Anda di halaman 1dari 24

BAB V

PENGAMAN LISTRIK

CAPAIAN PEMBELAJARAN ( LEARNING OUT COME )

Capaian Pembelajaran Umum

Setelah membaca dan mempelajari bab ini diharapkan mahasiswa mengetahui alat – alat
yang termasuk dalam pengaman listrik.

Capaian Pembelajaran Khusus

Mahasiswa dapat menjelaskan jenis – jenis dari alat pengaman listrik beserta fungsinya.

A. Pendahuluan

Telah kita ketahui, bahwa listrik sangat penting perannnya dalam kehidupan kita
sehari-hari. Namun seperti kata pepatah: "Kecil jadi teman, besar jadi lawan" dan hal ini
pun berlaku pada listrik, oleh karena itu WAJIB bagi kita untuk mengetahui sejauh mana
listrik itu berbahaya, sehingga kecelakaan yang disebabkan oleh penggunaan energi
listrik dapat diminimalkan, bahkan dapat dihindari. adapun bahaya listrik yang sering
terjadi :

 bahaya sentuh, yaitu apabila ada manusia yang bersentuhan langsung dengan listrik

Gambar 5.1. Bahaya Sentuh Listrik


 arus hubung singkat/pendek, adalah mengalirnya arus dari potensial tinggi kepotensial
rendah tanpa melalui beban. Hubung singkat bisa terjadi bila kabel listrik yang
bertegangan bersentuhan dengan kabel netral atau body peralatan listrik.
 bahaya kebakaran akibat arus hubung singkat atau konslet listrik.

Gambar 5.2. Kebakaran Akibat Arus Hubung Singkat

Bahkan beberapa kasus tersengat listrik bisa berakibat pada kematian. Mengapa
tegangan listrik 12 Volt pada akumulator tidak menyengat dan membahayakan manusia ?
karena tubuh manusia memiliki batas aman untuk dialiri listrik, beberapa penelitian
menyebutkan sampai dengan arus listrik 50 mA adalah batas aman bagi manusia, seperti
ditunjukkan pada gambar 1.
Gambar 5.3. Grafik Bahaya Arus Listrik

Jantung sebagai organ tubuh yang paling rentan terhadap pengaruh aliran arus
listrik dan ada empat batasan jika kita tersengat aliran listrik (lihat gambar 1).

• Daerah 1 (0,1 sd 0,5mA) jantung tidak terpengaruh sama sekali bahkan dalam jangka waktu
lama.

• Daerah 2 (0,5 sd 10 mA) jantung bereaksi dan rasa kesemutan muncul dipermukaan kulit.
Diatas 10mA sampai 200mA jantung tahan sampai jangka waktu maksimal 2 detik saja.

• Daerah 3 (200 sd 500mA) Jantung merasakan sengatan kuat dan terasa sakit, jika melewati
0,5 detik masuk daerah bahaya.

• Daerah 4 (diatas 500mA) jantung akan rusak dan secara permanen dapat merusak sistem
peredaran darah bahkan berakibat kematian.

Gambar 5.4. Cedera Luka Bakar Karena Listrik

Efek dari sengatan listrik sangat bervariasi dari cacat fisik dan psikis sampai pada
membawa korban jiwa.Telah banyak kasus yang terjadi di sekitar kita meninggalnya
seseorang karena tersengat arus listrik. Oleh karena itu, mungkin pengaman instalasi
listrik patut kita perhitungkan untuk tingkat keamanan di rumah kita, baik untuk
keamanan keluarga kita dari sengatan listrik maupun untuk instalasi listrik di rumah kita.

B. Pengertian Dan Fungsi Pengaman Listrik


Pengaman listrik adalah suatu alat yang digunakan untuk mengamankan
rangkaian listrik dari kerusakan akibat panas yang timbul oleh adanya arus lebih ataupun
akibat dari hubungan pendek dari sistem listrik tersebut ataupun dari rangkaian yang lain.

Kegunaan sistem pengaman tenaga listrik, antara lain :


 mencegah kerusakan peralatan-peralatan pada sistem tenaga listrik akibat terjadinya
gangguan atau kondisi operasi sistem yang tidak normal;
 mengurangi kerusakan peralatan-peralatan pada sistem tenaga listrik akibat terjadinya
gangguan atau kondisi operasi sistem yang tidak normal;
 mempersempit daerah yang terganggu sehingga gangguan tidak melebar pada sistem
yang lebih luas;
 memberikan pelayanan tenaga listrik dengan keandalan dan mutu tinggi kepada
konsumen;
 mengamankan manusia dari bahaya yang ditimbulkan oleh tenaga listrik.

