Anda di halaman 1dari 34

Evaluasi Efisiensi Boiler dan Turbin serta

Potensi Pome Menjadi Energi


Disusun Oleh:
Ikbar Oktaviandri M1B117027
Billy Budianto M1B117034
FLOWSHEET
FIBRE OUTLET

DG
JT ST EV-01
TC LR-01 LR-02 LR-03
TH PR DR
SC-O1

L1 L2 L3 RF
SR
NT

CV-1 LS
SD EV-02
PD

FIBRE OUTLET VS SC-02 RM WB EV-03


BS

SC-03

SDT CST OT VD

KS
BF PU-01

` PU-03

DT RT PU-02
SH

SOT
TC : MOBIL TRUK SD : SAND TRAP
JT : JEMBATAN TIMBANG VS : VIBRATING SCREEN
ST : SORTASI CST : CONTINUOS SLUDGE TANK
LR-01 : LOADING RAMP 1 SDT : SLUDGE TANK
LR-02 : LOADING RAMP 2 BF : BUFFER TANK
LR-03 : LOADING RAMP 3 DT : DECANTER
SR : STERILIZER SH : SOLID HOPPER
RF : ROTARY FEEDER RT : RECLAIMED TANK
CV-01 : CONVER 1 OT : OIL TANK
CV-02 : CONVEYOR 2 VD : VACUUM DRYER
CV-03 : CONVEYOR 3 SOT : STORAGE OIL TANK
EV-01 : ELEVATOR 1 DR : DEPRICARPER
EV-02 : ELEVATOR 2 PD : POLISHING DRUM
EV-03 : ELEVATOR 2 NT : NUT SILO
BS : BUNCH SHEREDER RM : RIPPLE MILL
DG : DIGESTER LS : LIGHT TENERA DRY SEPARATOR
PR : PRESS WB : WATER CLAY BATH
Sortasi
 Penyortiran buah yang akan masuk kedalam
proses, buah mentah dan berat < 6 kg akan
dikembalikan Sorting
 Setelah disortir TBS didorong ke dalam loading
ramp dengan menggunakan alat berat.

Loading Ramp
 Ramp Cage berjumlah 12 pintu, saat ramp
cage dibuka TBS akan ditampung kedalam
lori dengan kapasitas 5 ton.
Loading Ramp
 Lori akan disusun berjejer dan diisi dengan
TBS lalu dimasukan ke perebusan.
Perebusan (Sterilizer)
 Berbentuk tabung horizontal panjang yang dialiri steam
satu unit dapat menampung 9 unit lori
 Sterilizer dijalankan dengan tekanan maksimal sebesar 3
Sterilizer
bar dengan suhu 220OC selama 90 menit
 Tujuan perebusan untuk mematikan enzyme Lypase,
mengurangi kadar air , melunakan mesocarp atau daging
buah, memudahkan lepasnya brondolan dari tandan,
memudahkan lepasnya kernel dari cangkangnya

Thresher
 TBS akan diputar menggunakan silinder dengan
dinding terbuat dari batangan besi dengan kecepatan
Thresher
25 rpm,
Stasiun Press
 Setelah brondolan lepas dari janjangannya brondolan akan
masuk ke alat digester untuk dilakukan pencacahan.
 Berondolan dicacah dengan menggunakan pisau berputar
didalam digester
 Press dilakukan dengan menggunakan dua screw yang
disusun sejajar dan berputar, perbedaan posisi peletakan screw
ini mengakibatkan penekanan terhadap bahan yang masuk.

Digester Presser
Stasiun Kernel
 Nut dan fiber dari press akan dioper menuju
derpericarper untuk dipisahkan antara nut dan fibre
dengan bantuan Blower
 Fiber yang ringan akan terangkat keatas dan nut akan
jatuh kebawah yang selanjutnya akan masuk kedalam
polishing drum.
 Terjadi pemisahan nut dan fiber yang masih terikut di
polishing drum
 Nut selanjutnya akan diangkut menuju ke nut silo untuk Polishing Drum
tamoung sementara.

Derpericarper
Stasiun Kernel
 Nut yang berada di nut silo akan masuk ke ripple mill untuk
memecahkan cangkang agar terpisah dari inti.
 Kernel dari ripple mill selanjutnya masuk ke alat LTDS
(Light Tenera Dry Separator) untuk dipisahkan dari
canngkang yang masih terikut.
 Keluaran bawah dari LTDS yang berupa kernel akan dioper
kedalam kernel silo guna dipanaskan untuk
mematangkan kernel agar siap didistribusikan.

