Anda di halaman 1dari 26

BAB II

PEMBAHASAN

PERALATAN INSTALASI LISTRIK


Komponen-Komponen Instalasi Listrik

Komponen pokok instalasi listrik adalah perlengkapan yang paling pokok dalam
suatu rangkaian listrik. Komponen yang digunakan dalam pemasangan instalasi listrik
banyak macam dan ragamnya. Namun, pada dasarnya komponen instalasi listrik dapat
dikelompokan sebagai berikut:
A. Bargainser
B. Bahan Penghantar;
C. Stop Kontak;
D. Pengaman;
E. Sakelar;
F. Fitting;
G. Kotak Sambung;
H. Pipa Instalasi;

Syarat – syarat Komponen instalasi listrik :


1. Keandalan, menjamin kelangsungan kerja instalasi listrik pada kondisi normal
2. Keamanan, komponen instalasi yang dipasang dapat menjamin keamanan sistem
instalasi listrik
3. Kontinuitas, komponen dapat bekerja secara terus menerus pada kondisi normal

Jenis-Jenis Komponen Listrik

Adapun komponen-komponen instalasi listrik yang banyak digunakan meliputi:

A. Bargainser

1. Definisi Bargainser

Bargainser merupakan alat yang berfungsi sebagai pembatas daya listrik yang
masuk ke rumah tinggal, sekaligus juga berfungsi sebagai pengukur jumlah daya listrik
yang digunakan rumah tinggal tersebut (dalam satuan kWh). Ada berbagai batasan daya
yang dikeluarkan oleh PLN untuk konsumsi rumah tinggal, yaitu 220 VA, 450 VA, 900
VA, 1.300 VA, dan 2.200 VA.
2. Jenis-Jenis Bargainser

1. Bergainser Model Analog

Model analog masih sangat umum dipakai di perumahan.

2. Bergainser Model Digital

Model digital biasanya lebih digunakan untuk pelanggan PLN prabayar (dikenal
dengan sistem pulsa ). Untuk sistem ini, pelanggan hanya perlu membayar terlebih
dahulu sejumlah uang kepada PLN (bisa melalui ATM dengan memasukkan kode
pelanggan yang diperlukan) dan kemudian mendapatkan kode semacam voucher untuk
dimasukkan dalam bargainser tersebut. Persis seperti membeli pulsa prabayar.

3. Bagian-Bagian dari Bargainser


Pada bargainser terdapat tiga bagian utama, yaitu:

- MCB atau Miniature Circuit Breaker, berfungsi untuk memutuskan aliran daya
listrik secara otomatis jika daya yang dihantarkan melebihi nilai batasannya. MCB ini
bersifat on/off dan dapat juga berfungsi sebagai sakelar utama dalam rumah. Jika MCB
bargainser ini dalam kondisi off, maka seluruh aliran listrik dalam rumah pun terhenti.
Sakelar ini biasanya dimatikan pada saat akan dilakukan perbaikan instalasi listrik
dirumah.

- Meter listrik atau kWh meter, alat ini berfungsi untuk mengukur besaran daya
yang digunakan oleh rumah tinggal tersebut dalam satuan kWh (kilowatt hour). Pada
bargainser, meter listrik berwujud deretan angka secara analog ataupun digital yang akan
berubah sesuai penggunaan daya listrik.

- Spin Control, merupakan alat kontrol penggunaan daya dalam rumah tinggal dan akan
selalu berputar selama ada daya listrik yang digunakan. Perputaran spin control ini akan
semakain cepat jika daya listrik yang digunakan semakin besar, dan akan melambat jika
daya listrik yang digunakan berkurang/sedikit.

Pada kanal output Bargainser biasanya terdapat 3 kabel, yaitu kabel fasa, kabel netral dan
kabel ground yang dihubungkan ketanah. Listrik dari PLN harus dihubungkan dengan
bargainser terlebih dahulu sebelum masuk ke instalasi listrik rumah tinggal.
B. Bahan Penghantar

1. Definisi Bahan Penghantar

Salah satu kelengkapan instalasi listrik yang tidak boleh terlewatkan adalah kabel,
mengingat fungsinya sebagai penghantar arus listrik ke peralatan listrik. Jika kita telaah
kabel ibarat pembuluh darah pada manusia. Kabel merupakan komponen listrik berfungsi
untuk menghantarkan energi listrik ke sumber-sumber beban listrik atau alat-alat listrik.
Di pasaran banyak kita jumpai berbagai macam kabel, namun ada beberapa jenis kabel
yang lazim dipakai pada rumah tinggal.