C. Jenis-Jenis Pengaman Listrik

Adapun alat-alat pengaman listrik yang banyak digunakan meliputi: 


A. FUSE atau SEKERING

Gambar 5.5. Fuse atau Sekering


1. Definisi Fuse

Fuse adalah alat pengaman listrik yang paling familiar dan sering kita jumpai.
Fuse terpasang dalam rangkaiaan listrik tersusun secara seri, sehingga jika terlewati arus
yang melebihi kapasitas kerja dari fuse tersebut, maka fuse akan terbakar dan memutus
arus yang ada dalam rangkaian tersebut. Element penghantar yang terdapat dalam fuse
tersebut akan meleleh, dan memutus rangkaian listrik tersebut sebagai pengaman
terhadap komponen-komponen lain dalam rangkaian listrik tersebut dari bahaya arus
besar.
Jika kita dapati fuse yang telah terbakar atau putus elementnya kita harus
menggantinya dengan yang baru, tetapi yang perlu diingat adalah penggantian dengan
kapasitas arus yang sama. Jika menggantinya dengan kapasitas arus yang lebih besar
maka akan berakibat kerusakan pada rangkaian listrik tersebut, karena jika ada arus lebih
dalam rangkaian tersebut, fuse tidak akan putus atau terbakar.

2. Karakteristik sekering

Karakteristik sekering menunjukan hubungan antara arus dan waktu putus


berbanding terbalik, artinya bila arus yang melalui patron lebur makin besar maka waktu
pemutusann semakin singkat, sehingga patron lebur ini merupakan gawai proteksi arus
lebih ( GPAL ) dengan karakteristik waktu terbalik (invers).

Arus penguat sebuah pengaman lebur tidak sama dengan arus yang
menyebabkan pengaman putus. Sebuah proteksi harus dapat dibebani dengan arus
nominalnya secara kontinyu tanpa batas waktu. Arus nominalnya kira-kira 70 % dari
batas arus maksimalnya (Ig). Kalau dibebani dengan batas ini terus-menerus lama-
kelamaan pengaman akan putus.

3. Macam-macam fuse
3.1. Macam-macam Fuse berdasarkan cara pemutusannya :
 Sekering lebur

Sekering lebur akan bekerja ketika ada tegangan lebih (overvoltage) sehingga
meleburkan elemen lebur yang memutus aliran arus pada rangkaian

Gambar 5.6. Fuse Lebur


 Sekering suhu (termal fuse)
Sekering suhu bekerja ketika sistem over head atau panas lebih sehingga
mengakibatkan sekering trip (memutus arus)

Gambar 5.7. Fuse Termal


 Sekering waktu (timer fuse)

Sekering dengan waktu tertentu, bisa menset waktu sesuai dengan program yang
kita tentukan agar sekering tersebut bekerja.

Gambar 5.8. Fuse Waktu

3.2. Macam-macam fuse berdasarkan fungsinya :


 Sekering Semi Otomatis
Sekering semi otomatis banyak dipakai dalam elektronika. Bentuknya
sederhana, didalam sekering terdapat kawat yang besar disesuaikan dngan
ukuran arus. Jika terjadi hubungan pendek, bearti ada arus yang mengalir
melebihi kemampuan kawat sekring maka kawat akan putus. Arus listrik
masuk ke rangkaian akan terhenti. Sehingga rangkaian aman dari kerusakan.
Sekering ini jika rusak langsung dibuang.
 Sekering Otomatis
Sekering otomatis dipakai pada KWH meter listrik dari PLN. Jika
terjadi hubungan pendek, maka saklar on-off ke posisi off sehingga rangkaian
listrikaman dari kerusakan. Tetapi, jika rangkaian telah normal dan tidak
hubungan singkat lag, maka sekering otomatis akan bekerja lagi. Sekering ini
dapat dipakai berulang-ulang dan sering dikenal dengan nama MCB.

