Anda di halaman 1dari 7

Nama : Edo Aji Putra

NRP : 54184112357
Parodi : TAK B
Soal.
1. Nama alat ukur yang digunakan untuk mengetahui suatu ukuran (indikator-indikator)
pada sistem kelistrikan
2. Sebutkan peralatan kerja yang sering digunakan seorang elektrision
3. Sebutkan ada berapa macam phasa arus listrik yang kalian ketahui dan apa bedanya
4. Sebutkan alat-alat pengaman dan fungsinya dalam suatupemasangan instalasi
kelistrikan
Jawab.
1.Nama alat ukur kelistrikan
a.Alat Ukur Analog
Alat ukur analog adalah alat ukur listrik yang hasil pengukurannya ditampilkan
melalui media jarum yang menunjukkan angka hasil pengukuran.
b.Alat Ukur Digital
Alat ukur digital adalah alat ukur listrik yang hasil pengukurannya ditampilkan melalui
media layar LCD (Liquid Crystal Display).
c.Amperemeter
Amperemeter berfungsi untuk mengukur besar arus listrik yang mengalir pada suatu
rangkaian listrik.
d.Voltmeter
Voltmeter berfungsi untuk mengukur besar tegangan listrik yang mengalir pada suatu
rangkaian listrik.
d.Ohmmeter
Ohmmeter berfungsi untuk mengukur besar hambatan listrik.
e.Wattmeter
Wattmeter berfungsi untuk mengukur besarnya daya pada suatu peralatan listrik.
f.Megaohmmeter (Megger)
Di dunia kelistrikan, umumnya megaohmmeter dikenal sebagai megger karena megger
sendiri merupakan merk megaohmmeter yang banyak dikenal dan digunakan. Sehingga
orang-orang lebih sering menyebutnya megger. Megger merupakan alat ukur untuk
mengetahui besar nilai tahanan isolasi pada suatu rangkaian/peralatan listrik. Tahanan isolasi
sendiri berfungsi untuk mengamankan arus bocor yang mungkin terjadi pada suatu
rangkaian/peralatan listrik sehingga tidak membahayakan bagi manusia. Megger ini sering
digunakan petugas dalam mengukur tahanan isolasi antara lain pada :
 Kabel instalasi pada rumah-rumah atau bangunan.
 Kabel tegangan tinggi dan rendah
 Transformator.
 Kumparan pada motor 3 phase. 
g.Kwh Meter (Kilowatt hour meter)
Kwh meter merupakan alat ukur milik PLN (Perusahaan Listrik Negara) yang
berfungsi untuk menghitung besarnya energi listrik yang digunakan oleh konsumen. Selain
itu, alat ini berfungsi sebagai pembatas daya listrik karena terdapat MCB (Miniature Circuit
Breaker) yang membatasi arus listrik yang masuk ke instalasi rumah.
h. Oscilloscope (Osiloskop)
Osiloskop merupakan alat ukur yang berfungsi menampilkan sinyal listrik ke dalam
bentuk grafik gelombang yang ditampilkan melalui media layar.
i.Multimeter (Avometer)
Multimeter adalah alat ukur yang berfungsi untuk mengukur arus, tegangan, dan
hambatan. Multimeter bisa dibilang gabungan antara amperemeter, voltmeter, dan ohmmeter.
Namun, ada jenis multimeter yang dilengkapi dengan pengukur kapasitansi pada kapasitor,
pengukur dioda, dan pengukur transistor.
j.Tang Ampere (Clamp Meter)
Tang ampere adalah alat ukur yang fungsinya sama dengan multimeter.

