Oleh:
APRILIANI FARADILLA
421 19 255
Kelompok 1
4C RPL Teknik Listrik
Untuk memahami tujuan isolasi disekitar konduktor maka hal tersebut dapat
dianalogikan seperti pipa yang mengalirkan air. Gambar 1. memperlihatkan perbandingan
antara hukum Ohm terhadap pengaliran air. Tekanan air dari pompa menghasilkan
pengaliran air sepanjang pipa, jika pada pipa terdapat kebocoran maka air akan terbuang
dan mengurangi tekanan air dalam pipa.
Semakin kecil tahanan pada penghantar, maka semakin besar arus yang mengalir pada
tegangan yang sama. Seperti dinyatakan dalam hokum Ohm:
V=IxR
Dimana, V = Tegangan dalam Volt
I = Arus dalam Ampere
R = Tahanan dalam Ohm
Sebagai catatan bahwa tidak ada isolasi yang sempuna – tahanan tak terbatas – jadi akan
ada pengaliran arus melalui isolasi atau melalui ground. Namun sangat kecil (boleh jadi
sekitar satu mikroampere) tetapi itulah dasar dari peralatan pengukuran isolasi. Semakin
besar tegangan yang diberikan ke isolasi maka semakin besar pula arus yang akan melalui
isolasi. Sejumlah kecil arus ini tidak akan membahayakan isolasi yang masih baik akan
tetapi menjadi suatu masalah bagi isolasi yang telah mulai buruk/ rusak (deteriorated).
Pertanyaannya yang akan muncul “apakah isolasi yang baik itu?” Pada dasarnya
“baik” berarti relatif untuk tahanan yang tinggi tehadap arus, dan untuk bahan isolasi,
“baik” juga dapat berarti kemampuan untuk menjaga tahanan tinggi. Sehingga,
pengukuran tahanan isolasi yang tepat dapat memberikan kita informasi tentang
bagaimana kondisi isolasi dari suatu bahan. Serta dengan melakukan pengecekan tahanan
isolasi secara teratur dapat diperoleh kecenderungan terjadinya deteriorated.
Peralatan listrik yang baru seharusnya memiliki tahanan isolasi yang baik (memenuhi
standar nilai tahanan isolasi, sesuai tegangan kerjanya). Namun seiring waktu operasi, ada
banyak faktor yang menyebabkan tahanan isolasi menjadi menurun, antara lain karena
kerusakan mekanik, vibrasi, panas atau dingin yang berlebihan, kotor, minyak, korosif atau
hanya karena kelembaban dan semuanya ini akan ter-kombinasi oleh faktor tekanan listrik
(electrical stresses).
Jadi isolasi yang baik itu adalah yang memiliki tahanan yang tinggi sedangkan isolasi
yang buruk cenderung memiliki tahanan yang rendah. Tinggi rendahnya tahanan isolasi
sangat dipengaruhi oleh factor-faktor yang disebutkan sebelumnya. Gambar 2,
memperlihatkan rangkaian tipikal untuk pengukuran tahanan isolasi. Alat ukur tahanan
isolasi (Insulation Resistance Test) akan mengukur tahanan isolasi secara langsung dengan
memberikan nilainya dalam satu Ohm. Tahanan isolasi yang baik biasanya terukur dalam
level MegaOhm bahkan sampai dengan GigaOhm.
Untuk alat ukur tahanan isolasi analog, maka skala pengukurannya akan terlihat seperti
gambar 3.
Gambar 3. Tipikal skala suatu alat ukur tahanan
isolasi
Gambar 4. Tipikal kurva tahanan isolasi dengan metod pengetesan short time
atau spot reading
2. Time-resistance Method
Metode ini tidak dipengaruhi oleh suhu dan dapat memberikan kita informasi pasti
akan kondisi isolasi peralatan tanpa membutuhkan data pengetesan yang lampau/
sebelumnya. Kita hanya melakukan pembacaan pada interval waktu tertentu, lihat
gambar 4.5. Pengetesan ini terkadang didasari pada pengetesan penyerapan (absortion
test). Tahanan isolasi yang baik akan memiliki kurva pembacaan yang meningkat dan
tidak terputus, namun jika isolasi telah terkontaminasi, maka aka nada arus bocor
tinggi, sehingga pembacaan tahanan menjadi rendah (R = V/I).
Gambar 5. Tipikal kurva tahanan isolasi dengan “time-resistance test” (biasanya
digunakan pada motor dengan belitan besar)
Namun dalam percobaan ini, yang akan kita gunakan adalah short- time method.
Dengan pertimbangan keamanan peralatan praktikum, karena pada dasarnya
pengetesan tahanan isolasi adalah pengetesan “merusak”.
