Anda di halaman 1dari 82

RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS BATOK KELAPA

DENGAN PENGGERAK MOTOR BENSIN

Skripsi

Disusun Oleh :

Lutfhi Harisam

14641017

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN PRODUKSI DAN PERAWATAN
(S1 Terapan)
SAMARINDA
2018

i
RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS BATOK KELAPA

DENGAN PENGGERAK MOTOR BENSIN


Diajukan sebagai persyaratan untuk memenuhi derajat sarjana Sains Terapan

(S.ST) pada program studi Teknik Mesin Produksi Dan Perawatan

Jurusan Teknik Mesin

Politeknik Negeri Samarinda

Disusun Oleh :

Luthfi Harisam

14641017

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN PRODUKSI DAN PERAWATAN
(S1 Terapan)
SAMARINDA
2018

ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS BATOK KELAPA


DENGAN PENGGERAK MOTOR BENSIN

Disusun Oleh :

NAMA : LUTFHI HARISAM

NIM : 14 641 017

JURUSAN : TEKNIK MESIN

PROGRAM STUDI : TEKNIK MESIN PRODUKSI DAN

PERAWATAN

JENJANG STUDI : DIPLOMA IV

Skripsi ini telah disahkan

Pada tanggal, ..... Agustus 2018

Menyetujui,

Pembimbing I

Hariadi.,MT
NIP. 19640214 199201 1 001
Pembimbing II

Agus Hariyanto,ST,.M.Eng
NIP. 19660928 199003 1 005

iii
Mengetahui,

Direktur Politeknik Negeri Samarinda

Ir.H.Ibayasid, M.Sc
NIP. 19590303 198903 1 002

4
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI

RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS BATOK KELAPA


DENGAN PENGGERAK MOTOR BENSIN

NAMA : LUTFHI HARISAM

NIM : 14 641 017

JURUSAN : TEKNIK MESIN

PROGRAM STUDI : TEKNIK MESIN PRODUKSI DAN PERAWATAN

JENJANG STUDI : DIPLOMA IV

Skripsi ini telah di uji dan disetujui


Pada tanggal, Agustus 2018
Dewan Penguji :

Penguji I & Ketua Sidang


Nama : Suparno,ST.,MT
NIP : 19640815 199003 1 004 _____________________
Penguji II
Nama : Samen Lolongan,ST,.MT
NIP : 19680710 199803 1 005 _____________________
Penguji III
Nama : Wajilan,ST.,MT
NIP : 19660901 199303 1 002 _____________________

Mengetahui,

Ketua Jurusan Teknik Mesin KPS. Produksi dan Perawatan Mesin

5
Baso Cante, ST, MT Hasan Basri,ST,.MT
NIP. 19691231 199512 1 001 NIP. 19711101 199702 1 001

6
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Lutfhi Harisam

NIM : 14641017

Jurusan : Teknik Mesin

Program Studi : Teknik Mesin Produksi Dan Perawatan

Jenjang : Diploma IV

Judul Tugas Akhir : Rancang bangun mesin pengupas batok kelapa dengan
penggerak motor bensin

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik
yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Jika dikemudian hari terbukti
ditemukan unsur plagiarisme dalam Skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

7
ABSTRAK

Indonesia kaya akan sumber daya alamnya, termasuk untuk jenis tanaman kelapa, tanaman ini
termasuk jenis tanaman yang mempunyai buah cukup besar. Seluruh bagian dari tanaman kelapa
memiliki manfaat bagi kehidupan manusia. Mesin pengupas batok kelapa ini mempunyai fungsi
utama yaitu untuk mengupas batok kelapa dengan cepat. Mesin ini dibuat sedemikian rupa
untuk mempermudah dalam proses pengupasan. Mesin ini digerakkan oleh sebuah motor
penggerak yang menggunakan mesin bensin 2 tak untuk proses kerjanya. Prinsip kerja mesin ini
adalah mesin yang umumnya digunakan untuk mengupas batok kelapa dengan cepat dan hemat
tenaga dibandingkan dilakukan dengan cara manual. Daya motor penggerak yang digunakan
adalah 5 hp dengan putaran mesin 2600 rpm. Dalam membuat alat ini mencakup beberapa
komponen diantaranya : untuk putaran mata pisaunya 43,325 rpm yang sudah di reduser. Gerbox
dengan perbandingan 1/80, Sabuk yang digunakan adalah A45 dengan panjang sabuk 1137 mm,
diameter pulley besar dan kecil adalah 4 inch dan 3 inch. Rangka mesin menggunakan bahan
besi profil L. Alat ini diharapkan dapat berguna untuk masyarakat khususnya dalam usaha
industri kelapa.
Kata Kunci : Mesin pengupas. Motor penggerak, Kelapa.

8
ABSTRAK

Indonesia kaya akan sumber daya alamnya, termasuk untuk jenis tanaman kelapa, tanaman ini
termasuk jenis tanaman yang mempunyai buah cukup besar. Seluruh bagian dari tanaman kelapa
memiliki manfaat bagi kehidupan manusia. Mesin pengupas batok kelapa ini mempunyai fungsi
utama yaitu untuk mengupas batok kelapa dengan cepat. Mesin ini dibuat sedemikian rupa
untuk mempermudah dalam proses pengupasan. Mesin ini digerakkan oleh sebuah motor
penggerak yang menggunakan mesin bensin 2 tak untuk proses kerjanya. Prinsip kerja mesin ini
adalah mesin yang umumnya digunakan untuk mengupas batok kelapa dengan cepat dan hemat
tenaga dibandingkan dilakukan dengan cara manual. Daya motor penggerak yang digunakan
adalah 5 hp dengan putaran mesin 2600 rpm. Dalam membuat alat ini mencakup beberapa
komponen diantaranya : untuk putaran mata pisaunya 43,325 rpm yang sudah di reduser. Gerbox
dengan perbandingan 1/80, Sabuk yang digunakan adalah A45 dengan panjang sabuk 1137 mm,
diameter pulley besar dan kecil adalah 4 inch dan 3 inch. Rangka mesin menggunakan bahan
besi profil L. Alat ini diharapkan dapat berguna untuk masyarakat khususnya dalam usaha
industri kelapa.
Kata Kunci : Mesin pengupas. Motor penggerak, Kelapa.

9
ABSTRACT

Indonesia is rich source power nature , including for type plant coconut , plants this including
type plants that have fruit enough big . Whole part from plant coconut have benefit for life
human . Machine peeler shell coconut this have function main that is for peel shell coconut with
fast . Machine this made in such a manner likeness for make it easy dala m stripping process.
Machine this moved by a driving motor that uses machine 2 stroke gasoline for the work process
. Principle work machine this is machine that generally used for peel shell coconut with fast and
saving power compared do it with manual way . Power motor used is 5 hp with round machine
2600 rpm. In make tool this covers some component including : for round eye knife 43.325 rpm
s u d ah in reducer. Gerbox with 1/80 comparison, Belts used is A 45 with long belt 1137 mm,
pull e y large diameter and small is 4 inch and 3 inch. Frame machine use ingredients iron L.
profile Tool this expected could useful for the community especially in business industry
coconut .
Keywords: Machine peeler . Motor, Coconut.

ABSTRACT

Indonesia is rich source power nature , including for type plant coconut , plants this including
type plants that have fruit enough big . Whole part from plant coconut have benefit for life
human . Machine peeler shell coconut this have function main that is for peel shell coconut with
fast . Machine this made in such a manner likeness for make it easy dala m stripping process.
Machine this moved by a driving motor that uses machine 2 stroke gasoline for the work process
. Principle work machine this is machine that generally used for peel shell coconut with fast and
saving power compared do it with manual way . Power motor used is 5 hp with round machine
2600 rpm. In make tool this covers some component including : for round eye knife 43.325 rpm
s u d ah in reducer. Gerbox with 1/80 comparison, Belts used is A 45 with long belt 1137 mm,
pull e y large diameter and small is 4 inch and 3 inch. Frame machine use ingredients iron L.
profile Tool this expected could useful for the community especially in business industry
coconut .
Keywords: Machine peeler . Motor, Coconut.

10
Samarinda, Agustus 2018

Lutfhi Harisam
NIM : 14641017

11
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan

kemmudahan bagi penulis sehingga dapat meyelesaikan Skripsi ini dengan baik, sehingga yang

berjudul “Rancang Bangun Mesin Pengupas Batok Kelapa dengan penggerak motor

bensin” ini dapat terselesaikan.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan jenjang pendidika

program Diploma IV pada jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Samarinda. Skripsi ini

disusun berdasarkan data yang penulis peroleh selama melakukan penelitian.

Dalam penulisan skripsi ini penulis mengalami beberapa kendala, namun berkat bantuan dari

berbagai pihak penulis dapat menyelesaikannya. Dalam kesempatan ini penulis sampaikan rasa

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Ir. H. Ibayasid, M.Se selaku Direktur Politeknik Negeri Samarinda.

2. Bapak Baso Cante, ST, M.T selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin.

3. Ibu Ir. Mimin Rihotimawati, MT selaku Sekretaris jurusan Teknik Mesin.

4. Bapak Hasan Basri, ST, MT selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin Produksi dan

Perawatan.

5. Bapak Surianto, ST, MT selaku KA.Laboratorium Politeknik Negeri Samarinda.

6. Bapak Suwarto, ST, MT selaku KA.Bengkel Politeknik Negeri Samarinda

7. Bapak Hariadi, ST,.MT selaku Dosen Pembimbing I

8. Bapak Agus Hariyanto, ST,. M,Eng selaku Dosen Pembimbing II

9. Bapak dan ibu Dosen, Staff Teknik serta administrasi jurusan Teknik Mesin.

12
10. Bapak dan ibu saya yang selalu memberi dukungan baik secara moril dan materi

sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah.

11. Rekan se-TA saya yang senantiasa saling membantu, kerjasama dan memberikan

semangat selama proses pengerjaan alat tersebut.

12. Rekan-rekan mahasiswa Teknik Mesin Angkatan 2014 yang senantiasa saling

membantu dan memberikan semangat selama proses penyusunan skripsi ini

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari Skripsi ini, baik dari materi maupun

teknik penyajiannya yang mengingat masih kurangnya pengetahuan dan pengalaman saya

sebagai penulis skripsi. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan.

Samarinda, 14 Februari 2018

Lutfi Harisam
NIM: 14641017

13
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ....................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI ............................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................... ..iii

KATA PENGANTAR ............................................................................................ iv

DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL .................................................................................................... xii

ABSTRAK .............................................................................................................. xiii

ABSTRACK ............................................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 2

1.3 Batasan Masalah ..................................................................................... 2

1.4 TUJUAN PENELITIAN ................................................................................ 3

1.5 MANFAAT P ENELITIAN ............................................................................. 3

1.6 Sistem penulisan .............................................................................................. 3

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................. 5


2.1 Pengetian sabut kelapa dan batok kelapa ......................................................... 5

2.1.1 Sabut kelapa ............................................................................................... 5

2.1.2 BATOK KELAPA ....................................................................................... 5

14
2.2 Macam – macam alat bantu pengupas
sabut kelapa dan batok kelapa ............................................................................... 6
2.2.1 LINGGIS / BAJI ........................................................................................ 6

2.2.2 GUNTING BESAR ...................................................................................... 6

2.2.3 PARANG / P ISAU ...................................................................................... 7

2.3 PRINSIP KERJA MESIN PENGUPAS BATOK KELAPA ........................................... 7

2.4 KOMPONEN -KOMPONEN ALAT ATAU MESIN ................................................... 7

2.4.1 MOTOR BENSIN ....................................................................................... 7

1 P ENGERTIAN M OTOR B ENSIN ........................................................... 7

2. PRINSIP KERJA MOTOR BENSIN .............................................................. 8

2.4.2 Pulley .............................................................................................................. 9

1. Pengertian pulley ......................................................................................... 9

2. Perhitungan pulley ...................................................................................... 10

2.4.3 Sabuk ............................................................................................................ 12

1. Pengertian Sabuk ......................................................................................... 12

2. FUNGSI SABUK (V-BELT) ........................................................................ 13

3. Keuntungan memakai sabuk (v-belt) ........................................................... 13

4. Jenis dan tipe V-Belt .................................................................................... 15

5. Bahan sabuk (v-belt) .................................................................................... 16

6. Perhitungan Sabuk .................................................................................... 10

2.4.4 POROS .................................................................................................... 24

1. Macam – macam poros ............................................................................... 25

2. Berikut yang harus diperhatikan dalam


merancang poros pada elemen mesin ........................................................... 26

15
3. P ERHITUNGAN POROS ...................................................................... 30

2.4.5. Pasak ............................................................................................................. 31

1. Pengertian pasak ......................................................................................... 31

2. Jenis – jenis pasak memanjang .................................................................... 31

3. Perhitungan pasak ....................................................................................... 33

2.4.6 Mata pengupas batok kelapa.......................................................................... 35

2.4.7 Rangka .......................................................................................................... 35

2.4.8 GearBox ........................................................................................................ 36

1. Pengertian Gearbox .................................................................................... 36

2. Fungsi GearBox ......................................................................................... 36

3. Prinsip Kerja GearBox ................................................................................. 37

BAB III METODOLI PENELITIAN .................................................................... 41

3.1 Tempat dan waktu pelaksanaan ......................................................................... 41

3.1.1 Tempat .......................................................................................................... 41

3.1.2 Waktu pelaksannaan .................................................................................. 41

3.2 Proses pembuatan .............................................................................................. 41

3.3 Alat dan Bahan ................................................................................................... 41

3.3.1 Alat ............................................................................................................... 41

3.3.2 Data bahan .................................................................................................... 42

3.4 Kontruksi mesin pengupas batok kelpa ............................................................. 45

3.5 Diagram alir ....................................................................................................... 46

BAB IV PEMBAHASAN ....................................................................................... 47

16
4.1 Perhitungan pulley ............................................................................................. 47

4.1.1 Menentukan Daya Rencana ( pd ) ................................................................ 47

4.1.2 Menentukan putaran pulley yang di gerakan (n2) ........................................ 47

4.1.3 Menentukan tebal pulley .............................................................................. 47

4.1.4 Mementukan momen puntir pada pulley penggerak ( ) ............................ 48

4.1.5 Menentukan momen puntir pada pulley yang digerakan ( ) ..................... 48

4.2 Perhitungan sabuk ............................................................................................... 48

4.2.1 Menentukan panjang keliling sabuk ( L) ...................................................... 49

4.2.2 Menentukan jarak sumbu poros yang sebenarnya ......................................... 49

4.2.3 Menentukan sudut kontak pada pulley penggerak ( ) .................................. 50

4.2.4 Menentukan kecepatan sabuk (v) ................................................................. 50

4.2.5 Menentukan luas penampang sabuk (A) ......................................................... 50

4.2.6 Menentukan berat sabuk (w) .......................................................................... 51

4.2.7 Menentukan tegangan maksimum pada sabuk (T) ........................................ 51

4.2.8 Menentukan tegangan sentrifugal pada sabuk (Tc) ....................................... 51

4.2.9 Menentukan daya yang di transmisikan (p) ................................................... 51

4.2.10 menentukan putaran mata pisau yang digerakkan ...................................... 52

4.3 Perhitungan Poros ............................................................................................... 52

4.3.1 Menentukan momen puntir rencana (T) ....................................................... 52

4.3.2 Menentukan tegangan lentur yang diizinkan ................................................ 52

4.3.3 Menentukan diameter poros ( ................................................................ 53

4.4 Perhitungan Pasak ............................................................................................... 53

4.4.1 Syarat untuk menentukan panjang pasak.................................................. 53

17
4.4.2 Menentukan gaya tangensial (F) ................................................................. 53

4.4.3 Menentukan tegangan geser yang ditimbulkan (Tk) ..................................... 54

4.4.4 Tegangan geser yang diizinkan (Ta) ............................................................. 54

4.4.5 Mengoreksi ukuran keamanan pasak ............................................................ 54

BAB V PENUTUP.................................................................................................... 56

5.1 Kesimpulan ………………………………………………….………………... 56

5.2 Saran ………………………………..…………………………………….…... 57

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

18
Daftar Gambar

Gambar 2.1 motor Bensin ........................................................................................... 8

Gambar 2.2 pulley ..................................................................................................... 10

Gambar 2.3 Sabuk ..................................................................................................... 13

Gambar 2.4 ukuran penampang sabuk-v ................................................................. 14

Gambar 2.5 Diagram pemilihan sabuk ...................................................................... 15

Gambar 2.6 bahan sabuk (v-belt) ............................................................................. 16

Gambar 2.7 Ilustrasi dimensi jarak antara pulley ...................................................... 20

Gambar 2.8 sudut kontak .......................................................................................... 21

Gambar 2.9 Poros ..................................................................................................... 27

Gambar 2.10 Rangka ……………………………………………………………… 35

Gambar 2.11Gearbox ………………………….……………………………...……37

19
Daftar Tabel

Tabel 2.1 Faktor koreksi sabuk-V ........................................................................ 14

Tabel 2.2 Transmisi sabuk .................................................................................... 17

Tabel 2.3 Penampang sabuk standar .................................................................... 18

Tabel 2.4 Faktor koreksi ..................................................................................... 19

Tabel 2.5 kapasitas daya yang ditransmisikan


untuk satu tunggal sabuk Po( kw ) ........................................................ 19

Tabel 2.6 Baja karbon untuk konstruksi mesin


dan baja batang yang difinisi dingin untuk poros ............................... 28

Tabel 2.7 Jenis – jenis factor koreksi


berdasarkan data yang akan ditransmisikan, fc .................................... 28

Tabel 2.7 diameter poros ...................................................................................... 29

Tabel 2.8 Penggolongan bahan poros ……………………………………………... 29

20
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pohon kelapa merupakan salah satu pohon yang dapat tumbuh dengan baik hampir

di semua tempat terutama yang memiliki iklim tropis khususnya di Indonesia, Pohon kelapa

secara alami tumbuh di pantai dan pohonnya mencapai ketinggian 30 m. Pohon kelapa berasal

dari pesisir Samudera Hindia, namun kini telah tersebar di seluruh daerah tropika. Tumbuhan

ini dapat tumbuh hingga ketinggian 1.000 m dari permukaan laut, namun seiring dengan

meningkatnya ketinggian, pohon kelapa akan mengalami pelambatan pertumbuhan.

