Anda di halaman 1dari 16

SAMBUNGAN KABEL, LOOP KABEL DAN MEMASANG KABEL PADA FITTING

GANTUNG DAN PENGECEKAN KOMPONEN

A. Tujuan
1. Mengetahui berbagai macam sambungan kabel
2. Mengetahui fungsi dari masing-masing jenis sambungan kabel dalam instalasi
kelistrikan
3. Mengetahui cara membuat berbagai macam sambungan kabel
4. Mampu membuat berbagai macam sambungan kabel dengan berbagai macam
ukuran
5. Mengetahui fungsi dan penggunaan loop kabel dalam instalasi kelistrikan
6. Dapat menentukan diameter mata itik kabel sesuai dengan ukurn baut atau terminal
hubung yang akan digunakan
7. Menguasai pembuatan loop kabel dengan berbagai macam ukuran
8. Dapat mengecek menggunakan alat ukur baik tidaknya komponen untuk praktek
instalasi komersial dengan baik, benar, dan aman.
9. Dapat mememahami dan menentukan baik tidaknya suatu komponen berdasarkan
hasil pengukuran.

B. Teori Dasar
Sambungan kabel yaitu penyambungan antara 2 penghantar atau penyambungan
dengan cara ekor babi, punter, bolak balik, sambungan kabel bernadi banyak, cabang
datar dan cabang simpul. Sambungan haruslah dipasang dengan rapat sesuai dengan
syarat-syarat dalam PUIL 2000 tentang penyambungan listrik.
Sambungan kabel yang biasa digunakan :
1. Sambungan Mata Itik

Sambungan mata itik adalah sambungan yang di gunakan untuk


menghubungkan kawat penghantar dengan komponen-komponen lain misalnya
pada fitting. Pembuatan mata sambungan ini dilakukan dengan menggunakan
tang pembulat.
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk pembuatan sambungan mata itik adalah
sebagai berikut :
 Jangan membuat dengan arah kiri sebab bila skrup/baut dikencangkan,
bulatan akan membuka sehingga sambungan mudah lepas.
 Bulatan disesuaikan dengan baut/skrup agar penekanan baut dapat
merata dan sambungan menjadi sempurna.

2. Sambungan Ekor Babi


Sambungan seperti ini merupakan teknik penyambungan yang paling sederhana
dan mudah dikerjakan. Sambungan seperti ini biasanya dilakukan pada
penyambungan langsung yang dilakukan pada kontak sambungan dan hasil
sambungannya diisolasi dengan lasdop. Cara penyambungan ini dapat dilihat
pada gambar dibawah ini :

Pada sambungan ekor babi, kedua ujung kabel yang telah dikupas kulitnya
disambungkan dijadikan satu, kemudian diputar dengan tang kombinasi sampai
kuat dan ujungnya ditutup dengan menggunakan lasdop.

3. Sambungan Puntir

Pada umumnya dilakukan untuk menyambung dua buah kabel yang akan
direntang. Adakalanya dalam pekerjaan instalasi listrik terpaksa menyambung
kabel dengan cara direntang karena adanya pertimbangan tertentu seperti untuk
penghematan bahan atau adanya isolasi kabel yang cacat.
Cara penyambungannya adalah seperti pada gambar dibawah ini:

Untuk mendapatkan hasil puntiran yang baik, sebaiknya digunakan tang


kombinasi agar hasilnya kuat dan tidak longgar.

4. Sambungan Bolak-balik
Tujuan sambungan bolak-balik pada dasarnya sama dengan penyambungan
puntir yaitu untuk menghubungkan 2 kabel yang akan direntang. cara
penyambungan ini akan menghasilkan sambungan yang lebih kuat terhadap
gaya rentang dan tarikan.
Untuk kabel yang ukuran lebih besar dilakukan dengan carasambungan bolak
balik “Britannia“ atau dengan model sambungan “Scarf“.Bentuk sambungan
ditunjukkan seperti gambar dibawah ini:
a. Bentuk sambungan bolak balik.
b. Bentuk sambungan Britannia.
c. Bentuk sambungan Scarf.