2. Syarat Bahan Penghantar

 Penghantar yang digunakan pada instalasi listrik pada umumnya digunakan bahan
tembaga dan alumunium. Untuk penghantar tembaga kemurniannya minimal 99,9%.
 Tahanan jenis yang disyaratkan tidak melebihi 0,017241 ohm mm2/m pada suhu 200
C, atau sama dengan daya hantar 50 siemen=100% IACS (International Annealid
Copper Standard)
 Alumunium untuk penghantar kabel berisolasi harus juga alumunium murni,
umumnya digunakan alumunium dengan kemurnian sekurang-kurangnya 99,9%
 Tahanan jenis alumunium lunak untuk hantaran listrik telah dibakukan, yaitu tidak
boleh melebihi 0,028264 ohm2/m pada suhu 200 C, atau sama dengan daya hantar
sekurang-kurangnya 61% IACS (International Annealid Copper Standard)

3. Beberapa pengertian huruf yang digunakan pada kode kabel


Kode Keterangan kabel ;
-N: Kabel standard dengan penhantar/inti tembaga
-NA: Kabel dengan penghantar alumunium
-Y: Isolasi PVC
-R :Kawat baja bulat (perisai)
-Gb: Kawat pipa baja (perisai)
-re: Penghantar padat bulat
-rm: Penghantar bulat berkawat banyak
-se: penghantar padat bentuk sektor

4. Jenis-Jenis Bahan Penghantar

- NYA, kabel jenis ini merupakan kabel listrik yang berisolasi PVC dan berintikan/berisi
satu kawat. Jenisnya adalah kabel udara atau tidak ditanam dalam tanah. Kabel listrik ini
biasanya berwarna merah, hitam, kuning atau biru. Isolasi kawat penghantarnya hanya
satu lapis, sehingga tidak cukup kuat terhadap gesekan, gencetan/tekanan atau gigitan
binatang seperti tikus. Karena kelemahan pada isolasinya tersebut maka dalam
pemasangannya diperlukan pelapis luar dengan menggunakan pipa conduit dari PVC
- NYM, merupakan kabel listrik yang berisolasi PVC dan berintikan kawat lebih dari
satu, ada yang 2, 3 atau 4. Jenis kabel udara dengan warna isolasi luar biasanya putih dan
warna isolasi bagian dalam beragam, karena isolasi yang rangkap inilah maka kabel
listrik NYM ini relative lebih kuat terhadap gesekan atau gencetan/tekanan.

- NYY, kabel listrik jenis ini merupakan kabel berisolasi PVC, berintikan 2, 3 atau 4
dengan warna isolasi luarnya hitam. Jenis kabel tanah, sehingga tahan terhadap air dan
gencetan atau tekanan.
5. Kemampuan Hantar Arus

6. Warna Selubung Luar Kabel PVC

C. Stop Kontak

1. Definisi Stop Kontak

Stop kontak merupakan material instalasi listrik yang berfungsi sebagai muara
penghubung antara arus listrik dengan peralatan listrik.
2. Macam-Macam Stop Kontak

Adapun pembagian stop kontak, yaitu :

A. Stop kontak 1 fasa

B. Stop kontak 3 fasa

3. Aturan Pemasangan Stop Kontak

 Tinggi pemasangan ± 150 cm di atas lantai, apabila kurang dari 150 cm harus
dilengkapi tutup.
 Mudah dicapai tangan.
 Di pasang sedemikian rupa, sehingga penghantar netralnya berada disebelah
kanan atau di sebelah bawah.

D. Pengaman
1. Definisi dan Fungsi Pengaman Listrik
Pengaman listrik adalah alat yang digunakan untuk mengamankan rangkaian
listrik akibat panas oleh arus berlebih ataupun hubungan pendek yang terjadi pada sistem
listrik atau rangkaian lain.