Hampir di semua daerah di Indonesia memiliki pohon kelapa, terutama yang

terdapat di Kalimantan Timur khususnya daerah handil. Masyarakat daerah Kalimantan Timur

khususnya daerah handil merupakan salah satu daerah yang berhasil mengembangkan potensi

daerahnya dengan baik, buah kelapa yang begitu melimpah dapat dimanfaatkan dengan baik

oleh masyarakat, mulai dari air kelapa, daging buah, sabut kelapa, hingga batok kelapa

yang dibuat menjadi karya seni bernilai ekonomis.

Meski pemanfaatannya sudah dilakukan dengan sangat baik, namun hingga saat ini

masyarakat di daerah Kalimantan timur khususnya daerah handil masih memiliki kendala

dalam hal pengupasan batok kelapa yang masih menggunakan alat manual yaitu dengan cara

mengupas menggunakan parang. Mengupas menggunakan parang tidak lah aman karena dapat

mengakibatkan terlukanya tangan pada saat mengupas batok kelapa bahkan dapat terputusnya

jari tangan. Dan juga mengupas batok kelapa menggunakan parang butuh waktu yang cukup

21
lama. Dan juga mengupas menggunakan parang hanya dapat mengupas dalam jumlah yang

sedikit dibandingkan menggunakan mesin pengupas batok kelapa.

Untuk itu dibutuhkan sebuah mesin yang dapat membantu mengupas batok

kelapa sebagai pengganti tenaga manusia, yang nantinya dapat meningkatkan efisiensi

pengupasan batok kelapa, baik dari segi kecepatan, tenaga, jumlah produksi, hingga faktor

keamanan pengupas batok kelapa tersebut. Dari permasalahan-permasalahan diatas maka

kami sebagai penulis akan membuat alat “Rancang bangun Mesin Pengupas Batok Kelapa

dengan penggerak motor bensin” sebagai judul Skripsi.

1.2 RUMUSAN M ASALAH

Dari latar belakang di atas dapat diambil beberapa rumusan masalah yaitu:

- Bagaimana merancang mesin pengupas batok kelapa dengan penggerak mesin

bensin.

1.3 Batasan Masalah

Ada pun batasan masalah dalam proses perencanaan dan pembuatan mesin pengupas batok

kelapa yaitu :

- Perhitungan pulley, sabuk, poros, dan pasak yang digunakan Pada mesin pengupas

batok kelapa.

1.4 TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian mesin pengupas batok kelapa dengan menggunakan mesin

bensin

- Mengetahui bahan dan dimensi pulley, sabuk, poros dan pasak

1.5 MANFAAT P ENELITIAN

22
1. Tersedianya mesin produksi pegupas batok kelapa untuk keperluan masyarakat.

2. Memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam membuat mesin pegupas batok kelapa.

3. Memudahkan dalam pengupasan batok kelapa

1.6 Sistem penulisan

Sistem penulisan terdiri dari 5 bab yaitu :

1. Bab 1 Pendahuluan : dalam bab ini dibahas tentang latar belakang, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian.

2. Bab 2 Landasan teori : dalam bab ini meninjau kembali berbagai literatur -

Literature yang terkait dengan penelitian ini, serta memberikan penjelasan mengenai konsep

dan teori – teori yang digunakan untuk merencanakan dan membuat mesin/alat pengupas

batok kelapa.

3. Bab 3 Metodologi penelitian : dalam bab ini akan dijelaskan beberapa

data lapangan diantaranya yaitu : alat dan bahan yang digunakan, data bahan, waktu

pelaksanaan pembuatan alat, konstruksi mesin, dan diagram alir.

4. Bab 4 Pembahasan : berisi tentang perhitungan - perhitungan yang

digunakan dalam perencanaan mesin.

5. Bab 5 Penutup : berisi tentang kesimpulan dan saran – saran untuk pengembangan alat

nantinya

23
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 PENGERTIAN SABUT KELAPA DAN BATOK KELAPA

2.1.1 SABUT KELAPA

Sabut kelapa (mesocarm) merupakan bagian yang terbesar dari buah kelapa, yaitu sekitar

35 persen dari bobot buah kelapa. Secara tradisional serat sabut kelapa hanya dimanfaatkan

untuk bahan pembuat sapu , keset ,tali dan alat – alat rumah tangga lain.Perkembangan

teknologi, sifat fisika – kimia serat dan kesadaran konsumen untuk kembali ke bahan

alami,membuat serat sabut kelapa dimanfaatkan menjadi bahan baku industri karpet, jok dan

dash board kendaraan, kasur, bantal dan hardboard. Serat sabut kelapa juga dimanfaatkan untuk

pengendalian erosi. Serat sabut kelapa diproses untuk dijadikan coir fiber sheet yang digunakan

untuk lapisan kursi mobil,spring bed dan lain- lain

2.1.2 BATOK KELAPA

Batok kelapa adalah salah satu bagian kulit kelapa setelah sabut yang dikenal dengan

nama endocarm. Batok kelapa merupakan bagian kulit kelapa yang mempunyai peluang bisnis

yang menjanjikan untuk kedepannya. Kenapa menjanjikan karena batok kelapa bisa kita gunakan

untuk membuat kerajinan. Kerajinan yang dapat di hasilkan dari batok kelapa ini seperti tas, alat

masak rumah tangga seperti sutil, asbak dll. Masyarakat yang tidak mengetahui manfaat dari

batok kelapa ini biasanya hanya di biarkan begitu saja sampai mengering kemudian di gunakan

sebagai bahan bakar untuk memasak.

2.2 MACAM – MACAM ALAT BANTU PENGUPAS SABUT KELAPA DAN BATOK KELAPA

24
Adapun macam - macam alat bantu pengupas sabut kelapa dan batok kelapa yang terdapat di

Indonesia adalah sebagai berikut :

2.2.1 LINGGIS / BAJI

seorang pengupas yang berpengalaman dapat mengupas sebanyak 300-500 buah kelapa

sehari. Adapun alat yang digunakan untuk mengupas sabut kelapa biasanya berupa linggis yang

terbuat dari besi yang dipasang vertikal dengan mata yang lancip mengarah ke atas, setinggi 80

cm di atas tanah. Pengupasan dilakukan dengan cara sebagai berikut : buah kelapa diangkat

dengan kedua tangan, dengan bagian tangkai menghadap kedepan; dengan keras buah kelapa

ditancapkan ke mata linggis, hingga linggis menembus sabut sampai batas tempurung atau batok

kelapa; tangan yang memegang kelapa tersebut lalu menarik kelapa tersebut hingga sabut kelapa

terkupas dari batoknya.

2.2.2 GUNTING BESAR

menggunakan besi seperti gunting besar seperti gambar dibawah,sangat sesuai untuk

wanita karena cara kerjanya yang mudah,ringan dan aman walau pun pengerjaannya agak

lambat. Kelapa diletakkan di atas tanah dalam kedudukan menegak ke atas dan masukkan mata

gunting ketengah sabut.Buka pemegang keluar dan sabut kelapa akan terbuka di tengah –

tengahnya dan ulangi sekali lagi ( jika perlu ) untuk bagian bawah buah kelapa tersebut. Apabila

sabut sudah terpisah maka keluarkan biji kelapa bulat dengan tangan secara manual

2.2.3 PARANG / P ISAU

Parang merupakan suatu alat yang tajam yang juga bisa digunakan untuk mengupas batok

kelapa, parang sering di gunakan untuk proses pengupasan batok kelapa secara tradisional.

2.3 PRINSIP KERJA MESIN PENGUPAS BATOK KELAPA

25
Mesin ini digerakan oleh sebuah motor bensin sebagai sumber penggerak nya. Kemudian

diteruskan ke gearbox melalui sabuk sebagai penerus daya motor sehingga dapat memutar atau

menggerakkan mata pengupas batok kelapa. Dengan menggukan mesin ini dapat lebih cepat

untuk memisahkan batok kelapa dengan buahnya dari pada harus dengan menggunakan cara

manual.

2.4 KOMPONEN -KOMPONEN ALAT ATAU MESIN

2.4.1 MOTOR BENSIN

1. P ENGERTIAN M OTOR B ENSIN

Motor bakar merupakan salah satu jenis mesin kalor yang banyak dipakai saat ini.

Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan energi panas untuk melakukan kerja

mekanis atau mengubah tenaga panas menjadi tenaga mekanis. Energi atau tenaga panas tersebut

diperoleh dari hasil pembakaran.Ditinjau dari cara memperoleh tenaga panas, mesin kalor dapat

dibedakan menjadi dua yaitu mesin dengan pembakaran dalam dan mesin dengan pembakaran

luar.

Mesin pembakaran dalam adalah mesin yang melakukan proses pembakaran bahan bakar di

dalam mesin tersebut dan gas pembakaran yang terjadi berfungsi sebagai fluida kerja. Mesin

pembakaran dalam umumnya disebut motor bakar. Jadi motor bakar adalah mesin kalor yang

menggunakan gas panas hasil pembakaran bahan bakar di dalam mesin untuk melakukan kerja

mekanis.

Mesin pembakaran luar adalah mesin di mana proses pembakaran bahan bakar terjadi di luar

mesin dan energi panas dari gas pembakaran dipindahkan ke fluida mesin melalui beberapa

dinding pemisah, misal ketel uap.

26
Mesin bensin merupakan salah satu jenis motor bakar dalam yang menggunakan bahan

bakar bensin dengan sistem pengapian menggunakan busi.

Gambar 2.1 Motor Bensin

2. PRINSIP KERJA MOTOR BENSIN

Prinsip kerja motor bensin, secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut: campuran

udara dan bensin dari karburator diisap masuk ke dalam silinder, dimampatkan oleh gerak naik

torak, dibakar untuk memperoleh tenaga panas, dan dengan terbakarnya gas-gas akan

mempertinggi suhu dan tekanan dalam silinder motor.

2.4.2 Pulley

1. Pengertian pulley

Pully adalah sebuah mekanisme yang terdiri dari roda pada sebuah poros atau

batang yang memiliki alur diantara dua pinggiran di sekelilingnya. Sebuah tali,

kabel, atau sabuk biasanya digunakan pada alur pulley buntuk memindahkan daya.

A. FUNGSI PULLEY

Puli memiliki fungsi antara lain:

27
 Mentransmisikan daya dari penggerak menuju komponen yang digerakkan.

 Mereduksi putaran.

 Mempercepat putaran.

 Memperbesar torsi.

 Memperkecil torsi.

B. MACAM-MACAM PULLEY

Saat ini ada berbagai macam pulley yang telah dikembangkan. Berikut

beberapa macam puli yang ada di pasaran:

 Pulley rata (flat pulley).

 Pulley V (V-pulley).

 Pulley poly-V.

 Pulley synchronous, dll.

C. MATERIAL PULLEY

Selain jenisnya yang beragam, material yang digunakan pada pulley juga

beragam. Berikut beberapa material yang digunakan untuk membuat puli:

 Baja (steels).

 Besi tuang (cast irons).

 Aluminium (aluminum).

 Plastik, dll.

28
Gambar 2.2 pulley

2. Perhitungan pulley

Dalam perencanaan ini, karena pulley motor langsung dihubungkan dengan

poros motor, maka besarnya putaran pulley sama dengan pada poros motor,

yaitu:

N1 = 2.600 rpm.

a. menentukan daya rencana ( pd )

pd = fc .p ..................................................................................................... (2.1)

Dimana :

Fc = factor koreksi

P = daya rencana ( kw )

(Sumber : Sularso, Kiyosuga. Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin,17,Tahun 1991)

b. menentukan putaran pulley yang di gerakkan (n2)

d1 . n1 = d2 . n2................................................................................................. (2.2)

n2 =

dimana :

D1 = Diameter pulley penggerak

d2 = Diameter pulley yang digerakan

n1 = Jumlah putaran pulley penggerak

n2 = Jumlah putaran pulley yang digerakan

(R.S. Khurmi,1994 hal 675)

29
c. menentukan tebal pulley ( B )

B = 1,25 . b ....................................................................................................... (2.3)

Dimana :

b = Lebar pulli ( mm )

(R.S. Khurmi,1994 hal 675)

d. Menentukan momen puntir pada pulley penggerak ( )

= 9,74 . 105 . ............................................................................ (2.4)

Dimana :

= Momen puntir pada pulley penggerak ( kg.mm )

Pd = Daya rencana ( kw )

n1 = Putaran poros penggerak ( rpm )

(Sumber : Sularso, Kiyosuga. Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin,170,tahun 1991)

e. menentukan momen puntir pada pulley yang digerakan ( )

= 9,74 . 105 . .................................................................................... (2.5)

Dimana :

= Momen puntir pada pulley penggerak ( kg.mm )

Pd = Daya rencana ( Kw )

N2 = Putaran poros penggerak ( rpm )

(Sumber : Sularso, Kiyosuga. Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin,170,tahun 1991)

30
2.4.3 Sabuk

1. Pengertian Sabuk

Sabuk atau v-belt merupakan bahan yang terbuat dari karet dan mempunyai penampung

trapezium. Tenunan, teteron dan semacamnya digunakan sebagai inti sabuk untuk membawa

tarikan yang besar. Sabuk V dibelitkan pada alur puli yang berbentuk V pula. Bagian sabuk yang

membelit akan mengalami lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya akan bertambah besar.

Gambar 2.3 Sabuk.

2. FUNGSI SABUK (V-BELT)

Sabuk (v-belt) digunakan untuk mentransmisikan daya dari poros yang

satu ke poros yang lainnya melalui pulley yang berputar dengan kecepatan sama

atau berbeda. Pulley V-belt merupakan salah satu elemen mesin yang berfungsi

untuk mentransmisikan daya seperti halnya sproket rantai dan roda gigi.

3. Keuntungan memakai sabuk (v-belt)

sabuk (v-belt) mempunyai kelebihan daripada penggunakan rantai dan sproket. Berikut ini

adalah kelebihan yang dimiki oleh sabuk:

 Sabuk digunakan untuk mentransmisi daya yang jaraknya relatif jauh.

 Kecilnya faktor slip.

31
 Mampu digunakan untuk putaran tinggi.

 Dari segi harga sabuk (v-belt) relatif lebih murah dibanding dengan element transmisi yang

lain.

 Sisitem Operasi menggunakan sabuk (v-belt) tidak berisik (noise kecil) dibandingkan dengan

chain

Tabel 2.1 Faktor koreksi sabuk-V

(Sumber : Sularso, Kiyosuga. Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin,hal 165,Tahun

1991 )

32
Gambar 2.4 ukuran penampang sabuk-v

(Sumber : Sularso, Kiyosuga. Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin,hal 164,Tahun

1991)

Gambar 2.5 Diagram pemilihan sabuk

(Sumber : Sularso, Kiyosuga. Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin,hal164,Tahun

1991 )

4. Jenis Dan Tipe V-Belt

V-belt terdiri dari beberapa tipe yang digunakan sesuai dengan kebutuhan. Tipe yang tesedia

A,B,C,D dan E.Berikut Tipe V-belt Bendasarkan bentuk dan kegunaaannya:

 Tipe standar. ditandai huruf A, B, C, D, & E

 Tipe sempit. ditandai simbol 3V, 5V, & 8V

 Tipe beban ringan. ditandai dengan 3L, 4L, & 5L

5. Bahan sabuk (v-belt)

33
Pada contoh gambar 2.6 adalah contoh bahan dari 2 tipe V-Belt yang

berbeda (Tipe Conventional dan Tipe Cog). Walaupun berbeda tipe tapi kedua jenis

V-Belt Tersebut sama bahan-bahannya dan cuma beda di alur saja. Bahan dari V-Belt

itu sendiri terdiri dari:

- Canvas (kampas/kain mota/Terpal) Berfungsi sebagai bahan pengikat struktur

karet.

- Rubber (Karet) berfungsi sebagai Elastisitas dari V-belt dan menjaga agar V-belt

tidak Slip.

- Cord (Kawat Pengikat) berfungsi penguat agar V-Belt Tidak Gampang Putus.

Gambar 2.6 bahan sabuk (v-belt)

(Sumber : Sularso, Kiyosuga. Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin,hal 187,tahun

1991)

Tabel 2.2 Transmisi sabuk

34
(Sumber : Sularso, Kiyosuga. Dasar perencanaan dan pemilihan elemen

mesin,167,tahun1991)

Tabel 2.3 Penampang sabuk standar

35
(Sumber : Sularso, Kiyosuga. Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin,hal

168,Tahun1991 )

Tabel 2.4 Faktor koreksi

36
\

(Sumber : Sularso, Kiyosuga. Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin,hal 174,Tahun

1991)

Tabel 2.5 kapasitas daya yang ditransmisikan untuk satu tunggal sabuk Po( kw )

(Sumber : Sularso, Kiyosuga. Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin,hal 172,Tahun

1991 )

37
Gambar 2.7 Ilustrasi dimensi jarak antara pulley

(Sumber : Sularso, Kiyosuga. Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin,hal 168,Tahun

1991 )

6. Perhitungan Sabuk

a. menentukan panjang keliling sabuk ( L )

L = ( r1 + r2 ) 2 . x ( ............................................................... (2.6)

Dimana :

L = panjang sabuk sebenarnya ( mm )

r1 = Jari jari penggerak ( mm )

r2 = Jari- jari yang di gerakkan ( mm )

x = Jarak antar sumbu pulley ( mm )

(Sumber : Sularso, Kiyosuga. Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin,170)

b. menentukan jarak sumbu poros yang sebenarnya ( C )

B= 2. L - (D1 + d2) ................................................................................. (2.7)


C= b+ ............................................................................... (2.8)

Dimana :

b = faktor koreksi

C = jarak sumbu poros sebenarnya ( mm )

D1 = diameter pulli penggerak ( mm )

d2 = diameter pulli yang di gerakkan ( mm )

38
(Sumber : Sularso, Kiyosuga. Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin,170,Tahun 1991)

Gambar 2.8 sudut kontak

(Sumber : Sularso, Kiyosuga. Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin,170,Tahun 1991)

c. Menentukan sudut kontak pada pulley penggerak ( )

= 180 - ...................................................................................... (2.9)

Dimana :

= sudut kontak ( )

C = Jarak sumbu pulley ( mm )

D1 = Diameter pulley penggerak ( mm )

D2 = Diameter pulley yang digerakan ( mm )

(Sumber :R.S khurmi J.K.gubta, machine design... hal 666,Tahun 1994 )

d. Menentukan kecepatan sabuk ( v )

V = ............................................................................................... (2.10)

Dimana :

V = Kecepatan linier sabuk ( m/s )

d1 = Diameter sabuk pada pulley penggerak ( mm )

39
n1 = Jumlah putaran pada pulley penggerak ( mm )

(Sumber : Sumber :R.S khurmi J.K.gubta, machine design... hal 667,Tahun 1994)

e. Menentukan luas penampang

A = b . t .......................................................................................................... (2.11)

Dimana :

b = Lebar sabuk ( mm )

t = Tinggi sabuk ( mm )

(Sumber : Sularso, Kiyosuga Suga. Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin

,hal 16,Tahun 1991)

f. Menentukan berat sabuk (w)

w = a . L . p ................................................................................................... (2.12)

Dimana :

A = luas penampang ( mm )

L = panjang sabuk ( mm )

P = massa jenis

(Sumber : Sularso, Kiyosuga Suga. Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin

,hal 182,Tahun 1991)

g. Menentukan tegangan maksimum pada sabuk (T)

T = ................................................................................................................ (2.13)

Dimana :

A = luas penampang sabuk ( kg.mm )

40
F = Tekanan sisi kencang sabuk ( kg.mm )

(R.S. Khurmi,1994 hal182)

h. Menentukan tegangan sentrifugal pada sabuk (tc)

tc = w/g . v2 ................................................................................................................................................... (2.14)

Dimana :

w = Berat sabuk ( kg.mm )

g = Gravitasi ( m/s )

v = Kecepatan ( m/s )

(R.S. Khurmi,1994 hal184)

i. Menentukan jumlah sabuk (n)

N= ......................................................................................................... (2.15)

Dimana :

Pd = Daya rencana ( Kw )

= Faktor koreksi

P0 = Kapasitas transmisi daya ( Kw )

(Sumber : Sularso, Kiyosuga Suga. Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin

,hal 173,1991 )

J. menentukan putaran mata pisau yang digerakkan ( N3 )

d1 . n1 = d2 . n2 ................................................................................ (2.16)

41
n2 =

n3 = . n2

Dimana :

D1 = diameter pulli penggerak ( mm )

D2 = diameter pulli yang di gerakkan ( mm )

N1 = putaran motor penggerak ( rpm )

(R.S. Khurmi,1994 hal 675)

2.4.4 POROS

Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat dimana

terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket dan

elemen pemindah lainnya. Poros bias menerima beban lenturan, beban tarikan, beban tekan atau

beban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya. Poros

dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga melalui putaran mesin. Setiap elemen

mesin yang berputar, seperti cakra tali, puli sabuk mesin, piringan kabel, tromol kabel, roda

jalan, dan roda gigi,dipasang berputar terhadap poros dukung yang tetap atau dipasang tetap pada

poros dukung yang berputar. Contoh sebuah poros dukung yang berputar, yaitu poros roda kereta

api, as gardan, dan lain-lain.

1. Macam – macam poros

Poros untuk meneruskan daya diklasifikasikan menurut pembebanannya sebagai berikut :

- Poros transmisi

Poros transmisi mendapat beban puntir murni atau puntir dan lentur yang akan meneruskan

daya ke poros melalui kopling, roda gigi, puli sabuk atau sproket rantau, dan lain-lain

42
- Spindle

Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas, di mana beban

utamanya berupa puntiran, disebut spindle. Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah

deformasinya harus kecil dan bentuk serta ukurannya harus teliti.

- Gandar

Poros seperti yang dipasang di antara roda-roda kereta barang, dimana tidak mendapat beban

punter, bahkan kadang-kadang tidak boleh berputar, disebut gandar, gandar ini hanya dapat

beban lentur, kecuali jika digerakan oleh penggerak mula dimana akan mengalami beban punter

juga.

Menurut bentuknya, poros dapat digolongkan atas poros lurus umum, poros engkol sebagsi

poros utama dari mesin totak dll. Poros luwes untuk transmisi daya kecil agar terdapat kebebasan

bagi perubahan arah, dan lain-lain.

2. Berikut yang harus diperhatikan dalam merancang poros pada elemen

mesin.

- Kekuatan poros

Sangat penting dalam menentukan dan merancang poros yang baik serta aman digunakan.

Dengan melihat pembebanan yang terjadi pada poros seperti beban puntir, beban lentur, beban

tarik kita dapat menentukan kekuatan poros yang sesuai. Selain itu kita harus

memperhatikan faktor lainnya seperti kelelahan (fatigue), tumbukan, dan konsentrasi tegangan.

- Kekakuan Poros

Kekakuan poros erat kaitannya dengan defleksi yang akan terjadi pada poros. Defleksi

yang besar akan menyebabkan getaran serta suara bising yang dapat berakibat kegagalan pada

43
poros. Untuk itu kita harus menyesuaikan kekakuan pada poros dengan spesifikasi kerja yang

kita inginkan

- Putaran Kritis Poros

Poros harus dirancang sedemikian rupa sehingga putaran kerja yang dibutuhkan

harus menjauhi putaran kritis dari poros itu sendiri. Poros dapatdibuat bekerja di bawah

putaran kritisnya ataupun di atas putaran kritisnya untuk menhindari kegagalan. Karena jika

berputar pada putaran (rpm) kritisnya maka akan sangat membahayakan komponen poros

atau mesin yang

menggunakan elemen poros tersebut.

- Bahan Poros

Dari sisi teknis pemilihan bahan untuk pembuatan poros harus memerhatikan

ketersediaan bahan, biaya produksinya, serta kemampuan proses manufakturnya.

Poros yang berasal dari bahan yang langka di daerahkita serta membutuhkan pekerjaan yang

khusus akan menaikan harga produksi oleh karena itu perhatikan ketersediaan bahan poros di

daerah kalian serta perhatikan kemampuan dalam pembuataannya baik dari mesin -

mesinya maupun tenaga ahlinya, apakah tersedia dan terjangkau

- Faktor Korosi

Penggunaan dan penempatan poros akan menentukan nilai korosi pada

poros. Oleh karena itu perhatikan penempatan poros agar factor korosi dapat

dikurangi. Misal poros digunakan pada mesin pompa air laut maka poros

tersebut harus lebih tahan korosi jika dibandingkan dengan poros pada pompa air tawar.

44
Gambar 2.9 Poros

2.6 Tabel Baja karbon untuk konstruksi mesin dan baja batang yang difinisi dingin untuk poros.

(Sumber : Sularso, Kiyosuga. Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin,hal 3,Tahun

1991)

Tabel 2.7 Jenis – jenis factor koreksi berdasarkan data yang akan ditransmisikan, fc

Daya yang ditransmisikan fc

Daya rata – rata yang diperlukan 1,2 – 2,0

Daya maksimum yang diperlukan 0,8 – 1,2

Daya normal 1,0 – 1,5

45
(Sumber : Sularso, Kiyosuga. Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin,hal 3,Tahun

1991)

Tabel 2.7 diameter poros

(Sumber : Sularso, Kiyosuga. Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin,hal 9,Tahun

1991)

Tabel 2.8 Penggolongan bahan poros

46
(Sumber : Sularso, Kiyosuga. Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin,hal 3,Tahun

1991)

3. P ERHITUNGAN POROS

a. Menentukan momen rencana (T)

T = 9,74 . .......................................................................................... (2.17)

Dimana :

T = Momen rencana (kg.mm)

Pd = Daya rencana (kW)

n1 = Putaran motor penggerak (rpm)

(Sumber : Sularso, Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin,7,Tahun 1991)

b. Menentukan tegangan geser yang diizinkan ( a )

a= ............................................................................................... (2.18)

Dimana :

47
a = Tegangan geser ijin poros ( ⁄ )

= kekuatan tarik poros ( ⁄ )

= Faktor keamanan

(Sumber : Sularso, Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin,8,Tahun 1991)

c. Menentukan diameter poros (ds)

DS = [ ]1/3 ............................................................................... (2.19)

Dimana :

ds = diameter poros yang digerakkan (mm)

Kt , Cb = Faktor koreksi

T = momen rencana (kg.mm)

(Sumber : Sularso,1997 Dasar perencanaan dan pemilihanelemen mesin, hal 22,Tahun 1991)

2.4.5. Pasak

1. Pengertian pasak

Pasak atau spie merupakan elemen mesin yang digunakan untuk menetapkan atau

mengunci bagian-bagian mesin seperti : roda gigi, puli, kopling dan sprocket pada poros,

sehingga bagian-bagian tersebut ikut berputar dengan poros.

Untuk bahan pasak sengaja dipilih bahan yang lemah dari poros dan naf agar mudah untuk

menggantinya. Pasak yang digunakan untuk menetapkan pulley adalah benam berpenampang

segi empat. Pasak ini digunakan untuk menetapkan pulley pada poros.

48
Dalam desain pasak harus dicari panjang pasak berdasarkan tegangan geser yang terjadi

(shearing stress) dan tegangan crushing (crushing stress) kemudian diambil panjang terbesarnya.

2. Jenis – jenis pasak memanjang

Pasak memanjang sering disebut juga sebagai spie merupakan pasak yang pada

pemakaiannya dipasang secara memanjang pada poros. Contoh pasak memanjang

adalah pasak persegi panjang, pasak tirus, pasak setengah lingkaran (pasak wood ruff) dan

pasak poros bintang atau spline.

- Pasak persegi panjang

(pasak lurus) dipasang pada alur pasak (key way) yang berbentuk persegi panjang pula yang

tetdapat pada permukaan poros dan pada lubang hub (lubang poros) dari komponen mesin yang

diikatnya. Ada juga pasak persegi panjang yang kedua ujung berbentuk setengah lingkaran

- Pasak woodruff

dipasang pada alur pasak yang berbentuk setengah lingkaran yang terdapat pada permukaan

poros dan alur yang berbentuk persegi panjang yang terdapat pada lubang poros atau lubang hub

dari elemen mesin pasangannya.

- Pasak tirus atau pasak konis

memiliki dua bentuk, yaitu pasak tirus tanpa kepala dan pasak tirus dengan kepala. Pasak tirus

berkepala dimaksudkan agar pemasangan dan pelepasan pasak dapat dilakukan dengan lebih

mudah.

- Pasak poros bintang

mempunyai bentuk yang agak berbeda dengan pasak lainnya. Pasak poros bintang yang sering

juga disebut sebagai spline memiliki bentuk gerigi atau alur-alur pada permukaan porosnya.

49
Pasak poros bintang dipasang dengan roda gigi atau elemen mesin lainnya yang mempunyai

alur-alur pada permukaan lubang porosnya. Dengan demikian poros pasak bintang dan elemen

mesin pasangannya akan terikat dan dapat berputar bersama-sama.

Pada beberapa pasak poros bintang, pasaknya memiliki suaian longgar, sehingga elemen

mesin pasangannya dapat meluncur dengan bebas sepanjang porosnya ketika dalam keadaan

diam maupun dalam keadaan berputar. Alur atau gerigi dari pasak poros bintang ini ada yang

berbentuk lurus atau berbentuk segi tiga.

3. Perhitungan pasak

a. Menentukan gaya tangensial (F)

F= ......................................................................................................... (2.20)

Dimana:

F = gaya tangensial poros (kg)

T = momen rencana (kg.mm)

ds = diameter poros (mm)

(Sumber : Sularso, Kiyosuga Suga. Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin

,hal 25,Tahun 1991)

b. Menentukan tegangan geser yang ditimbulkan (Tk)

Tk = .......................................................................................... (2.21)

Dimana:

Tk = Tegangan geser yang ditimbulkan ( kg/mm2 )

50
F = Gaya tangensial ( kg )

B = Lebar basak ( mm )

L = panjang pasak ( mm )

(Sumber : Sularso, Kiyosuga Suga. Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin

,hal 25,Tahun 1991)

c. Tegangan geser yang diizinkan (Ta)

a = .................................................................................................. (2.22)

Dimana :

a = Tegangan yang diizinkan ( kg/mm2 )

= Kekuatan tarik ( kg/mm2 )

= Faktor keamanan satu

= Faktor keamanan dua

(Sumber : Sularso, Kiyosuga Suga. Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin

,hal 8,Tahun 1991)

d. Mengoreksi ukuran keamanan pasak

= 0,25 - 0,35 Syarat baik ......................................................................... (2.23)

= 0,75 - 1,25 Syarat baik ......................................................................... (2.24)

Dimana :

b = Lebar pasak ( mm )

L = Panjang pasak ( mm )

51
ds = Diameter poros ( mm )

(Sumber : Sularso, Kiyosuga Suga. Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin

,hal 28,Tahun 1991)

2.4.6 Mata pengupas batok kelapa

Dengan mendorong batok kelapa pada mata pisau yang sejajar satu sama lain yang sedang

berputar dan terjadi gesekan. kemudian mata pisau membuka batok kelapa dan menngupas

batok tersebut sedikit demi sedikit sampai bersih secara perlahan.

2.4.7 Rangka

Pada alat/mesin pengupas batok kelapa ini rangka merupakan suatu komponen yang sangat

mendukung semua komponen-komponen dari alat/mesin pengupas batok kelapa. Hal ini di

karenakan rangka merupakan penompang semua komponen-komponen lain yang ada pada

alat/mesin pengupas batok kelapa, sehingga beban yang akan di terima rangka relatif besar di

bandingkan komponen yang lain. Kontruksi pada rangka juga harus di perhatikan, untuk

mendapatkan rangka yang kuat maka dalam mendesain bentuk dari rangka haruslah benar dan

baik. Rangka yang kokoh akan membuat umur alat/mesin menjadi lebih panjang atau awet.

Gambar 2.10 Rangka

52
Selain itu, rangka merupakan bagian/komponen yang vital dalam merancang alat/mesin

pengupas batok kelapa. Pemilihan bahan dasar rangka juga sangat berpengaruh terhadap hasil

pembuatan alat/mesin pengupas batok kelapa.Memilih bahan dasar yang kokoh dan baik

merupakan hal utama yang harus di perhatikan.selain konstruksi rangka yang baik dan kokoh,

bahan dasar rangka juga harus kuat dan mampu di kerjakan fabrikasi dan pemesinan.

2.4.8 GearBox

1. Pengertian GearBox

Dalam beberapa unit mesin memiliki sistem pemindah tenaga yaitu gearbox yang

berfungsi untuk menyalurkan tenaga atau daya mesin ke salah satu bagian mesin lainnya,

sehingga unit tersebut dapat bergerak menghasilkan sebuah pergerakan baik putaran maupun

pergeseran. Gearbox merupakan suatu alat khusus yang diperlukan untuk menyesuaikan daya

untuk menyesuaikan daya atau torsi (momen/daya) dari motor yang berputar, dan gearbox juga

adalah alat pengubah daya dari motor yang berputar menjadi tenaga yang lebih besar

2. Fungsi GearBox

Gearbox atau transmisi adalah salah satu komponen utama motor yang disebut sebagai

sistem pemindah tenaga, transmisi berfungsi untuk memindahkan dan mengubah tenaga

dari motor yang berputar, yang digunakan untuk memutar spindel mesin maupun melakukan

gerakan feeding. Transmisi juga berfungsi untuk mengatur kecepatan gerak dan torsi serta

berbalik putaran, sehingga dapat bergerak maju dan mundur. Transmisi manual atau lebih

dikenal dengan sebutan gearbox, mempunyai beberapa fungsi antara lain :

- Merubah momen puntir yang akan diteruskan ke spindel mesin.

- Menyediakan rasio gigi yang sesuai dengan beban mesin.

53
- Menghasilkan putaran mesin tanpa selip

Gambar 2.11 Gearbox

3. Prinsip Kerja GearBox

Putaran dari motor diteruskan ke input shaft (poros input) melalui hubungan antara clutch/

kopling, kemudian putaran diteruskan ke main shaft (poros utama), torsi/ momen yang ada

di mainshaft diteruskan ke spindel mesin, karena adanya perbedaan rasio dan bentuk dari gigi-

gigi tersebut sehingga rpm atau putaran spindel yang di keluarkan berbeda, tergantung dari rpm

yang di inginkan. Berikut penjelasan beberapa part yang terdapat dalam gearbox.