Cara penyambungannya dapat dilakukan seperti pada gambar dibawah ini:

5. Sambungan Bercabang
Dalam jaringan listrik sering kita temukan dalam penghantar yang panjang,
selain sambungan lurus juga ditemukan sambungan cabang. Sambungan ini
dilakukan dengan maksud untuk mengambil jalan pintas agar menghemat
penggunaan kabel dan praktis dalam pengerjaannya. Sambungan ini dapat
dilakukan tanpa harus memutus kabel utamanya, melainkan hanya dikupas
kabelnya sepanjang kebutuhan. Bentuk pencabangan datar ini bisa untuk cabang
tunggal (Single Plain joint) atau bisa juga dalam bentuk cabang ganda (Cross
Plain Joint).

Cara mengerjakan penyambungan percabangan ini dapat dilakukan seperti pada


gambar dibawah ini:

Pengecekan komponen menggunakan multimeter


Multimeter adalah alat yang berfungsi untuk mengukur Voltage (Tegangan), Ampere
(Arus Listrik), dan Ohm (Hambatan/resistansi) dalam satu unit. Multimeter sering
disebut juga dengan istilah Multitester atau AVOMeter (singkatan dari Ampere Volt
Ohm Meter). Terdapat 2 jenis Multimeter dalam menampilkan hasil pengukurannya
yaitu Analog Multimeter (AMM) dan Digital Multimeter (DMM).
Sehubungan dengan tuntutan akan keakurasian nilai pengukuran dan kemudahan
pemakaiannya serta didukung dengan harga yang semakin terjangkau, Digital
Multimeter (DMM) menjadi lebih populer dan lebih banyak dipergunakan oleh para
Teknisi Elektronika ataupun penghobi Elektronika.
Dengan perkembangan teknologi, kini sebuah Multimeter atau Multitester tidak hanya
dapat mengukur Ampere, Voltage dan Ohm atau disingkat dengan AVO, tetapi dapat
juga mengukur Kapasitansi, Frekuensi dan Induksi dalam satu unit (terutama pada
Multimeter Digital). Beberapa kemampuan pengukuran Multimeter yang banyak
terdapat di pasaran antara lain :
 Voltage (Tegangan) AC dan DC satuan pengukuran Volt
 Current (Arus Listrik) satuan pengukuran Ampere
 Resistance (Hambatan) satuan pengukuran Ohm
 Capacitance (Kapasitansi) satuan pengukuran Farad
 Frequency (Frekuensi) satuan pengukuran Hertz
 Inductance (Induktansi) satuan pengukuran Henry
 Pengukuran atau Pengujian Dioda
 Pengukuran atau Pengujian Transistor

Bagian-bagian penting Multimeter


Multimeter atau multitester pada umumnya terdiri dari 3 bagian penting, diantanya
adalah :
 Display
 Saklar Selektor
 Probe
Gambar dibawah ini adalah bentuk Multimeter Analog dan Multimeter Digital beserta
bagian-bagian pentingnya.

Cara Menggunakan Multimeter untuk Mengukur Tegangan, Arus listrik dan Resistansi
Berikut ini cara menggunakan Multimeter untuk mengukur beberapa fungsi dasar
Multimeter seperti Volt Meter (mengukur tegangan), Ampere Meter (mengukur Arus
listrik) dan Ohm Meter (mengukur Resistansi atau Hambatan)

1. Cara Mengukur Tegangan DC (DC Voltage)


1. Atur Posisi Saklar Selektor ke DCV
2. Pilihlah skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika ingin
mengukur 6 Volt, putar saklar selector ke 12 Volt (khusus Analog Multimeter)
**Jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka disarankan
untuk memilih skala tegangan yang lebih tinggi untuk menghindari terjadi
kerusakan pada multimeter.
3. Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Probe Merah pada
terminal Positif (+) dan Probe Hitam ke terminal Negatif (-). Hati-hati agar
jangan sampai terbalik.
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.

2. Cara Mengukur Tegangan AC (AC Voltage)


1. Atur Posisi Saklar Selektor ke ACV
2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika ingin
mengukur 220 Volt, putar saklar selector ke 300 Volt (khusus Analog
Multimeter)
**Jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka disarankan
untuk memilih skala tegangan yang tertinggi untuk menghindari terjadi
kerusakan pada multimeter.
3. Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Untuk Tegangan AC,
tidak ada polaritas Negatif (-) dan Positif (+)
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.
3. Cara Mengukur Arus Listrik (Ampere)
1. Atur Posisi Saklar Selektor ke DCA
2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan arus yang akan diukur. Jika Arus yang
akan diukur adalah 100mA maka putarlah saklar selector ke 300mA (0.3A).
Jika Arus yang diukur melebihi skala yang dipilih, maka sekering (fuse) dalam
Multimeter akan putus. Kita harus menggantinya sebelum kita dapat
memakainya lagi.
3. Putuskan Jalur catu daya (power supply) yang terhubung ke beban,
4. Kemudian hubungkan probe Multimeter ke terminal Jalur yang kita putuskan
tersebut. Probe Merah ke Output Tegangan Positif (+) dan Probe Hitam ke
Input Tegangan (+) Beban ataupun Rangkaian yang akan kita ukur. Untuk
lebih jelas, silakan lihat gambar berikut ini.
5. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter

4. Cara Mengukur Resistor (Ohm)


1. Atur Posisi Saklar Selektor ke Ohm (Ω)
2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan Ohm yang akan diukur. Biasanya diawali
ke tanda “X” yang artinya adalah “Kali”. (khusus Multimeter Analog)
3. Hubungkan probe ke komponen Resistor, tidak ada polaritas, jadi boleh
terbalik.
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter. (Khusus untuk Analog
Multimeter, diperlukan pengalian dengan setting di langkah ke-2)
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Tang Pengupas f. Amplas
b. Tang pemotong g. Baut berbagai ukuran
c. Tang Kombinasi h. Obeng +
d. Tang Lancip i. Multimeter
e. Penggaris j. Alat tulis

2. Bahan
a. Kabel NYA berbagai ukuran
b. Kabel NYAF berbagai ukuran
c. Terminal strip
d. Komponen untuk instalasi komersial

D. Langkah Kerja
1. Persiapkan alat dan bahan yang akan dipakai untuk praktek.
2. Kalkulasi kebutuhan bahan yang akan digunakan dan meminta persetujuan tentang
kebutuhan bahan kepada dosen pengajar atau teknisi.
3. Mengikuti prosedur penyambungan dan pemasangan kabel pada fitting gantung
yang telah disediakan dengan memperhatikan keselamatan kerja.
4. Apabila ada kesulitan konsultasikan kepada dosen pengajar.
5. Mengumpulkan hasil pekerjaan pada dosen pengajar untuk dinilai.
6. Mengembalikan alat dan bahan ke tempat semula setelah selesai melakukan
praktek.
7. Melakukan pengecekan komponen satu persatu.
8. Mencatat hasil dari pengecekan komponen.
9. Menentukan kondisi baik tidaknya komponen.

E. Keselamatan Kerja
1. Mentaati tata tertib di ruang praktek
2. Menggunakan pakaian praktek (wearpack)
3. Mengikuti petunjuk pada setiap lembar kegiatan belajar
4. Atur alat dan bahan sedemikian rupa agar memudahkan dalam praktek (ergonomic
K3)
F. Hasil Prakek
Penyambungan dan pembuatan mata itik
NO PENGKABELAN JENIS
1 Sambungan ekor babi
2 kabel
Diameter kabel: 1.5
mm

2 Sambungan ekor babi


3 kabel
Diameter kabel: 1.5
mm
3 Sambungan ekor babi
4 kabel
Diameter kabel: 1.5
mm

4 Sambungan ekor babi


3 kabel
Diameter kabel: 2.5
mm

5 Sambungan ekor babi


4 kabel
Diameter kabel: 2.5
mm
6 Mata Itik
Diameter kabel: 2.5
mm

Pengecekan Komponen
No Nama Simbol Hasil Kondisi
Komponen Pengukuran
1 Sakelar ON = 0 BAIK
Tunggal Ohm
OFF= ∞

2 Sakelar ON = 0 BAIK
seri Ohm
OFF= ∞
3 Sakelar ON = 0 BAIK
tukar Ohm
OFF= ∞

4 Sakelar ON = 0 BAIK
ganda Ohm
OFF= ∞

5 WLC ON = 0 BAIK
Ohm
OFF= ∞

6 KWh Arus = 0 BAIK


Ohm
V=∞

7 Lampu TL Filamen BAIK


1= 10 Ohm
2= 7.5 Ohm
8 MCB ON = 100 BAIK
Ohm
OFF = ∞

9 ELCB ON = 0 BAIK
OFF = ∞
Proteksi
arus bocor
= 30mA

10 Ballast TL 100 Ohm BAIK

11 Stater TL ∞ BAIK

12 Ballast 4 Ohm BAIK


HPL

13 Ballast 2.7 Ohm BAIK


HPIT
14 Ballast 3.25 Ohm BAIK
SON

15 Magnetic A1-A2=20 BAIK


Contactor Ohm
1 1-2 = ∞
3-4 = ∞
5-6 = ∞
13-14 = ∞
21-22 = 0
Ohm

16 Magnetic A1-A2=25 BAIK


Contactor Ohm
2 1-2 = ∞
3-4 = ∞
5-6 = ∞
13-14 = ∞
21-22 = 0
Ohm

17 PB ON ON = 0 BAIK
Ohm
OFF = ∞

18 PB OFF ON = ∞ BAIK
OFF = 0
Ohm
19 Motor 1 Ballast seri BAIK
fasa type 1 C = 22 Ohm

20 Motor 1 Ballast P-N BAIK


fasa type 2 = 16 Ohm
Ballast D1-
D2 = 25
Ohm

21 Switch AUTO = 0
Auto/man Ohm
MAN = 0
Ohm
OFF = ∞

G. Analisis Data
Sambungan pig tail digunakan untuk menyambung beberapa kabel yang ujungnya di
putar agar tidak mudah lepas, hasil sambungannya diisolasi dengan lilitan benang dan
lasdop.
Mata Itik digunakan untuk menghubungkan kawat penghantar dengan komponen-
komponen lain misalnya pada fitting.
Pengecekan komponen menunjukkan bahwa komponen yang tersedia dalam keadaan
baik.
H. Kesimpulan
1. Setiap kabel dalam instalasi listrik mempunyai jenis dan fungsi tang berbeda sesuai
dengan kebutuhannya
2. Dalam instalasi listik terdapat berbagai jenis kabel maupun cara penyambungan
kabel. Setiap instalasi listrik mempunyai kebutuhan dan kegunaanya sesuai
kebutuhan yang diperlukan. Dalam mengerjakan sebuah instalasi listrik atau yang
berhubungan dengan listrik utamakanlah keselamatan kerja.
3. Sebelum merangkai suatu komponen adakalanya mengecek komponen terlebih
dahulu untuk mengetahui komponen tersebut masih layak atau tidak untuk dipakai.
Daftar Pustaka

Badan Standarisasi Nasional, “Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000)”,
Standar Nasional Indonesia SNI N0. 04-0225-2000

P. Van Harten & Ir. E. Setiawan, 2001, “Instalasi Listrik Arus Kuat 1, 2 dan 3” , Hak
penerbitan edisi Indonesia pada Trimitra Mandiri.

https://tekniklistrik.com/macam-macam-sambungan-kabel-instalasi-listrik-di-rumah-yang-
baik-dan-aman/ (diakses pada 10 Oktober 2017)

Yogyakarta, 10 Oktober 2017


Praktikan

Panji Nur Azis Pratama

Anda mungkin juga menyukai