Fungsi Pengaman Listrik, antara lain


- mencegah kerusakan peralatan pada sistem tenaga listrik
- mengurangi kerusakan peralatan pada sistem tenaga listrik
- mempersempit daerah yang terganggu sehingga tidak lebih luas
- memberi pelayanan dengan keandalan dan mutu tinggi pada konsumen
- megamankan manusia dari bahaya tenaga listrik
2. Jenis-Jenis Pengaman Listrik
Adapun jenis-jenis pengaman listrik, yaitu:

A. Fuse atau Sekering


1. Definisi Fuse
Fuse adalah alat pengaman listrik yang terpasang dan tersusun secara seri,
yang akan terbakar dan memutus arus jika terlewati arus yang melebihi kapasitas
kerja fuse. Jika fuse yang sebagai pengaman ini telah terbakar atau putus elementnya
maka harus diganti dengan kapasitas yang sama, jika diganti dengan kapasitas yang
lebih besar maka akan mengakibatkan kerusakan pada rangkaian listrik tersebut.

2. Macam-Macam Fuse
Macam-macam fuse berdasarkan cara pemutusannya:

1. Sekring Lebur
Sekring Lebur akan bekerja ketika ada tegangan lebih (overvoltage)
sehingga meleburkan elemen lebur yang memutus aliran arus pada
rangkaian.

Gambar Sekring Lebur

2. Sekring Suhu
Sekring suhu bekerja ketika sistem over head atau panas lebih sehingga
mengakibatkan sekring trip.

Gambar Sekring Suhu


3. Sekring Suhu
Sekring dengan waktu tertentu, bisa menset waktu sesuai dengan
program yang kita tentukan agar sekring tersebut bekerja.

Gambar Sekring Waktu

Berdasarkan Fungsinya

1. Sekring Semi Otomatis


Sekring semi otomatis banyak dipakai dalam elektronika, didalam
sekring ini terdapat kawat yang besar disesuaikan dengan ukuran arus. Jika
terjadi hubung pendek, bearti ada arus yang mengalir melebihi
kemampuan kawat penghantar maka kawat akan putus

2. Sekring Otomatis
Sekring otomatis dipakai pada KWH meter dan sering di sebut MCB
sehingga sekring ini bisa dipakai berulang kali bila terjadi arus pendek.

3. cara pemasangan sekering

A. pada input rangkaian

Cara ini agar rangkaian aman dari mengalirnya arus yang besar akibat hubungan singkat.

B. pada output rangkaian

Cara ini agar rangkaian berikutnya aman dari aliran arus yang besar akibat hubungan
singkat dan mengamankan rangkaian dari kerusakan akibat hubungan singkat terjadi pada
rangkaian berikutnya. Untuk mengetes sekering tersebut gunakan ohmmeter atau multimeter
pada posisi ohm.
B. MCB (Mini Circuit Breaker)

1. Definisi MCB

MCB (Miniature Circuit Breaker) adalah komponen dalam instalasi listrik rumah
yang mempunyai peran sangat penting. Komponen ini berfungsi sebagai sistem proteksi
dalam instalasi rumah bila terjadi beban lebih atau hubung singkat(konsleting).

2. Jenis-Jenis MCB

Berdasarkan waktu pemutusannya, MCB dapat terbagi atas :

A.Otomat-L (Untuk Hantaran)


