PENGAMAN LISTRIK
Setelah membaca dan mempelajari bab ini diharapkan mahasiswa mengetahui alat – alat
yang termasuk dalam pengaman listrik.
Mahasiswa dapat menjelaskan jenis – jenis dari alat pengaman listrik beserta fungsinya.
A. Pendahuluan
Telah kita ketahui, bahwa listrik sangat penting perannnya dalam kehidupan kita
sehari-hari. Namun seperti kata pepatah: "Kecil jadi teman, besar jadi lawan" dan hal ini
pun berlaku pada listrik, oleh karena itu WAJIB bagi kita untuk mengetahui sejauh mana
listrik itu berbahaya, sehingga kecelakaan yang disebabkan oleh penggunaan energi
listrik dapat diminimalkan, bahkan dapat dihindari. adapun bahaya listrik yang sering
terjadi :
bahaya sentuh, yaitu apabila ada manusia yang bersentuhan langsung dengan listrik
Bahkan beberapa kasus tersengat listrik bisa berakibat pada kematian. Mengapa
tegangan listrik 12 Volt pada akumulator tidak menyengat dan membahayakan manusia ?
karena tubuh manusia memiliki batas aman untuk dialiri listrik, beberapa penelitian
menyebutkan sampai dengan arus listrik 50 mA adalah batas aman bagi manusia, seperti
ditunjukkan pada gambar 1.
Gambar 5.3. Grafik Bahaya Arus Listrik
Jantung sebagai organ tubuh yang paling rentan terhadap pengaruh aliran arus
listrik dan ada empat batasan jika kita tersengat aliran listrik (lihat gambar 1).
• Daerah 1 (0,1 sd 0,5mA) jantung tidak terpengaruh sama sekali bahkan dalam jangka waktu
lama.
• Daerah 2 (0,5 sd 10 mA) jantung bereaksi dan rasa kesemutan muncul dipermukaan kulit.
Diatas 10mA sampai 200mA jantung tahan sampai jangka waktu maksimal 2 detik saja.
• Daerah 3 (200 sd 500mA) Jantung merasakan sengatan kuat dan terasa sakit, jika melewati
0,5 detik masuk daerah bahaya.
• Daerah 4 (diatas 500mA) jantung akan rusak dan secara permanen dapat merusak sistem
peredaran darah bahkan berakibat kematian.
Efek dari sengatan listrik sangat bervariasi dari cacat fisik dan psikis sampai pada
membawa korban jiwa.Telah banyak kasus yang terjadi di sekitar kita meninggalnya
seseorang karena tersengat arus listrik. Oleh karena itu, mungkin pengaman instalasi
listrik patut kita perhitungkan untuk tingkat keamanan di rumah kita, baik untuk
keamanan keluarga kita dari sengatan listrik maupun untuk instalasi listrik di rumah kita.
Fuse adalah alat pengaman listrik yang paling familiar dan sering kita jumpai.
Fuse terpasang dalam rangkaiaan listrik tersusun secara seri, sehingga jika terlewati arus
yang melebihi kapasitas kerja dari fuse tersebut, maka fuse akan terbakar dan memutus
arus yang ada dalam rangkaian tersebut. Element penghantar yang terdapat dalam fuse
tersebut akan meleleh, dan memutus rangkaian listrik tersebut sebagai pengaman
terhadap komponen-komponen lain dalam rangkaian listrik tersebut dari bahaya arus
besar.
Jika kita dapati fuse yang telah terbakar atau putus elementnya kita harus
menggantinya dengan yang baru, tetapi yang perlu diingat adalah penggantian dengan
kapasitas arus yang sama. Jika menggantinya dengan kapasitas arus yang lebih besar
maka akan berakibat kerusakan pada rangkaian listrik tersebut, karena jika ada arus lebih
dalam rangkaian tersebut, fuse tidak akan putus atau terbakar.
2. Karakteristik sekering
Arus penguat sebuah pengaman lebur tidak sama dengan arus yang
menyebabkan pengaman putus. Sebuah proteksi harus dapat dibebani dengan arus
nominalnya secara kontinyu tanpa batas waktu. Arus nominalnya kira-kira 70 % dari
batas arus maksimalnya (Ig). Kalau dibebani dengan batas ini terus-menerus lama-
kelamaan pengaman akan putus.
3. Macam-macam fuse
3.1. Macam-macam Fuse berdasarkan cara pemutusannya :
Sekering lebur
Sekering lebur akan bekerja ketika ada tegangan lebih (overvoltage) sehingga
meleburkan elemen lebur yang memutus aliran arus pada rangkaian
Sekering dengan waktu tertentu, bisa menset waktu sesuai dengan program yang
kita tentukan agar sekering tersebut bekerja.