2. Peralatan kerja
a. Obeng
Penggunaan obeng sangatlah penting untuk teknisi listrik. Obeng berfungsi sebagai alat
bantu pembongkaran barang, seperti membuka atau mengencangkan sekrup.
b.Tang
Untuk melilit dan memotong kabel, menggenggam komponen-komponen bulat berukuran
kecil, serta membengkokkan logam yang tipis sebaiknya menggunakan tang. Setidaknya ada
3 jenis tang yang paling umum digunakan, yaitu tang pemotong, tang lancip, dan tang
kombinasi. Sementara tang lancip biasa digunakan sebagai pengikat kabel atau pembulat
kabel tapi juga bisa digunakan untuk memotong kabel. Dan tang kombinasi merupakan jenis
tang serba bisa, termasuk dalam membuka baut. Selain itu ada juga jenis tang yang tidak
umum namun sangat bermafaat khususnya bagi teknisi listrik yaitu tang pengupas kabel, tang
press, tang pembulat, dan tang jepit.
c. Kunci Pas dan Ring
Tidak sedikit komponen kelistrikan yang dilengkapi dengan baut seperti pada panel
rangkaian listrik sehingga kepemilikan kunci pas dan ring sangat diperlukan. Dalam
praktiknya memang anda bisa melepaskan baut dengan menggunakan tang atau kunci inggris,
namun penggunaan alat yang tidak sesuai justru akan membuat komponen rusak dan teknisi
lebih banyak membuang tenaga.
d.Palu
Pada beberapa praktik lapangan, seorang teknisi listrik melakukan aktivitas pemukulan.
Nah, palu berfungsi untuk mencabut baut dan paku pada tembok.
e. Kunci L
Kadang kala ada saja komponen peralatan listrik yang dilengkapi dengan baut L sehingga
peran dari kunci L sangat diperlukan.
f. Kunci Inggris
kunci inggris adalah alat kerja yang banyak digunakan oleh berbagai teknisi yang
berfungsi untuk mengencangkan atau mengendorkan baut dengan ukuran yang dapat
disesuaikan. Namun, khusus kunci inggris yang digunakan sebagai alat kerja teknisi listrik
dilengkapi dengan pegangan berbahan karet atau bahan isolator agar tidak tembus tegangan
listrik.
g.Cutter
Untuk mengupas, membelah bagian isolasi kabel listrik yang memiliki ukuran lebih besar,
yang tidak bisa dikupas oleh tang, pakai cutter. Pegangannya berbahan plastik sehingga bisa
menjadi isolator saat bekerja.
h. Tespen
Untuk menjaga keselamatan teknisi listrik, terlebih dahulu pastikan dengan tespen apakah
peralatan listrik tersebut memiliki tegangan atau tidak. Jika terdapat listrik di stop kontak atau
kabel listrik, maka lampu indikator akan menyala. Jika tidak ada aliran listrik maka lampu
indikator tidak akan menyala. Fungsi lainnya yaitu untuk membuka sekrup dari komponen
alat listrik yang berukuran kecil.
Selain alat listrik di atas, ada juga alat lain yang sebetulnya tidak terlalu wajib akan tetapi
berfungsi di kala waktu tertentu saja, yaitu:
a. Solder
Penggunaan solder untuk menghubungkan dua penghantar dengan menggunakan timah
adalah satu cara yang aman karena sambungan terhubung dengan kuat sehingga tidak mudah
longgar. Selain itu, solder juga dapat digunakan untuk memasang berbagai komponen listrik
pada papan rangkaian (PCB).
b.Meteran
Peranan alat ukur pada saat pengukuran juga sangat diperlukan, apalagi ketika
melakukan pemasangan instalasi listrik rumah.
c. Gergaji
Sangat bermanfaat untuk memotong pipa yang biasanya ada ketika melakukan pemasangan
instalasi listrik rumah.
d.Isolasi
Selasiban, Isolasi, Insulation Tape (Isolasi).Isolasi merupakan suatu alat atau bahan kerja
yang pastinya dibawa oleh seseorang tukang listrik atau teknisi listrik.Isolasi (Selasiban)
berfungsi buat membalut/membungkus bagian sambungan-sambungan kabel agar tegangan
listriknya dapat ter-isolasi & nir membahayakan.
e.Tas pinggang
Tas pinggang (Bag Pouch),Tas pinggang pula adalah suatu alat kerja yang banyak dipakai
atau dibawa oleh seorang teknisi listrik.Tas pinggang (Bag Pouch) berfungsi sebagai wadah
atau loka untuk menyimpan aneka macam peralatan & alat kerja sehingga mudah buat
dibawa kemana-mana saat bekerja.
f.Multitester
Multitester, Multimeter, atau AVO meter.Multi tester adalah galat satu indera kerja seorang
tukang listrik yang sangat penting.

3.phasa
a.Pengertian 1 Phase / Fasa Tunggal

Di dunia kelistrikan, pada listrik AC ini ada 2 sistem yang dikenal yaitu system 1 phase atau
biasa disebut dengan single phase dan 3 phase. Tegangan 1 phasa adalah instalasi listrik yang
menggunakan dua kabel penghantar yaitu 1 kabel di fungsikan phasa dan 1 kabel lagi di
fungsikan sebagai netral. Lihat pembahasan lebih lengkap di “Pengertian 1 Phase dalam
Kelistrikan”.

Di Indonesia, sistem 1 phase ini mempunyai tegangan 220VAC. Sedangkan di berbagai


negara, besar tegangan 1 phase ini bervariasi. Untuk lebih detilnya dapat di lihat di “daftar
table tegangan 1 phase”.

Pengertian Listrik 1 Phasa


Listrik 1 phasa adalah instalasi listrik yang menggunakan dua kawat penghantar yaitu 1
kawat phasa dan 1 kawat 0 (netral). Pengertian sederhananya adalah listrik 1 phasa terdiri
dari dua kabel yaitu 1 bertegangan dan 1 netral. Umumnya listrik 1 phasa bertegangan 220
volt yang digunakan banyak orang. Biasanya listrik 1 phasa digunakan untuk listrik
perumahan, namun listrik PLN di jalanan itu memiliki 3 phasa, tetapi yang masuk ke rumah
kita hanya 1 phasa karena kita tidak memerlukan daya besar. Misalnya yang ke rumah kita
adalah Phase R, tetangga kita mungkin Phase S, dan tetangga yang lain Phase T.
b.Pengertian 3 Phase / 3 Fasa

Untuk memenuhi kebutuhan dalam suplai daya listrik, sistem 1 phase dikembangkan menjadi
3 phase. Sistem ini menggunakan 3 gelombang sinusoidal yang mempunyai perbedaan sudut
phase masing-masing 120 derajat. Berikut adalah gambaran mengenai gelombangnya.

Di Indonesia, sistem 3 phase umumnya diterapkan pada jaringan listrik yang disuplai oleh
PLN mulai dari pembangkit sampai Jaringan Tegangan Rendah (JTR) yang berada di depan
rumah pelanggan.

Pelanggan listrik perumahan dengan daya dibawah 3500VA, menerima aliran listrik
system 1 phase dengan menggunakan 2 penghantar yaitu kabel phase dan netral. Sedangkan
pelanggan listrik daya diatas 3500VA, baik perumahan atau industry, akan menerima aliran
listrik 3 phase dengan menggunakan 4 penghantar yaitu 3 penghantar phase dan 1 netral.

Pengertian Listrik 3 Phasa


Listrik 3 phasa adalah instalasi listrik yang menggunakan tiga kawat phasa dan satu kawat
0 (netral) atau kawat ground. Menurut istilah Listrik 3 Phasa terdiri dari 3 kabel bertegangan
listrik dan 1 kabel Netral. Umumnya listrik 3 phasa bertegangan 380V yang banyak
digunakan Industri atau pabrik.
Listrik 3 phasa adalah listrik AC (alternating current) yang menggunakan 3 penghantar
yang mempunyai tegangan sama tetapi berbeda dalam sudut phase sebesar 120 degree.
4.Alat pengaman
a. Sekring
Sekring biasanya digunakan sebagai pengaman instalasi rumah dan dirangkai secara seri
dengan sakelar dwi kutub pada suatu PHB (Panel hubung bagi). Saat ini sudah jarang rumah-
rumah menggunakan pengaman berupa sekring karena sekring hanya dapat digunakan sekali,
ketika putus maka sudah tidak dapat digunakan lagi. Selain itu dengan adanya MCB perlu
yang dapat digunakan berkali-kali, maka sekring yang digunakan pada instalasi rumah kini
kian berkurang. Meski begitu sekring tidak hanya digunakan pada rangkaian instalasi rumah,
beberapa rangkaian elektronik menggunakan sekring sebagai pengaman rangkaian input arus
nya.
B. MCB (Miniature Circuit Breaker)
Minature circuit breaker adalah bentuk mini dari breaker. Disebut mini karena arus yang
di putus oleh MCB mencapai 2A, 4A, 10A, 32A. MCB biasanya digunakan sebagai
pengaman pada instalasi rumah. Terdapat 2 jenis MCB yaitu MCB 1 Fasa (Biasanya
digunakan sebagai pengaman pada instalasi rumah tinggal yang sederhana), dan MCB 3 Fasa
(biasanya digunakan sebagai pengaman rangkaian beban-beban yang memerlukan sumber 3
fasa).
MCB bekerja memutuskan arus listrik jika terjadi hubung singkat, dan beban lebih pada
suatu rangkaian listrik. Jika arus listrik yang hubung singkat tidak segera putus maka
dampaknya akan mengeluarkan percikan api dan mengakibatkan kebakaran.
c. MCCB (Modular Case Circuit Breaker)
Modular Case Circuit Breaker memiliki prinsip kerja yang sama dengan MCB. Di dunia
industri biasanya disebut dengan breaker dalam bahasa indonesia diartikan sebagai perusak,
atau penghancur. Breaker dalam dunia listrik diartikan sebagai alat untuk memutus arus dan
tegangan listrik jika terjadi kerusakan pada suatu rangkaian listrik contoh : Hubung singkat,
dan beban lebih. Modular Case Circuit Breaker dapat ditemui di panel-panel utama suatu
tempat yang membutuhkan arus cukup tinggi contoh : sekolah, pusat perbelanjaan, pabrik
atau industri dan lain sebagainya. Ukuran suatu breaker untuk dapat memutus arus listrik
pada suatu rangkaian listrik dapat mencapai cukup tinggi 100 A, 200 A, 400 A dan lain
sebagainya.

d. ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker


Earth leakage circuit breaker adalah alat pengaman yang digunakan untuk
mengamankan terjadinya kebocoran arus listrik atau tegangan listrik pada suatu rangkaian
instalasi listrik. ELCB digunakan sebagai pengaman manusia dari tegangan sentuh dan arus
listrik yang bocor atau sengatan listrik di suatu rangkaian instalasi listrik. ELCB akan bekerja
memutus arus listrik pada suatu rangkaian ketika kabel fasa mengalami kebocoran arus yang
langsung berhubungan dengan ground atau netral dalam waktu yang cukup singkat. Sehingga
jika manusia sebagai korban kebocoran arus listrik dalam suatu rangkaian instalasi listrik
dengan menggunakan pengaman ELCB maka sebelum manusia tersebut merasakan sengatan
listrik ELCB telah memutuskan arus listrik.
e. Thermal Overload Relay
Thermal overload relay adalah suatu alat pengaman yang bekerja memutuskan arus
listrik yang mengalir ketika suhu suatu rangkaian meningkat (ketika terjadi hubung singkat
pada suatu rangkaian sebelum mengeluarkan percikan api, maka termal overload relay akan
memutus arus listrik yang mengalir). Termal overload relay biasanya digunakan pada
rangkaian listrik tiga fasa sebagai pengaman untuk beban motor listrik 3 fasa.
f. Hantaran Pentanahan (Ground)
Hantaran pentanahan merupakan salah satu pengaman suatu rangkaian listrik jika
mengalami kebocoran arus maka arus tersebut akan langsung di netral kan ke permukaan
bumi sehingga manusia tidak tersengat arus listrik yang bocor. Hantaran pentanahan
merupakan salah satu komponen penting dalam suatu rangkaian instalasi jika akan memasang
pengaman berupa ELCB.
Hantaran pantanahan juga merupakan komponen penting dalam suatu rangkaian
penangkal petir. Ketika petir menyambar ujung penangkal petir maka akan diteruskan menuju
bumi oleh hantaran pentanahan sehingga petir yang memiliki tegangan tinggi tersebut
menjadi tidak berbahaya lagi.
g. ACB (Air Circuit Breaker)
Air circuit breaker adalah suatu alat pengaman suatu rangkaian listrik dengan tegangan
listrik rendah atau pun tinggi yang bekerja meredam busur api yang dihasilkan dari hubung
singkat dengan cara memanfaatkan tekanan udara pada atmosfer.
h. OCB (Oil Circuit Breaker)
Oil circuit breaker adalah alat pengaman suatu rangkaian listrik yang dapat bekerja
menggunakan bahan utama berupa minyak untuk memadamkan busur api yang timbul.
Apabila terjadi busur api dalam minyak, maka minyak akan berubah menjadi uap minyak dan
memadamkan busur api akan dikelilingi oleh busur api sehingga busur api akan padam.
i. VCB (Vacum Circuit Breaker)
Vacum circuit breaker merupakan alat pengaman rangkaian listrik yang berfungsi
memadamkan busur api dengan memanfaatkan ruang hampa pada alat tersebut.
j. SF6 CB (Sulfur Hexafluoride Circuit Breaker)
Sulfur hexafluoride circuit breaker adalah pemutus rangkaian yang menggunakan gas SF6
sebagai sarana pemadam busur api. Gas SF6 merupakan gas berat yang mempunyai sifat
dielektrik yang dapat memadamkan memadamkan busur api yang baik sekali.

Anda mungkin juga menyukai