidak tahu jika salah satu daya tarik
yang ada di Kabupaten Katingan adalah baram, yaitu minuman alkohol
tradisional yang dibuat melalui fermentasi beras, ragi, dan rempah-rempah.
Kami belum pernah melihat seperti apa bentuk baram dan bagaimana
rasanya. Topik tentang baram terdengar eksotis bagi beberapa orang yang
pernah bertukar pikiran dengan kami. Tetapi sebenarnya kami tidak pernah
berpikir untuk menjadikan 'eksotisme' baram sebagai alasan mengapa kami
memilih topik baram, karena bagi kami mencari tahu alasan mengapa orang
meminum baram dan apa yang mereka rasakan, jauh lebih menarik.
4. Pola Argumentasi
Pada pola ini, penulis mengembangkan paragraf dengan menjelaskan topik
yang kontroversi atau mempertahankan sudut pandang yang berbeda secara
umum.
Contoh pola argumentasi : Masyarakat hanya menanam padi sebanyak satu
kali setahun dan dipanen satu tahun sekali juga. Hal tersebut bukan karena
masyarakat tidak ingin lebih produktif dalam bercocok tanam padi, tetapi ada
rentang waktu di mana pada saat mereka tidak mengurus padi, mereka
menggunakan waktu tersebut untuk hal lain. Misalnya membantu panen
ladang milik kerabat, atau berkonsentrasi pada acara adat yang biasanya
terjadi pada bulan-bulan tertentu setelah panen besar.
BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN
Paragraf adalah huruf, menjadi kata, membentuk kalimat yang disusun
secara sistematis dan logis membentuk gagasan yang ingin disampaikan oleh
penulis dapat tersapaikan dan mudah dipahami pembaca.
Indentasi ialah memilih jarak antara halaman dengan awal kalimat atau
paragraf. Secara umum ada dua tipe paragraf berdasarkan indentasi di paragraf
pertama (Holtom & Fisher, 1999): .
Untuk bisa menyusun paragraf secara logis diperlukan keterampilan yang
disebut dengan pengembangan paragraf atau teknik membuatkan paragraf. Secara
luas (Langan, 2010) membagi empat cara agar suatu paragraf dapat
dikembangkan yakni (1) Eksposisi, yang terdiri dari. contoh, Proses, sebab dan
akibat, Perbandingan atau perbedaan nyata, SARDefinisi, dan Pembagian-
penjabaran; (2) deskripsi; (tiga) Narasi; serta (4) Argumentasi.

B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan dan materi di atas kita seharusnnya telah
mengetahui betapa pentingnya penyusunan suatu kalimat secara sistematis
(dengan baik dan benar) agar pesan yang ingin disampaikan (penulis) dapat
tersampaikan dengan baik dan mudah dipahami oleh pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Holtom, D., & Fisher, E. (1999). Enjoy Writing your Science Thesis or Dissertation.

Imperial College Press.

Langan, J. (2010). Exploring Writing Sentences and Paragraph.. McGraw-hill.

Anda mungkin juga menyukai