        Pada Otomat jenis ini pengaman termisnya disesuaikan dengan meningkatnya suhu
hantaran. Apabila terjadi beban lebih dan suhu hantarannya melebihi suatu nilai tertentu,
elemen dwi logamnya akan memutuskan arusnya. Kalau terjadi hubung singkat, arusnya
diputuskan oleh -L. Tetapi pengaman elektromagnetiknya memutuskan dalam waktu 0,2
pengaman
elekromagnetiknya. Untuk arus bolak-balik yang sama dengan 4 In-6 In dan arus searah yang
sama dengan 8 In pemutusan arusnya berlangsug dalam waktu 0.2 detik. 
B. Otomat-H (Untuk Instalasi Rumah)
       Secara termis jenis ini sama dengan Otomatsekon, jika arusnya sama dengan 2,5 In–3 In
untuk arus bolak-balik atau sama dengan 4 In untuk arus searah. Jenis Otomat ini digunakan
untuk instalasi rumah. Pada instalasi rumah, arus gangguan yang rendah pun harus
diputuskan dengan cepat. Sehingga jika terjadi gangguan tanah, bagian-bagian yang terbuat
dari logam tidak akan lama bertegangan. 
C. Otomat-G
        Jenis Otomat ini digunakan untuk mengamankan motor-motor listrik kecil untuk arus
bolak-balik atau arus searah, alat-alat listrik dan juga rangkaian akhir besar untuk
penerangan, misalnya penerangan pabrik. Pengaman elektromagnetiknya berfungsi pada 8 In-
11 In untuk arus bolak-balik atau pada 14 In untuk arus searah. Kontak-kontak sakelarnya
dan ruang pemadam busur apinya memiliki konstruksi khusus. Karena itu jenis Otomat ini
dapat memutuskan arus hubung singkat yang besar, yaitu hingga 1500 ampere.
C. TOR(Thermal Overload Relay)

1. Definisi TOR

Thermal Overload Relay adalah suatu pengaman beban lebih dimaksudkan untuk
melindungi motor dan perlengkapan kendali motor, terhadap pemanasan berlebihan
sebagai akibat beban lebih atau akibat motor tidak dapat diasut.

2. Bagian-Bagian TOR

D. Relay

1. Definisi Relay
Relay adalah sebuah saklar elektronis yang dapat dikendalikan dari rangkaian
elektronik lainnya. Relay terdiri dari 3 bagian utama, yaitu :

 Koil : Lilitan dari relay


 Common : Bagian yang tersambng dengan NC (dalam keadaan normal)
 Kontak : Terdiri dari NC dan NO

2. Jenis-Jenis Relay

A. Relay tipe Single Pole Single Throw (SPST)

Relay tipe Single Pole Single Throw (SPST) ini memiliki empat kaki terminal, dua kaki
terminal sebagai kontak point (saklar) dan dua terminal lainnya untuk kumparan
elektromagnet. Dua terminal yang digunakan sebagai kontak point satu sebagai pole dan satu
lagi sebagai throw.

B. Relay tipe Single Pole Double Throw (SPDT)

Relay tipe Single Pole Double Throw (SPDT) ini memiliki lima kaki terminal, tiga kaki
terminal digunakan sebagai kontak point (saklar) dan dua kaki terminal lainnya digunakan
sebagai kumparan elektromagnet. Tiga terminal yang digunakan sebagai kontak point satu
sebagai pole dan dua sebagai throw.
C. Relay tipe Double Pole Single Throw (DPST)

Relay tipe Double Pole Single Throw (DPST) ini memiliki memiliki enam kaki terminal,
emapat kaki sebagai terminal kontak point (saklar) dan dua kaki terminal lainnya digunakan
sebagai kumparan elektromagnet. Empat terminal yang digunakan sebagai kontak point yang
terdiri dari dua pasang saklar single pole double throw.

D. Relay tipe Double Pole Double Throw (DPDT)


Relay tipe Double Pole Double Throw (DPDT) ini memiliki delapan buah terminal,  enam
terminal digunakan sebagai kontak point (saklar) dan dua terminal digunakan sebagai
kumparan elektromagnet. Enam terminal yang digunakan sebagai kontak point yang terdiri

dari dua pasang saklar single pole double throw

E. QPDT – Quadruple Pole Double Throw

Sering disebut sebagai Quad pole Double Throw, atau 4PDT. Setara dengan 4 buah saklar
atau relay SPDT atau dua buah relay DPDT. Terdiri dari 14 pin(termasuk 2 buah untuk koil).

E. Sakelar

1. Definisi dan fungsi saklar

Saklar adalah suatu alat dengan dua sambungan dan bisa memiliki dua keadaan, yaitu
keadaan On dan keadaan Off. Keadaan Off (tutup) merupakan suatu keadaan dimana tidak
ada arus yang mengalir. Keadaan On (buka) merupakan satu keadaan yang mana arus bisa
mengalir dengan bebas atau dengan kata lain (secara ideal) tidak ada resistivitas dan besar
voltase pada saklar sama dengan nol.

Saklar dapat memutus atau menyambung arus/tegangan listrik lemah atau komponen
elektronika yang dapat digunakan untuk memindahkan aliran arus/tegangan listrik rendah
dari satu konduktor ke konduktor lain. Di dunia Elektronika, saklar (switch) berfungsi
sebagai pemutus dan penghubung arus listrik. Ketika kondisi saklar Off (open circuit) maka
arus listrik yang tadinya mengalir melalui saklar akan terputus, demikian juga sebaliknya
yakni jika kondisi saklar On (close circuit) maka arus listrik akan kembali mengalir melewati
saklar tersebut.

2. Jenis-Jenis Saklar

Adapun jenis- jenis saklar:

A. Jenis saklar berdasarkan tegangannya


 Saklar tegangan rendah
 Saklar tegangan menengah
 Saklar tegangan tinggi
B. Jenis saklar berdasarkan tempat dan pemasangannya
 Saklar in-low : saklar yang ditanam didalam tembok
 Saklar out-bow : saklar yang dipasang pada permukaan tembok

C. Jenis saklar berdasarkan fungsinya


 Saklar on-off
Saklar yang bekerja menghubungkan arus listrik jika tombolnya ditekan pada
posisi on. Untuk memutuskan hubungan arus listrik, tombol saklar harus
ditekan pada posisi off. Saklar jenis ini biasanya digunakan untuk saklar lampu.
 Saklar push-on
Saklar yang menghubungkan arus listrik jika tombolnya ditekan pada posisi on
dan akan secara otomatis memutus arus listrik, ketika tombolnya dilepas dan
kembali ke posisi off dengan sendirinya.

D. Jenis saklar berdasarkan perunitnya


 Saklar tunggal

Saklar ini tidak lagi memerlukan penjelasan. Ini suatu cara yang
termudah untuk menghubungkan / memutuskan suatu hantaran.

 Saklar seri/deret
Saklar seri ini gunanya untuk memutuskan dan menghubungkan dua
buah kelompok lampu secara bergantian

 Saklar tukar
Saklar tukar ini digunakan apabila kita menghendaki melayani satu
lampu dari dua tempat atau lampu menyala secara berurutan.

 Saklar silang

Saklar silang ini digunakan apabila kita harus dapat melayani satu
lampu dan tiga tempat, maka kita pakai saklar silang waktu memasang.
Hendaklah diingat, bahwa saklar yang pertama dan penghabisan haruslah
dipasang saklar tukar, saklar di antaranya adalah saklar silang.

 Saklar kutub dua

Saklar ini digunakan untuk memutus atau menghubungkan hantaran


fasa dan nol secara bersama-sama. Sakelar ini biasanya digunakan pada boks
sekering satu fasa.
 Saklar kutub tiga

Saklar ini dipakai pada golongan yang terdiri dari sejumlah lampu-
lampu besar.
F. Fitting

1. Definisi fitting
Fitting adalah suatu alat untuk menghubungkan lampu dengan kawat-kawat
jaringan listrik secara aman, atau kalau dari segi istilah, fitting berasal dari bahasa
inggris yang berarti sebuah tempat untuk menaruh sebuah lampu bohlam, yang
berbentuk bulat dengan lubang di tengahnya yang digunakan untuk menaruh
bohlam.Berdasarkan pemakaiannya, bentuk fitting terdapat beberapa macam, yaitu
fitting tempel, fitting gantung, fitting bayonet, kombinasi fitting dengan stop kontak
dan lain-lain.
2. Jenis-Jenis Fitting
Adapun jenis-jenis fitting, yaitu:
A. fitting langit-langit
Pemasangan fitting langit-langit ditempelkan pada langit-langit(eternit) dan
dilengkapi dengan roset. Roset diperlukan untuk meletakkan/penyekerupan
fitting supaya kokoh kedudukannya pada langit-langit.
B. fitting gantung
pada fitting gantung dilengkapi dengan tali snur yang berfungsi sebagai
penahan beban bola lampu dan kap lampu, serta untuk menahan konduktor
dari tarikan beban tersebut. Konstruksi dari fitting gantung dapat dilihat
pada gambar dibawah ini.

C. fitting kedap air


fitting kedap air merupakan fitting yang tahan terhadap resapan/rembesan air. Fitting
jenis ini dipasang ditempat lembab atau tempat yang mungkin bisa terkena air misalnya
fitting untuk kamar mandi.
3. Pemasangan fitting
Adapun cara pemasangan fitting, yaitu:
a. Untuk fitting langit-langit pemasangannya dengan bahan tambahan roset agar
fitting terpasang kuat
b. Untuk fitting gantung pemasangannya ditambah dengan kabel snur yang ada tali
pengikat (penguatnya) jarak lampu ke lantai dapat diatur sesuai keinginan
c. Untuk fitting kedap air pemasangannya ditambah dengan pipa ujungnya ber-ulir
hingga bisa masuk ke dalam fitting

G. Kotak Sambung

1. Definisi Kotak Sambung

Penyambungan atau pencabangan hantaran listrik pada instalasi dengan pipa harus dilakukan
dalam kotak sambung. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi sambungan atau percabangan
hantaran dari gangguan yang membahayakan.  Pada  umumnya  bentuk  sambungan  yang 
digunakan pada  kotak  sambung  ialah sambungan  ekor babi (pig tail),  kemudian setiap
sambungan ditutup dengan las dop setelah diisolasi.

2. Jenis-Jenis kotak sambung


H. Pipa Instalasi

1. Definisi

Fungsi pipa adalah untuk melindungi pemasangan kawat penghantar. Dengan  pemasangan
pipa akan diperoleh bentuk instalasi yang baik dan rapi.

2.MACAM-MACAM PIPA INSTALASI

Pipa instalasi yang digunakan dalam instalasi listrik antara lain:

 Pipa besi/baja (union)


 Pipa PVC (plastik)
 Pipa spiral (fleksibel)
 Pipa-galvani
 Pipa Union

1. Pipa union adalah pipa yang terbuat dari plat besi dan dibuat oleh pabrik tanpa
menggunakan las dan diberi cat meni berwarna merah. Pipa jenis ini dalam
pengerjaannya mudah karena dapat dengan mudah dibengkokkan dalam keadaan dingin.
Selain daripada itu pipa union mudah pula dipotong dengan gergaji besi. Pipa jenis ini
mudah didapat dipasaran dengan harga relatif murah.Dalam instalasi listrik, pada
pemasangan pipa union, jika masih dalam jarak jangkauan tangan harus dihubungkan
dengan bumi, kecuali bila digunakan untuk menyelubungi kawat pembumian
(arde).Pemasangan pipa union umumnya dipasang pada tempat yang kering dengan
maksud menghindari terjadinya korosi atau karat.

2. Pipa PVC atau Paralon

Dewasa ini selain pipa union yang terbuat dari besi, juga banyak dipakai pipa pelindung yang
terbuat dari pipa bahan PVC atau paralon. Keuntungan penggunaan pipa PVC ini dibanding
dengan pipa union antara lain adalah pipa PVC lebih ringan, mudah pengerjaannya, mudah
dibengkokkan dan yang lebih penting adalah pipa PVC sendiri adalah merupakan bahan
isolasi sehingga dalam pemasangannya tidak akan mengaibatkan terjadinya hubungan pendek
antara penghantar dengan pipa.Penggunaan pipa PVC sangat cocok untuk daerah lembab
sebab tidak akan menimbulkan korosi. Namun demikian pipa PVC mempunyai kelemahan
yaitu tidak tahan digunakan pada suhu kerja di atas 600C.

3.   Pipa Fleksibel

Pada instalasi listrik adakalanya dipasang pipa yang disebut pipa fleksibel. Pipa ini dibuat
dari logam yang mudah diatur dan lentur. Sebagai contoh misalnya dipakai sebagai pelindung
kabel yang berasal dari dak standar menuju ke meter pembatas listrik atau juga dipakai
sebagai pelindung pada penghantar instalasi tenaga seperti mesin bubut, pres, dan mesin skraf
serta dikapal laut, dan sebagainya.
4. Pipa Galvanis
Didalam instalasi listrik pipa galvanis banyak digunakan pada dak standar,tiang
lampu taman.Dan pipa galvanis ini biasanya juga disebut pipa ledeng.