Sekering jenis ini merupakan sekering dengan kapasitas pemutusan rendah yang
terdiri atas 2 model yaitu:
a. Tipe D (diazed) memiliki bentuk fisik seperti gallon air mineral berdimensi kecil yang
terbuat dari bahan keramik. Bagian dasar dan atas sekering terbuat dari bahan logam
yang berfungsi sebagai penyalur arus. Dalam penggunaannya, sekering diazed selalu
dilengkapi komponen lainnya seperti rumah sekering (fuse holder), adaptor dan
tutupnya (fuse cap).
b. Tipe DO (neozed) memiliki bentuk fisik seperti Tipe D dengan bentuk yang menyerupai
botol susu berukuran mini. Gawai tersebut dapat mengamankan gangguan arus
hubung singkat dan beban lebih pada kabel atau jaringan. Penggolongan sekering
diazed dan neozed berdasarkan faktor peleburan dan penggunaanya adalah:
a. Kelas g (faktor peleburan kecil)
b. Kelas a (faktor peleburan besar)
Sedangkan penggolongan menurut IEC.
a. Kelas gl = Untuk perlindungan arus kerja kurang dari 100 A
b. Kelas gll= Untuk perlindugan arus kerja 100 A atau lebih
Cara ini agar rangkaian aman dari mengalirnya arus yang besar akibat hubungan
singkat.
Cara ini agar rangkaian berikutnya aman dari aliran arus yang besar akibat
hubungan singkat dan mengamankan rangkaian dari kerusakan akibat hubungan singkat
terjadi pada rangkaian berikutnya. Untuk mengetes sekring tersebut gunakan ohmmeter
atau multimeter pada posisi ohm.
1. Arus nominal sekering (current rating) adalah arus yang mengalir secara terus menerus
tanpa terjadi panas yang berlebihan dan kerusakan
2. Tegangan nominal (voltage rating) yaitu tegangan kerja antar konduktor yang diproteksi
atau peralatan
3. Time current protection yaitu suatu lengkung karakteristik untuk menentukan waktu
pemutusan
4. Pre arcing time adalah waktu yang diperlukan oleh arus yang besar untuk dapat
meleburkan elemen sekering
5. Arcing time adalah waktu elemen sekering melebur dan memutuskan rangkaian sehingga
arus jatuh menjadi nol
6. Minimum fusing current adalah suatu harga minimun dari arus yang akan menyebabkan
elemen sekering beroperasi (melebur)
7. Fusing factor adalah suatu perbandingan antara minimum fusing current dengan curret
rating dari sekering. Umumnya sekering yang tergolong pada semi enclosed mempunyai
faktor 2 dan untuk type HRC mempunyai faktor serendah mungkin 1,2
8. Total operating time adalah waktu total yang diambil oleh sekering secara lengkap dapat
mengisolasi dengan gangguan.
9. Cut off ini adalah satuan fungsi yang penting sekering HRC. Jika elemen sekering melebur
dan membatasi harga arus yang dicapai ini kita kenal dengan sebutan “arus cut off”
10. Categori of duty. Sekering diklasifikasikan pada kategori kesanggupan dalam menangani
gangguan sesuai dengan harga arus prospective pada rangkaian. Katagori A1 dan A2
untuk arus propectif. 1.O.kA dan 4.0 kA. Sedangkan untuk kategori AC3, AC4 dan AC5
untuk arus 16,5 kA, 33 kA dan 46 kA.
1. Definisi MCB
2. Jenis-jenis MCB
3. Otomat-G
3. Bagian-bagian MCB
Keterangan gambar :
Pembahasan kode dan simbol yang tertulis dalam nameplate MCB tersebut:
Dilakukan oleh batang bimetal, yaitu : perpaduan dua buah logam yang
berbeda koefisien muai logamnya. Jika terjadi arus lebih akibat beban lebih,
maka bimetal akan melengkung akibat panas dan akan mendorong tuas
pemutus tersebut untuk melepas kunci mekanisnya. Hal ini menyebabkan
MCB trip.
Putuskan dulu aliran listrik dari PLN dengan meng-off-kan saklar di bawah
kwh meter
Copot box sekering lama anda, kabel dari PLN dengan kabel yang menuju
instalasi rumah jangan disambung dulu.
Cek kabel dari PLN mana yang merupakan kabel arus. *listriknya harus
dinyalain dulu* Cek dengan tester. Jika tester menyala, maka kabel tersebut
merupakan kabel arus. Kenapa harus cek kabel arus? karena petunjuk yang
diberikan hasil dari saya googling ternyata tidak benar. Kabel arusnya tidak
yang berwarna hitam, tetapi di tempatku yang berwarna biru.
Setelah kita tahu mana kabel arus, kemudian kita memasang kabel arus
tersebut pada MCB. di MCB ada petunjuk, kabel arus dari PLN harus
dimasukkan ke lubang yang pada gambar petunjuk ada tanda panahnya, dan
kabel yang menuju instalasi listrik rumah pada lubang seberangnya (kabel
yang sewarna dengan kabel arus). dua kabel lainnya disambungkan dengan
kabel sewarna. Ingat, jangan sampai salah menyambung kabel. Kabel warna
kuning harus disambung dengan warna kuning, dst.
Setelah semua tersambung, diuji coba. Hidupkan listrik dari PLN, tekan saklar
MCB ke posisi on. Coba hidupkan lampu rumah. Kalau hidup, coba tekan
saklar MCB ke posisi of. Jika lampu juga ikut mati, berarti pemasangan MCB
sudah benar. Tetapi jika saklar MCB dalam posisi off, lampu masih tetap
menyala, berarti ada yang salah. Periksa lagi kabel arus, apakah sudah benar
terpasang pada MCB. Jika sudah benar terpasang dengan baik dan kabel-kabel
lain juga terpasang dengan benar, berarti MCB nya rusak.
1. Pada saat anda memilih MCB, banyak sekali berbagai merk dan type yang
ditawarkan sesuaikan dengan MCB yang anda perlukan MCB 1 pole atau yang
3 pole dan besar arus yang tertera pada MCB. Perhatikanlah kualitas barang
dan materialnya.
3. Gunakan MCB pada kotak pembagi/panel lebih kecil kapasitas arusnya dari
MCB Induk yang terdapat pada Box Metering. Hal ini bertujuan untuk
mendeteksi bila ada gangguan arus lebih ataupun kosrleting maka yang akan
trip(turun) yaitu MCB yang ada pada panel pembagi.
4. Bagilah beban pada rangkaian instalasi listrik rumah dengan merata, yaitu
dengan membuat group beban pemakaian, Asumsinya tidak hanya 1 MCB
yang digunakan pada panel pembagi arus. Umpamanya 2 MCB artinya 2
kelompok(group) pada isntalasi listrik rumah , hal ini berguna apabila salah
satu MCB yang ada dipanel pembagi mengalami kerusakan maka MCB yang
lain masih berfungsi menyalurkan arus listrik ke beban pemakaian yan lain.
3. Kontak TOR
Gambar 5.22. Kontak TOR
4. Karakteristik TOR
1) Terdapat konstruksi yang berhubungan langsung dengan terminal kontaktor
magnit.
2) Full automatic function, Manual reset, dan memiliki pengaturan batas arus
yang dikehendaki untuk digunakan.
3) Tombol trip dan tombol reset trip, dan semua sekerup terminal berada di
bagian depan.
4) Indikator trip
5) Mampu bekerja pada suhu -25 °C hingga +55 °C atau (-13 °F hingga +131 °F)
6. Keunggulan TOR
Thermal overload relay (TOR) mempunyai tingkat proteksi yang lebih efektif dan
ekonomis, yaitu:
D. RELAY
1. Definisi Relay
Gambar 5.25. Relay
Relay adalah sebuah saklar elekronis yang dapat dikendalikan dari rangkaian
elektronik lainnya. Relay terdiri dari 3 bagian utama, yaitu:
NC dengan NO:
NC(Normally Closed) : saklar dari relay yang dalam keadaan normal(relay tidak
diberi tegangan) terhubung dengan common.
NO(Normally Open) : saklar dari relay yang dalam keadaan normal(relay tidak
diberi tegangan) tidak terhubung dengan common.
2. Jenis-jenis Relay
a. SPST - Single Pole Single Throw.
b. SPDT - Single Pole Double Throw. Terdiri dari 5 buah pin, yaitu:(2) koil,
(1)common, (1)NC, (1)NO.
c. DPST - Double Pole Single Throw. Setara dengan 2 buah saklar atau relay SPST.
Gambar 5.28. Relay DPST
d. DPDT - Double Pole Double Throw. Setara dengan 2 buah saklar atau relay
SPDT.
e. QPDT - Quadruple Pole Double Throw. Sering disebut sebagai Quad Pole Double
Throw, atau 4PDT. Setara dengan 4 buah saklar atau relay SPDT atau dua buah
relay DPDT. Terdiri dari 14 pin(termasuk 2 buah untuk koil).
3. Karakteristik Relay
Relay yang bekerja seketika (tanpa waktu tunda) ketikaarus yang mengalir
melebihi nilai settingnya, relay akanbekerja dalam waktu beberapa mili detik (10 ± 20
ms). Dapatkita lihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 5.30. Karakteristik Relay Waktu Seketika (Instantaneous Relay)
Relay ini akan memberikan perintah pada PMT pada saatterjadi gangguan
hubung singkat dan besarnya arus gangguanmelampaui settingnya (Is), dan jangka waktu
kerja relay mulaipick up sampai kerja relay diperpanjang dengan waktu tertentutidak
tergantung besarnya arus yang mengerjakan relay, lihatgambar dibawah ini.
Gambar 5.31. Karakteristik arus lebih waktu tertentu (definite time relay)
Relay ini akan bekerja dengan waktu tunda yang tergantung dari besarnya arus
secara terbalik (inverse time), makin besar arus makin kecil waktu tundanya.
Karakteristik ini bermacam-macam dan setiap pabrik dapat membuat karakteristik yang
berbeda-beda, karakteristik waktunya dibedakan dalam tiga kelompok :
Standar invers
Very inverse
Extreemely inverse
Gambar 5.32. Karakteistik Relay Arus Lebih Waktu Terbalik (Inverse Relay).