- Input shaft (poros input)

Input shaft adalah komponen yang menerima momen output dari unit kopling, poros input

juga befungsi untuk meneruskan putaran dari clutch kopling ke mainshaft (poros utama),

sehingga putaran bisa di teruskan ke gear-gear. Input shaft juga sebagai poros dudukan

bearing dan piston ring, selain itu berfungsi juga sebagai saluran oli untuk melumasi bagian dari

pada inputshaft tersebut.

- Gear shift housing (rumah lever pemindah rpm)

54
Gear shift housing adalah housing dari pada lever pemindah gigi yang berfungsi untuk

mengatur ketepatan perpindahan gigi, apabila gigi sudah dipindahkan maka lever akan terkunci

sehingga lever tidak bisa berpindah sendiri pada saat spindel sedang berputar.

- Main shaft (poros utama)

Mainshaft yang berfungsi sebagai tempat dudukan gear, sinchromest, bearing dan komponen-

komponen lainnya. Main shaft juga berfungsi sebagai poros penerus putaran dari input

shaft sehingga putaran dapat di teruskan ke spindel, main shaft juga berfungsi sebagai saluran

tempat jalannya oli.

- Planetary gear section (unit gigi planetari)

Planetary adalah alat pengubah rpm di suatu range tertentu dimana rpm dapat di ubah sesuai

dengan kebutuhan proses pengerjaan dan dapat pula mengubah arah putaran spindel.

- Oil pump assy (pompa oli)

Oil pump berfungsi untuk memompa dan memindahkan oli dari transmisi case (rumah

transmisi) menuju ke sistem untuk dilakukan pelumasan terhadap komponen-komponen yang

ada di dalam transmisi secara menyeluruh.

- Clucth housing

Clutch housing adalah rumah dari clucth kopling yang berfungsi sebagai pelindung clutch

kopling, clutch housing juga berfungsi sebagai tempat dudukan dari pada oil pump dan input

shaft.

- Transmisi gear/ roda gigi transmisi

55
Transmisi gear atau roda gigi transmisi berfungsi untuk mengubah input dari motor

menjadi output gaya torsi yang meninggalkan transmisi sesuai dengan kebutuhan mesin.

- Bearing

Bearing berfungsi untuk menjaga kerenggangan dari pada shaft (poros), agar pada saat unit

mulai bekerja komponen yang ada di dalam transmisi tidak terjadi kejutan, sehingga transmisi

bisa bekerja dengan smooth (halus).

- Piston ring (ring penyekat oli).

Piston ring berfungsi sebagai penyekat agar tidak terjadi kebocoran pada sistem

pelumasan, piston ring juga berfungsi sebagai pengencang input shaft agar input shaft tidak

rengang pada saat unit berjalan.

- Sun gear (gigi matahari)

Sun gear berfungsi untuk meneruskan putaran ke planetary gear section. Sun

gear berhubungan langsung dengan gear yang ada pada unit planetary yang berfungsi sebagai

penerus putaran, momen dari transmisi.

- Oil filter (filter oli)

Oil filter adalah komponen yang berfungsi untuk menyaring oli dari kotoran. Oli harus di

saring, agar komponen transmisi tidak cepat aus yang disebabkan karena terjadinya gesekan

antara komponen yang dapat menimbulkan geram-geram. Sehingga oli yang masuk ke sistem

harus disaring dulu agar unit transmisi tetap baik.

- Oil pipe (pipa oli)

Oil pipe adalah pipa oli tipe batang, yang berfungsi sebagai saluran oli untuk menyalurkan oli

dari transmisi case ke planetary gear section untuk dilakukan pelumasan terhadap unit planetary.

56
57
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

3.1.1 Tempat

Bengkel jln.suryanata yang mempunyai fasilitas pendukung seperti mesin las dan tool-tool

yang di perlukan dalam pengerjaan alat pengupas batok kelapa.

3.1.2 Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan pembuatan alat pengupas batok kelapa dimulai dari penyusunan

proposal sampai skripsi membutuhkan waktu sekitar ± 3 s/d 4 bulan.

3.2 Proses pembuatan

Sistem perencanaan dan pembuatan alat pengupas batok kelapa, dikerjakan dengan sistem

perkelompok berdasarkan komponen-komponen dalam suatu unit tersebut. Ini dimaksud agar

dalam melakukan perakitan dapat berjalan mudah dan lancar.

3.3 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan untuk pembuatan mesin pengupas batok kelapa sebagai berikut :

3.3.1 Alat

- Mesin Las

Untuk pengelasan

- Mesin Bor

Untuk membuat lubang

- Kunci Ring

58
Untuk mengencangkan baut dan mur

- Mistar baja

Untuk mengukur benda kerja

- Roll meter

Untuk mengukur benda kerja

- Penggores

Sebagai penanda

- Gerinda

Untuk memotong benda kerja

- Jangka sorong

Untuk mengukur benda kerja

- Apron

Sebagai pelindung dari percikan api

- Topeng las

Pelindung wajah saat pengelasan

- Sarung tangan las

Untuk melindungi tangan saat pengelasan

- Palu

Untuk menghilangkan kerak pengelasan

- Elektroda

Bahan untuk pengelasan

3.3.2 Data bahan

59
Data perencanaan diperlukan sebagai penjelasan klasifikasi alat, sebagai data perencanaan

yang akan direncanakan adalah sebagai berikut :

a. Data motor penggerak

Model : EY 20-3

Daya maksimal : 4000 rpm

Daya terukur : 2.600 rpm

Jenis bahan bakar : Bensin

Kapasitas bahan bakar : 3,8 liter

Berat : 15 kg

b. Data sabuk

Bahan sabuk : Karet

Tipe sabuk : V

Jumlah sabuk : 1

c. Data plat

Jenis plat : plat

Panjang plat : 35,5 cm

Lebar plat : 37 cm

d. Data kerangka

Jenis rangka : besi profil L

Panjang rangka : 41,2 cm

Lebar rangka : 55 cm

Tinggi rangka : 68,65 cm

60
e. Data pulley

Bahan pulley pada motor : Besi cor

Bahan pulley pada gearbox : Besi cor

f. Data gearbox

Tipe gearbox : wpo 80

Rasio : 1:80

g. Data roda

Jenis roda : Roda trolley

Jumlah roda : 4

h. Data poros

Bahan poros : S35C

61
3.4 Konstruksi mesin pengupas batok kelapa

Gambar 3.1 Bagian-bagian mesin pengupas batok kelapa

A. Bagian-bagian mesin

1. Mata pengupas 7. Motor penggerak

2. Gearbox 8. Pulley besar

3. Penahan batok kelapa 9. Poros

4. Pully kecil 10. Roda

5. Rangka

6. V-belt

62
3.5 Diagram Alir

Mulai

Referensi

Pemilihan
komponen atau
bahan

Perhitungan
bahan

Pulley Sabuk Poros Pasak

Perakitan
alat

Uji coba TIDAK

Hasil dan
Pembuatan laporan

Selesai

Gambar 3.2 diagram alir

63
64
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Perhitungan pulley

4.1.1 Menentukan Daya Rencana ( pd )

Untuk menghitung daya rencana ( pd ) di pakai rumus persamaan ( 2.1)

Pd = 1,2 . 3.7 kw

= 4,44 kw

Jadi, daya rencananya adalah 4,44 ( kw )

4.1.2 Menentukan putaran pulley yang di gerakan ( N2 )

Untuk menentukan putaran pulley yang digerakkan ) di pakai rumus

persamaan ( 2.2)

N2 =

= 3.466,6 rpm

Jadi, putaran pulley yang di gerakan adalah 3.466.6 rpm

4.1.3 Menentukan tebal pulley

Untuk menentukan tebal pulley digunakan persamaan rumus ( 2.3 )

B = 12,5 . 1.2

= 15 ( mm )

Jadi, tebal pulleynya adalah 15 ( mm )

65
4.1.4 Mementukan momen puntir pada pulley penggerak ( )

Untuk menentukan momen puntir pulley penggerak digunakan persamaan

rumus ( 2.4 )

= 9,74 . 105 .

= 1663,29 (kg.mm)

Jadi, momen puntir pada pulley penggerak adalah 1663,29 (kg.mm)

4.1.5 Menentukan momen puntir pada pulley yang digerakan ( )

Untuk menentukan momen puntir pada pulley yang digerakan digunakan

persamaan rumus ( 2.5 )

= 9,74 . 105 .

= 1254,7 (kg.mm)

Jadi, momen puntir pada pulley yang digerakan adalah 1254,7 (kg.mm)

4.2 Perhitungan sabuk

Untuk menentukan sabuk dapat dilihat dalam table 2.8 Dari data tersebut data yang ada daya

perencanaannya 5 Hp atau 3,7 kw dan putaran motor penggerak 2600 rpm, maka sabuk yang

akan diambil atau dipilih dalam perencanaan pemilihan sabuk adalah sabuk V type A adalah :

66
Gambar 3.20 Ukuran penampang sabuk –V

b : 12,5 mm

L : 9 mm

4.2.1 menentukan panjang keliling sabuk ( L )

Untuk menentukan panjang keliling sabuk digunakan persamaan rumus

( 2.6 )

L = 3,14 ( 50,8 + 36,1 ) 2.180 ( )2

= 272,86 + 864,36

= 1.137,22 mm

Setelah didapatkan sabuk melalui perhitungan di atas, maka dengan berdasarkan pada tabel

2.9 kita mendapatkan sabuk v standar dengan ukuran panjang 1137 atau = 45 inch = penampang

A45

4.2.2 Menentukan jarak sumbu poros yang sebenarnya

Untuk menentukan jarak sumbu poros digunakan persamaan rumus ( 2.7 )

dan (2.8)

B = 2 . 1.143 - 3,14 ( 101,6 + 76,2 )

= 1.727,708 mm


C =

= 240 mm

Jadi, jarak sumbu sebenarnya antara pulley gearbox dan pulley motor

adalah 240 mm.

67
4.2.3 Menentukan sudut kontak pada pulley penggerak ( )

Untuk menentukan sudut kontak pada pulley penggerak digunakan

persamaan rumus ( 2.9 )

= 180 - 57

= 180 - 6,61

= 176,63

= 176,63 .

= 0,98 rad

4.2.4 Menentukan kecepatan sabuk ( v )

Untuk menentukan kecepatan sabuk di gunakan persamaan rumus (2.10)

V=

V = 13,82 (m/s)

Kecepatan sabuk biasanya direncanakan untuk 10 – 20 m/s pada umumnya dan

maksimumnya sampai 25 m/s. melalui perhitungan diatas kecepatan sabuk diperoleh 13,82 m/s <

25 m/s berarti aman.

4.2.5 Menentukan luas penampang sabuk ( A )

Untuk menentukan luas penampang di gunakan persamaan rumus (2.11)

A = 12.5 . 9

68
= 225 mm2

Jadi, luas penampang sabuk yaitu 225 mm2

4.2.6 Menentukan berat sabuk ( w )

Untuk menentukan berat sabuk digunakan persamaan rumus (2.12)

W = 225 .1134. 0,00000098

= 0,25 ( kg )

Jadi, berat sabuk adalah 0,25 ( kg )

4.2.7 Menentukan tegangan maksimum pada sabuk ( T )

Untuk menentukan tegangan maksimum digunakan persamaan rumus (2.13)

T =

= 0.05( kg.mm )

Jadi, tegangan maksimum pada sabuk adalah 0.05 ( kg.mm)

4.2.8 Menentukan tegangan sentrifugal pada sabuk ( Tc )

Untuk menetukan tegangan sentrifugal pada sabuk digunakan persamaan

rumus (2,14)

Tc = . 13,822

= 4,86 ( kg )

Jadi, tengangan sentrifugal pada sabuk adalah 4,86 ( kg )

4.2.9 menentukan jumlah sabuk ( N )

Untuk menentukan daya yang di transmisikan digunakan persamaan rumus

69
(2.15)

N =

= 1,48 = 2 buah sabuk

Jadi, jumlah sabuk maksimum adalah 2 buah

4.2.10 menentukan putaran mata pisau yang digerakkan

Untuk menentukan putaran mata pisau yang digerakkan digunakan

persamaan rumus (2.16)

n2 =

= 3.466,6 rpm

N3 = . 3446,6 (rpm)

N3 = 43, 325 (rpm)

Jadi, putaran mata pisau yang digerakkan adalah 43,325 (rpm)

4.3 perhitungan Poros

4.3.1 Menentukan momen rencana (T)

Untuk menentukan momen puntir rencana digunakan persamaan rumus

(2.17)

T = 9,74 . .

= 99.816,7 ( kg.mm )

Jadi , momen puntir rencana adalah 99.816,7 ( kg/mm )

4.3.2 Menentukan tegangan geser yang diizinkan ( a )

70
Untuk menentukan tegangan lentur yang diizinkan digunakan persamaan

rumus (2.18)

a =

= 6,66 ( kg/mm2 )

Jadi, tegangan lentur yang diizinkan adalah 9,66 kg/mm2

4.3.3 Menentukan diameter poros (

Untuk menentukan diameter poros digunakan persamaan rumus (2.19)

ds = [ ]1/3

= 30,57 mm

Dari hasil perhitungan diatas nilai ds yang saya pakai dinyatakan aman karena diameter poros

yang saya gunakan lebih besar dari nilai ds dapat dilihat pada tabel 2.7 dimana di situ tercantum

31,5 mm.

4.4 Perhitungan Pasak

4.4.1 Syarat untuk menentukan panjang pasak adalah 0,75 sampai 1,5 . Jadi

panjang pasak yang digunakan adalah:

L = 1,1 . 31,5

= 34,65 (mm)

4.4.2 Menentukan gaya tangensial (F)

Untuk menentukan gaya tangensial digunakannpersamaan rumus (2.20)

71
F =

= 1576,88( kg2 )

jadi, gaya tangensialnya adalah 1576,88 ( kg2 )

4.4.3 Menentukan tegangan geser yang ditimbulkan (Tk)

Untuk menentukan tegangan geser yang di timbulkan di gunakan persamaan

rumus (2.21 )

Tk =

= 4,50 ( kg/mm )

Jadi, tegangan geser yang di timbulkan adalah 4,50 ( kg/mm )

4.4.4 Tegangan geser yang diizinkan (Ta)

Untuk menentukan tegangan geser yang diizinkan digunakan persaan rumus

(2.22)

a =

= 6,66 ( kg/mm )

4.4.5 Mengoreksi ukuran keamanan pasak

Untuk menentukan tegangan geser yang diizinkan digunakan persaan rumus

(2.23) dan (2.24)

72
= 0,25 - 0,35 syarat baik

= 0,75 - 1,25 syarat baik

b = 10

ds = 32

L = 33,6

Jadi = = 0,31 berarti baik

= = 1,1 berarti baik

73
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil perhitungan rancang bangun pengupas batok kelapa dapat disimpulkan sebagai

berikut.

1. Pulley

Bahan = besi cor

Diameter pulley penggerak = 101,6 mm

Tebal pulley = 15 mm

2. Sabuk

Bahan = Karet

Tipe sabuk =V

Panjang keliling sabuk ( L ) = 1.137,22 mm

Jumlah sabuk (N) = 2 buah

3. Poros

Bahan poros = S35C

Diameter poros ( = 31,55 mm

4. Pasak

panjang pasak( L ) = 33,6 mm

Lebar pasak = 10 mm

74
Tinggi pasak = 5 mm

5.2 Saran

1. Dalam mengoperasikan mesin ini perlu memperhatikan faktor keselamatan agar

terhindar dari kejadian yang tidak terduga.

2. Apabila ingin mengupas batok kelapa dengan menggunakan mesin ini sebaiknya

menggunakan sarung tangan.

3. Bagi yang ingin menggunakan mesin ini harus dalam keadaan sehat.

4. Setelah mesin ini digunakan selalu lakukan pembersihan pada mesin.

5. Lakukan perawatan rutin terhadap mesin sehingga dapat memperpanjang usia

pemakaian mesin

75
Daftar Pustaka

Hagenmaier, R.C.M.Cartet and K.F. Mattil, (1993) Aqueous Processing of Fresh


Coconut for Recovery of oil and Coconut Skim Milk, Journal of Food
Science, Singapur.

Herman, A.S, Paradiyato, M.S. dan Sukawi F.X, (1997) Pemisahan Minyak dan
Protein dari daging Kelap Cara Churning, Komunikasi No.186 BPK, Bogor.

Popov, E.P . 1995. Mekanika Teknik ( Machine of Material ), Jakarta, Erlangga.

Sularso, Kyokatsu Suga. 1987. Dasar Perecanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta :
Pradnya Paramitha.

Thomas B. Ataladjar dan Sudiyono, 1991, 'Sunda Kelapa' di Ensiklopedi Nasional.

76
LAMPIRAN

Tabel 2.1 Faktor koreksi sabuk-V

77
(Sumber : Sularso, Kiyosuga. Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin,hal 165,Tahun
1991 )

Tabel 2.2 Transmisi sabuk

78
(Sumber : Sularso, Kiyosuga. Dasar perencanaan dan pemilihan elemen
mesin,167,tahun1991)

Tabel 2.3 Penampang sabuk standar

79
(Sumber : Sularso, Kiyosuga. Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin,hal
168,Tahun1991 )

Tabel 2.4 Faktor koreksi

80
\
(Sumber : Sularso, Kiyosuga. Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin,hal 174,Tahun
1991)

Tabel 2.5 kapasitas daya yang ditransmisikan untuk satu tunggal sabuk Po( kw )

(Sumber : Sularso, Kiyosuga. Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin,hal 172,Tahun
1991 )

81
82

Anda mungkin juga menyukai