Riple Mill
LTDS
Stasiun Kernel
 Keluaran atas dari LTDS akan dimasukan ke alat Clay Bath untuk
memisahkan kernel yang ikut terangkat ke aliran cangkang. ClayBath
 Pada Clay Bath digunakan bahan Kalsium Karbonat untuk
membantu memisahkan antara kernel dan cangkang menggunakan
massa jenis, kernel akan mengapung diatas larutan sedangkan
cangkang akan tenggelam kedasar.
 Kernel yang telah terpisah dialirkan kedalam aliran conveyor untuk
dimasukan kedalam kernel silo, sedangkan cangkang akan dibuang
keluar untuk digunakan sebagai bahan bakar boiler.
 Kernel yang telah ditampung di kernel silo akan dipindahkan ke
penyimpanan kernel (Bulk Kernel), didalam bulk kernel juga
dilengkapi dengan pemanas agar jamur tidak dapat tumbuh
didalam penyimpanan kernel dan tidak mengakibatkan kernel
membusuk.

Bulk Kernel
Sand Trap
Stasiun Klarifikasi
 Minyak dari pengepresan akan dialirkan menuju sand trap dan vibrating
screen untuk dipisah antara pengotor yang terikut didalam minyak
 Minyak kemudian dialirkan ke buffer tank untuk menjaga aliran masuk
CST dengan perlahan agar proses pengendapan yang dilakukan dapat
berjalan dengan baik.
 Proses pengendapan yang terjadi didalam CST akan membentuk 3 lapisan
yaitu, lapisan atas berupa minyak, lapisan tengah berupa air dan lapisan
bawah yaitu sludge.
 Keluaran minyak dari CST akan dialirkan menuju tangki penyimpanan
sementara atau oil tank, dan sludge pada aliran bawah akan dimasukkan Continuous Settling Tank
kedalam sludge tank.

Vibrating Screen
Stasiun Klarifikasi
 Aliran dari oil tank diumpankan kedalam vacuum dryer untuk
membersihkan kadar air yang terdapat didalam minyak, lalu dialirkan Oil Tank
menuju storage tank sebagai penyimpanan akhir sebelum
didistribusikan.
 Aliran bawah yang berupa sludge akan masuk kedalam decanter pada
decanter akan dilakukan proses pemisahan, setelah terpisah aliran
minyak akan dikembalikan kedalam CST sedangkan sludge akan
diumpankan ke solid hopper.

Sludge Tank
TUGAS KHUSUS I
Evaluasi Efisiensi Boiler dan Turbin
Evaluasi Efisiensi Boiler
Analisis ultimat dari cangkang dan fiber yang terdapat di PT. Trimitra Lestari

Nama Unsur Fiber % Cankang %


Karbon (C) 49,5 51,6
Hidrogem (H2) 7,2 7,79
Oksigen (O2) 34,57 36,649
Nitrogen (N2) 1,2 0,38
Sulfur (S) 0,2 0,04
Kalsium (Cl) 0,22 0,035
Abu 7,17 3,54
Moisture 37,97
 Diketahui bahan bakar yang digunakan untuk boiler adalah bahan bakar
campuran antara fiber dan cangkang dengan perbandingan 80 : 20
 Untuk mencari nilai kalor dari bahan bakar digunakan rumus dulong
HHV = 33950 C + 144200 () + 9400 S
Sehingga didapatkanlah HHV dari fiber sebagai berkut :
 = (33.950 x 49,5%) + (144.200 x (7,2% )) + (9.400 x 0,2%)
= 16.635,5 + 4.150,797 + 18,8
= 20.805,097 kJ/kg
Dan juga didapat data HHV dari cangkang sebagai berikut :
 = (33.950 x 51,6%) + (144.200 x (7,79% )) + (9400 x 0,04%)
= 17.518,2 + 4.624,198 + 3,76
= 22.146,158 kJ/kg
 Karena bahan bakar yang digunakan merupakan campuran dari fiber dan
cangkang maka HHV dari bahan bakar campuran adalah:
 =
= = 21.073,309 kJ/kg
= 21.073,309 x 0.239 = 5.036,521 kkal/kg
Kapasitas olah 28 ton/jam fiber yang dihasilkan 13% dan cangkang yang
dihasilkan adalah 6% dari seluruh bahan baku sehingga:
 Fiber : 13% x 28 ton/jam = 3,6 ton/jam = 3.600 kg/jam
 Cangkang : 6% x 28 ton/jam = 1,68 ton/jam = 1.680 kg/jam
Dari data diatas dapat dihitung jumlah konsumsi bahan bakar sebagai
berikut:
 Konsumsi BB : (80% x 3.600) + (20% x 1680) = 2580 + 366 = 3.216 kg/Jam.
Spesifikasi Boiler
Boiler Model N.1000 R