- Lebih ringan
- Tidak merusak
Pengukuran tahanan isolasi pada transformator, meliputi:
MODUL TRANSFORMATOR
1U 1
2U 1
Phase E arth/Ground
Insu latuion 1U 3 2U 2
Tester
3U 1
1U 2
3U 2
1V 1
2V 1
1V 3 2V 2
3V 1
1V 2
3V 2
1W 1
2W 1
1W 3 2W 2
3W 1
1W 2
3W 2
b. Rangkaian Percobaan Pengukuran Tahanan Isolasi, Primer - Primer
MODUL TRANSFORMATOR
1U 1
2U 1
Phase E arth/Ground
Insu latuion 1U 3 2U 2
Tester
3U 1
1U 2
3U 2
1V 1
2V 1
1V 3 2V 2
3V 1
1V 2
3V 2
1W 1
2W 1
1W 3 2W 2
3W 1
1W 2
3W 2
MODUL TRANSFORMATOR
1U 1
2U 1
Phase E arth/Ground
Insulatuion 1U 3 2U 2
Tester
3U 1
1U 2
3U 2
1V 1
2V 1
1V 3 2V 2
3V 1
1V 2
3V 2
1W 1
2W 1
1W 3 2W 2
3W 1
1W 2
3W 2
d. Rangkaian Percobaan Pengukuran Tahanan Isolasi, Sekunder – Ground
MODUL TRANSFORMATOR
E arth/Ground
1U 1
2U 1
Phase
1U 3 2U 2
Insulatuion
3U 1 Tester
1U 2
3U 2
1V 1
2V 1
1V 3 2V 2
3V 1
1V 2
3V 2
1W 1
2W 1
1W 3 2W 2
3W 1
1W 2
3W 2
MODUL TRANSFORMATOR
E arth/Ground
1U 1
2U 1
Phase
1U 3 2U 2
Insulatuion
3U 1 Tester
1U 2
3U 2
1V 1 2V 1
1V 3 2V 2
3V 1
1V 2
3V 2
1W 1
2W 1
1W 3 2W 2
3W 1
1W 2
3W 2
V. PROSEDUR PERCOBAAN
774 𝑥 106 Ω
𝑇𝑎ℎ𝑎𝑛𝑎𝑛 𝐼𝑠𝑜𝑙𝑎𝑠𝑖 (𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛) = = 1.548 𝑀Ω
500 𝑉𝑜𝑙𝑡
1000Ω
Pada nilai tahanan antara belitan primer dengan inti besi lebih besar dari 1𝑉
,
maka kemungkinan tidak dapat terjadi gangguan hubung singkat atau adanya
kebocoran arus pada permukaan isolasi dan trasnformator dapat dioperasikan.
Tabel 2. Hasil Pengukuran tahanan isolator trafo antara belitan primer dengan ground
(inti besi)
maka kemungkinan tidak dapat terjadi gangguan hubung singkat atau adanya
kebocoran arus pada permukaan isolasi dan trasnformator dapat dioperasikan.
Tabel 3. Hasil Pengukuran tahanan isolator trafo antara belitan primer dengan belitan
primer
maka kemungkinan tidak dapat terjadi gangguan hubung singkat atau adanya
kebocoran arus pada permukaan isolasi dan trasnformator dapat dioperasikan.
Tabel 4. Hasil Pengukuran tahanan isolator trafo antara belitan primer dengan belitan
sekunder
Tahanan Isolasi Tahanan Isolasi
Titik Pengukuran Injeksi Arus
(pengukuran) (perhitungan)
(1) (4)
(2) (3)
1000Ω
Pada nilai tahanan antara belitan primer dengan inti besi lebih besar dari 1𝑉
,
maka kemungkinan tidak dapat terjadi gangguan hubung singkat atau adanya
kebocoran arus pada permukaan isolasi dan trasnformator dapat dioperasikan.
Tabel 5. Hasil Pengukuran tahanan isolator transformator antara belitan sekunder dengan
ground (inti besi)
Tahanan Isolasi Tahanan Isolasi
Titik Pengukuran Arus Injeksi
(pengukuran) (perhitungan)
r–G 1.01 GΩ 2.02 MΩ 0.495 𝑥 10−6 𝐴
Sekunder - Ground s–G 1,08 GΩ 2.16 MΩ 0.462 𝑥 10−6 𝐴
t-G 1.25 GΩ 2.50 MΩ 0.400 𝑥 10−6 𝐴
5. Tahanan isolasi antara belitan sekunder dengan belitan sekunder
1.97 𝑥 109 Ω
𝑇𝑎ℎ𝑎𝑛𝑎𝑛 𝐼𝑠𝑜𝑙𝑎𝑠𝑖 (𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛) = = 3.94 𝑀Ω
500 𝑉
maka kemungkinan tidak dapat terjadi gangguan hubung singkat atau adanya
kebocoran arus pada permukaan isolasi dan trasnformator dapat dioperasikan.
Transformator memiliki 3 bagian yaitu belitan primer, belitan sekunder dan inti trafo.
Pada belitan primer yaitu belitan yang diberi supply tegangan, kemudian belitan sekunder
yaitu belitan yang memberikan tegangan ke beban, dan inti trafo yaitu suatu media yang
dapat memudahkan terjadinya fluks yang ditimbulkan oleh arus listrik melalui belitan. Pada
percobaan ini dapat kita ketahui bahwa apabila nilai tahanan belitan isolator pada
1000 Ω
transformator lebih besar dari 1𝑉
maka dapat dipastikan tidak dapat terjadi kebocoran
arus pada permukaan isolator transformator dan dipastikan juga transformator tersebut aman
untuk digunakan. Kemudian sebaliknya ketika nilai tahanan isolator pada transformator
1000 Ω
lebih kecil dari 1𝑉
maka dapat dipastikan dapat terjadi kebocoran arus pada permukaan
isolator transformator dan dipastikan transformator tersebut tidak aman untuk digunakan.