3.3. Macam-macam fuse Berdasarkan bentuk fisiknya :


 Tipe Ulir

Sekering jenis ini merupakan sekering dengan kapasitas pemutusan rendah yang
terdiri atas 2 model yaitu:

a. Tipe D (diazed) memiliki bentuk fisik seperti gallon air mineral berdimensi kecil yang
terbuat dari bahan keramik. Bagian dasar dan atas sekering terbuat dari bahan logam
yang berfungsi sebagai penyalur arus. Dalam penggunaannya, sekering diazed selalu
dilengkapi komponen lainnya seperti rumah sekering (fuse holder), adaptor dan
tutupnya (fuse cap).

b. Tipe DO (neozed) memiliki bentuk fisik seperti Tipe D dengan bentuk yang menyerupai
botol susu berukuran mini. Gawai tersebut dapat mengamankan gangguan arus
hubung singkat dan beban lebih pada kabel atau jaringan. Penggolongan sekering
diazed dan neozed berdasarkan faktor peleburan dan penggunaanya adalah:
a. Kelas g (faktor peleburan kecil)
b. Kelas a (faktor peleburan besar)
Sedangkan penggolongan menurut IEC.
a. Kelas gl = Untuk perlindungan arus kerja kurang dari 100 A
b. Kelas gll= Untuk perlindugan arus kerja 100 A atau lebih

Gambar 5.9. Sekering Tipe Ulir


 Tipe pisau
Sekering jenis ini merupakan sekering dengan kapasitas pemutusan tinggi.
Memiliki bentuk kotak atau bulat berbahan keramik dengan pisau kotak pada kedua
ujungnya.

Gambar 5.10. Sekering Tipe Pisau


 Tipe tabung

Sekering tabung merupakan pengaman lebur dengan kapasitas pemutusan yang


variatif mulai yang tinggi sampai yang rendah.

Gambar 5.11. Sekering Tipe Tabung

3.4. Macam-macam fuse berdasarkan waktu kerjanya :


 Sekering dengan aksi cepat, dengan simbol F

Gambar 5.12. Sekering Aksi Cepat


 Sekering dengan aksi lambat, dengan simbol T
Gambar 5.13. Sekering Aksi Lambat

4. Cara Pemasangan Sekring              

4.1. Pada input rangkaian

Cara ini agar rangkaian aman dari mengalirnya arus yang besar akibat hubungan
singkat.

4.2    Pada output rangkaian

Cara ini agar rangkaian berikutnya aman dari aliran arus yang besar akibat
hubungan singkat dan mengamankan rangkaian dari kerusakan akibat hubungan singkat
terjadi pada rangkaian berikutnya. Untuk mengetes sekring tersebut gunakan ohmmeter
atau multimeter pada posisi ohm.

5. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan sekering (Syarat


Sekering ) :

1. Arus nominal sekering (current rating) adalah arus yang mengalir secara terus menerus
tanpa terjadi panas yang berlebihan dan kerusakan

2. Tegangan nominal (voltage rating) yaitu tegangan kerja antar konduktor yang diproteksi
atau peralatan

3. Time current protection yaitu suatu lengkung karakteristik untuk menentukan waktu
pemutusan

4. Pre arcing time adalah waktu yang diperlukan oleh arus yang besar untuk dapat
meleburkan elemen sekering
5. Arcing time adalah waktu elemen sekering melebur dan memutuskan rangkaian sehingga
arus jatuh menjadi nol

6. Minimum fusing current adalah suatu harga minimun dari arus yang akan menyebabkan
elemen sekering beroperasi (melebur)

7. Fusing factor adalah suatu perbandingan antara minimum fusing current dengan curret
rating dari sekering. Umumnya sekering yang tergolong pada semi enclosed mempunyai
faktor 2 dan untuk type HRC mempunyai faktor serendah mungkin 1,2

8. Total operating time adalah waktu total yang diambil oleh sekering secara lengkap dapat
mengisolasi dengan gangguan.

9. Cut off ini adalah satuan fungsi yang penting sekering HRC. Jika elemen sekering melebur
dan membatasi harga arus yang dicapai ini kita kenal dengan sebutan “arus cut off”

10. Categori of duty. Sekering diklasifikasikan pada kategori kesanggupan dalam menangani
gangguan sesuai dengan harga arus prospective pada rangkaian. Katagori A1 dan A2
untuk arus propectif. 1.O.kA dan 4.0 kA. Sedangkan untuk kategori AC3, AC4 dan AC5
untuk arus 16,5 kA, 33 kA dan 46 kA.

B. MCB (Mini Circuit Breaker)

1. Definisi MCB

Gambar 5.14 Miniature Circuit Breaker

MCB (Miniature Circuit Breaker) adalah komponen dalam instalasi listrik


rumah yang mempunyai peran sangat penting. Komponen ini berfungsi sebagai sistem
proteksi dalam instalasi listrik bila terjadi beban lebih dan hubung singkat arus listrik
(short circuit ataukorsleting). Kegagalan fungsi dari MCB ini berpotensi
menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti timbulnya percikan api karena
hubung singkat yang akhirnya bisa menimbulkan kebakaran. Adapun fungsi yang
lebih lengkapnya, antara lain :

 Membatasi Penggunaan Listrik


 Mematikan listrik apabila terjadi hubungan singkat ( Korslet )
 Mengamankan Instalasi Listrik
 Membagi rumah menjadi beberapa bagian listrik, sehingga lebih mudah untuk
mendeteksi kerusakan instalasi listrik

2. Jenis-jenis MCB

Berdasarkan waktu pemutusannya, MCB dapat terbagi atas:

1. Otomat-L (Untuk Hantaran)

Pada Otomat jenis ini pengaman termisnya disesuaikan dengan meningkatnya


suhuhantaran. Apabila terjadi beban lebih dan suhu hantarannya melebihi suatu nilai
tertentu,elemen dwi logamnya akan memutuskan arusnya. Kalau terjadi hubung
singkat, arusnyadiputuskan oleh pengaman elekromagnetiknya. Untuk arus bolak-
balik yang sama dengan 4In-6 In dan arus searah yang sama dengan 8 In pemutusan
arusnya berlangsug dalam waktu 0.2 detik.

2. Otomat-H (Untuk Instalasi Rumah)

Secara termis jenis ini sama dengan Otomat-L. Tetapi pengaman


elektromagnetiknyamemutuskan dalam waktu 0,2 sekon, jika arusnya sama dengan
2,5 In–3 In untuk arus bolak- balik atau sama dengan 4 In untuk arus searah. Jenis
Otomat ini digunakan untuk instalasirumah. Pada instalasi rumah, arus gangguan yang
rendah pun harus diputuskan dengancepat. Sehingga jika terjadi gangguan tanah,
bagian-bagian yang terbuat dari logam tidak akan lama bertegangan.

3. Otomat-G

Jenis Otomat ini digunakan untuk mengamankan motor-motor listrik kecil


untuk arus bolak-balik atau arus searah, alat-alat listrik dan juga rangkaian akhir besar
untuk  penerangan, misalnya penerangan pabrik. Pengaman elektromagnetiknya
berfungsi pada 8In-11 In untuk arus bolak-balik atau pada 14 In untuk arus searah.
Kontak-kontak sakelarnyadan ruang pemadam busur apinya memiliki konstruksi
khusus. Karena itu jenis Otomat inidapat memutuskan arus hubung singkat yang
besar, yaitu hingga 1500 ampere.

Gambar 5.15 MCB Otomat

3. Bagian-bagian MCB

Gambar 5.16 Bagian-bagian MCB

Keterangan gambar :

1. Tuas Operasi Strip 5. Bimetal

2. Aktuator Mekanis 6. Sekrup Kalibrasi

3. Kontak Bergerak  7. Kumparan magnetis

4. Terminal Bawah 8. Ruang busur api


3. Spesifikasi MCB

Gambar 5.17 MCB name plat dengan kode dan simbol

Pembahasan kode dan simbol yang tertulis dalam nameplate MCB tersebut:

 Simbol dengan angka 1 dan 2


Ini adalah simbol dari fungsi MCB sebagai proteksi beban penuh dan
hubung singkat (penjelasan detail bisa dilihat pada tulisan bagian pertama
“”MCB sebagai Proteksi dan Pembatas Daya Listrik“”). Dari gambar tersebut,
hal ini juga menjelaskan bahwa MCB ini adalah 1 pole (karena hanya ada 1
simbol saja). Bila ada dua simbol berdampingan, maka MCB-nya adalah 2
poles. Yang umum dipakai di perumahan adalah tipe MCB 1 pole, yaitu hanya
kabel phase saja yang diproteksi.
 NC45a
Merupakan MCB model number yang ditentukan dari produsen MCB.
Lain produsen berarti lain model number. Sebagai tambahan informasi, model
NC45a ini adalah MCB yang diproduksi untuk keperluan perumahan secara
umum.
 C16
Kode ini menjelaskan tripping curve MCB yaitu tipe “C”, dengan
proteksi magnetic trip sebesar 5-10In (In : arus nominal atau rating arus dari
MCB) dan angka “16” adalah rating arus dari MCB sebesar 16A. Rating arus
ini adalah kode paling penting dalam MCB dan berguna saat pembelian MCB.
Penjelasan selanjutnya mengenai rating arus ada di bagian berikutnya.
 230/400V
Menjelaskan rating tegangan dalam operasi MCB yaitu 230V atau
400V sesuai dengan tegangan listrik PLN 220V.
 4500 dan 3
“4500” menunjukkan rated breaking capacity MCB, yaitu kemampuan
kerja MCB masih baik sampai arus maksimal 4500A, yang biasanya terjadi
saat hubung singkat arus listrik. Dimana diatas angka ini MCB akan
berpotensi rusak. Dan angka “3” adalah I2t classification, yaitu karakteristik
energi maksimum dari arus listrik yang dapat melalui MCB.
 12002
Catalog Number dariprodusen MCB yang tujuannya sebagai nomor
kode saat pembelian.
 LMK; SPLN 108; SLI 175 dan IEC 898
Menandakan bahwa MCB ini sudah lolos uji di LMK PLN (LMK :
Lembaga Masalah Kelistrikan). Sedangkan tiga kode selanjutnya menyatakan
bahwa MCB dibuat dengan mengacu kepada standard-standard teknis yang
ditetapkan baik nasional maupun internasional.
 I-ON pada toggle switch
Menandakan bahwa MCB pada posisi “ON”. Untuk posisi “OFF”
maka simbolnya adalah “O-OFF”.
 SNI
MCB ini sudah mendapatkan sertifikat SNI (Standard Nasional Indonesia).

4. Cara pemutusan MCB


MCB merupakan sebuah pengaman yang bekerja berdasarkan prinsip Bimetal,
dengan beberapa elemen operasi yaitu :
1. Terminal trip (Bimetal)
2. Elektromagnetik trip (coil)
3. Pemadam busur api
4. Mekanisme pemutusan
Berdasarkan konstruksinya, maka MCB memiliki dua cara pemutusan yaitu :
 Pemutusan berdasarkan panas

Dilakukan oleh batang bimetal, yaitu : perpaduan dua buah logam yang
berbeda koefisien muai logamnya. Jika terjadi arus lebih akibat beban lebih,
maka bimetal akan melengkung akibat panas dan akan mendorong tuas
pemutus tersebut untuk melepas kunci mekanisnya. Hal ini menyebabkan
MCB trip.

 Pemutusan berdasarkan ektromagnetik


Dilakukan oleh koil, jika terjadi hubung singkat maka koil akan
terinduksi dan daerah sekitarnya akan terdapat medan magnet sehingga akan
menarik poros dan mengoperasikan tuas pemutus. Untuk menghindari dari
efek lebur, maka panas yang tinggi dapat terjadi bunga api yang pada saat
pemutusan akan diredam oleh pemadam busur api (arc-shute) dan bunga api
yang timbul akan masuk melalui bilah-bilah arc-shute tersebut.

5. Cara pemasangan MCB

 Putuskan dulu aliran listrik dari PLN dengan meng-off-kan saklar di bawah
kwh meter
 Copot box sekering lama anda, kabel dari PLN dengan kabel yang menuju
instalasi rumah jangan disambung dulu.
 Cek kabel dari PLN mana yang merupakan kabel arus. *listriknya harus
dinyalain dulu* Cek dengan tester. Jika tester menyala, maka kabel tersebut
merupakan kabel arus. Kenapa harus cek kabel arus? karena petunjuk yang
diberikan hasil dari saya googling ternyata tidak benar. Kabel arusnya tidak
yang berwarna hitam, tetapi di tempatku yang berwarna biru.
 Setelah kita tahu mana kabel arus, kemudian kita memasang kabel arus
tersebut pada MCB. di MCB ada petunjuk, kabel arus dari PLN harus
dimasukkan ke lubang yang pada gambar petunjuk ada tanda panahnya, dan
kabel yang menuju instalasi listrik rumah pada lubang seberangnya (kabel
yang sewarna dengan kabel arus). dua kabel lainnya disambungkan dengan
kabel sewarna. Ingat, jangan sampai salah menyambung kabel. Kabel warna
kuning harus disambung dengan warna kuning, dst.
 Setelah semua tersambung, diuji coba. Hidupkan listrik dari PLN, tekan saklar
MCB ke posisi on. Coba hidupkan lampu rumah. Kalau hidup, coba tekan
saklar MCB ke posisi of. Jika lampu juga ikut mati, berarti pemasangan MCB
sudah benar. Tetapi jika saklar MCB dalam posisi off, lampu masih tetap
menyala, berarti ada yang salah. Periksa lagi kabel arus, apakah sudah benar
terpasang pada MCB. Jika sudah benar terpasang dengan baik dan kabel-kabel
lain juga terpasang dengan benar, berarti MCB nya rusak.

Gambar 5.18 Cara Pemasangan Box MCB

6. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan MCB ( Syarat MCB ) :

1. Pada saat anda memilih MCB, banyak sekali berbagai merk dan type yang
ditawarkan sesuaikan dengan MCB yang anda perlukan MCB 1 pole atau yang
3 pole dan besar arus yang tertera pada MCB. Perhatikanlah kualitas barang
dan materialnya.

2. Pada saat pemasangan MCB dikotak pembagi, periksalah kekencangan


pemasangan kabel di terminal MCB. Sebab apabila kendor dapat
meningkatkan suhu panas pada kabel yang dapat berakibat fatal pada
terjadinya gangguan listrik.

3. Gunakan MCB pada kotak pembagi/panel lebih kecil kapasitas arusnya dari
MCB Induk yang terdapat pada Box Metering. Hal ini bertujuan untuk
mendeteksi bila ada gangguan arus lebih ataupun kosrleting maka yang akan
trip(turun) yaitu MCB yang ada pada panel pembagi.

4. Bagilah beban pada rangkaian instalasi listrik rumah dengan merata, yaitu
dengan membuat group beban pemakaian, Asumsinya tidak hanya 1 MCB
yang digunakan pada panel pembagi arus. Umpamanya 2 MCB artinya 2
kelompok(group) pada isntalasi listrik rumah , hal ini berguna apabila salah
satu MCB yang ada dipanel pembagi mengalami kerusakan maka MCB yang
lain masih berfungsi menyalurkan arus listrik ke beban pemakaian yan lain.

c. TOR (Thermal Overload Relay)


1. Definisi

Gambar 5.19. TOR (Thermal Overload Relay)


Thermal Over Load Relay adalah suatu pengaman beban lebih. Menurut PUIL
2000 bagian 5.5.4.1 ; proteksi beban lebih (arus lebih) dimaksudkan untuk melindungi
motor dan perlengkapan kendali motor, terhadap pemanasan berlebihan sebagai akibat
beban lebih atausebagai akibat motor tak dapat diasut. Beban lebih atau arus lebih
pada waktu motor berjalan bila bertahan cukup lama akan mengakibatkan kerusakan
atau pemanasan yang berbahaya padamotor tersebut. TOR memiliki rating yang
berbeda-beda tergantung dari kebutuhan, biasanyatiap-tiap TOR mempunyai batas
rating yang dapat diatur.

Gambar 5.20. Simbol TOR dalam Rangkaian

2. Bagian-Bagian TOR (Thermal Overload Relay)

Gambar 5.21. Bagian-Bagian TOR

3. Kontak TOR
Gambar 5.22. Kontak TOR

Gambar 5.23. Fungsi Kontak TOR

4. Karakteristik TOR
1) Terdapat konstruksi yang berhubungan langsung dengan terminal kontaktor
magnit.
2) Full automatic function, Manual reset, dan memiliki pengaturan batas arus
yang dikehendaki untuk digunakan.
3) Tombol trip dan tombol reset trip, dan semua sekerup terminal berada di
bagian depan.
4) Indikator trip
5) Mampu bekerja pada suhu -25 °C hingga +55 °C atau (-13 °F hingga +131 °F)

5. Cara Kerja TOR


Prinsip kerja dari suatu TOR adalah berdasarkan panas yang timbul karena
adanya arus listrik yang mengalir melewati arus nominal motor. Energi panas tersebut
akan diubah menjadi energi mekanik oleh logam bi metal. Akibatnya kontak NC akan
terbuka sehingga operasi motor diamankan oleh pengaman TOR berhenti bekerja.
Adapun kerja TOR ini tergantung kepada gangguan arus beban lebih yang terjadi dan
lamanya gangguan berlangsung. Pada TOR terdapat selektor untuk memilih batasan nilai
arus yang diinginkan yang biasanya disesuaikan dengan besar arus nominal beban yang
akan dihubungkan.

Gambar 5.24. Cara Kerja TOR

6. Keunggulan TOR

Thermal overload relay (TOR) mempunyai tingkat proteksi yang lebih efektif dan
ekonomis, yaitu:

1. Pelindung beban lebih / Overload


2. Melindungi dari ketidakseimbangan phasa / Phase failure imbalance
3. Melindungi dari kerugian / kehilangan tegangan phasa / Phase Loss.

D. RELAY
1. Definisi Relay
Gambar 5.25. Relay

Relay adalah sebuah saklar elekronis yang dapat dikendalikan dari rangkaian
elektronik lainnya. Relay terdiri dari 3 bagian utama, yaitu:

1. koil         : lilitan dari relay


2. common  : bagian yang tersambung dengan NC(dlm keadaan normal)
3. kontak    : terdiri dari NC dan NO

NC dengan NO:

 NC(Normally Closed) : saklar dari relay yang dalam keadaan normal(relay tidak
diberi tegangan) terhubung dengan common.
 NO(Normally Open) : saklar dari relay yang dalam keadaan normal(relay tidak
diberi tegangan) tidak terhubung dengan common.

2. Jenis-jenis Relay
a. SPST - Single Pole Single Throw.

Gambar 5.26. Relay SPST

b. SPDT - Single Pole Double Throw. Terdiri dari 5 buah pin, yaitu:(2) koil,
(1)common, (1)NC, (1)NO.

Gambar 5.27. Relay SPDT

c. DPST - Double Pole Single Throw. Setara dengan 2 buah saklar atau relay SPST.
Gambar 5.28. Relay DPST

d. DPDT - Double Pole Double Throw. Setara dengan 2 buah saklar atau relay
SPDT.

Gambar 5.29. Relay DPDT

e. QPDT - Quadruple Pole Double Throw. Sering disebut sebagai Quad Pole Double
Throw, atau 4PDT. Setara dengan 4 buah saklar atau relay SPDT atau dua buah
relay DPDT. Terdiri dari 14 pin(termasuk 2 buah untuk koil).

3. Karakteristik Relay

Macam-macam karakteristik relay arus lebih :

a. Relay waktu seketika (Instantaneous relay)

Relay yang bekerja seketika (tanpa waktu tunda) ketikaarus yang mengalir
melebihi nilai settingnya, relay akanbekerja dalam waktu beberapa mili detik (10 ± 20
ms). Dapatkita lihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 5.30. Karakteristik Relay Waktu Seketika (Instantaneous Relay)

b. Relay arus lebih waktu tertentu (Definite time relay)

Relay ini akan memberikan perintah pada PMT pada saatterjadi gangguan
hubung singkat dan besarnya arus gangguanmelampaui settingnya (Is), dan jangka waktu
kerja relay mulaipick up sampai kerja relay diperpanjang dengan waktu tertentutidak
tergantung besarnya arus yang mengerjakan relay, lihatgambar dibawah ini.

Gambar 5.31. Karakteristik arus lebih waktu tertentu (definite time relay)

c. Relay arus lebih waktu terbalik (Inverse Relay)

Relay ini akan bekerja dengan waktu tunda yang tergantung dari besarnya arus
secara terbalik (inverse time), makin besar arus makin kecil waktu tundanya.
Karakteristik ini bermacam-macam dan setiap pabrik dapat membuat karakteristik yang
berbeda-beda, karakteristik waktunya dibedakan dalam tiga kelompok :

 Standar invers
 Very inverse
 Extreemely inverse
Gambar 5.32. Karakteistik Relay Arus Lebih Waktu Terbalik (Inverse Relay).

Anda mungkin juga menyukai