Steam Pressure Design Max 24 kg/cm2

Working 22 kg/ cm2

Actual Steam Evaporation 35 ton/hour

Steam Temperature 250oC

Feed Water Temperature Max 105oC

Air Temperature 30 oC

 Sedangkan pada saat beroperasi, uap yang dihasilkan adalah sebanyak 17.000
kg/jam dengan tekanan 22 bar dan suhu 250C
 Sehingga didapatkanlah entalpi steam
dan air umpan sebagai berikut:

 Entalpi steam yang didapatkan


adalah 2894,52 kJ/kg atau 691,8
kkal/kg dengan ketentuan 1 kj =
0.239 kkal
 Persamaan efisiensi boiler dengan panas laten air masih terkandung didalam
bahan bakar :
η = x 100%
η = x 100%
η = ) x 100%
dimana,
η = efisiensi
Q = massa steam yang dihasilkan(kg/jam)
H steam = entalpi steam (Kj/kg) Sehingga diperoleh :
H air = entalpi air umpan η = x 100%
m bahan bakar = massa bahan bakar (kg/jam) η = x 100% = 72,60%
GCV = nilai kalor bahan bakar
Evaluasi Efisiensi Turbin
 Spesifikasi Turbin
MERK – JML : COPPUS RLHA/B - 2 UNIT
SERIAL NUMBER : 05H7469
INLET PRESS : 18.5 Kg/cm2
INLET TEMP : 250o
EXH PRESS : 3.5 Kg/cm2
FIRST CRITICAL SPEED RPM CALC : 8066
MAX CONTINIOUS RPM : 5088

MAX ALLOWABLE RPM : 900


TRIP RPM : 5621
POWER : 1053KW
RPM : 4846
NOZZLE NO.DESIGN : 165
 Mencari nilai enthalpy inlet (H1)
dengan parameter Tekanan Inlet (P1)
dan suhu inlet (T1) dengan
menggunakan aplikasi steam tab:
 Mencari nilai entalpi outlet (H2)
dengan parameter Tekanan Inlet
(P2) dengan menggunakan aplikasi
steam tab:
Mencari nilai kerja aktual turbin berdasarkan aliran massa uap yang masuk yaitu
sebanyak 17,000 Kg/jam, sehingga :
Wt = m x (H1 – H2)
Dimana : m = laju alir massa uap (kg/jam)
H1 = Entalpi steam inlet (kJ/kg)
H2 = Entalpi steam outlet (kJ/kg)
Wt = 17.000 x (2909,61 – 2731,96)
Wt = 17.000 x 177,65
Wt = 3.02.050 kJ/jam
Wt = 838,902 KW (1 kJ/h = 2,777778 x 10-4KW)

Efisiensi Turbin Uap berdasarkan data diatas adalah:

η turbin = x 100%
η turbin = 79 %
Tugas Khusus II
Potensi Palm Oil Effluent Menjadi Energi
Palm Oil Mill Effluent (POME)

 POME merupakan limbah cair yang dihasilkan dari proses pembuatan CPO,
POME tidak bisa dibuang langsung dikarenakan dapat mencemarkan
lingkungan, sehingga dilakukan proses untuk menghilangkan kandungan
Chemical Oxygen Demand (COD), Biological Oxygen Demand (BOD) dan Total
Suspended Solid. Berikut tabel baku mutu air limbah:
Parameter Konsentrasi Maksimal Volume Emisi Polutan
(mg/L) Maksimal
BOD 100 0.25
COD 350 0.88
TSS 250 0.63
Lemak Minyak 25 0.063
Total N 50 0.125
pH 6-9  
Volume air 2.5 m3/t  
limbah
Degradasi POME

 PT. Trimitra Lestari menggunakan proses degradasi secara


anaerobik, proses ini sendiri dilakukan dengan fermentasi
bahan organik oleh aktivitas bakteri pada kondisi tanpa
oksigen dan merubahnya menjadi biogas. Alasan pemilihan
proses ini dikarenakan dinilai lebih ekonomis, karena tidak
membutuhkan proses aerasi, sludge yang dihasilkan sedikit,
bahan pencemar hampir semua terbiodegradasi.
Degradasi POME
Bahan
Organik