Maksud dan tujuan pemasangan pipa pada instalasi listrik antara lain:

1. Untuk memberikan perlindungan pada penghantar terhadap gangguan mekanis yang


mungkin terjadi pada penghantar.
2. Sebagai tempat untuk meletakkan/menyalurkan kabel penghantar di dalamnya.
3. Untuk mempermudah pembongkaran dan pemasangan kembali penghantar-
penghantar pada waktu perbaikan/penggantian penghantar yang rusak.

Pada instalasi listrik direncanakan sedemikian rupa dengan permukaan bagian dalamnya
harus licin, agar dalam penarikan kawat penghantar di dalam pipa tersebut tidak
mengakibatkan isolasi kawat tersebut tidak rusak.

Pipa instalasi harus memenuhi ketentuan pada persyaratan sebagai berikut:

Pipa instalasi harus terbuat dari bahan yang tahan terhadap kelembaban.

Misalnya: pipa baja, pipa PVC (pastik) atau bahan lain yang sederajat. (Pasal 730 D2 PUIL
77).

   Pipa instalasi harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat melindungi secara mekanis
hantaran yang ada di dalamnya dan harus tahan terhadap tekanan mekanis yang mungkin
timbul selama pemasangan dan pemakaian. (pasal 730 D3 sub. A PUIL 771).

   Permukaan bagian dalam dan luar dari pipa harus licin dan rata, tidak boleh terdapat lubang
atau tonjolan yang tajam atau cacat lain yang sejenis pada bagian dalam atau luar pipa
tersebut, serta harus dilindungi secara baik terhadap karat. (pasal 730 D3 sub.b PUIL 77).

   Pada bagian dalam pada ujung dari bahagian penyambung pipa tidak boleh terdapat
bahagian tajam. Permukaan dan pinggiran atau bibir lewat mana hantaran itu ditarik harus
licin dan tidak tajam. Pada ujung bebas dari pipa instalasi yang terbuat dari baja, kawat
dipasang-selubung masuk (tule) yang berbentuk baik dan terbuat dari bahan yang awet.
   Pemasangan pipa instalasi harus sedemikian rupa sehingga hantaran dapat ditarik dengan
mudah setelah pipa benda bantu dipasang, serta hantaran dapat diganti dengan mudah tanpa
membongkar sistem pipa (pasal 730 F1 PUIL 77).

   Pipa instalasi yang terbuat dari logam dan terbuka yang terdapat dalam jarak yang kanan
tangan harus ditahankan dengan baik, kecuali bila pipa instalasi logam tersebut dipergunakan
untuk menyelubungi kabel yang mempunyai instalasi ganda (mis: NYM) atas digunakan
hanya untuk menyelubungi kawat pertahanan. (pasal 730 F3 PUIL 77)

   Pipa instalasi haru sedapat mungkin dipasang secara tegak lurus atau mendatar. (pasal 730
F4 PUIL 77)

Pipa instalasi PVC (plastik) memiliki beberapa keuntungan antara lain:

 Tahan terhadap bahan kimia, jadi tidak perlu dicat.


 Tidak menyalurkan nyala api.
 Ringan dan mudah dibawah/digunakan
 Mudah dibentuk dengan menggunakan alat pemanas.

Pipa instalasi logam/baja memiliki beberapa keuntungan antara lain:

 Lebih kuat
 Tahan terhadap panas dan nyala api
 Bisa dijadikan pentahanan langsung
 Kerusakan mekanis tidak perlu diragukan

Macam-Macam Benda Bantu Pada Pemasangan Pipa Instalasi

 Kotak sambung (T. dos)


 Lasdop
 Tule
 Sengkang / pelana
 Roset kayu
 Sambungan Pipa (SOK)
 Bengkokan (karte bocht)

3. Bentuk Pipa Instalasi Listrik

A. Pipa Ulir

Pipa ulir dipasang dengan ulir sehingga mendapatkan pemasangan yang sangat rapi/rapat
terutama pada sambungan-sambungan terhadap komponen bantu. Pemasangan pipa ulir
biasanya pada tempat-tempat atau menyusur pada daerah yang lembab.

B. Pipa Sorong
Pipa sorong dipasang dengan mendorong lepas kedalam pada komponen bantu. Sambungan
pipa sorong kurang rapat tidak bisa digunakan pada daerah yang lembab.

Anda mungkin juga menyukai