Hidrolisis

 Proses degradasi dilakukan dengan hidrolisis bahan


organik diubah menjadi glukosa, kemudian glukosa Molekul
Organik

diproses kembali dengan bakteri asidogenik menjadi


asam lemak dan juga menghasilkan H2, CO2 dan asam Acidogenesis
asetat. Asam lemak akan diproses lagi untuk diubah
menjadi H2, CO2 dan asam asetat, kemudian dilakukan Asam
Lemak
proses methagnogenesis yang akan mengubah H2, CO2
dan asam asetat menjadi biogas. Acetic
Acetogenesis H2, CO2
Acid

Methanogenesi
s

Methane + Carbon
Dioxide
Menghitung Aliran Limbah Cair

 Pabrik pengolahan kelapa sawit PT. Trimitra Lestari memiliki 70 ton TBS per jam
dan beroperasi selama 2.016 jam dan 288 hari per tahun, rasio POME yang
dihasilkan dari setiap ton TBS adalah 0,8 m3 . Maka dapat dihitung aliran limbah per
hari dengan cara berikut:
 m3
 m3
Menghitung Chemical Oxygen Demand
(COD) yang Terurai dan Methana
 Untuk mendapatkan nilai methana yang dihasilkan dari pengolahan limbah maka harus
dicari nilai COD yang terurai dengan cara berikut:

 132.492

 = 42%
 CH4 = CODr x 0,35 Nm3
 CH4 = 132.492 x 0,35 Nm3 = 46.373,6
Konversi POME menjadi energi

 POME dianggap sebagai limbah yang bisa membahayakan lingkungan, padahal setelah
dilakukan pengolahan pada kolam limbah dengan proses anerobik POME dapat
menghasilkan biogas, sehingga dapat dimanfaatkan menjadi tenaga listrik. Upaya
konversi POME menjadi energi juga sebagai salah satu cara menurunkan emisi gas
rumah kaca.
 Karena biogas sebagian besar terdiri dari metana, maka biogas dapat menggantikan gas
alam untuk berbagai aplikasi, antara lain pemanasan melalui pembakaran, bahan bakar
mesin, bahan bakar kendaraan
Konversi POME Menjadi Energi
 Setelah dilakukan proses degradasi terhadap POME dengan bakteri anaerob
maupun aerobik, sehingga menghasilkan biogas. Karena biogas sebagian besar
terdiri dari methana maka biogas dapat menggantikan gas alam. Metana
dapat dibakar langsung sehingga dapat menjadi bahan bakar untuk skala
rumahan maupun industri, sedangkan untuk konversi menjadi energi listrik di
proses dengan gas engine. Berikut tabel komposisi biogas:

Unsur Rumus Konsentrasi


(%V)
Karbon dioksida CO2 25-45

Uap air H2O 2-7

Oksigen O2 <2

Nitrogen N2 <2

Hidrogen sulfida H2S <2

Amonia NH3 <1

Hidrogen H2 <1
Konversi POME Menjadi Energi Listrik

Flare

Pre Treatment Biodegister Scrubber Dehumidifer Gas Engine

Kolam
Sedimentasi
Konversi POME Menjadi Energi Listrik

 Sistem Bio-Digester
Sistem bio-digester terdiri dari proses pengolahan awal, POME dikondisikan untuk
mencapai nilai-nilai parameter yang dibtuhkan untuk masuk ke digester. Dilakukan
penyaringan untuk menghilangkan partikel tyang berukuran besar, netralisasi pH dilakukan
untuk mendapatkan pH yang optimal yaitu berkisar antara 6,5-7,5 dan juga dilakukan
proses penurunan suhu untuk mencapai suhu proses yakni 40-50oC.
 Scrubber
Pada proses ini dilakukan penurunan konsentrasi H2S ke tingkat yang di telah
ditentukan untuk masuk kedalam gas engine, berkisar dibawah 200 ppm
Konversi POME Menjadi Energi Listrik

 Dehumidifier
Proses ini berfungsi untuk menurunkan kadar air dalam biogas yang akan
dialirkan menuju gas engine, hal ini dimaksudkan unruk membantu
mengoptimalkan proses pembakaran pada gas engin, mencegah pengembunan
dan melindungi mesin dari pembentukan asam yang dapat menyebabkan korosi.
 Gas Engine
setelah dilakukan proses penurunan kadar H2S dan H2S, biogas kemudian
dialirkan ke gas engine untuk dilakukan proses perubahan energi pada biogas,
sehingga dapat menggerakkan generator.
 Flare Biogas
Flare berfungsi untuk membakar kelebihan biogas.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai